DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU POTENSI OBYEK WISATA KABUPATEN BARRU PERMANDIAN AIR PANAS KALOMPIE, PULAU PANNIKIANG& PANTAI UJUNG BATU PENDAHULUAN Kabupaten Barru terletak di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah sekitar 117.400,72 Ha, berada kurang lebih 100 km sebelah utara kota Makassar. Profil daerah ini memiliki 3 dimensi wilayah, yakni dimensi pantai, daratan/landai dan pegunungan ,dengan berbagai ciri spesifiknya. Posisi wilayah ini berada pada jalur trans Sulawesi dan merupakan daerah lintas wisata yang terletak antara kota Makassar dan kota pare-pare serta merupakan salah satu kabupaten yang berada dalam kawasan pembangunan ekonomi terpadu (kapet pare-pare). Kabupaten barru memiliki potensi obyek wisata yang cukup banyak dan variatif, baik berupa wisata alam, wisata pantai/bahari dan wisata budaya/sejarah. Jenis obyek wisata yang di inventarisasi sebanyak 40 obyek yang terdiri dari wisata bahari 25%, wisata sejarah/budaya 35% dan wisata alam sebanyak 40%. Dari jumlah tersebut yang telah dikelola dan dipasarkan baru sekitar 10%. Keberadaan obyek wisata sebagai sebuah potensi yang prospektif mengacu pada dukungan infrastruktur yang tersedia, posisi wilayah sebagai daerah transit, dan kebijakan pemerintah daerah dalam menarik investasi. Pengembangan sector kepariwisataan sangat diperlukan karena akan memberikan multiplier effect antara lain dapat memperluas lapangan kerja, mengembangkan ekonomi local dan berbagai sector terikait. Dalam rangka pembangunan sector pariwisata, berbagai program telah telah dilakasanakan pemerintah daerah untuk meningkatkan konstribusi pendapatan asli daerah yang berasal dari sector kepariwisataan, namun out comesnya dirasakan belum optimal. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain keterbatasan anggaran pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi wisata yang ada. Berdasarkan hal tersebut, maka dukungan pembiyaan baik yang berasal dari pemerintah pusat, provinsi maupun pihak investor sangat diperlukan dalam kerangka pengembangan potensi wisata. Hal ini di dasarkan pada realitas bahwa sector kepariwisataan merupakan sektoran dalam karena konstribusinya yang sangat besar terhadap pendapatan Negara. Kabupaten barru memiliki posisi yang sangat strategis karena oleh jalan trans Sulawesi dan berpeluang untuk dijadikan kota transit bagi parawisatawan mancanegara dan nusantara yang akan menuju tanatoraja, Pengembangan obyek wisata di kabupaten Barru diharapkan tidak lagi sebagai kota transit akan tetapi akan menjadi Daerah Tujuan Wisata bagi wisata domestic maupun mancanegara. Berdasarkan trend kunjungan wisata baik domestic maupun mancanegara ke kabupaten barru pada tahun 2013 lalu menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2012 yaitu sekitar 12.000 0rang, wisatawan mancanegara yang singgah sekitar 3.500 orang dengan lokasi yang sering di singgahi adalah daerah Bottoe (pengelolahan ikan kering), Pelabuhan Awerange (tempat pembuatan perahu), dan Pantai Kupa (Kupa Beach) dengan waktu singgah antara 1-3 jam. Salah satu obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan adalah wisata alam permandian Air Panas Kalompie, Wisata Bahari Pulau Pannikiang dan Pantai Ujung Batu. Pemilihan ketiga obyek wisata tersebut di dasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain memiliki view yang menarik, aksebilitas yang dekat dengan kota barru, lahan untuk pengembangan cukup luas dan dapat disinergikan dengan pengembangan wisata lainnya baik agrowisata maupun ekowisata serta jenis wisata lainnya dapat ikut berkembang. Gambar 1. Peta titik potensi Pariwisata Kab. Barru.
22
Embed
POTENSI OBYEK WISATA KABUPATEN BARRU …barrukab.go.id/site/assets/files/1567/potensi_obyek_wisata_kabu... · Budidaya Ikan Kerambah Jaring Apung memelihara berbagai jenis ikan kerapu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
POTENSI OBYEK WISATA KABUPATEN BARRU
PERMANDIAN AIR PANAS KALOMPIE, PULAU PANNIKIANG& PANTAI UJUNG BATU PENDAHULUAN
Kabupaten Barru terletak di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah sekitar 117.400,72 Ha, berada kurang lebih 100 km sebelah utara kota Makassar. Profil daerah ini memiliki 3 dimensi wilayah, yakni dimensi pantai, daratan/landai dan pegunungan ,dengan berbagai ciri spesifiknya. Posisi wilayah ini berada pada jalur trans Sulawesi dan merupakan daerah lintas wisata yang terletak antara kota Makassar dan kota pare-pare serta merupakan salah satu kabupaten yang berada dalam kawasan pembangunan ekonomi terpadu (kapet pare-pare). Kabupaten barru memiliki potensi obyek wisata yang cukup banyak dan variatif, baik berupa wisata alam, wisata pantai/bahari dan wisata budaya/sejarah. Jenis obyek wisata yang di inventarisasi sebanyak 40 obyek yang terdiri dari wisata bahari 25%, wisata sejarah/budaya 35% dan wisata alam sebanyak 40%. Dari jumlah tersebut yang telah dikelola dan dipasarkan baru sekitar 10%. Keberadaan obyek wisata sebagai sebuah potensi yang prospektif mengacu pada dukungan infrastruktur yang tersedia, posisi wilayah sebagai daerah transit, dan kebijakan pemerintah daerah dalam menarik investasi. Pengembangan sector kepariwisataan sangat diperlukan karena akan memberikan multiplier effect antara lain dapat memperluas lapangan kerja, mengembangkan ekonomi local dan berbagai sector terikait. Dalam rangka pembangunan sector pariwisata, berbagai program telah telah dilakasanakan pemerintah daerah untuk meningkatkan konstribusi pendapatan asli daerah yang berasal dari sector kepariwisataan, namun out comesnya dirasakan belum optimal. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain keterbatasan anggaran pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi wisata yang ada. Berdasarkan hal tersebut, maka dukungan pembiyaan baik yang berasal dari pemerintah pusat, provinsi maupun pihak investor sangat diperlukan dalam kerangka pengembangan potensi wisata. Hal ini di dasarkan pada realitas bahwa sector kepariwisataan merupakan sektoran dalam karena konstribusinya yang sangat besar terhadap pendapatan Negara. Kabupaten barru memiliki posisi yang sangat strategis karena oleh jalan trans Sulawesi dan berpeluang untuk dijadikan kota transit bagi parawisatawan mancanegara dan nusantara yang akan menuju tanatoraja, Pengembangan obyek wisata di kabupaten Barru diharapkan tidak lagi sebagai kota transit akan tetapi akan menjadi Daerah Tujuan Wisata bagi wisata domestic maupun mancanegara. Berdasarkan trend kunjungan wisata baik domestic maupun mancanegara ke kabupaten barru pada tahun 2013 lalu menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2012 yaitu sekitar 12.000 0rang, wisatawan mancanegara yang singgah sekitar 3.500 orang dengan lokasi yang sering di singgahi adalah daerah Bottoe (pengelolahan ikan kering), Pelabuhan Awerange (tempat pembuatan perahu), dan Pantai Kupa (Kupa Beach) dengan waktu singgah antara 1-3 jam. Salah satu obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan adalah wisata alam permandian
Air Panas Kalompie, Wisata Bahari Pulau Pannikiang dan Pantai Ujung Batu. Pemilihan ketiga obyek
wisata tersebut di dasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain memiliki view yang menarik,
aksebilitas yang dekat dengan kota barru, lahan untuk pengembangan cukup luas dan dapat
disinergikan dengan pengembangan wisata lainnya baik agrowisata maupun ekowisata serta jenis
wisata lainnya dapat ikut berkembang. Gambar 1. Peta titik potensi Pariwisata Kab. Barru.
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
1. AIR PANAS KALOMPIE
Secara Administratif pemandian Air Panas KalompiE berada di Dusun KalompiE Desa Tompo Kecamatan Barru, Jarak dari Ibu kota Kabupaten Barru sekitar 15 Km, dapat dicapai melalui jalan hot mix. Luas Lahan yang bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata alam dan pemandian air panas seluas kurang lebih 100 Ha, dengan suhu udara di lokasi tersebu berkisaran atara 25°C - 28°C dengan kelembaban udara minimum 50% dan maximum 70%.
Secara umum topografi pada kawasan wisata alam dan pemandian air panas cenderung
curam, karena berada pada dua titik ketinggian yang cukup dekat sehingga terbentuk lembah yang ditandai dengan adanya aliran sungai. Jalan akses menuju sumber air panas cenderung menanjak dan selanjutnya melandai, sementara pada sekitar mata air panas cenderung landau.
Pemandangan alam di dalam kawasan merupakan bentukan hutan hujan tropis yang cukup lebat sedangkan di sekitar mata air panas dan sekelilingnya cenderung tertutup oleh pepohonan menjadikan suasana di lokasi ini terasa sejuk.
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
Potensi rencana kawasan wisata alam dan permandian air panas di dusun kalompie ini menawarkan air panas yang bermanfaat untuk mengobati beberapa jenis penyakit kulit dengan kondisi alam yang masih asli dan keanekaragaman flora dan fauna, khususnya kupu-kupu jenis baru yang hanya berkembang di lokasi ini. Kawasan pengembangan terletak pada hutan produksi terbatas dengan perbukitan hijau dan sumber air panas berada pada lembah berdampingan dengan aliran sungai jaloronge. Adapun pemukiman penduduk dusun berjarak kurang lebih 3 km dari sumber mata air panas sehingga mudah melakukan penataan lokasi.
Gambar 2. Suasana Wisata Air Panas Kalompie
2. PULAU PANNIKIANG
Secara geografis, Pulau Pannikiang terletak antara 04o19’45.21-04o22’19.93 LS dan 119o34’32.45-119o36’46.22 BT. Di lihat dari kenampakan citra band 123, panjang wilayah Pulau 2899 Meter dan Lebarnya 344 Meter dengan luas daratan pulau 94.5 Ha, dimana pulau tersebut terdapat 3 anakan sungai yang membelah pulau tersebut dan berada pada posisi Utara, Tengah dan Selatan pulau.
Pulau Pannikiang atau jugabiasadisebutPulau Panning yang berasal dari kata bahasa bugis artinya Pulau Kelelawar, dimana pulau tersebut terdapat kelelawar yang jumlahnya begitu banyak. Secara administrative Pulau Pannikiang terletak di Desa Madello Kecamatan Ballusu Kabupaten Barru Sulawesi Selatan yang jarak antara daratan Kabupaten Barru ke Pulau Pannikiang berkisar 1 mil, dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dengan menggunakan perahu dari pelabuhan Garonkong.
Luas Ekosistem yang terdiri dari Karang 331,63 Ha, Lamun 93,52 Ha, Ekosistem mangrove di pulau tersebut mempunyai sifat khas tertentu dibandingkan dengan ekosistem mangrove lainnya di Sulawesi Selatan, yakni menjadi tempat bersarang ribuan kelelawar. Oleh karena itu, keberadaan ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang menjadi sangatlah penting bagi siklus bio-ekologis di wilayahtersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerapatan pohon mangrove di Pulau Pannikiang dalam kondisi baik dan sangat padat dengan tutupan tajuk yang lebat. Luas tutupan mangrove di Pulau Pannikiang mencapai 86,31 Ha hektar yang meliputi 91,00 % lahan di pulau tersebut. Jenis-jenis mangrove dan makro fauna yang hidup di Pulau Pannikiang sangat beragam diantaranya jenis Bruguiera, Rhizophora dan Sonneratia.
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
Jumlah penduduk Pulau ini 120 orang atau sekitar 33 kepala keluarga. Dan di huni ribuan kelelawar dan berbagai jenis burung. Pulau ini juga telah didukung dengan sarana Dermaga, Rumah Ibadah serta Budidaya Ikan Kerambah Jaring Apung memelihara berbagai jenis ikan kerapu dan Lobster.
Sebaran terumbu karang, mangrove bahkan dugong (ikan duyung) sering dijumpai oleh nelayan disekitar pulau pannikiang serta berbagai ekosistem di darat dan laut Pulau Pannikiang sangat berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai Tempat wisata terpadu yang bias diandalkan, wisata mina bahari, wisata edukasi tracking mangrove, snorkeling, diving merupakan potensi yang bisa dikembangkan di pulau ini.
Gambar 3. Peta Situasi Pulau Panikiang
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
\
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
3. PANTAI UJUNG BATU
Terletak di Kelurahan Sumpang Binangae Kecamatan Barru Berada di kota Barru Kelurahan Sumpang Binangae, lokasi pantai ini sangat mudah dijangkau dan hanya berjarak 2 Kilometer dari ibukota kabupaten. Bibir pantai cekung berpasir landai dan cukup luas dengan beberapa fasilitas seperti café, penyewaan ban, Gazebo, Flying Fox, Motor ATV dan terdapat perahu-perahu nelayan yang parker berjejeran disekitar pantai tersebut. Dengan air yang cukup dangkal maka pantai ujung batu merupakan tempat berenang favorit untuk keluarga.
Pantai Ujung Batu masih terasa kurang representative dan sangat perlu dukungan baik dari
pemerintah maupun investor swasta dalam pengelolaan tempat wisata dan perbaikan serta penambahan fasilitas yang ada mengingat potensi yang besar dan tempat yang strategis sangat menjanjikan.
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
Gambar 4. Suasana Wisata Pantai Ujung Batu.
4. LEMBAH HARAPAN
Lembah harapan terletak di Desa Harapan Kecamatan Tanete Riaja, dengan jarak dari Kota
Barru sekitar 45 km dengan jalan aspal, lembah ini memiliki panorama lembah yang cukup
indah, terdapat hamparan sawah yang hijau dan dari kejauhan terlihat jejeran gunung yang
hijau yang terkadang puncaknya diselimuti oleh kabut, udara yang masih segar sehingga
sangat cocok untuk tempat beristirahat sejenak bagi para pengguna jalan yang melakukan
perjalan ke Kabupaten Soppeng.
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
5. LAPPA LAONA
Padang luas yang berada di ketinggian pegunungan terletak di Desa Harapan, Kecamatan
Tanete Riaja, Kabupaten Barru, jarak dari kota Barru sekitar 65 km arah Kabupaten Soppeng
melewati pemandangan indah pegunungan dan persawahan terasering desa harapan.
Demikianlah objek potensi wisata Kab. Barru yang siap dipromosikan.
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
Permandian Air Panas Kalompie, Pulau Pannikiang
Pantai Ujung Batu, Lembah Harapan dan Lappa Laona
POTENSI WISATA KABUPATEN BARRU
P E N Y E D I A A N L A Y A N A N I N F O R M A S I I N V E S T A S I P O T E N S I U N G G U L A N K A B U P A T E N B A R R U P A D A K A N T O R P E L A Y A N A N P E R I Z I N A N D A N P E N A N A M A N M O D A L K A B U P A T E N B A R R U
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
PENJELASAN SHOW ROOM SAPI BALI
KABUPATEN BARRU
2016
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sektor usaha agribisnis bidang peternakan
yang tangguh dan mampu bersaing dengan industri-
industri yang ada di Indonesia adalah agribisnis
peternakan yang bergerak di sektor peternakan sapi.
Sebagian besar masyarakat kita dalam pemilikan ternak
sapi dijadikan sebagai ukuran strata hidup dan sebagai
tabungan masa depan.
Tingkat kebutuhan pangan dari hewan (daging)
sudah merupakan kebutuhan masyarakat kita dalam konsumsi sehari-harinya serta mampu
memberi pendapatan bagi keluarga pengelola peternakan sapi, bahkan dijadikan sebagai
sumber pendapatan. Hal ini pula sehingga sektor ini mendapat tempat yang setara dengan
kegiatan usaha pada bidang industri-industri lain.
Kabupaten Barru yang memiliki
populasi sapi cukup besar dan menjadi unggulan
atau andalan di daerah ini memiliki potensi
besar yang dapat diolah oleh masyarakat. Oleh
karena itu beberapa orang-orang tua kita dulu banyak
berinvestasi disektor persapian melalui
konsep “teseng”, namun dalam perkembangan
zaman, konsep ini kurang dilirik lagi karena kurang memberikan jaminan dan keamanan
dalam berinvestasi. Salah satu solusi yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Barru
untuk mengakses para investor dan para peternak sapi di Kabupaten Barru melalui
“Showroom Sapi”. konsep ini sebenarnya adalah konsep “teseng” yang dimoderenisasikan.
Showroom sapi adalah solusi bagi masyarakat yang mempunyai modal namun tidak
mempunyai waktu untuk mengembangkan usaha di bidang peternakan, masyarakat yang
mempunyai keterampilan dalam mengelola usaha peternakan dan belum maksimalnya
pengelolaan peternakan dimasyarakat.
Konsep Showroom sapi adalah merupakan konsep pemberdayaan masyarakat karena
dalam pelaksanaannya merupakan :
1. Penggalian potensi swadaya masyarakat
2. Penggalian potensi sumber daya alam (lahan dan air)
3. Pemberdayan petugas
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
4. Investasi teknologi (kawin suntik, pengobatan, pengolahan limbah, teknologi pakan
ternak dan lain-lain)
5. Penyerapan tenaga kerja
6. Membangun hubungan silaturahmi antara pemodal dan masyarakat peternak
7. Penataan sistem budidaya
B. Tujuan
Tujuan usaha peternakan dalam Showroom Sapi yaitu :
1. Penggalian potensi SDA dan SDM dimana potensi sumber daya alam dapat
dimamfaatkan dengan semaksimal munkin melalui pemamfaatan limbah pertanian dan
pemamfaatan lahan kritis dalam penanaman hijauan pakan ternak melalui pola integrasi.
Selai itu sumber daya manusia dapat berperan dalam peningkatan pola usaha ternak
melalui kerja sama antara petani peternak dan instansi yang terkait serta pola kemitraan
usaha dengan investor atau pemodal yang mau bergerak dibidang peternakan.
2. Menggeser tipologi pengelolaan usaha peternakan yaitu usaha peternakan sapi yang
hanya dijadikan sebagai pekerjaan sambilan beralih dijadikannya usaha peternakan sapi
sebagai cabang usaha.
3. Penyerapan tenaga kerja, hal ini dalam bentuk pola usaha yang lebih maju tentunya
akan menyerap tenaga kerja yang mampu mendatangkan pendapatan tersendiri bagi
pekerja yang terpakai.
4. Penerapan teknologi dan manajemen beternak Sapi yang lebih maju berbasis sumber
daya lokal dan ramah lingkungan.
5. Tersedianya pasar dan jaringan pemasaran yang lebih efektif dan efisien. Hal ini
dimaksudkan karena showroom ini sendiri berperan sebagai pasar dalam pemasaran
hasil melalui konsorsium yang langsung mengakses penjualan hasil ternak ke pedagang
sehingga jalur pemasaran yang panjang dan lama dalam memasarkan hasil
membutuhkan biaya yang tinggi.
6. Tersedianya sapi bibit dan sapi potong yang berkualitas dan pemamfaatan limbah
peternakan yang berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan tersediaannya akan hasil usaha
peternakan berupa sapi bibit dan sapi potong setiap saat dan berupa hasil pengolahan
limbah peternakan berupa kompos, biogas, biourine.
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
BAB II
TINJAUAN ASPEK KEGIATAN
A. VISI
Menjadikan Kabupaten Barru Sebagai Terminal Agribisnis Sapi
B. MISI
1. Program Pembangunan Peternakan
2. Program penanggulangan Penyakit
3. Mencari lokasi dan investor
4. Mencari model Pengembangan agribisnis peternakan
C. ARAH DAN KEBIJAKAN
Showrom sapi di arahkan untuk mendukung program :
1. Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau 2014
2. Program Pencapaian Dua Juta Ekor Sapi 2015
3. Renstra SKPD Peternakan yang merupakan penjabaran Renstra Bupati yaitu
Terwujudnya Kabupaten Barru Sebagai Salah Satu Pemasok Ternak Sapi Potong dan
Bibit di Sulsel Tahun 2015
D. SASARAN
Sasaran yang diharapkan Showroom Sapi yaitu :
1. Meningkatnya Populasi Sapi dalam Showroom
2. Tergesernya tipologi usaha peternakan
3. Meningkatnya pemanfaatan lahan
4. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan
5. Meningkatnya produksi dan pengunaan hasil limbah peternakan
6. Meningkatnya Investasi Bidang Usaha Peternakan
E. INDIKATOR SASARAN
Indikator Sasaran Showroom Sapi adalah Terbentuknya 75 Unit SRS, dengan
jumlah populasi di Kabupaten Barru 71.040 ekor sampai Tahun 2015.
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU
BAB III
TEKNIS OPERASIONAL
A. Kriteria
Showroom Sapi memiliki kriteria umum dan teknis sebagai berikut :
Kriteria Umum yaitu :
1. Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Daerah
2. Lokasi mudah dijangkau yaitu mempunyai akses jalan yang dapat dilalui oleh
kendaraan.
3. Tersedia pakan dan air yaitu tersedianya pakan sepanjang tahun dan sumber air
minum bagi ternak untuk kebutuhan sanitasi kandang yang dapat bersumber dari air
sumur, air sungai dan cekdam dalam satu penampungan.
4. Tersedia sarana dan prasarana serta petugas teknis yaitu perkandangan, peralatan
kandang dan petugas teknis yang bertanggung jawab atas kegiatan dalam