Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional ISSN 1979-1208 311 POTENSI ENERGI ALTERNATIF DALAM SISTEM KELISTRIKAN INDONESIA Edwaren Liun Pusat Pengembangan Energi Nuklir – BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta 12710 Telp./Fax.: 021-5204243, Email: [email protected]ABSTRAK POTENSI ENERGI ALTERNATIF DALAM SISTEM KELISTRIKAN INDONESIA. Telah dilakukan analisis tentang potensi energi alternatif dalam sistem kelistrikan Indonesia. Energi fosil sebagai andalan utama energi Indonesia hingga saat ini ketersediaannya menyusut dari hari ke hari, sementara laju permintaan selalu meningkat. Untuk itu berbagai alternatif diupayakan untuk menghadapi kelangkaan energi di masa depan. Energi alternatif merupakan harapan bagi sebagian masyarakat untuk memenuhi kebutuhan energi, khususnya listrik. Beberapa jenis energi alternatif yang dapat dikembangkan dengan kapasitas, biaya dan keandalan teknis tertentu, seperti biofuel, surya, angin, gelombang laut, arus laut, pasang surut, dan lainnya mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam memenuhi persyaratan kualitas layanan pada setiap jenis demand yang berbeda. Pada kenyataannya tidak semua energi alternatif dapat memenuhi permintaan listrik dengan intensitas tinggi pada sektor tertentu yang menuntut derajat mutu dan pasokan yang terjamin. Meskipun energi alternatif bersifat terbarukan, umumnya kemampuan layanannya begitu terbatas dalam skala kapasitas, waktu, aspek lingkungan, kontinuitas, dan kebutuhan akuisisi lahan yang signifikan, sehingga menyebabkan keluhan pada sisi demand tertentu. Biaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan satuan energi alternatif umumnya lebih tinggi hingga berkali lipat. Energi alternatif juga mendapat hambatan untuk bersaing secara ekonomis dengan sumber energi konvensional air, panas bumi, fosil dan nuklir yang sudah terbukti daya saing ekonomi, kualitas layanan dan skala kapasitas yang dapat ditawarkannya. Kata kunci: Energi alternatif, kualitas layanan, keekonomian, dampak lingkungan. ABSTRACT ALTERNATIVE ENERGY POTENTIAL IN THE INDONESIA ELECTRICITY SYSTEM. It has been analyzed on the potential of alternative energy in the electrical system of Indonesia. Fossil energy as the mainstay for energy in Indonesia to date availability shrinking by the day, while the rate of demand is always increasing. For that sought alternatives to deal with energy shortages in the future. Alternative energy is the expectation for most people to meet energy needs, especially electricity. Some types of alternative energy that can be developed with the capacity, cost and technical reliability, such as biofuels, solar, wind, ocean wave, ocean currents, tides, and others have advantages and disadvantages in meeting service quality requirements in each different type of demand. In reality, not all alternative energy to meet electricity demand with high intensity in certain sectors that require degrees of quality and an assured supply. Although alternative energy is renewable, mostly service capabilities so limited in scale capacity, time, environmental aspects, continuity, and significant land acquisition needs, leading to complaints in particular demand side. Costs required to obtain alternative energy units are generally higher up many-fold. Alternative energy is also found barriers to compete economically with conventional energy sources of water, geothermal, fossil and nuclear proven economic competitiveness, service quality and scale capacity that can be offered. Keywords: Alternative energy, service quality, economics, environmental impacts.
12
Embed
POTENSI ENERGI ALTERNATIF DALAM SISTEM KELISTRIKAN …digilib.batan.go.id/ppin/katalog/file/1979-1208-2011-3111.pdf · cukup potensial, seperti energi nuklir dan pembangkit listrik
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 311
POTENSI ENERGI ALTERNATIF DALAM SISTEM
KELISTRIKAN INDONESIA
Edwaren Liun
Pusat Pengembangan Energi Nuklir – BATAN
Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta 12710
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 317
ahli mengindikasikan bahwa kelemahan terbesar energi gelombang adalah biaya
dibandingkan dengan sumber konvensional. Menurut estimasi biaya listrik adalah sekitar
minimal 18 atau 20 sen per kWh. Sedangkan sumber konvensional berkisar antara 3 sampai
5 sen$ per kWh.
2.8. Energi Nuklir
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah dimulai lebih dari 50 tahun yang lalu
dan sekarang menghasilkan listrik secara global sebanyak yang diproduksi oleh berbagai
sumber energi lainnya. Sekitar dua-pertiga dari penduduk dunia hidup di negara-negara di
mana pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan bagian integral dari produksi listrik yang
juga merupakan infrastruktur industri. Setengah penduduk dunia tinggal di negara di mana
reaktor nuklir baru masih dalam perencanaan atau sedang dibangun. Reaktor nuklir
berkapasitas 1.000 MW hanya membutuhkan sekitar 30 ton bahan bakar uranium setahun,
sehingga mudah dalam urusan transportasi bahan bakar. Dapat dibandingkan bahwa
sebuah PLTU batubara dengan kapasitas yang sama membutuhkan 10 ribu ton batubara
sehari atau sekitar 3,5 juta ton setahun.
Saat ini hampir 440 reaktor nuklir menghasilkan listrik di seluruh dunia. Lebih dari 15
negara bergantung pada tenaga nuklir untuk 25% atau lebih dari listrik mereka. Di Eropa
dan Jepang, pangsa listrik nuklir adalah lebih dari 30%. Di AS, tenaga nuklir menyumbang
sekitar 20% energi listrik.
Pembangkit tenaga nuklir kompetitif dari segi biaya dengan pembangkit listrik jenis
lain, kecuali jika terdapat akses langsung untuk bahan bakar fosil dengan harga murah.
Biaya bahan bakar untuk pembangkit nuklir hanya sebagian kecil dari biaya pembangkitan
total. Sedangkan biaya modal lebih besar daripada untuk pembangkit listrik tenaga
batubara, dan jauh lebih besar daripada mereka untuk pembangkit turbin gas. Dalam
menilai ekonomi tenaga nuklir, pembongkaran (decommissioning) dan biaya pembuangan
limbah secara penuh diperhitungkan.
Aspek Ekonomi
PLTN tergolong pembangkit listrik yang mempu menghasilkan listrik dalam skala
besar hingga mencapai 1.000 – 1.500 MW per unit. Karenanya PLTN sangat sesuai untuk
negara-negara industri maupun yang berpenduduk besar. Biaya pembangkitan PLTN
kompetitif dengan biaya pembangkitan jenis lain yang murah, seperti batubara, gas bumi
dan PLTA. Biaya pembangkitan PLTN di Finlandia dilaporkan sebesar 3.36 ¢/kWh.
Sedangkan biaya pembangkitan rata-rata di berbagai negara di seluruh dunia berkisar pada
3.4 – 7.1 ¢/kWh[12]. Namun angka dapat bervariasi lebih luas berdasarkan overnight capital
cost, lama pembangunan, dan umur operasi pembangkit. Tabel 1 berikut menunjukkan
keuntungan dan kekurangan masing-masing jenis energi yang disinggung di atas.
Tabel 1. Keuntungan dan Kekurangan Masing-masing Jenis Energi Alternatif
ENERGI KEUNTUNGAN KEKURANGAN
ENERGI SURYA
a) Energi terbarukan, sehingga dapat dianggap tidak akan habis-habisnya.
b) Selama operasi bebas dari polusi udara.
c) Sel surya sesuai untuk pengguna kecil.
a) Sel surya berharga mahal. b) Tidak dapat menghasilkan listrik
pada malam hari. c) Biaya untuk menghasilkan per
satuan kWh cukup tinggi. d) Menimbulkan zat-zat beracun
selama produksi sel surya. e)
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 318
ENERGI ANGIN
a) Sumber energi bersih dan terbarukan.
b) Tidak ada komponen bahan bakar. Setelah dibangun tidak ada ketergantungan pada pasokan bahan bakar.
c) Dapat diterapkan dan sesuai di daerah terpencil, termasuk di area lepas pantai.
d) Selain untuk skala kecil di daerah lokal atau di tingkat properti individu, juga dapat menghasilkan daya yang dapat dikoneksi ke sistem jaringan listrik.
e) Di area ladang energi angin di darat, setelah menara angin dipasang, lahan sekitar menara dapat digunakan untuk keperluan lain, seperti penggunaan pertanian.
a) Tidak tersedia secara kontinyu dan saat yang mungkin sangat membu-tuhkan.
b) Menimbulkan dampak visual terhadap keindahan alam sekitar.
c) Menimbulkan kebisingan terhadap lingkungan.
d) Menyita cukup banyak lahan untuk per satuan energi yang dihasilkan di daratan.
e) Kecelakaan operasi yang berakibat konsekuensi eksternal. Kecelakaan sporadis berupa terlemparnya daun turbin dan suku cadangnya.
f) Bahaya setempat akibat kecelakaan yang diestimasi berkisar antara 0,4 – 10 WDL (work day lost) per MWa.
TENAGA AIR
a) Dapat menghasilkan listrik pada tingkat konstan.
b) Dapat mengatur tingkat daya hingga kapasitas maksimum relatif besar.
c) Tidak menimbulkan polusi udara secara langsung.
d) Bendungan besar yang menyertakan pembangunan PLTA dapat digunakan sekaligus sebagai fasilitas irigasi, pengendalian banjir, dan persediaan bahan baku air bersih.
e) Danau dapat menjadi sarana rekreasi dan objek wisata.
a) Biaya investasi bendungan mahal, harus dibangun dengan standar sangat tinggi, harus dapat beroperasi selama lebih dari 50 tahun agar menguntungkan.
b) Area genangan melenyapkan lingkungan hidup dan seisinya.
c) Butuh evakuasi besar pada masyarakat yang tinggal di desa dan kota genangan.
d) Dapat menyebabkan kerusakan geologi serius[7].
e) Bendungan dapat menyebabkan masalah serius antara negara-negara bertetangga.
f) Menyebabkan perubahan level water table alami.
PANAS BUMI
a) Dapat menghasilkan listrik pada tingkat konstan.
b) Tidak membutuhkan bahan bakar.
c) Dapat mengatur tingkat daya hingga kapasitas maksimum.
d) Tidak menimbulkan polusi udara secara langsung yang signifikan.
e) Penggunaan lahan relatif efisien.
a) Harus membor di banyak titik pada area yang luas.
b) Terkadang mengalami kesulitan pada proses pengeboran.
c) Kemungkinan mengandung mineral yang berpotensi membaha-yakan dan uapnya bisa lolos dari bawah tanah.
d) Pencemaran dapat terjadi akibat proses pengeboran yang tidak tepat.
BIOMASS[10]
a) Dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
b) Selalu tersedia dan dapat diproduksi sebagai sumber daya terbarukan.
a) Pekerjaan tambahan diperlukan di bidang-bidang seperti metode panen.
b) Tanah yang digunakan untuk tanaman energi yang mungkin dalam permintaan untuk keperluan lain, seperti faming, konservasi,
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 319
c) Dapat diperoleh dari limbah pertanian sebagai produk sekunder untuk nilai tambah pada tanaman pertanian.
d) Pertumbuhan tanaman biomassa menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida.
e) Penggunaan bahan limbah mengurangi kebutuhan akan tempat pembuangan akhir sampah dan mengosongkan sebagian ruang untuk keperluan lain.
f) CO2 yang dilepaskan ketika biomassa dibakar, diambil kembali oleh tanaman.
perumahan, resor atau menggunakan pertanian.
c) Beberapa proyek konversi Biomassa berasal dari limbah hewan dan relatif kecil dan oleh karena itu terbatas.
d) Penelitian diperlukan untuk mengurangi biaya produksi bahan bakar berbasis biomassa.
e) Kemungkinan dalam beberapa kasus merupakan penyebab utama polusi.
GELOMBANG LAUT
a) Gelombang terus melepaskan energi, sedangkan cuaca buruk di laut hanya meningkatkan energi gelombang.
b) Sumber energi terbarukan dan bersih. dan lestari.
c) Tidak menimbulkan gas rumah kaca, dan tidak melepaskan partikel apapun.
d) Tidak membutuhkan pasokan bahan bakar.
a) Gelombang bisa besar atau kecil sehingga tidak selalu dapat menghasilkan listrik secara konstan..
b) Diperlukan cara khusus transmisi listrik dari laut ke daratan.
c) Peralatan relatif mahal. d) Menimbulkan dampak terhadap
ikan dan biota laut sekitar pantai. e) Biaya pemeliharaan yang tinggi.
ENERGI NUKLIR
a) PLTN dapat membangkitkan listrik berskala besar untuk memenuhi kebutuhan industri, pusat beban skala besar.
b) Pasokan kontinyu dan stabil. c) Biaya pembangkitan bersaing. d) Tidak melepaskan emisi udara.
a) Biaya investasi tinggi. b) Dikhawatirkan risiko kebocoran
bahan radioaktif akibat kecelakaan reaktor.
c) Kekhawatiran aksi terorisme. d) Mengandung limbah radioaktif
umur panjang
3. HASIL ANALISIS
Gambar 1. Perbandingan Biaya Pembangkitan
Listrik di Finlandia[12]
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
ISSN 1979-1208 320
Penggunaan energi masing-masing alternatif sebagai sumber energi listrik sangat
sangat bervariasi dalam kemampuan layanannya, dan tergantung pula pada kondisi
lingkungan yang dapat berubah-ubah. Untuk daerah gurun dengan cuaca yang rata-rata
selalu cerah energi surya memberikan prospek penggunaan yang lebih baik. Di daerah yang
banyak hujan, kelembaban tinggi dan banyak berawan seperti wilayah Indonesia kurang
menguntungkan. Sedangkan angin juga demikian tergantung di lingkungan apakah daerah
banyak angin atau tidak. Penggunaan energi angin di wilayah Indonesia juga kurang
prospektif, karena wilayah Indonesia tidak termasuk wilayah yang banyak angin untuk
dimanfaatkan sebagai pembangkit energi.
3.1. Energi Surya
Aspek teknis: Energi terbarukan, tergantung pada situasi lapangan yang berbeda di setiap
tempat di muka bumi, daya tidak kontinyu, hanya tersedia siang hari, butuh area luas,
keandalan rendah, cocok di wilayah bagian dunia beriklim cerah, (gurun).
Keekonomian: Biaya investasi per satuan energi tingi, bebas dari kebutuhan bahan bakar.
Lingkungan: Tidak menimbulkan emisi yang signifikan, heliostat pemantul dapat
mengganggu masyarakat sekitar.
3.2. Energi Angin
Aspek teknis: Intensitas energi rendah, tidak kontinyu, membutuhkan kondisi angin yang
relatif banyak, hanya cocok di wilayah yang banyak angin seperti wilayah subtropis dan