18
PORTOFOLIOKasus-4Topik:Chemical Burn
Tanggal (Kasus) :1 Maret 2015Presenter : dr. Dwi Akbarini
Tanggal Presentasi : 19 Mei 2015Pendamping : dr. Asep Zainudin
Sp. PK
Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sekayu
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Tn. A, 29 tahun, Luka Bakargrade II 49% ec bahan
Kimia + Trauma Kimia Okular Sinistra
Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana Luka Bakar Kimia
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos
Data Pasien : Nama : Tn. AUmur : 29 TahunPekerjaan :
PetaniAlamat : Talang Buluh Agama : Islam Suku Bangsa : Melayu,
IndonesiaNo. Reg : 20-37-24
Nama RS: RSUD SekayuTelp :Terdaftar sejak :
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / Gambaran Klinis: Luka Bakargrade II 49% ec bahan
Kimia + Trauma Kimia Okular Sinistra/ OS disiram cuka para 5 jam
SMRS, cuka para tersebut mengenai bagian dada, perut, punggung,
,pinggang wajah, dan kedua tangan. Os mengeluh BAK berwarna
kehitaman dan daerah tubuh yang terkena cairan cuka parah melepuh
dan terasa nyeri .
2. Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :Pasien belum pernah menderita
penyakit serupa sebelumnya.
4. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
sama dengan pasien
5. Riwayat Pekerjaan :Petani
Daftar Pustaka:
1. Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu
Bedah. Edisi 2. EGC. Jakarta. p 66-88
2. David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka.
Dalam : Surabaya Plastic Surgery.
http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com
3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders
Elsevier. Philadelphia. p 118-129
Hasil Pembelajaran:1. Mengetahui definis Luka Bakar2. Mengetahui
patofisiologi Luka Bakar3. Mengetahui fase, kedalaman, luas dan
berat ringannya luka bakar4. Mengetahui penatalaksanaan Luka
Bakar
1. SubjektifAutoanamnesis:Os mengeluh disiram cuka parah kurang
lebih lima jam sebelummasuk rumah sakit. Os mengaku disiram cuka
parah oleh orang yang tidak dikenal. Os sebelumnya berniat
memisahkan warga yang hendak berkelahi, namun saat itulah os yang
tersiram cuka parah. Cuka parah tersebut mengenai bagian dada,
perut, punggung, wajah, dan kedua tangan. Daerah tubuh yang terkena
cairan cuka parah melepuh dan terasa nyeri . Os mengeluh BAK
berwarna kehitaman, namun tidak terasa nyeri. BAB biasa.Menurut
pasien, cairan tidak tertelan dan tidak terhirup oleh pasien.Sesak
nafas (-),pingsan (-), pusing (-), mual (-), muntah (-), demam
(-)Riwayat Penyakit DahuluAlergi obat, hipertensi, DM, dan asma
disangkal.
1. Objektif
Primary surveyA: Bebas, rambut atau bulu hidung tidak ada yang
terbakar B: Spontan, frekuensi nafas 20x/menit, reguler, kedalaman
cukupC: Akral hangat, CRT < 2, tekanan darah 130/80 mmHg,
frekuensi nadi 100x/menit, suhu afebrisD: GCS 15, E4M6V5Keadaan
Umum: Kesadaran Compos mentis Nadi 100 kali/ menit, isi dan
tegangan cukup, reguler Pernapasan 20 kali/ menit Suhu
36,9oCKeadaan Spesifik: Kulit: Turgor kencang, Anemis (-), Jaundice
(-) Kepala: Rambuthitam, tidak mudah dicabut Mata:Cekung (-/-),
konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya
(+/+), pupil bulat, isokor, 3 mm Hidung:Sekret tidak ada, NCH tidak
ada, Septum Deviasi (-) Telinga:Sekret tidak ada Mulut:Mukosa mulut
kering (-), Stomatitis (-) Tenggorok:Dinding faring tidak
hiperemis, T1-T1 tidak hiperemis Leher:Perbesaran KGB tidak ada
Thorax Paru-paru Inspeksi:statis dan dinamis simetris, retraksi
tidak ada Palpasi:stremfremitus kanan = kiri Perkusi: sonor pada
kedua lapangan paru Auskultasi:vesikuler (+) normal, ronkhi (-),
wheezing (-). Jantung Inspeksi: pulsasi, iktus cordis dan voussour
cardiaque tidak terlihat Palpasi: thrill tidak teraba Perkusi:
jantung dalam batas normal Auskultasi: HR=100 kali/ menit, irama
reguler, murmur dan gallop tidak adaBunyi Jantung I dan II normal
Abdomen Inspeksi: datar Palpasi: lemas, hepar dan lien tidak
teraba, turgor baik Perkusi: timpani Auskultasi: bising usus (+)
meningkat Lipat paha dan genitalia: Pembesaran kelenjar getah
bening tidak ada Ekstremitas:Akral dingin tidak ada, edema tidak
ada, sianosis tidak ada Fungsi Motorik: dbn Fungsi Sensorik: dbn
Fungsi nervi kraniales: dbn GRM:Kaku Kuduk (-), Brudzinsky I, II
(-), Kernig sign (-)Status lokalisKepala dan leher : 5 %Trunkus
anterior: 13%Trunkus posterior: 13%Esktremitas atas kanan: 7
%Ekstremitas atas kiri: 7 %Ekstremitas bawah kanan: 0 %Ekstremitas
bawah kiri: 0%Genitalia: 0 % +Total: 45 %
Ket :Edema, kemerahan, luka merah muda, tampak basah.
Status Oftalmologis : ODOS
PemeriksaanODOS
1Visus6/66/60
2Tekanan Intra Okuler--
3Kedudukan bolamata
Posisiortoforiaortoforia
Eksoftalmus(-)(-)
Enoftalmus(-)(-)
4.Palpebrae
Hematom(-)(+)
Edema(-)(+)
Hiperemis(-)(+)
Benjolan(-)(-)
Ulkus(-)(-)
Fistel(-)(-)
Sekret(-)(-)
6Punctum lakrimalis
Edema(-)(-)
Hiperemis(-)(-)
Benjolan (-)(-)
Fistel(-)(-)
7Konjungtiva tarsal superior
Edema(-)(-)
Hiperemis(-)(-)
Sekret(-)(-)
Epikantus(-)(-)
8Konjungtiva tarsalis inferior
Kemosis(-)(-)
Hiperemis(-)(-)
Anemis(-)(-)
Folikel(-)(-)
Papil(-)(-)
Lithiasis(-)(-)
Simblefaron(-)(-)
9Konjungtiva bulbi
Kemosis(-)(-)
Pterigium(-)(-)
Pinguekula(-)(-)
Flikten(-)(-)
Simblefaron(-)(+)
Injeksi konjungtiva(-)(-)
Injeksi siliar(-)(-)
Injeksi episklera(-)(-)
Perdarahan subkonjungtiva(-)(-)
Kornea
Kejernihanjernihkeruh
Edema(-)(-)
Ulkus(-)(-)
Erosi(-)(-)
Infiltrat(-)(-)
Flikten(-)(-)
Limbus kornea
Arkus senilis(-)(-)
Bekas jahitan(-)(-)
Sklera
Sklera biru(-)(-)
Episkleritis(-)(-)
Skleritis(-)(-)
Iris
WarnaCoklatCoklat
Gambaran radier Jelas/tidak jelasJelas/tidak jelas
Eksudat(-)(-)
Atrofi(-)(-)
Sinekia posterior(-)(-)
Sinekia anterior(-)(-)
Iris bombe(-)(-)
Iris tremulans(-)(-)
Pupil
BentukBulat
Besar3
RegularitasReguler/irregulerReguler/irreguler
Isokoria--
Letaksentralsentral
Refleks cahaya langsung(+)(+)
16Lensa
Kejernihanjernihkeruh
Shadow test
Refleks kaca(-)(-)
Luksasi(-)(-)
Subluksasi(-)(-)
Pemeriksaan Penunjang :
RUTINHemoglobin: 14,1 g/dLHematokrit: 40 %Leukosit:
18600/LTrombosit: 127.000/LLED : 6 mm/jam Diff Count
:0/1/1/87/10/1KIMIA DARAHUreum: 29 mg/dLCreatinin: -mg/dLAlbumin:
4,13 gr/dL Globulin : 2,01 gr/dL Protein Total : 6,14 gr/dLGDS: 90
mg/dLNa: - meq/LK: - meq/L
1. Assessment
DEFINISI LUKA BAKAR AKIBAT KIMIALuka bakar akibat kimia atau
trauma kimia merupakan trauma pada organ luar maupun organ dalam
tubuh yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang merupakan asam
kuat atau basa kuat (sering disebut alkali). Trauma kimia akibat
bahan kimia terjadi pada saat tubuh atau kulit terpapar oleh asam
atau basa. Bahan kimia ini dapat menimbulkan reaksi terbatas pada
kulit, reaksi pada seluruh tubuh ataupun keduanya.Trauma kimia bisa
disebabkan oleh asam atau basa yang kontak langsung dengan
jaringan. Asam didefinisikan sebagai donor proton (H+), dan basa
didefinisikan sebagai akseptor proton (OH-). Basa juga dikenal
sebagai alkali. Kedua asam dan basa dapat menyebabkan kerusakan
jaringan yang signifikan pada suatu kontak dengan anggota tubuh.
Kekuatan asam didefinisikan oleh seberapa kuat donor proton,
kekuatan basa ditentukan oleh seberapa kuat ia mengikat proton.
Kekuatan asam dan basa didefinisikan dengan menggunakan skala pH,
yang berkisar antara 1-14 dan logaritmik. Asam kuat umumnya
memiliki pH kurang dari 2, sedangkan basa membutuhkan pH 11.5 atau
lebih untuk dapat melukai jaringan.Trauma kimia oleh bahan kimia
biasanya terjadi akibat kecelakaan. Pembunuhan dengan cara ini
sangat jarang dilakukan, dengan melemparkan atau menyemprotkan
cairan yang bersifat korosif seperti cairan asam pada korban lebih
sering dimaksudkan untuk melukai dibandingkan untuk membunuh
korban. Bunuh diri dengan menggunakan asam maupun basa kuat sangat
jarang dilakukan saat ini tetapi sering ditemukan di negara-negara
miskin.Trauma yang disebabkan akibat bahan kimia dapat terjadi di
rumah, di tempat kerja atau sekolah maupun akibat kecelakaan.
Meskipun cedera yang terjadi di rumah jarang. Trauma yang
disebabkan akibat bahan kimia biasanya disebabkan akibat dari
kecelakaan industri, terutama dalam bisnis dan pabrik yang
menggunakan bahan kimia dalam jumlah besar. Pada kasus pembunuhan
dengan cara ini jarang terjadi.Di seluruh dunia bahan korosif
biasanya digunakan untuk kekerasan dengan bahan kimia. Zat yang
paling umum digunakan adalah alkali dan asam sulfat.JENIS ASAM,
BASA DAN BAHAN KIMIA YANG MENYEBABKAN LUKA BAKAR AKIBAT
KIMIASejumlah besar produk industri dan komersial mengandung
konsentrasi yang berpotensi berbahaya asam,basa, atau bahan kimia
lain yang dapat menyebabkan luka bakar kimia atau trauma kimia.
Beberapa produk tersebut adalah Asam Sulfat, Asam Nitrat., Asam
Fluorida, Asam Hidrofluorik, Asam Klorida, Asam Fosfat, Asam
Asetat, Asam Format umum digunakan sebagai lem pesawat dan
pembuatan selulosa, Asam Kloroasetat, Fenol dan Kresol dan Zat
lain.PATOFISIOLOGI LUKA BAKAR AKIBAT KIMIATrauma akibat asam akan
menyebabkan nekrosis koagulasi oleh protein denaturasi, membentuk
gumpalan / koagulum (misalnya, eschar) yang membatasi penetrasi
asam. Sedangkan pada basa biasanya menyebabkan luka yang lebih
dalam disebut sebagai nekrosis likuefaktif. Hal Ini melibatkan
denaturasi protein serta saponifikasi lemak, yang tidak membatasi
penetrasi jaringan.Derajat luka akibat bahan kimia tergantung pada:
1. Kekuatan dan konsentrasi, 2. Kuantitas, 3. Lamanya kontak, dan4.
Luas penetrasi tubuh oleh bahan kimia. Bahan kimia akan terus
bereaksi pada jaringan sampai saat dinetralkan oleh agen lain atau
terinaktifasi oleh reaksi jaringan. Bahan kimia menggumpalkan
protein dengan cara mereduksi, mengoksidasi, membentuk garam,
korosi, meracuni protoplasma, kompetisi metabolik atau inhibisi,
desikasi, atau sebagai hasil dari komplikasi iskemik dari
vesicants. 2Luka bakar pada kulit terjadi perubahan mikrosirkulasi
kulit dan terbentuk edema. Trauma panas menghasilkan perubahan
karakteristik pada daerah yang terbakar yaitu respon lokal, dibagi
dalam tiga zona yaitu:1. Zona koagulasi.2. Zona stasis. 3. Zona
hiperemia.Respon sistemik terhadap luka bakar berupa pelepasan
sitokin dan mediator-mediator radang akan terjadi jika luas luka
bakar mencapai 30% dari total luas permukaan tubuh. 1. Efek
kardiovaskuler. Peningkatan permeabilitas kapiler akan menyebabkan
perpindahan volume cairan serta protein intravaskuler ke jaringan
interstisial. Vasokonstriksi perifer dan splanchnic akan terjadi,
kontraktilitas miokard menurun (kemungkinan disebabkan oleh
pelepasan TNF). Hal ini, disertai dengan kehilangan cairan dari
luka bakar itu sendiri, akan berakibat pada hipotensi sistemik
serta hipoperfusi ke organ dan jaringan perifer.2. Efek
respiratorius. Mediator-mediator radang akan menyebabkan
bronkokonstriksi, dan pada kasus-kasus luka bakar yang berat dapat
terjadi sindrom distres pernapasan akut (acuterespiratory distress
syndrome). 3. Efek metabolik. Basal metabolic rate akan meningkat
hingga tiga kali dari kadar normal. Hal ini, bersama dengan
hipoperfusi splanchnic, membutuhkan asupan nutrisi enteral yang
cukup untuk meminimalkan katabolisme dan menjaga mukosa usus. 4.
Efek imunologis. Akan terjadi mekanisme regulasi nonspesifik dari
respon imun, dan akan memengaruhi baik respon imun humoral maupun
seluler.Asam dengan pH kurang dari dua akan mempresipitasikan
protein, sehingga menyebabkan nekrosis koagulasi dengan hasil
akhirnya berupa krusta atau keropeng. Ciri-ciri luka bakar yang
disebabkan oleh asam yaitu:1. Batas tegas2. Kering dan keras 3.
Edema ringan. Luka bakar yang timbul sering kali kedalaman dan
ketebalannya derajat kedua. Bila ada kontak yang lama dapat menjadi
luka bakar derajat ketiga, terutama dari sulfur atau asam nitrat
pekat. Dalam kasus ini, krusta kemudian menjadi gelap, seperti
kulit, dan kering. Asam hidroflorida memberikan luka bakar yang
jauh lebih dalam dibanding jenis asam-asam lain. Pengecualian
terjadi pada asam hidroflorida karena bahan ini merupakan suatu
asam lemah yang dengan cepat menembus membran sel dimana senyawa
ini tetap tidak terionisasi. Dengan cara ini, asam hidroflorida
bekerja seperti asam, menyebabkan nekrosis liquiefactive. Tambahan
lagi, ion fluorida dilepaskan ke dalam sel. Ion fluorida ini dapat
menghambat enzim-enzim glikolitik dan dapat bersama-sama dengan
kalsium dan magnesium membentuk suatu senyawa komplek yang tidak
larut. Nyeri lokal yang amat berat diduga disebabkan oleh karena
imobbilisasi kalsium, yang menyebabkan stimulasi saraf dengan
mengganti ion kalium. Fluorinosis akut dapat terjadi ketika ion
fluoride memasuki sirkulasi sistemik, menyebabkan gejala-gejala
kardiak, respiratori, gastroinsestinal, dan neurologis.
Hipokalsemia yang parah, dimana resisten terhadap pemberian dosis
besar kalsium, dapat terjadi.Trauma kimia asam pada mata
menyebabkan koagulasi protein dalam epitel kornea, yang membatasi
penetrasi lebih lanjut. Jadi, trauma kimia ini biasanya
nonprogressive dan dangkal.Trauma inhalasi terjadi dalam 3 cara:
(1) oleh trauma sel dan kerusakan parenkim paru oleh iritasi, (2)
hipoksemia dengan gangguan pengiriman oksigen, dan (3) kerusakan
organ akhir oleh penyerapan sistemik melalui saluran
pernafasan.DAMPAK TRAUMA KIMIA TERHADAP ORGAN1. MataTrauma kimia
pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat
terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang
dapat merusak struktur bola mata tersebut. Trauma kimia biasanya
hasil dari suatu zat yang disemprotkan atau disiramkan di
muka.Gejala-gejala awal yang biasa terjadi pada trauma kimia mata
adalahmata terasa sakit, Kemerahan, iritasi pada mata,
Ketidakmampuan untuk membuka mata, Sensasi benda asing di mata,
Pembengkakan pada kelopak mata dan Penglihatan jadi kabur.2.
KulitLuka bakar kimia merupakan reaksi iritan yang akut yang dapat
menyebabkan trauma pada kulit yang irrefersibel dan terjadi
kematian sel. Bahan kimia pun dapat menyebabkan luka bakar pada
kulit. Luka bakar dapat merusak jaringan otot, tulang, pembuluh
darah dan jaringan epidermal yang mengakibatkan kerusakan yang
berada di tempat yang lebih dalam dari akhir sistem persarafan.
Seorang korban luka bakar dapat mengalami berbagai macam komplikasi
yang fatal termasuk diantaranya kondisi shock, infeksi,
ketidakseimbangan elektrolit (inbalance electrolit) dan distress
pernapasan. Selain komplikasi yang berbentuk fisik, luka bakar
dapat juga menyebabkan distress emosional dan psikologis yang berat
dikarenakan cacat akibat luka bakar dan bekas luka (scar).Gejala
yang nyata padaluka bakar bahan kimia tergantung pada bahan kimia
yang menyebabkannya. Gejala tersebut termasuk gatal-gatal,
pengelupasan, eritama,erosi,kulit bewarna gelap,melepuh dan
ulserasi, nyeri, rasa terbakar, gangguan pernapasan, batuk darah
dan atau jaringan yang nekrosis.3. ParuLuka bakar inhalasi dapat
disebabkan oleh asam hidroklorik atau bahan kimia lainnya setelah
seseorang menghirup zat kimia ini. Edema saluran pernapasan atas,
gangguan pernapasan, dan toksisitas karbon monoksida ( CO ) adalah
contoh dari trauma kimia dari inhalasi. Gejala ini muncul dalam
waktu 12 sampai 24 jam setelah kejadian luka bakar. Jugasuatu
kondisi yang jarang dapat terjadi di mana bahan kimia mengoksidasi
hemoglobin paru-paru yang mengakibatkan gangguan transportasi
oksigen (methemoglobinemia) dan gangguan pernapasan.Menghirup bahan
kimia beracun dapat menyebabkan luka bakar di jalan napas atas dan
bawah. Individu dengan luka bakar inhalsi bahan kimia datang dengan
radang tenggorokan, sesak napas, dan nyeri dada.4. Saluran
PencernaanDi negara maju dan berkembang, trauma kimia pada sistem
pencernaan akibat menelan baik tidak disengaja atau untuk
mencederai diri sendiri telah berkurang dibandingkansebelumnya. Hal
ini dikaitkan dengan peraturan yang lebih ketat terhadap deterjen
dan bahan korosif lainnya, serta kesan dari kesadaran umum.Gejala
yang paling cepat timbul adalah nyeri, muntah dan kesulitan
bernapas dan edema, diikuti dengan syok pada kasus yang berat.
tanda khususnya yaitu bercak pada bibir, pipi, dagu dan leher, sama
halnya dengan luka bakar pada mukosa dari bibir sampai ke lambung,
kadang-kadang sampai ke usus halus. Perforasi esophagus dan gaster
umumnya terjadi karena asam sulfat dan asam hidroklorida.PEMBAGIAN
LUKA BAKAR1.Luka bakar berat (major burn)a.Derajat II-III > 20 %
pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50
tahunb.Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain
disebutkan pada butir pertamac.Luka bakar pada muka, telinga,
tangan, kaki, dan perineumd.Adanya cedera pada jalan nafas (cedera
inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakare.Luka bakar listrik
tegangan tinggif. Disertai trauma lainnyag.Pasien-pasien dengan
resiko tinggi2.Luka bakar sedang (moderate burn)a.Luka bakar dengan
luas 15 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang dari
10 %b.Luka bakar dengan luas 10 20 % pada anak usia < 10 tahun
atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang
dari 10 %c.Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun
dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum3.Luka
bakar ringana.Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasab.Luka
bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjutc.Luka bakar
dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan,
kaki, dan perineumAsam formatatauasam formiat(namasistematis:asam
metanoat) adalahasam karboksilatyang paling sederhana. Asam format
secara alami antara lain terdapat pada sengatlebahdansemut,
sehingga dikenal pula sebagaiasam semut. Asam format
merupakansenyawaantara yang penting dalam banyaksintesisbahan
kimia. Rumus kimia asam format dapat dituliskan sebagaiHCOOH atau
CH2O2.Di alam, asam format dihasilkan
banyakseranggadaribangsaHymenoptera, misalnya lebah dan semut
sebagai alat serang atau alat bertahan. Asam format juga merupakan
hasil pembakaran yang signifikan daribahan bakar alternatif, yaitu
pembakaranmetanol(danetanolyang tercampur air), jika dicampurkan
denganbensin. Nama asam format berasal dari kataLatinformicayang
berarti "semut". Pada awalnya, senyawa ini
diisolasimelaluidistilasisemut. Semut menghasilkan asam ini pada
kantung yang disebut sebagaiacidophore. Apabila semut "mengigit"
(sebenarnya menjepit), ia juga menyemprotkan asam format
dariacidophoreuntuk memperkuat rasa sakit pada korbannya. Senyawa
kimia turunan asam format, misalnya kelompokgaramdanester,
dinamakanformatataumetanoat.Ionformat memiliki rumus kimia
HCOO.
1. PlanDiagnosis : Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia +
Trauma Kimia Okular SinistraTATALAKSANA- MRS (Konsul dr. Oyon Sp.
B)- Singkirkan tubuh dari pakaian yang masih terdapat cairan kimia-
Irigasi seluruh tubuh yang terkena cairan kimia dengan air bersih-
Irigasi mata kiri dengan cairan RL- O2 2-4 tpm via Nasal Kanul-
Diet TKTPFarmakologi :-IVFD RL ( pasang 2 I.V line) Rumus Baxter =
4 x BB x % luka bakar = 4 x 56,7 kg x 45% = 10.200 cc dalam 24 jam
pertama- jumlah cairan 5.100 cc diberikan dalam 8 jam pertama.
karena pasien datang 5 jam SMRS, waktu yang tersisa sisa 3 jam
waktu pemberian sehingga 5.100 cc diberikan dalam 3 jam (gtt kocor
x/m) jumlah cairan sisanya 5100 cc diberikan dalam 16 jam
berikutnya.(gtt 40x/m)-Inj. Ceftriaxone 2x1 gr (i.v) (s.t)- Inj.
ATS 1500 U 1x (i. m) (s.t)- Inj. Ketorolac 3x 30 mg (i.v)- Inj.
Ranitidine 2x 50 mg (i.v)- Inj. Furosemid 1x 20 mg (i.v)- Pasang
Nasogastro Tube- Pasang Kateter urin: Target 0,5-1 cc/KgBB/Jam =
(30-60 cc/jam) - LFX 3x1 ggt Okular Sinistra Perawatan luka terbuka
: kompres NaCl + oles burnazine Cr.H. PROGNOSISQuo ad vitam: dubia
ad bonamQuo ad functionam: dubia ad malamCATATANKEMAJUANNo dan
TanggalSubjekObjekAssesmentPlanning
1. 2/3/2015Kel :NyeriKU : Sakit SedangSens : CMTD :120/70HR :90
x/RR: 20x/mTemp: 37,0 C
Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia + Trauma Kimia Okular
Sinistra
Diet TKTP-O2 2-4 tpm via Nasal Kanul-IVFD RL gtt 53 x/ m
(makro)-Inj. Ceftriaxone 2x1 gr (i.v)-Inj. Ketorolac 3x 30 mg
(i.v)-Inj. Ranitidine 2x 50 mg (i.v)-Inj. Furosemid 1x 20 mg
(i.v)-Inj.Methilprednisolon2x 125Mg (i.v)-Mebo salep 2x1-Konsul dr.
Mata
2. 3/3/2015Kel :Demam dan nyeriKU : Sakit SedangSens : CMTD
:130/80HR :82RR: 20x/mTemp: 37,5 C
Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia + Trauma Kimia gr II-III
OS + Simbleferon
Diet TKTP-IVFD RL gtt 26 x/ m (makro)-Inj. Ceftriaxone 2x1 gr
(i.v)-Inj. Ketorolac 3x1 amp (i.v)-Inj. Ranitidine 2x 1 amp
(i.v)-Inj. Furosemid 1x 1 amp (i.v)-Inj. Methilprednisolon 2x 125Mg
(i.v)-Mebo salep oles 2x1- Paracetamol 3x1 tab- Terapi mata :-
Spooling RL + betadine- Cendo Xytrol 1 gtt / jam OS- Cendo Lyters
1gtt/ jam OS- LFX 6x1 gtt OS- Cendo Vital 1x1 tab
3.15/3/2015Kel :Nyeri da keluar cairan dari telinga kiri dan
demamKU : Sakit SedangSens : CMTD :120/80HR :98x/ mRR: 20x/mTemp:
37,8 C
Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia + Ptisis Bulbi OS
Diet TKTP-IVFD RL gtt 20 x/ m (makro)-Inj.Ceftriaxone 2x1 gr
(i.v)-Inj. Ketorolac 3x1 amp (i.v)-Inj. Ranitidine 2x1 amp
(i.v)-Paracetamol 3x1 tab (p.r.n)-Mebo salep 2x1-ganti perban
2x1-Konsul THTTerapi mata :- Cendo Xytrol 1 x 1 gtt OS- Rephitel
4x1 gtt OS- LFX 6x1 gtt OS- EDTA 6X1 gtt OS- Cendo Vital 4 x 1 gtt
OS- Luksir Konjuntiva OS- Balut tekan mata kiri
4. 16/3/2015Kel :Nyeri di leher dan mata kiriKU : Sakit Sedang
Sens : CMTD :120/70HR :78RR: 20x/mTemp: 36,7 C
Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia + Ptisis Bulbi OS+ Otitis
eksterna AS
Diet TKTP-IVFD RL gtt 20 x/ m (makro)- Inj.Ceftriaxone 2x1 gr
(i.v)- Inj. Ketorolac 3x1 amp (i.v)- Inj. Ranitidine 2x 1 amp
(i.v)- ganti perban 2x1- Mebo salep 2x1- Paracetamol 3x1 tab-H2O2 3
x gtt III ASTerapi mata :- Cendo Xytrol 1 x 1 gtt OS- Rephitel 6x1
gtt OS- LFX 6x1 gtt OS
5.30/3/2015Kel :Demam dan nyeriKU : Sakit SedangSens : CMTD
:120/80HR :80RR: 20x/mTemp: 37,0 C
Luka Bakargrade II 49% ec bahan Kimia + Ptisis Bulbi OS
Diet TKTP-IVFD RL gtt 20 x/ m (makro)- Inj. Meropenem2x1 gr
(i.v)- Inj. Ketorolac 3x1 amp (i.v)- Inj. Ranitidine 2x 1 amp
(i.v)- Rencana NekrotomiTerapi mata :- Cendo Xytrol 1 x 1 gtt OS-
Rephitel 6x1 gtt OS- LFX 6x1 gtt OS
6. 31/3/2015
Kel :NyeriKU : Sakit SedangSens : CMTD :120/70HR :100x/mRR:
20x/mTemp: 37,3 C
Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia post nekrotomi + Ptisis
Bulbi OS
Diet TKTP-O2 2-4 tpm via Nasal Kanul-IVFD RL gtt 20 x/ m
(makro)- Inj. Meropenem2x1 gr (i.v)- Inj. Ranitidine 2x 1 amp
(i.v)-Inj. PCT 3x 1 gr (i.v)- Transfusi PRC 2 Unit-Inj.Fentanyl 0,5
mg/kgbb/jamTerapi mata :- CendoVital 1 x 1 tab - Genoid zalf 4 x1
gtt OS- LFX 4x1 gtt OS
7. 3/4/2015
Kel :NyeriKU : Sakit SedangSens : CMTD :120/70HR :100x/mRR:
20x/mTemp: 37,3 C
Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia + Ptisis Bulbi OS
Diet TKTP-O2 2-4 tpm via Nasal Kanul-IVFD RL gtt 20 x/ m
(makro)- Inj. Cefpirome2x1 gr (i.v)- Inj. Ketorolac 3x1 amp (i.v)-
Inj. Ranitidine 2x 1 amp (i.v)-Inj. PCT 3x 1 gr (i.v) -Rencana
Debridement - Pindah ICUTerapi mata :- CendoVital 1 x 1 tab-
Genoint zalf 4 x1 gtt OS- LFX 4x1 gtt OS
8. 4/4/2015
Kel :Nyeri pada luka di kepalaKU : Sakit SedangSens : CMTD
:120/70HR :100x/mRR: 24x/mTemp: 37,3 C
Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia post debridement + Ptisis
Bulbi OS
DietTKTP-O2 2-4 tpm via Nasal Kanul-IVFD RL gtt 20 x/ m (makro)-
Inj. Cefpirome2x1 gr (i.v)- Inj. Ranitidine 2x 1 amp (i.v)-Inj. As.
Tranexamat 3x500mg (i.v)-Inj. PCT 3x 1 gr (i.v)-Inj.Fentanyl 0,5
mg/kgbb/jamTerapi mata :- CendoVital 1 x 1 gtt OS- Genoint zalf 4
x1 gtt OS- LFX 4x1 gtt OS
9. 6/4/2015
Kel :NyeriKU : Sakit SedangSens : CMTD :120/80HR :80x/mRR:
20x/mTemp: 37,0 C
Luka Bakargrade II 45% ec bahan Kimia post debridement + Ptisis
Bulbi OS
Diet TKTP-O2 2-4 tpm via Nasal Kanul-IVFD RL gtt 20 x/ m
(makro)- Inj. Cefpirome2x1 gr (i.v)- Inj. Ranitidine 2x 1 amp
(i.v)-Inj. As. Tranexamat 3x500mg (i.v)-Inj. PCT 3x 1 gr
(i.v)-Inj.Fentanyl 0,5 mg/kgbb/jamTerapi mata :- CendoVital 1 x 1
tab- Genoint zalf 4 x1 gtt OS- LFX 4x1 gtt OS- Pindah ruangan
10.14/4/2015
Kel :(-)KU : Sakit SedangSens : CMTD :120/70HR :100x/ mRR:
20x/mTemp: 37,3 C
Luka Bakar grade II 45% ec bahan Kimia + Ptisis Bulbi OS
- Pasien Pulang Terapi pulang :- Cefadroxil 2 x 500 mg (p.o)-
Asam mefenamat 2 x 500 mg (p.o)- Ranitidin 2 x 150 mg (p.o)- Mebo
salep oles 2 x 1
Terapi mata :- CendoVital 1 x 1 tab- Genoint zalf 4 x1 gtt OS-
LFX 4x1 gtt OS