LAPORAN TUTORIAL BLOK 14 SKENARIO B DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 4 Tutor: dr. Syarifah Aini ANGGOTA NIM Tasya Beby Tiara 4101401017 Nurul Ramadhani Umareta 4101401057 Trissa Wulanda Putri 4101401058 Agrifina Helga 4101401120 Dessy Riska Sari 4101401103 Yola Febrianti 4101401092 Hasan Tindar Abdullah 4101401093 Didy Kurniawan 4101401006 Wenty Septa Aldona 4101401129 Jeshwinder Kaur Jagdish Singh 4101401131 Venny Soetanto 4101401121 FAKULTAS KEDOKTERAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN TUTORIAL
BLOK 14
SKENARIO B
DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 4
Tutor: dr. Syarifah Aini
ANGGOTA NIM
Tasya Beby Tiara 4101401017
Nurul Ramadhani Umareta 4101401057
Trissa Wulanda Putri 4101401058
Agrifina Helga 4101401120
Dessy Riska Sari 4101401103
Yola Febrianti 4101401092
Hasan Tindar Abdullah 4101401093
Didy Kurniawan 4101401006
Wenty Septa Aldona 4101401129
Jeshwinder Kaur Jagdish Singh 4101401131
Venny Soetanto 4101401121
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena atas ridho dan karunia-Nya laporan tugas tutorial
skenario B ini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Tim penyusun laporan ini tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan tutorial ini, terutama kepada Tutor kami yang telah
membimbing dalam proses tutorial sehingga terbentuklah laporan ini.
Tim penyusun menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran
dan kritik dari pembaca sangat tim penyusun harapkan guna mencapai laporan yang lebih
baik.
Palembang, 26 September 2012
Tim Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar ………………………................................................................................ ii
Daftar Isi………………………………….…....................................................................... iii
Daftar Pustaka ………………………................................................................................... 32
BAB IPENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Blok Hematologi adalah blok 14 pada semester 5 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Pendidikan Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk
menghadapi tutorial yang sebenarnya pada waktu yang akan datang..
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran
KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan
pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan memahami konsep dari skenario
ini.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Data Praktikum
Tutorial 2 Blok 14
Tutor : dr. Syarifah Aini
Moderator : Yola Febriyanti
Notulis : Tasya Beby Tiara
Sekretaris : Nurul Ramadhani Umareta
Waktu : Senin, 24 September 2012
Rabu, 26 September 2012
Peraturan tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat dengan cara
mengacungkan tangan terlebih dahulu dan apabila telah dipersilahkan oleh
moderator.
3. Tidak diperkenankan meninggalkan ruangan selama proses tutorial
berlangsung.
4. Tidak diperbolehkan makan dan minum.
Scenario B Blok 14
Case History:
Mr. Alex, 50-years old man, lives in Palembang. He came to the hospital because of generalized itching especially after taking a warm bath since 6 months ago and got worsen in the last 2 months. He also had night sweating, severe headache, and tinnitus. He has no history of smoking. He denied having a chronic fever, chills, cough, or abnormal bleeding.
Physical examination:
- Vital sign: BP: 180/90 mmHg, HR: 88x/m, regular, normal sound, RR: 20 x/m,Temp:36,7 C
1. Gatal : Sensasi yang tidak nyaman pada kulit, yang menimbulkan keinginan menggaruk/menggosok kulit
2. TInnitus : Suara bising di telinga seperti deringan, dengung, raungan, atau bunyi klik.
3. Keringat malam: Hasil aktivitas tubuh yang bekerja membakar karbohidrat dan lemak lalu merubahnya menjadi hydrat yang mengaktifkan beberapa organ tubuh untuk bekerja dan menjalankan fungsinya
4. Demam kronis: Peningkatan suhu tubuh diatas normal yang lebih dari 14 hari
5. Menggigil: Perasaan dingin disertai getaran tubuh
6. Batuk: ekspulsi udara yang tiba-tiba sambil mengeluarkan suara dari paru-paru
7. pendarahan abnormal: Keluarnya darah dari pembuluh darah yang terluka secara abnormal
8. Flushing face: Kemerahan sementara pada wajah
9. Lympadenopathy : Penyakit kelenjar limfe yang menyebabkan perubahan patologis pada limfe
10. Splenomegaly : Pembesaran pada limfa
11. Cytogenetic: Cabang genetik yang menyangkut stuktur dan fungsi sel, terutama pada kromosom
12. Hypercellular: Peningkatan jumlah sel secara abnormal seperti pada sumsum tulang
II. Identifikasi Masalah:
1. Mr. Alex 50thn datang ke rumah sakit mengeluh gatal terutama setelah mandi air hangat sejak 6 bulan yang lalu dan memburuk sejak 2 bulan terakhir
2. Mr. Alex juga mengeluh keringat malam, sakit kepala berat, dan tinnitus. Tetapi tidak mengalami demam kronis, batuk / pendarahan abnormal. Dia juga bukan perokok.
3. Pemeriksaan Fisik
- Vital sign: BP: 180/90 mmHg, HR: 88x/m, regular, normal sound, RR: 20 x/m,Temp:36,7 C
1. a. Apa etiologi dan patofisiologi gatal terutama setelah mandi air hangat Mr. Alex ?
Pruritus adalah rasa gatal di tubuh atau bagian tubuh tertentu. Pada kasus ini, pruritus disebabkan oleh meningkatnya kadar histamine dalam darah (urtikaria) akibat peningkatan basofil.
Jadi peningkatan produksi basofil > degranulasi sel mast > pengeluaran histamine > berikatan dengan reseptor H1 > sensitisasi serabut saraf C di superficial kulit > diterjemahkan sebagai rasa gatal oleh otak.
Gatal terutama pada saat mandi air hangat dikarenakan kemungkinan air hangat merupakan salah satu allergen timbulnya pruritus.
b. Apa hubungan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, dan keluhan Mr. Alex ?
Polucytemia vera bisa terjadi pada segala usia, namun yang tersering adalah usia 40-60 tahun. Perbandingan wanita dan pria yang menderita kasus ini adalah 1 : 2. Di Amerika Serikat angka kejadian ialah 2,3 per 100.000 penduduk dalam setahun, sedangkan di Indonesia belum ada laporan tentang angka kejadiannya. Penyakit ini terjadi pada semua ras/bangsa, walaupun didapatkan angka kejadian yang lebih tinggi pada orang Yahudi.
c. Mengapa keluhan gatal pada Mr. Alex memburuk semenjak 2 bulan terakhir ?
Merupakan progresifitas dari penyakit yang pada kasus ini ,gejala muncul atau
bertambah parah tergantung dari keadaan hipervolemi dan hiperviskositas sel darah.
Pada pemeriksaan lab didapatkan basofil yang tinggi (basofil mengandung histamine)
yang dapat menginduksi rasa gatal, karena semakin berjalan nya penyakit maka
histamine juga semakin banyak yang juga menimbulkan rasa gatal yang bertambah.
2. a. Apa etiologi dan patofisiologi keringat malam pada Mr. Alex ?
Etiologi yang tidak di ketahui(unknown) biasanya kelainan genetik ekspansi klonal
sel induk hematopoetik dan peningkatan produksi eritrosit, dengan derajat lebih
ringan ekspansi unsur granulositik dan megakariositik polisitemia vera produksi
sel yang berlebihan hipermetabolisme keringat (terjadi di siang dan malam hari.
Namun peningkatan hasil metabolisme cenderung dirasa pada malam hari oleh
penderita, karna pada malam hari, kadar kortisol yang berfungsi, sebagai antagonis
vasodilatasi dalam tubuh menurun sehingga berkeringat di malam hari.)
b. Apa etiologi dan patofisiologi sakit kepala berat pada Mr. Alex ?
Etiologi yang tidak di ketahui(unknown), namun biasanya kelainan genetik
ekspansi klonal sel induk hematopoetik dan peningkatan produksi eritrosit, serta
dengan derajat lebih ringan ekspansi unsure granulositik dan megakariositik
polisitemia vera eritrositosis, thrombositosis, granulasitosis peningkatan volum
darah total dan hiperviskositas penurunan aliran darah hipoperfusi O2 ke otak
sakit kepala
c. Apa etiologi dan patofisiologi tinnitus pada Mr. Alex ?
Tinnitus dapat disebabkan oleh kekurangan Zinc, merokok, konsumsi caffeine yang
berlebihan, hipertensi, dan penyakit-penyakit lain yang mendasari. Pada kasus Tn.
Alex, penyebab yang memungkinkan adalah hipertensi.
Hipertensi trombosis, emboli, vasospasme vaskularisasi koklea (tempat terjadi
reduksi dan oksigenasi koklea) terganggu iskemia koklea tinnitus
3. a. Bagaimana interpretasi dan pemeriksaan fisik Mr. Alex ?
No Pemeriksaan Fisik Interpretasi
1 Vital sign:
BP: 180/90
HR: 88X/ menit
RR: 20 X/ menit
Temp: 36,7
BP: Hipertensi, akibat proliferasi myeloid
tingginya viskositas darah darah yang
mengalir lambat kompensasi jantung
memompa lebih kuat hipertensi
HR: Normal
RR: Normal
Temp: Normal
2 No lymphadenopathy Normal
3 Look flushing face
peningkatan volum darah total dan
hiperviskositas vasodilatasi pembuluh
darah muka kemerah-merahan
4 Thorax: within normal
limit.
Normal
5 Abdomen
- Soft and tender
- Splenomegaly
(S2)
eritrositosis, thrombositosis, granulasitosis
kongesti di limpa, limpa lebih banyak
mendestruksi sel darah splenomegali
4. a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium Mr. Alex ?
Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi dan mekanisme
laboratorium
Hemoglobin 20,6 g/dl 13-18 g/dl Meningkat, akibat RBC yang
meningkat
Hematocrite 60% 40-54 % (hbX3) Meningkat, akibat RBC yang
meningkat
Leucocytes
22.000/mm3
4.500-11.000 / mm3 Leukositosis, akibat proliferasi
sel myeloid
Diff.count
8/3/10/60/15/4
0-1/0-3/0-10/40-75/25-40/2-14 Basofil meningkat, akibat
proliferasi sel myeloid sehingga
limfosit menurun
Platelets
810.000/mm3
150.000-400.000/ mm3 Trombositosis, akibat proliferasi
sel myeloid
Erithrocytes
6.300.000/ mm3
4.500.000-6.000.000/ mm3 Eritrositosis, akibat proliferasi
RBC
5. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme hasil pemeriksaan tambahan Mr. Alex ?
Kasus Normal Interpretasi mekanisme
RBC mass 38 ml/kg Lk 28.27
Wanita 24.24-
32
Meningkat Mutasi gen
JAK2hipersensitifitas sel
progenitor eritroid thd IL-3,
insulin-like growth factor,GM-
CSF,TPO proliferasi sel
RBC di sirkulasi
O2
saturation
98% 92% Meningkat RBC di sirkulasi O2
yang berikatan dengan RBC
EPO level 7-36 milli-
immunochemical
U/ml
Menurun Eritropoietin diproduksi jika
terjadi perfusi O2.
alkaline
phospatase
(hati,
tulang,
ginjal)
20-100 dari
kadar maksimal
400
Meningkat Alkaline phospatase
diproduksi di hati, tulang,
dan ginjal. Selain itu juga
terdapat pada granul
neutrofil yang sedang
berdiferensiasi dari
metamyelocyte ke
segmented neutrofil.
RBC dirombak di hepar.
Kerja hepar semakin
meningkat karena RBC
yang dihasilkan juga
banyak.
Bone
marrow
Hiperseluler,
normal
maturation
Normoseluler proliferasi dan diferensiasi sel
seri myeloid hiperseluler
Sitogenetik 46 XY Normal
Uric acid 10mg/dl 4-7 g/dl Meningkat proliferasi dan diferensiasi sel
seri myeloid hipermetabolisme penumpukan uric acid
6. Bagaimana DD pada kasus ?
Gejala KasusPolisitemi
a Vera
Polisitemi
a
Sekunder
Trombositemi
a Esensial
Leukimia
Mieolid
Kronis
Headache ü + + + -
Night Sweating ü + + - +
Generalized
Itching,
particularly after
taking a warm
bath
ü + + + +
Plethoric Face ü + + + -
Splenomegaly
(S2)ü + - + +
Hemoglobin 19,6 mg/dl
(increase)+ + - -
Hematocrites 59 %
(increase)+
Leucocytes 20.000
/mm3
(increase)
+ + + (>50.000)
Diff.count 8/3/10/60/1
5/4+
Platelets 710.000
/mm3
(increase)
+ + >600.000
Erithrocytes 6.000.000 /
mm3
(increase)
+ Increase
LAP increase + - (normal) Rendah
BMP hypercellul
ar, normal
maturation
+, + + (HS)+ (HS),
megakariosit+ (HS)
Eritropoietin decrease + -
Genetic 46 XY
(normal)+ + +
RBC mass 38 ml/gr + + normal
Saturation O2
90-95%
98%+ +
7. Bagaimana WD dan penegakan WD pada kasus ?
Polisitemia Vera merupakan Penyakit Mieloproliferatif, sehingga dapat menyulitkan
dalam menegakkan diagnosis karena gambaran klinis yang hamper sama, sehingga
tahun 1970 Polycythenia Vera Study Group menetapkan criteria diagnosis
berdasarkan Kriteria mayor dan Kriteria minor.
Kriteria Diagnosis menurut Polycythemia Vera Study Group 1970
KRITERIA MAYOR KRITERIA MINOR
Massa eritrosit : laki-laki >36
ml / kg, perempuan > 32 ml / kg
Saturasi Oksigen > 92 %
Splenomegali
Trombositosis > 400.000 / mm3
Lekositosis > 12.000 / mm3
Aktivasi Alkali fosfatase lekosit > 100 ( tanpa
ada demam / infeksi )
B 12 serum > 900 pg / ml atau UBBC
(Unsaturated B12 Binding Capasity ) > 2200
pg / ml
DIAGNOSIS POLISITEMIA VERA
3 kriteria mayor, atau
2 kriteria mayor pertama + 2 kriteria minor
Beberapa kriteria ( alkali fosfatase lekosit, B12 serum,UBBC) dianggap kurang sensitif,
sehingga dilakukan revisi kriteria diagnostik Polisitemia Vera sebagai berikut:
Kriteria kategori A :
A1. Peningkatan massa eritrosit
lebih dari 25 % diatas rata-rata
angka normal.
A2. Tidak ada penyebab polisitemia
sekunder.
A3. Splenomegali
A4. Petanda klon abnormal
(Kariotipe abnormal ).
Kriteria kategori B :
B1. Trombositosis : > 400.000/mm3
B2. Leukositosis : > 12.000/mm3 (tidak
ada infeksi).
B3. Splenomegali pada pemeriksaan
radio isotop atau ultrasonografi
B4. Penurunan serum eritropoitin.
Diagnosis Polisitemia Vera : Kategori A1 +A2 dan A3 atau A4 atau
Kategori A1 + A2 dan 2 kriteria kategori B.
Sejak ditemukan mutasi JAK2V617F tahun 2005, maka diusulkan pemeriksaan JAK2
sebagai kriteria diagnosis Polisitemia Vera.
KRITERIA DIAGNOSIS POLISITEMIA YANG DIUSULKAN.
A1 Peningkatan volume sel darah
merah > 25 % diatas normal atau
hemaktorit
60 % pada laki-laki atau > 56 %
pada wanita
A2 Tidak adanya penyebab lain
Eritrositosis
A3 Splenomegali
A4 Ditemukannya mutasi JAK2
V617F atau Sitogenetik abnormal
lainnya
B1 Trombositosis ( Trombosit >
400.000/mm3)
B2 Lekositosis (Lekosit > 10.000/mm3 ,
>12.500/mm3 pada perokok)
B3 Splenomegali (radiologi)
B4 Rendahnya serum eritropoitin
Diagnosis Polisitemia Vera : A1 + A2 + A yang lain atau 2 Kriteria B.
Pemeriksaan Laboratorium
1. Eritrosit,
Peningkatan >6 juta/mL, dan sediaan apus eritrosit biasanya normokrom, normositik
kecuali jika terdapat transisi ke arah metaplasia mieloid.
2. Granulosit, meningkat pada 2/3 kasus Polisitemia Vera, berkisar antara 12-25.000 /mL
tetapi dapat sampai 60.000 /mL.
3. Trombosit, berkisar antara 450-800 ribu/mL, bahkan dapat > 1 juta/mL sering
didapatkan dengan morfologi trombosit yang abnormal.
4. B12 serum
B12 serum dapat meningkat pada 35% kasus, tetapi dapat pula menurun, pada ± 30%
kasus, dan UBBC meningkat pada > 75% kasus Polisitemia Vera.
5. Pemeriksaan Sumsum Tulang (SST)
Pemeriksaan ini tidak diperlukan untuk diagnostik, kecuali bila ada kecurigaan penyakit
mieloproliferatif. Sitologi SST menunjukkan peningkatan selularitas seri eritrosit,
pada 80% pasien polisitemia vera, 70% pada pasien Trombositosis Esensial dan 51 %
pada pasien IMF.14 Untuk mengetahui peranan mutasi invivo ditranplantasikan SST
dengan JAK2V617F pada tikus sehingga tikus tersebut menderita Polisitemia Vera.
Cara diagnosis pada kasus ini
1. Anamnesis
Gatal-gatal setelah mandi air hangat, keringat malam, sakit kepala, dan tinnitus.
2. Pemeriksaan fisik
Ditemukan tekanan darah tinggi, flushing face, lymphadenopathy, dan splenomegaly.
3. Pemerikssaan laboratorium
Kasus Kriteria PV Keterangan
Hb = 20,6 g/dl >18,5 g/dl Sesuai
Ht = 60% >48 % Sesuai
Red cell mass = 38 mm/gr >35 mm/gr Sesuai
Platelet = 810.000 >400.000 Sesuai
WBC = 22.000 >12.000 Sesuai
LAP meningkat meningkat Sesuai
Eritropoetin menurun Menurun/ normal Sesuai
Saturasi oksigen = 98% >92% Sesuai
Jadi, diagnosis yang memungkinkan adalah Polisitemia Vera
8. Bagaimana Etiologi dan faktor resiko penyakit Mr. Alex ?
EtiologiEtiologi polisitemia vera belum sepenuhnya diketahui secara pasti. Tetapi diduga karena adanya mutasi dari sel-sel progenitor erythroid dan perubahan fungsi tirosin kinane, yaitu janus kinase 2 (JAK2).
Sel-sel progenitor erythroid dari pasien dengan PV membentuk coloniesin dalam ketiadaan eritropoietin, juga menunjukkan hipersensitivitas sel-sel myeloid, dan berbagai faktor pertumbuhan.
Janus kinase 2 (JAK2) merupakan suatu tirosin kinase sitoplasma yang mempunyai peran kunci dalam transduksi sinyal beberapa reseptor fator pertumbuhan hematopoietik, termasuk erythropoietin, granulosit-makrophage colony-stimulating factor (GM-CSF), interleukin (IL)-3, IL-5, thrombopoietin, and hormon pertumbuhan
Faktor Resiko Resiko rendah : usia < 60 tahun dan tidak riwayat trombositosis dan jumlah
platelet < 150.000/mm3
Resiko sedang : usia < 60 tahun dan tidak riwayat trombositosis dan ada riwayat
jumlah platelet > 150.000/mm3 atau adanya factor resiko kardiovaskuler
Resiko tinggi : usia >60 tahun atau ada riwayat trombositosis
9. Bagaimana epidemiology penyakit pada kasus ?
Polisitemia Vera dapat mengenai semua umur, sering pada pasien berumur 40-60 tahun,
dengan perbandingan antara pria dan wanita 2:1, di Amerika Serikat angka kejadiannya
ialah 2,3 per 100.000 penduduk dalam setahun, sedangkan di Indonesia belum ada
laporan tentang angka kejadiannya. Penyakit ini dapat terjadi pada semua ras / bangsa,
walaupun didapatkan angka kejadian yang lebih tinggi pada orang Yahudi.
10. Bagaimana pathogenesis?
Etiologi yang unknown (mutasi genetic)
Ekspansi klonal sel induk hematopoetik dan produksi eritrosit dengan derajat
lebih ringan ekspansi unsure granulositik dan megakariositik
Tinnitus
Terbentuknya thrombus kecil
Trombositosis
Basofil tinggi
Limfosit turun
Alkali fosfatase tinggi
Leukositosis
Hb tinggi
Ht tinggi
RBC mass tinggi
Splenomegali
Saturasi oksigen tinggi
Eritrositosis
Hipoksia mikrovaskular
Basofil > histamine> gatal
11. Apa manifetasi klinik kasus ?
Penyakit ini merupakan penyakit yang terjadi pada orang tua dengan insidensi yang
sama pada kedua jenis kelamin. Gambaran klinis timbul akibat
hiperviskositas,hipervolemia, atau hipermetabolisme.
1. Sakit kepala, dispnea, penglihatan kabur, dan keringat malam. Pruritus yang terutama
terjadi setelah mandi air hangat, dapat merupakan masalah yang berat.
2. Gambaran pletorik-sianosis kemerahan (ruddy cyanosis), bercak pada konjungtiva,
serta penonjolan vena retina.
3. Splenomegali pada 75% pasien.
4. Sering ditemukan perdarahan (misalnya gastrointestinal, uterus, serebral) atau
trombosis, baik arteri (misal jantung, otak, atau perifer) atau vena (misal vena tungkai
dalam atau superfisial, vena otak, vena porta atau vena hepatika).
5. Hipetensi pada sepertiga pasien
6. Gout (akibat peningkatan produksi asam urat)
7. Ulkus peptikum terjadi pada 5-10% pasien.
Selain itu Polisitemia Vera juga Terbagi 3 Fase :
Gejala awal : sangat minimal dan tidak selalu ada kelainan walaupun telah
diketahui dengan tes leb. Gejala awalnya sakit kepala, telinga berdenging, mudah
Viskositas darah tinggi
Laju darah lambat
Jantung memompa lebih kuat
Hipoksia
Hipertensi
Sakit kepala Tinnitus
Hipermetabolisme
Night sweat
Hipercelluler bone marrow
Uric acid
lelah, gangguan daya ingat, susah bernapas, hipertensi, gangguan penglihatan, rasa
panas pada tangan atau kaki, gatal, epistaksis, perdarahan lambung dan sakit
tulang. Gambaran pletorik sianosiskemerahan, bercak pada konjungtiva serta
penonjolan vena retina.
Gejala akhir : mengalami perdarahan (hemorrhage) atau trombosis. Peningkatan
asam urat yang berkembang menjadi gout dan peningkatan resiko ulkus peptikum.
Fase splenomegali : 30% berkembang menjadi splenomegali. Pada fase ini terjadi
kegagalan sumsum tulang dan pasien menjadi anemia berat, kebutuhan transfuse
meningkat, liver dan limpa membesar.
Pada kasus, Mr. Alex masih pada gejala awal, tetapi sudah ada peningkatan
asam urat, dan splenomegali.
12. Bagaimana tata laksana penyakit Mr. Alex ?
Tatalaksana pada polisitemia vera bertujuan untuk mempertahankan hematokrit sekitar
0,45 dan trombosit dibawah 400 x 109/l untuk mencegah trombotik. Terapi yang dapat
dilakukan meliputi,
1. Venaseksi
Bentuk terapi ini sangat berguna khususnya bila diperlukan pengurangan volume
eritrosit dengan cepat, misalnya pada permulaan terapi. Venaseksi terutama
diindikasikan pada pasien berusia muda dan pasien dengan penyakit ringan. Defisiensi
besi yang diakibatkannya dapat membatasi eritropoiesis. Sayangnya, veneseksi tidak
mengendalikan jumlah trombosit.
2. Mielosupresi sitotoksik
Hidroksiurea harian sangat berguna dalam mengendalikan jumlah darah dan mungkin
perlu diteruskan selama bertahun-tahun. Busulfan (yang dapat digunakan secara
intermitten) kadang-kadang digunakan pada pasien yang berusia lebih tua. Yang perlu
diperhatikan mengenai obat sitotoksik (terutama busulfan) adalah, obat ini
memungkinkan terjadinya peningkatan kecepatan progresi menjadi leukimia.
Kecepatan progresi untuk hidroksiurea sangat rendah, tetapi resiko yang sebenarnya
belum jelas.
3. Terapi fosfor-32
Ini adalah terapi yang sangat baik bagi pasien yang berusia lebih tua dengan penyakit
berat. 32P adalah emitor-β, dengan waktu paruh 14,3 hari. zat ini terkonsentrasi dalam
tulang dan merupakan agen mielosupresif yang sangat efektif. Waktu remisi yang
lazim setelah satu dosis tunggal adalah 2 tahun. Kekhawatiran mengenai
perkembangan lanjut menjadi leukimia telah membatasi penggunaan obat ini.
4. Interferon
Uji klinis interferon-α telah menunjukkan respons hematologik yang baik. Diperlukan
pengujian yang lebih lama untuk menentukan apakah terapi ini mengubah perjalanan
alamia penyakit. Terapi ini kurang nyaman dan sering terjadi efek samping. Interferon-
α mungkin sangat berguna untuk mengendalikan rasa gatal.
TERAPI POLISITEMIA VERA YANG DIREKOMENDASIKAN.
1. Plebotomi untuk mempertahankan hematokrit < 45%
2. Aspirin dosis rendah ( jika tidak ada kontra indikasi )
3. Terapi faktor resiko trombosis secara agresif ( perokok hipertensi
hiperkolesterolemia, obesitas )
4. Pertimbangkan sitoreduksi jika
(i) Pasien tidak toleransi dengan plebotomi
(ii) Trombositosis
(iii) Spenomegali progresif
5. Pilihan terapi sitoreduksi
(i) Umur < 40 tahun – Interferon α
(ii) Umur > 40 tahun – Hidroksiurea
13. Apa komplikasi penyakit Mr. Alex ?
Komplikasi yang mungkin terjadi pada PV yang diderita Tn. Alex, meliputi :
Post polycytemic myelofibrosis
Fibrosis tulang belakang
Acute Myeloid Leukimia (AML/MDS)
Dapat disebabkan oleh obat-obatan PV yang dikonsumsi jangka panjang atau
disebabkan perkembangan penyakit. Biasanya AML terjadi setelah 8,4 tahun orang
tersebut didiagnosis PV.
Penyakit akibat trombosis.
14. Bagaimana prognosis penyakit Mr. Alex ?
Tanpa pengobatan sekitar 50% penderita dengan gejala akan meninggal dalam waktu
kurang dari 2 tahun. Namun dengan pengobatan yang tepat, mereka dapat hidup 15-20
tahun kedepan. Trombosis dan perdarahan adalah masalah klinis utama. Viskositas
yang meningkat, stasis vaskular, dan jumlah trombosis, sedangkan gangguan fungsi
trombosit dapat menyebabkan perdarahan.
Transisi dari PRV menjadi mielofibrosis terjadi pada sekitar 30% pasien dan sekitar 5%
pasien berkembang menjadi leukimia akut. 32P dan busulfan umumnya dihindari pada
subjek yang lebih berusia muda karena meningkatkan resiko ini.
15. Apa KDU pada kasus ?
2. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan-
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang
relevan dan mampu menindaklanjuti sesudahnya)
IV. Hipotesis:
Mr. Alex 50 tahun, mengeluh gatal-gatal setelah mandi air hangat akibat menderita polisitemia vera
V. Kerangka Konsep
Generalized itching especially after taking a warm bath since 6 months ago and got worsen in the last 2 months. He also had night sweating, severe headache, and tinnitus