Top Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT PENYERTA HIPERLIPIDEMIA DI INSTALASI RAWAT JALAN DI RSUD KARANGANYAR PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi Oleh : DEWI SRI REJEKI M3508021 DIPLOMA III FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
65

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

Sep 07, 2018

Download

Documents

nguyendien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL PADA PASIEN

DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT PENYERTA

HIPERLIPIDEMIA DI INSTALASI RAWAT JALAN DI RSUD

KARANGANYAR PERIODE JANUARI DESEMBER 2010

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi

Oleh :

DEWI SRI REJEKI

M3508021

DIPLOMA III FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini adalah hasil penelitian

saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh

gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka

gelar yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/atau dicabut.

Surakarta, 30 November 2011

DEWI SRI REJEKI NIM. M3508021

Page 4: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DENGAN PENYAKIT PENYERTA

HIPERLIPIDEMIA DI INSTALASI RAWAT JALAN DI RSUD KARANGANYAR PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

DEWI SRI REJEKI Jurusan D3 Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret

INTISARI Diabetes adalah suatu penyakit yang disebabkan karena tubuh tidak

mampu mengendalikan jumlah gula, dalam aliran darah, sehingga menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat diabetes mellitus yang meliputi golongan, dosis, aturan pakai, dan kombinasi obat pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 dengan penyakit penyerta hiperlipidemi di Instalasi Rawat Jalan RSUD Karanganyar periode Januari-Desember 2010..

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian non-eksperimental dan bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari berkas rekam medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi yang meliputi terapi Diabetes Mellitus pada tahun 2010, berumur 30-70 tahun dengan penyakit penyerta hiperlipidemi, telah mendapat terapi obat antidiabetika oral dan obat antihiperlipidemia dan mempunyai rekam medis yang lengkap. Data yang diambil adalah data pasien dan data terapi pengobatannya. Data pasien antara lain nomor rekam medik, umur, jenis kelamin, domisili. Sedangkan data terapi pengobatannya yang diambil yaitu jenis obat yang digunakan, meliputi nama obat, dosis, kombinasi obat, bentuk sediaan, dan aturan pakai. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode statistik deskriptif non analitik.

Pada penelitian didapat hasil bahwa 52% pasien wanita lebih banyak terdiagnosis penyakit Diabetes Melitus dengan hiperlipidemia dibandingkan Pria 48%. Sebanyak 62,5% menggunakan antidiabetik oral tunggal yaitu glucodex®, 25% menggunakan glibenklamid dan 12,5% pasien menggunakan glucophage®. Sebanyak 75% menggunakan terapi kombinasi glucodex® metformin dan 25% menggunakan glibenklamid metformin. Sehingga pelayanan terapi di RSUD Karanganyar untuk pasien Diabetes mellitus dengan penyakit penyerta hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI.

Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika Oral.

Page 5: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

THE PATTERN OF ORAL ANTIDIABETIC AGENT USE IN TYPE 2 DIABETES MELLITUS PATIENT WITH HYPERLIPIDEMIA

ACCOMPANYING DISEASE IN INPATIENT INSTALLATION OF KARANGANYAR LOCAL HOSPITAL DURING JANUARY TO

DECEMBER 2010 PERIOD

DEWI SRI REJEKI D3 Pharmacy Department of Mathematics and Sciences Faculty of Sebelas

Maret University

ABSTRACT Diabetes is a disease resulting from body not capable of controlling sugar

level in blood flow, so that the blood sugar level increases. This research aims to find out the pattern of antidiabetic agent use including grade, dose, administration route, and drug combination in Type 2 Diabetes Mellitus patient with hyperlipidemia accompanying disease in inpatient installation of Karanganyar Local Hospital during January to December 2010 period.

This research employed a non-experimental research design and descriptive in nature. The data was collected retrospectively from the medical record document of patients who meet the inclusion criteria including Diabetes Mellitus therapy in 2010, 30-70 years age with hyperlipidemia accompanying disease, have obtained oral antidiabetic and anti-hyperlipidemia agents and have complete medical record. The data that was taken included patient data and their medication therapy data. The patient data included medical record number, age, sex, and domicile. Meanwhile the medication therapy data taken was the drug used, including drug name, dose, drug combination, preparation form, and administration route. The data obtained was then analyzed using non-analytical descriptive statistic method.

In this research, it can be found those 52% female patients were diagnosed more with Diabetes Mellitus with hyperlipidemia diseases than the male patient of 48%. 62,5% use single oral antidiabetic agent namely glucodex, 25% use glibenklamid and 12,5% use glucophage. 75% use combined therapy of glucodex-metformin and 25% use glibenklamid-metformin. Thus, the therapy service in Karanganyar Local Hospital for Diabetes Mellitus patients with hyperlipidemia accompanying disease has been consistent with the standard from PERKENI and

Keywords: Diabetes Mellitus, Hyperlipidemia, Oral Antidiabetic.

Page 6: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Pendidikan merupakan pelengkap paling baik untuk hari tua

(Aristoteles)

Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah

(Lessing)

Sesali masa lalu karena ada kekecewaan dan kesalahan,tetapi jadikanlah

penyesalan itu sebagai senjata untuk masa depan agar tidak terjadi

kesalahan lagi

(Anonim)

Page 7: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini

Kupersembahkan untuk alm.

Papa dan mama atas segala

kasih sayang dan

kebersamaan dalam

menjalani kehidupan ini.

Page 8: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Dengan memanjatkan kehadirat Allah SWT, akhirnya penulis mampu

POLA PENGGUNAAN OBAT

ANTIDIABETIKA ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

DENGAN PENYAKIT PENYERTA HIPERLIPIDEMIA DI INSTALASI

RAWAT JALAN DI RSUD KARANGANYAR PERIODE JANUARI

-Nya, niscaya Tugas Akhir

ini tidak dapat selesai, puji syukur hamba pada Sang Pencipta.

Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk melengkapi syarat dan

memperoleh gelar Ahli Madya jurusan Farmasi Universitas Sebelas Maret. Dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit bantuan,

bimbingan dan dukungan dari semua pihak yang diberikan kepada penulis.

Penulis menyampaikan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. Ir. Ari Handono Ramelan, (Hons), M.Sc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas

Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt, selaku Ketua Program Diploma III Farmasi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Page 9: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

3. Anif Nur Artanti, S. Farm., Apt selaku pembimbing utama yang telah

memberikan bimbingan, perhatian dan pengarahan.

4. Wisnu Kundarto, S. Farm., Apt selaku selaku penguji utama yang telah

memberi saran, petunjuk, dan masukan kepada penulis.

5. Heru Sasongko, S. Farm., Apt selaku anggota penguji yang telah member

saran, petunjuk, dan masukan kepada penulis.

6. Mama tercinta yang tidak pernah lelah bibir ini basah dan air mata mengalir

setiap malam karena memanjatkan doa. Tidak pernah lupa mengingatkan

penulis bahwa ada Allah yang selalu siap menolong dan membantu hamba-

Nya dan segala hasil akhirnya serahkan kepada-Nya.

7. Bulik dan Omku, serta sepupu-sepupuku mbak Risa, mbak Ning dan Fatimah.

Terimakasih atas segala motivasi, dukungan serta doanya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

8. Abangku tersayang Joko Mallendra. Terimakasih atas segala motivasi,

dukungan serta doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir

ini.

9. Sahabat- sahabatku , Hesti, Retno, Gezha, Ika, Niken, Firda, Nela, Bu Nina.

Terimakasih untuk ikut berjuang, tertawa, menangis, bersedih dan bergurau

bersama penulis.

10. Saudara-saudaraku seperjuangan angkatan 2008 Diploma III Farmasi

Fakultas Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Page 10: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan lebih

lanjut. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya

dan dapat menambah wawasan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 30 November 2011

Penulis

Page 11: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

INTISARI

iii

iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI

vi

vii

viii

xi

DAFTAR TABEL xiv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

DAFTAR SINGKATAN xvii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. 1

B. 3

C. Tujuan 4

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI 5

A. 5

1. Deskripsi 5

Page 12: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

2. 5

3. 8

4. 9

5. 12

6. 13

7. 14

8. 15

9. 20

10. 21

11. Hiperlipidemia 21

12. Rekam Medik 23

B. 24

C. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26

A. 26

B. Instrumen Penelitian.................................. .... 26

C. Subyek 26

D. 27

E. 28

F. 28

G. 29

H. Skema Jalannya 30

Page 13: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 31

A. 31

B.

C.

40

46

BAB V PENUTUP ............... 47

A. Kesimpulan 47

B. Saran ............................................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA 49

LAMPIRAN 51

Page 14: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel I 8

Tabel II 11

Tabel III 23

Tabel IV 35

Tabel V Antidiabetik Oral 35

Tabel VI 37

Tabel VII 38

Tabel VIII 38

Tabel IX 39

Page 15: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Algoritma Terapi DM Tipe 2 20

Gambar 2. Algoritma Pencegahan DM Tipe 2 21

Gambar 3. Distribusi Pasien berdasarkan Jenis Kelamin 32

Gambar 4. Distribusi Pasien berdasarkan Usia 32

34

40

Page 16: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

52

Lampiran II. Pedoman Penggunaan 56

Lampiran III. Tabel Distribusi Pasien berdasarkan Jenis Kelamin 57

58

Lampiran V. Tabel Distribusi Pasien berdasarkan Domisili 59

Page 17: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR SINGKATAN

ADA : American Diabetes Association

DM : Diabetes Mellitus

FPGT : Fasting Plasma Glucose Test

GDM : Gestasional Diabetes Mellitus

GDP : Glukosa Darah Puasa

GDPP : Glukosa Darah Sesudah Makan

GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu

GDS : Glukosa Darah Sewaktu

ICA : Islet Cell Antibody

IDDM : Insulin Dependent Diabetes Mellitus

KGD : Kadar Gula Darah

NIDDM : Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

OGTT : Oral Glucose Tolerance Test

PJK : Penyakit Jantung Kronis

Page 18: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis telah menjadi kesalahan

dunia. saat ini merupakan penyakit yang banyak dijumpai dengan prevalensi di

seluruh dunia 4%. Diabetes Mellitus salah satu penyakit degeneratif yang akan

meningkat jumlahnya untuk tahun-tahun mendatang. Untuk Indonesia, WHO

memprediksi pada tahun 2003 terdapat sekitar 150 juta kasus diabetes mellitus

dan pada tahun 2025 diperkirakan jumlahnya meningkat dua kali lipat (Suyono,

2007).

Meningkatnya prevalensi Diabetes Melitus di beberapa negara

berkembang, akibat peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan.

Peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-

kota besar, menyebabkan peningkatan prevalensi penyakit degeneratif, seperti

penyakit jantung koroner (PJK), hipertensi, hiperlipidemia. Diabetes Mellitus

merupakan salah satu penyakit degeneratif yang saat ini makin bertambah

jumlahnya di Indonesia. (Suyono, 2007).

Menurut penelitian epidemiologi yang sampai saat ini telah dilaksanakan

di Indonesia, kekerapan diabetes berkisar antara 1,5 sampai dengan 2,3%, kecuali

di Manado yang agak tinggi sebesar 6%. Penelitian terakhir yang dilakukan di

Jakarta, kekerapan DM di daerah sub-urban yaitu di Depok adalah 12,8%,

sedangkan di daerah ural yang dilakukan oleh Augusta Arifin di suatu daerah di

Jawa Barat angka itu hanya 1,1%. Di suatu daerah terpencil di Tanah Toraja

Page 19: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

didapatkan prevalensi DM hanya 0,8%. Di sini jelas ada perbedaan antara urban

dengan ural, menunjukkan bahwa gaya hidup mempengaruhi kejadian diabetes.

Tetapi di Jawa Timur angka itu tidak berbeda yaitu 1,43% di daerah urban dan

1,47% di daerah ural. Hasil penelitian epidemiologis di Jakarta (daerah urban)

membuktikan adanya peningkatan prevalensi DM dari 1,7% pada tahun 1982

menjadi 5,7% pada tahun 1993, kemudian pada tahun 2001 di Depok, sub urban

Jakarta menjadi 12,8% (Suyono, 2007).

Diabetes Mellitus diklasifikasikan menjadi dua yaitu Diabetes Mellitus

tipe 1 dan Diabetes Mellitus tipe 2. Diabetes Mellitus tipe 2 atau disebut dengan

Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) merupakan penyakit diabetes

yang disebabkan oleh karena terjadinya resistensi tubuh terhadap efek insulin

dalam darah menjadi naik tidak terkendali (hiperglikemi). Kegemukan dan

riwayat keluarga menderita Diabetes Mellitus diduga merupakan faktor resiko

terjadinya penyakit tersebut.

Keadaan hiperglikemi kronis pada Diabetes Mellitus akan mengakibatkan

berbagai komplikasi atau kegagalan fungsi organ utama mata, ginjal, syaraf,

jantung dan pembuluh darah. Penanganan yang baik, diharapkan komplikasi

kronik Diabetes Mellitus dapat dicegah dan dihambat perkembangannya. Dalam

hal ini langkah yang dapat dilakukan antara lain pengelolaan non farmakologis

berupa perencanaan makan dan kegiatan jasmani, pengelolaan farmakologis

berupa penggunaan obat hipoglikemik oral dan insulin (Waspadji, 1999).

Page 20: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pasien Diabetes Mellitus tipe 2 mempunyai beberapa abnormalitas lipid,

meliputi peningkatan kadar trigliserida, peningkatan kadar LDL dan penurunan

kadar HDL (Rader, 2005). Hiperlipidemia pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2

berperan dalam meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler dan meningkatkan

angka kejadian penyakit makrovaskuler pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2

(Losen, 2006). Untuk itu, studi penggunaan obat antidiabetika oral dalam

pengobatan pasien Diabetes Mellitus tipe 2 dengan penyakit penyerta

hiperlipidemia dirasa penting untuk dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian pola penggunaan obat antidiabetika oral pada pasien

Diabetes Mellitus tipe 2 dengan penyakit penyerta hiperlipidemia di RSUD

dengan standar PERKENI 2006 dan DEPKES 2005.

A. Perumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu:

1. Bagaimana pola penggunaan antidiabetika oral pada pasien Diabetes Mellitus

tipe 2 dengan penyakit penyerta hiperlipidemia di Instalasi Rawat Jalan RSUD

Karanganyar?

2. Apakah pemilihan obat dan penggunaan obat antidiabetik oral pada pasien

Diabetes Mellitus tipe 2 dengan penyakit penyerta hiperlipidemia di Instalasi

Rawat Jalan RSUD Karanganyar sesuai dengan standar dari DEPKES 2005

dan PERKENI 2006?

Page 21: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui pola penggunaan antidiabetika oral tunggal pada pasien Diabetes

Mellitus tipe 2 dengan penyakit penyerta hiperlipidemia di Instalasi Rawat

Jalan RSUD Karanganyar.

2. Mengetahui kesesuaian pemilihan dan penggunaan obat antidiabetik oral pada

pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan penyakit penyerta hiperlipidemia

dengan standar DEPKES 2005 dan PERKENI 2006.

C. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan khususnya bagi RSUD Karanganyar dalam hal

penggunaan obat pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang menerima

terapi antidiabetika oral dengan penyakit penyerta hiperlipidemia.

2. Sebagai bahan referensi, dasar pemikiran, pembanding dan pelengkap

untuk penelitian selanjutnya.

Page 22: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Deskripsi Penyakit

Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemik kronik disertai

berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan

berbagai komplikasi kronik pada mata, saraf, jantung,ginjal, dan pembuluh

darah (Mansjoer, 2004). Menurut American Diabetes Association (ADA),

Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

karakteristik hiperglikemik yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja

insulin, atau kedua-duanya (Kurniawan, 2005).

Sedangkan menurut WHO, diabetes mellitus didefinisikan sebagai suatu

penyakit atau gangguan metabolisme kronik dengan multi etiologi yang

ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan

metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi

insulin. Insufisiensi fungsi insulin disebabkan oleh gangguan produksi insulin

oleh sel-sel beta Langerhans di kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang

responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Ahmad, 2005)

2. Klasifikasi Penyakit

Klasifikasi etiologis DM menurut American Diabetes Assosiation

sesuai anjuran PERKENI adalah :

Page 23: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

a. Diabetes Mellitus Tipe 1

DM tipe 1 juga disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes

Mellitus). IDDM atau Diabetes Melitus Tergantung Insulin (DMTI)

merupakan diabetes yang jarang atau sedikit populasinya, diperkirakan

kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes.

Gangguan produksi insulin pada DM tipe 1 umumnya terjadi karena

kerusakan sel-

Islet

Cell Antibody an antibodi (ICA)

oleh bermacam-macam virus, diantaranya: virus rubella, coxsackievirus B,

defisiensi insulin absolut. Gambaran kliniknya biasa timbul pada masa

kanak-kanak dan puncaknya pada masa akil balig (Anonim, 2006).

b. Diabetes Mellitus Tipe 2

DM tipe 2 juga disebut NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes

Mellitus). NIDDM atau Diabetes Tidak Tergantung Insulin (DMTTI)

adalah turunnya kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan

glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa

ensi ini sepenuhnya,

artinya terjadi defisiensi relatif insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari

5

Page 24: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada

rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain .

Menurut American Assosiation of Clinical Endocrinology, tanda-tanda

klinis resistensi insulin adalah obesitas, kadar trigliserida tinggi, kadar

HDL-C rendah, tekanan darah yang tinggi, kadar gula darah post prandial,

dan kadar gula darah puasa (Anonim, 2006).

Pada awal perkembangan DM tipe 2, sel-

gangguan pada sekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin gagal

mengkompensasi resistensi insulin. Faktor genetik dan pengaruh

lingkungan cukup besar dalam menyebabkan terjadinya DM tipe 2, antara

lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak badan

(Anonim, 2006).

c. Diabetes Mellitus Gestasional

Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) adalah keadaan diabetes

atau intoleransi glukosa yang timbul selama masa kehamilan, dan biasa

berlangsung hanya sementara. Ini meliputi 2-5% dari seluruh diabetes.

Faktor resiko terjadinya GDM adalah usia tua, etnik, obesitas, riwayat

keluarga, dan riwayat gestasional terdahulu. Pada umumnya, kadar gula

darah kembali normal setelah melahirkan. Namun, GDM meningkatkan

resiko diabetes tipe 2 pada usia lanjut (Anonim, 2006)

d. Diabetes Tipe Lain

Defek genetik fungsi sel beta, defek genetik kerja insulin, penyakit

eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi,

Page 25: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

penyebab imunologi yang jarang, sindrom genetik lain yang berkaitan

dengan DM (Anonim, 2006).

3. Kriteria Diabetes Mellitus tipe 2

Gambaran kriteria diabetes mellitus berdasarkan batas kadar gula darah

dapat dilihat pada Tabel I adalah sebagai berikut :

Tabel I. Batas Kadar Gula Darah (KGD) ( Dipiro et a.l., 2008)

Kategori KGD Batas KGD DM

GDS

GDP

GD2PP

OGTT*

FPGT**

Keterangan:*OGTT, Oral Glucose Tolerance Test;

**FPGT, Fasting Plasma Glucose Test.

Test pada gula darah menurut Tjahjadi (2009), antara lain :

a. Fasting Plasma Glucose Test (FPGT)

Test ini dilakukan dengan mengambil darah. Sebelum melakukan test

ini dilakukan puasa selama 8 14 jam, hal ini dilakukan untuk menghindari

adanya peningkatan gula darah lewat makanan yang mempengaruhi hasil test

(Tjahjadi, 2009). KGD menurut FPGT meliputi :

Gula darah Normal : < 100 mg/dl

Gula darah pre-diabetes : 100-125 mg/dl

Gula darah DM

b. Random Plasma Glucose Test

Page 26: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Tes darah pun bisa dilakukan secara acak tanpa diharuskan berpuasa.

Seseorang dinyatakan terkena diabetes apabila kadar glukosanya mencapai

200 mg / dl diikuti dengan gejala gejala diabetes (Tjahjadi, 2009).

4. Gejala dan Faktor Resiko Diabetes Mellitus Tipe 2

Setiap jenis penyakit pasti terlebih dahulu diawali dengan munculnya

gejala penyakit. Begitu juga dengan diabetes yang terlebih dahulu diawali

dengan munculnya sejumlah gejala klinis diabetes. Pada gejala diabetes

mellitus tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang

jelas.

Gejala yang terjadi pada diabetes ini yaitu :

a. Buang air kecil secara berlebihan (Poliuria)

Gejala ini terjadi karena kadar gula dalam darah (glukosa) yang

berlebih, sehingga tubuh dirangsang untuk mengeluarkan kelebihan gula

tersebut melalui ginjal bersama urine. Tergantung tingkat gejala diabetes,

warna dan kepadatan urine bisa berubah, biasanya urine encer dan

warnanya pucat. Biasanya gejala ini puncaknya terjadi pada malam hari

ketika tidur malam karena saat malam hari kadar gula dalam darah relatif

lebih tinggi daripada siang hari (Sutanto, 2010).

b. Banyak minum karena rasa haus yang berlebihan (Polidipsia)

Karena sering buang air kecil, membuat tubuh merasa haus yang

berlebihan. Akibatnya penderita diabetes menjadi sering minum untuk

menggantikan cairan yang keluar. Banyaknya air yang diminum kemudian

menimbulkan hasrat buang air kecil. Begitulah seterusnya. Banyaknya air

Page 27: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

yang diminum penderita diabetes lebih dari 3 liter per hari, jauh di atas

jumlah konsumsi air orang normal. Gejala ini akan berlangsung terus

menerus selama kadar gula dalam darah belum terkontrol baik (Sutanto,

2010).

c. Makan yang berlebihan (Polifagia)

Seorang diabetes yang baru makan akan mengalami

ketidakcukupan hormon insulin untuk memasukkan glukosa ke dalam sel,

hal ini akan menyebabkan tubuh akan selalu merasa kelaparan, sehingga

tubuh sering terasa lemah. Kompensasinya seseorang diabetes akan

makan lebih banyak lagi (Sutanto, 2010).

d. Merasa sering kelelahan

Pada penderita diabetes yang telah akut, umumnya penderita

mudah mengalami lelah, letih seperti hilang tenaga. Biasanya gejala ini

sering terabaikan karena dianggap sebagai kelelahan akibat kerja. Gejala

ini disebabkan karena tubuh kekurangan oksigen untuk membakar gula

menjadi energi. Gula dalam darah menumpuk banyak di pembuluh darah

sehingga membuat darah menjadi kental dan alirannya melambat

sehingga menyebabkan gangguan pasokan oksigen yang dibawa oleh

darah. Padahal agar bekerja secara optimal, tubuh memerlukan oksigen

untuk membakar gula menjadi energi. Akibat kekurangan oksigen

tersebut, tubuh kehilangan tenaga sehingga muncullah gejala kelelahan,

sakit kepala, jantung berdebar-debar dan jika sudah parah dapat

menyebabkan penderita mengalami stroke (Sutanto, 2010).

Page 28: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

e. Berat badan menurun

Pada umumnya penderita diabetes badannya kurus, meskipun

makannya banyak. Padahal sebelum terkena diabetes, penderita diabetes

berat badannya gemuk meskipun nafsu makannya biasa-biasa saja.

Gejala ini ditimbulkan akibat insulin tidak dapat mengedarkan gula darah

ke seluruh tubuh, sebaliknya gula darah yang berlebih justru dikeluarkan

melalui ginjal menjadi urine (Sutanto, 2010).

Setiap orang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko diabetes

selayaknya waspada akan kemungkinan dirinya mengidap diabetes. Para

petugas kesehatan, dokter, apoteker dan petugas kesehatan lainnya pun

sepatutnya memberi perhatian kepada orang-orang seperti ini, dan

menyarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui

kadar glukosa darahnya agar tidak terlambat memberikan bantuan

penanganan. Karena makin cepat kondisi diabetes melitus diketahui dan

ditangani, makin mudah untuk mengendalikan kadar glukosa darah dan

mencegah komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi (Anonim, 2005).

Beberapa faktor risiko untuk diabetes melitus, terutama untuk DM Tipe 2,

dapat dilihat pada Tabel II berikut ini

Tabel II. Faktor Resiko untuk Diabetes Tipe 2 (Anonim, 2005)

Riwayat Diabetes dalam keluarga Diabetes Gestasional Melahirkan bayi dengan berat badan >4 kg

Obesitas >120% berat badan ideal Umur 20-59 tahun : 8,7%

> 65 tahun : 18% Hipertensi >140/90mmHg Hiperlipidemia Kadar HDL rendah <35mg/dl

Kadar lipid darah tinggi >250mg/dl Faktor-faktor lain Kurang olah raga, Pola makan rendah serat

Page 29: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

5. Komplikasi DM tipe 2

Komplikasi-komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua kategori:

a. Akut

Komplikasi akut DM terjadi apabila kadar glukosa darah seseorang

meningkat atau menurun tajam dalam waktu singkat. Penderita umumnya

mengalami hal-hal sebagai berikut:

1) Hipoglikemia adalah suatu keadaan seseorang dengan kadar glukosa

darah dibawah nilai normal.

2) Ketoasidosis adalah suatu keadaan kekurangan insulin, dan sifatnya

mendadak.

3) Koma hiperosmolar non ketotik adalah dehidrasi berat, hipotensi, dan

menimbulkan syok (Rachmawati, 2009).

b. Kronik

Komplikasi kronik DM terjadi apabila kadar glukosa darah secara

berkepanjangan tidak terkendali dengan baik sehingga menimbulkan

berbagai komplikasi kronik DM berupa:

1) Makroangiopati adalah komplikasi makrovaskular, seperti: penyakit

jantung koroner (Coronary Heart Desease), penyakit pembuluh darah

otak, dan penyakit pembuluh darah perifer (Peripheral Vaskular

Disease).

2) Mikroangiopati adalah komplikasi mikrovaskular yang melibatkan

pembuluh darah kecil dan merupakan lesi spesifik diabetes yang

Page 30: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

menyerang kapiler dari arteriola retina (retinopati diabetik),

glomerulus ginjal (nefropati diabetik), dan saraf-saraf perifer

(neuropati diabetik), otot-otot, serta kulit (Rachmawati, 2009).

6. Diagnosis penyakit

Tes diagnosis untuk diabetes harus dilakukan bila hasil tes penyaringan

positif atau terdapat gejala khas diabetes seperti : poliuria, polidipsia, polifagia

atau penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Diagnosis

dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan glukosa darah puasa atau tes

toleransi glukosa (Sidartawan, 1999). Menurut PERKENI, tiga kriteria DM

adalah sebagai berikut:

a. Kadar gluk

b.

c.

gram pada TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral) (Anonim, 2006).

ADA (American Diabetes Association) mengakui adanya suatu

kelompok antara, dimana hasil pemeriksaan belum menunjukkan adanya

diabetes namun kadar glukosa tersebut sudah melampaui nilai normal.

Kelompok ini disebut sebagai kelompok dengan Glukosa Darah Puasa

Terganggu (GDPT) dan didapatkan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah

antara 110 mg/dl dan 126 mg/dl. Sedangkan bila kadar glukosa darah puasa

kurang dari 110 mg/dl maka dinyatakan normal. Selain pemeriksaan kadar

gula darah, dapat juga dilakukan pemeriksaan HbA1C atau glycosylated

haemoglobin. Glycosylated haemoglobin adalah protein yang terbentuk dari

Page 31: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

perpaduan antara gula dan haemoglobin dalam sel darah merah. Nilai yang

dianjurkan oleh PERKENI untuk HbA1C normal (terkontrol) 4% -

5,9%.Semakin tinggi kadar HbA1C maka semakin tinggi pula resiko

timbulnya komplikasi. Oleh karena itu pada penderita Diabetes Mellitus kadar

HbA1C ditargetkan kurang dari 7 % (Sidartawan, 1999).

7. Patogenesis Penyakit

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelainan yang heterogenik

dengan karakter utama hiperglikemia kronis. Meskipun pola pewarisannya

belum jelas, faktor genetik dikatakan memiliki peran yang kuat dalam

munculnya DM ini. Faktor genetik ini akan berinteraksi dengan faktor

lingkungan seperti gaya hidup, diet, rendahnya aktivitas fisik, obesitas dan

tingginya kadar asam lemak bebas. Pada DM terjadi defek sekresi insulin,

resistensi insulin di perifer dan gangguan regulasi produksi glukosa oleh hepar

(Sidartawan, 1999).

Pada DM tipe 2 terjadi pada 90% dari semua kasus diabetes dan

biasanya ditandai dengan resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif.

Resistensi insulin ditandai dengan peningkatan lipolisi dan produksi asam

lemak bebas, peningkatan produksi glukosa hepatik, dan penurunan

pengambila

gangguan pada pengontrolan glukosa darah. DM tipe 2 lebih disebabkan

karena gaya hidup penderita diabetes (kelebihan kalori, kurangnya olahraga,

dan obesitas) dibandingkan pengaruh genetik (Asdie, 2000).

Page 32: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

8. Pengobatan Diabetes Mellitus tipe 2

Tujuan pengobatan adalah mengurangi resiko untuk komplikasi

penyakit mikrovaskuler dan makrovaskuler, untuk memperbaiki gejala,

mengurangi kematian dan meningkatkan kualitas hidup (Dipiro dkk., 2008).

a. Terapi Non Farrmakologi

1) Diet

Terapi pengobatan nutrisi adalah direkomendasikan untuk

semua pasien diabetes mellitus, terpenting dari keseluruhan terapi

nutrisi adalah hasil yang dicapai untuk hasil metabolik optimal dan

pemecahan serta terapi dalam komplikasi. Individu dengan diabetes

mellitus tipe 1 fokus dalam pengaturan administrasi insulin dengan

diet seimbang. Diabetes membutuhkan porsi makan dengan

karbohidrat yang sedang dan rendah lemak, dengan fokus pada

keseimbangan makanan. Pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 sering

memerlukan pembatasan kalori untuk penurunan berat badan (Dipiro

dkk, 2008).

2) Olahraga/aktivitas

Latihan aerobik meningkatkan resistensi insulin dan kontrol

gula pada mayoritas individu dan mengurangi resiko kardiovaskuler

kontribusi untuk turunnya berat badan atau pemeliharaan (Dipiro dkk,

2008).

Page 33: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

b. Terapi Farmakologi

Obat antidiabetika oral digunakan untuk pengobatan diabetes

mellitus tipe 2. Obat-obat ini hanya digunakan jika pasien gagal

memberikan respon terhadap setidaknya 3 bulan diet rendah karbohidrat

dan energi disertai aktivitas fisik yang dianjurkan, dimana apabila setelah

upaya perubahan pola hidup, kadar gula darah tetap diatas 200 mg% dan

HbAc1 diatas 7%.

Pemilihan obat yang tepat sangat menentukan keberhasilan terapi

diabetes bergantung pada tingkat keparahan penyakit dan kondisi pasien.

Farmakoterapi antidiabetik oral dapat dilakukan dengan menggunakan satu

jenis obat atau kombinasi dari dua jenis obat. Pemilihan obat harus

mempertimbangkan tingkat keparahan diabetes serta kondisi kesehatan

pasien secara umum termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi yang

ada (Anonim, 2005).

Antidiabetika oral terbagi menjadi beberapa golongan yaitu:

1) Golongan Sulfonylurea

Golongan obat ini bekerja merangsang sekresi insulin pada

pankreas sehingga hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat

diproduksi. Obat golongan ini meningkatkan sekresi insulin oleh sel

pankreas dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat

badan normal dan kurang, namun masih boleh diberikan kepada pasien

dengan berat badan lebih (Anonim, 2006).Contoh obat yaitu glikazid,

glibenklamid, glipizid, dan glimepirid (Sukandar, 2008).

Page 34: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Efek Samping

Sulfonylurea bisa menyebabkan hipoglikemia, terutama

bila dipakai dalam 3-4 bulan pertama pengobatan akibat perubahan

diet dan pasien mulai sadar berolahraga serta minum obat. Apabila ada

gangguan fungsi ginjal atau hati, dosis perlu diperhatikan karena

hipoglikemia lebih mudah timbul. Namun secara umum, obat ini baik

menurunkan glukosa darah (Tandra, 2008).

2) Golongan Biguanida

Golongan obat ini memperbaiki kerja insulin dalam tubuh

dengan cara mengurangi resistensi insulin. Pada diabetes tipe 2, terjadi

pembentukan glukosa oleh hati yang melebihi normal. Biguanida

menghambat proses ini sehingga kebutuhan insulin untuk mengangkut

glukosa dari darah masuk ke sel berkurang dan glukosa darah menjadi

turun. Obat ini jarang sekali menyebabkan hipoglikemia. Contoh obat

yaitu metformin (Tandra, 2008).

Efek Samping

Metformin biasanya jarang memberikan efek samping.

Namun, pada beberapa orang bisa timbul keluhan terutama pada

saluran cerna, misalnya: gangguan pengecapan, nafsu makan menurun,

mual, muntah, kembung, sebah, atau nyeri perut, diare (Tandra, 2008).

3) -glukosidase

Obat golongan ini bekerja menghambat alpha-glukosidase

sehingga mencegah penguraian sukrosa dan karbohidrat kompleks

Page 35: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dalam usus halus, dengan demikian memperlambat dan menghambat

penyerapan karbohidrat. Contoh obat yaitu Acarbose dan Miglitol

(Tandra, 2008).

Efek Samping

Obat ini umumnya aman dan efektif, tetapi ada efek

samping yang kadang mengganggu yaitu: perut kembung, terasa

banyak gas, dan diare. Keluhan ini biasa timbul pada awal pemakaian

obat, yang kemudian berangsur berkurang (Tandra, 2008).

4) Thiazolidindion

Obat ini baik bagi penderita diabetes tipe 2 dengan resistensi

insulin karena bekerja dengan merangsang jaringan tubuh menjadi

lebih sensitif terhadap insulin. Contoh obat yaitu pioglitazon dan

rosiglitazon (Tandra, 2008).

Efek Samping

Beberapa efek merugikan yang mungkin timbul pada obat

golongan ini adalah bengkak, berat badan naik, dan rasa capek. Efek

serius yang jarang terjadi adalah gangguan hati. Maka perlu pemakaian

piioglitazone atau rosiglitazone perlu dilakukan pemeriksaan hati,

terutama pada tahun pertama pemakaian obat (Tandra, 2008).

5) Glinid

Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan

sulfonylurea, dengan penekanan meningkatkan sekresi insulin. Obat

dari golongan ini terdiri dua macam yaitu : repaglinid dan nateglinid.

Page 36: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Obat ini diabsorbsi dengan cepat setelah pemberian oral dan

diekskresi secara cepat melalui hati (Anonim, 2006).

Efek Samping

Efek samping penggunaan glinid adalah efek hipoglikemi dan

peningkatan berat badan (Anonim, 2006).

Page 37: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

9. Algoritma Terapi DM tipe 2

Algoritme terapi Diabetes Mellitus tipe 2 dapat dilihat pada Gambar 1 berikut

ini :

Target tercapai Target GDS/GDPP tidak tercapai setelah 1 bulan

kombinasi 2 agen monoterapi

monoterapi Target tercapai Target tidak tercapai setelah 3 bulan

Target terapi Target tidak tercapai setelah 3 bulan

Gambar 1. Algoritma kontrol glikemi pada pasien diabetes mellitus tipe 2 anak-anak

dan dewasa (sumber : Triplitt dkk, 2005). Keterangan: 1. Hanya metformin yang diakui oleh FDA sebagai agen diabetik oral untuk anak-umur 10); agen oral lainnya boleh digunakan dengan kebijakan klinik. 2. Dilihat algoritma insulin untuk DM Tipe 2 pada anak-anak dan dewasa.

dipertimbangkan intervensi awal insulin atau insulin analog.

oral (metformin-sulfonilurea atau pilihan lainnya) pada pemberian.

Target

Glukosa darah 2 jam -180

mg/dl

Intervensi awal2,4

berupa edukasi, terapi,

gizi medis, latihan

HbA1c setiap

3-6 bulan Dimulai

Monoterapi atau

kombinasi 2 agen4,6

Lanjutkan

terapi HbA1c

tiap 3 6 bulanKombinasi 2 agen

Lanjutan terapi Tambahkan 3 oral agent

jika HbA1c < 8,5% atau

tambahkan insulin bila

Alternatif kombinasi 2 agen Sulfonilurea + Metformine7 Metformine + TZD Sulfonilurea atau metformine + exanatide

Alternatif monoterapi Metformine 1,7, TZD, sulfonylurea 7, insulin2 Alternatif monoterapi lain Sekretogogue non sulfonilurea-nateglinide atau repaglinide Penghambat glukosidase alfa acarbose atau miglitol

Page 38: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

5. Dilihat algoritma nutrisi secara medis, kehilangan berat dan latihan fisik. 6. Jika awal terapi kombinasi dimulai, ditentukan pilihan terapi tambahan sampai 3 6 bulan jika target glikemik tidak terpenuhi. 7. Lebih dipilih pada pasien kelebihan berat badan/obese atau pasien dislipidemia.

10. Algoritme Pencegahan DM tipe 2

Algoritme pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2 dapat dilihat pada gambar 2

sebagai berikut :

Deteksi dini Perubahan gaya terapi farmakologis Hidup

Gambar 2. Algoritma pencegahan DM tipe 2 (Anonim, 2006).

11. Hiperlipidemia

Hiperlipidemia adalah tingginya kadar lemak (kolesterol, trigliserida

maupun keduanya) dalam darah. Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang

kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk proses

Belum dianjurkan

Terapi gizi media Aktivitas fisik Penurunan berat badan (BB)

Populasi dengan risiko tinggi Pada usia <30 tahun

Riwayat keluarga DM Kelainan kardiovaskular Berat badan lebih Gaya hidup sedenter Diketahui mengalami GDPT atau TGT Hipertensi Trigliserida meningkat, HDL rendah atau keduanya Riwayat DMG Riwayat melahirkan bayi > 4000g PCOS

Hipertensi

Dislipidemia

Kebugaran

fisik

Control BB

Page 39: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam

tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak untuk

digunakan di kemudian hari. Dua lemak utama dalam darah yaitu kolesterol

dan trigliserida. Lemak mengikat dirinya pada protein tertentu sehingga bisa

mengikuti aliran darah. Gabungan antara lemak dan protein ini disebut

lipoprotein. Faktor lain yang menyebabkan tingginya kadar lemak,yaitu :

Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia, obesitas, diet kaya lemak, kurang

olahraga, penggunaan alkohol, merokok, diabetes yang tidak terkontrol

dengan baik (Sahab, 2010).

Gejala hiperlipidemia ditandai dengan kadar lemak yang tinggi.

Kadang-kadang, jika kadarnya sangat tinggi, endapan lemak akan membentuk

suatu pertumbuhan yang disebut xantoma di dalam tendo (urat daging) dan di

dalam kulit. Kadar trigliserida yang sangat tinggi (sampai 800 mg/dL atau

lebih) bisa menyebabkan pembesaran hati dan limpa dan gejala-gejala dari

pankreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat) (Sahab, 2010).

Diagnosa hiperlipid dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur

kadar kolesterol total. Untuk mengukur kadar kolesterol LDL, HDL dan

trigliserida, sebaiknya penderita berpuasa dulu minimal selama 12 jam (Sahab,

2010). Adapun data yang menunjukkan diagnosa pasien hiperlipidemia dapat

dilihat pada Tabel adalah sebagai berikut :

Page 40: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Tabel III. Kadar Lemak Darah (Sahab, 2010)

Pemeriksaan laboratorium Kisaran yg ideal (mg/dL darah)

Kolesterol total 120-200 Kilomikron Negatif

(setelah berpuasa selama 12 jam) VLDL 1-30 LDL 60-160 HDL 35-65

Perbandingan LDL dengan HDL < 3,5 Trigliserida 10-160

Hiperlipidemia pada Diabetes

Hiperlipidemia pada penyandang diabetes lebih meningkatkan resiko

timbulnya penyakit kardiovaskular. Gambaran hiperlipidemia yang sering

didapatkan pada penyandang diabetes adalah peningkatan kadar trigliserida,

dan penurunan kadar kolestrol HDL, sedangkan kadar LDL normal atau

sedikit meningkat.

Perubahan perilaku yang tertuju pada pengurangan asupan kolestrol

dan penggunaan lemak jenuh serta peningkatan aktivitas fisik terbukti dapat

memperbaiki lemak dalam darah (Anonim, 2006).

12. Rekam Medik

Rekam Medik (RM) merupakan salah satu sumber informasi sekaligus

sarana komunikasi yang dibutuhkan baik oleh penderita maupun pemberi

pelayanan kesehatan maupun pihak-pihak terkait lain (klinis, manajemen

Rumah Sakit Umum, asuransi dan sebagainya) untuk pertimbangan dalam

menentukan suatu kebijakan tatalaksana/ pengelola atau tindakan medik.

Beberapa informasi yang seharusnya tertera pada rekam medik antara lain

data demografi, anamnesis, hasil pemeriksaan fisik, diagnosis, regimen dosis,

Page 41: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

hasil pemeriksaan penunjang medik/ diagnostik, lama rawat, nama dan paraf

dokter yang merawat. Rekam medik dapat menjadi sumber data sekunder

yang memadai apabila data yang terekam cukup lengkap, informatif, jelas dan

akurat.

Rekam medik merupakan dokumen milik rumah sakit, tapi data dan

isinya adalah milik penderita. Oleh karena itu, kerahasiaan isinya harus

dilindungi dan dijaga rumah sakit. Tindakan kelalaian yang mengakibatkan

bocornya kerahasiaan ini merupakan tindak pidana (Syamsuhidayat, 1997).

B. Kerangka Pemikiran

Perubahan gaya hidup dan pola

hidup yang tidak sehat menyebabkan

terjadinya penyakit Diabetes

Tingginya kadar lemak dalam tubuh

dapat mengurangi sensitivitas

reseptor insulin dalam

mensekresikan insulin pada jaringan

Terapi farmakologi

menggunakan obat

antidiabetik oral dan

Pola penggunaan obat antidiabetika

oral pada pasien diabetes mellitus

tipe 2 dengan penyakit penyerta

Page 42: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

C. Keterangan Empiris

Hiperlipidemia dapat meningkatkan resiko penyakit kardiovaskuler dan

meningkatkan angka kejadian penyakit makrovaskuler pada pasien Diabetes

Mellitus tipe 2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penggunaan obat

antidiabetika oral yang meliputi pemilihan jenis obat, dosis, aturan pakai, bentuk

sediaan, rute pemberian, dan kombinasi obat pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2

dengan hiperlipidemia di Instalasi Rawat Jalan RSUD Karanganyar periode

Januari-Desember 2010 dan kesesuaian penggunaan obat antidiabetika oral

tersebut dengan standar PERKENI tahun 2006 dan DEPKES 2005.

Page 43: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian non-eksperimental

bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dan

menggunakan berkas rekam medis pasien. Data yang diperoleh dianalisis secara

deskriptif.

B. Instrumen Penelitian

Alat yang diperlukan adalah buku-buku pustaka yang terkait dengan

penelitian, dan lembar pengumpul data. Bahan yang diperlukan berupa berkas

rekam medis dan ikhtisar perawatan pasien Diabetes Mellitus dengan penyakit

penyerta hiperlipidemia di instalasi rawat jalan RSUD Karanganyar yang menjadi

subyek penelitian.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah pasien diabetes mellitus tipe 2 penyakit penyerta

hiperlipidemia di instalasi rawat jalan RSUD Karanganyar dengan kriteria inklusi

rekam medis lengkap mencakup pasien memulai terapi DM pada tahun 2010,

berumur 30-70 tahun, dengan penyakit penyerta hiperlipidemia. Kriteria eksklusi

adalah pasien hamil.

Page 44: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

D. Definisi Operasional Variabel

Agar terdapat keseragaman persepsi dibuat definisi operasional variabel

sebagai berikut :

1. Subjek penelitian adalah pasien Diabetes Mellitus dengan penyakit penyerta

hiperlipidemia memulai terapi bulan Januari-Desember tahun 2010 di instalasi

rawat jalan RSUD Karanganyar.

2. Pola pengobatan Diabetes Mellitus meliputi jenis obat yang diberikan,

golongan obat yang diberikan, dan kombinasi obat.

3. Tempat penelitian adalah di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar.

4. Golongan obat adalah kelompok obat yang diberikan, misalnya golongan

sulfonylurea, biguanida, dan lain-lain.

5. Jenis obat adalah jenis atau nama obat yang diberikan kepada pasien untuk

Diabetes Mellitus.

6. Dosis obat adalah takaran zat aktif dari antidiabetik yang diresepkan oleh

dokter kepada pasien

7. Variasi jumlah obat adalah variasi banyaknya obat yang digunakan tiap

penderita.

8. Bentuk sediaan adalah wujud dari suatu obat antidiabetik seperti tablet,kapsul

ataupun injeksi.

9. Domisili adalah tempat asal pasien berdasarkan kecamatan di Kabupaten

Karanganyar.

Page 45: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

E. Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh dari berkas rekam medis yang dikumpulkan secara

retrospektif kemudian dianalisis dengan metode deskriptif dan disajikan dalam

bentuk tabel serta dihitung persentasenya.

F. Jalannya Penelitian

Tahap-tahap dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Pengurusan Surat Izin Penelitian

Tahap ini merupakan tahap pengurusan surat izin melakukan

penelitian. Surat izinn ditujukan kepada pihak program studi dan

ditandatangani oleh ketua jurusan program studi D3 Farmasi UNS.Tembusan

selanjutnya disampaikan kepada Direktur RSUD Karanganyar. Penelitian ini

juga memerlukan izin dari Kepala Bappeda dan Kesbanglinmas.

2. Penelusuran Data

Proses penelusuran data dimulai dari observasi data pada buku register

untuk memperoleh nomor register pasien dengan diagnosis utama Diabetes

Mellitus pada tahun 2010. Nomor register digunakan untuk memperoleh kartu

rekam medik pasien. Pola penggunaan obat yang dicatat meliputi jenis obat

yang diberikan, cara penggunaan, variasi jumlah obat dan dosisnya.

3. Pengolahan dan Analisa Data

Data pasien kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk table untuk

mendapatkan jumlah pasien yang terdiagnosis DM dengan penyakit penyerta

hiperlipidemia dan persentase obat yang antidiabetika oral yang digunakan.

Page 46: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Untuk mendapatkan karateristik pasien, diambil data mengenai jenis kelamin,

umur dan domisilinya.

G. Analisa Data

Data penggunaan antidiabetik oral pada pasien DM dengan penyakit

penyerta hiperlipidemia di RSUD Karanganyar selanjutnya diolah dan dilakukan

analisis dengan statistik deskriptif sebagai berikut :

1. Perhitungan jumlah pasien DM dengan penyakit penyerta hiperlipidemia

Jumlah yang dihitung berasal dari rekam medis pasien rawat jalan di RSUD

Karanganyar yang terdiagnosis menderita DM dengan hiperlipidemia selama

periode bulan Januari sampai Desember 2010.

2. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin dan usia

Jenis kelamin dan usia dihitung dari seluruh pasien yang terdiagnosis DM

dengan penyakit penyerta hiperlipidemia yang menjalani rawat jalan di RSUD

Karanganyar.

3. Distribusi pasien berdasarkan domisili

Pasien yang memenuhi kriteria inklusi akan dikelompokkan berdasarkan asal

kecamatan dan dihitung persentasenya.

4. Kesesuaian penggunaan obat

Analisis kesesuaian penggunaan obat antidiabetik oral dilakukan dengan

membandingkan pemilihan jenis obat, dosis, bentuk sediaan, dan kombinasi

obat dengan standar PERKENI 2006 dan DEPKES 2005.

Page 47: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

H. Skema Jalannya Penelitian

Gambaran pasien

Kesimpulan dan Saran

Pembahasan

Pola penggunaan obat

Penyusunan Proposal

Pengajuan Surat Izin Penelitian

Mulai penelitian

Pengumpulan data :

Data pasien Penggunaan obat

Pengolahan data

Page 48: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Karakteristik Pasien

Jumlah pasien yang trerkena penyakit diabetes mellitus tipe 2 dengan

penyakit penyerta hiperlipidemia diperoleh 25 pasien dari 264 pasien yang

menderita diabetes mellitus tipe 2 dengan atau tanpa penyakit penyerta lainnya.

Sampel yang diambil adalah pasien penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan

penyakit penyerta hiperlipidemia pada Januari-Desember 2010.

1. Jumlah Pasien Penderita DM dengan hiperlipidemia

Sebanyak 264 pasien rawat jalan yang tercatat di Buku Indeks Rekam

Medik di RSUD Karanganyar periode Januari sampai dengan Desember 2010

dan menderita DM dengan hiperlipidemia pada umur 30-70 tahun, hanya

terdapat 25 pasien atau 9,47 % yang masuk kriteria inklusi, yaitu pasien yang

menderita DM dengan hiperlipidemia yang berumur 30-70 tahun. Umur ini di

pilih karena sebagian besar penderita DM tipe 2 pada umumnya terkena pada

usia tua atau > 40 tahun.

2. Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin dan usia

Pada diabetes mellitus tipe 2, jenis kelamin dan usia merupakan faktor

yang dapat menyebabkan diabetes mellitus tipe 2. Beberapa penelitian

mengatakan wanita lebih banyak terkena diabetes mellitus, dan orang yang

sudah berusia < 40 tahun rentan terkena diabetes mellitus tipe 2.

Page 49: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 3.

.

Gambar 3.Distribusi pasien berdasarkan jenis kelamin

Gambar 3 menunjukkan bahwa jenis kelamin pasien diabetes mellitus

di RSUD Karanganyar mayoritas wanita (52%) dan pria (48%).

Wanita sangat rentan sekali mengalami tingkat stress sehingga akan

mempengaruhi kerja kelenjar endokrin khususnya sel beta pankreas. Pada

wanita keputihan dan gatal merupakan keluhan yang sering ditemukan dan

terkadang merupakan satu gejala yang dirasakan (Subekti, 2004).

Distribusi pasien berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4.Distribusi pasien berdasarkan usia

Gambar 4 menunjukkan sebanyak 10 pasien dengan rentang usia

41-50 tahun adalah jumlah terbanyak menderita DM dengan penyakit

Wanita 52%

Pria 48%

30-40 8%

41-50 40% 51-60

36%

61-70 16%

Page 50: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

penyerta hiperlipidemia di RSUD Karanganyar. Pada umumnya penderita

DM tipe 2 berumur < 40 tahun, hal ini dikarenakan dengan bertambahnya

umur maka terjadi gangguan pada fungsi pankreas dan kerja dari insulin

yang menyebabkan kadar gula meningkat dan kurangnya aktivitas fisik

yang dapat menyebabkan resistensi insulin (Budhiarta et al, 2005).

Lebih lanjut dikatakan DM tipe 2 merupakan penyakit yang

terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh terutama gangguan

metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, sehingga kasusnya akan

meningkat sejalan dengan pertambahan usia (Zahtamal et al, 2007).

3. Distribusi pasien berdasarkan domisili

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karanganyar adalah Rumah

Sakit milik Pemerintah daerah Kabupaten Karanganyar. Rumah Sakit ini

di dirikan sebagai Rumah Sakit rujukan untuk pasien di Kabupaten

Karanganyar, dan memiliki tempat yang strategis yang mudah di jangkau

oleh masyarakat Karanganyar. Adapun gambaran secara deskriptif

mengenai distribusi pasien berdasarkan domisili dapat dilihat pada

Gambar 5.

Page 51: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Gambar 5. Distribusi pasien berdasarkan domisili

Dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Karanganyar, 10

Kecamatan menderita DM dengan hiperlipidemia, Kecamatan

Karanganyar memiliki pasien penderita DM dengan hiperlipidemia

terbanyak yaitu mencapai 44%. Hal ini disebabkan karena pola hidup tidak

sehat yang dilakukan oleh masyarakat.

4. Persentase jenis antidiabetik oral yang digunakan.

Obat antidiabetik oral ditujukan untuk membantu penanganan

pasien diabetes mellitus tipe 2. Pemilihan obat antidiabetik oral yang tepat

sangat menentukan keberhasilan terapi diabetes mellitus tipe 2.

Persentase jenis antidiabetik oral baik tunggal maupun kombinasi

yang digunakan dapat dilihat pada Tabel IV dan V.

4% 8%

4%

8%

12%

8% 4% 4% 4%

44%

Kec. Tasikmadu

Kec. Mojogedang

Kec. Jumantono

Kec. Jumapolo

Kec. Jaten

Kec. Kebakkramat

Kec. Jatiyoso

Kec. Gondang Rejo

Kec. Karang Pandan

Kec. Karanganyar

Page 52: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Tabel IV.Antidiabetik oral tunggal yang digunakan

Nama Obat Jumlah Obat Persentase (%) Glukodex 5 62,5%

Glukopage 1 12,5%

Glibenklamid 2 25% persentase dihitung dari jumlah penggunaan obat antidiabetik oral tunggal dibagi 8

dikalikan 100% Tabel V.Antidiabetik oral kombinasi yang digunakan

Nama Obat Jumlah Obat Persentase (%)

Glukodex Metformin 21 75%

Glibenklamid Metformin 7 25%

persentase dihitung dari jumlah penggunaan obat kombinasi dibagi 28 dari total penggunaan terapi kombinasi obat antidiabetik oral dikalikan 100%.

Antidiabetik oral yang digunakan berdasarkan data yang terdapat

pada rekam medik pasien dibedakan menjadi dua, yaitu antidiabetik oral

tunggal dan antidiabetik kombinasi. Pada antidiabetik oral tunggal, tercatat

obat yang sering digunakan adalah glucodex® (62,5%).

Untuk antidiabetik kombinasi terapi, tercatat sebanyak 21 jumlah

obat (75%) diberikan terapi kombinasi glukodex dengan metformin, dan

sebanyak (25%) diberikan terapi kombinasi glibenklamid dengan

metformin. Sebagian besar penderita penyakit DM di RSUD Karanganyar

mendapat obat generik. Hal ini belum sesuai dengan Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02 tahun 2010 tentang

Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Pemerintah, sehingga dianjurkan terapi untuk pasien menggunakan obat

generik.

Page 53: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

5. Kesesuaian penggunaan obat

a. Tepat obat

Antidiabetik oral yang digunakan untuk terapi pasien yang

memenuhi kriteria inklusi adalah glucodex®, metformin,

glibenklamid, dan glucophage®. Obat- obat ini sudah sesuai dengan

dengan standar pemberian obat yang ditetapkan oleh DEPKES RI

tahun 2005, PERKENI 2006 dan standar formularium yang telah

ditetapkan oleh RSUD Karanganyar. Pada pasien penderita DM

dengan hiperlipidemia diberikan terapi obat sulfonylurea dan

biguanida untuk pengobatan DM tipe 2, dan diberikan kombinasi

golongan statin untuk pengobatan hiperlipidemia. Hal ini sesuai

dengan standar PERKENI 2006 yang menyebutkan bahwa pasien

penderita DM dengan hiperlipid dengan usia > 40 tahun diberikan

terapi statin untuk menurunkan LDL sebesar 30-40%, karena

penggunaan golongan statin pada pasien penderita DM dapat

menurunkan angka kejadian penyakit kardiovaskuler dan penyakit

makrovaskuler pada DM tipe 2 (Anonim, 2006). Antara obat DM

dengan obat hiperlipidemia tidak terjadi interaksi obat (Sukandar,

2008). Sehingga golongan obat ini sangat tepat digunakan untuk

penderita DM dengan hiperlipidemia.

Page 54: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

b. Tepat dosis

1) Glucodex®

Glucodex® merupakan nama dagang dari obat generik

glikazid, diproduksi oleh Dexa Medica. Glucodex® termasuk dalam

golongan sulfonylurea. Sulfonylurea bekerja merangsang sekresi

insulin pada pankreas sehingga hanya efektif bila sel beta pankreas

masih dapat diproduksi (Anonim, 2006)

Tabel VI. Distribusi penggunaan Glucodex®

Dosis dan Frekuensi Glucodex® Jumlah Pasien ½ x 80 mg 4 1 x 80 mg 4 2x 80 mg 8

Dosis sediaan glucodex® yang beredar dipasaran adalah 80

mg. PERKENI 2006 merekomendasikan penggunaan glucodex 80-

320 mg sehari dengan aturan pakai 1-2x sehari. Penggunaan

glucodex® 1x 80 mg dan 2x 80 mg masih memenuhi rentang dosis

menurut PERKENI 2006, sedangkan penggunaan glucodex® ½ x

80 mg tidak memenuhi rentang dosis karena penggunaannya tidak

sesuai yaitu hanya setengah dosis, sehingga kurang dari dosis yang

telah di tetapkan oleh PERKENI 2006. Efek samping dari obat ini

adalah gejala saluran cerna dan sakit kepala (Sukandar, 2008).

2) Glibenklamid®

Glibenklamid merupakan nama obat generik dari golongan

sulfonylurea. Sulfonylurea bekerja merangsangsekresi insulin pada

Page 55: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

pankreas sehingga hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat

diproduksi (Anonim, 2006).

Tabel VII. Distribusi Penggunaan Dosis Glibenklamid

Dosis dan Frekuensi Glibenklamid Jumlah Pasien 2 x 5mg 6 3 x 5mg 1

Dosis sediaan glibenklamid yang beredar dipasaran adalah 5

mg. PERKENI merekomendasikan penggunaan glibenklamid 2,5-

5 mg sehari dengan aturan pakai 1-2x sehari. Penggunaa

glibenklamid 2 x 5mg masih memenuhi rentang dosis glibenklamid

untuk terapi diabetes menurut PERKENI 2006, sedangkan

penggunaan glibenklamid 3 x 5mg memenuhi rentang dosis tetapi

tidak memenuhi rentang frekuensi penggunaan perhari, sehingga

penggunannya lebih dari frekunsi yang telah ditetapkan oleh

PERKENI 2006. Efek samping dari obat ini adalah gejala saluran

cerna dan sakit kepala (Sukandar, 2008).

3) Metformin®

Metformin merupakan nama sediaan obat generik dari

golongan biguanida. Metformin merupakan satu-satunya obat dari

golongan biguanida. Biguanida bekerja memperbaiki kerja insulin

dalam tubuh dengan cara mengurangi resistensi insulin.

Tabel VIII.Distribusi Penggunaan Dosis Metformin

Dosis dan Frekuensi Metformin Jumlah pasien 1 x 500mg 15 2 x 500mg 5

Page 56: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Dosis sediaan metformin yang beredar dipasaran adalah 500

mg. PERKENI merekomendasikan penggunaan metformin 250-

3000 mg sehari dengan aturan pakai 1-3x sehari.Penggunaa

metformin 1 x 500 mg dan 2x500 mg masih memenuhi rentang

dosis metformin untuk terapi diabetes menurut PERKENI 2006.

Efek samping yang ditimbulkan dari obat ini adalah mual, muntah,

dan diare yang selintas (Sukandar, 2008).

c. Bentuk sediaan dan rute pemberian

Bentuk sediaan obat-obat diabetes mellitus tipe 2 yang

digunakan sebagai terapi DM dengan hiperlipid di RSUD Karanganyar

tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel IX(Anonim,2008).

Nama Obat Bentuk Sediaan Rute Pemberiaan Glucodex Tablet Oral

Glibenklamid Tablet Oral Metformin Tablet Oral

d. Tepat Kombinasi

Kombinasi terapi yang diberikan pada pasien sudah tepat.

Karena terapi dengan obat antidiabetik oral kombinasi harus dipilih

dua macam obat dari golongan yang mempunyai mekanisme kerja

yang berbeda. Seperti glucodex dengan metformin dan glibenklamid

dengan metformin yang dari golongan berbeda.Glucodex dan

Glibenklamid merupakan golongan dari sulfonylurea yang bekerja

merangsang sekresi insulin dikelenjar pankreas, sedangkan metformin

merupakan golongan dari biguanida yang bekerja menurunkan

Page 57: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

produksi glukosa pada hati. Bila sasaran kadar glukosa dalam darah

belum tercapai, maka dapat diberikan tiga kombinasi obat antidiabetik

oral dengan golongan dan mekanisme yg berbeda pula. Pada pasien

yang disertai dengan alasan klinik dimana insulin tidak memungkinkan

untuk dipakai dipilih terapi dengan tiga kombinasi (Anonim, 2006).

B. Deskripsi Pasien

Subyek penelitian yang sesuai kriteria inklusi berjumlah 25 pasien. Dari

hasil penelitian pada pola penggunaan DM tipe 2 dengan hiperlipidemia di

RSUD Karanganyar didapat hasil sebagai berikut :

Gambar 6.Distribusi Pasien berdasarkan ketepatan dosis obat

Berdasarkan data dari tabel diketahui bahwa ada 20 pasien (80%) yang

sudah tepat dalam penggunaan dosis obat maupun frekuensi penggunaannya

dan 5 pasien (20%) yang tidak tepat dalam penggunaan dosis dan frekuensi

penggunaanya obat yang telah ditetapkan oleh PERKENI 2006.Berikut

deskripsi masing-masing pasien yang tidak tepat dalam penggunaan dosis

frekuensi obat.

sudah tepat 80%

belum tepat 20%

Page 58: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1. Pasien 1 (pria)

Pasien 1 dengan nomer rekam medik 100197 memiliki kadar gula

yaitu 190 mg/dl, ini menunjukkan bahwa pasien menderita penyakit DM

tipe 2, karena kadar gula puasa pasien 1 diatas kadar glukosa darah puasa

normal yaitu 126 mg/dl, dan setelah dilakukan pemeriksaa kadar kolestrol

total 232 mg/dl, kadar trigliserida 260 mg/dl, kadar HDL 56 mg/dl, dan

kadar LDL 180 mg/dl, maka dipastikan pasien 1 juga terdiagnosa penyakit

hiperlipidemia, sehingga pasien mendapat terapi obat antidiabetik oral

glucodex 80 mg, metformin 500 mg. Sedangkan obat antihiperlipidemia

yang diberikan kepada pasien 1 adalah obat dari golongan statin yaitu

simvastatin 10 mg.

Kombinasi obat antara sulfonylurea dan biguanida sudah tepat

untuk diberikan, karena terapi dengan obat antidiabetik oral kombinasi

harus dipilih dua macam obat dari golongan yang mempunyai mekanisme

kerja yang berbeda. Apabila sasaran kadar glukosa dalam darah belum

tercapai, maka dapat diberikan tiga kombinasi obat antidiabetik oral

dengan golongan dan mekanisme yang berbeda pula (Anonim, 2006).

Tetapi dosis obat glucodex pada pasien 1 tidak tepat dosis dan

aturan pakainya. Aturan pakai yang diresepkan oleh dokter yaitu ½-0-0.,

padahal kadar glukosa darah puasa pasien 1 lebih dari normal Hal ini tidak

sesuai dengan dosis perhari menurut PERKENI 2006 yang seharusnya 80-

320 mg/hari, tetapi pada pasien 1 hanya 40 mg/ hari. Pada riwayat pasien

sebelumnya hasil GDP pasien 1 yaitu 177 mg/dl, sehingga diberi glucodex

Page 59: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

1-0-0 dan sudah tepat dosis dan frekuensinya menurut PERKENI 2006.

Akan tetapi kadar kolestrol total pasien 1 yang sebelumnya 256 mg/dl

menurun menjadi 232 mg/dl, begitu juga kadar HDL yang sebelumnya 58

mg/dl setelah dilakukan pemeriksaan lagi menjadi 56 mg/dl. Akan tetapi

kadar trigliserida pasien 1 meningkat yang sebelumnya 182 mg/dl menjadi

260 mg/dl, sehingga pasien 1 tetap diberikan simvastatin 10 mg.

2. Pasien 2 (Pria)

Pasien 2 (pria) dengan nomer rekam medik 129702 memiliki kadar

gula puasa diatas normal 132 mg/dl, dengan diagnosa terdiagnosa penyakit

DM tipe 2. Untuk pemeriksaan kadar kolestrol total, hasil yang didapat

juga diatas norm

disimpulkan bahwa pasien 2 didiagnosa menderita DM tipe 2 dengan

hiperlipidemia. Pasien diberikan terapi obat antidiabetik oral glucodex

80mg. Sedangkan obat antihiperlipidemia yang diberikan kepada pasien

adalah obat dari golongan statin yaitu simvastatin 10 mg.

Pasien 2 tidak diberikan kombinasi obat antidiabetik oral oleh

dokter, hal ini kemungkinan disebabkan karena kadar glukosa darah puasa

yang tidak terlalu tinggi, sehingga tidak diberikan kombinasi obat. Hal ini

sesuai dengan algoritme terapi DM tipe 2, dimana pasien hanya di berikan

terapi tunggal akan tetapi harus dibarengi dengan pengaturan diet dan

olahraga yang teratur. Apabila ddalam waktu 1 bulan target GDP/GDPP

tidak terpenuhi maka akan diberikan terapi kombinasi (Triplit, 2005).

Page 60: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Dosis obat glucodex pada pasien 2 tidak tepat dosis dan aturan

pakainya. Aturan pakai yang diresepkan oleh dokter yaitu ½-0-0., padahal

kadar glukosa darah puasa pasien 1 lebih dari normal Hal ini tidak sesuai

dengan dosis perhari menurut PERKENI 2006 yang seharusnya 80-320

mg/hari, tetapi pada pasien 1 hanya 40 mg/ hari.

3. Pasien 8 (Pria)

Pasien 8 dengan nomer rekam medik 128407 setelah dilakukan

pemeriksaan didapat hasil untuk kadar glukosa darah puasa (GDP) yaitu

139 mg/dl, pasien 8 memiliki riwayat sebelumnya yaitu 218 mg/dl dan 172

mg/dl.Pasien 8 diberikan terapi glucodex dan metformin.Pasien 8 juga

melakukan pemeriksaan terhadap kolesterol total didapat hasil 197 mg/dl,

Hal ini menunjukkan bahwa kolesterol total pasien 8 mendekati batas

normal yaitu 200 mg/dl, tetapi kadar trigliserida pasien 8 jauh diatas

normal yaitu mencapai 332 mg/dl. Sehingga pasien langsung diberi obat

dari golongan statin yaitu simvastatin 10 mg.

Kombinasi obat antara sulfonylurea dan biguanida sudah tepat

untuk diberikan, karena terapi dengan obat antidiabetik oral kombinasi

harus dipilih dua macam obat dari golongan yang mempunyai mekanisme

kerja yang berbeda. Apabila sasaran kadar glukosa dalam darah belum

tercapai, maka dapat diberikan tiga kombinasi obat antidiabetik oral

dengan golongan dan mekanisme yg berbeda pula (Anonim, 2006).

Page 61: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Akan tetapi pemberian obat pada pasien 8 tidak tepat. Dosis obat

glucodex pada pasien 8 tidak tepat dosis dan aturan pakainya. Aturan

pakai yang diresepkan oleh dokter yaitu ½-0-0., padahal kadar glukosa

darah puasa pasien 8 lebih dari normal Hal ini tidak sesuai dengan dosis

perhari menurut PERKENI 2006 yang seharusnya 80-320 mg/hari, tetapi

pada pasien 8 hanya 40 mg/ hari.Pada riwayat sebelumnya pasien 8 diberi

glucodex 1-1-0, ini mungkin dikarenakan kadar glukosa darah puasa

pasien 8 yang tinggi, sehingga setelah kadar glukosa darah puasa pasien 8

menurun, dokter hanya memberikan glucodex ½-0-0.

4. Pasien 10 (Wanita)

Pasien 10 (wanita) dengan nomer rekam medik 130434 memiliki

kadar gula puasa diatas normal 169 mg/dl, ini menunjukan bahwa pasien 2

terkena penyakit DM tipe 2.Untuk pemeriksaan kadar kolestrol total, hasil

dapat disimpulkan bahwa pasien menderita DM tipe 2 dengan

hiperlipidemia. Pasien langsung di beri obat antidiabetik oral glucodex 80

mg. Sedangkan obat antihiperlipidemia yang diberikan kepada pasien

adalah obat dari golongan statin yaitu simvastatin 5 mg.

Akan tetapi pemberian obat pada pasien 10 tidak tepat. Dosis obat

glucodex pada pasien 10 tidak tepat dosis dan aturan pakainya. Aturan

pakai yang diresepkan oleh dokter yaitu ½-0-0., padahal kadar glukosa

darah puasa pasien 10 lebih dari normal. Hal ini tidak sesuai dengan

Page 62: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

dosis/hari menurut PERKENI 2006 yang seharusnya 80-320 mg/hari,

tetapi pada pasien 10 hanya 40 mg/ hari. Pada riwayat sebelumnya pasien

10 diberi glucodex 1-1-0, ini mungkin dikarenakan kadar glukosa darah

puasa pasien 10 yang tinggi, sehingga setelah kadar glukosa darah puasa

pasien 10 menurun, dokter hanya memberikan glucodex ½-0-0.

5. Pasien 18 (Wanita)

Pasien 18 (wanita) dengan nomer rekam medik 129503 memiliki

kadar gula sewaktu diatas normal 225 mg/dl, ini menunjukan bahwa

pasien 2 terkena penyakit DM tipe 2. Untuk pemeriksaan kadar kolesterol

mg/dl, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita DM tipe 2

dengan hiperlipidemia. Pasien langsung diberi obat antidiabetik oral

glibenklamid 5 mg. Sedangkan obat antihiperlipidemia yang diberikan

kepada pasien adalah obat dari golongan statin yaitu simvastatin 10 mg.

Akan tetapi pemberian obat pada pasien 18 tidak tepat. Frekuensi

obat glibenklamid pada pasien 18 tidak tepat aturan pakainya. Aturan

pakai yang diresepkan oleh dokter yaitu 3 x 1, Hal ini tidak sesuai dengan

frekuensi perhari menurut PERKENI 2006 yang seharusnya 1- 2kali/hari

menjadi 3 kali sehari. Akan tetapi dosis yang digunakan sudah tepat yaitu

2,5 mg 15 mg perhari.

C. Keterbatasan Penelitian

Page 63: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Penelitian ini mengambil data dari kartu rekam medik pasien

secara retrospektif sehingga peneliti tidak mengetahui kondisi pasien yang

sebenarnya. Kondisi pasien merupakan pertimbangan dokter dalam

mendiagnosis dan memberikan terapi.

Peneliti tidak menghadapi pasien secara langsung sehingga tidak

diketahui dengan pasti kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat yang

telah diresepkan. Jenis obat, dosis, dan frekuensi yang dievaluasi

didasarkan pada data dari kartu rekam medik sehingga penggunaan yang

sebenarnya tidak diketahui dengan pasti.

Page 64: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penggunaan obat antidiabetika oral

a. Antidiabetika oral tunggal yang digunakan terdiri dari 2 macam

golongan obat yaitu golongan sulfonylurea dan golongan

biguanida. Golongan sulfonylurea yang digunakan yaitu glucodex

sebanyak (62,5%), glibenklamid sebanyak (25%), dan golongan

biguanida yang digunakan yaitu glukophage sebanyak (12,5%).

b. Antidiabetik oral kombinasi yang digunakan berjumlah 2

kombinasi yaitu glucodex-metformin digunakan sebanyak (75%)

dan glibenklamid-metformin digunakan sebanyak (25%).

2. Kesesuaian pemilihan dan penggunaan obat

a. Penggunaan antidiabetika oral baik tunggal maupun kombinasi

sudah sesuai dengan standar PERKENI 2006 dan DEPKES RI

2005.

b. Penggunaan obat antidiabetika oral yang meliputi pemilihan jenis

obat, kombinasi obat, aturan pakai, dan bentuk sediaan sudah

sessuai dengan standar PERKENI 2006 dan DEPPKES RI 2005,

tetapi terdapat 5 pasien (20%) yang tidak tepat dalam penggunaan

dosis maupun frekuensi penggunaan obat antidiabetika oral.

Page 65: POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIKA ORAL …/Pola... · hiperlipidemia sudah sesuai dengan standar dari PERKENI dan DEPKES RI. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Hiperlipidemia,Antidiabetika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian terhadap kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi

obat antidiabetik oral.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai evaluasi respon terapi dan rasionalitas

penggunaan obat antidiabetik oral.

3. Perlu dilakukan penelitian sejenis untuk periode selanjutnya karena adanya

perkembangan jumlah pasien DM tipe 2 dengan hiperlipidemia.