MAKALAH HAMA DAN PENYAKIT PENTING TANAMAN “ Serangan Hama Penggerek Batang Padi Putih di Daerah Simpang Kalijaga Malang“ Nama Anggota Kelompok: Nama : Dimas Assania A (1350402011110140) Wita Firdausi (135040201111037) Ainur Rofik (135040201111430) Sofiatul Ula (135040201111316) Kelas : K
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH HAMA DAN PENYAKIT PENTING TANAMAN
“ Serangan Hama Penggerek Batang Padi Putih di Daerah Simpang Kalijaga Malang“
Nama Anggota Kelompok:
Nama : Dimas Assania A (1350402011110140)
Wita Firdausi (135040201111037)
Ainur Rofik (135040201111430)
Sofiatul Ula (135040201111316)
Kelas : K
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena rahmat
dan kuasanya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai hama penggerek batang padi.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hama dan Penyakit Penting Tanaman
(HPPT). Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan dalam
penyusunan makalah selanjutnya. Atas kritik dan sarannya kami mengucapkan terimakasih.
Malang, 14 September 2014
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Padi adalah tanaman yang paling penting di negeri kita Indonesia ini. Betapa tidak karena
makanan pokok di Indonesia adalah nasi dari beras yang tentunya dihasilkan oleh tanaman padi.
Selain di Indonesia padi juga menjadi makanan pokok negara-negara di benua Asia lainnya
seperti China, India, Thailand, Vietnam dan lain-lain. Padi merupakan tanaman berupa rumput
berumpun. Tanaman pertanian ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan
subtropis. Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting
dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga
digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut
sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa
oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.
Namun dalam budidaya tanaman padi masih mengalami berbagai kendala diantaranya
yaitu serangan dari hama yang dapat menurunkan produktivitas tanaman padi sehingga dapat
merugikan petani itu sendiri. Salah satu hama yang sering menyerang tanaman padi yaitu hama
penggerek batang padi. Penggerek batang padi merupakan hama utama tanaman padi yang
sangat merugikan dalam budidaya tanaman padi. Penggerek batang padi juga menyerang lahan
yang kami amati yang terletak di Simpang Kalijaga kota Malang, dimana serangan hama pada
lahan ini cukup merugikan sehingga perlu dilakukan beberapa pengendalian.
Penggerek batang menyerang tanaman padi sejak di persemaian hingga tanaman pada
stadia matang. Cara masuknya hama penggerek batang ke dalam batang padi berbeda
antarspesies. Gejala serangan yang disebabkan oleh semua spesies penggerek batang sama pada
tanaman padi. Pada tanaman stadia vegetatif, larva memotong bagian tengah anakan sehingga
aliran hara ke bagian atas tanaman terganggu yang menyebabkan pucuk layu dan kemudian
mati. Gejala serangan pada tanaman stadia vegetatif disebut sundep. Kehilangan hasil padi
akibat serangan penggerek batang pada stadia vegetatif tidak terlalu besar karena tanaman masih
dapat membentuk anakan baru. Namun tetap ada pengurangan hasil karena anakan yang baru
lebih kecil yang menghasilkan malai yang kecil pula. Berdasarkan simulasi pada stadia vegetatif,
tanaman padi masih sanggup mengkompensasi kehilangan hasil akibat serangan penggerek
batang sampai 30% (Rauf, 2000.).
Di Indonesia telah dikenal 6 jenis penggerek batang padi, yang terdiri dari 5 jenis famili
Pyralidae dan 1 jenis famili Noctuidae. Ke-6 jenis penggerek batang padi tersebut adalah:
Penggunaan insektisida juga dapat menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap
konsumen dan lingkungan, serta dapat menimbulkan resistensi dan resurgensi hama. Ardjanhar
et al. (2004) melaporkan bahwa penggunaan insektisida cenderung menurunkan peranan
parasitoid telur penggerek batang padi dan tidak dapat mencegah kehilangan hasil akibat
serangan penggerek batang padi. Untuk menanggulangi masalah ini, diperlukan upaya
pengendalian melalui konsep pengendalian hama terpadu (PHT) yang menekankan upaya
pengendalian hayati (pemanfaatan musuh alami). Pengendalian hayati menggunakan parasitoid
telur dinilai sangat baik karena mamarasit telur hama, sehingga hama tidak berkembang menjadi
larva (fase yang merusak tanaman), tidak menimbulkan dampak negatif terhadap konsumen dan
lingkungan, tidak menimbulkan resistensi dan resurgensi hama, organisme yang digunakan dapat
mencari dan menemukan inangnya, dapat berkembang biak dan menyebar, serta pengendalian
dapat berjalan dengan sendirinya. Parasitoid telur adalah faktor penting yang dapat mengatur
populasi penggerek batang padi pada saat kelimpahan hama itu tinggi. Telah diketahui tiga
spesies parasitoid telur penggerek batang padi yaitu Tetrastichus schoenobii Ferriere, Telenomus
rowani Gahan dan Trichogramma japonicum Ashmead. Kemampuan parasitoid mengendalikan
penggerek batang padi berbeda-beda bergantung spesies . T.schoenobii hanya dapat berkembang
biak pada telur penggerek batang padi Scirpophaga. Parasitoid telur yang mempunyai peranan
penting dalam mengendalikan penggerek batang padi adalah T. rowani dan T. schoenobii.
Hamijaya et al. (2004) juga melaporkan.bahwa T. rowani paling dominan ditemukan pada semua
tipologi lahan basah di Kalimantan Selatan.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah yang kami susun dapat disimpulkan bahwa penggerek batang
padi merupakan salah satu hama utama pada tanaman padi. Penggerek batang padi memilik
beberapa jenis yaitu penggerek batang padi kuning,penggerek batang padi putih, penggerek
batang padi merah jampu, penggerek batang padi bergaris, dan penggerek batang padi berkepala
hitam.
Gejala yang ditimbulkan dari serangan penggerek batang padi dibagi menjadi 2 fase yang
pertama yaitu fase sundep yakni serangan terjadi pada fase vegetatif, larva memotong bagian
tengah anakan sehingga aliran hara ke bagian atas tanaman terganggu yang menyebabkan pucuk
layu dan kemudian mati. Yang kedua yaitu pada Beluk Gejala serangan pada tanaman padi stadia
generatif dikenal dengan. Larva akan menggerek tanaman yang akan bermalai, sehingga aliran
hasil asimilasi tidak sampai ke dalam bulir padi. Akibatnya proses pengisian bulir padi akan
terhambat, sehingga banyak gabah hampa. Sedangkan tanda yang ditunjukan akibat serangan
penggerek batang padi yaitu diantaranya kotoran larva dapat terlihat pada pangkal daun yang
dicabut,terdapat kotoran larva dalam batang. Hama ini berubah menjadi ngengat berwarna
kuning atau coklat; biasanya 1 larva berada dalam 1 anakan. Ngengat aktif pada malam hari.
Larva betina menaruh 3 massa telur sepanjang 7-10 hari masa hidupnya sebagai serangga
dewasa. Massa telur dari penggerek batang kuning berbentuk cakram dan ditutupi oleh bulu-bulu
berwarna coklat terang dari abdomen betina. Setiap massa telur mengandung sekitar 100 telur.
Pengendalian yang dilakukan untuk menangani serangan penggerek batang padi yaitu
pengendalian secara biuologi,mekanik,kultur teknik dan secara kimiawi.
3.2 Kritik dan Saran
Dalam melakukan pengendalian untuk menangani serangan penggerek batang padi
sebaiknya petani memperhatikan berbagai aspek seperti linhgkungan,intensitas serangan dan
ketepatan dalam pemakaian dosis berbagai macam bahan kimia.
DOKUMENTASI
Hasil dokumentasi pengamatan di lapang
Gambar penggerek batang padi putih Gejala serangan penggerek batang padi
Gejala serangan penggerek batang padi telur penggerek batang padi
DAFTAR PUSTAKA
Bandong, j.P and J.A Litsinger. 2005. Rice Crop Stage Susceptibility to the Rice Yeloow
Stemborer, Scirpopaga incertulas 51 (1): 37-43
Dhuyo., A, R, and N. M. Soomro. 2008. Functional Response of the Predators on the Population of Yellow Ricestem Borer, Scirpophaga incertulas (Walker) (Lepidoptera: Pyralidae) under Laboratory Condition. Journal Pak. Entomol. Vol. 30, No.1, 2008. (on-line).www.pakentomol.com. diakses 8 November 2009.
Direktorat Perlindungan Tanaman.2002 pedoman Rekomendasi Pengendalian Hama Terpadu Tanaman Padi Departemen Pertanian. Jakarta hal 46-57.
Harian umum pelita. 2009. Serangan OPT Padi Capai 280.046 Hektar. (on-line). http://www.pelita.or.id/baca.php?id=20069. diakses tanggal 15 November 2009.
Makarim, A.K., E. Suhartatik dan A. Kartohardjono. 2007. Silikon: Hara Penting pada Sistem Produksi Padi. Jurnal Iptek Tanaman Pangan Vol. 2 No. 2 – 2007. 195-204 hal. (on-line).
Martin, I dan F. Nurdin. 1993. Pengendaliana Hayati dengan Predator dan Parsitoid. Jurnal Pemantapan Penelitian Hama Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukarami. 73-81 hal
Minarni, E. W., Nurtiati dan D. S. Utami. 2005. Peranan Pengelolaan Habitat terhadap Kemampuan Memerasit Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi Kuning Scirpophaga incertulas . Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin”. Vol 9 No 2, Oktober 2005. 130-136 hal.
Suharto dan N. Usyati, 2008. Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi. Jurnal Inovasi
teknologi Produksi 2008. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Subang. 323-341 hal.
Rauf, A. 2000. Parasitasi Telur Penggerek Batang Padi, Scirpophaga inotata (Lepidoptera:pyralidae), saat Terjadi Ledakan di Karawang pada Awal 1990-ia. Buletin Hama dan Penyakit Tumbuhan 12(1):1-10 (2000)..