8/19/2019 PMMC News Edisi Feb Mar 2016
1/12Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 1
Feb - Mar 2016
PMMCNews
M E D I A K O M U N I K A S I P E N J U A L & P E M B E L I F A R M A S I
www.pmmc.or.id
WE CARE WE SHAREBAKSOS GPFI, PMMC & SOS CHILDREN VILLAGE
Awal tahun 2016, tepatnya 13 Februari
PMMC - GPFI dan Pan Asuhan SOS
Children Village menggelar acara bak
sosial di Taman Cibodas Jawa Barat.
Acara Baksos direncanakan akhir tahun
2015 dan disusun kepaniaan oleh
pengurus PMMC.
Rapat pania pertama di bulan
Desember 2015, dilaksanakan di ruang
aula Pan Asuhan SOS Children Village
di Cibubur Jakarta Timur dan rapatkedua bertempat juga di SOS Children
Village Cibubur. Dalam rapat tersebut
membahas mengenai susunan acara,
anggaran dan jenis permainan.
Keberangkatan menuju taman Cibodas
berkumpul di lapangan pan asuhan
SOS Children Village Cibubur. Anak-
anak dan ibu asuh yang ikut berwisata
berjumlah 300 orang. Anak pan asuhan
yang ikut berwisata mulai dari usia balita
hingga dewasa.
Panita acara bak sosial sudah
mempersiapkan berbagai atribut berupa
kaos, topi, tas dan alat tulis untuksekolah. Kaos yang disiapkan oleh pania
berwarna kuning dan topi berwarna biru
navy. Dan semuanya mendapat apa yang
telah disiapkan oleh pania bak sosial.
PMMC menyediakan dua bus
pariwisata untuk mengantar anak-anak
dan ibu asuh menuju taman Cibodas.
Bus diberangkatkan pukul 05:00 WIB
dari pan asuhan SOS Children Village.
Semua yang berangkan dan menuju ke
acara bak sosial menggunakan kaos
berwarna kuning dan bertopi biru.
Tenda dan panggung di tempat
acara sudah dipersiapkan oleh panitadari PMMC dan SOS Children Village
sejak kemarin sore. Tak kenggalan
ahli atau pawang hujan disiapkan oleh
SUKSESKAN MUNAS GPFI XV / 2016TRANS HOTEL, 23 - 25 OKTOBER 2016, BANDUNG - JAWA BARAT
Edisi Feb - Mar 2016
8/19/2019 PMMC News Edisi Feb Mar 2016
2/122 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club
Feb - Mar 2016
WE CARE WE SHAREBAKSOS GPFI, PMMC & SOS CHILDREN VILLAGE
pania untuk ansipasi hujan ditengah
acara berlangsung. Tas berbahan kain
didalamnya disediakan mantel hujan untuk
menghindari supaya dak basah saat hujan.
Acara bak sosial dibuka oleh ketuaumum bapak Kendrariadi Suahanda.
Menurut beliau,"Acara bak sosial dengan
SOS Childrens Village Cibubur merupakan
kegiatan run seap tahun, kalau tahun
2015 kita mengadakan di Aula SOS
Childrens Village Cibubur dan tahun ini kita
ingin mengajak bertamasya anak-anak dan
ibu asuh pan asuhan SOS Childrens Village
Cibubur yakni di Taman Cibodas, dan ini
usulan dari anak-anak pan asuhan dan
pengurus PMMC".
Dalam acara tersebut, PT. Actavis
Indonesia, PT. Dian Cipta Perkasa, PT.
Genero, PT. Avesta Connental Pack, PT.
Dian Langgeng Mandiri, dan beberapa
pengurus memberikan sumbangan untuk
anak-anak pan asuhan SOS Childrens
Village Cibubur.
Berbagai permainan dalam acara bak
sosial, melibatkan pengurus PMMC,
ibu asuh dan anak-anak pan asuhan.
Permainan yang disuguhkan oleh pania
antara lain, merias teman dengan mata
tertutup, membagikan tongkat dengan
berbaris, menciptakan jingle atau sloganacara bak sosial. Semua acara permainan
dilakukan dalam bentuk m.
Acara bak sosial berakhir pada sore
hari, semua m yang ada mendapatkan
hadiah dari pania bak sosial. Dan semua
berkumpul untuk foto bersama di depan
panggung dan di lapangan volly berbaris
membentuk kata PMMC & SOS untuk
diambil video melalui drone.
Semua anak-anak dan ibu asuh, kembali
berkumpul di pelataran parkir bus yang
sudah dipersiapkan oleh pania. Rasa
gembira anak-anak membuat PMMC
bangga bisa saling peduli dan berbagi.
Pengurus PMMC akan mengagendakan
kembali tahun depan dengan konsep acara
yang berbeda.
8/19/2019 PMMC News Edisi Feb Mar 2016
3/12Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 3
Feb - Mar 2016
Perkembangan jumlahpenduduk di Indonesiasemakin besar, kebutuhanakan obat-obatan yang
meningkat harus diimbangidengan industri farmasiyang kuat dan mandiri.Selain mengurangiketergantungan imporbahan baku obat jugamenghemat devisa,mengembangkan penelianbahan baku obat danpengembangan teknologifarmasi.
Kemandirian Industri farmasi menjadi
kunci tak hanya untuk bersaing, namun
juga untuk mensejahterakan rakyat
di bidang kesehatan. “Kemandirian
bahan baku obat sudah merupakan
program pemerintah, bahkan tercantum
dalam Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan sejak tahun 2010, namun
dalam pelaksanaannya dak dapat
dilakukan hanya oleh Kementerian
Kesehatan, namun memerlukanparsipasi dari berbagai stakeholder,
untuk itu diperlukan sinergisme antara
academic, business, government
dan community (ABGC) dalam
pelaksanaanya” ujar Menteri Kesehatan
RI Prof. Dr. Nila Moeloek, Sp.M(K) dalam
program Economic Challenges di Metro
TV (26/1/2016).
Menteri Perindustrian Saleh Husin
mengatakan hal itu saat meninjau
pembangunan pabrik obat biologi milik
PT Kalbe Farma Tbk di Cikarang, Bekasi,
Jawa Barat, Rabu (27/1/2016).
“Presiden Joko Widodo sangat
menaruh perhaan pada industri
farmasi karena selama ini impor bahan
baku obat masih 95 persen. Maka kita
perlu bekerja sama dengan para pelaku
industri ini untuk menumbuhkan industri
farmasi demi mengurangi importasi,”
katanya.Pemerintah mengakui, berusaha
mempercepat penguatan produksi obat-
obatan oleh industri di dalam negeri.
Menperin mengungkapkan, pemerintah
akan meluncurkan paket kebijakan
ekonomi terkait farmasi dalam waktu
dekat.
Pada level ASEAN, pasar farmasi
Indonesia mencapai 27 persen dari total
pasar ASEAN. Dari jumlah tersebut,
sekitar 70 persen didominasi olehpemain nasional yang menjadikan
Indonesia satu-satunya negara di ASEAN
yang didominasi oleh industri lokal.
Pasar produk farmasi Indonesia sendiri
pada tahun 2016 ini diproyeksikan
sebesar Rp 69,07 triliun yang diharapkan
meningkat menjadi Rp 102,05 Triliun
pada tahun 2020.
“Nilai perdagangan produk farmasi
intra-ASEAN adalah sebesar USD
1,11 miliar. Itu peluang yang harus
diiringi dengan peningkatan kualitas
yang mumpuni melalui Research &
Development (R&D) yang komprehensif,
mengingat impor bahan baku kita sangat
nggi,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Kemenperin
meminta dilakukan penelian
independen pada produk biotech and
natural sebagai substusi bahan baku
obat berbasis kekayaan alam yangterintegrasi dari hulu hingga hilir.
Soal investasi, hal itu menjadi
salah satu langkah penng dalam
pengembangan industri farmasi
Indonesia menuju kemandirian produksi
obat dan bahan baku obat.
SWASEMBADA GARAM
Swasembada garam perlu diiku
dengan serapan industri yang
menggunakan garam sebagai bahanbaku, terutama industri farmasi. Karena
itu industri farmasi harus disiapkan dan
didorong untuk memanfaatkan garam
lokal dibandingkan garam impor.
INDONESIA MANDIRI PERKUATINDUSTRI FARMASI
PRODUKSI BAHAN BAKU GARAM FARMASI
... bersambung hal. 4
Feb - Mar 2016
8/19/2019 PMMC News Edisi Feb Mar 2016
4/124 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club
Feb - Mar 2016
Kementerian Perdagangan
menyatakan bahwa untuk impor garam
konsumsi memerlukan rekomendasi
dari kementerian teknis dan hanya
bisa dilakukan oleh Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak di bidang
pergaraman.
“Garam konsumsi hanya dapat
diimpor oleh BUMN yang bergerak di
bidang pergaraman dan pada saat gagal
panen raya,” kata Plt. Direktur Jenderal
Perdagangan Luar Negeri Kementerian
Perdagangan, Karyanto Suprih, di
Jakarta, Selasa (19/1/2016).
Industri farmasi Indonesia saat ini,
masih sangat tergantung pada bahan
baku impor, hampir 95% bahan baku
obat (BBO) yang diperlukan masihharus diimpor. Salah satu bahan yang
masih diimpor adalah garam farmasi.
Dalam industri farmasi, garam farmasi
merupakan bahan baku yang banyak
digunakan antara lain sebagai bahan
baku sediaan infus, produksi tablet,
pelarut vaksin, sirup, oralit, cairan
pencuci darah, minuman kesehatan dan
lain-lain.
Kebutuhan garam farmasi di
Indonesia sampai saat ini seluruhnyamasih dipenuhi oleh produk impor.
Dikarenakan hingga sekarang belum ada
industri lokal yang memproduksi garam
farmasi. Kebutuhan garam tersebut
masih dimpor seper dari Jerman,
China, Australia, Selandia dan India.
Data dari Dirjen Perdagangan Luar
Negeri Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia, menunjukkan bahwa
impor bahan baku garam farmasi tahun
2013 sebesar 3.152 ton dan seluruhnya
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri dan kenaikan volume
impor garam farmasi pada rentang tahun
2011 – 2012 dan 2012 – 2013 masing –
masing adalah 25 % dan 35%.
Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) telah berhasil
mengembangkan teknologi produksi
garam farmasi hingga pada skala pilot.
Produk hasil kajian tersebut telah luluspengujian produk sebagai NaCl derajat
farmasi dari berbagai laboratorium,
diantaranya pengujian dari lembaga
perguruan nggi, PT. Sucondo maupun
industri pengguna seper PT. Otsuka
dan PT. Biofarma. Proses produksi garam
farmasi ini juga telah mendapatkan
serkat paten dari Dirjen HAKI dengan
No Paten ID P0026107 tahun 2010.
Berdasarkan pemetaan kandungan
teknologi dan sumber bahan bakuserta bahan penolongnya, maka
teknologi produksi garam farmasi yang
akan diterapkan ini sebagian besar
menggunakan bahan atau peralatan
yang diproduksi di dalam negeri. Dengan
demikian maka secara dak langsung
rencana pembangunan pabrik garam
farmasi ini mampu memberikan nilai
tambah bagi industri terkait lainnya.
Pembangunan pabrik ini bahan baku
obat garam farmasi PT Kimia Farma
(Persero) Tbk ini mampu menekan laju
impor garam farmasi yang saat ini masih
impor dari luar negeri. Direncanakan
harga bahan baku obat garam farmasi
PT Kimia Farma (Persero) Tbk lebih
rendah dari harga garam farmasi impor
yang saat ini berkisar Rp7.000,00 per
kilogram.
Sejalan dengan itu, Kemenperin
meminta dilakukan penelianindependen pada produk biotech and
natural sebagai substusi bahan baku
obat berbasis kekayaan alam yang
terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Soal investasi, hal itu menjadi
salah satu langkah penng dalam
pengembangan industri farmasi
Indonesia menuju kemandirian produksi
obat dan bahan baku obat. (tph/dbs)
... lanjutan hal. 3
Feb - Mar 2016
8/19/2019 PMMC News Edisi Feb Mar 2016
5/12Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 5
Feb - Mar 2016
Lembaga Kebijakan Barang/Jasa Pemerintah
PEMBATALAN TENDER SECARA SEPIHAK
Pemutusan hubungan kerja(PHK) karyawan menghantuiindustri konsumen seperprodusen obat pun tengahketar-ker menghadapirisiko PHK karyawan.
Di industri farmasi menjelaskan,
salah satu penyebab meningkatnya
risiko PHK di industri farmasi saat ini
adalah terjadinya pembatalan lelang
obat untuk memasok kebutuhan
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan. Penundaan lelang
obat untuk BPJS ini yang membuat
operasional biaya produksi perusahaan
farmasi di Indonesia kacau.
Seper dalam dua tahun terakhir,
penyediaan obat untuk BPJS ini
porsinya mencapai sekitar 60% dari
total omzet industri farmasi. Bisa
dibayangkan betapa besar potensi
kerugiannya produksi jika pasokankepada pembeli utama ini tertunda.
Kepala Lembaga Kebijakan Barang/
Jasa Pemerintah (LKPP) Agus
Prabowo membenarkan kondisi ini.
Ia mengungkapkan, tender yang
dibatalkan adalah tender e-catalog
obat tahun 2016. Meski begitu, Agus
mengklaim telah mempersiapkan
tender susulan. "Sedang kami
persiapkan tender ulangnya," kata
Agus kepada wartawan, Selasa
(9/2/2016)
Hanya saja beliau belum dapat
memaskan kapan waktu lelang
susulan dilaksanakan. Beliau hanya
memaskan, jangka waktu akhir lelang
dilakukan Maret 2016.
"Kami berusaha sebelum Maret
2016 lelang sudah selesai," terang
Agus tanpa menjelaskan alasan sebab
musabab pembatalan lelang e-catalog
tersebut.
Penundaan atau pembatalan tenderoleh LKPP dilakukan secara tersebut
membuat gusar pelaku industri
farmasi. "Obat untuk BPJS Kesehatan.
Jika dibatalkan kami akan dirugikan,"
kata sumber Media yang enggan
disebutkan identasnya tersebut,
Selasa (8/2/2016).
Informasi ini menceritakan,
pembatalan tender dilakukan LKPP
setelah ada pemenang. "Dengan
alasan ada masalah internal LKPP,"
ungkapnya.
Bisa diketahui, dalam proses tender
yang dilakukan LKPP itu diiku sekitar
40 perusahaan farmasi dengan
nilai proyeknya sekitar Rp 2 triliun.
Pengadaan obat e-catalog tersebut
mencari sekitar 350 jenis obat untuk
keperluan program Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).
Ancaman terhadap PHK
Selain bisa mengganggu
ketersediaan obat untuk program
JKN, penundaan tender obat tersebut
membuat rencana bisnis industri
farmasi mulai dari produksi sampai
dengan pemasaran berantakan. Dan
Ini akan memperkeruh kondisi industri
farmasi. Ujung dari masalah ini bisa
menimbulkan PHK.
Di sisi lain, industri farmasi juga
mendapat kabar buruk dari sektor
ketenagakerjaan. Michael, Pimpinan
Kolekf Nasional Konfederasi
Persatuan Buruh Indonesia (KPBI)mengatakan, ada beberapa
perusahaan farmasi yang saat ini
tengah melakukan proses PHK
terhadap karyawan. "Termasuk salah
satunya Novars," kata Michael
kepada wartawan, Selasa (9/2/2016).
Tidak hanya perusahaan
mulnasional bahkan perusahaan
farmasi lokal pun yang memenangkan
tender lelang e-catalog sudah siap
gulung kar.
Berapa jumlahnya, beliau belum
mengungkapkan dan masih akan
menghitungnya. (tph/dbs)
8/19/2019 PMMC News Edisi Feb Mar 2016
6/126 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club
Feb - Mar 2016
“Bagaimana agar importasi inidikurangi tentu dengan membangun
industri obat dari hulu ke hilir didalam negeri,” ucapnya di sela
kunjungan ke kawasan industri diGresik.
Saleh menyambut baikdikeluarkannya industri farmasidari daar negaf investasi.
Dengan begini bidang usaha ini jaditerbuka seratus persen terhadap
aliran kapital dari luar negeri.Menurutnya, bahkan dak masalah
jika perusahaan bahan baku obatsepenuhnya dimiliki asing.
Alasan Saleh, karena kenyataannyaindustri farmasi domesk belum
piawai memproduksi bahan bakuobat. Kenda investasi yangdimiliki asing, tetap saja akan
menggerakkan penghiliran industriobat di Tanah Air.
Anchor industri yang masuk bisamerangsang kehadiran perusahaan
lain yang ada dalam rantai produksibahan baku obat. Selain itu juga
bisa menekan harga obat serta
membuka lapangan kerja lebih lebar
bagi tenaga kerja Indonesia.
“Tidak ada ancaman masuknyatenaga kerja asing, justru akan
menyerap tenaga kerja lokal juga,”ujar Saleh.
Namun KementerianPerindustrian sejauh ini baru dalamtaraf menyambut potensi investasi
asing yang bakal masuk. Belum adalangkah lebih lanjut yang disiapkan.
Misalnya, dengan memberikantenggat waktu peningkatan
lokalisasi bahan baku obat.Sebagai contoh di industri
otomof, Kemenperin menetapkanbatasan lokalisasi komponen
bagi pemanufaktur low cost andgreen car. Menanggapi hal iniSaleh menjawab, “Nan kami
koordinasikan dengan Kemenkes.Kalau sekarang yang penng
bagaimana kurangi impor dulu”.Diberitakan Bisnis sebelumnya,
pelaku industri farmasimembenarkan untuk membangun
struktur industri yang kuat, harus
dimulai dari pembangunan industrihulu di dalam negeri.
Direktur Utama PT Phapros TbkIswanto mengakui industri bahan
baku obat belum kuat. Oleh karenaitu, industri hulu harus disuburkan
agar perlahan bisa dilanjutkandengan mengembangkan industriperantara.
“Memangun industri bahan bakuitu dak mudah. Perlu kondisi
khusus untuk mengembangkanini, termasuk dari sisi perpajakan,”
katanya kepada Bisnis.Dia menjelaskan bahwa hampir
50% bahan baku farmasi globaldikuasai oleh China dan India yang
kuat industri hulu dan antaranya.Menurutnya, Indonesia juga punyapotensi untuk mengembangkan
industri antara yang bahan bakunyaberasal dari industri petrokimia.
PERLUNYA HULUINDUSTRI FARMASI DIKEMBANGKAN
Kementerian Perindustrian meyakini hulu industri farmasi dapat bertumbuh lebihsubuh sejalan dengan dikeluarkannya bidang ini dari daar negaf investasi.Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan selama ini bahan baku obat
90% diimpor. Guna menekan persentase ini maka industri hulu farmasi harusdigerakkan. Salah satunya bisa dengan membuka kesempatan bagi perusahaan
asing menancapkan modal.
8/19/2019 PMMC News Edisi Feb Mar 2016
7/12Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 7
Feb - Mar 2016
BUKA PUASA BERSAMAKEMENKES - BPOM - PMMC - GPFI - GAKESLAB
8/19/2019 PMMC News Edisi Feb Mar 2016
8/12
Liputan Khusus MUNAS GPFI XV
PERSIAPAN MUNAS GPFI XV TAHUN 2016
SUMBANG SARAN DEMI MASA DEPAN
Beberapa bulan lagi
tepatnya 23 - 25 Oktober
2016 di Trans Hotel
Bandung, GPFI akan
mempunyai ketua umum
baru. Bertempat di hotel
Bidakara 17 Maret 2016,
pania OC dan SC mengelar
rapat pembentukan
acara Munas GP Farmasi
Indonesia yang ke 15.
Rapat yang dipimpin oleh
ketua Organizing Commitee
bapak Handoko dan dihadiri
oleh Sekjen GPFI bapak Tirto
Kusnadi, Direktur Eksekuf
GPFI bapak Darojatun
Sanusi, ketua umum
GPFI Jabar bapak Donny
Hardiana, ketua umum
Jam bapak Adi Supeno danpara pania OC & SC.
Jawa Barat selaku tuan
rumah Munas GPFI XV,
pengurus GPFI dan pania
lokal akan mempersiapakan
segala kebutuhan Munas
GPFI XV. Menurut ketua
umum GPFI Jabar,"
Diperiode lalu, pengurus
GPFI Jabar sempat dak
akf dan baru akf setahun
ini sejak saya diangkatsebagai ketua umum oleh
bapak Hamadi Wijaya
bendahara umum GPFI
Pusat, jadi kami akan
mempersiapkan segala
kebutuhan Munas GPFI XV".
Pengurus GPFI Jabar yang
hadir sekitar delapan orang
pengurus.
8/19/2019 PMMC News Edisi Feb Mar 2016
9/12
BAKTI SOSIAL
PMMC - GPFI - SOS CHILDREN VILLAGE
Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 9
8/19/2019 PMMC News Edisi Feb Mar 2016
10/1210 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club
Feb - Mar 2016
MENTERI PERINDUSTRIAN SALEH HUSIN
MAKSIMALKAN INDUSTRI KREATIF 2016DIANTARANYA INDUSTRI FARMASI
Kementerian Perindustrian
(Kemenperin) menargetkan
pertumbuhan industri pada
2016 sebesar 5,7 persen.
Menteri Perindustrian
(Menperin) Saleh Husin ingin
terus menjaga konsistensipertumbuhan industri
lebih tnggi daripada angka
pertumbuhan ekonomi
nasional.
Untuk mencapai targetpertumbuhan industri pada 2016,
Kemenperin akan memaksimalkankontribusi industri kreaf yang
bernilai tambah nggi danmemaksimalkan pembangunan
infrastruktur kawasan industridi luar Pulau Jawa guna menarik
minat investasi. Pada tahun 2015ini, Kemenperin telah membangun
jalan poros tengah dan jalur keretaapi di Kawasan Ekonomi Khusus SeiMangkei.
Kemenperin akan memberikan
dukungan fasilitas insenf untuk
pengembangan industri. Insenf
yang diharapkan mulai dari insenfskal, seper tax holiday dan tax
allowance, insenf nonskal, hingga
penyediaan pembiayaan.
Menurutnya, semua paketkebijakan ekonomi yang diluncurkan
oleh pemerintah sejak September2015 akan bisa dirasakan
manfaatnya pada tahun depan.Kelompok industri prioritas
tersebut adalah industri pangan,industri farmasi, kosmek dan alat
kesehatan, industri teksl, kulit,alas kaki, dan aneka industri alattransportasi, industri elektronika
dan telemaka/ICT, dan industripembangkit energi.
Selain itu, ada pula industri barangmodal, komponen, bahan penolong
dan jasa industri, industri hulu agro,industri logam dasar dan bahan
galian bukan logam, serta industrikimia dasar berbasis migas dan batu
bara. Saleh menegaskan, dalambeberapa kali kesempatan bertemu
dengan pelaku
Misalnya, ketersediaan energilistrik dan gas dengan harga
yang bersaing, bunga bank yangkompef, serta harga logisk yang
murah. Mulai 2016 pemerintahmenetapkan harga gas untuk pabrik
sesuai kemampuan industri, yakni 7dolar AS per MMBTU.
Hal tersebut diharapkan dapatmembuat daya saing industrimeningkat dan semakin kompef.
"Ini sudah lama diwacanakan
dan akhirnya terwujud. Kitamemang butuh kerja keras danpunya semangat yang sama demi
kepenngan semua pihak, terutamaindustri," kata Saleh.
Sekjen Kemenperin SyarifHidayat menambahkan, untuk
meningkatkan industri prioritastersebut, dibutuhkan sinergitas
dari kementerian/lembaga laindan pelaku usaha. Selama ini
sektor prioritas telah memberikankontribusi besar terhadap kinerjakumulaf industri pengolahan
nonmigas nasional.Di tengah kondisi perekonomian
yang masih belum stabil, geliatindustri pengolahan nonmigas
mencapai 5,21 persen atau lebihnggi dibanding pertumbuhan
ekonomi nasional yang mencapai4,73 persen pada kuartal III 2015.
Syarif mengatakan, di tengahsituasi ekonomi global yang sedanglesu, Kemenperin akan melakukan
sejumlah penyesuaian targetpembangunan industri.
"Karena situasi ekonomi yangdak baik, akan menyesuaikan
sejumlah target, terutama untuklima tahun pertama dalam yang
tertuang dalam rencana induk
pembangunan industri nasional.
Karena, dalam lima tahun pertama
ini situasi ekonomi diperkirakanmasih berat," kata Syarif.
Penyesuaian pertama yang
dilakukan adalah menurunkantarget pertumbuhan industri padatahun ini menjadi hanya 5,5 persen
dari target semula, yakni 6,8 persen.Selain itu, target empat tahun
ke depan ditetapkan sebesar 5,7persen pada 2016, 6,5 persen pada
2017,7,4 persen untuk 2018, dan8,4 persen pada 2019.
Target tersebut lebih rendah
dari yang telah ditetapkan dalam
Permenperin No. 31.1/M-IND/PER/3/2015 tentang RencanaStrategis Kementerian Perindustrian
2015-2019.
... bersambung hal. 11
Feb - Mar 2016
10 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club
8/19/2019 PMMC News Edisi Feb Mar 2016
11/12Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 11
Feb - Mar 2016
GENJOT DAYA SAING
Dalam upaya menumbuhkan sertameningkatkan kinerja dan daya saing industri
nasional, Kemenperin mengambil langkah
strategis melalui paket-paket kebijakanekonomi.
Langkah pertama, yakni deregulasi,debirokrasasi,serta penegakan hukum
dalam kepasan usaha melalui perombakan89 peraturan dalam rangka memperlancar
kegiatan usaha.Kemudian, langkah kedua melakukan
persetujuan tax alowance dan tax holiday dengan mempercepat layanan investasi dalam
bentuk kemudahan dan kepasan fasilitas dan
memangkas perizinan investasi.Langkah kega, yakni melakukan
penyesuaian harga energi melalui penurunanharga gas dan listrik untuk industri. Selain itu,
kemudahan KUR melalui penurunan ngkatbunga dari 22 persen menjadi 12 persen
dengan cakupan penerima KUR diperluasserta proses persetujuan investasi.
Langkah keempat adalah pemberian
kredit modal kerja untuk ekspor melalui
besaran pinjamanyang diberikan maksimaiRp 50 miliar per perusahaan untuk
komoditasfurnitur, barang dari kayu, teksldan produk teksl, serta alas kaki.
Selanjutnya, langkah kelima, yaitu revaluasi
aset melalui perlakuan khusus PPh ataspenilaian kembali akva tetap untuk tujuan
perpajakan yang diajukan pada tahun 2015
dan 2016.
Langkah keenam adalah memberikan
insenf KEK melalui PPh (tax holiday & taxallowance) dan pembebasan PPN & PPnBMimportasi serta kepabeanan, ketenagakerjaan,
pertanahan, dan perizinan. Syarif opmiss,paket-paket kebijakan ekonomi yangdiluncurkan sejak September 2015 akan
membuahkan hasil pada 2016 mendatang.
(sumber: Republika)
The 11th Internaonal Exhibion on Pharmaceucal,Ingredients, Contract manufacturing, Processing, Technology,Packaging machinery, Equipments and Services
Featuring:
• APIs • Intermediates • Natural Extracts
• Excipients / Formulaon • Custom Manufacturing• Biopharmaceucals • Fine Chemicals
• Lab Equipment, Instruments, Labware, Water Treatment• Enviroment And Quality Control, Technical Publicaon• Pharmaceucal Products / Medicine
• Pharmaceucal Enginering• Material & Packaging• Plant & Machinery for Pharma
THE DEDICATED B2B PLATFORMFOR INDONESIA’SPHARMACEUTICAL SECTORS05 – 08 October 2016 – JIExpoJakarta
EXHIBITION FEATURINGIPEX – INDONESIA PHARMACEUTICALEXPO 2016 | www.ipex.co.id
Pharma Materials Management Club
8/19/2019 PMMC News Edisi Feb Mar 2016
12/12
Feb - Mar 2016