PERBEDAAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMILIH TEMPAT BERBELANJA : PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN, MENURUT CIRI-CIRI SOSIAL EKONOMINYA; STUDI KASUS : PENDUDUK KALURAHAN KLITREN, KECAMATAN GONDOKUSUMAN, KOTA JOGJAKARTA TAHUN 2001 OLEH : NAMA : Prijono Budi Santoso NIM : 931324022 NIRM : 930051120602120022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DUMIA USAHA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA JOGJAKARTA 2002 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/22002/2/931324022_Full.pdf · waktu yang lebih pendek yaitu dari pagi hanya sampai siang, sedang malam hari tidak ada
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERBEDAAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMILIH TEMPAT
BERBELANJA : PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN, MENURUT CIRI-CIRI SOSIAL EKONOMINYA;
STUDI KASUS : PENDUDUK KALURAHAN KLITREN, KECAMATAN GONDOKUSUMAN,
KOTA JOGJAKARTA TAHUN 2001
OLEH :
NAMA : Prijono Budi Santoso
NIM : 931324022
NIRM : 930051120602120022
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DUMIA USAHA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
JOGJAKARTA 2002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PERBEDAAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MEMILIH TEMPAT
BERBELANJA : PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN, MENURUT CIRI-CIRI SOSIAL EKONOMINYA;
Studi kasus : Penduduk kalurahan Klitren, kecamatan gondokusuman, kota Jogjakarta
Tahun 2001
Prijono Budi Santoso Universitas Sanata Dharma
Tahun 2002
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam hal perilaku masyarakat, ditinjau dari ciri-ciri sosial ekonominya, dalam memilih tempat berbelanja : di pasar tradisional atau di pasar modern. Ciri-ciri sosial ekonominya tersebut adalah : jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan.
Jenis penelitian yaitu studi kasus dan ex post facto, dengan lokasi penduduk kalurahan Klitren, kecamatan Gondokusuman, kota Jogjakarta, pada tahun 2001.
Populasi dalam penelitian ini mencakup 4.012 orang terdiri dari 600 keluarga. Sampel diambil secara acak dari berbagai macam strata yang proporisonal (multi stage proportional stratified random sampling) sebanyak 60 kepala keluarga atau 10 % dari populasi.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara dan dokumentasi.
Analisis data yang digunakan metode kuantitatif yaitu analisis chi-kuadrat. Hasil analisis menunjukan bahwa ada perbedaan perilaku masyarakat
dalam memilih tempat berbelanja, pasar tradisional atau pasar modern. Kesimpulan umum adalah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam
memilih tempat berbelanja (pasar tradisional atau pasar modern ) menurut ciri-ciri sosial ekonominya, yaitu yang berbeda dalam jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan. Yaitu :
(a). Yang biasa berbelanja di pasar Tradisional ialah berjenis kelamin perempuan (77 %), tingkat usia tua (68 %), tingkat pendidikan dasar (63 %), jenis pekerjaan non pegawai negeri (90 %), tingkat pendapatan sedang (77 %) dan rendah (18 %).
(b). Yang biasa berbelanja di pasar Modern ialah berjenis kelamin Pria (55 %), tingkat usia dewasa (34 %) dan remaja (65 %), tingkat pendidikan tinggi (50 %) dan menengah (50 %), jenis pekerjaan pegawai negeri (42 %), tingkat pendapatan tinggi (57 %)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
SOCIETY BEHAVIOUR DIFFERENCES IN CHOOSING PURCHASING PLACES (TRADITIONAL AND MODERN MARKETS) ACCORDING TO
SOCIAL ECONOMIC CHARACTERISTICS Case Study :
Klitren Village community, Gondokusuman Sub-District, Jogjakarta City In 2001
Prijono Budi Santoso
SANATA DHARMA UNIVERSITY JOGJAKARTA
2002
The goal of study is to know whether there are significant differences in society behavior, seen from social economic characteristics, in choosing purchasing places : at traditional or modern markets. The social economic characteristics are sex, age, education level, occupation, and income level.
Kinds of the study are case study and ex post facto, done in Klitren Village community location, Gondokusuman Sub-District, Jogjakarta City, in 2001.
Population of this study are 4,012 persons, consist of 600 families. Samples are taken by random from various strata proportionally (multi-stage proportional stratified random sampling), as many as 60 heads of family or 10 % of the population.
Data collection methods used are questionnaire, interview, and documentation.
Data analysis used is quantitative method (Chi square analysis). Analysis result shows that there are society behavior differences in
choosing purchasing places, traditional or modern markets. The general results are that there are society behavior differences in choosing purchasing places (traditional or modern markets) according to social economic characteristict, such as sex, age, education level, occupation, and income level, where :
(a) Persons usually buying in traditional market are women (77%), old ages (68%), elementary educational level (63%), non-government officials (90%), and middle income level (77%) and lower income level (18%).
(b) Persons usually buying in modern market are men (55%), adolescents (34%) and teenagers (65%), high educational level (50%) and middle educational level (50%), government officials (42%), and high income level (57%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Berbelanja adalah kegiatan yang sering kita lakukan sehari-hari, karena
berbelanja merupakan aktivitas dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari kita.
Dahulu kegiatan berbelanja merupakan kegiatan rutin para ibu rumah
tangga atau para pembantu rumah tangga, bila yang berbelanja kebutuhan sehari-
hari itu kaum pria dianggap tabu. Sekarang kegiatan berbelanja dilakukan oleh
anak-anak, kaum remaja, orang dewasa bahkan orang tua tanpa perbedaan jender,
sehingga bila kita melihat seorang bapak-bapak berbelanja membeli barang-
barang, itu sudah menjadi hal yang biasa.
Pasar atau tempat berbelanja telah berkembang begitu pesat, di mana
tempat berbelanja sudah sedemikian rupa dengan nama yang bermacam-macam,
seperti pasar swalayan, supermarket, departemen store, sogo, dan lain sebagainya
(biasa disebut pasar modern). Tumbuhnya pasar modern seakan telah menyisihkan
pasar biasa atau pasar tradisional. Pasar Modern lebih menarik orang untuk
tempat berbelanja sebab didukung dengan kegiatan-kegiatan promosi dengan
periklanan yang lebih sering. Pasar modern juga memberikan fasilitas-fasilitas
kenyamanan dan kemudahan dalam bertransaksi, serta memberikan pelayanan
menarik yang lebih banyak kepada pelanggan dengan melalui faktor-faktor seperti
misalnya lokasi yang bertaraf mahal diwujudkan oleh tempat yang nyaman dan
bersih, lantai yang licin, ber-AC, tanpa tawar-menawar, pelayan yang ramah-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ramah dan cantik-cantik, arsitektur dan dekorasi yang lebih baik, pengaturan
barang yang menarik, jam buka lebih lama, pelayanan pencairan cek atau
pengantaran barang sampai pada faktor komplementer yang berupa penawaran
bonus, hadiah potongan harga dan masih banyak lagi. Majalah Warta Ekonomi
menuliskan alasan orang berbelanja di pasar swalayan adalah sebagai berikut :
1. mutu barang dan ada kepastian harga
2. suasana belanja terasa nyaman
3. dapat berbelanja sambil rekreasi
4. dapat menghemat waktu
5. dapat memakai kartu kredit
6. dapat memesan melalui telepon dan diantar
7. bila belanja dalam jumlah besar lebih murah
8. keamanan belanja lebih terjamin
9. penataan barang rapi dan menarik
10. dapat belanja di malam hari
Trend masyarakat sekarang tampaknya cenderung lebih senang ke pasar
swalayan, meskipun berbelanja di pasar swalayan perlu biaya tambahan bagi
mereka, seperti pakaian rapi dan berdandan lebih dulu (warta Ekonomi, 1991 : 28&
33). Tidak hanya itu kadang orang datang ke pasar swalayan bukan untuk
berbelanja saja tapi juga sebagai tempat rekreasi keluarga.
Pasar tradisional yang sudah dikenal masyarakat sejak dulu di mana dulu
pasar tradisional ada hanya pada waktu-waktu tertentu (dikenal dengan hari
pasaran), sehingga kita bisa mengenal sebutan pasar senin, pasar wage, pasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kliwon, pasar kaget dan lain sebagainya. Karena pada hari senin saja, hari kliwon
saja (budaya jawa mengenal istilah nama hari seperti pahing, legi, kliwon, pon).
Sekarang memang pasar tradisional sudah buka setiap hari meskipun dengan
waktu yang lebih pendek yaitu dari pagi hanya sampai siang, sedang malam hari
tidak ada aktivitas perdagangan. Ciri khas pasar tradisional adalah adanya tawar
menawar harga barang yang dijual, tempatnya tidak di dalam ruang atau gedung,
biasanya terdiri dari los-los atau pedagang berjualan di atas tanah begitu saja,
suasana kelihatan sumpek dan bising, tidak nyaman atau tidak terjamin
keamanannya dan penataan barang yang kurang menarik. Kelihatannya
masyarakat kini enggan bila berbelanja di pasar tradisional karena saat ini
masyarakat sekarang dihadapkan pada berbagai alternatif pilihan dalam usaha
memenuhi kebutuhan mereka dengan sesuatu yang serba cepat dan praktis.
Dari segala kekurangannya pasar tradisional mempunyai keunggulan baik
berdasar segi ekonomis maupun non ekonomis.
Dari segi ekonomis para pedagang eceran di pasar tradisional memiliki
keunggulan komparatif, yaitu :
1. Biaya overhead relatif lebih rendah, memungkinkan harga barang menjadi
murah.
2. Para pedagang dapat terhindar dari pajak, kalaupun ada biaya pajaknya
kecil sekali. Pedagang bisa menjual barangnya dengan harga dasar.
3. pedagang eceran lebih mempunyai penyesuaian yang cepat terhadap
perubahan harga dan selera konsumen. (Hidayat, 1986 : 27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari segi non ekonomis di pasar tradisional sering berfungsi sebagai pusat
komunikasi dan bertemu muka sambil berbelanja. Sebagian besar masyarakat
belum begitu suka masuk toko atau pasar swalayan karena suasana yang agak
asing. Mereka masih ada yang senang dengan tawar-menawar harga, senang
dilayani dan bertegur sapa dengan penjual (Marbun, 1986 : 27). Hubungan sosial
antara penjual dan pembeli ditegaskan oleh Sidney Mintz bahwa di belakang
kegiatan penawaran dan permintaan ada suatu jalinan antar pribadi dan berlaku
pada setiap transaksi. Dalam sistem pemasaran, masyarakat tradisional perbedaan
pribadi kelihatan menjadi lebih penting (Belshaw, 1981 : 104).
Dengan adanya perbedaan pola tempat berbelanja dari pasar tradisional
dan hingga muncul pasar modern, menjadikan banyak pilihan bagi masyarakat ke
tempat mana mereka dalam memenuhi kebutuhan konsumsinya. Apa ada juga
perbedaan mereka dalam memilih tempat berbelanja.
Berdasar latar belakang di atas penulis merasa tertarik untuk mengetahui
lebih dekat dan nyata serta jelas dengan obyek sampel masyarakat di Jogjakarta.
Yaitu perbedaan masyarakat dalam memilih tempat berbelanja. Dengan demikian
penulis menyusun skripsi ini dengan judul “Perbedaan Perilaku Masyarakat
dalam Memilih Tempat Berbelanja (Pasar Tradisional dan Pasar Modern)
menurut Ciri-ciri Sosial Ekonominya, studi kasus penduduk kalurahan Klitren,
kecamatan Gondokusuman, kota Jogjakarta, tahun 2001”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. RUMUSAN MASALAH
Umum
Apakah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam memilih tempat berbelanja
(pasar tradisional atau pasar modern) menurut ciri-ciri sosial ekonominya ?
Khusus
1. Apakah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam memilih tempat
berbelanja (pasar tradisional atau pasar modern) ditinjau dari jenis kelamin
konsumen ?
2. Apakah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam memilih tempat
berbelanja (pasar tradisional atau pasar modern) ditinjau dari usia / umur
konsumen ?
3. Apakah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam memilih tempat
berbelanja (pasar tradisional atau pasar modern) ditinjau dari tingkat
pendidikan konsumen ?
4. Apakah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam memilih tempat
berbelanja (pasar tradisional atau pasar modern) ditinjau dari jenis
pekerjaan konsumen ?
5. Apakah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam memilih tempat
berbelanja (pasar tradisional atau pasar modern) ditinjau dari tingkat
pendapatan konsumen ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. TUJUAN PENELITIAN
Umum
Untuk mengetahui Apakah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam memilih
tempat berbelanja (pasar tradisional atau pasar modern) menurut ciri-ciri sosial
ekonominya.
Khusus
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam
memilih tempat berbelanja (pasar tradisional atau pasar modern) ditinjau
dari jenis kelamin konsumen.
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam
memilih tempat berbelanja (pasar tradisional atau pasar modern) ditinjau
dari usia / umur konsumen.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam
memilih tempat berbelanja (pasar tradisional atau pasar modern) ditinjau
dari tingkat pendidikan konsumen.
4. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam
memilih tempat berbelanja (pasar tradisional atau pasar modern) ditinjau
dari jenis pekerjaan konsumen.
5. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan perilaku masyarakat dalam
memilih tempat berbelanja (pasar tradisional atau pasar modern) ditinjau
dari tingkat pendapatan konsumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Pedagang di pasar tradisional dan pengusaha pasar modern.
Sebagai bahan referensi dan refleksi tentang pengenalan lebih dalam
mengenai karakteristik masyarakat sebagai konsumennya, sehingga dapat
menentukan kiat tertentu pola pemasaran dari masing-masing pasar dalam
melayani kebutuhan, keinginan dan harapan masyarakat konsumennya.
2. Pemerintah Dinas Pengelolaan Pasar.
Sebagai bahan referensi dan refleksi tentang karakteristik sosial ekonomi
masyarakat pengguna pasar, sehingga pemerintah dinas penegelolaan
pasar dapat menentukan lokasi pasar tradisional dan pasar modern dengan
lebih tepat bagi masyarakat.
BAB II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Pasar
Semula pasar berarti suatu tempat di mana pada hari tertentu para penjual
dan para pembeli dapat bertemu untuk jual-beli barang. Para penjual
menawarkan barang (beras, buah-buahan dan bahan-bahan kelontong lainnya )
dengan harapan dapat laku terjual dan memperoleh sekedar uang sebagai
gantinya. Para konsumen datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa
uang untuk membayar dengan harapan mendapatkan kepuasan. Ini pasar dalam
arti asli atau kongkrit.
Tetapi lama kelamaan di sekitar pusat pasar banyak toko dan kios,
dibangun “shoping center” atau pusat perbelajaan, barang yang dibutuhkan
dapat juga dipesan melalui telpon atau surat. Sehingga pertemuan antara
penjual dan pembeli untuk jual beli barang dagangan tidak lagi terbatas pada
suatu tempat tertentu saja (apalagi pada hari tertentu ). (Drs. T Gilarso, 1992 : 154)
Pengertian pasar sering membingungkan karena istilah pasar mempunyai
berbagai macam arti. Orang dapat mengatakan tentang pasar modal, pasar
burung, pasar sepeda, pasar mobil bekas, pasar pemerintah dan seterusnya.
Penggunaan istilah “pasar” dapat diterapkan dalam teori ekonomi, dalam dunia
usaha pada umumnya dan dalam bidang pemasaran khususnya. Oleh karena itu
kita akan mengenal beberapa definisi tentang pasar.
Definisi yang pertama menyatakan bahwa :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pasar adalah tempat di mana pembeli dan penjual bertemu dan berfungsi,
barang atau jasa tersedia untuk dijual, dan terjadi perpindahan hak milik.
Sedangkan definisi yang kedua menyatakan bahwa :
Pasar adalah jumlah seluruh permintaan barang atau jasa oleh para pembeli
potensial.
Dalam definisi yang pertama terdapat suatu keadaan dan kekuatan tertentu
yang dapat menentukan harga, yaitu pertemuanya pembeli dan penjual dengan
fungsi yang mereka lakukan masing-masing. istilah “pasar” pada definisi
yang kedua sering ditukarkan dengan istilah “permintaan”, bahkan sering pula
dipakai secara bersamaan sebagai permintaan pasar (marked demand). Kedua
definisi tersebut masih dianggap sebagai definisi yang agak sempit dan
kurang memadai. William J Stanton mengemukakan definisi pasar yang lebih
luas adalah sebagai berikut :
Pasar adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk
belanja, dan kemauan untuk membelanjakan.
Jadi, dalam permintaan pasar untuk beberapa barang atau jasa, terdapat
tiga faktor yang perlu diperhatikan. Ketiga faktor tersebut adalah :
a. Orang dengan segala keinginannya
b. Daya beli mereka
c. Tingkah laku dalam pembelian mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada waktu orang memproduksi sebuah barang (barang ekonomi),
mengembangkan jasa baru, atau mempunyai pendapat baru untuk mengatasi
masalah-masalah sosial, mereka mulai mencari orang yang bersedia
menggunakan kreasi mereka. Mereka mempunyai potensi untuk memuaskan
orang lain dengan sesuatu yang mereka miliki. Sebaliknya, pada waktu
seseorang mempunyai keinginan untuk puas, ia mulai berusaha mencari orang
lain yang bersedia memuaskannya. Jadi, ia mempunyai potensi untuk
menggunakan hasil dari usaha orang lain.
Sesuai dengan definisi yang ketiga tentang pasar, maka orang yang dapat
dimasukkan sebagai pasar adalah pihak kedua (orang memuaskan hasil dari
usaha orang lain). Perlu diingat pula bahwa pihak pertama (orang mempunyai
kreasi / sesuatu untuk digunakan oleh orang lain) juga dapat dimasukkan
sebagai pasar. Ini disebabkan karena mereka dapat bertindak sebagai pihak
kedua pada kesempatan lain. Jadi, selain menawarkan sesuatu, mereka juga
menginginkan sesuatu. (Drs Basu Swastha DH. MBA, AA M, 1984, : 24)
2. Struktur Pasar
Struktur pasar menunjukkan tingkat persaingan di pasar suatu produk
atau jasa tertentu. Suatu pasar terdiri dari seluruh perusahaan dan individu
yang ingin dan mampu untuk membeli serta menjual suatu produk tertentu.
Struktur pasar ada beberapa macam, yaitu :
a. Pasar Persaingan Sempurna
Pasar persaingan sempurna adalah struktur pasar yang ditandai oleh
jumlah pembeli dan penjual yang sama banyak. Transaksi setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
individu (pembeli dan penjual) sangat kecil dibandingkan output
industri total sehingga mereka tidak bisa mempengaruhi harga produk
tersebut.
b. Pasar Monopoli
Pasar monopoli adalah struktur pasar yang ditandai adanya seorang
produsen tunggal. Suatu perusahaan yang memonopolistik secara
serentak bisa mempengaruhi dan menentukan harga dan jumlah
outputnya
c. Pasar Persaingan Monpolistik
Pasar persaingan monopolistik adalah struktur yang sangat mirip
dengan pasar persaingan sempurna, tetapi sedikit berbeda karena pada
pasar persaingan monopolistik ini konsumen mengetahui perbedaan di
antara produksi dari perusahaan-perusahaan yang berbeda.
d. Pasar Olgopoli
Pasar oligopoli adalah struktur pasar di mana hanya ada sejumlah kecil
perusahaan yang memproduksi hampir semua output industri. Dalam
pasar oligopoli keputusan mengenai harga dan output dari berbagai
perusahaan yang ada saling bergantung satu sama lain. Hal ini bahwa
jika satu perusahaan mengubah harga, maka perusahaan lainnya akan
bereaksi dan informasi perubahan harga tersebut akan dimasukkan ke
dalam masalah pembuatan keputusan mengenai harga dan output
perusahaan–perusahaan itu. (Lincoln Arsyat, 1993 : 281)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Bentuk-Bentuk Pasar
Pada definisi pasar yang pertama, pasar adalah tempat di mana pembeli
dan penjual bertemu dan berfungsi, barang atau jasa tersedia untuk dijual, dan
terjadi perpindahan hak milik. Dilihat dari bentuknya pasar ada dua, yaitu :
(a) pasar tradisional dan, (b) pasar modern
a. Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan lokasi di mana terdapat sekelompok
penjual yang menjual dagangannya di kios-kios atau los yang ada di
dalamnya. Penjual di sini dalam arti pengecer, yang melakukan
penjualan secara langsung kepada konsumen akhir. (Basu Swastha, SP,
1979 : 82)
Penilaian sebagian besar masyarakat terhadap pasar tradisional antara
lain :
1. Suasana pasar tradisional terasa ‘semrawut’, ‘sumpek’ atau bising
2. Keamanan berbelanja di pasar tradisional tidak terjamin
3. Penataan barang di pasar tradisional tidak menarik
Namun demikian banyak masyarakat yang tetap berbelanja di pasar
tradisional, mengemukakan alasannya sebagai berikut :
1. Dekat dengan rumah
2. Sudah lama berlangganan dengan pedagang pasar
3. Barang yang diperlukan hanya ada di pasar tradisional
4. Harga barang bisa ditawar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Belanja dalam jumlah besar lebih menguntungkan di pasar
tradisional
6. Suasana belanja di pasar tradisional terkesan akrab
7. Lebih banyak tersedia pilihan berbagai macam barang
(Warta Ekonomi, 1991 : 33)
b. Pasar Modern
Pasar modern (pasar swalayan, supermarket, departemen store,
walmart, dan sebagainya) yaitu sebuah tempat penjualan barang dari
berbagai macam produk dalam satu ruangan yang menganut operasi
swalayan (pelayanan sendiri), volume barang tinggi, laba sedikit, biaya
rendah. Pasar ini secara relatif besar dirancang untuk melayani
Basu Swastha (1929) Asas-asas Marketing. Yogyakarta : Akademi Keuangan dan Bisnis
__________ (1979) Saluran Pemasaran. Yogyakarta : BPFE
__________ (1984) Asas-asas Marketing Yogyakarta : Liberty
Cyril S. Belshaw (1981) Tukar Menukar Tradisional dan Pasar Modern. Jakarta : Gramedia
Depdikbud (1982/1983) Materi Dasar Pendidikan Program Akta Mengajar V
(buku 1b metodologi penelitian). Jakarta : Dirjen DIKTI PPIPT Depdikbud UT (1984/1985) Metodologi Penelitian Buku 5b. Jakarta
Hidayat (1986) Daya Saing Pasar Tradisional dan Swalayan No 2 Februari. Jakarta : Majalah Manajemen dan Usahawan Indonesia.
I Gusti Ngurah Agung (1992) Metode Penelitian Sosial (pengertian dan
pemakaian praktis I) Jakarta : Gramedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
James F Engel; Roger D Blackwel; Paul WM (1995) Perilaku Konsumen edisi 6 jilid 2. Jakarta : Binarupa Aksara
J Paul Peter dan Jerry C Olson (2000) Consumer Behavior (perilaku
konsumen dan strategi pemasaran). Jakarta : Penerbit Erlangga Lincoln Arsyat (1993) Ekonomi Manajerial “Ekonomi Mikro Terapan untuk
Manajemen Bisnis. Yogyakarta : BPFE Mohamad Nasir (1992) Metode Penelitian Sosial Pengertian dan Penalaran
Praktis I. Jakarta : Gramedia BN Marbun (1986) Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Kecil. Jakarta :
Pusaka Binaman Pesindo
Philip Kotler, (AB Susanto) (1999) Manajemen Pemasaran Indonesia Analisis Perencanaan Implementasi dan Pengendalian. Jakarta : Salemba Empat
Roesli Abubakar dkk (Depdikbud) (1978) Ilmu Pemasaran. Bandung : Harapan Offset
Sanapiah Faisal (1995) Format-Format Penelitian Sosial “Dasar-dasar dan
Aplikasi. Jakarta : Rajawali Pers Sudjana, (1988) Statistik Untuk Semua Ekonomi dan Niaga. Bandung : Tarsito Suharsimi Arikunto (1998) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi
Revisi IV. Jakarta : Rineka Cipta Sumanto (1990) Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta :
Andi Offset
Suparmoko (1990) Dasar-dasar Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta : BPFE Sutrisno Hadi (1983) Metodologi Research (jilid III). Yogyakarta : Universitas
Gajahmada ___________ (1995) Metodologi Research (penulisan paper, skripsi, thesis dan
disertasi). Yogyakarta : Andi Offset
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
T Gilarso (1992) Pengantar Ekonomi ‘bagian Makro’. Yogyakarta : Kanisius Warta Ekonomi (1991) Ekspansi Pasar Swalayan. Vol III No 11-12 edisi 23
September. Jakarta : Majalah Warta Ekonomi Warta Konsumen (1991) Pasar. Vol XXIII No 1-12 edisi Januari. Jakarta :
Majalah Warta Konsumen W.J.S. Poerwadarminta (1976) Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN
Balai Pustaka.
Y. Bambang Alva Kurnia Putra (2000) Faktor–faktor Sosial Ekonomi yang
Mempengaruhi Masyarakat dalam Memilih Jenis Pelayanan
Kesehatan (Skripsi), Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI