WACANA TEKA-TEKI SULIT WAKTU INDONESIA BERCANDA: ANALISIS STRUKTUR DAN ASPEK-ASPEK KEBAHASAAN EPISODE 200-215 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Oleh Deny Nugroho Irianto NIM: 164114039 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI WACANA …repository.usd.ac.id/36477/2/164114039_full.pdf · Sulit Waktu Indonesia Bercanda: Analisis Struktur dan Aspek-aspek Kebahasaan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
WACANA TEKA-TEKI SULIT WAKTU INDONESIA BERCANDA:
ANALISIS STRUKTUR DAN ASPEK-ASPEK KEBAHASAAN
EPISODE 200-215
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia
Program Studi Sastra Indonesia
Oleh
Deny Nugroho Irianto
NIM: 164114039
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTO
Janganlah bercita-cita menjadi orang kaya, tetapi bercita-citalah agar kelak
menjadi orang yang berguna -terutama bagi Tuhan dan sesama-. Deny Nugroho
Mau gagal, mau sukses, tidak penting. Yang penting berhasil.
Cak Lontong
Yesus harus makin besar, aku harus makin kecil. Yohanes 3:30
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh
menghina hikmat dan didikan. Amsal 1:7
Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.
Amsal 23: 18
All our dreams can come true if we have the courage to pursue them. Walt Disney
Not all of us can do great things. But we can do small things with great love.
Mother Teresa
Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus,
Bapak Edi Irianto, Ibu Kurnesi, serta keluarga besar R. Djinarwi
Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma,
serta segenap pembaca dan peneliti kebahasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 07 Januari 2020
Penulis
Deny Nugroho Irianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN PERTUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Deny Nugroho Irianto
NIM : 164114039
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Wacana Teka-Teki
Sulit Waktu Indonesia Bercanda: Analisis Struktur dan Aspek-aspek Kebahasaan
Episode 200-215”.
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas, dan memublikasikan di internet
atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya
maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 07 Januari 2020
Yang menyatakan
Deny Nugroho Irianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas hikmat,
berkat dan kasih karunia yang melimpah selama penulis menyusun tugas akhir ini
dari awal mencari topik hingga akhir penyelesaiannya.
Skripsi berjudul “Wacana Teka-Teki Sulit Waktu Indonesia Bercanda Episode
200-215: Analisis Struktur dan Aspek-Aspek Kebahasaan” ini ditulis untuk
memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Sastra
Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Setelah melalui
proses yang panjang, skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Oleh sebab itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah menjadi perpanjangan
hikmat Tuhan berikut.
Kepada orangtua penulis Bapak Edi Irianto dan Ibu Kurnesi yang telah
memberi didikan sejak kecil, membiayai sekolah, dan selalu mendoakan penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada mereka, sehingga
mereka mendidik penulis dengan baik dan benar, hingga menjadi orang yang semakin
bijaksana.
Kemudian dosen Prof. Dr. I. Praptomo Baryadi, M.Hum. yang berkenan
menjadi pembimbing I penulis dalam menyusun skripsi ini. Beliau memberikan
banyak masukan, inspirasi, dan nasihat yang berguna baik agar segera menyelesaikan
skripsi ini maupun untuk kehidupan penulis. Lalu dosen Sony Christian Sudarsono,
S.S., M.A. yang berkenan menjadi pembimbing II penulis dalam menyusun skripsi
ini. Beliau juga telah memeberi masukan, inspirasi, dan pinjaman buku yang sangat
membantu penulis menyusun skripsi. Beliau sekaligus adalah dosen pembimbing
akademik angkatan 2016. Terima kasih untuk 3,5 tahunnya, perhatian Beliau kepada
mahasiswa begitu besar.
Lalu kepada seluruh dosen Program Studi Sastra Indonesia yang belum disebut:
S.E. Peni Adji, S.S., M.Hum, M.M. Sinta Wardani, S.S., M.A., Dr. Y. Yapi Taum,
M.Hum., Drs. B. Rahmanto, M.Hum., dan Antonius Hendrianto, S.S., M.A., serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
dosen-dosen pengampu mata kuliah tertentu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Alm. Drs. Antonius Hery
Antono, M.Hum. dan Alm. Dr. Paulus Ari Subagyo, M.Hum. yang pernah mengajar
penulis. Pengabdian mereka untuk dunia pendidikan sangat berharga dan patut
dihormati.
Kepada teman-teman terkasih Fredy Krisnawan, Ewaldus Credo Eukharisto,
Fransiska Dwi, Leonardus Guntur Aji, Aprina Dora Samalinggai, Deis Mahendra,
yang telah menjadi pendengar yang baik, kanca dolan, dan kanca arisan, selama
penulis menjalani kuliah dan menyusun skripsi.
Kepada teman-teman terkasih Farid Nur Ikhsan, Setyonugroho, Nabilla
Maharani, Agata Noviana, Theresia Benadya, Latifah Rahmadani, Maria Afrida
Valentina, Emmanuel Cahya, dan teman-teman Program Studi Sastra Indonesia
angkatan 2016 yang menjadi teman seperjuangan, penyemangat, dan inspirasi
penulis. Terima kasih atas waktu dan kesempatan dalam widya wisata bersama di
Jakarta pada tanggal 15-19 Desember 2019. Sungguh banyak pengalaman dan
kenangan yang takkan terlupakan di hati penulis. Tanpa disadari hal itu memotivasi
penulis untuk segera lulus dan berkarya.
Rekan-rekan sepelayanan di multimedia baik di GKI Ngupasan, di GPdI Elim
dan para mentor, tutor dan staf yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Teman-
teman penulis di PPA Makedonia, Sylvia Febriani, A.Md, Inneke Putri, Samuel
Safan, Mikhael Adi, dan teman-teman usia 19-22 tahun yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang telah membantu penulis dalam menjalani proses pendewasaan diri.
Kepada teman-teman KKN 58 USD kelompok 15 yang berlokasi di Dusun
Pengos, Desa Giring, Steven Julio, Adrian Rendy Randhika, Puristi Nur Oktavia,
Ivonna Yuni Nugraheni, Christophorine Raden Karina S., dan Juwita Purba.
Segenap staf dan karyawan Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma yang
telah memberikan banyak bantuan kepada penulis selama menjalani studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
Semua pihak yang pernah menyangsikan keputusan penulis untuk menjalani
kuliah di Sastra Indonesia dan sering bertanya, “Mau wisuda Maret 2020 atau
September 2020?” atau “Mau pendadaran Januari 2020 atau kapan?” tanpa disadari
pertanyaan tersebut memacu penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. Pertanyaan-
pertanyaan tersebut secara tidak langsung telah memberikan dorongan agar penulis
belajar dan bekerja lebih giat.
Penulis menyadari bahwa karya sederhana ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga karya
sederhana ini memberikan manfaat yang berguna bagi pembacanya.
Yogyakarta, 07 Januari 2020
Deny Nugroho Irianto
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Irianto, Deny Nugroho. 2020. Wacana Teka-Teki Sulit Waktu Indonesia
Bercanda: Analisis Struktur dan Aspek-Aspek Kebahasaan Episode 200-215. Skripsi Strata Satu (S1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini membahas wacana teka-teki sulit di NetTV. Wacana teka-teki sulit
di NetTv dikaji dari strukturnya kemudian dianalisis mengenai cara atau strategi penciptaan humor di wacana teka-teki sulit. Sebagai dasar, wacana teka-teki sulit dikaji dengan struktur wacana yang dikemukakan oleh Baryadi (2002: 14) bagian awal wacana berfungsi sebagai pembuka wacana, bagian tubuh wacana berfungsi sebagai pemapar isi wacana, dan bagian penutup berfungsi sebagai penanda akhir wacana.
Teori yang digunakan untuk mengkaji struktur wacana teka-teki sulit adalah teori struktur wacana meliputi (a) pengertian wacana dan struktur wacana, (b) pengertian wacana humor, (c) wacana teka-teki, (d) penciptaan humor dalam pragmatik (e) aspek-aspek kebahasaan. Landasan teori (a), (b), dan (c) digunakan sebagai dasar untuk mengkaji bagian struktur wacana teka-teki sulit. Selanjutnya, bagian (d) dan (e) digunakan sebagai dasar untuk mengkaji aspek-aspek kebahasaan pada wacana teka-teki sulit. Data diperoleh dari internet dengan mengunduh tayangan WIB melalui laman www.zulu.id. Data dikumpulkan dengan metode simak, yaitu peneliti menyimak penggunaan bahasa yang digunakan untuk membuat teka-teki sulit. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah teknik simak bebas libat cakap yaitu penulis menyimak penggunaan bahasa tanpa ikut berpartisipasi dalam proses pembicaraan. Berikutnya, penulis melanjutkan dengan teknik catat (Mastoyo 2007:45). Selanjutnya, penulis menganalisis data dengan metode padan. Jenis metode padan yang dipakai adalah metode padan pragmatis, yaitu metode padan yang alat penentunya lawan atau mitra wicara. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi struktur dan strategi penciptaan humor pada TTS Cak Lontong saat show di WIB. Teknik yang digunakan adalah teknik pilah unsur penentu, yaitu daya pilah pragmatis dengan menggunakan mitra wicara sebagai penentu (Mastoyo 2007:52).
Hasil penelitian ini meliputi dua hal, yaitu struktur wacana teka-teki sulit dan pemanfaatan aspek-aspek kebahasaan dalam wacana teka-teki sulit. Ada dua pendekatan dalam meneliti struktur wacana teka-teki sulit. Pertama, wacana teki-teki sulit dikaji melalui unsur pertanyaan dan unsur jawaban. Kedua, wacana teka-teki sulit dikaji melalui struktur humor, yaitu set up dan punchline. Strategi penciptaan humor pada wacana teka-teki sulit memanfaatkan aspek-aspek kebahasaan mulai dari tataran (i) aspek ortografis (ii) aspek fonologis meliputi substitusi bunyi, dan pelesapan bunyi (iii) aspek morfologis meliputi pemajemukan, pemendekan, pengimbuhan, dan pengulangan, (iv) aspek sintaktis meliputi frasa endosentrik koordinatif, frasa endosentrik atributif, frasa endosentrik apositif, dan frasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
eksosentrik, pertalian elemen intraklausa, yaitu elemen pembatas pengalam, dan pertalian antarklausa yang meliputi berbagai jenis-jenis pertalian (v) aspek semantis meliputi ketaksaan leksikal dan ketaksaan gramatikal. Ketaksaan gramatikal meliputi frase amfibologi, idiom, metonimi, hiponimi dan meronimi, sinonimi, antonimi, eufisme, disfemia, hiperbola, ellipsis, metafora, personifikasi, nama, dan definisi (vi) aspek wacana meliputi entailmen, silogisme, dan implikatur.
Kata kunci: wacana teka-teki sulit, struktur, aspek-aspek kebahasaan, NetTV, waktu Indonesia bercanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
Irianto, Deny Nugroho. 2020. Teka-Teki Sulit Discourse in Waktu Indonesia Bercanda: Structural Analysis and Aspects of Linguistics Episodes 200-215. Bachelor Thesis (S1). Indonesian Literature Study Program, Faculty of Literature, Sanata Dharma University.
This thesis discusses the teka-teki sulit discourse in NetTV. The teka-teki sulit discourse on NetTv is examined from its structure then analyzed on how or the strategy of humor creation in teka-teki sulit discourse. As a basis, the teka-teki sulit discourse to study with the structure of discourse submitted by Baryadi (2002:14) The initial part of discourse serves as a discourse opener, the body part of discourse serves as a contrict the content of discourse, and the closing part serves as final marker of discourse. Theory used to examine the structure of teka-teki sulit discourse is the structure theory of discourse including (a) the notion of discourse and structure discourse, (b) the notion of discourse of humor, (c) The discourse of the puzzle, (d) the creation of humor in the pragmatic (e) aspects linguistic. The foundations of the theory (a), (b), and (c) are used as the basis for reviewing the structure parts of the teka-teki sulit discourse. Furthermore, sections (d) and (e) are used as the basis for reviewing the linguistic aspects of the teka-teki sulit discourse. Data is obtained from the Internet by downloading the impressions of WIB through www.zulu.id page. Data collected by the listening method, namely researchers listen to the use of the language used to make puzzles difficult. The data collection technique that the author uses is a proficient free listening technique that the author hearken to the use of language without participating in the talk process. Next, the author proceeds with the record technique (Mastoyo 2007:45). Furthermore, the authors analyze the data with the method. The type of fit method used is a pragmatic method, which is a method of match that the tool of the opponent or speech partner. This method is used to identify the structure and strategy of the creation of humor on the TTS Cak Lontong when show at WIB. The technique used is the technique of determining element, which is pragmatic power by using speech partners as determinants (Mastoyo 2007:52). The results of this study include two things, namely the structure of teka-teki sulit discourse and the utilization of the aspects of linguistic in the teka-teki sulit discourse. There are two approaches in researching the structure of teka-teki sulit discourse. First, the teka-teki sulit discourse to study through elements of questions and elements of answers. Secondly, the teka-teki sulit discourse is difficult to examined through the structure of humor, namely set up and punchline. The strategy of creation of humor on the teka-teki sulit discourse makes it difficult to utilize the linguistic aspects ranging from the level of (i) Orthographic aspects (ii) of the phonological aspect including sound substitution, and sound dismisation (iii) morphological aspects including Assimilation, shortening, reestablishment, and repetition, (iv) The synthetical aspect includes the coordinate endocentric phrases, the
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
endocentric atributive phrase, the endocentric phrase apositive, and the exocentric phrase, the connection of the intracheal element, which is the limiting element, and interconnection between clauses that include various types of association (v) aspects of semantic include lexical and grammatical pision. Grammatical predisposition includes the Phrases Amphibology, Idioms, Metonimi, Hyponimi and Meronimi, Sinonimi, Antonimi, Eufism, Disfemia, Hyperbola, Ellipsis, Metaphor, Personification, Name, and Definition (vi) aspects of discourse including Entailment, Silogism, and Implicature. Key Word: teka-teki sulit discourse, structure, linguistic aspects, NetTV, waktu Indonesia bercanda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN
DAFTAR TANDA
+> : Implikatur
||- : Entailment
/ / : Transkripsi Fonemik
DAFTAR SINGKATAN
KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia
TTS : Teka-Teki Sulit
WIB : Waktu Indonesia Bercanda
UP : Unsur Pertanyaan
UJ : Unsur Jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .......... Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................... Error! Bookmark not defined. MOTO .......................................................................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... v PERNYATAAN PERTUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. vi KATA PENGANTAR ................................................................................................ vii ABSTRAK .................................................................................................................... x ABSTRACT ................................................................................................................ xii DAFTAR TANDA DAN SINGKATAN ................................................................... xiv DAFTAR ISI ............................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6 1.4 Manfaat Hasil Penelitian ................................................................................ 7 1.5 Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 7 1.6 Landasan Teori ............................................................................................. 10
1.7 Metode Penelitian ......................................................................................... 15 1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................................ 16 1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data ......................................................... 16 1.7.3 Metode Penyajian Hasil Analisis Data .................................................. 17
1.8 Sistematika Penyajian ................................................................................... 17 BAB II STRUKTUR WACANA TEKA-TEKI SULIT DALAM WAKTU INDONESIA BERCANDA ........................................................................................ 18
2.1 Pengantar ...................................................................................................... 18 2.3 Struktur Wacana Teka-Teki Sulit dikaji dari Unsur Pertanyaan dan Unsur Jawaban ................................................................................................................... 19
2.3.1 Unsur Pertanyaan .................................................................................. 19 2.3.2 Unsur Jawaban ...................................................................................... 21
2.3.2.1 Unsur Jawaban Wajar ........................................................................ 21 2.3.2.2 Unsur Jawaban Teka-Teki Sulit ........................................................ 22
2.4 Struktur Wacana Teka-Teki Sulit dikaji dari Unsur Set Up dan Unsur Punchline ................................................................................................................. 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB III ASPEK-ASPEK KEBAHASAAN DALAM WACANA TEKA-TEKI SULIT DI WAKTU INDONESIA BERCANDA ................................................................... 31
3.3.1 Substitusi Bunyi .................................................................................... 36 3.3.2 Pelesapan Bunyi .................................................................................... 38
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 151 4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 151 4.2 Saran ................................................................................................................ 152
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 154 LAMPIRAN .............................................................................................................. 157 BIODATA PENULIS ............................................................................................... 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi oleh manusia.
Kegiatan berkomunikasi sering digunakan oleh penutur dan mitra tutur baik
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan berkomunikasi secara
langsung yaitu dengan berbicara kepada seseorang dengan bertatap muka secara
langsung, Sedangkan secara tidak langsung menggunakan media sebagai alat bantu
untuk mengirimkan pesan penutur kepada mitra tutur yang dituju. Ditinjau dari
penggunaannya, media seringkali memuat konten-konten yang berisi pesan
terselubung kepada khalayak umum.
Media yang sering dimanfaatkan seseorang untuk menyampaikan informasi
kepada orang lain salah satunya dengan media televisi. Selain berfungsi sebagai
sarana untuk menghibur, televisi juga berfungsi untuk menyampaikan segala
informasi kepada publik dengan cepat, sehingga khalayak umum akan cepat
mengetahui informasi yang terbaru. Oleh karena itu, selain internet, alternatif yang
lain banyak menggunakan televisi sebagai sarana yang cepat untuk menyampaikan
informasi kepada orang lain.
Acara yang disajikan melalui televisi pada umumnya memuat berita, film,
sinetron, dan komedi. Misalnya, TVOne memberikan acara yang berkonten berita dan
olahraga. TransTV cenderung mengarah pada dunia film dan berita, GlobalTV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
memuat film kartun dan acara gossip selebritis, sedangkan NetTV sekarang banyak
memberikan acara yang berkonten komedi.
NetTV merupakan salah satu stasiun televisi swasta terrestrial nasional di
Indonesia yang dimiliki oleh Net Visi Media, siaran percobaan pada 18 Mei 2013 dan
resmi mulai mengudara penuh pada Minggu, 26 Mei 2013 pukul 19.00 WIB dengan
acara “Grand Launching Net” (wikipedia). Berbeda dengan Spacetoon, program-
program NetTV ditujukan kepada keluarga dan pemirsa anak muda. Dalam NetTV
pun ada beragam acara yang layak untuk ditonton. Acara di NetTV menyuguhkan
beberapa yang berkonten komedi, seperti: Ini Talkshow dan Waktu Indonesia
Bercanda (WIB) (Mukti, 2014: 2).
Yang banyak menimbulkan sensasi tawa penonton adalah acara Waktu Indonesia
Bercanda (WIB). Acara Waktu Indonesia Bercanda tersebut memiliki format, yaitu
Teka-Teki Sulit (TTS), Kuis Sensus, Berpacu dalam Emosi, Kata Misteri, Kata
Berantai, dan Kata Misterius. Pelawak fenomenal yang mengisi acara Waktu
Indonesia Bercanda (WIB) salah satunya adalah Cak Lontong. Setiap Cak Lontong
memberikan tuturan maupun gerakan, langsung direspons dengan tawa oleh para
penonton. Karakter Cak Lontong yang humoris menjadikan acara Waktu Indonesia
Bercanda (WIB) disukai oleh penonton (dikutip dari kompasiana.com).
Namun, dalam teka-teki sulit dalam waktu Indonesia Bercanda yang disentuh
dengan bumbu-bumbu humor dan memakai aspek-aspek kebahasaan di dalamnya.
Acara Waktu Indonesia Bercanda tersebut tayang setiap hari di stasiun televisi NetTv
pada Senin sampai Jumat pukul 18.00 WIB juga di Sabtu dan Minggu pukul 19.00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
WIB. Waktu Indonesia Bercanda adalah salah program komedi di NetTV yang
menjelaskan suatu topik yang berkaitan dengan kehidupan manusia, walaupun
disampaikan dengan cara yang lucu dan tidak biasa. Acara Waktu Indonesia
Bercanda ini dibawakan oleh komedian bernama Cak Lontong. Cak Lontong
ditemani oleh co-host Fitri Tropica dan Nabila Putri serta para komedian pendukung
acara seperti Peppy, Akbar, dan Bedu.
Waktu Indonesia Bercanda acara komedi berbentuk kuis yang menggunakan
konsep permainan bahasa. Para komedian akan ditemani oleh bintang tamu yang
diundang untuk meramaikan suasana. Kuis yang menjadi andalan di Waktu Indonesia
Bercanda adalah TTS. Kepanjangan dari TTS adalah “Teka-Teki Sulit”, wajarnya
kepanjangan TTS adalah “Teka-Teki Silang” yang sering ditemukan dalam majalah,
Koran, dll. Karena ini acara yang menggunakan unsur ketidakterdugaan, maka nama
permainan tersebut dibelokkan dari “silang” menjadi “sulit”. Sulit yang dimaksud
adalah karena pertanyaan yang diberikan oleh Cak Lontong memiliki jawaban yang
tidak terduga oleh para peserta tutur. Jawaban yang diberikan oleh Cak Lontong
terkenal dengan keambiguannya dengan berbagai macam tafsiran yang seolah-olah
membenarkan jawaban yang membelok tersebut. Dalam permainan teka-teki Sulit
setiap tim diharuskan mencari jawaban yang “tidak sewajarnya”. Hal inilah yang
memunculkan humor dan kelucuan sehingga acara Waktu Indonesia Bercanda
digemari oleh kalangan masyarakat.
Sebuah acara komedi tidak lepas dari adanya sebuah percakapan. Percakapan ini
disebut dengan peristiwa tindak tutur. Menurut Kridalaksana (2001:171), tindak tutur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
merupakan suatu pengujaran tuturan yang disampaikan oleh penutur agar maksud
dari tuturan tersebut bisa diketahui oleh mitra tutur. Maksud yang ada di dalam
sebuah interaksi berupa percakapan antara satu dengan yang lain tersebut perlu
melihat konteks percakapan berada, sehingga makna percakapan dipengaruhi oleh
konteks bahasa (Nugraheni, 2015:112). Kemudian, tuturan juga bisa mempengaruhi
mitra tutur untuk melakukan sesuatu. Tuturan ini disebut dengan tindak tutur ilokusi
(Wijana, 1996:18).
Riris Tiani (2017:43) mengatakan bahwa penciptaan humor dalam Waktu
Indonesia Bercanda berfokus pada aspek bahasa menggunakan teknik hingga
terciptalah kesan lucu dan menimbulkan tawa pada penontonnya. Oleh karena acara
Waktu Indonesia Bercanda (WIB) sangat segar bahasa humornya dan penuh dengan
permainan bahasa yang melanggar prinsip kerja sama, maka acara ini sangat layak
dijadikan sebagai objek penelitian bahasa.
Penelitian ini akan menganalisis strategi penciptaan humor yang dilakukan antar
tokoh. Objek yang diteliti untuk menciptakan efek humor adalah dalam bentuk teka-
teki sulit. Berikut ini adalah salah satu contoh humor teka-teki sulit dalam WIB.
(1) (TTS 210) 8. Hewan yang bisa menggemburkan tanah dan bisa menyembuhkan sakit tipus pasti … A
Jawaban TIM A M A N J U R
Jawaban TIM B L A H I T U
Jawaban wajar C A C I N G
Jawaban TTS B A N G G A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Konteks Cacing itu bangga karena dia bisa berprestasi, membuat tanah subur. Tanda kebanggan terlihat ketika cacing menujukkan tanda kebahagiaannya dengan memakai pita. Itu merupakan symbol kebanggaan. Meskipun dalam pengolahannya cacing harus dimatikan terlebih dahulu, namun itu membuat keluarga cacing bangga.
Apabila wacana teka-teki sulit dikaji melalui strukturnya, maka kolom pertama
dinilai sebagai pembentuk unsur pertanyaan karena membutuhkan mitra tutur untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Ketika Cak Lontong melontarkan pertanyaan, di
situlah unsur pertanyaan mulai terbentuk. Di bawah ini adalah salah satu contoh
unsur pertanyaan tersebut.
UP: “Hewan yang bisa menggemburkan tanah dan bisa menyembuhkan sakit tipus pasti…”
Pada unsur pertanyaan tersebut ada beberapa jawaban yang bisa diberikan oleh
mitra tutur kepada penutur. Penutur menanyakan bahwa hewan yang bisa
menggemburkan tanah adalah cacing. Hewan yang bisa digunakan sebagai obat untuk
sakit tipus pasti cacing. Dengan demikian, unsur pertanyaan dapat berbentuk kata,
frasa atau kalimat rumpang.
(2) (TTS 210) 8. Hewan yang mengandung dan menyusui… A
Jawaban TIM A M A M A N Y A
Jawaban TIM B M A M A D I A
Jawaban wajar M A M A L I A
Jawaban TTS M A M A N Y A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Apabila wacana teka-teki sulit dikaji melalui aspek kebahasaan, maka tuturan
di atas menggunakan pemanfaatan definisi, karena menurut KBBI V, Mamalia adalah
‘kelompok binatang dalam kelas vertebrata, betinannya menyusui anaknya’;
‘binatang menyusui’. Jadi, wacana tersebut menggunakan pemanfaatan aspek-aspek
kebahasaan berupa definisi.
Penelitian ini didasarkan pada bagaimana struktur wacana yang dipaparkan
dalam wacana TTS dalam Waktu Indonesia Bercanda (WIB)? Yang kedua adalah
bagaimana aspek-aspek kebahasaan diterapkan pada wacana TTS di Waktu Indonesia
Bercanda (WIB)?
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini akan membahas tentang hal-hal
berikut.
a. Bagaimana struktur teka-teki sulit dalam Waktu Indonesia Bercanda?
b. Bagaimana strategi penciptaan humor teka-teki sulit dalam Waktu Indonesia
Bercanda dengan menggunakan aspek-aspek kebahasaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Mendeskripsikan struktur teka-teki sulit dalam Waktu Indonesia Bercanda.
b. Mendeskripsikan strategi yang digunakan dalam penciptaan humor teka-teki
sulit di Waktu Indonesia Bercanda dengan menggunakan aspek-aspek
kebahasaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini adalah deskripsi struktur teka-teki sulit dalam WIB dan
mendeskripsikan tentang strategi penciptaan humor teka teki sulit di WIB. Secara
teoretis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui struktur yang digunakan
dalam penciptaan humor di teka-teki sulit WIB dan mendukung teori-teori tentang
aspek-aspek kebahasaan terutama dalam pengantar ilmu bahasa dan kajian wacana.
Selain itu secara praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan pembaca untuk
mengetahui struktur penciptaan humor dalam WIB dan mengetahui strategi
penciptaan humor teka-teki sulit, sehingga nantinya pembaca dapat membuat teka-
teki sulit untuk menghibur mitra tuturnya. Selain itu, pembaca dapat mengaplikasikan
ilmu fonologis, morfologis, sintaktis, semantis, dan wacana ini sebagai dasar untuk
membuat permainan-permainan bahasa lainnya.
1.5 Tinjauan Pustaka
Berikut ini adalah penelitian yang pernah membahas tentang teka-teki sulit dalam
WIB maupun membahas teori aspek-aspek kebahasaan.
Yang pertama Wijayanti (2016) meneliti Presuposisi dan Implikatur pada Stand
Up Comedy Indonesia. Penelitian tersebut bertujuan untuk memaparkan presuposisi
dan implikatur dalam lawakan Abdul dalam WIB. Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan wujud dan jenis tindak tutur ilokusi dalam acara Talkshow Waktu
Indonesia Bercanda (WIB) di televisi yang dituturkan oleh Cak Lontong. Hasil
penelitian ini meliputi macam-macam tindak tutur ilokusi (1) tindak tutur komisif; (2)
Ketaksaan Leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang
sesuai dengan hasil observasi alat indra, atau makna yang sungguh-sungguh nyata
dalam kehidupan (Chaer, 2013: 60). Ketaksaan leksikal ada dua macam, yaitu
polisemi dan homonimi. Dalam wacana TTS hanya ditemukan polisemi.
3.6.1.1 Polisemi
Secara sederhana, polisemi dapat diartikan sebagai satu kata banyak arti.
Walaupun demikian, hanya terdapat satu makna primer dalam sebuah kata yang
berpolisemi. Makna selain makna primer dalam sebuah kata berpolisemi disebut
makna sekunder. Makna primer dari sebuah kata berpolisemi disebut makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
sekunder. Makna primer dari sebuah kata dapat diketahui tanpa melibatkan konteks
pemakaian, sebaliknya diperlukan konteks pemakaian untuk mengetahui makna
sekunder dari sebuah kata (Wijana, 2004: 142). Polisemi adalah bentuk bahasa (frasa,
kata) yang mempunyai kata lebih dari satu. Menurut Chaer (2002: 101) polisemi
lazim diartikan sebagai satuan bahasa (terutama kata maupun frase) yang memiliki
makna lebih dari satu. Berikut adalah contoh wacana TTS yang memanfaatkan aspek
polisemi.
(TTS 205) 5. Kota terbesar kedua di Jepang yang dihuni 3,6 juta penduduk, pasti … O A
Jawaban TIM A
D I K O M A I N
Jawaban TIM B
T O K O L A M A
Jawaban wajar
Y O K O H A M A
Jawaban TTS
A D A O R A N G
Konteks: Namanya juga penduduk, berarti tidak hanya satu atau dua orang yang mendiami
wilayah tersebut. Jadi, ada orangnya juga, ada hewannya juga. Bahkan jika tinggal satu orang
pun maka tetap ‘ada orang’nya.
Dalam wacana TTS (205), unsur jawaban wajar ‘Yokohama’ dibelokkan
menjadi jawaban TTS ‘ada orang’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah ‘ada
orang’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek polisemi. Jawaban TTS
berupa ‘ada orang’’ dalam wacana TTS memiliki bermacam-macam arti karena kota-
kota di Negara lain juga ada orang, yang memiliki pengetian bahwa mempunyai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
rakyat. Bahkan di pedesaan juga ada orang yang rela tinggal disana, yang memiliki
pengertian bahwa ‘hadir’; ‘telah sedia’.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan polisemi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
leksikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2 Ketaksaan Gramatikal
Ketaksaan gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat dari adanya
proses gramatika seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi
(Chaer 2013: 60). Ketaksaan gramatikal dalam wacana TTS ada berbagai macam,
yaitu frase amfibologi, idiom, peribahasa, metonimi, hiponimi dan meronimi,
sinonimi, antonimi, eufisme, disfemia, hiperbola, ellipsis, personifikasi, nama dan
definisi.
3.6.2.1 Frase amfibologi
Frase amfibologi, yakni memberikan tafsiran berbeda dengan tafsiran yang
lazim ditemui di dalam pemakaian bahasa (Wijana, 2004: 183). Berikut adalah
contoh wacana TTS yang memanfaatkan aspek frase amfibologi.
(TTS 206) 3. Mahasiswa yang sudah menyelesaikan pendidikan studi S2 disebut … M
Jawaban TIM A M A N G A P
Jawaban TIM B M A N T A P
Jawaban wajar M A S T E R
Jawaban TTS
M A N T A N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Konteks: Karena setelah studi S2 maka semua menjadi mantan. Mantan kampus. Pertanyaan ini bukan menanyakan gelar yang diperoleh setelah lulus S2.
Dalam wacana TTS (206), unsur jawaban wajar ‘master’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘mantan’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘mantan’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek frase amfibologi.
Jawaban TTS berupa ‘mantan’ dalam wacana TTS memiliki bermacam-macam arti.
Berikut adalah beberapa arti mantan: mantan mahasiswa, mantan kampus, atau
mantan S1
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan frase
amfibologi. Hal itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan
aspek ketaksaan gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.2 Idiom
Idiom adalah satuan-satuan bahasa (bisa berupa kata, frasa, maupun kalimat)
yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna leksikal unsur-unsurnya
maupun makna gramatikal satuan-satuan tersebut (Chaer, 1990: 76). Pendapat
tersebut didukung oleh Kridalaksana (2007: 107) yang menyatakan bahwa idiom
adalah konstruksi yang maknanya tidak sama dengan makna komponen-
komponennya. Berikut adalah contoh wacana TTS yang memanfaatkan aspek idiom.
(TTS 212) 6. Tunas kelapa adalah lambang … P
Jawaban TIM A P E N E G A K
Jawaban TIM B P O H O N A N
Jawaban wajar P R A M U K A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Jawaban TTS P I L I H A N
Dipilih oleh pendiri pramuka
Dalam wacana TTS (212), unsur jawaban wajar ‘pramuka’ dibelokkan
menjadi jawaban TTS ‘pilihan’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban wajar adalah
‘pramuka’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek idiom. Unsur idiom
terletak pada pertanyaan yang menanyakan ‘tunas kelapa’. Kata ‘tunas kelapa’
memiliki arti sebagai pemuda yang memiliki banyak manfaat bagi sesama.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan idiom. Hal itu
diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 204) 7. Tindakan menggelapkan uang Negara disebut … - - - U - - -
Jawaban TIM A D I T U T U P
Jawaban TIM B Q O R U P S I
Jawaban wajar K O R U P S I
Jawaban TTS N U T U P I N
Konteks: Semua uang asli dan resmi adalah memang dikeluarkan oleh Negara, teteapi ini menjadi hak anda ketika anda bekerja dibayar jadi bukan uang Negara, ini uang anda. Penggelapan uang Negara biasanya gimana? Ketahuan karena ketangkap. Sederhannya uang Negara nutupi, kalo ditutupi berarti anda yang ditutupi uang Negara.
Dalam wacana TTS (204), unsur jawaban wajar ‘korupsi’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘nutupin’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban wajar adalah
‘korupsi’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek idiom. Unsur idiom
terletak pada pertanyaan yaitu ‘menggelapkan uang’. Kata ‘menggelapkan uang’
memiliki arti korupsi atau menyembunyikan uang.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan idiom. Hal itu
diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.3 Metonimi
Menurut Wijana (2004: 202), metonimi didasarkan atas pertalian spasial,
temporal, logical, dan sebagian keseluruhan (part-whole relation). Berikut adalah
contoh wacana TTS yang memanfaatkan aspek metonimi.
(TTS 202) 8. Dalam silsilah kerajaan, raja dan ratu memiliki anak laki-laki pasti jadi … A
Jawaban TIM A A N A K A N A K
Jawaban TIM B K E T A H U A N
Jawaban wajar P A N G E R A N
Jawaban TTS S Y U K U R A N
Konteks Kerajaan dimanapun yang berhak menggantikan takhta adalah anak laki-laki (pangeran). Dari dulu syukuran sudah ada dan pernah dilakukan sejak jaman dahulu.
Dalam wacana TTS (202), unsur jawaban wajar ‘pangeran’ dibelokkan
menjadi jawaban TTS ‘syukuran’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘syukuran’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek metonimi. Secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
implisit dan logis anak laki-laki dari raja dan ratu pasti adalah pangeran. Pangeran
berhak menerima warisan dari orang tuanya. Dengan kata lain, anak laki-laki itu
menunjuk pada istilah ‘pangeran’ tersebut.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan metonimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.4 Hiponimi dan Meronimi
Menurut Wijana (2004: 205) hiponimi merupakan makna beberapa buah kata
di dalam bahasa dapat dicakup oleh sebuah kata. Menurut Keraf (1985: 38), hiponimi
adalah semacam relasi antarkata yang berwujud atas-bawah, atau dalam suatu makna
terkandung sejumlah komponen yang lain. Kata yang berkedudukan sebagai kelas
atas disebut superordinat dan kelas bawah disebut hiponim. Kata yang menyatakan
suatu hal yang utuh atau menyeluruh itu disebut holonim, sedangkan kata yang
menyatakan bagian-bagian atau unsur-unsurnya disebut meronim (Pedoman
Pembentukan Istilah 2006: 44). Hubungan antara holonim dengan meronim disebut
meronimi (Damono dkk, 2011: 48). Meronimi mengandung konsep yang sama
dengan hiponimi. Jika hiponimi menyatakan adanya kata (unsur leksikal) yang
maknanya berada di bawah makna kata lain, meronimi menyatakan adanya kata
(unsur leksikal) yang merupakan bagian dari kata lain (Chaer, 2009: 101).Berikut
adalah contoh wacana TTS yang memanfaatkan aspek hiponimi dan meronimi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
(TTS 202) 6. Selain taksi, ojek dan angkot, orang menggunakan sarana transportasi umum pakai … S
Jawaban TIM A G A S
Jawaban TIM B T A S
Jawaban wajar B U S
Jawaban TTS G A S
Dalam wacana TTS (202), unsur jawaban wajar ‘bus’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘gas’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘gas’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek hiponimi. Secara implisit dan
logis transportasi umum berhiponim dengan taksi, ojek, angkot, dan bus. Jadi,
transportasi umum berhipernim dengan taksi, ojek, angkot, dan bus.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan hiponimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 202) 7. Di pulau Sumatera, selain Padang, Medan dan Jambi juga ada… R
Jawaban TIM A R U T E
Jawaban TIM B R A M E
Jawaban wajar R I A U
Jawaban TTS R T R W
Dalam wacana TTS (202), unsur jawaban wajar ‘riau’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘RTRW’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘RTRW’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek meronimi. Secara implisit
dan logis, kota Padang, Medan, Jambi, dan Riau terdapat di pulau Sumatera. Jadi,
kota Padang, Medan, Jambi, dan Riau merupakan bagian dari Sumatra.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan meronimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 201) 8. Selain pancingan dan umpan saat memancing kita juga butuh … A
Jawaban TIM A M A T A
Jawaban TIM B B A W A
Jawaban wajar K A I L
Jawaban TTS B A W A
Dalam wacana TTS (201), unsur jawaban wajar ‘kail’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘bawa’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘bawa’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek hiponimi. Secara implisit
dan logis, pancingan, umpan, dan kail berhipernim dengan alat pancing. Jadi, alat
pancing terdiri dari pancingan, umpan, dan kail.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan hiponimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
(TTS 209) 8. Kursi, meja, buffet, lemari, itu disebut … E
Jawaban TIM A C E P E T
Jawaban TIM B T E B E L
Jawaban wajar M E B E L
Jawaban TTS S E S E T
Konteks 1 set.
Dalam wacana TTS (209), unsur jawaban wajar ‘mebel’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘seset’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘seset’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek hiponimi. Secara implisit
dan logis, kursi, meja, buffet, dan lemari berhipernim dengan mebel. Jadi, mebel
terdiri dari kursi, meja, buffet, dan lemari. Maksud seset dalam wacana tersebut
adalah terdiri dari satu set.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan hiponimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 211) 8. Kopi dan teh adalah jenis minuman … E
Jawaban TIM A S E G E R
Jawaban TIM B T E M A N
Jawaban wajar S E G A R
Jawaban TTS S E P U H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Dalam wacana TTS (209), unsur jawaban wajar ‘segar’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘sepuh’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘sepuh’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek hiponimi. Secara implisit
dan logis, kursi, meja, buffet, dan lemari berhipernim dengan minuman. Jadi,
minuman terdiri dari teh, kopi, dan susu.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan hiponimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 214) 3. Saat flu, biasanya orang bersin dan … A
Jawaban TIM A L A P A R
Jawaban TIM B H A C I H
Jawaban wajar B A T U K
Jawaban TTS N A R I K
Orang yang bersin narik nafas dulu, baru bersin
Dalam wacana TTS (214), unsur jawaban wajar ‘batuk’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘narik’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘narik’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek meronimi. Secara implisit
dan logis, orang yang mengalami bersin dan batuk berarti sedang terkena penyakit
flu. Jadi, orang yang bersin dan batuk merupakan bagian dari sakit flu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan meronimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.5 Sinonimi
Menurut Chaer (2009: 297), hubungan semantik yang menyatakan adanya
kesamaan makna antara satu satuan ujaran dengan satuan ujaran lainnya disebut
sinonim. Soedjito (1989: 1) mendefinisikan sinonim sebagai dua kata atau lebih yang
maknanya sama atau hampir sama (mirip). Sedangkan menurut Verhaar (1978),
sinonimi adalah ungkapan (bisa berupa kata, frasa, atau kalimat) yang maknanya
kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. (Chaer, 2013: 83). Berikut adalah
contoh wacana TTS yang memanfaatkan aspek sinonimi.
(TTS 207) 5. Hewan bertanduk yang tergabung dalam kelompok mamalia namanya… E
Jawaban TIM A K E A J A K
Jawaban TIM B S E P U P U
Jawaban wajar R E P T I L
Jawaban TTS M E M B E R
Konteks: Tergabung dalam sebuah kelompok itu menjadi anggota (member).
Dalam wacana TTS (201), unsur jawaban wajar ‘reptil’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘member’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘member’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek sinonimi. Secara implisit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
hewan yang tergabung dalam kelompok (genre/klasifikasi makluk hidup) pasti
menjadi anggota dari kelompok tersebut. Pada wacana tersebut badak masuk dalam
kelompok reptil dan otomatis terdaftar sebagai anggota dari reptile.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan sinonimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 215) 6. Bulan yang terlihat penuh disebut juga … U
Jawaban TIM A B U D A R A N
Jawaban TIM B B U L A T A N
Jawaban wajar P U R N A M A
Jawaban TTS F U L L J O B
Bulan yang dimaksud adalah bulan pada kalender. Kalender penuh sama dengan full job
Dalam wacana TTS (215), unsur jawaban wajar ‘purnama’ dibelokkan
menjadi jawaban TTS ‘fulljob’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘fulljob’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek sinonimi. Secara implisit
bulan yang terlihat penuh memiliki arti yang sama dengan bulan purnama. Menurut
KBBI, bulan purnama adalah ‘keadaan bulan pada saat berada di arah yang
bertentangan dengan matahari (tanggal 14 dan 15) sehingga bagian yang kena sinar
dapat terlihat sepenuhnya’; ‘bulan penuh’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan sinonimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 213) 6. Tahun baru dalam bahasa Inggris namanya … A
Jawaban TIM A A P A S R A H
Jawaban TIM B B E R U B A H
Jawaban wajar N E W Y E A R
Jawaban TTS
B E R U B A H
Dalam wacana TTS (213), unsur jawaban wajar ‘new year’ dibelokkan
menjadi jawaban TTS ‘berubah’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘berubah’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek sinonimi. Secara implisit
tahun baru dalam bahasa Inggris memiliki arti yang sama dengan arti new year. Jadi,
tahun baru (bhs Indonesia) dan new year (bhs Inggris) adalah sebuah ungkapan yang
sama, hanya berbeda bahasa.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan sinonimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 212) 6. Ayam yang biasa diadu… O
Jawaban TIM A L O Y O
Jawaban TIM B B O D O
Jawaban wajar J A G O
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Jawaban TTS C O W O
Dalam wacana TTS (212), unsur jawaban wajar ‘jago’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘cowo’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘cowo’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek sinonimi. Secara implisit
ayam yang biasa dijadikan ajang sabung ayam adalah ayam jago. Ayam jago adalah
ayam jantan. Jadi, ayam yang biasa diadu yaitu ayam jago sama maknanya dengan
ayam cowok.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan sinonimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.6 Antonimi
Menurut Alwi (2002: 58) antonimi adalah oposisi makna dalam pasangan
leksikal yang dapat dijenjangkan. Sedangkan menurut Verhaar (1978), antonimi
adalah ungkapan (biasa berupa kata, tetapi dapat pula dalam bentuk frase atau
kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain (Chaer, 2013:
83). Makna antonimi bisa dikatakan sebuah oposisi makna dari dua ungkapan yang
berbeda secara bentuk (Verhaar dalam Chaer, 2009: 89). Berikut adalah contoh
wacana TTS yang memanfaatkan aspek antonimi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
(TTS 204) 6. Oleh-oleh yang dibawa orang saat pulang naik Haji pasti… U
Jawaban TIM A N U T U P
Jawaban TIM B S U K U R
Jawaban wajar K U R M A
Jawaban TTS T U R U N
Dalam wacana TTS (204), unsur jawaban wajar ‘kurma’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘turun’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘turun’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek antonimi. Secara implisit
kata pulang naik haji, pasti turun dari pesawat. Kata turun berantonim dengan kata
naik.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan antonimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 207) 6. Negara yang dulunya Uni Soviet sekarang jadi … R
Jawaban TIM A R A M A I
Jawaban TIM B R U S A K
Jawaban wajar R U S I A
Jawaban TTS R A M A I
Dalam wacana TTS (207), unsur jawaban wajar ‘rusia’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘ramai’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘ramai’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek antonimi. Secara implisit
kata dulunya pasti Uni Soviet, sekarang jadi ramai/rusia merupakan kata yang
berantonim. Kata dulu berantonim dengan kata sekarang.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan antonimi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.7 Eufisme
Eufisme adalah perubahan makna dari sebuah pernyataan atau ungkapan yang
kasar atau tidak sopan menjadi lebih halus. Sebuah kata yang bentuknya tetap, namun
hanya konsep makna mengenai kata atau bentuk itu yang beubah. Kata atau bentuk-
bentuk yang dianggap memiliki makna yang lebih halus, atau lebih sopan daripada
yang digantikan (Chaer, 2013: 143). Berikut adalah contoh wacana TTS yang
memanfaatkan aspek eufisme.
(TTS 204) 7. Tindakan menggelapkan uang Negara disebut … U
Jawaban TIM A D I T U T U P
Jawaban TIM B Q O R U P S I
Jawaban wajar K O R U P S I
Jawaban TTS N U T U P I N
Dalam wacana TTS (204), unsur jawaban wajar ‘korupsi’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘nutupin’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘nutupin’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek eufisme. Secara implisit
nutupin merupakan kata yang sudah diperhalus maknanya daripada kata korupsi.
Dalam konteks tersebut, nutupin dan korupsi memiliki makna yang sama ‘mengambil
uang negara’ namun berbeda rasa dalam pemakaian.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan eufisme. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 206) 2. Istilah untuk pesawat yang ditunda penerbangannya disebut … L
Jawaban TIM A M O L O R
Jawaban TIM B L A L A I
Jawaban wajar D E L A Y
Jawaban TTS B E L U M
Dalam wacana TTS (206), unsur jawaban wajar ‘delay’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘belum’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘belum’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek eufisme. Secara implisit
belum merupakan kata yang sudah diperhalus maknanya daripada kata delay. Dalam
konteks tersebut, belum dan delay memiliki makna yang sama ‘belum dapat terbang’
namun berbeda rasa dalam pemakaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan eufisme. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 215) 5. Murid yang melihat jawaban orang lain di saat ulangan pasti… N
Jawaban TIM A N Y U N D U L
Jawaban TIM B N G I N T I P
Jawaban wajar N Y O N T E K
Jawaban TTS N Y A M A I N
Dalam wacana TTS (215), unsur jawaban wajar ‘nyontek’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘nyamain’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘nyamain’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek eufisme. Secara implisit
nyamain merupakan kata yang sudah diperhalus maknanya daripada kata nyontek.
Menurut KBBI mencontek adalah ‘mengutip (tulisan dan sebagainya) sebagaimana
aslinya’; ‘menjiplak’. Dalam konteks tersebut, menyontek merupakan kegiatan yang
negatif dan berasa kasar. Kata ‘nyamain’ jawaban dianggap lebih halus daripada kata
menyontek, karena menyontek adalah kegiatan yang merugikan, sedangkan nyamain
adalah kegiatan yang saling menguntungkan. Nyontek dan nyamain memiliki makna
yang sama ‘melihat jawaban teman saat ulangan’ namun berbeda rasa dalam
pemakaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan eufisme. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.8 Disfemia
Disfemia adalah perubahan makna dari sebuah pernyataan atau ungkapan
yang halus atau sopan menjadi lebih kasar. Berikut adalah contoh wacana TTS yang
memanfaatkan aspek disfemia.
(TTS 202) 5. Bunga yang tumbuh dan selalu hidup di atas air namanya … E
Jawaban TIM A B E R D A U N
Jawaban TIM B B E R A G A M
Jawaban wajar T E R A T A I
Jawaban TTS K E R A S A N
Dalam wacana TTS (206), unsur jawaban wajar ‘teratai’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘kerasan’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘kerasan’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek disfemia. Secara implisit
kerasan merupakan kata yang kasar maknanya daripada kata terbiasa. Dalam konteks
tersebut, kerasan dan terbiasa memiliki makna yang sama namun berbeda rasa.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan disfemia. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
(TTS 209) 6. Hewan yang “Nyawanya 9” … U
Jawaban TIM A K U R A N G
Jawaban TIM B T U M B E N
Jawaban wajar K U C I N G
Jawaban TTS B U S Y E T
Dalam wacana TTS (209), unsur jawaban wajar ‘kucing’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘busyet’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘busyet’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek disfemia. Secara implisit
busyet merupakan kata yang kasar maknanya daripada kata luarbiasa. Busyet
merupakan ungkapan kaget atau terkejut. Dalam konteks tersebut, busyet
dikategorikan sebagai kata yang maknanya kasar..
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan disfemia. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 211) 6. Yang tidak boleh lewat saat car free day … O
Jawaban TIM A M O L O R
Jawaban TIM B C O P E T
Jawaban wajar M O B I L
Jawaban TTS C O P E T
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Dalam wacana TTS (211), unsur jawaban wajar ‘mobil’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘copet’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘copet’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek disfemia. Secara implisit
copet merupakan kata yang maknanya kasar. Dalam KBBI copet adalah orang yang
mencuri (sesuatu yang sedang dipakai, uang dalam saku, barang yang diajajakan, dsb)
dengan ringkas dan cepat. Dalam konteks tersebut, kata ‘copet’ dikategorikan sebagai
kata yang maknanya kasar daripada kata ‘mobil’.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan disfemia. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.9 Hiperbola
Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang
berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal (Keraf, 1984: 135). Berikut adalah
contoh wacana TTS yang memanfaatkan aspek hiperbola.
(TTS 201) 1. Rumah Spongebob pasti … A
Jawaban TIM A B A S A H
Jawaban TIM B R U M A H
Jawaban wajar N A N A S
Jawaban TTS L U N A S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Dalam wacana TTS (201), unsur jawaban wajar ‘nanas’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘lunas’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘lunas’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek hiperbola. Secara implisit,
rumah spongebob dalam film kartun tersebut sesungguhnya adalah buah nanas yang
jatuh dari permukaan air bukan karena spongebob membeli rumah nanas. Jadi, rumah
spongebob pasti lunas adalah sesuatu yang melebih-lebihkan.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan hiperbola. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 201) 3. Kita biasa mengambil air di … U
Jawaban TIM A T U R U N
Jawaban TIM B T U A N G
Jawaban wajar S U M U R
Jawaban TTS D U N I A
Dalam wacana TTS (201), unsur jawaban wajar ‘sumur’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘dunia’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘dunias’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek hiperbola. Secara implisit,
rumah spongebob dalam film kartun tersebut sesungguhnya adalah buah nanas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
jatuh dari permukaan air bukan karena spongebob membeli rumah nanas. Jadi, rumah
spongebob pasti lunas adalah sesuatu yang melebih-lebihkan.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan hiperbola. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 207) 4. Sejenis unggas yang dijadikan menu thanksgiving pasti … K
Jawaban TIM A K E B U K A
Jawaban TIM B K E C E W A
Jawaban wajar K A L K U N
Jawaban TTS K U A T I R
Dalam wacana TTS (201), unsur jawaban wajar ‘kalkun’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘kuatir’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘kuatir’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek hiperbola. Seekor unggas
adalah hewan bukan manusia. Unggas tidak memiliki rasa khawatir akan dirinya.
Unggas tidak mempunyai naluri untuk merasakan. Jikalau unggas mempunyai rasa
kuatir itu merupakan hal yang dilebih-lebihkan.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan hiperbola. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
(TTS 201) 7. Burung yang biasa dipelihara yang ketika dipancing dia bersuara kur tekukur namanya … E
Jawaban TIM A T E R K U T U K
Jawaban TIM B T E R K U N C I
Jawaban wajar P E R K U T U T
Jawaban TTS B E R K E N A N
Dalam wacana TTS (201), unsur jawaban wajar ‘perkukur’ dibelokkan
menjadi jawaban TTS ‘berkenan’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘berkenan’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek personifikasi. Dalam
KBBI berkenan berarti merasa senang (suka, sudi, setuju). Burung perkukur yang
ketika dipancing dia bersuara kur-kur-kur adalah berkenan, merupakan suatu hal yang
melebih-lebihkan, karena ketika ada respon dari pemiliknya, maka burung perkukur
akan berkicau sebagai tanda bahwa orang tersebut adalah pemiliki burung perkukur.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan personifikasi.
Hal itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.10 Elipsis
Elipsis adalah suatu gaya yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat
yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh mitra tutur sehingga
struktur gramatikal atau kalimatnya memenuhi pola yang berlaku (Keraf, 1984: 132).
Berikut adalah contoh wacana TTS yang memanfaatkan aspek elipsis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
(TTS 207) 5. Hewan bertanduk yang tergabung dalam kelompok mamalia namanya… E
Jawaban TIM A K E A J A K
Jawaban TIM B S E P U P U
Jawaban wajar R E P T I L
Jawaban TTS M E M B E R
Dalam wacana TTS (207), unsur jawaban wajar ‘reptil’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘member’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘member’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek elipsis. Pada wacana
TTS yang dimaksudkan adalah hewan bertanduk yang tergabung dalam mamalia
adalah sebagai anggota dalam bahasa Inggris disebut member. Pernyataan ‘member’
seolah-olah memberikan ketidakterdugaan, karena unsur pertanyaan bersinonim
dengan jawaban TTS.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan elipsis. Hal itu
diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 212) 8. Kalau ada barang yang rusak, bisa diperbaiki atau diganti secara gratis, kalau masih ada … N
Jawaban TIM A T O K O N Y A
Jawaban TIM B D A T A N Y A
Jawaban wajar G A R A N S I
Jawaban TTS T O K O N Y A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Dalam wacana TTS (212), unsur jawaban wajar ‘garansi’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘tokonya’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘tokonya’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek elipsis. Pada wacana
TTS yang dimaksudkan adalah ada barang rusak, bisa diperbaiki atau diganti secara
gratis, kalau masih ada took yang menjual barang tersebut. Pernyataan ‘tokonya’
seolah-olah memberikan ketidakterdugaan, karena unsur pertanyaan ‘kalau masih ada
tokonya’ berfungsi sebagai atribut jika dilanutkan dengan jawaban TTS.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan elipsis. Hal itu
diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.11 Metafora
Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat (Keraf 1984: 139). Metafora merupakan
perubahan makna karena persamaan sifat antara dua objek (Ibid., hlm. 98). Bekher
(dikutip Pradopo, 2005: 66) mengatakan metafora itu melihat sesuatu dengan
perantaraan benda yang lain. Berikut adalah contoh wacana TTS yang memanfaatkan
aspek metafora.
(TTS 211) 1. Memasuki musim penghujan petani membajak sawah dengan … B
Jawaban TIM A Jawaban TIM B Jawaban wajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
S A M B E L
T O M B O L
K E R B A U
Jawaban TTS N G E B U T
Dalam wacana TTS (211), unsur jawaban wajar ‘kerbau’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘ngebut’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘ngebut’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek metafora. Pada wacana
TTS frasa ‘membajak sawah’ dimetaforakan sebagai mengelola/menggemburkan
tanah di persawahan. Kata ‘membajak’ juga bisa dimetaforakan dengan membajak
kaset, membajak lagu, membajak music, dll.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan elipsis. Hal itu
diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.12 Personifikasi
Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan
benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa atau makhluk selain
manusia seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan (Keraf 1984: 140). Sifat
kemanusiaan tersebut meliputi berbuat, berpikir, merasa, dan sebagainya (Pradopo,
2005: 75). Berikut adalah contoh wacana TTS yang memanfaatkan aspek
personifikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
(TTS 203) 3. Hewan ternak yang menghasilkan benang wol, namanya … B
Jawaban TIM A B E R C U K U R
Jawaban TIM B B E R T E M A N
Jawaban wajar B I R I B I R I
Jawaban TTS B A I K H A T I
Dalam wacana TTS (203), unsur jawaban wajar ‘biri-biri’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘baik hati’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah ‘baik
hati’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek personifikasi. Biri-biri sebagai
hewan peliharaan yang bulunya dapat diambil, merupakan hewan bukan manusia.
Kata majemuk ‘baik hati’ hanya digunakan pada manusia yang memiliki hati yang
baik. Biri-biri sebagai hewan tidak tahu apa itu arti baik hati.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan personifikasi.
Hal itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 203) 7. Hewan yang melindungi diri dengan memutuskan ekornya pasti … A
Jawaban TIM A K E S A L
Jawaban TIM B S U S A H
Jawaban wajar C I C A K
Jawaban TTS R E S A H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Dalam wacana TTS (203), unsur jawaban wajar ‘cicak’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘resah’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘resah’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek personifikasi. Biri-biri
sebagai hewan peliharaan yang bulunya dapat diambil, merupakan hewan bukan
manusia. Kata majemuk ‘baik hati’ hanya digunakan pada manusia yang memiliki
hati yang baik. Biri-biri sebagai hewan tidak tahu apa itu arti baik hati.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan personifikasi.
Hal itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 207) 4. Sejenis unggas yang dijadikan menu thanksgiving pasti … K
Jawaban TIM A K E B U K A
Jawaban TIM B K E C E W A
Jawaban wajar K A L K U N
Jawaban TTS K U A T I R
Dalam wacana TTS (207), unsur jawaban wajar ‘kalkun’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘kuatir’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘kuatir’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek personifikasi. Kalkun
sebagai hewan jenis unggas yang dagingnya dapat diambil, merupakan hewan bukan
manusia. Kata ‘kuatir’ bentuk tidak baku dari ‘khawatir’ dalam KBBI berarti takut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
(gelisah, cemas) terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti. Rasa khawatir
hanya dimiliki oleh manusia. Biri-biri sebagai hewan tidak tahu apa itu arti khawatir.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan personifikasi.
Hal itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 200) 7. Hewan yang dijadikan umpan untuk memancing ikan … C
Jawaban TIM A K A C I A N
Jawaban TIM B D I C A R I
Jawaban wajar C A C I N G
Jawaban TTS K E C E W A
Dalam wacana TTS (200), unsur jawaban wajar ‘cacing’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘kecewa’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘kecewa’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek personifikasi. Cacing
merupakan salah satu hewan yang digunakan sebagai umpan untuk memancing ikan.
Kata ‘kecewa’ dalam KBBI berarti ‘kecil hati, tidak puas (karena tidak terkabul
keinginannya, harapannya, dan sebagainya)’; ‘tidak senang’. Cacing tidak mungkin
merasa kecewa karena ia digunakan sebagai umpan. Hal tersebut terlalu melebih-
lebihkan seolah-olah cacing mempunyai hati untuk merasa layaknya manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan personifikasi.
Hal itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 213) 7. Hewan yang diambil gadingnya pasti … A
Jawaban TIM A M A H A L
Jawaban TIM B T E P A R
Jawaban wajar G A J A H
Jawaban TTS T E P A R
Dalam wacana TTS (213), unsur jawaban wajar ‘gajah’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘tepar’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘tepar’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek personifikasi. Gading Gajah
sering dimanfaatkan sebagai hiasan rumah. Tentunya jika Gajah diambil gadingnya,
maka dia pasti kesakitan. Dalam KBBI, tepar masuk dalam ragam bahasa gaul yang
berarti sakit. Gajah yang tepar merupakan salah satu kejanggalan, seolah-olah gajah
adalah hewan gaul. Istilah yang lebih tepat adalah sakit, hanya manusia saja yang bisa
merasakan tepar.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan personifikasi.
Hal itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
(TTS 211) 3. Hewan yang jalannya lambat … E
Jawaban TIM A K E S E L E O
Jawaban TIM B
Jawaban wajar K E L I N C I
Jawaban TTS
K E S E L E O
Dalam wacana TTS (211), unsur jawaban wajar ‘kelinci’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘keseleo’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘keseleo’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek personifikasi. Dalam
KBBi keseleo adalah terpelecok; terkilir; salah urat. Jika kelinci berjalan lambat itu
karena kelinci jalannya dengan meloncat, bukan karena keseleo. Adalah suatu
keanehan, ketika kelinci keseleo seolah-olah mengalami terpelecok atau terkilir
seperti manusia.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan personifikasi.
Hal itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 201) 4. Serangga buas yang agresif, pemarah, dan suka menyengat dengan ekornya yang beracun … K A
Jawaban TIM A K E N A MU S U H N Y A
Jawaban TIM B K U R A N G P E N D E K
Jawaban wajar K A L A J E N G K I N G
Jawaban TTS K U R A N G P I K N I K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Dalam wacana TTS (201), unsur jawaban wajar ‘kalajengking’ dibelokkan
menjadi jawaban TTS ‘kurang piknik’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘kurang piknik’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek personifikasi.
Kalajengking memang hewan buas yang suka menyengat, pemarah dan agresif,
bukan berarti dia kurang piknik. Kata ‘kurang piknik’ menandakan bahwa
Kalajengking seolah-olah seperti manusia yang dapat cepat marah karena kurang
piknik.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan personifikasi.
Hal itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 212) 7. Bunga yang diberikan saat valentine … A
Jawaban TIM A M E R A H
Jawaban TIM B B A Y A R
Jawaban wajar M A W A R
Jawaban TTS J I N A K
Dalam wacana TTS (212), unsur jawaban wajar ‘mawar’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘jinak’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘jinak’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek personifikasi. Bunga mawar
adalah bunga cinta. Kata ‘bunga yang diberikan saat valentine yaitu mawar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
jinak’ merupakan kata yang mejukkan seolah-olah bunga seperi binatang yang
mempunyai sifat jinak dan galak.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan personifikasi.
Hal itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.13 Nama
Menurut Wijana (2004: 222) semua kata pada umumnya termasuk kata-kata
nonferensial, seperti dan, tetapi, lalu, dan sebagainya memiliki makna (sense).
Berikut adalah contoh wacana TTS yang memanfaatkan aspek nama.
(TTS 201) 1. Rumah Spongebob pasti … A
Jawaban TIM A B A S A H
Jawaban TIM B R U M A H
Jawaban wajar N A N A S
Jawaban TTS L U N A S
Dalam wacana TTS (211), unsur jawaban wajar ‘nanas’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘keseleo’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘lunas’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek nama. Pemanfaatan aspek
nama dapat diketahui dari pertanyaan yang mengandung frasa ‘rumah Spongebob’.
Spongebob adalah salah satu kartun yang berbentuk kotak berwarna kuning dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
digambarkan seperti spons. Spongebob Squarepants adalah sebuah serial animasi
yang paling popular di Nickelodeon (Wikipedia).
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan nama. Hal itu
diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 205) 5. Kota terbesar kedua di Jepang yang dihuni 3,6 juta penduduk, pasti … O A
Jawaban TIM A D I K O M A I N
Jawaban TIM B T O K O L A M A
Jawaban wajar Y O K O H A M A
Jawaban TTS A D A O R A N G
Dalam wacana TTS (205), unsur jawaban wajar ‘Yokohama’ dibelokkan
menjadi jawaban TTS ‘ada orang’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah ‘ada
orang’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek nama. Pemanfaatan aspek
nama dapat diketahui dari pertanyaan yang mengandung klausa ‘kota terbesar kedua
di Jepang’. Jepang adalah salah satu Negara kepulauan di Asia Timur (wikipedia).
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan nama. Hal itu
diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
(TTS 209) 3. Kartun animasi Jepang yang selalu sial diganggu Giant dan selalu dapat nilai nol saat ujian, itu namanya … O
Jawaban TIM A K O R B A N
Jawaban TIM B M O D Y A R
Jawaban wajar N O B I T A
Jawaban TTS C O B A A N
Dalam wacana TTS (205), unsur jawaban wajar ‘Nobita’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘cobaan’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘cobaan’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek nama. Pemanfaatan aspek
nama dapat diketahui dari pertanyaan yang mengandung klausa ‘Kartun animasi
Jepang yang selalu sial diganggu Giant’. Giant adalah tokoh dalam film kartun
Doraemon yang berteman dengan Nobita, dikenal karena sering melakukan bullying
terhadap Nobita.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan nama. Hal itu
diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 204) 1. Senjata khas Madura … I
Jawaban TIM A T A J E M I N
Jawaban TIM B L U A N C I P
Jawaban wajar C E L U R I T
Jawaban TTS
D I B I K I N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Dalam wacana TTS (205), unsur jawaban wajar ‘Nobita’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘celurit’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘dibikin’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek nama. Pemanfaatan aspek
nama dapat diketahui dari pertanyaan ‘Senjata khas Madura’. Madura adalah nama
pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur yang dihubungkan dengan
jembatan Suramadu.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan nama. Hal itu
diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 215) 4. Di Indonesia, orang balapan di sirkuit …
U
Jawaban TIM A
S E N T U L
Jawaban TIM B
K U M P U L
Jawaban wajar
S E N T U L
Jawaban TTS
K U M P U L
Dalam wacana TTS (215), unsur jawaban wajar ‘Sentul’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘kumpul’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘kumpul’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek nama. Pemanfaatan
aspek nama dapat diketahui dari pertanyaan ‘di Indonesia’. Indonesia adalah Negara
kepulauan yang berada di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan beribu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
kota di Jakarta. Sentul adalah sebuah kawasan di ‘kota pegunungan’ seluas 3000
hektare yang berada di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan nama. Hal itu
diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.6.2.14 Definisi
Pendefinisian adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk
mengungkapkan dengan kata-kata akan suatu benda, konsep, proses, aktivitas,
peristiwa, dan sebagainya (Chaer, 2013: 53). Berikut adalah contoh wacana TTS yang
memanfaatkan aspek definisi.
(TTS 215) 3. Benda langit yang menyinari bumi … A
Jawaban TIM A M A S I H A D A
Jawaban TIM B M A S I S A M A
Jawaban wajar M A T A H A R I
Jawaban TTS
D A R I D U L U
Dalam wacana TTS (215), unsur jawaban wajar ‘Matahari’ dibelokkan
menjadi jawaban TTS ‘dari dulu’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah ‘dari
dulu’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek definisi. Pemanfaatan aspek
definisi dapat diketahui dari definisi matahari. Matahari adalah ‘benda langit’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
merupakan kelas atau ciri umum, sedangkan ‘yang menyinari bumi’ merupakan ciri
khusus.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan definisi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 209) 3. Kartun animasi Jepang yang selalu sial diganggu Giant dan selalu dapat nilai nol saat ujian, itu namanya …
Jawaban TIM A K O R B A N
Jawaban TIM B M O D Y A R
Jawaban wajar N O B I T A
Jawaban TTS C O B A A N
Dalam wacana TTS (209), unsur jawaban wajar ‘nobita’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘cobaan’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘cobaan’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek definisi. Pemanfaatan
aspek definisi dapat diketahui dari definisi dari Nobita. Nobita adalah ‘kartun animasi
Jepang’ merupakan kelas atau ciri umum, sedangkan ‘yang selalu sial diganggu Giant
dan selalu dapat nilai nol saat ujian’ merupakan ciri khusus.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan definisi. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
3.7 Aspek Wacana
Menurut Kamus Linguistik, wacana merupakan satuan gramatikal tertinggi atau
terbesar. (Kridalaksana, 2008:231). Wacana komunikasi yang bonafid terbentuk atau
tersusun dari proposisi-proposisi yang nalar. Dalam hal ini ada keterkaitan yang
bersifat logis antara pernyataan yang satu dengan pernyataan yang lain. Dalam
wacana humor sering terjadi hal yang sebaliknya. Pernyataan yang satu sering
disimpulkan atau dianalogikan dengan pernyataan yang lain di luar kerangka berpikir
yang dapat diterima oleh akal (Wijana, 2004: 255). Ada empat cara yang ditempuh
wacana teka-teki sulit dalam memanfaatkan hubungan antarproposisi ini, yaitu
entailmen, silogisme dan implikatur.
3.7.1 Entailment
Entailmen merupakan pertalian makna. Entailmen adalah tuturan yang
dihasilkan karena konsekuensi mutlak atas tuturan sebelumnya. Sehubungan dengan
ini pernyataan pertama membawa konsekuensi mutlak bagi pernyataan yang kedua
(Wijana, 2004: 261). Berikut adalah contoh wacana TTS yang memanfaatkan aspek
entailment.
(TTS 205) 5. Kota terbesar kedua di Jepang yang dihuni 3,6 juta penduduk, pasti … O A
Jawaban TIM A D I K O M A I N
Jawaban TIM B T O K O L A M A
Jawaban wajar Y O K O H A M A
Jawaban TTS A D A O R A N G
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Konteks: Namanya juga penduduk, berarti tidak hanya satu atau dua orang yang mendiami wilayah tersebut. Jadi, ada orangnya juga, ada hewannya juga. Bahkan jika tinggal satu orang pun maka tetap ‘ada orang’nya.
Dalam wacana TTS (205), unsur jawaban wajar ‘yokohama’ dibelokkan
menjadi jawaban TTS ‘ada orang’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah ‘ada
orang’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek entailment. Secara implisit
Kota terbesar kedua di Jepang yang dihuni 3,6 juta penduduk berarti ada orang dalam
kota terbesar tersebut. Berikut adalah tanda dari entailment tersebut,
Kota terbesar kedua di Jepang yang dihuni 3,6 juta penduduk.
||- Ada orang
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan entailment. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 214) 6. Orang yang memainkan wayang golek pasti… A N G
Jawaban TIM A D A T A N G
Jawaban TIM B M E G A N G
Jawaban wajar D A L A N G
Jawaban TTS M E G A N G
Pegang pakai tangan juga bisa, senang juga bisa
Dalam wacana TTS (214), unsur jawaban wajar ‘dalang’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘megang’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘megang’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek entailment. Secara
implisit Orang yang memainkan wayang golek pasti berarti memegang gagang
wayang golek tersebut. Berikut adalah tanda dari entailment tersebut,
Orang yang memainkan wayang golek pasti.
||- Megang wayang
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan entailment. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 214) 8. Di Bandung, pria biasanya dipanggil… A
Jawaban TIM A N A O N
Jawaban TIM B S A H A
Jawaban wajar K A N G
Jawaban TTS N A O N
Dalam wacana TTS (214), unsur jawaban wajar ‘kang’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘naon’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘naon’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek entailment. Secara implisit
Di Bandung, pria biasanya dipanggil berarti kang (Ind: mas, kak). Pria yang dipanggil
kang tadi pasti akan menyahut ‘naon’ (Ind: ada apa?). Berikut adalah tanda dari
entailment tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Di Bandung, pria biasanya dipanggil.
||- Naon (ada apa?)
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan entailment. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.7.2 Silogisme
Menurut Sumaryono (1999: 90), silogisme dapat didefinisikan sebagai sebuah
argumentasi yang sebuah proposisinya disimpulkan dari dua proposisi lainnya yang
sudah diketahui dan memuat gagasan-gagasan yang sudah diketahui pula. Berikut
adalah contoh wacana TTS yang memanfaatkan aspek silogisme.
(TTS 202) 1. Beras yang dikukus, diberi pandan dan santan yang warnanya ada yang hitam dan putih itu namanya … N
Jawaban TIM A J A J A N
Jawaban TIM B T E L A N
Jawaban wajar K E T A N
Jawaban TTS B I K I N
Konteks: Jadi sejenis beras yang dikukus, diberi pandan, diberi santan. Itu namanya bikin.
Dalam wacana TTS (202), unsur jawaban wajar ‘ketan’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘bikin’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘bikin’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek silogisme. Secara implisit
Beras yang dikukus, diberi pandan dan santan yang warnanya ada yang hitam dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
putih itu namanya ketan. Dalam pembuatan ketan, perlu adanya proses pembuatan
ketan yang kemudian dibelokkan menjadi bikin. Berikut adalah tanda dari silogisme
tersebut,
Premis mayor: Beras yang dikukus, diberi pandan dan santan yang warnanya
ada yang hitam dan putih itu namanya
Premis minor: Ketan
Kesimpulan: Semua makanan yang dikukus dibikin terlebih dahulu.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan silogisme. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 204) 1. Senjata khas Madura … I
Jawaban TIM A T A J E M I N
Jawaban TIM B L U A N C I P
Jawaban wajar C E L U R I T
Jawaban TTS
D I B I K I N Konteks: Namanya dibikin itu sudah jadi, kalau namanya senjata sudah jadi itu sudah tajam.
Dalam wacana TTS (204), unsur jawaban wajar ‘celurit’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘dibikin’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘dibikin’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek silogisme. Secara implisit
senjata tradisional khas Madura adalah celurit. Dalam pembuatan celurit, perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
adanya proses pembuatan celurit yang kemudian dibelokkan menjadi dibikin. Berikut
adalah tanda dari silogisme tersebut,
Premis mayor: Senjata khas Madura
Premis minor: Celurit
Kesimpulan: Semua senjata khas Madura dibikin terlebih dahulu di tukang.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan silogisme. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
3.7.3 Implikatur
Hubungan antara makna tuturan dengan sesuatu yang diimplikasikannya
disebut implikatur (Wijana 2004: 260). Berikut adalah contoh wacana TTS yang
memanfaatkan aspek implikatur.
(TTS 214) 1. Makanan khas Bandung yang terdiri dari bakso, tahu goreng yang sekarang banyak dijumpai di Jakarta dan banyak kota lainnya namanya … R
Jawaban TIM A K U L I N E R
Jawaban TIM B B E R B A U R
Jawaban wajar B A T A G O R
Jawaban TTS B E R E D A R
Harusnya popular juga bisa sih
Dalam wacana TTS (214), unsur jawaban wajar ‘batagor’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘beredar’.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘beredar’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek implikatur. Secara
implisit makanan khas Bandung yang terdiri dari bakso, tahu goreng yang sekarang
banyak dijumpai di Jakarta dan banyak kota lainnya namanya batagot. Dalam
penjualannya, batagor dapat dijumpai di Jakarta dan banyak kota lainnya yang sama
artinya dengan beredar dimana-mana, yang kemudian jawabannya dibelokkan
menjadi beredar. Berikut adalah tanda dari implikatur tersebut,
Pertanyaan : Makanan khas Bandung yang terdiri dari bakso, tahu goreng,
yang sekarang banyak dijumpai di Jakarta dan banyak kota
lainnya namanya…
Jawaban wajar : Batagor
Jawaban TTS : Beredar
+> : Berarti batagor sudah beredar di Jakarta dan banyak kota
lainnya.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan implikatur. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 214) 5. Jembatan yang terkenal di kota Bandung … A
Jawaban TIM A B A L A B A L A
Jawaban TIM B P A S T I A D A
Jawaban wajar P A S U P A T I
Jawaban TTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
M A S I H A D A
Dalam wacana TTS (214), unsur jawaban wajar ‘pasupati’ dibelokkan
menjadi jawaban TTS ‘masih ada’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘masih ada’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek implikatur. Secara
implisit Jembatan yang terkenal di kota Bandung adalah pasupati. Dalam faktanya,
jembatan Pasupati masih ada di Bandung hingga sekarang, yang kemudian
jawabannya dibelokkan menjadi masih ada di Bandung. Berikut adalah tanda dari
implikatur tersebut,
Pertanyaan : Jembatan yang terkenal di kota Bandung …
Jawaban wajar : Pasupati
Jawaban TTS : Masih ada
+> : Berarti jembatan Pasupati masih ada di Bandung dan
bangunanya masih kokoh berdiri.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan implikatur. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 213) 5. Yang ditiup saat perayaan tahun baru pasti … E
Jawaban TIM A P E E E E E E T
Jawaban TIM B B E R S U A R A
Jawaban wajar T E R O M P E T
Jawaban TTS M E N E M P E L
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Terompet pasti menempel di mulut, apabila mau dimainkan
Dalam wacana TTS (213), unsur jawaban wajar ‘terompet’ dibelokkan
menjadi jawaban TTS ‘menempel’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘menempel’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek implikatur. Secara
implisit Yang ditiup saat perayaan tahun baru pasti terompet tahun baru. Dalam
pemakaiannya, terompet dibunyikan dengan cara ditiup menggunakan mulut.
Kemudian jawabannya dibelokkan menjadi menempel, dalam artian menempel pada
mulut untuk ditiup. Berikut adalah tanda dari implikatur tersebut,
Pertanyaan : Yang ditiup saat perayaan tahun baru pasti …
Jawaban wajar : Terompet
Jawaban TTS : Menempel
+> : Berarti cara meniup terompet adalah dengan menempelken
terompet ke mulut lalu ditiupkan nafas.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan implikatur. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
(TTS 211) 8. Serangga yang makan kayu pasti … A
Jawaban TIM A L A P A R
Jawaban TIM B L A H A P
Jawaban wajar R A Y A P
Jawaban TTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
N E L A N
Dalam wacana TTS (211), unsur jawaban wajar ‘rayap’ dibelokkan menjadi
jawaban TTS ‘nelan’.
Untuk memberikan sebuah ketidakterdugaan, maka jawaban TTS adalah
‘nelan’. Dalam hal ini, wacana TTS memanfaatkan aspek implikatur. Secara implisit
Serangga yang makan kayu pasti rayap. Dalam proses memakannya, rayap mencerna
kayu tersebut dengan menelan makanannya dengan menggunakan mulutnya.
Kemudian jawabannya dibelokkan menjadi nelan, dalam artian menempel pada mulut
untuk ditiup. Berikut adalah tanda dari implikatur tersebut,
Pertanyaan : Serangga yang makan kayu pasti …
Jawaban wajar : Rayap
Jawaban TTS : Nelan
+> : Berarti rayap memakan kayu dengan menelan makanannya
melalui mulutnya.
Dari tuturan tersebut, wacana TTS menggunakan pemanfaatan implikatur. Hal
itu diciptakan agar memiliki kesan humor dengan memanfaatkan aspek ketaksaan
gramatikal dalam wacana teka-teki sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini membahas mengenai (i) struktur wacana teka-teki sulit
dalam waktu Indonesia Bercanda edisi 200-215 dan (ii) aspek kebahasaan infografik
dalam wacana teka-teki sulit dalam waktu Indonesia Bercanda edisi 200-215. Kedua
permasalahan tersebut telah dibahas dalam bab II dan bab III.
Melalui pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa wacana teka-teki sulit
dalam waktu Indonesia Bercanda dapat dikaji dengan 2 struktur. Pertama, wacana
teka-teki sulit dikaji melalui adanya unsur pertanyaan dan unsur jawaban. Dalam
unsur jawaban terdapat 2 jenis, yaitu unsur jawaban wajar dan unsur jawaban TTS.
Jawaban wajar dalam wacana teka-teki sulit dalam waktu Indonesia Bercanda
berfungsi sebagai pengecoh dalam pembentukan jawaban TTS. Selain itu, wacana
teka-teki sulit dapat dikaji melalui teori penciptaan humor, yaitu unsur set up dan
unsur punchline.
Dalam wacana teka-teki sulit dalam waktu Indonesia Bercanda terdapat aspek-
aspek kebahasaan yang dapat diamati melalui sudut pandang (i) ortografi, (ii)
oftografi yang diteliti dalam wacana teka-teki sulit dalam waktu Indonesia Bercanda
berupa tanda koma (,), dan permainan fisik. Aspek fonologis, yang diteliti dalam
wacana teka-teki sulit dalam waktu Indonesia Bercanda berupa substitusi bunyi, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
pelesapan bunyi. Aspek morfologis, yang diteliti dalam wacana teka-teki sulit dalam
waktu Indonesia Bercanda berupa, pengulangan, pemendekan, pengimbuhan dan
pemajemukan. Aspek sintaktis, yang diteliti dalam wacana teka-teki sulit dalam
waktu Indonesia Bercanda berupa frasa endosentrik koordinatif, frasa endosentrik
atributif, frasa endosentrik apositif dan frasa eksosentrik, pertalian elemen
intraklausa, yaitu elemen pembatas pengalam, dan pertalian antarklausa yang meliputi
berbagai jenis-jenis pertalian. Aspek semantis dalam wacana TTS meliputi ketaksaan
leksikal dan ketaksaan gramatikal. Ketaksaan leksikal meliputi polisemi dan
homonimi. Ketaksaan gramatikal meliputi frase amfibologi, idiom, metonimi,
hiponimi dan meronimi, sinonimi, antonimi, eufisme, disfemia, hiperbola, ellipsis,
metafora, personifikasi, nama, dan definisi. Melalui sudut pandang wacana, aspek
kebahasaan yang diteliti dalam wacana teka-teki sulit adalah entailmen, silogisme,
dan implikatur.
4.2 Saran
Setelah semua rumusan masalah mengenai wacana teka-teki sulit dalam waktu
Indonesia Bercanda ini terjawab, ada beberapa saran yang bisa diajukan. Saran-saran
ini dimungkinkan dilanjutkannya penelitian mengenai wacana wacana teka-teki sulit
dalam waktu Indonesia Bercanda secara lebih mendalam. Dari segi pragmatis,
wacana teka-teki sulit dapat diteliti lebih lanjut untuk menemukan hal-hal yang
membelok dari prinsip kerja sama. Dari teori penciptaan humor wacana teka-teki sulit
dalam waktu Indonesia Bercanda dapat dikaji dengan menggunakan teori dari Arthur
Asa Berger. Selain itu, dapat juga menganalisis dari topik dan sub topik yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
digunakan dalam wacana teka-teki sulit Waktu Indonesia Bercanda. Dari segi
semiotika, tanda-tanda yang muncul dalam wacana teka-teki sulit dalam waktu
Indonesia Bercanda dapat diteliti lebih mendalam. Dari ilmu budaya, wacana teka-
teki sulit juga dapat diteliti dengan teori cultural studies atau kebudayaan populer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2003. Semantik: Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Anastasya, Sicilia. 2013. “Teknik-teknik Humor dalam Program Komedi di Televisi Swasta Nasional Indonesia” dalam Jurnal E-Komunikasi Vol. 1 No. 1. Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Anis Widiyastuti, Dewi Kusumaningsih, Sukarno, 2018. “Teka Teki Sulit (TTS)
sebagai Wujud Humor Permainan Bahasa Indonesia (Analisis Pragmatik)” dalam Prosiding SENASBASA edisi 3. Sukoharjo: Universitas Veteran Bangun Nusantara.
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta:
Balai Pustaka
Baryadi, I. Praptomo. 2002. Dasar-Dasar Analisis Wacana dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli.
_________________. 2011. Morfologis dalam Ilmu Bahasa. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
_________________. 2017. Teori-Teori Linguistik Pascastruktural Memasuki Abad ke-21. Yogyakarta: PT Kanisius.
Berger, Arthur Asa. 2005. Tanda-tanda dalam Kebudayaan Kontemporer: Suatu
Pengantar Semiotika. Yogyakarta: Tiara Wacana.
_______________. 2012. An Anathomy of Humor. United States of America: Transaction Publishers.
Chaer, Abdul. 2013. Pengantar Semantis Bahasa Indonesia. Jakarta. Rineka Cipta. Ferdiani, Kabrina Rian. 2019. “Struktur dan Aspek Kebahasaan dalam Wacana
Infografik Tirto.id Bulan Juni-Juli 2018”. Skripsi Strata Satu (S-1). Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Keraf, Gorys. 1985. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Kesuma, Tri Mastoyo Jati. 2007. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa.
Mukti, Sri Kisowo. 2018. “Penggunaan Tindak Tutur Ilokusi Cak Lontong Dalam Talkshow Waktu Indonesia Bercanda (WIB) Sebagai Bahan Pembelajaran Keterampilan Berbicara Di SMA”. Dalam Jurnal X Vol. 01 No. 01. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tidar.
Nababan, P. W. J. 1984. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: P. T. Gramedia.
Papana, Ramon. 2012. Kiat Tahap Awal Belajar Standu Up Comedy Indonesia Kitab Suci. Jakarta. Media Kita
Putra, Galih Dwianto. “Ketaksaan dalam Segmen Teka-Teki Sulit pada Tayangan WIB”. Skripsi. Jakarta: Program Studi Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Jakarta. Januari 2018.
Ramlan, M. 1982. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaktis. Yogyakarta: CV Karyono. Rahmandji, Didiek. 2007. “Sejarah, Teori, dan Fungsi Humor” dalam Jurnal Tahun
35, Nomor 2. Malang: Seni dan Desain FS Universitas Negeri Malang.
Rahardi, Kunjana. 2003. Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang: Dioma
______________. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sudarsono, Sony Christian. 2013. “Permainan Bahasa Dalam Wacana Gombal”. Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTETIS Vol. 7 No. 1. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Sumaryono, E. 2005. Dasar-dasar Logika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Tiani, Riris. 2017. “Strategi Pragmatik dalam Penciptaan Humor di Televisi”. Nusa, Vol.12, No. 2, Mei 2017. Hal. 43.
Wijayanti, Asri. 2016. Presuposisi dan Implikatur pada Stand Up Comedy Indonesia. Jurnal Transformatika Vol. 12 No. 2. Universitas Tidar. Wijana, I Dewa Putu. 1996. Dasar-dasar Pragmatik. Yogyakarta: ANDI Offset. _________________. 2004. Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa. Yogyakarta: Penerbit Ombak. _________________. 2009. Berkenalan dengan Linguistik. Yogyakarta: Pustaka Araska. _________________. 2014. Wacana Teka-Teki. Yogyakarta: A.Com Press Advertising. Young Ho, Im. 2002. “Gejala Unsur Keambiguan dalam Wacana Teka-teki”. Jurnal ATL No 8 Vol. 7, Desember 2002. Yule, George. 2006. Pragmatik. Diterjemahkan oleh Indah Fajar Wahyuni dari judul asli Pragmatiks. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
LAMPIRAN “TEKA-TEKI SULIT EPISODE 200-215 PROGRAM ACARA
WAKTU INDONESIA BERCANDA DI NET.TV
DIUNDUH DI ZULU.ID”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIODATA PENULIS
Skripsi dengan judul “Wacana Teka-Teki Sulit Waktu
Indonesia Bercanda: Analisis Struktural dan Aspek-
aspek Kebahasaan Episode 200-215” ini ditulis oleh Deny
Nugroho Irianto. Nama panggilannya akrab disapa Deny.
Anak tunggal dari pasangan suami istri Edi Irianto dan
Kurnesi ini lahir di Yogyakarta, 07 Juli 1998. Pendidikan
formal yang ditempuh Deny adalah sebagai berikut: tingkat
sekolah dasar di SD Kanisius Wirobrajan (2004-2010),
tingkat sekolah menengah pertama di SMP Stella Duce 2
Yogyakarta (2010-2013), tingkat sekolah menengah umum di SMK Negeri 7
Yogyakarta (2013-2016). Atas beasiswa yang diraihnya, penulis dapat melanjutkan
pendidikan sarjana (S1) di Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra,
Universitas Sanata Dharma. Selama menempuh pendidikan sarjana, penulis juga aktif
berorganisasi di dalam kampus, seperti HMPS Sastra Indonesia (2016-2017 dan
2017-2018), KPU USD 2017, kegiatan seminar dan pengembangan diri di kampus
dan juga di luar kampus, seperti di organisasi di gereja dan di lingkungan masyarakat.