Page 1
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DI KELAS
VII F SMP NEGERI 2 GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA
PADA MATERI POKOK MASSA JENIS
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Fisika
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh:
ARUN
NIM : 051424027
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
vi
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DI KELAS VII F SMP NEGERI 2 GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA
PADA MATERI POKOK MASSA JENIS Oleh: Arun
NIM : 051424027
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar fisika siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Gamping melalui model pembelajaran Project Based Learning pada materi pokok massa jenis, bila menggunakan model pembelajaran Project Based Learning, apakah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya siswa kelas VII F SMP Negeri 2 gamping.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan subyek penelitian siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Gamping semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 36 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam satu siklus. Pada siklus ini memiliki dua tahap pelaksanaan yaitu pertemuan pertama melakukan perencanaan tindakan tanggal 01 Oktober 2011, sedangkan pertemuan kedua pelaksanaan percobaan sebagai proyek yang telah dirancang dilaksanakan pada tanggal 08 Oktober 2011. Model pembelajaran yang digunakana dalah Project Based Learning berupa merancang percobaan. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes kognitif (pre test dan pos test), lembar evaluasi siswa dan dokumentasi berupa foto-foto.
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika dengan model pembelajaran Project Based learning dapat meningkatkan prestasi belajar fisika siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar fisika pada ranah kognitif. Besar nilai ranah kognitif ditunjukkan oleh rata-rata post test 72,48 dan nilai rata-rata pre test 49,13. Langkah pembelajaran Project Based Learning akan meningkatkan prestasi belajar fisika apabila proyek berupa merancang percobaan, siswa diberimotivasi, perhatian, dan bimbingan, penguatan konsep oleh guru, serta latihan soal. Kata kunci: Model Project Based Learning, Prestasi Belajar Fisika, Materi Pokok Massa Jenis, SMP Negeri 2 Gamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vii
ABSTRACT
IMPROVING LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH PHYSICAL MODEL PROJECT BASED LEARNING IN CLASSROOM LEARNING
VII F SMP NEGERI 2 GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA IN THE MATTER OF MASS OF
By : Arun
NIM : 051424027
This study aims to determine whether there is an in crease in students studying physics achievement of VII F SMP Negeri 2 Gamping through Project Based Learning model of learning in the subject matter density, when using the model of learning Project Based Learning, is to improve student achievement, especially students of class VII F SMP Negeri 2 Gamping.
These studies include the type of classroom action research (classroom action research) with a class VII F student subjects SMP Negeri 2 Gamping odd semester of the academic year 2011/2012 which amounted to 36 students. The research was carried out in one cycle. At this cycle has two phases, namely the implementation of the first meeting to plan actionon October 1, 2011, while the second meeting of the implementation of trial projects have been designed as was held on October 8, 2011. Learning model used is Project Based Learning in the form of design experiments. Instruments used in the study was cognitive test (pre test and post test), student evaluation sheets and documentation in the form of photographs
Based on the data analysis can be concluded that learning physics with Project Based Learning model of learning can improve students' learning achievements of physics. This is indicated by the results on the cognitive learning physics. Great cognitive value indicated by the average post test 72.48 and the average pre test 49.13. Project Based Learning learning step will enhance the achievement of a project to study physics when designing the experiment, students are given themotivation, attention, and guidance, strengthening the concept of the teacher, as well as exercises. Key words :Model Project Based Learning, Performance Learning Physics, Material Type Main Mass, SMP Negeri 2 Gamping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
JikaengkautidakbelaJar,
engkauakanmatidalamarti
belajar,
tidakproduktiflagi,
kendatimasihhidup.
(Suparno).
Bekerjalah untuk Allah bukan
untuk majikan.
(kolose3:23). Perlakukanlah tubuh anda
sebagai bait Allah.
(1 korintus 6:19,20). Muliakanlah Allah dalam
segala perkara
(1 Korintus10:30).
Karena saya tahu artinya
kesukaran maka saya
menolong orang lain.
(Vergilius).
Kekuatan yang sesungguhnya
adalah tidak memukul dengan
keras tetapi tepat sasaran.
MOTTO
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
x
39
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan rahmat dan
Kasih-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul
“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR FISIKA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATERI
POKOK MASSA JENIS DI KELAS VII F SMP NEGERI 2 GAMPING
SLEMAN YOGYAKARTA”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk kelulusan
sarjana (S1) Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,
masukan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. P. Wiryono Priyotamtama, SJ. Selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma.
2. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) dan sebagai dosen pembimbing penulisan skripsi, yang telah
banyak meluangkan waktunya.
3. Drs. A.Atmadi, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik dan
sebagai ketua program studi pendidikan fisika, yang telah bersedia
memberi surat ijin untuk pengambilan data dan penelitian di lokasi.
4. Bapak dan Ibu dosen prodi Pendidikan Fisika yang selama ini telah
menuntun penulis dalam belajar.
5. Bapak Sugeng, mas Arif dan mbak Heni yang telah banyak membantu
untuk mengetik surat ijin selaku pegawai skretariat JPMIPA USD.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
x
40
6. Bapak Sugiyarto, S.Pd selaku guru pamong dan kepala sekolah SMP
Negeri 2 Gamping Sleman dan staf guru lainnya yang telah menerima
kami untuk penelitian.
7. Teman - teman Pendidikan Fisika yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu namanya terima kasih atas dukungan dan bantuanya, semoga
tuhanYesus memberkati kita semua.
8. Kedua Orang tuaku tercinta Rahmat dan Imuk terima kasih atas kerja
keras, doa, dan pengorbanan yang dilakukan selama ini. Semoga
terselesainya penulisan skripsi ini dapat menjadi kado yang terindah
untuk ayah dan ibu.
9. Kakak-kakaku Emas, Lewi, ST dan adikku tersayang Nenong serta
keluarga besarku tercinta yang telah memberi semangat dan doanya.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih ada
kekurangannya, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan.
Yogyakarta, 26 Juli 2012
Penulis
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
x
41
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK........................................ v
ABSTRAK........................................................................................................ vi
ABSTRACT..................................................................................................... vii
HALAMAN MOTTO....................................................................................... viii
KATA PENGANTAR...................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 4
E. Definisi Operasional............................................................................. 5
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
x
42
BAB II DASAR TEORI................................................................................... 7
A. Deskripsi Model Pembelajaran Project Based Learning...................... 7
B. Kerangka Berpikir................................................................................ 28
C. Hipotesis Tindakan............................................................................... 31
D. Indikator Keberhasilan.......................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 32
A. Pendekatan Penelitian........................................................................... 32
B. Perencanaan (planning)Tindakan......................................................... 32
C. Subjek Penelitian.................................................................................. 34
D. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................... 35
E. Instumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data............................ 35
1.Instrumen Penelitian.......................................................................... 35
2.Teknik Pengumpulan Data................................................................ 35
3.Teknik Analisis Data......................................................................... 35
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................................. 38
A. Situasi Lokasi Dan Deskripsi Tahap Awal Penelitian......................... 38
1. Situasi dan lokasi penelitian......................................................... 38
2. Deskripsi observasi tahap awal..................................................... 39
B. Paparan Proses Penelitian.................................................................... 41
1. Perencanaan Siklus 1.................................................................... 41
2. Tindakan Siklus 1......................................................................... 42
3. Refleksi Siklus 1........................................................................... 42
4. Penghentian Siklus....................................................................... 42
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
x
43
5. Hasil-hasil Penelitian Pre test dan post test.................................. 43
6. Pembahasan hasil penelitian......................................................... 45
BAB V PENUTUP........................................................................................... 57
A. Kesimpulan.......................................................................................... 57
B. Keterbatasan Penelitian....................................................................... 57
C. Saran.................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 59
LAMPIRAN..................................................................................................... 61
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
x
44
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Massa Jenis Beberapa Zat....................................................... 27
Tabel 2 : Menentukan Massa Jenis Zat.................................................. 28
Tabel 3 : Tabel Uji T.............................................................................. 44
Tabel 4 : Pengolahan Data Pre Test Dan Post Test................................ 72
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
x
45
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. : Perbandingan Antara Situasi Kelas “Tradisional” Dengan Kelas
Yang Mengunakan Model Project Based Learning...................... 17
Gambar 2. :Aspek-Aspek Kognitif Berdasarkan Taksonomi Dari Benjamin
S Bloom....................................................................................... 23
Gambar 3. :Siswa Masih Bingung Untuk Mengerjakan Proyek...................... 44
Gambar 4. : Siswa Mempelajari Pertanyaan Penuntun Pada LKS................. 47
Gambar 5. : Siswa Mengukur Dan Mencatat Data Hasil Eksperimen............ 47
Gambar 6. : Siswa Mendiskusikan Pertanyaan Pada LKS.............................. 48
Gambar 7. : Siswa Mempresentasikan Hasil Proyek....................................... 49
Gambar 8. : Grafik Nilai Rata-Rata Test Kognitif Siswa................................ 53
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
x
46
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)............................................... 61
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) pekerjaan siswa............................................. 67
3. Lembar Pre Test Pekerjaan Siswa............................................................. 69
4. Lembar Post Test Pekerjaan Siswa............................................................ 70
5. Lembar Observasi Evalusai Siswa............................................................ 71
6. Tabel Pengolahan Data Pre Test Dan Post Test........................................ 72
7. Surat Permohonan Ijin Dari Universitas Sanata Dharma Untuk
Penelitian Ke Sekolah................................................................................ 73
8. Surat Ucapan Terima Kasih Kepada SMP Negeri 2 Gamping Karena Telah
Bersedia Mengijinkan Untuk Melakukan Penelitian................................. 74
9. Surat Keterangan Dari SMP Negeri 2 Gamping Bahwa Telah Melakukan
Penelitian .................................................................................................. 75
10. Data Ruang Dan Gedung SMP Negeri 2 Gamping Serta Ukurannya
Tahun 2011........................................................................................... 76
11. Biografi Penulis......................................................................................... 78
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
x
47
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Gamping merupakan salah satu
sekolah menengah pertama yang ada di wilayah kabupaten Sleman, yogyakarta.
Sekolah ini berdiri Tahun 1970 dan sampai Tahun 2004 sekolah ini masih
mengunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi kemudian sejak Tahun 2006
sekolah ini sudah mulai mengunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran
(KTSP). Sekolah ini berdiri atas dasar kesadaran pemerintah daerah Sleman
dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan anak bangsa Indonesia sehingga
menjadi warga negara yang cerdas sesuai dengan undang-undang dasar negara
republik Indonesia. Adapun kurikulum yang dilaksanakan 2011 yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP). Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pembelajaran umumnya masih mengalami kendala. Kendala yang dihadapi antara
lain: guru belum bisa mengembangkan materi pembelajaran karena guru masih
terpusat pada materi yang ada pada buku pegangan, sarana dan prasarana
pembelajaran yang belum optimal, serta belum bergesernya peran guru yang
hanya sebagai penyampai bahan pembelajaran (transformator) ke peran sebagai
fasilitator. Hal ini diperkuat dengan fakta dilapangan yang menunjukan proses
pembelajaran fisika masih berorientasi pada pemberian materi dan berfokus pada
guru. Guru masih menekankan pada peran sebagai penyampai materi pelajaran
(pengajar) dari pada pendidik.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
x
48
Melalui wawancara yang dilakukan terhadap guru fisika diperoleh
gambaran tentang pembelajaran fisika yang dilaksanakan. Pembelajaran yang
berlangsung di kelas VII F cenderung terpusat pada peran aktif guru (teacher
centered) dengan mengunakan metode ceramah. Guru kurang melibatkan
partisipasi aktif siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini teramati pada
saat proses pembelajaran berlangsung, yang menunjukan bahwa guru menjadi
sumber informasi penuh sementara siswa mendengarkan dan mencatat.
Bagi guru, melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode ceramah
adalah lebih praktis dibandingkan dengan mengunakan metode lainnya. Hal ini
disebabkan metode inilah yang paling mudah untuk dipersiapkan dan lebih cepat
menyelesaikan materi ajar. Pola pembelajaran konvensional dengan dominasi
ceramah nampaknya memberikan dampak yang cukup besar terhadap hasil belajar
siswa. Salah satu indikasi dari hal tersebut ditunjukan dengan masih banyak siswa
yang tidak mengerti ketika ujian fisika berlangsung.
Pembelajaran semestinya dapat membawa siswa pada suasana belajar yang
kondusif sehingga, siswa dapat mengetahui makna dari materi yang dipelajari,dan
mereka dapat belajar fisika yang tidak hanya sekedar menghafal. Namun harapan
pembelajaran yang demikian belum nampak di sekolah ini. Sebagai contoh
dengan melaksanakan praktikum di laboratorium, guru IPA, yang di wawancari
pada hari jumat, 23 september 2011 mengaku selama belajar fisika di kelas VII F
jarang sekali melaksanakan praktikum dan eksperimen fisika. Guru mengakui
bahwa selama ini siswa cendrung pasif dalam pembelajaran serta guru belum
2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
x
49
terbiasa memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan dan
belajar dari aktifitasnya sendiri.
Melihat kenyataan tersebut, pembelajaran hendaknya dirancang dengan
model pembelajaran yang tidak hanya menitik beratkan pada penghafalan teori
dan perhitungan rumus. Dalam pembelajaran fisika hendaknya guru dapat
merancang dan mempersiapkan suatu pembelajaran dengan motivasi awal yang
dapat menimbulkan suatu pertanyaan dalam kerangka suasana pembelajaran yang
menarik dan menyenangkan. Dengan begitu, guru yang bertugas dapat
mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa dalam
melaksanakan pembelajaran berdasarkan inquiry. Ciri utama pembelajaran fisika
yang menekankan pemahaman yang baik adalah dimulai dengan pertanyaan atau
masalah dilanjutkan dengan arahan guru menggali informasi, mengkonfirmasikan
dengan pengetahuan yang sudah dimiliki dan mengarahkan pada tujuan apa yang
belum dan harus diketahui. Jadi terlihat bahwa siswa akan dapat menemukan
sendiri jawaban dari masalah atau pertanyaan yang timbul diawal pembelajaran.
Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh diharapkan tidak dengan jalan
mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi dengan jalan menemukan dan
menggeneralisasi sendiri sebagai hasil kemandiriannya. Dengan demikian siswa
dapat mengetahui bagaimana teori dan rumus-rumus tersebut diperoleh dan
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun dalam bentuk percobaan
sederhana. Melalui cara ini konsep fisika tidak ditampilkan dalam bentuk teori
dan rumus yang bersifat text book.
3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
x
50
Pembelajaran fisika akan lebih bermakna jika diorientasikan pada siswa
dalam menemukan konsep-konsep dari aktivitasnya sendiri. Salah satu model
pembelajaran yang relevan adalah dengan model “Project Based Learning”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
penelitian ini akan menitik beratkan pada penggunaan model pembelajaran
Project Based Learning pada pembelajaran fisika dengan materi pokok massa
jenis kelas VII F SMP Negeri 2 Gamping semester ganjil. Rumusan masalah yang
diajukan pada penelitian ini adalah “apakah dengan model Project Based
Learning dapat meningkatkan prestasi belajar fisika siswa”.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar fisika siswa kelas VII F
SMP Negeri 2 Gamping melalui model pembelajaran Project Based Learning
pada materi pokok massa jenis.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini dapat
disebutkan sebagai berikut:
1. Dapat dipakai sebagai bahan pengetahuan tentang peningkatan prestasi belajar
fisika dalam menggunakan model-model pembelajaran.
2. Dapat dipakai sebagai bahan pengetahuan tentang pengembangan pembelajaran
fisika siswa, bila menggunakan model pembelajaran Project Based Learning.
4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
x
51
3. Dapat dipakai sebagai bahan pengetahuan bagaimana cara guru membantu siswa
dalam proses belajar mengajar di kelas untuk belajar fisika.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman pembaca dalam menafsirkan
beberapa istilah yang ada dalam penelitian ini, maka diutarakan definisi
operasional sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Project Based Learning diartikan sebagai model
pembelajaran proyek berupa merancang percobaan untuk menjawab
pertanyaan penuntun (a guiding question) atau pertanyaan inquiry. Siswa
merancang percobaan tentang materi pokok massa jenis secara kolaboratif
untuk mengintegrasikan berbagai subjek materi yang sesuai dengan indikator
pembelajaran dalam rangka menyusun jawaban atas pertanyaan penuntun
yang sudah diajukan.
2. Model pembelajaran Project Based Learning didalamnya terdapat 6 langkah
pembelajaran, yaitu:
a. Essensial Question (pertanyaan essensial)
b. Plan (perencanaan)
c. Schedule (menyusun jadwal)
d. Monitor (monitoring)
e. Asses (penilaian)
f. Evaluated (evaluasi)
5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
x
52
3. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa dari segi kognitif, dan evalusi
pembelajaran setelah mengalami proses belajar fisika pada materi pokok
massa jenis dan dinyatakan dalam skor atau angka.
4. Materi pokok massa jenis adalah sebuah materi pokok yang terdapat pada
mata pelajaran fisika yang membahas mengenai perbandingan tingkat massa
jenis benda dan bahan sesuai dengan kurikulum KTSP.
5. SMP Negeri 2 Gamping adalah sekolah menengah pertama negeri yang
beralamat di Jl. Trihanggo Gamping Sleman Telp (0274) 6415174 e_mail
SMP Negeri 2 [email protected]
6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
x
53
BAB II
DASAR TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Model Pembelajaran Project Based Learning
a. Pembelajaran IPA (Fisika).
Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya
produk saja, akan tetapi juga mencakup proses bagaimana pengetahuan diperoleh
dan sikap sains sepertikeingintahuan, keteguhan hati, kejujuran kerja keras dalam
melakukan penyelidikan ilmiah.Fisika adalah ilmu pengetahuan yang paling
mendasar, karena berhubungan dengan prilaku dan struktur benda. Bidang fisika
biasanya dibagi menjadi gerak, fluida, panas, suara, cahaya, listrik magnet, dan
topik-topik fisika modern seperti relativitas, struktur atom, fisika zat padat, fisika
nuklir, partikel elementer dan astrofisika.
Tujuan sains, umumnya merupakan usaha untuk mencari keteraturan dalam
pengamatan manusia pada alam sekitarnya. Banyak orang yang berpikir bahwa
sains hanya dipahami sebagai proses mekanis dalam mengumpulkan fakta-fakta
dan membuat teori. Hal ini tidak benar, Sains adalah suatu aktivitas kreatif yang
dalam banyak hal menyerupai aktivitas kreatif pikiran manusia seperti yang
dikemukan oleh Giancoli (2001:1-2).
Konsep belajar dideskripsikan sebagai proses perubahan terus-menerus pada
diri manusia yang menyangkut pengetahuan maupun perilaku yang dihasilkan
oleh pengalaman yang diperoleh menurut pengertian secara psikologis. Belajar
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
x
54
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku dari interaksi
dengan lingkungannyapada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah pada hal
yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak dalam hal
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal lain yang juga terkait dalam belajar adalah
pengalaman. Pengalaman ini berupa interaksi dengan orang lain atau
lingkungannya seperti yang dikemukan oleh Nana Syaodih (2009:155-156) dalam
bukunya yang berjudul “Landasan Psikologi Proses Pendidikan”.
Hakikat dari pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik.
Dalam pembelajaran guru menciptakan kondisi dan situasi agar terjadi perubahan
tingkah laku pada siswa. Perubahan tingkah laku siswa didukung oleh adanya
minat dari siswa. Istilah pembelajaran dipakai untuk menunjukkan konteks yang
menekankan pada pola interaksi antara kegiatan belajar dan mengajar (student
centered). Pembelajaran memiliki pengertian yang didalamnya mencakup
sekaligus proses mengajar yang berisikan tingkah laku siswa dan guru untuk
menghasilkan perubahan pada diri siswa sebagai akibat kegiatan pembelajaran.
Fisika sebagai salah satu ilmu pengetahuan alam (sains) memfokuskan
pembahasan pada masalah-masalah gejala alam semesta melalui proses dan sikap
ilmiah. Pelaksanaan pembelajaran fisika tidak hanya memperhatikan dua aspek
proses dan produk atau materi yang dikuasai siswa. Lebih dari itu, melalui
prosesdiharapkandapat memunculkan keterlibatan sikap ilmiah (scientific attitude)
pada individu. Mempelajari fisika dengan cara yang tepat diharapkan akan melatih
8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
x
55
bagaimana cara memahami gejala alam secara sistematis, sehingga fisika
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-
konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pembelajaran fisika yang baik dilakukan tidak hanya berupa kegiatan di
kelas yang dapat menghasilkan penguasaan pada ranah kognitif dan psikomotor.
Namun lebih dari itu perlu kiranya diarahkan pada aspek manfaat dan aplikasi
fisika di lingkungan termasuk sekolah dan mengembangkan sikap positip siswa.
Dengandemikian pembelajaran fisikaakanmeningkatkan penguasan siswa
tentang fisika pada ranah afektif juga.Ukuran keberhasilan siswa dalam belajar
fisika,tidak hanya saja ditentukan oleh penguasaan fisika dalam aspek kognitif,
dan psikomotor saja, tetapi juga perlu penguasaan pengetahuan tentang proses
ilmiah dalam berkembangnya sikap positip siswa.
Proses belajar mengajar fisika di sekolah perlu selalu ditingkatkan agar
kualitas pembelajaran selalu terjaga sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang ditetapkan secara optimal. Gurubidang studi fisika diharapkan selalu
mencanangkan secara optimal kriteria hasil yang memenuhi standar kompetensi
siswa di dalam setiap proses pembelajaran. Berhasiltidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak tergantung kepada proses belajar yang dialami siswa dengan
demikian pemahaman guru tentang terhadap hakekat belajardalam membangun
pengetahuan sangat memegang peranan yang penting.
Menurut Piaget,seperti yang dikemukan oleh Suparno(1997:35)
pengetahuan akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa.
Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan memupukpengetahuan, tetapi
9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
x
56
bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa. Pengetahuan
itu dapat diperoleh ketika siswa melakukan aksi atau tindakan terhadap suatu
rangsang, melalui sebuah bentuk pengalaman fisik. Aksi atau tindakan fisik ini
memungkinkan siswa dapat mengembangkan aktivitas/daya otaknya untuk
perkembangan lebih lanjut kondisi ini yang akhirnya mampu mentransfer aktivitas
fisiknya menjadi gagasan atau ide-ide. Berdasarkan pemahaman ini proses belajar
yang murni tidak akan terjadi tanpa adanya pengalaman-pengalaman riil yang
dialami siswa.Pembelajaran yang dilakukan dengan eksperimen atau percobaan
memungkinkan siswa dapat mengetahui konsep yang dipelajari secara sistematis
dan melalui langkah-langkah yang baik sehingga siswa menemukan sendiri
konsep yang dipelajari dan pembelajarannya menjadi lebih bermakna. Dari sini
dapat dimengerti bahwa bagi piaget, belajar adalah proses perubahan konsep.
Dalam proses tersebut, siswa akan membangun konsep baru melalui asimilasi dan
akomodasi belajar mereka. Oleh sebab itu, belajar merupakan proses yang terus-
menerus, dan tidak berkesudahan.
Seiring dengan perubahan usianya, kegiatan fisik yang menyebabkan
perubahan kognitif dapat berkurang. Namun perbuatan yang penting untuk
perkembangan kognitif bukan hanya perbuatan secara fisik, melainkan juga
termasuk tingkah laku nonfisik yang merangsang struktur intelektul anak.
Kegiatan mental selama proses belajar sangat diperlukan seiring interaksi siswa
dengan lingkungan belajarnya.
10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
x
57
Para ahli pendidikan maupun ahli psikologi pada umumnya sependapat
bahwa dalam belajar terkandung beberapa ciri. Adapun ciri-ciri belajar adalah
sebagai berikut:
1) Dalam belajar ada perubahan tingkah laku,baik tingkah laku yang dapat
diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung.
2) Dalam belajar, perubahan tingkah laku meliputi kognitif, afektif, psikomotor,
dan campuran.
3) Dalam belajar, perubahan yang terjadi melalui pengalaman atau latihan.
4) Dalam belajar, perubahan tingkah laku menjadi sesuatu yang relatif menetap.
5) Belajar merupakan suatu proses usaha, yang artinya belajar berlangsung dalam
kurun waktu cukup lama. Hasil belajar yang berupa tingkah laku kadang-
kadang dapat diamati, tetapi proses belajar itu sendiri tidak dapat diamati
secara langsung.
6) Belajar terjadi karena ada interaksi dengan lingkungan.
Perilaku belajar merupakan respon peserta didik terhadap tindakan
pembelajaran dari guru. Kaitan antara belajar dan pembelajaran sangat
erat.Belajar merujuk pada bagaimana terjadinya belajar, sementara pembelajaran
terkait dengan cara bagaimana pembelajaran bisa mempermudah terjadinya proses
belajar.
b. Model Pembelajaran
Secara umum istilah “model” diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Berdasarkan
pengertian itumakamodel pembelajaranadalah kerangka konseptual yang
11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
x
58
melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran.
Sebuah model pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang
mengorganisasi pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara penggunaan
materi pembelajaran (buku, video, komputer, bahan-bahan praktikum). Model-
model pembelajaran sesungguhnya sama dengan model-model belajar. Bagaimana
pembelajaran dilaksanakan memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan siswa
untuk mendidik diri mereka sendiri. Salah satu dari tujuan-tujuan yang mendasar
dari model-model pembelajaran adalah peningkatan kemampuan siswa untuk
belajar.
Istilah Model Belajar Mengajar atau Model of Teaching digunakan untuk
menunjukkan sosok utuh konseptual dari aktivitas belajar mengajar yang secara
keilmuwan dapat diterima dan secara operasional dapat dilakukan. Pengajaran
dilaksanakan dalam suatu aktivitas yang kita kenal dengan istilah mengajar.
Pengajaran amat dekat dengan pengertian pedagogi. Pedagogi adalah seni atau
ilmu untuk menjadi guru. Istilah ini seringkali mengacu kepada strategi
pengajaran atau gaya mengajar. Istilah pedagogi berasal dari bahasa latin
paidagogeo, “paid” artinya anak, dan “ago” artinya memimpin,jadi secara harfiah
artinya memimpin anak, dikutip dari Suyono dan Hariyanto (2011:16). Menurut
Wilian H.Burton, dikemukakan oleh Suyono dan Hariynto (2011:16), menyatakan
bahwa mengajar adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan dan
12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
x
59
dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Karena itu dalam model
selalu terdapat asumsi yang mendasarinya, tujuan yang ingin dicapai, sintaks,
sistem sosial, sistem pendukung, serta dampak instruksional dan penggiring.
Sintaks ialah tahap-tahap kegiatan dari model itu, sistem pendukung ialah segala
sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model tersebut,
dampak instruksional ialah hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara
mengarahkan para siswa pada tujuan yang diharapkan, sedangkan dampak
penggiring ialah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses belajar
mengajar, sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh
para pelajar tanpa pengarahan langsung dari guru.
Walaupun secara teoritik tersedia banyak model belajar-mengajar yang
dapat dipakai oleh guru, di dalam pelaksanaan pengajaran guru seyogianya
memilih model mana yang dianggap atau diperkirakan paling efektif. Ada lima
faktor yang menentukan efektivitas mengajar para guru:
1) Pemahaman guru tentang kemampuan para pelajar yang akan dikembangkan.
2) Keterampilan pengelolaan kelas
3) Jumlah waktu yang digunakan oleh siswa untuk melakukan tugas-tugas belajar yang
bersifat akademis.
4) Kemampuan guru dalam mengambil keputusan pengajaran
5) Variasi metode mengajar yang dipakai oleh guru.
c. Project Based Learning
Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah
banyak dikembangkan di negaramaju seperti Amerika Serikat.Jika diterjemahkan
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
x
60
dalam bahasa Indonesia, Project Based Learningmengandung makna
sebagai pembelajaran berbasis proyek. Definisi secara lebih komperehensif
tentang Project Based Learning adalah sebagai berikut:
1) Projectbased learning is curriculum fueled and standards based.
Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut adanya
standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Project Based Learning, proses
inquiry dimulai dengan dimunculkannya pertanyaan penuntun (a guiding
question). Siswa menyusun proyek aktivitas belajar secara kolaboratif untuk
mengintegrasikan berbagai subjek materi yang sesuai dengan standar isi pada
kurikulum dalam rangka menyusun jawaban atas pertanyaan penuntun yang
sudah diajukan.
2) Project Based Learning asks a question or poses a problem that each student can
answer.Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut guru
atau siswa untuk mengembangkan pertanyaan penuntun. Mengingat bahwa
masing-masing siswa memiliki gaya belajar yang berbeda, maka melalui
pembelajaran berbasis proyek ini siswa akan menentukan sendiri aktivitas
belajarnya dan mereka secara langsung akan memperoleh jawaban pertanyaan
berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Hal ini akan membuat proses pembelajaran
akan lebih bermakna bagi siswa.
3) Projectbased learning asks students to investigate issues and topics addressing
realworld problems while integrating subjects across the curriculum.Project Based
Leraning adalah model pembelajaran yang menuntut siswa untuk membuat
“jembatan” yang menghubungkan antara
14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
x
61
subjek materi yang terdapat di dalam standar isi (kurikulum). Melalui model
ini siswa terlibat pada usaha investigasi mendalam tentang berbagai subjek
sehingga dapat melihat bangunan pengetahuannya secara holistik terutama
pada saat akhir pembelajaran.
4) Project Based Learning is a method that fosters abstract, intellectual tasks to explore
complex issues.Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut
siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap berbagai informasi. Eksplorasi yang
dilakukan oleh siswa akan membuat siswa mampu melakukan interpretasi dan
analisis informasi melalui cara yang bermakna.
Menurut Waras Khamdi (2007), Project Based Learning adalah model
pembelajaran yang berfokus pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip utama
(central) dari suatu disiplin, melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah
dan tugas-tugas bermakna lainya, memberi peluang siswa bekerja secara otonom
mengkonstruk belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya
siswa bernilai, dan realistik.Project Based Learning memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Siswa memiliki kemandirian untuk memutuskan aktivitas belajarnya.
b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa.
c. Siswa mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan.
d. Siswa secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan
mengatur sendiri informasi untuk memecahkan permasalahan.
e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
x
62
f. Siswa secara berkala melakukan refleksi terhadap aktivitas yang sudah
dijalankan.
g. Produk akhir dari aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.
h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
model pembelajaran Project Based Learning dikembangkan berdasarkan faham
filsafat konstruktivisme dalam pembelajaran. Konstruktivisme mengembangkan
atmosferpembelajaran yang menuntut siswa untuk menyusun sendiri
pengetahuannya. Project Based Learning memberikan kebebasan kepada siswa
untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif,
dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada
orang lain.
Model ini tentu saja berbeda dengan model tradisional yang banyak
digunakan selama ini. Perbedaan antara situasi kelas yang berjalan secara
tradisional dan situasi kelas yang berjalan mengikuti model Project Based
Learning ditunjukan pada Gambar 1 :
16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
x
63
Kelas “Tradisional” Kelas “Project Based Learning”
Gambar 1. Perbandingan antara situasi kelas “tradisional” dengan kelas yang
menggunakan model Project Based Learning
Pada model Project Based Learning guru berperan sebagai fasilitator bagi
siswa untuk memperoleh jawaban dari sebuah pertanyaan penuntun, peran
fasilitator adalah memantau dan mendorong kelancaran kerja kelompok, serta
melakukan evaluasi terhadap efektivitas proses belajar kelompok. Pada kelas
“tradisional” guru dianggap sebagai seseorang yang paling menguasai materi dan
karenanya semua informasi diberikan langsung dari guru ke siswa.
Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning sebagaimana
yang dikembangkan oleh Eeva Reeder (2011):
1) Questions pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial. Guru harus
mampu mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata untuk
mengawali proses investigasi. Meyakinkan bahwa topik tersebut relefan
untuk para siswa.
17 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
x
64
2) Plan perencanaan berisi tentang standar isi yang akan digunakan untuk
menjawab pertanyaan pada tahap pertama. Guru melibatkan siswa pada
proses pembuatan pertanyaan, perencanaan dan pembuatan proyek. Guru
dan siswa harus terlibat proses diskusi untuk mendukung inquiry.
3) Schedule guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
untuk menyelesaikan proyek. Proyek dijalankan dalam rangka menyusun
jawaban atas pertanyaan yang sudah diajukan pada tahap pertama.
4) Monitor guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap
aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses, menjadi mentor bagi
aktivitas siswa dan juga dibantu oleh sebuah rubrik yang dapat merekam
keseluruhan aktivitas yang penting.
5) Assess penilaian dilakukan menggunakan pendekatan assessment
authentic. Hal ini dilakukan agar setiap aktivitas siswa selama
menjalankan proyek dapat dihargai sebagai sebuah aktivitas bermakna.
6) Evaluate pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses
refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini
siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama
proses pembelajaran. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam
rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran sehingga pada
akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada pembelajaran.
18 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
x
65
Keuntungan Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
menurut Moursund, Bielefeldt, & Underwood (1997), yang meneliti sejumlah
artikel tentang proyek di kelas, yang dapat dipertimbangkan sebagai bahan
testimonial terhadap guru, terutama bagaimana guru menggunakan proyek dan
persepsi mereka tentang bagaimana keberhasilannya, seperti yang dikemukan
oleh Waras Khamdi, 2011. Keuntungan dari Project Based Learning adalah
sebagai berikut:
1) Meningkatkan motivasi. Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak
yang mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu,
berusaha keras dalam mencapai proyek.Guru juga melaporkan pengembangan
dalam kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa
belajar dalam proyek lebih fun daripada komponen kurikulum yang lain.
2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.Penelitian pada
pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan
perlunya bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah
dan perlunya untuk pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan dan
memecahkan masalah. Banyak sumber yang mendiskripsikan lingkungan
belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan masalah yang kompleks.
3) Meningkatkan kolaborasi, pentingnya kerja kelompok dalam proyek
memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan
komunikasi. Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi
19 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
x
66
online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif
yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena
sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif.
4) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi siswa
yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas yang
kompleks. Pembelajaran Berbais Proyek yang diimplementasikan secara baik
memberikan kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi
proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti
perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
2. Prestasi BelajarFisika
Prestasi belajar merupakan suatu gambaran dari penguasaan kemampuan
para peserta didik sebagaimana telah ditetapkan untuk suatu pelajaran tertentu.
Setiap usaha yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran baik oleh guru sebagai
pengajar, maupun oleh peserta didik sebagai pelajar bertujuan untuk mencapai
prestasi yang setinggi-tingginya.
Prestasi dalam kamus besar bahasa indonesia adalah hasil yang telah dicapai
dari penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai yang diberikan oleh guru. Kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha. Prestasi yang
dimaksud tidak lain adalah hasil yang dicapai dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa setelah mengalami proses belajar.
Prestasi dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat
memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia, khususnya manusia yang
20 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
x
67
berada pada bangku sekolah. Prestasi belajar semakin terasa penting untuk
dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:
a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai anak didik.
b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini
didasarkan asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini
sebagai tendensi keingintahuan (curiousity) dan merupakan kebutuhan umum
bagi manusia termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program
pendidikan.
c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak
didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan
sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi
pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan
indikatortingkat produktivitas pendidikan.Asumsinya adalah bahwa kurikulum
yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik.
Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat
dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. Asumsinya
adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan
pembangunan masyarakat.
21 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
x
68
e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
anak didik. Dalam proses belajar mengajar siswalah yang diharapkan dapat
menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan kurikulum.
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu
berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Perubahan tingkah
laku meliputi tingkah laku kognitif, afektif, psikomotor dan campuran.
Aspek-aspek kognitif berdasar taksonomi dari Benjamin S Bloom secara
garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Mengingat (remember), yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang
tersimpan dalam jangka panjang. Kemampuan internal berupa mengenali
dan mengungkapkan kembali.
2) Memahami (understand), yaitu membangun makna dari pesan
instruksional, termasuk lisan, tulisan, dan membaca grafik. Kemampuan
internal berupa penginterpretasian, menerangkan dengan contoh,
penggolongan, peringkasan, infering, membandingkan, dan menjelaskan.
3) Menerapkan (apply), yaitu menyelesaikan atau menggunakan suatu
prosedur pada situasi tertentu. Kemampuan internal berupa melaksanakan
dan menerapkan.
4) Menganalisis (analyze), yaitu menjabarkan bahan-bahan ke dalam bagian
utamanya dan menentukan hubungan antara satu dengan lainnya.
Kemampuan internal berupa pembedaan, pengaturan, dan menunjukkan.
22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
x
69
5) Mengevaluasi (evaluate), yaitu membuat penilaian-penilaian yang
didasarkan pada ukuran-ukuran atau patokan-patokan. Kemampuan
internal berupa pemeriksaan dan pengritikkan.
6) Membuat (create), yaitu menyusun kembali unsur-unsur kedalam suatu
polastruktur yang baru. Kemampuan internal berupa menggeneralisasi,
merencanakan, dan menghasilkan. Bagan Taksonomi dari Benjamin S
Bloom dapat kita lihat seperti di bawah:
Gambar 2. Aspek-aspek kognitif berdasar taksonomi dari Benjamin S
Bloom
Faktor-faktor afektif (aspek budi pekerti) secara garis besar dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1) Penerimaan (receiving), yaitu kesediaan untuk menyadari adanya suatu
fenomena di lingkungannya. Kemampuan internal berupa menunjukkan
perhatian dan mengakui perbedaan.
23 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
x
70
2) Tanggapan (responding), yaitu memberikan reaksi terhadap fenomena
yang ada di lingkungannya. Kemampuan internal berupa mematuhi
peraturan dan ikut serta secara aktif.
3) Penghargaan (valuing), yaitu berkaitan dengan harga atau nilai yang
diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian
berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang
diekspresikan ke dalam tingkah laku. Kemampuan internal berupa
menghargai pendapat dan menyepakati.
4) Pengorganisasian (organizing), yaitu memadukan nilai-nilai yang berbeda,
menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai
yang konsisten. Kemampuan internal berupa bertanggung jawab dan
membentuk sistem nilai.
Faktor-faktor keterampilan psikomotor secara garis besar dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1) Persepsi (perseption), yaitu penggunaan alat indera untuk menjadi
pegangan dalam membantu gerakan. Kemampuan internal berupa peka
terhadap rangsangan.
2) Kesiapan (set), yaitu kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk
melakukan gerakan. Kemampuan internal berupa berkonsentrasi dan
menyiapkan diri.
3) Respon terpimpin (guided respone), yaitu tahap awal dalam mempelajari
keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan
coba-coba. Kemampuan internal berupa meniru contoh.
24 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
x
71
4) Mekanisme (mechanism), yaitu membiasakan gerakan-gerakan yang telah
dipelajari sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap. Kemampuan
internal berupa berketerampilan.
5) Respon tampak yang kompleks (complex overt response), yaitu gerakan
motoris yang terampil di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang
kompleks. Kemampuan internal berupa berketerampilan secara lancar,
luwes, dan lincah.
6) Penyesuaian (adaptation), yaitu keterampilan yang sudah berkembang
sehingga dapat disesuaikan dalam berbagai situasi. Kemampuan internal
berupa menyesuaikan diri.
Prestasi belajar dinyatakan dengan skor hasil tes atau angka yang diberikan
guru berdasarkan pengamatanbelaka atau keduanya yaitu hasil tes serta
pengamatan guru pada waktu siswa melakukan proses pembelajaran. Jadi, prestasi
belajar fisika adalah kemampuan, ketrampilan, dan sikap seseorang yang dicapai
selama melalui suatu kegiatan belajar fisika.
3. Materi Pokok Massa Jenis
Materi pokok massa jenis merupakan salah satu materi pembelajaran fisika
di SMP Negeri2Gamping pada kelas VII F semester pertama. Materi pokok masa
jenis terdiri dari beberapa topik, antara lain: 1.Satuan massa jenis 2. Menentukan
massa jenis beberapa zat 3.Menentukan jenis zat dengan massa jenis
1. Satuan Massa Jenis
Massa jenis didefenisikan sebagai massa zat dibagi volumenya. Hal itu
berarti satuan massa jenis sama dengan satuan massa di bagi satuan volume.
25 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
x
72
Dalam SI satuan massa adalah kg dan satuan volumenya adalah m3. Jadi satuan
massa jenis adalah kg/m3 atau kgm-3.
Dalam sistem CGS, satuan massa adalah gram dan satuan volum adalah
cm3, maka satuan massa jenis adalah gram/cm3. Bagaimana perubahan nilai massa
jenis zat dari sistem SI dalam sistem CGS? coba cari hubungan yang ada! dengan
melihat di tabel yang terdapat dalam buku fisikamu.
2. Menentukan Massa Jenis Berbagai Zat
Untuk mengukur massa jenis sutu zat,terlebih dahulu diukur massa dan
volumnya. Selanjutnya massa jenis dihitung dengan rumus 휌 = .
a. Zat Padat
1). Zat padat yang bentuknya teratur
Massa zat diukur dengan neraca atau timbangan. Untuk mengukur volume
zat yang bentuknya teratur, misalnya kubus,balok dan selinder, caranya sangat
mudah. Ukur panjang sisi atau garis tengahnya dengan mistar atau jangka sorong.
Dengan mengunakan rumus dapat dihitung volume benda itu. Massa jenis dapat
diketahui dengan menghitung
2). Zat padat yang bentuknya tidak teratur
Untuk mengukur volume benda padat yang bentuknya tidak teratur
digunakan gelas ukur. Caranya adalah sebagai berikut
(1). Masukan sejumlah air ke dalam gelas ukur, misalnya sampai skala 50 ml
(2).Masukan benda yang akan diukur massa jenisnya. Catat kenaikan
permukaan air, misalnya 60 ml maka volum benda = 60 ml-50 ml = 10 ml
26 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
x
73
(1 ml =1 cc = 1 cm3).Jika massa benda 193 gram maka massa jenisnya :
= 19,3 g/cm3
b. Zat Cair
Massa jenis zat cair dapat diukur dengan mengunakan hidrometer.
Hidrometer dilengkapi dengan skala massa jenis dan pemberat agar posisi
hidrometer vertikal. Besar massa jenis ditunjukan oleh skala yang lurus atau datar
dengan permukaan zat cair. Semakin dalam hidrometer tercelup, menyatakan
semakin kecil massa jenis zat cair. Sebaliknya semakin dangkal hidrometer
tercelup, semakin besar massa jenis zat cair.
3. Menentukan Zat dengan Massa Jenis
Bagaimana cara menentukan nama zat berdasarkan massa jenisnya? Massa
jenis berbagai zat dapat dilihat seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Massa jenis beberapa zat.
No Nama Zat MassaJenis
Kg/m3 g/cm3
1 Udara 1,3 0,0013
2 Alkohol 790 0,79
3 Aluminium 2.700 2,7
4 Kayu Balsa 130 0,13
5 Darah (370 c) 1.060 1,06
6 Tulang 1.600 1,6
7 Karbon dioksida 2,0 0,002
Sumber: Adul Khalim dkk (2003:27).
27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
x
74
Dengan mengetahui massa jenis suatu zat, kita dapat menentukan jenis suatu
zat. Caranya adalah dengan mengukur massa dan volumnya, kemudian membagi
massa dengan volume sehingga diperoleh massa jenis. Dengan mencocokan nilai
massa jenis dalam tabel, dapat diketahui jenis zatnya, Misalnya sekelompok siswa
melakukan percobaan, dan diperoleh data seperti tabel berikut:
Tabel 2. Menentukan Massa Jenis Zat
Nama Benda Massa (g) Volum (cm3) Massa Jenis (g/cm3)
A
B
C
D
15,6
16,8
62,4
67,2
2
2
8
8
7,8
8,4
7,8
8,4
Sumber: Adul Khalim dkk (2003:30).
Dengan mencocokan nilai massa jenis sutu zat, kelompok siswa tadi dapat
mengetahui nama bendanya, yaitu A dan C adalah besi, sedangkan B dan D
adalah kuningan. Dari percobaan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Jenis zat dapat diketahui dari massa jenisnya.
2. Zat yang sejenis memiliki massa jenis yang sama.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan deskripsi dalam paparan pada bab ini maka dapat disusun
kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Fisika dalam pembelajaran atau pelaksanaan pendidikan tidak cukup hanya
memperhatikan dua aspek proses dan produk atau materi yang dikuasai siswa,
tetapi lebih dari itu, dalam aspek proses diharapkan dapat memunculkan
28 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
x
75
keterlibatan sikap ilmiah (scientific attitude) pada individu siswa. Proses ilmiah
yang dimaksud misalnya melalui pengamatan, eksperimen, dan analisis yang
bersifat rasional. Sedang sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur dalam
mengumpulkan data yang diperoleh. Mempelajari fisika akan bermakna manakala
pengetahuan dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Sehingga belajar lebih dari
sekedar proses menghafal dan memupuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana
pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa. Pengetahuan itu dapat
diperoleh ketika siswa melakukan aksi atau tindakan terhadap suatu rangsang,
maka siswa akan memperoleh pengalaman fisik. Dengan demikian proses
pembelajaran dapat mengaktifkan siswa (Student Centered) atau pembelajaran
akan berpusat pada aktivitas siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan
keberhasilan belajar siswa adalah dengan cara menggunakan model pembelajaran
yang dapat mengarahkan kepada keaktifan optimal belajar siswa atau yang lebih
banyak melibatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah model pembelajaran Project
Based Learning. Dalam model pembelajaran Project Based Learning siswa dilatih
untuk menemukan konsep-konsep dari aktivitas belajarnya dan mengetahui
bagaimana teori dan rumus-rumus diperoleh serta diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dengan digunakannya model pembelajaran Project Based Learning berarti
siswa memperoleh pengetahuan/konsep berdasarkan aktivitas belajar siswa
sehingga konsep akan tertanam kuat pada diri siswa dan kemampuan kognitif
siswa yang sesuai dengan standar kelulusan akan tercapai. Kegiatan merancang
29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
x
76
percobaan yang dilakukan dapat mengaktifkan siswa dan menciptakan
pembelajaran menarik, sehingga keterampilan psikomotor dan afektif siswa akan
berkembang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa prestasi belajar siswa pada
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik akan meningkat. Besarnya
peningkatan prestasi siswa dapat dinyatakan dengan angka yang ditunjukkan oleh
kemampuan kognitif siswa diperoleh dari hasil post test,
Model pembelajaran Project Based Learning yang akan dilakukan pada
penelitian ini, dengan cara guru memberi proyek pada siswa berupa merancang
percobaan pada materi pokok massa jenis. Pembelajaran ini diawali dengan
pemberian pre test yang berfungsi untuk merangsang pengetahuan awal siswa dan
sebagai gambaran terhadap materi yang akan dipelajari, kemudian guru memberi
sebuah LKS yang berisi proyek dan tugas berupa pertanyaan inquiry.Siswa
merancang percobaan untuk mencari jawaban dari pertanyaan inquiryyang tertulis
pada LKS. Pertanyaan inquiry itu berisi pertanyaan yang menuntun kearah
konsepmassa jenis dan bisa dijawab apabila siswa merancang percobaan.
Kemudian hasil kerja proyek siswa dipresentasikan dan didiskusikan agar
mendapat konsep materi yang benar dan diakhiri dengan post test untuk menjaring
kemampuan kognitif siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Dengan
demikian siswa memperoleh konsep dan melihat aplikasinya dengan aktivitas
belajarnya melalui proses ilmiah, sehingga konsep tersebut didapat tidak sekedar
ditampilkan dalam bentuk teori dan rumus yang bersifat text book. Secara ringkas
langkah pembelajaran Project Based Learning meliputi: essensial
question(pertanyaan essensial),plan(perencanaan), schedule(menyusun jadwal),
30 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
x
77
monitor (monitoring), asses (penilaian), dan evaluated (evaluasi). Oleh sebab itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna meningkatkan prestasi belajar
siswa kelas VII F SMPNegeri 2 Gamping melalui model pembelajaran Project
Based Learning khususnya pada materi pokok massa jenis.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian teori dan kerangka berpikir, dapat dimunculkan suatu
hipotesis bahwa model pembelajaran Project Based Learning yang digunakan
dalam pembelajaran fisika di kelas VII F SMP Negeri2 Gamping dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
D.Indikator Keberhasilan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
memperbaiki kondisi pembelajaran, dalam hal ini prestasi belajar siswa kelas VII
F SMPNegeri2Gamping. Oleh karena itu indikator keberhasilan penelitian ini
ditandai dengan adanya peningkatan prestasi belajar siswasetelah menggunakan
model Project Based Lerning. Indikator keberhasilan yaitu terpenuhinya batas
kriteria kelulusan minimal (KKM) yang berlaku disekolah yaitu mencapai skor
7.0.
31 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
x
78
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Model penerapan desain dari penelitian tindakan kelas (classroomaction
research) digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor antara siswa dengan pendekatan kerja laboratorium real.
Penelitian ini berbentuk eksperimen, dalam rancangan ini, pengambilan subjek
tidak dilakukan secara acak, melainkan secara group. Menurut Nana Syaodih dan
Sukmadinata (2006:208) pengambilan kelompok pada kelas tidak dilakukan
secara acak, akan tetapi dengan mengambil satu karakteristik saja. Rancangan
dipilih karena selama eksperimen tidak memungkinkan untuk mengubah kelas
yang telah ada.
Tes hasil belajar ranah kognitif siswa digunakan dua kali pada penelitian ini.
Pre test bertujuan untuk mengetahui kemampuan kognitif awal siswa.
Kemampuan awal kognitif ini dibutuhkan untuk dapat melakukan tindakan pada
kelompok eksperimen. Post testbertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa pada
ranah kognitif setelah dilakukan tindakan.
B. Perencanaan (planning)Tindakan
Dalam mengatasi masalah yang ingin dicapai melalui penelitian tindakan
ini, rancangan yang dipilih adalah tindakan penerapan Project Based Learning.
Adapun langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan tindakan, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
x
79
a) Analisis kondisi awal siswa.
b) Penyusun langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek.
c) Penyusunan instrumen observasi.
d) Memberi pre test, dan post test.
e) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat dilihat
pada lampiran 1 sesuai dengan model pembelajaran berbasis
proyek, dan pembagian kelompok untuk mengerjakan proyek.
b. Implementasi atau pelaksanaan tindakan yang meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a) Pembelajaran dilakukan satu siklus dalam 2 pertemuan yaitu
pertemuan pertama pada sabtu 01 Oktober 2011 dengan alokasi
waktu 2 x 40 menit pertemuan. Sedangkan pertemuan kedua pada
sabtu 08 Oktober 2011 dengan alokasi waktu 2 X 40 menit.
b) Kegiatan belajar berkelompok mengunakan laboratorium.
c) Setiap kelompok menjawab permasalahan yang disediakan pada
lembar LKS sebagai pertanyaan inkuiri.
d) Pada akhir siklus, guru melakukan tes tertulis berupa post test.
e) Tes tertulis bersifat individu.
Adapun rincian proses belajar (skenerio) yang dirancang adalah
memberi penekanan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a) Pembelajaran dilakukan dengan mengunakan laboratorium fisika.
b) Kegiatan belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman nyata
siswa.
33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
x
80
c) Kegiatan belajar siswa adalah kegiatan mengalami. Dalam kegiatan
ini siswa berproses secara aktif dengan hal yang dipelajari melalui
eksperimen dan percobaan di laboratorium.
d)Kegiatan belajar menekan pada proses mendemonstrasikan
pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya.
Kegiatan belajar adalah merupakan proses kolaboratif dan
kooperatif melalui belajar berkelompok, komunikasi interpersonal.
e)Kegiatan belajar adalah menekan pada terwujudnya kemampuan
memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.
c. Observasi berupa pemantuan dan evaluasi tindakan untuk mengumpulkan
berbagai data yang diperlukan untuk mengevaluasi hasil-hasil tindakan
dalam upaya pemecahan masalah.
d. Refleksi dan evaluasi tindakan yang akan dilakukan untuk mengevaluasi
sejauh mana permasalahan sudah dapat dipecahkan, dan untuk
menentukan apakah diperlukan tindakan berikutnya dalam siklus
berikutnya (ke-dua) agar permasalahan dapat dipecahkan dengan hasil
sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
C. Subjek Penelitian
Berdasarkan hasil diskusi yang telah dilakukan dengan guru mata pelajaran
fisika maka yang akan dipilih sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas VII F
di SMP Negeri 2 Gamping sebanyak 36 siswa .Pemilihan tersebut dilakukan atas
pertimbangan bahwa siswa kelas VII F cenderung pasif pada saat dilakukan
pembelajaran fisika. Selain itu, dari pihak guru sendiri merasa kesulitan dalam
34 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
x
81
mengembangkan pembelajaran yang efektif dan efisien khususnya pada pokok
bahasan massa jenis.
D. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Gamping. Dipilihnya setting
penelitian di SMP Negeri 2 Gamping, karena lembaga ini belum menerapkan
pembelajaran berbasis laboratorium dan siswa yang belum belajar aktif, informasi
ini peneliti peroleh dari wawancara dengan guru fisika bapak Sugiyarto.
Pelaksanaan penelitian pada siswa kelas VII F semester ganjil tahun ajaran
2011/2012 pada bulan September-Oktober.
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
1.1.Penilaian test kognitif (soal pre test dan post test)
Instrumen test kognitif digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif
yang meliputi pre test dan post test dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4. Pre
test dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sedangkan
post test digunakan untuk mengetahui besar peningkatan prestasi belajar
siswa menggunakan model pembelajaran Project Based Learning.
1.2.lembar evaluasi pembelajaran.
Lembar evaluasi ini diberikan pada siswa pada akhir proses pembelajaran.
Lembar ini berisi refleksi serta pengungkapan perasaan dan pengalaman
siswa selama proses pembelajaran. Hasilnya digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan tindakan pada pembelajaran selanjutnya.
35 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
x
82
1.3.Dokumentasi berupa foto-foto.
Peneliti juga bisa mendapatkan data lewat dokumen yang berupa foto-foto
sebagai rekaman untuk mendukung kelengkapan dalam penjelasan untuk
pembahasan analisis pristiwa atau kejadian dalam suatu penelitian, sumber
Suparno (2008:58).
2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini melibatkan satu kelas yang diberlakukan proses pembelajaran
fisika menggunakan model pembelajaran Project Based Learning. Adapun cara
pengambilan data meliputi:
a. Pemberian pre test pada awal pertemuan dengan tujuan untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa.
b. Pemberian post test pada akhir pertemuan yang berfungsi untuk mengetahui ada
tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa.
c. Lembar evaluasi untuk mengetahui pendapat siswa tentang berlangsungnya
pembelajaran menggunakan model Project Based Learning maka digunakan
lembar evaluasi pembelajaran dalam bentuk angket.
d. Dokumentasi berupa foto-foto akan dikumpulkan dalam bentuk rekaman gambar
pada saat proses belajar mengajar di dalam kelas berlangsung.
3. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif
kualitatif.
36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
x
83
Untuk kuantitatif datanya diperoleh dari hasil pekerjaan siswa yang berupa
pre test, post test yang diolah dengan cara uji t statistik dan hasil perhitungannya
akan ditampilkan dalam bentuk diagram dan tabel.
Untuk kualitatif datanya diperoleh dari lembar evaluasi siswa yang berupa
angket dandokumentasi yang berupa foto-foto. Lembar evaluasi siswa akan
diolah dengan cara mengelompokan jumlah item yang dipilih siswa sedangkan
untuk dokumentasi foto akan menjadi alat rekaman kegiatan yang terjadi dan
menjadi alat bukti untuk pembahasan.
37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
x
84
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Situasi Lokasi Dan Deskripsi Tahap Awal Penelitian
1. Situasi dan Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 2 Gamping yang
beralamat di Jl. Trihanggo Gamping Sleman, Telp. (0274)6415174. Letak sekolah
ini cukup strategis berada diantara komplek perumahan warga, tidak jauh dari
jalan raya, dan jauh dari keramaian sehingga sangat mendukung dalam kegiatan
pembelajaran.
SMP Negeri 2 Gamping terdiri dari tiga tingkatan kelas yaitu kelas VII,
kelas VIII dan kelas IX yang masing-masing tingkatan terdiri dari enam kelas
paralel. Penelitian ini diambil sampel kelas VII F yang terdiri dari 36 siswa yaitu
18 laki-laki dan 18 perempuan. Kolaborasi dengan guru fisika VII F diperoleh
gambaran bahwa guru mau bekerjasama dengan pihak lain (peneliti) demi
kemajuan sekolah dan peningkatan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan observasi awal kondisi gedung sekolah terdapat fasilitas taman
dan lapangan. Fasilitas pembelajaran yang tersedia berupa laboratorium komputer,
laboratorium IPA, ruang musik, dan ruang keterampilan. Adapun dalam
laboratorium IPA sarana dan prasarana pembelajaran fisika, terdapat alat-alat
yang rusak seperti neraca ohaus, alat optik, dan alat-alat listrik. Perawatan alat-
alat praktikum dan penempatan alat laboratorium kurang tertata secara urut dan
rapi. Berdasarkan informasi dan pengamatan disebabkan belum adanya tenaga
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
x
85
laboran yang membantu mengatur dan membersihkan peralatan serta
ruangan laboratorium tersebut.
2. Deskripsi Observasi Tahap Awal
Observasi awal ini sebagai langkah pra survei terhadap pembelajaran fisika
dikelas. Hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan terhadap guru fisika
dengan bapak Sugiyarto dan siswa kelas VII F diperoleh gambaran tentang
pembelajaran fisika sebelum penelitian dilaksanakan.
Pembelajaran yang berlangsung dikelas cenderung terpusat pada peran aktif
guru (Teacher Centered) dengan menggunakan metode ceramah yang kurang
melibatkan partisipasi aktif siswa. Para siswa hanya diam dan mendengarkan
pengetahuan yang disampaikan oleh guru.
Siswa juga mengaku bahwa proses pembelajaran yang biasa diterapkan
hanya bersifat teks book dan dominasi ceramah, sehingga menimbulkan
kebosanan dan terkesan bahwa pembelajaran fisika sulit dan menuntut
penghafalan rumus-rumus belaka tanpa tahu maknanya. Para siswa menginginkan
pembelajaran yang beda dari biasanya dan yang memudahkan siswa dalam
memahami materi yang diajarkan sehingga belajar fisika tidak sekedar menghapal
rumus, sebagai contoh praktikum di laboratorium.
Guru juga mengakui bahwa siswa cenderung pasif di dalam kelas, tidak
pernah memberi proyek pada siswa, tidak pernah melaksanakan pembelajaran
dengan metode selain ceramah serta guru belum terbiasa memberi kesempatan
kepada siswa untuk melakukan percobaan dan belajar dari aktivitasnya sendiri.
39 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
x
86
Selain itu berdasarkan pre testyang dilakukan oleh peneliti pada awal
pertemuanmenunjukkan bahwa siswa kelas VII F memiliki kemampuan kognitif
rendah, dengan rata-rata kelas sebesar 49,13 untuk memahami konsep awal materi
massa jenis. Model pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa belum dapat
dilaksanakan dengan baik, kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran fisika
yang disediakan sekolah terutama alat-alat laboratorium menjadi alasan guru tidak
dapat mengemas dan mengembangkan pembelajaran fisika yang menantang
sehingga siswa tidak merasa bosan dan siswa terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran.
Untuk memperbaiki kondisi tersebutguru menyarankanagarditerapkan
modelpembelajaranyangdapatmengaktifkanperan aktif siswa dengan
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada.Sebagai contoh melaksanakan
percobaan dengan peralatan sederhana.
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru fisika dan siswa kelas
VII Fdapat disimpulkan bahwa kelas tersebut memerlukan pengembangan model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa melalui percobaan atau praktikum.
Berdasarkan teori yang ada salah satu model pembelajaran yang sesuai
dengan situasi itu adalah model pembelajaran Project Based Learning. Model
pembelajaran Project Based Learningyang diterapkan berupa merancang
percobaan, kegiatan percobaan dilaksanakan dengan memanfaatkan peralatan
sederhana yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti sebelumnya. Pembelajaran
yang dilakukan akan melibatkan kreativitas siswa, keterampilan psikomotorik,
dan keterampilan afektif (minat).
40 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
x
87
B. Paparan Proses Penelitian
1. Perencanaan siklus I
Proses pengambilan dan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada 01 Oktober 2011
diadakan pre test dan pertemuan kedua pada 08 Oktober 2011 diadakan proyek,
evaluasi, presentasi dan post test. Hal ini dilakukan dengan harapan tindakan yang
dilaksanakan akan mencapai hasil yang maksimal. Materi pokok yang digunakan
dalam penelitian ini adalah massa jenis. Pada setiap pertemuan dilaksanakan
kegiatan sebagai proyek pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan maka
pembelajaran menggunakan model Project Based Learning, peneliti bekerjasama
dengan guru mata pelajaran merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
Pertama menentukan materi yang akan disampaikan dalam kegiatan pembelajaran.
Materi pokok yang disampaikan tentang massa jenis yang terdiri dari topik massa
jenis zat padat, massa jenis zat cair, dan pengukuran bentuk benda tidak beraturan.
Kemudian membuat instrumen sesuai dengan model pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Instrumen pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat
pembelajaran, lembar penilaian kognitif berupa pre test, post test,lembar evaluasi
siswa dan dokumentasi berupa foto-foto. Perangkat pembelajaran sebelumnya
telah dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran dan dosen pembimbing
sehingga layak untuk mengambil data.
Proses belajar mengajar dilaksanakan dengan cara membagi siswa dalam
enam kelompok, setiap kelompok terdiri dari enamsiswa. LKS yang digunakan
41 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
x
88
sedemikian rupa sehingga menuntut siswa untuk menemukan konsep melalui
pertanyaan inquiry yang ada pada LKS siklus I melalui aktivitas belajarnya.
Penerapan pembelajaran dengan model Project Based Learning dalam penelitian
ini dilakukan oleh peneliti karena guru mata pelajaran menginginkan suatu contoh
pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII F.
2. Tindakan Siklus I
Sebelum melaksanakan tindakan pada siklus I, peneliti menyampaikan
kepada siswa bahwa pembelajaran yang akan dilaksanakan menggunakan model
Project Based Learning berupa merancang percobaan di laboratorium. Siswa
terlihat senang ketika mendengar akan melaksanakan percobaan di labotorium.
Hal ini karena siswa sudah bosan dengan kegiatan pembelajaran fisika yang biasa
dilakukan dan siswa tidak pernah diajak melaksanakan percobaan.
Kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan dengan metode eksperimen
dan metode diskusi selama dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama pada hari
sabtu 01 Oktober 2011 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Dan pertemuan kedua
pada hari sabtu 08 Oktober 2011 dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Mengapa
pelaksanaan satu siklus ini bisa dilaksanakan sampai dua kali pertemuan, karena
keterbatasan waktu dari pihak sekolah. Pada pertemuan pertama waktu yang
teralokasi peneliti gunakan untuk melakukan pre test10 menitdan pembagian
kelompok selama 10 menit, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan tentang
proyek massa jenis zat padat dilaksanakan selama 15 menit.Penjelasantentang
massa jenis zat cair dilaksanakan selama 15 menit, penjelasantentang pengukuran
bentuk benda yang tidak beraturan selama 10 menit serta latihan pengerjaan soal-
42 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
x
89
soal tentang massa jenis selama 10 menit dan 10 menit terakhir siswa terlibat
mendiskusikan rencana proyek yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua
yaitupada hari Sabtu tanggal 08 Oktober 2011 selama 2 x 40 menit, dengan
rincian waktu untuk penyelesaian proyek selama 40 menit, presentasi hasil dan
pembahasan dilaksanakan pada pertemuan itu selama 20 menit hanya perwakilan
kelompok saja yang dapat mempresentasikan hasil kerja proyek karena
keterbatasan waktu, dan 20 menit pelajaran terakhir dilaksanakan post test.
Pembelajaran yang dilakukan diamati oleh peneliti. Adapun yang menjadi fokus
dalam pengamatan tersebut adalah mengamati keterampilan psikomotorik dan
afektif siswa pada saat melaksanakan proyek berupa merancang percobaan, dan
kejadian-kejadian lain yang berkaitan dengan jalannya kegiatan pembelajaran
yang dilakukan. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus I ini meliputi:
1) Questions
Pada tahap ini guru merangsang pengetahuan awal siswa melalui pemberian
pre test selama 10 menit. Setelah selesai pre test siswa mengumpulkan
pekerjaannya pada peneliti. Adapun pertanyaan pre test yang diberikan untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa adalah sebagai berikut : Mengapa kubus besi
pejal 1 cm3 tenggelam ketika kita masukan dalam air? Jelaskan menurut
pendapatmu mengapa minyak dan air terpisah ketika kita campurkan dalam botol
meskipun dikocok? Jelaskan menurut pendapatmu.
2) Plan
Pada tahap perencanaan ini, pembagian kelompok 10 menit dan penjelasan
materi massa jenis untuk topik zat padat 15 menit, topik massa jenis zat cair 15
43 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
x
90
menit, pengukuran benda tidak beraturan 10 menit dan latihan soal-soal 10 menit
dan 10 menit terakhir pada pertemuan pertama terlihat aktivitas siswa menyusun
rencana yang akan dilakukan untuk menyelesaikan proyek yang telah ditugaskan.
Agar siswa mengetahui aktivitas yang akan dilakukan, guru memberikan
penjelasan tentang skenario pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan indikator
pembelajaran yang akan dicapai. Proyek pembelajaran yang diberikan berupa
merancang percobaan. Sebagai panduan proses pembelajaran, guru membagikan
LKS yang berisi proyek dan pertanyaan inquiry. Siswa membaca LKS yang telah
dibagikan persiswa dan berdiskusi sesama anggota kelompok untuk melaksanakan
proyek yang ada pada LKS. Pada saat proses diskusi tidak semua siswa
melakukannya. Setiap kelompok hanya dua atau tiga siswa yang melakukan
diskusi, siswa lainnya ada yang mengobrol danhanya diam sehingga terlihat
bahwa kerjasama antar anggota kelompok masih kurang.
Gambar 3. Siswa masih bingung untuk mengerjakan proyek
Meskipun sudah diberi kesempatan diskusi untuk merencanakan proyek,
para siswa masih mengalami kebingungan terhadap aktivitas yang akan mereka
lakukan sehingga peneliti banyak membimbing dan memancing-mancing siswa
44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
x
91
agar dapat menemukan caranya sendiri untuk merancang percobaan yang
dijadikan proyek dapat dilihat pada gambar 3di atas.
3) Schedule
Agar waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek pada siklus I
efisien,guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas untuk
melaksanakan proyek.Jadwal aktivitas itu meliputi dua pertemuan. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 01 Oktober 2011 selama 2 jam
pelajaran atau 80 menit, dengan rincian siswa melakukan pre test10 menit dan
pembagian kelompok selama 10 menit, kemudian dilanjutkan dengan
penjelasantentang proyek massa jenis zat padat dilaksanakan selama 15 menit,
penjelasantentang massa jenis zat cair dilaksanakan selama 15 menit dan
penjelasantentang pengukuran bentuk benda yang tidak beraturan selama 10
menit, latihan soal-soal massa jenis 10 menit dan 10 menit terakhir siswa dalam
kelompok merencanakan proyek yang akan dibuat untuk pertemuan kedua.Pada
pertemuan kedua hari Sabtu08 Oktober 2011 selama 2 x 40 menit,dengan rincian
waktu dilaksanakan penyelesaian proyek selama 40 menit. Presentasi hasil dan
pembahasan dilaksanakan pada pertemuan itu selama 20 menit hanya perwakilan
kelompok saja yang dapat mempresentasikan hasil kerja proyek karena
keterbatasan waktu, dan 20menit pelajaran terakhir dilaksanakan post test.
4) Monitor
Pada tahap monitoring, guru bertanggung jawab mempersiapkan peralatan
yang dibutuhkan selama proses pembelajaran. Dalam hal ini guru menyediakan
alat-alat percobaan yang digunakan untuk merancang ketiga percobaan pada LKS,
45 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
x
92
yaitu percobaan massa jenis pada zat padat peralatan yang disediakan adalah
kubus besi pejal, kubus aluminium pejal dan neraca ohaus dan pengaris.
Tujuannya untuk membuktikan adanya perbedaan massa jenis antara dua benda
yang berbeda.Percobaan massa jenis zat cairperalatan yang disediakan adalah
gelas kimia, air, minyak kelapa dan botol. Tujuannya untuk menunjukkan massa
jenis zat cair. Kegiatan yang terakhir yaitu bentuk benda tidak beraturan peralatan
yang dibutuhkan adalah air, gelas ukur, pengaris, neraca ohaus. Tujuannya untuk
mengukur volume benda yang bentuknya tidak beraturan.
Selain itu peneliti juga bertanggung jawab menjadi fasilitator bagi aktivitas
siswa, dalam hal ini peneliti memantau, mendorong, dan membantu siswa ketika
mengalami kesulitan terhadap semua aktivitas belajarnya. Para siswa terlihat
kurang memahami proyektentang massa jeniszat padat,massa jenis zat cair,
danpengukuran bentuk benda tidak beraturan.
Peralatan yang digunakan pada proyekmasa jenis zat padat adalah benda
besi pejal, aluminium dan neraca. Benda yang berbeda jenis dan sama volumenya
digunakan untuk mengetahui massa jenis suatu benda yang dihasilkan. Dengan
mengukur volumenya yang samadan massa benda yang berbeda kemudian
melakukan perhitungan dengan rumus massa jenis ρ = . Benda dengan massa
yang lebih besar menunjukkan besarnya massa jenis yang dihasilkan, semakin
kecil massa suatu benda maka semakin kecil massa jenis suatu benda. Untuk
mengetahui hubungan massa jenis suatu zat cair yaitu antara air dan minyak
kelapa, maka minyak kelapa dan air dicampurkan dalam satu wadah kemudian
dikocok, dengan mengamati air dan minyak kelapa dalam gelas kemudian
46 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
x
93
didiamkan beberapa menit terjadilah perbedaan campuran posisi minyak kelapa
berada diatas permukaan air sedangkan air berada dibawah permukaan minyak
kelapa dengan memahami konsep massa jenis ternyata minyak goreng massa
jenisnya lebih kecil dibandingkan dengan air.
Gambar 4. Siswa mempelajari pertanyaan penuntun pada LKS
Setelah kegiatan selesai, siswa menjawab pertanyaan inqury yang ada pada
LKS. Pada kegiatan ini siswa masih terlihat kebingungan sehingga guru masih
membimbing dan memancing-mancing dalam merancang percobaan dan
menjawab pertanyaan inquiry dapat dilihat pada gambar 4 di atas.
Gambar 5. Siswa mengukur dan mencatat data hasil eksperimen
47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
x
ix
Siswa mengukur beberapa massa kubus, mengunakan neraca ohaus untuk
mengetahui massa jenis dari kubus besi dan aluminium. Meskipun siswa sudah
mulai terbiasa merancang percobaan siswa masih mengalami kesulitan melakukan
pengukuran massa jenis benda menggunakan neraca ohaus sehingga waktu
dibutuhkan lebih banyak untuk membimbing mereka. Untuk mengatasinya
peneliti harus menerangkan terlebih dahulu cara mengukur massa jenis benda
menggunakan neraca ohaus. Selanjutnya siswa baru merancang percobaanyaitu
dengan menimbang massa kubus besi, aluminium dan bentuk besi yang tidak
beraturan. Pada kegiatan ini siswa sudah mulai menikmati kegiatan percobaan dan
dilihat dari raut muka siswa terlihat senang mengikuti pembelajaran dengan model
ini. Setelah selesai kegiatan percobaan siswa berdiskusi menjawab pertanyaan
inquiry pada LKS, kegiatan ini dapat diamati pada gambar 5 di atas.
Gambar 6. Siswa mendiskusikan pertanyaan pada LKS
Pada diskusi kelompok untuk pertanyaan pada LKS ini masih banyak siswa
yang bertanya pada peneliti cara merancang percobaan sehingga peneliti harus
membimbing dan memancing-mancing siswa untuk menemukan sendiri cara
merancang percobaan melalui aktivitasnya. Hal itu disebabkan para siswa belum
48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
x
x
bisa memanfaatkan kesempatan diskusi untuk merencanakan percobaan dan
kerjasama dalam kelompok masih kurang dapat dilihat pada gambar 6 di atas.
Gambar 7. Siswa Mempresentasikan Hasil Proyek
Presentasi hasil dilaksanakan setelah proses merancang percobaan selesai
dan pertanyaan inqury yang ada pada LKS selesai dikerjakan. Kegiatan ini guru
memberi kebebasan kepada para siswa yang akan mempresentasikan dengan
mengacungkan jari terlebih dahulu. Tidak semua siswa yang presentasi atas
inisiatif sendiri tetapi karena ditunjuk guru hal ini karena kebanyakan siswa tidak
percaya diri terhadap pekerjaannya dan ada sebagian siswa yang presentasi tetapi
tidak maju kedepan kelas dapat dilihat pada gambar 7 di atas.
Untuk menyamakan konsep materi pembelajaran guru dan siswa melakukan
diskusi tanya-jawab dengan tujuan mengevaluasi dan meluruskan konsep yang
masih salah serta guru memberikan informasi tambahan mengenai materi yang
tidak terdapat dalam percobaan. Guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan
hasil diskusi yang mengarah pada konsep fisis, yaitu dengan cara memancing
49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
x
xi
siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada konsep fisisnya dan
siswa yang menjawabnya.
Selanjutnya guru menghadirkan kembali pertanyaan diawal yaitu Mengapa
kubus besi pejal 1cm3 tenggelam ketika kita masukan dalam air? Jelaskan
menurut pendapatmu? Mengapa minyak dan air terpisah ketika kita campurkan
dalam botol meskipun dikocok? Jelaskan menurut pendapatmu. Kemudian
dilakukan diskusi untuk pemecahannya dengan cara mengaitkan konsep materi
yang telah dipelajari. Guru juga memberi kesempatan siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum dipahami. Setelah tidak ada pertanyaan dari siswa,
guru membagikan soal post test untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep
siswa.
5) Assess
Penilaian dilakukan dengan dengan memberi tes. Pre test digunakan untuk
mengetahui pemahaman awal sedangkan post test untuk mengetahui hasil akhir
setekah adanya tindakan. Hasil pre test rata-rata 49,13 dan post test rata-rata 72,48
dengan selisih 24,35 menjadi bahan penilaian proses pembelajaran untuk
mengukur ada tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa, Kemudian yang
menjadi acuan mutlak apakah model pembelajaran dengan Project Based
Learning dapat meningkatkan prestasi belajar fisika siswa dengan cara melihat
nilai perbandingan antara nilai Post test dengan nilai KKM yang ditetap oleh
sekolah, jika nilai post test ≥ nilai KKM sekolah maka model Project Based
Learning dapat dikatakan meningkatan prestasi belajar fisika siswa SMP Negeri 2
Gamping sedangkan jika nilai post test lebih kecil dari nilai KKM sekolah maka
50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
x
xii
model Project Based Learning tidak dapat meningkatan prestasi belajar siswa.
Dengan melihat nilai rata-rata post test yang peneliti peroleh ≥ KKM adalah 72,48
maka dapat dikatakan bahwa model Project Based Learning dapat meningkatkan
presatasi belajar fisika siswa. Sedangkan lembar evaluasi dan dokumen berupa
foto-foto sebagai data kualitatif untuk pembahasan.
6) Evaluate
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan evaluasi dan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan dengan cara siswa diminta untuk mengisi lembar evaluasi pembelajaran
yang berisi tentang ungkapan perasaan dan pengalaman siswa selama mengikuti
proses pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 5. Dari lembar evaluasi tersebut
diketahui bahwa siswa senang dengan model pembelajaran project based learning
dan siswa meminta agar jika diadakan siklus berikutnya guru mau menerangkan
lebih jelas materi yang dipelajari karena siswa merasa belum mantap terhadap
materi yang dikuasai.
Proses refleksi juga dilakukan dengan cara melakukan diskusi antara guru
peneliti dan guru mata pelajaran. Dari diskusi tersebut diperoleh bahwa proses
pembelajaran pada siklus ini sudah terjadi proses belajar mengajar yang baik dan
sudah terlihat bahwa siswa mau belajar, bekerjasama dalam kelompok dan terlibat
langsung dalam proses belajar mengajar mereka berani melakukan eksperimen
dengan merancang percobaaan sebagai proyek. Untuk lebih meningkatkan
kerjasama dalam melakukan proyek maka guru terus memotivasi dan
membangkitkan semangat siswa.
51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
x
xiii
3. Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil kolaborasi antara peneliti dan guru mata pelajaran, serta
hasil evaluasi proses pembelajaran yang diungkapkan siswa didapatkan hasil
refleksi sebagai berikut:
1) Siswa tertarik dengan model pembelajaran Project Based Learning berupa
merancang percobaan yang dilakukan.
2) Siswa tidak merasa canggung dan bingung ketika merancang percobaan
dan diskusi setelah mendapat bimbingan dan pengarahan dari guru.
3) Kerjasama antarsiswa dalam mengerjakan proyek berupa merancang
percobaan sudah terjalin dan sudah bisa menjawab pertanyaan pada LKS
yang dapat dilihat pada lampiran 2 sehingga hasilnya dapat dipresentasikan
kepada teman-teman satu kelas dan kepada peneliti.
4) Peneliti sudah tegas sehingga tidak terlihat ada siswa yang ramai dan
berbicara sendiri.
4. Penghentian Siklus
Penghentian siklus dilakukan karena dari pihak sekolah menyediakan waktu
yang sangat terbatas untuk melakukan penelitian khususnya materi massa jenis
selebihnya alokasi waktu dari pihak sekolah akan digunakan untuk materi
pelajaran yang lain. Adapun hal lain yang menjadi alasan mengapa siklus ini
dihentikan karena dengan melihat dan menganalisis hasil tindakan pada siklus I,
dapat diketahui bahwa pada siklus ini telah terjadi peningkatan prestasi belajar
fisika mereka, hal ini dilihat dari aspek kognitif dengan rata-rata nilai post test
siswa mencapai 73,48 yang artinya nilai post tes lebih besar dari pada nilai
52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
x
xiv
KKM yang telah dicapai sekolah selama ini yaitu 70. Dengan tercapainya
hasil belajar siswa sebagaimana telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran atau tindakan yang telah dilakukan dapat meningkatkan
prestasi belajar fisika siswa, dan hasil ini membuktikan bahwa penerapan model
pembelajaran Project Based Learning berupa merancang percobaandapat
meningkatkan prestasi belajar fisika siswa karena telah terjadi peningkatan
prestasi maka dengan demikian tindakan penelitian dihentikan.
5. Hasil-hasil Penelitian (Pre test dan Post test)
Gambar 8. Grafik nilai rata-rata tes kognitif siswa
Salah satu untuk menunjukkan indikator keberhasilan produk pembelajaran
yaitu melalui penilaian siswa dari aspek kognitif yang meliputi pre test dan post
test. Pre test menunjukkan kemampuan awal siswa mengenai materi yang akan
dipelajari dan post test menunjukkan penguasaan konsep fisika yang telah
dikuasai siswa setelah diberi tindakan tabel pengolahan data dapat dilihat pada
lampiran 6.
49,13
72,48
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2pre tes post tes
53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
x
xv
Hasil rata-rata pre test sebesar 49,13 dan rata-rata post test sebesar 73,48
dengan kenaikkan pre test ke post test sebesar 24,35 poin setelah diberi tindakan.
Berdasarkan hasil rata-rata grafik pre test dan post test di atas dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan prestasi
belajar fisika siswa. Nilai persentase dari 23 sampel yang diolah, 20 sampel siswa
memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM sekolah), yang artinya jika dihitung dalam
persentase adalah 86,96 %. Hasil tersebut dapat dilukiskan seperti pada gambar
grafik 8 di atas. Hasil rata-rata pre test dan post test di atas didukung dengan uji t.
Adapun hasil perhitungan uji t ditampilkan pada tabel 3.
TABEL 3. UJI T Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretes 49.13 23 20.430 4.260
Posttes 73.48 23 10.492 2.188
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 pretes & posttes 23 .407 .054
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 pretes -
posttes
-24.348 18.787 3.917 -32.472 -16.224 -6.215 22 .000
54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
x
xvi
Berdasarkan tabel uji t di atas dapat disimpulkan bahwanilait = -6.215,
p{sig.(2-tailed)} = .000 < α = .05; maka signifikan. Berarti post test lebih baik
dari pada pre test. Maka model Project Based Learningdapat meningkatkan
prestasi belajar fisika siswa kelas VII F SMP Negeri 2 Gamping.
6. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan dari hasil penelitian di atas maka untuk melihat ada tidaknya
peningkatan prestasi belajar fisika siswa terutama mengunakan model Project
Based Learning, peneliti mengunakan data instrumen pre test dan post test dari
hasil penelitian yang diperoleh. Pada soal pre test dan post test peneliti membuat
berbeda kapasitas misalnya pertanyaan pada pre test lebih kepada pertanyaan
konsep dasar massa jenis sedangkan untuk soal post test pertanyaan lebih kepada
analisis dan evalusai dari konsep materi massa jenis itu sendiri dengan tujuan
untuk mengetahui apakah pemahaman mereka tentang massa jenis benar-benar
ada perubahan atau tidak. Dari gambar grafik 8 di atas dapat dinyatakan bahwa
model Project Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar fisika siswa
dengan melihat nilai pre test 49,13 dan nilai post test 73,48 dengan selisihatau
kenaikan antara keduanya sebesar 24,35 setelah mengalami tindakan. Kemudian
didukung tingkat persentase dari 23 sampel siswa 20 siswa memperoleh nilai
rata-rata di atas 70 sebesar 80,96% dari data ini artinya bahwa model Project
Based Learning dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar fisika
siswa.
Untuk mencapai peningkatan prestasi belajar mereka ada hal-hal baik yang
terjadi dalam proses belajar mengajar misalnya mereka mau bertanya kepada
55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
x
xvii
peneliti ketika mereka bingung untuk melakukan proyek dalam merancang
percobaan, mereka mau bekerjasama dalam kelompok tetapi hanya 2 sampai 3
orang mengerjakan proyek yang ditugaskan oleh peneliti, mereka berani mencoba
untuk melakukan percobaan dan tidak takut untuk salah dan mereka berani untuk
mempresentasikan hasil percobaan di depan teman-teman mereka tetapi tidak atas
inisiatif sendiri melainkan ditunjuk oleh peneliti.
Pada saat presentasi hasil akhir percobaan sebagai proyek hanya 3
kelompok yang mempresentasikan hasil percobaan karena keterbatasan waktu
untuk semua kelompok dapat mempresentasikan hasil akhir percobaan sebagai
proyek yang mana dalam kelas ini ada 6 kelompok, seharusnya semua kelompok
mempresentasikan hasil percobaannya dengan tujuan untuk mengetahui hasil
proyek dan cara penyajian serta evaluasi siswa.
Namun dengan demikian ada hal-hal kurang baik yang terjadi dalam proses
belajar mengajar, misalnya kerjasama dalam kelompok masih kurang karena 2
sampai 3 orang yang terlibat diskusi untuk mengerjakan proyek. Karena melihat
dari hasil post test baik, maka hal-hal kurang baik tersebut tidak mempengaruhi
hal-hal baik yang terjadi selama proses belajar mengajar.
56 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
x
xviii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan dalam Bab
IV kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah:
1. Model Pembelajaran Project Based Learning dapat meningkatkan prestasi
belajar fisika siswa.
2. Besar peningkatan pretasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang dicapai
berupa nilai rata-rata pre test sebelum tindakan sebesar 49,13 dan setelah
mengalami tindakan dengan rata-rata post test 73,48 dengan selisih 24,35
poin.
3. Pembelajaran akan lebih efektif dan menyenangkan apabila: proyek yang
diberikan berupa merancang percobaan; guru memberi motivasi, perhatian,
dan bimbingan kepada siswa agar kerjasama dan keterlibatan siswa dalam
mengerjakan proyek serta diskusi dapat meningkat.
4. Dari 23 sampel siswa, 20 siswa atau 80,96% yang memperoleh nilai di atas
atau sama dengan nilai KKM yang artinya nilai ini sudah cukup baik.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan yang dirasakan dalam penelitian ini adalah:
1. Materi yang digunakan dalam penelitian ini hanya pada materi pokok massa
jenis, sehingga untuk materi pokok lainnya belum diketahui keefektifannya.
2. Keterbatasan waktu dalam melaksanakan presentasi, sehingga presentasi yang
dilakukan hanya perwakilan dari dua atau tiga kelompok saja. Seharusnya
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
x
xix
presentasi dilaksanakan oleh semua kelompok apabila rentang waktu presentasi
cukup.
3. Instrumen soal kognitif yang digunakan hanya dilakukan validasi ahli dan isi,
seharusnya dilakukan validasi ahli, isi, dan uji coba.
C. Saran
Setelah melakukan penelitian tindakan kelas ini, dapat disampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk mengatasi siswa yang ngangur atau hanya diam dalam melakukan
percobaan maka peneliti harus memberi dorongan, semangat dan motivasi
kepada siswa untuk berani mencoba melakukan percobaan.
2. Penelitian sejenis dapat dilakukan ketika guru akan menyampaikan materi atau
materi pokok yang lain dengan jumlah siswa dalam 1 kelompok 2 sampai 3
orang untuk melakukan eksperimen karena jika dalam kelompok terlalu
banyak, akan menyebabkan siswa banyak yang ngangur/diam.
3. Untuk mengatasi waktu yang kurang untuk presentasi tugas akhir berupa
proyek maka peneliti harus mengalokasikan waktu yang lebih banyak misalnya
menyediakan waktu satu pertemuan atau 2 JP yang setara dengan 2 x 40 menit
jika dilakukan pada penelitian yang sama.
4. Pembelajaran khususnya untuk siswa kelas VII F Jika mengunakan model
Project Based Learning disarankan bahwa guru harus lebih aktif membimbing
dan menjadi mentor untuk siswa belajar karena siswa belum sepenuhnya bisa
belajar mandiri.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
x
xx
DAFTAR PUSTAKA
Abdul khalim. 2003. Sains Fisika untuk SLTP Kelas VII Semester I. Jakarta:
PT.Bumi Aksara
Buck Institute for Education. 2011.” Project Based Learning”. Ikhtisar. Diambil pada 9 september 2011 dari http://www.bie.org/index.php/site/PBL/overview_pbl/
Budi Prasodjo, dkk. 2006. Teori dan Aplikasi Fisika SMP Kelas VIII. Bogor:
Yudistira.
Dedi & Kusumah. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Edisi kedua.
Kembangan-Jawa Barat: PT Indeks.
Eeva Reeder. 2011. “The PBL Launch Pad: Worthwhile Projects for High School Students, Part 1”.Artikel. Diambil pada tanggal 10 Agustus 2011 dari http://www.edutopia.org/designing-worthwhile-pbl-projects-high-school-students-part-1
Giancoli, Dougles.C, 2001. Fisika Edisi Kelima.Jakarta: Erlangga.
Hafismuaddab.2011. Pembelajaran-berbasis-proyek (project-based-learning) a
home of knowledge-mozila firefox. Diambil Dari
http://hafismuaddab.wordpress.com
Littlefield Publishers.
Marthen Kanginan. 2006. Sains Fisika untuk SMP kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Ngalim Purwanto. 2002. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Noname. -. Taksonomi Bloom. Diambil pada tanggal pada tanggal 23 agustus 2011 dari http://www.google.co.id/search?q=www.cendikia.com+pembelajaran+berbasis+proyek&hl=id&prmd=imvnsb&so
Rochiati Wiriaatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas untuk
Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
x
xxi
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. rev.
Jakarta: Erlangga.
Suparno Paul, 2008. Riset Tindakan Untuk Pendidik. Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Suparno, Paul.1997. Filsfat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius.
Suwarsih Madya, 2006. Teori dan Praktek Penelitian Tindakan. Bandung:
Alfabeta.
Suyono, Hariyanto, 2011, Belajar dan Pembelajaran teori dan konsep dasar,
Bandung:PT Remaja Rodakarya.
Syaodih, Nana & Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Syaodih, Nana. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Waras Khamdi. 2011. “Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk
Peningkatan Mutu Pembelajaran”.Artikel. Diambil pada tanggal 13 Maret
2011 dari http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/23/pembelajaran-
berbasis-proyek-model-potensial-untuk-peningkatan-mutu-pembelajaran/
60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
x
xxii
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP N 2 GAMPING
Mata pelajaran : IPA (IlmuPengetahuanAlam)
Kelas/Semester : VII F/Ganjil
Alokasi Waktu : 2 X 80 menit (2 pertemuan)
StandarKompetensi :
1. Memahami konsep massa jenis dan ciri-ciri zat.
KompetensiDasar :
1. Siswa mampu mendiskripsikan konsep massa jenis dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator :
1. Mampu menjelaskan konsep massa jenis melalui proyek percobaan.
2. Mampu memahami bahwa massa jenis zat adalah ciri khas dari suatu zat.
3. Mampu membuat desain percobaan yang terkait dengan keperluan dalam
mengunakan konsep massa jenis.
4. Mampu merancang dan merangkai proyek untuk suatu percobaan.
AlokasiWaktu : 4 jam Pelajaran (2 pertemuan)
MateriPembelajaran :
Massa jeniszat
- Massa jenis adalah hasil bagi massa benda per satuan volume.
vm
( Rumus Massa Jenis )
- Zat-zat yang massa jenisnya berbeda pastilah memiliki jenis yang berbeda.
Massa benda diukur dalam kg, volume diukur dalam m3, sehingga :
Lampiran 1.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
x
xxiii
Satuan Massa Jenis = 3mkg
mSatuanVoluaSatuanMass (Satuan Massa Jenis dalam SI
adalah kg/m3. Massa jenis termasuk dalam besaran turunan karena
diturunkan dari besaran panjang dan volum.
Perhitungan massa jenis dapat diselesaikan dengan persamaanvm
, dan
dapat diubah kebentuk : Vm ataumV .
2. MetodePembelajaran :
- Model : Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek).
- Metode : Diskusi Kelompok dan Eksperimen.
3. Langkah-langkahKegiatan :
No KegiatanPembelajaran Alokasi
Waktu
1.
2.
1. PertemuanPertama
KegiatanPendahuluan
a) Membuka pelajaran dengan memberi salam, berdoa, menanyakan
kabar dan mengecek presensi.
b) Mengondisikan kelas agar siswa belajar
c) Menyampaikan tujuan pembelajaran
KegiatanInti
o Memberikan penjelasan tentang pembelajaran berbasis proyek
o Essential Questions
Memberikan pre tes pada Sabtu, 01 Oktober 2011 dengan
pertanyaan yang mendasar, pertanyaan untuk massa jenis zat padat:
Mengapa kubus besi pejal 1 cm3 tenggelam ketika kita masukan
dalam air? Jelaskan menurut pendapatmu. Untuk topik massa jenis
zat cair, pertanyaanya : Mengapa minyak dan air terpisah ketika
kita campurkan dalam botol meskipun dikocok? Jelaskan menurut
pendapatmu.
10menit
5 menit
5menit
10menit
15 menit
62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
x
xxiv
3.
1.
o Plan
Tahap perencanaan ini siswa menyusun rencana yang akan
dilakukan untuk menyelesaikan proyek yang akan ditugaskan. Agar
siswa mengetahui aktifitas yang akan dilakukan, guru memberi
penjelasan tentang skenerio, tujuan pembelajaran dan indikator
pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan Penutup
o Schedule
Agar waktu yang dibutuhkan tepat waktu untuk melaksanakan
proyek guru dan siswa secara kolaboratif mendiskusikannya dan
kemudian menentukan kelompok.
o Monitor
Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap
proses, menjadi mentor bagi aktifitas siswa. Jumat,07 oktober 2011
peneliti dan guru menyiapkan berbagai peralatan dan bahan yang
akan digunakan siswa untuk melakukan exsperimennya.
2. Pertemuan Kedua
o Pelaksanaan Proyek
Pada tahap ini peserta didik bekerja sama dalam kelompok untuk
mengerjakan proyek yang telah ditentukan dalam kelompoknya
masing-masing. Pelaksanaan proyek pada hari Sabtu, 08 Oktober
2011.
o Asess
Asess dilakukan agar agar setiap aktivitas siswa selama
menjalankan proyek dapat dihargai sebagai sebuah aktivitas yang
bermakna. Adapun bentuk dari asess ini adalah dengan cara
memberikan post tes, keterampilan psikomotorik, dan penilaian
afektif (minat siswa).
o Evaluate
Pada tahap ini siswa mengungkapkan perasaan dan
15 menit
20 menit
50 menit
10 menit
10 menit
63 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
x
xxv
2.
pengalamannya selama proses pembelajaran. Evaluate ini dapat
diamati pada lembar observasi ranah afektif yang di isi oleh siswa.
Kegiatan Penutup
o Guru bersama siswa melakukan diskusi kelas dari hasil eksperimen
kelompok dan evaluasi.
o Guru bersama siswa membuat kesimpulan rangkuman hasil
belajar.
10menit
4. Sumber Belajar :
a. Bukupaket Sains, Depdiknas.
b. LKS.
c. Buku refrensi yang relevan.
d. Alat-alat praktikum.
5. Penilaian Hasil Belajar
a. Teknik :
- Testertulis : Berupa post tes.
- Tes unjuk kerja: Berupa keterampilan psikomotorik.
b. Bentuk Instrumen :
- Penilaian test kognitif dalam bentuk soal pre test dan post tes.
- Lembar evaluasi pembelajaran.
- Dokumen berupa foto-foto
c. Contoh Instrumen :
- Instrumen Tes Uraian
1) Sebuah balok dengan ukuran 10 cm x 5 cm x 20 cm, memiliki massa
1,5 kg. Hitunglah massa jenis balok!
Diketahui : V = 10cm x 5cm x 20 cm = 1000 cm3, v = 10 m3,M = 1,5
kg. Ditanyakan.?..........
Jawab:
./15,0
105,1 3
3 mkgmkg
Vm
64 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
x
xxvi
2) Volume sebuah 2 m3 dan massanya 4000 kg. Hitunglah massa jenis
balok tersebut.
Diketahui : V = 2 m3, M = 400 kg.
Ditanyakan.?..........
Jawab:
./20002
4000 33 mkg
mkg
Vm
Jadi, massa jenis balok adalah 2000
kg/m3.
3) Massa sebuah balok aluminium adalah 81 gram. Berapa volume balok
tersebut (alminium = 2,7 g/cm3) ?
Diketahui : m = 81 gram. almuinium = 2,7 g/cm3
Ditanyakan. V?..........
Jawab:
.30/7,2
81 33 cm
cmggrammV
Jadi, volume balok adalah 30 cm3.
4) Volume sebatang besi adalah 400 cm3. Hitunglah massa besi tersebut
(besi = 7900 kg/m3) ?
Diketahui : m = 81 gram.
besi= 7900 kg/m3. = 7900 x 33 /9,7/1000
1 cmgcmg
Ditanyakan.m ?..........
Jawab:
m = x V= 7,9 g/cm3 x 400 cm3 = 3160 g atau 3,16 kg.
Jadi, masa besi adalah 3160 g atau 3,16 kg.
5) Yang dimaksud dengan massa jenis zat adalah……..
Jawab:Perbandingan antara massa zat dan volumenya.
65 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
x
xxvii
Rohandi,Ph.D Arun
Peneliti
Dosen Pembimbing
66 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
x
xxviii
Lampiran 2.
67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
x
xxix
68 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
x
xxx
Mengapa kubus besi pejal 1 cm3 tenggelam ketika kita masukan dalam air? Jelaskan
Lampiran 3. Soal dan Jawaban Pre Test Siswa
69 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
x
xxxi
Lampiran 4. Soal dan jawaban post test siswa
70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
x
xxxii
Lempiran 5. Lembar Observasi Evaluasi siswa
71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
x
xxxiii
Lampiran 6.
TABEL 4 . Pengolahan Data Pre Test Dan Post Test:
No Kode Siswa Pre tes Post tes 1 X1 30 70 2 X2 30 60 3 X3 90 90 4 X4 80 70 5 X5 30 70 6 X6 40 70 7 X7 50 70 8 X8 60 90 9 X9 40 70 10 X10 30 70 11 X11 30 75 12 X12 30 70 13 X13 40 70 14 X14 40 50 15 X15 50 70 16 X16 80 75 17 X17 70 80 18 X18 80 75 19 X19 40 90 20 X20 30 60 21 X21 80 80 22 X22 40 70 23 X23 40 95
72 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
x
xxxiv
Lampiran 7. Surat Permohonan Ijin Penelitian
73 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
x
xxxv
xv Tahun Akademik Gasal 2011/2012
Lampiran 8. Surat Ucapan Terima Kasih
74 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
x
xxxvi
Lampiran 9.
Surat Keterangan Selesai Penelitian Dari SMP Negeri 2 Gamping
75 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
x
xxxvii
Lampiran 10.
Data Ruang Dan Gedung Dengan Ukurannya 2011
76 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
x
xxxviii
77 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
x
xxxix
BIOGRAFI PENULIS
Arun adalah berasal dari keluarga sederhana kedua orang tuanya petani tradisional
dan kedua orang tuanya juga tidak pernah mengenyam pendidikan, tinggal di
pedalaman Kalimantan Barat dan lahir dari empat bersaudara. Pernah sekolah di
SMTI (Sekolah Menengah Teknologi Industri) Pontianak dari Tahun 2000 sampai
dengan Tahun 2003. Pada Tahun 2003 sampai dengan Tahun 2004 pernah
menjadi pemimpin gereja katolik Santo Yohanes Dusun Tanjung Compa,
kecamatan Ella Hilir kabupaten Melawi, KalBar.Tahun 2005 mulai mengenyam
pendidikan S1 jurusan pendidikan fisika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tahun 2003 pernah menjadi Juara 1
PASKIBRA yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Pontianak dalam
rangka HUT RI tingkat SMA. Tahun 2004 pernah menjadi Juara 1 tim sepak bola
Se-kecamatan Ella Hilir dalam rangka HUT RI. Tahun 2011 pernah menjadi Juara
1 tim turnamen futsal mahasiswa se-Kalimantan yang diselenggarakan oleh forum
kabupaten Sintang. Dari 2006 sampai dengan 2012 bekerja di hotel Bhinneka
sebagai OB sambil kuliah. April sampai dengan Juni 2012 pernah menjadi tenaga
les privat untuk anak SMP dan SD.
Lampiran 11.
78 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
x
xl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI