Top Banner
KONSTRUKSI FRAKTAL DALAM MATEMATIKA KLASIK Makalah Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Matematika Program Studi Matematika Oleh: Faida Fitria Fatma NIM: 093114002 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPada makalah ini dibahas empat contoh konstruksi fraktal klasik, yaitu himpunan Cantor, segitiga Sierpinski, segitiga Pascal, dan kurva salju

Feb 06, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • KONSTRUKSI FRAKTAL DALAM MATEMATIKA KLASIK

    Makalah

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Matematika

    Program Studi Matematika

    Oleh:

    Faida Fitria Fatma

    NIM: 093114002

    PROGRAM STUDI MATEMATIKA

    JURUSAN MATEMATIKA

    FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    2015

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    ii  

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    iii  

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    iv  

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Tuhan akan menyelesaikan bagiku! Ya Tuhan, kasih setia-Mu untuk selama-

    lamanya; janganlah Kau tinggalkan perbuatan tangan-Mu. (Mazmur 138:8)

    Percayakan pada Tuhan semua rencanamu, maka kau akan berhasil melaksanakannya.

    (Amsal 16:3)

    Karya ini saya persembahkan untuk:

    Orang-orang terkasih: bapak Triyono, ibuk Fitantina, Rian dan Tiva

    Orang-orang tersayang: Matematika 2009

    Orang-orang terhebat: Keluarga besar Pakayumba

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    v  

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini tidak

    memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

    kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 21 Januari 2015

    Penulis

    Faida Fitria Fatma

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    vi  

    ABSTRAK

    Topik yang dibahas pada makalah ini adalah konstruksi fraktal pada matematika klasik. Fraktal adalah bangun geometri yang terdiri dari banyak bagian, dan tiap bagian merupakan tiruan dalam ukuran yang sama besar atau lebih kecil dari bentuk asli keseluruhannya. Jadi fraktal dapat dikatakan sebagai bangun geometri yang serupa dengan dirinya sendiri pada semua ukuran skala pembesarannya. Sebelum istilah fraktal ini dicetuskan oleh Benoit Mandelbrot, bangun seperti ini disebut kurva monster. Sifat bangun fraktal yang membedakannya dengan bangun yang lain adalah kesebangunan diri, detail tak hingga, dan konstruksinya diperoleh dengan proses rekursif. Pada makalah ini dibahas empat contoh konstruksi fraktal klasik, yaitu himpunan Cantor, segitiga Sierpinski, segitiga Pascal, dan kurva salju von Koch.

    Himpunan Cantor, Segitiga Sierpinski, dan kurva salju von Koch merupakan contoh fraktal klasik yang setiap bagiannya merupakan pengulangan dari bangun semula. Konstruksinya mengulang proses sebelumnya. Sedangkan pada segitiga Pascal, fraktal akan nampak ketika diberikan warna pada sel-selnya sehingga akan terlihat keteraturan dan kesebangunan diri pada segitiga tersebut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    vii  

    ABSTRACT

    The topic covered in this paper is the construction of fractals in classical mathematics. Fractal is a geometry object consisting of many parts and each part is a copy of the same or smaller size than the origin. Fractal is a geometry object which is similar to itself at all scales. Before the term fractal was coined by Benoit Mandelbrot, these objects were called monster curves. The properties that make it different from other geometry objects are self-similarity, infinitely detail structure, and recursive construction process. This paper discusses four examples of classical fractal construction, namely Cantor set, Sierpinski triangle, Pascal triangle, and Koch snowflake curve.

    Cantor set, Sierpinski triangle and Koch curve are some examples of classical fractals whose parts are repetition of the origin. The construction repeats the previous process. On Pascal triangle, the fractal will be seen when every cell is colored such that the regularity and self-similarity of the triangle emerge. 

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    viii  

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Faida Fitria Fatma

    NIM : 093114002

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

    Konstruksi Fraktal dalam Matematika Klasik

    beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan ke

    dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

    mendistribusikan secara terbatas, dan memublikasikan di internet atau media lain

    untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan

    royalti kepada saya selama tetap menyantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal : 21 Januari 2015

    Yang menyatakan

    Faida Fitria Fatma

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    ix  

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu

    memberikan hikmat dan selalu menyertai penulis sehingga mampu menyelesaikan

    Tugas Akhir ini dengan lancar. Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah

    satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan strata 1 (S1) dan memperoleh gelar

    Sarjana Matematika pada Program Studi Matematika di Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    Penulis menyadari bahwa proses penulisan Tugas Akhir ini melibatkan

    banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

    terima kasih kepada:

    1. Bapak Hartono, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Matematika atas

    dukungannya.

    2. Ibu Lusia Krismiyati B., S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi

    Matematika dan Dosen Pembimbing Akademik tahun 2009 atas nasihat

    dan dukungannya.

    3. Prof. Dr. Frans Susilo, SJ, selaku dosen pembimbing yang telah sabar

    dalam membimbing, memberikan pengetahuan dan saran kepada penulis

    selama proses penulisan tugas akhir ini.

    4. Bapak, Ibu, dan dosen-dosen yang telah memberikan pengetahuan,

    didikan, bimbingan dan pendampingan selama proses perkuliahan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    x  

    5. Kedua orang tua dan adik-adikku yang senantiasa memberikan doa dan

    dukungan.

    6. Keluarga kedua di Sleman, Uti, Pakde Mardi, Bude Susil, Mas Ade, Mas

    Aming yang selalu memberikan dukungan. Terima kasih.

    7. Sahabat kesayangan (Matematika) : Nana, Ochie, Etik, Jojo, Sekar, Er,

    Dimas, Dwik, terima kasih untuk kebersamaannya. Kalian luar biasa.

    8. Claudius Hans sebagai sahabat, teman, motivator penulis dalam

    menyelesaikan tugas akhir ini.

    9. Sahabat terhebat (Pakayumba): Romo Fajar, Mas Hans, Winda, Mas

    Deny, Intan, Ratih, Dimas, Mas Anggo, Hanna, Nico.

    10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah terlibat

    dalam proses penulisan tugas akhir ini.

    Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan tugas akhir

    ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan

    tugas akhir ini. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat

    bermanfaat bagi para pembaca.

    Yogyakarata, 21 Januari 2015

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    xi  

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... v

    ABSTRAK .................................................................................................... vi

    ABSTRACT .................................................................................................. vii

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH........... viii

    KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

    DAFTAR ISI ................................................................................................. xi

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

    BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

    C. Batasan Masalah ............................................................................... 4

    D. Tujuan Penulisan ............................................................................... 5

    E. Manfaat Penulisan ............................................................................ 5

    F. Metode Penulisan .............................................................................. 5

    G. Sistematika Penulisan ....................................................................... 5

    BAB II GEOMETRI FRAKTAL .................................................................. 7

    A. Sejarah Geometri Fraktal .................................................................. 7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    xii  

    B. Kongruensi dan Segitiga ................................................................... 10

    C. Kesebangunan Diri ............................................................................ 21

    BAB III FRAKTAL DALAM MATEMATIKA KLASIK .......................... 22

    A. Himpunan Cantor .............................................................................. 22

    1. Georg Cantor ............................................................................... 22

    2. Konstruksi Himpunan Cantor ..................................................... 24

    B. Segitiga Sierpinski ............................................................................ 28

    1. Waclaw Sierpinski ...................................................................... 28

    2. Konstruksi Segitiga Sierpinski .................................................... 29

    C. Segitiga Pascal .................................................................................. 37

    1. Blaise Pascal ............................................................................... 37

    2. Segitiga Pascal ............................................................................ 38

    D. Kurva Salju Koch .............................................................................. 43

    1. Helge von Koch .......................................................................... 43

    2. Konstruksi Kurva Koch .............................................................. 43

    BAB IV KESIMPULAN .............................................................................. 47

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 49

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    xiii  

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Daun Pakis ................................................................................ 9

    Gambar 2.2 Dua segitiga kongruen (SAS) .................................................... 11

    Gambar 2.3 Dua segitiga kongruen (ASA) ................................................... 12

    Gambar 2.4 Dua segitiga kongruen (AAS) ................................................... 13

    Gambar 2.5 Segitiga samakaki dengan sudut-sudut alas yang kongruen ..... 14

    Gambar 2.6 Garis memotong segitiga (1) ..................................................... 15

    Gambar 2.7 Garis memotong segitiga (2) ..................................................... 16

    Gambar 2.8 Garis memotong segitiga (3) ..................................................... 17

    Gambar 2.9 Kesebangunan dua segitiga (AAA) ........................................... 19

    Gambar 2.10 Kesebangunan dua segitiga (SAS) .......................................... 20

    Gambar 3.1 Georg Cantor ............................................................................. 22

    Gambar 3.2 Interval [0,1] .............................................................................. 24

    Gambar 3.3 Langkah kedua konstruksi himpunan Cantor ............................ 24

    Gambar 3.4 Langkah ketiga konstruksi himpunan Cantor ............................ 25

    Gambar 3.5 Konstruksi himpunan Cantor .................................................... 25

    Gambar 3.6 Waclaw Sierpinski .................................................................... 28

    Gambar 3.7 Segitiga Samasisi sebagai dasar ................................................ 30

    Gambar 3.8 Langkah pertama konstruksi segitiga Sierpinski ....................... 30

    Gambar 3.9 Langkah kedua konstruksi segitiga Sierpinski .......................... 32

    Gambar 3.10 Langkah ketiga konstruksi segitiga Sierpinski ........................ 33

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

     

    xiv  

    Gambar 3.11 Segitiga Sierpinski................................................................... 33

    Gambar 3.12 Blaise Pascal ............................................................................ 37

    Gambar 3.13 Segitiga Pascal ........................................................................ 39

    Gambar 3.14 Segitiga Pascal dengan pewarnaan .......................................... 40

    Gambar 3.15 Segitiga Pascal 32 baris dengan pewarnaan ............................ 40

    Gambar 3.16 Segitiga Pascal dengan warna hitam untuk sel bilangan yang

    habis dibagi 3 .......................................................................... 41

    Gambar 3.17 Segitiga Pascal dengan warna hitam untuk sel bilangan yang

    habis dibagi 9 .......................................................................... 42

    Gambar 3.18 Helge von Koch ....................................................................... 43

    Gambar 3.19 Initiator .................................................................................... 43

    Gambar 3.20 Generator ................................................................................. 44

    Gambar 3.21 Langkah ketiga konstruksi kurva Koch ................................... 44

    Gambar 3.22 Kurva Koch ............................................................................. 45

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  •  

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Fraktal merupakan seni dalam dunia matematika. Konsep-konsep

    umum fraktal terdiri atas kesebangunan diri (self-similar) dan dimensi tak

    bulat. Konsep tersebut terdapat di alam, galaksi, pemandangan, gempa bumi,

    polimer, dan molekul. Fraktal nampak juga pada tubuh manusia, seperti

    jantung dan sistem pembuluh darah.

    Fraktal dapat dihasilkan dengan pengulangan pola. Pengulangan pola-

    pola tersebut menyebabkan fraktal memiliki detail yang tak hingga. Geometri

    fraktal mampu mendefinisikan pola-pola yang tak hingga banyaknya. Secara

    geometri fraktal juga dapat digunakan untuk menganalisa fenomena ritmik

    pada melodi musik, detak jantung dan rangkaian DNA.

    Bentuk-bentuk yang bersifat fraktal dalam dunia matematika telah

    lama ditemukan sebelum istilah fraktal dicetuskan oleh Benoit Mandelbrot

    dalam bukunya berjudul The Fractal Geometry of Nature. Sebelumnya benda-

    benda yang tidak utuh atau bersifat fraktal disebut kurva monster. Istilah

    fraktal berasal dari kata fractus yang berarti tidak utuh. Benoit Mandelbrot

    disebut juga bapak geometri fraktal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

     

      

    Georg Cantor (1872), Giuseppe Peano (1890), David Hilbert (1891),

    Helge Von Koch (1904), Waclaw Sierpinski (1916), Gaston Julia (1918), dan

    Felix Hausdorff (1919) adalah para matematikawan yang berjasa

    memperkenalkan himpunan-himpunan yang bersifat fraktal. Merekalah yang

    lebih dahulu meneliti himpunan-himpunan yang bersifat fraktal tersebut

    sebelum Benoit Mandelbrot.

    Himpunan Cantor diperkenalkan oleh matematikawan Jerman

    bernama Georg Cantor (1845-1919) pada tahun 1872. Dia dianggap sebagai

    bapak teori himpunan, karena dialah yang pertama kali mengembangkan

    cabang matematika ini dan menjadikan teori himpunan sebagai teori yang

    fundamental dalam matematika. Himpunan Cantor dikonstruksikan sebagai

    bentuk di mana selang terbuka yang pendek dan semakin pendek tersebar

    pada selang [0,1], menyisakan himpunan yang mungkin serupa dengan

    dirinya dan mungkin mempunyai suatu dimensi s yang memenuhi 0 1. Untuk mendeskripsikan himpunan Cantor dimulai dengan interval

    [0,1]. Kemudian bagi interval menjadi 3 bagian yang sama panjang yaitu 13,

    dan diambil bagian tengahnya. Diperoleh interval 0, 13 dan , 1 . Ulangi

    langkah tersebut hingga diperoleh interval 29 ,13 ,

    23 ,

    79 ,

    89 , 1 ,….

    Segitiga Sierpinski adalah fraktal klasik yang lebih muda 40 tahun dari

    himpunan Cantor. Segitiga Sierpinski diperkenalkan oleh Waclaw Sierpinski

    (1882-1969) pada tahun 1916. Konstruksi geometri yang mendasar dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

     

      

    segitiga Sierpinski dimulai dengan membuat segitiga samasisi. Membagi

    segitiga samasisi tersebut menjadi empat segitiga yang sebangun dengan

    segitiga awalnya. Bagian tengah segitiga yang sebangun tersebut diambil.

    Demikian langkah tersebut diulangi untuk segitiga sebangun yang lainnya.

    Dengan satu segitiga samasisi sebagai dasar, kita dapat membuat 3, 9,

    27, 81,… segitiga samasisi yang sebangun dengan skala yang semakin kecil.

    Jika mengamati hasil segitiga di atas, maka diperoleh 31, 32, 33, 34,… . Jadi seandainya kita membuat segitiga sierpinski dengan n langkah maka jumlah

    segitiga yang diperoleh adalah 3 ,dengan 1,2,3,4,… . Segtiga Pascal dikenalkan oleh Blaise Pascal (1623-1662). Dia adalah

    matematikawan dan ilmuwan berasal dari Perancis. Segitiga Pascal dimulai

    dengan bilangan 1. Kemudian untuk membangun baris selanjutnya, jumlahkan

    bilangan di atas kiri dengan bilangan di atas kanan untuk menemukan

    bilangan baru. Jika bilangan di atas kanan atau kiri tidak ada, maka bilangan

    tersebut dijumlahkan dengan nol.

    Aturan seperti ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

    ,!

    ! !

    dengan , adalah koefisien suku ke- 1 dari binomial (k berjalan dari 0 sampai n) dan n adalah baris dari segitiga Pascal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

     

      

    Kurva salju von Koch diperkenalkan oleh Helge von Koch. Dia

    seorang matematikawan dari Swedia. Kurva salju Koch dibentuk dengan

    membuat penambahan secara terus menerus bentuk yang sama sebuah segitiga

    samasisi. Penambahan dilakukan dengan membagi sisi segitiga menjadi tiga

    sama panjang dan membuat segitiga samasisi baru pada tengah-tengah setiap

    sisi. Kemudian langkah tersebut diulangi untuk setiap penggal sisi pada kurva

    tersebut.

    Setiap segitiga baru yang terbentuk terlihat persis dengan segitiga

    sama yang awal. Secara teoritis proses tersebut akan menghasilkan sebuah

    gambar yang luasnya berhingga, yang terdiri atas tak berhingga titik.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa ciri-ciri bangun fraktal?

    2. Bagaimana konstruksi bangun fraktal?

    C. Batasan Masalah

    Dalam penulisan ini hanya akan dibahas mengenai konstruksi empat

    bangun fraktal dalam matematika klasik, yaitu himpunan Cantor, segitiga

    Sierpinski, segitiga Pascal dan kurva salju Koch.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

     

      

    D. Tujuan Penulisan

    Tujuan penulisan ini yaitu mempelajari fraktal khususnya fraktal

    dalam matematika klasik.

    E. Manfaat Penulisan

    Manfaat yang diperoleh setelah mempelajari topik ini adalah

    memperoleh pengetahuan tentang fraktal dalam matematika klasik.

    F. Metode Penulisan

    Metode yang digunakan penulis adalah metode studi pustaka, yaitu

    dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan fraktal dalam

    matematika klasik.

    G. SISTEMATIKA PENULISAN

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    B. Rumusan Masalah

    C. Batasan Masalah

    D. Tujuan Penulisan

    E. Manfaat Penulisan

    F. Metode Penulisan

    G. Sistematika Penulisan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

     

      

    BAB II GEOMETRI FRAKTAL

    A. Sejarah Geometri Fraktal

    B. Kongruensi dan Kesebangunan Segitiga

    C. Kesebangunan Diri

    BAB III FRAKTAL DALAM MATEMATIKA KLASIK

    A. Himpunan Cantor

    B. Segitiga Sierpinski

    C. Segitiga Pascal

    D. Kurva Salju Koch

    BAB IV KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

       

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

     

      

    BAB II

    GEOMETRI FRAKTAL

    A. Sejarah Geometri Fraktal

    Geometri Euclides atau sering disebut geometri klasik sampai saat ini

    masih kita pelajari. Dalam berbagai hal, geometri masih digunakan sebagai

    dasar yang penting, misalnya di bidang rancang bangun seperti mesin,

    gedung-gedung, dan sebagainya. Ilmu geometri didasarkan pada keteraturan

    garis-garis yang geometris. Hal inilah yang mengakibatkan orang-orang

    menganggap geometri sebagai ilmu yang kaku, kurang berandil besar dalam

    dalam menciptakan seni yang indah.

    Dalam geometri kita mengenal garis, segitiga, kerucut, bola, lingkaran

    dan masih banyak bangun yang lainnya. Dari hal tersebut kita dapat melihat

    keterbatasan geometri klasik dalam menggambarkan sebuah bangun alam.

    Gunung tidak bisa digambarkan dengan sebuah kerucut, garis pantai dengan

    sebuah garis lurus dan awan sebagai garis lengkung. Meskipun ada banyak

    keterbatasan, namun geometri klasik mempunyai peranan yang penting dalam

    menyajikan objek alam meskipun dapat dikatakan kurang sempurna.

    Salah satu cabang ilmu geometri yang dapat kita pelajari saat ini

    adalah geometri fraktal. Fraktal berasal dari kata Latin, yaitu kata sifat fractus

    dan kata kerja frangere. Frangere berarti memecah, fraktus berati pecah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

     

      

    Menurut Mandelbrot, fraktal adalah bangun geometri yang terdiri dari

    banyak bagian, dan tiap bagian merupakan tiruan dalam ukuran yang sama

    besar atau lebih kecil dari bentuk asli keseluruhannya. Jadi fraktal dapat

    dikatakan sebagai bangun geometri yang serupa dengan dirinya sendiri pada

    semua ukuran skala pembesarannya.

    Sebelum Mandelbrot menciptakan istilah fraktal tersebut, beberapa

    matematikawan seperti Sierpinski, Koch, dan matematikawan yang lainnya

    telah melakukan penelitian tentang fraktal ini. Mandelbrot mempublikasikan

    penemuan-penemuan tersebut, dalam bukunya yang berjudul "The Fractal

    Geometri of Nature". Mandelbrot mengungkapkan: “Clouds are not spheres,

    mountains are not cones, coastlines are not circle and bark is not smooth, nor

    does lightning travel in a straight line” (Mandelbrot, 1983: 1). Dari kutipan di

    atas Mandelbrot bermaksud mempertegas bahwa geometri klasik kurang

    sempurna untuk menyajikan objek-objek alam.

    Bangun fraktal mempunyai sifat-sifat dasar yang membedakannya

    dengan bangun geometri pada umumnya yaitu:

    Kesebangunan diri (self-similarity), yaitu suatu bangun fraktal terdiri

    dari banyak tiruan yang sama dengan bangun itu sendiri, dengan

    ukuran lebih kecil dari bentuk aslinya.

    Detail takhingga (infinite detail), yaitu semakin bangun fraktal

    diperbesar akan didapatkan bangun yang lebih mendetail. Detail dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

     

      

    bangun itu tidak terlihat langsung tetapi akan muncul secara bertahap

    ketika bangun fraktal itu dilihat semakin dekat dengan pembesaran.

    Fraktal juga diperoleh dengan proses rekursif, yaitu konstruksi yang

    terdiri dari pengulangan proses sebelumnya.

     

     

    Gambar 2.1 Daun Pakis

    Daun pakis merupakan contoh fraktal klasik yang tersedia di alam.

    Pada Gambar 2.1 dengan pembesaran terlihat detail-detail tambahan yang

    bentuknya serupa dengan bentuk bangun pada gambar. Jika gambar semakin

    diperbesar, maka detail-detail baru akan muncul.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

     

      

    B. Kongruensi dan Kesebangunan Segitiga

    Definisi 2.1. Dua buah ruas garis dikatakan kongruen jika keduanya

    mempunyai panjang yang sama.

    Definisi 2.2. Dua buah sudut dikatakan kongruen jika kedua sudut itu

    mempunyai ukuran besar sudut yang sama.

    Definisi 2.3. Dua segitiga dikatakan kongruen jika terdapat suatu cara untuk

    memasangkan titik-titik sudut segitiga yang satu ke titik-titik sudut segitiga

    yang lain sedemikian sehingga sisi-sisi yang bersesuaian kongruen.

    Jika segitiga kongruen terhadap segitiga , maka digunakan

    notasi Δ ≅ Δ . Kita juga menggunakan simbol ≅ untuk menotasikan kongruensi secara umum untuk ruas garis, sudut, dan segitiga. Jadi Δ ≅ΔXYZ jika dan hanya jika ≅ , ≅ , ≅ dan akibatnya ∠ ≅ ∠ , ∠ ≅ ∠ , ∠ ≅ ∠ . Panjang ruas garis ditulis , dan besar ∠ ditulis ∠ . Teorema 2.1. (SAS: Side-Angle-Side) Jika antara dua segitiga terdapat

    korespondensi sedemikian sehingga dua sisi dan sudut antara kedua sisi

    tersebut dari segitiga yang satu kongruen dengan dua sisi dan sudut antara

    kedua sisi dari segitiga yang lain, maka kedua segitiga tersebut kongruen.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

     

      

    Bukti :

     

     

    Gambar 2.2 Dua segitiga kongruen (SAS)

    Misal diberikan dua buah segitiga, yaitu ∆ dan∆ . Dan diketahui bahwa , dan sudut antara dua sisi tersebut, yaitu ∠ dan∠ besarnya sama. Karena sisi-sisi segitiga tersebut merupakan ruas garis, maka sisi yang terletak di depan sudut ∠ dan∠ , yaitu

    dan mempunyai panjang yang sama. Karena , , dan , maka menurut definisi kedua segitiga tersebut kongruen.∎

    Teorema 2.2. (ASA: Angle-Side-Angle) Jika antara dua segitiga terdapat

    korespondensi dimana dua sudut dan sisi antara kedua sudut itu dari satu

    segitiga kongruen dengan dua sudut dan sisi antara kedua sudut dari segitiga

    yang lain, maka kedua segitiga tersebut kongruen.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

     

      

    Bukti :

     

    Gambar 2.3 Dua segitiga kongruen (ASA)

    Misalkan diberikan dua segitiga yaitu ∆ dan∆ , dan diketahui ∠ ≅ ∠ , ∠ ≅ ∠ dan ≅ . Karena sisi-sisi tersebut merupakan ruas garis, maka sisi yang terletak di depan sudut

    ∠ dan∠ , yaitu dan mempunyai panjang yang sama. Dengan menggunakan Teorema 2.1 maka kedua segitiga tersebut kongruen.∎ Teorema 2.3. (AAS: Angle-Angle-Side) Jika antara dua segitiga terdapat

    korespondensi dimana dua sudut dan satu sisi yang terletak di depan salah

    satu sudut itu adalah kongruen dengan dua sudut dan sisi yang berada di

    depan salah satu sudut itu dari segitiga yang lain, maka kedua segitiga

    tersebut kongruen.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

     

      

    Bukti :

     

    Gambar 2.4 Dua segitiga kongruen (AAS)

    Misalkan diberikan dua segitiga yaitu ∆ dan ∆ dan diketahui ∠ ≅ ∠ , ∠ ≅ ∠ ,dan ≅ . Karena ∠ ≅∠ , ∠ ≅ ∠ maka ∠ 180° ∠ ∠ ,180°∠ ∠ ∠ . Dengan menggunakan Teorema 2.2 maka

    kedua segitga tersebut kongruen. ∎

    Definisi 2.4. Segitiga samakaki adalah segitiga yang mempunyai dua sisi yang

    kongruen.

    Dua sisi yang kongruen itu disebut kaki dari segitiga dan sisi yang

    ketiga disebut alas. Sudut-sudut alas dari segitiga samakaki adalah sudut-

    sudut yang mempunyai alas sebagai sisi yang sama.

    Teorema 2.4. Dalam segitiga samakaki, kedua sudut alas adalah kongruen.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

     

      

    Bukti :

     

    A

    B

    CD

    Gambar 2.5 Segitiga samakaki dengan sudut-sudut alas yang kongruen

    Misalkan segitiga mempunyai dua sisi, yaitu dan yang kongruen, dan misalkan adalah garis bagi ∠ . Maka ≅ karena ≅ , ≅ dan ∠ ≅ ∠ . Jadi ∠ ≅ ∠ .∎ Definisi 2.5. Dua segitiga dikatakan sebangun jika terdapat suatu cara untuk

    memasangkan titik-titik sudut segitiga yang satu dengan titik-titik sudut

    segitiga yang lain sedemikian sehingga sisi-sisi yang bersesuaian sebanding

    dan sudut-sudut yang bersesuaian kongruen.

    Jika Δ sebangun dengan Δ , kita notasikan dengan Δ ∼

    Δ . Maka Δ ∼ Δ jika dan hanya jika = = dan ∠ ≅ ,∠ ≅ ∠ , ∠ ≅ ∠ .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

     

      

    Teorema 2.5. Misalkan terdapat sebuah garis yang sejajar dengan salah satu

    sisi suatu segitiga dan memotong dua sisi yang lain pada dua titik yang

    berbeda. Maka garis tersebut membagi sisi-sisi yang dipotongnya menjadi

    ruas-ruas garis yang sebanding.

    Bukti :

    Gambar 2.6 Garis memotong segitiga (1)

    Misalkan garis sejajar dengan pada ∆ , dan andaikan memotong sisi dan berturut-turut di titik dan . Garis tegak lurus

    dari titik ke memotong di titik . Maka

    ∆ ∆

    1212

    .

    Garis tegak lurus dari ke memotong di titik . Maka

    ∆ ∆

    1212

    .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

     

      

    Segitiga dan Segitiga mempunyai alas berserikat dan tinggi

    yang sama, sehingga kedua segitiga tersebut mempunyai luas yang sama,

    sehingga

    ∆ ∆

    ∆ ∆

     

     

    Gambar 2.7 Garis memotong segitiga (2)

    Maka

    .∎

    Korolari 2.6. Diberikan asumsi dari Teorema 2.5 maka

    Bukti :

    Karena dan , maka kita mempunyai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

     

      

    1 1 .∎

    Aksioma Playfair: Jika diberikan sebuah garis dan suatu titik yang tidak

    terletak pada garis itu, maka terdapat tepat satu garis yang melalui titik itu dan

    sejajar dengan garis tersebut.

    Teorema 2.7. Jika sebuah garis memotong dua sisi sebuah segitiga

    sedemikian sehingga ruas garis yang terpotong oleh garis itu sebanding

    dengan sisi yang asli dari segitiga tersebut, maka garis itu sejajar dengan sisi

    yang ketiga dari segitiga tersebut.

    Bukti :

    Misalkan garis memotong sisi dan dari ∆ berturut-turut di titik dan , dan

    .

     

    Gambar 2.8 Garis memotong segitiga (3)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

     

      

    Dengan aksioma Playfair terdapat tunggal garis yang melalui dan

    sejajar dengan . Karena sejajar dengan dan memotong di sisi , maka garis tersebut juga memotong sisi , misalnya di titik . Dengan

    Korolari 2.6 maka

    Maka

    sehingga . Hal ini berarti bahwa titik dan berimpit dangaris dan juga berimpit. Jadi sejajar dengan . ∎

    Teorema 2.8. (Syarat Kesebangunan AAA). Jika antara dua segitiga terdapat

    korespondensi sedemikian sehingga ketiga sudut dari segitiga yang satu

    kongruen dengan ketiga sudut segitiga yang lainnya, maka kedua segitiga

    tersebut sebangun.

       

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

     

      

    Bukti :

    A

    B C

    D

    E F

    G H

    Gambar 2.9 Kesebangunan dua segitiga (AAA)

    Misalkan ∆ dan∆ adalah dua segitiga dengan sudut , ,dan berturut-turut kongruen dengan dengan sudut , , dan . Jika sisi dan kongruen, maka kedua segitiga itu kongruen dan juga sebangun.

    Jika dan tidak kongruen, misalkan lebih panjang dari . Terdapat titik diantara dan sedemikian sehingga ≅ , dan titik di antara D dan F sedemikian sehingga ≅ . Karena ∠ ≅ ∠ ,

    maka dengan SAS ∆ ≅ ∆ , sehingga ∠ ≅ ∠ . Karena ∠ ≅ ∠ , maka ∠ ≅ ∠ , sehingga sejajar . Dengan

    Korolari 2.6 kita mendapatkan = . Karena ≅ dan ≅ ,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

     

      

    kita mendapatkan = . Dengan cara yang sama dapat diperoleh =

    . Jadi kedua segitiga itu sebangun. ∎ Teorema 2.9. (Syarat Kesebangunan SAS) Jika antara dua segitiga terdapat

    korespondensi sedemikian sehingga dua sisi dari satu segitiga sebanding

    dengan dua sisi segitiga yang lain dan sudut antara dua sisi tersebut kongruen,

    maka kedua segitiga tersebut sebangun.

    Bukti :

    Gambar 2.10 Kesebangunan dua segitiga (SAS)

    Misalkan ∆ dan ∆ adalah dua segitiga dengan = dan

    ∠ ≅ ∠ . Jika dan kongruen dengan dua sisi yang bersesuaian

    dari ∆ , maka kedua segitiga tersebut kongruen, jadi juga sebangun. Misalkan dan lebih panjang daripada dua sisi yang bersesuaian dari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

     

      

    ∆ . Pada dan terdapat titik dan sedemikian sehingga dan . Karena , dan ∠ ≅ ∠ , maka

    ∆ ≅ ∆ . Karena , , dan diketahui =

    maka = , jadi menurut teorema 2.7 dan sejajar. Jadi ∠ ≅

    ∠ dan∠ ≅ ∠ , sehingga ∠ ≅ ∠ , ∠ ≅ ∠ dan diketahui ∠ ≅ ∠ . Dengan menggunakan Teorema 2.8, ∆ dan ∆ tersebut sebangun. ∎

    C. Kesebangunan Diri

    Suatu bangun disebut sebangun diri (self-similar) jika suatu bagian

    dari bangun itu, apabila diperbesar dengan suatu faktor 0, adalah identik dengan bangun itu sendiri.

    Definisi 2.6. Transformasi kesebangunan , dengan faktor 0, adalah pemetaan bijektif dari ke sedemikian sehingga

    | | | | untuk setiap , ∈ , dengan |. | adalah norma Euclides pada .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

     

      

    BAB III

    FRAKTAL DALAM MATEMATIKA KLASIK

    A. Himpunan Cantor

    1. Georg Cantor

     

    Georg Ferdinand Ludwig Philipp

    Cantor lahir pada tahun 1845 dan

    merupakan anak tertua dari enam

    besaudara. Keluarganya bertempat

    tinggal di Saint Petersburg, Rusia. Pada

    tahun 1856, ketika Georg Cantor berusia

    11 tahun, ayahnya sakit dan

    keluarganya pindah ke Wiesbaden,

    Jerman.

    Kemudian ia belajar di Realschule di Darmstadt (dekat

    Frankfurt), Jerman. Dia lulus pada tahun 1860 dengan ketrampilan

    khusus dalam matematika yaitu trigonometri.

    Dengan persetujuan ayahnya, ia masuk Politeknik Zurich pada

    tahun 1862. Karena kematian ayahnya pada bulan Juni tahun 1863,

    Georg Cantor pindah ke Universitas Berlin. Ketika di sana, Georg

    Gambar 3.1 Georg Cantor

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

     

      

    Cantor memiliki beberapa dosen terkenal seperti Kronecker dan Karl

    Weierstrass. Georg Cantor bukanlah seorang yang pendiam, selama

    belajar di Berlin ia banyak bergaul dengan matematikawan lainnya.

    Georg menghabiskan musim panas tahun 1866 di Universitas

    Göttingen, pusat matematika Eropa. Pada tahun 1867, ia menerima

    gelar Doktor dari Universitas Berlin dengan disertasi tentang Teori

    Himpunan.

    Georg Cantor memplubikasikan artikel tentang teori bilangan

    antara tahun 1867 sampai dengan tahun 1871. Pada tahun 1868, dia

    bergabung dengan Seminar Schellbach sebagai guru matematika. Dan

    pada tahun 1869, dia diangkat sebagai pengajar di Universitas Halle.

    Pada tahun itu juga Georg Cantor mendapatkan penghargaan untuk

    disertasinya tentang Teori Himpunan.

    Pada tahun 1915, Philip Jourdain menerbitkan terjemahan

    makalah Georg Cantor dalam bahasa Inggris. Georg Cantor meninggal

    dunia pada tanggal 6 Januari 1918 di sanatorium dimana ia

    menghabiskan masa hidupnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

     

      

    2. Konstruksi Himpunan Cantor

    Konstruksi himpunan Cantor dimulai dengan interval 0,1 . Interval tersebut dibagi menjadi tiga bagian yang sama panjang

    sehingga setiap bagian mempunyai panjang 13.

    Gambar 3.2 Interval 0,1

    Hilangkan bagian tengah dari ketiga interval pada 0,1 itu,

    sehingga tinggal interval 0, dan , 1 dengan panjang 13 untuk

    setiap interval.

    31

    32

    Gambar 3.3 Langkah kedua konstruksi himpunan Cantor

    Ulangi langkah di atas untuk interval yang tersisa, yaitu 0, dan

    , 1 . Interval-interval tersebut dibagi menjadi tiga bagian yang sama

    panjang. Dengan menghilangkan bagian tengah dari dua interval yang

    tersisa, maka interval-interval yang tersisa masing-masing mempunyai

    panjang 19.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

     

      

    091

    92

    93

    96

    97

    98 1

    Gambar 3.4 Langkah ketiga konstruksi himpunan Cantor

    Lanjutkan langkah tersebut, sehingga diperoleh himpunan Cantor

    seperti ini

    s0

    s 1

    s j

    S 2

    Gambar 3.5 Konstruksi Himpunan Cantor

    . HimpunanCantoradalahhimpunan .

    Teorema 3.1. Himpunan Cantor mempunyai panjang nol.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

     

      

    Bukti :

    Dalam konstruksi 1, kita mengambil dari satu satuan interval

    dengan panjang 3 1. Dalam konstruksi 2, kita mengambil dua interval dengan panjang 3 2. Dan dalam konstruksi , kita

    mengambil 2 1 interval dengan panjang 3 . Maka total panjang interval yang diambil dari unit interval adalah

    2 1. 3∞

    1.

    22 .

    13

    12 .23

    12 .

    23

    12

    23

    1223

    23

    1323

    13

    23

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

     

      

    13

    11 23

    13

    113

    1.

    Jadi panjang himpunan Cantor yang adalah 1 1 0.∎

    Konstruksi himpunan Cantor dimulai dari interval

    tertutup 0 0,1 , yang dibagi menjadi tiga bagian yang sama

    panjang. Kemudian sepertiga-tengah 13 ,23 dihapus, sehingga

    diperoleh 1 0, 13 ∪23 , 1 . Setiap interval pada 1dibagi menjadi

    tiga bagian yang sama panjang dan dihilangkan bagian tengahnya,

    sehingga diperoleh 2 0, 19 ∪29 ,

    39 ∪

    69 ,

    79 ∪

    89 ,

    99 . Himpunan yang

    berikutnya diperoleh dengan membagi tiga interval yang tersisa dan

    menghilangkan ruas garis yang berada di tengah. Proses tersebut

    diulang terus sehingga menghasilkan proses rekursif dan himpunan

    Cantor adalah himpunan titik titik yang tersisa pada interval [0,1]

    setelah dilakukan tak hingga banyak proses.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

     

      

    B. Segitiga Sierpinski

    1. Waclaw Sierpinski

     

    Waclaw Sierpinski Franciszek

    lahir pada tanggal 14 Maret 1882 di

    Warsawa, Polandia. Pada saat dia

    bersekolah, bakat matematikanya sudah

    dilihat oleh gurunya. Masa ini adalah

    masa-masa yang sulit untuk Waclaw

    Sierpinski karena pada waktu itu sedang

    terjadi pendudukan Rusia di Polandia.

    Meskipun berada dalam kesulitan, Waclaw Sierpinski mampu

    menyelesaikan studinya.

    Waclaw Sierpinski kemudian masuk ke jurusan Matematika dan

    Fisika di Universitas Warsawa. Pada saat belajar di Universitas

    Warsawa tersebut, dia berhasil mendapatkan medali emas karena

    memenangkan lomba karya tulis yang diadakan Universitas tersebut.

    Selesai belajar di Universitas Warsawa, ia menjadi dosen di

    almamaternya itu dan mengampu mata kuliah dalam bidang matematika

    dan fisika. Kemudian ia mengejar gelar doktor dari Universitas

    Gambar 3.6 Waclaw Sierpinski

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

     

      

    Jagiellonian di Krakow sambil belajar astronomi dan filsafat. Ia

    menerima gelar doktor pada tahun 1908.

    Setelah Perang Dunia I, Waclaw Sierpinski kembali ke

    Universitas Warsawa dan menghabiskan sisa karirnya di sana. Waclaw

    Sierpinski belajar Teori Himpunan dan tahun 1909 dia memberikan

    kuliah pertama tentang teori itu.

    Waclaw Sierpinski memiliki sejumlah prestasi dalam karirnya.

    Dia menerima gelar doktor Honoris Causa dari sepuluh universitas,

    terpilih sebagai wakil presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia. Ia

    berhasil menerbitkan lebih dari 700 makalah dan 50 buku. Dia pensiun

    dari Universitas Warsawa pada tahun 1960 dan meninggal dunia pada

    tanggal 14 Mei 1969.

    2. Konstruksi Segitiga Sierpinski

    Langkah yang paling umum untuk membuat segitiga Sierpinski

    diawali dengan membuat suatu segitiga sama sisi, misalkan ∆ .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

     

      

                      

    Gambar 3.7 Segitiga samasisi sebagai dasar

    Misalkan , ,dan adalah titik-titik tengah dari sisi ,dan berturut-turut. Ketiga titik tersebut dihubungkan sehingga

    diperoleh ∆ dan segitiga tersebut kita hilangkan.

    A B

    C

    L N

    Gambar 3.8 Langkah pertama konstruksi segitiga Sierpinski

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

     

      

    Akan dibuktikan bahwa ∆ ≅ ∆ ≅ ∆ ≅∆ ~∆ .

    Untuk ∆ ≅ ∆ . Diketahui bahwa ≅ karena adalah titik tengah . Karena ∆ merupakan segitiga samasisi, maka ∠ ∠ dan ≅ karena dan merupakan titik tengah dan . Dengan menggunakan maka terbukti bahwa ∆ ≅ ∆ .

    Untuk ∆ ≅ ∆ . Diketahui ≅ karena merupakan titik tengah . Karena ∆ merupakan segitiga samasisi maka ∠ ∠ dan ≅ karena dan titik tengah dan .

    Dengan menggunakan , terbukti bahwa ∆ ≅ ∆ . Akan dibuktikan bahwa ∆ ≅ ∆ . Sisi ≅ karena

    berimpit. Titik dan merupakan titik tengah dan , sehingga sejajar . Karena sejajar , maka ∠ ≅ ∠ .

    Titik dan merupakan titik tengah dan sehingga sejajar . Karena sejajar , maka ∠ ≅ ∠ .

    Dengan menggunakan terbukti bahwa kedua segitiga tersebut

    kongruen.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

     

      

    Akan dibuktikan ∆ ~∆ . Diketahui bahwa ∠

    ∠ dan sejajar . Karena sejajar , maka .

    Jadi terbukti kedua segitiga tersebut sebangun.

    Gambar 3.9 Langkah kedua konstruksi segitiga Sierpinski

    Kita ulangi proses tersebut untuk ketiga sub-segitiga yang

    tersisa, sehingga masing-masing memiliki lubang di tengah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

     

      

    Gambar 3.10 Langkah ketiga konstruksi segitiga Sierpinski

    Kita dapat membuat gambar kesebangunan diri dari segitiga

    tersebut dengan melanjutkan proses pengambilan segitiga yang berada

    di tengah untuk sub-segitiga yang selanjutnya.

     

    Gambar 3.11 Segitiga Sierpinski

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

     

      

    Kita akan menghitung luas daerah bangun terakhir.

    Teorema 3.2 Segitiga Sierpinski mempunyai luas daerah nol.

    Bukti :

    Pada langkah ke nol kita memiliki sebuah segitiga, yaitu ∆ . Pada langkah pertama kita mengambil bagian tengah dari segitiga itu

    sehingga tersisa tiga segitiga. Pada langkah kedua kita mengambil

    bagian tengah segitiga-segitiga yang tersisa pada bagian pertama, dan

    langkah tersebut kita ulangi terus sehingga diperoleh bangun terakhir

    dari segitiga Sierpinski.

    Kita asumsikan luas ∆ adalah 1. Pada langkah yang pertama luas daerah bangun yang tersisa adalah

    1 1 14

    karena keempat sub-segitiga adalah kongruen sehingga luas masing-

    masing sub-segitiga adalah 14luas segitiga semula.

    Pada langkah kedua kita mengambil tiga segitiga yang berada di

    tengah sub-segitiga-sub-segitiga pada langkah pertama dan setiap sub-

    segitiga pada langkah ini mempunyai luas daerah 116. Jadi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

     

      

    2 1 14316.

    Pada langkah ketiga kita menghilangkan sembilan sub-segitiga

    dan setiap sub-segitiga pada langkah ini mempunyai luas daerah 164.

    Maka

    3 1 14316

    964.

    Dengan melihat pola di atas kita dapat menghitung luas daerah

    pada langkah ke- ,

    1 1434

    jika → ∞maka 34 akanmenjadisebuahderetgeometri

    sukuawal 1dan rasio , sehingga

    lim→∞ 114

    11 34

    0.∎

    Dengan satu segitiga samasisi sebagai dasar, kita dapat membuat

    3, 9, 27, 81,… segitiga samasisi yang sebangun dengan skala yang

    semakin kecil. Jika mengamati hasil segitiga di atas, maka diperoleh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

     

      

    31, 32, 33, 34,… buah segitiga. Jadi seandainya kita membuat segitiga Sierpinski dengan n langkah maka jumlah segitiga yang diperoleh

    adalah 3 ,dengan n 1,2,3,4, … . Konstruksi segitiga Sierpinski dimulai dengan membuat segitiga

    samasisi. Tiap sisi segitiga dicari titik tengahnya dan tiap titik tengah

    dihubungkan, sehingga empat segitiga samasisi yang kongruen

    kemudian segitiga tengah dihilangkan. Tersisa tiga segitiga samasisi

    yang sebangun dengan segitiga semula. Segitiga-segitiga ini merupakan

    contoh kesebangunan diri dari segitiga Sierpinski. Proses ini diulang-

    ulang untuk setiap segitiga yang tersisa. Dari proses tersebut akan

    terbentuk sebuah proses rekursif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

     

      

    C. Segitiga Pascal

    1. Blaise Pascal

    Blaise Pascal adalah penemu

    kalkulator. Dia berhasil membuat

    kalkulator numerik yang merupakan

    cikalbakal kalkulator modern yang kita

    gunakan. Blaise Pascal lahir di Clermont-

    Ferrand, Perancis, pada tanggal 19 Juni

    1623, dan meninggal dunia pada tanggal

    19 Agustus 1662. Ia adalah putera dari

    Etienne Pascal dan Antoinette Begon.

    Pada usia 3 tahun ibunya meninggal dunia, meninggalkan Blaise Pascal

    dan dua saudaranya, Gilberte dan Jacqueline.

    Blaise Pascal adalah seorang penemu, penulis, filsuf,

    matematikawan, dan fisikawan. Ia adalah seorang child prodigy yaitu

    anak yang mempunyai kemampuan berpikir atau kepandaian yang setara

    dengan orang dewasa. Karena Etiene Pascal melihat kecenderungan

    anaknya tersebut, maka beliau bermaksud mendidik anaknya sendiri

    dibantu dengan seorang guru pribadi.

    Blaise Pascal tidak pernah belajar di sekolah, namun ia mampu

    menguasai ilmu-ilmu tersebut. Sejak Blaise Pascal berusia 12 tahun,

    Gambar 3.12 Blaise Pascal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

     

      

    ayahnya sering mengajaknya untuk mengikuti acara diskusi matematika.

    Dan pada usia 13 tahun ia menemukan rumus segitiga Pascal. Ayahnya

    sering mengikutkan Pascal pada diskusi matematika di Paris bersama

    dengan matematikawan dan ilmuwan besar seperti Descartes, Fermat,

    Desargues, Mydorge, Gassendi dan Roberval. Tokoh-tokoh tersebut

    biasanya berkumpul di biara Pere Mersenne, seorang teolog, filsuf,

    matematikawan dan ahli musik.

    Karya pertama Blaise Pascal tentang matematika ia kirimkan

    kepada Pere Mersenne di Paris. Sampai saat ini teorema tersebut kita

    kenal dengan Teorema Pascal. Teorema tersebut menyatakan bahwa bila

    ada segi enam berada dalam lingkaran atau kerucut, maka titik potong

    tiga sisi yang berlawanan akan terletak pada satu garis, yang disebut garis

    Pascal.

    Ketika disampaikan di forum diskusi, Descartes tidak percaya

    bahwa teorema tersebut ditulis oleh Blaise Pascal yang saat itu berusia 16

    tahun. Dan Pere Mersenne menyakinkan bahwa karya tersebut memang

    karya Blaise Pascal.

    2. Segitiga Pascal

    Segitiga Pascal dimulai dengan bilangan 1. Kemudian untuk

    membangun baris selanjutnya, jumlahkan bilangan di atas kiri dengan

    bilangan di atas kanan untuk menemukan bilangan baru. Jika bilangan di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

     

      

    atas kanan atau kiri tidak ada, maka bilangan tersebut dijumlahkan dengan

    nol.

    Aturan seperti ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

    , !

    ! !

    dengan , adalah koefisien suku ke- 1 dari binomial (k berjalan dari 0 sampai n) dan n adalah baris dari segitiga Pascal.

    Gambar 3.13 Segitiga Pascal

    Untuk memperlihatkan bahwa segitiga Pascal merupakan salah

    satu contoh fraktal klasik, dilakukan pewarnaan pada segitiga Pascal

    tersebut. Misalkan sel bilangan ganjil diberi warna hitam dan sel bilangan

    genap diberi warna putih, seperti terlihat pada gambar 3.11.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

     

      

    Gambar 3.14 Segitiga Pascal dengan pewarnaan

    Gambar 3.15 Segitiga Pascal 32 baris dengan pewarnaan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

     

      

    Gambar 3.16 Segitiga Pascal dengan warna hitam untuk sel bilangan yang habis dibagi 3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

     

      

    Gambar 3.17 Segitiga Pascal dengan warna hitam untuk sel bilangan yang habis dibagi 9

    Pada gambar 3.12 nampak bahwa segitiga Pascal dengan warna

    hitam untuk sel bilangan ganjil dan warna putih untuk sel bilangan genap

    menyerupai segitiga Sierpinski. Pola-pola yang lain juga memiliki

    keindahan, keteraturan dan kesebangunan diri yang menggambarkan

    syarat bangun fraktal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

     

      

    D. Kurva Salju Koch

    1. Helge von Koch

     

    Niels Fabian Helge von Koch

    merupakan matematikawan Swedia

    yang lahir pada 25 Januari 1870. Helge

    von Koch pernah belajar di Universitas

    Stockholm pada tahun 1887 dan di

    Universitas Uppsala. Dia menerima

    gelar Doktor di universitas tersebut

    pada tahun 1892. Ia diangkat menjadi

    guru besar matematika di Royal Institute of Technology.

    2. Konstruksi Kurva Koch

    Konstruksi sederhana dari kurva Koch dimulai dengan sebuah

    ruas garis yang disebut initiator.

    Gambar 3.19 Initiator

    Gambar 3.18 Helge von Koch

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

     

      

    Bagian initiator dibagi menjadi 3 bagian. Kemudian pada bagian

    yang terletak di tengah kita ganti dengan segitiga samasisi. Langkah

    tersebut merupakan konstruksi yang paling mendasar.

    Gambar 3.20 Generator

    Potongan empat bagian tersebut akan digunakan kembali untuk

    langkah selanjutnya. Ini disebut generator.

    Kemudian kita ulangi langkah-langkah di atas untuk setiap ruas

    garis. Ruas garis-ruas garis tersebut kita jadikan tiga bagian dan

    dilanjutkan dengan menambahkan segitiga samasisi di bagian tengah.

    Gambar 3.21 Langkah ketiga konstruksi kurva Koch

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

     

      

    Jika langkah tersebut kita ulangi, maka akan terbentuk

    Gambar 3.22 Kurva Koch

    Pada langkah pertama kita memiliki 4 ruas garis yang sama

    panjang. Pada langkah selanjutnya kita akan memiliki 4 4 4 ruas garis yang sama panjang. Jika panjang ruas garis awal kita notasikan

    dengan , maka panjang garis pada langkah pertama adalah , pada

    langkah kedua memiliki panjang dan seterusnya. Karena setiap

    langkah menghasilkan kurva dari ruas garis, maka tidak ada masalah

    untuk menghitung panjangnya.

    Pada langkah pertama panjangnya 4 , kemudian

    langkah kedua 42 132 dan seterusnya. Maka pada langkah ke-

    panjangnya .

    Langkah pertama konstruksi adalah membuat sebuah ruas

    garis. Kemudian pada langkah kedua, empat ruas garis diperoleh dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

     

      

    menghapus sepertiga-tengah dari ruas garis semula dan menggantinya

    dengan dua sisi segitiga samasisi yang alasnya terletak pada ruas garis

    yang telah dihapus. Demikian jika proses tersebut diulang secara terus

    menerus untuk setiap ruas garis yang tersisa, maka akan didapatkan

    sebuah pola.

       

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

     

      

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Fraktal merupakan seni dalam dunia matematika. Konsep-konsep dasar fraktal

    adalah kesebangunan diri (self-similarity) dan dimensi tak bulat. Bangun fraktal

    mempunyai sifat-sifat dasar yang membedakannya dengan bangun geometri pada

    umumnya, yaitu:

    Kesebangunan diri (self-similarity), yaitu suatu bangun fraktal terdiri

    dari banyak tiruan yang sama dengan bangun itu sendiri, dengan

    ukuran lebih kecil dari bentuk aslinya.

    Detail takhingga (infinite detail), yaitu semakin bangun fraktal

    diperbesar akan didapatkan bangun yang lebih mendetail. Detail dari

    bangun itu tidak terlihat langsung tetapi akan muncul secara bertahap

    ketika bangun fraktal itu dilihat semakin dekat dengan pembesaran.

    Fraktal diperoleh dengan proses rekursif, yaitu konstruksi yang terdiri

    dari pengulangan proses sebelumnya.

    Fraktal klasik adalah fraktal yang diciptakan pada abad 19 dan 20. Fraktal

    tersebut merupakan fraktal yang diturunkan dari geometri dasar dengan

    menggunakan transformasi iterasi pada bentuk-bentuk dasar seperti garis lurus

    (Cantor) dan segitiga (segitiga Sierpinski).

    Himpunan Cantor, Segitiga Sierpinski, dan kurva salju Koch merupakan

    contoh fraktal klasik yang setiap bagiannya merupakan pengulangan dari bangun

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

     

      

    semula. Proses konstruksinya juga mengulang proses sebelumnya. Sedangkan pada

    segitiga Pascal, fraktal akan nampak ketika diberikan warna pada sel-selnya

    sehingga akan terlihat keteraturan dan kesebangunan diri pada segitiga tersebut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

     

      

    DAFTAR PUSTAKA

    Edgar, Gerald A. (2004). Classics on Fractals. Colorado: Westview Press.

    Falconer, Kenneth. (2003). Fractal Geometry: Mathematical Foundations and Applications. New York: John Wiley and Sons Ltd. Hvidsten, Michael. (2005). Geometry with Geometry Explorer. New York: McGraw-Hill. Mandelbrot, Benoit B. (1983). The Fractal Geometry of Nature. New York: W.H. Freeman and Company. Peitgen, H-O, et al. (2004). Chaos and Fractal New Frontiers of Science. New York: Springer-Verlag. Susilo, Frans. (1996). Himpunan Julia dan Klasifikasinya dalam Himpunan

    Mandelbrot. Dalam: F. Susilo dan St. Susento (Ed). Percikan Matematika: Sebuah Bunga Rampai (hlm 82-102). Yogyakarta: Penerbitan Universitas Sanata Dharma.

     

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI