JAUR, Vol. 4 (1) Oktober (2020) ISSN: 2599-0179 (Print) ISSN: 2599-0160 (Online) JOURNAL OF ARCHITECUTRE AND URBANISM RESEARCH Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jaur PENERAPAN ARSITEKTUR FRAKTAL PADA PERANCANGAN GALERI TENUN SONGKET RIAU DI PEKANBARU APPLICATION OF FRACTAL ARCHITECTURE ON RIAU MALAY SONGKET GALLERY DESIGN AT PEKANBARU * Dilla Purnama Sari 1 ), Yohannes Firzal 2 ) & Wahyu Hidayat 3 ) 1)Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau 2) 3) Dosen Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Riau *corresponding author: [email protected]Abstrak Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam berlimpah dengan kebudayaan Melayu yang masih terjaga hingga sekarang, salah satunya yaitu Tenun Songket Melayu Riau. Masyarakat dapat mengetahui seluk beluk atau sejarah tenun songket Riau, dan mengenal motif- motif songket Riau. Serta mengadakan pelatihan tenun songket Riau, namun saat ini belum adanya wadah yang dapat menampung kegiatan produksi dan pelestarian songket secara keseluruhan, akses yang berbeda-beda untuk setiap daerah sehingga sulit dijangkau. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah perancangan Galeri Tenun Songket dengan pemilihan lokasi yang strategis yaitu di Pekanbaru. Sebagai ibukota provinsi, lokasi tersebut lebih mudah diakses oleh wisatawan dari dalam maupun luar daerah. Selain itu, galeri menjadi sarana yang memadai untuk kegiatan promosi, pemasaran, dan pengembangan tenun songket serta dapat menampilkan beragam koleksi tenun songket Riau dengan pendekatan arsitektur fraktal. Motif pada tekstil seperti batik ataupun songket yang memiliki unsur berpola. Arsitektur fraktal adalah penerapan geometri fraktal yang merupakan ilmu matematika dan membahas bentuk-bentuk yang memiliki sifat menyerupai diri sendiri (self-similarity). engan tetap menggnakan konsep arsitektur fractal dmaksudkan untuk memberikan ciri khas terhadap bangunan yang akan dirancang. Sehingga untuk itu, diperlukan metode yang tepat yaitu metode kualitatif dan kuantitatif, dengan mencari literature tentang arsitektur fractal lebih dalam. Kata Kunci : Galeri, Tenun Songket Riau, Arsitektur Fraktal Abstract Riau is one of the provinces in Indonesia which has abundant natural wealth with Malay culture that is still preserved until now, one of which is Tenun Songket Melayu Riau. The public can know the ins and outs of Riau songket weaving, and get to know the Riau songket motifs. As well as holding training in Riau songket weaving, but currently there is no container that can accommodate the production and preservation of songket as a whole, different access for each region so that it is difficult to reach. One solution to this problem is the design of the Songket Weaving Gallery by selecting a strategic location, namely in Pekanbaru. As the provincial capital, this location is more accessible to tourists from within and outside the region. In addition, the gallery is an adequate facility for promotion, marketing, and development of songket weaving and can display various collections of Riau's songket weaving with a fractal architectural approach. Motifs on textiles such as batik or songket which have patterned elements. Fractal architecture is the application of fractal geometry, which is a mathematical science and discusses forms that have self-similarity (self-similarity). By continuing to use the fractal architectural concept, it is intended to give a characteristic to the building to be designed. So for that, we need appropriate methods, namely qualitative and quantitative methods, by looking for literature on fractal architecture more deeply. Keywords : Gallery, Riau Malay Songket, Fractal Architecture How to Cite : Dilla Purnama S, Yohanes F,Wahyu H , (2020), Penerapan Arsitektur Fraktal pada Perancangan Galeri Tenun Songket Riau di Pekanbaru, JAUR, 57-63
7
Embed
PENERAPAN ARSITEKTUR FRAKTAL PADA PERANCANGAN GALERI …
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam berlimpah dengan kebudayaan Melayu yang masih terjaga hingga sekarang, salah satunya yaitu Tenun Songket Melayu Riau. Masyarakat dapat mengetahui seluk beluk atau sejarah tenun songket Riau, dan mengenal motif- motif songket Riau. Serta mengadakan pelatihan tenun songket Riau, namun saat ini belum adanya wadah yang dapat menampung kegiatan produksi dan pelestarian songket secara keseluruhan, akses yang berbeda-beda untuk setiap daerah sehingga sulit dijangkau. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah perancangan Galeri Tenun Songket dengan pemilihan lokasi yang strategis yaitu di Pekanbaru. Sebagai ibukota provinsi, lokasi tersebut lebih mudah diakses oleh wisatawan dari dalam maupun luar daerah. Selain itu, galeri menjadi sarana yang memadai untuk kegiatan promosi, pemasaran, dan pengembangan tenun songket serta dapat menampilkan beragam koleksi tenun songket Riau dengan pendekatan arsitektur fraktal. Motif pada tekstil seperti batik ataupun songket yang memiliki unsur berpola. Arsitektur fraktal adalah penerapan geometri fraktal yang merupakan ilmu matematika dan membahas bentuk-bentuk yang memiliki sifat menyerupai diri sendiri (self-similarity). engan tetap menggnakan konsep arsitektur fractal dmaksudkan untuk memberikan ciri khas terhadap bangunan yang akan dirancang. Sehingga untuk itu, diperlukan metode yang tepat yaitu metode kualitatif dan kuantitatif, dengan mencari literature tentang arsitektur fractal lebih dalam. Kata Kunci : Galeri, Tenun Songket Riau, Arsitektur Fraktal
Abstract
Riau is one of the provinces in Indonesia which has abundant natural wealth with Malay culture that is still
preserved until now, one of which is Tenun Songket Melayu Riau. The public can know the ins and outs of
Riau songket weaving, and get to know the Riau songket motifs. As well as holding training in Riau songket
weaving, but currently there is no container that can accommodate the production and preservation of songket
as a whole, different access for each region so that it is difficult to reach. One solution to this problem is the
design of the Songket Weaving Gallery by selecting a strategic location, namely in Pekanbaru. As the provincial
capital, this location is more accessible to tourists from within and outside the region. In addition, the gallery is
an adequate facility for promotion, marketing, and development of songket weaving and can display various
collections of Riau's songket weaving with a fractal architectural approach. Motifs on textiles such as batik or
songket which have patterned elements. Fractal architecture is the application of fractal geometry, which is a
mathematical science and discusses forms that have self-similarity (self-similarity). By continuing to use the
fractal architectural concept, it is intended to give a characteristic to the building to be designed. So for that, we
need appropriate methods, namely qualitative and quantitative methods, by looking for literature on fractal
architecture more deeply.
Keywords : Gallery, Riau Malay Songket, Fractal Architecture How to Cite : Dilla Purnama S, Yohanes F,Wahyu H , (2020), Penerapan Arsitektur Fraktal pada Perancangan Galeri Tenun Songket Riau di Pekanbaru, JAUR, 57-63
Dilla P S, Yohannes F, Wahyu H, Penerapan Arsitektural Fraktal pada Perancangan Galeri Tenun Songket
58
PENDAHULUAN
Riau merupakan salah satu provinsi
di Indonesia yang terletak di tengah pulau
Sumatera. Terdiri atas daerah daratan dan
kepulauan, dengan bangsa Melayu sebagai
penduduk asli wilayah tersebut. Kekayaan
alam dan budaya yang masih terjaga
hingga sekarang. Karena pada prinsipnya,
masyarakat Melayu merupakan
masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-
nilai adat dan budayanya. Salah satunya
yaitu Songket Melayu Riau.
Kata songket berasal dari kata kerja
sungkit, yaitu mencongkel benang atau
menyungkit benang (Poewadarminta,
1976:2). Songket merupakan kain yang di
tenun dengan menggunakan benang perak
maupun emas yang dihubungkan melalui
proses menyungkit benang lusi dan
membuat berbagai ragam hias (Nawir,
(2007:3). Di Riau, terdapat beberapa
ragam tenun songket, antara lain Tenun
Songket Pekanbaru, Tenun Songket Siak,
Tenun Songket Indragiri, Tenun Songket
Dumai dan sebagainya, dengan lokasi
produksi yang berbeda-beda sesuai daerah
masing- masing.
Pelestarian songket dapat dilakukan
dengan menyediakan wadah produksi dan
pembelajaran, dimana masyarakat tidak
hanya dapat membeli hasil kerajinan tenun
songket, tetapi masyarakat akan
mendapatkan sesuatu yang lebih dari pada
itu. Masyarakat dapat mengetahui seluk
beluk atau sejarah tenun songket Riau,
mengenal motif-motif songket Riau, dan
mengetahui bagaimana tenun songket itu
dibuat oleh para penenun. Serta
mengadakan pelatihan tenun songket Riau
dengan tujuan untuk melestarikannya.
Namun, saat ini belum adanya wadah
yang dapat menampung kegiatan produksi
dan pelestarian songket secara
keseluruhan, akses yang berbeda-beda
untuk setiap daerah sehingga sulit dijangkau.
Salah satu solusi dari permasalahan tersebut
adalah perancangan Galeri Tenun Songket dengan
pemilihan lokasi yang strategis yaitu di Pekanbaru.
Sebagai ibukota provinsi, lokasi tersebut lebih mudah
diakses oleh wisatawan dari dalam maupun luar
daerah, dengan dilengkapi fasilitas pendukung yang
mampu menampung berbagai kegiatan pelestarian
tenun songket dari berbagai daerah, serta sebagai
wadah pembelajaran tenun songket. Selain itu
menjadi sarana yang memadai untuk kegiatan
promosi, pemasaran, dan pengembangan tenun
songket serta dapat menampilkan beragam koleksi
tenun songket Riau dengan menerapkan pendekatan
arsitektur fraktal.
Arsitektur fraktal adalah penerapan geometri
fraktal yang merupakan ilmu matematika dan
membahas bentuk-bentuk yang memiliki sifat
menyerupai diri sendiri (self-similarity). Fraktal banyak
dijumpai pada objek di alam seperti pola yang
terdapat pada daun dan ranting pohon, awan,
pegunungan, alur sungai, kembang kol, dan riak
ombak. Pendekatan tema fraktal mengarah kepada
geometri dasar yang akan dijadikan bentukan awal.
Tema perancangan yang diusung adalah fraktal,
karena sudah diterapkan oleh nenek moyang bangsa
Indonesia melalui budaya tekstil. Motif pada tekstil
seperti batik ataupun songket yang memiliki unsur
berpola. Fraktal menitikberatkan pada pencarian
bentuk dengan melalui keindahan sehingga dapat
dikembangkan dalam perancangan galeri tenun
songket yang dapat menjadi pusat kegiatan
pelestarian tenun songket dari berbagai daerah di
Riau.
Adapun permasalahan pada perancangan
Galeri Tenun Songket di Pekanbaru adalah sebagai
berikut (a) Bagaimana menerapkan tema arsitektur
fraktal pada Galeri Tenun Songket Riau di
Pekanbaru? (b) Bagaimana menerapkan tema
arsitektur fraktal pada Galeri Tenun Songket Riau di
Pekanbaru? (c) Bagaimana merumuskan konsep
perancangan pada Galeri Tenun Songket di
Pekanbaru? (d) Bagaimana merumuskan penataan
ruang dan fasilitas pada perancangan Galeri Tenun
Songket Riau di Pekanbaru?
Journal of Architecture and Urbanism Research, 4 (1) (2020): 57-63
59
Arsitektur Fraktal, merupakan kata
yang berasal dari bahasa latin yaitu fractus
yang memiliki arti pecah (broken) atau
tidak teratur (irregular). Fraktal pada
dasarnya merupakan suatu geometri
sederhana yang dapat dipecah menjadi
beberapa bagian dengan bentuk serupa dari
sebelumnya dan memiliki ukuran yang
kecil (Mandelbrot, 1982).
Pengembangannya geometri fraktal
dalam arsitektur sudah ada sejak jaman
arsitektur klasik dan modern, karena
geometri fraktal adalah geometri alam
yang bentuknya sangat dekat dengan
manusia. Fraktal banyak dijumpai pada
objek-objek di dunia nyata, seperti awan,
pegunungan, turbulensi, dan garis pantai,
yang mempunyai bentuk geometri yang
rumit. Fraktal juga di terapkan pada
budaya tekstil. Motif pada tekstile seperti
batik ataupun songket. Bentuk-bentuk yang
berpola merupakan geometri fraktal,
sehingga dengan pengkajian dapat untuk
dikembangkan dalam perancangan
arsitektur.
Menurut Falconer dan Mandelbrot,
prinsip-prinsip arsitektur fraktal ialah: Self-
similarity (objek yang memiliki kemiripan
dengan dirinya sendiri), Dimension
(Ukuran yang berbeda-beda), Tidak teratur
(susunan yang berbalik, penyambungan
satu bentuk dengan bentuk lain).
Galeri di artikan sebagai wadah yang
menggelegar suatu karya seni rupa. Dan
juga digunakan sebagai tempat
penampungan kegiatan komunikasi visual
didalam ruangan yang terdapat seniman,
kolektor serta masyarakt luas melalui
kegiatan pameran. Suatu ruang untuk
menyajikan hasil karya seni, suatu area
memajang aktifitas public, area public yang
kadang digunakan untuk keperluan khusus
(Encyclopedia of American Architecture, 1975).
Menurut Kakanwil Perdagangan,
fungsi galeri antara lain: Tempat promosi
barang-barang seni, Tempat
mengembangkan pasar bagi seniman-seniman,
Tempat pelestarian dan memperkenalkan karya atau
benda seni serta budaya dari seluruh Indonesia,
Tempat untuk pembinaan usaha dan juga organisasi
usaha antara seniman dengan pengelola. Sebagai
jembatan untuk eksistensi pembangunan
kewirausahaan, Serta menjadi salah satu objek untuk
mengembangkan pariwisata nasional.
Kata songket berasal dari kata kerja sungkit,
yaitu mencongkel benang atau menyungkit benang
(Poewadarminta, 1976:2). Songket merupakan kain
yang di tenun dengan menggunakan benang perak
maupun emas yang dihubungkan melalui proses
menyungkit benang lusi dan membuat berbagai
ragam hias (Nawir, (2007:3).
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian pada Proses perancangan
galeri Tenun Songket Riau di Pekanbaru dimulai dari
pengembangan ide awal, identifikasi masalah,
perumusan konsep dan penarapan tema Arsitektur
Fraktal ke dalam bangunan. Pada tahap strategi
perancangan, data diperoleh dari literatur dan studi
banding, dan survei lapangan.
Gambar 1. Bagan Alur Perancangan
PEMBAHASAN
Lokasi berada di di Jalan Jendral Sudirman
Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau
dengan luas lahan ± 11.734 m2 (1,2 Ha). Koefisien
Dasar Bangunan 50% dengan kondisi kontur relatif
datar.
Dilla P S, Yohannes F, Wahyu H, Penerapan Arsitektural Fraktal pada Perancangan Galeri Tenun Songket
60
Gambar 2. Lokasi Perancangan
Besaran kebutuhan terbagi atas
program ruang indoor dan program ruang
ouotdoor dengan fasilitas primer, fasilitas
sekunder, fasilitas penunjang , dan
perhitungan kebutuhan parkir yang
kemudian direkapitulasi dalam tabel di
bawah ini.
Tabel 1. Kebutuhan Ruang
Kebutuhan Ruang Luasan (m²)
Program ruang dalam 6.582
Program ruang luar 5.152
Luas Total 11.734 m2
Sumber: Analisi Pribadi, 2020
Pada Perancangan Galeri Tenun
Songket Riau di Pekanbaru, terbagi
menjadi beberapa zona yaitu, zona public,
zona privat dan zona servis.
Gambar 3. Penzoningan
Perancangan Galeri Tenun Songket
Riau di Pekanbaru ini menerapkan tema
berdasarkan prinsip-prinsip Arsitektur
Fraktal yang di jelaskan pada table 2
berikut.
Tabel 2. Analisis penerapan tema ke rancangan
N
o
Prinsip-
Prinsip
Arsitektur
Fraktal
Penerapan
1
Pola dasar merupakan
objek utama dalam
proses pencarian bentuk
fraktal. Pencarian
bentuk menggunakan
sistem IFS (Iterated
Functions Systems ).
2
Self-Similarity,
menyerupai bentuk satu
dengan yang lainnya.
Prinsip ini diterapkan
pada denah, landscape,
beberapa interior, dan
eksterior. Sehingga
menguatkan tema
fraktal pada
perancangan.
3
Memasukkan fungsi
linear dilatasi pada
proses fraktal sehingga
ukuran objek beragam
yang dimana ini
merupakan prinsip
dimension.
4
Tidak beraturan
diperoleh dari
memasukkan fungsi
rotasi pada proses,
skala, sehingga bentuk
fraktal akan menjadi
tidak beraturan, ketidak
beraturan ini juga
diterapkan pada
landscape, seperti
perletakan vegetasi.
Mengikuti garis fraktal
bangunan yang tidak
beraturan.
Sumber: Analisa Pribadi, 2020
Konsep Dasar, Pada perancangan Galeri
Tenun Songket Riau ini menggunakan konsep dasar
Interconnected yang artinya kaitan
penghubung/hunganan yang saling terkait. Hal ini
Journal of Architecture and Urbanism Research, 4 (1) (2020): 57-63
61
didasarkan dari adanya fakta keterkaitan
antara daerah-daerah penghasi tenun
songket Riau, yakni Pekanbaru, Siak,
Dumai, Indragiri. Keterkaitan ini
digambarkan seperti bagian-bagian kecil
yang mengelilingi suatu pusat (Galeri),
dikarenakan lokasi perancangan terletak di
ibukota Riau yang merupakan lokasi
strategis. Tema yang digunakan adalah
fraktal, dikarenakan motif songket
merupakan contoh dari fraktal itu sendiri.
Fraktal juga sejalan dengan konsep
interconnected, sehingga pola antar satu
dengan yang lain saling terkait dan tidak
terpisah ataupun terputus.Lebih lanjut
konsep dasar ini dijebarkan dalam skema
dibawah ini :
Gambar 4. Konsep Dasar
Konsep Bentuk, Dasar bentukan
berasal dari proses fraktal, dimana langkah
awal adalah penentuan pola dasar. Pola
dasar diambil dari salah satu motif tenun
songket Riau. Yaitu motif pucuk rebung.
Motif ini diambil karena pucuk rebung
selalu ada dalam setiap kain songket
sebagai kepala kain atau tumpal.
Gambar 5. Konsep Bentuk
Proses pembentukan menggunakan metode
fraktal yaitu dengan IFS (Iterated Functions Systems ).
Yaitu dengan menggunakan satu set fungsi linear
yang transformasinya terjadi berdasarkan
keseragaman, rotasi dan dilatasi. Didalam sistem,
fungsi yang dimasukkan dipilih secara acak, dengan
set akhir/final adalah pasti dan memperlihatkan
struktur fraktal.
Gambar 6. Form Finding Process
Konsep rencana tapak, perletakan landscape dan
jalan mengikuti garis-garis fraktal dari bangunan.
Sehingga bangunan dan area luar saling terkait satu
Dilla P S, Yohannes F, Wahyu H, Penerapan Arsitektural Fraktal pada Perancangan Galeri Tenun Songket