EVALUASI PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA KASUS DIABETES MELLITUS INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Cecilia Lenny Pravita Pertiwi NIM: 028114012 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2006 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI ... · Diabetes mellitus (DM) adalah suat u kelompok penyimpangan metabolisme yang ditandai oleh naiknya kadar gula dalam darah,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EVALUASI PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA KASUS DIABETES MELLITUS
INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Cecilia Lenny Pravita Pertiwi
NIM: 028114012
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2006
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan (trend) terapi dan mengevaluasi pemilihan dan penggunaan antidiabetes pada kasus Diabetes mellitus (DM) instalasi rawat inap Rumah sakit Panti rapih yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan deskriptif non-analitik. Bahan penelitian yang digunakan adalah kartu rekam medik pasien Diabetes mellitus instalasi rawat inap Rumah Sakit panti Rapih yogyakarta periode januari-Desember 2005. Data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan profil pasien, profil peresepan, dan pemilihan serta penggunaan antidiabetes.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kasus Diabetes mellitus di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, pasien dengan jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki (51 %), pasien terbanyak pada kelompok usia lebih dari 60 tahun (46,1 %). Tipe DM yang paling banyak diderita adalah DM tipe 2 (98,4 %). Pasien paling banyak menderita DM, disertai penyakit penyerta (46 %), dan komplikasi yang paling banyak diderita adalah ulkus (17,5%) . Kelas terapi obat yang paling banyak diresepkan adalah antidiabetes (84,1 %), dan golongan antidiabetes yang paling banyak diresepkan adalah metformin (47,6 %) sehingga dapat disimpulkan pula bahwa trend terapi DM periode Januari-Desember 2005 berpusat pada metformin. Penggunaan antidiabetes oral secara tunggal tercatat paling banyak dibanding penggunaan secara kombinasi (23,0 %). Dari perbandingan hasil terapi pasien diperoleh kesimpulan bahwa kombinasi insulin dengan non sulfonilurea adalah jenis terapi yang paling baik karena paling mampu menurunkan kadar gula darah pasien menjadi mendekati normal sesuai dengan tujuan terapi DM yang utama. Kasus DRP yang terjadi adalah adverse drug reaction (ADR) 4 kasus (6,3%) dan butuh terapi obat tambahan sebanyak 11 kasus (17,5%).
Kata kunci: Diabetes mellitus, Antidiabetes, Drug Related Problem. .
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The purpose of this research was to know the trend of therapy and to
evaluate the antidiabetics selection and usage in diabetes mellitus cases during hospitalization in Panti Rapih hospital in Yogyakarta during January-December 2005.
This research was an observational experimental and done with descriptive non-analytic research design. The material used in this research was medical record of 51 diabetes mellitus patients. The result data was grouped based on patient profile, prescribing profile, and antidiabetics selectipn and utilization.
The result showed that most patient are woman (51%), and 46.1 % in persons age 60 or older. Type 2 DM accounts for as much as 98.4 % of all cases of DM. Most patient have DM with the other disease (46%), and complication disease that often happen are ulcus DM (17.5 %). Antidiabetics are the most prescribing class of therapy (84.1%), Biguanide (metformin) are the most prescribing antidiabetics (47.6%) and from that result we can figure that trend of therapy has change from sulfonilurea to biguanide which is metformin. The utilization of single oral antidiabetics are the most found case (23.0%). The result data of outcome therapy show that utilization combination of insulin and non-sulfonilurea drug therapy are the best way to decrease the level of blood sugar concentration. The DRP cases that happened during therapy are 4 cases of adverse drug reaction (6.3%) and 11 cases of needs additional drug therapy (17.5%). Key words: Diabetes mellitus, Antidiabetics, Drug related problems.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Skripsi ini berjudul “EVALUASI PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN
ANTIDIABETES PADA KASUS DIABETES MELLITUS INSTALASI
RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA PERIODE
JANUARI-DESEMBER 2005” disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Yesus Kristus, Tuhan dan Sahabat
sejati, yang telah melimpahkan kasih karunia dan kemurahan sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan baik moril
maupun materiil dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen
pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan, motivasi dan masukan
selama penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. selaku dosen penguji atas bantuan,
bimbingan dan saran yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji atas bantuan, bimbingan, dan
saran yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bapak JB. S. Amir Marwata selaku wakil direktur SDM dan informasi rumah
sakit Panti Rapih Yogyakarta atas kesempatan dan bantuan yang diberikan
kepada penulis selama pelaksanaan penelitian di rumah sakit.
5. Seluruh staf rekam medik rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta atas semua
bantuan dan perhatian yang diberikan kepada penulis selama pelaksanaan
penelitian di rumah sakit.
6. Ayah dan Bundaku tercinta, “ Terimakasih untuk setiap doa, kasih yang tanpa
pamrih, kesabaran yang tak berbatas, dan dukungan yang tanpa akhir”.
7. Adikku tersayang Angga, terimakasih untuk kebersamaan , doa, dukungan, dan
semangat yang diberikan.
8. Rikky, terimakasih untruk setiap senyum, doa, dukungan, semangat dan hari-hari
yang penuh makna. “Thanks God I found you”
9. Saudara-saudaraku terkasih, Ninik, Us, dan Senggi. Terima kasih untuk setiap
sapaan, canda tawa dan kebersamaan saat hari-hari burukku.
10. Sahabat-sahabat tercinta Mili dan Kai, terimakasih untuk persahabatan semangat,
bantuan dan loyalitas.
11. Roma dan Orry terimakasih untuk persaudaraan dan semangat dari kalian.
12. Wenny, Astu, Astri, terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
13. Om Yanto dan tante Mirna, terima kasih untuk semua dukungan dan bantuan.
14. Doggy Robertio dan Corel Draw terimakasih untuk hiburan dan perhatian setiap
harinya.
15. Kate, Rina, Novi, Renny, terimakasih untuk kebersamaan di ruang rekam medik.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16. Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2002.
17. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat disebutkan satu per
satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pengerjaan dan
penyelesaian skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi pembaca pada khususnya, dan ilmu pengetahuan pada
umumnya.
Yogyakarta, 12 Desember 2006
Penulis
Cecilia Lenny Pravita Pertiwi
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………….. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………….. v
INTISARI …………………………………………………………………………. vi
ABSTRACT ………………………………………………………………………. vii
PRAKATA ………………………………………………………………………...viii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… xi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………... xv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………….. xviii
BAB I. PENGANTAR ……………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
1. Permasalahan …………………………………………………………... 4
2. Keaslian Penelitian …………………………………………………….. 5
3. Manfaat Penelitian …………………………………………………….. 7
B. Tujuan Penelitian ………………………………………………………… 8
1. Tujuan Umum …………………………………………………………. 8
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tujuan Khusus ………………………………………………………… 8
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ………………………………………….. 10
A. Diabetes Mellitus ………………………………………………………… 10
1. Definisi ………………………………………………………………… 10
2. Klasifikasi dan Penyebab ……………………………………………… 10
3. Gejala ………………………………………………………………….. 11
4. Mekanisme Metabolisme ……………………………………………… 12
5. Diagnosis ……………………………………………………………… 13
6. Penatalaksanaan ………………………………………………………. 14
7. Komplikasi …………………………………………………………….. 15
B. Antidiabetes Oral ………………………………………………………….. 16
1. Golongan Sulfonilurea …………………………………………………. 18
2. golongan Biguanid ……………………………………………………... 18
3. Golongan Thiazolidin ………………………………………………….. 19
4. Golongan Penghambat α-Glukosidase …………………………………. 19
5. Golongan Meglitinid …………………………………………………… 19
C. Insulin ……………………………………………………………………... 19
D. Drug Related Problem .................................................................................. 21
E. Keterangan Empiris ……………………………………………………….. 23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………… 24
A. Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………………………… 24
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Definisi Operasional ………………………………………………………. 24
C. Subyek dan tempat Penelitian ……………………………………………... 26
D. Jalannya Penelitian ………………………………………………………… 26
E. Tata Cara Pengolahan Hasil ……………………………………………… 27
F. Kesulitan Penelitian ………………………………………………………. 28
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….. 30
A. Profil Pasien ………………………………………………………………. 30
1. Karakteristik Pasien ……………………………………………………. 30
2. Jenis Penyakit …………………………………………………………... 32
B. Profil Peresepan ………………………………………………………….. 36
1. Kelas Terapi Obat ……………………………………………………… 36
2. Golongan Antidiabetes …………………………………………………. 38
C. Pemilihan dan Penggunaan Antidiabetes …………………………………. 38
1. Kombinasi Golongan Antidiabetes …………………………………….. 38
2. Hasil Terapi Pasien DM ……………………………………………….. 40
a. Terapi Insulin ……………………………………………………… 41
b. Terapi Antidiabetes Oral Tunggal …………………………………. 42
c. Terapi Insulin Kombinasi Sulfonilurea ……………………………. 44
d. Terapi Insulin kombinasi Non-Sulfonilurea ……………………….. 45
e. Kombinasi Antidiabetes Oral ……………………………………… 46
f. Tidak Menggunakan Antidiabetes …………………………………. 47
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Kecenderungan dan Kerasionalan Pemilihan Antidiabetes ………………. 48
E. Rangkuman Pembahasan …………………………………………………. 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….... 56
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 56
B. Saran ……………………………………………………………………… 57
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………. 58
LAMPIRAN ……………………………………………………………………... 61
BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………… 88
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Mekanisme dan Tempat Kerja Antidiabetes Oral ............................... 17
Gambar 2. Persentase Distribusi Jenis Kelamin Pasien DM Rawat Inap
di RumahSakit Panti Rapih Yogyakarta Periode januari-Desember
Durasi tinggal (hari) 12,3±7,1 7,4±3,7 12±4,8 10±4,2 7,3±2,9 6,4±3,1
Kea
daan
akh
ir
Kasus pasien sembuh 10 14 9 8 11 7
Keterangan: KG : kadar gula A: Insulin B: Anti Diabetes Oral Tunggal C: Insulin + Sulfonilurea D: Insulin + Non sulfonilurea E: Kombinasi anti diabetes oral (ADO) F: Tidak menggunakan antidiabetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. Terapi insulin
Pasien DM rawat inap dengan terapi insulin di Rumah Sakit Panti rapih
tercatat ada 10 kasus. Insulin yang diresepkan di instalasi rawat inap rumah sakit
Panti Rapih Yogyakarta untuk pasien DM periode Januari-Desember 2005
mencakup insulin reguler, mixtard, dan insulatard yang takaran unitnya
disesuaikan dengan keadaan kadar gula darah masing-masing pasien (tabel XI).
Insulin reguler (short-acting insulin) paling banyak digunakan karena mempunyai
durasi kerja yang singkat sehingga relatif aman untuk pasien yang sebagian besar
berusia lanjut.
Menurut standar pelayanan medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
tahun 1998 insulin ditambahkan jika kadar glukosa darah belum juga terkontrol
baik walau telah mendapat antidiabetes oral dosis maksimal, tetapi pada kasus
pasien dengan terapi insulin saja banyak kasus pasien DM tipe 2 yang langsung
diberikan terapi insulin tanpa pemberian terapi antidiabetes oral (ADO) terlebih
dahulu.
Tabel XI. Distribusi Sediaan Insulin yang Diresepkan Pada Pasien DM dengan Terapi Insulin di Instalasi rawat Inap Rumah Sakit panti rapih yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
Sediaan Insulin Σ Kasus Persen (%)
Reguler 6 60 Mixtard 2 20
Lantus (Glargine) 1 10 Mixtard + Insulatard 1 10
Total 10 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pasien yang keluar dalam keadaan membaik atau sembuh sebanyak 100%
kasus. Hal ini menandakan insulin mampu mempertahankan kadar gula darah
pasien sehingga pasien dapat pulang dengan keadaan yang membaik.
Durasi kadar gula mencapai normal pasien yang menggunakan terapi
dengan insulin masih relatif lama jika dibandingkan dengan pasien yang
menggunakan terapi lain.
Insulin biasanya diresepkan selain pada pasien DM tipe 1 juga kepada
pasien DM tipe 2 yang mengalami berbagai komplikasi karena pada keadaan
pasien dengan komplikasi kadang obat dengan jalur oral tidak dapat
dipergunakan. Hal ini bersangkutan dengan kerja hormon tubuh yang tidak
normal atau tidak dapat diperkirakan lagi (Unpredictable). Dari data hasil terapi
pasien DM yang menerima insulin paling banyak menderita komplikasi dibanding
pasien yang menerima terapi antidiabetes lain.
b. Terapi antidiabetes oral (ADO) tunggal
Pasien dengan terapi ADO tunggal tercatat ada 15 kasus, dan menurut
gambar 3 antidiabetes oral yang paling banyak dipilih adalah dari golongan
biguanid yaitu metformin. Antidiabetes oral tunggal lain yang digunakan adalah
sulfonilurea dan meglitinid.
Jumlah pasien yang pulang dalam keadaan sembuh adalah 14 dari 15 pasien.
Satu pasien pulang atas permintaan sendiri karena akan pindah rumah sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Dari tabel XII rata-rata kadar gula darah darah mencapai normal terapi
dengan antidiabetes oral tunggal tercatat paling pandek dibandingkan dengan
terapi lainnya. Dari hal itu dapat ditarik kesimpulan terapi dengan menggunakan
antidiabetes oral tunggal paling cepat dalam mengkontrol kadar gula darah pasien
dibandingkan terapi dengan menggunakan kombinasi antidiabetik ataupun dengan
insulin.
Rata-rata kadar gula akhir pasien saat keluar rumah sakit adalah
229,7±124,2, masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan stadar normal dari
American Diabetes Association (ADA) tahun 2005 yaitu 200 mg/dl (11,1
mmol/L). Hal ini dapat disebabkan sulitnya mengontrol kadar gula darah pasien
yang terhitung usia lanjut yang mengalami penurunan metabolisme.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10
sulfonilurea biguanid meglitinid
Gambar 3. Distribusi Peresepan Antidiabetes Oral tunggal pada Pasien DM Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pada gambar 3 nampak bahwa antidiabetes oral yang paling banyak
digunakan atau diresepkan secara tunggal adalah dari golongan biguanid yaitu
metformin. Hal ini sangat berbeda dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
menyebutkan bahwa sulfonilurea lebih banyak dipilih dibandingkan antidiabetes oral
lainnya.
Metformin digunakan untuk mengontrol kadar gula darah pasien DM obese
karena tidak berpotensi meningkatkan berat badan seperti sulonilurea. Peningkatan
penggunaan metformin dapat pula disebabkan karena terjadinya peningkatan jumlah
pasien yang mengalami kegemukan. Dari 6 pasien dengan terapi metformin yang
mempunyai data berat badan/ tinggi badan lengkap, 4 diantaranya memiliki berat
badan diatas normal.
c. Terapi insulin kombinasi dengan sulfonilurea
Tercatat 9 dari 10 kasus pasien pulang dalam keadaan sembuh ataupun
membaik. satu pasien tercatat pulang atas permintaan sendiri (APS).
Nilai rata-rata durasi kadar gula darah pasien mencapai normal hampir sama
dengan nilai rata-rata durasi kadar gula darah mencapai normal pasien dengan
terapi insulin. hal ini mungkin disebabkan karena kedua golongan terapi
menggunakan insulin.
Selisih rata-rata kadar gula awal dan akhir pasien adalah 312,5 mg/dl,
cukup besar jika dibandingkan selisih kadar gula awal dan akhir pasien yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
menggunakan terapi lain, berarti kemampuan terapi kombinasi insulin dengan
sulfonilurea dalam menurunkan kadar gula darah pasien cukup besar .
Terdapat 2 orang pasien yang menerima kombinasi sulfonilurea, metformin,
dan insulin. Kedua pasien tersebut termasuk pasien dengan usia lanjut yang telah
mengalami penurunan metabolisme dan fungsi organ sehingga pemberian 3
antidiabetes akan memperberat kerja organ dalam memetabolisme obat tersebut.
Hal tersebut dapat digolongkan sebagai kasus DRP adverse drug reaction karena
adanya kemungkinan peningkatan risiko kerusakan organ pada pasien usia lanjut.
d. Terapi insulin kombinasi dengan ADO non-sufonilurea
Jumlah pasien yang menerima terapi kombinasi insulin dengan sulfonilurea
paling sedikit dibandingkan pasien dengan terapi lainnya. Obat non sulfonilurea
yang digunakan diantaranya dari golongan biguanid yaitu metformin, dan
meglitinid. Metformin tercatat yang paling banyak dikombinasikan dengan
insulin (tabel XII).
Pasien yang menerima terapi kombinasi insulin dan non sulfonilurea tercatat
ada 8 kasus dan semua pasien pulang dalam keadaan sembuh atau membaik.
Rata-rata selisih kadar gula awal dan akhir pasien yang menerima terapi
dengan insulin kombinasi dengan sulfonilurea adalah yang paling besar
dibandingkan dengan pasien yang menerima terapi lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel XII. Distribusi Penggunaan Insulin Kombinasi ADO Non-Sulfonilurea Pada Pasien DM Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Januari-Desember 2005
Pergeseran trend terapi dari sulfonilurea menjadi metformin dapat
disebabkan karena adanya pertimbangan terhadap kemungkinan terjadinya toleransi
akibat perangsangan insulin yang terus menerus oleh sulfonilurea, sehingga terapi
terhadap pasien pasien DM mulai diarahkan pada biguanid yang mekanismenya
adalah menurunkan produksi glukosa. Pergeseran juga dapat terjadi karena adanya
perubahan profil pasien misalnya terjadi peningkatan jumlah pasien DM yang
mengalami kegemukan (obesitas) sehingga penggunaan metformin sebagai
antidiabetes untuk pasien DM obese juga meningkat. Selain itu golongan biguanid
memiliki beberapa kelebihan antara lain mampu mereduksi gula darah puasa hingga
60-80% sementara sulfonilurea hanya mampu mereduksi gula darah puasa sampai
70%. Metformin mampu mengurangi kadar gula puasa ketika kadarnya dalam darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
sangat tinggi yaitu >30 mg/dL sedangkan kemampuan sulfonilurea untuk
menstimulasi pelepasan insulin dari sel β pada kadar gula yang sangat tinggi
kadangkala justru menyebabkan terjadinya keracunan glukosa (glucose toxicity).
Metformin juga mempunyai efek positif terhadap beberapa komponen
sindrom resistensi insulin diantaranya: metformin mampu mengurangi kadar
trigliserida plasma dan kadar low density lipoprotein cholesterol (LDL-C) sampai
kira-kira 8% sampai 15%, juga meningkatkan high desity lipoprotein cholesterol
(HDL-C) sampai 2 %. Selain itu, metformin juga mampu mengurangi resiko
komplikasi makrovaskular pada pasien obesitas, secara signifikan mampu mereduksi
semua penyebab kematian dan resiko stroke jika dibandingkan dengan sulfonilurea
dan insulin (Triplitt et al. 2005). Alasan-alasan tersebut menjadikan pergeseran
kecenderungan terapi dari sulfonilurea ke metformin menjadi cukup masuk akal
Pemusatan kecenderungan terapi antidiabetes pada metformin sangat sesuai
dengan perkembangan pengobatan diabetes menurut Triplitt et al. (2005) yang
menyebutkan bahwa pasien dengan obesitas (>120% Berat badan Ideal) tanpa
kontraindikasi dapat memulai terapi dengan menggunakan metformin, sedangkan
pasien dengan berat badan mendekati normal dapat menggunakan terapi insulin.
Dikatakan juga bahwa dengan pertimbangan ekonomi dan efikasi maka metformin
dan insulin cenderung menjadi pilihan primer dan sekunder dalam terapi pasien
diabetes mellitus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
E. Rangkuman Pembahasan
Dari penelitian terhadap profil pasien DM RSPR periode Januari-Desember
2005 diketahui bahwa jumlah pasien laki-laki sebanding dengan jumlah pasien
perempuan sehingga faktor jenis kelamin dapat dikatakan bukan merupakan faktor
resiko terjadinya DM. Pasien DM tercatat paling banyak berumur diatas 60 tahun
karena terjadinya penurunan fungsi organ pada usia lanjut.
Kasus DM tipe 2 lebih banyak dijumpai daripada DM tipe 1. Kasus DM tipe
2 paling sering ditimbulkan oleh kegemukan pada penderita. Kegemukan yang terjadi
menyebabkan sel β pulau langerhans yang memproduksi insulin menjadi kurang peka
terhadap rangsang yang berupa kenaikan kadar glukosa dalam darah.
Jenis penyakit yang paling banyak diderita oleh pasien adalah DM dengan
penyakit penyerta. Infeksi merupakan penyakit penyerta paling umum yang diderita
oleh pasien. Diantaranya adalah DM dengan infeksi virus, gastro enteritis (GE)
amoeba, urinary track infection (UTI), dan infeksi pada clavus. Sedangkan
komplikasi yang paling banyak terjadi adalah ulkus. Ulkus yang terjadi disebabkan
karena berkurangnya aliran darah yang menuju ke bagian bawah tubuh sehingga
resiko terjadinya kerusakan jaringan akibat infeksi juga meningkat.
Kelas terapi antidiabetes paling banyak diresepkan kepada pasien hal ini
jelas karena semua pasien terdiagnosis menderita diabetes. Penggunaan antidiabetes
oral secara tunggal mempunyai persentase penggunaan paling besar. dari fakta
tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien DM rawat inap RSPR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
periode Januari-Desember 2005 adalah pasien DM yang kriteria pengendalian kadar
glukosa dalam darahnya masih tergolong baik karena penggunaan antidiabetes oral
secara tunggal adalah yang paling banyak digunakan dibandingkan penggunaan
secara kombinasi baik dengan insulin ataupun dengan antidiabetes oral lainnya.
Dari tabel penelitian hasil terapi pasien dengan jumlah sampel yang terbatas
dapat disimpulkan bahwa jenis terapi yang paling baik adalah bahwa terapi dengan
menggunakan insulin kombinasi dengan non sulfonilurea adalah jenis terapi yang
paling baik karena paling mampu menurukan kadar gula darah pasien menjadi
mendekati normal sehingga secara tidak langsung mampu memperlambat dan
mengurangi terjadinya risiko komplikasi. DRP yang terjadi selama terapi meliputi
adverse drug reaction (ADR) sebanyak 4 kasus dan butuh terapi obat tambahan
sebanyak 11 kasus.
Golongan obat antidiabetes yang paling banyak diresepkan pada pasien DM
RSPR periode Januari-Desember 2005 baik secara kombinasi maupun tunggal adalah
biguanid yaitu metformin. Hasil ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya
yang menyebutkan bahwa sulfonilurea yang paling banyak digunakan sebagai terapi
pada pasien DM pada tahun 1997 sampai dengan 2003. Hal ini menunjukkan bahwa
terjadi pergeseran trend terapi dari sulfonilurea menjadi biguanid yaitu metformin.
Pergeseran trend terapi dari sulfonilurea menjadi metformin dapat
disebabkan karena adanya pertimbangan terhadap kemungkinan terjadinya toleransi
akibat perangsangan insulin yang terus-menerus oleh sulfonilurea, sehingga terapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
terhadap pasien pasien DM mulai diarahkan pada biguanid yang mekanismenya
adalah menurunkan produksi glukosa. Hal lainnya adalah adanya peningkatan
jumlah pasien yang mengalami obesitas sehingga biguanid yang tidak berpotensi
meningkatkan berat badan mulai banyak digunakan terutama sebagai pilihan terapi
terhadap pasien DM obese.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Profil pasien diabetes mellitus di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari-Desember 2005 adalah sebagai berikut ini.
a. Pasien perempuan lebih banyak yaitu 32 kasus (51 %)
b. Pasien terbanyak pada kelompok umur lebih dari 60 tahun yaitu 29 kasus
(46,1 %)
c. Tipe diabetes mellitus (DM) yang paling banyak diderita adalah DM tipe 2
yaitu 62 kasus ( 98,4 % )
d. Jenis kasus penyakit DM yang paling banyak terjadi adalah DM dengan
penyakit penyerta sebanyak 29 kasus ( 46 % )
e. Penyakit komplikasi yang paling banyak terjadi adalah DM dengan ulkus
sebanyak 11 kasus ( 17,5%)
f. Penyakit penyerta yang paling banyak terjadi adalah kasus infeksi sebanyak 6
kasus (9,5% )
2. Profil peresepan pasien DM di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih
Yogyakarta periode Januari-Desember 2005 adalah sebagai berikut ini.
a. Kelas terapi antidiabetes paling banyak diresepkan yaitu 53 kasus ( 84,1 % )
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
b. Golongan antidiabetes yang paling banyak diresepkan adalah biguanid yaitu
metformin sebanyak 30 kasus ( 47,6 % )
c. Antidiabetes paling banyak digunakan secara tunggal sebanyak 15 kasus
(23,8%)
3. Dari hasil terapi pasien DM RSPR periode Januari-Desember 2005 penggunaan
kombinasi insulin dengan sulfonilurea memberikan hasil penurunan kadar gula
darah yang paling baik. DRP yang terjadi selama terapi meliputi adverse drug
reaction (ADR) 4 kasus (6,3%) dan butuh terapi obat tambahan sebanyak 11
kasus (17,5%).
4. Terjadi pergeseran kecenderungan terapi dari golongan sulfonilurea ke golongan
biguanid pada periode Januari-Desember 2005
B. Saran
Dari hasil penelitian disarankan :
1. Dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah trend terapi terhadap
pasien DM memang telah bergeser menjadi metformin ataukah pergeseran
tersebut hanya terjadi pada periode Januari-Desember 2005 saja.
2. Dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap jenis terapi antidiabetes baik yang
diberikan secara tunggal maupun yang diberikan secara kombinasi yang
memberikan hasil terapi paling baik terhadap pasien DM.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA Alatas, H., karyomanggolo, W.T., Musa, D.A., Boediarso, A., dan Ismet, N.O., 1995,
Desain Penelitian: Pandangan Umum dalam Sastroasmoro, S., dan Ismael, S., Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta. 52-56
Anonim, 1998(a), Standar Pelayanan Medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta,
Laporan Intern, Tidak Dipublikasikan. Anonim, 1998(b), Visi,Misi, dan Tujuan Rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta,
Laporan Intern, Tidak Dipublikasikan. Anonim, 2000(a), Diabetes Care, Clinical Diabetes vol.18 no.3 summer. Available
from URL: http//care.diabetesjournal.org/cgi/content/full/suppl-1/515.Diakses pada 31 agustus 2005
Anonim, 2000(b), Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, Departemen
Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta Anonim, 2002, Informasi Spesialite Obat Indonesia, Ikatan Sarjana Farmasi
Indonesia, Jakarta. 14-22, 38-94, 199-254, 263-269, 319-338. Anonim, 2004, Oral Medication for type 2 Diabetes, NIH publication. Available
fromURL:http//www.dlife.com/dLife/type2/treatment/_oral_medication/?adId =9383. Diakses pada 21 September 2005.
Anonim, 2005(a), Standards of Medical Care in Diabetes, Diabetes care, ADA,
Vol.28 Suppl 1. 4-36 Anonim, 2005(b), Type 2 Diabetes Mellitus Case Study for University of Utah
School of Medicine first year curriculum, Available from URL: http://casestudies.med.utah.edu/med1/diabetes2.html. Diakses pada 5 Oktober 2006.
Cipolle, R.J., Strand, L.M., and Marley, P.C., 1998, Pharmaceutical Care practice,
McGraw-Hill, New York. 75-83 Damayanti, D., 2000, Gambaran Penggunaan Obat pada Penderita Diabetes Mellitus
di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit panti rapih Yogyakarta Periode Agustus_desember 1998, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Donatus, I.A., 2002, Buku Panduan Skripsi, Edisi III, Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta Handoko, T. dan Suharto, B., 1995, Insulin, Glukagon, dan Antidiabetka Oral dalam
Ganiswama, S.G.,Setiabudy, R., Suyatna, D.F., Purwantyastuti, dan Nafrialdi (Editor) Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, Percetakan Gaya Baru, Jakarta. 467-481
Harris, N.D., and Greene, R.J., 2000, Pathology and Therapeutics for Pharmacist,
Second Edition, Pharmaceutical Press, London. 554-559 Johnson, M., 1998, Diabetes, Terapi, dan Pencegahannya, Penerbit Indonesia
Publishing house, IKAPI, Bandung. 49-53 Nadeak, I., 2000, Pola Penggunaan antidiabetika Oral bagi Pasien Diabetes Mellitus
Rawat jalan di rumah sakit Bethesda Yogyakarta (periode januari-Desember 1998), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Pratiknya, 2001, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan,
Edisi I, Raja Grafindo Persada, Jakarta Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., and Moore,P.K., 2003, Pharmacology, 5th
Edition, Churchill Livingstone, London Ritter, J.M., Lewis, L.D., and Mant, T.G.K., 1999, A Textbook of Clinical
Pharmacology, 4th Edition, Arnold Publisher, London Sumiyem, 2003, Pola Peresepan Obat hipoglikemik Oral untuk penderita Diabetes
mellitus Usia lanjut di Instalasi Rawat Inap Rumah sakit St. Antonio Baturaja, Sumatera Selatan Periode 2002, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Suryawanti, M.R., 2004, Pola Peresepan Obat Hipoglikemi dan Studi Literatur
Interaksi Obat pada Pasien Diabetes mellitus rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode Januari-Maret 2002, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Tjokroprawiro,A., 1999, Diabetes mellitus, klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi, Edisi
III, Penerbit gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 30-46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Triastuti, F.E., 2004, Gambaran peresepan Obat pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta periode 2001-2002, Skripsi, fakultas Farmasi universitas sanata Dharma, Yogyakarta. 13-20
Triplitt, C.L.,Reasner, C.A., dan Isley, W.L., 2005, Diabetes Mellitus, in DiPiro,J.T,
Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey,L.M., (Eds.), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Sixth edition, The McGraw-Hills Companies, Inc. New York. 1333-1352
Ule, Y., 2000, Pola Penggunaan Obat Antidiabetika Oral untuk Penderita Diabetes
Mellitus Usia Lanjut di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Juni 1997, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta. 14-16
Utomo, H., 2005, Gambaran Penatalaksanaan Diabetes Mellitus pada Pasien Rawat
Inap Rumah Sakit panti Rapih Yogyakarta Periode Juli-Desember 2003, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
Waspadji, S., 1996, Pengelolaan Farmakologi Diabetes mellitus yang Rasional dan
Gambaran Klinis Diabetes mellitus dalam Noer, S., (Ed), Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam, Edisi III, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 588,648-654
Diabetes mellitus Tipe 2 Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti rapih Yogyakarta Periode November-Desember 2002, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas sanata Dharma, Yogyakarta.
ADA : American Diabetes Association ADR : adverse drug reaction ADO : antidiabetes oral APS : Atas Permintaan Sendiri BSGOT : gula darah sewaktu (Blood Sugar On Time) BSGN : gula darah puasa BSPP : gula darah setelah makan (Blood Sugar Post Prandial) CRF : chronic renal failure D : Dextrosa DM : diabetes mellitus DRP : Drug Related Problem GE : gastro enteritis HDL : high density lipoprotein HHD : hypertensive heart disease IMT : Indeks Massa Tubuh KG : kadar gula k/p : kalau perlu LDL : low density lipoprotein M : malam OGTT : oral glucose tolerance test P : pagi p.o : per oral PPAR-γ : peroxisome proliferators activator receptor- γ RI : regular insulin RSPR : Rumah Sakit Panti Rapih TIA : transcient ischemic attack UKPDS : United Kingdom Prospective Diabetes Study Urolithiasis : pembentukan batu pada saluran kemih UTI : urinary tract infection