i EFEK HEPATOPROTEKTIF JANGKA PENDEK EKSTRAK METANOL - AIR DAUN Macaranga tanarius L. TERHADAP TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan Oleh: M. R. Biri Koni Tiala NIM : 098114088 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk fileRekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
EFEK HEPATOPROTEKTIF JANGKA PENDEK EKSTRAK
METANOL - AIR DAUN Macaranga tanarius L. TERHADAP
TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan Oleh:
M. R. Biri Koni Tiala
NIM : 098114088
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
“Dont wait for the perfect moment, just take the moment
and make it perfect”
Kupersembahkan skripsi ini untuk……
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menjaga dan memberiku kekuatan, berkat
dan jalan keluar dari segala persoalan,
Papa Mamaku, adik dan kakak serta keluarga besarku,
Aloysius Gonzaga Jati Panantya,
yang selalu memberiku dukungan dan doa,
Sahabat-sahabat dan teman-temanku tersayang,
Almamaterku tercinta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Efek Hepatoprotektif Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga
tanarius L. Terhadap Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida” ini dengan baik. Skripsi
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak,
baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu penulis hendak
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Pembimbing skripsi ini atas
segala kesabaran untuk selalu membimbing, memberi motivasi, dan memberi
masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
3. Ibu dr. Fenty, M. Kes., Sp. PK, selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan dan
masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
4. Bapak Prof., Dr. CJ Soegihardjo, Apt., selaku Dosen Penguji skripsi atas bantuan
dan masukkan, kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.
5. Ibu Rini Dwiastuti, M.Si., Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab Laboratorium
Fakultas Farmasi yang telah memberi izin dalam penggunaan fasilitas
laboratorium Farmakologi-Toksikologi, Farmakognosi-Fitokimia dan Farmasi
Fisika demi terselesaikannya skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
6. Pak Parjiman selaku laboran Laboratorium Farmakologi-Toksikologi, Pak Heru
selaku laboran Laboratorium Biofarmasetika-Farmakokinetika, Pak Kayat selaku
laboran Laboratorium Biokimia dan Pak Ratijo selaku laboran Laboratorium
Hayati, Pak Wagiran, selaku laboran Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Pak
Agung selaku laboran Laboratorium Farmasi Fisika, serta Pak Andri selaku
laboran di kebun obat, atas segala bantuan dan kerja sama selama di
laboratorium.
7. Papa, mama, kakak, adik, dan saudara yang telah membantu dari awal sampai
akhir penelitian ini, atas doa, dukungan semangat dan perhatiannya.
8. Aloysius Gonzaga Jati Panantya sebagai teman seperjalanan, sahabat setia, yang
tak pernah kurang dan tak pernah habis, atas doa, kasih sayang, perhatian,
bantuan, motivasi dan waktunya yang telah membantu dari awal sampai akhir
penelitian ini.
9. Rekan-rekan penelitian tim macaranga, Nanda Chris Nurcahyanti, Theresia Garri
Windrawati, Fransisca Devita Risti W., Christine Herdyana Febrianti, Bernadetta
Amilia, A.M. Inggrid Silli dan Luluk Rahendra Martha atas bantuan, kerjasama,
perjuangan dan suka duka yang telah kita alami bersama selama penelitian.
10. Teman-teman FKK B atas kebersamaan kita.
11. Pihak-Pihak lain yang turut membantu penulis namun tidak dapat disebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan demi kemajuan
di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat memiliki manfaat sekecil apapun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian, serta semua
pihak, baik mahasiswa, lingkungan akademis, maupun masyarakat.
Yogyakarta, 19 Desember 2012
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii
INTISARI .............................................................................................................. xviii
ABSTRACT .......................................................................................................... xix
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Keaslian Penelitian .................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................... 7
A. Tanaman Macaranga tanarius L. ........................................................... 7
Data aktivitas ALT-AST diuji dengan Kolmogorov-Smirnov untuk
mengetahui distribusi data dan analisis varian untuk melihat homogenitas varian
antar kelompoknya sabagai syarat analisis parametrik. Jika data terdistribusi
normal maka dilanjutkan dengan analisis variansi pola searah (ANOVA one way)
dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan masing-masing
kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk melihat perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
antar kelompok bermakna (signifikan) (p<0,05) atau tidak bermakna (tidak
signifikan) (p>0,05). Tetapi bila distribusi tidak normal dilakukan analisis dengan
Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan aktivitas ALT-AST serum antar
kelompok. Kemudian dilanjutkan uji dengan Mann Whitney untuk melihat
perbedaan tiap kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan khasiat
ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. sebagai hepatoprotektor tikus
yang terinduksi karbon tetraklorida (CCl4) dengan pemberian jangka pendek.
Selain itu penelitian ini sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya mengenai
efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak metanol-air daun M.tanarius namun
menggunakan hepatotoksin karbon tetraklorida. Untuk mencapai tujuan penelitian
tersebut maka dilakukan beberapa pengujian. Aktivitas ALT dan AST dari serum
tikus yang diteliti dijadikan sebagai tolak ukur pengujian kuantitatif.
A. Penyiapan Bahan
1. Hasil determinasi tanaman
Penelitian dengan tema penggunaan tanaman sebagai hepatoprotektor ini
menggunakan serbuk dari daun tanaman M. tanarius. Daun tanaman M. tanarius
yang didapat dari kebun obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma ini
dilakukan determinasi. Tujuan determinasi tanaman ini supaya diketahui secara
pasti tanaman yang digunakan dalam penelitian ini benar merupakan tanaman M.
tanarius supaya tidak terjadi kesalahan dalam penyiapan bahan.
Pendeterminasian ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Bagian tanaman yang
dideterminasi adalah daun, batang, bunga dan buah menggunaan buku acuan
untuk mendeterminasi tanaman hingga ke tingkat spesies. Hasil yang diperoleh
adalah daun, batang, buah dan bunga benar merupakan tanaman M. tanarius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Pembuatan serbuk daun M. tanarius
Pembuatan serbuk daun M. tanarius diawali dengan pengambilan daun M.
tanarius, kemudian dilakuan pencucian dan pensortiran daun sesuai dengan
langkah-langkah pembuatan simplisia. Pencucian bertujuan supaya daun yang
diperoleh bebas dari kotoran dan debu. Penyortiran dilakukan supaya daun yang
digunakan daun yang hijau dan tidak berlubang. Kemudian daun dikeringkan
dibawah sinar matahari yang ditutupi kain hitam. Hal ini dilakukan supaya daun
menjadi layu, namun kandungan klorofilnya tidak rusak akibat sinar matahari.
Setelah daun menjadi rapuh, dipanaskan menggunakan oven sekitar 15 menit,
kemudian dipisahkan daun dari tulang daun, sehingga diperoleh serpihan daun.
Potongan kecil daun-daun ini kemudian diserbukkan penggunakan penyerbuk dan
disaring menggunakan pengayak dengan nomor mess 40. Hal ini sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh BPOM RI.
3. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius
Penetapan kadar air dari serbuk daun M. tanarius bertujuan untuk menguji
serbuk yang dihasilkan memenuhi persyaratan serbuk yang baik, yakni kadar air
kurang dari 10% (Departemen Kesehatan RI, 1995). Penetapan kadar air serbuk
daun M. tanarius dilakukan dengan metode Gravimetri dengan menggunakan alat
moisture balance. Serbuk dipanaskan pada suhu 110°C selama 15 menit.
Penetapan suhu sebesar 110°C dimaksudkan agar supaya kandungan air telah
menguap dan waktu 15 menit dianggap bahwa kadar air telah memenuhi
persyaratan parameter standarisasi non spesifik. Dari hasil pengujian penetapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kadar air menunjukkan bahwa serbuk daun M. tanarius memiliki rata-rata kadar
air sebesar 7,59%. Hasil pengujian ini, menunjukkan bahwa kadar air sebuk daun
M. tanarius telah memenuhi persyaratan kadar air untuk serbuk yang baik, yaitu
kurang dari 10% (Departemen Kesehatan RI, 1995).
B. Hasil Penimbangan Bobot Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius
Pembuatan ekstrak metanol-air dilakukan dengan metode penyarian yaitu
dengan maserasi. Maserasi merupakan metode penyarian yang dilakukan dengan
cara memasukkan serbuk simplisia ke dalam labu erlenmeyer, yang kemudian di
aduk dengan kecepatan kostan menggunakan shaker, selama kurang lebih 72 jam.
Metode ini dipilih dalam metode penyarian karena peralatan yang digunakan
sederhana dan cara pengerjaan serta pengoperasian alat yang mudah. Metode ini
dilakukan untun menyari simplisia yang dilarutkan menggunakan pelarut tertentu.
Pemilihan pelarut ini didasarkan pada jenis kandungan zat aktif digunakan,
hal ini supaya ada kecocokan antara zat akif dengan larutan penyari, sehingga zat
aktif akan larut dan bercampur dengan cairan penyari. Dalam daun M. tanarius
mengandung senyawa golongan glikosida fenolik yang dapat larut di dalam air,
sehingga dalam larutan penyari juga menggunakan air. Pada penelitian ini
digunakan cairan penyari, yaitu campuran metanol dengan air dengan
perbandingan 1:1 atau 50 ml air dan 50 ml metanol.
Menurut standar, proses ekstraksi metanol-air serbuk daun M. tanarius
menghasilkan ekstrak kental. Ekstrak kental didapatkan dengan mengikuti
parameter yang ada, yaitu ekstrak kental didapatkan bobot pengeringan tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dengan susut pengeringan sebesar 0%. Tujuan dilakukan pengukuran parameter
non spesifik yaitu parameter susut pengeringan adalah untuk menghitung sisa zat
setelah dilakukan pengeringan pada temperatur ± 50°C. Ekstrak yang berada
dalam cawan ditimbang setiap waktu tertentu selama 24 jam atau hingga berat
menjadi konstan (dinyatakan dalam persen). Tujuannya adalah untuk menentukan
batasan atau rentang mengenai seberapa banyak senyawa yang hilang selama
proses pengeringan, dimana hal ini dapat mempengaruhi bobot ekstrak yang
didapatkan sehingga akan mempengaruhi konsentrasi dan dosis ekstrak. Hasil dari
proses pengeringan didapatkan bahwa tidak ada perubahan bobot ekstrak sehingga
diperoleh bobot pengeringan tetap yaitu pada jam ke-23 dan ke-24.
Untuk susut pengeringan ekstrak metanol air daun M. tanarius pada jam
ke-23 dan ke-24 sebesar 0% sehingga dapat diketahui pelarut penyari ekstrak
sudah tidak ada atau tidak ada sisa. Dengan demikian, pada penelitian ini, waktu
pengeringan 24 jam yang digunakan untuk memperoleh bobot pengeringan tetap
ekstrak metanol air daun M. tanarius. Dari hasil penimbangan bobot ekstrak
didapat rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius sebesar 3,77% yang
dihasilkan dari 63 cawan ekstrak kental. Untuk pembuatan ekstrak kental,
digunakan 1 kg serbuk kering daun M. tanarius, sehingga dapat dihasilkan ekstrak
kental sebanyak 63 cawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
C. Uji Pendahuluan
1. Penentuan dosis hepatotoksin
Pada penelitian ini jenis hepatotoksin karbon tetraklorida. Karbon
tetraklorida ini diberikan dengan dosis tertentu yang dapat memberikan efek
terhadap hepar tikus. Adanya respon dari pemberian hepatotoksin ini ditandai
dengan kenaikan tinggi serum ALT dan AST yang menandakan adanya kerusakan
pada hepar tikus. Karbon tetraklorida merupakan hepatotoksin yang dapat
menyebabkan terjadinya perlemakan hati atau degradasi melemak. Kenaikan
serum ALT dan AST dari pemberian karbon tetraklorida dibandingkan dengan
kondisi normal adalah sekitar 3-4 kali (Zimmerman, 1999). Hal ini berbeda
dengan hepatotoksin yang digunakan, misalnya seperti paracetamol yang
kenaikan serum ALT dan AST mencapai 10-20 kali lipat. Hal ini disebabkan
karena, kemampuan parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati sampai pada
tahap nekrosis akut.
Dosis yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 2 ml/kg BB, dengan
pelarut yang digunakan adalah olive oil. Adapun perbandingan yang digunakan
adalah 1:1. Penetapan dosis ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Janakat, Al-Merie (2003). Pada penelitian ini, pemberian CCl4 dengan dosis
2 ml/kg BB diberikan secara intraperitonial.
2. Penentuan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius
Pada penelitian ini digunakan ekstrak metanol-air daun M. tanarius.
Penetapan dosis yang digunakan, didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh
Windrawati (2013) dimana dosis ini memiliki efek hepatoprotektif yang paling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
baik. Selain itu, penetapan dosis juga berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Adrianto (2010). Dosis yang digunakan sebesar 3840 mg/kgBB yang diberikan
secara peroral dengan pelarut yang digunakan adalah CMC Na. Pelarut CMC Na
yang digunakan 1 gram dalam 1 ml aquadest yang kemudian dicampurkan dengan
ekstrak metanol-air daun M. tanarius.
3. Penentuan waktu pencuplikan darah
Pada penelitian dengan waktu jangka pendek dilakukan penentuan waktu
pencuplikan darah pada rentang waktu tertentu, yaitu 24 jam dan 48 jam. Hal ini
bertujuan untuk melihat keefektifan hepatotoksin dalam bekerja dan memberikan
respon maksimal pada dosis 2 ml/kg BB. Dari pengujian ini akan didapatkan
waktu optimal terjadinya peningkatan serum ALT dan AST. Karbon tetraklorida
diujikan pada tikus dengan dosis 2 ml/kg BB dengan waktu pencuplikan darah
pada jam ke-24 dan 48. Namun sebelum hepatotoksin diujikan, serum darah tikus
diambil dahulu dan sebagai jam ke-0. Hal ini bertujuan supaya dapat
dibandingkan sebelum diberikan senyawa uji dan setelah diberi perlakuan. Hasil
yang didapatkan dari pengujian ini adanya aktivitas serum ALT yang dapat dilihat
pada tabel I serta gambar VI.
Tabel I. Aktivitas serum ALT setelah pemberian karbon tetraklorida dosis
2 ml/kg BB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam
Selang Waktu (jam) Purata Aktivitas serum ALT ± SE (U/L)
0 73,2 ± 12,9
24 246,4 ± 17,0
48 102,0 ± 14,6
Keterangan: SE = Standard Error
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 6. Diagram batang rata-rata aktivitas ALT-serum sel hati tikus setelah
pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam
Dari data tabel I dan gambar VI diagram batang tersebut, diketahui bahwa
aktivitas serum ALT pada jam ke 0 sebelum perlakuan, jam ke-24 dan jam ke-48
secara berturut-turut adalah 73,2 ± 12,9; 246,4 ± 17,0 dan 102,0 ± 14,6 U/L.
Dapat diketahui bahwa aktivitas serum ALT pada pencuplikan darah jam ke-24
dengan pemberian perlakuan karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB lebih tinggi
dibandingkan dengan pencuplikan darah pada jam ke 0 dan jam ke-48.
Pada pencuplikan darah 24 jam didapatkan peningkatan serum ALT 3-4
kali dari nilai normal yang dibandingkan terhadap jam ke-0 (73,2 ± 12,9U/L).
Pada pencuplikan darah 48 jam mengalami kenaikkan serum ALT hampir 2 kali
dari nilai normal, karena peningkatan aktivitas serum ALT tertinggi sudah
memenuhi kriteria terjadinya hepatotoksisitas, dan pada jam ke-48 sudah terjadi
penurunan aktivitas ALT dan maka tidak dilakukan lagi pengukuran pencuplikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
darah pada jam ke-72. Selain itu dari uji statistik, dapat diketahui bahwa kenaikan
serum AST pada jam ke-24, menunjukkan perbedaan yang bermakna
dibandingkan dengan data pada jam ke-0 dan ke-48 yang dapat dilihat pada tabel
III.
Tabel II. Aktivitas serum AST setelah pemberian karbon tetraklorida dosis
2 ml/kg BB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam
Selang Waktu (jam) Purata Aktivitas serum AST ± SE (U/L)
0 151,2 ± 14,2
24 596,2 ± 25,3
48 188,6 ± 3,2
Keterangan: SE = Standard Error
Gambar 7. Diagram batang rata-rata aktivitas AST-serum sel hati tikus setelah
pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada selang waktu 0, 24 dan 48 jam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Untuk data tabel II dan gambar VII dari aktivitas serum AST juga
menunjukkan adanya peningkatan pada pencuplikan darah 24 jam dibandingkan
dengan pencuplikan darah pada jam ke-0 dan jam ke-48. Dapat diketahui bahwa
aktivitas serum AST pada jam ke 0 sebelum perlakuan, jam ke-24 dan jam ke-48
secara berturut-turut adalah 151,2 ± 14,2 U/L; 596,2 ± 25,3 U/L dan 188,6 ± 3,2
U/L. Nilai AST menggambarkan adanya kenaikan aktivitas serum AST pada jam
ke-24 sebesar 3-4 kali dari nilai normal AST-serum yang dibandingkan terhadap
jam ke-0 (151,2 ± 14,2 U/L), sedangkan pada jam ke-48, kenaikan aktivitas
serum sebesar 1-2 kali dari jam ke-0. Pada jam ke-48 sudah terjadi penurunan
aktivitas serum. Maka, dari data tersebut, kenaikan serum yang paling tinggi
adalah pada jam ke-24. Kenaikan 3-4 kali sudah dapat dikategorikan terjadinya
hepatotoksisitas. Berikut ini, hasil statistik perbedaan kenaikan akivitas serum
ALT pada waktu pencuplikan darah jam ke-0, 24 dan 48.
Tabel III. Perbedaan kenaikan aktivitas serum ALT setelah pemberian
karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada waktu pencuplikan
darah jam ke-0, 24 dan 48
BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Dari tabel tersebut, terdapat kenaikan aktivitas serum ALT yang
menunjukkan perbedaan yang bermakna pada waktu pencuplikan darah jam ke-24
bila dibandingkan dengan jam ke-0 dan 48.
ALT Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48
Jam ke-0 BB TB
Jam ke-24 BB BB
Jam ke-48 TB BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel IV. Perbedaan kenaikan aktivitas serum AST setelah pemberian
karbon tetraklorida dosis 2 ml/kg BB pada waktu pencuplikan
darah jam ke-0, 24 dan 48
BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Dari data tersebut serum ALT dan AST secara statistik menunjukkan
perbedaan yang bermakna pada pencuplikan darah jam ke-24 (p<0,05)
dibandingkan dengan pencuplikan darah jam ke-0 dan jam ke-48. Oleh sebab itu,
pada penelitian jangka pendek dipilih waktu pencuplikan darah hewan uji pada
jam ke-24 setelah induksi CCl4 dengan dosis 2 ml/kgBB.
D. Efek Hepatoprotektif Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air Daun M.
tanarius Terhadap Tikus Jantan Terinduksi Karbon Tetraklorida
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya efek hepatoprotektif
dari ekstrak metanol-air daun M.tanarius dengan perlakuan jangka pendek. Dalam
hal ini, jangka pendek diartikan bahwa pemberian antihepatotoksin dilakukan
dalam rentang waktu tertentu, yaitu pemberian ekstrak metanol-air pada jam ke-½,
1, 2, 4 dan 6, setelah penginduksian CCl4.
Dosis untuk hepatotoksin dan dosis M. tanarius yang digunakan pada
penelitian ini menggunakan dosis tertinggi yang didapatkan berdasarkan
penelitian yang dilakukan sebelumnya dengan pengujian ekstrak metanol-air
AST Jam ke-0 Jam ke-24 Jam ke-48
Jam ke-0 BB TB
Jam ke-24 BB BB
Jam ke-48 TB BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
daun M. tanarius jangka panjang yang dilakukan oleh Windrawati (2013)
menghasilkan nilai aktivitas serum ALT dan AST yang paling baik pada dosis
tertinggi. Dosis yang digunakan yaitu 3840 mg/kgBB, dengan pencuplikan darah
yang dilakukan pada jam ke-24 setelah penginduksian CCl4. Berikut ini hasil
penelitian dalam bentuk tabel dan diagram batang:
Tabel V. Pengaruh perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air daun M.
tanarius 3840 mg/kgBB berdasarkan aktivitas serum ALT dan
AST pada beberapa variasi waktu terhadap hepatotoksisitas
karbon tetraklorida
Kel. Purata ± SE (U/L)
Aktivitas serum ALT
Purata ± SE (U/L)
Aktivitas serum AST
Efek Hepatoprotektif
(%)
I. 82,2 ± 2,7 118,6 ± 5,1 -
II. 246,4 ± 17,0 596,2 ± 25,3 -
III. 65,6 ± 5,1 108,6 ± 3,1 -
IV. 95,8 ± 4,2 271,0 ± 35,9 61,12
V. 140,6 ± 6,3 431,0 ± 24,5 42,93
VI. 147,4 ± 11,3 429,6 ± 17,8 40,17
VII. 113,4 ± 7,5 408,6 ± 7,3 53,97
VIII. 74,2 ± 5,9 177,8 ± 19,8 69,88
I : Kelompok kontrol negatif (olive oil dosis 3840 mg/kgBB)
II : Kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 dosis 3840 mg/kg BB
III : Kelompok kontrol perlakuan (Ekstrak metanol air daun M. tanarius
dosis 3840 mg/kgBB)
IV : Kelompok perlakuan EMAMT 3840 mg/kgBB ½ jam + CCl4 840mg/kgBB
V : Kelompok perlakuan EMAMT 3840 mg/kgBB 1 jam + CCl4 3840mg/kgBB
VI : Kelompok perlakuan EMAMT 3840 mg/kgBB 2 jam + CCl4 3840mg/kgBB
VII : Kelompok perlakuan EMAMT 3840 mg/kgBB 4 jam + CCl4 3840mg/kgBB
VIII : Kelompok perlakuan EMAMT 3840 mg/kgBB 6 jam + CCl4 3840mg/kgBB
EMAMT = Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius; SE = Standard Error;
1. Kontrol negatif
Kontrol negatif ini bertujuan untuk mengetahui kenaikan aktivitas serum
ALT dan AST pada tikus tidak disebabkan karena pelarut dari senyawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
hepatotoksin melainkan berasal dari senyawa yang diinduksikan yaitu CCl4. Pada
penelitian ini, digunakan kontrol negatif yaitu olive oil, sebagai pelarut dari CCl4.
Pada penelitian ini, digunakan olive oil dengan dosis 2 ml/kg BB (Janakat,
Al-Merie, 2003). Dosis yang digunakan sama dengan dosis hepatotoksin yang
digunakan, dengan perbandingan 1:1. Dari hasil pengukuran aktivitas serum ALT
yang diperoleh dari kelompok kontrol negatif dapat dilihat pada tabel V diatas
menunjukkan bahwa aktivitas serum ALT kontrol negatif adalah sebesar 82,2 ±
2,7 U/L dan dari tabel VI dapat dilihat bahwa aktivitas AST sebesar 118,6 ± 5,1
U/L. Hasil pengujian terhadap aktivitas serum ALT dan AST menunjukkan bahwa
pemberian olive oil dengan dosis 3840 mg/kgBB pada tikus tidak mempengaruhi
kenaikan aktivitas serum AST dan ALT. Dari hasil statistik, apabila dibandingkan
dengan perlakuan pada jam ke-0 menunjukkan perbedan yang tidak bermakna.
Hal ini mengindikasikan bahwa bila terjadi kenaikan aktivitas ALT dan AST ada
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan bukan berasal dari pelarut (olive oil).
Data hasil perbandingan aktivitas serum ALT dan AST pada jam ke-0 apabila
dibandingkan dengan perlakuan kontrol negatif dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel VI. Perbandingan aktivitas serum ALT jam ke-0 dengan perlakuan
kontrol negatif olive oil
ALT Jam ke-24 Kontrol negatif
Jam ke-24 TB
Kontrol negatif TB
BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel VII. Perbandingan aktivitas serum AST jam ke-0 dengan perlakuan
kontrol negatif olive oil
AST Jam ke-24 Kontrol negatif
Jam ke-24 TB
Kontrol negatif TB
BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran terhadap enzim alanin
transferase dan aspartat transferase pada serum darah tikus karena kedua enzim
tersebut dapat mengalami peningkatan jika terjadi kerusakan pada hati. Sebagai
faktor penentu utama adalah aktivitas serum ALT karena enzim tersebut spesifik
terdapat di hati, sedangkan untuk AST tidak spesifik berada di hati tetapi dapat
ditemukan pada organ lainnya, misalnya otot. Oleh karena itu, adanya perubahan
akivitas serum AST dapat disebabkan tegangnya tikus saat pengambilan darah,
sehingga mempengaruhi kinerja otot dan menaikkan serum AST. Aktivitas serum
AST dapat digunakan sebagai faktor yang mendukung adanya kerusakan hati.
Namun dengan gabungan pengujian kerusakan hati menggunakan pengujian ALT
dan AST lebih baik dan lebih sensitif bila dibandingkan dengan pengujian
menggunakan enzim hidrogenase dalam menunjukkan adanya kerusakan pada hati
akibat induksi hepatotoksin, karena keberadaan enzim tersebut tidak spesifik
bekerja di hati.
2. Kontrol hepatotoksin (karbon tetraklorida 3840 mg/kgBB)
Pengujian kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 3840 mg/kgBB
(kelompok II) dibuat untuk mengetahui pengaruh dari penginduksian karbon
tetraklorida 3840 mg/kgBB terhadap sel hati tikus melalui pengujian aktivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
serum ALT dan AST sekaligus digunakan untuk menganalisis efek
hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius.
Pengukuran aktivitas serum ALT dan AST pada kontrol hepatotoksin CCl4
bertujuan untuk menunjukkan efek dari pemberian CCl4 dosis 3840 mg/kgBB
terhadap aktivitas serum ALT dan AST. Hasilnya, pada tabel V menunjukkan
aktivitas serum ALT meningkat hingga 246,4 ± 17,0 U/L atau sekitar 3-4 kali lipat
dari nilai kontrol negatif dan dari perlakuan jam ke-0 (73,2 ± 12,9 U/L). Pada
perubahan aktivitas serum AST pada tabel VI, yaitu 596,2 ± 25,3 U/L dengan
peningkatan hingga 5 kali lipat.
Data yang diperoleh dilakukan uji statistik menggunakan analisis statistik
variasi satu arah dan uji lanjutan Scheffe terdapat perbedaan yang bermakna antara
kelompok kontrol hepatotoksin CCl4 dengan kelompok kontrol negatif. Hasil
pengukuran aktivitas serum ALT dan AST menunjukkan telah terjadi kerusakan
sel hati tikus. Nilai kenaikan serum ALT dan AST pada kelompok kontrol
hepatotoksin CCl4 dosis 3840 mg/kgBB pada penelitian ini akan digunakan
sebagai dasar dalam melihat besarnya efek hepatoprotektif yang dimiliki oleh
ekstrak metanol air daun M. tanarius pada kelompok perlakuan jangka pendek
pada jam ke-½, 1, 2, 4 dan jam ke 6.
3. Kontrol perlakuan (ekstrak metanol-air daun M. tanarius 3840
mg/kgBB)
Kontrol perlakuan dengan pemberian perlakuan ekstrak metanol air daun
M. tanarius 3840 mg/kg. Kontrol perlakuan ini bertujuan untuk melihat
pemberian ekstrak metanol air daun M. tanarius mengakibatkan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
perubahan aktivitas serum ALT dan AST atau tidak. Aktivitas serum ALT dan
AST secara berturut-turut yang dihasilkan dapat dilihat pada tabel V adalah 65,6 ±
5,1 U/L dan 180,6 ± 3,1 U/L. Bila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin
(karbon tetraklorida) menunjukkan perbedaan yang bermakna. Bila dibandingkan
dengan kontrol negatif (olive oil) maka menunjukkan perbedaan yang tidak
bermakna. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak metanol air daun M. tanarius tidak
menimbulkan kenaikan serum ALT dan AST. Kenaikan aktivitas serum ALT dan
AST berasal dari penginduksian CCl4. Berikut ini merupakan data hasil statistik
perbandingan aktivitas serum ALT dan AST kontrol perlakuan (ekstrak metanol
air) dengan kontrol hepatotoksin dan kontrol negatif.
Tabel VIII. Perbandingan aktivitas serum ALT kontrol perlakuan dengan
kontrol hepatotoksin dan kontrol negatif
ALT Kontrol CCl4 Kontrol Olive Oil Kontrol Metanol
Kontrol CCl4 BB BB
Kontrol Olive Oil BB TB
Kontrol Metanol BB TB
BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Tabel IX. Perbandingan aktivitas serum AST kontrol perlakuan dengan
kontrol hepatotoksin dan kontrol negatif
AST Kontrol CCl4 Kontrol Olive Oil Kontrol Metanol
Kontrol CCl4 BB BB
Kontrol Olive Oil BB TB
Kontrol Metanol BB TB
BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
4. Perlakuan Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius
Terhadap Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida
Pada penelitian ini, dilakukan pengujian jangka pendek. Oleh karena itu
penulis membatasi waktu perlakuan jangka pendek ekstrak metanol air daun M.
tanarius sebelum pemejanan CCl4 adalah rentang waktu antara ½ jam sampai 6
jam. Dari rentang waktu tersebut, ditentukan waktu sebagai perlakuan ekstrak
metanol air daun M. tanarius yaitu ½, 1,2, 4, dan 6 jam.
Berikut merupakan hasil data secara statistik yang menunjukkan perbedaan
yang bermakna dan perbedaan yang tidak bermakna dari masing-masing
kelompok, dapat dilihat pada tabel VII, gambar 8 untuk data ALT dan tabel VIII
dan gambar 9 untuk data AST.
Tabel VII. Perbandingan data berbeda bermakna dan berbeda tidak
bermakna pada perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air
daun M. tanarius 3840 mg/kgBB berdasarkan aktivitas serum
ALT pada beberapa variasi waktu
ALT
Kontrol
CCl4
Kontrol
Olive oil
Kontrol
Metanol Jam ½ Jam 1 Jam 2 Jam 4 Jam 6
Kontrol CCl4 BB BB BB BB BB BB BB
Kontrol Olive oil BB TB TB BB BB TB TB
Kontrol Metanol BB TB TB BB BB TB TB
Jam ½ BB TB TB TB TB TB TB
Jam 1 BB BB BB TB TB TB BB
Jam 2 BB BB BB TB TB TB BB
Jam 4 BB TB TB TB TB TB TB
Jam 6 BB TB TB TB BB BB TB
BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 8. Diagram batang rata-rata pengaruh perlakuan jangka pendek pemberian ekstrak metanol-air terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari aktivitas
serum ALT
Tabel VIII. Perbandingan data berbeda bermakna dan berbeda tidak
bermakna pada perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air
daun M. tanarius 3840 mg/kgBB berdasarkan aktivitas serum
AST pada beberapa variasi waktu
AST Kontrol
Metanol
Jam
½ Jam 1 Jam 2 Jam 4 Jam 6
Kontrol
CCl4 BB BB BB BB BB BB
Kontrol
Olive oil TB BB BB BB BB TB
Kontrol Metanol
BB BB BB BB TB
Jam ½ BB BB BB BB TB
Jam 1 BB BB TB TB BB
Jam 2 BB BB TB TB BB
Jam 4 BB BB TB TB BB
Jam 6 TB TB BB BB BB
BB= berbeda bermakna (p<0,05); TB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 9. Diagram batang rata-rata pengaruh perlakuan jangka pendek pemberian ekstrak metanol-air terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari aktivitas
serum AST Pada pemberian perlakuan pada waktu jam ke-½ jam ekstrak metanol air
daun M. tanarius 3840 mg/kg BB (kelompok IV) menunjukkan aktivitas serum
ALT adalah 95,8 ± 4,2 U/L. Pada pengukuran data aktivitas serum ALT tersebut
didukung dengan pengukuran aktivitas serum AST yang secara statistik dihasilkan
271,0 ± 35,9 U/L. Hasil analisis menunjukkan efek hepatoprotektif yang
dihasilkan sebesar 61,12%. Apabila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin
CCl4 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna, yang menyatakan bahwa
pemberian ekstrak M. tanarius pada jam ke-½ dapat menurunkan aktivitas serum
ALT dan AST sedangkan dibandingkan dengan kontrol negatif memiliki
perbedaan yang tidak bermakna. Pada perlakuan jam ke-½ ekstrak metanol-air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
daun M. tanarius mempunyai efek hepatoprotektif karena dapat melindungi hati
sebesar lebih dari 50% dari hepatotoksin CCl4.
Kelompok perlakuan jam ke-1 ekstrak metanol air daun M. tanarius 3840
mg/kg BB (dapat dilihat pada kelompok V) dari tabel V menunjukkan hasil
aktivitas serum ALT 140,6 ± 6,3 U/L dan aktivitas serum AST sebesar 431,0 ±
24,5 U/L. Pada perlakuan ini, diketahui bahwa memiliki efek hepatoprotektif
sebesar 42,93 %. Apabila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin CCl4
menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05), hal ini membuktikan bahwa
ekstrak metanol-air daun M. tanarius memiliki efek hepatoprotekif. Apabila nilai
ALT dan AST pada kelompok perlakuan jam ke-1 dibandingkan dengan kontrol
negatif olive oil, menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (tabel VIII).
Dari data tersebut berarti, ekstrak metanol-air daun M. tanarius memiliki efek
hepatoprotektif tetapi akibat kerusakan di hepar yang ditimbulkan oleh CCl4,
belum bisa kembali seperti normal.
Pada perlakuan efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air
daun M. tanarius dengan perlakuan jam ke-2 (dapat dilihat pada kelompok VI)
dari tabel V menunjukkan hasil aktivitas serum ALT 147,4 ± 11,3 U/L dan
aktivitas serum AST sebesar 429,6 ± 17,8 U/L dengan efek hepatoprotektif
sebesar 40,17%. Hasil ini menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05)
dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin CCl4. Dengan adanya perbedaan
aktivitas serum yang bermakna antara kelompok perlakuan jam ke-2 dengan
kelompok kontrol hepatotoksin berarti ekstrak metanol-air daun M. tanarius
memiliki efek hepatoprotektif. Pada perlakuan jangka pendek jam ke-2 terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
penurunan efek hepatoprotektif bila dibandingkan dengan jam ke-½ dan pada jam
ke-1. Apabila dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil, menunjukkan adanya
perbedaan yang bermakna yang berarti bahwa ekstrak metanol-air daun M.
tanarius memiliki efek hepatoprotektif tetapi akibat kerusakan pada hepar yang
ditimbulkan oleh CCl4 belum bisa kembali seperti normal.
Pada perlakuan jam ke-4 (dapat dilihat pada kelompok VII) dari tabel V
menunjukkan hasil aktivitas serum ALT 113,4 ± 7,5 U/L dan aktivitas serum AST
sebesar 408,6 ± 7,3 U/L dengan efek hepatoprotektif sebesar 53,97%. Dari data
tersebut apabila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin CCl4 menunjukkan
perbedaan yang bermakna (p<0,05) yang berarti ekstrak metanol-air daun M.
tanarius memiliki efek hepatoprotektif. Pada perlakuan jangka pendek jam ke-4
bila dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil, menunjukkan adanya
perbedaan yang tidak bermakna (tabel VII) yang berarti bahwa, ekstrak metanol-
air daun M. tanarius yang diberikan memiliki efek hepatoprotektif sehingga dapat
memperbaiki kerusakan yang terjadi di hepar yang disebabkan oleh CCl4, dan
fungsi hati sudah kembali seperti normal.
Pada perlakuan jam ke-6 pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius
didapatkan hasil pengukuran aktivitas serum ALT sebesar 74,2 ± 5,9 U/L dan
aktivitas AST sebesar 177,8 ± 19,8 U/L dengan daya hepatoprotektif sebesar
69,88%. Dari hasil tersebut apabila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin
menghasilkan perbedaan yang bermakna yang berarti ekstrak metanol-air daun M.
tanarius memiliki efek hepatoprotektif. Bila dibandingkan dengan kontrol negatif
olive oil terdapat perbedaan yang tidak bermakna, yang menandakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
ekstrak metanol-air daun M. tanarius memiliki efek hepatoprotektif sehingga
dapat memperbaiki kerusakan hepar yang diakibatkan oleh induksi CCl4 sehingga
fungsi hati dapat kembali normal.
Data penelitian ini, secara keseluruhan diketahui bahwa, ekstrak metanol-air
daun M. tanarius dapat digunakan sebagai hepatoprotektor, dengan senyawa
penginduksi karbon tetraklorida yang menyebabkan steatosis. Kerusakan hati
lainnya yang disebabkan oleh senyawa kimia seperti galaktosamin. Penginduksian
galaktosamin menyebabkan terjadinya kerusakan hati disebabkan oleh virus yang
menyerupai virus hepatitis (Yamamoto, Mori, Murakami, Yoshino, 1995). Oleh
karena itu, diperlukan pengujian lebih lanjut, daun M. tanarius dapat digunakan
untuk hepatoprotektor dengan menggunakan senyawa penginduksi galaktosamin.
Pada perlakuan jangka pendek yang dilakukan pada jam ke-½, 1, 2, 4 dan 6
didapatkan hasil aktivitas serum ALT secara berurutan yaitu 95,8 ± 4,2; 140,6 ±
6,3; 147,4 ± 11,3; 113,4 ± 7,5; 74,2 ± 5,9 U/L. Untuk aktivitas ALT secara
berurutan yaitu 271,0 ± 35,9; 431,0 ± 24,5; 429,6 ± 17,8; 408,6 ± 7,3 dan 177,8 ±
19,8 U/L. Dari data tersebut, diketahui bahwa efek hepatoprotektif tertinggi yang
mencapai 60%, pada perlakuan jam ke-6, kemudian perlakuan jam ke-½ (dapat
dilihat pada tabel V).
Perlakuan jangka pendek, dapat diketahui waktu perlakuan yang paling
efektif yang memiliki efek hepatoprotektif. Hasil data statistik yang diperoleh,
terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada perlakuan jangka pendek jam ke-½,
4 dan 6 bila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin CCl4 dan kontrol negatiif
olive oil. Dari data tersebut menandakan bahwa, ekstrak metanol-air daun M.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
tanarius memiliki efek sebagai hepatoprotektif dan dapat memperbaiki kerusakan
yang terjadi akibat induksi CCl4, sehingga hepar dapat kembali ke kondisi
normal.
Pada perbandingan data statistik antara jam ke-½ dan jam ke-4
menunjukkan aktivitas serum ALT yang berbeda tidak bermakna, sedangkan
dari aktivitas serum AST didapatkan perbedaan yang bermakna. Maka, dapat
dikatakan bahwa perlakuan pada jam ke-½ memiliki efek hepatoprotektif yang
sama. Apabila perlakuan jam ke-½ dibandingkan dengan jam ke-6 terdapat
perbedaan yang tidak bermakna pada aktivitas serum ALT dan AST. Hal ini
menunjukkan bahwa, pada jam ke-½ dan ke-6 memiliki efek hepatoprotektif yang
sama. Maka, dari perbandingan antar jam, dapat disimpulkan bahwa pemberian
ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada jam ke-½, 4 dan 6, memiliki efek
hepatoprotektif yang sama. Oleh karena itu, waktu efektif pemberian ekstrak
metanol-air daun M. tanarius yang dapat diberikan untuk melindungi hepar
adalah pada jam ke-½. Hal ini disebabkan karena waktunya yang cukup singkat,
sehingga dapat dengan cepat melindungi hepar tikus dari toksin CCl4. Dalam
pengembangan penelitian, ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang memiliki
efek hepatoprotektif dapat diformulasikan menjadi bentuk sediaan lain, sehingga
dapat diaplikasikan pada manusia.
D. Rangkuman Pembahasan
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah perlakuan jangka pendek
ekstrak metanol air daun M. tanarius 3840 mg/kg BB mampu menghasilkan efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
hepatoprotektif pada waktu ½, 1, 2, 4, dan 6 jam secara berturut-turut persen efek
hepatoprotektif untuk serum ALT adalah 61,12; 42,93; 40,17; 53,97; 69,88%.
Sedangkan pada aktivitas serum AST memiliki efek hepatoprotektif pada ½, 1, 2,
4, dan 6 jam secara berturut-turut sebesar 54,54; 27,70; 27,94; 31,46; 70,17%.
Hasil ini sesuai dengan hipotesis bahwa ektrak metanol air daun M. tanarius
memiliki efek hepatoprotektif jangka pendek pada tikus jantan terinduksi karbon
tetraklorida.
Pada kelompok kontrol perlakuan M. tanarius menunjukkan hasil yang
berbeda tidak bermakna dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil. Hal ini
menujukkan bahwa ekstrak metanol air daun M. tanarius tidak memiliki pengaruh
terhadap kenaikan aktivitas serum ALT dan AST yang menandakan bahwa tidak
berpengaruh terhadap sel-sel hati tikus jantan, sehingga kenaikkan serum ALT
dan AST pada penilitian ini diakibatkan oleh induksi hepatoksin karbon
tetraklorida pada tikus jantan. Jangka waktu pemberian ekstrak metanol air daun
M. tanarius yang paling baik sebagai hepatoprotektor adalah pada perlakuan jam
ke-½ dan jam ke-6. Setelah diuji statistik, kedua data dari rentang waktu tersebut
tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dalam menurunkan aktivitas serum
ALT dan AST.
Oleh karena itu pada penelitian ini dipilih pada waktu perlakuan ekstrak
metanol air daun M. tanarius jam ke-½ sebagai waktu paling efektif. Hal ini
menandakan waktu yang dibutuhkan lebih singkat, yaitu hanya ½ jam dalam
memberikan efek hepatoprotektif pada tikus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan dan
analisis statistik yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada dosis 3840 mg/kgBB
terbukti mampu menghasilkan efek hepatoprotektif jangka pendek pada
tikus yang terinduksi karbon tetraklorida dengan dosis 2 ml/kgBB dengan
waktu jam ke-½, 1, 2, 4, dan 6 jam secara berturut-turut untuk ALT serum
adalah 61,12; 42,93; 40,17; 53,97; 69,88% dan AST serum pada jam ke-½,
1, 2, 4 dan 6 jam secara berturut-turut sebesar 54,54; 27,70; 27,94; 31,46;
70,17%.
2. Perlakuan jam ke-½ ekstrak metanol-air daun M. tanarius 3840 mg/kg BB
merupakan waktu pemberian perlakuan yang paling efektif untuk
menghasilkan efek hepatoprotektif pada tikus jantan teriduksi karbon
tetraklorida 2 ml/kgBB.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang:
1. Uji hepatoprotektif dengan ekstrak metanol-air daun M. tanarius untuk
induksi hepatotoksin lain seperti galaktosamin.
2. Perlu dilakukan formulasi menjadi bentuk sediaan obat dengan bahan baku
ekstrak metanol-air daun M. tanarius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Daftar Pustaka
Adrianto, 2010, Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol:Air Daun Macaranga
tanarius L. Pada Tikus Jantan Terinduksi Parasetamol, Skripsi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Al-Ash’ary, M.N., Supriyanti, T.F.M., Zackiyah., 2010, Penentuan Pelarut terbaik
dalam mengekstraksi senyawa bioaktif dari kulit batang Artocarpus
heterophyllus, Universitas Pendidikan Indonesia.
Andini, A.P., 2010, Efek Analgesik Ekstrak Metanol-Air Daun Macaranga
tanarius L. Pada Mencit Betina Galur Swiss, Skripsi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Asian Plant, 2012, Macaranga tanarius, http://www.asianplant.net/
Euphorbiaceae/Macaranga_tanarius .htm, diakses tanggal 25 April 2012.