UJI ANGKA LEMPENG TOTAL, ANGKA KAPANG/KHAMIR EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DAN EKSTRAK DAGING BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L) DARI PT. X SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Farmasi Diajukan oleh : Dewi Krisnawati Sumarmianti NIM : 058114075 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filePLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii UJI ANGKA LEMPENG TOTAL, ANGKA KAPANG/KHAMIR EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
UJI ANGKA LEMPENG TOTAL, ANGKA KAPANG/KHAMIR
EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DAN
EKSTRAK DAGING BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L)
DARI PT. X
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Dewi Krisnawati Sumarmianti
NIM : 058114075
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
UJI ANGKA LEMPENG TOTAL, ANGKA KAPANG/KHAMIR
EKSTRAK RIMPANG KUNYIT (Curcuma domestica Val.) DAN
EKSTRAK DAGING BUAH ASAM JAWA (Tamarindus indica L)
DARI PT. X
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan oleh :
Dewi Krisnawati Sumarmianti
NIM : 058114075
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Maria Dwi Budi Jumpowati, S. Si .............................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Tuhan terlalu kreatif untuk dibatasi hanya dengan satu cara untuk memelihara kita.Sebaliknya, Tuhan menemukan banyak cara untuk memenuhi hidup kita denganberkat-berkat yang tidak kita harapkan......................................
- Russ Knight
Jangan takut menghadapi peperangan apapun. Orang yang mengandalkankekuatannya akan mendapatkan apa yang bisa dilakukan manusia. Tetapi orangyang mengandalkan doanya akan mendapatkan apa yang bisa dilakukan Tuhan
Hiduplah karena percaya walaupun tidak melihat. Semakin kita berpegang padasuara Tuhan dengan iman kita, semakin kita akan melihat pertolongan-Nya...............
- Yohanes 20 : 29
Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akanbertindak.............
- Mazmur 37 : 5
Kupersembahkan kepada:Bapak dan ibu tercinta
Mba Santi & Mas Rio, Mas Priyo, Dek IchaSeorang yang hadir dan memberiku pengharapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Desember 2008
Penulis
Dewi Krisnawati Sumarmianti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Ucap syukur dan terima kasih penulis panjatkan ke hadirat Allah Bapa yang
Penuh Kasih, atas segala berkat dan anugerah-Nya dalam proses penyelesaian skripsi.
Skripsi dengan judul “Uji Angka Lempeng Total, Angka Kapang/Khamir Ekstrak
Rimpang Kunyit (Curcuma domestica Val.) dan Ekstrak Daging Buah Asam
Jawa (Tamarindus indica L.) dari PT. X” merupakan karya ilmiah penulis untuk
memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana farmasi (S. Farm) di fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Banyak kesulitan yang penulis hadapi dalam proses penyelesaiaan skripsi ini.
Namun di tengah kesulitan itu, penulis mendapatkan dukungan, bimbingan, kritik dan
saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Yustina Sri Hartini M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing atas kebijaksanaan
dan kesabaran dalam membimbing dalam penyusunan skripsi ini
2. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma
3. Ibu Christine Patramurti, M. Si., Apt selaku Kepala Program Studi Farmasi
sekaligus ketua panitia skripsi
4. Ibu Erna Triwulandari, M.Si., Apt. dan Ibu Maria Dwi Budi Jumpowati, S. Si.
selaku tim penguji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
5. Laboran Laboratorium Mikrobiologi dan Farmakognosi-Fitokimia : mas Sarwanto,
mas Wagiran dan mas Sigit, atas semua bantuan yang diberikan
6. Teman-teman seperjuangan dalam penelitian : Ika, Yessi, Siska, Lina, Bustan dan
Wisely
7. Bapak, Ibu, mba Santi & mas Rio, mas Priyo, dek Icha dan mas Novan yang selalu
mendukung, mengasihi, memberi semangat dan mendoakan.
8. Teman-teman angkatan 2005 khususnya FKK ‘05
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam kelancaran penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
segala kritik dan saran yang membangun demi tersempurnanya skripsi ini sangat
penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan informasi
bagi pembacanya.
Yogyakarta, 11 Desember 2008
Penulis
Dewi Krisnawati Sumarmianti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
INTISARI
Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budayabangsa. Salah satu obat tradisional yang sering digunakan adalah jamu kunyit asam.Departemen Kesehatan (Depkes) RI dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No:661/Menkes/SK/VII/1994 menyatakan bahwa perlu dicegah beredarnya obattradisional yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, kemanfaatan dan mutu.Dengan persyaratan mutu diharapkan adanya obat tradisional dengan dosis yangdiketahui dan terulangkan, termasuk untuk keamanan bahan baku dankemanfaatannya. Parameter standar mutu keamanan bahan baku obat tradisional antaralain Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Kapang/Khamir (AKK).
Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancanganpenelitian deskriptif dan komparatif. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan datadan informasi tentang angka lempeng total dan angka kapang/khamir jamu kunyitasam dari PT. X. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif yang dianalisis dengancara deskriptif dan komparatif. Angka Lempeng Total yang diperbolehkan olehBPOM (2004) tidak lebih dari 10 koloni/gram ekstrak dan angka kapang/khamirtidak lebih dari 10 koloni/gram ekstrak.
Pengujian pada ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.) diperolehdata kuantitatif yaitu ALT pengenceran 10-6 replikasi I adalah 5,5x106 koloni/gramdan AKK pengenceran 10-6 replikasi I dan III adalah 30,3x107 koloni/gram, sehinggaALT dan AKK tidak memenuhi syarat BPOM (2004). Pengujian pada ekstrak dagingbuah asam jawa (Tamarindus indica L.) diperoleh data kuantitatif yaitu ALT replikasiII pengenceran 10-1 adalah <10 koloni/gram sehingga memenuhi syarat BPOM (2004),dan pengenceran 10-6 adalah 2,9x107 koloni/gram sehingga tidak memenuhi syaratBPOM (2004). Angka Kapang/Khamir replikasi I pengenceran 10-1 diperoleh AKK3,0 koloni/gram koloni/gram sehingga memenuhi syarat BPOM (2004), danpengenceran 10-6 adalah 2,0x108 koloni/gram sehingga tidak memenuhi syarat BPOM(2004).
Kata kunci : ekstrak rimpang kunyit (Curcuma domestica Val.), ekstrak daging buahasam jawa (Tamarindus indica L.), angka lempeng total (ALT), angkakapang/khamir (AKK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Traditional herb for medication is one of Indonesians’ cultures. One of thetraditional herbs that are consumed mostly is the traditional herb mixture betweencurcumas and tamarinds. Departemen Kesehatan (Depkes) RI through KeputusanMenteri Kesehatan RI No: 661/Menkes/SK/VII/1994 stated that traditional herbs thatcannot meet the standard requirement of security, usefulness, and quality should berestricted from being consumed. By meeting the standard requirement of security,usefulness and quality, it is expected that the dosage of the traditional herbs can beeasily known so that the security the raw materials and the usefulness can be assured.The standard quality of security parameter of the raw materials are the Total PlateCount and the Number of Mold/Yeast.
This research was non-experimental research with the framework ofdescriptive and comparative research. This research was aimed to obtain data aboutthe Total Plate Count and the Number of Mold/Yeast of traditional herb mixture ofcurcumas and tamarinds from PT. X. The data obtained was quantitative data andanalyzed using descriptive and comparative method. The allowed amount of the TotalPlate Count could not exceded 10 colony/g and the Number of Mold/Yeast amountwas not allowed to be more than 10 colony/g.
The experiment on turmeric rhizome extract (Curcuma domestica Val.)resulted in quantitative data of ALT dilution 10-6 from the replication I was 5,5x106
colony/gram and AKK dilution 10-6 from the replication I and III was 30,3x107
colony/gram, so ALT and AKK not fulfill the BPOM (2004). The experiment ontamarind extract (Tamarindus indica L.) resulted in quantitative data of ALTreplication II which was dilution 10-1 was <10 colony/gram so fulfill the BPOM(2004), and dilution 10-6 is 2,9x107 colony/gram so not fulfill the BPOM (2004). TheNumber of Mold/Yeast replication I which dilution 10-1 was 3,0 colony/gram so fulfillthe BPOM (2004), and dilution 10-6 is 2,0x108 colony/gram so not fulfill the BPOM(2004).
Key words: Turmeric Rhizome extract (Curcuma domestica Val.), Tamarind Extract(Tamarindus indica L.), Total Plate count, The Number of Mold/Yeast.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mikropipet, Laminar Air Flow (LAF), Bunsen, alat-alat gelas.
E. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan ekstrak cair
Ekstrak cair rimpang kunyit dan daging buah asam jawa yang diperoleh
dari PT. X dibuat dengan cara :
a. ekstrak cair rimpang kunyit dibuat dengan bahan dasar kunyit segar yang
kemudian dilakukan proses penggilingan dan pengepresan. Hasil dari proses
pengepresan, dipekatkan sehingga diperoleh ekstrak cair kunyit.
b. ekstrak cair daging buah asam jawa dibuat dengan bahan dasar daging buah
asam jawa matang yang direndam dalam air kemudian dilakukan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pengepresan dan penyaringan. Hasil dari proses penyaringan, dipekatkan
sehingga diperoleh ekstrak cair daging buah asam jawa.
2. Uji angka lempeng total
a. Pengambilan sampel. Sampel adalah ekstrak rimpang kunyit dan
ekstrak daging buah asam jawa yang diperoleh dari PT. X.
b. Persiapan dan homogenisasi sampel. Dengan cara aseptik,
ditimbang 1 gram ekstrak kental kemudian dilarutkan dalam 9 ml
Buffered Peptone Water (BPW) hingga diperoleh pengenceran 1:10.
Dihomogenkan dengan baik kemudian dilanjutkan dengan
pengenceran 10-2 sampai 10-6.
c. Cara pembuatan media. Media yang digunakan adalah Plate Count
Agar (PCA) yang dibuat dengan cara menimbang 17,5 gram serbuk
PCA dan dilarutkan dalam 1 liter air suling, dipanaskan sampai
mendidih (sambil diaduk). Kemudian disterilkan pada suhu 121oC
selama 15 menit dengan autoklaf.
d. Cara pembuatan larutan pengencer. Pengenceran menggunakan
larutan Buffered Peptone Water (BPW) yang dibuat dengan cara
menimbang 20 gram serbuk BPW dilarutkan dalam 1 liter air suling
dan diukur pH 7,0 + 1. Kemudian disterilkan dengan autoklaf 121oC
selama 15 menit.
e. Cara pengujian. Dipipet 1 ml dari masing-masing pengenceran,
dimasukkan ke dalam cawan petri steril secara duplo. Ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
setiap cawan petri dituangkan sebanyak 12-15 ml media PCA yang
telah dicairkan yang bersuhu 45 ± 1oC dalam waktu 15 menit dari
pengenceran pertama. Cawan petri digoyangkan dengan hati-hati
hingga contoh tercampur rata dengan pembenihan. Pemeriksaan
kontrol dilakukan dengan mencampur air pengencer dengan
pembenihan untuk setiap contoh yang diperiksa. Biarkan hingga
campuran dalam cawan petri membeku. Dimasukkan semua cawan
petri dengan posisi terbalik ke dalam lemari pengeram (inkubator)
dan diinkubasi pada suhu 35±10C selama 24-48 jam. Dicatat
pertumbuhan koloni pada setiap cawan yang mengandung 25-250
koloni setelah 48 jam. Dihitung angka lempeng total dalam 1 gram
contoh dengan mengalikan jumlah rata-rata koloni pada cawan
dengan faktor pengenceran yang digunakan (sesuai).
3. Uji angka kapang/khamir
a. Pengambilan sampel. Sampel yang digunakan adalah ekstrak
rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa yang diperoleh
dari PT. X.
b. Persiapan dan penghomogenan sampel. Dengan cara aseptik,
ditimbang 1 gram ekstrak kental kemudian dilarutkan dalam 9 ml
Peptone Water (PW) hingga diperoleh pengenceran 1:10.
Dihomogenkan dengan baik kemudian lanjutkan dengan
pengenceran 10-2 sampai 10-6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Cara pembuatan media. Sebanyak 39 gram serbuk Potato Dextrose
Agar (PDA) disuspensikan dalam 1000 mL air suling, kemudian
dilarutkan dengan pemanasan dan diaduk hingga merata,
dimasukkan dalam wadah yang sesuai kemudian masukkan
kloramfenikol 100 mg/liter media. Disterilisasi dengan autoklaf
selama 15 menit dengan suhu 1210C lalu didinginkan hingga suhu
45 ± 10C.
d. Cara pembuatan larutan pengencer. Pengenceran menggunakan PW.
Sebanyak 1 gram serbuk peptone ditimbang dan dilarutkan dalam
1000mL air suling, dihomogenkan dan disterilisasi dengan autoklaf
selama 15 menit pada suhu 1210C.
e. Cara pengujian. Dipipet 1 ml dari masing-masing pengenceran,
dimasukkan ke dalam cawan petri steril secara duplo. Ke dalam
setiap cawan petri dituangkan sebanyak 15-20 ml media PDA yang
telah dicairkan yang bersuhu 45 ± 10C. Digoyangkan cawan petri
dengan hati-hati hingga contoh tercampur rata dengan pembenihan.
Pemeriksaan kontrol dilakukan dengan mencampur air pengencer
dengan pembenihan untuk setiap contoh yang diperiksa. Dibiarkan
hingga campuran dalam cawan petri membeku, dimasukkan semua
cawan petri dengan posisi terbalik ke dalam lemari pengeram
(inkubator) dan diinkubasi pada suhu 25 0C atau suhu kamar selama
5 hari. Dihitung koloni kapang dan khamir setelah 5 hari. Dicatat
hasil sebagai jumlah kapang dan kamir per gram contoh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
F. Analisis Hasil
1. Uji Angka Lempeng Total
Cara menganalisis hasil pengujian sesuai dengan Anonim (1992a), yaitu:
a. pilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni
antara 25-250 setiap cawan. Dihitung semua koloni dalam cawan petri
dengan menggunakan alat penghitung koloni (Colony counter). Dihitung
rata-rata jumlah koloni dan dikalikan dengan faktor pengenceran dan
dinyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri per mililiter atau gram
b. jika salah satu dari dua cawan petri terdapat jumlah koloni lebih kecil dari 25
atau lebih besar dari 250, dihitung rata-rata jumlah koloni, dikalikan dengan
faktor pengenceran dan dinyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri per gram
c. jika hasil dari 2 pengenceran jumlahnya berturut-turut terletak antara 25-250
koloni, dihitung jumlah koloni dari masing-masing pengenceran seperti yang
disebut pada butir a dan b di atas, dan dihitung rata-rata jumlah koloni dari
kedua pengenceran tersebut. Jika jumlah yang tertinggi lebih besar dari dua
kali jumlah yang terkecil, dinyatakan jumlah yang terkecil sebagai jumlah
bakteri per gram
d. jika rata-rata jumlah koloni masing-masing petri tidak terletak antara 25 dan
250 koloni, dihitung jumlah koloni seperti pada butir a dan b di atas, dan
dinyatakan sebagai jumlah bakteri perkiraan per gram
e. jumlah koloni dari semua pengenceran lebih dari 250 koloni, maka setiap dua
cawan petri dengan pengenceran tertinggi dibagi dalam 2, 4, atau 8 sektor.
Dihitung jumlah koloni dalam satu bagian atau lebih. Untuk mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
jumlah koloni dalam satu cawan petri, dihitung rata-rata jumlah koloni dan
kalikan dengan faktor pembagi dan pengenceran. Dinyatakan sebagai jumlah
bakteri perkiraan per gram
f. jika dalam 1/8 bagian cawan petri terdapat lebih dari 200 koloni, maka
jumlah koloni yang didapat = 8 x 200 (1600), dikalikan dengan faktor
pengenceran dan dinyatakan hasilnya sebagai jumlah bakteri perkiraan
permililiter atau gram lebih besar dari jumlah yang didapat (lebih besar dari
1600 x faktor pengenceran)
g. jika tidak ada koloni yang tumbuh dalam cawan petri, nyatakan jumlah
bakteri perkiraan lebih kecil dari satu dikalikan dengan pengenceran yang
terendah (< 10)
h. menghitung koloni perambat (spreader)
Ada 3 macam perambatan pada koloni, yaitu :
1. merupakan rantai yang tidak terpisah-pisah
2. perambatan yang terjadi di antara dasar cawan petri dan pembenihan
3. perambatan yang terjadi pada pinggir atau permukaan pembenihan.
Kalau terjadi hanya 1 (satu) perambatan (seperti rantai) maka koloni
dianggap 1 (satu). Tetapi bila 1 atau lebih rantai terbentuk dan yang berasal
dari sumber yang terpisah-pisah, maka tiap sumber dihitung sebagai 1 (satu)
koloni.
Bila (2) dan (3) terjadi maka sebaiknya pemeriksaan diulangi karena
koloni dalam keadaan semacam ini agak sukar dihitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
i. cara menghitung dan membulatkan angka
Dalam melaporkan jumlah koloni atau jumlah koloni perkiraan
hanya 2 angka penting yang digunakan, yaitu angka yang pertama dan kedua
(dimulai dari kiri), sedangkan angka yang ketiga diganti dengan 0 apabila
kurang dari 5 dan apabila 5 atau lebih dijadikan 1 yang ditambahkan pada
angka yang kedua.
Contoh : 523.000 dilaporkan sebagai 520.000 (5,2 x 105).
83.600 dilaporkan sebagai 84.000 (8,4 x 104).
2. Uji Angka Kapang/Khamir
Cara menganalisis hasil pengujian sesuai dengan Anonim (2006) yaitu :
dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara
10-150. Jumlah koloni dari kedua cawan dihitung lalu dikalikan dengan faktor
pengencerannya. Bila pada cawan petri dari dua tingkat pengenceran yang
berurutan menunjukkan jumlah antara 10-150, maka dihitung jumlah koloni dan
dikalikan faktor pengenceran kemudian diambil angka rata-rata. Hasil dinyatakan
sebagai angka kapang/khamir dalam tiap gram atau mL sampel
Untuk beberapa kemungkinan lain yang berbeda dari pernyataan di atas, maka
diikuti petunjuk sebagai berikut :
a. bila hanya salah satu di antara kedua cawan petri dari pengenceran yang
sama menunjukkan jumlah antara 10-150 koloni, dihitung jumlah koloni dari
kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. bila pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah koloni lebih
besar dari dua kali jumlah koloni pada pengenceran di bawahnya, maka
dipilih tingkat pengenceran terendah (misal : pada pengenceran 10-2
diperoleh 60 koloni dan pada pengenceran 10-3 diperoleh 30 koloni, maka
dipilih jumlah koloni pada pengenceran 10-2 yaitu 60 koloni).
Bila pada pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah koloni kurang dari
dua kali jumlah koloni pengenceran di bawahnya, maka diambil angka rata-
rata dari jumlah koloni dari kedua pengenceran tersebut. Hasil dinyatakan
sebagai angka kapang dan khamir dalam tiap gram sampel ( misal pada
pengenceran pada pengenceran 10-2 diperoleh 60 koloni dan
pengenceran 10-3 diperoleh 10 koloni, maka angka kapang/khamir adalah :
33 108102
106xx
c. bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang menunjukkan jumlah
antara 10-150 koloni maka dicatat angka sebenarnya dari tingkat
pengenceran terendah dan dihitung sebagai angka kapang dan khamir
perkiraan.
d. bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan bukan disebabkan karena
faktor inhibitor, maka angka kapang dan khamir dilaporkan sebagai kurang
dari satu dikalikan faktor pengenceran terendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penyiapan Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak rimpang
kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa dari PT. X. Ekstrak cair rimpang
kunyit terbuat dari rimpang kunyit segar yang diproses dengan penggilingan dan
pengepresan. Proses penggilingan yang dilakukan bertujuan untuk menghaluskan
rimpang kunyit sehingga mempermudah proses selanjutnya dan proses
pengepresan bertujuan untuk mengeluarkan zat aktif dari rimpang kunyit. Hasil
dari proses pengepresan selanjutnya dipekatkan sehingga diperoleh ekstrak cair
kunyit.
Ekstrak cair daging buah asam jawa dibuat dengan bahan dasar daging
buah asam jawa yang sudah matang yang direndam dengan air, dilakukan
pengepresan lalu disaring. Proses perendaman dengan air bertujuan untuk
melarutkan zat aktif dalam daging buah asam jawa. Setelah direndam, kemudian
perlu dilakukan pengepresan untuk mempermudah penyaringan. Tujuan dilakukan
penyaringan adalah memisahkan zat padat (bagian daging buah asam jawa yang
sudah dipres) dengan zat cair (hasil perendaman). Hasil dari proses tersebut
dipekatkan dengan suhu rendah dan diperoleh ekstrak cair.
Berdasarkan Anonim (1995a) yang disebut dengan ekstrak adalah
sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan. Ekstrak
yang diperoleh dari PT. X berwujud cair, oleh karena itu untuk mendapatkan
ekstrak seperti yang dimaksud dalam Anonim (1995a) maka pelarut yang
digunakan harus diuapkan agar mendapatkan ekstrak yang kental.
Pada penelitian ini, penguapan pelarut dilakukan dengan bantuan oven
yang sisi bagian dalamnya sebelumnya telah dilap menggunakan alkohol 70%
untuk mencegah bertambahnya mikroorganisme pada ekstrak dan wadah yang
digunakan sebagai tempat ekstrak juga disterilkan terlebih dahulu dengan
autoklaf. Penguapan dengan oven dilakukan pada suhu 50oC hingga diperoleh
massa yang kental. Selanjutnya untuk mengetahui apakah ekstrak memenuhi baku
yang telah ditetapkan, maka dilakukan uji cemaran mikroorganisme yang meliputi
ALT dan AKK. Baku yang ditetapkan yaitu ketentuan-ketentuan yang terdapat
dalam Anonin (2004).
B. Angka Lempeng Total
1. Homogenisasi sampel
Homogenisasi merupakan cara penyiapan sampel untuk memperoleh
distribusi bakteri sebaik mungkin di dalam sampel yang ditetapkan (Anonim,
1992a). Dasar dari homogenisasi adalah membebaskan sel-sel bakteri yang
terlindung oleh partikel dalam sampel dan untuk menggiatkan kembali sel-sel
bakteri yang mungkin terganggu kelangsungan hidupnya karena kondisi yang
kurang menguntungkan di dalam sampel (Hadioetomo, 1985).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Larutan pengencer yang digunakan untuk menghomogenkan sampel yaitu
Buffered Peptone Water (BPW) yang mengandung peptone, natrium klorida,
disodium hydrogen phosphate dan kalium dihidrogen phosphate. Peptone
merupakan protein yang terdapat pada daging, air susu, kedelai, dan putih telur.
Komponen utama dari protein adalah nitrogen (N2) yang berperan dalam sintesis
protein bakteri. Natrium klorida, disodium hydrogen phosphate dan kalium
dihidrogen phosphate merupakan mineral-mineral yang juga dibutuhkan untuk
kelangsungan hidupnya. Seharusnya, BPW diatur agar pH-nya 7,0. Namun dalam
uji, diperoleh pH BPW 6,79 yang kemungkinan dapat terjadi karena air yang
digunakan untuk mengencerkan BPW memiliki pH yang cenderung asam. Namun
perbedaan ini tidak bermakna karena kebanyakan bakteri dapat hidup paling
cocok atau paling baik pada pH 6,5 sampai 7,5 yang merupakan pH optimum
(Tarigan, 1988). Sehingga buffer dalam BPW berperan untuk menjaga pH agar
tetap sesuai untuk pertumbuhan bakteri.
Homogenisasi sampel dilakukan secara aseptik di dekat nyala api Bunsen
dengan mengencerkan 1 gram sampel menggunakan 9 ml BPW sehingga
diperoleh suspensi dengan pengenceran 10-1.
2. Pengenceran
Pengenceran dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan koloni bakteri
dengan jumlah antara 25-250 sehingga mempermudah perhitungan koloni. Jika
tidak dilakukan pengenceran, maka koloni bakteri akan sangat pekat sehingga
penghitungan koloni sulit dilakukan (Tarigan, 1988).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Suspensi dengan pengenceran 10-1 selanjutnya diencerkan terus hingga
pengenceran 10-6. Sama seperti larutan pengencer untuk homogenisasi sampel,
pengenceran selanjutnya juga menggunakan BPW. Karena BPW mengandung zat-
zat yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup bakteri, maka BPW bukan hanya
berperan untuk mengencerkan sampel saja, tetapi juga untuk memberi nutrisi bagi
bakteri supaya dapat hidup.
Gambar 1a. Gambar 1b.suspensi ekstrak daging buah asam jawa suspensi ekstrak rimpang kunyitdengan pengenceran dari kiri ke kanan, dengan pengenceran dari kiri ke10-1 sampai 10-6 kanan, 10-1 sampai 10-6
3. Uji angka lempeng total
Uji angka lempeng total digunakan untuk menghitung cemaran bakteri.
Bakteri yang ditentukan jumlahnya adalah bakteri yang hidup (viable count). Cara
ini hanya menggambarkan jumlah sel yang hidup dan membentuk koloni pada
kondisi percobaan yang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
ALT harus ditekan sekecil mungkin. Meskipun mikroorganisme yang
terdapat dalam sampel tidak membahayakan bagi kesehatan, tetapi karena
pengaruh sesuatu dapat menjadi mikroorganisme yang membahayakan. ALT juga
dapat digunakan sebagai petunjuk sampai tingkat berapa industri tersebut
melaksanakan CPOTB (Anonim, 1994).
Pada uji ini akan dilihat jumlah bakteri yang mencemari ekstrak rimpang
kunyit dan ekstak daging buah asam jawa yang merupakan bahan baku untuk
pembuatan jamu kunyit asam. Masing-masing sampel direplikasi 3 kali, dan
masing-masing replikasi dibuat duplo untuk pengujian ALT ini. Tiap sampel yang
telah diencerkan dan dibuat seri larutan, selanjutnya ditanam pada media Plate
Count Agar (PCA) yang berisi digesti pankreatik kasein, yeast extract, glukosa
dan agar. Digesti pankreatik kasein menyediakan asam amino dan substansi
nitrogen yang penting untuk pertumbuhan bakteri. Yeast extract terutama
menyediakan vitamin B-kompleks, dan glukosa merupakan sumber energi. Agar
merupakan zat yang ideal untuk kebanyakan pembenihan padat. Agar merupakan
suatu polisakarida asam yang diekstraksi dari ganggang merah tertentu. Sel-sel
yang terletak di atas atau dalam pembenihan padat tidak dapat bergerak. Karena
itu, jika beberapa sel diletakkan pada atau dalam pembenihan padat, setiap sel
akan tumbuh dan membentuk koloni yang terpisah.
Penanaman koloni bakteri pada media menggunakan metode tabur (pour
plate). Media PCA cair yang sudah disterilkan dan memiliki pH 7,0 dituang pada
cawan petri yang telah berisi 1 ml suspensi sampel. Suspensi agar dalam air akan
mencair pada suhu 100 0C, membentuk larutan yang bening dan akan mengeras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pada suhu 450C. Jadi, agar steril didinginkan hingga suhunya 45±1 0C kemudian
ditambahkan pada suspensi sampel, yang selanjutnya dibiarkan sampai memadat.
Oleh karena itu, bakteri yang akan dihitung harus tahan terhadap suhu media yang
berkisar 45 0C. Bila agar-agar telah mengeras, sel-sel tidak dapat bergerak lagi
dan akan tumbuh membentuk koloni yang terpisah. Bila suspensi sampel cukup
encer, koloni-koloni akan terpisah dengan baik sehingga setiap koloni mempunyai
kemungkinan besar berasal dari satu sel.
Prinsip pengujian ALT yaitu pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah
sampel diinkubasi dalam pembenihan yang cocok selama 24-48 jam pada suhu
35±1 0C. Mikroorganisme mesofil mempunyai suhu optimum yang berkisar antara
20-50 0C (Atlas, 1986), sedangkan Tortora (1986) menyatakan suhu optimum
organisme ini berkisar antara 25-40 0C. Mikroorganisme ini merupakan kelompok
mikroorganisme yang paling umum dijumpai. Mikroorganisme aerob merupakan
mikroorganisme yang membutuhkan adanya oksigen untuk metabolismenya.
Mikroorganisme golongan ini hanya dapat hidup apabila ada oksigen untuk
melangsungkan oksidasi biologis.
Kondisi pertumbuhan diatur sedemikian rupa agar sesuai untuk
pertumbuhan bakteri namun kurang sesuai untuk khamir. Kebanyakan bakteri
mempunyai pH optimum, yaitu pH dimana pertumbuhannya maksimum yakni
sekitar pH 6,5-7,5. Sebaliknya, khamir menyukai pH 4-5 dan dapat tumbuh pada
kisaran pH 2,5-8,5. Oleh karena itu, pada uji ini dijaga kondisi pertumbuhan pada
pH normal agar pertumbuhan bakteri maksimum, walaupun khamir masih dapat
tumbuh namun pH demikian bukanlah merupakan pH pertumbuhan khamir yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
baik. Hal ini juga didukung oleh suhu inkubasi uji yaitu 35 0C. Khamir pada
umumnya tergolong mesofil, yaitu pertumbuhan yang baik pada suhu 25-30 0C.
Sedangkan suhu optimum pertumbuhan bakteri mesofil adalah 25-40 0C. Berarti,
dengan kondisi demikian maka lebih memungkinkan bakteri tumbuh lebih baik
daripada khamir.
Cawan petri yang telah berisi suspensi sampel dan media padat
diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu 35±1 0C selama 24-48 jam. Koloni
bakteri yang tumbuh selanjutnya dihitung sesuai dengan cara menghitung dan
menyatakan hasil yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia (1992).
Cawan petri diinkubasi terbalik agar uap air yang terkondensasi pada tutup cawan
tidak menetes pada media, yang dapat mengacaukan perhitungan koloni karena
menyebabkan koloni tidak terpisah. Suhu inkubasi pada 35±1 0C karena
merupakan suhu optimum bakteri golongan mesofil.
Untuk memastikan bahwa mikroorganisme yang tumbuh benar-benar
berasal dari sampel, maka dalam melaksanakan pengujian harus dilakukan secara
aseptik dengan sterilisasi alat, bahan dan ruangan (LAF). Selain itu dibuat juga
kontrol media (PCA) dan kontrol negatif (PCA+BPW). Adanya kontrol media
dimaksudkan untuk memastikan mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari
media, sedangkan kontrol negatif dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa
mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari pengencer yang digunakan.
Setelah inkubasi pada suhu 35 ± 1 0C selama 24-48 jam, koloni yang
tumbuh pada petri dihitung dan analisis dengan cara yang ditetapkan oleh Badan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Standardisasi Nasional dalam Standar Nasional Indonesia No. 01-2897-1992
sehingga dapat diketahui jumlah koloni/gram ekstrak.
Gambar 2a. Gambar 2b.hasil pengujian ALT pada ekstrak daging hasil pengujian ALT pada ekstrak
buah asam jawa pengenceran 10-1 rimpang kunyit pengenceran 10-1
Berdasarkan Anonim (2004), nilai ALT untuk ekstrak kental rimpang
kunyit tidak boleh lebih dari 10 koloni/gram. Sedangkan dari berbagai literatur,
tidak ditemukan berapa nilai ALT ekstrak daging buah asam yang diperbolehkan.
Namun dari semua ekstrak yang terdapat di Anonim (2004), nilai ALT semua
jenis ekstrak tidak boleh lebih dari 10 koloni/gram. Seperti telah disebutkan di
atas, ALT harus ditekan sekecil mungkin. Meskipun mikroorganisme yang
terdapat dalam sampel tidak membahayakan bagi kesehatan, tetapi karena
pengaruh sesuatu dapat menjadi mikroorganisme yang membahayakan. Oleh
karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa nilai ALT tidak labih dari 10
koloni/gram (≤10 koloni/gram) merupakan batas yang menyatakan bahwa obat
tradisional tidak membahayakan bagi kesehatan sehingga aman dikonsumsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel I. Hasil perhitungan ALT setelah inkubasi 48 jamdari ekstrak daging buah asam jawa PT. X
Replikasi PengenceranALT(kol/g)
Ket.
10-1 <10 MS10-2 1,9 x 103 TMS10-3
10-4 3,2 x 105 TMS
10-5 1,2 x 106 TMS
I
10-6 2,7 x 107 TMS
10-1 <10 MS10-2 <10 MS10-3 2,0 x 103 TMS10-4 1,1 x 105 TMS10-5 1,5 x 106 TMS
II
10-6 2,9 x 107 TMS
10-1 <10 MS10-2 2,4 x 103 TMS10-3 3,5 x 104 TMS10-4 1,3 x 105 TMS10-5
III
10-6 1,7x107 TMS
Berdasarkan tabel di atas (tabel lengkap pada lampiran 1), dapat dilihat
ALT untuk masing-masing replikasi. Nilai ALT tersebut kemudian dibandingkan
dengan persyaratan dari BPOM (2004) yang menyatakan bahwa ALT ekstrak
Kontrol Inkubasi 48 jamMedia (PCA) Replikasi I 1Media (PCA) Replikasi II 0Media (PCA) Replikasi III 1
Pengencer (BPW) Replikasi I 1Pengencer (BPW) Replikasi II 1Pengencer (BPW) Replikasi III 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
tidak lebih dari 10 koloni/gram. Dari 3 replikasi dengan pengenceran 10-1 sampai
10-6, tampak pada tabel bahwa pengenceran 10-1 dari semua replikasi dan
pengenceran 10-2 dari replikasi II memenuhi syarat (MS) dengan nilai ALT <10
koloni/gram. Namun pada pengenceran 10-2 dari replikasi I dan III dan
pengenceran 10-3 sampai 10-6 dari semua replikasi menunjukkan nilai ALT yang
tidak memenuhi syarat (TMS) karena lebih dari 10 koloni/gram, misalnya pada
replikasi II dengan pengenceran 10-6 adalah 2,9x107 koloni/gram .
Seharusnya, semakin tinggi konsentrasi sampel maka jumlah koloni
bakteri yang tumbuh pada cawan petri juga semakin banyak, sehingga jika pada
konsentrasi sampel yang tinggi saja nilai ALT-nya memenuhi syarat, maka
konsentrai yang lebih rendah pasti juga memenuhi syarat. Hasil dari penelitian
yang menyimpang ini kemungkinan dapat disebabkan karena kurang aseptisnya
kerja atau penggunaan pengencer yang kurang steril. Ini ditunjukkan dengan
adanya pertumbuhan bakteri pada kontrol pengencer. Semakin rendah konsentrasi
sampel maka semakin banyak pengencer yang digunakan, sehingga jumlah
cemaran bakteri dari pengencer juga semakin banyak. Oleh karena itu untuk
memastikan bahwa koloni yang tumbuh pada media adalah benar-benar dari
sampel, maka kontrol media dan kontrol pengencer seharusnya terbebas dari
kontaminasi bakteri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel II. Hasil perhitungan ALT setelah inkubasi 48 jamdari ekstrak rimpang kunyit PT. X
Replikasi PengenceranALT
(kol/g)Ket.
10-1 1,0 x 103 TMS10-2 1,0 x 104 TMS10-3 5,6 x 104 TMS10-4 4,3 x 105 TMS10-5 3,6 x 106 TMS
I
10-6 5,5 x 106 TMS
10-1 1,2 x 103 TMS10-2 8,8 x 103 TMS10-3 6,5 x 104 TMS10-4 5,4 x 105 TMS10-5 2,6 x 106 TMS
II
10-6 2,0 x 107 TMS
10-1 1,3 x 103 TMS10-2 9,8 x 103 TMS10-3 6,2 x 104 TMS10-4 3,6 x 105 TMS10-5 2,6 x 106 TMS
III
10-6 5,1 x 107 TMS
Pada tabel II (tabel lengkap pada lampiran 2) terlihat bahwa ALT untuk
setiap replikasi tidak ada yang memenuhi persyaratan dari BPOM (2004) yaitu
tidak lebih dari 10 koloni/gram, sebagai contoh pada replikasi I dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Pada tabel IV (tabel lengkap pada lampiran 4) tampak jumlah koloni
kapang/khamir ekstrak rimpang kunyit PT. X dari semua replikasi menunjukan
nilai yang sangat besar, misalnya AKK pengenceran 10-6 replikasi I dan III adalah
30,3x107 koloni/gram. Jika dibandingkan dengan persyaratan dari BPOM (2004)
yaitu AKK tidak boleh lebih dari 10 koloni/gram, dapat dikatakan bahwa tidak
ada satupun AKK ekstrak rimpang kunyit dari PT. X yang memenuhi persyaratan.
Tingginya cemaran kapang/khamir pada ekstrak rimpang kunyit dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain saat proses pembuatan ekstrak yang
meliputi pencucian alat pres, alat giling dan penyaring yang tidak bersih, wadah
untuk membuat ekstrak dan air untuk mengekstrak tidak disterilkan terlebih
dahulu serta cara penyimpanan ekstrak yang tidak baik. Dapat juga dipengaruhi
oleh bahan baku pembuatan ekstrak yang meliputi tanah tempat tumbuh tanaman.
Namun peneliti sebelumnya tidak melakukan observasi tentang cara pembuatan
ekstrak di PT. X, sehingga penyebab-penyebabnya tidak diketahui secara pasti.
Kemungkinan kontaminasi juga dapat disebabkan oleh proses pengemasan ekstrak
yang tidak secara aseptik, proses pengangkutan/transportasi ekstrak dari PT. X
sampai ke Universitas Sanata Dharma yang membutuhkan waktu cukup lama,
penyimpanan ekstrak di lemari pendingin yang kurang memenuhi syarat, hingga
proses pengambilan sampel yang kurang memperhatikan kesterilan ekstrak.
Selain itu, banyaknya kapang/khamir yang tumbuh pada media dapat disebabkan
karena media dan pengencer yang digunakan juga terkontaminasi kapang/khamir,
yang ditunjukkan pada data kontrol media dan kontrol pengencer juga terdapat
koloni kapang/khamir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian, dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu :
1. Nilai ALT dan AKK pada ekstrak rimpang kunyit PT. X lebih dari 10
koloni/gram, sehingga dapat dikatakan cemaran mikroorganisme yaitu
cemaran bakteri dan kapang/khamir ekstrak tersebut melebihi batas yang
dipersyaratkan oleh BPOM (2004).
2. Nilai ALT dan AKK pada ekstrak daging buah asam jawa PT. X tidak
sepenuhnya dapat dikatakan memenuhi syarat dari BPOM (2004) atau tidak,
karena pada tingkat pengenceran yang rendah memenuhi syarat tetapi pada
tingkat pengenceran yang tingi tidak memenuhi syarat.
B. Saran
1. Perlu diadakannya pengujian ulang ALT dan AKK pada ekstrak rimpang
kunyit dan daging buah asam jawa dari PT. X, secara langsung setelah ekstrak
dibuat, tanpa proses pengangkutan/transportasi estrak dari PT. X sampai ke
Universitas Sanata Dharma dan tanpa penyimpanan.
2. Jika sampel membutuhkan proses penyimpanan, sebaiknya sampel
ditempatkan dalam wadah steril yang tertutup rapat dan disimpan dalam
almari pendingin.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3. Pada pengujian ALT perlu penambahan Triphenyl Tetrazolium Chloride
(TTC) pada media untuk menandai pertumbuhan bakteri dalam media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1992a, Standar Nasional Indonesia No. 01-2897-1992 Tentang Cara UjiCemaran Mikroorganisme, 6-8, 32-33, Badan Standardisasi Nasional,Jakarta.
Anonim, 1992b, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992tentang Kesehatan, 2, Departemen Kesehatan, Jakarta.
Anonim, 1994, Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 661 tahun 1994 tentang Persyaratan Obat Tradisional, 1,Jakarta
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 7, 189, Departemen KesehatanRepublik Indonesia, Jakarta
Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, 28-30, 64-65,Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2004, Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, 51-54, BadanPengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2005, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan RepublikIndonesia No. HK.00.05.4.1380 tentang Pedoman Cara PembuatanObat Tradisional yang Baik, Badan Pengawas Obat dan MakananRepublik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2006, Metode Analisis Prosedur Pengujian Obat dan Makanan Negara,13, Balai POM, Jakarta.
Anonim, 2007, Pemastian Mutu Obat Kompendium Pedoman dan Bahan-BahanTerkait GMP dan Inspeksi, vol. 2, diterjemahkan oleh Fabiola C.R.Hutabarat , 93,144-148, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Anonim, 2008, Kunyit Asam, www.sidomuncul.com, diakses tanggal 20 Februari2008
Atlas, R.M., 1986, Basic and Practical Microbiology, 128, MacMillan PublishingCompany, New York.
Atlas, R.M., 1997, Handbook of Microbiological Media, 2nd Edition, 207, 497,506, 796, CRC Press Inc, New York.
Dwijoseputro, D, 1978, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Penerbit Djambatan, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jawetz, E.J.I., Melnick and Adelberg, E. A, 1996, Mikrobiologi Kedokteran, Hal234-240, 286-290, Diterjemahkan oleh Nugroho, E., dan Maulany EdisiXX, EGC, Jakarta.
Jutono, Soedarsono, J., Hartadi, S., Suhadi, S. K., Soesanto, 1980, PedomanPraktikum Mikrobiologi Umum, 60-70, Departemen MikrobiologiFakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Lay, B.W., 1994, Analisis Mikroorganisme di Laboratorium, Edisi I, 47-54, PTRaja Grafindo Persada, Jakarta.
Makfoeld, D., 1994, Mikotoksin Pangan, 118-119, 125, PAU Pangan dan GiziUniversitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Murray, P. R., 1999, Manual of Clinical Microbiology, 7th Edition, 1688-1700,aditors Ellen Jo Baron, Michael A. Pfaller, Fred C. Tenover, Robert H.Yolken, American Society for Microbiology, 1325 MassachusettsAvenue, Washington D. C. 20005.
Robbers, J.E., Speedie, M.K., and Tyler, V.E., 1996, Pharmacognosy andPharmacobiotechnology , Williams & Wilkins, Baltimore.
Soedibyo, M.. 2004, Jamu, Obat Sepanjang Zaman, diakses darihttp://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/m/mooryatisoedibyo/opini.shtml diakses tanggal 27 Agustus 2008.
Suharmiati dan Handayani, L., 1998, Bahan Baku, Khasiat dan Cara PengolahanJamu Gendong: Studi Kasus di Kotamadya Surabaya, Pusat PenelitianPelayanan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,diakses dari http://www.tempo.co.id/medika/arsip/052001/art-1.htmlpada tanggal 8 Mei 2008.
Tarigan, J., 1988, Pengantar Mikrobiologi, 113-114, Departemen Pendidikan danKebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi ProyekPengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, Jakarta.
Tjitrosomo, S.S.,dkk, 1986, Botani Umum 4, 199, Penerbit Angkasa, Bandung.
Tortora, G.J., 1986, Microbiology an Introduction, 153, The Benjamin CummingsPublishing Company, Inc, Menlo Park, California.
Voigt, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 5, 579-582 Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 1. Hasil perhitungan ALT setelah inkubasi 48 jam dari ekstrakdaging buah asam jawa