OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN LOTION VIRGIN COCONUT OIL DENGAN KAJIAN PENELITIAN KECEPATAN PUTAR MIXER DAN SUHU PENCAMPURAN MENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi ilmu Farmasi Diajukan oleh : Ade Entyna NIM : 058114051 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filePENCAMPURAN LOTION VIRGIN COCONUT OIL DENGAN KAJIAN PENELITIAN KECEPATAN PUTAR MIXER DAN SUHU PENCAMPURAN MENGGUNAKAN METODE
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN LOTION VIRGIN COCONUT OILDENGAN KAJIAN PENELITIAN
KECEPATAN PUTAR MIXER DAN SUHU PENCAMPURANMENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi ilmu Farmasi
Diajukan oleh :
Ade Entyna
NIM : 058114051
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
OPTIMASI PROSES PENCAMPURAN LOTION VIRGIN COCONUT OILDENGAN KAJIAN PENELITIAN
KECEPATAN PUTAR MIXER DAN SUHU PENCAMPURANMENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Program Studi ilmu Farmasi
Diajukan oleh :
Ade Entyna
NIM : 058114051
FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Halaman Persembahan
GRATEFULNESS is the key to a happy life,
because if we are not,
then no matter how much we have,
we will not be happy
- because we will always
want to have
something ELSE
or something MORE…
Karya kecil ini setulus hati kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus atas kasihNya
Kedua orang tuaku, sebagai ungkapan bakti dan hormatku
Adikku, Bhayu Sasana
Almamaterku yang telah mendewasakan aku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan
bimbingan-Nya yang penuh kasih, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penyusunan skripsi berjudul ”OPTIMASI PROSES
PENCAMPURAN LOTION VIRGIN COCONUT OIL DENGAN KAJIAN
PENELITIAN KECEPATAN PUTAR MIXER DAN SUHU PENCAMPURAN
MENGGUNAKAN METODE DESAIN FAKTORIAL”
Hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari
bahwa penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini sendiri. Hanya karena adanya
bantuan, dukungan, bimbingan, arahan, kritik, dan saran dari berbagai pihak,
penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini
penulis hendak menyampaikan ungkapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Kedua orangtua penulis atas segala dukungan terbaiknya yang telah
diberikan kepada penulis.
2. Ibu Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt., selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan bimbingan, saran dan evaluasi kepada penulis
sejak penyusunan proposal hingga selesainya penulisan skripsi ini.
3. Ibu Agatha Budi Susiana Lestari, M.Si., Apt., selaku dosen penguji, atas
bimbingan, arahan, dan penjelasannya.
4. Ibu Dewi Setyanigsih, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji, atas arahan,
koreksi dan penjelasannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma, sekaligus dosen pembimbing akademik penulis yang
senantiasa memberikan dorongan kepada penulis.
6. Ibu Rini Dwiastuti, S.Farm., Apt. Sebagai inovator sehingga penulis
dapat melakukan penelitian ini.
7. Bhayu Sasana yang telah menjadi motivator bagi penulis dan selalu
membuat penulis untuk bertindak bertanggung jawab dalam segala yang
penulis jalani.
8. Keluarga Om Yanto yang telah menjadi orangtua kedua dan menjadi
tempat mengadu bagi penulis sejak penulis kecil.
9. R. Pradipta Satriyajati yang selalu hadir untuk menemani dan membantu
terutama saat penulis menemukan kebuntuan.
10. Made dan Berto, kawan yang dikirim secara khusus oleh Tuhan untuk
menemani dan membantu penulis dalam melakukan penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
11. Citra Bethasa dan Yovita Erdha Treviana, adik-adik yang selalu
mendengarkan dan memberikan motivasi yang besar bagi penulis.
12. Lintang Ayuningtyas, sahabat yang sangat memahami penulis atas
bantuan, semangat, dan sandarannya.
13. Christina, Vira, Dewi, Dona, dan Vivi, atas persahabatan yang indah dan
dukungannya yang sangat berarti bagi penulis.
14. Lia, Aya, Paulina, dan Deta atas bantuan dan kebersamaan sehingga
membuat segalanya menjadi lebih indah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
15. Jovan dan Ko Willy, atas bantuan dan penjelasannya saat penulis
melakukan penelitian maupun penyusunan skripsi ini.
16. Teman-teman di lab., Ome, Ong, Panpan, Suci atas bantuan dan
kebersamaannya.
17. Pak Mus, Mas Agung, Mas Sigit dan seluruh staf laboran yang telah
bersedia membantu penulis mengerjakan penelitian.
18. Teman-teman kelompok praktikum B sebelum peminatan dan kelompok
praktikum E setelah peminatan dan seluruh teman-teman angkatan 2005,
atas suka duka, kenangan dan kebersamaan yang membuat saat-saat kuliah
adalah saat-saat yang indah.
19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas segala
bantuannya hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulis tidak luput dari kekurangan dalam
penulisan naskah skripsi ini mengingat segala keterbatasan wawasan dan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat membuka diri untuk adanya
kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi ini menjadi lebih baik. Akhir
kata, dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga tulisan ini berguna
bagi semua pihak, terutama untuk kemajuan pengetahuan dalam bidang ilmu
Farmasi.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
INTISARI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
INTISARI
Penelitian optimasi proses pencampuran lotion VCO bertujuan untukmengetahui dominasi kecepatan putar mixer dan suhu pencampuran atauinteraksinya terhadap sifat fisik dan stabilitas serta untuk memperoleh area prosespencampuran optimum dari sediaan lotion VCO yang dihasilkan. Formula yangdioptimasi adalah formula optimum yang telah diperoleh pada penelitian Hartanto(2007).
Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental murnimenggunakan metode desain faktorial. Subyek penelitian ini adalah lotion VCOdengan variabel bebas kecepatan putar mixer dan suhu pencampuran. Berturut-turut level rendah dan tinggi yang digunakan adalah, untuk kecepatan putar mixer,500 rpm dan 700 rpm, untuk suhu pencampuran 50oC dan 70oC. Variabeltergantungnya adalah daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas, stabilitassetelah disimpan satu bulan, dan ukuran droplet. Metode analisis yang digunakanadalah Yate’s treatment menggunakan taraf kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil penelitian, suhu pencampuran berpengaruh signifikanpada respon daya sebar, viskositas, dan ukuran droplet. Selain itu dari penelitianini, juga diperoleh area proses pencampuran optimum untuk pembuatan lotionVCO yang ditunjukkan pada contour plot super imposed.
Kata kunci : lotion, virgin coconut oil, kecepatan putar mixer, suhu pencampuran,desain faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
The research of VCO lotion’s mixing process optimization were conductedto find out the domination of mixing rate and mixing temperature or theinteraction on the physical properties and stability of VCO lotion’s and also todetermine the optimum area of VCO lotion’s mixing process. The VCO lotion’sformula which will be optimized is an optimum formula from Hartanto (2007).
This experiment used pure experimental research with factorial designmethod. The subject in this research is VCO lotion with the mixing rate andmixing temperature as independent variable. Low level of mixing rate is 500 rpm,and the high is 700 rpm. Low level of mixing temperature is 50°C and the high is70°C. The dependent variable is spreadability, viscosity, droplet size, and thestability after one month storage. This research used yate’s treatment with α =0,05% as the analysis method.
The result of this research showed that, mixing temperature was significantfactor in determining the spreadability, viscosity, and droplet size responses. Andthe contour plot super imposed showed that the optimum formula was found inthis research.
Lampiran 10. Perhitungan yate’s treatment ukuran droplet ……………. 81
Lampiran 11. Dokumentasi …………………………………………….. 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Pada penelitian sebelumnya telah ditemukan area optimum untuk
formula lotion VCO oleh Hartanto (2007). Pada penelitian tersebut proses
pencampuran dilakukan secara manual, walaupun dalam proses pencampuran
manual juga dilakukan seoptimal mungkin untuk memperoleh sediaan yang baik,
namun tidak menjamin reprodusibilitas dalam setiap produk yang dihasilkan.
Sementara proses pencampuran tersebut merupakan hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan suatu sediaan terkait dengan homogenitasnya yang nantinya
berpengaruh terhadap sifat fisik dan stabilitasnya. Dengan alasan tersebut, maka
perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh proses pencampuran yang optimum.
Lotion merupakan suatu campuran dua fase dengan salah satu fase
terdistribusi dalam fase yang lainnya. Karena keduanya merupakan cairan yang
tidak dapat saling bercampur, maka proses pencampuran dalam tujuan
pendispersiannya pun harus sangat diperhatikan. Mengingat homogenitas adalah
salah satu faktor yang sangat menentukan sifat fisik dan stabilitas sediaan, maka
hal tersebut harus sangat dikontrol selama proses pencampurannya.
Pentingnya dilakukan optimasi proses pencampuran karena pengaruhnya
terhadap sifat fisik dan stabilitas suatu sediaan. Banyak kondisi dalam
pencampuran yang dapat menjadi faktor berpengaruh terhadap sifat fisik dan
stabilitas sediaan yang dihasilkan, dan beberapa faktor yang paling besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pengaruhnya namun dapat dikendalikan adalah kecepatan putar mixer dan suhu
pencampuran.
Maka dalam penelitian ini dipilih faktor kecepatan putar mixer dan suhu
pencampuran sebagai variabel bebasnya. Kedua faktor tersebut merupakan titik
kritis dalam pencampuran emulsi. Kecepatan putar memegang peranan penting
dalam memberikan energi sehingga dapat terjadi dispersi salah satu fasenya dalam
fase lainnya yang berperan sebagai medium.
Suhu pencampuran perlu dikendalikan karena sediaan yang dibuat dalam
penelitian ini adalah emulsi yang berasal dari dua jenis bahan yang tidak saling
campur. Agar kedua bahan tersebut dapat bercampur dengan terjadinya dispersi
salah satu fase pada fase yang lain, maka diperlukan emulgator. Formula pada
penelitian ini selain digunakan polysorbate 80 sebagai emulgator, juga digunakan
emulgator tak langsung yaitu trietanolamin stearat.
Trietanolamin stearat dihasilkan dari trietanolamin dan asam stearat
melalui proses saponifikasi. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
saponifikasi adalah suhu, maka dalam penelitian ini dilakukan optimasi suhu.
Saponifikasi ini terjadi optimal pada suhu 70°C (Kuncoro, 2009). Perlunya
diketahui suhu yang optimal untuk terjadinya saponifikasi karena jika
pencampuran dilakukan pada suhu yang optimal untuk terjadinya saponifikasi,
maka emulgator yang terbentuk akan optimal. Dengan terbentuknya emulgator
yang optimal tersebut akan menghasilkan emulsi dengan sifat fisik yang baik dan
stabil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Selain itu, suhu pencampuran juga berperan dalam menurunkan tegangan
permukaan bahan-bahan yang digunakan. Penurunan tegangan permukaan dengan
adanya kenaikan temperatur kira-kira adalah linear (Aulton, 1990). Mengingat
bahan yang dicampur dalam sediaan emulsi adalah minyak dan air yang
merupakan bahan yang tidak dapat saling bercampur, maka penurunan tegangan
permukaan masing-masing fase sangat berpengaruh terhadap terjadinya dipersi
fase dalam terhadap fase luarnya.
Untuk dapat memperoleh hal tersebut, setelah ditemukannya formula
optimum, juga perlu diketahui proses pencampuran yang optimum. Metode
desain faktorial merupakan metode rasional yang menyimpulkan dan
mengevaluasi secara obyektif efek besaran yang berpengaruh terhadap kualitas
sediaan. Maka dalam penelitian ini penulis melakukan optimasi proses
pencampuran lotion VCO menggunakan metode desain faktorial agar diperoleh
sediaan lotion VCO yang aman, berkhasiat, dan nyaman digunakan baik dari sisi
sifat fisik maupun stabilitas.
1. Permasalahan
1. Antara kecepatan putar mixer, suhu, atau interaksi keduanya, manakah
yang berpengaruh signifikan terhadap sifat fisik dan stabilitas lotion VCO?
2. Apakah diperoleh area proses pencampuran lotion yang optimum menurut
sifat fisik dan stabilitas lotion VCO dengan menggunakan metode desain
faktorial?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Keaslian Penulisan
Sejauh pengetahuan penulis, penelitian mengenai Optimasi Proses
Pencampuran Lotion VCO dengan Kajian Penelitian Kecepatan Putar Mixer Dan
Suhu Pencampuran secara Desain Faktorial belum pernah dilakukan. Penelitian
serupa yang pernah dilakukan sebelumnya diantaranya adalah Optimasi Proses
pencampuran Krim Anti Hair loss Ekstrak Saw Palmetto (Serenoa repens) dengan
Perbandingan Lama Pencampuran dan Suhu Pencampuran : Aplikasi Desain
Faktorial, serta Optimasi Proses Pencampuran Oleum Citronellae dan Sistem Gel
dalam Formula Gel Repelan dengan Carbopol 934® dan Gliserol Sebagai Gelling
Agent secara Desain Faktorial.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis: menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai sediaan
lotion yang menggunakan bahan-bahan dari alam.
b. Manfaat metodologis: menambah informasi dalam bidang kefarmasian
mengenai penggunaan metode desain faktorial.
c. Manfaat praktis: mengetahui kondisi optimal antara kecepatan putar mixer
dan suhu pencampuran yang menentukan sifat fisik dan stabilitas lotion
VCO.
B. Tujuan
1. Mengetahui faktor yang berpengaruh signifikan terhadap sifat fisik dan
stabilitas lotion VCO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Memperoleh area proses pencampuran lotion yang optimum menurut sifat
fisik dan stabilitas lotion VCO dengan menggunakan metode desain faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Virgin Coconut Oil
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari daging
buah kelapa (Cocos nucifera L.) yang masih segar (Shilhavy, 2005). VCO
merupakan minyak yang diperoleh dari buah kelapa tanpa mengalami pemanasan.
VCO mempunyai kenampakan bening serta mengandung banyak asam laurat.
VCO mengandung asam lemak rantai menengah (Medium Chain Fatty
Acid/MCFA) (Timoti, 2005).
Minyak kelapa juga menyediakan bahan berupa vitamin A dan E yang
penting bagi kesehatan kulit dan rambut. Sekitar 80 persen asam lemak di dalam
VCO adalah asam lemak rantai pendek dan rantai sedang, yang molekulnya
berukuran kecil. Karena itu, molekulnya dapat masuk ke dalam sel-sel tubuh
dengan mudah, tanpa memerlukan beragam enzim untuk memotongnya (Anonim,
2009a).
Kandungan senyawa yang terdapat pada VCO adalah protein,
karbohidrat, asam kaprilat, asam kaprat, asam laurat, asam mirislat, asam palmitat,
asam stearat, asam oleat, dan asam linoleat 1,44%. Kandungan vitamin meliputi
vitamin A (karoten) dan vitamin E (tokoferol) (Anonim, 2009a). Bagi kulit, VCO
berfungsi sebagai moisturizer dengan mekanisme membentuk lapisan tipis di
permukaan kulit (occlusives) yang mencegah hilangnya air dari dalam kulit
(Schwartz, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Emulsi
Emulsi merupakan suatu sistem heterogen yang minimal terdiri dari dua
macam cairan yang tidak saling campur yang dapat terdispersi ke dalam cairan
lain dalam bentuk droplet. Emulsi dibuat dalam bentuk dua sediaan jika ada dua
cairan yang tidak saling campur yang harus terdispersi menjadi satu kesatuan.
Biasanya berupa campuran antara komponen polar (air) dan nonpolar (minyak)
(Allen, 2002). Emulsi dengan ukuran 0,5 – 10 µm disebut suspensi atau emulsi
halus, sedangkan yang berukuran 10 – 50 µm termasuk dalam emulsi kasar
(Martin 1993).
Emulsi banyak digunakan dalam produk farmasi dan kosmetik untuk
pemakaian luar. Terutama untuk lotion dermatologik dan lotion kosmetik serta
krem, karena dikehendaki suatu produk yang menyebar dengan mudah dan
sempurna pada bagian aplikasi (Martin, 1993).
C. Lotion
Lotion merupakan suatu sediaan topikal semifluid yang ditujukan untuk
kulit sehat. Produk perawatan kulit, salah satunya lotion dengan moisturizer,
memiliki kemampuan untuk menjaga tingkat hidrasi kulit tetap pada level normal,
membentuk kolagen, dan mencegah kerusakan sel (Anonim, 2009b).
Lotion memungkinkan pemakaian yang merata dan cepat pada
permukaan kulit yang luas. Setelah diaplikasikan dapat menimbulkan kesan halus,
lembut, dan tidak berminyak. Lotion biasanya berupa emulsi dengan tipe minyak
dalam air dengan maksud agar lotion segera mengering setelah diaplikasikan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
kulit dan meninggalkan lapisan tipis dari komponen obat pada permukaan kulit
(Wilkinson and Moore, 1982).
D. Moisturizer
Moisturizer merupakan produk emollient yang diformulasikan khusus
sebagai krim yang berminyak dan lotion yang dapat melembabkan kulit kering.
Produk emollient seperti moisturizer mempunyai bahan yang larut minyak atau
larut air dalam jumlah banyak yang dapat mengurangi hilangnya air dari kulit.
Efek ini didapat karena terbentuknya lapisan tipis di permukan kulit (occlusive)
yang dapat menjaga kelembaban lapisan kulit terluar (Ash and Michael, 1997).
Moisturizer juga dapat diartikan sebagai suatu agen yang didesain untuk
membuat stratum corneum menjadi lebih lembut dan lebih elastis dengan cara
meningkatkan proses hidrasi (Schwartz, 2008)
E. Daya Sebar
Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak antara sediaan dengan
tempat aplikasinya yang mencerminkan kelicinan (lubricity) sediaan tersebut,
yang berhubungan langsung dengan koefisian gesekan. Daya sebar merupakan
karakteristik yang penting dari formulasi sediaan topikal dan bertanggung jawab
untuk ketepatan transfer dosis atau melepaskan bahan obatnya, dan kemudahan
penggunaannya. Faktor yang mempengaruhi daya sebar adalah kekakuan formula,
kecepatan dan lama tekanan yang menghasilkan kelengketan, temperatur pada
tempat aksi. Kecepatan penyebaran bergantung pada viskositas formula,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kecepatan evaporasi pelarut dan kecepatan peningkatan viskositas karena
evaporasi (Garg, Anggarwal, Singla, 2002).
F. Viskositas
Viskositas adalah pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir;
makin tinggi viskositas, maka semakin besar tahanannya (Martin, 1993).
Viskositas, elastisitas, dan rheologi merupakan karakteristik formulasi yang
penting dalam produk akhir sediaan semisolid. Peningkatan viskositas akan
menaikkan waktu retensi pada tempat aksi tetapi akan menurunkan daya sebar
(Garg et al., 2002). Pengurangan ukuran droplet rata-rata akan menaikkan
viskositas. Makin luas distribusi ukuran droplet, makin rendah viskositasnya jika
dibandingkan dengan sistem yang memiliki ukuran droplet yang lebih sempit.
Pengurangan viskositas dengan penaikan shear, sebagian bisa disebabkan karena
penurunan viskositas dari fase kontinyu karena jarak pemisahan droplet-droplet
yang meningkat (Martin 1993).
G. Mikromeritik
Mikromeritik merupakan cara yang digunakan untuk mengetahui ukuran
droplet. Variasi kumpulan droplet biasanya disebut polidispers, ketidakseragaman
ukuran droplet dinyatakan dengan nilai standar deviasi (SD). SD digunakan untuk
mengukur variasi dari rata-rata. Kumpulan droplet dunyatakan bervariasi dengan
nilai SD ≥ 10%. Dalam suatu kumpulan droplet sampel polidispers, dua sifat
penting yang perlu diketahui yaitu: (1) bentuk dan luas permukaan droplet, dan (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kisaran ukuran dan banyaknya. Setiap kumpulan droplet biasanya disebut
polidispers. Karena itu, tidak hanya ukuran dari suatu droplet tertentu saja yang
perlu diketahui, tetapi juga beberapa banyak droplet-droplet dengan ukuran yang
sama yang ada dalam sampel (Martin, 1993).
Pengetahuan dan pengendalian, serta kisaran ukuran droplet sangat
penting dalam farmasi. Ukuran yang juga berhubungan dengan luas permukaan,
dapat dihubungkan secara berarti dengan sifat fisika, kimia, dan farmakologi dari
suatu obat. Formulasi yang berhasil dari suspensi, emulsi, dan tablet, dari segi
kestabilan fisik dan respon farmakologis, juga bergantung pada ukuran droplet
yang dicapai dalam produk tersebut (Martin, 1993).
Gambaran mengenai distribusi droplet penting karena adanya
kemungkinan dari suatu sampel dengan nilai rata-rata sama, namun memiliki
distribusi yang berbeda. Melalui kurva distribusi juga akan nampak ukuran
droplet berapa yang sering muncul dalam sampel, hal ini disebut modus (Martin,
1993).
H. Stabilitas Emulsi
Emulsi yang stabil adalah emulsi yang tidak mengalami perubahan sifat
fisik selama penyimpanan. Beberapa hal yang menunjukkan bahwa emulsi tidak
stabil adalah sebagai berikut:
1. Inversi
Merupakan proses di mana emulsi berubah dari suatu tipe menjadi
tipe yang lain. Kondisi paling stabil adalah dengan konsentrasi fase dispers
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
30-60%. Jika jumlah fase dispers mendekati atau lebih dari batas maksimum
yaitu 74%, maka peristiwa inversi akan terjadi. Inversi merupakan proses
yang irreversible (Winfield, 2004).
2. Creaming
Istilah creaming digunakan untuk menggambarkan adanya agregasi
dari droplet-droplet fase dispers kemudian berkumpul di bagian atas atau
bawah emulsi. Peristiwa ini bersifat reversible dan dengan gojogan yang
lembut dapat kembali mendistribusikan droplet pada medium dispersnya.
Creaming tidak diinginkan karena menunjukkan penampakan fisik yang
tidak baik dan tidak dapat menyediakan dosis secara akurat jika tidak
dilakukan penggojogan dengan baik. Creaming meningkatkan kemungkinan
terjadinya koalesen dan hingga menuju terjadinya cracking (Winfield,
2004).
3. Cracking
Cracking merupakan koalesen dari fase terdispersi dan pemisahan
dari fase dispers membentuk suatu lapisan. Peristiwa ini irreversible dan
tidak dapat dilakukan redispersi dengan penggojogan (Winfield, 2004).
I. Pencampuran
Pencampuran adalah suatu proses yang bertujuan untuk menangani dua
partikel atau lebih bahan yang belum tercampur, sehingga setiap unit (partikel,
molekul, dan lain-lain) dari bahan tersebut dapat berinteraksi dengan bahan lain.
Pada pencampuran sediaan semisolid, muncul masalah yang lebih sulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dibandingkan dengan serbuk dan larutan. Hal itu terjadi karena sediaan semisolid
tidak dapat mengalir dengan mudah (Aulton, 2002).
Produk yang diemulsikan mungkin mengalami berbagai shear stress
selama pembuatan atau penggunannya. Pada kebanyakan proses ini, sifat aliran
produk akan menjadi sangat penting untuk penampilan emulsi yang tepat pada
kondisi penggunaan dan pembuatannya. Jadi penyebaran produk dermatologik
dan produk kosmetik harus dikontrol agar didapat suatu preparat yang memuaskan
(Martin 1993).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan fase dispers meliputi
perbandingan volume fase, distribusi ukuran droplet, dan viskositas dari fase
dalam itu sendiri. Jadi, jika konsentrasi volume dari fase terdispers rendah,
(kurang dari 0,05), sistem tersebut adalah Newton. Dengan naiknya volume,
sistem tersebut menjadi lebih tahan terhadap aliran dan menunjukkan karakteristik
aliran pseudoplastis. Pada konsentrasi yang cukup tinggi, terjadi aliran plastis.
Jika konsentrasi mendekati 0,74, mungkin terjadi inversi dengan berubahnya
viskositas secara nyata (Martin 1993).
Pada umumnya droplet terbentuk karena adanya tekanan yang diberikan
pada suatu suatu tetesan besar fase, kemudian memanjang kedua arah, diikuti
dengan peningkatan tegangan permukaan, menuju titik instabilitas, kemudian
pecah menjadi droplet dan semakin mengecil menjadi droplet satelit. Proses
tersebut dapat ditunjukkan pada gambar 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Gambar 1. Proses pemanjangan ukuran droplet
Faktor yang berpengaruh penting terhadap proses tersebut adalah (1)
viskositas dan elastisitas dari fase dispers dan medium dispers, (2) tegangan
antarmuka fase-fase, (3) kondisi aliran (Peters, 1997).
Proses pembentukan ukuran droplet berdasarkan viskositas dari masing-
masing fase ditunjukkan dengan nilai R, yang merupakan rasio dari viskositas fase
dispers dibagi dengan viskositas medium dispers. Hubungan antara nilai R dan
pembentukan ukuran droplet tampak pada gambar 2.
Gambar 2. Deformasi droplet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 3. Hubungan kecepatan putar dan lama pencampuranterhadap variasi ukuran droplet
Pada suatu emulsi minyak dalam air dengan konsentrasi fase minyak
20% menunjukan bahwa adanya peningkatan kecepatan dari 350 hingga 500 rpm
tidak dapat memperkecil diameter ukuran droplet. Gambar 3 adalah kurva yang
memperlihatkan variasi ukuran droplet yang dihasilkan dari beberapa kondisi
kecepatan putar mixer (Peters, 1997).
Dari kecepatan putar 200 rpm hingga 350 rpm, ukuran droplet semakin
kecil, namun pada kecepatan putar 500 rpm ukuran droplet yang dihasilkan justru
lebih besar dari pencampuran dengan kecepatan putar 350 rpm. Dari hal tersebut
tampak bahwa kenaikan kecepatan putar tidak selalu menghasilkan ukuran droplet
yang semakin kecil (Peters, 1997).
J. Mixer
Sediaan semisolid umumnya memiliki viskositas yang cukup tinggi.
Mixer yang sesuai adalah mixer yang elemen putarnya dapat menghasilkan gaya
geser yang cukup tinggi. Mixer yang dapat digunakan untuk memperoleh sediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
semisolid yang homogen adalah planetary mixer dan sigma blade. Disebut
planetary mixer karena pencampurannya dilakukan oleh roda gigi planetary yang
dipasangkan pada mixer blade dengan gesekan di sekitar ring gear mengitari
mixer blade. Kelemahan terbesar dari alat ini adalah terbatasnya jumlah batch
yang dapat diproduksi (Lantz dan Schwartz, 1990). Sigma blade mixer cocok
digunakan untuk pencampuran salep maupun pasta yang kental. Pengaduk pada
mixer ini menggunakan dua pengaduk yang bentuknya menyerupai abjad Yunani
yaitu ∑ (sigma) (Aulton, 1990).
Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pemilihan mixer untuk
pencampuran sediaan semisolid adalah viskositas sediaan tersebut (Lachman,
Lieberman, dan Kanig, 1994). Pada banyak formulasi emulsi minyak dalam air,
fase minyak menunjukkan fraksi kecil dari volume total dan tidak bisa efektif jika
dicampur secara manual (Lieberman, Rieger, dan Banker, 1996)
Pada pembuatan emulsi, penggunaan homogenizer untuk lebih lanjut
memperkecil ukuran droplet. Pada awal pencampuran mungkin dapat digunakan
suatu mixer yang dipasang agitator dengan tipe impeller yang ukuran dan tipenya
dapat disesuaikan dengan emulsi yang ingin dihasilkan. Kecepatan putar yang
lebih intensif dapat dicapai dengan menggunakan turbine mixer, misalnya
Silverson mixer-homogenizer (Aulton, 1990).
K. Metode Desain Faktorial
Penelitian desain faktorial dimulai dengan menentukan faktor dan level
yang diteliti. Penelitian desain faktorial yang paling sederhana adalah penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dengan dua faktor dan dua level (Armstrong dan James, 1996). Jumlah percobaan
untuk penelitian desain faktorial dihitung dari jumlah level yang digunakan dalam
penelitian, dipangkatkan dengan jumlah faktor yang digunakan. Jumlah percobaan
untuk penelitian dengan 2 level dan 2 faktor adalah 22 = 4. Penamaan formula
untuk jumlah percobaan = 4 adalah formula (1) untuk percobaan I, formula a
untuk percobaan II , formula b untuk percobaan III, dan formula ab untuk
percobaan IV (Bolton,1997).
Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua level :
Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dualevel
Formula Faktor I Faktor II Interaksi(1) - - +a + - -b - + -ab + + +
Keterangan :- = level rendah+ = level tinggiFormula (1) = faktor I pada level rendah, faktor II pada level rendahFormula a = faktor I pada level tinggi, faktor II pada level rendahFormula b = faktor I pada level rendah, faktor II pada level tinggiFormula ab = faktor I pada level tinggi, faktor II pada level tinggi
Desain faktorial memiliki beberapa keuntungan. Metode ini memiliki
efisiensi yang maksimum untuk memperkirakan efek yang dominan dalam
menentukan respon. Keuntungan utama desain faktorial adalah bahwa metode ini
memungkinkan untuk mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek
interaksi antar faktor. Metode ini ekonomis dapat mengurangi jumlah penelitian
jika dibandingkan dengan meneliti metode secara terpisah (Muth,1999).
Rumusan yang berlaku untuk desain faktorial :
Y = Bo + Ba X1 + Bb X2 + Bab X1 X2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Keterangan :
Y = responX1 = level faktor pertamaX2 = level faktor keduaX1 X2 = level faktor pertama dikalikan level faktor keduaBo = rata-rata respon seluruh formulaBa, Bb, Bab = koefisien yang dihitung dari hasil percobaanBa, Bb, Bab = ∑ XY / 2n
Berdasarkan persamaan di atas, dengan substitusi secara matematis,
dapat dihitung besarnya efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi.
Besarnya efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada
level tinggi dan rata - rata respon pada level rendah. Konsep perhitungan efek
menurut Bolton (1997) sebagai berikut :
efek faktor I =
2
1 baba
efek faktor II =
2
1 aabb
efek interaksi =
2
1 abab
Adanya interaksi dapat juga dilihat dari grafik hubungan respon dan level
faktor. Jika kurva menunjukkan garis sejajar, maka dapat dikatakan bahwa tidak
ada interaksi antar eksipien dalam menentukkan respon. Jika kurva menunjukkan
garis yang tidak sejajar, maka dapat dikatakan bahwa ada interaksi antar eksipien
dalam menentukkan respon (Bolton,1997).
L. Landasan Teori
Dalam penelitian ini akan dibuat sediaan lotion Virgin Coconut Oil.
Karena selama ribuan tahun minyak kelapa telah digunakan untuk membuat kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
halus, mulus dan memberikan banyak kilauan cahaya kepada rambut. Susunan
molekular kecil dari asam lemak rantai pendek dan rantai sedang, yang
molekulnya berukuran kecil pada VCO memudahkan untuk penyerapan,
memberikan tekstur lembut halus pada kulit dan rambut. Hal tersebut yang
membuat VCO berfungsi sebagai bahan untuk pemulihan kulit kering, kasar dan
keriput.
Kebanyakan lotion komersial terbuat dari minyak yang merupakan
minyak sayur yang telah diproses panas dan hidrogenasi sehingga tidak ada
antioksidan sebagai pelindung alami yang berakibat banyak pada kulit (Setiaji,
2005).
Untuk dapat menghasilkan sediaan lotion yang baik, harus dilakukan
dengan proses yang tepat. Proses pencampuran melibatkan proses pencampuran
yang merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap sifat fisik sediaan yang
dihasilkan, yang nantinya juga dapat mempengaruhi stabilitasnya. Sediaan yang
dibuat merupakan suatu emulsi yang diketahui kritis dalam hal pencampuran fase-
fasenya agar dapat terdispersi dengan baik. Proses pencampuran dapat
mengecilkan ukuran droplet, hal ini sesuai dengan fungsi mixer yang memiliki
gigi-gigi yang dapat mendispersikan bahan-bahan pada saat pencampuran
sehingga dapat menghasilkan lotion dengan ukuran droplet yang lebih kecil
(Lantz dan Schwartz, 1990).
Suhu pencampuran perlu dikendalikan karena sediaan yang dibuat dalam
penelitian ini adalah emulsi yang berasal dari dua jenis bahan yang tidak saling
campur. Agar kedua bahan tersebut dapat bercampur dengan terjadinya dispersi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
salah satu fase pada fase yang lain, maka memerlukan emulgator. Formula pada
penelitian ini selain digunakan polysorbate 80 sebagai emulgator, juga digunakan
emulgator tak langsung yaitu trietanolamin stearat yang terbentuk melalui proses
saponifikasi. Suhu berpengaruh terhadap berlangsungnya proses saponifikasi, jika
suhu terlalu rendah, saponifikasi yang terjadi tidak optimal, namun jika suhu
terlalu tinggi, sabun yang telah terbentuk kembali berubah menjadi asam lemak
dan basa penyusunnya.
Maka dalam penelitian ini dilakukan optimasi pada kecepatan putar
mixer dan suhu pencampuran. Kedua faktor tersebut diperkirakan merupakan
faktor yang berpengaruh besar dalam terbentuknya emulsi yang stabil. Dari
penelitian ini nantinya dapat diketahui efek dari kedua faktor tersebut atau justru
interaksi keduanya yang berpengaruh dominan terhadap sifat fisik dan stabilitas
lotion VCO yang dihasilkan. Hasil uji sifat Fisik dan stabilitas lotion, kemudian
dihitung menggunakan desain faktorial, sehingga dapat ditemukan area optimum
proses pencampuran lotion VCO dalam batas yang diteliti.
M. Hipotesis
a. Ditemukan faktor yang berpengaruh signifikan antara kecepatan putar, suhu
pencampuran, dan interaksinya terhadap respon sifat fisik dan stabilitas lotion
VCO.
b. Diperoleh area proses pencampuran lotion yang optimum menurut sifat fisik
dan stabilitas lotion VCO dengan menggunakan metode Desain Faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni menggunakan
metode Desain Faktorial, yaitu dengan menentukan proses pencampuran yang
optimum dalam menghasilkan lotion VCO sesuai yang diharapkan baik dari sifat
fisik maupun stabilitas.
B. Variabel dalam Penelitian
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas : kecepatan putar mixer dan suhu pencampuran.
b. variabel tergantung : daya sebar, viskositas, pergeseran viskositas setelah
penyimpanan, ukuran droplet, dan stabilitas.
c. Variabel pengacau terkendali : alat percobaan, kualitas bahan yang
digunakan, waktu pencampuran (10 menit), dan formula.
d. Variabel pengacau tak terkendali : kelembaban saat pembuatan, suhu dan
kelembaban ruangan selama penyimpanan.
2. Definisi operasional
a. Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari daging
buah kelapa (Cocos nucifera L.) yang masih segar dengan merk Klentik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Putih dan kandungan asam laurat 5,06%, asam oleat 2,27%, asam palmitat
7,54%, asam kaprilat 5,11%, asam kaprat 6,56% dan asam stearat 7,23%.
b. Lotion adalah sediaan lotion VCO semifluid dan dapat diaplikasikan pada
kulit dan mempunyai daya sebar yang khas dengan membentuk lapisan tipis
pada kulit.
c. Subyek uji yang digunakan adalah formula lotion VCO dari penelitian
Hartanto (2007) yang merupakan formula optimum.
d. Level penelitian ini berturut-turut, level rendah dan tinggi kecepatan putar
mixer adalah 500 dan 700 rpm sedangkan level rendah dan tinggi suhu
pencampuran adalah 50 dan 70oC.
e. Respon dalam penelitian ini adalah sifat fisik lotion yang berupa daya
sebar, viskositas, pergeseran viskositas, stabilitas lotion, dan ukuran
droplet.
f. Daya sebar adalah hal yang menggambarkan kemampuan lotion untuk
dapat diaplikasikan dengan mudah pada kulit. Daya sebar yang optimum
adalah daya sebar lotion dengan range diameter 5 – 7 cm.
g. Viskositas lotion yang optimum adalah dengan nilai 14 – 16 d Pa.s, pada
viskositas tersebut lotion dapat dengan mudah dimasukkan pada kemasan
saat pengisian dan juga dapat dengan mudah diambil kembali saat akan
digunakan.
h. Pergeseran viskositas adalah persen rasio selisih viskositas lotion setelah
penyimpanan dan viskositas lotion setelah. Nilai pergeseran viskositas yang
optimum adalah ≤ 10%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
i. Stabilitas diuji dengan menghitung persen pemisahan yang rasio volume
pemisahan lotion dengan volume awalnya.
j. Ukuran droplet merupakan diameter fase dispers (droplet) yang diamati
dengan menggunakan mikroskop. Ukuran droplet yang diinginkan dalam
lotion ini adalan 20-50 µm, karena dengan ukuran tersebut tidak akan
memberikan sifat fisik dan stabilitas yang buruk (Daniels, 2005).
C. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan Penelitian
Virgin Coconut Oil (VCO), gliserin (kualitas farmasetis), minyak lemon
Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan menggunakan Yate’s treatment:
Tabel VIII. Analisis yate’s treatment pada respon pergeseran viskositas
SourceDegrees of
freedomSum ofSquares
MeanSquares F
Between:Faktor a 1 1,7013 1,7013 0,0346Faktor b 1 146,3722 146,3722 2,9749interaksi 1 65,6373 65,6373 1,3340Within:
Error 20 984,0392 49,2020Total 23 1197,7501
Keterangan: a: kecepatan putar, b: suhu pencampuran
Hipotesis alternatif (H1) yang digunakan adalah adanya hubungan antara
faktor dalam hal ini suhu pencampuran dan kecepatan putar mixer terhadap
pergeseran viskositas, sedangkan H0 merupakan negasinya yang menyatakan
bahwa tidak ada hubungan antara faktor terhadap pergeseran viskositas. H1
diterima dan H0 ditolak jika F hitung lebih besar dari F tabel. Dalam penelitian
ini, F tabel adalah 4,35.
Berdasarkan analisis yate’s tretment (tabel VII), dapat dilihat bahwa
seluruh F hitung kurang dari F tabel, dengan demikian H1 ditolak dan Ho
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa dari masing-masing faktor yaitu kecepatan
putar dan suhu pencampuran, maupun interaksi keduanya tidak signifikan
berpengaruh terhadap nilai respon pergeseran viskositas lotion yang dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
5. Pengujian Stabilitas
Pengujian stabilitas atau biasa disebut dengan persen pemisahan
dilakukan dengan menempatkan lotion pada tabung reaksi berskala. Persen
pemisahan tersebut diperoleh setelah dilakukan penyimpanan selama 1 bulan
dengan mengukur volume emulsi yang memisah setelah penyimpanan kemudian
dihitung rasionya dengan volume awal saat dituangkan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dari seluruh lotion yang dibuat,
setelah disimpan selama 30 hari, tidak ditemukan adanya pemisahan dari fase-fase
yang berdispersi (tabel III).
6. Pergeseran Ukuran Droplet
Berdasarkan grafik-grafik perbandingan ukuran droplet (Gambar 7, 8, 9,
dan 10), dapat dilihat bahwa terjadi ukuran droplet yang justru menjadi lebih kecil
setelah penympanan. Terbentuknya droplet dipengaruhi oleh emulgator.
Emulgator sebagai barier dari droplet-droplet, akan menurunkan tegangan
antarmuka pada droplet, maka energi bebasnya pun akan turun. Emulgator
tersebut berada pada posisi antarmuka kedua fase yang tidak saling campur dan
membentuk lapisan film yang rigid. Dengan demikian emulgator berperan sebagai
barier mekanik yang mencegah terjadinya flokulasi maupun koalesens.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Gambar 10. Grafik pergeseran ukuran droplet percobaan 1
Gambar 11. Grafik pergeseran ukuran droplet percobaan a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 12. Grafik pergeseran ukuran droplet percobaan b
Gambar 13. Grafik pergeseran ukuran droplet percobaan ab
Secara teori, kecenderungan yang terjadi terhadap ukuran droplet selama
penyimpanan adalah terjadinya koalesen, atau bergabungnya droplet-droplet
menjadi berukuran lebih besar. Namun dalam penelitian ini, terjadi fenomena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
yang berbeda, yaitu setelah penyimpanan, modus ukuran droplet yang terukur
lebih kecil dari ukuran droplet sebelum penyimpanan. Hal ini terjadi karena
pengambilan cuplikan saat pengukuran droplet tidak merata. Pada emulsi tipe
minyak dalam air, kecepatan sedimentasi menjadi negatif, yaitu dihasilkannya
creaming yang mengarah ke atas. Maka setelah penyimpanan, droplet-droplet
minyak yang bergabung dan membentuk masa yang lebih besar, dan droplet itu
akan menempati bagian atas dari sediaan tersebut. Karena saat pengambilan
cuplikan untuk preparat mikromeritik hanya diambil pada bagian tengah wadah,
maka menyebabkan pengambilan cuplikan tidak mewakili seluruh droplet yang
ada, dan yang teramati adalah modus ukuran droplet setelah penyimpanan lebih
kecil dibanding setelah pembuatan. Seharusnya pengambilan cuplikan untuk
pengukuran masing-masing 500 droplet dilakukan lebih merata dengan
mengambil cuplikan pada wadah bagian atas, tengah, dan bawah.
Berdasarkan hasil penelitian ini, pada faktor dan level yang diteliti, suhu
pencampuran adalah faktor yang paling signifikan berpengaruh terhadap semua
respon yang dihasilkan. Naiknya suhu pencampuran akan memperkecil ukuran
droplet. Naiknya suhu akan mengoptimalkan proses saponifikasi, sehingga
kuantitas trietanolamin stearat yang dihasilkan semakin banyak. Hal tersebut
berpengaruh pada dispersi fase minyak pada fase air yang semakin optimal.
Dispersi yang optimal tersebut teramati salah satunya dengan semakin kecilnya
ukuran droplet. Konsentrasi emulgator yang semakin tinggi akan menyebabkan
viskositas semakin naik (Martin 1993). Dengan semakin tinggi konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
emolgator hingga pada konsentrasi yang optimal, akan memperkecil ukuran
droplet. Kecilnya ukuran droplet menyebabkan ikatan antara droplet dan
emulgator semakin rigid, karena luas permukaan kontak minyak dengan
emulgator semakin besar, sehingga viskositas sediaan semakin tinggi. Vikositas
yang semakin tinggi, menyebabkan penurunan daya sebar. Selain itu, dengan
semakin tinggi suhu dan semakin kecil ukuran droplet, maka kemungkinan
terjadinya koalesen semakin kecil. Koalesen adalah faktor yang menyebabkan
penurunan viskositas setelah penyimpanan. Sesuai dengan hal tersebut, pada
penelitian ini, kenaikan suhu memperkecil penurunan persen pergeseran
viskositas, walaupun dalam penurunan viskositas, dominasi pengaruh suhu tidak
terbukti signifikan berdasarkan analisis yate’s treatment.
Suhu yang optimal untuk terjadinya proses saponifikasi adalah 80-100ºC,
sedangkan pada penelitian ini digunakan suhu pencampuran 50ºC dan 70ºC.
Karena hal tersebut, maka hasil penelitian yang menggunakan level rendah suhu
memiliki ukuran droplet yang lebih besar dibandingkan dengan percobaan yang
menggunakan level tinggi suhu pencampuran. Hal ini terjadi karena suhu 70ºC
yaitu level tinggi suhu, lebih mendekati suhu optimal terjadinya saponifikasi.
Ukuran droplet ini berpengaruh terhadap daya sebar dan viskositas, dan karena
ukuran dropletnya yang lebih besar, maka viskositasnya pun lebih rendah dan
daya sebarnya lebih besar. Ukuran droplet tersebut berpengaruh pada stabilitas
sediaan, maka percobaan dengan level rendah suhu memiliki persen pergeseran
yang lebih besar dibandingkan dengan percobaan dengan level tinggi suhu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
D. Optimasi Proses Pencampuran
1. Daya Sebar
Berdasarkan respon daya sebar yang diperoleh dalam penelitian, maka
setelah dihitung menggunakan metode desain faktorial, maka diperoleh persamaan
sebagai berikut : Y = 18,7725 – 0,014875.x1 – 0,20425.x2 + 0,0002575.x1x2.
Dengan persamaan tersebut, maka dapat diperoleh contour plot untuk daya sebar
pada gambar 14.
Area yang diarsir dalam contour plot (gambar 14) tersebut merupakan
area proses pencampuran yang optimum untuk memperoleh respon daya sebar
yang dikehendaki terbatas pada level suhu dan kecepatan putar yang diteliti.
Gambar 14. Contour plot daya sebar lotion VCO
Respon daya sebar yang dikehendaki dalam penelitian ini 5 – 7cm.
Hal ini sesuai dengan (Garg et al., 2002), yang menyatakan bahwa range daya
sebar untuk kriteria sediaan semifluid adalah 5 – 7cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Viskositas
Rata-rata respon viskositas dari keempat percobaan yang diperoleh,
menghasilkan persamaan desain faktorial sebagai berikut : Y = -19,005 +
0,04355.x1 + 0,5605.x2 – 0,000705.x1x2. Dari persamaan tersebut maka dapat
dibuat contour plot untuk respon viskositas pada gambar 15. Area yang diarsir
pada contour plot (gambar 15) tersebut merupakan area optimum proses
pencampuran berdasarkan respon viskositas.
Gambar 15. Contour plot viskositas lotion VCO
Viskositas optimum yang dipilih dalam menentukan area yang diarsir
diambil dari nilai viskositas sediaan lotion yang telah beredar di pasaran dan
tentunya memiliki sifat fisik yang dapat diterima oleh masyarakat, khususnya
dalam hal ini adalah viskositas. Lotion tersebut memiliki viskositas sebesar 15 d
Pa.s. Dengan alasan tersebut maka dapat dipastikan bahwa viskositas dalam range
tersebut dapat diterima oleh konsumen. Berdasarkan hal tersebut, maka dipilih
range untuk viskositas optimum adalah 14 d Pa.s – 16 d Pa.s.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3. Pergeseran Viskositas
Untuk respon pergeseran viskositas, diperoleh persamaan desain faktorial
sebagai berikut : Y = 84,65 – 0,10195.x1 – 1,24.x2 + 0,001655.x1x2. Dan dari
persamaan yang diperoleh tersebut, dihasilkan contour plot untuk respon
viskositas adalah sebagai berikut :
Gambar 16. Contour plot pergeseran viskositas lotion VCO
Pergeseran viskositas yang diperbolehkan untuk mempertahankan
stabilitas lotion yang dihasilkan adalah ≤ 10%. Dengan memiliki pergeseran
viskositas ≤ 10%, maka lotion yang dihasilkan masih dapat menjaga dispersi fase
internal dalam fase eksternalnya, dan hal ini dapat menjamin bahwa sediaan
tersebut masih stabil. Berdasarkan kriteria tersebut maka diperoleh area optimum
untuk pergeseran viskositas seperti yang terdapat pada area yang diarsir pada
contour plot gambar 16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
4. Contour plot Super Imposed
Area optimum proses pencampuran diprediksi dengan melihat area
optimum dari tiap-tiap respon sifat fisik dan stabilitas kemudian digabungkan
dalam satu kurva yang tampak pada gambar berikut :
Gambar 17. Contour plot super imposed lotion VCO
Berdasarkan contour plot super imposed (gambar 17) tersebut, maka
diperoleh area optimum untuk proses pencampuran lotion VCO yang tampak pada
bagian yang diarsis pada grafik di atas. Dengan menentukan salah satu titik pada
area yang diarsir tersebut, dengan terbatas pada level kecepatan putar dan suhu
pencampuran yang diteliti maka dapat dibuat lotion yang memiliki sifat fisik dan
stabilitas yang dikehendaki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Suhu pencampuran berpengaruh signifikan terhadap respon daya sebar,
viskositas, dan ukuran droplet.
2. Diperoleh area kecepatan putar dan suhu pencampuran yang optimum untuk
proses pencampuran lotion VCO.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dikemukakan
saran sebagai berikut:
1. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas (misalnya
menggunakan metode The Moisture-Accumulation Tes) lotion VCO yang
dibuat berdasarkan formula optimum dan proses pencampuran optimum yang
telah ditemukan.
2. Dilakukan penelitian mengenai pengujian stabilitas bahan aktif, yaitu dengan
melakukan uji kadar kandungan asam laurat dan asam oleat pada lotion yang
dihasilkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V., 2002, The Art, Science, and Technology of PharmaceuticalCompounding, Second Edition, 263, 301-324, American PharmaceuticalAssociation, USA
Armstrong, A.N., And James, K. C., 1996, Pharmaceutical Experimental Designand Interpretation, 131-143, Taylor & Francis Ltd, London
Anonim , 2009a, VCO Bisa Melangsingkan, http://chemandme.kabarku.com/,diakses pada tanggal 24 Juli 2009
Anonim, 2009b, Biological Skin Cream Prevents Dryness and Restores HealthySkin Moisture (True Hydration), http://www.bioskinmoisturizer.com/,diakses pada tanggal 14 Juli 2009
Ash, I., and Michael 1977, A Formulary of Cosmetics Preparations, 278-279,Chemical Publishing Co., New York
Aulton, M. E., 1990, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd,51, 188-195, 297, 342-344, 355, ELBS, Churchill Livingstone
Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd
Ed, 326, Marcel Decker inc, New York.
Daniels, Rolf, 2005, Galenic Principles of Modern Skin Care Products,http://www.azonano.com/, diakses pada tanggal 8 Juli 2009
Garg, A., Anggarwal, D., Garg, S., and Singla, A.K., 2002, Spreading ofSemisolid Formulation: An Update, Pharmaceutical Technology,September 2002, 84-102
Hartanto, W., (2007), Optimasi Komposisi Polysorbate 8, dan Gliserin sebagaiEmulsifying Agent dalam Lotion Virgin Coconut Oil dengan AplikasiDesain Faktorial, 56, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Kuncoro, P.R., 2009, Sistem Keseimbangan Pada Essense Aroma Sintetis,http://kimiaunsps2.wordpress.com/2009/02/09/, diakses pada tanggal 31Juli 2009
Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., 1994, Teori dan Praktek FarmasiIndustri 2, Edisi ketiga, 1091, Universitas Indonesia Press, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lantz, R. J. Jr., dan Schwartz J. B., 1990, Mixing, in Lieberman, H. A., Lachman,L., and Schwartz, J. B., Pharmaceutical Dosage Forms : Tablets, Vol. 2,2nd Ed, 1-70, Marchel Dekker, Inc, New York
Lucida, H., Salman, Hervian, M. S., 2008, Uji Daya Peningkatan Penetrasi VirginCocovut Oil (VCO) dalam Basis Krim, Jurnal Sains dan TeknologiFarmasi, 13, 1
Martin. A., Swarbick, J., Cammarta, A., 1993, Farmasi Fisik: Dasar-Dasar KimiaFisik dalam Ilmu Farmasi Fisik, 2 edisi 3, diterjemahkan oleh Yoshita,1145, Universitas Indonesia Press, Jakarta
Muth, J.E., D.E., 1999, Basic Statistics and Pharmaceutical StatisticalAplications, 265-284, Marcel Dekker Inc., New York
Peter, D.C., 1997, Dynamic Mixing, in Niewon, A.W., Harnby N., Edwards M.F.,Mixing in The Process Industries, 2nd Ed, 300- 302, 310, Butterworth-Heinemann
Schwartz, R.A., 2006, Moisturizer, http://emedicine.medscape.com/article/1067211-overview, Diakses pada 23 Juni 2009
Setiaji, A. H., Bambang, 2005, Menyingkap Keajaiban Minyak Kelapa VirginCoconut Oil, Pusat Pengolahan Kelapa Terpadu, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
= 1945,7470
IV =6
46.4521.2825.5529.78 2222
= 2013,0857
SSR = IIIR – II
= 801,0762 - 1799,3748
= 1,7013
SSC = IIIC – II
= 1945,74701- 1799,3748
= 146,3722
SSRC = (IV – IIIR – IIIC) + II
= (2013,0857 - 1801,0762 - 1945,7470) + 1799,3748
= 65,6373
SSE = I – IV
= 2997,1249 - 2013,0857
= 984,0392
SST = I – II
= 2997,1249 – 1799,3748
= 1197,7501
SourceDegrees of
freedom Sum of Squares Mean Squares FBetween:Faktor a 1 1,7013 1,7013 0,0346Faktor b 1 146,3722 146,3722 2,9749interaksi 1 65,6373 65,6373 1,3340Within:Error 20 984,0392 49,2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Total 23 1197,7501
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 10
Perhitungan Yate’s treatment Ukuran Droplet Setelah Pembuatan