i EFEK SUHU PENCAMPURAN DAN KECEPATAN PUTAR PROPELLER MIXER TERHADAP SIFAT FISIS DAN STABILITAS EMULSI ORAL A/M EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L.): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Ardani NIM : 068114029 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
132
Embed
EFEK SUHU PENCAMPURAN DAN KECEPATAN PUTAR … · Verifikasi Ekstrak Etanol Buah ... digunakan metode desain faktorial dua faktor yaitu suhu pencampuran ... terhadap indeks creaming
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
EFEK SUHU PENCAMPURAN DAN
KECEPATAN PUTAR PROPELLER MIXER TERHADAP
SIFAT FISIS DAN STABILITAS EMULSI ORAL A/M
EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L.):
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Ardani
NIM : 068114029
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
EFEK SUHU PENCAMPURAN DAN
KECEPATAN PUTAR PROPELLER MIXER TERHADAP
SIFAT FISIS DAN STABILITAS EMULSI ORAL A/M
EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L.):
APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Ardani
NIM : 068114029
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
iii
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
In a world of make believe, You can change all that you see But in the world of reality, You've taught me all that I need
Time like a river flows, Twisting and turning all the way Life is an endless road, You've been with me day by day
You're there for whatever I need The only way I can thank you is to be the best that I can be
If we hold on together, Just you and me (Diana Ross)
This S1 Thesis is wholeheartedly dedicated to: My awesome God My beloved grandmother My trustworted father and mother My lovely sister and brother My delightful friends My almamater
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Ardani
Nomor Mahasiswa : 068114029
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : EFEK SUHU PENCAMPURAN DAN KECEPATAN PUTAR PROPELLER
MIXER TERHADAP SIFAT FISIS DAN STABILITAS EMULSI ORAL A/M
EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L.): APLIKASI
DESAIN FAKTORIAL
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 4 Januari 2010
Yang Menyatakan
(Ardani)
vii
PRAKATA
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Penyayang dan Pengasih atas
semua berkat dan penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir dengan baik. Laporan akhir ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Program
Studi Ilmu Farmasi (S. Farm).
Penulis memiliki banyak kesulitan dalam menyelesaikan laporan akhir ini.
Tetapi dengan adanya banyak bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir ini. Dengan segala kerendahan hati penulis ingin
mengucapkan terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada:
1. Rita Suhadi, M. Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
2. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis
3. Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas kesediaannya
meluangkan waktu untuk menjadi dosen penguji, serta kritik dan saran yang
diberikan.
4. Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji yang telah menguji sekaligus
memberikan kritik, saran, dan arahan kepada penulis.
5. Ayah, ibu, adik atas dukungan dan cinta kasihnya
6. Teman-teman satu penelitian, Lia, Vita, dan Yosep atas kerjasama dan
kebersamaannya di laboratorium
viii
7. Adik-adik kelas yang manis, Ana, Pika, Desi, Dian, Dewi dan semua anak-anak
kost Pelangi untuk dukungannya
8. Teman-teman angkatan 2006 khususnya teman-teman FST
9. Pak Musrifin, Mas Agung, Mas Ottok, serta laboran-laboran lain atas
bantuannya selama penulis menyelesaikan laporan akhir
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan akhir ini
Penulis menyadari bahwa dalam laporan akhir ini masih terdapat
kesalahan dan kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
penulis. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
semua pihak. Akhir kata semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca.
Penulis
ix
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Januari 2010
Penulis
Ardani
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv
DAFTAR PERSAMAAN ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
INTISARI ............................................................................................................. xix
ABSTRACT ........................................................................................................... xx
BAB I. PENGANTAR ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Keaslian Penelitian ......................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
xi
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...................................................................... 5
A. Pare ................................................................................................................ 5
B. Emulsi ............................................................................................................ 8
Proses pencampuran, meliputi suhu pencampuran dan kecepatan putar propeller mixer dapat mempengaruhi sifat fisis dan stabilitas sediaan emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L.). Kecepatan putar yang digunakan akan memberikan energi kinetik sehingga menyebabkan adanya gaya geser pada emulsi yang memungkinkan terjadi perubahan sifat fisis emulsi. Energi panas berupa suhu pencampuran dapat mempengaruhi tegangan permukaan sehingga menentukan sifat fisis emulsi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efek suhu pencampuran dan kecepatan putar propeller mixer terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis dari emulsi yang dihasilkan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini digunakan metode desain faktorial dua faktor yaitu suhu pencampuran – kecepatan putar dan dua level yaitu level tinggi – level rendah. Sifat fisis emulsi oral yang diukur adalah ukuran droplet, viskositas, dan indeks creaming. Stabilitas emulsi oral yang diukur adalah profil ukuran droplet, viskositas, dan indeks creaming selama penyimpanan satu bulan. Signifikansi efek suhu pencampuran dan kecepatan putar terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi oral ekstrak etanol buah pare (Momordica charantia L) dianalisis secara statistik menggunakan design expert 7.1.4. pada taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi antara suhu pencampuran dan kecepatan putar memberikan efek yang signifikan (p<0.05) terhadap indeks creaming sebagai parameter sifat fisis emulsi.
Kata kunci: suhu pencampuran, kecepatan putar propeller mixer, emulsi
oral A/M, ekstrak etanol buah pare, desain faktorial
xx
ABSTRACT
The mixing process, includes mixing temperature and propeller mixer’s mixing rate can affect the physical properties and stability of Momordica charantia L. fruit ethanolic extract W/O oral emulsion. The mixing rate is used to provide kinetic energy to cause a shear force on the emulsion which changes the physical properties of emulsion. Heat energy in the form of mixing temperature can affects the surface tension which determines the physical properties of emulsion.
The aim of this study was to determine how far the effect of mixing temperature and propeller mixer’s mixing rate on the physical properties and stability of the emulsion. Therefore, in this study used factorial design method with two factor mixing temperature-mixing rate and two level high level-low level. The emulsion physical properties measured were droplet size, viscosity, and index of creaming. The emulsion stability measured were droplet size shift over one month storage and the profiles of droplet size, viscosity, and index of creaming for one month storage. The significance effect of mixing temperature and mixing rate on physical properties and stability of Momordica charantia L. fruit ethanolic extract W/O oral emulsion were analyzed statistically using the design expert 7.1.4. at 95% level of confidence.
The result of this study showed that the interaction between mixing temperature and mixing rate provided a significant effect (p <0.05) on the index of creaming as a physical property parameter of emulsion.
Keywords : mixing temperature, propeller mixer’s mixing rate, oral W/O emulsion, Momordica charantia L. fruit ethanolic extract, factorial design
1
BAB I
PENGANTAR
A. LATAR BELAKANG
Pare (Momordica charantia L.) merupakan tanaman anggota keluarga
Cucurbitaceae yang telah digunakan dalam berbagai pengobatan. Beberapa bukti
ilmiah menunjukkan bahwa pare memiliki aktivitas hipoglikemik, antiviral,
antineoplastik, antiinfeksi, dan antispermatogenesis (Basch, E., Gabardi, S., and
MICROSCOPE 29Ax E250223 US, microscope slide 25.4 x 76.2 mm, 0.8-1 mm
thick China, termometer, timbangan Mettler Toledo GB3002 Switzerland, dan
Viscometer RION VT 04 Japan.
D. Alur Penelitian
Gambar 13. Skema Alur Penelitian
Verifikasi ekstrak etanol buah pare: - Ekstraksi buah pare - Uji kualitatif Kromatografi Lapis Tipis.
Pembuatan emulsi oral A/M 1.Pencampuran fase air (ekstrak pare, aquadest, Tween 80, gliserin, sukrosa) 2.Pencampuran fase minyak (VCO, Span 80) 3.Tuang fase air ke dalam fase minyak porsi per porsi sambil dicampur
dengan propeller mixer selama 15 menit dengan variasi suhu pencampuran dan kecepatan putar.
4.Ultra Turrax campuran selama 3x1 menit.
1. Uji tipe emulsi: dengan metode warna (methylene blue) 2. Uji sifat fisik meliputi:
Vikositas, ukuran droplet, dan indeks creaming setelah 24 jam. 3. Uji stabilitas meliputi:
Profil ukuran droplet, viskositas, dan indeks creaming selama penyimpanan 1 bulan (24 jam, 7 hari, 15 hari, 21 hari, 1 bulan), dan pergeseran ukuran droplet.
Uji Repeated Measure Anova (p<0,05) pada data profil ukuran droplet, viskositas, dan indeks creaming selama 1 bulan bila distribusi data bersifat normal. Jika distribusi data tidak normal, maka data tersebut dianalisis dengan uji Friedman dan Wilcoxon. Analisis data viskositas, ukuran droplet, indeks creaming setelah 24 jam pembuatan dan pergeseran ukuran droplet dengan menggunakan Design expert 7.14 dengan uji Anova pada taraf kepercayaan 95 % (p<0,05)
40
E. Tata Cara Penelitian
1. Verifikasi ekstrak etanol buah pare
a. Ekstraksi buah pare
Buah pare sebanyak 4 kg dikumpulkan dan dibersihkan, kemudian
buah pare dicelupkan ke dalam etanol panas selama ±10 menit. Selanjutnya
dipotong kecil-kecil dan dikeringkan dengan menggunakan oven pada suhu
±500C. Buah pare yang sudah kering kemudian dihaluskan dengan
menggunakan blender sehingga menjadi serbuk. Serbuk buah pare kemudian
diekstraksi dengan etanol 75% secara maserasi selama 24 jam. Ekstrak yang
diperoleh dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator sampai diperoleh
ekstrak pekat (Rita, et al., 2008).
b. Uji kualitatif ekstrak etanol buah pare secara Kromatografi Lapis Tipis
(KLT)
Ekstrak buah pare yang diekstraksi dan ekstrak buah pare yang
diperoleh dari PT. Javaplant, masing-masing dilarutkan dalam etanol dan
aquadest dan dilakukan uji kualitatif menggunakan Kromatografi Lapis Tipis
(KLT) dengan fase gerak: asam asetat dan benzena (2:8) dan fase diam silika
gel GF 254. Bercak pada lempeng KLT dideteksi menggunakan sinar UV
pada panjang gelombang 254 nm. Nilai Rf masing-masing bercak yang
teramati dihitung. Nilai Rf ekstrak pare hasil ekstraksi dibandingkan dengan
Rf ekstrak pare yang diperoleh dari PT. Javaplant (Rita, et al., 2008).
41
2. Formula Tabel II. Formula emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare
Bahan Jumlah (g) Ekstrak etanol buah pare 28 Air 20 Gliserin 15,8 Larutan sukrosa 50% b/v 10 Tween 80 4,8 Span 80 25,2 VCO 96 Nipagin 0,2 Total 200
-Pembuatan larutan sukrosa 50% b/v
Kurang lebih seksama 100 g sukrosa ditimbang dan dilarutkan dengan aquadest
hingga 200 ml.
3. Pembuatan Emulsi
Ekstrak etanol buah pare dilarutkan dalam aquadest. Fase air, yaitu
larutan ekstrak etanol buah pare dalam aquadest, gliserin, larutan sukrosa 50%
b/v, dan Tween 80 dicampur selama 15 menit pada suhu pencampuran dan
kecepatan putar tertentu. Fase minyak, yaitu Virgin Coconut Oil (VCO) dan Span
80 dicampur selama 15 menit pada suhu pencampuran dan kecepatan putar
tertentu. Nipagin ditambahkan ke dalam fase minyak dan fase air dimasukkan
bagian per bagian ke dalam fase minyak sambil dicampur menggunakan propeller
mixer selama 15 menit pada suhu pencampuran dan kecepatan putar tertentu.
Ukuran droplet diperkecil menggunakan Ultra Turrax 3 x 1 menit (Bjerregaard,
S., et al., 1999).
42
Tabel III. Rancangan desain faktorial Formula Suhu Pencampuran (ºC) Kecepatan Putar (rpm)
(1) 35 300 a 50 300 b 35 700 ab 50 700
Tiap formula direplikasi sebanyak 3 kali.
4. Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi
a. Uji tipe emulsi (metode warna)
Penentuan tipe emulsi ditetapkan dengan menambah reagen
methylene blue dan diamati secara mikroskopik. Emulsi dipreparasi di gelas
objek dan ditambah dengan methylene blue, kemudian diamati di bawah
mikroskop. Jika dengan reagen methylene blue, fase kontinyu berwarna biru
merata maka emulsi bertipe M/A, dan jika fase dispersi yang berwarna biru
maka emulsi mempunyai tipe A/M (Voigt, R., 1994).
b. Uji ukuran droplet
Sejumlah emulsi diteteskan pada gelas objek kemudian diamati
ukuran droplet yang terdispersi pada emulsi dengan menggunakan
fotomikroskop dengan perbesaran 100x. Diameter terjauh dari tiap droplet
sejumlah 500 droplet (Martin, A., et al., 1993) dicatat dengan menggunakan
program MOTIC Image Plus 2.0 yang telah dikalibrasi dengan lensa objektif
berskala 10µm. Uji ini dilakukan pada 24 jam, 7 hari, 15 hari, 21 hari, dan 1
bulan.
43
Sifat fisis emulsi ditunjukkan dengan ukuran droplet setelah 24 jam.
Stabilitas sediaan emulsi ditunjukkan melalui profil nilai ukuran droplet dari
hasil pengujian periodik selama 1 bulan dan dengan nilai pergeseran ukuran
droplet setelah 1 bulan penyimpanan. Data ukuran droplet diolah dengan
program SPSS 13.0 untuk memperoleh nilai percentile 90 sebagai respon
ukuran droplet.
droplet ukuran pergeseran % =
100% X |jam 24droplet ukuran
bulan 1droplet ukuran jam 24droplet ukuran | − .......... (4)
c. Uji viskositas
Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscometer Rion seri VT
04. Cara: emulsi diambil 100 ml dalam wadah dan dipasang pada portable
viscotester. Viskositas emulsi diketahui dengan mengamati gerakan jarum
penunjuk viskositas (Instruction Manual Viscotester VT-04E). Uji ini
dilakukan pada 24 jam, 7 hari, 15 hari, 21 hari dan 1 bulan (Prinderre, P., et
al., 1998).
Sifat fisis emulsi ditunjukkan dengan viskositas setelah 24 jam.
Stabilitas sediaan emulsi ditunjukkan melalui profil nilai viskositas dari hasil
pengujian periodik selama 1 bulan.
44
d. Uji Indeks Creaming Emulsi
Emulsi dimasukkan untuk tiap formula ke dalam tabung reaksi
berskala. Amati indeks creaming yang terjadi pada 24 jam, 7 hari, 15 hari, 21
hari, 1 bulan.
Indeks creaming dapat dinyatakan dengan rumus:
100% x ho
hu-ho Creaming Indeks % = .......... (5)
Keterangan: hu = tinggi creaming yang terjadi
ho = tinggi emulsi mula-mula (Aulton, M.E., 2002).
Sifat fisis emulsi ditunjukkan dengan indeks creaming setelah 24 jam.
Stabilitas sediaan emulsi ditunjukkan melalui profil nilai indeks creaming secara
periodik selama 1 bulan.
F. ANALISIS DATA
Data standarisasi ekstrak etanol buah pare mengacu pada standar yang
tercantum dalam Certificate of Analysis (CoA) dan verifikasi ekstrak dengan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT).
Data yang terkumpul adalah data ukuran droplet, viskositas, dan indeks
creaming setelah 24 jam pembuatan, profil ukuran droplet, viskositas, dan indeks
creaming selama 1 bulan, dan pergeseran ukuran droplet setelah satu bulan.
Metode desain faktorial digunakan untuk menghitung besarnya efek kecepatan
putar propeller mixer, suhu pencampuran, dan interaksinya terhadap sifat fisis dan
stabilitas emulsi.
45
Data ukuran droplet, viskositas, dan indeks creaming secara periodik
selama 1 bulan dianalisis secara statistik pada taraf kepercayaan 95% dengan
Repeated Measure Anova bila distribusi data bersifat normal. Jika distribusi data
bersifat tidak normal, maka data tersebut dianalisis dengan uji Friedman dan
Wilcoxon. Uji Anova menggunakan design expert 7.1.4 (Serial number
2014.7723) dilakukan untuk mengetahui signifikansi efek dari setiap faktor dan
interaksinya terhadap respon dengan taraf kepercayaan 95%. Dari hasil analisis,
akan diperoleh nilai p (probability value). Bila nilai p kurang dari 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa faktor dan interaksi berpengaruh signifikan terhadap
respon.
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Verifikasi Ekstrak Etanol Buah Pare
1. Ekstraksi Buah Pare
Sebelum dilakukan ekstraksi, buah pare yang sudah dibersihkan
direndam dalam etanol panas dengan tujuan untuk merusak enzim yang
terkandung dalam pare dengan cara mendenaturasi protein yang menyusun enzim.
Selanjutnya buah pare dikeringkan, dihaluskan untuk diekstraksi secara maserasi
menggunakan etanol 75% selama 24 jam untuk mendapatkan ekstrak cair. Ekstrak
yang diperoleh dipekatkan dengan rotary vacum evaporator sampai diperoleh
ekstrak pekat (Rita, W.S., et al., 2008). Ekstrak etanol buah pare berwarna coklat
kehitaman.
2. Uji Kualitatif Ekstrak Etanol Buah Pare secara Kromatografi Lapis Tipis
(KLT)
Uji kualitatif secara KLT bertujuan untuk melakukan verifikasi terhadap
ekstrak kering etanol buah pare yang diperoleh dari PT Javaplant. Hal ini
disebabkan oleh adanya kecurigaan bahwa kemungkinan ekstrak yang diperoleh
dari PT Javaplant merupakan perasan buah pare yang di-spray dried. Ekstrak
pekat yang diperoleh dan ekstrak kering dari PT Javaplant masing-masing
dilarutkan dalam etanol dan aquadest. Ekstrak buah pare dilarutkan dalam etanol
karena diekstraksi menggunakan etanol. Ekstrak buah pare yang diperoleh dari
47
PT. Javaplant bersifat larut air sehingga ekstrak buah pare juga dilarutkan dalam
aquadest. Dari hasil deteksi bercak menggunakan sinar UV 254 nm diperoleh
bahwa kedua ekstrak memiliki bercak dengan warna dan Rf yang sama, kecuali
bercak ketiga yang tidak tampak pada ekstrak kering PT Javaplant yang dilarutkan
dalam etanol. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh jumlah ekstrak yang
ditotolkan lebih sedikit. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah
pare yang diperoleh dari PT Javaplant merupakan ekstrak etanol.
Keterangan:
Fase diam : silika gel GF 254 Fase gerak : asam asetat : benzene (2 : 8) Jarak elusi : 10 cm E1 = ekstrak kering PT Java Plant dilarutkan dalam etanol E2 = ekstrak pekat dilarutkan dalam etanol A1= ekstrak kering PT Java Plant dilarutkan dalam aquadest A2 = ekstrak pekat dilarutkan dalam aquadest
Gambar 14. Profil KLT ekstrak etanol buah pare
B. Pembuatan Emulsi
Formula emulsi ekstrak etanol buah pare diperoleh dari hasil orientasi
penulis. Span 80 digunakan sebagai emulgator karena mempunyai nilai HLB yang
dibutuhkan untuk menghasilkan emulsi sistem A/M. Namun, dalam pembuatan
emulsi A/M ekstrak etanol buah pare, penggunaan Span 80 dikombinasikan
48
dengan Tween 80 karena keduanya memiliki panjang rantai hidrokarbon yang
sama sehingga ikatan antara Span dan Tween seimbang. Selain itu, kombinasi
Span 80 dan Tween 80 dengan perbandingan komposisi tertentu akan diperoleh
nilai HLB 6 yang merupakan required HLB untuk membentuk emulsi tipe A/M
Tween dan Span 80 juga merupakan emulgator nonionik yang aman digunakan
untuk sediaan oral dan tidak toksik. Gliserin digunakan untuk meningkatkan
viskositas fase air. Sukrosa dapat mengurangi perbedaan densitas antara fase air
dan minyak sehingga dapat meningkatkan stabilitas emulsi. Virgin Coconut Oil
(VCO) digunakan sebagai fase minyak, mempunyai required HLB 6 sehingga
sesuai untuk emulsi A/M. Nipagin digunakan sebagai pengawet karena aman
digunakan dalam sediaan oral.
Adapun proses pembuatan emulsi tersebut, yaitu ekstrak etanol buah pare
dilarutkan dalam aquadest terlebih dahulu. Hal ini karena menurut Certificate of
Analysis (CoA), ekstrak etanol buah pare memiliki kelarutan dalam air. Fase air
terdiri dari ekstrak etanol buah pare, aquadest, gliserin, larutan sukrosa 50% b/v,
dan Tween 80, sedangkan fase minyak terdiri dari Virgin Coconut Oil (VCO) dan
Span 80. Fase air dimasukkan bagian per bagian ke dalam fase minyak sambil
dicampur menggunakan propeller mixer selama 15 menit pada suhu pencampuran
dan kecepatan putar tertentu. Dengan adanya pengadukan menggunakan propeller
mixer, fase air akan membentuk droplet-droplet yang terdispersi dalam medium
minyak. Propeller mixer digunakan karena emulsi A/M yang dibuat memiliki
viskositas rendah (Lachmann, L., 1989). Pencampuran dilakukan selama 15 menit
yang merupakan hasil orientasi, karena diperoleh emulsi yang tidak memisah
49
secara visual. Ultra Turrax berfungsi untuk memperkecil ukuran droplet, yaitu
dengan cara melewatkan campuran melalui suatu lubang masuk kecil pada
tekanan tinggi (Lachmann, L., 1989) sehingga emulsi yang dihasilkan lebih stabil
(Eccleston, G.M., 2007).
Suhu pencampuran dan kecepatan putar yang digunakan dalam
pencampuran bervariasi dengan tujuan untuk mengetahui efek suhu pencampuran
dan kecepatan putar terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi yang dihasilkan.
Suhu pencampuran pada level rendah dan tinggi yang dipilih adalah suhu 35ºC
dan 50ºC. Kecepatan putar propeller mixer pada level rendah dan tinggi yang
digunakan adalah 300 dan 700 rpm. Berdasarkan hasil orientasi, diperoleh emulsi
yang tidak memisah pada rentang level yang dipilih melalui pengamatan secara
visual setelah 24 jam pembuatan sediaan.
C. Pengujian Tipe Emulsi
Emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare dengan nilai HLB teoritis 6
menunjukkan bahwa emulsi yang dibuat merupakan emulsi sistem air dalam
minyak (A/M). Oleh karena itu, dilakukan pengujian tipe emulsi untuk
membuktikan bahwa emulsi yang dibuat merupakan emulsi tipe A/M.
Pengujian tipe emulsi dengan menggunakan pewarna methylene blue dan
diamati secara mikroskopik. Methylene blue larut dalam air, dengan demikian jika
emulsi bertipe A/M, methylene blue akan mewarnai droplet menjadi biru, dan fase
minyak sebagai fase kontinyu tidak terwarnai.
50
Pada pengamatan mikroskopik pada emulsi setelah 24 jam pembuatannya,
droplet berwarna biru, sedangkan latar belakang di sekitar droplet tidak terwarnai
(Gambar 14). Hal ini membuktikan bahwa fase kontinyu merupakan minyak, dan
droplet merupakan fase air, dan dapat disimpulkan bahwa emulsi tersebut
memiliki tipe A/M.
Gambar 15. Penentuan tipe emulsi menggunakan methylene blue (perbesaran 100X)
D. Karakterisasi Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi
Sifat fisis emulsi yang dievaluasi dari sediaan emulsi ekstrak etanol buah
pare, antara lain ukuran droplet, viskositas, dan indeks creaming setelah 24 jam
pembuatan. Stabilitas emulsi yang dievaluasi, antara lain pergeseran ukuran
droplet setelah penyimpanan 1 bulan, dan profil ukuran droplet, viskositas, dan
indeks creaming selama 1 bulan.
F1 Fb
Fa Fab
Fase air
Fase minyak
51
Pengukuran droplet bertujuan untuk mengetahui sifat fisis dan stabilitas
emulsi. Nilai modus (frekuensi ukuran droplet yang paling banyak muncul) tidak
digunakan sebagai respon karena tidak cukup representatif bagi penelitian ini,
yakni terdapat nilai modus yang sama dengan distribusi yang berbeda. Nilai
percentile 90 digunakan sebagai respon karena lebih representatif. Nilai percentile
90 menggambarkan bahwa jika 90% dari populasi droplet memiliki ukuran yang
semakin kecil, maka emulsi akan semakin stabil. Pengukuran droplet setelah 24
jam pembuatan untuk melihat sifat fisis emulsi. Pengukuran droplet secara
periodik selama 1 bulan untuk melihat besarnya perubahan ukuran droplet dari
waktu ke waktu yang merupakan fenomena ketidakstabilan emulsi selama
penyimpanan. Pergeseran ukuran droplet setelah 1 bulan penyimpanan juga
digunakan untuk melihat fenomena ketidakstabilan emulsi.
Viskositas menggambarkan kekentalan suatu emulsi yang menentukan
penampilan emulsi dan kenyamanan penggunaannya. Pengukuran viskositas
setelah 24 jam pembuatan untuk melihat kekentalan emulsi yang merupakan
parameter sifat fisis emulsi. Pengukuran viskositas secara periodik selama 1 bulan
untuk melihat besarnya perubahan profil kekentalan emulsi dari waktu ke waktu
selama 1 bulan yang merupakan fenomena ketidakstabilan emulsi selama
penyimpanan. Emulsi A/M ekstrak etanol buah pare digunakan secara oral
sehingga viskositas merupakan parameter sifat fisis emulsi yang penting terkait
penggunaannya pada saat ditelan.
52
Indeks creaming juga merupakan salah satu parameter sifat fisis dan
stabilitas emulsi. Nilai indeks creaming diperoleh dengan mengamati tinggi
creaming yang terjadi. Pada emulsi A/M, suatu lapisan bawah terbentuk akibat
sedimentasi droplet air. Pengukuran indeks creaming setelah 24 jam pembuatan
untuk melihat sifat fisis emulsi. Pengukuran indeks creaming secara periodik
selama 1 bulan untuk melihat besarnya perubahan indeks creaming dari waktu ke
waktu yang merupakan fenomena ketidakstabilan emulsi selama penyimpanan.
Tabel IV berikut menunjukkan hasil pengukuran respon sifat fisis dan
stabilitas emulsi A/M ekstrak etanol buah pare dalam penelitian:
Tabel IV. Respon sifat fisis dan stabilitas emulsi A/M ekstrak etanol buah pare For
mula Waktu (X ± SD)
24 Jam 7 Hari 15 Hari 21 Hari 1 Bulan Percentile 90 Ukuran Droplet (µm)
Berdasarkan tabel VIII, dapat dilihat bahwa baik suhu pencampuran dan
kecepatan putar pada level yang diteliti, serta interaksinya memberikan efek yang
tidak signifikan (p>0,05) terhadap respon viskositas emulsi.
61
3. Indeks creaming
Tabel V menunjukkan bahwa efek suhu pencampuran terhadap indeks
creaming sebesar |-0,50|, efek kecepatan putar terhadap indeks creaming sebesar
0,033, dan interaksi antara keduanya memberikan efek sebesar 1,30. Interaksi
antara suhu pencampuran dan kecepatan putar memberikan kontribusi paling
besar (55,13%) terhadap indeks creaming.
Berdasarkan persamaan 5, semakin tinggi creaming yang terjadi, maka
nilai indeks creaming semakin kecil. Creaming dipengaruhi oleh ukuran droplet
dan viskositas. Menurut hukum Stokes (persamaan 2), semakin kecil ukuran
droplet dengan viskositas yang meningkat, maka creaming akan terjadi semakin
lambat sehingga kemungkinan tinggi creaming yang teramati setelah 24 jam
pembuatan akan lebih rendah. Sebaliknya, semakin besar ukuran droplet dengan
viskositas yang menurun, maka creaming akan terjadi semakin cepat sehingga
kemungkinan tinggi creaming yang teramati setelah 24 jam pembuatan lebih
tinggi.
Suhu pencampuran dan kecepatan putar mempengaruhi ukuran droplet
dan viskositas sediaan emulsi dan pada akhirnya menentukan besarnya indeks
creaming. Hubungan antara pengaruh peningkatan suhu pencampuran dan
kecepatan putar terhadap indeks creaming emulsi A/M pare dapat dilihat pada
gambar 21.
62
Gambar 21a. Gambar 21b. Gambar 21. Grafik hubungan suhu pencampuran (a) dan kecepatan putar (b) terhadap
respon indeks creaming setelah 24 jam pembuatan emulsi
Peningkatan suhu pencampuran menurunkan respon indeks creaming
pada penggunaan kecepatan putar level rendah, sebaliknya pada penggunaan
kecepatan putar level tinggi, semakin tinggi suhu pencampuran justru
meningkatkan respon indeks creaming (Gambar 21a). Kecepatan putar yang lebih
tinggi akan memperkecil ukuran droplet sehingga creaming yang terjadi lebih
kecil maka nilai indeks creaming semakin besar.
Peningkatan kecepatan putar menurunkan respon indeks creaming pada
penggunaan suhu pencampuran level rendah, sebaliknya pada penggunaan suhu
pencampuran level tinggi, semakin tinggi kecepatan putar justru meningkatkan
respon indeks creaming (Gambar 21b). Berdasarkan hasil penelitian, maka
terdapat kesesuaian antara nilai indeks creaming dengan ukuran droplet, di mana
ukuran droplet yang semakin kecil akan mengurangi creaming yang terjadi
sehingga nilai indeks creaming akan semakin besar.
63
Interaksi antara suhu pencampuran dan kecepatan putar dalam
menentukan indeks creaming pada emulsi A/M ekstrak etanol buah pare dapat
dilihat pada gambar 21, yaitu terdapatnya garis-garis yang tidak sejajar.
Tabel IX menunjukkan signifikansi efek suhu pencampuran, kecepatan
putar, dan interaksinya terhadap indeks creaming.
Tabel IX. Hasil analisis Anova dengan design expert 7.1.4 pada respon indeks creaming setelah 24 jam pembuatan emulsi
Source Sum of squares
Degrees of freedom
Mean square
F value
p-value Prob > F
Suhu pencampuran 0.75 1 0.75 1.78 0.2190 Kecepatan putar 3.333E
-003 1 3.333E-
003 7.905E-
003 0.9313
Interaksi 5.07 1 5.07 12.02 0.0085
Berdasarkan tabel IX dapat dilihat bahwa interaksi antara suhu
pencampuran dan kecepatan putar memberikan efek yang signifikan (p<0,05)
terhadap respon indeks creaming.
4. Pergeseran ukuran droplet
Tabel V menunjukkan bahwa efek suhu pencampuran terhadap
pergeseran ukuran droplet sebesar |-11,07|, kecepatan putar terhadap pergeseran
ukuran droplet sebesar 15,99, dan interaksi antara keduanya sebesar 6,71.
Kecepatan putar memberikan kontribusi paling besar (19,00%) terhadap
pergeseran ukuran droplet.
Hubungan antara pengaruh peningkatan suhu pencampuran dan
kecepatan putar terhadap pergeseran 90 % ukuran droplet setelah 1 bulan
penyimpanan dapat dilihat pada gambar 22.
64
Gambar 22a. Gambar 22b. Gambar 22. Grafik hubungan suhu pencampuran (a) dan kecepatan putar (b) terhadap
respon pergeseran ukuran droplet setelah 1 bulan penyimpanan emulsi Peningkatan suhu pencampuran menurunkan respon pergeseran ukuran
droplet pada penggunaan kecepatan putar level rendah dan tinggi (Gambar 22a).
Peningkatan kecepatan putar meningkatkan respon pergeseran ukuran droplet
pada penggunaan suhu pencampuran level rendah dan tinggi (Gambar 22b). Pada
kecepatan putar yang tinggi kemungkinan masih terjadi gerakan kinetik
antardroplet selama penyimpanan emulsi. Hal ini mengakibatkan droplet saling
bertumbukan, diikuti dengan pecahnya ikatan antara emulgator dan droplet
sehingga droplet akan mudah bergabung membentuk droplet yang berukuran lebih
besar.
Interaksi antara suhu pencampuran dan kecepatan putar dalam
menentukan nilai pergeseran ukuran droplet setelah 1 bulan penyimpanan pada
emulsi A/M ekstrak etanol buah pare dapat dilihat pada gambar 22, yaitu
terdapatnya garis-garis yang tidak sejajar.
65
Signifikansi efek suhu pencampuran, kecepatan putar, dan interaksinya
terhadap respon pergeseran ukuran droplet dapat dilihat pada tabel XII.
Tabel X. Hasil analisis Anova dengan design expert 7.1.4 pada respon pergeseran ukuran droplet setelah 1 bulan penyimpanan emulsi
Source Sum of squares
Degrees of freedom
Mean square
F value
p-value Prob > F
Suhu pencampuran 469.44 1 469.44 1.21 0.3034 Kecepatan putar 411.03 1 411.03 1.06 0.3335
Interaksi 52.39 1 52.39 0.14 0.7228 Berdasarkan tabel XII dapat dilihat bahwa suhu pencampuran dan
kecepatan putar pada level yang diteliti, serta interaksinya memberikan efek yang
tidak signifikan (p>0,05) terhadap respon pergeseran ukuran droplet.
Berdasarkan hasil penelitian, interaksi antara suhu pencampuran dan
kecepatan putar memberikan efek yang signifikan pada nilai indeks creaming.
Sedangkan suhu pencampuran dan kecepatan putar, serta interaksinya
memberikan efek yang tidak signifikan pada nilai ukuran droplet, viskositas, dan
pergeseran ukuran droplet. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa interaksi
antara suhu pencampuran dan kecepatan putar pada level yang diteliti akan
menentukan respon indeks creaming. Namun, suhu pencampuran dan kecepatan
putar pada level yang diteliti, serta interaksinya tidak menentukan respon ukuran
droplet, viskositas, dan pergeseran ukuran droplet.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa :
1. Interaksi antara suhu pencampuran dan kecepatan putar propeller mixer pada
level yang diteliti memberikan efek yang signifikan terhadap indeks creaming
sebagai parameter sifat fisis emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare
(Momordica charantia L.).
2. Suhu pencampuran dan kecepatan putar propeller mixer pada level yang
diteliti, serta interaksinya memberikan efek yang tidak signifikan terhadap
ukuran droplet, viskositas emulsi dan pergeseran ukuran droplet.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan :
Perlu dilakukan penelitian mengenai efek suhu pencampuran dan kecepatan putar
terhadap sifat fisis dan stabilitas emulsi oral A/M ekstrak etanol buah pare pada
rentang level yang lain.
67
DAFTAR PUSTAKA
Abalaka, M. E., Olonitola, O. S., Onaolapo, J. A., and Inabo, H. I. 2009, Determination of Activity, Time Survival and Pharmacokinetics of Extracts From Momordica charantia on Some Bacterial Pathogens, Int. Jor. P. App. Scs., 3(3), 6-13
http://www.asctornado.com/images/hdrASCTornado.jpg, diakses tanggal 29 Oktober 2009
Ali, J., Baboota, S., and Ahuja, A., 2008, Emulsion,
http://www.pharmpedia.com/Emulsion, diakses tanggal 14 November 2009
Allen, L.V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical
Compounding, 2nd Edition, 263, 268, 274, 276, American Pharmaceutical Association, USA
Amiji, M.M., and Sandmann, B.J., 2003, Applied Physical Pharmacy, 28-33,
McGraw-Hill Companies Inc., USA Anief, M., 2000, Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik, 71-73, 143, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 378, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta Anonim, 1988, Emulgator dalam Bidang Farmasi, 70-71, ITB, Bandung Anonim, 1993, Kodeks Kosmetika Indonesia, Edisi II, Volume I, 389-390,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, 112, 413, 551, 762, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta Anonim, 2005, Pare, http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=92,
diakses tanggal 20 Maret 2009 Anonim, 2006, Khasiat dan Kegunaan Senyawa Kimia dalam Buah Pare,
http://www.Kompas.com/kesehatan/news/0207/02/192257.htm., diakses tanggal 23 Februari 2006
68
Anonim, 2008, A Standardized Extract And Its Use In The Manufacture Of A Medicament, http://www.wipo.int/pctdb/en/wo.jsp?, diakses tanggal 20 September 2008
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV, 377-379, 383,
UI Press, Jakarta Aulton, M. E., and Diana, M. C., 1991, Pharmaceutical Practice, 109-123,
Longman Singapore Publishers Ptc Ltd, Singapore Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics : The Science of Dosage Form Design, 2nd
Ed., 188-195, 342- 344, 353-358, Churchill Livingstone, Spain Basch, E., Gabardi, S., and Ulbricht, C., 2003, Bitter Melon (Momordica
charantia): A Review of Efficacy and Safety, Am J Health-Syst Pharm, 60(4), 356-359
Begum, S., Ahmed, M., Siddiqui, B.S., Khan, A., Saify, Z.S., and Arif, M., 1997,
Triterpenes, A Sterol and A Monocyclic Alcohol From Momordica charantia, Elsevier Science Ltd., 44(7), 1313-1320
Benerito, R.R., and Singleton, W.S., 1956, Fat Emulsion: Effect of Heat on
Solubilitiy of Hydrophilic Emulsifiers, The Journal of The American Oil Chemists’ Society, Vol 33: 364-367
Billany, M.R., 1988, Emulsions, in Aulton, M.E., Pharmaceutics The Science of
Dosage Form Design, 285, 297, ELBS with Churchill Livingstone, United Kingdom
Biyani, et al., 2003, Antihyperglicemic Effects of Three Extracts from Momordica
charantia, Journal of Ethnopharmacology, 88, 107-111 Bjerregaard, S., Soderberg, I., Vermehren, C., and Fokjaer, S., 1999, Formulation
and Evaluation of Release and Swelling Mechanism of A Water in Oil Emulsion Using Factorial Design, International Journal of Pharmaceutics, 193, 1-11
Bolton, S., 1997, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical Application, 3rd
Ed., 84-85, 308-337, 533-545, Marcel Dekker Inc., New York Chopra, R.N., Nayar, S.L., and Chopra, I.C., 1956, Glossary of Indian Medicinal
Plants, Publication and Information Directorate, Council of Scientific and Industrial Research, New Delhi
69
Dixit, V.P., Kimnna, P., and Bhargava, S.K., 1978, Effects of Momordica charantia L. Fruit Extract on The Testicular Function of Dog, J. Med. Plant Res., 34:280
Eccleston, G.M., 2007, Emulsions and Microemulsions, In: James, S.,
Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Third Edition Volume 3, 1555, 1560, Informa Healthcare USA, Inc., USA
Friberg, S.E., and Goldsmith, L.B., 1996, Theory of Emulsions, In: Lieberman,
H.A., Rieger, M.M., Banker, G.S., Pharmaceutical Dosage Forms : Disperse Systems, 2nd Ed., 53, Marcel Dekker Inc., New York
Greenberg, L.A., 1954, Handbook of Cosmetic Materials, 325, Interscience
Publishers, Inc., New York Gunn, C., and Carter, S.J., 1975, Dispensing for Pharmaceutical Student, revised
by Gunn and Carter, 11th Edition, 71-72, Pitman Medical and Scientific Publishing Co., Ltd., London
HiTechTrader.com, 2009, Branson Sonic Bath,
http://www.hitechtrader.com/pics/57035.jpg, diakses tanggal 29 Oktober 2009
Jackson, H., and Jones, A.R., 1972, The Effect of Steroids and Their Antagonis on
Spermatogenes, 167, Briggs MH and Christie GA. Academic Press, Inc., London
Kress, H., 1997, Momordica charantia L.,
http://www.henriettesherbal.com/pictures/p09/pages/momordica-charantia-1.htm, diakses tanggal 29 Oktober 2009
Lachmann, L., 1989, Teori dan Praktek Industri Farmasi, diterjemahkan oleh Siti
Suyatmi, Edisi III, Jilid 2, 1029-1187, Universitas Indonesia, Jakarta Liu, W. K., Sze, S.F., and Yeung, H.W., 1993, Action of α-Momorcharin, a
Ribosoma Inactivating Protein, on Cultured Tumor Cell Lines, Gen. Pharmac, 25 (4), 75-77
Manitto, P., 1981, Biosintesis Produk Alam, a.b. Koensoemardyah, IKIP
Semarang, Semarang Martin, A., Swarbick, J., and Cammarata, A., 1993, Physical Pharmacy, 3rd Ed.,
522-537, 1077-1119, Lea & Febiger, Philadelphia Mollet, H., and Grubenmann, A., 2001, Formulation Technology: Emulsions,
Nielloud, F., and Mestres, G.M., 2000, Pharmaceutical Emulsions and Suspensions, 2-11, 561, 590, Marcel Dekker Inc., New York
Nienow, A.W., Harnby, N., and Edwards, M.F., 1997, Introduction to Mixing
Problems, In: Nienow, A.W., Harnby, N., Edwards, M.F., Mixing In The Process Industries, Second Edition, 6,8, Butterworth-Heninemann, London
Okabe, H., Miyahara, Y., and Yamauchi, T., 1982a, Studies on The Constituents
of Momordica charantia L., III, Characterization of The New Cucurbutacin Glycosides of The Immature Fruits Structures of Momordicosides F F G and 1, Chem. Pharm. Bull; 30:3977
Okabe, H., Miyahara, Y., and Yamauchi, T., 1982b, Studies on The Constituents
of Momordica charantia L., III, Characterization of The New Cucurbutacin Glycosides, Momordicosides K and L, Chem. Pharm. Bull; 30:4334
Parrott, E.I., 1971, Pharmaceutical Technology and Fundamental Pharmaceutics,
3rd Edition, 165, Burgess Publishing Company, Easton, Minnepolis Patil, M., 2009, Properties of Coconut Oil, http://www.organicfacts.net/organic-
oils/organic-coconut-oil/properties-of-coconut-oil.html, diakses tanggal 13 November 2009
Philip, H., 2004, The HLB System,
http://www.lotioncrafter.com/pdf/The_HLB_System.pdf, diakses tanggal 28 Oktober 2009
Prinderre, P., Piccerelle, P., Cauture, E., Kalantzis, G., Reynier, J.P., and Joachim
J., 1998, Formulation and Evaluation of O/W Emulsions Using Experimental Design, International Journal of Pharmaceutics, 163, 73-79
Rita, W. S., Suirta, I.W., and Sabikin, A., 2008, Isolasi dan Identifikasi Senyawa
yang Berpotensi Sebagai Antitumor Pada Daging Buah Pare (Momordica charantia L.), Jurnal Kimia, 2(1), 1-6
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Owen, S.C., 2006, Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Fifth Edition, 301, 466, 744, Pharmaceutical Press, London Saribulan, 1993, Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Buah Pare (Momordica
charantia Linn.) Terhadap Mencit, http://www.warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/tanaman_obat/pt/buku09.pdf, diakses tanggal 10 September 2008.
71
Shinoda K., and Arai, H., 1964, The Correlation Between Phase Inversion Temperature In Emulsion and Cloud Point in Solution of Nonionic Emulsifier, J.Phys. Chem., 68, 3485
Sheth, B.B., and Bandelin, F.J., 1992, Equipment Selection and Evaluation, in
Swarbrick J., Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Vol. 5, 285-288, Marcel Dekker Inc., New York
Singh, S.K., and Naini, V., 2007, Homogenization and Homogenizers, in James,
S., Encyclopedia of Pharmaceutical Technology, Third Edition Volume 3, 1997, Informa Healthcare USA, Inc., USA
Srivastava, Y., 1993, Antidiabetic and adaptogenic properties of Momordica
charantia extract: an experimental and clinical evaluation, Phytother Res, 7:285-9
Stepka, W., Wilson, K.E., and Madge, G.E., 1974, Antifertility Investigation on
Momordica charantia., Lloydia, 37:645. Sutyarso, 1992, Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia
L.) Terhadap Fertilitas Mencit Jantan Mus musculus L. Strain LMR, Tesis, 123, Universitas Indonesia, Jakarta
Syah, A.N.A., 2005, Perpaduan Sang Penakluk Penyakit VCO + Minyak Buah
Merah, 14, Agro Media Pustaka, Jakarta Taylor, L., 2002, Herbal Secrets of The Rainforest, 2nd edition, Prima Publishing,
Inc., California Teoh, S.L., Latiff, A.A., and Das, S., 2008, The Effect of Topical Extract of
Momordica charantia (Bitter Gourd) on Wound Healing in Nondiabetic Rats and in Rats With Diabetes Induced by Steptozotocin, Journal Compilation British Association of Dermatologis 34: 815-816
Timoti, H., 2005, Aplikasi Teknologi Membran pada Pembuatan Virgin Coconut
Oil (VCO), 1-3, P.T. Nawapanca Adhi Cipta Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi 5, 11-15, 83-84, 91-95,
407, 411-424, 434, 442-444, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta West, M.E., Sidrak, G.H., and Street, S.P.W., 1971, The Anti-Growth Properties
of Extracts From Momordica charantia L., West md. Med. J.; 20: 25
72
Lampiran 1. Certificate of Analysis Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordica
charantia L.)
73
Diagram proses pembuatan ekstrak etanol buah pare
74
75
Lampiran 2. Perhitungan Dosis Ekstrak Etanol Buah Pare dan Perhitungan Bahan
a. Perhitungan Dosis
Dosis ekstrak buah pare 750 mg/kgBB/hari untuk mencit (Wardojo,1990).
Nilai konversi dari mencit 20 gram ke manusia 70 kg = 387,9
(750 mg/1000 g) x 20 g x 387.9 = 5818.5 mg / 70kg BB manusia
= 4156.1 mg/50 kg BB manusia/ hari
Sediaan emulsi yang dibuat sebanyak 200 gram dengan dosis pemakaian sebanyak
2 kali sehari satu sendok makan.
Volume sendok makan=15 mL, maka massa emulsi yang diminum 1 hari= 30 mg.
Maka, jumlah ekstrak pare yang dibutuhkan untuk emulsi 200 gram adalah
g 7.27mg 4156.1 x mg 30
g 200==
b. Perhitungan HLB
Perbandingan komposisi Tween 80 dan Span 80 untuk menghasilkan HLB 6
Diketahui HLB Span 80 = 4,3 (Martin, A., et al., 1993)
HLB Tween 80 = 15,0 (Martin, et al., 1993)
Misalkan : Jumlah Tween 80 = a
Jumlah Span 80 = b
Total emulgator yang digunakan dalam formula emulsi 200 gram = 30 gram.
Span 80 + Tween 80 = a + b = 30
Tween 80 = b = 30 – a
76
(HLB Tween 80 x a) + (HLB Span 80 x b) = 6
(15.0 x a) + (4.3 x b) = 6 x 30
15a + 4.3 (30-a) = 180
15a + 129 -4.3a = 180
10.7a = 51
a = 4.8
b = 30 – 4.8 = 25.2
Jadi, jumlah Tween 80 dan Span 80 yang dibutuhkan untuk formula emulsi 200
gram adalah sebanyak 4.8 gram dan 25.2 gram.
c. Perhitungan Jumlah Sukrosa
Jumlah sukrosa yang dibutuhkan untuk larutan sukrosa 50% b/v 200 mL adalah
50% b/v x 200 mL = 100 gram
77
Lampiran 3. Notasi Desain Faktorial
Formula Faktor A Faktor B Interaksi (1) - - + a + - - b - + - ab + + +
Keterangan: (-) = level rendah
(+) = level tinggi
Faktor A = suhu pencampuran
Faktor B = kecepatan putar
78
Lampiran 4. Data Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi Oral A/M Ekstrak Etanol
Buah Pare
a. Ukuran Droplet dan Pergeseran Ukuran Droplet
1. Formula 1 Waktu Ukuran Droplet (µm), replikasi X ± SD
1 2 324 jam 22.583 29.787 22.585 24.985 ± 4.159 7 hari 19.715 22.536 26.644 22.965 ± 3.484
15 hari 27.894 25.467 23.936 25.766 ± 1.996 21 hari 25.75 30.261 30.611 28.874 ± 2.711 1 bulan 29.918 30.109 31.862 30.630 ± 1.071
Pergeseran ukuran droplet (%) 32.480 1.081 41.076 24.879 ± 21.053
2. Formula a
Waktu Ukuran Droplet (µm), replikasi X ± SD 1 2 3
24 jam 27.267 26.31 28.06 27.212 ± 0.876 7 hari 21.125 29.444 21.1 23.890 ± 4.810
15 hari 25.4 25.027 25.4 25.276 ± 0.215 21 hari 22.568 27.05 22.5 24.039 ± 2.608 1 bulan 26.45 29.95 26.8 27.733 ± 1.928
Pergeseran ukuran droplet (%) 2.996 13.835 4.490 7.107 ± 5.874
3. Formula b
Waktu Ukuran Droplet (µm), replikasi X ± SD 1 2 3
24 jam 23.178 37.753 22.583 27.838 ± 8.592 7 hari 24.754 24.588 19.715 23.019 ± 2.863
15 hari 23.621 31.078 27.894 27.531 ± 3.742 21 hari 33 28.77 25.75 29.173 ± 3.642 1 bulan 32.68 26.8 29.918 29.799 ± 2.942
Pergeseran ukuran droplet (%) 40.996 29.012 32.480 34.163 ± 6.166
79
4. Formula ab
Waktu Ukuran Droplet (µm), replikasi X ± SD 1 2 3
24 jam 29.084 21.778 28.053 26.305 ± 3.954 7 hari 23.825 32.831 27.333 27.996 ± 4.539
15 hari 24.971 25.669 21.706 24.115 ± 2.116 21 hari 22.544 25.525 26.873 24.981 ± 2.215 1 bulan 27.938 35.254 34.669 32.620 ± 4.066
Pergeseran ukuran droplet (%) 3.940 61.879 23.584 29.801 ± 29.465
b. Viskositas
1. Formula 1
Waktu Viskositas (dPas), replikasi X ± SD 1 2 3
24 jam 1.3 1 1.1 1.1 ± 0.2 7 hari 1 1.1 1.1 1.1 ± 0.1
15 hari 1.2 1.2 1.1 1.2 ± 0.1 21 hari 1.2 1 1.1 1.1 ± 0.1 1 bulan 1.2 1.2 1.4 1.3 ± 0.1
a Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. Sig < 0,05 = distribusi tidak normal Sig > 0,05 = distribusi normal
b. Uji Repeated Measure Anova Terhadap Percentile 90 Ukuran Droplet
1). Formula 1
Estimates
waktu Mean Std. Error95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound24 jam 24.985 2.401 14.654 35.3167 hari 22.965 2.012 14.309 31.62115 hari 25.766 1.152 20.808 30.72421 hari 28.874 1.565 22.139 35.6091 bulan 30.630 .619 27.968 33.291
Pairwise Comparisons
(I) waktu
(J) waktu
Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig.a
95% Confidence Interval for Differencea
Lower Bound Upper Bound
24 jam 7 hari 2.020 3.292 .602 -12.146 16.18615 hari -.781 2.795 .806 -12.806 11.24421 hari -3.889 2.210 .220 -13.397 5.6191 bulan -5.645 2.720 .174 -17.347 6.057
Based on estimated marginal means a Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments).
95
Multivariate Tests Value F Hypothesis df Error df Sig. Pillai's trace .286 .200a 2.000 1.000 .845 Wilks' lambda .714 .200a 2.000 1.000 .845 Hotelling's trace .400 .200a 2.000 1.000 .845 Roy's largest root .400 .200a 2.000 1.000 .845
Each F tests the multivariate effect of waktuF1. These tests are based on the linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal means. a Exact statistic
2). Formula a
Estimates
waktu Mean Std. Error95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound24 jam 27.212 .506 25.036 29.3897 hari 23.890 2.777 11.940 35.83915 hari 25.276 .124 24.741 25.81121 hari 24.039 1.505 17.562 30.5171 bulan 27.733 1.113 22.945 32.522
Pairwise Comparisons
(I) waktu
(J) waktu
Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig.a
95% Confidence Interval for Differencea
Lower Bound
Upper Bound
24 jam 7 hari 3.323 3.237 .413 -10.605 17.25015 hari 1.937* .399 .040 .220 3.65421 hari 3.173 1.972 .249 -5.313 11.6591 bulan -.521 1.565 .771 -7.254 6.212
Based on estimated marginal means a Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments). *. The mean difference is significant at the .05 level. Multivariate Tests Value F Hypothesis df Error df Sig. Pillai's trace .968 15.285a 2.000 1.000 .178 Wilks' lambda .032 15.285a 2.000 1.000 .178 Hotelling's trace 30.570 15.285a 2.000 1.000 .178 Roy's largest root 30.570 15.285a 2.000 1.000 .178
a Exact statistic
96
3). Formula b
Estimates
waktu Mean Std. Error95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound24 jam 27.838 4.960 6.495 49.1817 hari 23.019 1.653 15.908 30.13015 hari 27.531 2.160 18.236 36.82621 hari 29.173 2.103 20.127 38.2201 bulan 29.799 1.698 22.492 37.107
Pairwise Comparisons
(I) waktu
(J) waktu
Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig.a
95% Confidence Interval for Differencea
Lower Bound
Upper Bound
24 jam 7 hari 4.819 4.366 .385 -13.965 23.60315 hari .307 3.480 .938 -14.668 15.28221 hari -1.335 5.505 .831 -25.023 22.3521 bulan -1.961 6.487 .791 -29.874 25.952
Based on estimated marginal means a Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments). Multivariate Tests Value F Hypothesis df Error df Sig. Pillai's trace .557 .629a 2.000 1.000 .665 Wilks' lambda .443 .629a 2.000 1.000 .665 Hotelling's trace 1.258 .629a 2.000 1.000 .665 Roy's largest root 1.258 .629a 2.000 1.000 .665
Each F tests the multivariate effect of waktuF1. These tests are based on the linearly independent pairwise comparisons among the estimated marginal means. a Exact statistic
97
4). Formula ab
Estimates
waktu Mean Std. Error95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound24 jam 26.305 2.283 16.482 36.1287 hari 27.996 2.621 16.720 39.27315 hari 24.115 1.221 18.860 29.37121 hari 24.981 1.279 19.478 30.4841 bulan 32.620 2.347 22.521 42.720
Pairwise Comparisons
(I) waktu
(J) waktu
Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig.a
95% Confidence Interval for Differencea
Lower Bound
Upper Bound
24 jam 7 hari -1.691 4.861 .761 -22.606 19.22315 hari 2.190 3.108 .554 -11.183 15.56221 hari 1.324 2.970 .699 -11.457 14.1051 bulan -6.315 4.224 .273 -24.488 11.858
Based on estimated marginal means a Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no adjustments). Multivariate Tests Value F Hypothesis df Error df Sig. Pillai's trace .710 1.224a 2.000 1.000 .539 Wilks' lambda .290 1.224a 2.000 1.000 .539 Hotelling's trace 2.448 1.224a 2.000 1.000 .539 Roy's largest root 2.448 1.224a 2.000 1.000 .539
a Exact statistic
c. Uji Friedman dan Wilcoxon Terhadap Viskositas Emulsi
1). Formula 1
Ranks Mean Rank24 jam 3.007 hari 2.1715 hari 3.3321 hari 2.331 bulan 4.17
98
Test Statistics(a) N 3Chi-Square 4.273df 4Asymp. Sig. .370a Friedman Test
Test Statistics(c)
7 hari – 24 jam
15 hari – 24 jam
21 hari – 24 jam
1 bulan – 24 jam
Z -.447(a) -.447(b) -1.000(a) -1.069(b)Asymp. Sig. (2-tailed) .655 .655 .317 .285
a Based on positive ranks. b Based on negative ranks. c Wilcoxon Signed Ranks Test
2). Formula a
Ranks Mean Rank24 jam 3.677 hari 2.1715 hari 2.1721 hari 2.831 bulan 4.17
Test Statistics(a) N 3Chi-Square 5.524df 4Asymp. Sig. .238a Friedman Test
Test Statistics(c)
7 hari – 24 jam
15 hari – 24 jam
21 hari – 24 jam
1 bulan – 24 jam
Z -1.342(a) -1.342(a) -.816(a) -.816(b)Asymp. Sig. (2-tailed) .180 .180 .414 .414a Based on positive ranks. b Based on negative ranks. c Wilcoxon Signed Ranks Test
99
3). Formula b
Ranks Mean Rank24 jam 2.677 hari 2.0015 hari 3.6721 hari 3.171 bulan 3.50
Test Statistics(a) N 3Chi-Square 2.588df 4Asymp. Sig. .629a Friedman Test
Test Statistics(d)
7 hari – 24 jam
15 hari – 24 jam
21 hari – 24 jam
1 bulan – 24 jam
Z -.447(a) -.447(b) .000(c) -.535(b)Asymp. Sig. (2-tailed) .655 .655 1.000 .593a Based on positive ranks. b Based on negative ranks. c The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks. d Wilcoxon Signed Ranks Test
4). Formula ab
Ranks Mean Rank24 jam 2.007 hari 2.0015 hari 3.0021 hari 4.001 bulan 4.00
Test Statistics(a) N 3Chi-Square 6.000df 4Asymp. Sig. .199a Friedman Test
100
Test Statistics(c)
7 hari – 24 jam
15 hari – 24 jam
21 hari – 24 jam
1 bulan – 24 jam
Z .000(a) -1.000(b) -1.732(b) -1.342(b)Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 .317 .083 .180a The sum of negative ranks equals the sum of positive ranks. b Based on negative ranks. c Wilcoxon Signed Ranks Test
d. Uji Friedman dan Wilcoxon Terhadap Indeks Creaming
1). Formula 1
Ranks Mean Rank24 jam 5.007 hari 3.1715 hari 3.1721 hari 2.501 bulan 1.17
Test Statistics(a) N 3Chi-Square 11.040df 4Asymp. Sig. .026a Friedman Test
Test Statistics(b)
7 hari – 24 jam
15 hari – 24 jam
21 hari – 24 jam
1 bulan – 24 jam
Z -1.633(a) -1.633(a) -1.604(a) -1.633(a)Asymp. Sig. (2-tailed) .102 .102 .109 .102a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
2). Formula a
Ranks Mean Rank24 jam 5.007 hari 2.5015 hari 2.5021 hari 2.501 bulan 2.50
101
Test Statistics(a) N 3Chi-Square 12.000df 4Asymp. Sig. .017a Friedman Test
Test Statistics(b)
7 hari – 24 jam
15 hari – 24 jam
21 hari – 24 jam
1 bulan – 24 jam
Z -1.633(a) -1.633(a) -1.633(a) -1.633(a)Asymp. Sig. (2-tailed) .102 .102 .102 .102a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
3). Formula b
Ranks Mean Rank24 jam 5.007 hari 2.8315 hari 2.8321 hari 2.831 bulan 1.50
Test Statistics(a) N 3Chi-Square 10.857df 4Asymp. Sig. .028a Friedman Test
Test Statistics(b)
7 hari – 24 jam
15 hari – 24 jam
21 hari – 24 jam
1 bulan – 24 jam
Z -1.633(a) -1.633(a) -1.633(a) -1.633(a)Asymp. Sig. (2-tailed) .102 .102 .102 .102a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
102
4). Formula ab
Ranks Mean Rank24 jam 5.007 hari 3.0015 hari 2.3321 hari 2.331 bulan 2.33
Test Statistics(a) N 3Chi-Square 10.667df 4Asymp. Sig. .031a Friedman Test
Test Statistics(b)
7 hari – 24 jam
15 hari – 24 jam
21 hari – 24 jam
1 bulan – 24 jam
Z -1.604(a) -1.633(a) -1.633(a) -1.633(a)Asymp. Sig. (2-tailed) .109 .102 .102 .102a Based on positive ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
103
Lampiran 7. Perhitungan Efek Faktor Terhadap Sifat Fisis dan Stabilitas Emulsi
Oral A/M Ekstrak Etanol Buah Pare
a. Ukuran droplet Term Standaridized Effects Sum of Squares % Contribution