Top Banner
PENGARUH TWEEN 80 SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DAN PROPILEN GLIKOL SEBAGAI HUMEKTAN DALAM SEDIAAN KRIM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN APLIKASI DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Henra NIM : 118114045 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

Jul 23, 2019

Download

Documents

hoangbao
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

i

PENGARUH TWEEN 80 SEBAGAI EMULSIFYING AGENT DAN

PROPILEN GLIKOL SEBAGAI HUMEKTAN DALAM SEDIAAN KRIM

EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN APLIKASI

DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Henra

NIM : 118114045

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Your time is limited, so don’t waste it living someone else’s

life. Don’t be trapped by dogma which is living with the results

of other people’s thinking. Don’t let the noise of other’s

opinions drown out your own inner voice, and most important have

the courage to follow your heart and intuition.

-Steve Jobs-

Karya ini kupersembahkan untuk:

Orang tua, adik ku, dan seluruh keluarga besar

Teman – teman dekat

Almamater

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh

Tween 80 sebagai Emulsifying Agent dan Propilen Glikol sebagai Humektan

dalam Sediaan Krim Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium Guajava L.) dengan

Aplikasi Desain Faktorial“ sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Keberhasilan penulis dari awal penelitian hingga pada penulisan naskah,

tidak terlepas dari dukungan dan bantuan oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu,

penulis ingin mengucapkan terimakasih sebesar-sebesarnya kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaannya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing

yang selalu meluangkan waktu untuk berkonsultasi, memberikan pengarahan

masukan, kritik mulai dari awal penelitian hingga penyusunan naskah.

4. Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt. selaku penguji yang telah memberikan waktu,

masukan, kritik dan saran kepada penulis.

5. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku penguji yang telah memberikan

waktu, masukan, kritik dan saran kepada penulis.

6. Papa, mama, dan amoy yang selalu mendukung dan memberikan semangat

kepada penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

viii

7. Laurensia Jessie Loreta yang selalu memberikan semangat dan dukungan

penuh kepada penulis.

8. Teman-teman Kidnutz yang selalu memberikan semangat dan dukungan penuh

kepada penulis.

9. Lisa Sudaryanto, Angela Irena Sumartono, Brigita Rosalia, dan Carolina Dea

Sekar Panintra terimakasih atas segala dukungan yang telah diberikan kepada

penulis.

10. Teman-teman d’bijiqz terutama ketuanya yaitu Verni Emelia yang imajinatif

dan kreatif.

11. Cece Henny yang bersedia membantu dan mengajari penulis ketika

melakukan penelitian.

12. Patner kerja skripsi yaitu Sheila, Arda dan Deni atas kerja keras selama

penelitian dilakukan.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis dari awal hingga penyelesaian

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata semoga

penelitian yang penulis lakukan dapat berguna bagi semua pihak, terutama pada

bidang kefarmasian.

Yogyakarta , 16 April 2015

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......................................... vi

PRAKATA ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

INTISARI ......................................................................................................... xvii

ABSTRACT ....................................................................................................... xviii

BAB I. PENGANTAR ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1. Permasalahan .......................................................................................... 3

2. Keaslian penelitian.................................................................................. 3

3. Manfaat ................................................................................................... 3

B. Tujuan ......................................................................................................... 4

1. Tujuan umum .......................................................................................... 4

2. Tujuan khusus ......................................................................................... 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

x

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA.............................................................. 5

A. Jambu Biji .................................................................................................... 5

1. Taksonomi tanaman ................................................................................ 5

2. Morfologi ................................................................................................ 5

3. Kandungan kimia .................................................................................... 6

B. Krim ............................................................................................................ 6

C. Bahan Formulasi .......................................................................................... 7

1. Tween 80 ................................................................................................ 7

2. Propilen glikol ........................................................................................ 8

3. Asam stearat............................................................................................ 9

4. Butylated hydroxytoluene (BHT) ............................................................ 9

5. Metil paraben .......................................................................................... 10

6. TEA (Triethanolamine) .......................................................................... 11

D. Desain Faktorial .......................................................................................... 11

E. HET-CAM ................................................................................................... 13

F. Landasan Teori ............................................................................................ 14

G. Hipotesis ...................................................................................................... 15

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................. 16

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 16

B. Variabel Penelitian ...................................................................................... 16

C. Definisi Operasional .................................................................................... 17

D. Bahan Penelitian .......................................................................................... 18

E. Alat Penelitian ............................................................................................. 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

xi

F. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 19

1. Pembuatan ekstrak daun jambu biji ........................................................ 19

2. Uji kualitatif senyawa tanin dalam ekstrak daun jambu biji................... 20

3. Formula krim .......................................................................................... 20

4. Pembuatan krim ...................................................................................... 21

5. Uji sifat fisis dan stabilitas fisis krim ..................................................... 22

G. Analisis Hasil .............................................................................................. 25

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 27

A. Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji .......................................................... 27

B. Uji Antibakteri Ekstrak Daun Jambu Biji ................................................... 29

C. Pembuatan Krim Ekstrak Daun Jambu Biji ................................................ 31

D. Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Fisis Krim Ekstrak Daun Jambu Biji ............. 34

1. Uji organoleptis dan pH .......................................................................... 34

2. Uji tipe krim ............................................................................................ 35

3. Uji ukuran droplet ................................................................................... 36

4. Uji viskositas .......................................................................................... 37

5. Uji daya sebar ......................................................................................... 39

E. Pengaruh Penambahan Tween 80 dan Propilen Glikol terhadap Sifat Fisis

dan Stabilitas Fisis Krim Ekstrak Daun Jambu Biji .................................... 42

1. Viskositas ................................................................................................ 42

2. Pergeseran viskositas .............................................................................. 44

3. Daya sebar .............................................................................................. 45

4. Pergeseran daya sebar ............................................................................. 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

xii

F. Grafik Superimposed Countour Plot ........................................................... 48

G. Uji Iritasi ...................................................................................................... 49

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 51

A. Kesimpulan .................................................................................................. 51

B. Saran ........................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 52

LAMPIRAN ..................................................................................................... 55

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Rancangan desain faktorial untuk 2 faktor 2 level ................... 12

Tabel II. Formula acuan .......................................................................... 20

Tabel III. Formula krim ekstrak daun jambu biji ..................................... 21

Tabel IV. Indeks iritasi primer uji HET-CAM ......................................... 24

Tabel V. Hasil uji organoleptis dan pH sediaan krim ekstrak

daun jambu biji ......................................................................... 34

Tabel VI. Hasil uji tipe krim dari sediaan krim ekstrak daun

jambu biji .................................................................................. 35

Tabel VII. Hasil uji ukuran droplet ............................................................ 36

Tabel VIII. Viskositas (x̅ ± SD) krim ekstrak daun jambu biji

selama penyimpanan ................................................................ 37

Tabel IX. Daya sebar (x ̅ ± SD) krim ekstrak daun jambu biji

selama penyimpanan ................................................................ 40

Tabel X. Uji Shapiro-Wilk untuk respon viskositas ................................ 42

Tabel XI. Hasil uji Wilcoxon untuk melihat pengaruh variasi

propilen glikol terhadap respon viskositas ............................... 43

Tabel XII. Hasil uji Wilcoxon untuk melihat pengaruh variasi

tween 80 terhadap respon viskositas ........................................ 43

Tabel XIII. Uji Shapiro-Wilk untuk respon pergeseran viskositas .............. 44

Tabel XIV. Uji Levene’s test untuk respon pergeseran viskositas .............. 44

Tabel XV. Hasil uji ANAVA respon pergeseran viskositas ...................... 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

xiv

Tabel XVI. Uji Shapiro-Wilk untuk respon daya sebar ............................... 46

Tabel XVII. Uji Levene’s test untuk respon daya sebar ............................... 46

Tabel XVIII. Hasil uji ANAVA respon daya sebar ....................................... 46

Tabel XIX. Uji Shapiro-Wilk untuk respon pergeseran daya sebar............. 47

Tabel XX. Uji Levene’s test untuk respon pergeseran daya sebar ............. 47

Tabel XXI. Hasil uji ANAVA respon pergeseran daya sebar ..................... 48

Tabel XXII. Indeks iritasi krim ekstrak daun jambu biji dengan metode

HET-CAM ................................................................................ 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur kimia tween 80 .............................................................. 7

Gambar 2. Struktur kimia propilen glikol ..................................................... 8

Gambar 3. Struktur kimia asam stearat ......................................................... 9

Gambar 4. Struktur kimia butylated hydroxytoluene (BHT) ........................ 9

Gambar 5. Struktur kimia metil paraben ....................................................... 10

Gambar 6. Struktur kimia triethanolamine (TEA)........................................ 11

Gambar 7. Hasil uji kualitatif ekstrak daun jambu biji (i) sebelum

diberi reagen FeCl3 dan (ii) sesudah diberi reagen FeCl3 ........... 28

Gambar 8. Hasil uji antibakteri ekstrak daun jambu biji (i) kontrol

negatif dan (ii) ekstrak daun jambu biji ...................................... 30

Gambar 9. Grafik orientasi pengaruh jumlah tween 80 terhadap

viskositas krim ............................................................................ 32

Gambar 10. Grafik orientasi pengaruh jumlah tween 80 terhadap

daya sebar krim ........................................................................... 32

Gambar 11. Grafik orientasi pengaruh jumlah propilen glikol terhadap

viskositas krim ............................................................................ 33

Gambar 12. Grafik orientasi pengaruh jumlah propilen glikol terhadap

daya sebar krim ........................................................................... 33

Gambar 13. Grafik pergeseran viskositas krim ekstrak daun jambu biji ........ 38

Gambar 14. Grafik pergeseran daya sebar krim ekstrak daun jambu biji ....... 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat keterangan keaslian simplisia daun jambu biji................... 55

Lampiran 2. Laporan hasil uji kadar air dan senyawa tanin di LPPT

Universitas Gadjah Mada ............................................................ 56

Lampiran 3. Data hasil ekstraksi ...................................................................... 57

Lampiran 4. Uji antibakteri ekstrak daun jambu biji ....................................... 58

Lampiran 5. Hasil uji sifat fisis dan stabilitas fisis krim ekstrak daun jambu

biji ............................................................................................... 61

Lampiran 6. Hasil analisis stabilitas menggunakan software R.3.1.1 .............. 66

Lampiran 7. Hasil uji iritasi dengan metode HET-CAM ................................. 73

Lampiran 8. Dokumentasi ................................................................................ 75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

xvii

INTISARI

Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki aktivitas

antibakteri pada Staphylococcus aureus. Sediaan krim dipilih karena dapat

meningkatkan kenyamanan saat diaplikasikan ke kulit, memberikan rasa lembab

di kulit dan mudah dibersihkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh faktor Tween 80, propilen glikol, atau interaksi keduanya

pada level yang diteliti terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis krim ekstrak daun

jambu biji, serta untuk mengetahui area optimum dari Tween 80 dan propilen

glikol menggunakan superimposed countour plot.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan metode

desain faktorial dengan dua faktor yakni Tween 80 dan propilen glikol pada dua

level yakni level rendah dan level tinggi. Respon yang diuji dalam penelitian ini

meliputi uji organoleptis dan pH, tipe krim, ukuran droplet, viskositas, dan daya

sebar. Uji ANAVA dan Kruskal-Wallis dengan taraf kepercayaan 95% digunakan

untuk mengetahui faktor yang berpengaruh signifikan terhadap respon sifat fisis

(viskositas dan daya sebar) dan stabilitas fisis krim (pergeseran viskositas dan

daya sebar), serta memprediksi area optimum dari Tween 80 dan propilen glikol

pada grafik superimposed countour plot. Data diolah dengan menggunakan

software R.3.1.1.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa krim yang terbentuk bertipe M/A,

berwarna coklat keemasan, dan homogen dengan pH 6. Variasi jumlah faktor

Tween 80 dan propilen glikol memberikan pengaruh signifikan terhadap respon

viskositas krim, sedangkan faktor Tween 80 memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap respon daya sebar dan stabilitas fisis krim ekstrak daun jambu

biji. Area optimum Tween 80 dan propilen glikol pada superimposed countour

plot tidak dapat ditemukan.

Kata kunci: ekstrak daun jambu biji, krim, Tween 80, propilen glikol, desain

faktorial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

xviii

ABSTRACT

Guava leaves extract (Psidium guajava L.) has antibacterial activity on

Staphylococcus aureus. Cream was chosen as a dosage form because it’s could

acceptability, increase moist to the skin, and easy to clean. The purpose of this

study were to determine the significance effect of Tween 80, propylene glycol, or

the interaction of these factors at studied levels on physical properties and

stability of guava leaf extract cream and to determine the optimum area of Tween

80 and propylene glycol using superimposed countour plot.

This study was an experimental study that used a factorial design with

two factors, (Tween 80 and propylene glycol) on two levels, low level and high

level. Responses were determined in this study include organoleptic test and pH,

type of cream, droplet size, viscosity, and spreadability. ANOVA with 95%

confidence level is used to determined factor that significantly influence the

response of physical properties (viscosity and spreadability) and physical stability

(viscosity and spreadability shift) of cream, as well as to predict the optimum area

of Tween 80 and propylene glycol through a graph of superimposed countour

plots. Data were processed by software R.3.1.1.

The results produces homogenous o/w cream, goldish brown, and it’s pH

is 6. The variation of Tween 80 and propylene glycol had a significant influence

on the viscocity, whereas Tween 80 had a significant influence on the

spreadability and physical stability of guava leaf extract cream. The optimum

area of Tween 80 and propylene glycol could not be found on the superimposed

countour plots graph.

Keywords: guava leaves extract, cream, Tween 80, propylene glycol, factorial

design

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

1

BAB 1

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pemanfaatan bahan alam sebagai obat dan juga bahan aktif dalam suatu

sediaan kosmetik kini sudah tak asing lagi. Produk-produk kosmetik dengan

bahan aktif menggunakan bahan alam telah banyak dihasilkan. Pemanfaatan

bahan alam dipercaya menimbulkan efek samping yang lebih kecil daripada bahan

kimia.

Salah satu tanaman yang dikenal masyarakat memiliki berbagai macam

khasiat yaitu daun jambu biji (Psidium guajava L.). Khasiat daun jambu biji

antara lain sebagai obat diare, antiseptik, menurunkan kadar gula darah, perut

kembung, sariawan, dan keputihan (Wasito, 2011). Adapun kandungan dari daun

jambu biji yaitu tanin, minyak atsiri (eugenol), minyak lemak, damar, triterpenoid,

dan asam malat (Dalimartha, 2006).

Hasil penelitian Darsono dan Artemisia (2003) menunjukkan bahwa

ekstrak daun jambu biji mempunyai aktivitas antibakteri pada bakteri

Staphylococcus aureus di mana senyawa yang berperan adalah senyawa tanin.

Ekstrak daun jambu biji akan diformulasikan dalam bentuk sediaan krim

tipe M/A, untuk meningkatkan kenyamanan pada saat diaplikasikan ke kulit,

memberi rasa lembab di kulit, dan mudah dibersihkan. Krim adalah bentuk

sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut

dalam bahan dasar yang sesuai (Dirjen POM, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

2

Humektan merupakan bahan yang memiliki fungsi untuk menjaga

kelembaban sediaan dan mencegah penguapan air saat sediaan diaplikasikan ke

kulit (Aulton, 2002). Propilen glikol adalah suatu cairan kental, jernih, tidak

berwarna, rasa khas, tidak berbau dan dapat menyerap lembab (Allen, 2002).

Propilen glikol bersifat higroskopis sehingga dapat mempertahankan kandungan

air pada lapisan kulit terluar saat sediaan diaplikasikan ke permukaan kulit.

Propilen glikol digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan kosmetik

yang aman karena tidak menyebabkan iritasi lokal bila diaplikasikan pada

membran mukosa, subkutan, atau injeksi intramuskular dan telah diteliti tidak

terjadi reaksi hipersensitivitas pada pemakaian 38 % secara topikal (Barel, Paye,

and Maibach, 2001).

Surfaktan merupakan salah satu komponen yang penting dalam

pembuatan sediaan krim. Penambahan surfaktan akan menurunkan tegangan

permukaan antar fase. Tween 80 digunakan karena memiliki toksisitas yang lebih

rendah, tidak bersifat iritatif terhadap kulit, dan tahan terhadap perubahan pH.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode desain faktorial.

Metode ini merupakan metode rasional untuk menyimpulkan dan mengevaluasi

secara obyektif mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas

sediaan dan dapat menjelaskan interaksi antar faktor (Bolton and Bon, 2010).

Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tween 80 sebagai emulsifying

agent dan propilen glikol sebagai humektan. Faktor-faktor tersebut berpengaruh

dan berperan penting terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis sediaan krim ekstrak

daun jambu biji (Psidium guajava L.).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

3

1. Permasalahan

a. Bagaimanakah pengaruh faktor Tween 80, propilen glikol, atau interaksi

kedua faktor pada level yang diteliti terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis

krim ekstrak daun jambu biji ?

b. Apakah dapat ditemukan komposisi area optimum dari Tween 80 dan

propilen glikol menggunakan superimposed countour plot ?

2. Keaslian penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti ditemukan

penelitian yang relevan yaitu Handayani (2007) yang melakukan penelitian

tentang optimasi komposisi cetyl alcohol sebagai emulsifying agent dan

gliserin sebagai humectan dalam krim sunscreen ekstrak kental apel merah

(Pyrus malus L.): aplikasi desain faktorial.

Berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan oleh peneliti,

penelitian mengenai pengaruh Tween 80 sebagai emulsifying agent dan

propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

(Psidium guajava L.) dengan aplikasi desain faktorial belum pernah dilakukan.

3. Manfaat

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini memberikan sumbangan ilmu pengetahuan,

khususnya dalam bidang kefarmasian mengenai formulasi sediaan krim

ekstrak daun jambu biji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

4

b. Manfaat praktis

Menghasilkan formulasi krim ekstrak daun jambu biji yang

memenuhi persyaratan sifat fisis dan stabilitas fisis.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Membuat sediaan krim ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)

dengan tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai

humektan dengan aplikasi desain faktorial.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui pengaruh faktor Tween 80, propilen glikol, atau interaksi kedua

faktor pada level yang diteliti terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis krim

ekstrak daun jambu biji.

b. Mengetahui area optimum dari Tween 80 dan propilen glikol menggunakan

superimposed countour plot.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

5

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Jambu Biji

1. Taksonomi tanaman

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus :Psidium

Spesies :Psidium guajava L.

(Parimin, 2005)

2. Morfologi

Jambu biji berasal dari Amerika tropik, tumbuh pada tanah yang

gembur, tempat yang terbuka, dan tempat yang mengandung air yang cukup.

Jambu biji merupakan tanaman perdu dan tinggi dari tanaman ini dapat

mencapai 2-10 meter. Tanaman jambu biji dapat berbunga sepanjang tahun.

Batang jambu biji memiliki ciri yaitu berkayu, keras, kulit batang licin,

mengelupas, berwarna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bertangkai pendek,

letak berhadapan, daun muda berambut halus, permukaan pada daun tua licin.

Helaian daun daun berbentuk bulat telur, pangkal membulat dan ujung tumpul,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

6

bagian tepi rata agak melengkuk ke atas, pertulangan daun menyirip, panjang

6-14 cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau. Bunga tunggal, bertangkai, warna

putih. Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur, berwarna hijau sampai hijau

kekuningan. Daging buah tebal, buah yang masak bertekstur lunak, berwana

putih kekuningan atau merah jambu. Biji buah banyak mengumpul di tengah,

kecil-kecil, keras, berwarna kuning kecoklatan (Dalimartha, 2006).

3. Kandungan kimia

Daun jambu biji mengandung tanin, minyak atsiri (eugenol), minyak

lemak, damar, triterpenoid, dan asam malat. Buah mengandung asam amino

(triptofan dan lisin), pektin, kalsium, fosfor, zat besi, mangan, magnesium,

belerang, dan vitamin A, B1, dan C (Dalimartha, 2006).

B. Krim

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau

lebih bahan obat yang terdispersi dalam bahan dasar sesuai (Dirjen POM, 1995).

Krim dapat dibedakan menjadi 2 yaitu air dalam minyak (A/M) dan minyak dalam

air (M/A). Tipe A/M tidak larut air dan tidak dapat dicuci dengan air (Allen,

2002).

Stabilitas krim akan rusak jika sistem campurannya terganggu oleh

perubahan suhu dan komposisi, misalnya ada penambahan salah satu fase secara

berlebihan (Syamsuni, 2006). Ketidakstabilan dalam krim dapat dibagi menjadi 3

yaitu creaming, koalesen, dan inversi. Creaming adalah pemecahan emulsi ke fase

semula di mana salah satu memiliki fase dispersi lebih banyak. Koalesen adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

7

penggabungan droplet-droplet yang lebih besar lanjutan dari peristiwa creaming.

Inversi adalah berubahnya sistem emulsi M/A menjadi A/M atau sebaliknya

(Aulton, 2002).

C. Bahan Formulasi

1. Tween 80

Gambar 1. Struktur kimia Tween 80 (Mahdi, Sakeena, Abdulkarim, Abdullah,

Sattar, and Noor, 2011)

Tween 80 atau polisorbat 80 (gambar 1) merupakan ester oleat dari

sorbitol dan anhidrat yang berkopolimerasi dengan lebih dari 20 molekul

etilena oksida untuk tiap sorbitol dan anhidrat sorbitol. Tween 80 berbentuk

cairan seperti minyak, berwarna kuning jernih hingga coklat muda, memiliki

rasa pahit, dan berbau khas (Dirjen POM, 1995). Polisorbat 80 larut dalam air,

alkohol, etil asetat, minyak jagung, metanol, toluen, dan tidak larut dalam

minyak mineral (Troy, 2006).

Tween 80 (C64H124O26) merupakan surfaktan non-ionik yang

digunakan sebagai emulsifier pada emulsi tipe minyak dalam air (M/A)

(Mashkevich, 2007). Selain sebagai surfaktan, Tween 80 digunakan sebagai

solubilizing agent untuk senyawa aktif yang memiliki kelarutan jelek pada

basis lipofilik (Rowe, Sheskey, and Quinn, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

8

2. Propilen glikol

Gambar 2. Struktur propilen glikol (Rowe et al., 2009)

Propilen glikol (gambar 2) berbentuk cairan kental, jernih, tidak

berwarna, rasa yang khas, tidak berbau, dan menyerap air pada udara lembab.

Propilen glikol dapat bercampur dengan air, aseton, dan kloroform; larut dalam

dalam eter dan beberapa minyak esensial; tidak dapat bercampur dengan

minyak lemak (Dirjen POM, 1995).

Propilen glikol bersifat higroskopis sehingga dapat mempertahankan

kandungan air pada lapisan kulit terluar saat sediaan diaplikasikan ke

permukaan kulit. Propilen glikol digunakan sebagai bahan tambahan dalam

pembuatan kosmetik karena tidak menyebabkan iritasi lokal bila diaplikasikan

pada membran mukosa, subkutan, atau injeksi intramuskular dan telah diteliti

tidak terjadi reaksi hipersensitivitas pada pemakaian 38 % secara topikal (Barel

et al., 2001).

Di industri farmasi propilen glikol juga digunakan sebagai pelarut dan

pembawa untuk bahan-bahan yang larut dan tidak larut dalam air. Selain itu,

digunakan sebagai antifreeze dan emulgator dalam produk makanan. Propilen

glikol juga digunakan sebagai penghambat pertumbuhan mikroorganisme

(Barel et al., 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

9

3. Asam stearat

Gambar 3. Struktur asam stearat (Rowe et al., 2006)

Asam stearat (gambar 3) memiliki bentuk kristal berwarna putih yang

keras, titik lebur pada suhu 69 – 70oC, mudah larut dalam benzen, karbon

tetraklorida, kloroform, larut dalam etanol 95 %, heksan, propilen glikol, dan

tidak larut dalam air. Asam stearat digunakan dalam preparasi sediaan krim

dengan konsentrasi 1 – 20 %. Sediaan topikal, asam stearat digunakan sebagai

emulsifying, lubrikan kapsul, dan solubilizing agent (Rowe, Sheskey, and

Owen, 2006).

4. Butylated hydroxytoluene (BHT)

Gambar 4. Struktur butylated hydroxytoluene (BHT) (Rowe et al., 2009)

Butylated hydroxytoluene (BHT) (gambar 4) memiliki bentuk kristal

putih atau kuning muda dan berbau seperti fenol. Sifat fisika kimia dari BHT

yaitu memiliki titik lebur pada 70oC, tidak larut dalam air, gliserin, propilen

glikol, dan mudah larut dalam aseton, benzen, etanol 95 %, eter, metanol,

toluen, dan minyak mineral. Butylated hydroxytoluene (BHT) digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

10

sebagai antioksidan pada sediaan kosmetik dan makanan. Penggunaan BHT

pada sediaan kosmetik untuk menunda atau mencegah timbulnya bau tengik

yang berasal dari minyak dan lemak. Konsentrasi BHT pada formulasi sediaan

topikal yaitu sebesar 0,0075 – 0,1 % (Rowe et al., 2009).

5. Metil paraben

Gambar 5. Struktur metil paraben (Rowe et al., 2009)

Metil paraben (gambar 5) memiliki bentuk serbuk halus, berwarna

putih, tidak berbau, dan memiliki sedikit rasa terbakar. Kelarutan metil paraben

yaitu mudah larut dalam etanol dan eter, sukar larut dalam benzen dan karbon

tetraklorida (Dirjen POM, 1995).

Metil paraben digunakan sebagai pengawet pada produk kosmetik,

makanan, dan sediaan farmasetika. Penggunaan metil paraben pada rentang pH

yang luas akan lebih efektif. Aktivitas antimikroba metil paraben sangat efektif

terhadap yeast dan fungi. Penambahan propilen glikol (2-5%) akan

meningkatkan kemampuan metil paraben sebagai pengawet. Konsentrasi metil

paraben pada formulasi sediaan topikal yaitu sebesar 0,02 – 0,3% (Rowe et al.,

2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

11

6. TEA (Triethanolamine)

Gambar 6. Struktur triethanolamine (TEA) (Rowe et al., 2009)

Triethanolamine (TEA) (gambar 6) berbentuk cairan kental, berwarna

bening hingga kuning muda, bersifat basa dengan pH 10,5, bersifat

higroskopis, titik lebur 20-21oC, memiliki kelarutan pada suhu 20

oC yaitu

TEA dapat bercampur dengan aseton, karbon tetraklorida, metanol, air (Rowe

et al., 2009).

TEA digunakan sebagai alkalizing agent pada sediaan emulsi. TEA

ketika bercampur dengan asam lemak seperti asam stearat atau asam oleat akan

berbentuk sabun anionik dengan pH sekitar 8, di mana dapat digunakan

sebagai emulsifying agent untuk emulsi tipe M/A. Konsentrasi TEA yang

digunakan pada sediaan emulsi yaitu sebesar 2-4% dan asam stearat digunakan

kurang lebih 2-5 kali dari jumlah TEA. Selain itu TEA digunakan dalam

preparasi sediaan analgesik untuk pemakaian topikal, dan juga digunakan

untuk formulasi sediaan sun screen (Rowe et al., 2009).

D. Desain Faktorial

Desain faktorial merupakan metode eksperimental untuk menyimpulkan

dan mengevaluasi secara obyektif mengenai faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kualitas sediaan dan dapat menjelaskan interaksi antar faktor (Bolton and

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

12

Bon, 2010). Metode ini memiliki efisiensi maksimum untuk memperkirakan efek

yang dominan dalam menentukan respon. Selain itu, dapat memungkinkan

mengidentifikasi efek masing-masing faktor, maupun efek interaksi antar faktor

(Muth, 1999).

Desain faktorial dua level berarti ada 2 faktor misalnya A dan B yang

diuji pada dua level berbeda yaitu level rendah dan level tinggi. Desain faktorial

dapat didesain suatu percobaan untuk mengetahui faktor yang dominan

berpengaruh secara signifikan terhadap suatu respon (Bolton and Bon, 2010).

Rancangan penelitian desain faktorial dua faktor dan dua level dapat dilihat pada

tabel I.

Tabel I. Rancangan desain faktorial untuk 2 faktor 2 level

Percobaan Faktor A Faktor B Interaksi

(1) - - +

(a) + - -

(b) - + -

(ab) + + +

(Bolton and Bon, 2010)

Keterangan :

Formula 1 = faktor A pada level rendah dan faktor B pada level rendah

Formula a = faktor A pada level tinggi dan faktor B pada level rendah

Formula b = faktor A pada level rendah dan faktor B pada level tinggi

Formula ab = faktor A pada level tinggi dan faktor B pada level tinggi

Rumus yang digunakan dalam desain faktorial :

Y = b0 + b1(XA) + b2(XB) + b12(XA)(XB).............................................(1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

13

Keterangan :

Y = respon hasil atau sifat yang diamati

XA, XB = level faktor A, level faktor B

b0,b1,b2,b12 = koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan.

Konsep perhitungan efek menurut Bolton and Bon (2010) sebagai

berikut:

Efek faktor A = 𝑎− 1 +{𝑎𝑏−𝑏}

2........................................................................(2)

Efek faktor B = 𝑏− 1 +{𝑎𝑏−𝑎}

2........................................................................(3)

Efek interaksi = 𝑎𝑏−𝑏 +{(1)−𝑎}

2........................................................................(4)

E. HET-CAM

Hen’s Egg Test-Chorioallantoic Membran (HET-CAM) merupakan salah

satu metode alternatif untuk uji iritasi. Metode ini merupakan metode in vitro

untuk mengetahui daya antiinflamasi dan iritasi dari bahan-bahan tertentu

menggunakan chorioallantoic membrane (CAM) yang diperoleh melalui telur

ayam fertil berumur 9 – 10 hari. Chorioallantoic membrane (CAM) merupakan

jaringan yang terdapat pada telur ayam fertil, di mana pada jaringan tersebut

terdapat pembuluh darah seperti arteri dan vena (Cazedey, Carvalho, Fiorentino,

Gremião, and Salgado, 2009).

Tingkat iritasi suatu bahan uji digambarkan dengan Irritation Score (IR).

Hasil ini diperoleh dari profil perubahan pembuluh darah setelah pemberian

perlakuan. Perubahan pembuluh darah yang terlihat pada CAM yaitu timbulnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

14

warna kemerahan pada membran (hemoragi) dan pecahnya pembuluh darah (lisis)

dinyatakan dalam satuan detik, kemudian dikonversikan menjadi Irritation Score

(IR) (Rudianto, 2010). Keuntungan menggunakan metode HET-CAM dari pada

metode lain (Draize) adalah meminimalisir penggunaan hewan uji, tidak perlu

menggunakan ethical clearence di mana dalam mengurus ijin terbilang cukup

sulit, dan mudah dalam pengerjaannya. Kelemahan pada uji iritasi menggunakan

metode Hen’s Egg Test Chorioallantoic Membrane (HET-CAM) yaitu

subyektifitas pada penentuan waktu terjadinya pendarahan dan lisis pada

chorioallantoic membrane.

F. Landasan Teori

Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau

lebih bahan obat yang terdispersi dalam bahan dasar sesuai (Dirjen POM, 1995).

Krim tipe M/A dipilih karena dapat meningkatkan kenyamanan saat diaplikasikan

ke kulit, memberikan rasa lembab di kulit dan mudah dibersihkan.

Surfaktan merupakan salah satu komponen yang penting dalam

pembuatan sediaan krim. Penambahan surfaktan akan menurunkan tegangan

permukaan antar fase. Tween 80 (C64H124O26) merupakan surfaktan non-ionik

yang digunakan sebagai emulsifier pada emulsi tipe minyak dalam air (M/A)

(Mashkevich, 2007).

Humektan merupakan bahan yang memiliki fungsi untuk menjaga

kelembaban sediaan dan mencegah penguapan air saat sediaan diaplikasikan ke

kulit (Aulton, 2002). Propilen glikol digunakan sebagai bahan tambahan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

15

pembuatan kosmetik karena tidak menyebabkan iritasi lokal bila diaplikasikan

pada membran mukosa, subkutan, atau injeksi intramuskular dan telah diteliti

tidak terjadi reaksi hipersensitivitas pada pemakaian 38 % secara topikal (Barel et

al., 2001).

Desain faktorial merupakan metode eksperimental untuk menyimpulkan

dan mengevaluasi secara obyektif mengenai faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kualitas sediaan dan dapat menjelaskan interaksi antar faktor. Desain

faktorial dua level berarti ada 2 faktor misalnya A dan B yang diuji pada dua level

berbeda yaitu level rendah dan level tinggi. Desain faktorial dapat digunakan

untuk mendesain suatu percobaan untuk mengetahui faktor yang dominan

berpengaruh secara signifikan terhadap suatu respon (Bolton and Bon, 2010).

Penelitian ini menggunakan 2 faktor (Tween 80 dan propilen glikol) dan 2 level

(level rendah dan tinggi). Area komposisi optimum dari faktor Tween 80 dan

propilen gliko dapat ditentukan dengan grafik superimposed countour plot.

G. Hipotesis

1. Faktor Tween 80, propilen glikol, atau interaksi kedua faktor pada level yang

diteliti berpengaruh signifikan terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis krim

ekstrak daun jambu biji.

2. Area optimum dari Tween 80 dan propilen glikol dapat diketahui

menggunakan superimposed countour plot.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

metode desain faktorial dengan dua faktor (Tween 80 dan propilen glikol) dan dua

level (level tinggi dan level rendah).

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Komposisi emulsifying agent yaitu Tween 80 dengan level rendah sebesar 2

gram dan level tingginya adalah 4 gram, serta humektan yaitu propilen glikol

dengan level rendah sebesar 10 gram dan level tingginya adalah 11 gram.

2. Variabel tergantung

a. Sifat fisis krim ekstrak daun jambu biji yang meliputi uji organoleptis dan

pH, tipe krim, ukuran droplet, viskositas krim, dan daya sebar.

b. Stabilitas krim yang meliputi pergeseran viskositas dan daya sebar.

3. Variabel pengacau terkendali

Kondisi bahan yang digunakan, lama pengadukan, kecepatan putar mixer, dan

wadah penyimpanan.

4. Variabel pengacau tak terkendali

Kelembaban dan suhu pada saat pembuatan dan penyimpanan sediaan krim.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

17

C. Definisi Operasional

1. Ekstrak daun jambu biji adalah ekstrak yang didapatkan dari ekstraksi daun

jambu biji dengan cara maserasi menggunakan etanol 70%, dilanjutkan

dengan proses pemekatan menggunakan rotary evaporator dan waterbath.

2. Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau

lebih bahan obat terlarut dalam bahan dasar yang sesuai.

3. Surfaktan adalah suatu molekul yang memiliki 2 gugus yaitu gugus polar

yang suka air (hidrofilik) dan gugus non polar yang suka minyak (lipofilik),

dan dapat digunakan sebagai Emulsifying agent.

4. Humektan merupakan bahan yang memiliki fungsi untuk mengontrol

perubahan kelembaban sediaan baik pada saat sediaan tersebut diaplikasikan

ke kulit maupun sediaan tersebut tersimpan dalam kemasannya.

5. Level adalah besarnya faktor yang digunakan. Penelitian ini menggunakan 2

level yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah untuk Tween 80 yaitu

sebesar 2 gram dan level tingginya adalah 4 gram. Level rendah untuk

propilen glikol adalah sebesar 10 gram dan level tingginya adalah 11 gram.

6. Faktor adalah besaran yang dapat mempengaruhi respon. Penelitian ini

menggunakan dua faktor yaitu Tween 80 sebagai emulsifying agent dan

propilen glikol sebagai humektan.

7. Respon adalah hasil percobaan yang akan diamati perubahannya secara

kuantitatif. Respon yang digunakan dalam penelitian ini adalah viskositas

dan daya sebar krim.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

18

8. Sifat fisis adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas fisis

dari sediaan krim ekstrak daun jambu biji, dalam penelitian ini meliputi

organoleptis, pH, tipe krim, daya sebar, viskositas dan ukuran droplet.

9. Stabilitas fisis adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui stabilitas

fisis sediaan krim ekstrak daun jambu biji, dalam penelitian ini meliputi

pergeseran viskositas dan daya sebar.

10. Daya sebar merupakan kemampuan krim ekstrak daun jambu biji untuk

menyebar pada kulit.

11. Viskositas merupakan ukuran kekentalan dari krim ekstrak daun jambu

biji.

12. Desain faktorial merupakan metode rasional untuk menyimpulkan dan

mengevaluasi secara obyektif mengenai faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kualitas sediaan dan dapat menjelaskan interaksi antar faktor.

13. Countour plot merupakan grafik yang digunakan untuk menggambarkan

respon dari sifat fisis krim ekstrak daun jambu biji, di mana didapat dari

persamaan desain faktorial.

14. Superimposed merupakan area perpotongan yang memuat semua arsiran

dalam countour plot yang diprediksi sebagai variasi Tween 80 dan propilen

glikol yang optimal.

D. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk daun jambu

biji (diperoleh dari daerah Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta), Tween

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

19

80 (farmasetis), asam stearat (farmasetis), propilen glikol (farmasetis), butyl

hidroxy toluene (farmasetis), metil paraben (farmasetis), TEA (farmasetis),

aquadest, etanol 70% (teknis), strain bakteri staphylococcus aureus, dan telur

ayam kampung usia 10 hari.

E. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat gelas

(Pyrex Germany), timbangan analitik (Mettler Toledo GB 3002), waterbath,

sendok, pipet tetes, vacum rotary evaporator, thermometer, mixer (Modifikasi

USD), stopwatch, alat uji daya sebar (Modifikasi USD), viscotester seri VT 04

(Rion Japan), maserator, kertas pH universal, mikroskop (merk Olympus CH2-

Japan), dan software R 3.1.1.

F. Tata Cara Penelitian

1. Pembuatan ekstrak daun jambu biji

Sebanyak 100 gram serbuk daun jambu biji ditimbang kemudian

dimasukan ke dalam 5 buah erlenmeyer 1 L. Masing-masing erlenmeyer

ditambahkan pelarut etanol 70% sebanyak 700 ml. Maserasi dengan

menggunakan shaker selama 3 hari dengan kecepatan 200 rpm. Setelah

dimaserasi kemudian disaring dan sisa ampasnya diremaserasi selama 2 hari

dengan perlakukan yang sama seperti maserasi pertama. Hasil saringan dari

maserasi pertama dan hasil remaserasi kemudian digabungkan, lalu dimasukan

ke dalam labu alas bulat dan diuapkan dengan menggunakan vakum rotary

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

20

evaporator pada suhu antara 60-70 oC. Vakum dihentikan apabila sudah tidak

ada pelarut yang menetes lagi. Ekstrak dikeluarkan dari vakum rotary

evaporator kemudian diuapkan dengan menggunakan waterbath. Proses

dihentikan sampai mencapai bobot tetap. Ekstrak daun jambu biji kemudian

disimpan ke dalam almari pendingin.

2. Uji kualitatif senyawa tanin dalam ekstrak daun jambu biji

Sebanyak 2 ml ekstrak daun jambu biji ditambahkan beberapa tetes

FeCl3 sampai terbentuk warna hitam kebiruan. Warna hitam kebiruan

menunjukkan bahwa ekstrak mengandung senyawa tanin.

3. Formula krim

Formula yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada jurnal

“Formulation and Evaluation of an Antibacterial Cream from Oxalis

corniculata Aqueous Extract” (Handali, Hosseini, Ameri, and Moghimipour,

2011).

Tabel II. Formula acuan

(Handali et al., 2011)

Komposisi Jumlah (g)

Fase minyak

Asam stearat

Spermaceti

Setil alkohol

1

0,5

0,5

Fase air

Gliserin

Triethanolamine

Benzyl alcohol

aquadest

O. corniculata extract

0,5

0,2

0,2

7

0,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

21

Penelitian ini menggunakan 2 faktor yaitu Tween 80 dan propilen glikol

dengan 2 level yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah untuk Tween 80

sebesar 2 gram dan level tinggi Tween 80 sebesar 4 gram. Level rendah untuk

propilen glikol sebesar 10 gram dan level tinggi propilen glikol sebesar 11 gram.

Formula dengan desain faktorial yang digunakan dalam penelitian ini tersaji

dalam tabel III.

Tabel III. Formula krim ekstrak daun jambu biji

Komposisi

Formula (g)

F1(g) FA(g) FB(g) FAB(g)

Ekstrak daun jambu

biji

5 5 5 5

Asam stearat 20 20 20 20

Tween 80 2 4 2 4

Butylated hydroxyl

toluene

0,02 0,02 0,02 0,02

Propilen glikol 10 10 11 11

Triethanolamine 2 2 2 2

Methyl paraben 0,2 0,2 0,2 0,2

Aquadest 60 60 60 60

4. Pembuatan krim

Pertama-tama fase minyak (asam stearat dan butylated hydroxyl

toluene) dan fase air (propilen glikol, Tween 80, triethanolamine, dan metil

paraben) masing-masing dipanaskan pada suhu 70oC. Fase minyak dicampur

dengan fase air ke dalam mortir hangat, kemudian ditambahkan aquadest

hangat lalu diaduk menggunakan mixer hingga homogen dan terbentuk masa

krim. Ekstrak daun jambu biji ditambahkan ke dalam campuran tersebut dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

22

dihomogenkan menggunakan mixer selama 1,5 menit. Krim dimasukkan ke

dalam kemasan.

5. Uji sifat fisis dan stabilitas fisis krim

a. Uji organoleptis dan pH

Uji organoleptis dilakukan dengan cara mengamati warna dan bau dari

krim 48 jam setelah pembuatan. Pengukuran pH dilakukan dengan

menggunakan indikator pH universal dengan cara memasukkan pH universal

ke dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji dan membandingkan warnanya

dengan standar.

b. Uji tipe krim

Sebanyak 0,5 g krim ekstrak daun jambu biji dimasukkan ke dalam

gelas beker dan diencerkan dengan 2 ml aquadest. Campuran diaduk kemudian

ditambah dengan 2 tetes methylene blue. Warna campuran diamati. Bagian

yang berwarna biru menunjukkan fase air sedangkan bagian yang tidak

berwarna merupakan fase minyak.

c. Uji daya sebar

Sebanyak 1 g krim diletakkan di tengah horizontal plate, kemudian

diletakkan pemberat 125 gram di atasnya dan didiamkan selama 1 menit.

Diameter penyebaran krim diukur selama 48 jam setelah pembuatan, 7 hari, 14

hari, 21 hari dan 28 hari.

d. Uji viskositas

Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viscotester Rion

VT-04. Krim dimasukan ke dalam wadah dan dipasang pada viscotester Rion

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

23

VT-04. Nilai viskositas krim ditunjukkan oleh jarum penunjuk saat viscotester

dinyalakan. Pengujian dilakukan selama 48 jam, 14 hari, 7 hari, 21 hari dan 28

hari.

e. Uji ukuran droplet

Sejumlah krim dioleskan pada gelas objek kemudian ditutup

menggunakan kaca penutup, setelah itu diletakkan dibawah mikroskop. Ukuran

droplet yang terdispersi dalam krim diamati sebanyak 500 droplet.

f. Uji iritasi

Uji iritasi dilakukan menggunakan metode HET-CAM (Hen’s Egg

Test on the Chorioallantoic Membrane). Uji ini menggunakan telur ayam yang

berusia 10 hari. Cangkang telur yang berisi rongga udara dibuka secara hati-

hati. Setelah cangkang dibuka, Chorioallantoic Membrane (CAM) dicuci atau

dibilas menggunakan NaCl 0,9%. NaCl 0,9 % digunakan sebagai kontrol

negatif, sedangkan kontrol positifnya yaitu NaOH 0,1N. Pejankan 0,3 ml

NaOH 0,1 N, NaCl 0,9% , dan sediaan krim (F1, FA, FB, dan FAB) pada

masing-masing telur. Pemejanan dilakukan pada bagian Chorioallantoic

Membrane (CAM), Kemudian catat waktu ketika terjadinya pendarahan

(hemorrhage), lisis (lysis), dan koagulasi (coagulation) pada Chorioallantoic

Membrane (CAM) setelah diberikan paparan sediaan selama 5 menit.

Data yang diperoleh kemudian dilakukan perhitungan Irritation Score

(IS) dengan menggunakan rumus :

Irritation Score (IS) = 301−𝐻𝑇

300 𝑥 5 +

301−𝐿𝑇

300 𝑥 7 +

301−𝐶𝑇

300 𝑥 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

24

Keterangan :

HT (Hemorrhage time)= waktu pertama kali pembuluh darah mengalami

perdarahan (detik).

LT (Lysis time) = waktu pertama kali lisis pada pembuluh darah (detik).

CT (Coagulation time) = waktu pertama kali koagulasi protein pada membran

(detik).

Hasil perhitungan kemudian dicocokan pada tabel IV untuk

mengetahui kategori iritasi.

Tabel IV. Indeks iritasi primer uji HET-CAM

Irritation Score Kategori

0 - 0,9 Tidak mengiritasi

1 - 4,9 Sedikit mengiritasi

5 - 8,9 Cukup mengiritasi

9 - 21 Sangat mengiritasi

(Cazedey et al., 2009)

g. Uji Antibakteri

1) Pembuatan stok bakteri Staphylococcus aureus

Sebanyak 7,6 gram media Muller Hinton Agar (MHA) disuspensikan

ke dalam 200 mL aquadest. Sebanyak 5 ml media MHA dimasukan ke dalam

tabung reaksi, kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf suhu 121oC

selama 15 menit. Setelah steril, tabung reaksi disimpan pada kemiringan 30-45o

dan media dibiarkan memadat. Sebanyak 1 ose biakan murni Staphylococcus

aureus diambil, lalu diinokulasikan pada media agar miring secara zig-zag dan

diinkubasi selama 48 jam pada suhu suhu 37oC.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

25

2) Pembuatan suspensi bakteri Staphylococcus aureus

Sebanyak 1 ose koloni bakteri Staphylococcus aureus dari stok bakteri

dimasukan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9%. Kekeruhan suspensi

bakteri disesuaikan dengan kekeruhan standard 0,5 Mcfarland (1,5x108

CFU/mL).

3) Pengujian potensi antibakteri ekstrak daun jambu biji

Sebanyak 2 media MHA steril disiapkan ke dalam cawan petri lalu

tunggu hingga memadat. Suspensi bakteri Staphylococcus aureus dimasukan

ke media MHA yang telah memadat dengan menggunakan cotton bud steril.

Oleskan suspensi bakteri tersebut dengan merata. Media MHA yang telah

dioleskan suspensi bakteri, dibuat lubang sumuran dengan menggunakan

pelubang sumuran. Media MHA pertama digunakan untuk uji ekstrak daun

jambu biji, sedangkan media MHA kedua digunakan untuk uji kontrol negatif

(aquadest).

Ekstrak daun jambu biji yang telah diencerkan hingga konsentrasi 5%

dan air sebagai kontrol negatif, diambil menggunakan spuit dan diletakan ke

dalam masing-masing lubang sumuran. Inkubasi kedua media selama 24 jam

pada suhu 37oC di dalam inkubator. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.

G. Analisis Hasil

Data dari hasil pengukuran sifat fisis (viskositas dan daya sebar) dan

stabilitas (pergeseran viskositas dan daya sebar) diuji statistik untuk mengetahui

signifikansi dari faktor Tween 80, propilen glikol, serta interaksi keduanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

26

terhadap sifat fisis dan stabilitas fisis krim ekstrak daun jambu biji (Psidium

guajava L.).

Uji statistik yang dilakukan yaitu Shapiro-Wilk untuk mengetahui

normalitas distribusi data. Jika p-value lebih besar dari 0,05 maka data

terdistribusi normal dan jika p-value kurang dari 0,05 data tidak terdistribusi

normal. Uji Levene’s Test untuk mengetahui kesamaan varian, jika nilai Pr (>F)

lebih besar daripada 0,05 berarti data memiliki kesamaan varian dan jika nilai Pr

(>F) kurang dari 0,05 berarti data tidak memiliki kesamaan varian. Uji statistik

berikutnya adalah uji ANAVA dengan taraf kepercayaan 95%, jika nilai Pr (>F)

kurang dari 0,05 berarti data berbeda bermakna dan jika nilai Pr(>F) lebih dari

0,05 berarti data berbeda tidak bermakna.

Uji tersebut dilakukan jika memenuhi syarat uji parametrik. Apabila

tidak memenuhi syarat tersebut maka akan dilanjutkan uji Kruskal-Wallis dengan

post hoc Wilcoxon. Uji Kruskal-Wallis dilakukan dengan membandingkan

keempat kelompok formula untuk mengetahui variasi Tween 80 dan propilen

glikol memberikan pengaruh signifikan atau tidak. Uji Wilcoxon dilakukan

dengan membandingkan dua kelompok formula yang memiliki nilai yang sama

pada salah satu faktor. Apabila dalam analisis data didapatkan hasil p-value

kurang dari 0,05 berarti data berbeda bermakna. Sebaliknya, jika p-value lebih

dari 0,05 berarti data berbeda tidak bermakna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

27

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Ekstrak Daun Jambu Biji

Pada penelitian ini serbuk daun jambu biji diperoleh dari Merapi Farma

Herbal Yogyakarta. Serbuk yang diperoleh harus dilakukan determinasi tanaman,

hal ini bertujuan untuk mengetahui keaslian tanaman tersebut dan kebenaran dari

spesies tanaman yang digunakan. Adapun langkah determinasi yaitu dengan

membandingkan ciri-ciri morfologi tanaman dengan kunci determinasi pada Flora

of Java (Backer and Bakhuizen, 1963). Serbuk daun jambu biji yang digunakan

pada penelitian ini tidak dilakukan determinasi, karena telah memiliki sertifikat

dari Merapi Farma Herbal mengenai keaslian dan kebenaran spesies tanaman

yang digunakan (lampiran 1).

Pembuatan ekstrak daun jambu biji dilakukan dengan metode ekstraksi

maserasi, yaitu dengan cara merendam serbuk daun jambu biji dengan

menggunakan pelarut etanol 70%. Kandungan aktif yang terdapat di dalam daun

jambu biji yang memiliki efek antibakteri yaitu tanin. Tanin merupakan senyawa

yang bersifat polar dan dalam metode ekstraksinya digunakan pelarut etanol yang

bersifat semipolar. Proses penyarian senyawa tanin tidak menggunakan pelarut

polar contohnya air karena mudah ditumbuhi bakteri dan dapat terjadi reaksi

enzimatik. Pelarut etanol 70% digunakan karena aman, lebih mudah dalam proses

pemekatan, dan mikroba lebih sulit untuk tumbuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

28

Tahap selanjutnya yaitu proses pemekatan dengan menggunakan vacuum

rotary evaporator. Proses pemekatan bertujuan untuk menguapkan pelarut etanol

70% sehingga didapatkan ekstrak kental daun jambu biji. Suhu vacuum rotary

evaporator yang digunakan yaitu 60oC - 70

oC. Vacuum rotary evaporator

dihentikan apabila sudah terbentuk ekstrak kental dan tidak ada pelarut yang

menetes lagi. Ekstrak kental yang didapat kemudian dipanaskan di atas waterbath

dengan suhu 60oC - 70

oC. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan sisa pelarut

yang mungkin masih terjebak di dalam ekstrak dan juga untuk memperoleh bobot

tetap ekstrak daun jambu biji. Ekstrak daun jambu biji yang diperoleh dari tiap

proses kemudian dihitung rendemennya. Rata-rata rendemen yang diperoleh yaitu

sebesar 17,93 %.

(i) (ii)

Gambar 7. Hasil uji kualitatif ekstrak daun jambu biji (i) sebelum diberi reagen

FeCl3 dan (ii) sesudah diberi reagen FeCl3

Ekstrak daun jambu biji yang diperoleh kemudian dilakukan uji kualitatif

dengan menggunakan reagen FeCl3. Tujuan uji kualitatif ini yaitu untuk melihat

apakah ekstrak daun jambu biji mengandung senyawa tanin atau tidak. Ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

29

yang mengandung senyawa tanin ditunjukkan dengan berubahnya warna ekstrak

yang awalnya berwarna coklat menjadi berwarna hitam kebiruan.

Gambar 7 menunjukkan bahwa terjadi perubahan warna ekstrak daun

jambu biji setelah diberi perlakuan FeCl3. Hal tersebut menunjukkan bahwa

ekstrak daun jambu biji memiliki kandungan senyawa tanin.

Uji kualitatif tanin ekstrak daun jambu biji juga dilakukan di LPPT

Universitas Gadjah Mada. Adapun metode yang digunakan yaitu kromatografi

lapis tipis (KLT). Tujuan dilakukan uji kualitatif tanin di LPPT yaitu untuk

memastikan lebih lanjut terkait kandungan senyawa tanin dengan menggunakan

metode yang lebih akurat. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji

mengandung senyawa tanin.

Uji kadar air serbuk daun jambu biji juga dilakukan di LPPT Universitas

Gadjah Mada. Adapun metode yang digunakan yaitu gravimetri. Uji kadar air

dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat pada serbuk daun jambu biji.

Syarat kadar air yang terdapat dalam serbuk yaitu kurang dari 10 %. Hasil uji

menunjukkan bahwa kadar air serbuk daun jambu biji yaitu sebesar 8,42 %,

sehingga memenuhi persyaratan kadar air sebuk. Laporan mengenai hasil uji

kualitatif tanin dan kadar air serbuk daun jambu biji dapat dilihat pada lampiran 2.

B. Uji Antibakteri Ekstrak Daun Jambu Biji

Tujuan uji antibakteri yaitu untuk mengetahui kemampuan daya

antibakteri dari ekstrak daun jambu biji. Uji daya antibakteri pada penelitian ini

menggunakan metode difusi sumuran karena sampel ekstrak daun jambu biji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

30

berbentuk cair. Bakteri yang digunakan pada uji daya antibakteri yaitu

Staphylococcus aureus. Kemampuan daya antibakteri dari ekstrak daun jambu biji

dapat ditunjukan dengan terbentuk zona hambat atau zona jernih di sekitar lubang

sumuran.

(i) (ii)

Gambar 8. Hasil Uji Antibakteri Ekstrak Daun Jambu Biji (i) kontrol negatif dan

(ii) ekstrak daun jambu biji

Gambar 8 (i) kontrol negatif tidak membentuk zona jernih atau zona

hambat, Sedangkan gambar 8 (ii) terbentuk zona hambat atau zona jernih disekitar

lubang sumuran. Hal ini mengindikasikan bahwa ekstrak daun jambu biji

memiliki kemampuan daya antibakteri. Luas zona hambat pada ekstrak daun

jambu biji sebesar 2,253 cm2.

Daya antibakteri ini disebabkan oleh adanya senyawa tanin yang terdapat

di dalam ekstrak daun jambu biji. Tanin merupakan komponen utama dalam daun

jambu biji, karena jumlahnya yang lebih banyak dari pada senyawa lain yaitu

sekitar 9 – 12%. Mekanisme antibakteri dari senyawa tanin yaitu dengan cara

presipitasi protein, inaktivasi enzim, destruksi atau inaktivasi materi genetik

(Rosidah and Afizia, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

31

C. Pembuatan Krim Ekstrak Daun Jambu Biji

Krim yang dibuat memiliki tipe minyak dalam air (M/A). Pemilihan krim

tipe M/A karena mudah diaplikasikan ke permukaan kulit, memberikan rasa

lembab di kulit, mudah dibersihkan dengan air, dan tidak menimbulkan rasa

lengket. Eksipien yang digunakan untuk sediaan semisolid topikal memegang

peranan penting, yaitu meningkatkan kelarutan zat aktif, permeasi obat serta

meningkatkan stabilitas obat dan formulasi, meningkatkan aspek estetika sediaan,

mencegah kontaminasi dan pertumbuhan mikroba, mengatur pelepasan (Heather

and Adam, 2012).

Sebelum melakukan optimasi formula, hal pertama yang dilakukan

adalah melakukan orientasi formula. Tujuan orientasi formula yaitu untuk

menentukan besaran level rendah dan level tinggi pada faktor Tween 80 dan

propilen glikol. Selain itu untuk melihat apakah respon yang diteliti mampu

memberikan perubahan pada respon daya sebar dan viskositas.

Gambar 9 dan gambar 10 menunjukkan bahwa jumlah Tween 80 yang

diberikan menyebabkan perubahan respon viskositas dan daya sebar krim. Daerah

irisan dari kedua grafik yakni antara 2-4 gram. Berdasarkan hasil tersebut, dipilih

level rendah Tween 80 yaitu 2 gram, dan level tingginya yaitu 4 gram. Gambar 11

dan gambar 12 menunjukkan bahwa jumlah propilen glikol yang diberikan

menyebabkan perubahan pada respon viskositas dan daya sebar krim. Daerah

irisan dari kedua grafik yakni antara 10-11 gram. Berdasarkan hasil tersebut,

dipilih level rendah propilen glikol yaitu 10 gram, dan level tingginya yaitu 11

gram.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

32

Gambar 9. Grafik orientasi pengaruh jumlah Tween 80 terhadap viskositas krim

Gambar 10. Grafik orientasi pengaruh jumlah Tween 80 terhadap daya sebar krim

108

110

112

114

116

118

120

122

124

126

0 1 2 3 4 5 6 7

Vis

ko

sita

s (d

.Pa

.s)

Jumlah Tween 80 (g)

Pengaruh Tween 80 terhadap viskositas krim

5.6

5.7

5.8

5.9

6.0

6.1

6.2

0 1 2 3 4 5 6 7

Da

ya

seb

ar

(cm

)

Jumlah Tween 80 (g)

Pengaruh Tween 80 terhadap daya sebar krim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

33

Gambar 11. Grafik orientasi pengaruh jumlah propilen glikol terhadap viskositas

krim

Gambar 12. Grafik orientasi pengaruh jumlah propilen glikol terhadap daya sebar

krim

104

106

108

110

112

114

116

118

120

122

124

0 2 4 6 8 10 12

Vis

ko

sita

s (d

.Pa

.s)

Jumlah propilen glikol (g)

Pengaruh propilen glikol terhadap viskositas krim

5.3

5.4

5.5

5.6

5.7

5.8

5.9

6.0

0 2 4 6 8 10 12

Da

ya

Seb

ar (

cm

)

Jumlah propilen glikol (g)

Pengaruh propilen glikol terhadap daya sebar krim

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

34

Proses pembuatan krim diawali dengan mencampurkan bahan-bahan

sesuai dengan fasenya. Fase minyak terdiri dari asam stearat dan BHT, sedangkan

fase air terdiri dari metil paraben, Tween 80, propilen glikol, dan TEA. Masing-

masing fase kemudian dilelehkan pada suhu 70oC di atas waterbath. Langkah

berikutnya mencampurkan fase minyak dengan fase air dalam mortir hangat,

kemudian diaduk dengan menggunakan mixer dengan kecepatan konstan. Tujuan

menggunakan mortir hangat untuk mencegah pembekuan segera. Aquadest

ditambahkan saat pengadukan berlangsung. Ekstrak daun jambu biji ditambahkan

ketika masa krim terbentuk. Krim ekstrak daun jambu biji disimpan dalam wadah

tertutup.

D. Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Fisis Krim Ekstrak Daun Jambu Biji

1. Uji organoleptis dan pH

Krim ekstrak daun jambu biji yang telah diformulasi kemudian

dilakukan uji organoleptis dan pH. Aspek yang diamati dari uji organoleptis

meliputi warna, bau, dan homogenitas krim. Uji organoleptis penting dilakukan

karena erat kaitannya dengan acceptability dari krim itu sendiri. Hasil

pengamatan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel V.

Tabel V. Hasil uji organoleptis dan pH sediaan krim ekstrak daun jambu biji

Kriteria Formula F1 Formula FA Formula FB Formula FAB

Warna Coklat

Keemasan

Coklat

Keemasan

Coklat

Keemasan

Coklat

Keemasan

Bau Khas Khas Khas Khas

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen

pH 6 6 6 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

35

Tabel V menunjukan bahwa sediaan krim ekstrak daun jambu biji

yang dihasilkan memiliki warna coklat – keemasan, bau yang khas, dan

homogen. Hasil uji pH menunjukkan bahwa sediaan krim ekstrak daun jambu

biji memiliki pH yang seragam yaitu 6. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

krim yang dibuat sesuai dengan pH kulit yaitu 5 – 6,5. Nilai pH pada krim

sangat berpengaruh terhadap potensi iritasi pada kulit. Apabila nilai pH

tersebut melebihi atau kurang dari kriteria pH kulit, maka akan menyebabkan

iritasi pada kulit. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sediaan krim

ekstrak daun jambu biji yang dibuat tidak menimbulkan iritasi.

2. Uji tipe krim

Uji tipe krim bertujuan untuk mengetahui tipe krim yang dihasilkan

dari formulasi sediaan krim ekstrak daun jambu biji. Tipe krim yang

diharapkan pada penelitian ini adalah minyak dalam air (M/A). Hasil uji tipe

krim dapat dilihat pada tabel VI.

Tabel VI. Hasil uji tipe krim dari sediaan krim ekstrak daun jambu biji

Formula Tipe Krim

R1 R2 R3

F1 M/A M/A M/A

FA M/A M/A M/A

FB M/A M/A M/A

FAB M/A M/A M/A

Tabel VI menunjukkan bahwa sediaan krim ekstrak daun jambu biji

memiliki tipe krim M/A. Gambar mengenai hasil uji tipe krim dapat dilihat

pada lampiran 8.4. Pengujian tipe krim dilakukan dengan menggunakan reagen

methylene blue. Penambahan reagen methylene blue pada krim tipe M/A akan

menyebabkan fase luar berwarna biru, sedangkan pada fase dalam tidak akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

36

berwarna. Hal tersebut dikarenakan methylene blue larut air sehingga fase luar

yaitu air akan berwarna biru. Pengamatan melalui mikroskop menunjukkan

secara jelas bahwa fase luar dari droplet krim akan berwarna biru setelah

penambahan reagen methylene blue.

3. Uji ukuran droplet

Uji ukuran droplet untuk mengetahui distribusi ukuran partikel yang

terdapat pada sediaan krim ekstrak daun jambu biji. Droplet krim dari tiap

formula diukur sebanyak 500 partikel dengan menggunakan mikroskop.

Sebelum melakukan uji ukuran droplet terlebih dahulu dilakukan kalibrasi.

Tujuan kalibrasi yaitu untuk mengetahui ukuran sebenarnya dari droplet krim

yang diukur. Ukuran sebenarnya dari droplet akan diketahui setelah nilai

kalibrasi dari mikoskop tersebut dikalikan dengan ukuran droplet yang terlihat

di mikroskop. Hasil uji ukuran droplet krim dapat dilihat pada tabel VII.

Tabel VII. Hasil uji ukuran droplet

Formula Ukuran Droplet (μm)

R1 R2 R3 (x̅ ± SD)

F1 52,6 51,6 52,7 52,3 ± 0,6

FA 46,0 42,4 48,4 45,6 ± 3,0

FB 54,8 51,0 55,0 53,6 ± 2,2

FAB 45,6 50,2 56,5 50,7 ± 5,5

Tabel VII menunjukkan bahwa rata-rata ukuran droplet yang diperoleh dari

tiap formula berkisar 45,6 – 53,6 μm. Menurut Gupta dan Garg (2002) kisaran

ukuran droplet dari krim konvensional yaitu 10 – 100 μm. Berdasarkan hasil

yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa krim ekstrak daun jambu biji

memiliki ukuran droplet yang sesuai dengan rentang standar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

37

4. Uji viskositas

Viskositas merupakan tahanan sediaan untuk mengalir. Semakin

tinggi viskositas suatu sediaan maka tahanan untuk mengalir akan semakin

tinggi. Viskositas dapat menjadi indikator perubahan stabilitas fisis dari suatu

sediaan (Heather and Adam, 2012). Viskositas sediaan krim yang baik berada

pada rentang 100 – 150 d.Pa.s. Pengamatan viskositas pada sediaan krim

ekstrak daun jambu biji dilakukan pada 48 jam, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28

hari. Pengamatan awal dilakukan pada 48 jam setelah pembuatan krim, untuk

menghindari pengaruh suhu dan pengadukan saat pembuatan krim, Sehingga

pada saat pengamatan krim diasumsikan telah membentuk sistem yang stabil.

Tabel VIII. Viskositas (x̅ ± SD) krim ekstrak daun jambu biji selama

penyimpanan

Formula Viskositas (d.Pa.s)

48 jam 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

F1 133 ± 7,6 121 ± 7,6 108 ± 7,6 88 ± 7,6 53 ± 5,7

FA 103 ± 5,7 95 ± 5,0 93 ± 15,3 81 ± 12,6 73 ± 11,5

FB 130 ± 5,0 116 ± 15,3 98 ± 10,4 83 ± 11,5 66 ± 5,7

FAB 105 ± 8,6 101 ± 7,6 96 ± 5,7 86 ± 5,7 76 ± 5,7

Tabel VIII menunjukkan viskositas sediaan krim pada waktu

pengamatan 48 jam, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Data tabel VIII

menunjukkan bahwa viskositas pada 48 jam setelah pembuatan masuk ke

dalam rentang viskositas.

Pergeseran viskositas merupakan parameter untuk menentukan

stabilitas fisis krim ekstrak daun jambu biji. Pergeseran viskositas diukur

dengan cara membandingkan viskositas sediaan penyimpanan 1 bulan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

38

viskositas sediaan penyimpanan 48 jam. Kriteria pergeseran viskositas yaitu

kurang dari 10 % (Wiranata, 2011).

Gambar 13. Grafik pergeseran viskositas krim ekstrak daun jambu biji

Gambar 13 menunjukkan terjadinya penurunan grafik, artinya bahwa

telah terjadi penurunan viskositas selama rentang waktu penyimpanan.

Lampiran 5.5 menunjukan pergeseran viskositas tidak sesuai dengan kriteria.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sediaan krim

ekstrak daun jambu biji tidak stabil selama penyimpanan 28 hari. Hasil statistik

menunjukan bahwa Tween 80 berpengaruh terhadap pergeseran viskositas. Hal

ini mungkin disebabkan Tween 80 kurang stabil pada penyimpanan 28 hari,

sehingga kemampuannya sebagai surfaktan menurun. Surfaktan berperan

penting terhadap viskositas dan daya sebar suatu sediaan. Penggunaan

surfaktan dapat meningkatkan viskositas dan menurunkan daya sebar. Ketika

0

20

40

60

80

100

120

140

0 10 20 30

Vis

ko

sita

s (d

.Pa

.s)

Waktu penyimpanan (hari)

Grafik pergeseran viskositas

F1

FA

FB

FAB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

39

kemampuan surfaktan menurun maka akan menurunkan viskositas dan

meningkatkan daya sebar.

Hal yang mungkin terjadi yaitu adanya peristiwa creaming yang

menyebabkan flokulasi droplet-droplet fase terdispers, sehingga ketahanan

untuk mengalir menurun. Selain itu, sifat alir krim yang pseudoplastik dapat

menjadi penyebab viskositas sediaan menurun. Ciri dari sifat alir pseudoplastik

yaitu adanya shearing stress (pengadukan) akan menyebabkan molekul yang

awalnya tersusun tidak beraturan akan mengalami rearrangement membentuk

susunan molekul dengan arah yang lebih rapi, sehingga akan mengurangi

tahanan alir.

5. Uji daya sebar

Daya sebar menunjukkan kemampuan sediaan untuk menyebar pada

saat diaplikasikan pada permukaan kulit. Daya sebar yang baik untuk suatu

sediaan krim berada pada rentang 5-7 cm. Daya sebar berbanding terbalik

dengan viskositas. Semakin besar viskositas suatu sediaan, maka semakin kecil

daya sebar (Garg, Aggarwal, and Singla, 2002). Pengamatan daya sebar

sediaan krim ekstrak daun jambu biji dilakukan pada 48 jam, 7 hari, 14 hari, 21

hari, dan 28 hari. Pengamatan daya sebar dilakukan pada 48 jam setelah

pembuatan krim, untuk menghindari pengaruh suhu dan pengadukan saat

pembuatan krim. Sehingga pada saat pengamatan krim diasumsikan telah

membentuk sistem yang stabil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

40

Tabel IX. Daya sebar (x̅ ± SD) krim ekstrak daun jambu biji selama

penyimpanan

Formula Daya sebar (cm)

48 jam 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari

F1 5,9 ± 0,1 6,9 ± 0,4 7,5 ± 0,3 7,1 ± 0,2 7,5 ± 0,2

FA 6,7 ± 0,2 6,7 ± 0,4 7,0 ± 0,5 7,3 ± 0,2 7,3 ± 0,2

FB 5.9 ± 0,2 6,8 ± 0,1 7,3 ± 0,5 7,3 ± 0,1 7,2 ± 0,2

FAB 6,7 ± 0,1 6,8 ± 0,2 7,1 ± 0,3 7,5 ± 0,1 7,4 ± 0,3

Tabel IX merupakan rata-rata daya sebar dari sediaan krim yang

diukur pada waktu pengamatan 48 jam, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari.

Data tabel IX menunjukkan bahwa daya sebar pada 48 jam setelah pembuatan

masuk ke dalam rentang daya sebar.

Pergeseran daya sebar merupakan salah satu faktor untuk menentukan

stabilitas fisis dari sediaan krim ekstrak daun jambu biji. Pergeseran daya sebar

diukur dengan membandingkan daya sebar sediaan pada penyimpanan 28 hari

dengan daya sebar penyimpanan 48 jam. Kriteria pergeseran daya sebar yaitu

kurang dari 10 %.

Gambar 14. Grafik pergeseran daya sebar krim ekstrak daun jambu biji

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

0 5 10 15 20 25 30

Da

ya

seb

ar

(cm

)

Waktu penyimpanan (hari)

Grafik pergeseran daya sebar

F1

FA

FB

FAB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

41

Gambar 14 menjelaskan bahwa terjadi peningkatan daya sebar krim.

Hal tersebut terlihat bahwa grafik yang semakin naik seiring dengan lama

penyimpanan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa

sediaan krim ekstrak daun jambu biji tidak stabil selama penyimpanan 28 hari.

Lampiran 5.6 menunjukan pergeseran daya sebar tidak sesuai dengan kriteria

Hasil statistik menunjukan bahwa Tween 80 berpengaruh terhadap pergeseran

daya sebar. Hal ini mungkin disebabkan Tween 80 kurang stabil pada

penyimpanan 28 hari, sehingga kemampuannya sebagai surfaktan menurun.

Surfaktan berperan penting terhadap daya sebar dan viskositas suatu sediaan.

Penggunaan surfaktan dapat meningkatkan viskositas dan menurunkan daya

sebar. Ketika kemampuan surfaktan menurun maka akan menurunkan

viskositas dan meningkatkan daya sebar.

Hal yang mungkin terjadi yaitu adanya peristiwa creaming yang

menyebabkan flokulasi droplet-droplet fase terdispers, sehingga ketahanan

untuk mengalir menurun dan daya sebar meningkat. Selain itu, sifat alir krim

yang pseudoplastik dapat menjadi penyebab viskositas sediaan menurun. Ciri

dari sifat alir pseudoplastik yaitu adanya shearing stress (pengadukan) akan

menyebabkan molekul yang awalnya tersusun tidak beraturan akan mengalami

rearrangement membentuk susunan molekul dengan arah yang lebih rapi,

sehingga akan mengurangi tahanan alir dan meningkatkan daya sebar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

42

E. Pengaruh Tween 80 dan Propilen Glikol terhadap Sifat Fisis dan

Stabilitas Fisis Krim Ekstrak Daun Jambu Biji

1. Viskositas

Viskositas merupakan tahanan sediaan untuk mengalir. Viskositas

memiliki peranan penting dalam stabilitas dari suatu sediaan. Data yang

diperoleh kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan program R

3.1.1. Uji statistik yang dilakukan pertama kali yaitu uji Shapiro-Wilk. Uji

Shapiro-Wilk menunjukkan apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak.

Tabel X . Uji Shapiro-Wilk untuk respon viskositas

Formula p-value

F1 0,6369

FA 2,2 e-16

FB 1

FAB 2,2 e-16

Berdasarkan hasil uji statistik, data formula F1 dan FB memiliki nilai

p-value lebih dari 0,05, Sedangkan formula FA dan FAB memiliki nilai p-

value kurang dari dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data untuk respon

viskositas tidak normal.

Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis didapatkan p-value kurang dari

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variasi jumlah Tween 80 dan propilen glikol

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ke-empat formula krim untuk

respon viskositas. Uji statistik dilanjutkan dengan uji Wilcoxon yaitu dengan

membandingkan dua kelompok formula yang memiliki nilai yang sama pada

salah satu faktor. Hasil uji Wilcoxon dapat dilihat pada tabel XI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

43

Tabel XI. Hasil uji Wilcoxon untuk melihat pengaruh variasi propilen glikol

terhadap respon viskositas

Formula p-value Keterangan Kesimpulan

F1 : FB 0,6531 Berbeda tidak bermakna Tidak ada pengaruh

FA : FAB 1 Berbeda tidak bermakna Tidak ada pengaruh

Formula F1 dibandingkan dengan formula FB untuk melihat pengaruh

propilen glikol pada level rendah Tween 80. Jumlah Tween 80 pada formula

F1 dan FB sama yaitu sebanyak 2 gram. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan

bahwa formula F1 yang dibandingkan dengan formula FB berbeda tidak

bermakna. Hasil tersebut dapat dilihat dari p-value F1 : FB lebih besar daripada

0,05. Pada uji Wilcoxon, data dikatakan berbeda bermakna ketika hasil p-value

kurang dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada level rendah Tween 80,

propilen glikol tidak memberikan pengaruh terhadap viskositas sediaan krim

ekstrak daun jambu biji.

Pengaruh propilen glikol pada level tinggi Tween 80 dilihat dengan

membandingkan fomula FA dan formula FAB. Jumlah Tween 80 pada kedua

formula sama yaitu 4 gram. Hasil menunjukkan bahwa formula FA : FAB

berbeda tidak bermakna, karena p-value lebih dari 0,05. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pada level tinggi Tween 80, propilen glikol tidak memberikan pengaruh

terhadap viskositas krim ekstrak daun jambu biji.

Tabel XII. Hasil uji Wilcoxon untuk melihat pengaruh variasi tween 80 terhadap

respon viskositas

Formula p-value Keterangan Kesimpulan

F1: FA 0,07652 Berbeda tidak bermakna Tidak ada pengaruh

FB : FAB 0,07652 Berbeda tidak bermakna Tidak ada pengaruh

Formula F1 dibandingkan dengan formula FA untuk melihat pengaruh

dari Tween 80 pada level rendah propilen glikol. Sedangkan, formula FB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

44

dibandingkan dengan formula FAB untuk melihat pengaruh dari Tween 80

pada level tinggi propilen glikol. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa F1 :

FA dan FB : FAB memiliki nilai p-value lebih besar dari 0,05. Uji Wilcoxon

dikatakan bahwa data berbeda bermakna jika p-value lebih kecil dari 0,05. Jadi

dapat disimpulkan bahwa level rendah propilen glikol, Tween 80 tidak

memberikan pengaruh pada viskositas krim ekstrak daun jambu biji dan level

tinggi propilen glikol, Tween 80 juga tidak memberikan pengaruh terhadap

viskositas krim ekstrak daun jambu biji.

2. Pergeseran viskositas

Data pergeseran viskositas diolah secara statistik dengan

menggunakan program R 3.1.1. Uji statistik yang dilakukan pertama kali yaitu

uji Shapiro-Wilk. Uji Shapiro-Wilk menunjukkan apakah suatu data

berdistribusi normal atau tidak.

Tabel XIII. Uji Shapiro-Wilk untuk respon pergeseran viskositas

Formula p-value

F1 0,9811

FA 0,7014

FB 0,6661

FAB 0,06959

Berdasarkan tabel XIII menunjukkan bahwa p-value lebih dari 0,05,

artinya keempat formula memiliki data yang normal.

Tabel XIV. Uji Levene’s test untuk respon pergeseran viskositas

Respon Pr(>F)

Pergeseran viskositas 0,5521

Uji berikutnya yaitu levene’s test untuk mengetahui kesamaan varian.

Jika nilai Pr (>F) lebih besar daripada 0,05 berarti data memiliki kesamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

45

varian dan jika nilai Pr (>F) kurang dari 0,05 berarti data tidak memiliki

kesamaan varian. Berdasarkan tabel XIV menghasilkan Pr(>F) lebih dari 0,05,

artinya data memiliki kesamaan varian.

Tabel XV. Hasil uji ANAVA respon pergeseran viskositas

Faktor Df Sum of square Mean square F Pr(>F)

Tween

80 1

2099,60 2099,60 54,3220 7,839e-05

Propilen

glikol 1

137,43 137,43 3,5557 0,09607

Interaksi 1 60,44 60,44 1,5636 0,24647

Residual 8 309,21 38,65

Uji ANAVA dapat dilakukan apabila data telah memenuhi syarat

parameterik yaitu data normal dan memiliki kesamaan varian. Jika hasil uji

ANAVA menghasilkan nilai Pr(>F) kurang dari 0,05 berarti data berbeda

bermakna. Sebaliknya nilai Pr(>F) lebih dari 0,05 berarti data berbeda tidak

bermakna. Berdasarkan tabel XV dapat dilihat bahwa nilai Pr(>F) Tween 80

sebesar 7,839e-05. Hal ini berarti bahwa Tween 80 memiliki pengaruh

terhadap respon pergeseran viskositas, sedangkan propilen glikol dan interaksi

dari Tween 80 dan propilen glikol tidak memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap respon pergeseran viskositas.

3. Daya sebar

Daya sebar menunjukkan kemampuan sediaan untuk menyebar pada

saat diaplikasikan pada permukaan kulit. Data daya sebar yang diperoleh

kemudian dilakukan uji statistik. Uji statistik yang pertama kali dilakukan yaitu

Shapiro -Wilk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

46

Tabel XVI . Uji Shapiro -Wilk untuk respon daya sebar

Formula p-value

F1 0,1572

FA 0,6788

FB 0,8264

FAB 0,9152

Uji Shapiro-Wilk bertujuan untuk mengetahui normalitas data.

Berdasarkan tabel XVI menunjukkan bahwa p-value lebih dari 0,05, artinya

keempat formula memiliki data yang normal.

Tabel XVII. Uji Levene’s test untuk respon daya sebar

Respon Pr(>F)

Daya sebar 0,9166

Uji berikutnya yaitu levene’s test untuk mengetahui kesamaan varian.

Jika nilai Pr (>F) lebih besar daripada 0,05 berarti data memiliki kesamaan

varian dan jika nilai Pr (>F) kurang dari 0,05 berarti data tidak memiliki

kesamaan varian. Berdasarkan tabel XVII menunjukkan bahwa nilai Pr(>F)

lebih dari 0,05, artinya data memiliki kesamaan varian.

Tabel XVIII. Hasil uji ANAVA respon daya sebar

Faktor Df Sum of square Mean square F Pr(>F)

Tween

80 1

1,68750 1,68750 44.1417 0,0001618

Propilen

glikol 1

0,00021 0,00021 0,0054 0,9429650

Interaksi 1 0,00333 0,00333 0,0872 0,7752945

Residual 8 0,30583 0,03823

Uji ANAVA dapat dilakukan apabila data telah memenuhi syarat

parameterik yaitu data normal dan memiliki kesamaan varian. Jika hasil Uji

ANAVA menghasilkan nilai Pr(>F) kurang dari 0,05 berarti data berbeda

bermakna. Sebaliknya nilai Pr(>F) lebih dari 0,05 berarti data berbeda tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

47

bermakna. Berdasarkan tabel XVIII dapat dilihat bahwa nilai Pr(>F) Tween 80

sebesar 0,0001618. Hal ini menunjukkan bahwa Tween 80 memiliki pengaruh

terhadap respon daya sebar sedangkan propilen glikol dan interaksinya tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon daya sebar.

4. Pergeseran daya sebar

Pergeseran daya sebar merupakan salah satu faktor untuk menentukan

stabilitas fisis dari sediaan krim ekstrak daun jambu biji. Pergeseran daya sebar

diukur dengan membandingkan daya sebar sediaan pada penyimpanan 1 bulan

dengan daya sebar penyimpanan 48 jam.

Tabel XIX . Uji Shapiro-Wilk untuk respon pergeseran daya sebar

Formula p-value

F1 0,402

FA 0,09907

FB 0,3347

FAB 0,9502

Uji Shapiro-Wilk bertujuan untuk mengetahui normalitas data.

Berdasarkan tabel XIX menunjukkan bahwa p-value lebih dari 0,05, artinya

keempat formula memiliki data yang normal.

Tabel XX. Uji Levene’s test untuk respon pergeseran daya sebar

Respon Pr(>F)

Pergeseran daya sebar 0,9305

Uji berikutnya yaitu levene’s test untuk mengetahui kesamaan varian.

Jika nilai Pr (>F) lebih besar daripada 0,05 berarti data memiliki kesamaan

varian dan jika nilai Pr (>F) kurang dari 0,05 berarti data tidak memiliki

kesamaan varian. Berdasarkan tabel XX menunjukkan bahwa nilai Pr(>F) lebih

dari 0,05, artinya data memiliki kesamaan varian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

48

Tabel XXI. Hasil uji ANAVA respon pergeseran daya sebar

Faktor Df Sum of square Mean square F Pr(>F)

Tween

80 1

633,80 633,80 16,6688 0,003521

Propilen

glikol 1

8,05 8,05 0,2118 0,657627

Interaksi 1 31,59 31,59 0,8308 0,388676

Residual 8 304,18 38,02

Uji ANAVA dapat dilakukan apabila data telah memenuhi syarat

parameterik yaitu data normal dan memiliki kesamaan varian. Jika hasil Uji

ANAVA menghasilkan nilai Pr(>F) kurang dari 0,05 berarti data berbeda

bermakna. Sebaliknya nilai Pr(>F) lebih dari 0,05 berarti data berbeda tidak

bermakna. Berdasarkan tabel XXI dapat dilihat bahwa nilai Pr(>F) Tween 80

sebesar 0,003521. Hal ini menunjukkan bahwa Tween 80 memiliki pengaruh

terhadap respon daya sebar sedangkan propilen glikol dan interaksinya tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon daya sebar.

F. Grafik Superimposed Countour Plot

Pembuatan grafik superimposed counter plot dimulai dengan

membuat countour plot untuk respon viskositas dan daya sebar. Countour plot

merupakan grafik yang digunakan untuk menggambarkan respon dari sifat fisis

(viskositas dan daya sebar) krim ekstrak daun jambu biji, di mana didapat dari

persamaan desain faktorial. Superimposed merupakan area perpotongan yang

memuat semua arsiran dalam countour plot yang diprediksi sebagai variasi Tween

80 dan propilen glikol yang optimal. Grafik countour plot dibuat dengan

menggunakan persamaan desain faktorial. Persamaan tersebut dapat dibuat jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

49

memenuhi syarat parameterik dan uji ANAVA untuk respon viskositas dan daya

sebar berbeda bermakna.

Uji statistik menunjukkan respon viskositas berbeda bermakna dengan

uji Kruskal-Wallis, sedangkan respon daya sebar berbeda bermakna dengan uji

ANAVA, sehingga grafik superimposed countour plot tidak dapat dibuat.

G. Uji Iritasi

Uji iritasi dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui keamanan

dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji. Seperti yang sudah dijelaskan pada

bagian uji organoleptis dan pH, bahwa pH juga berpotensi dapat menimbulkan

iritasi pada kulit jika pH sediaan tidak sesuai dengan kriteria pH kulit yaitu 5 –

6,5. Uji iritasi dilakukan dengan menggunakan metode Hen’s Egg Test

Chorioallantoic Membrane (HET-CAM). Prinsip dari metode HET-CAM yaitu

mengamati terjadinya pendarahan (hemorrhage), lisis (lysis), dan koagulasi

(coagulation) pada Chorioallantoic Membrane (CAM) setelah diberikan paparan

sediaan selama 5 menit.

Uji iritasi dengan metode Hen’s Egg Test Chorioallantoic Membrane

(HET-CAM) menggunakan NaOH 0,1N dan NaCl 0,9%. Tujuan menggunakan

NaCl 0,9 % yaitu sebagai kontrol negatif. NaCl 0,9 % sering disebut sebagai

garam fisiologis sehingga tidak akan mengiritasi CAM. NaOH 0,1 N merupakan

kontrol positif yang bersifat basa, di mana secara teoritis akan mengiritasi kulit.

Hasil uji iritasi pada sediaan krim ekstrak daun jambu biji dapat dilihat pada tabel

XXII.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

50

Tabel XXII. Indeks iritasi krim ekstrak daun jambu biji dengan metode HET-CAM

Perlakuan Indeks Iritasi (x̅ ± SD) Keterangan

Kontrol negatif 0 ± 0 Tidak mengiritasi

Kontrol positif 7,85 ± 0,39 Cukup mengiritasi

F1 0 ± 0 Tidak mengiritasi

FA 0 ± 0 Tidak mengiritasi

FB 0 ± 0 Tidak mengiritasi

FAB 0 ± 0 Tidak mengiritasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol negatif, formula F1, FA,

FB, dan FAB memiliki indeks iritasi yaitu 0. Berdasarkan hasil dapat disimpulkan

bahwa sediaan krim tidak menimbulkan iritasi dan dapat dikatakan aman.

Sedangkan, pada kontrol positif memberikan hasil indeks iritasi sebesar 7,85 dan

termasuk ke dalam golongan cukup mengiritasi. Jadi dapat disimpulkan juga

bahwa secara NaOH 0,1 N terbukti mengiritasi kulit karena bersifat basa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Variasi jumlah Tween 80 dan propilen glikol memberikan pengaruh signifikan

terhadap respon viskositas krim, sedangkan faktor Tween 80 memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap respon daya sebar serta stabilitas krim

ekstrak daun jambu biji.

2. Area optimum dari Tween 80 dan propilen glikol pada grafik superimposed

countour plot tidak dapat ditemukan.

B. Saran

1. Perlu dilakukan modifikasi metode ekstraksi yang lebih baik sehingga

didapatkan jumlah rendemen yang lebih banyak.

2. Perlu dilakukan uji antibakteri dari sediaan krim ekstrak daun jambu biji.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor dan jumlah level agar

didapat sediaan krim yang memenuhi kriteria sifat fisis dan stabilitas fisis yang

baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

52

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L.V., 2002, The Art, Science and Technology Of Pharmaceutical

Compounding, 2nd

ed., American Pharmaceutical Assosciation, USA, pp.

263, 276,278.

Aulton, M.E., 2002, Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design, 2nd

ed.,

ELBS, Churchill Livingstone. pp.189, 351,

Backer, C.A, and Bakhuizen, V.D.B., 1963, Flora of Java, Vol. II, Wolter-

Noordhoff, NVP., Groningen.

Barel, O.A., Paye, M., and Maibach, H.I., 2001, Handbook Of Cosmetic Science

and Technology, 2nd

ed., Marcel Dekker, New York, p. 406.

Bolton, S., and Bon, C., 2010, Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical

Application, 5th

ed., CRC Press, New York, pp.225,226,427

Cazedey, E.C.L., Carvalho, F.C., Fiorentino, F.A.M., Gremião, M.P.D., and

Salgado, H.R.N, 2009, Corrositex®

, BCOP and HET-CAM as alternative

methods to animal experimentation, Brazilian Journal of Pharmaceutical

Sciences,Vol. 45, No.4, pp. 759-766.

Dalimartha, S., 2006, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid 2, Pustaka

Pembangunan Swadaya Nusantara, Jakarta, pp. 71-73.

Darsono, F.A., and Artemisia, S.D., 2003, Aktivitas Antimikroba Ekstrak Daun

Jambu Biji Dari Beberapa Kultivar Terhadap Staphylococcus Aureus

Atcc25923 Dengan “Hole-Plate Diffusion Method”, Berk. Penel. Hayati,

9 : 49-51.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995, Farmakope

Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,

pp. 6, 551, 687, 712.

Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., and Singla, A., 2002, Spreading of Semisolid

Formulation: An Update, Pharmaceutical Technology, September 2002,

84-102, www. pharmtech.com, diakses tanggal 3 Maret 2013.

Gupta, P., and Garg, S., 2002, Recent Advances in Semisolid Dosage Forms for

Dermatological Application, Pharmaceutical Technology, pp. 144-162.

Handali, S., Hosseini, H., Ameri, A., and Moghimipour, E., 2011, Formulation

and Evaluation of An Antibacterial Cream From Oxalis corniculata

Aqueous Extract, JJM, 4(4):225-260.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

53

Handayani, P., 2007, Optimasi Komposisi Cetyl alcohol Sebagai Emulsifying

Agent dan Gliserin Sebagai Humectan Dalam Krim Sunscreen Ekstrak

Kental Apel Merah (Pyrus Malus L.): Aplikasi Desain Faktorial, Skripsi,

Program Sarjana Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Heather, A.E., and Adam, C.W., 2012, Transdermal and Topical Drug Delivery :

Principles and Practice, A John Wiley & Sons, Inc., New Jersey, pp. 265,

281.

Mahdi, E.S., Sakeena, M.H.F., Abdulkarim, M.F., Abdullah, G.Z., Sattar, M.A.,

and Noor, A.M., 2011, Effect of Surfactant and Surfactant Blends on

Pesudoternary Phase Diagram Behavior of Newly Synthesized Palm

Kernel Oil, Drug Des. Devel. Ther., 11(5), 314.

Mashkevich, B.O., 2007, Drug Delivery Research Advances, Nova Science

Publisher, New York, p.95.

Muth, J.E. De., 1999, Basic Statistic and Pharmaceutical Statistical Applications,

Marcel Dekker, Inc., New York, pp. 265-294.

Parimin, 2005, Jambu Biji: Budidaya dan Ragam Pemanfaatannya, Penebar

Swadaya, Depok, pp. 11-12.

Rosidah, and Afizia, W. M., 2012, Potensi Ekstrak Daun Jambu Biji Sebagai

Antibakterial Untuk Menanggulangi Serangan Bakteri Aeromonas

Hydrophila Pada Ikan Gurame (Osphronemus Gouramy Lacepede),

Jurnal Akuatika, Vol. III , pp. 24.

Rowe, C.R., Sheskey, P.J., and Owen, S.C., 2006, Handbook Of Pharmaceutical

Excipient, 5th

ed., Pharmaceutical Press, pp. 155.

Rowe, C.R., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook Of Pharmaceutical

Excipient, 6th

ed., Pharmaceutical Press, pp. 75, 441-442, 550, 592, 753 –

755

Rudianto, A., 2010, Uji Daya Inflamasi Ekstrak Herba Pegagan (Centellae

asiaticae Herba) Menggunakan Metode Hen’s Egg Test-Chorioallantoic

Membrane (HET-CAM), Tesis, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Syamsuni, H., 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC, Jakarta,

pp. 102.

Troy, D.B., 2006, Remington: The Science and Practice of Pharmacy, 21st ed.,

Lipincott Williams & Wilkins, USA, p.1080.

Wasito, H., 2011, Obat Tradisional Kekayaan Indonesia, edisi pertama, Graha

Ilmu, Yogyakarta, p. 64.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

54

Wiranata, Y., 2011, Optimasi Proses Pembuatan Hand Krim dengan Kajian

Kecepatan Putar Mixer, Waktu dan Suhu Pencampuran dengan Metode

Desain Faktorial, Tesis, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

55

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat keterangan keaslian simplisia daun jambu biji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

56

Lampiran 2. Laporan hasil uji kadar air dan senyawa tanin di LPPT

Universitas Gadjah Mada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

57

Lampiran 3. Data hasil ekstraksi

Ekstrak kental (g) Serbuk daun jambu

biji (g)

Rendemen (%)

21,6 114,28 18,9

22,8 114,28 19,95

11,9 71,428 16,66

14,7 71,428 20,58

17,1 114,28 14,96

24,3 114,28 21,26

23,7 114,28 20,73

8,4 71,428 11,76

20,7 114,28 18,11

19,4 114,28 16,97

10,3 71,43 14,42

21,9 114,28 19,16

18,8 114,28 16,45

23,4 114,28 20,48

13,2 71,428 18,48

Rata – rata ± SD 17,93 ± 2,72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

58

Lampiran 4. Uji antibakteri ekstrak daun jambu biji

Replikasi I

1. Diameter lubang sumuran = 0,5 cm

2. Luas lubang sumuran = 1

4𝜋𝑑2

=1

4 x 3,14 x (0,5 cm)

2

= 0,196 cm2

3. Diameter zona hambat = 1,762 cm

4. Luas zona hambat = 1

4𝜋𝑑2

=1

4 x 3,14 x (1,762 cm)

2

= 2,437 cm2

5. Luas zona hambat sebenarnya = Luas zona hambat – Luas lubang sumuran

= 2,437 cm2

- 0,196 cm2

= 2,241 cm2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

59

Replikasi II

1. Diameter lubang sumuran = 0,5 cm

2. Luas lubang sumuran = 1

4𝜋𝑑2

= 1

4 x 3,14 x (0,5 cm)

2

= 0,196 cm2

3. Diameter zona hambat = 1,9 𝑐𝑚+1,75 𝑐𝑚+1,7 𝑐𝑚+1,8 𝑐𝑚

4

= 1,787 cm

4. Luas zona hambat = 1

4𝜋𝑑2

= 1

4 x 3,14 x (1,787 cm)

2

= 2,506 cm2

5. Luas zona hambat sebenarnya = Luas zona hambat – Luas lubang sumuran

= 2,506 cm2

- 0,196 cm2

= 2,31 cm2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

60

Replikasi III

1. Diameter lubang sumuran = 0,5 cm

2. Luas lubang sumuran = 1

4𝜋𝑑2

= 1

4 x 3,14 x (0,5 cm)

2

= 0,196 cm2

3. Diameter zona hambat = 1,7 𝑐𝑚+1,7 𝑐𝑚+1,8 𝑐𝑚+1,8 𝑐𝑚

4

= 1,75 cm

4. Luas zona hambat = 1

4𝜋𝑑2

= 1

4 x 3,14 x (1,75 cm)

2

= 2,404 cm2

5. Luas zona hambat sebenarnya = Luas zona hambat – Luas lubang sumuran

= 2,404 cm2

- 0,196 cm2

= 2,208 cm2

Luas rata-rata zona hambat yang terbentuk = 2,241 𝑐𝑚 +2,31 𝑐𝑚+2,208 𝑐𝑚

3

= 2,253 cm2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

61

Lampiran 5. Hasil uji sifat fisis dan stabilitas fisis krim esktrak daun jambu

biji

1. Uji organoleptis

Kriteria Formula F1 Formula FA Formula FB Formula FAB

Warna Coklat

Keemasan

Coklat

Keemasan

Coklat

Keemasan

Coklat

Keemasan

Bau Khas Khas Khas Khas

Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen

PH 6 6 6 6

2. Uji tipe krim

Formula Tipe Krim

R1 R2 R3

F1 M/A M/A M/A

FA M/A M/A M/A

FB M/A M/A M/A

FAB M/A M/A M/A

3. Uji daya sebar (cm)

Formula 48 jam 7 hari 14 hari

R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3

F1 5,900 6,150 5,875 6,575 6,675 7,350 7,275 7,400 7,775

FA 6,925 6,500 6,650 6,275 7,100 6,750 7,025 7,525 6,550

FB 5,975 5,700 6,175 6,875 6,700 6,925 7,675 7,525 6,765

FAB 6,725 6,900 6,575 7,000 6,575 6,825 7,100 7,400 6,875

Formula 21 hari 28 hari

R1 R2 R3 R1 R2 R3

F1 7,300 7,000 7,075 7,725 7,375 7,550

FA 7,100 7,275 7,500 7,350 7,425 7,025

FB 7,375 7,275 7,125 7,400 7,175 7,100

FAB 7,375 7,550 7,575 7,400 7,075 7,775

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

62

4. Uji viskositas (d.Pa.s)

Formula 48 jam 7 hari 14 hari

R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3

F1 140 125 135 130 115 120 115 100 110

FA 110 100 100 100 90 95 110 80 90

FB 130 135 125 130 120 100 110 95 90

FAB 100 100 115 110 100 95 100 100 90

Formula 21 hari 28 hari

R1 R2 R3 R1 R2 R3

F1 95 90 80 60 50 50

FA 80 70 95 80 60 80

FB 90 90 70 70 70 60

FAB 90 90 80 80 70 80

5. Pergeseran viskositas

Rumus menghitung % pergeseran viskositas krim ekstrak daun jambu biji:

% pergeseran viskositas =|b − a|

ax 100%

Keterangan : a = viskositas krim pada waktu pengamatan 48 jam

b = viskositas krim pada waktu pengamatan 28 hari

a. Formula F1

Replikasi Viskositas (d.Pa.S) % Pergeseran

viskositas 48 jam 28 hari

1 140 60 57,14

2 125 50 60,00

3 135 50 62,96

Rata-rata ± SD 60,03 ± 2,91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

63

b. Formula FA

Replikasi Viskositas (d.Pa.S) % Pergeseran

viskositas 48 jam 28 hari

1 110 80 27,27

2 100 60 40,00

3 100 80 20,00

Rata-rata ± SD 29,09 ± 10,12

c. Formula FB

Replikasi Viskositas (d.Pa.S) % Pergeseran

viskositas 48 jam 28 hari

1 130 70 46,15

2 135 70 48,18

3 125 60 52,00

Rata-rata ± SD 48,77 ± 2,97

d. Formula FAB

Replikasi Viskositas (d.Pa.S) % Pergeseran

viskositas 48 jam 28 hari

1 100 80 20,00

2 100 70 30,00

3 115 80 30,43

Rata-rata ± SD 26,81 ± 5,90

6. Pergeseran daya sebar

Rumus menghitung % pergeseran daya sebar krim ekstrak daun jambu biji:

% pergeseran daya sebar =|b − a|

ax 100%

Keterangan : a = daya sebar krim pada waktu pengamatan 48 jam

b = daya sebar krim pada waktu pengamatan 28 hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

64

a. Formula F1

Replikasi Daya Sebar (cm) % Pergeseran

daya sebar 48 jam 28 hari

1 5,900 7,725 30,93

2 6,150 7,375 19,91

3 5,875 7,550 28,51

Rata-rata ± SD 26,45 ± 5,79

b. Formula FA

Replikasi Daya Sebar (cm) % Pergeseran

daya sebar 48 jam 28 hari

1 6,925 7,350 6,14

2 6,500 7,425 14,23

3 6,650 7,025 5,64

Rata-rata ± SD 8,67 ± 4,82

c. Formula FB

Replikasi Daya Sebar (cm) % Pergeseran

daya sebar 48 jam 28 hari

1 5,975 7,400 23,85

2 5,700 7,175 25,87

3 6,175 7,100 14,98

Rata-rata ± SD 21,57 ± 5,79

d. Formula FAB

Replikasi Daya Sebar (cm) % Pergeseran

daya sebar 48 jam 28 hari

1 6,725 7,400 10,04

2 6,900 7,075 2,54

3 6,575 7,775 18,25

Rata-rata ± SD 10,27 ± 7,86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

65

7. Uji ukuran droplet

Kalibrasi = 𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑜𝑏𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

𝑆𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑜𝑘𝑢𝑙𝑒𝑟𝑥 0,01 mm

= 5

10 x 0,01 mm

= 5 μm

Formula Ukuran Droplet (μm)

(x̅ ± SD) R1 R2 R3

F1 52,6 51,6 52,7 52,3 ± 0,61

FA 46,0 42,4 48,4 45,6 ± 3,02

FB 54,8 51,0 55,0 53,6 ± 2,25

FAB 45,6 50,2 56,5 50,7 ± 5,47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

66

Lampiran 6. Hasil analisis stabilitas menggunakan software R. 3.1.1

1. Daya sebar

a. Uji normalitas

Formula F1

Formula FA

Formula FB

Formula FAB

Nilai p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

67

b. Uji kesamaan varian

Nilai Pr (>F) > 0,05 berarti data memiliki kesamaan varian

c. ANAVA

Nilai Pr (>F) < 0,05 berarti data berbeda bermakna

2. Viskositas

a. Uji normalitas

Formula F1

Formula FA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

68

Formula FB

Formula FAB

Nilai p-value < 0,05 berarti data tidak terdistribusi normal

b. Uji Kruskal-Wallis

Nilai p-value < 0,05 berarti data berbeda bermakna

c. Uji Wilcoxon

Formula F1 : Formula FA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

69

Formula F1 : Formula FB

Formula FA : Formula FAB

Formula FB : Formula FAB

Nilai p-value > 0,05 berarti data berbeda tidak bermakna

3. Pergeseran viskositas

a. Uji Normalitas

Formula F1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

70

Formula FA

Formula FB

Formula FAB

Nilai p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

b. Uji Kesamaan Varian

Nilai Pr (>F) > 0,05 berarti data memiliki kesamaan varian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

71

c. ANAVA

Nilai Pr (>F) < 0,05 berarti data berbeda bermakna

4. Pergeseran daya sebar

d. Uji normalitas

Formula F1

Formula FA

Formula FB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

72

Formula FAB

Nilai p-value > 0,05 berarti data terdistribusi normal

e. Uji kesamaan varian

Nilai Pr (>F) > 0,05 berarti data memiliki kesamaan varian

f. ANAVA

Nilai Pr (>F) < 0,05 berarti data berbeda bermakna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

73

Lampiran 7. Hasil uji iritasi dengan metode HET-CAM

Rumus untuk menghitung Irritation Score (IS):

Irritation Score (IS) = 301−𝐻𝑇

300 𝑥 5 +

301−𝐿𝑇

300 𝑥 7 +

301−𝐶𝑇

300 𝑥 9

1. Kontrol negatif

Replikasi Waktu (s) Irritation

Score Hemorrhage Lysis Coagulation

1 301 301 301 0

2 301 301 301 0

3 301 301 301 0

2. Kontrol positif

Replikasi Waktu (s) Irritation

Score Hemorrhage Lysis coagulation

1 38 156 301 7,76

2 29 140 301 8,28

3 40 165 301 7,52

3. Formula F1

Replikasi Waktu (s) Irritation

Score Hemorrhage Lysis Coagulation

1 301 301 301 0

2 301 301 301 0

3 301 301 301 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

74

4. Formula FA

Replikasi Waktu (s) Irritation

Score Hemorrhage Lysis Coagulation

1 301 301 301 0

2 301 301 301 0

3 301 301 301 0

5. Formula FB

Replikasi Waktu (s) Irritation

Score Hemorrhage Lysis Coagulation

1 301 301 301 0

2 301 301 301 0

3 301 301 301 0

6. Formula FAB

Replikasi Waktu (s) Irritation

Score Hemorrhage Lysis Coagulation

1 301 301 301 0

2 301 301 301 0

3 301 301 301 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

75

Lampiran 8. Dokumentasi

1. Uji kualitatif ekstrak daun jambu biji

2. Krim ekstrak daun jambu biji

a) Krim ekstrak daun jambu biji hari ke-2

Sesudah perlakuan Sebelum perlakuan

Formula F1 Formula FA

Formula FB Formula FAB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

76

b) Krim ekstrak daun jambu biji hari ke-28

Formula FA Formula F1

Formula FAB Formula FB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

77

3. Uji pH

4. Uji tipe krim

Formula FA Formula F1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

78

5. Uji ukuran droplet

Formula FAB Formula FB

Formula FA Formula F1

Formula FB Formula FAB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

79

6. Uji iritasi metode HET-CAM

Kontrol Negatif

Formula FA Formula F1

Formula FAB Formula FB

Kontrol Positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · i pengaruh tween 80 sebagai emulsifying agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sediaan krim ekstrak daun jambu biji

80

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Henra, lahir di Ketapang pada

tanggal 1 desember 1993. Penulis adalah anak pertama

dari dua bersaudara pasangan Ateng Effendi dan

Misnawati. Penulis menempuh pendidikan formal di

TK Kartika (1998 - 1999), SDN 01 Nanga Tayap (1999

- 2005), SMPN 01 Nanga Tayap (2005 - 2008), dan

SMA Katolik Gembala Baik (2008 - 2011). Pada tahun

2011, penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama menempuh pendidikan S1, penulis aktif dalam kegiatan kepanitian yaitu

menjadi koordinator divisi perlengkapan pada Pelaksanaan Aksi Hari Kesehatan

dan Lingkungan Hidup Di SD Pangudi Luhur Yogyakarta tahun 2012, anggota

divisi medis Paingan Festival tahun 2012, anggota divisi perlengkapan dalam

Pelantikan Apoteker Angkatan XXIII tahun 2012, penulis juga meraih juara 2

dalam kompetisi bulutangkis “Potensi Mipa Fair UII Se-DIY tahun 2012, anggota

divisi medis TITRASI 2013, ketua kelompok Program Kreativitas Mahasiswa

Bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M) yang lolos dibiayai dikti tahun 2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI