UJI POTENSI ANTI FUNGI INFUSA DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav) TERHADAP Candida albicans ATCC 10231 SECARA IN VITRO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh : Widaningrum NIM : 048114028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dalam identifikasi dan determinasi tumbuhan. vi ... mengandung flavonoid, tanin, alkaloid, dan minyak atsiri. ... fase gerak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
UJI POTENSI ANTI FUNGI INFUSA DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav) TERHADAP Candida albicans ATCC 10231
SECARA IN VITRO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Widaningrum
NIM : 048114028
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
UJI POTENSI ANTI FUNGI INFUSA DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav) TERHADAP Candida albicans ATCC 10231
SECARA IN VITRO
Yang diajukan oleh :
Widaningrum
NIM : 048114028
Telah disetujui oleh
Pembimbing
Erna Tri Wulandari M. Si. Apt
Tanggal : 4 Agustus 2008
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kita tau sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yangmengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah ♥ (Roma 6 : 28)
Yesterday is history ♥
• Tomorrow is a secret
Today is a gift •
That’s why we call it present
♥
Kupersembahkan buat :
Ibu-bapakku untuk semua doa yang mengalir untukku
Adikku irfan Andrianto
♥My Lovely untuk segenap perhatian dan dukunganmu
Teman-teman dan almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Uji Potensi Antifungi
Infusa Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Terhadap Candida
albicans ATCC 10231 Secara In Vitro”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) pada Program Studi
Farmasi di Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya bimbingan,
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. Selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Erna Tri Wulandari M.si, Apt. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, tenaga dan atas segala masukan serta sarannya
dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji yang telah
berkenan menguji dan memberikan banyak masukan.
4. Ibu Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah
berkenan menguji dan memberikan banyak masukan dan saran.
5. Bapak Ign. Y Kristio B, M.Si., yang telah memberikan banyak masukan
dalam identifikasi dan determinasi tumbuhan.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Segenap dosen dan karyawan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma, terima kasih atas bantuannya selama ini.
7. Romo Drs. P. Sunu Hardiyanto, S.J atas bantuan dan penjelasan dalam
pengolahan data selama penyusunan skripsi ini.
8. Mas Sarwanto selaku laboran Laboratorium Mikrobiologi, mas Sigit dan
mas Wagiran selaku laboran Laboratorium Farmakognosi Fitokimia yang
telah banyak membantu di Laboratorium dalam penelitian skripsi ini.
9. Orang tua dan adikku irfan tersayang, atas segala dukungan dan doa yang
mengantarku sampai pada hari ini.
10. Herman Yosef Wiwit Saptono Hadi yang selalu memberi dukungan,
perhatian, kasih sayang, cinta, dan waktu yang selalu ada untuk
mendengar keluh kesahku selama penyusunan skripsi ini.
11. Bapak Mujiman dan Bapak Manteb yang telah bersedia menyiapkan daun
sirih merah untuk penelitian ini.
12. Siska, Ana, Rudi, Marta Setiani dan Riawan atas dukungan, canda
tawa,dan waktu yang selalu kalian luangkan untuk mendengarkan semua
keluh kesahku dan terima kasih untuk persahabatan kita yang indah.
Bosco, Fajar, Atin dan semua teman-teman angkatan 2004, terima kasih
atas segala semangat dan kebersamaan kita yang indah.
14. Mas Erit dan mbak wewen atas bantuannya selama penelitian di
Laboratorium dan kebersamaannya.
15. Semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini, penulis
mengucapkan banyak terima kasih. Penulis juga menyadari sepenuhnya penulisan
skripsi ini tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan penulis. Oleh karena
itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi
ini. Besar harapan penulis bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perbendaharaan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 Agustus 2008
Penulis
Widaningrum
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Rebusan daun sirih merah dapat digunakan untuk mengobati penyakit keputihan baik kronis dan akut yang sulit disembuhkan (Sudewo, 2005). Candida albicans merupakan jamur yang merupakan agen penyebab keputihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antifungi infusa daun sirih merah terhadap Candida albicans ATCC 10231 dan mengetahui senyawa yang terkandung dalam infusa daun sirih merah. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola satu arah. Pengujian daya antifungi terhadap Candida albicans ATCC 10231 dengan difusi paper disk dan dilusi padat. Konsentrasi infusa yang digunakan adalah 80%, 60%, 40%. Daya antifungi ditunjukkan dengan adanya zona hambat disekitar paper disk dan tingkat kekeruhan pada metode dilusi padat. Data yang diperoleh dianalisis secara ANOVA one way dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infusa daun sirih merah mempunyai aktivitas antifungi terhadap Candida albicans ATCC 10231. Analisis kualitatif secara KLT dan uji tabung menunjukkan infusa daun sirih merah mengandung flavonoid, tanin, alkaloid, dan minyak atsiri. Kata kunci: Daya anti fungi, Piper crocatum, Candida albicans ATCC 10231,
infusa daun sirih merah.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Decoction of Piper crocatum can be used to cure Fluor Albus or Leukore (Sudewo, 2005). Candida albicans is a kind of fungus, the causal agent of fluor albus. The aim of this study is to find out the antifungus capacity potential of Piper crocatum toward Candida albicans ATCC 10231 and to find out the compounds of Piper crocatum infusa.
This research is a pure experimental research method by using one way pattern complete random plan. The testing of antifungus capacity toward Candida albicans ATCC 10231 by using paper disk diffusion and solid dilusion. The concentrations of infusa used in this research are 80%, 60%, 40%. Antifungus capacity is shown by the blocked zone around the paper disk and the turbidity level on the solid dilusion method. The data is analyzed by using ANOVA one way and continued by Least Significant Different (LSD) test at α = 95%.
The result of this experiment shows that Piper crocatum infusa has antifungus activity toward Candida albicans ATCC 10231. Qualitative analysis by using KLT and test tube. It shows that Piper crocatum infusa consist of flavonoid, tannin, alkaloid, and volatile oil. Key term : antifungus capacity, Piper crocatum, Candida albicans ATCC 10231, Piper crocatum leaf infusa.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... .. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv
PRAKATA.................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... viii
INTISARI...................................................................................................... ix
ABSTRACT .................................................................................................... x
DAFTAR ISI................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvi
Keterangan : + : bereaksi positif terhadap pereaksi yang digunakan
- : bereaksi negatif terhadap pereaksi yang digunakan
Pemeriksaan terhadap adanya alkaloid dilakukan dengan menambahkan
asam klorida 1% pada infusa daun sirih merah. Hal ini bertujuan untuk
menggaramkan alkaloid yang terdapat dalam bentuk basa. Adanya alkaloid dapat
dipertegas dengan reaksi pengendapan, yaitu dengan penambahan Dragendorff
dan Mayer. Hasil uji menunjukkan adanya pengendapan pada penambahan
Dragendorff dan Mayer. Hal ini disebabkan adanya pasangan elektron bebas dari
atom nitrogen alkaloid yan berikatan dengan ion-ion logam pada pereaksi yang
digunakan sehingga terbentuk endapan.
Uji terhadap senyawa flavonoid, filtrat ditambah dengan pereaksi besi
(III) klorida. Sebagai cairan penyari digunakan air karena senyawa flavonoid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
cenderung mudah larut dalam air. Terjadinya warna hijau-biru menunjukkan
adanya flavonoid. Dari hasil uji ini pada infusa daun sirih merah diperoleh larutan
berwarna kehijauan. Hal ini berarti dalam infusa daun sirih merah terdapat
kandungan senyawa flavonoid.
Pada uji tanin, filtrat ditambahkan natrium klorida 2% untuk
mengendapkan campuran tanin. Apabila terjadi endapan disaring melalui kertas
saring. Dari hasil uji infusa daun sirih merah diperoleh endapan berwarna hijau
kecoklatan. Karena dengan penambahan NaCl menyebabkan terjadinya salting out
atau penggaraman sehingga akan terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk
selanjutnya disaring. Lalu dilakukan penambahan larutan gelatin 1% pada filtrat.
Adanya tanin dapat diketahui jika pada larutan terbentuk endapan. Dari hasil uji
didapatkan endapan berwarna hijau kecoklatan. Hal ini menunjukkan bahwa
infusa daun sirih merah mengandung tanin.
Pemeriksaan terhadap adanya minyak atsiri dilakukan dengan
menambahkan eter pada infusa daun sirih merah untuk mengisolasi minyak atsiri
sehingga pada saat dipanaskan tercium bau khas daun sirih. Dari hasil percobaan
didapatkan hasil positif. Lalu ditambahkan sedikit etanol dan dikeringuapkan lagi.
Dari uji pada serbuk daun sirih merah menghasilkan bau aromatik. Bau aromatik
ini diduga adanya kandungan terpenoid yang terdapat dalam minyak atsiri. Ini
berarti dalam infusa daun sirih merah diduga terdapat kandungan minyak atsiri.
Dari data yang diperoleh pada uji tabung maka dapat diketahui bahwa
pada infusa daun sirih merah mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin,
dan minyak atsiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Ekstraksi Daun Sirih Merah
Pada penelitian ini, metode penyarian yang dilakukan adalah dengan
cara infusa. Penyarian ini dibuat dengan mengekstrasi simplisia pada suhu 90°C
selama 15 menit. Pemanasan dilakukan pada suhu 90°C dimaksudkan supaya
senyawa kimia yang terdapat dalam daun sirih merah dapat tersari semua dan
senyawa kimia yang terkandung tidak rusak.
Infusa diserkai dengan menggunakan kain flannel. Penyerkaian ditunggu
setelah dingin. Hal ini dimaksudkan supaya minyak atsiri yang terkandung dalam
daun sirih merah juga dapat tersari. Karena jika diserkai selagi panas maka
kemungkinan minyak atsiri yang terkandung dalam infusa daun sirih merah akan
menguap. Selanjutnya untuk mencukupi kekurangan air ditambah air mendidih
melalui ampasnya. Menurut Anonim (1995), infus yang mengandung bukan
bahan berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan 10% simplisia.
F. Identifikasi Kandungan Senyawa Aktif Infusa Daun Sirih Merah
dengan Kromatografi Lapis Tipis
Setelah dilakukan analisis kualitatif kandungan kimia infusa daun sirih
merah dengan uji tabung, dilanjutkan dengan analisis kualitatif kandungan kimia
secara KLT untuk memperoleh gambaran mengenai kandungan senyawa kimia
yang terdapat dalam infusa daun sirih merah. KLT bersifat sebagai analisis
kualitatif karena parameter KLT terbatas pada persamaan nilai Rf dan intensitas
warna yang dihasilkan. KLT termasuk kromatografi adsorbsi, dimana sebagai fase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
diamnya digunakan zat padat dan fase geraknya zat cair. Analisis dengan KLT
mempunyai keuntungan yaitu waktu yang dibutuhkan singkat, lebih murah,
cuplikan dan pelarut yang digunakan sedikit. Analisis kualitatif kandungan kimia
secara KLT dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan senyawa flavonoid,
tanin, alkaloid, dan minyak atsiri.
Penelitian dilakukan dengan menotolkan larutan hasil infusa daun sirih
merah dan pembanding sebanyak 3 totolan dengan menggunakan pipa kapiler.
Setelah penotolan dilakukan, lempeng KLT kemudian dielusi dalam bejana yang
telah jenuh dengan fase gerak yang digunakan. Untuk mengetahui bejana telah
jenuh diperlukan kertas saring sesuai dengan tinggi bejana. Kertas saring
dimasukkan dalam bejana dan bejana dikatakan jenuh jika kertas saring telah
terbasahi dengan sempurna oleh fase gerak. Penjenuhan bertujuan supaya
perambatan optimal. Jarak rambat elusi yaitu 10 cm dan apabila fase gerak telah
melampaui maka lempeng diangkat dan dibiarkan kering terlebih dahulu.
Selanjutnya dilakukan deteksi pada sinar tampak (visibel), UV 254 nm dan 365
nm. Selain itu juga digunakan pereaksi-pereaksi spesifik yang dapat menunjukkan
dengan jelas senyawa yang diidentifikasi.
Pada identifikasi flavonoid digunakan fase diam selulosa dan tidak
digunakan silika gel GF 254 karena selulosa tidak mengandung unsur logam
seperti silika. Dengan adanya unsur logam pada silika dapat menyebabkan
terbentuknya ikatan antara senyawa uji dengan logam yang terkandung dalam
silika. Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya khelat yang tidak stabil sehingga
senyawa uji akan terikat kuat pada fase diam sehingga dapat mengganggu elusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Sedangkan pada identifikasi alkaloid, tanin dan minyak atsiri digunakan fase diam
silika gel GF 254.
Sebelum digunakan silika gel GF 254 diaktifkan terlebih dahulu dalam
oven 100°C selama 10 menit dan untuk selulosa dioven pada suhu 40°C selama
10 menit Hal ini bertujuan untuk membuka pori-pori dalam fase diam sehingga
adsorbsinya menjadi optimum.
1. Identifikasi flavonoid
Untuk uji adanya senyawa flavonoid digunakan fase gerak n-butanol
– asam asetat – air (4 :1: 5) v/v dan yang digunakan adalah lapisan atas.
Pembanding yang digunakan adalah rutin, yaitu suatu glikosida flavonol yang
pada umumnya terdapat dalam tanaman (Harborne, 1984).
Tabel III. Hasil Identifikasi Kandungan Flavonoid Infusa Daun sirih Merah dengan fase gerak n-butanol – asam asetat – air (4 :1: 5)
Sebelum disemprot AlCl3 Setelah disemprot AlCl3 Senyawa uji
Harga Rf Vis UV 254 UV 365 Vis UV 254 UV 365
Sampel 0,71 Tidak tampak
Tidak tampak
Ber- fluoresensi ungu
Kuning kecoklatan
Warna kuning ke- coklatan
Ber-fluoresensi ungu
Rutin 0,74 Tidak tampak
Tidak tampak
Ber- fluoresensi ungu
Warna kuning
Berwarna kuning
Ber-fluoresensi ungu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
I II III Rf Rf Rf
1,00 1,00 1,00
0,90 0,90 0,90
0,80 0,80 0,80
0,70 0,70 0,70
0,60 0,60 0,60
0,50 0,50 0,50
0,40 0,40 0,40
0,30 0,30 0,30
0,20 0,20 0,20
0,10 0,10 0,10
0,00 0,00 0,00 B S B S B S
Gambar 2. Profil KLT senyawa flavonoid yang terkandung pada infusa
daun sirih merah setelah disemprot dengan AlCl3
Keterangan :
Fase diam : selulosa Fase gerak : n-butanol – asam asetat – air (4 :1: 5) I : UV 254 II : UV 365 III : Vis
B : Baku (Rutin) S : Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Senyawa flavonoid dideteksi pada UV 254 nm dan 365 nm
karena flavonoid mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi (gugus
kromofor) sehingga dapat menyebabkan penyerapan pada sinar UV.
Sesudah disemprot dengan AlCl3 pada pengamatan di UV 365 nm
terlihat bercak berfluoresensi ungu dan Rf sampel yang dihasilkan 0,71
sedangkan Rf pembandingnya 0,74. Rf antara sampel dengan
pembanding hampir sama, hal ini berarti sampel mengandung flavonoid.
Hal ini dipertegas lagi dengan timbulnya warna bercak yang sama antara
sampel dengan pembanding sesudah disemprot dengan AlCl3. Dimana
sampel dan pembanding menghasilkan warna kuning pada pengamatan
dengan sinar tampak. Menurut Wagner, adanya flavonoid akan
menghasilkan warna kuning dengan pereaksi semprot AlCl3. Ini berarti
dari hasil KLT uji flavonoid menunjukkan bahwa infusa daun sirih
merah mengandung flavonoid.
2. Identifikasi senyawa Alkaloid
KLT untuk senyawa alkaloid merupakan kromatografi fase
normal karena fase diamnya adalah silika gel GF 254 yang bersifat
polar. Fase geraknya adalah tertier butanol -kloroform – dietil amina (2
: 7 : 1). Fase gerak ini bersifat nonpolar sehingga diharapkan dapat
mengelusi senyawa uji yang bersifat sama. Fase gerak yang digunakan
harus memiliki sifat yang relatif sama dengan senyawa yang akan
dipisahkan, namun sebaliknya harus memiliki sifat tidak campur
dengan fase diam (Sastrohamidjojo, 1985). Pembanding yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
digunakan adalah skopolamin. Karena skopolamin juga merupakan
alkaloid. Skopolamin merupakan tropan alkaloid.
Tabel IV. Hasil Identifikasi Kandungan Alkaloid Infusa Daun Sirih Merah dengan Fase Gerak Tertier butanol -Kloroform – Dietil amina
(2 : 7 : 1) Sebelum disemprot Dragendorff Setelah disemprot Dragendorff Senyawa uji Harga
Rf Vis UV 254 UV 365 Vis UV 254 UV 365 0,96
Tidak tampak
Tidak tampak
Ber-fluoresensi ungu
Warna orange
Warna ke-hijauan
Ber- fluoresensi ungu
Sampel
0,07 Tidak tampak
Tidak tampak
Ber-fluoresensi ungu
Warna pink
Tidak tampak
Tidak tampak
0,97
Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
Warna orange
Tidak tampak
Ber- fluoresensi ungu
Skopolamin
0,05 Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
Warna pink
Tidak tampak
Tidak tampak
Pada pengamatan di UV 365 terlihat bercak berfluoresensi ungu
dan Rf sampel yang dihasilkan 0,96 dan 0,07 sedangkan Rf
pembandingnya 0,97 dan 0,05. Harga Rf antara pembanding dengan
sampel hampir sama. Hal ini berarti dalam sampel terdapat senyawa
alkaloid. Untuk mempertegasnya dilakukan penyemprotan dengan
pereaksi semprot Dragendorf. Pada pengamatan dengan sinar tampak,
sampel dan pembanding menghasilkan 2 bercak dengan warna orange dan
pink. Menurut Wagner, adanya senyawa alkaloid yang dideteksi dengan
Dragendorff akan menghasilkan warna coklat/ orange. Dari hasil KLT uji
alkaloid menunjukkan bahwa infusa daun sirih merah mengandung
alkaloid. Hal tersebut dapat dilihat dari warna bercak yang timbul dan
harga Rf yang hampir sama pada silika gel GF 254.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
I II III Rf Rf Rf
1,00 1,00 1,00
0,90 0,90 0,90
0,80 0,80 0,80
0,70 0,70 0,70
0,60 0,60 0,60
0,50 0,50 0,50
0,40 0,40 0,40
0,30 0,30 0,30
0,20 0,20 0,20
0,10 0,10 0,10
0,00 0,00 0,00 B S B S B S
Gambar 3. Profil KLT senyawa alkaloid yang terkandung dalam infusa daun sirih
merah setelah disemprot dengan Dragendorff Keterangan : Fase diam : silika gel GF 254 Fase gerak : Tertier butanol -Kloroform – Dietil amina (2 : 7 : 1) I : UV 254 nm II : UV 365 nm III : Vis B : Baku (Skopolamin) S : Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3. Identifikasi senyawa Tanin
Senyawa tanin dapat dideteksi dengan pereaksi besi (III)
klorida (FeCl3) (Robinson, 1995). Setelah disemprot dengan FeCl3,
senyawa tanin akan memberikan warna biru kehitaman untuk
terhidrolisis dan warna hijau untuk tanin tidak terhidrolisis (Robinson,
1995). Karena senyawa fenol dapat membentuk komplek berwarna
dengan ion ferri yang terdapat dalam FeCl3. KLT untuk senyawa tanin
digunakan fase diam silika gel GF 254 yang bersifat polar sedangkan
fase geraknya adalah n-butanol – Asam Asetat – Air (5:1:4) v/v.
Pembanding yang digunakan adalah asam tanat.
Tabel V. Hasil Identifikasi Senyawa Tanin dengan Fase Gerak n-butanol –Asam asetat – Air (5 : 1 : 4) Dari Infusa Daun Sirih Merah
Sebelum disemprot FeCl3 Setelah disemprot FeCl3 Senyawa uji
Harga Rf Vis UV 254 UV 365 Vis UV 254 UV 365
Sampel 0,73 Tidak tampak
Tidak tampak
Ber-fluoresensi ungu
Warna coklat kehitaman
Ke-hijauan
Ber-fluoresensi ungu
Asam Tanat
0,69 Tidak tampak
Tidak tampak
Ber-fluoresensi ungu
Warna coklat muda
Ke-hijauan
Ber-fluoresensi ungu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
I II III
Rf Rf Rf
1,00 1,00 1,00
0,90 0,90 0,90
0,80 0,80 0,80
0,70 0,70 0,70
0,60 0,60 0,60
0,50 0,50 0,50
0,40 0,40 0,40
0,30 0,30 0,30
0,20 0,20 0,20
0,10 0,10 0,10
0,00 0,00 0,00
B S B S B S
Gambar 4. Profil KLT senyawa tanin yang terkandung dalam infusa daun sirih merah setelah disemprot dengan FeCl3
Keterangan : Fase diam : Silika gel GF 254 Fase gerak : n-butanol – Asam Asetat – Air (5 : 1 : 4) I : UV 254 II : UV 365 III : Vis
B : Baku (Asam Tanat) S : Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pada pengamatan di UV 365 nm terlihat bercak berfluoresensi
ungu yang sama dengan warna bercak pada pembanding setelah
disemprot FeCl3 namun harga Rf nya berbeda dimana pada sampel
memiliki harga Rf 0,73 dan untuk pembandingnya memiliki harga Rf
0,69. Sedangkan pada pengamatan di UV 254 nm terlihat bercak
berwarna kehijauan pada sampel dan pembanding. Dari hasil
pengamatan diperoleh warna bercak yang hampir sama. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam infusa daun sirih merah mengandung
tanin.
4. Identifikasi senyawa Minyak Atsiri
Senyawa minyak atsiri dapat dideteksi dengan sinar UV.
Karena minyak atsiri daun sirih merah mengandung senyawa yang
mempunyai ikatan rangkap yang terkonjugasi atau mempunyai cincin
aromatis dan juga mempunyai gugus kromofor sehingga mampu
berfluoresensi. Pada pengamatan, senyawa minyak atsiri dideteksi
dengan UV 254 nm, UV 365 nm dan disemprot dengan pereaksi
vanilin- asam sulfat. Vanilin-asam sulfat digunakan untuk identifikasi
senyawa golongan terpen, fenol dan steroid (Harborne, 1987).
Fase gerak yang digunakan adalah toluena : etil asetat (93:7)
yang bersifat nonpolar sehingga diharapkan dapat mengelusi minyak
atsiri yang bersifat sama. Fase diam yang digunakan untuk KLT dipilih
silika gel GF 254 karena silika gel GF 254 bersifat polar. Perbedaan
sifat kelarutan dari silika gel GF 254 dan minyak atsiri tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
diharapkan agar tidak terjadi pencampuran antara zat uji dengan fase
diam sehingga zat uji dapat terelusi dengan baik dengan bantuan fase
gerak yang sifatnya sama dengan zat uji.
Pembanding yang digunakan adalah eugenol. Karena dalam
daun sirih merah terdapat kandungan eugenol (Anonim, 2008).
Eugenol mempunyai khasiat mengurangi rasa sakit.
Tabel VI. Hasil Identifikasi Senyawa Minyak Atsiri dengan Fase Gerak Toluena –Etil asetat (93: 7) Dari Infusa Daun Sirih Merah
Sebelum disemprot vanilin-asam sulfat pekat
Setelah disemprot vanilin-asam sulfat pekat
Senyawa uji
Harga Rf
Vis UV 254 UV 365 Vis UV 254 UV 365 Sampel 0,37 Tidak
tampak Tidak tampak
Ber-fluoresensi warna biru kehijauan
Warna coklat
Ke-coklatan
Ber-fluoresensi warna biru kehijauan
Eugenol 0,46 Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
Warna coklat muda
Tidak tampak
Tidak tampak
Pada pengamatan di UV 365 terlihat bercak sampel berwarna
biru kehijauan dengan harga Rf 0,37. Dengan jarak pengembangan 10
cm. Sesudah disemprot dengan vanilin-asam sulfat pekat, sampel
berwarna coklat dan pembanding menghasilkan warna coklat muda.
Namun harga Rf nya berbeda dimana pada sampel memiliki harga Rf
0,37 dan untuk pembandingnya memiliki harga Rf 0,46. Berdasarkan
Wagner, terpen yang dideteksi dengan vanilin-asam sulfat memberikan
warna bercak yaitu cokelat-merah/ violet, jingga ke merah- violet, biru
/ biru-violet dan abu-abu - biru. Warna bercak yang terlihat mengarah
pada golongan terpen (Wagner, 1984), sehingga kemungkinan minyak
atsiri ini mengandung golongan terpen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
I II III Rf Rf Rf
1,00 1,00 1,00
0,90 0,90 0,90
0,80 0,80 0,80
0,70 0,70 0,70
0,60 0,60 0,60
0,50 0,50 0,50
0,40 0,40 0,40
0,30 0,30 0,30
0,20 0,20 0,20
0,10 0,10 0,10
0,00 0,00 0,00
B S B S B S
Gambar 5. Profil KLT Senyawa Minyak Atsiri yang terkandung dalam
infusa daun sirih merah setelah disemprot vanilin – asam sulfat pekat Keterangan : Fase diam : Silika gel GF 254 Fase gerak : Toluena : etil asetat (93:7) I : UV 254 II : UV 365 III : Vis
B : Baku (Eugenol) S : Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
G. Hasil Uji Potensi Antifungi dari Infusa Daun Sirih Merah
Pengujian potensi antifungi dilakukan menggunakan metode difusi
paper disk dan dilusi padat. Jamur yang digunakan adalah Candida albicans
ATCC 10231. Pada penelitian ini konsentrasi senyawa aktif dari infusa daun sirih
yang digunakan adalah 80%, 60%, dan 40%. Ini didasarkan dari orientasi yang
telah dilakukan. Kontrol negatif yang digunakan adalah aqudest. Kontrol negatif
digunakan untuk memastikan pelarut yang digunakan tidak mempunyai aktivitas
antifungi. Sedangkan kontrol positifnya adalah Ketokonazole. Menurut Bahroelim
Bahry (1995), ketokonazole mempunyai aktivitas antijamur dan efektif mengobati
keputihan yang disebabkan oleh Candida albicans. Ketokonazole yang digunakan
dilarutkan dengan menggunakan metanol karena ketokonazole mudah larut dalam
metanol (Anonim, 1996). Konsentrasi Ketokonazole yang digunakan adalah 1,0
µg/µl karena pada konsentrasi tersebut mampu menghambat pertumbuhan
Candida albicans (Anonim, 2007d).
Media pertumbuhan jamur yang digunakan adalah SDA (Sabouraud
Dextrosa Agar). SDA mempunyai sifat asam yang mempunyai pH 5,6±0,2
sehingga dimungkinkan jamur Candida albicans dapat tumbuh dalam media
tersebut. Karena Candida albicans tumbuh pada pH 5-5,6. Media yang digunakan
sebanyak 65 gram dilarutkan menggunakan aquadest sebanyak 1 liter.
Media SDA mengandung pepton. Fungsi pepton dalam media adalah
melengkapi sumber nitrogen yang tersedia. Sedangkan dekstrose dalam media
SDA merupakan suatu senyawa organik yang berfungsi sebagai sumber energi
dan sumber karbon. Suspensi jamur yang digunakan disetarakan kekeruhannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dengan strandar Mc. Farland II (6.10 8 CFU/ml). Hal ini bertujuan supaya dalam
perlakuan tiap plate memiliki populasi jamur yang kurang lebih sama. Volume
cairan yang digunakan sebanyak 10µl. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37°C
selama 24 jam.
Sebelum dilakukan penelitian semua alat dan media yang digunakan
disterilisasi dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit. Hal
ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi. Sehingga media dan alat
yang digunakan tidak ditumbuhi oleh mikroba lain.
Dari hasil penelitian ekstrak infusa daun sirih merah dapat menghambat
pertumbuhan jamur Candida albicans ATCC 10231. Hal ini terlihat dari tabel
dibawah ini.
Tabel VII. Hasil Pengukuran Daya Hambat pada Metode Difusi paper disk
Keterangan Rerata
x ± SD
Kontrol positif 1,4 ± 0,25 cm
Kontrol negatif -
Konsentrasi 80% 1,02 ± 0,13 cm
Konsentrasi 60% 0,86 ± 0,11 cm
Konsentrasi 40% 0,78 ± 0,04 cm
Pada metode difusi, daya antifungi ditunjukkan dengan adanya zona
jernih disekitar paper disk. Pada tabel hasil pengukuran daya hambat pada metode
difusi, konsentrasi 80%, 60%, dan 40% mampu menghambat pertumbuhan jamur.
Hal ini dikarenakan ekstrak daun sirih merah mampu berdifusi kedalam media
tempat jamur uji tumbuh. Dari data yang diperoleh semakin besar konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
infusa daun sirih merah, zona hambatnya semakin besar. Hal ini disebabkan
semakin tinggi konsentrasi yang digunakan maka jumlah zat aktif yang
terkandung dalam infusa daun sirih merah semakin besar, sehingga terjadi
peningkatan aktivitas antifungi.
Pada kontrol negatif terlihat bahwa tidak terdapat penghambatan
pertumbuhan jamur. Hal ini disebabkan karena aquades tidak mempuyai
kemampuan menghambat pertumbuhan jamur. Sedangkan pada kontrol positif
terlihat bahwa ketokonazole mampu menghambat pertumbuhan jamur.
Ketokonazole mempunyai kemampuan mencegah sintesis ergosterol (komponen
utama membran plasma fungi) dengan menghambat sitokrom P450 enzim
lanosterol demetilase. Sehingga bila ergosterol tidak terbentuk maka pembentukan
dinding sel juga akan terganggu. Dinding sel berlaku sebagai struktur pemberi
bentuk pada sel, melindungi sel terhadap lisis osmotik. Dengan terganggunya
pembentukan ergosterol menyebabkan sel menjadi lisis dan akhirnya mati.
Untuk mengetahui perbedaan kelompok konsentrasi infusa daun sirih
merah dengan kontrol dilakukan uji statistik anova satu arah yang sebelumnya
dilakukan dahulu uji variasi homogenitas untuk melihat distribusinya normal atau
tidak.
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa setiap konsentrasi memiliki
perbedaan daya hambat. Dimana nilai probabilitas dapat dilihat pada Levene Test
tabel Test of Homogeneity of Variances yaitu 0,003 (<0,05) sehingga kelima
varians populasi tidak identik (berbeda).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel VIII. Uji Anova diameter zona hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans ATCC 10231
Sum of Squares
df Mean Square F Sig.
Between Groups Within Groups Total
5.258.388
5.646
42024
1.315.019
67.783 .000
Data pengujian daya antifungi tersebut dianalisis dengan ANOVA-one
way karena jumlah variabel bebas (independen variabel) hanya satu yaitu
konsentrasi dan satu variabel tergantung yaitu diameter zona hambat terhadap
pertumbuhan Candida albicans ATCC 10231 yang ditandai dengan adanya zona
jernih disekeliling paper disk.
Tetapi sebelum dilakukan analisis dengan ANOVA-one way dilakukan
analisis Kolmogorov Smirnov Z terlebih dahulu untuk mengetahui distribusinya.
Dimana, dari hasil analisis untuk kontrol positif, konsentrasi 80%, 60%, dan 40%
kurang dari (<1,96). Hal ini berarti distribusi normal karena untuk tingkat
kepercayaan 95% maka Ztabel = 1,96. Untuk data kontrol negatif tidak dapat diuji
karena semua nilai daya hambat sama.
Dari hasil uji anova diameter zona hambat terlihat bahwa terdapat
perbedaan yang bermakna. Perbedaan bermakna dari diameter zona hambat
dipengaruhi oleh konsentrasi infusa daun sirih merah yang mempunyai aktivitas
antifungi pada konsentrasi 80%, 60%, dan 40% terhadap pertumbuhan Candida
albicans ATCC 10231. Ini berarti mulai dari konsentrasi 40% infusa daun sirih
merah sudah mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans ATCC
10231.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pengujian selanjutnya menggunakan uji LSD untuk mengetahui
perbedaan bermakna antar kelompok uji dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel IX. Hasil Uji LSD diameter zona hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans ATCC 10231
Kontrol +
Kontrol -
Infusa 40% Infusa 60%
Infusa 80%
Kontrol +
- BB BB BB BB
Kontrol -
BB - BB BB BB
Infusa 40%
BB BB - BTB BB
Infusa 60%
BB BB BTB - BTB
Infusa 80%
BB BB BB BTB -
Keterangan : BTB : Berbeda Tidak Bermakna BB : Berbeda Bermakna
Dari hasil uji LSD didapat harga P<0,05 berarti antar kelompok
mempunyai perbedaan yang bermakna. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan
yang bermakna pada besarnya zona hambat pertumbuhan Candida albicans
ATCC 10231. Hasil ini menunjukkan semakin besar konsentrasi infusa daun sirih
merah maka semakin besar zona hambat yang dihasilkan. Kontrol negatif tidak
memberikan zona hambat, berarti hanya infusa daun sirih merah saja yang
mempunyai aktivitas terhadap Candida albicans ATCC 10231. Zona hambat
terbesar dihasilkan oleh kontrol positif yaitu ketokonazole. Konsentrasi infusa
daun sirih merah terbesar yaitu 80% belum dapat memberikan zona hambat yang
sama seperti kontrol positif. Hal ini dapat dilihat pada uji statistik yang
mempunyai perbedaan bermakna pada kedua kelompok ini. Pada konsentrasi 40%
dengan 60% terdapat perbedaan tetapi tidak bermakna. Hal ini disebabkan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
perbedaan daya hambat konsentrasi 40% dengan 60% sangat kecil. Begitu juga
dengan konsentrasi 60% dan 80%.
H. Pengukuran Konsentrasi Hambat Minimum dan Konsentrasi
Bunuh Minimum Infusa Daun Sirih Merah dengan Metode Dilusi
Padat
Untuk mengetahui KHM dari infusa daun sirih merah dilakukan uji
dengan metode dilusi padat. Dari penelitian didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel X. Hasil Pengukuran Daya Hambat pada Metode Dilusi Padat
Konsentrasi infusa (%) Hasil Kontrol positif - Kontrol negatif + + + + +
Keterangan : - tidak terlihat pertumbuhan koloni jamur + + + + + Pertumbuhan koloni jamur sangat banyak + + + Pertumbuhan koloni jamur banyak + + Pertumbuhan koloni jamur sedikit + Pertumbuhan koloni jamur sangat sedikit
Tujuan dilusi padat yaitu untuk menegaskan konsentrasi terkecil dimana
infusa daun sirih merah mampu menghambat pertumbuhan Candida albicans
ATCC 10231 dengan membandingkan kekeruhan dalam cawan petri yang
dari uji dilusi padat adalah zat antifungi dicampur dengan medium yang kemudian
diinokulasikan dengan jamur Candida albicans ATCC 10231. Keuntungan dari
metode ini adalah dapat menunjukkan secara langsung nilai KHM larutan uji
terhadap jamur uji. Dari hasil uji dilusi padat, infusa daun sirih merah yang
mampu menghambat pertumbuhan jamur uji adalah konsentrasi 80%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Untuk mengetahui KBM dilakukkan streak plate sehingga dapat
diketahui pada konsentrasi berapa infusa daun sirih merah mampu membunuh
jamur Candida albicans ATCC 10231. Pada penelitian dilakukan streak plate
pada konsentrasi 80% saja. Karena pada dilusi padat didapatkan bahwa zona
jernih dihasilkan pada konsentrasi 80%. Sehingga untuk mengetahui apakah pada
konsentrasi 80% sudah mampu membunuh jamur Candida albicans ATCC 10231
atau belum maka dilakukan streak plate. Sedangkan pada konsentrasi 60% dan
40% tidak perlu dilakukan streak plate karena pada konsentrasi 60% dan 40%
masih terdapat pertumbuhan jamur dengan ditandai terbentuknya kekeruhan pada
pengamatan uji dilusi padat. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa pada
konsentrasi 80% tidak terdapat pertumbuhan jamur Candida albicans ATCC
10231. Ini berarti KBMnya adalah konsentrasi 80%.
Candida albicans mempunyai dinding sel yang kaku yang mengandung
kitin dan membran selnya mengandung ergosterol. Kitin pada jamur berbentuk
mikrofibril. Mikrofibril merupakan struktur utama dari dinding sel jamur dan
terdiri atas jalinan rantai-rantai polisakarida yang saling bersilangan membentuk
anyaman. Candida albicans merupakan fungi Gram + yang mempunyai
pembungkus sel yang relatif sederhana yaitu selaput sitoplasma dan lapisan
peptidoglikan yang tebal.
Mekanisme kerja Ketokonazole adalah dengan menghambat sintesis
ergosterol. Membran sel jamur Candida albicans mengandung ergosterol.
Ergosterol inilah yang kemungkinan bereaksi dengan senyawa kimia yang
terkandung dalam infusa daun sirih merah sehingga akan merusak permeabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
selektif dari sel Candida albicans. Kerusakan tersebut akan menyebabkan
keluarnya berbagai komponen penting dari sel fungi.
Kandungan kimia yang terkandung dalam infusa daun sirih merah yang
kemungkinan dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans ATCC
10231 adalah tanin, alkaloid, flavonoid dan minyak atsiri. Menurut Mursyidi
(1990), tanin berfungsi sebagai antifungi dan bersifat sebagai bakteriostatik yang
biasanya digunakan untuk infeksi pada kulit, mukosa dan melawan infeksi pada
luka. Alkaloid dapat digunakan sebagai antifungi. Flavonoid berfungsi sebagai
antifungi dan mencegah infeksi atau luka. Minyak atsiri juga dapat berfungsi
menghambat pertumbuhan jamur (Robinson, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Infusa daun sirih merah mempunyai daya antifungi terhadap Candida
albicans ATCC 10231.
2. Dalam infusa daun sirih merah yang memiliki kandungan kimia flavonoid,
tanin, alkaloid, dan minyak atsiri.
B. SARAN
Perlu dilakukan penelitian KLT preparatif untuk mengisolasi senyawa aktif yang
diduga bertanggungjawab terhadap aktivitas antifungi dan diujikan pada jamur
Candida albicans.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 17, 25-26, Direktorat Pengawasan Obat dan
Makanan Indonesia, Jakarta Anonim, 1991, Theraupeutic Drug, volume II, K21, Churchill Living Store, New
York Anonim, 1993, Dasar-Dasar Pemeriksaan Mikrobiologi, 115-118, Fakultas
Kedokteran UGM Bagian Mikrobiologi, Yogyakarta Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, 9, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1995, Materia Medika Indonesia, Jilid VI, 327, Departemen Kesehatan
RI, Jakarta Anonim, 1996, The Extra Pharmacopeia, edisi 31, 410, Royal Pharmaceutical
Society, London Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, cetakan
pertama, 6, 13-38, Departemen Kesehatan RI, Jakarta Anonim, 2007a, Piper crocatum taxonomy, http://zipcadzoo.com/ plants/ p/
piper_crocatum.asp, diakses pada tanggal 22 Juni 2007 Anonim, 2007b, Keputihan, http:// www. majalah- farmacia. com/ rubrik/
one_news.asp?IDNews=546, diakses pada tanggal 9 September 2007
Anonim, 2007d, Evaluation Antifungal Susceptibility Tersting of Candida Spesies, www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=525396, diakses pada tanggal 15 Desember 2007
Anonim, 2008, Sirih Merah sebagai Tanaman Obat Multi Fungsi, http ://[email protected], diakses pada tanggal 2 Maret 2008
Ansel, H.C. Popouich, N.G., 1990, Pharmaceutical Dosage Form and Drug
Delivery System, 5 th edition, Lea and Febiger, Philadelphia, London Backer, C. A. and Bakhuizen van den Brink, R. C., 1963, Flora of Java volume I,
167, N.V.P. Noordhoff-Groningn, The Netherlands Bahry, Bahroelim, 1995, Farmakologi Dan Terapi, edisi 4, 562-563, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jakarta Frobisher, 1974, Fundamental of Microbiology, 9 ed., 161-171, W. B. saunders
Company, Philadelphia th
Hadioetomo, R. S., 1993, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, 55-58, Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Harborne, J.B, 1987, Metode Fitokimia, 4-9, Penerbit ITB, Bandung Hugo, W. B., & Russel A. D., 1987, Pharmaceutical Microbiology, 6 edition,
202-205, Blackwell Scientific Publication, London Jawetz, E., Melnick, J. L, Adelberg, E. A, 1996, Medical Microbiology,
diterjemahkan oleh Edi Nugroho dan RF Maulany edisi xx, 627-628, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
Jutono, 1980, Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum (Untuk Perguruan
Tinggi), 135, 136, Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Katzung, B. G. M, 1995, Basic Clinical and Pharmacology, 607-614,
diterjemahkan oleh Kotualubun, edisi III, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Larry, M., dan Judy, K., 1996, Microbiology: Essentials and Aplications, 2
edition, McGraw-Hill,Inc, New York Mursyidi, A., 1990, Analisa Metabolit Sekunder, 63-76, Pusat Antar Universitas
Bioteknologi, UGM, Yogyakarta Nester, Anderson, Robert, Pearsall, 2004, Microbiologgy : A Human Perspective,
fourt edition, 526-528, McGrow-Hill, New York Pelczar, M. J., dan E. S. Chan, 1988, Dasar-dasar Mikrobiologi, edisi 2, 489-491,
Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta Ristanto, 1989, Kursus Singkat Fisiologi Bakteri, 67, Penerbit Bioteknologi
UGM, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Robinson, Trevor, 1995, The Organik Constituents of Higher Plan, 6 th edition, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, 71, 132, 161, 191, 281, 157, Penerbit ITB, Bandung
Sastroamidjojo, H., 1985, Kromatografi, edisi I, 35-36, Liberty, Yogyakarta Stahl, E., 1985, Drug Analysis by Chromatography and Microscopy, A Practical
Suplement to Pharmacopeias, diterj. oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Sudiro, 3-17, Institut Teknologi Bandung, Bandung
Sudewo, B., 2005, Basmi Penyakit Dengan Sirih Merah, Cet I, 33-36, 40, 45, P.T.
Agromedia Pustaka, Jakarta Suharman dan Mulja, H. M., 1995, Analisis Instrumental, 224, Universitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 1. Hasil determinasi tanaman sirih merah (Piper crocatum)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 2. Determinasi jamur Candida Albicans
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 3. Foto tanaman sirih merah (Piper crocatum)
Lampiran 4. Foto Daun Sirih Merah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 5. Foto Hasil Pengamatan difusi paper disk
Lampiran 6. Foto hasil pengamatan pada Dilusi padat tanpa perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 7. Foto hasil pengamatan kontrol positif pada Dilusi Padat
Lampiran 8. Foto hasil pengamatan kontrol negatif pada Dilisi padat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 9. Foto hasil pengamatan konsentrasi 80% pada Dilusi padat
Lampiran 10. Foto hasil pengamatan konsentrasi 60% pada Dilusi padat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 11. Foto hasil pengamatan konsentrasi 40% pada Dilusi padat
Lampiran 12. Foto hasil pengamatan KBM konsentrasi 80%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 13. Foto profil KLT senyawa flavonoid yang terkandung pada infusa
daun sirih merah dengan deteksi secara visual setelah disemprot AlCl3
Keterangan :
Fase diam : selulosa
Fase gerak : n-butanol – asam asetat – air (4 :1: 5)
B : Baku (Rutin)
A1 : Sampel 1
A2 : Sampel 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 14. Foto profil KLT senyawa alkaloid yang terkandung dalam infusa daun sirih merah setelah disemprot dengan Dragendorff
Keterangan : Fase diam : Silika Gel GF254 Fase gerak : Tertier butanol -Kloroform – Dietil amina (2 : 7 : 1) I : UV 365 II : Vis
B : Baku (Skopolamin) A1 : Sampel 1 A2 : Sampel 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 15. Foto profil KLT senyawa tanin yang terkandung dalam infusa daun
sirih merah dengan deteksi UV 254 nm setelah disemprot FeCl3 Keterangan : Fase diam : Silika gel GF254 Fase gerak : n-butanol – Asam Asetat – Air (5 : 1 : 4) B : Baku (Asam Tanat) A1 : Sampel 1 A2 : Sampel 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 16. Foto profil KLT Senyawa Minyak Atsiri yang terkandung dalam infusa daun sirih merah dengan deteksi secara visual setelah disemprot vanilin-
H2SO4
Keterangan : Fase diam : Silika gel GF254 Fase gerak : Toluena : etil asetat (93:7) B : Baku (Eugenol) A1 : Sampel 1 A2 : Sampel 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 17. Hasil Perhitungan Rerata dan SD
Tabel XI. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat
Diameter Zona Hambat (cm) Keterangan I II III IV V