i HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERIAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Studi kasus pada koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidik an Akuntansi Oleh : Francisca Yeny Ristaningtyas NIM : 011334113 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2006 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Embed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · 2017-12-18 · {Bob Sadino} { Hi dup bukan hanya berharap tetapi tanpa ada harapan apa gunanya kita hidup {yuli} { Sukses yang sejati ialah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DAN
PEMBERIAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA
KARYAWAN
Studi kasus pada koperasi Susu Warga Mulya
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidik an Akuntansi
Oleh :
Francisca Yeny Ristaningtyas
NIM : 011334113
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
{ Suatu tujuan itu akan sukses tergantung pada niatnya, disamping itu butuh
pengorbanan dan harus sabar sesuai dengan kemamuan kita masing-masing.
{yuli} { Kesuksesan hanyalah suatu titik kecil diatas puing-puing kegagalan. Maka
benahi dulu puing-puing kegagalan yang ada niscaya kesuksesan kan teraih tanpa kita sadari.
{Bob Sadino} { Hidup bukan hanya berharap tetapi tanpa ada harapan apa gunanya kita hidup {yuli} { Sukses yang sejati ialah berhasilnya anda mengatasi ketakutan akan tidak
sukses . {me} { Cara menuju kesuksesan ialah dengan mengalami terlebih dahulu kegagalan
{me} { Maju selangkah dalam cinta berarti mundur sepuluh langkah dalam perjalanan
belajarnya. Oleh karena itu demi cita -cita hindarkanlah cinta, tapi demi cinta kejarlah cita-cita.
{ me}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria, Santa Francisca
Atas berkat dan penyertaannya sehingga pada akhirnya aku
Bisa Menyelesaikan Skripsi ini
Dengan segala kerendahan hati Skripsi ini
Kupersembahkan kepada:
V Tuhan Yesus Kristus Sang Juru Selamatku
V Bapak Beni Hadi dan Ibu Christina
V Kedua kakaku yang aku sayangi
V Mas sigit
V Temen-temenku dan sahabatku tersayang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang sa ya tulis ini tidak
memuat karya ata u bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta 6 Desember 2006
Penulis
Francisca Yeny Ristaningtya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERIAN KOMPENSASI DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN
Sutudi Kasus Pada Koperasi Susu Warga Mulya
FRANCISCA YENY RISTANINGTYAS UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara : 1) gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan, 2) pemberian kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan, 3) gaya kepemimpinan dan pemberian kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan.
Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di Koperasi Susu Warga Mulya Yogyakarta pada bulan Mei sampai juli 2006.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: kuesioner, observasi dan dokumentasi. Populasi yang sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua karyawan koperasi Susu Warga Mulya yang berjumlah 50 orang karyawan.
Untuk menjawab permasalahan pertama dan kedua digunakan teknik analisis korelasi product moment, sedangkan untuk menjawab permasalahan ketiga digunakan analisis korelasi ganda dengan taraf signifikansi (α) 0,05.
Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja karyawan, (rhitung = 0,863 > rtabel = 0,187) 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara pemberian kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan, (rhitung = 0,332 > rtabel = 0,187) 3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara gaya kepemimpian dan pemberian kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan, (R hitung = 0,892 > Rtabel = 0,239).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN LEADERSHIP STYLE,
COMPENSATION, AND THE EMPLOYEES` JOB SATISFACTION
A Case Study at ”Warga Mulya” Milk Cooperation
FRANCISCA YENY RISTANINGTYAS UNIVERSITY of SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2006
This research was aimed to know whether or not there are significant and positive relationships between: 1) leadership style and employees` job satisfaction, 2) compensation and employees` job satisfaction, 3) leadership style, compensation taken together and the employees` job satisfaction. This research was carried out at ”Warga Mulya” Milk Cooperation Yogyakarta, from May to July 2006. The data collecting techniques used were questionnaire, observation and documentation. The population and sample in this research were all 50 employees`. To answer the first and second problems , the Correlation Product Moment Technique was used, while to answer the third problem, Multiple Correlation Analysis was used with the level of significance (α) 0,05. The results of the research show : 1) there is a positive and significant relationship between leadership style and employees ` job satisfaction, (rcount = 0,863 > rtable = 0,187), 2) there is a positive and significant relationship between compensation and employees` job satisfaction, (rcount = 0,332 > rtable = 0,187), and 3) there is a positive and significant relationship between leadership style , compensation taken together and employees ̀ job satisfaction, (Rcount = 0,892 > Rtable = 0,239).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat dan karunia Tuhan Yesus Kristus sehingga Penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul HUBUNGAN GAYA
KEPEMIMPINAN DAN PEMBERIAN KOMPENSASI DENGAN
KEPPUASAN KERJA KARYAWAN Studi kasus di Koperasi Susu Warga
Mulya Yogyakarta tahun 2006.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan,
semangat dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar -besarnya
kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Sutarjo Adisusilo J.R. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. S. Widanarto Prijowuntato, S. Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah
menyediakan waktunya, memberikan saran-saran dan pengarahan kepada
penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.
5. Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
menyediakan waktunya memberikan dorongan dan pengarahan dan dengan
sabar memberikan penjelasan-penjelasan kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini sampai dengan selesai.
6. Ag. Heri Nugroho, S. Pd. yang telah memberikan saran.
7. Bu Catur,Bu wigati, terimakasih saran-sarannya. Seluruh Bapak dan Ibu
Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya.
8. Kepada Bapak Iskandar Gunawan, SH selaku Manajer di Koperasi Susu
Warga Mulya Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
dalam melaksanakan penelitian. Terimakasih atas izin dan bantuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
9. Kepada Bapak Sunardi Aliharjo dan Mbak Tutin yang telah membantu
kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
10. Seluruh Staf dan karyawan Koperasi Susu Warga Mulya, terimakasih banyak
atas bantuannya dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan penelitian.
11. Bapak dan Ibuku tersayang yang tiada henti memberikan doa, semangat,
walaupun dalam penulisan skripsi ini banyak sekali rintangan dan cobaan
yang penulis hadapi, tetapi atas kesabaran dan petunjukMu aku bisa bangkit
dan dapat menyelesaikan skripsi ini dan aku lulus Pak,Bu….I Love U
12. Kakakku Yuli, thank yah dah jadi dosen pembimbingku yang keIII, dan
dengan kesabaranmu menemani aku ngetik sampai larut malam…sampai pada
pendadaran dan dapat nilai yang memuaskan…dirimu selalu tau apa yang aku
mau. Untuk kakaku Desi, sifat kerasmu akhirnya bisa membangkitkan aku
dan membawaku sampai aku lulus…Aku sayang kalian!
13. Keponakanku satu-satunya (dik Arly&Divan), jangan ngompol terus
ya!kasihan uti tuh, belajar baca dan nulis ya biar jadi presiden???heeee…
14. Helly anjingku yang selalu menghiburku selama aku sendirian dan sebagai
teman curhatku, aku hanya punya kamu disaat aku rapuh!!!!
15. Buat mas shegit yang kini kembali bersamaku, akhirnya kamu sadar!semenjak
kamu pergi dari aku, aku bisa mandiri dan akhirnya aku merasa PD dengan
diriku, thank dah nunggu aku pendadaran, walupun telat!Aku selalu sayang
kamu sampai aku mati mas!Believe me….?k???ayooo raih masa depan kita.
16. Buat Anggita(Sahabat baiku), nggit tanpa kamu aku mungkin tinggal
kenangan aja. Kamu satu satunya orang yang merangkul aku untuk bangkit
dari keterpurukanku. Selalu buat kata-kata indah untuk membesarkan hatiku.
Thank banget…aku sayang kamu!
17. Mas Reza yang kini berada di Jayapura, thank masukan dan spiritnya untuk
nyelesaikan skripsi, mas aku wis lulus lho….kangen maem ke SEBUL ga????
18. Mas Banu yang menemaniku saat aku berduka, saat aku tak punya siapa-siapa
kamu selalu memberiku lagu-lagu indah untuk menghiburku, thank dah
nyariin aku Ram! Hujan-hujan lagi….kapan mang ucok lagi?heee….
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
19. Ex SMU STAGZ thank ya kalian selalu menanyakan kabarku dan selalu doain
aku. Thank banget dah ngasih dukungan yang besar ke aku.
20. Seluruh trah Joyodikromo dan wiryodiharjan atas doronganya sehingga saya
tetap maju terus pantang mundur dan bisa bangkit dari keterpurukan, dan
untuk saran-saran nya yang sangta bermanfaat sekali bagi saya.
21. Buat anak-anak adjudan……rasah ngeçë aku dah lulus weee….
tentang faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja. Adapun
faktor -faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1) Faktor hubungan antara karyawan dengan karyawan antara
lain:
a) hubungan langsung antara menejer dengan karyawan;
b) faktor fisis dan kondisi kerja ;
c) hubungan sosial diantara karyawan;
d) sugesti dari temen sekerja;
e) emosi dan situasi kerja ;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2) Faktor individual, yaitu yang berhubungan dengan :
a) sikap;
b) umur;
c) jenis Kelamin;
3) Faktor-faktor luar, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan:
a) keadaan keluarga karyawan;
b) rekreasi;
c) pendidikan;
Moh As’ad (1978: 63) mengemukakan 4 faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja yaitu.
a) Faktor finansial (jaminan kerja), meliputi gaji, macam-macam
tunjangan, pemberian jasa produksi (bonus) promosi, jaminan
sosial termasuk uang pensiun dan sebagainya.
b) Faktor fisik, meliputi faktor umur, kondisi badan, jenis
pekerjaan, waktu kerja dan sistem istirahat, keadaan alat
perlengkapan dan mesin-mesin, keadaan suara, temperatur dan
penerangan.
c) Faktor sosial, meliputi hubungan antara karyawan dengan
pimpinan, hubungan dengan sesama karyawan, hubungan
dalam serikat sekerja.
d) Faktor psikologis, meliputi cita -cita dan pandangan hidup,
minat dan kemauan, sikap, bakat dan kecakapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Menurut Malayu Hasibuan, (2001:199-200) kepuasan kerja
dipengaruhi oleh faktor -faktor berikut.
1. Balas jasa yang adil dan layak.
2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian.
3. Berat ringannya pekerjaan.
4. Suasana dan lingkungan pekerjaan.
5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.
6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.
7. Sikap pekerjaan monoton atau tidak.
Berdasarkan uraian faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja dipengaruhi
oleh 4 faktor pokok, keempat faktor itu ialah kompensasi, jenis
pekerjaan, lingkungan pekerjaan dan kepemimpinan.
Selanjutnya, Hariardja mengemukakan enam faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu gaji, pekerjaan, rekan sekerja,
atasan, promosi, dan lingkungan kerja (Hariardja, 2002:291-292).
1. Gaji
Merupakan jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai
akibat dari pelaksanaan kerja.
2. Pekerjaan
Merupakan isi pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan
3. Rekan sekerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Merupakan teman-teman yang senantiasa berinteraksi bersama
dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Atasan
Merupakan seseorang yang senantiasa memberi perintah atau
petunjuk dalam pelaksanaan kerja.
4. Promosi
Merupakan kemungkinan seseorang berkembang melalui
kenaikan jabatan.
5. Lingkungan Kerja
Meliputi lingkungan fisik dan psikologis.
Berdasarkan uraian faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja yang dikemukakan oleh Moh As`ad, Hasibuan dan Hariardja
maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja karyawan
dipengaruhi oleh empat faktor pokok. Keempat faktor itu ialah
kompensasi, struktur dan jenis pekerjaan, lingkungan kerja, dan
kepemimpinan.
c. Teori Kepuasan Kerja
Beberapa teori kepuasan kerja di sini untuk menerangkan
mengapa seseorang puas dengan pekerjaannya. Locke (1969)
dengan teori “ketidaksesuaian” (discrepansy theory),
mengemukakan bahwa seseorang akan terpuaskan jika kondisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
yang diinginkan sesuai dengan keadaan/kondisi yang faktual. Jika
ketidak-sesuaian antara kondisi faktual dengan kondisi yang
diinginkan semakin besar, maka semakin besar pula
ketidakpuasannya (Bertina, 2001:462).
Menurut Lawler (1973) mengemukakan teorinya yang disebut
teori “model aspek kepuasan “ (satisfaction facet model),
mengemukakan individu dipuaskan dengan suatu aspek khusus
dari pekerjaan mereka (rekan kerja, atasan, upah, dan lain-lain)
(Bertina 2001:463).
Herzberg (1966) mengemukakan teorinya yang disebut sebagai
dua faktor atau teori motivasi-higiene. Kedua faktor tersebut
dinamakan faktor yang menyebabkan orang merasa tidak puas dan
faktor yang membuat orang merasa puas (dissatisfier-satisfier)
(Bertina 2001:463).
Selanjutnya menurut Luthans (1992) mengemukakan enam
dimensi yang berhubungan dengan pekerjaan yang mempengaruhi
kepuasan kerja yaitu pembayaran, work it-self, promosi, supervisi,
kelompok kerja, dan kondisi kerja (Bertina 2001:464).
Gilmer (1975) mengemukakan sepuluh aspek yang dinilai
memiliki kontribusi terhadap kepuasan kerja yaitu keamanan,
kesempatan untuk maju, perusahaan dan manajemen, upah/gaji,
aspek intrinsik dari pekerjaan, supervisi, aspek-aspek sosial dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pekerjaan, komunikasi, kondisi-kondisi kerja, dan benefits (Bertina
2001:464).
2. Gaya Kepemimpinan
a. Definisi Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan berkaitan dengan proses mempengaruhi orang
lain sehingga mereka dapat mencapai sasaran dalam keadaan
tertentu. Manajemen telah digambarkan sebagai penyelesaian
pekerjaan melalui orang, dan kinerja manajer akan tergantung pada
kemampuan sebagai seorang pemimpin. Kemampuan dan
ketrampilan kepemimpianan (leadership ) untuk mengarahkan
merupakan faktor penting dalam efektifitas manajer (Amirulla h
dan Ridyah Hanafi, 2002:163).
Kepemimpinan adalah hubungan dimana satu orang yakni
pemimpin mempengaruhi fihak lain untuk bekerja sama secara
sukarela dalam usaha mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan
untuk mencapai hal yang diinginkan oleh pemimpin tersebut.
(George dan Winardi, 1986:343) Dalam definisi tersebut ternyata
bahwa memimpin berhubungan dengan satu orang yang
mempengaruhi fihak lain di dalam kelompok yang bersangkutan,
di samping itu pengaruh tersebut timbul dari hubungan antara
pemimpin dan seorang anggota kelompok atau anggota dengan
anggota, maksudnya terdapat adanya interaksi atau reaksi-reaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
orang secara timbal balik di dalam sebuah kelompok (George dan
Winardi, 1986:343).
Menurut John French dan Bertram Raven, (George dan
Winardi, 1986:344) terdapat 5 buah kerangka dasar kekuatan yang
dihubungkan dengan pengaruh yaitu:
1) kekuatan berdasarkan paksaan (coercive power);
2) kekuatan untuk memberikan penghargaan (reward power);
3) kekuatan yang sah (legitimate power);
4) kekuatan karena keahlian (expert power);
5) kekuatan referen.
Menurut Amirullah (2002:163) ada perbedaan antara pemimpin
dan manajer, adapun perbedaan antara manajer dan pemimpin itu
dapat dijelaskan sebagai berikut :”pemimpin memiliki fungsi
pokok menstimulasi orang lain dalam mencapai tujuan, sedangkan
manajer memiliki fungsi pokok mengelola berbagai faktor
produksi (sumber daya manusia, uang, bahan-bahan, metode,
mesin, waktu, dsb) untuk mencapai tujuan”.
Fedler (1967) mendefinisikan pemimpin sebagai berikut:
“seseorang yang berada dalam kelompok, sebagai pemberi tugas
atau sebagai pengarah dan mengkoordinasikan kegiatan kelompok
yang relevan, serta dia sebagai penanggung jawab utama”
Menurut Davis (1981:165) mendefinisikan kepemimpinan
adalah sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kemampuan untuk membujuk orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara antusias, dengan demikian kepemimpinan merupakan kecakapan atau kemampuan seorang untuk membujuk orang lain agar bersedia bekerja keras dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan Terry Frankin (1962) mendefinisika n
kepemimpinan dengan hubungan dimana seseorang (pemimpin)
mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama melaksanakan
tugas-tugas yang saling berkaitan guna mencapai tujuan yang
diinginkan pemimpin dan atau kelompok. (Amirullah dan Ridyah
Hanafi, 2002:165).
Robert House (1974:18) mengemukakan ada empat gaya
kepemimpinan yang menjadi perilaku seorang pemimpin, yaitu:
1) Kepimpinan yang berorientasi pada prestasi
Dengan karakteristik: pemimpin menetapkan tujuan-tujuan
yang bersifat menantang, dan pemimpin tersebut
mengharapkan agar bawahan berusaha mencapai tujuan
tersebut seoptimal mungkin.
2) Kepemimpinan direktif
Dengan karakteristik: pemimpin memberi kesempatan kepada
bawahan untuk mengetahui apa yang menjadi harapan
pemimpinnya dan pemimpin tersebut menyatakan kepada
bawahannya tentang bagaimana untuk dapat melaksanakan
suatu tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3) Kepemimpinan partisipatif
Dengan karakteristik: pimpinan berkonsultasi dengan
bawahannya dan bertanya untuk mendapatkan masukan-
masukan dan saran-saran dalam rangka pengambilan
keputusan.
4) Kepemimpinan suportif
Dengan karakteristik: usaha pemimpin untuk mendekatkan diri
dan bersikap ramah serta menyenangkan perasaan bawahannya.
Menurut Studi Kepemimpinan Universitas Iowa, Ronald Lippit dan
White (1981:72) berpendapat ada tiga gaya kepemimpinan yaitu:
1) Kepemimpinan gaya otoriter, adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala
kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pimpinan
semata -mata.
2) Kepemimpinan gaya demokratis, adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai
kegiatan yang akan ditentukan bersama antara pimpinan dan
bawahan.
3) Kepemimpinan gaya liberal, adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kegiatan yang akan dilakukan lebih banyak diserahkan kepada
bawahan.
b. Fungsi dan sifat Kepemimpinan
Salah satu kriteria dalam menilai efektivitas kepemimpinan
adalah kemampua nnya dalam mengambil keputusan. Kriteria itu
saja tidaklah cukup, masih ada kriteria lain yang penting untuk
diperhatikan. Kriteria yang dimaksud adalah kemampuan seorang
pemimpin menjalankan berbagai fungsi-fungsi kepemimpinan.
Sondang P. Siagian (1999:166-167) mengemukakan, lima
fungsi-fungsi kepemimpinan yang hakiki,
1) Fungsi penentu arah
Setiap organisasi, baik yang berskala besar, menengah,
ataupun kecil semuanya pasti dibentuk dalam rangka mencapai
suatu tujuan tertentu. Tujuan itu bisa bersifat jangka panjang,
jangka menengah dan jangka pendek yang harus dicapai
dengan melalui kerjasama yang dipimpin oleh seorang
pemimpin
2) Fungsi sebagai juru bicara
Fungsi ini mengharuskan seorang pemimpin untuk berperan
sebagai penghubung antara organisasi dengan pihak-pihak luar
yang berkepentingan seperti saham, pemasok, penyalur,
lembaga keuangan, dan instansi pemerintah yang terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3) Fungsi sebagai komunikator
Berkomunikasi pada hakekatnya adalah mengalihkan suatu
pesan dari satu pihak kepada pihak lain. Suatu komunikasi
dapat dikatakan berlangsung dengan efektif apabila pesan yang
ingin disampaikan oleh sumber pesan tersebut diterima dan
diartikan oleh sasaran komunikasi.
4) Fungsi sebagai mediator
Konflik-konflik yang terjadi atau adanya perbedaan-
perbadaan kepentingan dalam organisasi menuntut kehadiran
seorang pemimpin dalam menyelesaikan permasalahan yang
ada.
5) Fungsi sebagai integrator
Adanya pembagian tugas, sistem alokasi daya, dana dan
tenaga, serta diperlukan spesialisasi pengetahuan dan
ketrampilan dapat menimbulkan sikap, perilaku dan tindakan
berkotak-kotak dan oleh karenanya tidak boleh dibiarkan
berlangsung terus menerus.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan:
Pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat, sebab individu yang
lahir telah membawa cirri-ciri tertentu. Kepemimpinan adalah
suatu fungsi dari kualitas seseorang dari suatu individu, bukan
dari situasi, teknologi atau dukungan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Keith Davis (Handoko, 1983:97) menyatakan ada 4 ciri
utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan
kepemimpinan dalam organisasi,
1) Kecerdasan (intelligence). Pada umumnya menunjukan
bahwa seorang pemimpin mempunyai tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dari pada pengikutnya, ia dituntut untuk
mampu menganalisis problem dengan efektif, belajar dengan
tepat dan memiliki minat yang tinggi untuk mendalami dan
menggali ilmu.
2) Kedewasaan sosial dan hubungan sosial yang luas (social
naturity and breadth) pemimpin cenderung mempunyai
emosi yang stabil dan dewasa atau matang, serta mempunyai
kegiatan-kegiatan dan pelatihan.
3) Motivasi diri dan dorongan prestasi. Pemimpin secara relatif
mempunyai motivasi dan dorongan prestasi yang tinggi.
Mereka bekerja keras lebih untuk nilai intrinsik dari pada
ektsrinsik.
4) Sikap-sikap hubungan manusiawi. Seorang pemimpin yang
sukses akan mengakui harga diri dan martabat pengikut-
pengikutnya, mempunyai perhatian yang tinggi dan
berorientasi pada karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan
Riset Fielder mengungkapkan tiga dimensi kontigensi yang
menetapkan faktor-faktor situasional utama untuk menentukan
efektivitas pemimpin yaitu:
1) Hubungan pemimpin dan bawahan (leader member relation ),
yaitu kadar hubungan antara pemimpin dengan bawahan
merupakan tingkat sejauh mana kelompok tersebut memberi
dukungan kepeda pemimpinnya.
2) Struktur tugas dalam arti sampai sejauh mana tugas -tugas yang
harus dilaksanakan itu terstruktur atau tidak dan apakah disertai
oleh prosedur yang jelas atau tidak.
3) Posisi kewenangan seseorang dalam arti tingkat dari pengaruh
seorang pemimpin pada faktor-faktor wewenang seperti dalam
pengangkatan dan pemberhentian pegawai, penegakkan
disiplin, promosi dan kenaikan gaji.
e. Teori kepemimpinan
Ada enam buah teori mengenai kepemimpinan menurut George
dan Winardi, (1986:346),
1) Teori keadaan, dalam hal ini kepemimpinan menyatakan bahwa
harus terdapat cukup banyak fleksibelitas dalam kepemimpinan
juga dapat menyesuaikan diri dengan situasi-situasi yang
berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2) Teori kelakuan pribadi, teori ini menekankan apa yang
dilakukan oleh pemimpin yang bersangkutan dalam hal
memimpin.
3) Teori supportif, pada teori ini pihak pemimpin mengambil
sikap bahwa para pengikut ingin melaksanakan usaha mereka
sebaik-baiknya dan memimpin mereka sebaik-baiknya, yang
dilakukan dengan jalan membantu usaha-usaha mereka.
4) Teori sosiologis, pada teori ini kepemimpinan dianggap terdiri
dari usaha-usaha kerja yang membantu aktivitas-aktivitas para
pengikut dan berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik
organisatoris antara para pengikut.
5) Teori psikologis, teori ini menyatakan bahwa kepemimpinan
yang memotivasi sangat memperhatikan sifat-sifat bawahannya
seperti misalnya : pengakuan, kepas tian emosional dan
kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan keinginan-
keinginan dan kebutuhan-kebutuhan orang.
6) Teori otokratis, pada teori ini pemimpin cenderung
memusatkan perhatiannya terhadap pekerjaannya, ia
mengadakan supervis i ketat agar pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan rencana dan ia memanfaatkan pengukuran-pengukuran
dalam bidang produksi untuk mencapai tujuannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
3. Kompensasi
a. Pengertian
Menurut Ambar Teguh dan Rosidah (2003:205) aspek
kompensasi berkaitan erat dengan evaluasi kepegawaian. Sifat
hubungan yang ada antara kedua aspek tersebut adalah bahwa
evaluasi pegawai yang ada gilirannya akan menilai pegawai-
pegawai dan mempengaruhi pemberian kompensasi. Evaluasi
pegawai akan menyangkut masalah penilaian atas pegawai-
pegawai dengan cara membandingkan pegawai dalam suatu
klasifikasi. K ompensasi merupakan sebagai akibat yang
ditimbulkan atas konsekwensi dari hasil penilaian tersebut.
Suatu cara departemen personalia meningkatkan prestasi
kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah melalui
kompensasi. Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima
oleh pegawai sebagai balas jasa mereka. Pada dasarnya
kompensasi merupakan kontribusi yang diterima oleh pegawai
ata pekerjaan yang telah dikerjakannya (Ambar dan
Rosidah,2003:206).
Departemen personalia biasanya merancang dan
mengadministrasi kompensasi karyawan. Bila kompensasi
diberikan secara benar, para karyawan lebih terpuaskan dan
termotivasi untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.
Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya mereka
diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat.
Tingkat kompensasi absolut karyawan menentukan skala
kehidupannya.
Sedangkan kompensasi relatif menunjukan status, martabat,
dan “harga” mereka. Oleh karena itu, bila para karyawan
memandang kompensasi mereka tidak memadai, prestasi kerja,
motivasi dan kepuasan kerja mereka bias turun secara dramatis.
Program kompensasi penting bagi organisasi karena
mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan
sumber daya manusia sebagai komponen utama dan merupakan
komponen biaya yang paling penting.
Di samping pertimbangan tersebut, kompensasi juga
merupakan salah satu aspek yang berarti bagi pegawai , karena
bagi pegawai besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai
karya mereka diantara para pegawai itu sendiri, keluarga dan
masyarakat (Ambar dan Rosidah, 2003:206).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi adalah
(Ambar dan Rosidah, 2003:211) :
1) Kebenaran dan keadilan.
Kompensasi harus berdasarkan pada kondisi riil yang telah
dikerjakan oleh pegawai, artinya disesuaikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kemampuan, kecakapan, pendidikan dan jasa yang telah
ditunjukkan pegawai kepada organisasi.
2) Dana organisasi.
Kemampuan organisasi untuk memberi kompensasi baik
berupa financial maupun non financial, disesuaikan dengan
dana yang tersedia.
3) Serikat sekerja.
Para karyawan yang tergabung dalam suatu serikat, dapat
mempengaruhi pelaksanaan ataupun penetapan kompensasi,
karena serikat karyawan dapat merupakan simbol kekuatan
dalam menuntut perbaikan nasibnya.
4) Produktivitas kerja
Produtivitas pegawai merupakan faktor yang
mempengaruhi penilaian prestasi kerja, sedangkan prestasi
kerja merupakan faktor yang diperhitungkan dalam
penetapan kompensasi.
5) Biaya Hidup
Penyesuaian besarnya kompensasi dengan biaya hidup
pegawai beserta keluarganya sehari-hari mendapatkan
perhatian dalam penetapan kompensasi.
6) Pemerintah
Intervensi pemerintah untuk mene ntukan besarnya
kompensasi sangat besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
c. Bentuk kompensasi
Dalam pemberian kompensasi antara perusahaan yang satu
dengan perusahaan lain jelas berbeda. Pemberian kompensasi
kepada karyawan disesuaikan dengan kepentingan masing-
masing pihak dan kemampuan perusahaan dalam menjalankan
program tersebut.
Menurut Sudarsono (1996:140), kompensasi yang diterima
karyawan sehubungan dengan pekerjaannya dapat digolongkan
dalam empat bentuk,
a. Upah atau gaji dalam bentuk uang
Upah atau gaji terdiri dari gaji pokok ditambah tunjangan
keluarga dan tunjangan jabatan.
b. Tunjangan dalam bentuk natura seperti beras, gula, garam
dan pakaian diberikan untuk memenuhi kebutuhan pokok
karyawan dan menjaga gaji riil di masa inflasi.
c. Fringe benefits adalah berbagai jenis keuntungan di luar
gaji yang diperoleh karyawan sehubungan dengan
jabatannya. Bentuk-bentuk fringe benefits yaitu : dana
pensiun, asuransi, upah dibayar pada hari libur, cuti, sakit,
sarana olahraga dan rekreasi.
d. Kondisi lingkungan kerja yang mencakup lokasi dan jarak
perusahaan dari tempat tinggal, kebersihan, mutu tempat
kerja, teman kerja dan reputasi perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Tujuan kompensasi
Menurut Hani Handoko (2000:156), tujuan kompensasi
adalah:
a. Memperoleh personalia yang berkualifikasi
Tingkat kompensasi yang relatif tinggi kadang diperlukan
untuk menarik para pelamar yang cakap ke dalam
organisasi walaupun sudah bekerja di perusahaan lain.
b. Mempertahankan para karyawan yang ada sekarang
Bila tingkat kompensasi tidak kompetitif, banyak karyawan
yang baik akan keluar dari perusahaan.
c. Menjamin keadilan
Administrasi pengupahan dan penggajian diusahakan
memenuhi prinsip keadilan atau konsistensi eksternal dan
internal. Konsistensi eksternal berhubungan dengan
kompensasi yang ada di perusahaan bila dibandingkan
dengan kompensasi yang berlaku di luar perusahaan.
Konsistensi internal berhubungan dengan kompensasi yang
ada pada perusahaan.
d. Menghargai perilaku yang diinginkan
Kompensasi hendaknya mendorong perilaku yang
diinginkan. Prestasi kerja yang baik, pengalaman,
kesetiaan, dan tanggung jawab dapat dihargai melalui
rencana kompensasi yang efektif.
e. Mengendalikan biaya-biaya
Program kompensasi yang rasional membantu organisasi
untuk mendapatkan dan mempertahankan sumber daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
manusia pada tingkat biaya yang layak. Tanpa struktur
pengupahan yang sistimatik organisasi dapat membayar
kurang atau lebih kepada karyawannya.
B. Kajian Hasil Penelitian Yang relevan
1. Helen Vebriyanti (2004:60) dalam penelitiannya yang berjudul
“Hubungan Persepsi karyawan terhadap kompensasi,
Kepemimpinan, dan lingkungan kerja dengan Kepuasan Kerja”
Studi Kasus Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sleman
Yogyakarta 2004.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya Hubungan
Persepsi karyawan terhadap Kompensasi, Kepemimpinan dan
lingkungan Kerja terhadap kepuasan Kerja Karyawan PDAM
Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Jenis penenlitian yang digunakan adalah studi kasus, sedangkan
instrumen penelitian berupa kuesioner. Kuesioner ini meliputi
Kepuasan Kerja, Persepsi karyawan terhadap kompensasi, persepsi
karyawan terhadap kepemimpinan, persepsi karyawan terhadap
lingkungan kerja dan dilengkapi data subyek yang lain
menggunakan Observasi dan Dokumentasi. Selanjutnya indikator
diukur menggunakan skala Linkert. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 50 orang karyawan. Teknik Analisis Data dalam
penelitian ini digunakan untuk teknik data kuantitatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Pengujian Hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi Pearson
atau Product Moment. Selanjutnya untuk mengambil keputusan
apakah hipotesis diterima atau ditolak maka dilakukan pengujian
dengan menggunakan rumus statistik uji t.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
hubungan persepsi karyawan terhadap kompensasi, kepemimpinan
dan lingkungan kerja dengan kepuasan kerja di PDAM Kabupaten
Sleman adalah Positif.
2. Meidani Dalam Penelitiannya yang berjudul Hubungan antara
Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Studi Kasus pada
karyawan bagian Lapangan PT. Wanakasita Nusantara Jambi 2005.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya Hubungan
antara Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja. Jenis Penelitian
ini adalah studi kasus, sedangkan instrumen penelitian dengan
menggunakan wawancara, kuesioner, observasi. Kuesioner ini
berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada indikator.
Selanjutnya indikator diukur dengan menggunakan skala
Likert. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 orang. Analisis
data untuk menjawab masalah digunakan rumus Korelasi Rank
Spearman dengan simbol rs.
Korelasi ini dipergunakan untuk mengetahui
korelasi(hubungan) antara dua variabel yaitu Gaya Kepemimpinan
Manajer dengan Kepuasan Kerja Karyawan dengan membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
ranking dari masing-masing variabel tersebut. Ukuran keeratan
hubungan antara kedua Variabel tersebut diketahui melalui
koefisien korelasi rangking.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai koefisien korelasi
Rank 0,04 adalah positif dan kuat. Hal ini dibuktikan dengan
menggunakan tabel student t dan menghitung nilai t hitung
diperoleh hasil bahwa t hitung 3,024 lebih besar dari t tabel 2,011
sehingga dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara Gaya Kepemimpinan Manajer dan Kepuasan Kerja pada
bagian pengukuran dan pemetaan bagian pembibitan dan
pembukaan lahan penanaman dan pemeliharaan bagian produksi
dari PT. Wanakasita Nusantara.
C. Hubungan Diantara Variabel Penelitian
1. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja Karyawan
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang
lain, meggerakan suatu tindakan pada diri seseorang atau sekelompok
orang, untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Menurut
teori yang dikembangkan oleh Robert House menyatakan bahwa
pemimpin yang efektif menjelaskan jalur, atau alat-alat yang dapat
digunakan oleh bawahan untuk mencapai kepuasan dan prestasi kerja
yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Menurut teori ini pemimpin dapat menempuh jalan dengan
memperjelas spesifikasi tugas-tugas bawahannya, mengurang atau
menghilangkan hal-hal yang menghambat penyelesaian pelaksanaan
suatu tugas, dan dapat pula dengan meningkatkan kesempatan untuk
memperoleh kepuasan yang berkaitan dengan tugas. Tugas utama dari
seorang pemimpin adalah memotivasi dan membantu bawahan untuk
mencapai tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan. Hal ini akan
menimbulkan adanya hubungan yang positif antara gaya
kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan.
2. Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dan Pemberian Kompensasi
dengan Kepuasan Kerja
Organisasi menggunakan berbagai imbalan untuk menarik dan
mempertahankan orang-orang mereka agar mencapai tujuan pribadi
mereka dan organisasi. Manager membagikan imbalan seperti upa h
atau gaji dalam bentuk uang, tunjangan dan bentuk natura, fringe
benefit, kondisi lingkungan. Seperti halnya pemberian kompensasi
terhadap karyawan juga membantu menciptakan iklim yang
menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak tantangannya dan
memuaskan.
Dengan adanya pemberian kompensasi karyawan, maka kebutuhan
dapat terpenuhi dan meningkatkan kesejahteraan karyawan. Program
ini dapat meningkatkan nilai atau karya mereka diantara para karyawan
itu sendiri, keluarga dan masyarakat.Apabila kompensasi tida k
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
diperhatikan maka kepuasan akan menurun, dengan pemberian
kompensasi maka kepuasan kerja akan meningkat. Hal ini akan
menimbulkan adanya hubungan yang positif antara pemberian
kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan.
3. Hubungan antara Gaya Kepemimpina n dan Pemberian Kompensasi
dengan Kepuasan kerja
Dengan adanya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi
organisasi serta selalu memberiakan arahan, dorongan dan membantu
bawahan dan menjalankan tugas-tugas. Dan dengan adanya pemberian
kompensasi yang adil dan layak sesuai dengan pekerjaannya sehingga
karyawan merasa diperhatikan dan karyawan merasa puas.
D. Kerangka Berfikir
1. Hubungan Gaya Kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan
Gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpinan memberikan
pengarahan kepada bawahan. Kepuasan kerja adalah keadaan dimana
seseorang memperoleh kesenangan dari hasil suatu pekerjaan. Cara
pemimpin memperlakukan bawahan dengan baik akan membuat
karyawan merasa senang. Gaya kepemimpinan dalam perusahaan
diduga memiliki hubungan yang kuat dengan kepuasan kerja.
2. Hubungan Pemberian Kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan
Pemberian kompensasi adalah balas jasa yang diterima karyawan atas
kerja mereka. Kepuasan kerja adalah keadaan dimana seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
memperoleh kesenangan dari hasil suatu pekerjaan. Pemberian
kompensasi kepada karyawan secara adil dan layak akan membuat
karyawan merasa senang dan puas. Pemberian kompensasi dalam
perusahaan diduga memiliki hubungan yang kuat dengan kepuasan
kerja.
3. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Pemberian Kompensasi dengan
Kepuasan Kerja
Gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpinan memberikan
pengarahan kepada bawahan. Pemberian kompensasi adalah balas jasa
yang diterima karyawan atas kerja mereka. Kepuasan kerja adalah
keadaan dimana seseorang memper oleh kesenangan dari hasil suatu
pekerjaan. Cara pemimpin memberikan pengarahan kepada bawahan
dengan baik serta pemberian kompensasi secara adil dan layak, diduga
memiliki hubungan yang kuat dengan kepuasan kerja.
Model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Gaya kepemimpinan
Pemberian Kompensasi
Kepuasan kerja
karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
E. Hipotesis
Hipotesis yang rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Ada hubungan positif antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan
kerja karyawan.
b. Ada hubungan positif antara pemberian kompensasi dengan kepuasan
kerja karyawan.
c. Ada hubungan positif antara gaya kepemimpinan dan pemberian
kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara gaya kepemimpinan dan
pemberian kompensasi dengan kepuasan kerja pada “Koperasi Susu Warga
Mulya”. Adapun hasil penelitian ini hanya berlaku bagi kasus yang penulis
teliti dan tidak dapat digeneralisasi pada kasus-kasus lain.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di KOPERASI SUSU “WARGA MULYA”
YOGYAKARTA
2. Waktu P enelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari 2006
C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel penelitian ini yang adalah :
a. Gaya Kepemimpinan
b. Pemberian Kompensasi
c. Kepuasan kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Adapun pengelompokan variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi variabel terikat
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
1) Gaya Kepemimpinan
Persepsi karyawan terhadap kepemimpinan merupakan
bentuk tingkah laku karyawan sebagai salah satu bagian dalam
perusahaan untuk berinterisaksi dan menyesuaikan diri terhadap
kemampuan pemimpin dalam menjalankan peran dan fungsi
kepemimpinan.
2) Pemberian Kompensasi
Persepsi karyawan terhadap kompensasi merupakan bentuk
tingkah laku karyawan sebagai salah satu bagian da lam
perusahaan untuk berinteraksi dan menyesuaikan diri terhadap
upah, gaji, keuntungan, dan pelayanan yang diterima dari
perusahaan.
b. Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan
yang dilambangkan dengan huruf Y.
Kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau tidak senang
yang dialami oleh karyawan sebagai akibat dari interaksi karyawan
dengan sesama karyawan, karyawan dengan atasan, dan karyawan
dengan perusahaan dalam ikatan kerja yang mendukung atau tidak
mendukung karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Pengukuran Variabel
a. Gaya Kepemimpinan
Variabel Gaya Kepemimpinan diukur berdasarkan persepsi
karyawan dengan menggunakan sekala likert, yaitu ada lima skala
yang digunakan yang terdiri dari :
Sangat sering = SS
Sering = S
Kadang-kadang = K
Jarang = J
Tidak pernah = TP
Dalam hal ini masing-masing pilihan jawaban untuk item yang
bersifat favorabel dan tidak favorabel juga diberi skor yang berbeda.
Item yang bersifat favorabel menggunakan skor SS=5 S=4, K=3,
J=2, dan TP=1 item bersifat tidak favorabel sehingga responden
negatif menggunakan skor SS=1 S=2, K=3, J=4 dan TP=5
Item yang bersifat favorabel berjumlah 5 item, dalam hal ini item
favorabel bernomor ganjil. Sedangkan item yang bersifat tidak
favorabel berjumlah 5 item, dalam hal ini item tidak favorabel
bernomor genap
b. Pemberian kompensasi
Variabel Pemberian kompensasi diukur berdasarkan persepsi
karyawan dengan menggunakan skala likert, yaitu ada lima skala
yang digunakan yang terdiri dari :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Sangat Tidak Sesuai = STS
Tidak Sesuai = TS
Antara Sesuai dan Tidak Sesuai = E
Sesuai = S
Sangat Sesuai = SS
Dalam hal ini masing-masing pilihan jawaban untuk item yang
bersifat favorabel dan tidak favorabel juga diberi skor yang berbeda.
Item yang bersifat favorabel menggunakan skor STS=5, TS=4, E=3,
S=2, dan SS=1. Jika item bersifat tidak favorabel menggunakan skor
SS=1, S=2, E=3, TS=4 dan TST=5.
Item yang bersifat favorabel berjumlah 5 item, dalam hal ini item
favorabel bernomor ganjil. Sedangkan item yang bersifat tidak
favorabel berjumlah 5 item, dalam hal ini bernomor genap.
c. Kepuasan kerja
Variabel Kepuasan Kerja diukur berdasarkan persepsi karyawan
dengan menggunakan skala likert, yaitu ada lima skala yang
dugunakan yang terdiri dari :
Sangat Puas = SP
Puas = P
Netral = E
Tidak Puas = TS
Sangat Tidak Puas = STP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dalam hal ini masing-masing pilihan jawaban untuk item yang
bersifat favorabel dan tidak favorabel juga diberi skor yang berbeda.
Item yang bersifat favorabel menggunakan skor SP=5, P=4, N=3,
TP=2, dan STP=1. Jika item bersifat tidak favorabel menggunakan
skor STP=1, TP=2, N=3, P=4 dan SP=5.
Item yang bersifat favorabel berjumlah 5 item, dalam hal ini
bernomor ganjil. Sedangkan item yang bersifat tidak favorabel
berjumlah 5 item, dalam hal ini bernomor genap.
D. Populasi
Populasi merupakan sekumpulan obyek yang menjadi pusat
perhatian, yang dari padanya terkandung informasi yang ingin diketahui.
Obyek tersebut disebut satuan analisis, satuan analisis ini mengandung
perilaku atau karakteristik yang diteliti. (Gulo, 2002:76). Populasi
penelitian ini adalah seluruh karyawan Koperasi Susu Warga Mulya
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner merupakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan
kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden.
Kuesioner diberikan kepada sebagian karyawan Koperasi Susu
Warga Mulya untuk mengungkap data Gaya Kepemimpinan,
pemberian Kompensasi dan Kepuasan Kerja Karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2. Observasi
Observasi yaitu merupakan metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara datang langsung ke Koperasi Susu Warga
Mulya. Observasi ini untuk mengetahui tingkah laku karyawan
dalam bekerja, untuk melihat langsung keadaan perusahaan dan
melihat secara langsung proses produksi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu catatan dalam perusahaan secara langsung
untuk mendapatkan data-data dari sumber catatan atau arsip.
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan mempelajari profil perusahaan. Di dalam profil perusahaan
antara lain terdapat data mengenai upah atau gaji karyawan, jumlah
karyawan, visi dan misi perusahaan, sejarah perusahaan, dan peta
wilayah perusahaan.
F. Pengujian Instrumen Penelitian
1. Pengujian Validitas
Validitas/kesahihan suatu instrumen dapat diketahui dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Karl Person
(Sudjana,1996:369) yaitu
( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN
Y)X)((XYNr
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
N = Jumlah Responden
∑ X = Jumlah skor butir
∑ Y = Jumlah skor total
∑ X 2 = Jumlah kuadrat skor butir
∑ Y 2 = Jumlah kuadrat skor total
§ Jika r hitung > r tabel dengan taraf signifikansi 5% maka instrumen
tersebut valid.
§ Jika r hitung < r tabel dengan tingkat signifikansi 5% maka
instrumen tersebut tidak valid.
Hasil uji validitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Variabel Gaya Kepemimpinan
Indikator-indikator yang dikembangkan dari gaya kepemimpinan,
dapat dijabarkan dalam 15 butir pertanyaan untuk dijawab oleh para
responden sebagai subyek penelitian. Uji coba tersebut dilakukan pada
30 responden diluar responden yang menjadi subyek dalam penelitian
sesungguhnya. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus
korelasi product moment
Uji coba yang dilakukan kepada 30 responden, semua butir
pertanyaan dinyatakan valid karena nilai korelasi bagian totalnya (rtt)
lebih dari tabel 0,239. Pelaksanaan uji analisis butir dilakukan dengan
menggunakan komputer program SPSS dengan kaidah yang di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
pergunakan adalah ”Jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir
pertanyaan tersebut dikatakan valid. (Sutrisno Hadi dan Yuni
Damardiningsih, 2000:108)
Tabel 1. Rangkuman Hasil Uji Validitas Gaya kepemimpinan