Page 1
i
PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM STAND UP COMEDY
ACADEMY STASIUN TELEVISI INDOSIAR
PERIODE SEPTEMBER-OKTOBER 2017
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Salah Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh:
Yaser Karuba Loyang
(141224057)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
vi
MOTTO
“Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu
apa yang diinginkan hatimu,”
(Mazmur 37:4)
“Kerjakanlah apa yang berguna dihari ini, sehingga tak membuat engkau
menyesal di hari esok,”
(Penulis)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vii
ABSTRAK
Loyang, Yaser Karuba. 2019. Pemanfaatan Gaya Bahasa dalam Stand Up
Comedy Academy Stasiun Televisi Indosiar Periode September - Oktober
2017. Skripsi. Yogyakarta:Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini membahas tentang wujud gaya bahasa dan makna gaya bahasa
dalam Stand Up Comedy Academy Indosiar periode September sampai Oktober
2017. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan jenis gaya bahasa yang
terapat dalam Stand Up Comedy Academy di Stasiun Televisi Indosiar periode
September-Oktober 2017, (2) mendeskripsikan makna gaya bahasa dalam Stand Up
Comedy Academy di Stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017.
Data dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan yang mengandung gaya bahasa
yang digunakan oleh komika dalam Stand Up Comedy Academy di Stasiun Televisi
Indosiar periode September-Oktober 2017. Pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah rekam-catat, teknik rekam digunakan untuk menyalin
suatu objek tuturan yang mengandung gaya bahasa sedangkan teknik catat
digunakan untuk mencatat tuturan yang mengandung gaya bahasa. Data dianalisis
dengan cara mencermati secara teliti tuturan yang mengandung gaya bahasa,
kemudian mengaitkannya dengan teori yang relevan. Setelah itu mendeskripsikan
makna yang terkandung dalam gaya bahasa.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa gaya bahasa yang dipakai meliputi,
gaya bahasa metafora (7), gaya bahasa personifikasi (6), gaya bahasa hiperbola (8),
gaya bahasa litotes (1), gaya bahasa ironi (6), gaya bahasa silepsis (3), gaya bahasa
klimaks (3), gaya bahasa antiklimaks (2), gaya bahasa sinisme (5). Hasil penelitian
bedasarkan makna gaya bahasa, peneliti menemukan makna adalah makna
mengkritik, makna menyampaikan pendapat, makna menggabarkan, makna
menginformasikan, makna menegaskan, makna menyindir, makna memperhalus
bahasa.
Berdasarkan hasil penelitian gaya bahasa dan makna gaya bahasa yang telah
dilakukan, peneliti memberikan saran kepada peneliti lain atau peneliti selanjutnya
untuk lebih mendalami tentang tuturan dalam Stand Up comedy dengan rumusan
masalah yang berbeda seperti keefektifan pemakaian kata, atau fungsi tuturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
ABSTRACT
Loyang, Yaser Karuba. 2019. Utilizing the Language Style in the Indosiar Stand
Up Comedy Academy Television Station for the period September-
October 2017. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Literature Language
Education, Teacher Training and Education Faculty, Sanata Dharma
University.
.
This study discusses the form of language style and the meaning of
language style in Indosiar Stand Up Comedy Academy for the period September to
October 2017. The objectives of this study are (1) to describe the type of language
that appears in Stand Up Comedy Academy on Indosiar Television Station
September-October 2017, (2) describe the meaning of language style in Stand Up
Comedy Academy at Indosiar Television Station in the period September-October
2017. Data in this study are utterances containing the style of language used by
Komika in the Stand Up Comedy Academy at the Indosiar Television Station period
September to October 2017. Data collection carried out in this study is a record,
the recording technique is used to copy a speech object that contains a language
style while the note-taking technique is used to record speeches that contain
language style. The data is analyzed by examining carefully the speech that
contains the style of language, then relates it to the relevant theory. After that
describe the meaning contained in the style of language.
The results showed that the style of language used included, metaphorical language style (7), personification language style (6), hyperbolic language style (8), litotes language style (1), irony language style (6), silepsis language style (3 ), climax language style (3), anticlimactic style (2), cynical language style (5). research results based on meaning in each style of language researchers find meaning to criticize, meaning convey opinions, meanings describe, meaning inform, meaning confirms, meaning insinuating, meaning refines language. Based on the results of the language style research and the meaning of the
language style that has been done, the researcher gives advice to other researchers
or further researchers to explore more about the speech in Stand Up comedy with
the formulation of different problems such as the effectiveness of the use of words,
or speech functions.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat
dan kasihnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Melalui skripsi ini penulis
dapat merumuskan teori dan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan, serta
melakukan penelitian ini untuk mendapatkan laporan yang bersifat ilmiah.
Penulisan skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana. Peneliti menyadari bahwa kelancaran dan keberhasilan penulisan skripsi ini
tidak lepas dari bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimak kasih kepada:
1. Rishe Purnama Dewi, S.Pd, M.Hum. selaku ketua prodi PBSI.
2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku dosen pembimbing dengan penuh
kesabaran dan ketilitian telah membimbing, memotivasi, dan memberikan
berbagai masukan yang berharga bagi penulis mulai dari proses awal hingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. selaku dosen triangulator data penulis.
4. Segenap dosen PBSI yang telah membimbing penulis selama masa Studi di
Universitas Sanata Dharma.
5. Pegawai sekretariat yang selalu ramah dan memberikan pelayanan yang
baik kepada mahasiswa.
6. Bapak Paulus Peka Wolu dan ibu Derince Kalita Mboru sebagai orang tua
penulis yang senantiasa mendoakan, menyayangi, memotivasi, dan
membimbing sehingga penulis mampu berjalan sampai detik ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................ v
MOTTO ............................................................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ix
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5
1.5 Batasan Istilah .................................................................................................. 6
BAB 11 KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................. 8
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................................................. 8
2.2 Kajian Teori .................................................................................................... 10
2.2.1 Majas ............................................................................................................ 10
2.2.2 Gaya Bahasa ................................................................................................. 18
2.2.3 Stand Up Comedy ........................................................................................ 28
2.2.4 Makna ........................................................................................................... 32
2.2.5 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 34
BAB 111 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 36
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 36
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian ................................................................... 36
3.3 Tenik Pengumpulan Data ............................................................................... 37
3.4 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 37
3.5 Instrumen Penelitian ....................................................................................... 38
3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................ 39
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN DATA .................................................................. 40
4.1 Deskripsi Data ................................................................................................ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xii
4.2 Analisis Data .................................................................................................. 40
4.2.1 Wujud Gaya Bahasa ..................................................................................... 41
4.2.1.1 Gaya bahasa Metafora.......................................................................... 41
4.2.1.2 Gaya Bahasa Personifikasi ................................................................... 45
4.2.1.3 Gaya Bahasa Hiperbola........................................................................ 48
4.2.1.4 Gaya Bahasa Litotes ............................................................................ 51
4.2.1.5 Gaya Bahasa Ironi ................................................................................ 53
4.2.1.6 Gaya Bahasa Silepsis ........................................................................... 56
4.2.1.7 Gaya Bahasa Klimaks .......................................................................... 58
4.2.1.8 Gaya Bahasa Antiklimaks .................................................................... 60
4.2.1.9 Gaya Bahasa Sinisme ........................................................................... 62
4.2.2 Makna Gaya Bahasa ..................................................................................... 65
4.2.2.1 Makna Menginformasikan ................................................................... 65
4.2.2.2 Makna Menyampaikan Pendapat ......................................................... 73
4.2.2.3 Makna Mengkritik ............................................................................... 76
4.2.2.4 Makna Menyindir ................................................................................ 80
4.2.2.5 Makna Menyampaikan Penegasan ....................................................... 81
4.2.2.6 Makna Menggambarkan ...................................................................... 82
4.2.2.7 Makna Memperhalus Bahasa ............................................................... 83
4.3 Pembahasan .................................................................................................... 83
BAB V PENUTUP .............................................................................................................. 87
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 87
5.2 Saran ............................................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 89
LAMPIRA .......................................................................................................................... 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran bahasa dalam kehidupan manusia tidak dapat tergantikan. Peran
bahasa sebagai media komunikasi telah masuk ke seluruh sendi kehidupan
manusia. Peran bahasa sebagai media komunikasi merasuk di berbagai bidang
antara lain bidang pendidikan, politik, keagamaan, perniagaan termasuk dalam
dunia komedi. Bahasa juga sebagai alat berinteraksi, maksudnya alat untuk
menyampaikan ide, gagasan pikiran dan perasaan kepada orang lain melalui
bahasa. Bahasa menjadi salah satu ciri paling khas dari manusia, yang
membedakannya dari makhluk lain. Demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa
merupakan bagian penting dari proses komunikasi.
Beragam cara berkomunikasi yang biasa dilakukan manusia untuk
menghubungkan satu sama lain salah satunya melalui komedi. Bahasa mempunyai
peran penting dalam komedi, yaitu sebagai media interaksi komedi, antara
komedian dan penonton. Melalui media bahasa, penonton yang melihat atau
mendengar komedi akan tertawa. Gaya bahasa dipakai agar bahasa yang
digunakan tidak kaku dan lebih santai. Gaya bahasa memberikan efek keindahan
serta kemudahan mitra komunikasi memahami bahasa yang diujarkan.
Bahasa humor Stand Up Comedy biasa mengandung berbagai fungsi,
pendapat Tarigan (1993 : 14), bahwa wacana suatu ucapan mungkin saja
mengandung beberapa fungsi. Dari segipendengar bahasa berfungsi direktif yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
2
tingkah laku pendengar. Artinya bahasa tidak hanya membuat pendengar
melakukan sesuatu tetapi melakukan sesuai yangdiminta pembicara. Jika dilihat
dari segi kontak penutur dan pendengar berfungsi denotatif atau fungsi informatif.
Maksudnya sebagai alat membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling
penutur. Dari segi kode yang digunakan bahasa berfungsi metalinguistikatau
metalingual yaitu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri, misalnya
membahas bahasa politik, ekonomi, pertanian.
Dari segi amanat yang disampaikan bahasa berfungsi imajinatif. Artinya
bahasa digunakan untuk menyampaikan pikiran , gagasan, dan perasaan baik yang
sebenarnya, maupun imajinasi, fungsi ini berupa lelucon, dongeng, cerita dan
puisi. Bahasa humor yang terdapat dalam acara Stand Up Comedy selain
menyampaikan pikiran atau informasi yang dikemas humor biasanya berupa
masalah cinta, musik, keluarga, sosial, dan lain sebagainya. Dalam humor bahasa
yang digunakan sebagai alat komunikasi melanggar maksim-maksim komunikasi,
antara lain maksim percakapan dan kesopanan. Oleh karena itu, gaya bahasa yang
dipergunkan pembicara, meski bersifat unik dan dekat dengan watak dan jiwa
pendengar atau pembaca serta memiliki nuansa tertentu sehingga timbul makna-
makna baru.
Untuk memahami fungsi gaya bahasa, gaya harus dipahami sebagai tanda.
Hal ini sejalan dengan pendapat Junus (dalam Pradopo, 1994:49) bahwa gaya
bahasa adalah suatu tanda. Gaya sebagai tanda harus dilihat dalam suatu teks
tertentu sebagai suatu fenomena intratekstual dan harus dikaji melalui sifat bahasa
itu sendiri, yaitu sifat relasionalnya. Analisis kali ini akan menitikberatkan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
3
makna bahasa seperti yang tampak pada pilihan judul dan pilihan kata, gaya
bahasa berdasarkan nada, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, gaya bahasa
kiasan, dan sarana retoris. Data gaya bahasa yang dijadikan objek analisis diambil
dari Stand Up Comedy Academy Indonesiar.
Di sini peneliti mencoba melihat fenomena yang terjadi dari gaya bahasa
yang digunakan dalam Stand Up Comedy Academy Indosiar yang dilihat dari segi
penutur, pemakaian keformalan dan sarannya. Tuturan yang digunakan dalam
acara Stand Up Comedy Academy Indosiar membentuk wacana berdasarkan tema
yang telah ditentukan sebelumnya. Wacana tersebut merupakan salah satu
problem yang ada dalam masyarakat yang dikemas secara menarik dalam
bungkusan humor dan mempunyai sifat menginformasikan sekaligus bersifat
persuasif kepada pemirsa yang setia Stand Up Comedy untuk memberi solusi
terhadap problema tersebut.
Dari hasil survei yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan
penetian, terdapat banyak gaya bahasa dalam acara Stand Up Comedy Academy
Indosiar. Yewen dari papua “bersyukur sekali bapak duduk dekat pintu darurat
karena keselamatan penumpang ada di tangan bapak!”. Kutipan materi Yewen di
atas mengandung suatu pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan
sesuatu hal, dan dalam materi komika lain juga terdapat gaya bahasa personifikasi
yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa
seolah-oleh memiliki sifat manusia.
Ketertarikan peneliti terhadap Stand Up Comedy Academy di Stasiun
Televisi Indosiar Periode September-Oktober 2017 menjadi hal yang unik serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
4
menarik perhatian peneliti. Gaya tarik penggunaan gaya bahasa pada setiap
penampilan para komika menjadi hal unik, sehingga mendorong peneliti mengkaji
hal tersebut lebih lanjut.
Harapannya dengan memberikan pemahaman mengenai gaya bahasa dapat
menambah wawasan terkait gaya bahasa bagi pembicara atau pendengar untuk
mengembangkan dan menambah gaya bahasa dalam karyanya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
identifikasi permasalahan penelitian dalam Pemanfaatan Gaya Bahasa Stand Up
Comedy Academydi Stasiun Televisi Indosiar Periode September-Oktober 2017
dapat dirumuskan sebagai berikut
1. Gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam Stand Up Comedy Academy
Stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017?
2. Makna gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam Stand Up Comedy
Academy Stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian berjudul Pemanfaatan Gaya Bahasa Stand Up
Comedy Academy di stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017
sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan jenis gaya bahasa yang terdapat dalam Stand Up
Comedy Academy di Stasiun Televisi Indosiar periode September-
Oktober 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
5
2. Mendeskripsikan makna gaya bahasa dalam Stand Up Comedy Academy
di Stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis
dan secara teoretis sebagai berikut :
1. Manfaat praktis
a) Bagi Mahasiswa, bisa menjadi referensi untuk penelitia selanjutnya
dalam mengkaji gaya bahasa yang digunakan oleh pembicara atau
penulis bahasa dengan perspektif berbeda.
b) Bagi komika, memberikan sumber informasi agar lebih kritis
dalam pembuatan materi Stand Up ketika tampil di depan publik
seperti yang telah digunakan oleh para komika dalam Stand Up
Comedy Academy di Stasiun Televisi Indosiar periode September-
Oktober 2017.
2. Manfaat teoretis
Hasil analisis ini bisa memberikan manfaat dalam semantik dan
aspek kebahasaan dalam linguistik, dalam bidang semantik, penelitian
ini bahwa makna kalimat dapat diungkapkan dengan berbagai cara yang
melalui gaya bahasa dalam bidang semantik dan bidang lunguistik,
penelitian ini memberikan contoh tentang bahasa yang digunakan dalam
acara Stand Up Comedy Academy Indosiar periode September-Oktober
2107.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
6
1.5 Batasan Istilah
Peneliti membatasi beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian
ini.istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan
efek dengan jalan memperkenalkan serta dengan memperbandingkan suatu benda
atau hal tertentu dengan benda atau hal yang lain yang lebih umum
(Tarigan,1985:5).
2. Majas
Majas merupakan gaya yang sengaja disalahgunakan penutur dengan
memanfaatkan bahasa kias. Majas dengan figuran bahasa yaitu penyusunan
bahasa yang bertingkat-tingkat atau berfiguran sehingga memperoleh makna yang
kaya (Waluyo 1995:83).
3. Makna
Makna adalah hubungan antar bentuk dan barang (hal) yang diacunya
(Soedjito, 1988:51).Artinya hubungan antar lambang bunyi dengan acuannya
yang berbentuk response dari stimulus. Tuturan yang manusia ucapkan
mengandung makna yang utuh baik dari nada, perasaan, dan amanat.
4. Stand Up Comedy
Stand Up Comedy atau lawakan tunggal adalah salah satu genre profesi
melawak yang pelawaknya (kadang disebut komika, bahasa inggris:comic)
membawakan lawakannya di atas panggung seorang diri biasanya di depan
pemirsa langsung dengan cara bermonolog mengenai suatu topik.Komedi tunggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
7
biasanya dilakukan oleh satu orang (ada juga yang berbentuk grub) membawakan
materi yang dibuat sendiri (http://id.m.wikipedia.org/wiki/lawakan_tunggal,
diakses tanggal 15 November 2018). Walaupun disebut dengan Stand Up
Comedy, komedian tidaklah selalu berdiri dalam menyampaikan komedinya.
5. Komika
Komika adalah orang yang menghibur penonton, terutama dalam membuat
mereka tertawa, dengan cara melawak, yaitu suatu usaha untuk membuat orang
lain tertawa atau membuat orang lain gembira
(https://ruangidea.wordpres.com/2014/08/08/stand-up-comedian-defenisi/,diakses
tanggal 15 November 2018). Para komika ini biasanya memberikan beragam
cerita, lelucon pendek, atau kritik-kritik berupa sindiran terhadap sesuatu hal yang
sifatnya cenderung umum dengan berbagai macam sajian gerakan gaya dan gaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
Telah ada tulisan tentang gaya bahasa dalam skripsi yang berjudul “Gaya
Bahasa dan Diksi dalam Iklan Komersial (suatu kajian semantik)” oleh Asri
Agusulistyaningrum (2015), penelitian ini menyimpulkan bahwa: a) hasil
pendataan dan klasifikasi yang dilakukan terhadap 57 iklan komersial pada Koran
sindo tentang gaya bahasa, b) peneliti menemukan penggunaan kata umum dan
kata khusus. Lusia Diska Diti (2015) dalam skripsinya yang berjudul “gaya
bahasa simile, metafora, dan metonimia dalam lirik-lirik lagu JKT48. Penelitian
ini menyimpulkan bahwa: a) memaparkan penanda dan ciri bahasa simile,
metafora, dan metonimia, b) fungsi bahasa simile, metafora, dan metonimia yang
terdapat dalam lirik lagu JKT48.
Penelitian yang dilakukan Syrila Keka (2011) berjudul Gaya Bahasa
Perbandingan dalam Kidung Agung. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan penanda perbandingan yang digunakan dalam kidung agung,
mendeskripsikan urutan-urutan bagian-bagian perbandingannya, dan
mendeskripsikan makna gaya bahasa perbandingan dalam kidung agung. Hasil
penelitiannya yakni, pertama, penanda gaya bahasa perbandingan ditunjukan
dengan penanda (1) seperti, (2) bagaikan, (3) serupa, dan (4) seumpama. Kedua,
gaya bahasa perbandingan dalam kidung agung mengandung dua unsur yaitu (1)
hal yang diperbandingkan dan (2) hal yang membandingkan. Urutan bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
9
perbandingan dalamkidung agung mempunyai dua unsur (1) pembanding dan (2)
terbanding. Pembanding adalah bagian tubuh manusia yakni, mata, hidung, bibir,
pipi, pinggang, leher, buah dada, rambut, kepala, dan nafas. Terbanding adalah
binatang, tumbuhan, nama tempat, alam, dan benda mati. Ketiga, gaya bahasa
perbandingan dalam kidung agung mengandung makna pembanding adalah tubuh
manusia diikuti terbanding adalah binatang, tumbuhan, benda mati, alam, dan
nama tempat.
Penelitian yang lain dilakukan oleh Elisabet Apti Elita(2016), yang
berjudul “Gaya Bahasa dan Struktur Feature Perjalanan Majalah Intisari edisi
Januari 2016: studi kasus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gaya bahasa
sebagai unsur kemenarikan tulisan, berperan penting untuk memberikan nuansa
atau daya tarik tersendiri bagi pembaca.
Sejauh ini peneliti belum menemukan adanya penelitian mengenai gaya
bahasa dalam Stand Up Comedy Academy Indosiar periode September sampai
Oktober 2017, berdasarkan keempat penelitian di atas, peneliti beranggapan
bahwa penelitian gaya bahasa ini relevan dengan judul penelitian sebelumnya,
maka peneliti tertarik untuk meneliti gaya bahasa dalam Stand Up Comedy
Acadmy Indosiar periode September-Oktober 2017. Pada penelitian ini tidak
terbatas pada suatu atau dua kategori gaya bahasa saja seperti yang dilakukan
keempat peneliti di atas, tetapi mencakup seluruh kategori gaya bahasa. Penelitian
ini penting dilakukan untuk mengembangkan bahasa Indonesia terutama
mengenai penggunaan gaya bahasa yang bermanfaat untuk para pemakai bahasa
khususnya para peserta didik di lingkungan pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
10
2.2 Kajian Teori
Beberapa teori yang digunakan untuk mengkaji pemanfaatan gaya bahasa
dalam Stand Up Comedy Academy di Stasiun Televisi Indosiar periode
September-Oktober 2017, antara lain majas, gaya bahasa, jenis-jenis gaya bahasa,
Stand Up Comedy, dan Makna. Berikut akan diuraikan teori-teori yang terkait
dengan penelitian.
2.2.1 Majas
Majas sering dianggap sinonim dari gaya bahasa, namun sebenarnya majas
termasuk dalam bagian gaya bahasa. Majas adalah bahasa kiasan yang dapat
menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
Majas, atau figure of speech adalah bahasa kias, bahasa indah yang dipergunakan
untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta
memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda lain yang lebih
umum. Pendek kata penggunaan majas tertentu dapat merubah serta menimbulkan
nilai rasa atau konotasi tertentu Warriner (melalui Tarigan, 2013).
Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam
berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi para penyimak dan
pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa Yunani rethor yang berarti orator atau
ahli pidato. Pada masa Yunani kuno retorik memang merupakan bagian penting
dari pendidikan dan oleh karena itu aneka majas sangat penting serta harus
dikuasai benar-benar oleh orang-orang Yunani dan Romawi yang telah memberi
nama bagi aneka seni persuasi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
11
Menurut Nurgiantoro (2010:297), pemajasan (figure of thought)
merupakan Teknik pengungkapan bahasa yang maknanya tidak menunjuk pada
makna harafiah kata-kata yang mendukung, melainkan pada makna yang
ditambah dan makna yang tersirat. Majas merupakan gaya yang sengaja
disalahgunakan penutur dengan memanfaatkan bahasa kias. Majas dengan figuran
bahasa yaitu penyusunan bahasa yang bertingkat-tingkat atau berfiguran sehingga
memperoleh makna yang kaya (Waluyo 1995:83).
Menurut Laksana (2010: 4), majas ialah bahasa yang maknanya melampui
batas yang lazim. Ketidaklaziman makna itu disebabkan oleh beberapa hal.
Pertama, pemakaian kata yang khas. Dengan menggunakan kata yang khas
pemakai bahasa dapat lebih menghidupkan karangannya.kedua, pemakai
bahasanya menyimpang dari kelaziman. Maksudnya dengan menggunkan kata
tertentu yang maknanya menyimpang, seseorang dapat membuat tuturannya lebih
intens mempengaruhi imajinasi pendengar atau pembaca.ketiga, rumusan yang
jelas. Rumusan kejelasan itu lebih dimungkinkan oleh adanya gambaran bahwa
suatu hal sama atau seperti, atau sebanding, entah sebagian atau keseluruhan
dengan hal yang lain.
Majas dibedakan dari style atau gaya untuk mengkonkretkan dan
menghidupkan karangan pengarang menggunkan majas. Arti majas diperoleh jika
denotasi kata atau ungkapan dialihkan dan mencakupi juga denotasi lain
bersamaan dengan tautan pikiran lain. Majas dapat menghimbau indera pembaca
karena sering lebih konkret daripada ungkapan yang harafiah.Lagi pula, majas
sering lebih ringkas daripada padanannya yang terungkap dalam ungkapan biasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
12
Meolione (melalui Djajasudarma, 2013: 22). Majas adalah gaya bahasa dalam
bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan
untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang Tim Dunia Cerdas
(2013:253).
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa kiasan dalam kesusastraan merupakan
salah bentuk kebahasaan, yaitu penyimpangan makna. Memahami pengungkapan-
pengungkapan bahasa kias memerlukan perhatian tersendiri, khususnya untuk
menangkap pesan yang dimaksudkan oleh pengarang.
Fungsi majas untuk menciptakan efek yang lebih kaya, lebih efektif, dan
lebih sugestif dalam karya sastra. Menurut Pradopo (2010 :62), majas
menyebabkan karya sastra menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran,
lebih hidup, dan menimbulkan kejelasan gambaran angan.
Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa majas adalah suatu
bahasa kiasan yang digunakan pengarang di dalam karya sastra dengan kesan
tertentu untuk mewakili gagasan yang ingin disampaikan.Majas dapat membuat
karya sastra lebih hidupdan bervariasi serta dapat menghindari hal-hal yang
bersifat monoton yang dapat membuat pembaca bosan.
Menurut Pradopo (2010:62) ada tujuh jenis bahasa kias, yaitu
perbandingan(simile), metafora, perumpamaan epos(epic simile), personifikasi,
metonimia, sinekdoke, dan alegori. Berikut penjelasan mengenai majas tersebut.
2.2.1.1 Majas Perbandingan (simile)
Menurut Tarigan (2013: 19), majas perbandingan (simile) adalah bahasa
kiasan yang menyatakan satu hal dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
13
pembanding seperti, bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana.
Majas perbandingan dapat dikatakan sebagai bahasa kiasan yang sederhana dan
sering digunakan komika ketika tampil.
Simile adalah majas yang menyamakan satu hal lain dengan dengan
menggunakan kata-kata pembanding seperti, bagai, bagaikan, laksana, umpama
dan lain-lain (Pradopo dalam Al Ma’ruf, 2009:70).
Berdasarkan dua pendapat yang disampaikan di atas, peneliti
berkesimpulan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaannya adalah
teori Tarigan simile merupakan pernyataan mengenai suatu hal sedangkan
Pradopo berpendapat simile merupakan majas yang menyamakan suatu hal.
Persamaannya adalah sama-sama menggunakan kata-kata seperti, bagai, bagaikan,
laksana, umpama dan lain-lain. Maka peneliti berpendapat bahwa gaya bahasa
simile adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu hal dengan memanfaatkan kata-
kata pembanding yaitu kata: seperti, bagai, bagaikan, laksana, umpama. Majas
perumpamaan dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
1) Semangat kerjanya keras bagaikan baja.
2) Mukanya pucat bagaikan mayat.
3) Bak pinang dibelah dua.
2.2.1.2 Majas Metafora
Menurut Altenbernd (dalam Pradopo 2010:66), metafora merupakan
sesuatu hal sama atau seharga dengan kata yang lain, yang sesungguhnya tidak
sama. Metafora tersebut bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak
menggunkana kata pembanding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
14
Metafora merupakan majas perbandingan yang bersifat tidak langsung dan
implisit. Hubungan antar sesuatu yang dinyatakan pertama dengan yang kedua
bersifat sugesif, tidak ada kata-kata petunjuk pembanding eksplisit (Nurgiantoro,
2013:229).
Berdasarkan teori di atas terdapat perbedaan dan persamaan, perbedaannya
adalah pendapat Altenbernd metafora merupakan majas yang menyatakan suatu
hal sama yang sebenarnya tidak sama sedangkan menurut Nurgiantro metafora
adalah majas yang membandingkan suatu hal secara tidak langsung. Persamannya
adalah sama-sama tidak menggunkan kata pembanding. Maka peneliti
berpendapat bahwa majas metafora melihat sesuatu dengan perantara benda yang
lain sebagai pembanding walaupun sebenarnya tidak sama. Majas metafora dapat
dilihat pada contoh di bawah ini.
4) Mina adalah buah hati Edi.
5) Dia anak emas pamanku.
6) Kata adalah pedang tajam.
2.2.1.3 Majas Perumpamaan Epos (epic simile)
Majas perumpamaan adalah perbandingan yang dilanjutkan,atau
diperpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya
lebih lanjut dalam kalimat-kalimat atau frase-frase yang berturut-turut, terkadang
lanjutan tersebut sangat panjang (Pradopo, 2010:69).
Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya
berlainan dan sengaja kita anggap sama. Itulah sebabnya maka sering pula kata
perumpamaan disamakan saja dengan persamaan (Tarigan, 1985:9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
15
Berdasarkan teori dari Pradopo dan Tarigan di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan. Perbedaannya adalah
menurut Pradopo perumpamaan adalah dibentuk dengan melanjutkan dengan sifat
pembandingnya dalam kalimat secara berturut-turut, sedangkan menurut Tarigan
perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang dianggap sama. Persamaannya
adalah sama-sama berpendapat bahwa merupakan perbandingan. Maka menurut
peneliti majas perumpamaan adalah majas yang menngunakan dua hal yang
berbeda yang dianggap sama karena sifatnya yang dianggap sama dengan
memanfaatkan kata penghubung bagai, seperti, seumpama, bak, laksana, dan lain
sejenisnya. Majas perumpamaan (epic simile) dapat dilihat pada contoh di bawah
ini.
7) Seperti air dan minyak.
8) Ibarat mengejar bayangan.
9) Bak cacing kepanasan.
2.2.1.4 Majas Personifikasi
Majas personifikasi merupakan sejenis gaya bahasa yang memberi sifat-
sifat benda sepertiyang dimiliki manusia sehingga dapat bersikap dan bertingkah
laku sebagaimana halnya manusia (Nurgiantoro 2010:17). Menurut Pradopo
(2010:75), personifikasi adalah kiasan yang mempersamakan benda dengan
manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berpikir, dan sebagainya seperti
manusia.
Berdasarkan teori dua ahli di atas peneliti berpendapat bahwa dari kedua
teori tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-
sama membicarakan bahwa majas personifikasi adalah kiasan yang menempatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
16
benda mati dapat berbuat seperti halnya manusia. Perbedaannya adalah
Nurgiantoro memberi benda seperti manusia sedangkan Prodopo hanya
mempersamakan benda seperti manusia. Maka dari itu peneliti berpendapat bahwa
personifikasi adalah menempatkan benda seolah-olah dapat berbuat seperti
manusia. Majas personifikasi dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
10) Penelitiannya melahirkan gagasan baru.
11) Pengalamannya mengajak kita tahan menderita.
12) Bunga ros menjaga diridengan duri.
2.2.1.5 Majas Metonimia
Menurut Altenberd (dalam Pradopo 2010:77), metonimia berupa
penggunaan atribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat
berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut. Majas metonimia
merupakan bahasa kiasanyang jarang dijumpai pemakainya.
Menurut Moeliono (dalam Tarigan,1985:123), metonimia adalah majas
yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang,
barang, atau hal sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut pencipta atau
pembuatnya jika yang kita maksudkan ciptaan atau buatannya ataupun kita
menyebut bahannya jika yang kita maksudkan barangnya.
Berdasarkan dua teori yang dipaparkan di atas terdapat perbedaan dan
persamaan. Perbedaannya adalah menurut Altenberd metonimia adalah
penggunaan atribut sebuah objek yang dekat dengan objek tersebut, sedangkan
menurut Moeliono berpendapat bahwa metonimia adalah pemakaian nama suatu
hal yang dikaitkan dengan orang atau barang. Persamaannya adalah sama-sama
berhubungan dengan barang lain yang berkaitan. Maka peneliti berkesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
17
bahwa majas metonimia adalah majas yang mempergunakan nama sesuatu dengan
barang yang lain berkaitan erat dengannya, artinya sesuatu barang disebutkan
akan tetapi yang dimaksudkan adalah barang yang lain. Contoh majas metonimia
dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
13) Terkadang pena justru lebih tajam daripada pedang.
14) Para siswa senang sekali membaca S.T Alisyahbana.
15) Parker jauh lebih mahal daripada pilot, karena kualitasnya lebih
tinggi.
2.2.1.6 Majas Sinekdoke
Menurut Moeliono (dalam Tarigan,1985:125) majas sinekdoke adalah
majas yang menyebutkan nama bagian sebagai sebagai pengganti nama
keseluruhannya, ataupun sebaliknya. Majas sinekdoke memainkan hubungan antar
acuan sebagai komponen makna. Makna yang diungkapkan oleh kata yang
digunakan dapat merujuk pada kata lain karena memiliki hubungan acuan.
Sinekdoke adalah semacam bahasa figuratif yang mempergunkan sebagian
dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan pars pro toto atau
mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian totum pro parte (Keraf,
1984:142).
Berdasarkan teori yang disampaikan oleh dua ahli di atas, peneliti
berpendapat bahwa ada perbedaan dan persamaan. Perbedaannya adalah pada
teori Tarigan menyatakan acuan sebagai komponen makna, sedangkan Keraf
menyatakan sinekdoke seperti bahasa figuratif. Persamaannya adalah sama-sama
menyatakan sinekdoke adalah majas yang mempergunakan sebagian untuk
menyatakan keseluruhan atau keseluruhan menyatakan sebagian. Maka peneliti
berpendapat bahwa personikfikasi adalah suatu majas yang ada hubungan timbal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
18
balik seperti sebagian menyatakan keseluruhan dan keseluruhan menyatakan
sebagian. Majas sinekdoke dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
16) Paman saya sudah mempunyai dua atap di Jakarta
17) Aduh, kemana kamu buat atapmu?.
2.2.1.7 Majas Alegori
Majas Alegori adalah gaya bahasa perbandingan yang dikisahkan dalam
lambang-lambang metafora yang diperluas kesinambungan, tempat, objek-objek
atau gagasan-gagasan yang diperlambangkan (Tarigan 2009:24).
Alegori adalah suatu cerita singkat yang mengandung kiasan. Makna
kiasan ini harus ditarik dari bawah permukaan ceritanya. Dalam alegori, nama-
nama pelakunya adalah sifat-sifat yang abstrak, serta tujuannya selalu jelas
tersurat (Keraf,1984:140).
Berdasarkan teori yang dipaparkan oleh dua ahli di atas maka peneliti
berkesimpulan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaannya adalah
menurut Tarigan berpendapat bahwa sinekdoke adalah sesuatu yang
melambangkan metafora sedangkan Keraf menyatakan bahwa sinekdoke adalah
cerita mengandung bahasa kiasan. Maka peneliti berpendapat bahwa sinekdoke
adalah sesuatu yang menyatakan sesuatu dengan lambing-lambang dan kiasan dari
bawah ceritnya. Contoh majas alegori dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
18) Kancil dengan buaya
19) Kancil dengan petani.
2.2.2 Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan
efek dengan jalan memperkenalkan serta memperindah suatu benda atau hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
19
tertentu dengan benda lain yang lebih umum. Sebuah gaya bahasa yang baik harus
mengandung tiga unsur berikut: kejujuran, sopan-santun, dan menarik
(Keraf,1985 : 113).
Gaya bahasa dapat digunakan dalam segala ragam bahasa baik ragam
lisan, tulis, nonsastra, dan ragam sastra, karena gaya bahasa adalah cara
mengunakan bahasa dalam konteks tertentu (Sudjiman 1993:13). Akan tetapi,
secara tradisional gaya bahasa selalu dikaitkan dengan teks sastra, khususnya teks
sastra tertulis. Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan leksikal, struktur kalimat,
majas dan citraan, pola rima, dan mata yang digunakan seorang sastrawan atau
yang terdapat dalam sebuah karya sastra.
Menurut Satoto (2012:150), gaya dalah cara mengungkapkan diri-sendiri,
entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagainya. Gaya merupakan
perwujudan penggunaan bahasa oleh seorang penutur untuk mengemukakan
gagasan, pendapat, dan membuahkan efek tertentu bagi penanggapnya
sebagaimana cara yang digunakannya (Aminuddin1995:1). Sebagai wujud cara
menggunakan kode kebahasaan, gaya merupakan relasional yang berhubungan
dengan rentetan kata, kalimat, dan berbagai kemungkinan manifestasi kode
kebahasaan sebagai sistem tanda.
Menurut Endraswara (2008:73), gaya bahasa merupakan seni yang
dipengaruhi oleh nurani. Melalui gaya bahasa para komika menuangkan idenya,
bagaimana perasaan ketika tampil, jika menggunakan gaya bahasa, maka yang
ditampilkan semakin indah. Jadi, dapat dikatakan bahwa gaya bahasa adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
20
pembungkus ide bagi para komika ketika tampil. Gaya bahasa adalah yang
mempunyai ciri khas yakni unik, indah serta menarik dan menimbulkan cita rasa.
Jenis-jenis gaya bahasa yang digunakan adalah jenis-jenis gaya bahasa
Hendry Guntur Tarigan (1985) yang terdiri dari(4) kategori yaitu gaya bahasa
perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan gaya bahasa
perulangan. Berikut penjelasan mengenai gaya bahasa tersebut.
2.2.2.1 Gaya Bahasa Metafora
Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya,
melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Yang
didalamnya terlihat dua gagasan: yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang
dipikirkan, yang menjadi objek; dan yang satu lagi merupakan pembanding
terhadap kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang belakangan itu menjadi
yang terdahulu tadi (Tarigan,1983 : 141).Metafora sebagai perbandingan langsung
tidak mempergunakan kata: seperti, bak, bagai, dan sebagainya, sehingga pokok
pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Proses terjadinya
sebenarnya sama dengan simile tetapi secara berangsur-angsur keterangan
mengenai persamaan dan pokok pertama dihilangkan.
Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati.
Metafora sebagai perbandingan langsung tidak mempergunakan kata: seperti, bak,
bagai, bagaikan, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok
kedua (Keraf, 1984:139).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
21
Dari dua paparan ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan
dan persamaan. Perbedaannya adalah menurut Tarigan metafora adalah
penggunaan kata-kata yang bukan arti sebenarnya sedangkan Keraf berpendapat
bahwa metafora adalah perbandingan dua hal secara langsung. Persamannya
adalah sama-sama tidak menggunakan kata-kata: seperti, bagai, bagaikan, dan
sebgainya. Jadi peneliti berpendapat bahwa metafora adalah suatu perbandingan
antara dua hal yang benda untuk menciptakan suatu kesan yang hidup walaupun
tidak dinyatakan secara eksplisit dengan penggunaan kata-kata. Gaya bahasa
metafora dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
1) Nani jinak-jinak merpati.
2) Ali mata keraanjang.
3) Mereka tertimpa celaka.
2.2.2.2 Gaya Bahasa Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-
benda mati atau sesuatu yang tidak bernyawa memiliki sifat kemanusiaan.
Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang
mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia
(Keraf,1984: 140).
Menurut Moeliono (dalam Tarigan, 1985:17) personifikasi adalah jenis
majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bersenyawa
dan ide yang abstrak.
Jadi berdasarkan pengertian di atas peneliti berpendapat bahwa
personifikasi menurut dua ahli terdapat perbedaan dan persamaan.Perbedaannya
adalah menurut Keraf personifikasi menggambarkan benda mati bersifat manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
22
sedngkan Tarigan melekatkan sifat insani pada benda mati. Persamaannya adalah
sama menempatkan benda mati seperti manusia. Maka peneliti berpendapat
personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-
benda mati atau barang-barang yang tidak bersenyawa seolah-olah memiliki sifat-
sifat kemanusian. Personifikasi mengibaratkan benda-benda mati bertindak,
berbuat, berbicara seperti manusia. Gaya bahasa personifikasi dapat dilihat pada
contoh di bawah ini.
4) Hujan memandikan tanaman.
5) Mentari mencubit wajahku.
6) Tugas menantikan kita.
2.2.2.3 Gaya Bahasa Hiperbola
Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
berlebih-lebihan suatu hal (Keraf 1984:135). Maksud dari hiperbola adalah
memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat,
meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi
penekanan pada suatu pernyatan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan
kesan dan pengaruhnya. gaya bahasa ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat
(Tarigan,1984:143;Tarigan,1985:186).
Berdasarkan dua teori ahli diatas peneliti berpendapat bahwa dua teori ahli
di atas memiliki persamaan yaitu hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang
pernyataannya melebih-lebihkan suatu hal. Namun tidak terbatas sampai disitu
dua teori di atas memiliki perbedaan yaitu kalau menurut Keraf hiperbola adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
23
pernyataan yang melebihkan suatu hal.Artinya suatu hal yang dimaksud belum
jelas, sedangkan pada Tarigan suatu hal yang dimaksud adalah jumlahnya,
ukurannya, atau sifatnya. Jadi peneliti mengikuti teori yang dipaparkan oleh
Tarigan bahwa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
berlebih-lebihkan jumlahnya,ukurannya, atau sifatnya. Gaya bahasa hiperbola
dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
7) Sempurna sekali,tiada kekurangan suatu apapun buat pengganti baik
atau cantik.
8) Kurus kering tiada daya kekurangan pangan buat pengganti
kelaparan.
2.2.2.4 Gaya Bahasa Litotes
Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang suatu
dengan cara menyangkal atau mengingkari kebalikannya (Tarigan, 1985:242).
Litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan
sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu hal yang dinyatakan kurang dari
keadaan sebenarnya. Atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan
katanya (Keraf,1984:132).
Berdasarkan teori yang dipaparkan di atas peneliti mendapat perbedaan
dan persamaan. Perbedaannya adalah menurut Tarigan litotes merupakan lukisan
suatu keadaan dengan kata berlawanan sedangkan menurut Keraf menyatakan
sesuatu dengan merendahkan diri. Maka dari itu, peneliti setuju bahwa litotes
merupakan gaya bahasa yang melukiskan suatu keadaan dengan kata yang
berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri,
dengan pengertian lain litotes adalah sesuatu yang mengecilkan suatu hal yang
positif menjadi negatif atau dalam kata lain mengecilkan kenyataan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
24
sebenarnya untuk menjaga kesopanan atau menghaluskan.Gaya bahasa litotes
dapat dilihat pada contoh di bwah ini.
9) Icuk sama sekali bukan pemain jalanan.
10) Anak itu sama sekali tidak bodoh.
11) Hasil usahanya tidaklah mengecewakan
.
2.2.2.5 Gaya Bahasa Ironi
Ironi adalah gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan
dengan maksud berolok-olok (Tarigan 1985:61). Gaya bahasa Ironi adalah suatu
gaya bahasa yang bertantangan dengan arti sebenarnya, ironi juga dapat
digolongkan ke dalam gaya bahasa sindiran karena fungsinya yang digunakan
untuk menyidir, atau berlawanan dengan kenyataan.
Ironi atau sindiran adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu
dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian
kata-katanya (Keraf, 1984:143).
Berdasarkan pernyatan teori di atas peneliti berkesimpulan bahwa terdapat
perbedaan dan persamaannya. Perbedaannya adalah Tarigan melihat ironi adalah
pernyataan yang bermaksud untuk mengolok-olok, sedangkan Keraf
mengatakanironi adalah acuan suatu pernyataan dengan makna atau maksud
berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-kata. Jadi menurut
penelitigaya bahasa ironi adalah sindiran yang menyembunyikan dan menutup-
nutupi suatu hal yang dimaksud, artinya penggunaan kata-kata yang berbeda apa
yang dituliskan atau diucapkan sebagai praktik kepura-puraan. Gaya bahasa ironi
dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
12) Aduh bersihnya kamar ini, puntung rokok dan sobekan kertas
bertebaran di lantai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
25
13) O, kamu cepat bangun, baru pukul Sembilan pagi sekarang ini.
2.2.2.6 Gaya Bahasa Silepsis
Silepsis adalah gaya bahasa yang mengandung konstruksi gramatikal yang
benar, tetapi secara semantik tidak benar. Dalam (Tarigan 1985:68) Silepsis
adalah gaya bahasa yang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan cara
menghubungan sebuah kata dengan dua atau lebih kata lain pada hakekatnya
hanya sebuah saja yang mempunyai hubungan dengan kata yang pertama.
Menurut Keraf (dalam Tarigan 1985:68) silepsis adalah konstruksi yang
dipergunakanitu secara gramatikal benar, tetapi secara semantik salah atau tidak
benar.
Dengan demikian penelita berpendapat bahwa perbedaan dan persamaan.
Perbedaannya adalah menurut Tarigan silepsis adalah Sesuatu yang
mempergunakan konstruksi rapatan sebuah kata dengan yang lain yang
mempunyai hubungan dengan yang pertama, sedankan menurut Keraf silepsis
adalah yang mempergunakan konstruksi secara gramatikal benar tapi secara
semantik salah. Jadi silepsis adalah gaya bahasa yang menggunakan dua
konstruksi sintaksis yang dihubungkan oleh kata sambung, secara gramatikal
benar, tetapi secara semantik salah. Gaya bahasa silepsis dapat dilihat pada contoh
di bawah ini.
14) Wanita itu kehilangan harta dan kehormatannya.
15) Kakaknya menerima uang dan penghargaan.
16) Makna dan sikap hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
26
2.2.2.7 Gaya Bahasa Klimaks
Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan
pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannyadari gagasan-gagasan
sebelumnya (Keraf 1985:124). Klimaks adalah gaya bahasa yang terbentuk dari
beberapa gagasan yang berturut-turut semakin meningkat kepentingannya.
Kata klimaks berasal dari bahasa Yunani Klimax yang berarti ‘tangga’.
Klimaks sejenis gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama
makin mengandung penekanan; kebalikannya adalah antiklimaks Shandily [pem.
red. um], (Tarigan,1985:78).
Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa gaya bahasa klimaks
adalah sebuah bentuk gaya bahasa yang menggunakan kata-katayang berurutan
mulai dari tingkat paling bawah atau sederhana ke tingkat yang lebih tinggi, dan
biasanya menggunakan kata-kata kata hubung hingga, ke, dalam kalimatnya.
Gaya bahasa klimaks dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
17) Setiap guru yang berdirindi muka kelas haruslah mengetahui,
memahami, serta mengetahui bahan yang diajarkannya.
18) Dengan sistem pemupukan ini kita harapkan tanaman tumbuh subur,
hasilnya berlipat ganda, dan penghidupan para petani kian meningkat
.
2.2.2.8 Gaya Bahasa Antiklimaks
Antiklimaks adalah merupakan acuan yang berisi gagasan-gagasan yang
berturut-turut dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting
(Tarigan 1985:80). Gaya bahasa antiklimaks adalah kebalikan dari gaya bahasa
klimaks, antklimaks adalah suatu gaya bahasa yang merunutkan kata-kata mulai
dari tingat tinggi ke tingkat yang terendah untuk menegaskan suatu hal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
27
Antiklimaks adalah dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur.
Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-
gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang
penting (Keraf,1985:125).
Berdasarkan dua pendapat ahli di atas maka peneliti berkesimpulan bahwa
terdapat perbedaan dan persamaan.Perbedaannya adalah Tarigan berpendapat
bahwa antiklimaks adalah kebalikan dari klimaks, sedangkan Keraf berpendapat
bahwa antiklimaks adalah kalimat yang berstruktur mengendur. Persamaannya
sama-sama berpendapat bahwa gaya bahasa antiklimaks adalah sebagai gaya
bahasa yang gagasan-gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke
gagasan yang kurang penting. Jadi gaya bahasa antiklimaks adalah suatu gaya
bahasa yang ditemukan sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan suatu hal
secara runtut atau berurutan secara memuncak, dari yang rendah menuju yang
lebih tinggi tingkatannya yang berbentuk hierarki. Gaya bahasa antiklimaks dapat
dilihat pada contoh di bawah ini.
19) Penataran P4 diberikan kepada para dosen Perguruan Tinggi, para
guru SMTA, SMTP, SD, dan TK.
20) Istri si Ogah adalah seorang wanita cantik, pendiam, dan masih buta
huruf.
2.2.2.9 Gaya Bahasa Sinisme
Sinisme adalah gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk
kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati
(Tarigan, 1985:91). Sinisme merupakan berupa gaya bahasa sindiran yang bersifat
terang-terangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
28
Sinisme diartikan sebagai suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang
mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sinisme diturunkan
dari nama suatu aliran filsafat Yunani yang mula-mula mengajarkan bahwa
kebajikan adalah satu-satunya kebaikan, serta hakikatnya terletak dalam
pengendalian diri dan kebebasan. Tetapi mereka menjadi kritikus yang keras atas
kebiasaan-kebiasaan sosial dan filsafat-filsafat lainnya. Walaupun sinisme
dianggap lebih keras dari ironi, namun kadang-kadang masih sukar diadakan
perbedaan antara keduanya (Keraf, 1984:143).
Berdasarkan teori ahli di atas maka peneliti berpendapat terdapat
perbedaan dan persamaannya, perbedaannya pendapat Tarigan sinisme adalah
sindiran yang bersifat terang-terangan senagkan Keraf berpendapat sinisme lebih
keras dari ironi.Persamaannya adalah sama-sama berpendapat bahwa sinisme
adalah suatu sindiran yang mengandung ejekan terhadap keiklasan dan ketulusan
hati. Maka peneliti berpendapat bahwa gaya bahasa sinisme adalah sindiran
terhadap sesuatu hal yang telah dilakukan, yang sebenarny bentuk pernyataannya
secara terang-terangan. Gaya bahasa sinisme dapat dilihat pada contoh di bawah
ini.
21) Jelas Andalah gadis tercantik di sejagat raya ini yang mampu
menundukan segala jejaka di bawah telapak kakimu di seantero dunia
ini.
22) Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Andalah yang paling kaya di
dunia yang mampu membeli lima benua di bumi ini.
2.2.3 Stand Up Comedy
Stand Up Comedy/pelawak tunggal, yaitu salah satu genre profesi
melawak yang pelawaknya membawakan lawakannya di atas panggung seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
29
diri, biasanya di depan pemirsa langsung, engan cara bermonolog mengenai suatu
topik. Orang yang biasa Stand Up Comedy disebut pelawak tunggal, komika,
komik, (bahasa inggris: stand up comedy). Biasanya komika membawakan materi
mereka dengan gaya monolog, walaupun ada beberapa jurus yang mengharuskan
mereka berinteraksi dengan penonton (
https://ruangidea.wordpres.com/2014/08/08/stand-up-comedian-defenisi/,diakses
tanggal 1 Februari 2019). Set Up adalah bagian pertama dari joke yang
mempersiapkan tawa, dibagian ini membuat agar penonton mengharapkan
sesuatu. Punch Line adalah bagian kedua dari joke yang berisi tawa, dibagian
inilah harapan penonton pada Set Up dibelokkan agar tercipta tawa. Di bawah ini
akan dijelaskan teknik-teknik dalam Stand Up Comedy.
2.2.3.1 One Liner
One liner adalah bit singkat yang terdiri dari satu sampai tiga kalimat saja.
one liner terbilang tidak mudah karena set up yang dihantarkan harus secepatnya
memancing harapan penonton. contoh one liner dapat dilihat pada contoh di
bawah ini.
1) Selamat malam, gimana penampilan aku malam ini? udah kaya
Bunda Dorce belum?
2.2.3.2 Call Back
Call Back adalah teknik yang menggunakan punch line pada bit sekarang.
Sehingga contoh susunan penampilan Stand up berbentuk seperti ini ( set up 1 –
Punch line1, set up 2 – punch line 2, set up 3 – punch line 3). contoh dapat dilihat
di bawah ini.
2) sekarang era digital, dan menurut gue bohong lewat BBM atau SMS
itu lebih gampang daripada bohong face to face. salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
30
kebohongan paling paling sering dilakukan orang bahkan cuman 3
huruf: “OTW”. teman lo udah BBM lo dengan panik: “PING” bro,
dimana lo. gue udah sampai nih!” trus lo bale: OTW bro!”. padahal
baru bangun tidur, masih kriyep-kriyep sambil garuk biji.
2.2.3.3 Role of Three
Role of three adalah teknik penggunaan tiga kalimat , dua kalimat awal
digunakan sebagai set up, satu kalimat terakhir digunakan sebagai punch line.
contoh role of three dapat dilihat pada contoh di bawah ini.
3) Ngajarin Raditiya Dika ngelawak itu kaya ngajarin Melly bikin lagu.
2.2.3.4 Act Out
Act out adalah menunjukan dengan gerakan. Act out sering digunakan
dalam stand up comedy karena mudah dan keberhasilan tinggi. Biasanya act out
sebagai punchnya. Contoh Act Out dapat ilihat pada contoh dibawah ini.
4) “kalau lapar jangan ngetweet, apa berharap tiba-tiba keluar makanan
dari laptopnya” (kemudian menunjukan gerakan makanan keluar ari
laptop).
2.2.3.5 Impersonation
impersonation adalah teknik peneriun tokoh, biasanya yang sudah
terkenal, peniruan bisa gaya bicara, gerak tubuh, dan kata-kata khasnya. contoh
dapat lihat ibawah ini.
5) Mudy Taylor impersonation Rhoma Irama. “selamat malam,
alhamdulilah, senang sekali, saya berada di sini. Rika masih ingatkah
kau padaku? aku Rhoma. Tolol!!.”
2.2.3.6 Comparisons
Comparisons adalah penyampaian joke dengan melakukan perbandingan
dua hal atau lebih. contoh dapat dilihat dibwah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
31
6) “ngelihat orang batak dari cara memanggil anaknya, kalo manggilnya
“nduk dalem nduk.” bukan orang batak itu. ada lagi yang lain, yang
modelnya sama kenceng “toong, “iye nyak.” balik, tong!”. “ntar
nyak!.”. kalau orang batak itu manggilnya singakt, paat, jelas, simpel
“Boris masuk! grrr”.
2.2.3.7 Riffing
Rifing adalah mengajak penonton untuk berinteraksi. biasanya menjadikan
penonton sebagai objek joke. hati-hati menggunakan riffing karena sering gagal
atau mungkin menyinggung perasaan penonton. contoh dapat ilihat dibawah ini.
7) (panji melihat penonton menggunakan kaos MU dengan nama
Rooney) “dibelakanya namanya Rooney, tapi koq di depan mukanya
runyam?”
2.2.3.8 Gimick
Gimick adalah alat bantu atau hal lain diluar stand up comedy yang
digunakan untuk joke. biasanya sebagai puch line. contoh apat dilihat sebagai
berikut.
8) “sekarang hiburan gak berkualitas, akhirnya hiburan sederhana jadi
istimewa, seperti..” (kemudian ganggnam style).
2.2.3.9 Heckler
Heckler adalah pengganggu dalam Stand Up. Heckler biasanya berteriak
saat set up sedang dibawakan, meneriakkan puch line sebelum komik
mengutarakannya. contohnya dapat dilihat dibawah ini.
9) “tolong dong kalau habis boker disiram, ngambang nih dari tadi”
2.2.3.10 Roasting
Roasting adalah serangkaian joke yang dilontarkan oleh pelawak tunggal
yang bertujuan untuk meledek dan menertawakan penonton atau pelawak tunggal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
32
lain yang dijadikan sasarannya. Tetapi jangan sampai joke tersebut terlalu
sensitive seperti menyinggung soal SARA.
2.2.4 Makna
Menurut de Saususure (dalam Chaer,1990:29), mengatakan bahwa setiap
tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan, (2) yang
mengartikan. Yang diartikan sebenarnya tidak lain daripada konsep atau makna
dari sesuatu tanda-bunyi, sedangkan yang mengartikan adalah tidak lain dari pada
bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan.
Jadi, dengan kata lain setiap tanda-linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur
makna. Dibawah ini dijelaskan jenis makna menurut Abdul Chaer.
2.2.4.1 Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Leksikal adalah bentuk iturunkan dari nomina leksikon (vokabuler, kosa
kata, perbendaharaan kata). satuan ari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk
bahasa yang bermakna. Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan
referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi indera atau makna yang
sungguh-sungguh nyata dalam kehiupan kita. contohnya kata “tikus” merujuk
pada binatang berbeda dengan “yang menjadi tikus digudang kami ternyata
berkepala hitam” merujuk pada manusia (Chaer, 1990:62).
Makna Gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses
gramatika seperti proses, afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.
Proses afiksasi pada awalan ter- pada kata angkat dalam kalimat “batu seberat itu
terangkat” melahirkan makna ‘dapat’. dan kalimat “ketika balok itu ditarik, papan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
33
itu terangkat ke atas melahirkan makna gramatikal ‘tidak sengaja’ (Chaer,
1990:64).
2.2.4.2 Makna Referensial dan Makna Nonreferensial
Perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan ada
dan tidak adanya referen dari kata-kata itu. bilakata-kata itu mempunyai referen,
yaitu sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh kata itu, maka kata tersebut disebut
kata bermakna referensial. Kalau kata-kata itu tidak memnpunyai referen, maka
kata itu disebut kata bermakna nonreferensial. Kata meja dan kursi termasukkata
yang bermakn referensial karena keduanya mempunyai referen yaitu sebagai
perabot rumah tangga. Sebaliknya kata Karena dan tetapi tidak mempunyai
referen. Jai, kata karena dan kata tetapi termasuk kata yang bermakna
nonreferensial (Chaer, 1990:66).
2.2.4.3 Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Sebuah kata mempunyai makna konotatif apa bila kata itu mempunyai
nilai rasa positif maupun negative, misalnya pada kata ‘perempuan’ dan kata
‘wanita’. “wanita” memiliki nilai rasa komposisi yang tinggi (psitif), sedangkan
“perempuan” memiliki nilai rasa dan komposisi rendah (negatif). Makna denotatif
menyangkut informasi-informasi factual objektif, misalnya kata wanita dan kata
perempuan, kedua kata itu mempunyai makna enotatif yang sama yaitu manusia
dewasa bukan laki-laki (Chaer, 1990: 68).
2.2.4.4 Makna kata dan Makna Istilah
Makna kata walapun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena nebaga
factor dalam kehiupan, dapat menjai bersifat umum. Makna kata itu bisa menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
34
jelas kalau sudah digunakan alam suatu kalimat. Kalau lepas dari konteks kalimat
makna kata itu menjadi umum an kabur. Misalnya kata ‘tahanan’. Apa maksud
kata tahanan? mungkin saja yang dimaksud dengan tahanan itu aalah ‘orang yang
ditahan’, tetapi bisa juga ‘hasil perbuatan menahan’ atauu mungkin makna yang
lainnya (Chaer, 1990:72).
Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan
kepastian makna istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan
tertentu. Jai, tanpa konteks kalimatnya makna istilah itu sudah pasti. Misalnya
kata ‘tahanan’ masih bersifat umum, tetapi sebagai istilah , misalnya istilah dalam
biang hukum makna kata ‘tahanan’ itu sudah pasti, yaitu orang yang ditahan
sehubungan dengan suatu perkara. Sebagai istilah dalam bidang kelistrikan kata
‘tahanan’ daya yang menahan arus listrik (Chaer, 1990:73).
2.2.5 Kerangka Berpikir
Data dalam penelitian ini berupa tuturan-tuturan yang diperkirakan
mengandung gaya bahasa tertentu. Data tersebut dibedah menggunakan teori
semantik yang menjadi teori gaya bahasa. Semantik menelaah lambang-lambang
atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan
yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat (Tarigan
1986:166). Upaya untuk menjawab rumusan masalah yaitu menggunakan teori
gaya bahasa yang didasarkan pada teori Hendry Guntur Tarigan (1985). Alasan
menggunkan teori gaya bahasa Tarigan karena contoh-contoh kalimat yang
digunakan untuk menunjukan gaya bahasa tertentu mudah dipahami peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
35
Gambar 2.2.5 Kerangka Berpikir
Teori
Semantik
Jenis Gaya
Bahasa
1. Metafora
2. Personifiasi
3. Hiperbola
4. Litotes
5. Ironi
6. Silepsis
7. Klimaks
8. Antiklimaks
9. Sinisme
Makna Gaya
Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah kegiatan yang berlangsung secara simultan dengan
kegiatan analisis data (Mahsun, 2005:257). Jadi metode pemecahan masalah
dengan mendeskripsikan objek yang diteliti melalui analisis. Dalam penelitian
ini, data-data yang disajikan berupa tuturan atau kata-kata dalam lisan tentang
gaya bahasa dalam Stand Up Comedy Academy di satasiun televisi Indosiar
periode September-Oktober 2017.
Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif.
Menurut Taylor (lewat Moleong,2002:31) penelitian kualitatif adalah adalah
penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu dari yang berupa kata-kata
tertulis/lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian
Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2006:129).
Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa kumpulan hasil simakan (catatan)
dan video komika ketika tampil dalam acara Stand Up Comedy Academy Indosiar
periode September -Oktober 2017, dengan jumlah komika tiga puluh empat orang.
Data dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan yang mengandung gaya bahasa
yang digunakan oleh komika dalam Stand Up Comedy Academy Indosiar periode
September-Oktober 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
37
3.3 Tenik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
rekam-catat. Teknik rekam digunakan untuk menyalin ulang suatu objek, yakni
berupa tuturan para komika ketika tampil di acara Stand Up Comedy Academy
Indosiar berlangsung, sedangkan teknik catat disini digunakan untuk mencatat
tuturan yang terjadi dan untuk memanimalisasi kehilangan data, apabila rekaman
kurang jelas maka dapat diperjelas dengan catatan itu. Data diperoleh dengan
mengkombinasikan kedua teknik tersebut.
Pada tahap dasar peneliti melakukan observasi data dengan menonton
acara Stand Up Comedy di televisi Indosiar periode September-Oktober pada
setiap hari jam 20:30 WIB dengan merekam untuk menyalin ulang suatu objek,
yakni berupa tuturan dalam acara Stand Up Comedy berlngsung, sedangkan teknik
catat disini digunakan untuk mencatat tuturan yang terjadi dan untuk
meminimalisasi kehilangan data, beberapa data berupa video yang terhubung
dengan situs you tube kemudian diunduh. Setelah itu, video disimak untuk
mencocokan hasil transkripsi agar tidak lagi dijumpai kesalahan tulis atau
kesalahan traskripsi.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis
transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan
untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan agar dapat
dipresentasikan semuanya kepada orang lain (Bogdan & Biklen,1982). Dalam
penelitian kualittif, data dianalisis pada saat pengumpulan data dan setelah selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
38
pengumpulan data. Prosedur analisis data kualitatif dibagi dalam lima langkah,
yaitu: 1) mengorganisasi data, 2) membuat kategori, menetukan tema dan pola; 3)
menguji hipotesis yang muncul dengan menggunakan data yang ada, 4) mencari
eksplanasi alternatif data dan 5) menulis laporan. Adapun analisis yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan
kualitatif.
Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan langkah, 1)
peneliti mengidentifikasi data, 2) peneliti mengklasifikasi data, 3) peneliti
mengintepretasikan (pemaknaan) data, dan 4) peneliti mendeskripsikan data.
Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang terjadi dalam acara Stand
Up Comedy Academy Indosiar periode September-Oktober 2017 berlangsung,
diidentifikasi berdasarkan indikator gaya bahasa berdasarkan tuturan.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang merujuk pada sarana pengumpulan data.Di
dalam dunia penelitian, baik yang kualitatif atau kuantitatif sama-sama
memerlukan instrumen. Penelitian ini menggunakan istrumen yang berupa
(human instrument) yaitu peneliti sendiri dengan segenap pengetahuannya tentang
gaya bahasa dan makan yang terkandung di dalam gaya bahasa Stand Up Comedy
Academy Indosiar. Dengan kata lain instrumennya berupa manusia. Manusia yaitu
peneliti yang melakukan pengumpulan data tuturan yang gaya bahasa yang
digunakan komika setelah itu melakukan analisis terhadap data tersebut,
selanjutnya tahap pendeskripsian terhadap data yang sudah diambil dan terakhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
39
melakukan pembahasan terhadap data yang sudah diambil dengan teori gaya
bahasa.
3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi.Menurut
Lexi J. Moleong (2006: 330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data dengan memanfaatkan sesuatu yang di luar data untuk keperluan
pengecekkan atau pembending terhadap data. Dalam hal ini, triangulasi yang
digunakan yaitu triangulasi sumber. Triangulasi metode dan teori tidak dapat
dilakukan karena peneliti bukan sebagai peneliti yang berperan serta, peneliti
hanya sebagai pengamat. Triangulasi penyidik tidak dapat dilakukan karena
penelitian ini dilakukan sendiri, tidak dalam kelompok peneliti.
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan data hasil
simakkan/rekam dan catat saat proses pengamatan. Apa bila dalam proses
simakkan/rekam tersebut terdapat kekurangan maka dilengkapi dengan catatan
hasil simakkan yang dibuat selama proses pengambilan data. Selain itu, teknik
keabsahan data dilakukan melalui intrarater dan interater. Intrarater dilakukan
dengan cara mencermati kembali dengan teliti hasil penelitian yang telah
dilakukan. Interater dilakukan untuk mengecek hasil penelitian ke pihak lain
untuk membantu mengurangi ketidakcermatan dalam langkah pengumpulan data.
Peneliti lain yang melakukan pengecekan dalam triangulasi penelitian ini adalah
Prof. Dr Pranowo M.Pd. yang mempunyai pengetahuan tentang gaya bahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
40
BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN DATA
4.1 Deskripsi Data
Data yang dianalisis dalam penelitian ini diperoleh dari tuturan para
komika ketika tampil di acara Stand Up Comedy Academy Indosiar periode
September sampai Oktober 2017. Data yang diteliti berupa kata, frasa, klausa, dan
kalimat.
Dalam penelitian ini, ditemukan sebanyak 9 gaya bahasa yang meliputi:
gaya bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa hiperbola, gaya
bahasa litotes, gaya bahasa ironi, gaya bahasa silepsis, gaya bahasa klimaks atau
anabasis, gaya bahasa antiklimaks, dan gaya bahasa sinisme. Dalam penelitian ini
juga meneliti makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa. Peneliti
menemukan 8 makna yang terkandung dari penggunaan gaya bahasa dalam
tuturan komika ketika tampil di acara Stand Up Comedy Academy Stasiun Televisi
Indosiar periode September-Oktober 2017. Makna tersebut adalah makna
mengkritik, makna menyampaikan pendapat, makna menggambarkan, makna
menginformasikan, makna melebih-lebihkan suatu hal, makna menegaskan,
makna menyindir, makna memperhalus bahasa.
4.2 Analisis Data
Analisis data terhadap pemanfaatan gaya bahasa dalam tuturan komika
ketika tampil dalam acara Stand Up Comedy Academy Televisi Indosiar periode
September-Oktober 2017. Hasil penelitian terhadap Pemanfaatan Gaya Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
41
dalam Stand Up Comedy Academy Stasiun Televisi Indosiar periode September-
Oktober 2017 disajikan sebagai berikut.
4.2.1 Wujud Gaya Bahasa
Wujud gaya bahasa yang ditemukan dalam Stand Up Comedy Academy
Indosiar periode September-Oktober 2017. Meliputi gaya bahasa metafora, gaya
bahasa personifikasi, gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa litotes, gaya bahasa
ironi, gaya bahasa silepsis, gaya bahasa klimaks, gaya bahasa antiklimaks, dan
gaya bahasa sinisme. Wujud gaya bahasa tersebut akan dianalisis sebagai berikut.
4.2.1.1 Gaya bahasa Metafora
Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya,
melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Yang
didalamnya terlihat dua gagasan: yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang
dipikirkan, yang menjadi objek; dan yang satu lagi merupakan pembanding
terhadap kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang belakangan itu menjadi
yang terdahulu tadi (Tarigan,1983 : 141; Tarigan, 1985 :183).Metafora sebagai
perbandingan langsung tidak mempergunakan kata: seperti, bak, bagai, dan
sebagainya, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua.
Proses terjadinya sebenarnya sama dengan simile tetapi secara berangsur-angsur
keterangan mengenai persamaan dan pokok pertama dihilangkan.
Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati.
Metafora sebagai perbandingan langsung tidak mempergunakan kata: seperti, bak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
42
bagai, bagaikan, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok
kedua (Keraf, 1984:139).
Dari dua paparan ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan
dan persamaan.Perbedaannya adalah menurut Tarigan metafora adalah
penggunaan kata-kata yang bukan arti sebenarnya sedangkan Keraf berpendapat
bahwa metafora adalah perbandingan dua hal secara langsung. Persamannya
adalah sama-sama tidak menggunakan kata-kata: seperti, bagai, bagaikan, dan
sebgainya. Jadi peneliti berpendapat bahwa metafora adalah suatu perbandingan
antara dua hal yang benda untuk menciptakan suatu kesan yang hidup walaupun
tidak dinyatakan secara eksplisit dengan penggunaan kata-kata. Gaya bahasa yang
terkandung dalam data hasil penelitian akan dipaparkan sebagai berikut:
Data 1) Ovil “kadang cewek kalau make up, tidak memperhatikan apakah
kulitnya sesuai apa tidak. Saya pernah lihat cewek depannya putih
belakangnya hitam, kita bisa muji dia, mukamu terang bagaikan
rembulan, coba balik samping! tapi koq muka kamu gerhana? itu
kenapa mukamu hitam-putih kaya tv 90-an? pokoknya begitulah.
2) Ovil “kata orang suara mesin cuci berisik tapi menurutku itu suara
paling indah. Apalagi ada tombol di bagian atas diputar jadi dduu duu
dduu….zzzzzzz…
3) Faizal “3 kata buat kalian pembullyku: kalian itu sampah”.
4) Reinold “kalau kalian pengen mancing, pergilah ke Ambon, karena
kami di Ambon banyak ikan dan laut begitu jernih”.
5) Reinold “kalau di tongkrongan ada keributan saya yang ditangkap,
karena muka saya lebih pantas jadi tersangka daripada saksi mata”.
6) Reinold “kalau mendengar siulan, sudah kaya malaikat tiup sangkakala,
serasa kiamat saya”.
7) Karin “kita semua pasti pernah menyontek, apalagi muka kaya abang
ini, mafia kunci jawaban ini”.
Pada tuturan (1) gaya bahasa terletak pada kalimat ‘tapi koq mukamu
gerhana’. Menggunkan kata “muka” yang identik dengan tubuh manusia dan
“gerhana” yang merupakan proses cahaya bulan tidak sampai ke bumi karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
43
bulan, matahari,bumi terletak pada satu garis dan bumi berada di tengahnya. Di
sini penutur menggunakan gaya bahasa metafora untuk melukiskan sesuatu.
Pada tuturan (2) gaya bahasa metafora terletak pada kalimat “suara
pengering mesin cuci kata orang berisik tetapi menurutku itu suara paling
indah”. Di sini penutur menggunakan kalimat “suara paling indah” sebagai
lukisan dari suara pengering mesin cuci, karena pada kenyataannya suara
pengering mesin cuci memang berisik, tetapi dengan menggunakan gaya bahasa
metafora, penutur dapat melukiskan suara mesin pengering cuci sebagai suara
yang paling indah.
Pada contoh (3) gaya bahasa terletak pada kalimat “3 kata buat kalian
pembullyku, terimakasih kalian sampah”. Di sini penutur menggunaka kata
‘sampah’ untuk melukiskan orang yang membullynya. Walapun sebenarnya
pembully bukanlah sampah. Di sini penutur menggunakan gaya bahasa metafora
untuk melukiskan orang yang membullynya.
Pada tuturan (4) pada kalimat tuturan “kami di Ambon lautnya jernih dan
banyak ikan”. Kalimat itu penutur memanfaatkan gaya bahasa metafora untuk
melukiskan dengan menggunakan ‘laut jernih’ dan ‘banyak ikan’ untuk
melukiskan tanah Ambon. Walaupun sebenarnya masih bnyak tempat lain yang
memiliki banyak ikan dan laut yang jernih. Dengan memnfaatkan gaya bahasa
metafora maka yang mendengar akan tertawa dan merasa unik dengan yang
terkandung dalam gaya bahasa itu.
Pada tuturan (5) gaya bahasa metafora terletak pada cuplikan tuturan
“muka saya lebih pantas jadi tersangka daripada saksi mata”. Kalimat itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
44
menggunakan gaya bahasa metafora untuk melukiskan sesuatu. Dapat dibuktikan
dengan kata ‘tersangka’ sebagai lukisan dari muka penutur .Walapunpun
sebenarnya muka dari penutur tidak menunjukan sebagai tersangka. Dengan
memanfaatkan gaya bahasa metafora maka yang mendengar akan percaya dan
tertawa dengan tuturan itu.
Pada tuturan (6) gaya bahasa metafora terletak pada kalimat “siulan
malaikat tiup sangkakala”. Tuturan itu memanfaatkan gaya metafora untuk
melukiskan siulan dengan malaikat tiup sangkakala. Kata ‘malaikat’ dipakai untuk
melukiskan ‘siulan’. Pada kenyataannya tidak ada siulan yang seperti malaikat
tiup sangkakala. Dengan memnfaatkan gaya bahasa metafora maka yang
mendengarnya akan tertawa dan merasa lucu akan tuturan tersebut.
Pada tuturan (7) gaya bahasa metafora terletak pada kalimat “muka abang
ini mafia kunci jawaban”. Menggunakan gaya bahasa metafora untuk melukiskan
sesuatu. Kata ‘muka’ dipakai untuk melukiskan sebagai mafia kunci jawaban.
Walaupun muka yang dituju bukanlah mafia kunci jawaban. Makna yang
terkandung dalam gaya bahasa itu adalah bahwa muka orang yang dituju cocok
sebagai mafia kunci jawaban ketia ada ulangan. Tujuan dari penggunaan gaya
bahasa itu adalah ketika ada ulangan tidak boleh mencuri jawaban atau meminta
jawaban seperti yang sering terjadi selama ini di dunia pendidikan Indonesia.
Kesimpulan penngunaan gaya bahasa metafora pada tuturan (1) sampai (7)
bahwa penutur mengutarakan tuturan dengan tujuan terlihat lebih lucu, lebih unik,
dan menimbulkan tawa bagi yang mendengar. Gaya bahasa ini sering dipakai
untuk mengolok diri sendiri, orang lain, dan pada benda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
45
4.2.1.2 Gaya Bahasa Personifikasi
Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-
benda mati atau sesuatu yang tidak bernyawa memiliki sifat kemanusiaan.
Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang
menginsankan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicaraseperti manusia
(Keraf,1984: 140).
Menurut Moeliono (dalam Tarigan, 1985:17), personifikasi adalah jenis
majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bersenyawa
dan ide yang abstrak.
Jadi berdasarkan pengertian di atas peneliti berpendapat bahwa
personifikasi menurut dua ahli terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaannya
adalah menurut Keraf personifikasi menggambarkan benda mati bersifat manusia
sedngkan Tarigan melekatkan sifat insani pada benda mati. Persamaannya adalah
sama menempatkan benda mati seperti manusia. Maka peneliti berpendapat
personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-
benda mati atau barang-barang yang tidak bersenyawa seolah-olah memiliki sifat-
sifat kemanusian. Personifikasi mengibaratkan benda-benda mati bertindak,
berbuat, berbicara seperti manusia. Gaya bahasa tersebut dapat dilihat pada data
hasil penelitian di bawah ini.
Data 8) Cak Blangkon “ngamen paling menjengkelkan itu kalau ngamen di rumah
orang yang keluar bukan orang tapi anjingnya. Saya pernah waktu
ngamen di depan rumah, tiba-tiba bukan orangnya yang keluar tapi
anjingnya yang keluar tepat di muka saya , itu kagetnya setengah mati
mas, sampai nyawa saya lari naik mobil duluan”.
9) Ratna “saya ini kecil karena malas makan, tapi saya pernah usaha, saya
dekati nasi….. saya dekati nasi… eh nasinya yang menjauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
46
10) Faizal “katanya fungsi tali senar bass pengamen sebagai pengganti ikat
pinggang, tapi masalahnya saya juga pakai ikat pinggang, itu artinya
diantara mereka bedua ini ada yang makan gaji buta”.
11) Marshel “ini Hafiyan teman-taman, sekali dia ngomong orang-orang
pada ketawa gemuruh, itu kalau dengar ketawa mereka kuping lu
pengang, lampu di atas goyang-goyang, Pak Jarwo yang tadi kuat jadi
gak kuat.
12) Neneng “di mall itu aku jadi kaum minoritas, di dalamnya ada tangga
jalan sendiri, semakin naik semakin dimakan sama mesin.
13) Josua “ilernya mulai keluar, itu aku amati teman-teman, ilernya mulai
mengalir dari bibir menuju leher bertemu keringat lalu mereka
bertengkar membentuk enzim”.
Pada kalimat tuturan (8) di atas, digolongkan ke dalam jenis gaya bahasa
personifikasi, karena kata “lari” dan “naik” lebih tertuju pada makhluk hidup,
namun digunakan pada benda mati. “Nyawa” merupakan pemberi hidup kepada
badan, yang menyebabkan manusia, binatang dan sebagainya hidup.
Kalimat tuturan (9) di atas, mengandung gaya bahasa personifikasi. Hal
ini terlihat jelas menempatkan benda mati seolah-olah dapat berbuat seperti
makhluk hidup, dapat dibuktikan pada “nasinya yang menjauh”. Perihal
“menjauh” perpindahan atau pergi dari tempat semula ke tempat yang lain yang
hanya dilakukan oleh makhluk hidup.
Pada tuturan (10) gaya bahasa personifikasi terletak pada kata “makan”
yang lekatkan pada “tali senar bass” dan “ikat pinggang”. Makan adalah
memasukan makanan ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya, yang
hanya bisa dilakukan oleh makhluk hidup, namun penutur melekatkan pada benda
mati yaitu tali senar bass dan ikat pinggang. Tali senar bass (benda mati) adalah
sesuatu benda mati yang digunakan untuk mengikat atau menggantukan sesuatu,
sedangkan ikat pinggang (benda mati) adalah kain, kulit atas sebagainya yang
digunakan untuk mengebat pinggang atau mengencangkan celana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
47
Pada tuturan (11) gaya bahasa terletak pada kalimat terletak pada kata
“goyang” yang dilekatkan pada “lampu” yang merupakan benda mati. Kata
“goyang” adalah bergerak berayun-ayun, yang hanya bisa dilakukan oleh makhluk
hidup.Sedangkan “lampu” (benda mati) adalah alat untuk menerangi tempat yang
gelap yang tidak terkena cahaya.Di sini penetur menempatkan lampu seolah-oleh
dapat melakukan (goyang) seperti halnya makhluk hidup.
Pada tuturan (12) gaya bahasa personifikasi dapat dibuktikan pada kata
“berjalan” dan “dimakan” yang dilekatkan pada benda mati yaitu tangga.
“tangga” merupakan tumpuan untuk naik turun yang dibuat berlenggek-lenggek
atu bertingkat tingkat. Di sini penetur melekatkan benda mati seolah-oleh dapat
berbuat “berjalan” dan “dimakan” layaknya makhluk hidup.
Pada tuturan (13) gaya bahasa personifikasi dapat dilihat pada kata
“Bertengkar”. Perihal “bertengkar” merupakan aksi berbantah atau bercekcok
antara makhluk hidup yang satu atau lebih dengan makhluk hidup lainnya akibat
kesalah pahaman. dalam tuturan di atas kata “bertengkar” di lekatkan pada “iler”
dan “keringat”. Iler adalah air(benda mati) yang meleleh dari sudut bibir,
sedangkan keringat adalah air(benda mati) yang keluat dari pori-pori karena panas
atau sebagainya.
Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa personifikasi pada tuturan (8)
sampai (13) bertujuan untuk menhibur penonton dengan cara menggunakan gaya
bahasa personifikasi dengan mengibaratkan benda mati dapat berbuat seperti
manusia maka suasana akan lebih menarik dinikmati oleh pendengar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
48
4.2.1.3 Gaya Bahasa Hiperbola
Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
berlebih-lebihan suatu hal (Keraf 1984:135). Maksuddari hiperbola adalah
memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat,
meningkatkan kesan dan pengaruhnya.
Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi
penekanan pada suatu pernyatan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan
kesan dan pengaruhnya. Gaya bahasa ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat
(Tarigan,1984:143;Tarigan,1985:186).
Berdasarkan dua teori ahli diatas peneliti berpendapat bahwa dua teori ahli
di atas memiliki persamaan yaitu hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang
pernyataannya melebih-lebihkan suatu hal. Namun tidak terbatas sampai disitu
dua teori di atas memiliki perbedaan yaitu kalau menurut Keraf hiperbola adalah
pernyataan yang melebihkan suatu hal.Artinya suatu hal yang dimaksud belum
jelas, sedangkan pada Tarigan suatu hal yang dimaksud adalah jumlahnya,
ukurannya, atau sifatnya. Jadi peneliti mengikuti teori yang dipaparkan oleh
Tarigan bahwa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
berlebih-lebihkan jumlahnya,ukurannya, atau sifatnya. Gaya bahasa hiperbola
dapat dilihat pada data di bawah ini.
Data 14) Zakaria “banyak orang bilang bahwa rambutku ini mirip sarang burung,
padahal bukan, rambutku ini sarang lebah, mau lihat madunya?”.
15) Zakaria “Ibu dosen harus tahu, rambut bagian kiri untuk bayar uang
listrik, bagian kanan untuk bayar motor, bagian atas untuk bayar SPP
kuliah”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
49
16) Riklan “saya tinggal di pesisir pantai, jadi di sana kaya akan ikan sampai
makanan pokok kami bukan nasi, tapi ikan, lauknya baru nasi”.
17) Riklan “waktu itu, Ibuku kelelahan tapi pengen lihat aku, dia keluar
dengan tubuh kelelahan, sambil bercucur keringat membasahi tubuh
bahkan membanjiri rumah sakit, dia tetap nyari aku”.
18) Munawir “di kampung saya, ada kebiasaan dimana setiap kepala
keluarga harus punya anak tentara dan strata sosial di sana bukan
dilihat dari garis keturunan atau hartanya, tapi dilihat dari jumlah
anak tentaranya”.
19) Munawir “kami tentara menganggap bahwa penghormatan itu adalah
makanan sehari-hari buat kami”.
20) Reinold “teman saya suruh saya berhenti nagih utang, karena orang yang
di tagih ngompol di celana, baru ngomong biasa aja udah ngompol di
celana, apalagi kalau saya bentak bisa gagl ginjal ini orang”.
21) Karin “sebagai anak kecil jangan kalian sangka Karin ini tidak punya
masalah, bahkan masalah kami lebih rumit daripada masalah orang
dewasa”.
Pada tuturan (14) gaya bahasa terletak pada kalimat “rambutku ini sarang
lebah, mau lihat madunya”?. Pada tuturan itu desebutkan bahwa rambut
mengandung madu, terkesan tidak masuk, karena tidak ada orang yang rambutnya
mengandung madu. Tuturan itu mengandung gaya bahasa hiprbola dengan
mebesar-besarkan sesuatu. Tujuannya adalah agar orang yang mendengarnya
tertawa, lucu, unik akan apa yang diucapkan.
Pada tuturan (15) gaya bahasa hiperbola terletak pada kalimat“rambut
bagian kiri untuk bayar uang listrik, bagian kanan bayar motor, dan bagian atas
untuk bayar uang SPP kuliah”. Pada kalimat itu disebutkan bahwa rambutnya
untuk bayar uang listrik, untuk bayar uang motor, untuk bayar uang kuliah. Pada
hal pada kenyataanya tidak ada rambut yang digunakan untuk bayar uang listrik,
uang motor, dan uang kuliah. Kalimat itu menggunkan gaya bahasa hiperbola
untuk melebih-lebihkan atau membesar-besarkan sesuatu. Dengan tujuan agar
siapapun yang mendengar beranggapan bahwa rambutnya bisa untuk pakai bayar
listrik, bayar uang motor, dan bayar uang kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
50
Pada tuturan (16) gaya bahasa hiperbola terletak pada kalimat “makanan
pokok kami adalah ikan lauknya nasi”.Pada kalimat tuturan itu menggunkan
kalimat makanan pokok adalah ikan dan lauknya adalah nasi, pada hal yang
merupakan makanan pokok adalah nasi dan ikan sebagai lauknya. Pada kalimat
itu menggunakan gaya bahasa hiperbola dengan melebih-lebihkan sesuatu dengan
tujuan agar pendengar tahu bahwa ikan lebih banyak dari pada nasi.
Pada tuturan (17) gaya bahasa hiperbola terletak pada kalimat “ibu keluar
bermandikan keringat membasahi tubuh bahkan membanjiri rumah sakit”.
Kalimat itu menggunakan gaya bahasa hiperbola pada tuturan keringat
membanjiri rumah sakit, kalimat itu melebih-lebihkan sesuatu, padahal tidak ada
keringat yang bisa membanjiri rumah sakit. Di sini penutur ingin menegaskan
bahwa semangat dari ibunya seperti bermandikan keringat bahkan membanjiri
rumah sakit.
Pada tuturan (18) gaya bahasa hiperbola terletak pada kalimat “strata
sosial dilihat dari jumlah anak tentaranya”. Tuturan itu memanfaatkn gaya
bahasa hiperbola untuk melebih-lebihkan sesuatu, tidak ada yang memandang
strata sosial dari segi jumlah anak tentaranya, tapi dilihat dari garis keturunan dan
harta.
Pada tuturan (19) di atas, gaya bahasa hiperbola terletak pada tuturan
“penghormatan adalah makanan kami sehari-hari”.Kata penghormatan,
menyebabkan kalimat tersebut melebih-lebihkan. Kalimat itu menggunakan gaya
bahasa hiperbola dengan tujuan untuk menegaskan bahwa dengan memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
51
hormat bisa menjadi kenyang, pada hal kenyataanya tidak mungkin dengan
memberi hormat kita bisa kenyang.
Pada tuturan (20) gaya bahasa terletak pada kalimat “pernah saya nagih
utang, saya baru ngomong orangnya udah ngompol di celana”. Kalimat itu
menggunakan gaya bahasa hiperbola untuk melebih-lebihkan sesuatu dimana
kalau dia berbicara yang mendengar akan ngompol di celana, pada hal
kenyataannya tida semua orang ngompol di celana kalau mendengar suaranya.
Pada tuturan (21) pada kalimat “masalah kami lebih rumit daripada
masalah orang dewasa”. Kalimat itu menggunakan gaya bahasa hiperbola untuk
membesar-besarkan sesuatu yaitu dimana masalah anak kecil lebih rumit daripada
masalah orang dewasa, pada pada kenyataannya tida semua masalah anak kecil
lebih rumit daripada orang dewasa. Tujuannya penuturan itu adalah membuat
pendengar merasa unik dan tertawa akan gaya bahasa yang digunakan.
Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa hiperbola dari tuturan (14)
sampai (21) bertujuan untuk menimbulkan kesan yang lucu bagi pendengar.
Ketika pendengar mendengar tuturan itu akan tertawa dan merasa unik.
4.2.1.4 Gaya Bahasa Litotes
Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang suatu
dengan cara menyangkal atau mengingkari kebalikannya (Tarigan, 1985:242).
Litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan
sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu hal yang dinyatakan kurang dari
keadaan sebenarnya. Atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan
katanya (Keraf,1984:132).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
52
Berdasarkan teori yang dipaparkan di atas peneliti mendapat perbedaan
dan persamaan. Perbedaannya adalah menurut Tarigan litotes merupakan lukisan
suatu keadaan dengan kata berlawanan sedangkan menurut Keraf menyatakan
sesuatu dengan merendahkan diri. Maka dari itu, peneliti setuju bahwa litotes
merupakan gaya bahasa yang melukiskan suatu keadaan dengan kata yang
berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri,
dengan pengertian lain litotes adalah sesuatu yang mengecilkan suatu hal yang
positif menjadi negatif atau dalam kata lain mengecilkan kenyataan yang
sebenarnya untuk menjaga kesopanan atau menghaluskan.Gaya bahasa litotes
dapat dilihat pada data di bwah ini.
Data 22) Marshel “jujur teman-teman aku berasal dari keluarga miskin, tapi aku
pengen untuk berubah”.
Pada tuturan (22) gaya bahasa terletak pada kalimat “jujur teman-teman
aku hanyalah keluarga miskin”. Kalimat itu mengandung gaya bahasa litotes
dengan penanda “keluarga miskin”. Di sini penutur bermaksud untuk merendah
secara halus.Sebenarnya bahwa penutur tidak miskin buktinya bisa kuliah. Tujuan
dari kalimat itu adalah agar pendengar percaya bahwadia memang berasal dari
keluarga yang miskin.
Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa litots pada tuturan (22)
bertujuan untuk memberitahukan penonton bahwa dengan penngunaan gaya
bahasa litotes bisa untuk menark perhatian penonton. Ketika penonton mendengar
tuturan itu akan tertawa dan merasa suasana lebih hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
53
4.2.1.5 Gaya Bahasa Ironi
Ironi adalah gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan
dengan maksud berolok-olok (Tarigan 1985:61). Gaya bahasa Ironi adalah suatu
gaya bahasa yang bertantangan dengan arti sebenarnya, ironi juga dapat
digolongkan ke dalam gaya bahasa sindiran karena fungsinya yang digunakan
untuk menyidir, atau berlawanan dengan kenyataan.
Ironi atau sindiran adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu
dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian
kata-katanya (Keraf, 1984:143).
Berdasarkan pernyatan teori di atas peneliti berkesimpulan bahwa terdapat
perbedaan dan persamaannya. Perbedaannya adalah Tarigan melihat ironi adalah
pernyataan yang bermaksud untuk mengolok-olok, sedangkan Keraf
mengatakanironi adalah acuan suatu pernyataan dengan makna atau maksud
berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-kata. Jadi menurut
penelitigaya bahasa ironi adalah sindiran yang menyembunyikan dan menutup-
nutupi suatu hal yang dimaksud, artinya penggunaan kata-kata yang berbeda apa
yang dituliskan atau diucapkan sebagai praktik kepura-puraan. Gaya bahasa ironi
dapat dilihat pada data di bawah ini.
Data 23) Reinold “saya melihat orang Bandung itu aneh-aneh, anehnya dimana?,
daerah tidak punya laut tapi hobi memancing. Mancing di air yang
mirip kuah ketupat tahu, kaya empang”.
24) Reinold “di Indonesia tidak kalah kerennya, sepanjang jalan orang
buang sampah”.
25) Karin “gara-gara facebook, mama Karin jadi berubah, mama Karin
yang dulu jadi ibu rumah tangga, sekarang jadi mother-mother zaman
now”.
26) Karin “kalau di luar bajunya cantik, glamor kaya Mae Soimah, kalau di
rumah bajunya aduhhh gelandangan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
54
27) Oki Rengga “dulu dia membawa nama Bangsa sekarang membawa
angkot”.
28) Cak Blangkon “saya ngamen sudah dari SMA sampai sekarang”.
Pada contoh (23) gaya bahasa ironi terletak pada kalimat “orang Bandung
aneh-aneh, tidak ada laut tapi hobi memancing di air mirip kuah ketupat tahu,
kaya empang”. Kalimat itu menggunakan gaya bahasa ironi untuk menyindir dan
mengolok-olok orang Bandung yang suka memancing di air yang mirip kuah
ketupat tahu. Makna yang terkandung dalam kalimat itu adalah penutur ingin
menyidir secara halus orang bandung yang suka memancing tapi tidak memiliki
laut untuk tempat memancing. Tujuannya adalah agar menimbulkan tawa ketika
mendengar apa yang dikatakan.
Pada tuturan (24) gaya bahasa Ironi terletak pada kalimat “di Indonesia
sepanjang jalan untuk buang sampah”. Kalimat itu menggunakan gaya bahasa
ironi untuk menyindir orang Indonesia yang suka membuang sampah
sembarangan di jalan. Makna yang terkandung dalam gaya bahasa itu adalah agar
orang Indonesia mengikuti cara orang Amerika yang tidak membuang sampah
sembarangan di jalan. Tujuan dari gaya bahasa itu adalah agar orang Indonesia
sadar akan penting kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan di
jalan.
Pada tuturan (25) gaya bahasa ironi terletak pada kalimat “dulu mama jadi
ibu rumah tangga tapi sekarang jadi mother-mother zaman now”. Kalimat itu
menggunakan gaya bahasa ironi untuk menyidir mama dari penutur yang sekarang
sudah mengikuti trend modern. Makna yang terkandung dalam gaya bahasa itu
adalah bahwa mama penutur sudah berubah yang dulunya ibu rumah tangga
sekarang sudah mengikuti perkembangan baik melalui media sosial maupun trend
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
55
baru lainnya. Tujuan dari gaya bahasa itu adalah agar ibu-ibu tidak terlalu
mengikuti perkembangan dunia yang sangat pesat ini tetapi selalu ingat tugasnya
sebagai ibu rumah tangga.
Pada tuturan (26) gaya bahasa ironi terletak pada kalimat “mama kalau di
luar bajunya cantik-cantik, glamor tapi kalau di rumah bajunya gelandangan”.
Kalimat itu menggunakan gaya bahasa ironi untuk menyidir mama dari penutur
yang kalau di rumah menggunaan baju seperti gelandangan tapi kalau di luar
menggunakan baju yang cantik dan glamor. Makna yang terkandung dalam gaya
bahasa itu adalah mama dari penutur kalau bepergian memakai baju yang cantik
dan glamor tapi kalau di rumah mamkai baju yang gelandangan.
Pada tuturan (27) gaya bahasa ironi terletak pada kalimat “dulu dia
membawa nama bangsa, sekarang dia membawa angkot”. Dari kalimat itu
menggunakan gaya bahasa ironi karena penjabaranya mengandung sindiran
terhadap pensiunan yang dulu membawa bangsa mamun sekarang hanya bisa
membawa angkot.
Pada tuturan (28) gaya bahasa ironi terletak pada kalimat “saya ngamen
sudah dari SMA sampai sekarang saya hanya bisa ganti tali senar gitar”. Pada
kalimat itu menggunakan gaya bahasa ironi yang dimana kalimat itu mengandung
menyindir diri dari si penutur. Dapat dilihat pada penggalan kalimat “dari SMA,
sampai sekarang saya hanaya biasa ganti tali senar gitar”. Makna yang
terkandung dalam kalimat itu adalah penutur ingin memberitahukan kepada
pendengar, bahwa dia jadi pengamen sejak masih SMA dan samapi sekarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
56
belum mengambil profesi lain, walaupun sudah berganti presiden lima kali,
namun dia tetap menjadi seorang pengamen.
Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa ironi pada tuturan (23) sampai
(28) bertujuan untuk menghibur penonton dengan memanfatkan gaya bahasa
ironi. Ketika penonton mendengar akan terhibur dengan mendengar tuturan yang
membaut penonton tertawa dan merasa unik akan gaya bahasa tersebut.
4.2.1.6 Gaya Bahasa Silepsis
Silepsis adalah gaya bahasa yang mengandung konstruksi gramatikal yang
benar, tetapi secara semantik tidak benar. Dalam (Tarigan 1985:68). Silepsis
adalah gaya bahasa yang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan cara
menghubungan sebuah kata dengan dua atau lebih kata lain pada hakekatnya
hanya sebuah saja yang mempunyai hubungan dengan kata yang pertama.
Menurut Keraf (dalam Tarigan 1985:68) silepsis adalah konstruksi yang
dipergunakanitu secara gramatikal benar, tetapi secara semantik salah atau tidak
benar.
Dengan demikian penelita berpendapat bahwa perbedaan dan persamaan.
Perbedaannya adalah menurut Tarigan silepsis adalah Sesuatu yang
mempergunakan konstruksi rapatan sebuah kata dengan yang lain yang
mempunyai hubungan dengan yang pertama, sedankan menurut Keraf silepsis
adalah yang mempergunakan konstruksi secara gramatikal benar tapi secara
semantik salah. Jadi silepsis adalah gaya bahasa yang menggunakan dua
konstruksi sintaksis yang dihubungkan oleh kata sambung, secara gramatikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
57
benar, tetapi secara semantik salah.Gaya bahasa silepsis dapat dilihat pada data di
bawah ini.
Data 29) Karin “jumpadan jumpa lagi sama Karin si mata minimalis dan hidung
ekonomis”.
30) Karin “Karin ini hanyalah orang biasa, yang suka menyontek dan suka
diconteki”.
31) Karin “menurut Karin pendidikan yang paling pertama dan followers
yang utama”.
Pada tuturan (29) gaya bahasa silepsis terletak pada kalimat “ mata
minimalis dan hidung ekonomis”. Pada kalimat itu menggunakan gaya bahasa
silepsis untuk menggabungakan dua konstruksi sintaksis yang secara gramatikal
benar tapi secara semantik salah. “Karin si mata minimalis dan hidung ekonomis”
kalimat ini secara gramatikal benar tapi secara semantik salah.Kalau secara
semantik benar jika kalimat itu diubah menjadi Karin si mata minimalis dan
Karin si hidung ekonomis.
Pada tuturan (30) gaya bahasa silepsis terletak pada kalimat “ suka
menyontek dan suka diconteki”. Pada kalimat itu menggunakan gaya bahasa
silepsis untuk menggabung dua konstruksi menjadi satu makna walapun kedua
konstruksi itu memiliki makna masing-masing. Suka menyontek dan suka
diconteki di gabung menjadi satu makna, walapun secara gramatikal benar tapi
secara semantik salah.secara semantik dibenarkan jika diubah menjadi Karin ini
biasa menyontek dan Karin ini biasa diconteki.
Pada tuturan (31) gaya bahasa silepsis terletak pada kalimat “pendidikan
yang paling pertama dan followers yang utama”. Pada kalimat itu penutur
menggabungkan dua konstruksi menjadi satu makna yaitu “pendidian dan
followers”.Yang secara gramatikal benar tapi secara semantik salah. Kalimat itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
58
menggunakan gaya bahasa silepsis untuk menggabungkan dua konstruksi yang
berbenda menjadi satu makna. Secara semantik benar jika kalimat itu diubah
menjadi “menurut Karin pendidikan yang paling pertama dan menurut Karin
followes yang utama”.
Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa silepsis pada ketiga tuturan itu
bertujuan untuk menhibur penonton untuk terawa. Ketika penonton mendengar
akan tertawa akan apa yang terkandung dalam tuturan itu.
4.2.1.7 Gaya Bahasa Klimaks
Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan
pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannyadari gagasan-gagasan
sebelumnya (Keraf 1985:124). Klimaks adalah gaya bahasa yang terbentuk dari
beberapa gagasan yang berturut-turut semakin meningkat kepentingannya.
Kata klimaks berasal dari bahasa Yunani Klimax yang berarti ‘tangga’.
Klimaks sejenis gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama
makin mengandung penekanan; kebalikannya adalah antiklimaks Shandily [pem.
red. um], (Tarigan,1985:78).
Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa gaya bahasa klimaks
adalah sebuah bentuk gaya bahasa yang menggunakan kata-katayang berurutan
mulai dari tingkat paling bawah atau sederhana ke tingkat yang lebih tinggi, dan
biasanya menggunakan kata-kata kata hubung hingga, ke, dalam kalimatnya.Gaya
bahasa klimaks dapat dilihat pada data di bawah ini.
Data 32) Karin “saya bilang ‘mama saya sudah dapat 8, mama saya sudah dapat
17, mama saya sudah dapat 1945’ merdeka!!”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
59
33) Faizal “hari pertama ular datang dibuang, hari kedua ular datang
dibuang, hari ketiga ular datang ditimang-timang, dikecup keningnya
lalu dibuang”.
34) Ovil “pakai sarung tangan didoubel 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 jadi
sarung tinju.
Pada tuturan (32) gaya bahasa klimaks terletak pada kalimat “Saya bilang
ke mama “mama saya sudah dapat 8, mama saya sudah dapat 17, mama saya
sudah dapat 1945, merdeka”!!. Kalimat itu menggunakan gaya bahasa klimak
yang dimana penjabarannya runut dari hal terkecil memuncak hingga terbesar
ditunjukan pada panggalan kalimat “dapat 8, dapat 17, dapat 1945”pernyataan
itu runut dan mulai hal yang terendah hingga menuju hal yang paling puncak.
Pada contoh (33) gaya bahasa terletak pada kalimat “hari pertama”,“hari
kedua”, “hari ketiga. Kalimat itu menggunakan gaya bahasa klimaks dimana
pada kalimat itu penjabarannya runut dari hal yang paling kecil hingga ke hal
yang paling besar ditunjukan pada penggalan kalimat “hari pertama, kedua,
ketiga”. Kalimat itu meningkatkan kesan makna dengan kata-kata yang berturut-
turut memilii hubungan hirarki dari yang sederhana menjadi yang lebih kompleks.
Pada contoh (34) gaya bahasa klimaks terletak pada kalimat “1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 10”. Kalimat itu menggunakan gaya bahasa klimaks atau anabasis yang
dimana pada kalimat itu menggunkan penegasan yang berkembang secara
berangsur-angsur bisa kita lihat pada penggalan kalimat “1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9,
10”. Berangsur dari hal yang paling kecil ke hal yang paling besar atau kompleks.
Makna yang terkandung dalam kalimat itu adalah penutur ingin memberitahukan
kepada pendengar bahwa kebanyakan orang kalau menggunakan sarung tangan
suka yang berlapis-lapis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
60
Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa klimaks pada tuturan (32)
sampai (34) bertujuan untuk menghibur penonton agar suasana tidak
membosankan dengan memanfaatkan gaya bahasa klimaks maka pendengar akan
tertawa, dan merasa lucu.
4.2.1.8 Gaya Bahasa Antiklimaks
Antiklimaks adalah merupakan acuan yang berisi gagasan-gagasan yang
berturut-turut dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting
(Tarigan 1985:80).Gaya bahasa antiklimaks adalah kebalikan dari gaya bahasa
klimaks, antklimaks adalah suatu gaya bahasa yang merunutkan kata-kata mulai
dari tingat tinggi ke tingkat yang terendah untuk menegaskan suatu hal.
Antiklimaks adalah dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur.
Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-
gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang
penting (Keraf,1985:125).
Berdasarkan dua pendapat ahli di atas maka peneliti berkesimpulan bahwa
terdapat perbedaan dan persamaan.Perbedaannya adalah Tarigan berpendapat
bahwa antiklimaks adalah kebalikan dari klimaks, sedangkan Keraf berpendapat
bahwa antiklimaks adalah kalimat yang berstruktur mengendur. Persamaannya
sama-sama berpendapat bahwa gaya bahasa antiklimaks adalah sebagai gaya
bahasa yang gagasan-gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke
gagasan yang kurang penting. Jadi gaya bahasa antiklimaks adalah suatu gaya
bahasa yang ditemukan sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan suatu hal
secara runtut atau berurutan secra memuncak, dari yang rendah menuju yang lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
61
tinggi tingkatannya yang berbentuk hierarki.Gaya bahasa antiklimaks dapat dilihat
pada contoh di bawah ini.
Data 35) Joshua “ daerah kami itu cocok tiga pekerjaan pengecara, copet dan
sopir angkot”.
36) Joshua “mainnya jam tiga, saya udah di lapangan jam dua, entah
ngapain aku di situ”.
Pada tuturan (35) gaya bahasa terletak pada kalimat“Daerah kami cocok
untuk tiga pekerjaan pengacara, copet dan sopir angkot”. Pada kalimat itu
menggunakan gaya bahasa antiklimaks yang dimana penegasannya dimulai dari
hhal yang penting menuju haal yang tidak penting. Dapat dilihat pada penggalan
kalimat tiga pekerjaan pengacara, copet dan sopir angkot. Makna yang
terkandung dalam gaya bahasa itu adalah penutur ingin memberitahukan kepada
pendengar bahwa kebanyakan orang berpikir di daerahnya cocok untuk tiga
pekerjaan yaitu sebagai pengacara, copet dan sopir angkot.
Pada tuturan (36) gaya bahasa terletak pada kalimat “main Futsalnya jam
3, saya sudah dilapangan jam 2”.Pada kalimat itu menggunakan gaya bahasa
antiklimaks yang dimana penjabarannya dimulai dari hal yang paling tinggi
menuju hal yang paling rendah. dapat dibuktikan pada penggalan kalimat “jam 3,
jam 2”. Makna yang terkandung dalam kalimat itu adalah penutur
memberitahukan kepada pendengar atau penonton bahwa ketika ada pertandingan
futsal jam 3, dia sudah ada di lapangan jam 2.
Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa antiklimaks pada tuturan (35)
sampai (36) bertujuan untuk menghibur penonton dengan memanfaatkan gaya
bahasa yang mengandung tuturan yang kelucuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
62
4.2.1.9 Gaya Bahasa Sinisme
Sinisme adalah gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk
kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati
(Tarigan, 1985:91). Sinisme merupakan berupa gaya bahasa sindiran yang bersifat
terang-terangan.
Sinisme diartikan sebagai suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang
mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sinisme diturunkan
dari nama suatu aliran filsafat Yunani yang mula-mula mengajarkan bahwa
kebajikan adalah satu-satunya kebaikan, serta hakikatnya terletak dalam
pengendalian diri dan kebebasan. Tetapi mereka menjadi kritikus yang keras atas
kebiasaan-kebiasaan sosial dan filsafat-filsafat lainnya.Walaupun sinisme
dianggap lebih keras dari ironi, namun kadang-kadang masih sukar diadakan
perbedaan diantara keduanya (Keraf, 1984:143).
Berdasarkan teori ahli di atas maka peneliti berpendapat terdapat
perbedaan dan persamaannya, perbedaannya pendapat Tarigan sinisme adalah
sindiran yang bersifat terang-terangan senagkan Keraf berpendapat sinisme lebih
keras dari ironi.Persamaannya adalah sama-sama berpendapat bahwa sinisme
adalah suatu sindiran yang mengandung ejekan terhadap keiklasan dan ketulusan
hati. Maka peneliti berpendapat bahwa gaya bahasa sinisme adalah sindiran
terhadap sesuatu hal yang telah dilakukan, yang sebenarny bentuk pernyataannya
secara terang-terangan.
Data 37) Ovil “kenapa gak pakai yang murah-murah? misalnyamandi pakai air
aki, sembrot soda api takupas-takupas,tempel di knalpot panas merah
melepu”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
63
38) Ali Akbar “perempuan kalau putus dengan pacarnya, ngurungin diri di
kamar sambil dengar lagu galau, cara itu hanya menambah luka di
hatimu”.
39) Ali Akbar “transportasi yang paling saya jengkel adalah tukang ojek,
karena saya pernah dapat tukang ojek yang kasih helmnya ke
penumpang, helmnya bau”.
40) Latif “nama bapakku itu Koyon, K-O-Y-O-N, singkat, padat, dan jelek”.
41) Reza Kahar “saya bekerja di taxi online bukan tanpa alasan teman-
teman,aku ingin membantu ayahku yang lagi sakit, ayahku sakit udah
tiga tahun, setahun lagi dia setara S1, bisa ikut wisuda.
Pada tuturan (37) gaya bahasa sinisme terletak pada kalimat “mandi pakai
air aki,sembrot soda api takupas-takupas, tempel di knalpot panas merah
melepu”. Pada kalimat itu mengandung ejekan terhadap cewek kalau ingin kulit
terkelupas, penutur menyarankan untuk mandi air aki, sembrot soda api, dan
temple di knalpot panas. ini mengandung sindiran terhadap cewek yang selalu
memiliki obsesi yang tinggi untuk memiliki kulit yang putih. Makna yang
terkandung dalam gaya bahasa itu adalah kalau hanya ingin kulitmu terkelupus
cukup dengan mandi air aki, sembrot soda api, dan temple di knalpot panas.
Pada tuturan (38) gaya bahasa sinisme terletak pada kalimat “perempuan
kalau putus dengan pacarnya, ngurungin diri di kamar sambil dengar lagu
galau”. Pada kalimat memanfaatkan gaya bahasa sinisme untuk menyindir secara
terang-terangan terhadap cewek kalau putus cinta dengan pacarnya selalu
ngurungin diri di kamar. Makna yang terkandung dalam kalimat itu adalah
kebiasaan kalau cewek putus dengan pacarnya kalau putus dengan pacarnya
bersedih karena kehilangan orang yang disayangi.bahkn butuh waktu yang lama
untuk menghilangkan rasa sedih.
Pada tuturan (39) gaya bahasa sinisme terletak pada kalimat “tansportasi
yang paling saya jengkel adalah ojek”. Kalimat itu mengandung sindiran terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
64
tukang ojek yang sering memberikan helmnya terhadap penumpang helmnya bau.
Memanfaatkan gaya bahasa sinisme untuk menyindir tukang ojek dengan Frasa
“helmnya bua”. Makna yang terkandung dalam kalimat itu adalah kebiasan yang
selalu menjadi masalah ketika naik ojek adalah helm yang diperuntukan
penumpang bau.
Pada tuturan (40) gaya bahasa terletak pada kalimat “singkat, padat dan
jelek adalah nama koyon”. Pada kalimat itu memanfaatkan gaya bahasa sinisme
untuk menyatakan sindiran terhadap orang yang bernama Koyon. Dapat
ditunjukan pada penggalan kalimat “singkat, padat dan jelek”. Makna yang
terkandung dalam gaya bahasa itu adalah penutur ingin menyampakan kepada
penonton atau pendengar bahwa nama bapaknya yang bernama koyon, nama
koyon adalah yang singkat, padat dan jelek.
Pada tuturan (41) gaya bahasa sinisme terletak pada penggalan kalimat
“ayahku sakit udah tiga tahun, setahun lagi dia setara S1, bisa ikut wisuda”.
Dalam kalimat itu menggunakan “setara S1” untuk menyidir bapak dari si
penutur yang dalam keadaan sakit dan menggunkan kata “wisuda” untuk
melanjutkan sindiran terhadap bapaknya. Maka pendengar akan tertawa dan turut
peihatin terhadap bapak si penutur.
Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa sinisme pada ketiga tuturan itu
bertujuan untuk menghibur penonton atau pendengar dengan tuturan yang
dituturkan. Ketika penonton atau pendengar mendengar akan tertawa akan apa
yang terkndung dalam tuturan itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
65
4.2.2 Makna Gaya Bahasa
Tuturan-tuturan yang mengandung gaya bahasa dalam Stand Up Comedy
Academy Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017 terkandung makna
pada setiap gaya bahasa. Makna semantik dalam gaya bahasa dapat diperoleh oleh
peneliti dengan menggunakan teori semantik serta melihat tuturan secara
keseluruhan dan seksama. Makna gaya bahasa tersebut disajikan sebagai berikut.
4.2.2.1 Makna Menginformasikan
Di bawah ini dipaparkan data hasil analisis makna menginformasikan yang
muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam tuturan Stand Up Comedy Academy
Stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017. Analisis makna
tersebut sebaga berikut.
Data 1) Reinold “kalau kalian pengen mancing, pergilah ke ambon karena kami
di ambon banyak ikan dan laut begitu jernih. ada pantai ora, ada pantai
natsepa, ada pantai asuhan, maklum orang ambon.
Istilah banyak ikan dan laut jernih dipakai untuk menautkan dengan kota
Ambon. Kalimat tersebut memiliki makna menginformasikan dan menyampaikan
pendapat mengenai tempat yang bagus untuk memancing pergilah ke Ambon.
Dalam KBBI menginformasikan adalah memberikan informasi, menerangkan, dan
memberitahukan. Makna menginformasikan dan menyampaikan pesan dari
pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas ditunjukan oleh tuturan penulis
yang menginformasikan bahwa kalau ingin mamncing di tempat yang bagus
pergilah ke Ambon. Karena di Ambon memiliki laut jernih dan banyak ikannya
dibandingkan dengan tempat lain, dan ikan di ambon juga segar segar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
66
Data 2) Reynold “bapak saya orangnya aneh, kalau bapak kalian memanggil
kalian demgan nama kalau bapak saya tidak, dia panggil saya dengan
siulan, sudah kaya burung saya, kaya begini(bersiul), kaya begitu,
kalau mendengar ini siulan, sudah kaya malaikat tiup sangkakala,
serasa kiamat saya, jadi kalau saya lagi main bola tiba-tiba dengar
siulan, saya bilang “mohon maaf teman-teman saya sudah kiamat ini”.
pasti saya bilang begitu.
Istilah malaikat tiup sangkakala mengasosiasikan kiamat atau akhirat.
Kalimat itu memiliki makna menginformasikan dan kalau bapak dari penutur
bersiul berarti disuruh pulang. Dalam KBBI menginformasikan adalah
memberikan informasi, menerangkan, dan memberitahukan. Makna
menginformasikan dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas ditunjukan
oleh informasi dari penutur bahwa bapaknya memanngil penutur dengan siulan.
Data 3) Cak Blangkon “ngamen paling menjengkelkan itu kalau ngamen di rumah
orang yang keluar bukan orangnya tapi anjingnya. saya pernah waktu
ngamen di depan rumah tiba-tiba bukan orangnya yang keluar tapi
anjingnya lompat pas di depan muka saya, itu rasanya kaget setengah
mati mas, sampai nyawa saya lari naik mobil duluan.
Pada kalimat itu mengibaratkan nyawa bisa lari dan naik ke mobil. Makna
yang yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas adalah
menginformasikan dan melbih-lebihkan ketika dikejar anjing nyawa penutur
terasa lari dan naik duluan ke mobil. Dalam KBBI menginformasikan adalah
memberi informasi, menerangkan, dan memberitahukan suatu hal. Makna
menginformasikan dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas di tunjukan
pada tuturan penutur yang menginformasikan bahwa ketika ngamen di rumah
orang yang keluar bukan orangnya tetapi anjingnya, yang membaut penutur
seolah-oleh nyawanya melayang dan lari naik ke mobil.
Data 4) Ratna “saya ini kecil karena malas makan nasi, tapi saya pernah usaha,
saya dekati nasi….. saya dekati nasi eh nasinya yang menjauh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
67
Kalimat di atas mengibaratkan nasi bisa menjauh layaknya makhluk hidup.
Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa dalam kalimat tersebut
adalah makna menginformasikan. Dalam KBBI menginformasikan adalah
memberi informasi, menerangkan, dan memberitahukan suatu hal. Makna
menginformasikan dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat itu ditunjukan
pada tuturan penutur yang memberikan informasi bahwa penutur kecil bukan
karena malas makan, melainkan nasinya yang menjauh.
Data 5) Neneng “di kampung saya tidak ada mall, jadi tempat nongkrong paling
mewah itu di indomaret. Pas pertama pergi ke mall saya merasa
minder, di mall itu aku jadi kaum minoritas. di dalamnya ada tangga
jalan sendiri, semakin naik semakin dimakan sama mesin. saya ke mall
untuk karokean, dan tiketnya 70 ribu, mahal bangat, di mall itu tempat
nongkrong orang kaya jadi gak pantas aku ke sana karena saya dari
keluarga miskin.
Kalimat itu mengibaratkan mesin bisa memakan tangga layaknya makhluk
hidup. Makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas
adalah makna menginformasikan tentang mesin yang makan tangga. Dalam KBBI
menginformasikan adalah memberikan informasi,menerangkan, dan
memberitahukan. Makna menginformasikan dari pemanfaatan gaya bahasa pada
kalimat itu ditunjukan pada tuturan penutur yang menginformasikan bahwa mesin
bisa memakan tangga sperti yang terlihat di mall.
Data 6) Zakaria “saya bersyukur bisa stand up, karena bisa bantu-bantu
keluarga, apa lagi rambut saya kribo jadi orang tertarik untuk undang.
makanya waktu dosen saya suruh cukur bapak saya murka, marah
besar, dosennya sampai ditelpon. hallo bu dosen, bu dosen suruh anak
saya cukur?, bu dosen mau putuskan keluarga saya kah?, eh bu dosen
harus tau rambut bagian kiri untuk bayar uang listrik, bagian kanan
untuk bayar motor, dan bagian atas untuk bayar SPP kuliah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
68
Pada kalimat itu mengibaratkan rambut bisa untuk membayar uang kuliah,
membayar uang listrik, membayar motor. Makna yang terkandung dalam
pemanfaatn gaya bahasa adalah makna menginformasikan. Dalam KBBI
menginformasikan adalah memberi informasi, menerangkan, memberitahukan.
Makna menginformasikan dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas
ditunjukan oleh tuturan penutur yang memberitahukan bahwa rambut bagian kiri
untuk bayar uang listrik, rambut bagian kanan untuk bayar uang motor, dan
rambut bagian atas untuk bayar uang SPP kuliah.
Data 7) Riklan “saya tinggal di pesisir pantai, jadi di sana kaya akan ikan sampai
makanan pokok kami bukan nasi, tapi ikan, lauk baru nasi. kalau kalian
tahu peserta yang lain yang orang tuanya petani saya pengen barter
dengannya. aku kasih dia ikan, ia kasih aku bapaknya biar buka sawah
di kampung aku.
Pada kalimat itu melebih-lebihkan ikan sebagai makanan pokok sedangkan
nasi sebagai lauknya. Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa
adalah makna menginformasikan tentang ikan yang merupakan makanan pokok.
Dalam KBBI menginformasikan adalah memberi informasi, menerangkan,
memberitahukan. Makna menginformasikan dalam pemanfaatan gaya bahasa
dalam kalimat di atas ditunjukan pada tuturan penutur yang menerangkan bahwa
makanan pokok di daerahnya adalah ikan, dan lauknya adalah nasi.
Data 8) Riklan “ibu aku cerita waktu aku lahir, waktu itu di rumah sakit aku
ditaruh di tempaat sampah eh ruang bayi. Waktu itu ibu aku kelelahan
tapi pengen lihat aku, dia keluar dengan tubuh kelelahan, sambil
bercucur keringat membasahi tubuh bahkan membanjiri rumah sakit,
dia tetap nyari aku. dia berkata “suster!! dimana anakku? suster
datang dengan wajah kelelahan sambil mendayung arus keringat ibu
aku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
69
Kalimat itu mengandung melebih-lebihkan keringan yang bisa membanjiri
rumah sakit. Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah
makna menginformasikan tentang keringat dari ibu penutur yang membanjiri
rumah sakit. Dalam KBBI menginformasikan adalah memberi informasi,
menerangkan, memberitahu. Makna menginformasikan yang terkandung dalam
pemanfaatan gaya bahasa dalam kalimat itu dapat dilihat pada tuturan penutur
yang memberitahukan kepada pendengar atau penonton tentang ibunya yang baru
melahirkan ingin melihat anaknya, bahkan keringat ibunya membanjiri rumah
sakit.
Data 9) Munawir “di kampung saya, ada kebiasaan dimana, setiap kepala
keluarga harus punya anak tentara dan strata sosial di sana bukan
dilihat dari garis keturunan atau hartanya tapin dilihat dari jumlah
anak tentaranya.
Kalimat itu membesar-besarkan strata sosial di kampung penutur tidak
dilihat dari keturunan. Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa
aalah makna menginformasikan tentang strata sosial yang tidak dilihat dari garis
keturunan atau harta. Makna menginformasikan dalam pemanfaatan gaya bahasa
dapat dilihat pada tuturan penutur yang menginformasikan bahwa garis keturunan
di kampung penutur tidak ilihat dari garis keturunan atau hartanya tapi dilihat dari
berapa jumlah anak tentaranya..
Data 10) Munawir “tentara itu identik dengan penghormatan dari kiri ke kanan,
kalau dari kanan kekiri itu kera sakti. kamitentara menganggap
penghormatan itu adalah makan sehari-hari buat kami.coba bayangkan
makanan sehari-hari buat kami. emang pernah lihat tentara kalau
pagi, pagi komandan!!, eh sini kamu!! siap ndan!, hormatnya sedikit
sekali? iya ndan lagi diyet. atau pas siang sakit perut, trus ada yang
Tanya kenapa? pasti jawabnya dari tadi belum hormat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
70
Kalimat itu mengandung anggpan tentang penghormatan. Makna yang
terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah makna menginformasikan
tentang anggapan tentara tentang penghormatan yang dianggap sebagai makanan
sehari-hari. Dalam KBBI menginformasikan adalah memberi informasi,
menerangkan, memberitahu. Makna menginformasikan dalam pemanfaatan gaya
bahasa pada kalimat di atas ditunjukan pada pemberitahuan pebutur kepada
pendengar bahwa penghormatan merupakan makanan sehari-hari bagi tentara.
Data 11) Oki rengga “mantan atlet timnas sepak bola di era 90an jadi supir
kantor, dulu dia membawa nama bangsa sekarang membawa angkot.
Tuturan itu meyampaikan suatu perbedaan antara dahulu an sekarang.
Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya adalah menginformasikan
kepada pendengar atau penonton. Dalam KBBI menginformasikan adalah
memberi informasi, memberitahu. Makna menginformasikan dalam pemanfaatan
gaya bahasa pada kalimat di atas ditunjukan pada tuturan penutur mengenai
mantan atlet timnas sepak bola diera 90-an jadi sopir kantor.
Data 12) Cak Blangkon “saya ngamen sudah dari SMA sampai sekarang udah
ganti presiden lima kali, saya cuman ganti senar gitar.
Kalimat itu mengandung ungkapan yang memojokkan diri sendiri. Makna
yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa di atas memiliki makna
menginformasikan. Dalam KBBI menginformasikan adalah memberikan
informasi, menerangkan, memberitahu. Makna menginformasikan pada
pemanfaatan gaya bahasa di atas dapat ditunjukan pada tuturann penutur yang
memberitahukan kepada penonton bahwa penutur pengamen sudah ngamen sejak
SMA ketika berganti Presiden penutur hanya bisa berganti tali senar gitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
71
Data 13) Karin “Karin ini hanyalah orang biasa yang suka menyontek dan suka
diconteki.pasti kita semua pernah nyontek, apa lagi muka kaya abang
ini, mafia kunci jawaban ini. metode mencotek itu macam-macam, yang
pertama dengan cara ditulis, metode kedua dengan bahasa tubuh, dan
metode yang ketiga itu permisi ke kamar mandi.
Kalimat di atas memiliki makna menginformasikan penonton atau
pendengar untuk mempercayai apa yang dikatakan penutur. Makna
menginformasikan terlihat pada tuturan penutur tentang Karin hanyalah orang
biasa yang suka menyontek dan suka diconteki, dalam tuturan itu juga memparkan
informasi metode menyontek seperti ditulis, bahasa tubuh, permisi ke kamar
mandi.
Data 14) Karin “Karin tidak suka cabut uban mama, tapi setiap helai uban dapat
uang, jadi Karin sering tipu mama supaya dapat uang, saya bilang
mama saya sudah dapat 8, mama saya sudah dapat 17, mama saya
sudah dapat 1945, merdeka!!.
Kalimat di atas pemaparan dimulai dari hal yang paling kecil menuju hal
yang paling besar. Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa
memiliki makna menginformasikan kepada pendengar atau penonton. Dalam
KBBI menginformasikan adalah memberi informasi, menerangkan, memberitahu.
Makna menginformasikan yang terdapat dalam pemanfaatan gaya bahasa diatas
ditunjukan pada tuturan yang memberitahukan kepada pendengar bahwa setiap
helai uban mama dibayar dengan uang.
Data 15) Joshua “pernah waktu itu kaka kelas ngajak aku main futsal, mainnya
jam tiga saya sudah di lapangan jam dua, entah ngapain aku di situ.
Kalimat tersebut memparkan pernyataan dari hal yang paling tinggi
menuju hal yang paling rendah. Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
72
bahasa di atas adalah makna menginformasikan kepada penonton atau pendengar.
Makna menginformasikan ditunjukan pada tuturan penutur yang memberitshuksn
bshwa ketika ada pertandingan futsal jam 3 penutur sudah datang jam 2.
Data 16) Ali Akbar “perempuan kalau putus dengan pacarnya, ngurungin diri di
kamar sambil dengar lagu galau, cara itu hanya menambah luka di
hatimu”.
Ungkapan perempuan mengasosiasikan dengan keseihan. Makan yang
muncul dari pemanfaatabn gaya bahasa adalah menginformasikan. Makna
menginformasikan dalam tuturan itu adalah bahwa perempuan kalau putus dengan
pacarnya sering ngurungin diri di kamar sambil dengar lagu galau untuk
menghilangkan kesedihannya, dan cara ini kurang efektif bagi peenutur karena
akan memperdalam luka di hati si perempuan.
Data 17) Reza Kahar “saya bekerja di taxi online bukan tanpa alasan teman-
teman, aku ingin membantu ayahku yang lagi sakit, ayahku sakit udah
tiga tahun, setahun lagi setara S1 dia, bisa ikut wisuda.
Ungkapan mengolok-olok dari penuturn keapada orang tuanya. Mkana
yang muncul dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah makna menginformasikan .
Makna menginformasikan dalam pemanfaatan gaya bahasa dapat ditunjukan pada
pemberitahuan dari penutur bahwa bapaknya sudah sakit selama tiga tahun dan
setahun lagi setara S1.
Data 18) Marshel “jujur teman-teman aku berasal dari keluarga miskin, tapi aku
pengen banget untuk berubah, kalian pernah gak sih pakai sikat gigi
yang gak laya pakai? yang sikatnya itu mekar, yang sikat mencrak-
mencrok, kalau misalkan kalian pakai sikat gigi iti ribut banget, kaya
knalpot bobokan.
Kalimat itu mengandung penyangkalan tentang kondisi ekonomi. Makna
yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah Makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
73
menginformasikan. Dalam KBBI menginformasikan adalah memberi informasi,
menerangkan, memberitahu. Makna menginformasikan dalam pemanfaatan gaya
bahasa dapat dilihat dari tuturan penutur yang memberitahukan kepada pendengar
bahwa dirinya berasal dari keluarga miskin
4.2.2.2 Makna Menyampaikan Pendapat
Di bawah ini peneliti memaparkan hasil analisis makna menyampaikan
pendapat yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam Stand Up Comedy
Academy Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017. Analisis tersebut
sebagai berikut.
Data 19) Ovil “kata orang suara mesin cuci berisik tapi menurutku itu suara
paling indah. apa lagi ada tombol di bagian atas di putar jadi
dudududu….zzzzzzz….
Istilah menurutku itu suara paling indah sebagai luisan dari mesin cuci.
Makna kalimat itu menyampaikan pendapat. Dalam KBBI pendapat adalah buah
pikiran atau perkiraan tentang suatu hal. Makna menyampaikan pendapat dari
pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat itu ditunjukan oleh pendapat penutur
tentang suara mesin cuci seperti suara yang paling indah, ini bertantangan dengan
pemikiran yang selalu beranggapan bahwa suara mein cuci dalah suara yang
berisik.
Data 20) Reinold “mempunyai wajah kaya saya ini teman-teman kadang tidak
enak. kalau di tongkrongan ada keributan saya yang ditangkap, karena
muka saya lebih pantas jadi tersangka bukan saksi mata. saya pernah ke
polsek sampai di sana langsung ditanya ada keributang apa bung?
padahal maksut saya mau buat surat kelakuan baik.
Istilah muka dipakai untuk mengasosiasikan tersangka dalam keributan.
Kalimat itu memiliki makna menyampaikan pendapat kalau di tongkrongan ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
74
keributan penutur yang itangkap karena muka penutur lebih pantas jadi tersangka.
Dalam KBBI pendapat adalah buah pikiran atau perkiraan tentang suatu hal.
Makna penyampaian pendapat dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas
ditunjukan oleh pendapat penutur kalau ada keributan ditongkrongan penutur yang
ditangkap karena muka penutur lebih pantas jadi tersangka daripada jadi saksi
mata.
Data 21) Faizal “perhatikan baju saya dengan seksama, sudah sangat pantas
untuk di bullykan? saya dikasih baju motif bunga-bunga, dasi kupu-
kupu, kasih senar bass pengamen, katanya fungsi tali senar bass
pengamen sebagai pengganti ikat pinggang, tapi masalhnya saya juga
pakai ikat pinggang, itu artinya di antara mereka berdua ini ada yang
makan gaji buta.
Pada kalimat itu mengibaratkan benda dapat makan layaknya makhluk
hidup. Makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat itu adalah
menyampaikan pendapat mengenai tali senar bas pengamen dengan ikat pinggang
yang memiliki fungsi yang sama. Dalam KBBI pendapat adalah buah pikiran atau
perkiraan tentang suatu hal. Makna menyampaikan pendapat dari pemanfaatan
gaya bahasa pada kalimat di atas ditunjukan oleh pendapat penutur mengenai
fungsi tali senar bass pengamen dan ikat pinggang yang memiliki fungsi yang
sama.
Data 22) Marshel “kalau misalkan ada Hafiyan gitu ya saya merasa resah
banget, kalian tau sih Hafiyan yang anak badboy, yang badanya lemas
kaya mie pangsit, kalau jalan nunduk trus kaya orang gendong tuyul,
ini hafiyan teman-teman, sekali dia ngomong orang-orang pada ketawa
gemuruh, itu kalau dengar ketawa mereka kuping lu pengang, lampu di
atas goyang-goyang, pak Jarwo yang tadi kuat jadi gak kuat.
Pada kalimat itu mengibaratkan lampu bisa bergoyang layaknya makhluk
hidup. Makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
75
adalah makna menyampaikan pendapat mengenai Hafiyan yang jalannya
bungkuk kaya gendong tuyul dan lampu bisa goyang-goyang. Dalam KBBI
pendapat adalah buah pikiran atau perkiraan mengenai suatu hal. Makna
menyampaikan pendapat dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas
ditunjukan pada tuturan penutur mengenai Hafiyan kalau jalan bungkuk seperti
orang gendong tuyul dan membuat lampu bisa bergoyang-goyang.
Data 23) Zakaria “banyak orang bilang rambutku ini mirip sarang burung,
padahal bukan, rambutku ini sarang lebah, mau lihat madunya?.
Pada Kalimat itu memperbesar-besarkan suatu hal. Kalimat itu memiliki
makna menyampaikan pendapat tentang rambutnya yang mirip sarang lebah dan
menganung madu. Dalam KBBI pendapat adalah buah pikiran atau perkiraan
tetang suatu hal. Makna menyampaikan pendapat dari pemanfaatan gaya bahasa
pada kalimat di atas ditujukan pada pendapat penutur mengenai rambutnya yang
mirip sarang lebah dan mengandung madu.
Data 24) Faizal “di rumah saya sering muncul ular, setiap malam ular itu muncul
setiap kali muncul selalu dibuang sama bapak saya, takutnya karena
sering buang ular bapak saya jadi nyimpan perasaan sama ular ini,
hari pertama ular datang dibuang, hari kedua ular datang dibuang,
hari ke tiga ular datang ditimamng-timang, dikecup keningnya, lalu
dibuang.
Kalimat itu mengasosiasikan manusia dengan ular. Makna yang
terkandung kalimat diatas adalah makna menyampaikan pendapat . Dalam KBBI
pendapat adalah pikiran, anggapan. Makna menyampaikan pendapat dalam
pemanfaatan gaya bahasa ditunjukan pendapat penutur bahwa bapaknya akan
menyimpan suatu perasaan kepada ular yang sering masuk rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
76
Data 25) Ovil “kenapa gak pakai yang murah-murah? misalnya mandi pakai air
aki, sembrot soda api takupas-takupas,tempel di knalpot panas merah
melepu”.
Ungkapan kenapa gak pakai yang murah-murah diasosiasikan dengan
semprot soda api, tempel diknalpot panas. Makna yang terkandung dalam
pemanfaatan gaya bahasa itu memilik makna menyampaikan pendapat. Dalam
KBBI pendapat adalah pikiran atau anggapan. Makna menyampaikan pendapat
dalam pemanfaatan gaya bahasa dapat ditunjukan oleh pendapat penutur kalau
hanya ingin kulit terkelupas cukup dengan mandi air aki, sembrot soda api, dan
tempel di knalpot panas.
4.2.2.3 Makna Mengkritik
Di bawah ini dipaparkan data hasil analisis makna mengkritik yang
muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam Stand Up Comedy Academy Televisi
Indosiar periode September-Oktober 2017. Analisis tersebut sebagai berikut.
Data 26) Ovil “kadang cewek kalau make up tidak memperhatikan apakah
kulitnya sesuai apa tidak. saya pernah lihat cewek depannya putih
belakangnya hitam, kita bisa muji dia, mukamu terang bagaikan
rembulan, coba balik samping tapi koq muka kamu gerhana? itu kenapa
mukamu hitam putih seperti Tv 90-an? pokoknya begitulah.
Istilah muka mengasosiasikan pada gerhana. Kalimat itu memilik makna
mengkritik bahwa cewek kalau dandan sering berlebihan tanpa memperhatikan
efek dari hasil make up, kadang tidak cocok dengan warna kulit. Dalam KBBI
kritik adalah kecaman atau tanggapan, atau kupasan kadang-kadang disertai uraian
dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat. Makna
mengkritik dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas kritikan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
77
dilakukan oleh penutur kepada cewek, kalau dandan tidak memperhatikan
kulitnya cocok apa tidak.
Data 27) Karin “Karin ini hanyalah orang biasa yang suka menyontek dan suka
diconteki. pasti kita semua pernah nyontek, apa lagi muka abang ini,
mafia kunci jawaban ini. metode mencotek itu macam-macam, yang
pertama dengan cara ditulis, metode kedua dengan bahasa tubuh, dan
metode yang ketiga itu permisi ke kamar mandi.
Istilah mafia ditautkan dengan muka seseorang. Kalimat itu memiliki
makna mengkritik muka seseorang sebagai mafia kunci jawaban ketika ada ujian.
Dalam KBBI mengkritik adalah mengemukakan kritik, mengecam. Makna
mengkritik dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas ditunjukan oleh
penutur dengan mengkritik muka seseorang yang menunjukan sebagai mafia
kunci jawaban. Mafia kunci jawaban biasanya igunakan dalam istilah penidikan
atau dengan istilah lain menyontek.
Data 28) Josua “teman-teman kalau naik angkot jangn pernah tidur, cewek
secantik apapun kalau naik angkot tidur akan jelek, pernah lihat
cewek cantik, rambutnya kaya kaka ini, putih bibirnya merah,
kerongkongannya kuning. Dia naik ke angkot, biasanya kalau cewek
naik angkot pasti gemulai-gemulai, dia duduk lalu tidur, pertama
masih cantik sambil tiduran hitungan kelima ilernya mulai keluar, itu
aku amati teman-teman, ilernya mengalir dari bibir menuju leher
bertemu keringat lalu mereka bertengkar membentuk enzim. Pas
ceweknya bangun di sedot lagi ilernya.
Kalimat itu mengibaratkan iler dan keringat bisa bertengakar layaknya
makhluk hidup. Makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa adalah
mengkritik mengenai cewek kalau naik angkot sering tidur dan iler yang membuat
orang di dekatnya merasa jijik. Dalam KBBI mengkritik adalah mengemukakan
kritik atau mengecam. Makna mengritik dari pemanfaatan gaya bahasa pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
78
kalimat di atas ditunjukan oleh kritikan penutur kepada cewek kalau naik angkot
ketiduran dan iler yang membuat orang di dekatnya merasa jijik.
Data 29) Karin “gara-gara facebook, mama Karin jadi berubah, mama Karin
yang dulu ibu rumah tangga sekarang jadi Mother-mother zaman now,
mama itu dulu menggosip di rumah ibu RT, sekarang mama menggosip
di facebook. facebook ibu RT.
Ungkapan sekarang jadi mother-mother zaman now mengasosiasikan
tentang era modern di zaman digital. Makna yang terkandung dalam pemanfaatan
gaya bahasa di atas adalah mengkritik terhadap ibu-ibu. Dalam KBBI mengkritik
adalah menyatakan sesuatu dengan mengecam. Makna mengkritik dalam
pemanfaatan gaya bahasa dapat dilihat pada ungkapan yang mengatakan sekarang
jadi mother-mother zaman now yang merupakan kritikan terhadap ibu-ibu yang
terbawa arus modern, diera digital ini.
Data 30) Karin “sebagai anak kecil jangan kalian sangka Karin ini anak kecil itu
gak punya masalah, bahkan masalah kami lebih rumit dari masalah
orang dewasa, orang dewasa masalahnya udah terlalu mainstream.
berantam, pukul-pukulan kaya anak TK, korupsi Tuuh-tuduhan
ditangkap KPK. kami anak kecil berantam pukul-pukulan masuk ruang
BK, pas di ruang BK orang tuanya dipanggil, anaknya udah temanan,
maaf-maafan, malah orang tuanya yang berantam, pukul-pukulan kaya
anak TK.
Kalimat itu mengandung sindiran. Makna yang terkandung dalam
pemanfaatan gaya bahasa adalah makna mengkritik. Dalam KBBI mengkritik
adalah mengemukakan kritik atau mengecam. Makna mengritik pada pemnfaatan
gaya bahasa pada kalimat itu dapat dilihat pada tuturan penutur yang mengkritik
masalah anak kecil lebih rumit daripada masalah orang dewasa bahkan penutur
penutur mengatakan bhwa masalah orang dewasa udah mainstream.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
79
Data 31) Ovil “teman-temanku di kampus naik motor, takut kena matahari sampai
pakaian didobel-dobel, pakai sarung tangan didobel 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10 jadi sarung tinju.
Kalimat itu memaparkan dari hal yang paling rendah ke hal yang paling
tinggi. Kalimat itu dalam pemanfaatan gaya bahasa memilki makan yaitu makna
meberikan kritikan. Dalam KBBI kritik adalah kecaman atau tanggapan, atau
kupasan kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap
suatu hasil karya, pendapat. Makna kritikan terlihat jelas pada kritikan yang
tentang teman-teman penutur kalau ke kampus suka memakai kaos tangan dobel,
dobelnya sampai sepuluh.
Data 32) Joshua “jadi orang kaya aku ini teman-teman sedih, karena banyak
daerah lain bilang daerah kami itu cocok tiga pekerjaan pengacara,
copet sama sopir angkot.
Kalimat itu mangandung anggapan penutur. Makna yang terkandung
dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah Makna mengkritik terhadap tidak
tersedianya lapangan pekejaan. Makna mengkritik terdapat pada tuturan penutur
yang mengkritik daerahnya, yang terbatas akan lapangan pekerjaan yang cuman
cocok untuk tiga pekerjaan yaitu pengacara, copet, dan sopir angkot. Ini juga
berakibat kepeda pemerintah yang tidak menyediakan lapangan pekerjaan,
sehingga banyak pengangguran.
Data 33) Ali Akbar “transportasi yang paling saya jengkel adalah tukang ojek,
karena saya pernah dapat tukang ojek yang kasih helmnya ke
penumpang, helmnya bau”.
Ungkapan penilaian terhadap perlakuan tukang ojek kapada pelanggannya.
Makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa di atas adalah makna kritikan.
Makna kritikan yang terkanung dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah kritikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
80
tentang hal yang paling yang paling menjengkelkan ketika naik tranportasi adalah
ketika naik ojek, karena tukang ojek memberikan helm kepada penumpangnya
helmnya bau.
4.2.2.4 Makna Menyindir
Di bawah ini dipaparkan data hasil analisis makna menyindir yang
muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam Stand Up Comedy Academy Stasiun
Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017. Analisis makna tersebut
sebagai berikut.
Data 34) Reinold “saya sudah lima tahun di bandung, dan saya melihat orang
Bandung itu aneh-aneh,anehnya dimana? daerah tidak punya laut tapi
manusianya hobi mancing dan selama melakukan pemancingan itu di
air ahhh yang airnya itu mirip-mirip kuah ketupat tahu, di empang itu,
empang itu kalau di ambon kita bilang selokan, airnya kabur banget.
kacau orang bandung ini.
Kalimat itu mengandung ungkapan yang meninggung orang Bandung.
Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah makna meyndir
orang Bandung. Dalam KBBI meyindir adalah menyatakan sesuatu berupa
celaan, ejekan. Makna menyindir dalam pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat
itu dapat dilihat dalam tuturan penutur yang menyindir orang bandung yang
memiliki hobi memancing tapi tidak memiliki laut untuk memancing.
Data 35) Reinold “pembangunan di Indonesia tidak kalah jauh dengan
pembangunan di luar negeri, yang saya baca, di amerika setiap 10
meter dibangun tempat sampah untuk orang buang sampah dan di
Indonesia tidak kalah kerennya, sepanjang jalan orang buang
sampah!! gokil Indonesia.
Dalam kalimat itu mengandung sindiran terhadap orang Indonesia. Makna
yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah makna menyindir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
81
Dalam KBBI menyindir adalah suatu pernyataan yang berisi celaan, atau ejekan.
Makna menyidir atau mengkritik dalam pemanfaatan gaya bahasa dapat dilihat
tuturan penutur yang berisi krtikan dan sindiran terhadap orang Indonesia yang
membuang sampah sembarangan.
Data 36) Karin “mama Karin orangnya aneh, di luar rumah bajunya cantik kali,
glamor kaya mae Soimah, kalau di rumah bajunya, aduuuuhhh
gelandangan, kaya pak Jarwo. bolong-bolong bajunya, di sini
bolong(lengan), di sini bolong(belakang), di sini bolong(perut). trus
ketawa hihihih.
Kalimat itu mengandung ejekan terhadap mama penutur. Makna yang
terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa di atas memiliki makna menyindir.
Makna menyindir dalam pemanfaatan gaya bahasa di atasa ditunjukan pada
tuturan penutur yang mengkritik kelakuan mamanya kalu di rumah memakai baju
yang gelandangan, kalau keluar rumah menggunakan baju yang glamor.
Data 37) Latif “nama bapak itu koyon, K-O-Y-O-N, singkat, padat, dan jelek
adalah nama koyon.lebih parahnya nama bapakku gak ada artinya.
Pada kalimat di atas mengandung ejekan. Makna yang terkandung dalam
pemanfaatan gaya bahasa di atas adalah makna menyampaika sindiran terhadap
sesorang. Makna menyampaikan sindiran dalam pemanfaatan gaya bahasa
ditunujukan pada tuturan yang dimana penutur meninir bapaknya yang bernama
Koyon.
4.2.2.5 Makna Menyampaikan Penegasan
Dibawah ini dipaparkan data hasil analisis makna menyampaikan
penegasan yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam Stand Up Comedy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
82
Academy Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017. Analisis tersebut
sebagai berikut.
Data 38) Reynold “saya pernah nagih utang ke orang bersama teman saya, saya
datang ngomong biasa saja. tiba tiba teman saya suruh saya berhenti
karena orang yang ditagih udah ngompol di celana. baru ngomong
biasa aja udah ngompol di celana apa lagi kalau saya bentak bisa
gagal ginjal ini orang.
Kalimat itu mengandung tuturan yang melebihkan suatu pernyataan.
Makna yang terkandung dalam penggunaan gaya bahasa adalah makna
menegaskan. Dalam KBBI menegaskan adalah menerangkan, menjelaskan
dengan tidak ragu-ragu. Makna menegaskan dalam pemanfaatan gaya bahasa
dalam kalimat itu dapat ditunjukan pada tuturan penutur yang menjelaskan bahwa
pernah menagih utang ke orang, yang dimana baru ngomong biasa saja orang
yang dituju sudah ngompol di celana apalagi kalau dibentak bisa gagal ginjal.
Data 39) Karin “menurut Karin pendidikan yang paling pertama dan followers
yang utama”.
Kalimat di atas berupa mempergunakan konstruksi gramatikal.Makna
yang terkandung pamanfaatan gaya bahasa di atas memiliki makna penegasan .
Dalam KBBI adalah penjelasan, penetuan. Makna penegasan dalam pemanfaatan
gaya bahasa ditunjukan pada penegasan penutur mengenai pendidikan yang paling
pertama dan followers yang paling utama.
4.2.2.6 Makna Menggambarkan
Dibawah ini dipaparkan 1 data hasil analisi makna menggambarkan yang
terkandung dari pemanfaatan gaya bahasa Litotes dalam Stand Up Comedy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
83
Academy Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017. Analisis tersebut
sebagi berikut.
Data 40) Faizal “3 kata buat kalian pembullyku: kalian itu sampah”.
Istilah sampah dipakai untuk menggambarkan pembully. Kalimat itu
memiliki makna menggambarkan pembully (manusia) sebagi sampah. Dalam
KBBI menggambarkan adalah lukisan, mewujukan, menceritkan tentang suatu
hal. Makna menggambarkan dari pemanfaatan gaya bahasa itu adalah
penggambaran penutur kepada pembullynya sebagai sampah.
4.2.2.7 Makna Memperhalus Bahasa
Di bawah ini peneliti memaparkan hasil analisis makna memperhalus
yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam Stand Up Comedy Academy
Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017. Analasis tersebut sebagai
berikut.
Data 41) Karin “Jumpa dan jumpa lagi sama Karin si mata minimalis dan hidung
ekonomis.
Frasa mata minimalis lebih halus dari pada mata sipit dan hidung
ekonomis lebih halus daripada hidung pesek. Makna yang terkandung dalam
kalimat itu memiliki makna memperhalus bahasa. Acuan-acuan tersebut diganti
agar bahasa tidak terlalu kasar.
4.3 Pembahasan
Menurut Endraswara (2008:73), gaya bahasa merupakan seni yang
dipengaruhi oleh nurani. Melalui gaya bahasa para komika menuangkan idenya,
bagaimana perasaan ketika tampil, jika menggunakan gaya bahasa, maka yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
84
ditampilkan semakin indah. Jadi, dapat dikatakan bahwa gaya bahasa adalah
pembungkus ini bagi komika ketika tampil. Gaya bahasa adalah yang mempunyai
ciri khas yakni unik, indah, serta menarik dan menimbulkan cita rasa.
Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan
efek dengan jalan memperkenalkan serta memperindah suatu benda atau hal
tertentu dengan benda lain yang lebih umum. Sebuah gaya bahasa yang baik harus
mengandung tiga unsur berikut : kejujuran, sopan-santun, dan menarik (Keraf,
1985:113). Sebagai wujud cara menggunakan kode kebahasaan , gaya merupakan
relasional yang berhubungan dengan rentetan kata, kalimat, dan sebagai
kemungkinan manifestasi kode kebahasaan sebagai sistem tanda. Hendry Guntur
Tarigan (1985) membagi gaya bahasa menjadi empat kelompok, yaitu : (1) gaya
bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa pertentangan, (3) gaya bahasa pertautan, (4)
gaya bahasa gaya bahasa perulangan.
Pada wujud gaya bahasa, yang paling dominan adalah gaya bahasa
hiperbola dengan 8 buah wujud gaya bahasa, pada gaya bahasa hiperbola ini data
mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan suatu hal, jumlahnya, ukurannya,
serta sifatnya. Hal ini sejalan dengan toeri Keraf (1984:135), yang mengatakan
bahwa hiperbola adalah jenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang
melebih-lebihkan suatu hal, maksutnya memberi penekanan pada suatu
pernyataan atau situasi untuk memperhebat. Pada gaya bahasa hiperbola ini lebih
banyak digunakan untuk mengomentari seputar kehiupan diri penutur, kehiupan
ekonomi keluarga, daerah tempat tinggal atau asal, kehidupan orang lain , dan
tentang pekerjaan. Selanjutnya adalah gaya bahasa metafora dengan jumlah 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
85
buah wujud gaya bahasa, pada metafora ini pernyataan suatu perbandingan antara
dua hal benda untukmenciptakan suatu kesan yang hidup walau tidak dinyatakan
secara eksplisit dengan penggunaan kata-kata. Hal ini sejalan dengan pendapat
Tarigan (1985:183), yang menyatakan bahwa metafora adalah pemakaian kata-
kata buan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan
atau perbaningan, yang didalamnya terlihat dua gagasan. metafora sebagai
perbandingan langsung tidak mempergunakan kata: seperti, bagai, bagaikan, bak,
dan sebagainya sehingga pokok pertama lansung dihubungkan dengan pokok
kedua. Pada wuju gaya metafora ini data lebih banyak mengomentari seputar
kehidupan orang lain, suatu benda, suatu tempat, dan kehiupan pribadi.
Selanjutnya diikuti oleh wujud gaya bahasa personifikasi dan wujud gaya
bahasa ironi dengan masing-masing memiliki 6 buah wujud gaya bahasa.
Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang mengggambarkan benda-
benda mati atau barang-barang yang tidak bersenyawa seolah-olah memiliki sifat
kemanusian. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Keraf (1984:140),
yang mengatakan bahwa personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang
menggambarkan benda-benda mati atau tidak bernyawa memiliki sifat
kemanusian, personifikasi mengibaratan benda-benda mati bertidak, berbuat,
bebicara seperti manusia. Pada wujud gaya bahasa personifikasi ini lebih
membicarakan tentang kegiatan keseharian penutur, kondisi seputar kesehatan
tubuh, atribut yang digunakan, cara seseorang berjalan, dan perbedaan kehidupan
di kota dan di kampung. Gaya bahasa ironi adalah sindiran yang
menyembunyikan dan menutup-nutupi suatu hal yang dimaksud, artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
86
penggunaan kata-kata yang berbeda apa yang dituliskan atau diucapkan sebagai
praktik kepura-puraan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Tarigan
(1985:61), yang mengataan bahwa gaya bahasa ironi adalah gaya bahasa yang
menyatakan makna yang bertentangan dengan makasud berolok-olok. Pada wujud
gaya bahasa ironi, data lebih banyak membicarakan tentang aktivitas masyarakat,
perbedaan kemajuan suatu Negara, kehidupan atlet Indonesia setelah pension,
kehidupan orang dizaman yang sudah maju, dan penampilan pribadi.
Tuturan-tuturan yang mengandung gaya bahasa dalam Stand Up Comedy
Academy Stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017 terdapat
makna mengapa gaya bahasa itu digunakan. Dalam penelitian ini , peneliti
menemukan 8 makna dari penggunaan gaya bahasa oleh komika ketika tampil di
acara Stand Up Comedy Academy Stasiun Televisi Indosiar periode September-
Oktober 2017. Makna tersebut adalah makna mengkritik, makna menyampaikan
pendapat, makna menggabarkan, makna menginformasikan,, makna penegasan,
makna menyindir, makna memperhalus bahasa. Makna yang paling banyak
ditemukan adalah makna menginformasikan. Hal ini disebabkan tuturan-tuturan
yang terdapat dalam objek penelitian ini lebih banyak yang bersifat informasi
kepada pendengar atau penonton.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
87
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Peneletian yang berjudul “Pemenfaatan Gaya Bahasa dalam Stand Up
Comedy Academy Stasiun Televisi Indosiar Periode September-Oktober 2017”
membahas dua masalah. Pertama, hasil pendataan yang dilakukan terhadap
tuturan-tuturan komika dalam Stand Up Comedy Academy Indosiar periode
September-Oktober 2017 yaitu gaya bahasa metafora (7), gaya bahasa
personifikasi (6), gaya bahasa hiperbola (8), gaya bahasa litotes (1), gaya bahasa
ironi (6), gaya bahasa silepsis (3), gaya bahasa klimaks (3), gaya bahasa
antklimaks (2), dan gaya bahasa sinisme (5). Dari hasil analisis wujud gaya
bahasa tersebut, hiperbola merupakan gaya bahasa yang paling banyak ditemukan
oleh peneliti. Gaya bahasa hiperbola paling banyak ditemukan karena dengan
menggunakan gaya bahasa hiperbola suatu tuturan mengandung pernyataan yang
melebih-lebihkan suatu hal. Pendengar atau penonton akan merasa lucu, unik, dan
tertawa ketika gaya bahasa hiperbola digunakan.
Kedua, hasil pendataan yang dilakukan terhadap makna gaya bahasa
peneliti menemukan makna menginformasikan (18), makna menyampaikan
kritikan (8), makna menyampaikan pendapat (7), makna sidiran (4), makna
menyampaikan penegasan (2), makna menggambarkan (1), makna memperhalus
bahasa (1). Makna menginformasikan paling banyak ditemukan karena gaya
bahasa yang digunakan dalam objek penelitian lebih banyak yang bersifat
meberikan informasi, menerangkan,dan memberitahukan kepada pendengar atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
88
penonton. Lalu diikuti oleh makna menyampaikan kritikan, karena dengan
mengkritik, komika bisa memberikan kritikan, atau mengecam fenomena-
fenomena yang terjadi di masyrakat pada umumnnya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini peneliti memberikan
beberapa saran kepada peneliti lain. Saran tersebut yaitu:
1. Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu peneliti meminta maaf apabila keslah yang tedapat dalam
skripsi ini.
2. Peneliti berharap, penelitian ini dapat membantu pendidik di lingkungan
pendidikan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam materi
gaya bahasa.Selain itu dapat membantu pendidik untuk mempelajari
makna yang terdapat dalam kalimat.
3. Peneliti berharap adanya peneliti lain yang lebih mendalami tentang
tuturan dalam Stand Up comedy dengan rumusan masalah yang berbeda
seperti keefektifan pemakaian kata, atau fungsi tuturan. Selain itu peneliti
hanya bersumber pada satu televisi yaitu indosiar dan hanya periode 2017.
Untuk mendapatkan variasi jenis gaya bahasa, peneliti lain dapat mencari
referensi dari televisi lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
89
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ma’ruf, Ali Imron.“Kajian Stilistika Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk
Karya Ahmad Tohari. Perspektif Kritik Seni Holistik”. Disertasi.
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Inonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Chanal Indosiar: Stand Up Comedy Academy Indosiar.
Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra Epistomologi Model
Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/lawakan_tunggal, diakses tanggal 15 November
2018.
https://ruangidea.wordpres.com/2014/08/08/stand-up-comedian-defenisi/,diakses
tanggal 15 November 2018.
Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Keraf, Gorys. 2007.Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Laksana, I Ketut Darma. 2010. Majas Dalam Bahasa Pers. Denpasar –Bali: Bali
Media Adikarsa.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moleong, Lexi J. 2006. metodologi penelitian kualitatif. Bandung Remaja
Rosdakarya.
Nurgiantoro, Burhan. 2010 (cet. Ke-8). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Pradopo. Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
90
Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta:
Gama Media.
Praopo, Rachmat Djoko. (cet. Ke-11). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Satoto, Soediro. 2012. Stilistika. Yogyakarta: Ombak.
Sugiyono.2014. Metode penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung.
Sudaryanto. 1993. Metode Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta
Wacana University Press.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran gaya Bahasa. Bandung : Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengantar Semantik. Bandung : Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 2013. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.
Waluyo, Herman J. 1995. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
91
LAMPIRA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
92
TRIANGULASI
Berikut ini merupakan tringulasi data tuturan dalam Stand Up Comedy Academy Indosiar dari penelitian yang baerjudul
Pemanfaatan Gaya Bahasa dalam Stand Up Comedy Academy Stasiun Televisi Indosiar Periode September-Oktober 2017. Berilah
tanda (√) pada kolom setuju apa bila anda setuju bahwa tuturan yang bercetak tebal merupakan tuturan yang sesuai dengan teori.
Berilah tanda (X) pada kolom tidak setuju apa bila anda tidak setuju bahwa tuturan yang tercetak tebal merupakan tuturan yang tidak
sesuai dengan teori.
NO Data Hasil Penelitian Jenis Gaya
Bahasa Makna Gaya Bahasa
Kesesuaian dengan
teori (Triangulator)
Setuju Tidak
Setuju
1
Ovil “kadang cewek kalau make up
tidak memperhatikan apakah kulitnya
sesuai apa tidak. saya pernah lihat
cewek depannya putih belakangnya
hitam, kita bisa muji dia, mukamu
terang bagaikan rembulan, coba balik
samping tapi koq muka kamu
gerhana? itu kenapa mukamu hitam
putih seperti Tv 90-an? pokoknya
Metafora
Mengkritik
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
93
begitulah
(hasil penelitian jumat, 22 September
2017).
2
Ovil “kata orang suara mesin cuci
berisik tapi menurutku itu suara
paling indah.apa lagi ada tombol di
bagian atas di putar jadi
dudududu….zzzzzzz….
(hasil penelitian jumat, 6 Oktober
2017).
Metafora
Menyampaikan pendapat
√
3
Faizal “3 kata buat kalian pembullyku:
kalian itu sampah”.
(hasil penelitian jumat, 22 september
2017)
Metafora
Menggambarkan
√
4
Reinold “kalau kalian pengen mancing,
pergilah ke ambon karena kami di
ambon banyak ikan dan laut begitu
jernih. ada pantai ora, ada pantai
natsepa, ada pantai asuhan, maklum
orang ambon.
(hasil penelitian rabu, 6 September
2017)
Metafora
Menginformasikan
√
5
Reinold “mempunyai wajah kaya saya
ini teman-teman kadang tidak enak.
kalau di tongkrongan ada keributan
saya yang ditangkap, karena muka
saya lebih pantas jadi tersangka
Metafora
Menyampaikan pendapat
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
94
bukan saksi mata. saya pernah ke
polsek sampai di sana langsung ditanya
ada keributang apa bung? padahal
maksut saya mau buat surat kelakuan
baik.
(hasil penelitian rabu, 20 September
2017)
6
Reynold “bapak saya orangnya aneh,
kalau bapak kalian memanggil kalian
demgan nama kalau bapak saya tidak,
dia panggil saya dengan siulan, sudah
kaya burung saya, kaya begini(bersiul),
kaya begitu, kalau mendengar ini
siulan, sudah kaya malaikat tiup
sangkakala, serasa kiamat saya, jai
kalau saya lagi main bola tiba-tiba
dengar siulan, saya bilang “mohon
maaf teman-teman saya sudah kiamat
ini”. pasti saya bilang begitu.
(hasil penelitian selasa,12 September
2017)
Metafora
Menyampaikan pendapat
√
7
Karin “Karin ini hanyalah orang biasa
yang suka menyontek dan suka
diconteki. pasti kita semua pernah
nyontek, apa lagi muka abang ini,
mafia kunci jawaban ini. metode
mencotek itu macam-macam, yang
pertama dengan cara ditulis, metode
Metafora
Menginformasikan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
95
kedua dengan bahasa tubuh, dan
metode yang ketiga itu permisi ke
kamar mandi.
(hasil penelitian senin, 16 Oktober
2017)
8
Cak Blangkon “ngamen paling
menjengkelkan itu kalau ngamen di
rumah orang yang keluar bukan
orangnya tapi anjingnya. saya pernah
waktu ngamen di depan rumah tiba-tiba
bukan orangnya yang keluar tapi
anjingnya lompat pas di depan muka
saya, itu rasanya kaget setengah mati
mas, sampai nyawa saya lari naik
mobil duluan.
(hasil penelitian minggu, 24 September
2017)
Personifikasi
Menginformasikan
√
9
Ratna “saya ini kecil karena malas
makan nasi, tapi saya pernah usaha,
saya dekati nasi….. saya dekati nasi
ehnasinya yang menjauh.
(hasil penelitian senin, 11 September
2017)
Personifikasi
Menginformasikan
√
10
Faizal “perhatikan baju saya dengan
seksama, sudah sangat pantas untuk di
bullykan? saya dikasih baju motif
bunga-bunga, dasi kupu-kupu, kasih
senar bass pengamen, katanya fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
96
tali senar bass pengamen sebagai
pengganti ikat pinggang, tapi
masalhnya saya juga pakai ikat
pinggang, itu artinya di antara
mereka berdua ini ada yang makan
gaji buta. (hasil penelitian jumat, 29 September
2017)
Personifikasi
Menyampaikan pendapat
√
11
Marshel “kalau misalkan ada Hafiyan
gitu ya saya merasa resah banget,
kalian tau sih Hafiyan yang anak
badboy, yang badanya lemas kaya mie
pangsit, kalau jalan nunduk trus kaya
orang gendong tuyul, ini hafiyan
teman-teman, sekali dia ngomong
orang-orang pada ketawa gemuruh, itu
kalau dengar ketawa mereka kuping lu
pengang, lampu di atas goyang-
goyang, pak Jarwo yang tadi kuat jadi
gak kuat
(hasil penelitian selasa, 3 Oktober
2017)
Personfikasi
Menyampaikan pendapat
√
12
Neneng “di kampung saya tidak ada
mall, jadi tempat nongkrong paling
mewah itu di indomaret. Pas pertama
pergi ke mall saya merasa minder, di
mall itu aku jadi kaum minoritas. di
dalamnya ada tangga jalan sendiri,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
97
semakin naik semakin dimakan sama
mesin. saya ke mall untuk karokean,
dan tiketnya 70 ribu, mahal bangat.di
mall itu tempat nongkrong orang kaya
jadi gak pantas aku ke sana karena saya
dari keluarga miskin.
(hasil penelitian jumat, 20 Oktober
2017)
Personifikasi Menginformasikan √
13
Josua “teman-teman kalau naik angkot
jangn pernah tidur, cewek secantik
apapun kalau naik angkot tidur akan
jelek, pernah lihat cewek cantik,
rambutnya kaya kaka ini, putih bibirnya
merah, kerongkongannya kuning. Dia
naik ke angkot, biasanya kalau cewek
naik angkot pasti gemulai-gemulai, dia
duduk lalu tidur, pertama masih cantik
sambil tiduran hitungan kelima ilernya
mulai keluar, itu aku amati teman-
teman, ilernya mengalir dari bibir
menuju leher bertemu keringat lalu
mereka bertengkar membentuk
enzim. Pas ceweknya bangun di sedot
lagi ilernya.
(hasil penelitian jumat, 22 September
2017)
Personifikasi
Mengkritik
√
14 Zakaria “banyak orang bilang rambutku
ini mirip sarang burung, padahal bukan,
Hiperbola
Menyampaikan pendapat
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
98
rambutku ini sarang lebah, mau lihat
madunya?.
(hasil penelitian kamis, 21 September
2017)
15
Zakaria “saya bersyukur bisa stand up,
karena bisa bantu-bantu keluarga, apa
lagi rambut saya kribo jadi orang
tertarik untuk undang. makanya waktu
dosen saya suruh cukur bapak saya
murka, marah besar, dosennya sampai
ditelpon. hallo bu dosen, bu dosen
suruh anak saya cukur?, bu dosen mau
putuskan keluarga saya kah?, eh bu
dosen harus tau rambut bagian kiri
untuk bayar uang listrik, bagian
kanan untuk bayar motor, dan
bagian atas untuk bayar SPP kuliah.
(hasil penelitian kamis, 21 September
2017)
Hiperbola
Menginformasikan
√
16
Riklan “saya tinggal di pesisir pantai,
jadi di sana kaya akan ikan sampai
makanan pokok kami bukan nasi,
tapi ikan, lauk baru nasi. kalau kalian
tahu peserta yang lain yang orang
tuanya petani saya pengen barter
dengannya. aku kasih dia ikan, ia kasih
aku bapaknya biar buka sawah di
Hiperbola
Menginformasikan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
99
kampung aku.
(hasil penelitian minggu, 1 Oktober
2017)
17
Riklan “ibu aku cerita waktu aku lahir,
waktu itu di rumah sakit aku ditaruh di
tempaat sampah eh ruang bayi. Waktu
itu ibu aku kelelahan tapi pengen lihat
aku, dia keluar dengan tubuh kelelahan,
sambil bercucur keringat membasahi
tubuh bahkan membanjiri rumah
sakit, dia tetap nyari aku. dia
berkata “suster!! dimana anakku?
suster datang dengan wajah
kelelahan sambil mendayung arus
keringat ibu aku.
(hasil penelitian minngu, 1 Oktober
2017)
Hiperbola
Menginformasikan
√
18
Munawir “di kampung saya, ada
kebiasaan dimana, setiap kepala
keluarga harus punya anak tentara dan
strata sosial di sana bukan dilihat
dari garis keturunan atau hartanya
tapin dilihat dari jumlah anak
tentaranya.
(hasil penelitian jumat, 15 September
2017)
Hiperbola
Menginformasikan
√
19 Munawir “tentara itu identik dengan
penghormatan dari kiri ke kanan, kalau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
100
dari kanan kekiri itu kera sakti.
kamitentara menganggap
penghormatan itu adalah makan
sehari-hari buat kami.coba bayangkan
makanan sehari-hari buat kami. emang
pernah lihat tentara kalau pagi, pagi
komandan!!, eh sini kamu!! siap ndan!,
hormatnya sedikit sekali? iya ndan lagi
diyet. atau pas siang sakit perut, trus
ada yang Tanya kenapa? pasti
jawabnya dari tadi belum hormat.
(hasil penelitian kamis, 21 September
2017)
Hiperbola
Menginformasikan.
√
20
Reynold “saya pernah nagih utang ke
orang bersama teman saya, saya datang
ngomong biasa saja. tiba tiba teman
saya suruh saya berhenti karena orang
yang ditagih udah ngompol di celana.
baru ngomong biasa aja udah
ngompol di celana apa lagi kalau
saya bentak bisa gagal ginjal ini
orang.
(hasil penelitianrabu, 20 Oktober 2017)
Hiperbola
Penegaskan
√
Karin “sebagai anak kecil jangan kalian
sangka Karin ini anak kecil itu gak
punya masalah, bahkan masalah kami
lebih rumit dari masalah orang
dewasa, orang dewasa masalahnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
101
21
udah terlalu mainstream. berantam,
pukul-pukulan kaya anak TK, korupsi
Tuuh-tuduhan ditangkap KPK. kami
anak kecil berantam pukul-pukulan
masuk ruang BK, pas di ruang BK
orang tuanya dipanggil, anaknya udah
temanan, maaf-maafan, malah orang
tuanya yang berantam, pukul-pukulan
kaya anak TK.
(hasil penelitian jumat, 22 Oktober
2017)
Hiperbola
Mengkritik
√
22
Marshel “jujur teman-teman aku
berasal dari keluarga miskin, tapi aku
pengen banget untuk berubah, kalian
pernah gak sih pakai sikat gigi yang
gak laya pakai? yang sikatnya itu
mekar, yang sikat mencrak-mencrok,
kalau misalkan kalian pakai sikat gigi
iti ribut banget, kaya knalpot bobokan.
(hasil penelitian senin, 25 september
2017)
Litotes
Menginformasikan
√
23
Reinold “saya sudah lima tahun di
bandung, dan saya melihat orang
bandung itu aneh-aneh,anehnya
dimana? daerah tidak punya laut
tapi manusianya hobi mancing dan
selama melakukan pemancingan itu
Ironi
Menyindir
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
102
di air ahhh yang airnya itu mirip-
mirip kuah ketupat tahu, di empang
itu, empang itu kalau di ambon kita
bilang selokan, airnya kabur banget.
kacau orang bandung ini. (hasil
penelitian senin,16 Oktober 2017)
24
Reinold “pembangunan di Indonesia
tidak kalah jauh dengan pembangunan
di luar negeri, yang saya baca, di
amerika setiap 10 meter dibangun
tempat sampah untuk orang buang
sampah dan di Indonesia tidak kalah
kerennya, sepanjang jalan orang
buang sampah!!gokil Indonesia.
(hasil penelitian rabu, 4 Oktober 2017)
Ironi
Menyindir
√
25
Oki rengga “mantan atlet timnas sepak
bola di era 90an jadi supir kantor, dulu
dia membawa nama bangsa sekarang
membawa angkot.
(hasil penelitian selasa, 26 september
2017)
Ironi
Menginformasikan
√
26
Karin “gara-gara facebook, mama
Karin jadi berubah, mama Karin yang
dulu ibu rumah tangga sekarang jadi
Mother-mother zaman now, mama itu
dulu menggosip di rumah ibu RT,
sekarang mama menggosip di
facebook. facebook ibu RT.
Ironi
Mengkritik
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
103
(hasil penelitian minggu, 22 Oktober
2017)
27
Karin “mama Karin orangnya aneh, di
luar rumah bajunya cantik kali, glamor
kaya mae Soimah, kalau di rumah
bajunya, aduuuuhhh gelandangan,
kaya pak Jarwo. bolong-bolong
bajunya, di sini bolong(lengan), di sini
bolong(belakang), di sini bolong(perut).
trus ketawa hihihih.
(hasil penelitian minggu, 22 Oktober
2017)
Ironi
Menyidir
√
28
Cak Blangkon “saya ngamen sudah
dari SMA sampai sekarang udah
ganti presiden lima kali, saya cuman
ganti senar gitar.
(hasil penelitian minggu, 24 September
2017)
Ironi
Menginformasikan
√
29
Karin “Jumpa dan jumpa lagi sama
Karin si mata minimalis dan hidung
ekonomis.
(hasil penelitian senin, 23 Oktober
2017)
Silepsis
Memperhalus bahasa
√
30
Karin “Karin ini hanyalah orang
biasa yang suka menyontek dan suka
diconteki.pasti kita semua pernah
nyontek, apa lagi muka kaya abang ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
104
mafia kunci jawaban ini. metode
mencotek itu macam-macam, yang
pertama dengan cara ditulis, metode
kedua dengan bahasa tubuh, dan
metode yang ketiga itu permisi ke
kamar mandi.
(hasil penelitian senin, 16 Oktober
2017)
Silepsis
Menginformasikann.
√
31
Karin “menurut Karin pendidikan
yang paling pertama dan followers
yang utama”.
(hasil penelitian senin, 16 Oktober
2017)
Silepsis
Menyampaikan Pendapat
√
32
Karin “Karin tidak suka cabut uban
mama, tapi setiap helai uban dapat
uang, jadi Karin sering tipu mama
supaya dapat uang, saya bilang mama
saya sudah dapat 8, mama saya
sudah dapat 17, mama saya sudah
dapat 1945, merdeka!!.
(hasil penelitian senin, 18 September
2017)
Klimaks
Menginformasikan
√
33
Faizal “di rumah saya sering muncul
ular, setiap malam ular itu muncul
setiap kali muncul selalu dibuang sama
bapak saya, takutnya karena sering
buang ular bapak saya jadi nyimpan
perasaan sama ular ini, hari pertama
Klimaks
Meyampaikan pendapat
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
105
ular datang dibuang, hari kedua ular
datang dibuang, hari ke tiga ular
datang ditimamng-timang, dikecup
keningnya, lalu dibuang.
(hasil penelitian rabu, 6 September
2017)
34
Ovil “teman-temanku di kampus naik
motor, takut kena matahari sampai
pakaian didobel-dobel, pakai sarung
tangan didobel 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10 jadi sarung tinju.
(hasil penelitian jumat, 22 September
2017)
Klimaks
Menyampaiakn pendapat
√
35
Joshua “jadi orang kaya aku ini teman-
teman sedih, karena banyak daerah lain
bilang daerah kami itu cocok tiga
pekerjaan pengacara, copet sama
sopir angkot.
(hasil penelitian minggu, 22 September
2017)
Antiklimaks
Mengkritik
√
36
Joshua “pernah waktu itu kaka kelas
ngajak aku main futsal, mainnya jam
tiga saya sudah di lapangan jam dua,
entah ngapain aku di situ.
(hasil penelitian jumat, 29 September
2017)
Antiklimaks
Penegasan
√
37 Latif “nama bapak itu koyon, K-O-Y-
O-N, singkat, padat, dan jelek adalah
Sinisme
Menyindir
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
106
nama koyon.lebih parahnya nama
bapakku gak ada artinya.
(hasil penelitian selasa, 12 September
2017)
38
Ovil “kenapa gak pakai yang murah-
murah? misalnya mandi pakai air aki,
sembrot soda api takupas-
takupas,tempel di knalpot panas
merah melepu”.
(hasil penelitian jumat, 22 September
2017).
Sinisme
Menyampaikan pendapat
√
39
Ali Akbar “perempuan kalau putus
dengan pacarnya, ngurungin diri di
kamar sambil dengar lagu galau, cara
itu hanya menambah luka di hatimu”.
(hasil penelitian selasa, 10 Oktober
2017)
Sinisme
Menginformasikan
√
40
Ali Akbar “transportasi yang paling
saya jengkel adalah tukang ojek,
karena saya pernah dapat tukang ojek
yang kasih helmnya ke penumpang,
helmnya bau”.
(hasil penelitian jumat, 13 Oktober
2107)
Sinisme
Mengkritik
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
107
41
Reza Kahar “saya bekerja di taxi online
bukan tanpa alasan teman-teman, aku
ingin membantu ayahku yang lagi sakit,
ayahku sakit udah tiga tahun,
setahun lagi setara S1 dia, bisa ikut
wisuda.
(hasil penelitian jumat, 15 September
2017)
Sinisme
Menginformasikan
√
Keterangan:
1. Metafora adalah perbandingan eksplisit antara dual hal yang berbeda. Tanpa menggunakan kata seperti, bagai, bagaikan, bak,
laksana, dan sejenisnya. Contoh : Ali mata keranjang.
2. Personifikasi adalah bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani/bersenyawa kepada benda yang tidak bersenyawa. Contoh:
Hujan memandikan tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
108
3. Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan. Contoh: Sungguh cantik gadis itu,
senyumnya membelah langit.
4. Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu untuk merendahkan diri. Contoh: Apalah dayaku hanya
memiliki motor buntut ini.
5. Ironi adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan maksud untuk menyidir yang berlawanan dengan kenyataan.
Contoh: Aduh bersihnya kamar ini puntung rokok dan sobekan kertas bertebaran di lantai.
6. Silepsis adalah gaya bahasa yang mengandung konstruksi gramatikal benar, tetapi secara semantik salah. Contoh: Kakaknya
menerima uang dan penghargaan.
7. Klimaks adalah gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya
dari gagasan-gagasan sebelumnya. Contoh: Pertama saya makan, kedua saya tidur, ketiga saya bepergian.
8. Antiklimaks adalah gaya bahasa yang berisis gagasan-gagasan yang berturut-turut dari yang paling tinggi menuju hal yang
paling rendah kepentingannya. Contoh: Seminar diikuti oleh dosen, guru, SMA, SMP, SD, TK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
109
9. Sinisme adalah gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk kesngsian, yang mengandung ejekan dan mengandung
sindiran yang bersifat terang-terangan. Contoh : Kata-katamu tidak sopan, tidak pantas diucapkan oleh seorang yang
berpendidikan.
Mengetahui
Triangulator
Prof. Dr. Pranowo M.Pd
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI