PENDAHULUAN Di awal 1900-an disadari bahwa lingkungan yang hangat sangat penting dalam perawatan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah karena mereka tidak bisa mempertahankan panas tubuh mereka sendiri. Hipotermia (yaitu suhu tubuh di bawah normal) telah diakui sebagai penyebab signifikan penyakit neonatal dan kematian, dan telah dijelaskan dalam bayi berat badan lahir rendah (BBLR) serta bayi baru lahir normal, di setiap benua, dan bahkan di negara-negara tropis. (Newborn health division, 2010) Di negara maju, kesadaran akan pentingnya lingkungan yang hangat telah menunjukkan peningkatan terhadap perawatan bayi baru lahir, terutama bayi prematur dan bayi berat badan lahir rendah. Di negara- negara berkembang, pemahaman terhadap kebutuhan termal pada bayi yang baru lahir dan hipotermia neonatal sangat rendah dan sedikit. Walaupun data angka kejadian jarang terjadi, studi terbaru di beberapa negara berkembang telah menunjukkan bahwa hipotermia masih menjadi masalah umum dan memberikan kontribusi terhadap angka kematian perinatal yang tinggi. (Newborn health division, 2010) Situasi ini berlaku adalah karena lebih disebabkan kurangnya pengetahuan daripada dari kurangnya 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENDAHULUAN
Di awal 1900-an disadari bahwa lingkungan yang hangat sangat penting
dalam perawatan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah karena mereka
tidak bisa mempertahankan panas tubuh mereka sendiri. Hipotermia (yaitu suhu
tubuh di bawah normal) telah diakui sebagai penyebab signifikan penyakit
neonatal dan kematian, dan telah dijelaskan dalam bayi berat badan lahir rendah
(BBLR) serta bayi baru lahir normal, di setiap benua, dan bahkan di negara-
negara tropis.(Newborn health division, 2010)
Di negara maju, kesadaran akan pentingnya lingkungan yang hangat telah
menunjukkan peningkatan terhadap perawatan bayi baru lahir, terutama bayi
prematur dan bayi berat badan lahir rendah. Di negara-negara berkembang,
pemahaman terhadap kebutuhan termal pada bayi yang baru lahir dan hipotermia
neonatal sangat rendah dan sedikit. Walaupun data angka kejadian jarang terjadi,
studi terbaru di beberapa negara berkembang telah menunjukkan bahwa
hipotermia masih menjadi masalah umum dan memberikan kontribusi terhadap
angka kematian perinatal yang tinggi. (Newborn health division, 2010)
Situasi ini berlaku adalah karena lebih disebabkan kurangnya pengetahuan
daripada dari kurangnya peralatan. Tenaga kesehatan dan ibu tidak menyadari
pentingnya penjagaan bayi yang baru lahir supaya dalam keadaan hangat dengan
metode sederhana seperti pengeringan dan menutupi mereka segera setelah lahir,
mendorong menyusui dini dan menjaga bayi yang baru lahir dalam kontak dekat
dengan ibu mereka. Di fasilitas kesehatan di mana manajer dan pekerja kesehatan
kebanyakaanya tidak menerima pelatihan perlindungan termal, dan prosedur, yang
benar untuk menjaga lingkungan termal cocok untuk bayi baru lahir kurang, dan
praktek-praktek berbahaya yang umum. dalam keadaan seperti itu, berisiko
terjadinya hipotermia atau hipertermia neonatal cukup besar.(Newborn health
division, 2010)
Perlindungan termal dari bayi baru lahir adalah serangkaian kebijakan
yang diambil saat lahir dan pada hari-hari pertama kehidupan untuk memastikan
1
bahwa bayi baru lahir tidak menjadi dingin atau terlalu panas dan
mempertahankan suhu tubuh normal 36-37,5˚C (97,7-99,5˚F). Bayi baru lahir
tidak dapat mengatur suhu seperti orang dewasa. Oleh karena itu, mendingin atau
memanaskan bayi adalah sangat penting. Semakin kecil bayi baru lahir, semakin
besar risiko terjadinya hipotermia. Kemampuan pengaturan suhu tubuh akan
meningkatkan secara bertahap sebagai peningkatan berat badan bayi. (Newborn
health division, 2010)
Pengaturan suhu tubuh pada dasarnya ditentukan oleh dua hal, yaitu
memproduksi panas dan hilangnya panas. Kedua hal tersebut yang mengatur
keseimbangan suhu tubuh sehingga tetap berada pada nilai yang normal. Produksi
panas ditentukan oleh : (Tony C, 2009)
1. Kadar basal metabolisme (basal rate of metabolism) yang terdapat
pada semua sel-sel tubuh.
2. Kadar extra metabolism (extra rate of metabolism) yang disebabkan
oleh aktivitas otot, termasuk kontraksi otot pada keadaan menggigil.
3. Metabolisme extra yang disebabkan oleh efek hormon tiroksin.
4. Metabolisme extra yang disebabkan oleh efek epinefrine, norepinefrin
dan stimulasi simpatetik pada sel.
5. Metabolisme extra yang disebabkan oleh peningkatan aktivitas kimia
pada sel, terutamanya pada saat peningkatan suhu tubuh.
6. Metabolisme ekstra yang berkaitan dengan proses digestif dan
absorpstif makan (thermogenic effect of food)
Panas pada tubuh kebanyakannya dihasilkan oleh organ dalaman
terutamnya pada hepar, otak, jantung, dan otot skeletal sewaktu olah raga. Panas
yang dihasilkan oleh tubuh dipindahkan dari organ dalaman ke tisu dan
permukaan kulit, kemudian menghilang ke udara dan persekitaran.(Rosemary,
2011)
2
DEFINISI
Hipotermia adalah satu keadaan apabila suhu tubuh bayi baru lahir
menurun dibawah 36.5˚C (97.7 ˚F). Hipotermia diklasifikasikan kepada tiga yaitu
hipotermia ringan (mild), hipotermia sedang (moderate) dan hipotermia berat
(severe). Pada suhu axilla normal adalah 36.5-37.5˚C. (Newborn health division,
resistan, dan metabolic asidosis. Penurunan suhu tubuh akan menyebabkan heart
rate juga akan meningkat pada mulanya dan kemudian lama kelamaan akan
menurun. Apabila suhu tubuh menurun dibawah 34˚C, cardiac output juga akan
menurun akibat dari bradikardia. (Robin B, 2010)
Komplikasi terburuk akibat dari hipotermia adalah disfungsi organ multiple.
Aritmia jantung sering terjadi pada suhu tubuh yang menurun. Hal ini bisa terjadi
akibat dari gangguan pacemaker jantung sehingga menyebabkan bradikardia.
Asistol atau fibrillasi ventricular terjadi pada suhu tubuh dibawah 25-28°C. Selain
itu, gangguan elektrolit sering terjadi pada bayi hipotermia. Oleh itu, regular
asesmen konsentrasi serum sodium, potassium, calcium, phosphate, dan
magnesium harus dilakukan. Disfungsi hepatic dan renal juga sering terjadi pada
kasus hipotermia. (HJCJ Bulstrode,2011)
KESIMPULAN
21
Hipotermia pada neonatus dapat mengancam kelangsungan hidup, terutama
pada bayi-bayi BBLR, maka sedini mungkin harus diperhatikan semua hal-hal
yang dapat menyebabkan hipotermia. Definisi hipotermia adalah satu keadaan
apabila suhu tubuh bayi baru lahir menurun dibawah 36.5˚C (97.7 ˚F). Hipotermia
diklasifikasikan kepada tiga yaitu hipotermia ringan 36-36.5˚C (96.8-97.7˚F),
hipotermia sedang 32-36˚C (89.6-96.8˚F) dan hipotermia berat < 32˚C (89.6˚F).
Etiologi hipotermia adalah disebabkan karena kurangnya pengetahuan
tentang cara perawatan bayi selepas lahir dengan baik dan benar. Selain itu,
hipotermia juga bisa disebakan oleh keterlambatan pemberian asi kepada bayi
selepas lahir. Tanda awal dari hipotermia adalah kaki yang dingin untuk disentuh.
Jika hipotermia ini dibiarkan berlanjutan, kulit di seluruh tubuh akan menjadi
dingin, bayi menjadi kurang aktif, tidak mau menyusu, dan tangisan bayi menjadi
sangat lemah. Pada bayi dengan hipotermia berat wajah dan ekstremitas
menunjukkan warna merah cerah. Bayi juga menjadi lesu dan dan kurang aktif,
pernafasan menjadi irreguler dan detak jantung menjadi lambat.
Bayi baru lahir yang hipotermia harus ditangani segera dengan cara
memanaskan tubuh bayi. Penatalaksanaan yang dianjurkan sebagai langkah
dihangatkan bayi hipotermi adalah menyediakan ruangan yang hangat,
penggunaan alat pemanas, penggunaan alas atau kasur pemanas yang berisi air,
penggunaan bohlam pemanas, inkubator penghangat, dan metode perawatan
kangaroo. Selain itu, pakaian yang dingin haruslah disingkirkan dan diganti
pakaian yang menghangatkan. Jika alat pemanas digunakan, bayi haruslah
memakai pakaian dan pemeriksaan suhu harus sering diukur sewaktu proses
pemanasan dilaksanakan. Pemberian asi sangat penting sebagai sumber kalori dan
cairan tubuhnya. Pemberian asi harus tetap diteruskan walaupun kondisi bayi
terlalu lemah dengan menggunakan saluran nasogastrik.
Metode perawatan kangaroo adalah metode non konvensional untuk
merawat bayi prematur atau bayi berat lahir rendah setelah stabilisasi awal. Ini
22
merupakan langkah primer dengan meletakkan bayi di dada atau perut ibu agar
ada kontak kulit ibu ke kulit bayi (Skin to skin contact) untuk menjaga suhu bayi
baru lahir dan pemberian ASI eksklusif.
Metode perawatan kangaroo juga dikenal sebagai Kangaroo Mother Care
(KMC). Metode ini juga sebagai langkah protektif dari hipotermia, sepsis dan
apneu. Selain itu, metode perawatan kangaroo merupakan cara yang efisien untuk
menjaga kehangatan tubuh bayi yang baru lahir. Metode ini juga penting untuk
stimulasi proses menyusu dini pada bayi. Selain itu, metode ini bisa membantu
bayi yang baru lahir sebagai proses adaptasi kepada bayi untuk menyesuaikan diri
dengan suasana diluar rahim ibu. Metode ini juga terbukti bahwa bisa menjadikan
proses menyusu lebih teratur pada bayi dan mengurangi frekuensi apneu
DAFTAR PUSTAKA
23
Deprtment of Reproductive Health and Research; Kangaroo mother care A Practicle guide, World Health Organization ,WHO 2010;5-30
Department of Maternal and newborn health division of reproductive Health (Technical Support); Thermal Protection of the newborn A Practicle guide, World Health Organization, WHO 2010 ; 5-35
Robin B.Knobel, Diane Holditch Davis, Todd A. Schwartz ; Optimal body temperature in transitional ELBW infants using heart rate and temperature as indicators, J Obstet Gynecol Neonatal Nurs. 2010;39:(1)
Kees H.Polderman, MD; Mechanisms of action, physiological effects and complication of hypothermia. Crit Care Med. 2009;37:186-197
Ramesh K.Batra, Jonathan J Paddle ; Therapeutic hypothermia in drowing induced hypoxic brain injury. Cases Journal. 2009;2:9103
NNF Teaching Aids Newborn Care; Hypothermia in newborn, National Neonatal forum, 2010. p.1-9
Rosemary D. Higgin, Tonse Raju, A. David Edwards, Denis V. Azzopardi, Carl L. Bose, Reese H. Clark, Donna M. Ferriero, Ronnie Guillet, Alistair J. Gunn, Henrik Hagberg, Deborah Hirtz, Terrie E. Inder, Susan E. Jacobs, Dorothea Jenkins, Sandra Juul, Abbot R. Laptook, Jerold F. Lucey, Mervyn Maze, Charles Palmer, LuAnn Papile, Robert H. Pfister, Nicola J. Robertson, , Mary Rutherford, Seetha Shankaran, Faye S. Silverstein, Roger F. Soll, Marianne Thoresen, and William F. Walsh ; Hypothermia and Other Treatment Options for Neonatal Encephalopathy, The Journal of Pedriatric, (2011) 159, 851-858
YS Jia, ZL Lin, H Lv, YM Li, R Green, J Lin; Effect of delivery room temperature on the admission temperature of premature infants : A Randomized controlled trial, Journal of Perinatology (2013) 33, 264–267
Nahed Saied Mohammed El- Nagger, Hoda Abed El-Azim, Sahar Mahmoud Zaki Hassan : Effect of Kangaroo Mother Care on Premature Infants’ Physiological, Behavioral and Psychosocial Outcomes in Ain Shams Maternity and Gynecological Hospital, Cairo, Egypt, Life Science Journal 2013;10(1)
Scopes, Ahmed, Hey & Katz, Oliver; Neonatal Thermoregulation, British Columbia Reproductive Care Program, 2003
Department of Paediatrics; Neonatal Hypothermia and the common serious neonatal problem Neonatal Guidline, Pietermarizburg Metropolitan Hospital Complex (2010) p.1
24
Dandekar RH and Mohd. Shafee : Kangaroo Mother Care technology as a boon to tertiary care hospital in western Maharashtra, International Journal of Biomedical And Advance Research, IJBAR (2013) 04 (10)Denis Azzopardi, Nicola J. Robertson, Frances M. Cowan, Mary A. Rutherford Michael Rampling and A. David Edwards : Pilot Study of Treatment With Whole Body Hypothermia for Neonatal Encephalopathy, Official Journal of the American Academy of Pedriatrics, (2014) 106; 684
Seetha Shankaran, Athina pappas,Scott A. McDonald, Betty R Vohr, Susan R.Hintz, Kathryn E.Gustafson, Theresa M.Leach, Charles Green Rabecca, Carolyn, Richard, Jone Tyson ; Children Outcomes after hypothermia for neonatal Encephalopathy, N ENGL J MED 2012;366:22 (208-2092)
Denis Azzopardi, Nicola J. Robertson, Frances M. Cowan, Mary A. Rutherford, Michael Rampling and A. David Edwards; Pilot Study of Treatment With Whole Body Hypothermia for Neonatal Encephalopathy, Official Journal of American Academy of pedriatrics, (2014) 106; 684, 693
Edward I. Broughton, Ivonne Gomez, Nieves Sanchez and Concepción Vindell, The cost-savings of implementing kangaroo mother care in Nicaragua, Rev Panam Salud Publica 2013:34(3)
HJCJ Bulstrode, S E Harrisson, N Jacobs, CA Eynon; Induced hypothermia in trauma, The Intensive Care Society 2011;12(4)
PATH; Newborn thermal care devices, Establishing a value proposition for low-resource settings, Program for Appropriate Technology in Health PATH (2009) p. 1-26
Alicia E. Leadford, Jamie B. Warren, Albert Manasyan, Elwyn Chomba, Ariel A. Salas, Robert Schelonka, Waldemar A. Carlo; Plastic Bags for Prevention of Hypothermia in Preterm and Low Birth Weight Infants, Journal of American Academic Pedriatrics, 2014; (132)1-8
LC Mullany; Neonatal hypothermia in low-resource settings, Department of International Health, Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Semin Perinatol. 2010 December 1; 34(6): 426–433.
Tony C. Welch, CRNA, MSNA ; A Common sense approach to hypothermia, AANA Journal/ June 2009/ Vol.70.No.3