5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi rumah sakit merupakan upaya pengawasan berbagai factor lingkungan fisik, kimiawi, dan biologi di rumah sakit, yang meninmulkan atau dapat mengakibatkan pengaruh buruk pada kesehatan jasmani, rohani, dan kesejahteraan social bagi petugas, penderita, pengunjung, dan masyarakat di sekitar rumah sakit. B. Tujuan Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi rumah sakit diselenggarakan dengan tujuan agar terwujudnya/ terciptanya kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi syarat sanitasi dan menjamin pencegahan infeksi nosokomial dan membantu proses pengobatan serta penyembuhan penderita. C. Penyediaan Air Bersih 1. Disinfeksi Air a. Pengertian disinfeksi air Disinfeksi air merupakan suatu usaha untuk membunuh kuman pathogen dan apathogen pada air. b. Bahan yang digunakan untuk disinfeksi air
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sanitasi Rumah Sakit
Sanitasi rumah sakit merupakan upaya pengawasan berbagai factor
lingkungan fisik, kimiawi, dan biologi di rumah sakit, yang meninmulkan
atau dapat mengakibatkan pengaruh buruk pada kesehatan jasmani, rohani,
dan kesejahteraan social bagi petugas, penderita, pengunjung, dan
masyarakat di sekitar rumah sakit.
B. Tujuan Sanitasi Rumah Sakit
Sanitasi rumah sakit diselenggarakan dengan tujuan agar
terwujudnya/ terciptanya kondisi lingkungan rumah sakit yang memenuhi
syarat sanitasi dan menjamin pencegahan infeksi nosokomial dan
membantu proses pengobatan serta penyembuhan penderita.
C. Penyediaan Air Bersih
1. Disinfeksi Air
a. Pengertian disinfeksi air
Disinfeksi air merupakan suatu usaha untuk membunuh kuman
pathogen dan apathogen pada air.
b. Bahan yang digunakan untuk disinfeksi air
Bahan yang digunakan untuk disinfeksi air umumnya adalah
kaporit (Ca (CLO)2). Standar sisa klor pada air berdasarkan
Permenkes RI No 492/MENKES/PER/IV/2012 adalah ≥ 0,2 mg/L,
jika kurang dari 0,2 mg/L dikhawatirkan tidak efektif dalam
membunuh kuman di dalam air.
2. Pengukuran Meteran Air
a. Pengertian meteran air
Meteran air merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
mengetahui volume air yang didistribusikan.
6
b. Fungsi meteran air
Pengukuran meteran air dilakukan dengan melihat angka yang ada
pada meter air, angka tersebut menunjukkan volume air yang
didistribusikan.
3. Pengolahan Air Bersih
a. Pengertian pengolahan air bersih
Pengolahan air bersih merupakan upaya yang dilakukan untuk
memperoleh air bersih sesuai dengan persyaratannya.
b. Macam-macam pengolahan air bersih
Secara umum, pengolahan air bersih terdiri dari 3, yaitu
pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan
secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya
penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtrasi,
adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat
penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain,
biasanya digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang
terkandung dalam air. Pada pengolahan secara biologis, biasanya
memanfaatkan mikroorganisme sebagai bahan pengolahnya.
4. Backwash
a. Pengertian backwash
Pengertian Backwash dalam water treatment adalah membalik arah
masuknya air ke dalam tabung filter air.(Anonim, 2009)
b. Fungsi backwash
Fungsi dari backwash adalah mengembalikan kondisi filter media
seperti semula dengan mencuci media filter tanpa harus
mengeluarkan media filter itu sendiri dari tabung filter.
(Anonim,2009)
5. pH air
pH (power of hydrogen) adalah derajat keasaman yang digunakan
untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh
7
suatu larutan. Menurut Permenkes RI No416/MENKES/PER/IX/1990,
pH air bersih berkisar antara 6,5-9,0.
6. Pengambilan sampel untuk pemeriksaan bakteriologi
Pemeriksaan air bersih untuk parameter bakteriologis dilakukan secara
rutin 1 (satu) bulan sekali.
D. Disinfeksi Ruang
1. Pengertian Disinfeksi
Disinfeksi merupakan suatu usaha untuk membunuh kuman pathogen
dan apathogen pada benda atau permukaan jaringan yang masih utuh
dengan menggunakan bahan disinfektan tetapi sporanya tidak mati.
2. Pengertian Disinfektan
Disinfektan merupakan bahan/ zat kimia yang digunakan dan mampu
membunuh kuman.
3. Syarat-Syarat Bahan Disinfektan
a. Membunuh mikroba dalam spectrum yang luas
b. Masih efektif meskipun terdapat zat organic
c. Tidak merusak kulit, sekecil mungkin menimbulkan iritasi dan
tidak meracuni kulit
d. Terdaftar pada pemerintah/ Dep.Kes
4. Pengaruh Udara Terhadap Kesehatan
Menurut Slamet (2009), pengaruh udara terhadap kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi dua, aitu pengaruh tidak langsung dan
pengaruh langsung.
a. Pengaruh tidak langsung
Pengaruh udara bebas secara tidak langsung merupakan pengaruh
terhadap kesejahteraan masyarakat. Misalnya, nitrogen di dalam
udara dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk urea.
b. Pengaruh langsung
Pengaruh udara yang langsung terjadi karena proses pernafasan
dan kontak seluruh anggota tubuhnya dengan udara. Pengaruh
8
udara terhadap kesehatan sangat ditentukan oleh komposisis kimia,
biologis, maupun fisis udara.
E. Inspeksi Sanitasi Ruang dan Peralatan Non Medis
Yang dimaksud dengan ruang bangunan adalah semua unit atau
ruang yang ada di dalam batas pagar rumah sakit (berupa bangunan dan
kelengkapannya) yang dipergunakan untuk berbagai keperluan / kegiatan
rumah sakit.
Yang dimaksud peralatan nonmedis adalah semua alat yang
digunakan untuk pelayanan penunjang medik di rumah sakit, termasuk
diantaranya mebelair, tempat tidur, kursi, almari, kereta dorong, dll.
1. Tujuan sanitasi ruang dan peralatan non medis:
a. Menciptakan kondisi ruangan agar nyaman, bersih, sehat, tidak
menimbulkan dampak negatip terhadap pasien, pengunjungn,
maupun karyawan.
b. Mengurangi cepatnya kerusakan ruang maupun peralatan non
medis.
c. Pemeliharaan kebersihan secara baik berarti akan menurunkan
kehidupan mikroorganisme.
2. Upaya penyehatan ruangan di Rumah Sakit :
a. Pemeliharaan Ruang & Bangunan :
Usaha yang harus dilakukan dalam pemeliharaan ruang dan
bangunan adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan pembersihan ruangan dilakukan pada waktu pagi
dan sore hari.
2) Pembersihan lantai ruang perawatan dilakukan setelah
pembenahan tempat tidur.
3) Cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus
dihindarkan.
9
4) Gunakan cara pembersihan dengan perlengkapan
pengepelan yang memenuhi syarat dan disinfectan yang
tepat.
5) Masing-masing bangsal / ruang disediakan perlengkapan
pel tersendiri.
6) Pembersihan lantai ruang dari bagian yang terdalam menuju
ke arah luar.
7) Agar pembersihan berhasil sempurna, harus dilakukan
penggeseran mebelair.
8) Dinding dibersihkan minimal 2 kali dalam setahun.
9) Setiap percikan ludah, darah, cairan luka lama (nanah) yang
mengotori dinding harus segera dibersihkan dengan
menggunakan antiseptik.
b. Persyaratan Ruang dan Bangunan :
1) Ruang dan bangunan harus selalu dalam keadaan bersih dan
mudah dibersihkan, tersedia tempat sampah sesuai dengan
jenis sampahnya, serta tersedia fasilitas sanitasi sesuai
dengan kebutuhan.
2) Perbandingan tempat tidur dengan luas lantai :
a) Ruang bayi sebagi ruang perawatan minimal 2 m2 /
tempat tidur dan ruang isolasi 3,5 m2
b) Ruang dewasa sebagai ruang perawatan minimal 4,5
m2 /tempat tidur dan ruang isolasi 6 m2 per tempat
tidur.
3) Bebas dari gangguan serangga, tikus, dan binatang
pengganggu lainnya.
4) Lantai harus selalu bersih, dengan tingkat kebersihan :
- Ruang operasi dan ruang isolasi : 0 - 5 CFU/Cm2
- Ruang perawatan dan ruang Unit Gawar Darurat : 5
- 10 CFU/Cm2.
10
c. Pencahayaan :
Hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pencahayaan :
1. Pencahaayaan alam maupun buatan diupayakan tidak
menyilaukan, intensitas cahaya yang diterima harus sesuai
dengan kegiatannya.
2. Penempatan lampu harus diperhatikan agar pencahayaan
merata, dan lampu harus sering dibersihkan.
3. Harus segera dilakukan penggantian bola lampu bagi lampu
yangmulai menunjukkan kerusakan.
4. Untuk menjamin keamanan, perlu sering dilakukan
pemeriksaan jaringan instalasi listrik.
5. Intensitas pencahayaan pada ruang/unit adalah :
Ruang/Unit Pencahayaan (Lux) Keterangan
1. Ruang perawatan
- Saat tidak tidur
- Saat tidur
100 – 200
maks. 50
Cahaya
sedang
2. Ruang operasi
- Umum
- Meja operasi
300 – 500
10.000 – 20.000 Tanpa
bayangan
3. Koridor Minimal 100 Malam hari
4. Kantor Minimal 100
5. Tamggaμ Minimal 100
6. Ruang Farmasi Minimal 200
7. Ruang dapur Minimal 200
8. Ruang cuci Minimal 200
9. Toilet Minimal 100
11
d. Penghawaan
Pengelolaan penghawaan :
1. Bila digunakan penghawaan alami, digunakan sistim ventilasi
silang. Diupayakan agar aliran udara tidak terhalang.
2. Penghawaan ruang operasi tekanan harus lebih tinggi dari pada
luar atau ruanglain, untuk itu perlu digunakan ventilasi
mekanis.
3. Bila menggunakan ventilasi mekanis, ketinggianlubang
pemasukan ketinggian minimal 2,00 m di atas lantai atau
minimal berjarak 0,20 m dari langit-langit.
4. Untuk mengurangi kuman udara ruang minimal 1 bulan sekali
dilakukan disinfeksi ruangan dengan menggunakan aerosol,
penyinaran sinar ultra violet, ozontex, atau penyaringan udara
(dengan elektron presipitator).
5. Dilakukan pemantauan kualitas udara secara periodik terhadap
parameter kuman, debu, gas, minimum 2 kali per tahun.
Ketentuan mutu udara ruang :
1. Tidak berbau terutama gas H2S dan Amoniak.
2. Kadar debu maksimum 150 µg/M3 dalam pengukuran rata-rata
24 jam.
3. Angka kuman untuk :
a. Ruang operasi : maksimum 350 koloni/m3 dan bebas
kuman patogen (khususnya alpha streptococus
haemoliticus) dan spora gas gangren.
b. Ruang perawatan dan isolasi, maksimum 700 koloni / m3
dan bebas kuman patogen (khususnya alpha streptococus
haemolitikus).
12
4. Kadar gas dan bahan berbahaya :
Parameter Konsentrasi Max. Waktu pengukuran
H2S
NH3
CO
SO2
HC
Pb
Eter
O3
NOx
0,03 ppm
2 ppm
20 ppm
0,10 ppm
0,24 ppm
0,06 mg/m3
400 ppm
0,1 ppm
0.003 ppm
30 menit
24 jam
8 jam
24 jam
3 jam
24 jam
-
-
24 jam
5. Suhu dan kelembaban
Ruang / Unit Suhu ( 0C) Kelembaban (%)
Operasi
Bersalin
Pemulihan
Observasi bayi
Perawatan bayi
Perawatan prematur
ICU
22-25
22-25
24-25
26-27
26-27
26-27
26-27
50-60
50-60
50-60
40-50
40-50
40-50
40-50
6. Penambahan udara dari luar.
Bila memasukkan udara dengan peralatan mekanis pada
suatu ruangan perlu diperhatikan antara lain :
a. Tinggi lubang pemasukan minimal 2,4 m (8 Ft) dari lantai.
b. Jika pada atap lobang udara minimal 90 cm (3 ft) dari atap.
c. Jarak lubang udara dengan exhauster minimal 7,5 m (25 ft)
d. Jauh dari pembakaran sampah, lubang pembuangan udara
septic tank.
13
e. Kebisingan
Upaya pengendalian kebisingan :
1. Diupayakan pengaturan tata letak ruang agar ruang yang
memerlukan ketenangan terhindar dari kebisingan.
2. Untuk mengendalikan kebisingan yang berasal dari sumber
bising di dalam rumah sakit dilakukan :
- peredaman
- penyekatan
- perawatan alat-alat
- pemindahan
3. Untuk mengendalikan kebisingan yang sumbernya berasal
dari luar rumah sakit :
- penanaman pohon
- meninggikan tembok pagar
- membuat bukit buatan
Parameter kebisingan untuk ruang / unit :
- Ruang perawatan, isolasi, radiologi, dan operasi maksimal