Top Banner
PENGANTAR ILMU LINGKUNGAN PERUBAHAN IKLIM AKIBAT PEMANASAN GLOBAL DISUSUN OLEH: AGUS SUTIAMAN FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA – 2016
27

PIL as

Jul 11, 2016

Download

Documents

Nurul Mentari

PIL as
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PIL as

PENGANTAR ILMU LINGKUNGANPERUBAHAN IKLIM AKIBAT

PEMANASAN GLOBAL

DISUSUN OLEH:

AGUS SUTIAMAN

FAKULTAS BIOLOGIUNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA – 2016

Page 2: PIL as

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Esa atas segala rahmat dan karunai-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah dengan judul Pemanasan Global ini.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

mata kuliah Pengantar Ilmu Lingkungan. Namun demikian, penulis

menyadari keterbatasan yang dimiliki dalam penyusunan makalah ini

sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini

menjadi lebih baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis mengharapkan agar

makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan juga dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, April 2016

Penulis

Page 3: PIL as

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.............................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................

B. Tujuan........................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Prinsip Dasar Perubahan Iklim................................

B. Fakta-Fakta Perubahan Iklim.....................................................

C. Dampak Perubahan Iklim dengan Kesehatan Manusia.............

D. Penyakit yang Timbul.................................................................

E. Strategi Pengendalian Perubahan Iklim.....................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................

B. Saran.........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................

Page 4: PIL as

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangBumi adalah tempat tumbuh dan berkembang berbagai spesies

makhluk hidup termasuk manusia didalamnya. Alam dan makhluk

hidup secara natural membentuk keseimbangan, sinergi, homeostatis,

rantai makanan, dan daur hidup. Segala sesuatunya berhubungan di

alam dan saling melengkapi satu sama lain. Namun, manusia kadang

lalai bahwa bumi ini tidak dihuni sendiri oleh mereka, banyak spesies,

flora dan fauna yang semuanya berbagi ruang kehidupan dengan

manusia. (Kuncoro Sejati., 2011

Lingkungan merupakan sumber daya alam yang dikonsumsi

pada tingkat eksponensial. Sayangnya sumber daya alam tidak dapat

dengan mudah diperbaharui. Hal ini yang telah menyebakan banyak

masalah lingkungan dan isu-isu yang perlu ditangani. Masa globalisasi

saat ini penuh dengan kekeringan, kelaparan, banjir. Dan bencana

alam. Frekuensi kejadian tersebut meningkat secara drastis. Pada saat

ini kita melihat masalah lingkungan yang sangat serius. Kebaynykan

dari masalah tersebut adalah saling terkait dan memiliki penyebab

yang sama. Salah satu hal yang paling sering dipebincangkan saat ini

yaitu adalah perubahan iklim. Perubahan iklim pada saat ini menjadi

sorotan utama masalah lingkungan. Perubahan iklim menyebabkan

perubahan pada beberapa ekosistem diseluruh dunia. Perubahan iklim

telah memberi dampak kekeringan di beberapa daerah. Efeknya tidak

hanya mematikan bagi manusia tetapi juga bagi spesies lain.

(www.wedaran.com: 2016)

Perubahan iklim global pada prinsipnya disebabkan naiknya

gas-gas karbon dioksida, gas metan, dan gas-gas lain pada beberapa

dekade ini. Gas-gas ini dikenal dengan sebutan gas rumah kaca

Page 5: PIL as

(GRK) karena berfungsi seperti kaca yang meneruskan cahaya

matahari, tetapi menangkap energi panas dari dalamnya. Semakin

tebal konsentrasi gasnya, semakin banyak panas bumi yang tertahan

sehingga meningkatkan suhu udara yang dekat dengan permukaan

bumi.Perubahan iklim global sebenarnya bukanlah hal baru, karena

secara alami iklim di bumi selalu berubah dari jutaan tahun lalu.

Sebagai buktinya adalah sebagian besar wilayah bumi yang saat ini

lebih hangat, sebenarnya merupakan tutupan es pada jutaan tahun

lalu, dan beberapa abad belakangan ini suhu bumi rata-rata telah naik

turun secara musiman, sebagai akibat fluktuasi radiasi matahari atau

akibat letusan gunung berapi secara berkala. Namun, di luar kejadian

alami tersebut, saat ini perubahan iklim global lebih cepat terjadi akibat

peningkatan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan dari berbagai

aktivitas manusia, seperti pembakaran hutan dan penggunaan secara

besar-besaran bahan bakar fosil.

Walaupun telah dilakukan usaha besar-besaran untuk

menurunkan produksi karbon dioksida, konsenterasi di atmosfer hanya

akan berkurang sedikit sekali, karena molekul karbon dioksida

bertahan selama 100 tahun di udara sebelum akhirnya diambil oleh

proses geokimia. Dengan demikian, kadar karbon dioksida di udara

semakin meningkat sejalan dengan adanya kebakaran yang sangat

besar dan pertambahan kendaraan bermotor di seluruh dunia.

(www.karyatulisilmiah.com., 2016)

B. TujuanTujuan yang hendak dicapai dari penulisan ini meliputi adalah :

1. Memberikan gambaran luas penyebab perubahan iklim.

2. Menggambarkan efek kesehatan potensial yang mungkin terkait

dengan perubahan iklim.

3. Memberikan solusi atau strategi pengendalian untuk mengurangi

potensi dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim.

Page 6: PIL as
Page 7: PIL as

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Prinsip Dasar Perubahan IklimPemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-

rata atmosfer, laut dan daratan Bumi. Pada saat ini, Bumi menghadapi

pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap disebabkan

aktifitas manusia. Penyebab utama pemanasan ini adalah pembakaran

bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam, yang

melepas karbondioksida dan gas-gas lainnya yang dikenal sebagai gas

rumah kaca ke atmosfer.

Berdasarkan United Nations Framework Convention on Climate

Change,perubahan iklim diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjuk

pada adanya perubahan pada iklim yang disebabkan secara langsung

maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia yang mengubah komposisi

atmosfer global dan juga terhadap variabilitas iklim alami yang diamati

selama periode waktu tertentu.

Kegiatan manusia yang telah dilakukan dalam merubah komposisi

atmosfer adalah kegiatan yang telah menyebabkan peningkatan

konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer khususnya dalam bentuk CO2,

CH4 dan N2O. gas-gas ini yag menentukan peningkatan suhu udara

karena sifatnya seperti kaca yang dapat meneruskan radiasi gelombang

pendek yang tidak bersifat panas tetapi menahan radiasi gelombang

pendek yang bersifat panas. Akibatnya atmosfer makin memanas dengan

laju yang setara dengan laju perubahan konsentrasi gas rumah kaca

(Wijayanti, 2010).

Perubahan iklim global tidak terjadi seketika meskipun laju

perubahan lebih cepat dibandingkan dengan perubahn iklim secara alami,

perubahan terjadi dalam periode dekade sehingga issue perubahan iklim

masih menjadi hal yang menimbulkan pro dan kontra. Perubahan

konsentrasi gas rumah kaca global ini juga berpengaruh pada kenaikan

suhu lokal di Indonesia. Di Indonesia terjadi perubahan secara perlahan-

Page 8: PIL as

lahan lebih kurang 0,03oC per tahun. Apabila di tinjau dalam periode

puluhan tahun maka perubahn ini cukup besar. Apalagi jika kenaikan suhu

menyertai kejadian iklim ekstrim. Perubahan iklim global ini memberikan

dampak di berbagai bidang kehidupan termasuk kesehatan (Wijayanti,

2010).

B. Dampak Pemanasan Global1. Dampak pada lingkungan:

Dampak akibat perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan

global sudah mulai terlihat seperti:

a. Mencairnya Es di Kutub

Pemanasan global berdampak langsung pada terus mencairnya

es di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan. Es di Greenland yang

telah mencair hampir mencapai 19 juta ton! Volume es di Artik pada

musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4 tahun

sebelumnya! Baru-baru ini sebuah fenomena alam kembali

menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008,

sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali

luas kota Surabaya) di Antartika runtuh.

b. Meningkatnya Level Permukaan Laut

Mencairnya es di Kutub Utara dan Kutub Selatan berdampak

langsung pada naiknya level permukaan air laut. Para ahli

memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair, level permukaan

laut akan naik sampai dengan 7 meter! Cukup untuk menenggelamkan

seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia.

c. Perubahan Iklim yang Makin Ekstrim

Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga

menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang

lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan

kecenderungan makin lama makin kuat.

Page 9: PIL as

d. Gelombang Panas yang Makin Meningkat

Pemanasan global mengakibatkan gelombang panas menjadi

makin sering terjadi dan makin kuat. Gelombang panas ini juga

menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata.

Sebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan tahun-tahun

terhangat dalam temperatur permukaan global sejak 1850. Tingkat

pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua kali

lipat dari rata-rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global

naik sebesar 0.74oC selama abad ke-20, dimana pemanasan lebih

dirasakan pada daerah daratan daripada lautan.

e. Habisnya Gletser sebagai Sumber Air Bersih

Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air

bersih dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan

level air laut dunia. Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga titik

yang mengkhawatirkan! NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960

hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia

yang hilang tidak kurang dari 8.000 m3

Page 10: PIL as

Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser,

cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur bumi secara

global, hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa

planet bumi sedang terus memanas. Dan dipastikan bahwa umat

manusialah yang bertanggung jawab untuk hal ini.Berikut ini merupakan

kebenaran umum atau fakta yang mendasari adanya perubahan iklim

secara global.

f. Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer :

Selama 50 tahun terakhir kegiatan manusia, khususnya dalam

konsumsi bahan bakar yang berasal dari fosil, telah melepas karbon

dioksida dan gas rumah kaca lainnya dalam jumlah yang cukup besar

sehingga mempengaruhi iklim global. Konsentrasi karbon dioksida pada

atmosfer telah meningkat lebih dari 30% sejak masa pra-industri yaitu 278

ppm (parts-permillion) menjadi 379 ppm pada tahun 2005, menyaring

banyak panas di bagian bawah atmosfer. Perubahan iklim global

membawa berbagai risiko terhadap kesehatan, mulai dari kematian akibat

suhu tinggi ekstrim sampai perubahan pola penyebaran dan infeksi

penyakit (Anonim1, 2010).

g. Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata :

Adanya peningkatan presipitasi pada beberapa dekade terakhir

telah diamati di bagian Timur dari Amerika Utara dan Amerika Selatan,

Eropa Utara, Asia Utara serta Asia Tengah. Tetapi pada daerah Sahel,

Page 11: PIL as

Mediteranian, Afrika Selatan dan sebagian Asia Selatan mengalami

pengurangan presipitasi. Sejak tahun 1970 telah terjadi kekeringan yang

lebih kuat dan lebih lama. Pola yang berubah pada curah hujan membawa

konsekuensi pada kondisi pasokan air tawar. Secara global, kelangkaan

air telah mempengaruhi hajat hidup empat dari setiap 10 orang.

Kurangnya air dan kualitas air yang buruk berdampak pada kondisi

kebersihan dan kesehatan. Hal ini meningkatkan risiko diare, yang

membunuh sekitar 2,2 juta orang setiap tahun, serta trachoma (infeksi

mata yang dapat menyebabkan kebutaan) dan penyakit lainnya (Anonim1,

2010).

Kelangkaan air juga memaksa orang melakukan perjalanan jarak

jauh untuk mendapatkannya dan memaksa mereka memiliki stok di

rumah. Hal ini dapat meningkatkan risiko kontaminasi air rumah tangga,

penyebab penyakit (Anonim1, 2010).

h. Pengurangan tutupan salju :

Tutupan salju semakin sedikit di beberapa daerah, terutama pada

saat musim semi. Sejak 1900, luasan maksimum daerah yang tertutup

salju pada musim dingin/semi telah berkurang sekitar 7% pada Belahan

Bumi Utara dan sungai-sungai akan lebih lambat membeku (5,8 hari lebih

lambat daripada satu abad yang lalu) dan mencair lebih cepat 6,5 hari.

2. Dampak Perubahan Iklim dengan Kesehatan ManusiaDari segi kesehatan, perubahan iklim akan berdampak pada

peningkatan frekuensi penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk

seperti malaria, demam berdarah, chikungunya, Japanese Encephalitis

dan filariasis. Ini disebabkan naiknya suhu udara yang menyebabkan

perkembangbiakan nyamuk semakin cepat. Selain itu, peningkatan suhu

juga menyebabkan peluang terbukanya daerah baru sebagai endemik

penyakit tersebut. Sementara intensitas hujan yang tinggi dengan periode

yang singkat menyebabkan bencana banjir yang mengontaminasi

persediaan air bersih. Pada akhirnya, perubahan iklim juga berdampak

Page 12: PIL as

pada mewabahnya penyakit seperti diare, typhoid,cholera dan

leptospirosis yang biasanya muncul pasca banjir (Wijayanti, 2010).

Selain itu perubahan iklim global akan menyebabkan timbulnya

berbagai penyakit infeksi baru seperti SARS, flu burung, Ebola, West Nile

Virus, Hantaan virus dan Japanese Encephalitis. Perubahan iklim juga

menyebabkan terjadinya penurunan produksi pangan yang akan

meningkatkan kejadian gizi buruk (Wijayanti, 2010).

3. Dampak LangsungPerubahan iklim akan mempunyai efek langsung dan tidak

langsung terhadap kesehatan manusia. Untuk efek langsung terhadap

kesehatan manusia tidak mudah untuk dirumuskan, definisi perubahan

dan efek langsung bervariasi. Kunci perubahan iklim adalah perubahan

suhu di suatu tempat di muka bumi. Perubahan suhu akan mempengaruhi

angin, hujan, salju, tumbuh-tumbuhan dan setelah itu hewan termasuk

organisme mikro (Thabrany, 2007).

Jika menganalisis perubahan suhu permukaan salah satu bagian

bumi, maka efek yang paling langsung terhadap kesehatan manusia

adalah efek ekstrim suhu panas dan dingin. Dalam kondisi natural, sama

seperti hewan, manusia dapat bertahan tanpa kesulitan pada suhu 10oC-

35oC. tetapi pada suhu diatas 40oC, maka sebagian manusia terutama

anak-anak dan berusia lanjut akan mulai mengalami kesulitan (Thabrany,

2007).

Suhu yang terlalu tinggi disertai kelembaban rendah menyebabkan

mudahnya terjadi kekurangan air (dehidrasi) yang dapat menimbulkan

berbagai gangguan fungsi temporer sampai permanen, tergantung

lamanya dehidrasi terjadi. Contohnya pada kejadian gelombang panas

yang menyerang Perancis di bulan Juni dan Agustus 2003 yang

menewaskan lebih dari 14.800 jiwa. Kematian tersebut merupakan efek

langsung dari suhu ekstrim panas (Thabrany, 2007).

Selain itu 18 kematian akibat gelombang panas dilaporkan di India

antara tahun 1980 hingga 1998. Sedangkan di tahun 2003, tepatnya di

Page 13: PIL as

Andhra Pradesh, India, serangan gelombang panas menyebabkan 3000

kematian (Kamaluddin, 2010).

Sedangkan untuk efek langsung dari suhu dingin sering terjadi

pada orang-orang yang terjebak di salju untuk waktu beberapa lama. Jika

pada suhu panas terjadi heat stroke, di suhu dingin terjadi frozen bite.

Manusia dapat mati kedinginan karena sirkulasi darah ke otak terhambat.

Terjadi hambatan sirkulasi darah ke anggota badan karena otot-otot

membeku dan aliran darah terhambat menyebabkan nekrosis, jaringan di

anggota badan mati. Jika hal ini berlangsung lama maka tidak bisa

dipulihkan. Apabila jantung dan otak masih berfungsi maka orang tersebut

menjalani amputasi (Thabrany, 2007).

Selain gelombang panas dan suhu dingin, banjir juga menjadi

ancaman utama bagi kesehatan manusia. Banjir adalah bencana yang

dapat berdampak dahsyat, merusak bangunan fisik infrastruktur,

organisasi sosial dan kegembiraan manusia. Secara teoritis, banjir adalah

hasil dari interaksi dari curah hujan, run off permukaan, evaporasi, angin,

tinggi permukaan air laut, dan topografi lokal. Bencana banjir dan badai

mulai muncul dalam 2 dekade ini. Pada tahun 2003, 130 juta jiwa menjadi

korban banjir bandang di China. Sedangkan pada tahun 1999, 30.000

orang mati karena badai yang diikuti banjir dan tanah longsor di

Venezuela.

4. Dampak Tidak LangsungUntuk efek tidak langsung dari perubahan iklim jauh lebih banyak

dan lebih sulit dihitung kerugian ekonominya. Banyak faktor penyulit atau

penyerta yang turut menentukan efek iklim tidak langsung terhadap

manusia. Misalnya badai Sidr yang terjadi di Bangladesh bulan November

2007 telah merenggut korban lebih dari 2000 orang dan ratusan ribu

orang lain menderita berbagai penyakit kulit, saluran pencernaan dan

kekurangan makanan. Kejadian bencana alam ini sudah jelas akibat

perbedaan suhu di permukaan bumi (Thabrany, 2007).

Selain itu, secara tidak langsung perubahan iklim dapat mengubah

kualitas air, udara, makanan; ekologi vektor; ekosistem, pertanian,

Page 14: PIL as

industri, dan perumahan. Semua aspek tersebut memiliki peranan yang

sangat besar dalam menentukan kualitas hidup manusia. Perubahan iklim

telah menciptakan suatu rangkaian kausalitas kompleks yang berujung

pada dampak kesehatan (Kamaluddin, 2010).

Misalnya saja, kualitas dan suplai makanan. Variabel ini sangat

dipengaruhi oleh iklim. Bagaimana keteraturan iklim telah membuat petani

tahu kapan waktu yang tepat untuk menebarkan benih, memupuk, dan

memanen lahannya. Saat iklim berubah, cuaca juga berubah. Kekeringan

dan banjir dapat datang sewaktu-waktu. Mungkin petani masih bisa

memanfaatkan air tanah. Akan tetapi, seperti telah disebutkan dalam

penjelasan sebelumnya, aktivitas antropogenik manusia telah merubah

wajah vegetasi bumi. Kualitas dan kuantitas air tanah dan permukaan kini

juga berada dalam ancaman. Perubahan cuaca, kelembaban, suhu udara,

arah dan kekuatan angin juga mempengaruhi perilaku hama (Kamaluddin,

2010).

IPCC menyimpulkan bahwa bahwa beberapa studi

mengindikasikan meningkatnya tekanan panas, kekeringan, dan banjir

secara negatif akan mempengaruhi lahan pertanian melebihi dampak

perubahan iklim. Hal tersebut juga diperkirakan akan membentuk

kemungkinan terjadinya kejutan yang dampaknya lebih luas, muncul lebih

awal, lebih daripada yang diperkirakan. Variabilitas iklim dan perubahan

juga mengubah risiko terjadinya kebakaran, outbreak patogen dan hama,

yang berefek negatif pada ketersedian suplai makanan dan kehutanan

(Kamaluddin, 2010).

5. Dampak Sosial EkonomisPerubahan iklim cenderung mengakibatkan bencana. Hal tersebut

secara klinis akan mengakibatkan gangguan kesehatan. Selain itu,

bencana-bencana tersebut juga dapat melumpuhkan kegiatan

perekonomian manusia. Bencana yang merusak bangunan fisik,

melumpuhkan sumber daya manusia lewat penyakit, serta dapat

Page 15: PIL as

mengancam iklim investasi. Hal tersebut dapat mengganggu kondisi sosial

dan ekonomi manusia (Kamaluddin, 2010).

6. Penyakit yang TimbulDampak terberat dari pengaruh kesehatan adalah kematian. Tabel

di bawah ini meringkas berbagai hubungan iklim dan kesehatan :

Tabel 1.Ringkasan hubungan Iklim/Cuaca dengan Morbiditas dan

Mortalitas

Dampak Kesehatan Efek yang Telah Diketahui Berhubungan dengan Cuaca/Iklim

Mortalitas karena

gangguan

Kardiovaskular,

pernafasan, dan stroke

Kenaikan mortalitas ringan selama

gelombang panas

Hubungan berbentuk hurup V dan J antara

kenaikan suhu dan kematian penduduk

Kematian karena heat stroke meningkat

selama terjadi gelombang panas

Cuaca mempengaruhi konsentrasi polutan

berbahaya

Rinitis Alergika, Alergi

hidung

Cuaca mempengaruhi insiden alergik musiman

dan produksi aeroalergen

Kematian dan

rudapaksa (injuries)

Banjir, tanah longsor, dan badai menimbulkan

rudapaksa dan kematian langsung

Penyakit menular dan

gangguan mental

Banjir memutus suplai air bersih dan

merusak sistem sanitasi dan mungkin

merusak jaringan transportasi yang pada

akhirnya membahayakan kesehatan

Banjir memungkinkan tumbuhnyatempat‐tempat pembiakan vektordan menimbulkan

Kejadian Luar Biasa (KLB)

Banjir meningkatkan gangguan stress

Kelaparan, gangguan

gizi, diare, dan

Kekeringan mengurangi persediaan air dan

higiene yang menimbulkan banyak masalah

Page 16: PIL as

penyakit

saluran pernafasan

kesehatan

Kekeringan juga meningkatkan risiko

kebakaran hutan yang menimbulkan polusi

dan kekurangan pangan

Penyakit menular

melalui nyamuk, roden,

dan tungau (malaria,

Demam Berdarah,

Elepantiasis, dll)

Suhu tinggi memperpendak perkembangan

patogen di dalam tubuh vektor dan

mempercepat transmisi ke manusia

Setiap vektor memiliki suhu optimum untuk

pertumbuhan vektor dan bahan patogen

Penyakit menular

melalui air dan

makanan

Suhu mempengaruhi pertumbuhan kuman di

dalam makanan dan air serte memudahkan

penularan ke manusia

Suhu juga mempengaruhi ketersediaan air

dan makanan, yang apabila jumlahnya

terbatas, risiko penularan semakin besar

Sumber : (Thabrany, 2007).

Banjir mengakibatkan kesehatan manusia terancam berbagai

penyakit menular dan penyakit mental. Leptospirosis, diare, gangguan

saluran pernapasan, scabies, dan penyakit lainnya mengancam warga

pasca banjir. Apalagi untuk mereka yang tinggal di pengungsian. Tanpa

adanya persiapan dan perencanaan yang bagus, tempat pengungsian

dapat menjadi episentrum berbagai KLB (Kejadian Luar Biasa)

(Kamaluddin, 2010).

7. Strategi Pengendalian Perubahan Iklima. CDM (Clean Development Mechanism)

CDM merupakan salah satu mekanisme yang terdapat dalam

Protokol Kyoto. Mekanisme CDM merupakan satu-satunya mekanisme

yang melibatkan negara berkembang, dimana negara maju dapat

menurunkan emisi gas rumah kacanya dengan mengembangkan proyek

ramah lingkungan di negara berkembang. Mekanisme ini sendiri pada

dasarnya merupakan perdagangan karbon, dimana negara berkembang

dapat menjual kredit penurunan emisi kepada negara yang memiliki

Page 17: PIL as

kewajiban untuk menurunkan emisi, yang disebut negara Annex I

(Kamaluddin, 2010).

Akan tetapi, mekanisme perdagangan karbon ini mengalami

tantangan.

Almuth Ernsting dalam tulisannya yang berjudul “Reduced Emission From

Deforestation: Can Carbon Trading Save Our Ecosystem?”

mengemukakan fakta bahwa dana hasil CDM memang dialokasikan untuk

reboisasi. Akan tetapi, reboisasi yang dilakukan tidak benar-benar dapat

mengembalikan ekosistem yang rusak (Kamaluddin, 2010).

Selama ini reboisasi yang dilakukan menggunakan monoculture-

tree plantations yang artinya dilakukan penanaman kembali lahan yang

gundul dengan satu jenis bibit pohon. Hal tersebut dianggap memberikan

efek buruk terhadap lingkungan dan komunitas di sekitar hutan yang rusak

karena reboisasi yang dilakukan hanya sekedar menghijaukan, tetapi tidak

mampu mengembalikan kualitas ekosistem. Oleh karena itu, dia

mengusulkan untuk mengintegrasikan CDM dengan REDD (Kamaluddin,

2010).

b. REDD (Reduced Emission from Deforestation on Development

Country)

REDD adalah cara mereduksi karbon dengan jalan mengatur laju

deforestasi. Mekanisme ini sebenarnya tidak mutlak menganggap CDM

buruk. Pelaksanaan REDD dapat dilaksanakan bersama dengan

pelaksanaan CDM yang sudah berlangsung. Hanya saja, dana hasil CDM

sebagian dipisahkan untuk biaya perawatan atau pelestarian hutan yang

masih ada. Dalam publikasi ilmiah yang diadakan UNFCCC pada Mei

2007, disebutkan bahwa opsi yang digunakan dikenal dengan sebutan 50-

50-50. Artinya, mengurangi laju deforestasi hingga 50% pada tahun 2050

sambil mempertahankan laju deforestasi pada kisaran tersebut diklaim

akan menyelamatkan 50 milyar ton emisi karbon (Kamaluddin, 2010).

Gambaran ini didapat dengan menggunakan Stern Review.

Memang, Stern Review tidak merekomendasikan gambaran nyata apapun

dalam mengurangi laju deforestasi. Akan tetapi, Stern menyatakan bahwa

Page 18: PIL as

dengan tujuan menstabilkan kadar emisi CO2 pada angka 450 ppm, maka

akan dicari cara dekarbonisasi yang cepat dan lengkap lewat emisi energi

non transportasi,menghentikan deforestasi, dan intensifikasi substansi

aktivitas penyitaan aset. Dengan mencoba untuk mengendalikan laju

deforestasi masalah mendasar dari pendekatan bak kritis dapat ditutupi

(Kamaluddin, 2010).

c. CCP (Carbon Capture and Storage)

CCS adalah suatu cara mengurangi emisi karbon dengan jalan

menyuntikkan karbon dioksida ke perut bumi. Metode ini membutuhkan

ruang kosong di perut bumi, bisa juga menggunakan sumur-sumur gas

dan minyak bumi yang sudah mengering. Akan tetapi, kendala penerapan

teknologi ini adalah mahalnya biaya investasi dan tidak semua orang bisa

melakukan transfer teknologi walaupun untuk Indonesia teknologi tersebut

mampu mengurangi emisi karbon hingga 20% pada tahun 2005

(Kamaluddin, 2010).

Alternatif lainnya adalah mempromosikan penggunaan transportasi

publik yang aman dan gerakan aktif, seperti bersepeda atau berjalan

sebagai alternatif penggunaan kendaraan pribadi, sebab bisa mengurangi

emisi karbon dioksida dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal itu

tidak hanya bisa mengurangi kecelakaan lalu lintas, tetapi juga

mengurangi polusi udara yang terkait dengan keberadaan penyakit

pernapasan dan kardiovaskular. Peningkatan tingkat aktivitas fisik juga

dapat menurunkan tingkat kematian secara keseluruhan (Anonim1. 2010)

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanKesimpulan yang didapat dari tulisan ini meliputi :

1. Prinsip dasar dari perubahan iklim adalah kebenaran umum yang

dijadikan sebagai pedoman berpikir adanya perubahan pada iklim

yang disebabkan secara langsung mapun tidak langsung sebagai

Page 19: PIL as

akibat ulah kegiatan manusia yang mengubah komposisi atmosfer

secara global.

2. Banyak fakta yang terjadi pada perubahan iklim antara lain, gletser

yang mencair, kenaikan air laut, pemanasan global, gletser mencair dll.

3. Untuk dampaknya, perubahan iklim mempunyai efek langsung, efek

tidak langsung. Untuk efek langsung dapat dikatakan bahwa suhu

ekstrim panas dan dingin merupakan efek langsungnya. Untuk efek

tidak langsung dari perubahan iklim jauh lebih banyak dan lebih sulit

dihitung kerugian ekonominya.

4. Untuk strategi pengendalian perubahan iklim antara lain CDM, REDD

dan CCP. CDM merupakan salah satu mekanisme yang terdapat

dalam Protokol Kyoto. Mekanisme ini sendiri pada dasarnya

merupakan perdagangan karbon. REDD adalah cara mereduksi

karbon dengan jalan mengatur laju deforestasi, pelaksanaan REDD

dapat dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan CDM yang sudah

berlangsung. CCS adalah suatu cara mengurangi emisi karbon dengan

jalan menyuntikkan karbon dioksida ke perut bumi, membutuhkan

ruang kosong di perut bumi, bisa juga menggunakan sumur-sumur gas

dan minyak bumi yang sudah mongering.

B. SaranSebaiknya mulai sekarang, semua kalangan masyarakat dapat

menjaga dan melestarikan bumi dengan sebaik-baiknya dikarenakan telah

banyak fakta-fakta pemanasan global yang dapat mengancam kehidupan

semua makhluk.

Page 20: PIL as

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2016. 10 Fakta Tentang Perubahan Iklim dan Kesehatan.

http://cerlangcemerlang.com/2010/04/03/10-fakta-tentang-hubungan-

perubahan-iklim-dan-kesehatan/

http://www.pintarbiologi.com/2015/03/pemanasan-global-pengertian-

penyebab-dampaknya.html

http://staff.ui.ac.id/internal/140163956/material/

RisikoKesehatanakibatPerubahanCuaca07.pdf

http://www.dokterz.co.cc/2010/07/penyakit-penyakit-yang-meningkat.html

Kuncoro Sejati, Global Warming, Food, and Water Problems, Solutions,

and The Changes  of World Geopolitical Constellation (Pemanasan

global, Pangan, dan Air Masalah, Solusi, dan Perubahan

KonstelasiGeopolitik Dunia, Yogyakarta, Gadjah Mada University

Press, 2011. Hal 7.

Thabrany, Hasbullah. 2007. Resiko Kesehatan Akibat Perubahan Cuaca.

Wijayanti, Krisma. 2010. Penyakit-Penyakit yang Meningkat.

www.karyatulisilmiah.com, Makalah Dampak PemanasanGlobal : 2016

www.wedaran.com,. 2016