Pikiran Rakyat Kemiskinan .dan Ketahanan PaJigan K ETERSEDIAANpa- ngan erat terkait deng- . an kedudukan ekono- mi seseorang. Seseorang yang berada pada posisi ekonomi menengah dan atas, ketersedi- aan pangan di rumah tangganya pasti cukup karena pada dirinya tersedia penguasaan sarana ekonomi, sejumlah uang, yang dapat dipertukarkan dengan se- jumlah pangan yang bahkan bisa bermutu tinggi. Sebaliknya, seseorang yang menduduki po- sisi ekonomi di bawah, orang miskin, karena penguasaan sarana ekonominya terbatas, uang yang ada di tangan hanya sedikit, pangan yang bisa diper- olehnya pun pasti sedikit, malah kerap tidak mencukupi .' Membicarakan ketahanan pangan, di sini tidak merujuk pada adanya kekurangan jum- lah, rag am, dan kualitas pan- gan di wilayah tertentu, 'tapi menunjuk pada adanya sejum- lah orang yang tidak bisa men- . dapatkan sejumlah dan ragam pangan untuk memenuhi ke- butuhan konsumsi pokok se- hari-hari. Surplus produksi pangan hanya memenuhi per- syaratan keharusan, 'tetapi tidak memenuhi persyaratan kecukupan untuk tidak terjadi kekurangan pangan. Di sini artinya, walaupun ada kelebi- han pangan di suatu wilayah, bisa saja terjadi kekurangan pangan pada sebagian warga masyarakat yang ada di wilayah itu, karena mereka tidak memiliki sarana dan ke- mampuan ekonomi untuk mendapatkannya. Orang- orang yang kurang dalam pemilikan dan penguasaan sarana ekonomi yang mengak- ibatkan mereka dihadapkan kekurangan pangan, termasuk kelompok uulnerable (rawan) pangan. Dengan demikian, ketahanan pangan didasarkan pada akses rumah tangga terhadap pangan. Di Jawa Barat misalnya, pangsa pengeluaran pangan terhadap' total pengeluaran rumah tangga relatif tinggi, di atas lima puluh persen. Ini berarti sebagian be- sar pendapatan rumah tangga dibelanjakan untuk pangan dan itu berarti juga jumlah rumah tangga yang berada pada lapisan ekonomi menengah ke bawah jumlahnya cukup besar. Dengan kata lain, pangan masih meru- pakan komoditas penting bagi sebagian besar penduduk J awa Barat. Bagi orang-orang miskin, pangsa pengeluaran untuk keperluan pangan sangat besar, malah pendapatan hariannya sering tidak mencukupi untuk I( P pin I Hum I sUn p it d 2 012 penyediaan pangan sehari-hari, Karena itu, penduduk miskin dalam kesehariannya selalu di- hadapkan pada tidak adanya jaminan ketersediaan pangan. Orang miskin adalah orang yang pekerjaan produktifuya tidak pasti, bisa hanya dalam seming- gu bekerja produktif dua tiga hari, dan akibatnya jumlah makanan yang bisa dimakan ju- ga menjadi tidak pasti. Lembaga Dalam konteks ekonomi pasar, relasi orang dengan pa- ngan diatur lewat jual-beli, Contoh, bila sejumlah makan- an di suatu tempat adalah milik X, itu bukan milik Y atau orang yang lainnya. Bila Y membu- tuhkannya, Y mesti membeli dari X. Jika Y tidak memiliki uang, ia tidak akan bisa mem- peroleh makanan itu Per- tukaran pada ekonomi pasar mengandaikan orang-orang yang terlibat di dalamnya mesti sarna-sama menguasai sarana ekonomi yang dapat saling dipertukarkan. Di Jawa Barat penduduk yang· posisinya seperti Y ini ada jutaan orang. Dikaitkan dengan kemiskin-