Page 1
98 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
PETA KONSEP: TEORI DAN PRAKTIKNYA DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB UNTUK KEMAHIRAN KALAM
Moh. Fauzan
Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang
[email protected]
Abstrak: Artikel ini mendeskripsikan tentang (1) pengertian peta konsep, (2)
fungsinya, (3) manfaatanya, (4) jenis-jenisnya, (5) penerapannya dalam pembelajaran
bahasa Arab untuk kemahiran kalam, dan (6) penilaiannya. Peta konsep merupakan
upaya untuk memahami materi pelajaran dengan cepat dengan cara mencatat kata
kunci yang ada dalam materi pelajaran terntentu dalam bentuk hierarki. Pencatatan
kata kunci, dimulai dari yang umum dan dirinci dalam hal yang khusus. Fungsi dari
peta konsep adalah untuk membuat jelas gagasan inti bagi pendidik dan peserta didik
yang fokus perhatiannya pada materi pelajaran tertentu. Beberapa manfaat dari peta
konsep, yaitu : menyelidiki apa yang telah dikuasai oleh siswa, mempelajari
bagaiamana cara belajar, mengungkap miskonsepsi, dan sebagai alat evaluasi. Jenis-
jenis peta konsep, yaitu: pohon jaringan, rantai kejadian, peta konsep siklus, dan peta
konsep laba-laba. Kemahiran kalam “berbicara” merupakan salah satu kemhiran dari
bahasa Arab. kemahiran kalam merupakan kamhiran yang sangat penting sama
dengan yang lain. Penerapan pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan peta
konsep dapat dilakukan dengan cara monolog dan juga dialog. Penilaian peta konsep
terdiri atas (1) kelengkapan peta konsep, (2) penampilan saat berbicara bahasa Arab,
dan (3) ketepatan jawaban saat menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain.
Kata Kunci: Peta konsep, Pembelajaran, Bahasa Arab, Kemahiran Kalam.
Kalam “berbicara” merupakan salah satu aspek yang harus dikuasai oleh peserta
didik dalam pembelajaran bahasa Arab. Kalam merupakan salah satu kemahiran dalam
bahasa Arab dan posisinya juga sangat penting dalam pembelajaran bahasa Arab.
Penguasaan terhadap kalam bahasa Arab ditentukan oleh banyaknya mufradat atau
kosakata yang dikuasai oleh peserta didik. Bila mufradat bahasa Arab yang dikuasai
oleh peserta didik banyak, maka dia tidak akan kesulitan dalam berbicara bahasa Arab.
Selain faktor mufradat, faktor pembiasaan untuk berbicara bahasa Arab juga menjadi
yang harus digalakkan. Dengan adanya pembiasaan, secara tidak langsung akan
menjadikan bahasa Arab seolah bahasa sendiri dan hal itu akan memudahkan peserta
didik dalam berbicara bahasa Arab.
Kecenderungan beberapa pendidik mengabaikan kemahiran kalam. Pembelajaran
bahasa Arab di beberapa sekolah lebih mengutamakan pemahaman teks “fahm maqru’”
dan seakan mengesampingkan kemahiran yang lain. Hal ini menjadi salah satu sebab
kurang bisanya peeserta didik dalam berbicara bahasa Arab. Memang perlu adanya
Page 2
99 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
kajian secara mendalam untuk mengetahui kemampuan kalam siswa. Hal itu
membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menunjukkan hal tersebut.
Strategi pembelajaran merupakan salah satu bagian penting dalam pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang digunakan bisa menjadi daya tarik pembelajaran itu sendiri.
Pendidik hendaknya berkreasi dan berinovasi dalam menerapkan strategi pembelajaran
untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar bahasa Arab. Salah satu
strategi yang bisa digunakan oleh peserta didik adalah dengan menggunakan peta
konsep. Peta konsep biasa digunakan untuk merumuskan pemahaman dari teks. Dalam
pembelajaran bahasa Arab peta konsep dgunakan dalam pembelajaran qiro’ah
“membaca”. Langkah-langkah penggunaannya adalah peserta didik diminta untuk
membaca teks, memahaminya, lalu merumuskannya dalam peta konsep. Dalam
praktiknya, peta konsep tidak hanya bisa digunakan dalam pembelajaran kemahiran
qira’ah saja, namun juga juga bisa diterapkan dalam kemahiran kalam. Artikel ini akan
membahas teori tentang peta konsep dan bagaiamana praktiknya dalam pembelajaran
bahasa Arab untuk kemahiran kalam.
PENGERTIAN PETA KONSEP
Peta konsep atau juga disebut dengan mind map merupakan pembelajarn yang
bertujuan untuk melatih pemahaman terhadap materi tertentu. Menurut Sani (2013: 240)
Mind mad dikembangkan oleh Tony Buzan sebagai upaya untuk mendorong peserta
didik mencatat hal-hal yan penting degan menggunakan kata kunci dan gambar. Strategi
pembelajaran ini merupakan upaya untuk mengoptimalkan otak kiri dan kanan. Dalam
praktiknya strategi ini membantu siswa dalam memahami materi dengan cepat karena
adanya kata kunci dari materi pelajaran yang dibahas. Peta konsep merupakan media
pendidikan yang dapat menunjukkan konsep ilmu yang sistematis, dimulai dari inti
permasalahan, dilanjutkan dengan bagian pendukung yang saling berkaitan antara satu
dengan yang lain, tujuannya adalah untuk mempermudah siswa dalam memahami suatu
materi yang diajarkan (Yunita, 2014). Peta konsep merupakan gambar visual yang
tersusun secara konsep. Konsep tersebut saling berkaitan sebagai hasil dari pemetaan
konsep. Pemetaan konsep merupakan proses yang melibatkan identifikasi konsep dari
satu materi pelajaran. Pengaturan konsep tersebut berbentuk hierarki, dimulai dari yang
umum kemudian dijabarkan pada bagian-bagian khusus (Kadir, 2004). Peta konsep
Page 3
100 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
merupakan gambaran struktural dinyatakan dalam bentuk istilah dan label konsep yang
dikaitkan dengan ungkapan penghubung sebagai proposis (Sasa dan Barbara, 2005).
Peta konsep merupakan jaringan sederhana unsur-unsur yang berhubungan mengenai
materi pembelajaran (Fujiawati, 2016). Pembentukan jaringan dalam peta konsep
didasarkan pada konsep-konsep yang ada kaitannya dengan materi yang dibahas
(Yuniati, 2012). Dari beberapa pegertian di atas apat disimpulkan, peta konsep
merupakan upaya untuk memahami materi pelajaran dengan cepat dengan cara mencatat
kata kunci yang ada dalam materi pelajaran terntentu dalam bentuk hierarki. Pencatatan
kata kunci, dimulai dari yang umum dan dirinci dalam hal yang khusus.
Yuniati (2012) menyebutkan beberapa ciri dari peta konsep. Adapun ciri-cirinya
sebagaiamana berikut.
1. Peta konsep merupakan suatu cara untuk menunjukkan beberapa konsep dan
proposisi suatu dalam mata pelajaran tertentu. Adanya peta konsep tersebut akan
membantu peserta didik dalam memahami pelajaran. lebih-lebih ketika peta konsep
tersebut dibuat dan dikreasi sendiri oleh peserta didik.
2. Peta konsep wujudnya berupa gambar dua demensi dari mata pelajaran tertentu, atau
gambaran dari sub bagian dari mata pelajaran tertntu. Peta konsep tersebut akan
menghubungkan antara bagian satu dengan yang lain. antara bagian satu dengan
yang lain merupakan bagian yang saling berkaitan.
3. Cara menyatakan hubungan antara konsep-konsep. Dalam setiap konsep mempunyai
bobot yang berbeda, ini artinya ada beberapa konsep yang lebih inklusif
dibandingnya dengan beberapa konsep yang lain. Jadi, bisa dilihat pada bentuk peta
konsep, konsep yang paling inklusif adalah yang berada pada puncak, lalu dirinci
menjadi beberapa bagian peta konsep yang lebih khusus.
4. Hierarki. Bila ada dua atau lebih konsep yang dibuat dibawah konsep yang lebih
inklusif, maka akan terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep tersebut. hirrati ini
akan menunjukkan mana bagian yang umum dan mana bagian yang khusus.
FUNGSI DAN MANFAAT PETA KONSEP
Fungsi dari peta konsep adalah untuk membuat jelas gagasan inti bagi pendidik
dan peserta didik yang fokus perhatiannya pada materi pelajaran tertentu. Tujuan peta
Page 4
101 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
konsep adalah menghubungkan fakta-fakta dalam struktur pemahaman dengan
pengetahuan yang akan dibahas lebih lanjut. Selain itu juga digunakan untuk
mengorganisasikan pengetahuan yang berupa fakta, informasi, dan konsep ke dalam
suatu konteks pemahaman, harapannya peserta didik mempunyai pemahaman yang baik
dalam beberapa hal yang disebutkan tersebut.
Menurut Dahar (2006) ada beberapa manfaat dari peta konsep, yaitu : (1)
menyelidiki apa yang telah dikuasai oleh siswa, (2) mempelajari bagaiamana cara
belajar, (3) mengungkap miskonsepsi, dan (4) sebagai alat evaluasi. Adapun
penjelesannya sebagaiamana berikut.
1. Menyelidiki apa yang telah dikuasi oleh siswa
Adanya peta konsep akan mempermudah guru dalam mengecek kemampuan
siswa. Siswa diminta belajar dan meminta merangkumnya dala peta konsep setelah
itu siswa diminta mempresentasikan peta konsep yang telah dibuat di hadapan guru
atu di hadapan murid yang lain. Dari apa yang dilakukan tersebut, mulai membaca,
membuat peta konsep, dan mempresesntasikan akan diketahui sejauh mana
penguasaan siswa terhadap pelajaran. Siswa yang penguasaan pelajarannya baik,
maka dia akan mampu melakukan kegiatan tersebut dengan baik. Namun jika
penguasaan siswa kurang baik, maka tentunya hal itu juga akan terlihat dalam
kegiatan tersebut.
2. Mempelajari bagaiamana cara belajar
Ada banyak cara untuk belajar. Peta konsep merupakan salah satu cara belajar
yang patut diterapkan. Pembuatan peta konsep baik secara individu maupun secara
berkelompok akan memacu siswa untuk belajar. mau tidak mau, siswa akan
membaca materi yang akan dirumuskan dalam peta konsep. Hal itu akan memacu
siswa untuk menggunakan berbagai cara yang bervariasi dalam proses pembuatan
peta konsep tersebut.
3. Mengungkap miskonsepsi
Peta konsep adalah upaya untk merumuskan apa yang dipelajari dalam konsep
tertentu. Namun ada kalanya siswa miskonsepsi, artinya apa yang dituangkan dalam
peta konsep yang dibuat tidak sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan.
Artinya, ada pemahaman siswa yang kurang tepat berkaitan dengan materi pelajaran
Page 5
102 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
tersebut. jika ditemukan hal yang seperti ini, maka tugas guru adalah meluruskan
pemahaman yang kurang benar tersebut sehingga pemahaman yang dimiliki siswa
menjadi benar.
4. Sebagai alat evaluasi
Peta konsep juga bisa digunakan sebagai alat evaluasi bagi guru. Alat evaluasi ini
digunakan sebagai alat pengukur keberhasilan pelajaran yang telah dilaksanakan.
Minimal ada dua hal dinilai, yaitu: (a) kebenaran dalam pembuatan peta konsep dan
(b) Kebenaran dalam memberikan penjelasan menggunakan peta konsep.
JENIS-JENIS PETA KONSEP
Ada beberapa jenis peta konsep sebagaiamana yang diungkapkan oleh Trianto
(2013). Jenis-jenis peta konsep, yaitu: (1) pohon jaringan, (2) rantai kejadian, (3) peta
konsep siklus, dan (4) peta konsep laba-laba.
1. Pohon jaringan
Peta konsep jaringan adalah peta konsep yang inti isi materi yang dipelajari dibuat
dalam persegi empat. Di dalamnya memuat bagian paling umum, kemudian bagian
tersebut dibagi dalam banyak rincian. Masing-masing rincian tersebut dihubungkan
dengan menggunakan garis penghubung. Contoh penerapannya dalam pembelajaran
bahasa Arab sebagaiamana berikut.
Gambar 1: Contoh Peta Konsep Pohon Jaringan
Page 6
103 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
2. Rantai kejadian
Peta konsep rantai kejadian adalah peta konsep yang biasanya digunakan dalam
menunjukkan urutan kejadian, langkah-langkah kegiatan dalam sebuah kejadian, atau
tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam suatu proses. Contoh penerapannya
dalam bahasa Arab sebagaiamana berikut.
Gambar 2: Contoh Peta Konsep Pohon Jaringan
3. Rantai siklus
Peta konsep siklus adalah peta konsep yang berisi tentang rangkaian beberapa
rangkaian kejadian yang tidak ada ujungnya. Kejadian akhir akan tetap berhubungan
dengan kejadian awal maupun tengah. Peta konsep ini cocok digunakan untuk suatu
kejadian yang berkelanjutan dan kejadiannya terus berulang. Contoh penerapan dari
peta konsep tersebut dalam pembelajaran bahasa Arab sebagaiamana berikut.
Page 7
104 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
Gambar 3: Contoh Peta Konsep Rantai Siklus
4. Peta konsep laba-laba
Peta konsep laba-laba adalah peta konsep yang digunakan untuk merangkum
banyak pendapat. Rangkuman pendapat itu didapatkan dari ide utama dan nantinya
semuanya ditulis dan dirangkum dalam peta konsep laba-laba. Bentuk peta konsep
ini bukan hierarki akan tetapi rangkuman dari curah pendapat yang dikonsepkan.
Peta konsep laba-laba lebih cocok dimanfaatkan untuk memvisualisasikan konsep
yang tidak menggunakan hierarki, tidak dunakan untuk konsep pararel, namun
konsep tersebut digunakan sebagai rangkuman dari hasil curah pendapat
(https://www.kajianpustaka.com/2020/05/peta-konsep.html).
Page 8
105 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
Gambar 4: Contoh Peta Konsep Laba-laba
KEMAHIRAN KALAM DALAM BAHASA ARAB
Kemahiran kalam “berbicara” merupakan salah satu kemhiran dari bahasa Arab.
Kemahiran kalam merupakan kamhiran yang sangat penting sama dengan yang lain.
Untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berbicara bahasa Arab perlu ada
strategi yang pas untuk memotivasi peserta didik untuk mengeluarkan kemampuannya
dalam berbicara bahasa Arab. Di anatar penghambat peesrta didik dalam berbicara
bahasa Arab adalah kurang adanya pembiasaan takut salah, dan malu. Kurang adanya
pembiasaan dikarenakan tidak adanya bi’ah arabuyyah “lingkungan bahasa Arab”. Baik
di sekolah maupun di kelas saat pelajaran bahasa Arab. Hal lain yang bisa menghambat
kemampuan peserta didik dalam berbicara adalah adanya perasaan takut salah.
Terutama dalam kaidah bahasa Arab baik nahwu maupun shorf. Selain itu, penghambat
peserta didik dalam berbicara bahasa Arab adalah adanya persaan malu. Malu pada
teman dan malu pada guru. Tiga penghambat tersebut tentunya perlu diantisipasi dengan
cara meminimalisirnya. Di antara kunci keberhasilan berbicara bahasa Arab adalah
terletak pada guru. Guru harus selalu memotivasi peserta didik agar mau berbicara
bahasa Arab dengan cara memberi contoh dari diri guru sendiri. Jika memungkinkan,
hendaknya guru menggunakan bahasa Arab sebagai pengantar dalam mengajar, jika hal
Page 9
106 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
itu tidak memungkinkan, maka guru tetap menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa
pengantar dalam mengajar lalu menerjemahkannya dalam bahasa Indonesia. Hal lain
yang bisa dilakukan guru adalah dengan cara menggunakan strategi yang tepat. Strategi
yang dipilih adalah strategi yang bisa mendorong anak untuk mau berbicara bahasa
Arab, salah satu strategi tersebut adalah dengan peta konsep. Peserta didik diminta
untuk mencatat hal penting yang akan disampiakan dalam diagram dan diminta maju
satu per satu atau berpasangan untuk memngungkapkan apa yang ada pada peta konsep
yang telah dibuatnya secara lisan dengan menggunakan bahasa Arab.
PENERAPAN PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
UNTUK KEMAHIRAN KALAM
1. Langkah-langkah Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Kemahiran Kalam Dengan
Menggunakan Peta Konsep
a. Guru mengucapkan salam, memulai pelajarn dengan membaca do’a bersama
siswa, lalu guru menanyakan kabar siswa.
b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran bahasa Arab yang ingin dicapai. Guru juga
menjelaskan apa saja yang akan dilakukan.
c. Guru menjelaskan tentang peta konsep dalam pemanfaatannya dalam
pembelajaran bahasa Arab untuk kemahiran kalam.
d. Guru meminta siswa membuat peta konsep.
e. Siswa diminta berbicara bahasa Arab berasarkan peta konsep yang dibuat.
f. Siswa lain diminta mendengarkan berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh
siswa yang berbicara bahasa Arab. Setelah itu, siswa lain diminta memberi
komentar dan pertanyaan berkaitan dengan apa yang telah disampaikan.
g. Siswa yang berbicara bahasa Arab diminta menjawab pertanyaan secara langsung
dengan menggunakan bahasa Arab.
h. Guru memberikan pertanyaan menggunakan bahasa Arab kepada siswa yang
berbicara di depan siswa lain untuk melatih kelancaran siswa tersebut dalam
berbicara bahasa Arab dan melatih kepekaannya saat berbicara.
i. Guru memberikan evaluasi.
j. Guru menutup pembelajaran dengan membaca do’a.
2. Praktik Penggunaan Peta Konsep Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Untuk
Page 10
107 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
Kemahiran Kalam
Contoh penerapan peta konsep dalam tema al-Ta’aruf. Penerapan dari peta konsep
tema berikut bisa dilakukan secara monolog maupun dialog. Adapun contoh dan
langkah-langkah penggunaannya sebagaiamana berikut.
a. Langkah-langkah pembelajaran bahasa Arab untuk kemahiran kalam dalam
monolog
1) Siswa diminta membuat peta konsep tentang ta’aruf, peta konsep yang dibuat
berisi pengenalan diri siswa, pengenalan diri teman laki-laki, dan pengenalan
diri teman perempuan. Contoh hasilnya sebagaiamana berikut.
Gambar 5: Contoh Peta Konsep Tentang Al-Ta’aruf
2) Siswa diminta mengenalkan dirinya, teman laki-laki dan perempuannya
dengan menggunakan bahasa Arab di depan siswa yang lain. Dalam
pengenalan tersebut berbantuan peta konsep yang telah dibuat. Contoh teks
monolog yang disampaiakan oleh siswa sebagaiamana di bawah ini.
ي صديق اسمه حسن هو من جاكرتا. وعندي اسمي محمد أنا من مالانج. عند
صديقة اسها فاطمة هي من سورابايا.3) Siswa lain diminta mendengarkan siswa yang berbicara bahasa Arab,
selanjutnya diminta memberikan pertanyaan berkaitan dengan apa yang telah
disampaikan siswa tersebut. Berikut kemungkinan pertanyaan yang diajuka
oleh siswa lain.
ما اسمك؟
من أين أنت؟
Page 11
108 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
ماسم صديقك؟
هل صديقتك من مالانج؟4) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut berkaitan dengan apa
yang disampaikan. Pertanyaan yang diajukan hendaknya selain pertanyaan
yang telah diajuka oleh siswa. Di antara pertanyaan yang mungkin diajukan.
هل اسمك صالح؟
من الذي جاء من مالانج؟
من أين صديقتك؟5) Guru memberikan penilaian.
b. Langkah-langkah pembelajaran bahasa Arab untuk kemahiran kalam dalam dialog
1) Guru membagi siswa menjadi beberapa pasangan.
2) Masing-masing siswa diminta mencari informasi dari teman pasangannya
berkaitan dengan nama, asal, dan juga diminta menanyakan nama dan asal
salah seorang teman teman akrabnya. Data yang diperoleh diminta untuk
dirangkum dalam bentuk peta konsep. Contoh hasil rekap data yang diperoleh
dalam bentuk peta konsep sebagaiamana berikut.
Gambar 6: Contoh Peta Konsep Tentang Al-Ta’aruf hasil Wawancara Dengan
Teman Pasangan Dialog
3) Siswa diminta melakukan dialog dengan bahasa Arab sesuai dengan data
yang telah didapatkan. Berikut contoh dialog dari data peta konsep yang telah
dibuat.
سالم: ماسمك؟
طه : اسمي طه.
Page 12
109 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
سالم: من أين أنت؟
طه : أنا من ماجاكرطا
سالم: ما اسم صديقتك؟
سولو. طه : اسمها سلمى هي من4) Guru memberikan pertanyaan kepada dua siswa yang melakukan dialog
tersebut berkaitan dengan apa yang disampaikan. Contoh pertanyaan yang
diungkapkan sebagaimana berikut.
من أين أنت يا سالم؟
أين بيتك يا سالم؟
هل أنت من مالانج يا طه؟
؟مااسم صديقتك ياطه5) Guru memberikan penilaian terhadap dua siswa yang telah berdialog.
3. Penilaian
Agar pembelajaran terlasana dengan baik harus ada penilaian yang diberikan.
Penilaian tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi tentang keberhasilan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Dalam penggunaan peta konsep dalam pembelajaran bahasa
Arab untuk kemahiran kalam ada beberapa kriteria penilaian yang dilakukan, yaitu: (1)
kelengkapan peta konsep, (2) penampilan saat berbicara bahasa Arab, dan (3) ketepatan
jawaban saat menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain. Adapun rincian dan
biobot dari masing-masing penilaian sebagaiamana dalam tabel berikut.
Kriteria Penilaian Rincian Bobot
Penilaian
Total
Kelengkapan peta
konsep
Kebenaran kaidah bahasa
Arab
50 100
Kelengkapan peta konsep 30
Kemenarikan peta konsep 20
Penampilan saat
berbicara bahasa Arab
Kelancaran 30 100
Kebenaran kaidah bahasa 40
Page 13
110 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
Arab
Isi yang disampaikan 30
Ketepatan jawaban
dari pertanyaan guru
dan siswa
Ketepatan jawaban 50 100
Kebenaran kaidah bahasa
Arab
50
Nilai akhir: Total Nilai
3
SIMPULAN
1. Peta konsep merupakan upaya untuk memahami materi pelajaran dengan cepat
dengan cara mencatat kata kunci yang ada dalam materi pelajaran terntentu dalam
bentuk hierarki. Pencatatan kata kunci, dimulai dari yang umum dan dirinci dalam
hal yang khusus.
2. Fungsi dari peta konsep adalah untuk membuat jelas gagasan inti bagi pendidik dan
peserta didik yang fokus perhatiannya pada materi pelajaran tertentu.
3. Beberapa manfaat dari peta konsep, yaitu: menyelidiki apa yang telah dikuasai oleh
siswa, mempelajari bagaiamana cara belajar, mengungkap miskonsepsi, dan sebagai
alat evaluasi.
4. Jenis-jenis peta konsep, yaitu: pohon jaringan, rantai kejadian, peta konsep siklus,
dan peta konsep laba-laba.
5. Kemahiran kalam “berbicara” merupakan salah satu kemhiran dari bahasa Arab.
kemahiran kalam merupakan kamhiran yang sangat penting sama dengan yang lain.
6. Penerapan pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan peta konsep dapat
dilakukan dengan cara monolog dan juga dialog.
7. Penilaian peta konsep terdiri atas (a) kelengkapan peta konsep, (b) penampilan saat
berbicara bahasa Arab, dan (c) ketepatan jawaban saat menjawab pertanyaan guru
maupun siswa yang lain.
DAFTAR RUJUKAN
Page 14
111 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020
Fujiawati, F. S. (2016). Pemahaman konsep kurikulum dan pembelajaran dengan peta
konsep bagi mahasiswa pendidikan seni. JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian
Seni), 1(1).
Yuniati, S. (2012). Peta Konsep (Mind Mapping) dalam pembelajaran Struktur Aljabar.
Gamatika, 3(2).
Kadir. 2004. Efektivitas strategi peta konsep dalam pembelajaran sains dan
matematika.Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan51:10.
Sasa A, Barbara S. 2005. Using Concept Maps in Teaching Organic Chemical
Reaction.Pedagogical Paper, Slovenia.
Yunita, L. (2014). Pemanfaatan peta konsep (Concept Mapping) untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang konsep senyawa hidrokarbon. EDUSAINS, 6(1), 1-8.
Dahar, R.W. 2006. Teori-Teori Belajar. Jakarta; Penerbit Erlangga.
Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumui Aksara.
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.
https://www.kajianpustaka.com/2020/05/peta-konsep.html