Top Banner
PETA KONSEP EVALUASI PENGAJARAN A. PENGERTIAN EVALUASI Secara bahasa evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang artinya evaluasi, penilaian,penaksiran • Secara terminologi evaluasi menurut Wrighstone.dkkdalam bukunya Evaluation in Modern Education sebagaimana yang dikutip oleh Purwanto adalah “Education evaluation is the etsimation of the growthand progress of pulpils toward objectivies or values inthe curriculum”. (penaksiran terhadap pertumbuhandan kemajuan siswa kearah tujuan-tujuan atau nilai- nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum). Pengertian Evaluasi Menurut Para Ahli 1 EVALUASI PENGAJARA N PENGERTIA N EVALUASI TUJUAN EVALUASI JENIS DAN FUNGSI EVALUASI PRINSIP EVALUASI TEKNIK DAN BENTUK EVALUASI CIRI-CIRI EVALUASI YANG BAIK PORTOFOLIO PENGERTIAN PORTOFOLIO BAGIAN- BAGIAN PORTOFOLIO BENTUK PORTOFOLIO PRINSIP-PRINSIP DASAR MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO. LANGKAH- LANGKAH PEMBELAJARA N PORTOFOLIO TEKNIK PENILAIAN PORTOFOLIO
33
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Peta konsep evaluasi pengajaran

PETA KONSEP EVALUASI PENGAJARAN

A. PENGERTIAN EVALUASI

• Secara bahasa evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang artinya evaluasi,

penilaian,penaksiran

• Secara terminologi evaluasi menurut Wrighstone.dkkdalam bukunya Evaluation in Modern

Education sebagaimana yang dikutip oleh Purwanto adalah “Education evaluation is the

etsimation of the growthand progress of pulpils toward objectivies or values inthe

curriculum”. (penaksiran terhadap pertumbuhandan kemajuan siswa kearah tujuan-tujuan

atau nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum).

Pengertian Evaluasi Menurut Para Ahli

Evaluasi menurut Griffin & Nix (1991) adalah judgment terhadap nilai atau implikasi

dari hasil pengukuran. Menurut definisi ini selalu didahului dengan kegiatan

pengukuran dan penilaian. Menurut Tyler (1950), evaluasi adalah proses penentuan

sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Masih banyak lagi definisi tentang

evaluasi, namun semuanya selalu memuat masalah informasi dan kebijakan, yaitu

informasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya

digunakan untuk menentukan kebijakan berikutnya.

Astin (1993) mengajukan tiga butir yang harus dievaluasi agar hasilnya dapat

meningkatkan kualitas pendidikan. Ketiga butir tersebut adalah masukan, lingkungan

1

EVALUASI PENGAJARAN

PENGERTIAN EVALUASI

TUJUAN EVALUASI

JENIS DAN FUNGSI

EVALUASI

PRINSIP EVALUASI

TEKNIK DAN BENTUK

EVALUASI

CIRI-CIRI EVALUASI

YANG BAIK

PORTOFOLIO

PENGERTIAN PORTOFOLIO

BAGIAN-BAGIAN

PORTOFOLIO

BENTUK PORTOFOLIO

PRINSIP-PRINSIP DASAR MODEL

PEMBELAJARAN BERBASIS

PORTOFOLIO.

LANGKAH-LANGKAH

PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

TEKNIK PENILAIAN

PORTOFOLIO

Page 2: Peta konsep evaluasi pengajaran

sekolah, dan keluarannya. Selama ini yang dievaluasi adalah prestasi belajar peserta

didik, khususnya pada ranah kognitif saja. Ranah afektif jarang diperhatikan lembaga

pendidikan, walau semua menganggap hal ini penting, tetapi sulit untuk

mengukurnya.

Stark dan Thomas (1994) menyatakan bahwa evaluasi yang hanya melihat kesesuaian

antara unjuk kerja dan tujuan telah dikritik karena menyempitkan fok us dalam

banyak situasi pendidikan. Hasil yang diperoleh dari suatu program pembelajaran bisa

banyak dan multi dimensi. Ada yang terkait dengan tujuan ada yang tidak. Yang tidak

terkait dengan tujuan bisa bersifat positif dan bisa negatif. Oleh karena itu,

pendekatan goal free dalam melakukan evaluasi layak untuk digunakan. Walaupun

tujuan suatu program adalah untuk meningkatkan prestasi belajar, namun bisa

diperoleh hasil lain yang berupa rasa percaya diri, kreatifitas, kemandirian, dan lain-

lain.

SUDIJONO

Evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau interpretasi yang bersumber pada

data kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran

B. TUJUAN EVALUASI

• Memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasaruntuk memperbaiki program satuan

pengajaran atauproses mengajar.

• Menentukan hasil kemajuan belajar siswa, sebagai bahanlaporan dalam pengisian rapor

siswa, sebagai penetuankenaikan kelas, dan sebagai penetuan lulus-tidaknya seorang siswa.

• Menetukan penempatan siswa dalam situasi belajarmengajar yang tepat

• Mengenal latar belakang siswa terutama yang mengalamikesulitan belajar, sebagai dasar

perbaikan dan pembimbingan

Secara umum, tujuan evaluasi adalah:

Untuk menghimpun data dan informasi yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai

taraf perkembangan atau kemajuan yang dialami peserta didik setelah mereka

mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan

umum evaluasi adalah untuk memperoleh data pembuktian yang akan menjadi

petunjuk sampai dimana tingkat pencapaian kemajuan peserta didik terhadap tujuan

atau kompetensi yang telah ditetapkan setelah mereka menempuh proses

pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.

2

Page 3: Peta konsep evaluasi pengajaran

Untuk mengetahui tingkat efektifitas proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh

guru dan peserta didik.

Tujuan Khusus

Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.

Tanpa ada evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada diri

peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.

Untuk mencari dan menemukan factor-faktor penyebab keberhasilan dan

ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat

dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

C. JENIS DAN FUNGSI EVALUASI

Berikut ini akan disampaikan 2 jenis evaluasi, yaitu:

• Penilaian Formatif,

Penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satuan pelajaran. Fungsinya untuk

memperbaiki proses belajar mengajar. Menurut Scriven (1991) dalam diktat teori dan praktek

evaluasi program bimbingan dan konseling (Aip Badrujaman, 2009), evaluasi formatif

adalah suatu evaluasi yang biasanya dilakukan ketika suatu produk atau program tertentu

sedang dikembangkan dan biasanya dilakukan lebih dari sekali dengan tujuan untuk

melakukan perbaikan.Evaluasi formatif dapat menanggapi program dalam konteks yang

dinamis, dan berusaha untuk memperbaki keadaan yang berantakan dari kerumitan yang

merupakan bagian yang tidak dapat dihindarkan dari berbagai bentuk program dalam

lingkungan kebijakan yang berubah-ubah. Kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan

program baik pada konteks organisasi, personil, struktur, dan prosedur menjadi fokus

evaluasi formatif.

Evaluasi formatif secara prinsip merupakan evaluasi yang dilaksanakan ketika program

masih berlangsung atau ketika program masih dekat dengan permulaan kegiatan. Tujuan

evaluasi formatif tersebut adalah mengetahui seberapa jauh program yang dirancang dapat

berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahuinya hambatan dan hal-

hal yang menyebabkan program tidak lancar, pengambil keputusan secara dini dapat

mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program.

Teknik Evaluasi Formatif

3

Page 4: Peta konsep evaluasi pengajaran

Evaluasi formatif terdiri dari beragam bentuk. Menurut Martin Tessmer (1996) dalam

diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan dan konseling (Aip Badrujaman, 2009)

evaluasi formatif dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Review ahli (expert review)

Evaluasi dimana ahli yang mengkaji ulang program layanan dengan atau tanpa kehadiran

evaluator. Ahli bisa ahli materi, ahli teknis, perancang, atau instruktur. Evaluasi ini dilakukan

terhadap program muatan layanan yang masih kasar atau masih dalam rancangan (draft)

untuk mengetahui kelebihan dan kelemahannya.

Kelebihan dari review ahli adalah:

Review menghasilkan tipe informasi yang berbeda jika dibandingkan dengan

informasi yang diperoleh dari evaluasi orang per orang, kelompok kecil, atau uji

lapangan.

Kadang-kadang ahli yang dibutuhkan telah ada dan dibayar dengan murah.

Sedangkan kelemahannya adalah:

Review ahli tidak memberikan pandangan atau pendapat dari sudut pandang siswa.

Review ahli membutuhkan biaya tinggi jika orang ahli harus didatangkan dari wilayah

yang jauh.

Informasi yang dapat digali dari pelaksanaan review ahli antara lain:

Informasi yang berkaitan dengan content (materi), seperti kelengkapan, akurasi,

kepentingan, serta kedalaman.

Informasi yang berkaitan dengan disain instruksional, seperti kesesuain dengan

karakteristik, dan tugas perkembangan siswa, kesesuaian antara tujuan-materi-

evaluasi, ketepatan pemilihan media, dan ketertarikkan bagi siswa.

Informasi yang berkaitan dengan implementasi, seperti kemudahan penggunaan,

kesesuaian dengan lingkungan belajar sebenarnya, kesesuaian dengan lingkungan.

Informasi kualitas teknis, seperti kualitas layout, grafis, audio, visual, dll.

b) Evaluasi orang per orang (one-to-one evaluation)

4

Page 5: Peta konsep evaluasi pengajaran

Evaluasi ini dilakukan dengan wawancara yang dilakukan secara perorangan oleh

evaluator terhadap beberapa siswa dimana secara satu persatu siswa diminta untuk

memberikan komentarnya mengenai program layanan yang sedang dikembangkan. Selain itu

siswa juga biasanya diminta untuk menyelesaikan pre dan post test untuk mengukur

efektifitas program layanan.

Keuntungan dari evaluasi ini adalah evaluasi ini memberikan informasi dari sudut pandang

siswa, serta evaluasi ini dapat dilakukan dengan mudah, cepat, murah, dan produktif.

Informasi yang dapat diperoleh dari evaluasi ini meliputi beberapa aspek, antara lain:

Materi (content)

Seperti tingkat kesulitan, kejelasan, kemenarikan, serta kekinian materi.

Disain instruksional

Seperti kejelasan tujuan, kelogisan sistematika penyampaian materi.

Implementasi

Seperti tingkat kesulitan penggunaan, tingkat kemudahan dana, kemungkinan kesulitan yang

dihadapi.

Kualitas teknis

Seperti kualitas animasi, video, serta layout.

Menurut Tessmer (1996) dalam diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan dan

konseling (Aip Badrujaman, 2009) untuk memilih subyek dalam evaluasi satu per satu, ada

beberapa karakteristik yang bisa dijadikan patokan, yakni:

Pengetahuan siswa: meliputi seberapa jauh mereka dapat mengetahui tentang materi

yang akan diberikan (pre test).

Kemampuan siswa: apakah siswa mempunyai kemampuan intelektual dan strategi

yang menunjukkan bahwa dirinya sebagai siswa dapat belajar cepat atau lambat.

Minat siswa: meliputi apakah mereka akan menunjukkan motivasi yang kuat untuk

mempelajari dan mereview program layanan yang sedang dikembangkan.

Keterwakilan siswa: seberapa jumlah siswa dari populasi yang memiliki kemampuan,

keterampilan, dan motivasi.

Kepribadian siswa: apakah cukup percaya diri dan terbuka untuk mengekspresikan

kritiknya selama evaluasi.

5

Page 6: Peta konsep evaluasi pengajaran

c) Evaluasi kelompok kecil (small group)

Evaluasi di mana evaluator mengujicobakan suatu program layanan pada suatu kelompok

siswa dan mencatat performance dan komentar-komentarnya.

d) Uji lapangan (field test)

Evaluasi di mana evaluator mengobservasi program layanan yang diujicobakan kepada

sekelompok siswa tertentu dalam suatu situasi nyata. Evaluasi ini dilakukan terhadap suatu

program layanan yang sudah selesai dikembangkan, tapi masih membutuhkan atau

memungkinkan untuk direvisi akhir.Salah satu kelebihan dari uji lapangan adalah bahwa

dengan evaluasi ini akan diperoleh informasi apakah program layanan dengan menggunakan

menggunakan metode tertentu akan benar-benar berjalan sesuai dengan apa yang

diharapkan.Menurut Tessmer (1996) dalam diktat teori dan praktek evaluasi program

bimbingan dan konseling (Aip Badrujaman, 2009) beberapa fokus penggalian informasi yang

perlu dijadikan patokan dalam uji lapangan adalah:

Kemampuan untuk dilaksanakan

Kesinambungan

Efektifitas

Kecocokan dengan lingkungan

Digunakan dalam beberapa variasi lingkungan

• Penilaian Sumatif,

Penilaian yang dilakuan setiapcaturwulan atau semester (setelah siswa menyelesaikansuatu

bagian mata pelajaran tertentu). Fungsinya untuk menetukan angka atau hasil belajar siswa

dalam tahapan –tahapan tertentu.Evaluasi sumatif dilakukan setelah program berakhir.

Tujuan dari evaluasi sumatif adalah untuk mengukur pencapaian program.

Fungsi evaluasi sumatif dalam evaluasi program pembelajaran dimaksudkan sebagai sarana

untuk mengetahui posisi atau kedudukan individu di dalam kelompoknya. Mengingat bahwa

obyek sasaran dan waktu pelaksanaan berbeda antara evaluasi formatif dan sumatif maka

lingkup sasaran yang dievaluasi juga berbeda.Pola evaluasi sumatif ini dilakukan apabila

guru bermaksud untuk mengetahui tahap perkembangan terakhir dari siswanya. Asumsi yang

mendasarinya adalah bahwa hasil belajar merupakan totalitas sejak awal hingga akhir.

Beberapa keuntungan dari evaluasi sumatif meliputi:

6

Page 7: Peta konsep evaluasi pengajaran

Mereka bisa, jika dirancang dengan tepat, menyediakan bukti untuk sebuah hubungan

sebab-akibat.

Menilai hubungan jangka panjang.

Menyediakan data mengenai dampak program.

Secara didakti, bagi guru, evaluasi pendidikan setidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:

Fungsi diagnostik: Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha atau prestasi yang

telah dicapai oleh peserta didiknya.

Fungsi penempatan: Memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui

posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.

Fungsi selektif: Memberikan bahan yang sangat penting untuk memilih dan

menetapkan status peserta didik.

Fungsi bimbingan: Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar

bagi peserta didik yang memang memerlukannya.

Fungsi intruksional: Memberikan petunjuk tentang sejauh mana program pengajaran

(kompetensi yang telah ditentukan) bisa tercapai.

Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan memiliki tiga macam fungsi, yaitu:

Memberikan laporan

Dengan melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan disajikan laporan mengenai

kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran

dalam jangka waktu tertentu. Laporan ini pada umumnya tertuang dalam bentuk rapor (untuk

siswa) dan Kartu Hasil Studi (KHS) untuk mahasiswa. Baik rapor maupun KHS sebaiknya

dikirimkan kepada orang tua/wali pada akhir semester.

Memberikan informasi atau data

Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang lengkap dan akurat.

Dalam hubungan ini, nilai-niliah hasil belajar para peserta didik yang diperoleh melalui

kegiatan evaluasi merupakan data yang sangat penting untuk keperluan pengambilan

keputusan pendidikan. Keputusan untuk meluluskan atau menaikkan peserta didik harus

dilakukan berdasarkan data dari kegiatan evaluasi.

7

Page 8: Peta konsep evaluasi pengajaran

Memberikan gambaran

Gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran tercermin

antara lain dari hasil-hasil belajar para peserta didik setelah dilakukan kegiatan evaluasi hasil

belajar. Dari kegiatan evaluasi ini akan tergambar dalam matapelajaran apa saja kemampuan

para peserta didik masih memprihatinkan, dan dalam matapelajaran apa saja prestasi mereka

sudah baik.

D. PRINSIP EVALUASI

Prinsip-prinsip itu antara lain:

a. Kepastian dan kejelasan.

Dalam proses evaluasi maka kepastian dan kejelasan yang akan dievaluasi menduduki

urutan pertama. Evaluasi akan dapat dilaksanakan apabila tujuan evaluasi tidak dirumuskan

dulu secara jelas da¬lam. definisi yang operational. Bila kita ingin mengevaaluasi kemajuan

belajar siswa maka pertama-tama kita identifikasi dan kita definisikan tujuan-tujuan

instruksional pengajaran dan barulah kita kembangkan alat evaluasinya. Dengan demikian

efektifitas alat evaluasi tergantung pada deskripsi yang jelas apa yang akan kita evaluasi.

Pada umumnya alat evaluasi dalam pendidikan terutama pengajaran berupa test. Test ini

mencerminkan karakteristik aspek yang akan diukur. Kalau kita akan mengevaluasi tingkat

intelegensi siswa, maka komponen-komponen intelegensi itu harus dirumuskan dengan jelas

dan kemampuan belajar yang dicapai dirumuskan dengan tepat selanjutnya dikembangkan

test sebagai alat evaluasi. Dengan demikian keberhasilan evaluasi lebih banyak ditentukan

kepada kemampuan guru (evaluator) dalam merumuskan/mendefinisikan dengan jelas aspek-

aspek individual ke dalam proses pendidikan.

b. Teknik evaluasi

Teknik evaluasi yang dipilih sesuai dengan tujuan evaluasi. Hendaklah diingat bahwa

tidak ada teknik evaluasi yang cocok untuk semua keperluan dalam pendidikanl Tiap-tiap

tujuan (pendidikan) yang ingin dicapai dikembangkan tekmk evaluasi tersendiri yang cocok

dengan tujuan tersebut. Kecocokan antara tujuan evaluasi dan teknik yang diguna¬kan perlu

dijadikan pertimbangan utama.

c. Komprehensif.

Evaluasi yang komprehensif memerlukan tehnik bervariasi. Tidak adalah teknik

evaluasi tunggal yang mampu mengukur tingkat kemampuan siswa dalam belajar, meskipun

hanya dalam satu pertemuan jam pelajaran. Sebab dalam kenyataannya tiap-tiap teknik

8

Page 9: Peta konsep evaluasi pengajaran

evaluasi mempunyai keterbatasan-keterbatasan tersendiri. Test obyektif misalnya akan

mem¬berikan bukti obyektif tentang tingkat kemampuan siswa. Tetapi hanya memberikan

informasi sedikit dari siswa tentang apakah ia benar-benar mengerti tentang materi tersee.

but, apakah sudah dapat mengembangkan ketrampilan berfikirnya, apakah akan dapat

mengubah / mengembangkan sikapnya apabila menghadapi situasi yang nyata dan

sebagainya. Lebih-lebih pada test subyektif yang penilaiannya lebih banyak tergan¬tung pada

subyektivitas evaluatornya.

Atas dasar prinsip inilah maka seyogyanya dalam proses belajar-mengajar, untuk

mengukur kemampuan belajar siswa digunakan teknik evaluasi yang bervariasi. Bob Houston

seorang ahli evaluasi di Amerika Serikat (Texas) menyarankan untuk mendapatkan hasil

yang lebih obyektif dalam evaluasi, maka variasi teknik tidak hanya dikembangkan dalam

bentuk pengukuran kuantitas saja. Evaluasi harus didasarkan pula data kualitatif siswa yang

diperoleh dari observasi guru, Kepala Sekolah, catatan catatan harian dan sebagainya.

d. Kesadaran adanya kesalahan pengukuran.

Evaluator harus menyadari keterbatasan dan kelemahan dalam teknik evaluasi yang

digunakan. Atas dasar kesadaran ini, maka dituntut untuk lebih hati-hati dalam kebijakan-

kebijakan yang diambil setelah melaksanakan evaluasi. Evaluator menyadari bahwa dalam

pengukuran yang dilaksanakan, hanya mengukur sebaglan (sampel) saja dari suatu

kompleksitas yang seharusnya diukur, lagi pula pengukuran dilakukan hanya pada saat

tertentu saja. Maka dapat terjadi salah satu aspek yang sifatnya menonjol yang dimiliki siswa

tidak termasuk dalam sampel pengukuran. Inilah yang disebut sampling error dalam evaluasi.

Sumber kesalahan (error) yang lain terletak pada alat/instrument yang diguriakan dalam

proses evaluasi. Penyusunan alat evaluasi tidak mudah, lebih-Iebih bila aspek yang diukur

sifatnya komplek. Dalam skoring sebagai data kuantitatif yang diharapkan dapat

mencerminkan objektivitas, tidak luput dari “error of measurement”. Test obyektif tidak luput

dari guessing, main terka, untung-untungan, sedangtest essai subyektivitas penilai masuk di

dalamnya. Karena itu dalam laporan hasil evaluasi, evaluator perlu melaporkan adanya

kesalahan pengukuran ini. Pengukuran dengan test, kesalahan pengukuran dapat ditunjukkan

dengan koefisien kesalahan pengukuran.

e. Evaluasi adalah alat, bukan tujuan.

Evaluator menyadari sepenuhnya bahwa tiap-tiap teknik evaluasi digunakan sesuai

dengan tujuan evaluasi. Hasil evaluasi yang diperoleh tanpa tujuan tertentu akan membuang

waktu dan uang, bahkan merugi¬kan anak didik. Maka dari itu yang perlu dirumuskan lebih

dahulu ialah tujuan evaluasi, baru dari tujuan ini dikembangkan teknik yang akan di¬gunakan

9

Page 10: Peta konsep evaluasi pengajaran

dan selanjutnya disusun test sebagai alat evaluasi. Jangan sam¬pai terbalik, sebab tanpa

diketahui tujuan evaluasi data-yang diperoleh akan sia-sia. Atas dasar pengertian tersebut di

atas maka kebijakan-kebi¬jakan pendidikan yang akan diambil dirumuskan dulu dengan jelas

sebelumnya dipilih prosedur evaluasi yang digunakan dengan demikian.

E. TEKNIK DAN BENTUK EVALUASI

Teknik Evaluasi

Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu

1.      Teknik Non tes

Maksudnya adalah penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan

dengan tanpa menguji peserta didik.

a.        Skala Bertingkat

Yang dimaksud dengan skala bertingkat atau rating scala adalah tes yang digunakan

untuk mengukur kemampuan anak didik berdasarkan tingkat tinggi rendahnya

penguasaan dan penghayatan pembelajaran yang telah diberikan.

b.       Daftar Cocok

Maksudnya adalah suatu tes yang berbentuk daftar pertanyaan yang akan dijawab

dengan membubuhkan tad cocok (x) pada kolom yang telah disediakan.

c.        Wawancara

Maksudnya adalah semua proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih

berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain, mendengar

dengan telinganya sendiri suaranya.

d.      Daftar Angket

Maksudnya adalah bentuk tes yang berupa daftar pertanyaan yang diajukan pada

responden, baik berupa keadaan diri, pengalaman, pengetahuan, sikap dn pendapatnya

tentang sesuatu.

e.        Pengamatan (Observasi)

Maksudnya adalah teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara meneliti secara cermat

dan sistematis. Dengan menggunakan alat indra dapat dilakukan pengamatan terhadap

aspek-aspek tingkah laku siswa disekolah. Oleh karena pengamatan ini bersifat

langsung mengenai aspek-aspek pribadi siswa, maka pengamtan memiliki sifat

kelebihan dari alat non tes lainnya. Teknik pengamatan atau observasi merupakan

salah satu bentuk teknik nontes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu

melalui pengamatan terhadap objeknya

f.       Riwayat Hidup

10

Page 11: Peta konsep evaluasi pengajaran

 Ini adalah salah satu tehnik non tes dengan menggunakan data pribadi seseorang

sebagai bahan informasi penelitian. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek

evaluasi akan dpat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan dan

sikap dari objek yang dinilai.

2.      Teknik Tes.

Tehnik tes adalah satu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas

atau merangkai tugas yang harus dikerjakan oleh anak didik atau sekelompok anak

sehingga menghasilkan suatu nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau dengan nilai

standar yang ditetapkan.

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan, atau bakat yang

dimiliki oleh sesesorang atau kelompok.

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa tes merupakan alat ukur yang

berbentuk pertanyaan atau latihan, dipergunakan untuk mengukur kemampuan yang

ada pada seseorang atau sekelompok orang. Sebagai alat ukur dalam bentuk

pertanyaan, maka tes harus dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan dan

kemampuan obyek yang diukur. Sedangkan sebagai alat ukur berupa latihan, maka tes

harus dapat mengungkap keterampilan dan bakat seseorang atau sekelompok orang.

a.       Tes Subjektif

Tes ini sering pula diartikan sebagai tes essay yaitu tes hasil belajar yang terdiri dari

suatu pertanyaan atau suruhan yang menghendaki jawaban yang bersifat uraian dan

atau penjelasan.

b.      Tes Objektif

Maksudnya adalah adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara

objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatsi kelemahan-kelemahan dari tes

bentuk essay. Dalam penggunaan tes objektif ini jumlah soal yang diajukan jauh lebih

banyak dari pada tes essay.

11

Page 12: Peta konsep evaluasi pengajaran

F. CIRI TEKNIK EVALUASI YANG BAIK

Validitas (kesahihan) adalah kualitas yang menunjukanhubungan antara suatu

pengukuran dengan arti atau tujuankriteria belajar atau tingkah laku.

Realibilitas (keandalan) adalah ketetapan atau ketelitiansuatu alat evaluasi.

Objektifiktas suatu evaluasi ditentukan oleh tingkat atau kualitas kesamaan skor-skor

yang diperoleh dengan evaluasi tersebut meskipun hasil itu dinilai oleh beberapa

orang penilai.

Kepraktisan suatu evaluasi juga penting diperhatikan, suatuevaluasi dikatan

mempunyai kepraktisan yang baik jikakemungkinan untuk menggunakan alat evaluasi

itu besar.

G. PENGERTIAN PORTOFOLIO

Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan alternatif cara belajar siswa aktif

(CBSA) dan cara mengajar guru aktif. Karena sebelum, selama dan sesudah proses belajar

mengajar guru dan siswa dihadapkan pada sejumlah kegiatan (Fajar, 2002:4). Sedangkan

menurut Budiono (2001: 1) model pembelajaran berbasis portofolio merupakan satu bentuk

dari praktek belajar kewarganegaraan, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk

membantu peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar

praktik-empirik.

Menurut Wayatt dan Looper (1999: 2) portofolio diartikan sebagai suatu koleksi yang

sangat pribadi dari benda-benda hasil karya manusia yang cerdas dan refleksi dari suatu

prestasi pembelajaran, kekuatan, dan kerja terbaik. Lebih lanjut dikatakan bahwa portofolio

membantu siswa melihat apa yang mereka pikirkan, rasakan, kerjakan, dan perubahan dari

sebuah periode waktu, Wayatt dan Loooper (1999: 31). Dari pengertian ini terlihat bahwa

portofolio identik dengan kumpulan dari hasil karya siswa yang terbaik. Mengacu pada

pengertian ini, maka portofolio siswa adalah sekumpulan informasi tentang kegiatan yang

dilakukan siswa selama pembelajaran matematika berlangsung.

Portofolio berasal dari bahasa Inggris Portfolio yang artinya dokumen atau surat-surat

(Fajar, 2005:47). Dapat juga di artikan sebagai kumpulan kertas-kertas berharga dari suatu

pekerjaan tertentu. Pengertian portofolio di sini adalah suatu kumpulan pekerjaan siswa

dengan maksud tertentu dan terpadu yang di seleksi menurut panduan-panduan yang

ditentukan. Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi dalam

model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari satu kelas siswa secara

12

Page 13: Peta konsep evaluasi pengajaran

keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah,

menganalisa dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang di kaji.

Zuriah (2003:2) menguatkan, bahwa model pembelajaran berbasis portofolio

memungkinkan mahasiswa untuk :

berlatih memadukan antara konsep/teori yang diperoleh dari penjelasan dosen atau

dari buku referensi dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari,

siswa diberi kesempatan untuk mencari informasi di luar kelas/kampus baik informasi

yang sifatnya benda/bacaan, penglihatan objek langsung, TV/radio/internet maupun

orang/pakar/tokoh,

membuat alternatif untuk mengatasi topik/objek yang dibahas,

membuat suatu keputusan (sesuai kemampuannya) yang berkaitan dengan konsep

yang telah dipelajarinya, dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang ada di

masyarakat, dan

merumuskan langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah dan mencegah

timbulnya masalah yang berkaitan dengan topik yang dibahas.

“Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan suatu inovasi pemebelajaran

yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami materi perkuliahan Civic

Education secara mendalam dan luas melalui pengembangan materi yang telah dikaji di kelas

dengan menggunakan berbagai sumber bacaan atau referensi. Model ini memiliki beberapa

keunggulan, seperti : (1) mampu mendorong keaktifan mahasiswa apabila pengambangan

materi ditugaskan kepada mahasiswa secara mandiri atau kelompok kecil; (2) mendorong

eksploasi materi yang relevan dengan pokok bahasan sehingga adapat diperoleh sejumlah

dokumen bahan kuliah sebagai upaya perluasan pengetahuan mahasiswa dan dosen; (3)

mudah dilakukan apabila tersedia perpustakaan yang memadahi, Compact Disc (CD) maupun

internet; (4) sangat menguntungkan dalam keluasan pengetahuan karena melalui

pengembangan materi yang beragam atas satu topik sejenis akan diperoleh sejumlah besar

materi namun memiliki sudut pandang berbeda-beda; (5) dapat menjadi program pendidikan

yang mendorong kompetensi, tanggung jawab dan partisipasi peserta didik, seperti belajar

menilai dan mempengaruhi kebijakan umum (public policy), memberanikan diri

untukberperan serta dalam kegiatan antara mahasiswa, antar-sekolah dan antar-anggota

masyarakat; (6) mengacu pada sejumlah prinsip dasar pembelajaran, yaitu prinsip belajar

mahasiswa aktif, (student active learning), kelompok belajar kooperatif (cooperative

learning), pembelajaran partisipatorik dan mengajar yang reaktif (reactive teaching)”.

13

Page 14: Peta konsep evaluasi pengajaran

H. BAGIAN-BAGIAN PORTOFOLIO

Daftar isi dokumen

Pada halaman depan bendel portofolio tertulis nama peseta didik yang bersangkutan, daftar

evidence (objek penilaian).

Isi dokumen

Isi portofolio dinamakan dokumen, dapat berupa kumpulan atau tugas yang berisi pekerjaan

peserta didik selama waktu tertentu yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian

kinerja yang objektif. Hasil kerja peserta didik menjadi ukuran seberapa baik tugas-tugas

yang diberikan kepada peserta didik telah dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar dan

indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum. Sumber data dari

portofolio dapat berupa orang tua, tenaga pendidik atau masyarakat yang mengetahui

program pendidikan.

Bendel dokumen

Kumpulan semua dokumen peserta didik baik evidence, worksheet, maupun lembaran-

lembaran informasi dan lembaran kerja yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran

dimasukkan kedalam bendel dokumen portofolio. Dokumen-dokumen tersebut ditempatkan

dalam satu map atau folder.

Batasan dokumen

Dokumen-dokumen portofolio perlu dikelompokkan sehingga mudah untuk mendapatkannya

bila diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir maka perlu diberi pembatas

misalnya dengan kertas berwarna. Batasan tersebut sangat berguna untuk memisahkan antara

dokumen kelompok satu dengan yang lain.

Catatan guru dan orang tua

Pada setiap dokumen yang relevan harus terdapat catatan, komentar atau nilai dari guru dan

tanggapan orang tua. Akan lebih lagi jika terdapat catatan atau tanggapan peserta didik yang

bersangkutan.

14

Page 15: Peta konsep evaluasi pengajaran

I. BENTUK PORTOFOLIO

Tinjauan proses

Portofolio proses adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana

perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu kewaktu. Pendekatan ini

lebih menekankan pada bagaimana peserta didik belajar, berkreasi, termasuk dari draft awal,

bagaimana proses awal itu terjadi.

Tinjauan hasil

Portofolio ditinjau dari hasil adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik 

yang telah dilakukan peserta didik tanpa memperhatikan bagaiaman proses untuk

mencapainya terjadi.

Contoh portofolio hasil adalah :

a. Portofolio dokumentasi

Penilaian portofolio dokumentasi adalah penilaian terhadap koleksi pilihan dari sekmpulan

evidence peserta didik selama kurun waktu tertentu.

b. Portofolio penampilan

Portofolio penampilan adalah bentuk yang digunakan untuk memilih evidence yang paling

baik yang dikerjakan oleh peserta didik maupun kelompok peserta didik. Tidak seperti

portofolio dokumentasi, portofolio penampilan hanya berisi pekerjaan pesserta didik yang

telah  selesai, tidak mencakup proses pekerjaan, perbaikan, dan penyempurnaan pekerjaan

peserta didik.

J. PRINSIP-PRINSIP DASAR MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

PORTOFOLIO.

1. Prinsip Belajar Siswa Aktif

Proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Portofolio (MPBP)

berpusat pada siswa. Dengan demikian model ini menganut prinsip belajar siswa aktif.

Aktivitas siswa hampir di seluruh proses pembelajaran, dari mulai fase perencanaan di kelas,

kegiatan di lapangan, dan pelaporan. Dalam fase perencanaan aktifitas siswa terlihat pada

saat mengidentifikasi masalah dengan menggunakan teknik bursa ide (brain storming). Setiap

15

Page 16: Peta konsep evaluasi pengajaran

siswa boleh menyampaikan masalah yang menarik baginya di samping tentu saja yang

berkaitan dengan materi pelajaran. Setelah masalah terkumpul, siswa melakukan voting untuk

memilih salah satu masalah dalam kajian kelas.

2. Kelompok Belajar Kooperatif

Prinsip ini merupakan proses pembelajaran yang berbasis kerjasama. Kerja sama antar siswa

dan antar komponen-komponen lain di sekolah, termasuk kerja sama sekolah dengan orang

tua siswa dan lembaga terkait. Kerja sama antar siswa jelas terlihat pada saat kelas sudah

memilih satu masalah untuk bahan kajian bersama. Semua pekerjaan disusun, orang-

orangnya ditentukan, siapa mengerjakan apa, merupakan satu bentuk kerjasama itu.

3. Pembelajaran Partisipatorik

Model pembelajaran portofolio melatih siswa belajar sambil melakoni (learning by doing).

Salah satu bentuk pelakonan itu adalah siswa belajar hidup berdemokrasi. Sebab dalam tiap

langkah dalam model ini memiliki makna yang ada hubungannya dengan praktek hidup

demokrasi. Sebagai contoh pada saat memilih masalah untuk kajian kelas memiliki makna

bahwa siswa dapat menghargai dan menerima pendapat yang didukung suara terbanyak. Pada

saat berlangsungnya perdebatan, siswa belajar mengemukakan pendapat, mendengarkan

pendapat orang lain, menyampaikan kritik dan sebaliknya belajar menerima kritik, dengan

tetap berkepala dingin.

4. Reactive Teaching

Penerapkan model pembelajaran berbasis portofolio, guru perlu menciptakan strategi yang

tepat agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi. Motivasi yang seperti itu akan

tercipta kalau guru dapat meyakinkan siswa akan kegunaan materi bagi kehidupan nyata.

Demikian juga guru harus dapat menciptakan situasi sehingga materi pelajaran selalu

menarik, tidak membosankan. guru harus punya sensifitas yang tinggi untuk segera

mengetahui apakah kegiatan pembelajaran sudah membosankan siswa.

K. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

Budimansyah (2002: 14) menetapkan lima langkah pembelajaran portofolio sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi Masalah Pada tahap ini dosen bersama mahasiswa mendiskusikan tujuan

dan mencari masalah yang terjadi pada lingkungan terdekat, misalnya masalah yang ada

dalam keluarga, sampai dengan masalah lingkungan terjauh, misalnya masalah-masalah

16

Page 17: Peta konsep evaluasi pengajaran

yang menyangkut hubungan antarbangsa. Dalam mencari masalah ini, tentunya tidak

boleh lepas dari tema atau pokok bahasan yang akan kaji.

2. Memilih Masalah untuk Kajian Kelas Berdasarkan perolehan hasil wawancara dan temuan

informasi tersebut, kelompok kecil supaya membuat daftar masalah, yang selanjutnya

secara demokratis kelompok ini supaya menentukan masalah yang akan dikaji.

3. Mengumpulkan Informasi tentang Masalah yang akan Dikaji oleh Kelas Pada langkah ini,

masing-masing kelompok kecil bermusyawarah dan berdiskusi serta mengidentifikasi

sumber-sumber informasi yang akan banyak memberikan banyak informasi sesuai dengan

masalah yang akan dikaji. Setelah menentukan sumber-sumber informasi, kelompok

membagi ke dalam tim-tim peneliti , yang tiap tim peneliti hendaknya mengumpulkan

informasi dari salah satu sumber yang telah diidentifikasi.

4. Mengembangkan Portofolio Kelas Portofolio yang dikembangkan meliputi dua seksi,

yaitu : (1) seksi penayangan , yaitu portofolio yang akan ditayangkan sebagai bahan

presentasi kelas pada saat show-case; dan (2) seksi dokumentasi, yaitu portofolio yang

disimpan pada sebuah map jepit, yang berisi data dan informasi lengkap setiap kelompok

portofolio.

5. Penyajian Portofolio (Show-Case) Setelah portofolio kelas selesai, kelas dapat

menyajikannya dalam kegiatan show-case (gelar kasus) Kegiatan ini akan memberikan

pengalaman yang sangat berharga kepada mahasiswa dalam hal menyajikan gagasan-

gagasan kepada orang lain, dan belajar meyakinkan mereka agar dapat memahami dan

menerima gagasan tersebut. Langkah ini diadakah hanya di hadapan para mahasiswa dan

beberapa dosen yang dapat hadir, mengingat terbatasnya waktu.

L. TEKNIK PENILAIAN PORTOFOLIO

Penilaian portofolio dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a.     Jelaskan kepada peserta didik maksud penggunaan portofolio.

b.    Jelaskan sampel-sampel portofolio yang dapat digunakan.

c.     Peserta didik diharuskan mengumpulkan dan mengarsipkan portofolio.

d.    Cantumkan tanggal pembuatan pada setiap evidence.

e.     Tentukan kriteria penilaian sampel-sampel portofolio.

f.     Lakukan penilaian diri peserta didik.

g.    Lakukan perbaikan terhadap portofolio yang belum sesuai dengan kriteria.

17

Page 18: Peta konsep evaluasi pengajaran

Contoh: Penilaian Portofolio

Kompetensi Keahlian : Teknik Gambar Bangunan

Mata Pelajaran/SK : Menggambar Teknik Bangunan Gedung

Alokasi Waktu : 1 (Satu) Semester

Nama Siswa : ..................................................

Kelas : X/1

 

N

o

Standar

Kompetensi/

Kompetensi

Dasar

Periode

Kriteria

Keterangan Keaslian Kesesuaian

Kualitas /

Kerapihan

Waktu

Pembuatan

1.

Menggambar

macam-

macam

pondasi

30/7          

10/8          

dst.          

2.

Membuat

analisa

perencanaan

bangunan

gedung

1/9          

30/9          

dst.          

3. Dan

seterusnya ...          

Catatan:

Setiap karya peserta didik sesuai Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang masuk dalam

daftar portofolio dikumpulkan dalam satu file (tempat) untuk setiap peserta didik sebagai

bukti pekerjaannya. Skor untuk setiap kriteria menggunakan skala penilaian 0,00 - 0,00 atau 0

- 100. Semakin baik hasil penugasan/karya peserta didik, semakin tinggi skor yang diberikan.

Kolom keterangan diisi dengan catatan guru tentang kelemahan dan kekuatan/kelebihan bukti

belajar (evidence) yang dinilai.

18

Page 19: Peta konsep evaluasi pengajaran

1. Pengolahan Data Penilaian Portofolio

Data penilaian proyek meliputi skor yang diperoleh dari tahap-tahap: perencanaan/persiapan,

pengumpulan data, dan pengolahan data, pelaksanaan pekerjaan dan penyajian data/laporan.

Dalam menilai setiap tahap, pendidik dapat menggunakan skor yang terentang dari 1 sampai

4. Skor 1 merupakan skor terendah dan skor 4 adalah skor tertinggi untuk setiap tahap. Jadi

total skor terendah untuk keseluruhan tahap adalah 4 dan total skor tertinggi adalah 16.

Berikut tabel yang memuat contoh deskripsi dan penskoran

Tahap Deskripsi Skor

Perencanaan/

persiapan

Memuat:

topik, tujuan, bahan/alat,

langkah-langkah kerja, jadwal,

waktu, perkiraan data yang akan

diperoleh, tempat pelaksanaan

proyek, daftar pertanyaan atau

format yang digunakan sesuai

dengan tujuan.

7,00 -

10

Pengumpulan

data/informasi

a. Data/informasi tercatat

dengan rapi,

jelas dan lengkap.

b. Ketepatan menggunakan

alat/bahan

7,00 -

10

Pengolahan

data/Pelaksanaan

pekerjaan

a. Ada pengklasifikasian data,

penafsiran

data sesuai dengan tujuan

pelaksanaan

pekerjaan.

b. Ada uraian tentang

pelaksanaan

pekerjaan.

7,00 -

10

Penyajian data/

laporan

Merumuskan topik,

merumuskan tujuan,

menuliskan alat dan bahan,

7,00 -

10

19

Page 20: Peta konsep evaluasi pengajaran

menguraikan cara kerja

(langkah-langkah kegiatan)

Penulisan laporan sistematis,

menggunakan bahasa yang

komunikatif. Penyajian data

lengkap, memuat kesimpulan

dan saran.

  Total Skor  

Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Portofolio

Penggunaan portofolio didalam pembelajaran dan penilaian memiliki kelebihan dan

kelemahan, berikut akan di jelaskan kekuatan dan kelemahan metode portofolio dalam

pembelajaran.

a. Kelebihan 

1) Dapat menutupi proses kekurangan proses pembelajaran. Seperti keterampilan

memecahkan masalah, mengemukakan pendapat, berdebat, menggunakan berbagai

sumber informasi, mengumpulkan data, membuat laporan dan sebagainya. 

2) Mendorong adanya kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antra siswa dan antara siswa

dan guru. 

3) Memungkinkan guru mengakses kemampuan siswa membuat atau menyusun laporan,

menulis dan menghasilkan berbagai tugas akademik 

4) Meningkatkan dan mengembangkan wawasan siswa mengenai isu atau masalah

kemasyarakatan atau lingkungan nya. 

5) Mendidik siswa memiliki kemampuan merefleksi pengalaman belajarnya, sehingga

siswa termotivasi untuk belajar lebih baik dari yang sudah mereka lakukan 

6) Pengalaman belajar yang tersimpan dalam memorinya akan lebih tahan lama karena

sudah melakukan serangkaian proses belajar dari mengetahui, memahami diri sendiri,

melakukan aktifitas dan belajar bekerjasama dengan rekan-rekan dalam kebersamaan.

b. Kelemahan 

1) Membutuhkan waktu yang relatif lama 

2) Memerlukan ketekunan, kesabaran dan keterampilan guru 

3) Memerlukan adanya jaringan komunikasi yang erat antara siswa, guru, sekolah.

20

Page 21: Peta konsep evaluasi pengajaran

REFRENSI

Purwanto, Ngalim. 2010. " Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran". Bandung:

Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi & Cepi Safrudin Abdul Jabar. (2009). Evaluasi program pendidikan

(edisi kedua). Jakarta: Bumi Aksara.

Badrujaman, Aip. (2009). Diktat teori dan praktek evaluasi program bimbingan dan

konseling. Jakarta.

Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2006). Developing and managing your school guidance

and counseling program (4th ed.). Alexandria, VA: American Counseling Association.

__________, http://yuliku.blogspot.com/2008/06/pengukuran-dan-penilaian.html. Diakses 25

Februari 2014.

____________, http://fakultasluarkampus.net/evaluasi-formatif/. Diakses 25 Februari 2014.

____________, http://www.dese.mo.gov/divteachqual/profdev/counselorscorrected2.pdf.

Diakses 25 Februari 2014.

http://www.zainalhakim.web.id/pengertian-evaluasi-menurut-para-ahli.html#sthash.WSRkx

21