TUGAS GEOLISTRIK “DESAIN SURVEY” Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geolistrik Oleh Nama : Ariaki Juli Pramana NIM : 105090300111030 JURUSAN FISIKA
TUGAS GEOLISTRIK
“DESAIN SURVEY”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Geolistrik
Oleh
Nama : Ariaki Juli Pramana
NIM : 105090300111030
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
DESAIN SURVEY
Judul: PEMETAAN SEBARAN EMAS DI DESA BULUREJO KECAMATAN
TEMPURSARI KABUPATEN LUMAJANG.
Metode: Geolistrik
Data-data informasi daerah Bulurejo, Tempursari:
1. Peta Kabupaten Lumajang
Kabupaten Lumajang terletak pada 112°53′ – 113°23′ Bujur Timur dan 7°54′ – 8°23′ Lintang
Selatan. Luas wilayah keseluruhan Kabupaten Lumajang adalah 1790,90 km2. Kabupaten
Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu:
Gunung Semeru (3.677 m)
Gunung Bromo (2.392 m)
Gunung Lamongan (1.668 m)
2. Peta Infrastruktur Kabupaten Lumajang
sumber : http://loketpeta.pu.go.id/peta/peta-infrastruktur-kabupaten-lumajang-2012/
Judul : PETA INFRASTRUKTUR KABUPATEN LUMAJANG
Tahun terbit : 2012
Pembuat peta : Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Skala dan system proteksi : 1:50.000 / UTM
Lokasi peta : Provinsi jawa Timur
3. Peta Topografi Kabupaten Lumajang
sumber : 1. http://www.lib.utexas.edu/maps/ams/indonesia/txu-oclc-21752461-sc49-4.jpg
2. http://www.lib.utexas.edu/maps/ams/indonesia/txu-oclc-21752461-sc49-4.jpg
4. Peta Geologi Kabupaten Lumajang
sumber : binderpuja.blogspot.com
Judul : PETA GEOLOGI DAN KAWASAN HUTAN LINDUNG KABUPATEN
LUMAJANG
Tahun terbit : -
Pembuat peta : -
Skala : 1:250.000
Lokasi peta : Provinsi jawa Timur
Kondisi geologi merupakan kondisi suatu wilayah berdasarkan struktur dan komposisi
batuan yang terdapat pada lapisan bumi yang meliputi topografi maupun bentuk
permukaannya. Formasi geologi terdiri dari beberapa macam yaitu kuarter (Q), Mesozoikum
(Mz), batuan beku dalam ultra basa (Pdt), Miosen bawah (L Mi), Sekis hablur (Pr), Mio
Pliosen (Mi Pi), batuan beku dalam basa (Gb), Paleogen (Pg), dan batuan beku dalam asam
kapur (K Gr).
Ditinjau dari segi batuan pembentuk struktur geologi wilayah, kawasan Kabupaten
Lumajang terdiri dari jenis batuan Old Kwarter Vulkanik, Young Kwarter Vulkanik, dan
Alluvium. Pada umumnya Kabupaten Lumajang disusun oleh formasi batuan Alluvium
(68.005,87 Ha) yang mencapai 38% dan terkecil Miosen Sedimentary 8% dari luas wilayah.
Berdasarkan pengamatan peta geologi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Geologi dan Pertambangan tahun 1977, maka di Kabupaten Lumajang terdapat 4 peristiwa
geologi yaitu Kuartier Tua, Kuartier Muda, Halosen, dan Miosen. Hasil gunung api Kuartier
Muda maupun Tua (Vulkanik) merupakan batuan pembentuk tanah yang paling luas terdapat
pada Kabupaten Lumajang 71,76 % dari luas wilayah. Batuan pembentuk lain yang cukup
luas adalah Aluvium yaitu 21,06 %, dan fasies Sedimen merupakan areal yang paling sedikit
yaitu 7,18 %. Dilihat dari penyebaran letak batuan yang dibentuk pada zaman Kuartier
hampir seluruhnya berada pada daerah yang berlereng lebih 2% dan pada ketinggian antara
100 m sampai lebih dari 1000 m. Sejalan dengan keadaan tersebut batuan yang dibentuk pada
zaman Meosen (Melosen sedimentary) menyebar pada daerah datar maupun berlereng, tetapi
dengan ketinggian kurang dari 1000 m dan terbanyak pada daerah 100-500 m dari permukaan
laut (dpl). Sedangkan batuan yang dibentuk pada zaman Halocen (aluvium) terdapat pada
daerah berlereng 0 - 2 % dengan ketinggian kurang dari 100 m dari permukaan laut (dpl).
Daerah Kabupaten Lumajang disusun secara geologi oleh batuan-batuan dari Formasi
Mandalika (Formasi Wuni, Tuf Argopuro), Batuan Gunung api Jembangan (Tengger,
Semeru, dan Lamongan), Endapan Rawa, dan Aluvium. Secara stratigrafi Formasi Mandalika
merupakan satuan tertua di wilayah ini yang diperkirakan berumur Oligosen Akhir-Miosen
Awal menempati sebagian kecil wilayah kabupaten Lumajang bagian barat daya. Wilayah ini
juga terdiri atas batuan piroklastik dan lava bersusunan andesitik – basaltik yang umumnya
telah terpropilitkan. Tidak selaras diatas batuan gunung api tua ini diendapkan Formasi Wuni
berumur Miosen Tengah yang bercirikan perselingan breksi, lava, breksi tufa, breksi lahar,
dan tufa pasiran yang tersebar di sebagian kecil daerah bagian barat daya. Kedua formasi
diatas ditutupi oleh satuan-satuan stratigrafi berumur Plistosen yang disusun oleh Tuf
Argopuro di bagian timur, hasil kegiatan gunung api Jembangan, Tengger, dan Semeru di
bagian utara dan tengah, serta hasil kegiatan gunung api Lamongan di bagian timur laut.
Endapan rawa diendapkan di bagian selatan wilayah Kecamatan Pronojiwo sementara
aluvium menempati bagian pedataran di sebelah timur wilayah Kabupaten Lumajang.
Kondisi geologi daerah Kabupaten Lumajang disusun oleh batuan-batuan piroklastik
dan lava, maka produk gunung api di daerah tersebut dapat dikategorikan ke dalam sekuen
susunan batuan dari gunung api komposit. Luas sebaran dan besarnya volume produk gunung
api tersebut telah membentuk sumber daya bahan galian C yang signifikan di wilayah
Lumajang sehingga menciptakan potensi untuk dikelola dan dimanfaatkan secara optimal
sebagai penunjang perekonomian daerah. Teridentifikasi berbagai jenis bahan galian
golongan C yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan bahan industri sebagai
berikut ( Pemerintah Kabupaten Lumajang, Bagian Ekonomi dan Kesra, 2003 ) :
1. Pasir dan batuan
Pasir dan beraneka ragam ukuran batu mempunyai potensi terbesar di wilayah
kabupaten Lumajang yang tersebar di beberapa daerah kecamatan terutama pada
aliran kali-kali Leprak, Glidik, Besuksat, Mujur, Rejali, dan sungai-sungai lain
berukuran besar/kecil yang berperan sebagai saluran transportasi bahan-bahan
rombakan hasil erupsi G. Mahameru. Teridentifikasi bahwa sumber daya bahan galian
pasir dan batu hasil kegiatan erupsi G. Mahameru yang berkesinambungan telah
menciptakan pendangkalan badan-badan sungai yang dilaluinya dan sekaligus
menjadi lahan penambangan utama bahan galian dimaksud. Kuantitas bahan galian
termasuk ke dalam kategori sumber daya tereka dengan jumlah total ± 2.333.000
m3.
2. Tanah atau pasir urug
Jenis bahan galian tanah urug ditambang dari daerah perbukitan, sementara
pasir urug digali dari endapan sungai purba dengan penambangan dibawah
pengawasan instansi terkait dan bekas penambangan dimanfaatkan sebagai lahan
pertanian.
3. Andesit
Jenis bahan galian ini berasal dari pegunungan yang berada di beberapa
kecamatan, terdiri atas batuan andesit tidak terubah berwarna abu-abu dan terubah
hidrotermal berwarna kehijauan. Bahan galian andesit tidak terubah berasal dari
Gunung Ketuk, Kali Gede, dan Kali Uling. Sedangkan andesit yang terubah
ditambang dari sekitar daerah Gunung Mesigit, Gunung Berangkal, dan Gladak Perak.
Kedua jenis bahan galian tersebut mempunyai kuantitas yang termasuk ke dalam
sumber daya tereka dengan jumlah ± 8.766.456 m3, yang dapat digunakan untuk
bahan bangunan dan ornamen dinding bangunan.
4. Diorit
Diorit dari Gunung Jugo di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro dikenal
sebagai salah satu bahan galian golongan C yang dapat digunakan sebagai bahan
bangunan dan lantai. Kuantitas bahan galian ini dikategorikan sebagai sumber daya
tereka dengan jumlah ± 62.500 m3 memiliki cukup kekerasan, kekuatan tekan, dan
apabila dipoles memperlihatkan tekstur menyerupai gabro atau granit.
5. Tuf lapili
Bahan galian ini tersebar di Gunung Licing bagian selatan, Desa Gondoruso,
Kecamatan Pasirian pada ketinggian 200 – 300 meter dan juga ditemukan di lereng
barat perbukitan sebelah utara Dusun Dampar, merupakan sisipan dalam breksi
vulkanik dengan warna putih keabu-abuan, kuantitasnya termasuk ke dalam kategori
sumber daya tereka sebesar ± 193.110 m3 sehingga dapat dimanfaatkan untuk
ornamen dinding bangunan.
6. Batu gamping pasiran
Bahan galian ini terdapat di Desa Wareng dan Umbulsari, Kecamatan
Tempursari. Bahan galian ini berwarna coklat muda, berlapis, dan sangat keras.
Bahan ini mengandung kuarsa, pecahan batuan, dan fosil bentos dengan kuantitas
sebesar ± 1.395.728 m3, dapat dianggap sebagai sumber daya tereka.
7. Bahan galian logam
Jenis bahan galian berupa mineral-mineral mengandung tembaga (Cu),
molybdenum (Mo), seng (Zn), emas (Au), perak (Ag), dan arsen (As), yang masih
merupakan indikasi dalam zona mineralisasi di daerah-daerah Desa Oro-oro Ombo di
Kecamatan Pronojiwo, Gladak Perak di Kecamatan Candipuro, dan Kali Sukosari di
Kecamatan Tempursari. Bahan galian pasir besi teridentifikasi sebagai endapan pantai
di Desa Wotgalih, Kecamatan Yosowilangun telah dieksplorasi dan menghasilkan
informasi tentang kandungan Fe rata-rata 48,75%.
5. Peta Tataguna Lahan Kabupaten Lumajang
sumber : Wibowo, Ariyanto. 2009. PEMETAAN HIGH CONSERVATION VALUE
AREA`S (HCVA`s) DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Studi Kasus : Kebun Kertowono bagian Kajaran PTPN XII Kabupaten Lumajang Provinsi
Jawa Timur.
Judul : PETA BATAS KAWASAN KABUPATEN LUMAJANG Citra satelite
Landsat 7
Tahun terbit : 2004
Pembuat peta : Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata IPB
Skala dan system proteksi : 1:500.000 / UTM
Lokasi peta : Provinsi Jawa Timur
Desain Lokasi Survey
Tampak selatan
Desain Line Pengambilan Data
Tampak selatan
Proses pengambilan data (akuisisi) ini dilakukan dengan menggunakan metode geolistrik
konfigurasi dipole-dipole dengan jumlah lintasan sebanyak 6 lintasan dengan spasi
pergerakan antar elektroda sebesar 10 m. Prosedur lapangan dalam pelaksanaannya akan
dilaksanakan berbentuk cross line yaitu proses pengambilan data lapangan dalam arah
horizontal dan vertikal seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah :
Keterangan Panjang lintasan warna hijau (Line 1, 2, 3, 4)
Keterangan Panjang lintasan warna kuning (Line 1, 2, 3, 4)
Keterangan Panjang lintasan warna hijau (Line 5, 6)
Keterangan Panjang lintasan warna (Line 5, 6)