perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERTUMBUHAN TUNAS STEK KEPUH (Sterculia foetida L) PADA BERBAGAI MEDIA DAN PANJANG BAHAN STEK Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/Program Studi Agronomi Oleh : Susanti Indriya Wati H0107025 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
44
Embed
PERTUMBUHAN TUNAS STEK KEPUH ( L) PADA BERBAGAI … · Kepuh atau Pranajiwa (Sterculia foetida L.) adalah sejenis pohon dengan tinggi antara 30 - 40 m, pohon ini kerap ditemui di
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PERTUMBUHAN TUNAS STEK KEPUH (Sterculia foetida L) PADA
BERBAGAI MEDIA DAN PANJANG BAHAN STEK
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian
di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Jurusan/Program Studi Agronomi
Oleh :
Susanti Indriya Wati
H0107025
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PERTUMBUHAN TUNAS STEK KEPUH (Sterculia foetida L) PADA BERBAGAI MEDIA DAN PANJANG BAHAN STEK
yang dipersiapkan dan disusun oleh Susanti Indriya Wati
H 0107025
telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : April 2011
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji
Ketua
Dr. Ir. Endang Yuniastuti, MSi. NIP. 19700609.1994022.001
Anggota I
Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, MSc. NIP.19601008.1985031.001
Anggota II
Dr. Ir. Supriyadi, MS NIP. 19580813.1985031.003
Surakarta, April 2011
Mengetahui
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Fakultas Pertanian
Dekan
Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS NIP. 19551217.198203.1.003
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan karunia, nikmat
dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pertumbuhan Tunas Stek Kepuh (Sterculia Foetida L) pada Berbagai Media
dan Panjang Bahan Stek”. Skripsi ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian UNS.
Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
dukungan berbagai pihak, sehingga penulis tak lupa mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. Ir. H. Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian UNS.
2. Ir. Wartoyo S. P., MS selaku Ketua Jurusan Agronomi FP UNS.
3. Dr. Ir. Endang Yuniastuti, MSi. selaku Pembimbing Utama.
4. Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, MSc. selaku Pembimbing Pendamping.
5. Dr. Ir. Supriyadi, MS selaku Dosen Penguji.
6. Dr. Ir. Djati Waluyo Djoar, MS selaku Pembimbing Akademik.
7. Keluarga yang saya banggakan : bapak, ibu, kakak, adik yang selalu memberikan
dukungan baik materi, semangat, dan doa.
8. Teman-teman Agronomi 2007 (canopi) yang luar biasa.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penelitian ini, yang tidak
bisa saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan karya ini.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
RINGKASAN ....................................................................................................... viii
SUMMARY .......................................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4
A. Kepuh (Sterculia foetida L.) ..................................................................... 4
B. Perbanyakan Tanaman .............................................................................. 8
C. Stek............................................................................................................ 9
D. Media Tanam ............................................................................................ 12
E. Hipotesis.................................................................................................... 16
III. METODE PENELITIAN ................................................................................ 17
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 17
B. Bahan dan Alat Penelitian ......................................................................... 17
C. Cara Kerja Penelitian ................................................................................ 17
1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 17
PERTUMBUHAN TUNAS STEK KEPUH (Sterculia foetida L) PADA BERBAGAI MEDIA DAN PANJANG BAHAN STEK
SUSANTI INDRIYA WATI
H0107025
RINGKASAN
Kepuh atau Pranajiwa (Sterculia foetida L.) adalah sejenis pohon dengan tinggi
antara 30 - 40 m, pohon ini kerap ditemui di hutan. Biji kepuh mengandung minyak
nabati yang dapat digunakan sebagai ramuan berbagai produk industri seperti
kosmetik, sabun, shampoo, pelembut kain, cat, plastik obat dan sebagai zat adaptif
biodiesel. Kayunya dapat dibuat papan. Meskipun banyak manfaat yang dapat
diambil dari tanaman kepuh, namun banyak orang yang belum mengenal tanaman ini.
Permasalahan tersebut menyebabkan keberadaan tanaman Kepuh sulit dijumpai
karena semakin langka, maka sebagai alternatif yang dilakukan pembiakan vegetatif
melalui stek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media dan panjang
bahan tanam serta kombinasi keduanya terhadap pertumbuhan bibit tanaman kepuh.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai bulan Januari 2011
bertempat di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan menggunakan dua faktor perlakuan yaitu macam media dan
panjang bahan stek. Variabel penelitian meliputi saat muncul tunas, jumlah tunas,
jumlah daun, tinggi tunas, persentase hidup, jumlah akar, panjang akar, dan luas daun.
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam tanah + pasir + kompos yang
paling efektif dalam menjaga kelembaban untuk pertumbuhan tunas tanaman kepuh
dan panjang bahan tanam stek 25 cm merupakan panjang bahan stek yang terbaik
dalam variabel tinggi tunas dan luas daun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
GROWTH OF SHOOTS CUTTINGS KEPUH (Sterculia Foetida L) AT VARIOUS MEDIA AND LONG MATERIAL CUTTINGS
SUSANTI INDRIYA WATI H0107025
SUMMARY
Kepuh or Pranajiwa (Sterculia foetida L.) is a kind of tall trees between 30-40
m, the tree is often found in forest. Kepuh seeds contain vegetable oils that can be
used as an ingredient of industrial products such as cosmetics, soaps, shampoos,
fabric softeners, paints, plastics and as an adaptive agent biodiesel. In some areas of
Indonesia kepuh timber may be made board and its seeds are used as medicine.
Despite the many benefits that can be taken from kepuh plants, but many people are
not familiar with this plant. These problems led to the existence of kepuh crops are
difficult to find because of the more rare, so as an alternative by vegetative
propagation through cuttings. This research aims to determine the influence of the
media and the length of planting material and the combination of both on the growth
of plant seeds bulging.
This research was conduct in October 2010 to January 2011 held at the Faculty
of Agriculture Greenhouse Sebelas Maret University in Surakarta. The research
design used was using Randomized Complete Design (RAL) using two factors
namely the treatment of media and length of cuttings. Research variables included the
while growing shoots, shoot number, leaf number, shoot height, percentage of living,
number of roots, root lenght and leaf area. Data were analyzed using descriptive
analysis.
The results of this research are soil, sand and compost mixed media is the most
effective media to save humidity and to growth Kepuh cutting and then 25 cm length
of cutting is the best result in shoot high and leaf area variable.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERTUMBUHAN TUNAS STEK KEPUH (Sterculia foetida L) PADA BERBAGAI MEDIA DAN
PANJANG BAHAN STEK*)
Susanti Indriya Wati1) Dr. Ir. Endang Yuniastuti, MSi. 2); Prof. Dr. Ir. Edi
Purwanto, MSc. 3)
ABSTRAK
Kepuh atau Pranajiwa (Sterculia foetida L.) adalah sejenis pohon dengan perawakan tinggi antara 30 - 40 m yang kerap ditemui di hutan yang memiliki banyak manfaat. Meskipun demikian, banyak orang yang belum mengenal tanaman ini. Permasalahan tersebut menyebabkan keberadaan tanaman Kepuh sulit dijumpai karena semakin langka, maka sebagai alternatif yang dilakukan pembiakan vegetatif melalui stek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media dan panjang bahan tanam serta kombinasi keduanya terhadap pertumbuhan bibit tanaman kepuh.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai bulan Januari 2011 bertempat di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Rancangan penelitian yang digunakan adalah menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan dua faktor perlakuan yaitu macam media dan panjang bahan stek. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam tanah + pasir + kompos yang paling efektif dalam menjaga kelembaban untuk pertumbuhan tunas tanaman kepuh dan panjang bahan tanam stek 25 cm merupakan panjang bahan stek yang terbaik dalam variabel tinggi tunas dan luas daun.
Kata kunci : Kepuh, macam media, stek, panjang bahan tanam
*) Disampaikan pada seminar hasil penelitian tingkat sarjana Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
1) Peneliti adalah mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
2) Staf pengajar Fakultas Pertanian 3) Staf pengajar Fakultas Pertanian 4) Dr. Ir. Supriyadi, MS Selaku Pembahas Pembahas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepuh atau Pranajiwa (Sterculia foetida) adalah sejenis pohon yang
berkerabat jauh dengan kapuk randu (Ceiba pentandra L. Gaertn). Perawakan
tanaman tinggi antara 30 - 40 m, pohon ini kerap ditemui di hutan. Tata nama
diambil dari mitos Romawi, nama dewa pupuk yakni Sterculius atau
Sterquilinus. Bersama dengan nama spesiesnya, foetida (artinya, berbau keras,
busuk), nama ilmiahnya merujuk pada bau tak enak yang dikeluarkan oleh
pohon ini, terutama dari bunganya (Anonim, 2010a).
Biji kepuh mengandung minyak nabati yang terdiri atas asam lemak
yaitu asam sterkulat yang berumus molekul C19H34O2. Asam lemak ini dapat
digunakan sebagai ramuan berbagai produk industri seperti kosmetik, sabun,
shampoo, pelembut kain, cat, dan plastik. Asam lemak minyak Kepuh juga
dapat digunakan sebagai zat adaptif biodiesel yang memiliki titik tuang 180C
menjadi 11,250C (Yuniastuti, 2010)
Menurut Heyne (1987), tanaman kepuh mempunyai kayu yang
berwarna putih, kasar lagi ringan sehingga cepat termakan oleh serangga dan
meskipun agak mudah diperoleh dalam ukuran dan jumlah besar. Namun,
tidak dipergunakan dalam pembuatan bangunan karena segi kekuatan dan
keawetannya yang demikian rendah, akan tetapi kayunya dipakai untuk
pembuatan biduk dan juga peti kemas. Di Ambon tidak semua pohon kepuh
rapuh, pada beberapa tempat tertentu dapat dijumpai pohon kepuh yang sudah
tua dan besar serta memiliki kayu teras yang bergaris-garis kuning sehingga
dapat dibuat papan. Di Jawa bijinya dipergunakan sebagai obat, namun dalam
pemakaian yang berlebihan dapat menyebabkan keguguran (abortus).
Meskipun banyak manfaat yang dapat diambil dari tanaman kepuh ini,
namun banyak orang yang belum mengenal tanaman ini termasuk dalam hal
budidaya. Permasalahan tersebut menyebabkan keberadaan tanaman Kepuh
ini semakin sulit dijumpai karena semakin langka, maka sebagai alternatif
yang dilakukan pembiakan vegetatif melalui stek. Stek merupakan salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
teknik budidaya secara vegetatif yang banyak digunakan karena dirasa lebih
cepat memberikan hasil. Pemilihan media tanam dan penggunaan bahan stek
yang tepat merupakan salah satu faktor keberhasilan perbanyakan vegetatif
dengan stek. Media tanam berfungsi untuk menyediakan kebutuhan hara dan
menjaga kelembaban bagi tanaman serta membantu pertumbuhan akar agar
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat membantu
mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman. Sedangkan panjang pendeknya stek
bahan tanam untuk mengetahui efisiensi penggunaan bahan tanam stek kepuh
dimana panjang bahan tanam stek berhubungan dengan ketersediaan cadangan
makanan bagi tanaman. Dengan demukian diharapkan tanaman kepuh lebih
mudah dibudidayakan dan lebih cepat memberikan hasil.
B. Rumusan Masalah
Penggunaan media tanam yang tepat dapat membantu pertumbuhan
tanaman, terlebih pada budidaya tanaman secara vegetatif dimana media
memiliki peran yang besar dalam keberhasilan budidayanya yaitu sebagai
penyedia unsur hara. Selain media yang tepat, penggunaan bahan tanam yang
tepat panjang pendeknya stek juga menentukan keberhasilan pertumbuhan
suatu tanaman.
Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang diangkat dalam
penelitian adalah :
a. Media yang tepat dalam pertumbuhan tunas tanaman kepuh
b. Panjang bahan tanam (stek ) yang tepat dalam budidaya tanaman kepuh
c. Kombinasi macam media dan panjang bahan tanam (stek) terhadap
pertumbuhan tunas tanaman kepuh
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui pengaruh media dalam pertumbuhan tunas tanaman kepuh
2. Mengetahui pengaruh panjang bahan tanam (stek) terhadap pertumbuhan
tunas tanaman kepuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3. Mengetahui pengaruh kombinasi perlakuan media dan panjang bahan
tanam (stek) terhadap pertumbuhan tunas tanaman kepuh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepuh
Tanaman Kepuh memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Sterculia
Spesies : Sterculia foetida L.
(Anonim, 2010b)
Sterculia foetida L. merupakan salah satu jenis dari Sterculia yang
memiliki wilayah penyebaran paling luas di asia tenggara. Jenis ini tersebar di
seluruh Nusantara (meliputi Sumatera, Jawa, Bali Lombok, Sumbawa, Flores,
Timor, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya), Malaysia, Philipina,
Afrika Timur, India, Srilanka, Thailand, Australia Utara dan Kepulauan
Hawaii.
Sterculia foetida L. umumnya disebut Java zaitun dalam bahasa
Inggris dan "badam Jangli atau Pinari" dalam bahasa Hindi yang artinya
pohon besar biasanya ditemukan di bagian barat dan bagian selatan India
(Sharma dan Sanjappa, 1993).
Penyebaran kepuh di seluruh dunia terbatas pada daerah tropis dan sub
tropis (pada 30° LU - 35° LS), kecuali itu juga dapat ditemui di padang pasir
dan pulau-pulau di Lautan Pasifik. Di Australia dan kepulauan Pasifik Barat
jenis ini hanya sedikit, sedangkan daerah yang paling banyak jenisnya
(termasuk jenis yang endemik) adalah di Kalimantan dan Irian Barat. Di Jawa
kepuh dapat ditemui pada daerah yang mempunyai ketinggian di bawah 500
mdpl dan terletak di bagian timur pulau ini (Heyne, 1987).
Sementara di Malaysia, hampir semua spesies yang ada penyebarannya
terbatas pada hutan hujan di tanah kering dan rawa-rawa, yaitu pada
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
ketinggian sekitar 0 – 1.400 mdpl, sementara Sterculia foetida dapat tumbuh
pada ketinggian mulai dari 0 – 1000 mdpl (Herdiana, 2005). Menurut
Yuniastuti (2008), untuk mendapatkan tanaman kepuh yang banyak buahnya,
maka penanaman tanaman kepuh memerlukan ketinggian antara 300 – 600 m
dpl. Pada dataran tinggi (diatas 750) kepuh dapat tumbuh dengan baik tetapi
buah yang dihasilkan sangat jarang. Pertumbuhan yang terjadi mengarah pada
pertumbuhan vegetatifnya.
Sterculia foetida Linn. (Kepuh) merupakan tumbuhan berupa pohon
dengan tinggi mencapai 30 - 40 m dan diameter antara 90-120 cm. Menurut
Herdiana (2005), kepuh mempunyai bentuk pohon yang tinggi. Batangnya
lurus, bercabang banyak dan bentuk percabangannya simpodial seperti halnya
karakter dari genus-genus pohon tropis lainnya.
Yuniastuti (2008) menyatakan bahwa tanaman ini berupa pohon yang
cukup besar dengan diameter batang dapat mencapai antara 13 - 226 cm,
berbentuk berkayu, tidak membulat, membulat berdiri tegak, miring dan
berlubang. Batang memiliki ciri khas tegak dengan kulit mengelupas dan
sering dijumpai memiliki batang kembar. Warna batang luar abu-abu, coklat
muda sampai tua. Sedang warna kulit batang dalam coklat tua.
Kayu kepuh merupakan jenis substitusi yang paling baik untuk
menggantikan kayu ramin, sehingga beberapa perusahaan di Purbalingga
berusaha untuk mencoba membudidayakannya. Kayu kepuh mempunyai
warna yang hampir sama dengan ramin, berat jenisnya sekitar 0,64, kelas kuat
antara II – III dan kelas awetnya III. Sedangkan berat jenis ramin adalah
sekitar 0,63, kelas kuat II – III dan kelas awet V (Herdiana, 2005).
Daun tumbuh berumpun pada penghujung dahan-dahan, merupakan
daun majemuk dengan tulang daun (nervatio or venation) berbentuk
menjari/menyirip (penninervis) dengan 7 - 9 anak daun (foliolum). Foliolum
berbentuk lanset, panjang helaian daun (lamina) antara 5 - 21 cm, lebar daun
antara 3 - 9 cm dengan warna permukaan atas daun hijau sampai hijau tua
dengan tekstur agak kasar sampai kasar karena tidak memiliki lapisan lilin.
Tangkai daun (petiolus) relatif pendek dengan ukuran 12,5 - 37 cm. Panjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
daun dapat mencapai 5 - 22 cm dengan ketebalan antara 0,025 - 0,06 cm
(Yuniastuti, 2008).
Suku Sterculiaceae biasanya mempunyai bunga banci atau berkelamin
tunggal, berumah 1, aktinomorf, jarang dengan berkedudukan terminal,
seringkali pada batang atau kauliflor (Tjitrosoepomo, 2004). Menurut Tantra
(1976 dalam Herdiana, 2005), bunganya bewarna merah dan terdapat pada
tangkai dengan dengan bentuk yang sederhana dan muncul diantara daun-
daunnya. Dalam hal pembuahan dibantu oleh serangga, seperti lalat atau
kumbang, karena secara umum jenis sterculia mengeluarkan bau harum,
sedangkan kepuh mengeluarkan bau yang busuk.
Buah Kepuh mempunyai ukuran yang relatif besar, buah yang masih
muda berwarna hijau dan setelah matang berubah menjadi merah dan kadang-
kadang menjadi hitam dan membuka, ukuran buahnya dapat mencapai
diameter 7 mm atau lebih, mempunyai pericarp yang tebal (7 – 8 mm),
berkayu dan folikelnya berbentuk orbikular. Tingkat kematangan buah
tergantung spesiesnya, tetapi biasanya memerlukan waktu 4 – 6 bulan.
Bijinya berbentuk elipsoid atau elipsoid-oblong, dengan ukuran panjang ± 2
cm, berwarna hitam, licin dan mengkilat dengan hilum yang berwarna putih
serta karpelnya berwarna merah atau merah tua (Herdiana, 2005).
Tanaman Kepuh ini memiliki banyak manfaat dalam berbagai hal.
Sifat sebagai tanaman obat yang dimilikinya telah menarik perhatian banyak
peneliti (Nair et al., 1977.,). Daun tanamannya dapat digunakan sebagai obat
herbal pencuci perut, diuretic dan penangkal nyamuk (Chopra et al., 1992).
Dari pengamatan morfologi, secara garis besar tanaman pranajiwa
yang ditemukan dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu berbuah besar
dengan berbuah kecil. Dari dua jenis ini sebenarnya juga masih dapat kita
kelompokkan lagi berdasarkan ukuran bijinya menjadi biji kecil dan biji besar,
Pengelompokkan biji berdasarkan berat rata-rata 10 biji tua antara 1,5 – 2,0