Top Banner
Perjuangan Diplomasi. Perundingan Renville. Agresi Militer Belanda II
20

Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Mar 16, 2023

Download

Documents

MARETA HARLIA
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Perjuangan Diplomasi.

• Perundingan Renville.• Agresi Militer Belanda II

Page 2: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Perundingan Renville.

Page 3: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Latar Belakang :Pada dasarnya perundingan Renville ini dilaksanakan atas usul dewan PBB dan KTN (Komisi Tiga Negara) yang menginginkan upaya perdamaian dan menyelesaikan sengketa antara Republik Indonesia dan Belanda yang seringkali mengalami pertikaian. Di mana penyebab awal pertikaian ini karena Belanda tidak mau mengakui kedaulatan kemerdekaan Republik Indonesia. Dan juga adanya Belanda yang melancarkan serangan Agresi Militer Belanda I kepada RI.

Page 4: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Pada tanggal 8 Desember 1947, (Komisi Tiga Negara) KTN berhasil mengajak RI dan Belanda ke meja perundingan yang berada di atas Kapal milik Amerika Serikat yang sedang berlabuh di Teluk Jakarta yang bernama Kapal USS Renville.

Page 5: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Dalam Perundingan Renville, ada dua delegasi dari kedua belah pihak, yakni dari pihak Republik Indonesia dan Belanda.

Delegasi Belanda : Abdulkadir Wijoyoadmojo.

Delegasi RI : Mr. Amir Syarifuddin.

Page 6: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Penghambat pasca jalannya Perundingan :Garis Van Mook. Pada saat perundingan ini berlangsung, hal tersebut menjadi sebuah permasalahan. Karena pihak Republik Indonesia menolak adanya Garis Van Mook tersebut. Yang menurut mereka Garis Van Mook adalah garis yang diciptakan oleh Belanda sebagai demarkasi (garis batas) antara daerah kependudukan Belanda dengan daerah Republik Indonesia yang diduduki oleh Belanda.

Page 7: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Alasan RI menolak Garis Van Mook :

•Belanda hanya menguasai kota-kota dan jalan raya antar kota, sedangkan daerah-daerah di luar itu tetap dikuasai Republik Indonesia.

•Tak layak apabila daerah hasil agresi harus diakui oleh pihak yang terkena agresi.

Page 8: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Setelah perundingan Renville yang pertamakali telah gagal dan tidak mendapatkan hasil apapun. Amerika Serikat yang merupakan anggota KTN (Komisi Tiga Negara), kembali Republik Indonesia ke meja Perundingan Renville, mereka berusaha meyakinkan Republik Indonesia untuk menerima dan melaksanakan isi dari Perundingan Renville.

Page 9: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Pada tanggal 17 Januari 1948, akhirnya surat yang telah bertuliskan isi dari Perundingan Renville yang sudah disetujui bersama, telah ditandatangani oleh kedua belah pihak yakni Republik Indonesia dan Belanda.

Page 10: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

ISI PERUNDINGAN RENVILLE (17 JANUARI 1948) :

• Belanda berdaulat di seluruh Indonesia sampai kedaulatannya diserahkan kepada RIS (Republik Indonesia Serikat) yang akan segera dibentuk.

• Sebelum RIS (Republik Indonesia Serikat) dibentuk, pemerintah Belanda dapat menyerahkan sebagian kekuasaannya kepada suatu pemerintah federal sementara.

• Pihak Republik Indonesia menarik pasukannya dari daerah kependudukan Belanda ke daerah Republik Indonesia.

Page 11: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Konflik setelah persetujuan Perundingan Renville :• Belanda melanggar isi Perundingan Renville.Pada tanggal 18 Desember 1948. Dengan secara terang-terangan, Belanda menyatakan bahwa mereka sudah tidak terikat lagi dengan Perundingan Renville. Pernyataan tersebut, dikemukakan oleh Dr, Beel kepada pemerintah Republik Indonesia.

• Belanda melancarkan serangan terhadap ibu kota Republik Indonesia di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948. Serangan tersebut dikenal Agresi Militer Belanda II.

Page 12: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Agresi Militer Belanda II.

Page 13: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Latar Belakang :Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak, terjadi pada tanggal 19 Desember 1948. peristiwa ini berawal dari dengan Belanda yang melanggar Perundingan Renville. Setelah menyatakan hal tersebut, keesokan harinya secara diam-diam Belanda melancarkan serangan kepada Republik Indonesia. Serangan tersebut tepatnya ditujukan ke ibu kota Republik Indonesia yakni, Yogyakarta.

Page 14: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Peristiwa Agresi Militer Belanda II tidak hanya berupa serangan saja. Namun juga disertai dengan penangkapan Ir.Soekarno, Moh.Hatta, Syahrir(Pensehat Presiden), H.Agus Salim dan beberapa tokoh-tokoh lainnya.

Page 15: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Tujuan Belanda melancarkan serangan Agresi Militer II :

Belanda ingin menunjukkan kepada dunia, bahwa pemerintah Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia secara de facto sudah tidak ada lagi.

Page 16: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Akibat dari Agresi Militer Belanda II :•Jatuhnya ibu kota negara Republik Indonesia, yakni Yogyakarta.

•Terbentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia.

•Mengalihkan sistem pemerintahaan yang telah terbangkalai akibat serangan Belanda dari Yogyakarta menuju ke Bukit Tinggi, Sumatera Utara.

Page 17: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Pemerintah Darurat Republik Indonesia.Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) berada di Bukit Tinggi, Sumatera Utara yang dipimpin oleh Syarifuddin Prawiranegara. Syarifuddin Prawiranegara pada hari pertama Agresi Militer II menerjunkan pasukannya dari Pangkalan Udara Maguwo menuju ke ibu kota Republik Indonesia. Selanjutnya di Bukit Tinggi, Sumatera Utara, para kabinet yang masih tersisa mengadakan sidang kilat.

Page 18: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Keputusan sidang kilat PDRI :

“Pimpinan negara tetap tinggal dalam kota Bukit Tinggi agar tetap dekat dengan KTN (Komisi Tiga Negara), sehingga kontak-kontak diplomatik tetap dapat diadakan dengan baik.”

Page 19: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

Kesimpulan :•Belanda melanggar isi persetujuan Perundingan Renville. Dengan melancarkan serangan kepada Republik Indonesia hingga menyebabkan jatuhnya ibu kota negara Republik Indonesia yakni, Yogyakarta.

•Pemerintah Republik Indonesia tetap mengusahakan keselamatan kemerdekaan dan pemerintahan RI dengan membentuk PDRI di Bukit Tinggi, Sumatera Utara.

Page 20: Persetujuan Renville - Agresi Militer Belanda 2

THANK YOU FOR WATHCING ^-^

Di susun oleh :

- Nur Ana Lailil -

XII.II – 1

(23)