Top Banner
PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TERHADAP BAHASA ISYARAT DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEKERJA SOSIAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun Oleh: Fatkhur Dewantara NIM 11150541000074 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2020 M
99

PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

Nov 25, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

TERHADAP BAHASA ISYARAT DALAM

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEKERJA SOSIAL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Fatkhur Dewantara

NIM 11150541000074

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1440 H/2020 M

Page 2: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3
Page 3: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3
Page 4: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

iv

Page 5: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

v

ABSTRAK

Fatkhur Dewantara. Persepsi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Bahasa Isyarat dalam

Peningkatan Kompetensi Pekerja Sosial, 2019.

Pekerja sosial adalah profesi yang bertujuan untuk meningkatkan

keberfungsian sosial individu, secara sendiri-sendiri atau dalam kelompok,

dengan kegiatan-kegiatan yang dipusatkan pada hubungan-hubungan

sosial.Untuk mencapai tujuan tersebut pekerja sosial harus memiliki skill

khusus yang diatur dalam Permensos Nomor 12 Tahun 2017 Tentang

Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3 tentang Kompetensi

Pekerja Sosial, yang beririsi pekerja sosial harus memiliki kemampuan

dalam melakukan kontak dengan klien dan lingkunganya.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi mahasiswa

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap bahasa

isyarat dalam meningkatkan kompetensi pekerja sosial. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif dan

metode penelitian survei dengan responden sebanyak 197 orang. Metode

penggumpulan data penelitian menggunkan angket dan diukur dengan

menggunakan Skala Likert.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persepsi mahasiswa

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap bahasa

isyarat dalam meningkatkan kompetensi pekerja sosial dikatagorikan Baik,

yaitu dengan persepsi sebesar 77,72%. Dan berdasarkan klasifikasi

responden, karakteristik berdasarkan pemahaman bahasa isyarat dapat

disimpulkan lebih banyak angkatan 2015 berjumlah 25%.

Kata kunci : Persepsi, Bahasa Isyarat, Kompetensi Pekerja Sosial

Page 6: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT karena atas semua limpahan rahmat, nikmat dan bimbingan-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Persepsi Mahasiswa

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah terhadap Bahasa Isyarat

dalam Meningkatkan Kompetensi Pekerja Sosial”. Shalawat serta salam

semoga tetap tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta

keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa berjalan di jalan

Allah sampai akhir zaman dan membawa ajaran Islam sebagai rahmat bagi

alam semesta.

Penelitiimenyadariisepenuhnyaibahwaiskripsiiiniimasihibanyak

kekurangan,ibaikikekuranganvdariisegi isi ataupunidariiteknikipenulisan,

sekalipun peneliti telah berusaha melakukan yang terbaik. Untuk itu, kritik

dan saran yangimembangunimerupakan masukan bagi peneliti sehingga

bisa menghasilkan karya ilmiah yangilebih baik lagi.

BerkatikeridhoanvdaribAllahbSWT,bakhirnyabskripsibiniwdapat

terselesaikan. Serta tak lupa peneliti menyampaikan ungkapan banyak

terimakasih kepada berbagaiwpihak yang telahwmemberikan bantuan,

motivasi, dan arahan-arahanwterhadap peneliti sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.wDenganwsegalawkerendahan hati peneliti

menyampaikanwucapanwterimakasihikepada:

1. Suparto, M.Ed., Ph.D, sebagaiwDekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dr. Siti Napsiyah

Ariefuzzaman, MSW sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr.

Sihabuddin Noor, MA sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi

Page 7: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

vii

Umum. Drs. Cecep Sastrawijaya, MA sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

2. Ahmad Zaky, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Hj. Nunung Khoiriyah, MA

selaku Sekretaris.

3. Artiarini Puspita Arwan, M.Psi., sebagai dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan

memberikan motivasi hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Dr. H. Arief Subhan, MA sebagai dosen pembimbing akademik.

5. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah

memberikan wawasan dan keilmuan serta membimbing peneliti

selama menjalani perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan

Civitas Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan dan

keilmuan dan membimbing peneliti selama menjalani perkuliahan di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti ucapkan

terimakasih karena telah membantu dalam memberikan referensi buku,

jurnal, maupun skripsi dari penelitian-penelitian terdahulu.

8. Kedua orang tuaku tercinta, yang tidak pernah henti memberikan

dukungan baik moril maupun materil, kasih sayang, dan cinta yang tak

pernah ada habisnya. Tidak pernah bosan untuk memberikan semangat

kepada peneliti. Rasa sayang peneliti tidak akan cukup tergambar

melalui kata-kata yang tertulis, peneliti juga merasa tidak sanggup

untuk membalas semua kebaikan yang diberikan kedua orang tua yang

sangat peneliti sayangi.

Page 8: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

viii

9. Kakakku, Ummul Ayuni yang terus mendukung agar tetap berjuang

dan semangat yang tiada henti agar tidak pernah letih untuk menuntut

ilmu.

10. Humaira Miftahur Rahmi sebagai temen dekat saya atas dukungan dan

waktunya untuk saling bertukar fikiran dan menyemangati saya dalam

proses pengerjaan skripsi ini.

11. Sahabat-sahabat “Setiaku” yang selalu bersama di kala senang maupun

susah sampai dengan akhir masa kuliah dan berharap bisa seterusnya

hingga tua nanti.

12. Teman seperjuangan Kesejahteraan Sosial 2015 yang selalu menemani

dan memberikan dukungan kepada peneliti selama menjalani

perkuliahan.

13. Himpunan Mahasiwa Islam Komisariat Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi cabang Ciputat yang telah memberikan ilmu untuk

bertukar fikiran untuk membantu penyelesaian skripsi ini.

Demikianlah skripsi ini peneliti persembahkan, besar harapan peneliti

agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca pada

umumnya dan bagi peneliti sendiri.

Jakarta, 31 Januari 2020

Fatkhur Dewantara

Page 9: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

ix

DAFTAR ISI

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................................................. iii

PERNYATAAN ....................................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xii

DAFTAR DIAGRAM .............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Pembatas Masalah dan Perumusan Masalah............................................ 5

1. Pembatas Masalah ................................................................................ 5

2. Rumusan Masalah ................................................................................. 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6

E. Tinjauan Kajian Terdahulu......................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 12

A. Landasan Teori ........................................................................................ 12

1. Bahasa Isyarat ..................................................................................... 12

2. Difabel Tuli .......................................................................................... 16

3. Pekerjaan Sosial .................................................................................. 19

4. Persepsi ............................................................................................... 30

B. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 37

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 39

A. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 39

Page 10: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

x

B. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 39

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .............................................. 42

1. Populasi ............................................................................................... 42

2. Sampel ................................................................................................ 42

3. Teknik Sampling .................................................................................. 42

D. Teknik Analisis Data ................................................................................ 44

a. Pengolahan Data ................................................................................. 44

b. Penganalisisan Data ............................................................................ 45

c. Interpertasi Data ................................................................................. 46

d. Penafsiran Hasil Analisis ...................................................................... 47

E. Uji Instrumen .......................................................................................... 47

F. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 48

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 50

A. Pengelolaan Uji Instrumen ...................................................................... 50

B. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Instrumen .................................... 50

1. Uji Validitas ......................................................................................... 50

2. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 52

C. Klasifikasi Responden .............................................................................. 53

D. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................ 55

E. Analisis dan Interpertasi Data ................................................................. 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 64

A. Kesimpulan ............................................................................................. 64

B. Saran ....................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 67

LAMPIRAN ........................................................................................................... 69

Lampiran 1 (Izin Penelitian) ............................................................................ 69

Lampiran 2 (Surat Pembimbing Skripsi) .......................................................... 70

Page 11: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

xi

Lampiran 3 (Angket Kuisioner) ........................................................................ 71

Lampiran 4 (Uji Validitas) ................................................................................ 74

Lampiran 5 (Uji Rehabilitas) ............................................................................ 79

Lampiran 6 (Tabulasi Jawaban Responden) .................................................... 80

Page 12: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Skor Item Skala Likert ....................................................................... 45

Tabel 3. 2 Timeline Penelitian ............................................................................ 48

Tabel 4. 1 Uji Validitas ....................................................................................... 50

Tabel 4. 2 Uji Reliabilitas ................................................................................... 52

Tabel 4. 3 Dimensi Bentuk-Bentuk Bahasa Isyarat dalam Meningkatkan

Kompetensi Pekerja Sosial ................................................................................. 55

Tabel 4. 4 Kuisioner Fungsi Bahasa Isyarat dalam Meningkatkan Kompetensi

Pekerja Sosial. .................................................................................................... 57

Tabel 4. 5 Kemampuan mahasiswa dalam Memahami dan Mempraktekan Bahasa

Isyarat ................................................................................................................. 59

Tabel 4. 6 Katagori Nilai .................................................................................... 62

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 SIBI ................................................................................................ 15

Gambar 2. 2 BISINDO ....................................................................................... 16

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4. 1 Karaktristik Responden berdasarkan Angkatan ............................. 53

Diagram 4. 2 Karakteristik Responden berdasarkan Pemahaman Bahasa Isyarat 54

Page 13: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagi masyarakat Indonesia bahasa isyarat merupakan sebuah istilah

yang tidak asing lagi. Meskipun demikian, bahasa isyarat sebagai alat

komunikasi non verbal masih terdengar asing di masyarakat Indonesia.

Komunikasi sendiri merupakan alat yang selalu digunakan oleh individu

dengan individu lainnya untuk berinteraksi baik secara verbal maupun

non verbal. David K. Berlo mendefinisikan komunikasi sebagai

instrumen dari interaksi sosial, yang berguna untuk mengetahui dan

memprediksi sikap orang lain, serta mengetahui keberadaan diri sendiri.

Dilakukan dengan tujuan untuk menciptakan keseimbangan dalam

masyarakat (Haried Cangara, 2013). Dari peryataan David K. Berlo,

menandakan bahwa seiring dengan perkembangan zaman dan

kebudayaan, manusia akan selalu melakukan perubahan dan pergerakan,

tak terkecuali dengan penggunaan bahasa. Bahkan akan ada tambahan

bahasa baru sebagai alat mempermudah interaksi manusia sebagai

harapan berjalannya komunikasi yang efektif baik secara verbal maupun

non verbal.

Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy (2009), komunikasi

adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk

memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan

(langsung) ataupun tidak langsung (melalui media). Proses komunikasi

yang berlangsung ini tentu membutuhkan indikator-indikator serta

elemen-elemen yang ada di dalam komunikasi tersebut.

Page 14: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

2

Komunikasi dalam Al- Quran disebutkan pada Surat Al- Ahzab

ayat 70 yaitu:

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu

kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.

Berdasarkan ayat tersebut dapat dimaknai bahwa dengan perkataan

yang tepat dan baik yang terucapkan dengan lidah dan isyarat serta

diterima orang banyak, maka akan tersebar luas informasi dan memberi

pengaruh yang tidak kecil bagi jiwa dan pikiran manusia. Kalau ucapan

itu baik maka baik pula pengaruhnya, dan bila buruk maka buruk pula

pengaruhnya.

Difabel tuli menggunakan alat media bahasa isyarat untuk

berkomunikasi agar terjadinya interaksi. Kita sebagai makhluk sosial

harus mempelajari alat media bahasawisyaratiuntuk berkomunikasi

dengan teman - temanituli.

Dari pengertian ini menunjukan bahwa komunikasi dapat bertujuan

mengubah sifat, sikap, dan perilaku seseorang. Untuk

mengimplementasikan itu, mengirim makna-makna dengan

menggunakan simbol-simbol perlu memperhatikan kondisi semua elemen

yang ada dalam komunikasi. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan

keefektifan komunikasi yang dilakukan agar pesan-pesan tersebut dapat

mudah diterima dan tujuannya dapat tercapai. Berbicara mengenai tranfer

makna dan elemen yang ada di dalam tubuh komunikasi, kita tidak bisa

melepas difabel tuli yang ada dalam penelitan ini. Difabel tuli dan bahasa

isyarat yang dipakai, juga merupakan elemen dalam komunikasi non-

verbal. Demikian perlu diperhatikan karena transfer makna-makna ketika

Page 15: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

3

berjalannya komunikasi tentunya membutuhkan jembatan yang dapat

menghubungkan komunikator dengan komunikan. Dalam hal ini berarti

non- difabel sebagai sender kepada difabel tuli sebagai penerima pesan.

Kemampuan dalam menguasai bahasa isyarat ini sangat penting

untuk meningkatkan kualitas komunikasi terutama untuk pekerja sosial

yang sering bersinggungan dengan permasalahan sosial, dimana terdapat

temen-temen tuli ada didalamnya menggunakan bahasa isyarat sebagai

media bantu dalam berkomunikasi. Komunikasi sendiri sebagai landasan

awal pekerja sosial dalam menggali infomasi permasalahan yang

dihadapi oleh klien. Menurut Charles Zastrow dalam Heru Sukoco (1995)

pekerjaan sosial merupakan kegiatan profesional untuk membantu

individu-individu, kelompok-kelompok dan masyarakat guna

meningkatkan atau memperbaiki kemampuan mereka dalam berfungsi

sosial serta menciptakan kondisi masyarakat yang memungkinkan

mereka mencapai tujuan.

Dari pengertian di atas, maka seorang pekerja sosial harus bisa

menciptakan kondisi masyarakat yang baik dan teratur dalam menjaga

setiap keberfungsian elemennya yang menjadi berbagai peran di dalam

masyarakat, menciptakan kondisi masyarakat yang kondusif dengan

relasi-relasi yang ada didalamnya untuk bisa memberikan keterikatan di

antara para pemegang peran tersebut.

Kompetensi pekerja sosial diatur dalam Permensos Nomor 12 Tahun

2017 tentang Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3 tentang

kompetensi pekerja sosial. Dari landasan tersebut dapat disimpulkan

kompetensi yang harus dimiliki pekerja sosial yaitu :

Page 16: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

4

Standar Kompetensi Pekerja Sosial adalah kemampuan yang harus

dimiliki oleh pekerja sosial berdasarkan pada

1. Pengetahuan

Merupakan pengetahuan yang dibangun dari konsep ilmu perilaku

dan ilmu sosial dan dikembangkan melalui penelitian dan praktik.

2. Keterampilan

Merupakan keterampilan yang harus dimiliki Pekerja Sosial dalam

melaksanakan praktik pekerjaan sosial, yang didasarkan pada

pengetahuan serta nilai dasar, prinsip umum, dan kode etik profesi

pekerjaan sosial. Keterampilan Pekerja Sosial terdiri atas

keterampilan umum mencakup pada menelaah permasalahan yang

sedang dihadapi dengan nilai dan etika pelayanan sosial, dan

keterampilan khusus mencakup kepada kemampuan dalam

melakukan kontak dengan klien dan lingkunganya sesuai standar

pelayanan sosial.

3. Sikap

Merupakan sikap yang dibangun dari nilai dasar, prinsip umum, serta

kode etik Pekerja Sosial.

Standar Kompetensi Pekerja Sosial ditujukan sebagai acuan bagi

Pekerja Sosial dalam melaksanakan praktik pekerjaan sosial dan/atau

bagi lembaga sertifikasi untuk menguji kompetensi Pekerja Sosial.

Sebagai acuan dasar dalam penelitian ini, mahasiwa kesejahteraan

sosial perlu memiliki kemampuan khusus dalam berinteraksi, sebagai

pijakan awal untuk menjadi seorang pekerja sosial yang akan banyak

berinterkasi dengan klien. Peneliti melihat perlu adanya peningkatan

kompetensi pekerja sosial, ditinjau dari telah banyaknya lulusan sarjana

Page 17: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

5

kesejahteraan sosial di UIN Syarif Hidayatulullah Jakarta maka

peningkatan kompetensi pekerja sosial sangatlah penting, karena juga

berlandaskan pada Permensos Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Standar

Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3 pasal 6 tentang keterampilan

khusus terkait kemampuan dalam berinteraksi dengan klien, maka

peneliti merasa penelitian ini penting untuk mengetahui bagaimana

“Persepsi Mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatulullah Jakarta terhadap Bahasa Isyarat dalam

Meningkatkan kompetensi Pekerja Sosial”

B. Pembatas Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatas Masalah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dan pelebaran

pembahasan maka peneliti mencoba memfokuskan mengenai

persepsi mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terhadap bahasa isyarat dalam

meningkatkan kompetensi pekerja sosial

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di latar

belakang maka dapat disusun rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana persepsi mahasiswaiKesejahteraanwSosial

UINiSyarifwHidayatullahiJakarta terhadap bahasa isyarat

dalam meningkatkan kompetensi pekerja sosial?

2. Bagaimana persepsi pemahaman bahasa isyarat mahasiswa

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

Page 18: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

6

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa Kesejahteraan Sosial

UIN Syarif Hidayatulullah Jakarta terhadap bahasa isyarat

dalam meningkatkan kompetensi pekerja sosial.

2. Untuk mengetahui persepsi pemahaman bahasa isyarat

mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi

dan dokumentasi ilmiah serta dapat memberikan sumbangan

pemikiran pada lembaga pendidikan. Peneliti juga berharap

penelitian ini dapat menambah wawasan bagi pembaca dalam

memperkaya ilmu pengetahuan.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan informasi

yang berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa Program

Studi Kesejahteraan Sosial dalam mengetahui persepsi mahasiswa

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap

bahasa isyarat sebagai media bantu untuk difabel tuli dalam

Lembaga Pendidikan Umum.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu

Dalam penelitian ini, peneliti membaca penelitian terdahulu untuk

menjadi referensi dalambmelakukanbpenelitianwisehingga dapat

memperkayaiteori yang akanidigunakan. Dariihasil ipenelitiiterdahulu,

Page 19: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

7

penulisstidak imenemukan penelitian dengan judul yang isama iseperti

penelitiani penulis. Berikut imerupakan penelitiani terdahului yang

terkait dengan penelitian yang akani dilakukan penulis.iiiiiii

1. Nama : Tri Diwa

Universitasi : Universitasi Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Program Studi Kesejahteraan

Sosial. 2011.

Judul : Implementasii Kebijakan Pendidikan Inklusif

Bagi iMahasiswa iDifabel di UIN Syarif

Hidayatullah iJakarta. Skripsi tesebut mengenai

bentuk implementasi kebijakan pendidikan

inklusif bagi mahasiswa difabel. Perbedaan

skripsi peneliti adalah peneliti mengarah kepada

persepsi mahasiswa terhadap bahasa isyarat

dalam bentuk upaya peningkatan kompetensi

pekerja sosial.

2. Nama : Andi Majid

Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultasi Ilmu iDakwah dan Ilmu

Komunikasi, program Studi Kesejahteraan

Sosial. 2014

Judul : Peningkatan Keberfungsian Sosial Penyandang

Tunagrahita. Skripsi tersebut mengenai

peningkatan dan mengembalikan keberfungsian

sosial penyandang tunagrahita. Perbedaan skripsi

Page 20: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

8

peneliti adalah penelitian akan mengukur

persepsi mahasiswa terhadap bahasa isyarat yang

digunakan difabel tuli untuk peningkatan

kompetensi pekerja sosial.

3. Nama : Mustarjudin

Universitas : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, program Studi Kesejahteraan

Sosial.

Judul

: Efektifitas khutbah bahasa isyarat di

laboratorium masjid UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta. Skripsi tersebut mengenai

Efektifitas bahsa isyarat di laboratorium Masjid

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk difabel

tuli. Perbedaan skripsi peneliti adalah penelitian

akan mengukur pengetahuan mahasiswa dalam

pengunaan bahasa isyarat untuk peningkatan

kompetensi pekerja sosial.

4. Nama : Muhammad Imanudin Lubis

Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Page 21: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

9

Jakarta, Fakultas Sains dan Teknologi, Program

Studi Teknik Informatika, 2009.

Judul

: Aplikasi Pembelajaran Bahasa Isyarat Tuna

Runggu Berbasis Multimedia (Studi Kasus :

Sekolah Luar Biasa Bagian B Sana Dharma).

Skripsi tersebut membahas tentang bagaimana

proses belajar menggunakan bahasa isyarat

dalam sekolah luar biasa. Perbedaan skripsi

adalah bagaimana persepsi mahasiswa terhadap

bahasa isyarat untuk meningkatkan kualitas

pekerja sosial.

5. Nama : Mira Fatma

Universitas : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Program Studi Kesejahteraan

Sosial. 2010.

Judul

: Persepsi Warga di Kelurahan Petogongan

Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan

terhadap Program Badan Penyelenggaraan

Jaminan Sosial Kesehatan. Skripsi tersebut

mengenai persepsi masyarakat terhadap program

BPJS. Perbedaan skripsi adalah mengukur

persepsi mahasiswa terhadap bahasa isyarat

dalam meningkatkan kompetensi pekerja sosial.

Page 22: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

10

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan kali ini disajikan dalam 5 (lima) Bab, sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian terdahulu, dan sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang landasan teori apa yang akan digunakan dalam

membahas persepsi mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta terhadap bahasa isyarat dalam meningkatkan

kompetensi pekerja sosial, kerangka berpikir, dan hopotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang metede penelitian yang digunakan yang meliputi

metede penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, sumber data,

teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan tempat dan waktu

penelitian.

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

Berisi uraian penyajian dan data temuan penelitian yang dilakukan

di lapangan sesuai dengan judul “Persepsi Mahasiswa Kesejahteraan

Sosial UIN Syarif Hidayatulullah Jakarta terhadap Bahasa Isyarat dalam

Meningkatkan Kompetensi Pekerja Sosial”, dan membahas tentang

bagaimana proses analisis data yang sudah diperoleh sebelumnya. Hal-

hal yang harus dijelaskan: memberikan interpretasi hasil penelitian yang

dilakukan, membandingkan hasil penelitian yang dilakukan dengan teori,

dan kajian penelitian yang relevan yang mendukung penelitiannya.

Page 23: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

11

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Yang terdiri dari kesimpulan dan saran untuk lembaga atau untuk

prodi Kesejahteraan Sosial kedepannya.

Page 24: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bahasa Isyarat

a. Pengertian bahasa isyarat

Bahasa isyarat merupakan salah satu bentuk alat

komunikasi non-verbal yang bisa digunakan oleh difabel tuli.

Bahasa isyarat bentuk bahasa yang bisa dipelajari dengan

mengunakan bahasa tubuh, ekspresi muka, dan beberapa sinyal

yang tidak menggunakan suara. Bahasa isyarat ini banyak

digunakan oleh orang dengan ganguan pendengaran atau

penyandang difabel tuli. Standar bahasa isyarat yang

digunakan di dunia adalah American sign Language (ASL).

Sistem Isyarat Bahasa Indonesia merupakan salah satu media

yang membantu komunikasi individu difabel tuli di dalam

masyarakat yang luas. Wujudnya adalah tatanan yang

sistematis bagi seperangkat isyarat jari, tangan dan berbagai

gerak untuk melambangkan kosa kata bahasa Indonesia.

Sistem yang umum digunakan di Indonesia ada dua yakni

BISINDO (Bahasa Sistem Isyarat Indonesia) yang

dikembangkan oleh difabel tuli sendiri melalui organisasi

GERKATIN (Gerakan Kesejahteraan Tunarunggu Indonesia)

dan (SIBI) Sistem Isyarat Bahasa Indonesia hasil rekayasa

orang normal bukan hasil dari individu difabel tuli sendiri yang

sama dengan bahasa isyarat American Sign Language (ASL).

Page 25: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

13

b. Jenis Bahasa Isyarat

Bahasa isyarat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu sebagai

berikut:

1) Bahasa Isyarat Alamiah

Bahasa isyarat alamiah yaitu isyarat yang berkembang

secara alamiah diantara individu difabel tuli dengan

pengenalan serta penggunaannya terbatas. Dengan kata lain

bahasa isyarat ini hanya digunakan dan dikenal dalam suatu

lingkungan keluarga ataupun Sekolah Luar Biasa (SLB)

untuk difabel tuli. Bahasa isyarat ini tidak diajarkan secara

resmi, pengunaan bahasa isyarat alamiah ini digunakan di

sekolah-sekolah, daerah-daerah tertentu ataupun di negara

tertentu yang menggunakan motede oral pada SLB.

Penggunaan bahasa isyarat alamiah ini menurut

penelitian Van Uden dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan,

yaitu :

1. Isyarat hanya digunakan sebagai penunjang dalam

membaca ujuran atau bicara. Membaca ujaran atau

bicara merupakan peranan utama.

2. Ucapan yang dikeluarkan oleh anak-anak kurang

baik maka sejumlah isyarat sudah digunakan sebagai

kata-kata.

3. Isyarat alamiah lebih berperan dalam berkomunikasi

sedangkan bicara hanya sebagai penunjang atau

pemegang peranan kecil.

Page 26: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

14

2) Bahasa isyarat konseptual

Bahasa isyarat konseptual merupakan bahasa isyarat

yang resmi digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah.

Bahasa isyarat ini sering digunakan oleh difabel tuli dalam

berinteraksi dengan kelompok mereka. Adapun sistem

bahasa isyarat konseptual adalah BISINDO (Bahasa Sistem

Isyarat Indonesia). BISINDO adalah sistem komunikasi yang

praktis dan efektif untuk penyandang difabel tuli Indonesia

yang dikembangkan oleh difabel tuli sendiri.

BISINDO digunakan untuk berkomunikasi antar individu

sebagaimana halnya dengan bahasa Indonesia pada

umumnya. Dengan BISINDO, difabel tuli dapat

mengungkapkan pikiran dan perasaan secara leluasa dan

mengekspresikan dirinya sebagai warga negara Indonesia

yang bermartabat sesuai dengan falsafah hidup dan HAM

(Hak Asasi Manusia). BISINDO dikembangkan dan

disebarluaskan melalui wadah organisasi GERKATIN

(Gerakan Kesejahteraan Tunarunggu Indonesia). Pada saat

ini pusat BISINDO sedang mengkaji penyusunan standar,

penyusunan kamus BISINDO, dan buku mata pelajaran

BISINDO.

3) SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia)

SIBI merupakan salah satu alat media komunikasi non-

verbal yang membantu untuk kaum difabel tuli dalam

berinteraksi dengan masyarakat luas. Wujud SIBI adalah

tantangan sistematis tentang seperangkat jari tangan, dan

Page 27: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

15

berbagai gerak yang melambangkan kosa kata bahasa

Indonesia. Kamus SIBI mengacu pada sistem isyarat

struktural bukan sistem isyarat konseptual.

Sistem Isyarat Indonesia yang dibakukan ini merupakan

media bantu komunikasi sesama difabel tuli dalam

berinteraksi dengan masyarakat luas. Wujudnya adalah

tatanan yang sistematik bagi seperangkat isyarat jari, tangan,

dan berbagai gerak untuk melambangkan kosa kata

Indonesia. SIBI merupakan bahasa isyarat yang dibuat oleh

pemerintah tanpa melibatkan difabel tuli sebagai pihak

pengguna bahasa isyarat. Berikut contoh perbedaan SIBI dan

BISINDO dalam abjad isyarat jari:

Gambar 2. 1 SIBI

Page 28: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

16

Gambar 2. 2 BISINDO

2. Difabel Tuli

a. Pengertian Difabel Tuli

Banyak istilah yang sudah dikenal dilapisan masyarakat

untuk anak yang mengalami gangguan pendengaran, misalnya

dengan istilah: tuli, cacat dengar, kurang dengar ataupun tuna

rungu. Istilah-istilah tersebut tidak semuanya benar, sebab

pengertiannya masih kabur dan tidak menggambarkan keadaan

yang sebenarnya. Saat ini sudah ada istilah lain yang

menggantikan istilah penyandang cacat atau istilah lain yang

menggambarkan ketidakmampuan individu akibat keterbatasan

fisiknya. Istilah tersebut adalah “difabel”. Difabel merupakan

kepanjangan dari “differently abled” (orang dengan kemampuan

yang berbeda-beda).

Istilah difabel ini berdasarkan pada realitasnya bahwa setiap

manusia diciptakan berbeda dan tidak menutup kesempatan untuk

setiap individu masuk dan terlibat dalam kegiatan bermasyarakat.

Adapun pengertian difabel tuli menurut Seomantri adalah suatu

keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang

Page 29: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

17

tidak dapat menangkap rangsangan, tertutama melalui indra

pendengarannya. Klasifikasi berdasarkan tarafnya, menurut Samuel

A. Kirk gangguan pendengaran dapat dibedakan menjadi :

a. 0 dbB : Menunjukan pendengaran yang optimal

b. 0-26 dB : Menunjukan seseorang masih mempunyai

pendengaran yang optimal.

c. 27-40 dB : Mempunyai kesulitan mendengar bunyi-

bunyi yang jauh, membutuhkan tempat

duduk yang stategis letaknya dan

memerlukan terapi bicara (tergolong tuli

ringan).

d. 41-45 dB : Mengerti bahasa percakapan, tidak dapat

mengikuti diskusi kelas, membutuhkan

alat bantu dengar dan terapi bicara

(tergolong tuli sedang).

e. 56-70 dB : Hanya bisa mendengar suara dari jarak

yang dekat, masih mempunyai sisa

pendengaran untuk belajar bahasa dan

berbicara dengan menggunakan alat bantu

mendengar serta dengar cara khusus

(tergolong tuli agak berat).

f. 71-90 dB : Hanya bisa mendengar bunyi sangat dekat,

kadang-kadang dianggap tuli,

membutuhkan pendidikan luar biasa yang

Page 30: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

18

intensif, membutuhkan alat bantu dengar

dan latihan bicara secara khusus

(tergolong tuli berat).

g. 91 dB : Mungkin sadar akan adanya bunyi atau

suara dan getaran, banyak bergantung

pada penglihatan dari pada pedengaran

untuk proses menerima informasi, dan

yang bersangkutan dianggap tuli

(tergolong tuli berat sekali)

b. Dampak difabel tuli

Menurut Leigh, dampak dari ganguan pendengaran ialah

kemiskinan bahasa dan penguasaan bahasa secara keseluruhan

(Wasita, 2012). Daniel Ling menguatkan pandangannya dengan

mengutip pernyataan Katryn Meadows dalam buku “Pendidikan

Bahasa bagi Anak Gangguan Pendengaran Dalam Keluarga”,

kemiskinan yang dialami seseorang yang tuli sejak lahir adalah

bukan kemiskinan atau kehilangan akan rasangan bunyi, melainkan

kemiskinan dalam berbahasa.

Dampak dari adanya gangguan pendengaran yaitu seseorang

kurang dalam memperoleh kosa kata dan bahasa yang tidak

beraturan, sehingga mereka menganggap bahasa Indonesia sebagai

bahasa asing dikarenakan tidak pernah mendengar bahasa yang kita

ucapkan setiap hari seperti orang normal lainya. Sehingga mereka

sangat sulit dalam pemahaman bahasa atau mereka memiliki

perihal berbahasa maupun berkomunikasi dengan baik, dan semua

persoalan itu akan sangat menghambat untuk teman –teman tuli

Page 31: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

19

berinteraksi dengan seseorang non tuli. Sehingga akan muncul

stigma difabel tuli susah untuk berinteraksi dengan non tuli yang

akan mengakibatkan teman-teman tuli merasa minder untuk

berinteraksi dengan masyarakat luas, serta juga akan berdampak

pada pisikologis dan perkembangan difabel tuli itu sendiri.

3. Pekerjaan Sosial

a. Pengertian pekerjaan sosial

Menurut studi kurikulum yang disponsori oleh The Council

on Social Work Education dalam tahun 1959 dinyatakan bahwa:

Pekerjaan sosial berusaha untuk meningkatkan keberfungsian

sosial individu, secara sendiri-sendiri atau dalam kelompok,

dengan kegiatan-kegiatan yang dipusatkan pada hubungan-

hubungan sosial mereka yang merupakan interaksi antara orang

dan lingkungannya. Kegiatan-kegiatan ini dapat dikelompokkan

menjadi tiga fungsi: pemulihan kemampuan yang terganggu,

penyediaan sumber-sumber individu dan sosial dan pencegahan

disfungsi sosial.

Menurut Asosiasi Nasional Pekerja Sosial Amerika Serikat

(NASW) pekerjaan sosial dirumuskan sebagai berikut: Pekerjaan

sosial adalah kegiatan profesional membantu individu, kelompok,

atau masyarakat untuk meningkatkan atau memulihkan

kemampuan mereka berfungsi sosial dan untuk menciptakan

kondisi sosial yang mendukung tujuan-tujuan ini. Praktik

pekerjaan sosial terdiri atas penerapan profesional dari nilai-nilai,

prinsip-prinsip, dan teknik-teknik pekerjaan sosial pada satu atau

lebih dari tujuan berikut: membantu orang memperoleh

Page 32: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

20

pelayanan-pelayanan nyata memberikan konseling dan

psikoterapi untuk individu-individu, keluarga-keluarga, dan

kelompok-kelompok; membantu komunitas atau kelompok

memberikan atau memperbaiki pelayanan-pelayanan sosial dan

kesehatan dan ikut serta dalam proses-proses legislatif yang

berkaitan. Praktik pekerjaan sosial memerlukan pengetahuan

tentang perkembangan dan perilaku manusia; tentang institusi-

institusi sosial, ekonomi, dan kultural; dan tentang interaksi antara

semua faktor ini.

Siporin (1975) mendefinisikan pekerjaan sosial sebagai

berikut: “Social work is defined as a social institutional method of

helping people to prevent and to resolve their social problems, to

restore and enhance their social functioning.” (hal. 3). Pekerjaan

sosial didefinisikan sebagai metode kelembagaan sosial untuk

membantu orang untuk mencegah dan memecahkan masalah-

masalah sosial mereka, untuk memulihkan dan meningkatkan

keberfungsian sosial mereka. Lebih lanjut Siporin menyatakan

bahwa pekerjaan sosial adalah suatu institusi sosial, suatu profesi

pelayanan manusia, dan suatu seni praktik teknis dan ilmiah.

Dalam meta-institusi Kesejahteraan Sosial, pekerjaan sosial

mempunyai posisi pokok dan sejumlah fungsi dasar yang

merupakan tugas-tugas kemasyarakatan. Fungsi-fungsi inti dan

pelayanan-pelayanan pertolongan khusus dalam sistem

Kesejahteraan Sosial dilaksanakan oleh anggota-anggota profesi

pekerjaan sosial dalam bentuk apa yang disebut sebagai praktik

pekerjaan sosial.

Page 33: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

21

b. Keberfungsian Sosial (Social Functioning)

Definisi pertama, kedua, dan ketiga di atas dengan jelas

mengemukakan bahwa fokus atau pusat perhatian pekerjaan sosial

yaitu social functioning atau keberfungsian sosial. Pekerjaan

sosial berusaha untuk memperbaiki, mempertahankan atau

meningkatkan keberfungsian sosial orang, kelompok atau

masyarakat. Hal ini tersirat dalam pernyataan bahwa pekerjaan

sosial melakukan intervensi pada titik-titik di mana orang

berinteraksi dengan lingkungannya.

Bartlett (1970) menyatakan bahwa keberfungsian sosial

merupakan fokus utama pekerjaan sosial. Menurut Bartlett

keberfungsian sosial adalah kemampuan mengatasi (coping)

tuntutan (demands) lingkungan yang merupakan tugas-tugas

kehidupan. Dalam kehidupan yang baik dan normal terdapat

keseimbangan antara tuntutan lingkungan dan kemampuan

mengatasinya oleh individu. Kalau terjadi ketidakimbangan antara

keduanya maka terjadi masalah, misalnya tuntutan lingkungan

melebihi kemampuan mengatasi yang dimiliki individu. Dalam

hal ini pekerjaan sosial membantu menyeimbangkan tuntutan

lingkungan dengan kemampuan mengatasinya oleh individu.

Siporin (1975) menyatakan bahwa keberfungsian sosial

merujuk pada cara individu-individu atau kolektivitas – seperti

keluarga, perkumpulan, komunitas, dan sebagainya-berperilaku

untuk dapat melaksanakan tugas-tugas kehidupan mereka dan

memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Karena orang berfungsi

dalam arti peranan-peranan sosial mereka, maka keberfungsian

sosial menunjukkan kegiatan-kegiatan yang dipandang pokok

Page 34: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

22

untuk pelaksanaan beberapa peranan , karena keanggotaannya

dalam kelompok-kelompok sosial, setiap orang diminta untuk

melakukannya. Peranan sosial, misalnya peranan sebagai suami,

adalah pola tugas yang diharapkan dan perilaku lain yang

berhubungan dengan status sosial. Setiap orang menduduki

beberapa status sosial sekaligus, misalnya status sebagai suami,

sebagai ayah, sebagai pegawai, sebagai warga masyarakat, dan

sebagainya. Setiap status sosial disertai oleh peranan sosial

tertentu, dan pelaksanaan peranan-peranan sosial ini menunjukkan

keberfungsian sosial.

Keberfungsian sosial menunjukkan keseimbangan

pertukaran, kesesuaian, kecocokan, dan penyesuaian timbal balik

antara orang, secara individual atau secara kolektif, dan

lingkungan mereka. Keberfungsian sosial dinilai berdasarkan

apakah keberfungsian sosial tersebut memenuhi kebutuhan dan

memberikan kesejahteraan kepada orang dan komunitasnya, dan

apakah keberfungsian sosial itu normal dan dibenarkan secara

sosial.

c. Pekerjaan Sosial sebagai Profesi

Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary, profession

adalah “a paid occupation, especially one that requires advanced

education and training.” (Hornby, 1995, hal. 924). Profesi adalah

pekerjaan yang dibayar, khususnya yang memerlukan pendidikan

dan pelatihan lanjut, dan menurut Webster’s New Universal

Unabriged Dictionary (1983), profession adalah “a vocation or

occupation requiring advanced training in some liberal art or

science, and usually involving mental rather than manual work.”

Page 35: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

23

(hal. 1437). Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pelatihan

lanjut dalam suatu bidang pengetahuan budaya atau sains, dan

biasanya yang melibatkan kerja mental ketimbang kerja tangan.

Jadi profesi adalah pekerjaan yang memerlukan pendidikan tinggi

sebagai landasannya. Tidak setiap pekerjaan yang menghasilkan

uang adalah profesi. Kesalahan penggunaan kata profesi dalam

kehidupan sehari-hari adalah misalnya digunakan untuk tukang

baca, sopir angkutan, pedagang, dan bahkan juga digunakan untuk

pekerja seks komersial. Berdasarkan pengertian sebagaimana

tersebut di atas, jelas pekerjaan-pekerjaan itu dan semacamnya

bukanlah profesi. Hal ini akan lebih jelas lagi kalau kita

membicarakan kriteria profesi.

Dalam tahun 1915, Abraham Fiesner dalam Konferensi

tentang Amal dan koreksi di Baltimore mempertanyakan apakah

pekerjaan sosial suatu profesi. Berdasarkan kriteria yang

digunakannya, Flexner menyimpulkan bahwa pekerjaan sosial

belum merupakan suatu profesi. Hal ini tentu saja membuat resah

para pekerja sosial waktu itu. Atas dasar ini, mereka berusaha

dengan giat untuk mengembangkan landasan ilmu

pengetahuannya. Kebetulan pada waktu itu di Amerika mulai

dikembangkan ajaran Sigmund Freud tentang psikoanalisis. Para

pekerja sosial yang mengikuti kuliah psikoanalisis ini merasa

bahwa pengetahuan ini dapat diterapkan dalam pekerjaan sosial.

Para pekerja sosial lain juga berusaha mencari landasan ilmu

pengetahuan lain yang dapat memperkuat status pekerjaan sosial

sebagai profesi.

Page 36: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

24

Dalam tahun 1957, Ernest Greenwood menulis artikel

tentang atribut suatu profesi. Kriteria profesi yang dikemukakan

oleh Greenwood adalah sebagai berikut:

1. Suatu profesi mempunyai pengetahuan dasar dan

mengembangkan sekumpulan teori yang sistematik yang

mengarahkan keterampilan-keterampilan praktik persiapan

pendidikan haruslah bersifat intelektual ataupun praktikal.

2. Kewenangan dan kredibilitas dalam hubungan klien-tenaga

profesional didasarkan atas penggunaan pertimbangan dan

kompetensi profesional.

3. Suatu profesi diberi kekuatan untuk mengatur dan

mengontrol keanggotan, praktik profesional, pendidikan, dan

standar kinerjanya sendiri. Masyarakat membenarkan

kekuatan-kekuatan pengaturan dan hak-hak istimewa

profesional.

4. Suatu profesi mempunyai kode etik pengaturan yang

meningkat, yang dapat ditegakkan, eksplisit dan sistematik

yang memaksa perilaku etik oleh anggota-anggotanya.

5. Suatu profesi dibimbing oleh budaya nilai-nilai, norma-

norma, dan symbol-simbol dalam suatu jaringan organisasi

dari kelompok-kelompok formal dan informal, sebagai

saluran untuk profesi itu berfungsi dan melaksanakan

pelayanan-pelanannya (dalam DuBois & Miley, 2005).

d. Unsur-unsur Pekerjaan Sosial

Pekerjaan sosial sebagai profesi mempunyai empat unsur

utama, yang pada umumnya, tiga unsur diantaranya dikatakan

Page 37: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

25

sebagai pengetahuan, sikap dan keterampilan. Tetapi jika diteliti

lebih jauh, sikap dan keterampilan sudah bersatu dengan

individunya, sedangkan pengetahuan terlepas dari individu. Sikap

adalah kecenderungan yang relatif bertahan lama dari seorang

individu untuk mengamati, merasakan, berpikir dan bertindak

dalam suatu cara tertentu terhadap suatu objek tertentu (Komorita,

Neel, & Wagman, 1962). Sedangkan keterampilan adalah

kemahiran dalam menerapkan pengetahuan dan dalam

menggunakan metode dan teknik tertentu.

Jika unsur-unsur tersebut akan dipisahkan dari orangnya,

maka unsur-unsur tersebut menjadi “pengetahuan”, “nilai-nilai”,

yaitu yang mendasari sikap, dan “metode serta teknik” yang akan

digunakan dalam proses pertolongan. Hal ini sejalan dengan

definisi kerja „praktik pekerjaan sosial‟ yang komponennya secara

lengkap adalah: nilai, maksud atau misi, sanksi yang berarti

kewenangan untuk melaksanakan praktik, pengetahuan dan

metode (Barlett, 1988). Hepworth, Rooney dan Larsen (2002)

juga menyatakan bahwa unsur-unsur inti yang mendasari

pekerjaan sosial di mana pun dipraktikkan adalah sebagai berikut:

1. Maksud/tujuan profesi itu.

2. Nilai-nilai dan etika.

3. Dasar pengetahuan praktik langsung.

4. Metode-metode dan proses-proses yang dilakukan.

Dengan demikian seseorang yang memasuki lembaga

pendidikan pekerjaan sosial akan mempelajari pengetahuan, nilai-

nilai serta etika, dan metode serta teknik pekerjaan sosial dari

lembaga pendidikan tersebut. Setelah semua itu dipelajari dan

Page 38: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

26

dikuasai, maka dalam diri calon pekerja sosial ini akan terbentuk

“kemampuan melakukan analisis” (dilandasi oleh pengetahuan),

“sikap” (dilandasi oleh nilai-nilai yang diyakini dan dianut), dan

“keterampilan” (dilandasi oleh metode dan teknik yang telah

dipelajari dan dikuasai). Dengan berpedoman pada ilmu

pengetahuan yang telah dipelajarinya, serta dibimbing oleh nilai-

nilai yang dianutnya, pekerja sosial menggunakan

keterampilannya dalam membantu individu, kelompok atau

masyarakat.

e. Tujuan Pekerjaan Sosial

Misi utama profesi pekerjaan sosial menurut National

Association of Social Workers (NASW) adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan manusia (human well-being) dan

membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar manusia,

dengan perhatian khusus pada kebutuhan-kebutuhan orang-orang

yang rawan, tertindas dan miskin. Demikian pula Dewan

Pendidikan Pekerjaan Sosial (CSWE) menggambarkan profesi

pekerjaan sosial sebagai mempunyai komitmen untuk

meningkatkan kesejahteraan manusia (human well-being) dan

untuk mengurangi kemiskinan dan penindasan (dalam Hepworth,

Rooney, & Larsen, 2002). Pekerjaan sosial berusaha untuk

memperkuat keberfungsian orang dan meningkatkan efektivitas

lembaga-lembaga dalam masyarakat yang menyediakan sumber-

sumber serta kesempatan-kesempatan bagi warganya yang

menyumbang kepada kesejahteraan masyarakat.

Page 39: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

27

Tujuan praktik pekerjaan sosial menurut NASW adalah:

1. Meningkatkan kemampuan-kemampuan orang untuk

memecahkan masalah, mengatasi (coping),

perkembangan.

2. Menghubungkan orang dengan sistem-sistem yang

memberikan kepada mereka sumber-sumber, pelayanan-

pelayanan dan kesempatan-kesempatan.

3. Memperbaiki keefektifan dan bekerjanya secara

manusiawi dari sistem-sistem yang menyediakan orang

dengan sumber-sumber dan pelayanan-pelayanan.

4. Mengembangkan dan memerbaiki kebijakan sosial

(dalam Zastrow, 2008).

Selain keempat tujuan itu, Zastrow (2008) juga

menambahkan empat tujuan lagi yang dikemukakan oleh CSWE

sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesejahteraan manusia dan mengurangi

kemiskinan, penindasan, dan bentuk-bentuk

ketidakadilan sosial lainnya.

2. Mengusahakan kebijakan, pelayanan dan sumber-sumber

melalui advokasi dan tindakan-tindakan sosial dari

politik yang meningkatkan keadilan sosial dan ekonomi.

3. Mengembangkan dan menggunakan penelitian,

pengetahuan dan keterampilan yang memajukan praktik

pekerjaan sosial.

Page 40: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

28

4. Mengembangkan dan menerapkan praktik dalam konteks

budaya yang bermacam-macam

f. Kompetensi Pekerjaan Sosial

Kompetensi adalah suatu kemampuan atau kecakapan yang

dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau

tugas dibidang tertentu. Menurut National Association of Social

Workers (NASW) kompetensi pekerja sosial adalah keterampilan-

keterampilan yang penting bagi pelaksanaan praktik pekerjaan

sosial, yaitu sebagai berikut:

1. Keterampilan dalam mendengarkan orang lain dengan

pengertian dan tujuan.

2. Keterampilan dalam mendapatkan informasi dan dalam

mengumpulkan fakta yang relevan untuk

mempersiapkan riwayat sosial, asesmen (penilaian),

dan laporan.

3. Keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan

hubungan pertolongan profesional dan dalam

menggunakan diri sendiri dalam hubungan.

4. Keterampilan dalam mengamati dan menafsirkan

perilaku verbal dan nonverbal dan dalam menggunakan

pengetahuan tentang teori kepribadian dan metode-

metode diagnostik.

5. Keterampilan dalam menyertakan klien dalam usaha

untuk memecahkan masalah mereka sendiri dan dalam

memperoleh kepercayaan.

Page 41: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

29

6. Keterampilan dalam mendiskusikan masalah-masalah

emosional yang sensitif dalam cara yang mendukung

dan tidak mengancam.

7. Keterampilan dalam menciptakan solusi inovatif atas

kebutuhan-kebutuhan klien.

8. Keterampilan dalam menentukan kebutuhan untuk

mengakhiri hubungan terapeutik dan bagaimana

melakukannya.

9. Keterampilan dalam menafsirkan temuan-temuan

penelitian dan literatur profesional.

10. Keterampilan dalam memediasi dan negosiasi antara

pihak-pihak yang saling konflik.

11. Keterampilan dalam menyediakan pelayanan

penghubung antar organisasi.

12. Keterampilan dalam menafsirkan atau

mengkomunikasikan kebutuhan-kebutuhan sosial

kepada sumber-sumber pemberi dana, publik, atau para

legislator (Zastrow, 2008).

Berkaitan dengan keterampilan-keterampilan penting ini,

NASW juga mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang

diperlukan untuk praktik pekerjaan sosial:

1. Kemampuan untuk berbicara dan menulis dengan jelas.

2. Kemampuan untuk mengajar orang lain.

3. Kemampuan untuk merespon secara mendukung dalam

situasi-situasi krisis atau penuh emosi.

4. Kemampuan untuk bertindak sebagai model peranan

dalam hubungan profesional.

Page 42: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

30

5. Kemampuan untuk menafsirkan gejala psikososial yang

kompleks.

6. Kemampuan untuk mengatur beban kerja untuk

memenuhi tanggung jawab.

7. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan

sumber-sumber yang diperlukan untuk membantu orang

lain.

8. Kemampuan untuk menilai kinerja dan perasaan-

perasaan sendiri, dan untuk menggunakan pertolongan

dan konsultasi,

9. Kemampuan untuk berpartisipasi dalam dan memimpin

kegiatan-kegiatan kelompok.

10. Kemampuan untuk berfungsi walaupun dalam keadaan

stress.

11. Kemampuan untuk mengatasi situasi-situasi konflik

atau kepribadian-kepribadian yang suka bertengkar.

12. Kemampuan untuk menghubungkan teori sosial dan

psikologis pada situasi praktik.

13. Kemampuan untuk mengidentifikasi informasi yang

perlu untuk memecahkan suatu masalah.

14. Kemampuan untuk melakukan penelitian tentang

pelayanan lembaga atau praktik diri sendiri (Dalam

Zastrow, 2008).

4. Persepsi

a. Pengertian persepsi

Menurut Astori (2009) pengertian persepsi adalah “proses

individu dalam menginterpretasikan, mengorganisasikan dan

Page 43: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

31

memberi makna terhadap stimulus yang berasal dari lingkungan

dimana individu itu berada yang merupakan hasil dari proses

belajar dan pengalaman.” Dalam pengertian persepsi tersebut

terdapat dua unsur penting yakni interprestasi dan

pengorganisasian. Interprestasi merupakan upaya pemahaman dari

individu terhadap informasi yang diperolehnya. Sedangkan

perorganisasian adalah proses mengelola informasi tertentu agar

memiliki makna.

Persepsi merupakan suatu proses yang dipelajari melalui

interaksi dengan lingkungan sekitar. Persepsi seseorang timbul

sejak kecil melalui interaksi dengan manusia lain. Menurut

Robbins pengertian persepsi merupakan kesan yang diperoleh

oleh individu melalui panca indera kemudian dianalisa

(diorganisir), diinterpretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga

individu tersebut memperoleh makna. Sedangkan menurut

Thoha, pengertian persepsi pada hakekatnya adalah proses

kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami setiap

informasi tentang lingkungannya baik melalui penglihatan,

pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

b. Proses terbentuknya persepsi

Persepsi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui suatu proses.

Walgito (1998) menyatakan bahwa terbentuknya persepsi melalui

suatu proses, dimana secara alur proses persepsi dapat

dikemukakan sebagai berikut: berawal dari objek yang

menimbulkan rangsangan dan rangsangan tesebut mengenai alat

indra atau reseptor. Proses ini dinamakan proses kealaman (fisik).

Page 44: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

32

Kemudian rangsangan yang diterima oleh alat indra dilanjutkan

oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini dinamakan proses

fisiologis. Selanjutnya terjadilah suatu proses di otak, sehingga

individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu,

sebagai suatu rangsangan yang diterimanya. Proses yang terjadi

dalam otak/pusat kesadaran itulah yang dinamakan dengan proses

psikologis. Dengan demikian taraf terakhir dari

proses persepsi ialah individu menyadari tentang apa yang

diterima melalui alat indra (reseptor).

Persepsi merupakan bagian dari seluruh proses yang

menghasilkan respon atau tanggapan yang dimana setelah

rangsangan diterapkan kepada manusia. Subprosesnya adalah

pengenalan, perasaan, dan penalaran. Persepsi dan kognisi

diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Rasa dan nalar

bukan merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi

rangsangan-tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan individu

yang sadar dan bebas terhadap satu rangsangan, dianggap

dipengaruhi oleh akal atau emosi atau kedua-duanya.

Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama

berikut:

1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap

rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak

atau sedikit.

2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi

sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi

dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa

lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan

Page 45: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

33

kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan

seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi

yang kompleks menjadi sarjana.

3. Interprestasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam

bentuk tingkah laku sebagai reakasi (Depdikbud, 1985),

dalam Soelaeman, 1987). Jadi, prosespersepsi adalah

melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan terhadap

informasi yang sampai

c. Jenis Jenis Persepsi

1. Persepsi visual

Persepsi visual dari indera penglihatan yaitu mata.

Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang

pada bayi dan mempengaruhi bayi dan balita untuk

memahami dunianya. Persepsi visual adalah hasil dari apa

yang kita lihat, baik sebelum kita melihat atau masih

membayangkan serta sesudah melakukan pada objek yang

dituju.

2. Persepsi auditoria atau pendengaran

Persepsi auditori merupakan persepsi yang didapatkan dari

indera pendengaran yaitu telinga. Seseorang dapat

mempersepsikan sesuatu dari apa yang didengarnya.

3. Persepsi perabaan

Persepsi perabaan merupakan persepsi yang didapatkan

dari indera perabaan yaitu kulit. Seseorang dapat

mempersepsikan sesuatu dari apa yang disentuhnya atau

akibat persentuhan sesuatu dengan kulitnya

Page 46: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

34

.

4. Persepsi penciuman

Persepsi penciuman merupakan persepsi yang didapatkan

dari indera penciuman yaitu hidung. Seseorang dapat

mempersepsikan sesuatu dari apa yang dicium.

5. Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa merupakan jenis persepsi

yang didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

Seseorang dapat mempersepsikan sesuatu dari apa yang

dikecap atau rasakan.

d. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Seseorang

Miftah Toha menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut :

a. Faktor internal: perasaan, sikap dan kepribadian individu,

prasangka, keinginan atau harapan, perhatian (fokus),

proses belajar, keadaan fisik, gangguan kejiwaan, nilai

dan kebutuhan, minat, serta motivasi.

b. Faktor eksternal: latar belakang keluarga, informasi yang

diperoleh, pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas,

ukuran, keberlawanan, pengulangan gerak, hal-hal baru

dan familiar atau ketidakasingan suatu objek.

Sedangkan menurut Stephen P. Robbins, (1996) terdapat 3

faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu:

1. Individu yang bersangkutan (pemersepsi)

Page 47: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

35

Apabila seseorang melihat sesuatu dan berusaha

memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya , ia akan

dipengaruhi oleh karakteristik individual yang dimilikinya

seperti sikap, motif, kepentingan, minta, pengalaman,

pengetahuan, dan harapannya.

2. Sasaran dari persepsi

Sasaran dari persepsi dapat berupa orang, benda, ataupun

peristiwa. Sifat-sifat itu biasanya berpengaruh terhadap

persepsi orang yang melihatnya.Persepsi terhadap sasaran

bukan merupakan sesuatu yang dilihat secara teori

melainkan dalam kaitannya dengan orang lain yang terlibat.

Hal tersebut yang menyebabkan seseorang cenderung

mengelompokkan orang, benda, ataupun peristiwa sejenis dan

memisahkannya dari kelompok lain yang tidak serupa.

3. Situasi perspsi

Persepsi harus dilihat secara kontekstual yang berarti

situasi dimana persepsi tersebut timbul, harus mendapat

perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan

dalam proses pembentukan persepsi seseorang.

Menurut Bimo Walgito faktor-faktor yang berperan

dalam persepsi, yaitu:

1) Objek yang dipersepsi objek menimbulkan stimulus yang

mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat

datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga

dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan

Page 48: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

36

yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja

sebagai reseptor

2) Alat indera, syaraf dan susunan syaraf alat indera atau

reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di

samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat

untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke

pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran.

Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan

motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang.

3) Perhatian untuk menyadari atau dalam

mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu

merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam

rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan

objek

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda

satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam

mempersepsi suatu objek, stimulus, meskipun objek tersebut

benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh

berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun

situasinya sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya

perbedaan-perbedaan individu, perbedaan dalam kepribadian,

perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. Pada

dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi dalam diri

seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman,

proses belajar, dan pengetahuan.

Page 49: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

37

B. Kerangka Pemikiran

Komunikasi merupakan hak bagi setiap warga negara, tanpa

terkeucuali bagi orang dengan kebutuhan khusus, termasuk difabel tuli.

Hak-hak para difabel tuli pun telah termaktub dalam Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 1997 tentang hak-hak yang harus diperoleh orang

dengan berkebutuhan khusus atau different ability people (difabel).

Melihat kemampuan dalam berkomunaksi sebagai langkah awal yang

harus dimiliki pekerja sosial dalam mengatasi permasalahan kliennya,

maka pekerja sosial harus memiliki kemampuan khusus dalam

menggunakan alat komunikasi, seperti yang telah termaktub dalam

Permensos nomor 12 tahun 2017 tentang standar kompetensi pekerja

sosial, dalam Bab 3 pasal 6 tentang keterampilan khusus dimiliki oleh

pekerja sosial.

Namun perlu dicermati sebagai pekerja sosial, bahwa difabel tuli

sebagai pengguna bahasa isyarat sebagai alat komunkasi untuk

melakukan interaksi, memiliki hak yang sama untuk diselesaikan

permasalahanya oleh pekerja sosial. Karena komunikasi bisa merubah

sifat, sikap, dan perilaku seseorang dalam mengatasi permasalahan yang

dihadapinya.

Peningkatan kemampuan pekerja sosial dalam menguasai

penggunakan bahasa isyarat sangatlah penting, karena dalam menggali

suatu permasalah yang dihadapi oleh klien terkhususnya klien yang

menggunakan bahasa isyarat sebagai alat komunkasi, ketika pekerja

sosial melakukan interaksi harus tercapai pesan-pesan yang akan

Page 50: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

38

berdampak kepada penyelesaian permasalah yang sedang dihadapi oleh

klien. Komunikasi sendiri sebagai pijakan awal pekerja sosial, ketika

seorang pekerja sosial tidak dapat mengirim pesan-pesan kepada klienya

maka pekerja sosial tersebut gagal dalam memenuhi kebutuhan klien

untuk mengatasi permasalahnya. Oleh sebab itu maka pekerja sosial

harus mampu menguasai alat komunikasi bahasa isyarat yang digunakan

oleh difabel tuli, sehingga tidak gagal dalam menyampaikan pesan-pesan

untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh klien tekusnya

teman-teman difabel tuli. Dengan seorang pekerja sosial mempunyai

kemampuan dalam penggunaan bahasa isyarat dapat meningkatkan

kompetensi yang harus dimiliki yang sudah tercantum dalam undang-

undang.

Page 51: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

39

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah proses pengumpulan dan analisis data

yang dilakukan secara sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Metode peneliti berkaitan dengan alat apa dan bagaimana urutan serta

cara suatu penelitian dilakukan (Nazir, 2003). Mengenai metode

penelitian yang terbagi menjadi subjek dan objek penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik sampling, metode dan teknik analisis data.

A. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

mahasiswa Kesejahteraan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2018 sampai angkatan 2015. Alasan

pengambilan subjek ini adalah karena subjek ini sangat tepat sebagai

bahan penelitian, dimana mereka paham tentang pekerjaan sosial,

sehingga hasil penelitian akan lebih objektif karena jawaban yang

diberikan adalah berdasarkan pengetahuan yang mereka pelajari di

bangku perkuliahan dan bukan berdasarkan media sosial atau cerita orang

lain. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Persepsi

mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatulullah Jakarta

terhadap bahasa isyarat dalam meningkatkan kompetensi pekerja sosial.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang benar akan

menghasilkan data dengan kredibelitas tinggi. Dalam penelitian ini,

penulis melakukan serangkaian kegiatan yang bersumber dari:

Page 52: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

40

1. Data primer

Data primer adalah data yang didapatkan dari hasil observasi

dan pengambilan data langsung di lapangan menggunakan

kuisioner kepada responden berdasarkan panduan pertanyaan yang

telah disiapkan.

a. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan data tentang pikiran, perasaan, sikap, keyakinan,

nilai, persepsi, kepribadian dan sikap responden terhadap suatu

hal. Kuisioner yaitu berupa set pertanyaan logis yang

berhubungan dengan penelitian dan setiap pertanyaannya

memiliki tujuan dalam menguji hipotesis penelitian (Nazir,

2003). Pada penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup dengan responden adalah mahasiswa

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kategori responden dipilih secara acak dari mahasiswa yang

melewati lokasi studi dengan jumlah responden ditentukan

melalui teknik sampling.

Jenis kuisioner yang digunakan pada penelitian ini yaitu

kuisioner tertutup. Kuisioner tertutup yaitu kuisioner yang tidak

memberi kesempatan kepada responden untuk menentukan

jawaban sesuai keinginan mereka. Jawaban pada kuisioner

tertutup sudah dirancang dengan pilihan jawaban tertentu yang

harus dipilih oleh responden. Jenis skala yang digunakan pada

kuisioner penelitian ini adalah skala Guttman dan Skala Likert.

• Skala Guttman adalah skala komulatif yang bersifat

undimensional. Skala guttman digunakan untuk jawaban

Page 53: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

41

yang bersifat jelas, tegas dan konsisten. Contoh jawaban

kuisioner dengan skala Guttman misalnya, ya-tidak,

setuju-tidak setuju, dan lain-lain.

• Sedangkan Skala Likert adalah skala yang digunakan

untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang

atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau keadaan

berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan

oleh peneliti. Saat menanggapi pertanyaan dalam Skala

Likert, responden menentukan tingkat persetujuan

mereka terhadap suatu pertanyaan dengan memilih

salah satu dari pilihan yang tersedia. Bentuk jawaban

yang digunakan dalam Skala Likert yaitu skala ordinal

berupa rangking atau urutan jawaban. Contoh jawaban

kuesioner pada Skala Likert misalnya sangat setuju,

setuju, cukup setuju, dan tidak setuju.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang berkaitan

dengan masalah penelitian atau untuk menelusuri data historis,

dapat berupa buku, majalah, artikel, foto, dan lain-lain. Dalam

penelitian ini peneliti mengumpulkan data dokumentasi berupa

foto-foto, dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari hasil studi

literatur, artikel, jurnal ataupun situs internet yang berkaitan dengan

Page 54: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

42

tema penelitian dan pihak yang berkaitan dengan penelitian, seperti

profil kampus (Christian, 2011).

C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Suharsimi Arikunto (2005) mengatakan bahwa populasi ialah

wilayah umum yang terdiri dari subyek yang memiliki kualitas

serta karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipahami

dan dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa Kesejahteraan Sosial Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2000) sampel ialah suatu bagian dalam

populasi, bagian jumlah dan karateristik dari populasi. Jika jumlah

populasi besar maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi tersebut dikarenakan keterbatasan tenaga,

waktu maupun dana. Oleh sebab itu sampel yang diambil haruslah

bersifat representativ (mewakili) populasinya.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik dalam pengambilan sampel

yang bertujuan menentukan sampel yang akan digunakan dalam

sebuah penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengambilan sampel probabilitas (probability sampling) yang

didasarkan pada konsep stratified random sampling yaitu proses

pengambilan sampel pada pembagian populasi kedalam srata,

memilih sampel secara acak dari setiap stratum, dan

Page 55: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

43

menggabungkannya kedalam sampel untuk menaksir parameter

populasinya.

Dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dalam

menentukan sampel dengan rumus

N

n =

N.d2+1

Keterangan: n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

d = galat pendugaan/error tolerance (toleransi

terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk sosial

dan pendidikan pada umumnya 0,05)

Sumber: Setiawan, 2007 (Universitas Padjajaran)

Berdasarkan rumus di atas maka peneliti menghitung sampel

dari populasi mahasiswa Kesejahteraan Sosial Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 388

mahasiswa. Maka peneliti menghitung

n = 388/((388x0,05x0,05)+1) = 197

Berdasarkan perhitungan tersebut maka sampling minimal

197. Populasi sendiri terbagi dalam empat bagian yaitu:

1) Kesejahteraan Sosial angkatan 2018 berjumlah 122

mahasiswa

2) Kesejahteraan Sosial angkatan 2017 berjumlah 98 mahasiswa

3) Kesejahteraan Sosial angkatan 2016 berjumlah 89 mhasiswa

4) Kesejahteraan Sosial angkatan 2015 berjumlah 79 mahasiswa

Page 56: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

44

Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing-masing

bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumus n= (populasi

angkatan / jumlah populasi keseluruhan ) x jumlah sampel yang

ditentukan.

1. Kesejahteraan Sosial angkatan 2018 : (122 / 388) x 197 = 62

2. Kesejahteraan Sosial angkatan 2017 : (98 / 388) x 197 = 50

3. Kesejahteraan Sosial angkatan 2016 : (89 / 388) x 197 = 45

4. Kesejahteraan Sosial angkatan 2015 : (79 / 388) x 197 = 40

Sehingga dari keseluruhan sampel tersebut adalah 62 + 50 + 45

+ 40 = 197 sempel.

D. Teknik Analisis Data

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

kuantitatif. Penelitian kuntitatif merupakan penelitian yang analisisnya

secara umum memakai analisis statistik. Pendekatan kuntitatif ini

merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan

pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif

yang kokoh. Penelitian kuantitatif bersifat objektif, karenapada dasarnya

penulis dapat melihat secara langsung sebuah keadaan yang sebenarnya

terjadi.

a. Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul di dalam tahap pengumpulan data

menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social

Science) for Windows versi 20.0. Pengolahan data tersebut

memiliki tujuan agar data lebih sederhana, sehingga semua data

yang telah terkumpul dan menyajikannya sudah tersusun dengan

baik dan rapi kemudian baru dianalisis.

Page 57: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

45

b. Penganalisisan Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk

memaparkan hasil yang diperoleh. Dengan mengunakan analisa

data statistik distribusi frekuensi dengan rumus

P = F X 100 %

N

Keterangan

P = Angka presentase

F = Frenkuensi

N = Jumlah responden

100% = Nilai konstanta

(Anas Sudjino, Pengantar Statistik Pendidikan (2003)

Dalam mendeskripsikan hasil penelitian penulis juga

menggunakan Skala Likert, Skala Likert paling sering digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. ( Sugiono, 1992)

Tabel 3. 1 Skor Item Skala Likert

no Alternatif jawaban Positif Negatif

1 Sangat setuju 4 1

2 Setuju 3 2

3 Tidak setuju 2 3

4 Sangat tidak setuju 1 4

Page 58: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

46

c. Interpertasi Data

Untuk memberikan interpertasi atas nilai rata-rata yang

diporoleh digunakan pedoman interpertasi sebagaimana

dikemukakan oleh (Suharsimi Arikunto, 2009)

1. Baik, jika nilai diporoleh berada pada interval 75%-100%

2. Cukup baik, jika nilai yang diporoleh berada pada interval

55%-75%

3. Kurang baik, jika nilai yang diporoleh berada pada interval

40%-55%

4. Tidak baik, jika nilai yang diporoleh berda pada interval

0%-40%

Untuk menentukan presentase digunakan perhitungan

sederhana dengan langkah-langkah sebagai brikut:

1. Menentukan nilai harapan (NH), nilai ini dapat diketahui

mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi

2. Menghitung nilai skor (NS), nilai ini merupakan rata-rata

sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.

3. Menentukan katagori yaitu dengan menggunakan rumus :

P = NS X 100%

NH

Keterangan :

P = Angka presentase

NS = Nilai skor

NH = Nilai harapan

100% = Nilai konstanta

Page 59: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

47

d. Penafsiran Hasil Analisis

Kemudian bila data sudah selesai dianalisis, kegiatan yang

harus dilakukan yaitu menafsirkan hasil analisa data tersebut.

Tujuan penafsiran analisis ini adalah untuk menarik kesimpulan

dari penelitian kualitatif yang telah dilakukan.

E. Uji Instrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk melihat dengan mengukur valid

atau tidaknya suatu kuisioner. Sebuah kuisioner dapat dikatakan

valid apabila pertanyaan dalam kuisioner mampu mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur dalam kuisioner tersebut. (Ghozali,

2016). Kriteria untuk pengujiannya yaitu rhitung > rtabel (uji 2

dengan sig. 0,05) maka instrumen pertanyaan atau pernyataan

berkorelasi signifikan terhadap skor total maka dinyatakan valid,

dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka dinyatakan tidak

valid.

b. Uji Reliabilitas

Suatu alat pengukur dikatakan reliable apabila dalam

mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa

menunjukan hasil yang sama. Jadi alat yang reliable secara kosisten

memberi hasil ukuran yang sama. Reliabilitas adalah indeks yang

menunjukan sejauah mana sesuatu alat pengukur dapat dipercaya

atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali

untuk mengukur gejala yanag sama dan hasil pengukuran yang

diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.

Page 60: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

48

Dengan kata lain realibilitas menunjukan konsistensi suatu alat

pengukur di dalam mengukur suatu gejala yang sama.

Makin kecil kesalahan pengukuran, maka reliabel alat

pengukur. Sebaliknya makin besar kesalahan pengukuran makin

tidak reliabel alat pengukur tersebut. Jika hasil dari contoh alpha >

0,06 maka data tersebut mempunyai reliabilitas kurang baik,

sedangkan crounchbach alpha > 0,7 dapat diterima, dan

crounchbach alpha > 0,8 adalah baik.

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan. Lokasi penelitian dipilih secara

sengaja dalam wilayah kampus karena kampus adalah tempatnya para

mahasiswa yang dikatakan sebagai agen perubahan, agen kontrol sosial

dan penerus bangsa untuk masa depan dan akan terjun bersama

masyarakat. Oleh karena itu, lokasi ini dianggap mewakili untuk melihat

persepsi mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta terhadap bahasa isyarat dalam meningkatkan kompetensi pekerja

sosial.

Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Maret 2019. Kegiatan

penelitian ini meliputi penyusunan proposal, pengambilan data lapangan,

pengolahan data dan analisis data, penulisan draft skripsi, sidang skripsi

serta revisi laporan penelitian.

Tabel 3. 2 Timeline Penelitian

No. Uraian

Kegiatan

Alokasi Waktu

Maret Juli Agustus September Oktober November Desember

1. Penyusunan

Proposal

Page 61: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

49

No. Uraian

Kegiatan

Alokasi Waktu

Maret Juli Agustus September Oktober November Desember

2. Pengambilan

Data Lapangan

3. Pengolahan

Data

4. Analisis Data

Page 62: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

50

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Uji Instrumen

Untuk mendapatkan data primer dilakukan penyebaran kuesioner

kepada mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dari angkatan 2015 sampai 2018 yang berjumlah 197 responden, penulis

memberikan 18 butir pertanyaan untuk di uji validitas dan reabilitas dari

pertanyaan yang diajukan. Analisis dilakukan dengan menggunakan

software SPSS 20.0 for windows release.

B. Rekapitulasi Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas instrumen, dari masing-masing

pertanyaan, maka penulis akan memaparkan pada tabel 4.1.

Tabel 4. 1 Uji Validitas

No Butir r hitung r tabel Hasil

Instrumen

1

Interaksi mengunakan bahasa

isyarat dapat mengungkapkan

pikiran difabel tuli.

0.461 0.1391 Valid

2

Simbol - simbol merupakan

bentuk komunikasi yang dapat

membantu dalam penyelesaian

masalah klien.

0.557 0.1391 Valid

3

Gerakan merupakan bentuk

komunikasi yang dapat

membantu pekerja sosial dalam

menyelesaikan permasalahan

klien.

0.628 0.1391 Valid

Page 63: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

51

No Butir r hitung r tabel Hasil

Instrumen

4 Bahasa isyarat tidak dapat

menerjemahkan gerakan 0.15 0.1391 Tidak Valid

5

Ekspresi wajah merupakan

komunikasi yang dapat

membantu pekerja sosial dalam

menangani kilen

0.565 0.1391 Valid

6

Bahasa isyarat membantu

pekerja sosial dalam

penyelesaian permasalahan klien

0.596 0.1391 Valid

7

Menguasai bahasa isyarat dapat

meningkatkan keterampilan

pekerja sosial

0.528 0.1391 Valid

8

Kemampuan menguasai bahasa

isyarat membantu pekerja sosial

dalam mendapatkan informasi

klien

0.656 0.1391 Valid

9

Penggunaan bahasa isyarat dapat

meningkatkan keberfungsian

sosial klien

0.703 0.1391 Valid

10

Bahasa isyarat membantu dalam

menggali informasi atas

kebutuhan klien

0.637 0.1391 Valid

11 Perilaku difabel tuli sulit

dipahami dengan bahasa isyarat 0.164 0.1391 Valid

12 Bahasa isyarat SIBI mudah

dipahami 0.172 0.1391 Valid

13 Bahasa isyarat BISINDO mudah

dipahami 0.378 0.1391 Valid

14

Bahasa isyarat dapat

meningkatkan kualitas

komunikasi dengan difabel tuli

0.624 0.1391 Valid

15

Memahami bahasa isyarat dapat

menimbulkan keberanian untuk

berinteraksi dengan difabel tuli

0.523 0.1391 Valid

16 Saya kesulitan memahami

bahasa isyarat 0.310 0.1391 Valid

Page 64: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

52

No Butir r hitung r tabel Hasil

Instrumen

17 Saya sulit berinterakasi

menggunakan bahasa isyarat 0.296 0.1391 Valid

18 Saya tidak percaya diri

berinterkasi dengan difabel tuli 0.307 0.1391 Valid

Berdasarkan data yang tertera pada tabel 4.1, dapat diketahui

bahwa nilai untuk uji validitas instrumen X yang diperoleh rata-rata

lebih besar dari “r” tabel dan seluruh pernyataan yang berjumlah 17

butir yang dikatakan butir favorable dan 1 butir unfavorable.

2. Uji Reliabilitas

Melalui perhitungan dengan software SPSS 20 for windows

release, nilai koefisien reabilitas croanbach’s Alpha sebagai

berikut:

Tabel 4. 2 Uji Reliabilitas

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 197 100.0

Excludeda 0 .0

Total 197 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Hasil koefisien Reabilitas yang tertera pada tabel dapat

dikatakan bahwa instrumen yang digunakan handal, karena

croanbach’s Alpha > 0.6 adalah baik. Artinya data instrumen dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat ukur pengumpulan data

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.775 18

Page 65: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

53

atau pengukur objek yang sudah ditetapkan karena instumen

tersebut tergolong baik.

C. Klasifikasi Responden

Dalam penelitian yang dilakukan tentang persespsi mahasiwa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap bahasa isyarat dalam meningkatkan

kompetensi pekerja sosial, peneliti banyak menemukan data yang relevan

didalam penelitian tersebut. Banyak mahasiswa yang mempersepsikan

positif, namun beberapa diantaranya memiliki pandangan yang berbeda

terhadap peningkatan kompetensi tersebut. Hal tersebut dapat kita lihat

dalam dimensi bentuk-bentuk bahasa isyarat, fungsi bahasa isyarat, dan

kemampuan dalam memahami bahasa isyarat. Penelitian ini dilakukan

dibulan September. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari

197 responden yang disebar, peneliti mendapatkan data mengenai

indentitas responden berdasarkan angkatan responden.

Adapun frekuensi jumlah responden berdasarkan angkatan dapat

dilihat diagram 4.1 dibawah ini:

Diagram 4. 1 Karakteristik Responden berdasarkan Angkatan

20,30%

22,80%

25,30%

31,40%

2015

2016

2017

2018

Page 66: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

54

Berdasarkan diagram 4.1 dapat diketahui bahwa mahasiswa

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta setiap tahunnya

terus bertambah, dan diketahui bahwa dengan meningkatnya mahasiswa

setiap tahunnya maka calon pekerja sosial pun akan bertambah. Hal

tersebut dapat diartikan bahwa dengan bertambahnya calon pekerja sosial

setiap tahunnya maka kebutuhan dan peningkatan kompetensi pekerja

sosial harus ditingkatkan karena semakin banyaknya peminat jurusan

Kesejahteraan Sosial.

Diagram 4. 2 Karakteristik Responden berdasarkan Pemahaman

Bahasa Isyarat

Berdasarkan diagram 4.2 dapat diketahui bahwa masih sedikit

mahasiswa yang memiliki pemahaman mengenai bahasa isyarat, bisa

dilihat dari diagram diatas 197 responden, angkatan 2015 hanya 25%

yang memahami bahasa isyarat, angkatan 2016 hanya 17,77% yang

memahami bahasa isyarat, angkatan 2017 hanya 24% yang memahami

bahasa isyarat, angkatan 2018 hanya 14,51% yang memahami bahasa

isyarat.

25%

17,77%

24%

14,51% 2015

2016

2017

2018

Page 67: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

55

D. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan pengkumpulan data yang peneliti lakukan terhadap

197 responden mengenai persepsi mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap bahasa isyarat dalam meningkatkan

kompetensi pekerja sosial, maka diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4. 3 Dimensi Bentuk-Bentuk Bahasa Isyarat dalam

Meningkatkan Kompetensi Pekerja Sosial

Tabel 4.3 menunjukan bahwadimensi interaksi menggunakan

bahasa isyarat dapat mengungkapkan pikiran difabel tuli, banyak

responden yang menyetujui bahwa interaksi menggunakan bahasa isyarat

NO DAFTAR PERTANYAAN SS S TS STS Skor

1 Interaksi mengunakan bahasa isyarat dapat

mengungkapkan pikiran difabel tuli. 90 105 1 1 678

2

Simbol - simbol merupakan bentuk komunikasi

yang dapat membantu dalam penyelesaian

masalah klien. 82

108

6 1 665

3

Gerakan merupakan bentuk komunikasi yang

dapat membantu pekerja sosial dalam

menyelesaikan permasalahan klien.

78 106 13 0 656

4 Bahasa isyarat tidak dapat menerjemahkan

gerakan 8 19 144 26 582

5

Ekspresi wajah merupakan komunikasi yang

dapat membantu pekerja sosial dalam

menangani kilen 80 105 12 0 659

Total 3.240

Page 68: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

56

dapat mengungkapkan apa yang ada di dalam fikiran difabel tuli yang

berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban persepsi responden

mengenai interaksi mengunakan bahasa isyarat dapat mengungkapkan

pikiran difabel tuli, responden yang menjawab sangat setuju berjumlah

90 responden, yang menjawab setuju berjumlah 105 responden, 1

responden yang menjawab tidak setuju dan 1 responden yang menjawab

sangat tidak setuju. Ini berarti bahwa penggunaan bahasa isyarat dalam

interaksi dengan difabel tuli menurut mahasiswa Kesejahteran Sosial

sangatlah bisa menuangkan apa yang dipikiran difabel tuli dan sangat

membantu pekerja sosial dalam menggali permasalah klien difabel tuli.

Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai simbol - simbol

merupakan bentuk komunikasi yang dapat membantu dalam penyelesaian

masalah klien, responden yang menjawab sangat setuju 83 responden dan

yang menjawab setuju 107 responden, yang menjawab tidak setuju 6

responden, dan yang menjawab sangat tidak setuju hanya 1 responden.

Dilhat dari jawaban responden tersebut bahwa mahasiswa setuju bahwa

simbol-simbol dalam komunikasi yang merupakan juga bagian dari

bahasa isyarat sangatlah penting dalam berinteraksidengan klien.

Kemudian dari jawaban responden terkait gerakan bentuk

komunikasi yang dapat mempermudah pekerja sosial dalam

menyelesaikan permasalahan klien, 78 responden yang menjawab sangat

setuju, 106 yang menjawab setuju, 13 responden yang menjawab tidak

setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju, dapat

disimpulkan bahwa mahasiswa Kesejahteraan Sosial setuju terhadap

pentingnya gerakan dalam membantu penyelesaian permasalahan klien.

Page 69: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

57

Setelah itu, jawaban responden terkait bahasa isyarat tidak dapat

menterjemahkan gerakan 8 responden yang menjawab sangat setuju, 19

responden yang menjawab setuju, 144 responden yang menjawab tidak

setuju, dan 26 responden yang menjawab sangat tidak setuju. Dapat

diartikan bahwa mahasiswa Kesejahteraan Sosial menilai terkait bahasa

isyarat itu dapat menterjemahkan gerakan terkhususnya difabel tuli.

Lalu, butir terkait Ekspresi wajah merupakan komunikasi yang

dapat membantu pekerja sosial dalam menangani kilen, 80 responden

yang menjawab sangat setuju, 105 yang menjawab setuju, 12 responden

yang menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak

setuju. Dari hal tersebut mahasiswa kesejahteraan sosial menilai bahwa

expresi wajah sangat membantu dalam proses penanganan terhadap klien,

karena ekspresi wajah dapat membantu dalam membaca komunikasi

yang disampaikan klien.

Tabel 4. 4 Kuesioner Fungsi Bahasa Isyarat dalam Meningkatkan

Kompetensi Pekerja Sosial.

NO DAFTAR PERTANYAAN SS S TS STS Skor

1 Bahasa isyarat membantu pekerja sosial

dalam penyelesaian permasalahan klien 68 126 3 0 656

2 Menguasai bahasa isyarat dapat

meningkatkan keterampilan pekerja sosial 134 62 1 0 724

3

Kemampauan menguasai bahasa isyarat

membantu pekerja sosial dalam mendapatkan

informasi klien

105 92 0 0 696

4 Penggunaan bahasa isyarat dapat

meningkatkankeberfungsian sosial klien 75 117 5 0 661

5 Bahasa isyarat membantu dalam menggali

informasi atas kebutuhan klien 117 80 0 0 708

6 Perilaku difabel tuli sulit dipahami dengan

bahasa isyarat 10 38 134 15 548

Total 3.993

Page 70: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

58

Tabel 4.4 menunjukan bahwa dimensi fungsi bahasa isyarat dalam

meningkatkan kompetensi pekerja sosial, responden banyak yang

menyetujui bahwa fungsi bahasa isyarat sangatlah penting dalam

peningkatan kompetensi pekerja sosial, hal terebut dapat dilihat dari

jawaban responden mengenai bahasa isyarat dapat membantu dalam

penyelesaian masalah klien, 68 responden yang menjawab sangat setuju,

126 responden yang menjawab setuju, 3 responden yang menjawab tidak

setuju, dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju, dapat diartikan

bahwa menurut mahasiswa Kesejahteraan Sosial menganggap bahasa

isyarat sangatlah penting dalam membantu pekerja sosial menghadapi

permasalahan klien apalagi mendapatkan klien yang berkaitan dengan

difabel tuli.

Selain itu dilihat dari jawaban responden mengenai menguasai

bahasa isyarat dapat meningkatkan keterampilan pekerja sosial, 134

responden yang menjawab sangat setuju, 62 responden yang menjawab

setuju, 1 responden yang menjawab tidak setuju, dan tidak ada responden

yang menjawab sangat tidak setuju. Hal ini dapat diartikan bahwa

mahasiswa Kesejahteraan Sosial menilai bahwa bahasa isyarat sengat

penting karena dapat meningkatkan keterampilan pekerja sosial terutama

keterampilan khusus.

Kemudian dilihat dari jawaban responden mengenai kemampuan

menguasai bahasa isyarat membantu pekerja sosial dalam mendapatkan

informasi klien, 105 responden yang menjawab sangat setuju, 92

responden yang menjawab setuju, dan tidak ada yang menjawab tidak

setuju dan sangat tidak setuju. Mahasiswa Kesejahteraan Sosial menilai

bahwa kemampuan dalam menguasai bahasa isyarat itu sangatlah penting

Page 71: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

59

karena dapat membantu dalam mencari informasi dalam menangani

permasalahan klien terutama yang berkaitan dengan difabel tuli.

Setelah itu dilihat dari jawaban responden mengenai penggunaan

bahasa isyarat dapat meningkatkankeberfungsian sosial klien, 75

responden yang menjawab sangat setuju, 117 responden yang menjawab

setuju, 5 responden yang menjawab tidak setuju, dan tidak ada yang

menjawab sangat tidak setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa

penggunaan bahasa isyarat menurut mahasiswa Kesejahteraan Sosial

dapat meningkatkan fungsi sosial klien terkhususnya klien yang

menggunakan komunikasi dengan bahasa isyarat.

Dapat dilihat juga dari jawaban responden mengenai bahasa isyarat

membantu dalam menggali informasi atas kebutuhan klien, 117

responden yang menjawab sangat setuju, 80 responden yang menjawab

setuju, dan tidak ada responden yang menjawab tidak setuju dan sangat

tidak setuju, dapat diartikan bahwa responden menilai bahasa isyarat

sangatlah membantu dalam menggali informasi apalagi informasi yang

didapatkan harus menggunakan bahasa isyarat.

Lalu, dilihat juga dari jawaban responden mengenai perilaku difabel

tuli sulit dipahami dengan bahasa isyarat, 10 responden yang menjawab

sangat setuju, 38 responden yang menjawab setuju, 134 yang menjawab

tidak setuju, dan 15 responden yang manjawab sangat tidak setuju. Hal

tersebut dapat disimpulkan bahwamenurut responden bahasa isyarat

sangatlah bisa dipahami dengan penggunaan bahsa isyarat.

Tabel 4. 5 Kemampuan mahasiswa dalam Memahami dan

Mempraktekan Bahasa Isyarat

NO DAFTAR PERTANYAAN SS S TS STS Skor

Page 72: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

60

1 Bahasa isyarat SIBI mudah dipahami 4 125 64 4 523

2 Bahasa isyarat BISINDO mudah

dipahami 32 137 26 2 593

3 Bahasa isyarat dapat meningkatkan

kualitas komunikasi dengan difabel tuli 92 104 1 0 682

4

Memahami bahasa isyarat dapat

menimbulkan keberanian untuk

berinteraksi dengan difabel tuli

90 104 2 1 677

5 Saya kesulitan memahami bahasa isyarat 33 125 39 0 400

6 Saya sulit berinterakasi menggunakan

bahasa isyarat 33 128 36 0 397

7 Saya tidak percaya diri berinterakasi

dengan difabel tuli 21 97 67 12 464

Total 3.739

Tabel 4.5 menunjukan bahwa dimensi Kemampuan mahasiswa

dalam memahami dan mempraktekan bahasa isyarat sangatlah penting

dalam meningkatkan kompentesi pekerja sosial, hal tersebut dapat dilihat

dari jawaban resnponden mengenai bahasa isyarat SIBI mudah dipahami,

4 responden yang menjawab sangat setuju, 125 responden yang

menjawab setuju, 64 responden tidak setuju, dan 4 responden yang

menjawab sangat tidak setuju, dapat diartikan bahwa responden menilai

bahwa banyak yang menyetujui terkait pemahaman terhadap bahasa

isyarat SIBI.

Kemudian dilihat dari jawaban responden mengenai bahasa isyarat

BISINDO mudah dipahami, 32 responden yang menjawab sangat setuju,

137 yang menjawab setuju, 26 yang menjawab tidak setuju, dan 2

responden yang menjawab sangat tidak setuju. Dapat disimpulkan bahwa

Page 73: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

61

responden menilai bahwa bahasa isyarat BISINDO cukup mudah

dipahami.

Selain itu dapat dilihat dari jawaban responden mengenai bahasa

isyarat dapat meningkatkan kualitas komunikasi dengan difabel tuli, 92

responden yang menjawab sangat setuju, 104 responden yang menjawab

setuju, 1 responden yang menjawab tidak setuju, dan tidak ada responden

yang menjawab sangat tidak setuju. Dilihat dari hal tersebut responden

menilai bahwa bahasa isyarat sanagt setuju dapat meningkatkan kualitas

komunikasi terutama dengan difabel tuli.

Lalu, dilihat dari jawaban responden mengenai memahami bahasa

isyarat dapat menimbulkan keberanian untuk berinteraksi dengan difabel

tuli, 90 responden yang menjawab sangat setuju, 104 responden yang

menjawab setuju, 2 responden yang menjawab tidak setuju, dan 1

responden yang menjawab sangat tidak setuju. Responden banyak yang

menyetujui pemahaman bahasa isyarat dapat menimbul keberanian

berkomunikasi dengan difabel tuli.

Setelah itu dilihat dari jawaban responden mengenai kesulitan dalam

memahami bahasa isyarat, 33 responden yang menjawab sangat setuju,

125 responden yang menjawab setuju, 39 responden yang menjawab

tidak setuju, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju.

Banyak responden yang menyetujui ada kesulitan dalam memahami

bahasa isyarat.

Dilihat juga dari jawaban responden mengenai kesulitan berinteraksi

menggunakan bahasa isyarat, 33 responden yang menjawab sangat

setuju, 128 responden yang menjawab setuju, 36 responden yang

menjawab tidak setuju, dan tidak ada responden yang menjawab sangat

Page 74: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

62

tidak setuju. Dilihat dari hal tersebut responden banyak yang menyetujui

adanya kesulitan dalam berinteraksi mengunakan bahasa isyarat.

Dapat dilihat juga dari jawaban responden mengenai ketidak

percayaan diri berinteraksi dengan difabel tuli, 21 responden yang

menjawab sangat setuju, 97 responden yang menjawab setuju, 67

responden yang menjawab tidak setuju, dan 12 responden yang

menjawab sangat tidak setuju. Banyak responden yang menyetujui

adanya ketidak kepercayaan diri dalam berinteraksi dengan difabel tuli.

E. Analisis dan Interpertasi Data

Data yang diporoleh kemudian dianalisis dan diinterpertasikan.

Interpertasi penelitian dimaksudkan untuk memperoleh nilai rata-rata

setiap dimensi variabel penelitian. Berikut ini data hasil penyebaran

angket terhadap 197 responden yang terdiri dari tiga dimensi :

Tabel 4. 6 Katagori Nilai

No Dimensi Skor

Nilai

Harapan

(NH)

Nilai skor

(NS) NS/NH X 100%

Katagori

Nilai

1

Bentuk- bentuk

bahasa isyarat dalam

meningkatkan

kompetensi pekerja

sosial

3.240 5 x 4 = 20 3.240/197

= 16,44

16,44/20X100%

= 82,2% Baik

2

Fungsi bahasa isyarat

dalam meningkatkan

kompetensi pekeerja

sosial

3.993 6 x 4 = 24 3.993/197

= 20,26

20,26/24X100%=

84,41% Baik

3

Kemampuan dalam

memahami dan

memperaktekan

bahasa isyarat

3.739 7 x 4 = 28 3.739/197

= 18,97

18,97/28X100%=

67,75%

Cukup

Baik

Rata- rata 10.972 72

10.972/197

= 55,69

55,96/72X100%=

77,72% Baik

Page 75: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

63

Berdasarkan tabel 4.6, hasil interpretasi data dari ketiga dimensi

yaitu dimensi bentuk- bentuk bahasa isyarat dalam meningkatkan

kompetensi pekerja sosial, fungsi bahasa isyarat dalam meningkatkan

kompetensi pekeerja sosial, kemampuan dalam memahami dan

memperaktekan bahasa isyarat. Nilai rata-rata dimensi bentuk- bentuk

bahasa isyarat dalam meningkatkan kompetensi pekerja sosial diperoleh

sebesar 82,2% dengan katagori nilai baik, kemudian nilai rata-rata

dimensi fungsi bahasa isyarat dalam meningkatkan kompetensi pekeerja

sosial diperoleh sebesar 84,41% dengan katagori nilai baik, dan nilai rata-

rata dimensi kemampuan dalam memahami dan memperaktekan bahasa

isyarat diporoleh sebesar 67,75% dengan katagori cukup baik. Hasil nilai

rata-rata dari ketiga dimensi yaitu sebesar 77,72% dan dikatagorikan

baik.

Page 76: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam penelitian ini ingin mengetahui persepsi mahasiswa

Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap bahasa

isyarat dalam meningkatkan kompentensi pekerja sosial, berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat merumuskan beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Persepsi mahasiswa kejehateraan sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta menilai bahwa bahasa isyarat sangatlah

penting dalam menunjang peningkatan kompetensi pekerja

sosial, karana dengan memiliki kemapuan dalam memhami

bahasa isyarat dapat mingkatkan keterampilan pekerja sosial

yang dapat mempermudah dalam proses penyelesaian

permasalahan klien. Dengan bahasa isyarat pekerja sosial juga

dipermudah dalam mencari informasi terhadap klien yang

sedang ditangani apalagi informasi yang mengunakan bahasa

isyarat dalam berkomunikasi.

2. Dalam memahami bahasa isyarat mahasiswa Kesejahteraan

Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga mendapatkan

kendala karena tidak adanya informasi pengetahuan terkait

bahasa isyarat secara berkelanjutan, sehingga membuat

pemahaman terkait bahasa isyarat menjadi minim, dan juga

masi adanya rasa canggung untuk memulai berkomunikasi

dengan difabel tuli

Page 77: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

65

B. Saran

1. Saran Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap perkembangan ilmu pengetahuan terutama pada

bidang studi ilmu Kesejahteraan Sosial.

b. Untuk menambah penelitian terkait bahasa isyarat dan

peningkatan kompetensi pekerja sosial, diharapkan

menjadi masukan untuk mahasiswa Kesejahteraan Sosial

dan juga calan pekerja sosial.

c. Adanya pengembangan selanjutnya terhadap alat ukur

peningkatan kompentensi pekerja sosial dengan

melakukan uji coba kembali pada validitas dan reliabilitas.

d. Faktor lain yang dapat menambah pengetahuan mengenai

bahasa isyarat sebagai alat komunikasi dan juga

menambah keterampilan pekerja sosial dalam menangani

permasalahan klien.

2. Saran Praktis

a. Untuk meningkatkan keterampilan pekerja sosial dalam

menangani klien maka prodi kesejahteraan sosial harus

memberikan pengetahuan dan keterampilan bahasa isyarat

kepada calon pekerja sosial yaitu mahasiswa

Kesejahteraan Sosial dalam bentuk adanya matakuliah

bahsa isyarat.

b. Pekerja sosial dan mahasiswa Kesejahteraan Sosial juga

diharapkan bisa memahami dan mempraktekkan

komunikasi mengunakan bahasa isyarat untuk

Page 78: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

66

meningkatkan kualitas komunikasi terutama dengan

difabel tuli.

c. Pemahaman terhadap bahasa isyarat tidak hanya dapat

meningkatkan kompetensi peksos tapi juga dapat

meningkatkan keberfungsian sosial difabel tuli, karena

dengan kita memahami bahasa isyarat membuat

komunikasi menjadi lebih berkualitas.

d. Untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahasa isyarat

perlu adanya intesitas komunikasi dengan difabel tuli

sebagai pengguna bahasa isyarat sebagai alat komunikasi.

Page 79: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

67

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Mohammad. (2009). Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV

Wacana Prima.

Berlo, David K. (2013). Pengantar Ilmu Komunikasi. Raja Grafinfo

Perseda.

Ghozali, Imam. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Indrawan, Rully dan Yaniwati, R. Poppy. (2016). Metode Peneliatian

Kuantitatif, Kulaitatif Dan Campuran Untuk Manajemen, Pembangunan,

Dan Pendidikan. PT. Refika Aditama.

Luter, Martin. (2015). SO-Ice (sign to voice) Aplikasi alat bantu

komunikasi untuk tunarungu wicara. Bandung: Universitas

Telkom.

Narbuko, Cholid, dan Acmadi, Abu. (1999). Metedologi Penelitian,

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Onong, Uchyana Effendy. (20019). Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Sosial Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Standar

Kompetensi Pekerja Sosial.

Robbins, Stephen P. (1996). Perilaku Organisai : Konsep, Kontroversi,

aplikasi, edisi Bahasa Indonesia, Jakarta : PT. Prenhalindo.

Page 80: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

68

Sadjaah, Edja. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan

Pendengaran Dalam Keluarga, (Jakarta: Dit. PPTK dan KPT,

Ditjen Dikti, Depdiknas).

Siregar, Sopyan.(2011). Statiska Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Somad, dan Hernawati, Tati. (1995). Ortopedagogik Anak Tuna Jakarta:

Dekdikbud dirjen Dikti.

Somad, Permanarian dan Hernawati, Tati. (1995). Ortopedagogik Anak

Tunarungu. Jakarta: Depdikbud Drijen Dikti.

Sudjino, Anas. (2003). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Susanto, Hanny Novitasari. (2014). Aplikasi Pembelajaran Bahasa

Isyarat Untuk Tunawicara dengan Standar American Sign

Language, Jurnal Ilmiah Universitas Surabaya,surabaya:

universitas surabaya.

Syugianto, Ari. (2014). Pemaknaan Tunarungu Dalam Penyampaian

Informasi Oleh SLI (Sign Languange Interprener). Jakarta:

Universitas Mercu Buana

Toha, Miftah. (2003). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan

Aplikasinya. Jakarta: Grafindo Persada.

Walgito, Bimo. (1989). Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: Bina

Ilmu.

Wasita, Ahmad. (2012). Seluk Beluk Tunarungu Dan Tunawicara Serta

Srategi Pemelajaranya. Yogyakarta: Javelitera

Page 81: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

69

LAMPIRAN

Lampiran 1 (Izin Penelitian)

Page 82: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

70

Lampiran 2 (Surat Pembimbing Skripsi)

Page 83: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

71

Lampiran 3 (Angket Kuisioner)

PENELITIAN TUGAS AKHIR

“PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF

HIDAYATULULLAH JAKARTA TERHADAP BAHASA ISYARAT

DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEKERJA SOSIAL”

KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

2019

Petunjuk pengisian

Berikan tanda centang (√) pada satu pilihan jawaban yang paling benar

dengan keterangan :

SS = Sangat setuju

S = Setuju

TS = Tidak setuju

STS = Sangat tidak setuju

A. Identitas Responden

Nama :

Nim :

Jenis kelamin :

B. Kuisioner Bentuk-Bentuk Bahasa Isyarat dalam Meningkatkan

Kompetensi Pekerja Sosial

NO DAFTAR PERTANYAAN SS S TS STS

1 Interaksi mengunakan bahasa isyarat dapat

mengungkapkan pikiran difabel tuli.

2

Simbol - simbol merupakan bentuk

komunikasi yang dapat membantu dalam

penyelesaian masalah klien.

Page 84: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

72

NO DAFTAR PERTANYAAN SS S TS STS

3

Gerakan merupakan bentuk komunikasi

yang dapat membantu pekerja sosial dalam

menyelesaikan permasalahan klien.

4 Bahasa isyarat tidak dapat

menerjemahkan gerakan

5

Ekspresi wajah merupakan komunikasi yang

dapat membantu pekerja sosial dalam

menangani kilen

C. Kuisioner Fungsi Bahasa Isyarat dalam Meningkatkan

Kompetensi Pekerja Sosial.

NO DAFTAR PERTANYAAN SS S TS STS

1 Bahasa isyarat membantu pekerja sosial

dalam penyelesaian permasalahan klien

2 Menguasai bahasa isyarat dapat

meningkatkan keterampilan pekerja sosial

3

Kemampauan menguasai bahasa isyarat

membantu pekerja sosial dalam

mendapatkan informasi klien

4 Penggunaan bahasa isyarat dapat

meningkatkankeberfungsian sosial klien

5 Bahasa isyarat membantu dalam menggali

informasi atas kebutuhan klien

6 Perilaku difabel tuli sulit dipahami dengan

bahasa isyarat

D. Kemampuan mahasiswa dalam Memahami dan Mempraktekan

Bahasa Isyarat

NO DAFTAR PERTANYAAN SS S TS STS

1 Bahasa isyarat SIBI mudah dipahami

2 Bahasa isyarat BISINDO mudah dipahami

3 Bahasa isyarat dapat meningkatkan kualitas

Page 85: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

73

NO DAFTAR PERTANYAAN SS S TS STS

komunikasi dengan difabel tuli

4

Memahami bahasa isyarat dapat

menimbulkan keberanian untuk berinteraksi

dengan difabel tuli

5 Saya kesulitan memahami bahasa isyarat

6 Saya sulit berinterakasi menggunakan

bahasa isyarat

7 Saya tidak percaya diri berinterakasi dengan

difabel tuli

Page 86: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

74

Lampiran 4 (Uji Validitas)

Correlations

x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18 total_x

Spearman'

s rho

x1 Correlation

Coefficient 1.000 .363

** .270

** -.193

** .248

** .339

** .249

** .334

** .408

** .427

** -.119 -.017 .242

** .323

** .315

** -.102 -.095 .056 .461

**

Sig. (2-tailed) . .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .096 .807 .001 .000 .000 .154 .184 .435 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x2 Correlation

Coefficient .363

** 1.000 .492

** -.190

** .292

** .284

** .202

** .364

** .474

** .459

** -.010 -.020 .183

* .358

** .277

** .112 .095 .001 .557

**

Sig. (2-tailed) .000 . .000 .008 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .886 .778 .010 .000 .000 .116 .186 .993 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x3 Correlation

Coefficient .270

** .492

** 1.000 -.127 .349

** .415

** .300

** .348

** .562

** .412

** .003 .093 .256

** .479

** .274

** .114 .052 -.010 .628

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 . .076 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .966 .191 .000 .000 .000 .110 .469 .890 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x4 Correlation

Coefficient -.193

** -.190

** -.127 1.000 -.117 -.124 -.008 -.156

* -.042 -.159

* .226

** .170

* -.151

* .025 -.194

** .243

** .228

** .255

** .015

Sig. (2-tailed) .007 .008 .076 . .101 .083 .912 .029 .554 .026 .001 .017 .034 .728 .006 .001 .001 .000 .833

Page 87: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

75

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x5 Correlation

Coefficient .248

** .292

** .349

** -.117 1.000 .480

** .125 .347

** .413

** .337

** .041 -.059 .129 .428

** .323

** .084 .107 .017 .565

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .101 . .000 .080 .000 .000 .000 .569 .408 .071 .000 .000 .238 .135 .815 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x6 Correlation

Coefficient .339

** .284

** .415

** -.124 .480

** 1.000 .304

** .557

** .567

** .595

** .036 -.020 .276

** .312

** .363

** -.056 -.123 .015 .596

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .083 .000 . .000 .000 .000 .000 .615 .781 .000 .000 .000 .433 .084 .835 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x7 Correlation

Coefficient .249

** .202

** .300

** -.008 .125 .304

** 1.000 .472

** .366

** .324

** .029 .161

* .161

* .288

** .296

** .072 .019 .127 .528

**

Sig. (2-tailed) .000 .004 .000 .912 .080 .000 . .000 .000 .000 .682 .024 .024 .000 .000 .312 .796 .076 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x8 Correlation

Coefficient .334

** .364

** .348

** -.156

* .347

** .557

** .472

** 1.000 .515

** .629

** -.033 .152

* .386

** .277

** .344

** -.049 -.059 .033 .656

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .029 .000 .000 .000 . .000 .000 .646 .033 .000 .000 .000 .495 .407 .643 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

Page 88: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

76

x9 Correlation

Coefficient .408

** .474

** .562

** -.042 .413

** .567

** .366

** .515

** 1.000 .607

** -.057 .058 .218

** .439

** .350

** -.002 -.050 .082 .703

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .554 .000 .000 .000 .000 . .000 .425 .414 .002 .000 .000 .978 .489 .250 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x10 Correlation

Coefficient .427

** .459

** .412

** -.159

* .337

** .595

** .324

** .629

** .607

** 1.000 -.037 .063 .422

** .418

** .345

** -.163

* -.154

* .052 .637

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .026 .000 .000 .000 .000 .000 . .603 .378 .000 .000 .000 .022 .031 .468 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x11 Correlation

Coefficient -.119 -.010 .003 .226

** .041 .036 .029 -.033 -.057 -.037 1.000 .070 -.063 -.088 -.013 .253

** .205

** .207

** .164

*

Sig. (2-tailed) .096 .886 .966 .001 .569 .615 .682 .646 .425 .603 . .325 .381 .218 .856 .000 .004 .004 .021

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x12 Correlation

Coefficient -.017 -.020 .093 .170

* -.059 -.020 .161

* .152

* .058 .063 .070 1.000 .388

** .050 .099 -.071 -.039 -.093 .172

*

Sig. (2-tailed) .807 .778 .191 .017 .408 .781 .024 .033 .414 .378 .325 . .000 .484 .167 .323 .589 .194 .015

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

Page 89: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

77

x13 Correlation

Coefficient .242

** .183

* .256

** -.151

* .129 .276

** .161

* .386

** .218

** .422

** -.063 .388

** 1.000 .272

** .277

** -.275

** -.156

* -.039 .378

**

Sig. (2-tailed) .001 .010 .000 .034 .071 .000 .024 .000 .002 .000 .381 .000 . .000 .000 .000 .028 .585 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x14 Correlation

Coefficient .323

** .358

** .479

** .025 .428

** .312

** .288

** .277

** .439

** .418

** -.088 .050 .272

** 1.000 .489

** .097 .091 .014 .624

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .728 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .218 .484 .000 . .000 .173 .202 .845 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x15 Correlation

Coefficient .315

** .277

** .274

** -.194

** .323

** .363

** .296

** .344

** .350

** .345

** -.013 .099 .277

** .489

** 1.000 .012 .013 -.028 .523

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .856 .167 .000 .000 . .867 .859 .699 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x16 Correlation

Coefficient -.102 .112 .114 .243

** .084 -.056 .072 -.049 -.002 -.163

* .253

** -.071 -.275

** .097 .012 1.000 .806

** .424

** .310

**

Sig. (2-tailed) .154 .116 .110 .001 .238 .433 .312 .495 .978 .022 .000 .323 .000 .173 .867 . .000 .000 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

Page 90: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

78

x17 Correlation

Coefficient -.095 .095 .052 .228

** .107 -.123 .019 -.059 -.050 -.154

* .205

** -.039 -.156

* .091 .013 .806

** 1.000 .496

** .296

**

Sig. (2-tailed) .184 .186 .469 .001 .135 .084 .796 .407 .489 .031 .004 .589 .028 .202 .859 .000 . .000 .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

x18 Correlation

Coefficient .056 .001 -.010 .255

** .017 .015 .127 .033 .082 .052 .207

** -.093 -.039 .014 -.028 .424

** .496

** 1.000 .307

**

Sig. (2-tailed) .435 .993 .890 .000 .815 .835 .076 .643 .250 .468 .004 .194 .585 .845 .699 .000 .000 . .000

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

total

_x

Correlation

Coefficient .461

** .557

** .628

** .015 .565

** .596

** .528

** .656

** .703

** .637

** .164

* .172

* .378

** .624

** .523

** .310

** .296

** .307

** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .833 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .021 .015 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .

N 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197 197

**. Correlation is significant at the 0.01

level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05

level (2-tailed).

Page 91: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

79

Lampiran 5 (Uji Rehabilitas)

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 197 100.0

Excludeda 0 .0

Total 197 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.775 18

Page 92: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

80

Lampiran 6 (Tabulasi Jawaban Responden)

No

Responden x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18

1 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 2 2 2

2 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3

3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 1

4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2

5 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3

6 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 2 3 3 3

7 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2

8 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 3

9 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2

10 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

11 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1

12 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2

13 4 3 3 1 4 3 4 3 2 3 4 3 4 4 4 2 2 1

14 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3

15 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 2 2 2

16 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2

17 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

19 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 3 2 1

20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3

21 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

22 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

23 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 2 2 3

24 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3

Page 93: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

81

No

Responden x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18

25 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 2

26 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2

27 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3

28 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3

29 4 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3

30 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 2 2

32 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3

33 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2

34 4 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3

35 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 3 2 2

37 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3

38 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2

39 4 3 3 2 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2

40 3 4 4 2 4 3 3 3 4 4 2 2 3 4 3 3 2 3

41 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 1 3 4 4 4 3 4 3

42 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3

43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 3 2

44 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2

45 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4

46 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3

47 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3

48 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2

49 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4

50 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 1 2 3 4 4 3 3 3

51 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 2 3 4

Page 94: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

82

No

Responden x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18

52 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3 2 3 2

53 3 4 4 2 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3

54 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

55 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 2 2 1

56 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3

57 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 2 4 4 3 3 3

58 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3

59 4 3 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2

60 3 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 2 2

61 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

62 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 4 4 4

63 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 2 2 2

64 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2

65 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2

66 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 2

67 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2

68 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4

69 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 2 4 4 4

70 3 1 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2

71 3 3 3 2 4 4 4 4 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4

72 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3

73 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 1 1 3 3 4 4 4

74 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 3

75 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3

76 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 3 3 3

77 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3

78 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2

Page 95: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

83

No

Responden x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18

79 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3

80 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3

81 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3

82 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3

83 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3

84 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 2 2 2 4 3 4 4 3

85 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3

86 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4

87 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

88 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3

89 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3

90 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 1 1 3 3 4 4 4

91 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 2 3

92 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3

93 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 3 3 3

94 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3

95 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2

96 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 3

97 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2

98 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3

99 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3

100 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 2

101 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3

102 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 2 3

103 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

104 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

105 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4

Page 96: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

84

No

Responden x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18

106 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 1 2 4 4 4 2 3 1

107 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2

108 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3

109 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 2

110 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 2

111 3 2 3 1 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2

112 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 2 2

113 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3

114 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 1 2 3 4 4 3 3 3

115 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4

116 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 2 2 1

117 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 2 2 2

118 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 3 4 3

119 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4

120 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 2 2 2

121 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3

122 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 1

123 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2

124 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3

125 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 4 3 3 3

126 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2

127 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 2 2 2 4 3 3 3 3

128 4 3 4 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2

129 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2

130 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1

131 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2

132 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 97: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

85

No

Responden x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18

133 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3

134 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2

135 3 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 4

136 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3

137 3 4 4 1 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2

138 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 2

139 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2

140 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3

141 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3

142 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3

143 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3

144 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 2 2 2 4 3 4 4 3

145 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3

146 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

147 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2

148 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3

149 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 3 3 2

150 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2

151 4 3 4 1 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3

152 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3

153 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2

154 4 4 4 2 3 3 4 3 4 4 2 3 4 4 4 3 3 2

155 3 4 4 1 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2

156 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 2

157 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2

158 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3

159 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3

Page 98: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

86

No

Responden x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18

160 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 2 2 2 4 3 4 4 3

161 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3

162 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

163 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 3 3 2

164 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2

165 4 3 4 1 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3

166 3 4 3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2

167 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2

168 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 2

169 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

170 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 4 2

171 4 4 4 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3 3 2

172 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

173 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3

174 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 2 3 3

175 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 2 2 2 3 1 2 3 2

176 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3

177 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 3 2 1

178 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

179 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 2 2 1

180 3 4 4 1 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2

181 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 3 2

182 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2

183 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3

184 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 1 2 3 4 4 3 3 3

185 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

186 4 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3

Page 99: PERSEPSI MAHASISWA KESEJAHTERAAN SOSIAL UIN SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50061... · 2020. 2. 5. · Standar Kompetensi Pekerja Sosial, dalam Bab 3

87

No

Responden x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x17 x18

187 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

188 4 4 3 2 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3

189 4 3 4 1 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 2 2 3

190 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3

191 3 4 3 2 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 3 2 3 3

192 4 3 2 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3

193 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4

194 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 4 4 3 3 1

195 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 2 2 2 4 3 4 4 3

196 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3

197 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3