Top Banner
Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik di Indonesia Anto Ismu Budianto Abstract Genetic engineering as the application of biotechnoiogy can be considered as an ad vance inthe fields of technology and science tosatisfy human's needs in farming, health, and industry. A part from pro and contra matters about genetic engineering products concerning whether ornot these products aresafe for human beings, the most important thing to consider is the legal protection towards people who consume them. The regula tion in the forms of Acts concerning the safety of the engineering products seems to be necessary recently, due to the emerging possibilities in the field of human health and environmental care. Pendahuluan Menurut perhitungan ahli demografi Perserikatan Bangsa-Bangsa, diperkirakan jumlah penduduk'dunia saat ini mencapai kurang lebih eham milyarorang. Dua kali lipat dari jumlah penduduk pada lima puluh tahun yang lalu. Pada lima puluh tahun mendatang, populasi penduduk dunia akan mencapai sembilan milyar.^ Dengan populasi penduduk dunia yang cenderung meningkat tersebut akan meningkatkan kebutuhan pokok manusia di bidang pangan. Dalam hubungannya dengan usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan di bidang pertanian, khususnya pangan. apabila setelah Perang Dunia ke II tldak dilakukan suatu revolusi hijau, maka umat manusia di ^Kartika Adiwilaga. "Isu Keamanan Pangan dan Lingkungan Tanaman Hasil Rekayasa Genetika." Makalah pada Seminar Bioteknologi tentang Kesiapan Indonesia Memasuki Giobalisasi Produk Transgenik. Jakarta.5 September 2000. Him. 1. 118 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL 7. DESEMBER 2000: 118 - 132
15

Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

Oct 19, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

Perlindungan Hukum terhadapKonsumen Produk Rekayasa Genetik

di Indonesia

Anto Ismu Budianto

Abstract

Genetic engineering as the application ofbiotechnoiogy can be considered as an advance inthe fields oftechnology andscience tosatisfyhuman's needsinfarming, health,and industry. A part from pro and contra matters about genetic engineering productsconcerning whether ornotthese products aresafefor human beings, the most importantthing to consider is the legal protection towards people who consume them. The regulation in the forms ofActs concerning thesafety of theengineering products seems to benecessary recently, due to the emerging possibilities in the field ofhuman health andenvironmental care.

Pendahuluan

Menurut perhitungan ahli demografiPerserikatan Bangsa-Bangsa, diperkirakanjumlah penduduk'dunia saat ini mencapaikurang lebih eham milyarorang. Dua kali lipatdari jumlah penduduk pada lima puluh tahunyang lalu. Pada lima puluh tahun mendatang,populasi penduduk dunia akan mencapaisembilan milyar.^ Dengan populasi penduduk

dunia yang cenderung meningkat tersebutakan meningkatkan kebutuhan pokok manusiadi bidang pangan.

Dalam hubungannya dengan usahamanusia untuk mencukupi kebutuhan dibidang pertanian, khususnya pangan. apabilasetelah Perang Dunia ke II tldak dilakukansuatu revolusi hijau, maka umat manusia di

^Kartika Adiwilaga. "Isu Keamanan Pangan dan Lingkungan Tanaman Hasil Rekayasa Genetika." Makalahpada Seminar Bioteknologi tentang Kesiapan Indonesia Memasuki Giobalisasi Produk Transgenik.Jakarta.5 September 2000. Him. 1.

118 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL 7. DESEMBER 2000: 118 - 132

Page 2: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

Anto IsmuBudianfo. Perlindungan Hukum terhadap Konsumen...

duniasekarang ini sudah pastiakan menderitakeiaparan.^ Di Indonesia, revolusi hijau jugadiiakukan dengan menggunakan pad! varietasunggul, pengolahan lahan dengan traktor, danpemrosesan gabah menjadi beras denganmesin. Dalam perkembangan revolusi hijauiebih ianjut, pemanfaatan benih ungguimenjadi semakin mutiak. Pemuiiaan benihtidak hanya diiakukan melaiui teknik seieksidan penyiiangan, tetapi juga dengan caraantara lain; radiasi dan rekayasagenetik.^

Rekayasa genetik secara sederhanadapat didefinisikan sebagai pemindahanmateri genetik dari satu spesies ke spesiesyang berbeda atau perpindahan geh yangdisintesis secara kimiawi ke spesies target.'̂Di dalam rekayasa genetik, gen-gen diseieksidan dipindahkan dari suatu organisme keorganisms yang lain, misalnya bakterium bacillus ihuringiensis yang memiliki suatu genuntuk memproduksi racun pembunuhserangga. Gen dari bakterium tersebutdimasukkan pada DNA (deoxyribonuclelcacldatau asam deokslrlbonukleatY tanaman

kapas agar tanaman tersebut dapatmembunuh serangga.

Sesungguhnya rekayasa genetik teiahdigunakan sejak dulu seperti penggunaan ragiuntuk mengembangkan rot! dan mengubahguia menjadi aikohoi dalam pembuatan bir,dan bakteri yang dapat mencema guia sertamenambahkan rasa pada pembuatan keju.Semua teknik rekayasa genetik secaratradisionai tersebut menggunakan organismeyang terdapat secara aiami.^ Rekayasagenetik yang diiakukan sekarangini, diiakukanolehpara ilmuwan maupunindustriawan untuk ^menciptakan virus, bakteri, ragi, tanaman,maupun binatang yang tadinya tidak pemahada di aiam. Rekayasa genetik yang diiakukansaat ini diiakukan oleh para ahli di bidangbioteknologi untuk kepentingan iimupengetahuan dan teknoiogi maupun untukkepentingan industri/dagang, di bidangpertanian maupun kesehatan.

Akhirakhir ini, di beberapa media massadi Indonesia ramai diberitakan mengenaipanen raya kapasyang dipetik oleh parapetani

^Revolusi hijau adaiah perubahan pola budi daya tanaman berdasarkan efisiensi. Untuk itu diiakukanusaha-usaha berupa: 1. mekanisasi pertanian; 2. penggunaan benih unggui; 3. penggunaan pupuk dosistinggi; dan 4. penangguiangan hama/penyakit dengan pestisida. Lihat Rahardi, F. 2000. "Revolusi Hijau vsPertanian Organik." Artikel dalamKonfan. No. 25Tahun IV. 20 Maret 2000.Him. 28.

'Ibid.

\ihat: Inez H.S. Loedin. "Transfer Gen Pada Tanaman Dan Apllkasiny." Makalah pada SeminarBioteknologitentang Keslapan Indonesia Memasuki GloballsasiProduk Transgenik. Jakarta.5 September 2000. Hlm;,2.

®DNA {deoxyribonucleicacid—asam deoksribonukieat) merupakan bahan dasarseisertapembawa ciri-ciri khassuatuorganisme. Lihat Kartono Mohamad. "SimalakamaTanaman Transgenik." Artikel dalam Tempo.10ktober2000.Hlm.97.

®Llhat. ThePanosInstitute. GeneticEngineersTarget Third World Crops. Alih bahasaVinera Zainuddin.KONPHALINDO. 1994.

119

Page 3: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

kapas di Bantaeng dan Bulukumba, SulawesiSeiatan/ Setelah limabuiandipelihara di atasiahan seiuas 500 hektar, bibit kapas rekayasagenetik (disebut juga kapas transgenik)tersebut bisa dipanen sebanyak tiga kaii ilpatdaribiasanya. Dengan bibit kapas yangsecaratradisionai biasa ditanampara petani, darisatuhektare tanah biasanya dihasilkan setengahton kapas, dengan bibit kapas transgenik bisadipanen kapas sebanyak tiga kali .Ilpat daribiasanya. Tingkat produktivitas kapasyangluarbiasa tersebut pada satu sisi menimbulkanharapan baru bag! keuntungan para petani,-maupun .produsen bibit kapas transgenik,namun pada sisi yang laindigunakannya bibitkapas transgenik tersebut dipandang dapatmembahayakan aiam maupun iingkungan.

Kemajuan iimu pengetahuan dan.teknoiogi pada satu sisi membawa manfaatyang, luar biasa bagi umat manusia, namunpada sisi yang lainjuga dapat merugikan umatmanusia. Persoaiannya adalah bagaimanakemajuan iimu pengetahuan dan teknoiogitersebut dapat dimanfaatkan untukkesejahteraan umat manusia tanpa merugikanbagi manusia itu sendiri maupun terhadapaiam. Sebagai saiah satu perkembangan iimupengetahuan dan teknoiogi di bidang pertanianmaupun kesehatan, rekayasa genetikdianggap sebagai suatu terobosan untukmemenuhi kebutuhan umat manusia yangsemakin meningkat. Teriepas dari persoaianpro atau kontra terhadap produk-produk

rekayasa genetik, hai yang paling pentingadalah bagaimana manusia sebagaikonsumen dari produk-produk hasii rekayasagenetik dapat dilindungi secara hukum dariakibat-akibat negatif yang ditimbulkan darikemajuan iimu pengetahuan dan teknoiogitersebut.

Daiam hubungannya denganperiindungan hukum terhadap konsumenproduk rekayasa genetik, yang mau atau tidakmau maupun suka atau tidak suka produkrekayasa genetik tersebut akan dan bahkansudah masuk ke Indonesia, apakahperundang-undangan di bidang periindungankonsumen dapat menjamin konsumen dariakibat-akibat negatif yang ditimbulkan oiehrekayasa genetik.

Rekayasa Genetik

Rekayasa genetik adalah saiah satuapiikasi dari bioteknoiogi yang merupakanteknoiogi pemanfaatan organisme (mikroba)atau produk organisme yang bertujuan untukmenghasilkan bahan atau jasa. Bioteknoiogibukanlah hal yang baru bagi peradabanmanusia, teknoiogi seperti pembuatan tape,tempe, kecap, dan tuak menunjukkanpemanfaatan mikroba untuk mengubah bahandasar menjadi bahan yang bersifat ekonomilebih tinggi. Dari sebab itu bioteknoiogi dapatdibagi menjadi bioteknoiogi tradisionai danbioteknoiogi modern.®

'Dibit kapasunggul, yangdikenal sebagaikapas transgenik, disuplai oleb anakperusahaan Monsano,saiah satuperusahaan multinasional yang berasai dari Amerika Serikat, yaitu PI Monagro Kimia, kepada parapetani diBantaeng dan Bulukumba, Sulawesi Selatan. Lihat. Agung Rulianto. Pertanian Kilat? Nanti Dulu-'Artikeldaiam Tempo. 24September 2000. Him. 62-63.

®Lihat. Muhammad Djumhana. 1995. Hukum Daiam Perkembangan Bioteknoiogi. Bandung: FT. CitraAdityaBakti.Hlm.37.

120 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL. 7. DESEMBER 2000: 118 - 132

Page 4: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

Anto IsmuBudianto. Perlindungan Hukum teriiadap Konsumen...

Bioteknologi merupakan penerapanteknologi yang memfaerikan cara baru untukmemperkuat dan mendukung penelitianbiologi lainnya. Bioteknologi juga bukanmerupakan teknologi yang muncul begitu saja,tetapi berkembang dari mulai teknologi yangsudah lama mapan dan banyak digunakanoleh para ilmuwan sampai pada penelitianyang lebih strategis, seperti rekayasa genetikpada tanaman maupun hewiaii.®

Dalam sejarah perkembangan ilmugenetlka dari mulai Mendel (1865) sertaWatson dan Crick (1953) sampai pada kurunwaktu tahun tujuh puluhan, telah dihasllkanteknologi baru yang memungkinkan parapeneliti mengisolasi dan mengidentifikasiDNA; mengidentifikasi, mengisolasi, danmemindahkan gen dari satu organisme kedalam organisme yang lain. Teknik tersebutdikenal sebagai rekayasa genetik, yang untukpertama kalinya'diaplikasikan pada penelitiandi bidang kedokteran. Rekayasagenetik yangmerupakan aplikasi dari bioteknologi -modemdidasarl oleh teknik-teknik baru seperti(1)teknologi DNA rekombinan; (2) -produksiantibodi monoklonal; dan "(3) kultur sel danjaringan. Kombinasi dari ketiga hal tersebutmenjadi dasar dari rekayasa genetik untuktanaman. hewan, maupun mikroba.^® "

Organisme yang merupakan produk darihasil rekayasa genetik, dalam bidang pertaniandikenal sebagaitanaman transgenik, misalnyajagung, kapas, pad!, dan sebagainya yang tahantertiadap hamadan herbisida. Di dalam bidangkedokteran, rekayasa genetik digunakan untukmembuat obat dan vaksin, antara Iain vaksinhepatitis B."

Aspek Hukum Rekayasa Genetik

Persoalan kaitan antara hukum dan

rekayasa genetik sebagai aplikasi daribioteknologi, dapat dijelaskan bahwa hukumsebagai kaidah atau norma sosial, tidakterlepas dari nilai-nilai yang berlaku dalamsuatu masyarakat. Dapat dikatakan bahwahukum itu merupakan pencerminan dankonkritisasi darinilai-nilai yangpada suatusaatberlaku dalam masyarakat. Salah satu fungsihukum adalah memelihara kemampuanmasyarakat untuk menyesuaikan diri dengankondisi-kondisi kehidupan yang berubah, yaitudengan cara merumuskan kembali hubungan-hubungan esensial antaraanggota masyarakat.Dengan perkataan lain, hukum berfungsidalam memelihara kemampuan masyarakat

^Aplikasi dari bioteknologi dapat dilaksanakan pada bidang pertanian, petemakan, produksi pangan,medis, pengolahan limbah, produksi enerji, pertambangan, militer, dan industri lainnya. Ibid. Him. 39-54.

'̂ Teknologi DNA rekombinan adalah teknik-teknik untuk rekayasa genetik yang memungkinkan manipuiasi•DNAsebagai materi genetik utama di dalam sel. Antibodi monoklonal merupakan alat diagnosa spesifik yangmemungkinkan deteksi cepatsetiap protein yang dihasilkan dalam sel. Kemajuan yang telah dicapai dalam kulturjaringan dan sel memungkinkan perbanyakan cepat dari sel yang direkayasa secara genetik. Lihat. SugionoMulyoprawiro. "Kemajuan Riset dan Kesiapan SDM Dalam Pengembangan dan Penerapan Teknologi TransgeniDi Indonesia." Makalah dalam SeminarBioteknologi tentangKesiapan Indonesia Memasuki GlobaiisasiProdukTransgenik. Jakarta. 5 September 2000. Him. 1-2.

"LihatKartono Mohamad. "SimalakamaTanamanTransgenik."Art'keldalam Tempo. 10ktober2000. Him. 97.

121

Page 5: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

untuk menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisikehidupan yang berubah, dalam hal ini suatukondisi yang berubah dikarejiakan adanyaperke'mbangan dalam bidang bioteknologi.

' Rekayasa genetik sebagai salah satuperkembangan dalam bidang bioteknologimempakan suatu bidang yang berkembangdengan cepat dalam masyarakat dan dapatmenlmbulkan konflik berupa pro dan kontraterhadap pemanfaatanorganisme basil rekayasagenetik. Dalam kerangka itulah hukurn dapatdllihat fungsinya sebagai sarana untukmenyelesaikan konflik yang timbul dalammasyarakat.^2 '

Bersamaan dengan kemajuan pesat dibidang bioteknologi, aspek-aspek yang terkaitdengan organisme basil rekayasa genetik,serta keamanannya bagi lingkungan dankesebatan menjadi topik pembicaraan danberfungsi sebagai wacana publik pada akhir-akhir ini. Pengertian bioteknologi modern{modem biotechnology) terdapatdalam Article3 sub (i) dari CartagenaProtocol on Bio Safetyto the Convention on Biological Diversity yangmenyebutkan:

"Modem biotechnology" means the appli-.. cation of:

a. In vitro nucleic acid techniques, includingrecombinant deoxyribonucleic acid(DNA) and direct injection of nucleicacid into cells or organelles, or

b. Fusion ofcells beyond the taxonomixfamily.

Bioteknogi modern, sebagaimanadisebutkan di atas menghasilkan apa yangdisebut sebagai LMO {living modified organism) atau sering diterjemabkan sebagai OHM(organisme bidup yang dimodifikasi).Pengertian dari organisme bidup yangdimodifikasi (untuk selanjutnya disebut OHM)terdapat pada Article 3 sub (g) dari CartagenaProtocol onBiosafety totheConvention onBiological Diversity, yaitu:

"... any living organism that possessor anovel combination of genetic materialobtained through fbe use of modem biotechnology"

Dari pengertian tersebut di atas, dapatdiketahui bahwa OHM adalah organisme.bidup" yang memiliki kombinasi bahangenetik bam yang diperoleb melalui aplikasidari bioteknologi modem, atau secara umumdikatakan sebagai organisme basil darirekayasa genetik.

Dalam kaitannya dengan aspek bukumdari rekayasa genetik, aturan yang relevandengan itu adalah Cartagena Protocol onBiosafety to the Convention on Biological Diversity. Protokol tersebut merupakan aturanyang melengkapi Konvensi PerserikatanBangsa-Bangsa Tentang Keanekaragaman

"Satjipto Rahardjo. 1986. Ilmu Hukurn. Bandung: Penerbit Alumni. Him 24- 61."Adapun yang dimaksud dengan organisme hidup {living organism), disebutkan dalam Article 3sub(h)

Cartagena Protocol on Biosafety tothe Convention onBiological Diversity, yakni sebagai berikut:"... anybiological entity capable oftransferring or replicating genetic material. Including

sterile organism, viruses and viroids"

122 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL. 7. DESEMBER 2000: 118 - 132

Page 6: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

Anto Ismu Budianto. Perlindungan Hukum terhadap Konsumen...

Hayati 1992 (Convention on Biollgical Diversity). Konvensi ini merupakaii salah satu hasildari diselen'ggarakannya United-Nations Conference on Environment and Deveiopment{UNCED)" dari tangga! 3 sampai 14 Juni1992. Konvensi ini telah ditandatangani oleh157negara, dan Indonesia merupakan negarayang kedeiapan yang menandatanganikonvensi tersebut di Rio de Janeiro; padatangga) 5 Juni 1992. Selanjutnya KonvensiKeanekaragaman Mayati diratlfikasi oleh Indonesia melalui Undang-Undang Norhor 5tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations on Biological Diversity (KonvensiPerserikatan Bangsa-Bangsa mengenaiKeanekaragaman Hayati).

Tujuan dibuatnya Konvensi Keanekaragamhayati adaiah sebagai berikut;^^

Konservasi keanekaragaman, hayati,pemanfaatan komponen-komponennyasecara, berkelanjutan dan membagikeuntungan yang dihasilkan daripendayagunaan sumber daya genetiksecara adil dan merata, termasuk melaluiakses yang memadai terhadap sumberdaya genetika dan dengan alih teknpiogiyang tepat guna, dan denganmemperhatikan semua hak atas sumber-sumber daya dan teknologi itu, maupundengan pendanaan yang memadai" •

' Hal yanglerkait dengan rekayasagenetikdidapatkan dalam ketentuan Rasa! 2 KonvensiKeanekaragaman Hayati, yaitu:

"penerapanteknologi yang menggunakansistem-sistem hayati, makhluk hidup atauderivatifnya, untuk membuat ataumemod/fiikas/produk-produk atau proses-proses untuk penggunaan khusus" (kursifpenulis)

Persoaian rekayasa genetik yang terkaitdengan kesehatan manusia, terdapat dalamKonvensi Keanekaragaman Hayati dan diaturdalam Pasal 8 sub (g) yang mengatakan:

"mengembangkan atau niemelihara cara-cara untuk mengatur, mengelola atau

• mengendalikan risiko yang berkaitandengan penggunaan dan pelepasanorganisms termodifikasi hasilbioteknologi,yang mungkin mempunyai .dampaklingkungan merugikan yang dapatmempengaruhi konservasi • danpemanfaatan secara berkelanjutankeanekaragaman hayati,' denganmemperhatikan pula risiko terhadap

. kesehatan manusia" (kursif penulis)

Pasai19tentang Penanganan Bioteknologidan Pembagian Keuntungan pada' ayat (4)menyebutkan:

"United Nations Conference onEnvironment andDevelopment (UNCED) 1992 (KIT Bumi), menghasilkan:Dekiarasi Rio tentang Pembangunan danLingkungan, Agenda 21: Program KerjaAksi PBB dari Rio; (ketiga),Pernyataan tentang Prinsip-Prinsip Kehutanan, Konvensi tentang Perubahan Iklim, Konvensi tentangKeanekaragaman Hayati.

^®Pasai 1 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1994tentang Pengesahan United Nations onBiological Diversity(Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentangKeanekaragaman Hayati).

123

Page 7: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

"Setiap pih.ak yang secara langsung ataudengan melalui pejabat resmi menurutyurisdiksinya menyediakan organismetermodifikasi hasil bioteknologi, harusmenyediakan Informasi yang ada tentangperaturan penggunaan dan keamananyang.diperlukan olehPihak tersebutdalammenangani organisme semacam itu,maupun informasi yang ada mengenaidampak potensial organisme tertentukepada Pihak yang akan menerimaorganisme fersebuf .(kursif penuiis)

Menglngat hal-hai tersebut di atas, makadibuatiah Cartagena Protocol On Biosafety tothe Convention on Biological Diversity,sebagalmana disebutkan pada Pasai 19 ayat(3) Konvensi Perserikatan Bangsa-BangsaTentang Keanekaragam Hayati, yakni:

"Para Pihak wajib mempertimbangkankebutuhan akan protokol dan model-modelnya yang menentukan proseduryang sesuai, mencakup, khususnyapersetujuan yang diinformasikan lebihdulu, di bidang pengaiihan, penanganan,dan pemanfaatan secara aman terhadaporganisme termodifikasi hasiibioteknoiogi, yang mungkin mempunyaiakibat merugikan terhadap konservasidan pemanfaatan secara berkeianjutankeanekaragaman hayati''.(kursif penuiis)

Cartagena Protocol on Biosafety to theConvention on Biological Diversity, untukselanjutnya disebut Cartagena Protocol, dibuatdengan tujuan untuk:

"... in accordance with the precautionaryapproach contained in Principle 15 of theRio Declaration on Environment and De

velopment, the objective ofthisProtocol is

tocontribute toensuring an adequate levelofprotection inthefield ofthesafe transfer,handling and use ofliving modiffed organ-•ism resulting from biotechnology that mayhave adverse effects on the conservation

and sustainable use of biological diversity, taking also into account risks to human health, and specifically focusing on

'transboundary movements", (kursifpenuiis)

Cartagena Protocol tersebut merupakantindak lanjut dari persoaian keamanan pangandalam Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsatentang Keamanan Hayati.

Persoaian yang paiing penting berkaitandengan OHM yang merupakan produk darirekayasa genetik adaiah risiko yang berkaitandengan kesehatan manusia, sehinggapemanfaatan dari produk hasii rekayasagenetik periu diiaksanakan dengan prinsipkehati-hatian {precautionary principle). Untukituiah perundang-undangan yang harusmengakomodasikan semua kepentingan parapihak yang terkait dengan rekayasa genetikmenjadi hal yang sangat periu untukditindakianjuti.

Produk Rekayasa Genetik yangBerkembang pada Saat In!

Organisme hidup yang dimodifikasi(OHM) merupakan produk dari rekayasagenetikyang berkembangpesat akhir-akhir ini,balk daiam bidang kedokteran maupunpertanian. Sebagalmana teiah disebutkandimuka, OHM secara tradisionai sudahdikenai pada jaman dahuiu daiam bentukpembuatan bir, tape, tempe, dan iain-iainnamun seiring dengan perkembangan di

124 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL. 7. DESEMBER 2000: 118 - 132

Page 8: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

Anto Ismu Budianto. Periindungan Hukum terhadap Konsumen...

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi,produk rekayasa genetik menjadi semakinberagam. Dalam bidang kedokteran.kontroversi produk rekayasa genetik relatiftidak menimbulkan pro dan kontra, kecuallorgan-organ dari tubuh babi transgenik yangdiperlukan untuk menggantikan organ-organtubuh manusia yang rusak. Berbeda halnyadengan produk rekayasa genetik yangdigunakan dalam bidang kedokteran, produkrekayasa genetik yang digunakan dalambidang pertanian lebih menimbulkankontroversi antara satu pihak yang pro danplhak lain yang kontra. Kontroversi yang'muncul adalah mengenai aman atau tidaknyatanaman transgenik itu dengan alam, seilaaman atau tidaknya hasil dari tanamantransgenik tersebut untuk dikonsumsl oiehmanusia. Persoalan itulah sangat menarikuntuk dicermati.

Dalam bidang pertanian, rekayasa genetikoleh beberapa kalangan diartlkan sebagaialternatif untuk memenuhi kebutuhan akan

pangan yang semakin menlngkat, sementara

pada pihak yang lain hasil rekayasa genetikberupa tanaman transgenik merupakankomoditas yang menguntungkan secarakomerslal, maupun organisme bukan darialam yang masih diragukan efektivltasnyauntuk mereduksl hama maupun. penyakittanaman. Dalam beberapa dekade akhlr-akhirIni beberapa negara di dunia sudah sejakbeberapa tahun yang lalu mengembangkantanaman transgenik.^® Dikawasan Asia,negara India, Cina, dan Korea menjadipengembang utama dari tanaman transgenik,sementara Itu Ameiika Serikattercatat sebagainegara yang menguasai produk tanamantransgenik.

Pengembangan tanaman transgenik diIndonesia dimulai sejak tahun 1985 dengandibentuknya Panitia Nasionai Bioteknoiogi dibawah Menteri Negara Riset dan Teknologi.Daiam perkembangan lebih lanjut kegiatanpeneiitian rekayasa genetik pada tanamanuntuk menghasiikan tanaman transgenik telahdiiakukan di berbagai lembaga peneiitian,yakni:"

^^Selama kurun waktu 1996-1998, secara global areal penanaman tanaman transgenik meningkatsepuluh kali lipat, dari 1,7jutahektarmenjadi 20,8 jutahektar. Bahkan tahun 2000diper1(irakan akan mencapai60jutahektar. Lihat "Pad! Transgenik, Harapan diTengah Kontroversi." Artikel dalam Kompas.17September2000.

'̂Sugiono Moeljopawiro. "Kemajuan Riset dan Kesiapan SDM Dalam Pengembangan Dan PenerapanTeknologi Transgeni di Indonesia." Makalah dalam Seminar tentang Kesiapan Indonesia memasukiGlobalisasl Produk Transgenik. 5 September2000. Him 4 - 5.

125

Page 9: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

No TansBTian Sifat Gen Instansi

1 Jagung Taban penggerek batang Pin 11 Balitbio

2 Kacanglanah Tahan Pstv CP Balitbio dan IPS

3 Kakao Tahan penggerek buah Bt UPBP

4 Kedelai Tahan penggerek pclong Pin II Balitt)io

5 Padi Tahan penggerekbatang

Tahan pengger^batang

danwerengcoklat

Bt

Bt & GNA

BaliUsIo

P3B LiPl

6 Papaya Tahan PRS CP Balitbio, Balitsa, Balitbu

7 Tebu Tahan penggerek batang Bt P3GI

8 Tembakau Tahan TMV CP Balitas

9 Ubijalar Tahan hamaboleng Pin II Balitbio

Sementara itu melalul kerjasama dengan lembaga penelitian di luar negeri, juga sudahdihasiikan beberapa tanaman transgenik, seperti:

No Tanaman Sifat Gen • Instansi

1 Jagung Tahan penggerek batang Bt Balitbio/ICI Seed Co

2 Kacang tanah Tahan Pstv CP Balitbio/ACIAR

3 Kentang Tahan PTM Bt Balitbio/MSU

4 Ubijaiar Tahan SPFMV CP Balitblo/Monsanto

Terhadap pengembangan tanamantransgenikdi Indonesia, sesungguhnya sudahada pengaturan hukumnya, yaknl melalul SKMenteri Pertanian Nomor 856/Kpts/HK.330/9/1997 tentang Pelepasan TanamanTransgenik. Aturan inilah yang dlikuti olehsemua pihak yang terkait denganpengembangan tanaman transgenik, balkuntuk kepentingan riset maupun komersial.Prosedur yang ditetapkan dalam suratkeputusan tersebut adaiah mulai dari uji

rumah kaca selama tiga bulan, uji lapanganterbatas selama enam bulan, sampai akhimyamendapatkan sertifikat "aman hayati". Selainsurat keputusan darl menteri pertaniantersebut, Pemerintah sudah menerbltkan pulaSurat Keputusan Bersama (SKB) untukmengatur masalah Keamanan Hayati danKeamanan Pangan Produk Pertanian HasilRekayasa Genetika pada bulan September2000. Aturan itu tertuang dalam empat buahSKB yang ditaiidatangani Menteri Pertanian,

126 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL 7. DESEMBER 2000: 118 - 132

Page 10: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

Anto IsmuBudianto. Perlindungan Hukum terhadap Konsumen...

Menteri Kehutanari dan Perkebunan, MenteriKesehatan, dan Menteri Negara Pangan danHoltikultura.

Adapun data yang dapat disajikanmengenai tanaman transgenik yang telahditanam di Indonesia adalah sebagai berikut:^^

No Tanaman Gen Sifat Perusahaan Lokasi Luas

1 Jagung Cry1ab Tahan penggerek batang Mcnago JawaTengah .

2 Jagung Cry 1ab Tahan penggeiek batang Pioneer - -

3 Jagung EPSPS Herbisidagiisofat Monagro JawaTengah ' -

4 Jagung- • Pin II Tahan penggerek batang Balitbio - -

5 Kapas Cry 1ab Tahan penggerek bunga Monagro Sulsel ^ha

6 Kapas EPSPS Tahan herbisidagiisofat Monagro JawaTengah-

7 Kedelai EPSPS Tahan herbisidagiisofat Monagro JawaTengah-

8 Kentang,, Cry V Tahan pengger^daundanubi Balitbio - -

9 Padi Cry1ab Tahan penggerek batang Balitbio - -

10 Padi Cry1ab

' dan GNA

Tahan penggerek batangdan

werengcoklat

UPl

Perlindungan Hukum terhadapKonsumen Produk Rekayasa Genetik

Dilepaskannya tanaman produk rekayasagenetik ke alam dipandang memiliki risikoterhadap lingkungan dan kesehatan manusia.Beberapa kemungkinan yang dapat terjadimisalnya tanaman transgenik berubahmenjadi gulma, terjadinya perpindahan gendispesies lain yang berakibat buruk, dan risiko

^^Kompas. 2 November 2000.'̂ Kartika Adiwilaga. Op. Cit. Him. 3.

terhadap kesehatan karena digunakannyatanaman transgenik sebagai makanan.'®Dalam kaitannyadengan perlindungan hukumterhadap konsumen produk rekayasa genetik,kepentingan konsumen.yang perlu dillndungiadalah keamanan terhadap kesehatanapabila rhengkonsumsi produk rekayasagenetik.

127

Page 11: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

Produk tanaman transgenik temyata adayang memiliki kemungkinan menimbulkan efeksamping yang merugikan, antara lain dapatmengganggu metabolisme tubuh sehinggamenimbulkan penyakit dan menimbulkanaiergi, misainya jagung BT cry9c yang didugabisa menimbulkan efek aiergi bila dikonsumsimanusia. Hal Itu dapat terjadi karena dalampengujian di laboratorium yang dilakukan clehFood and Drug Agency (FDA) terbukti bahwaprotein dl jagung jenis BT cry 9c belumterdegradasi meskipun telah dipanaskandalam waktu setengah jam. Ikatan molekulprotein inl lebih kuat dan mirip dengan unsuryang dapat memunculkan aiergi pada tubuhmanusia. Apabila jagung BT cry 9c Inidikonsumsi manusia, makadapatmenimbulkanreaksi shock di tubuh dan mual, terlebih lagiapabila dikonsumsi oleh orang yang alergen,sehingga dapat menimbulkan reaksi kerassampai menimbulkan ha! yang fatal.^°

Dalam hubungannya dengan perlindungankonsumen, Resolusi PBB Nomor 39/248Tahun 1985 tentang Perlindungan Konsumen(Guidelines for Consumer Protection),merumuskan berbagai kepentingan konsumenyang perlu diiindungi, yakni:

a) perlindungan konsumen .dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dankeamanannya;

b) promosi dan perlindungan kepentinganekonomi sosial konsumen;

c) tersedianya informasi yang memadai bagikonsumen untuk memberikan

kemampuan mereka melakukan pilihan

^Kompas. 4 November 2000.

yangtepatsesuai kehendakdan kebutuhanpribadi;

d) pendidikan konsumen;e) tersedianyaupayaganti rugi yang efektif;f) kebebasan untuk membentuk organisasi

konsumen atau organisasi lainnya yangrelevan dan memberikan kesempatankepada organisasi tersebut untukmenyuarakan pendapatnyadalam prosespengambllan keputusan yang menyangkutkepentingan mereka.

Dari resolusi tersebut,unsur perlindungankonsumen dari bahaya-bahaya terhadapkesehatan dan keamanannya mendudukiprioritas yang pertama. Selanjutnya adalahbagaimana halnya dengan perlindungankonsumen yang ada di Indonesia.

Pengaturan secara khusus terhadapperlindungan konsumen produk rekayasagenetik sampai saat ini belum ada di Indonesia, namunsecara umum perlindungan hukumterhadap konsumen di Indonesia sudah diaturdalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999tentang Perlindungan Konsumen (untukselanjutnya disebut Undang-UndangPerlindungan Konsumen). Adapun yangdimaksud dengan perlindungan konsumen didalam undang-undang adalah "segala upayayang menjamin adanya kepastian hukumuntuk memberikan perlindungan kepadakonsumen" (kursif penulis).

Konsumen itu sendiri menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah,"setiap orang pemakai barang dan/atau jasayang tersedia dalam masyarakat, baik bagi

128 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL 7. DESEMBER 2000: 118 - 132

Page 12: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

Anto Ismu Budianto. Perlindungan Hukum terhadap Konsumen...

kepentingan diri sendiri, keiuarga, orang lainmaupun makhluk hidup lain dan tidak untukdiperdagangkan" (kursif penulls). Maksud dariperkataan tidak untuk diperdagangkan yangdinyatakan dalam definisi konsumen di atassejalan dengan pengertian pelaku usaha yangdimaksudkan dalam undang-undang, yakni:

"setlap perorangan atau badan usaha,balk yang berbentuk badan hukummaupun bukan badanhukum yang didirikandan berkedudukan atau melakukan

kegiatan dalam wilayah hukum negaraRepublik Indonesia, baik sendiri maupunbersama-sama melalui perjanjianmenyelenggarakan kegiatan usaha dalamberbagai bidang ekonomi".

Darl ketentuantersebut diatas dan apabiladihubungkan dengan produk tanamantransgenik, maka tidak hanya produsentanaman transgenik saja yang tunduk padaundang-undang ini, melainkan para rekanan,agen, distributor, serta jaringan-jaringan yangmelaksanakan fungsi pendistribusian danpemasaran barang dan/atau jasa.kepadamasyarakat luas selaku pemakal dan/ataupengguna barang dan/atau Jasa harus tundukpada ketentuan perundang^undang tentangperlindungan konsumen. TampaknyaUndang-Undang Perlindungan Konsumen di.Indonesia ditujukan untuk mellndungikepentingan konsumen, dan bukan hanyameiindungi kepentingan pelaku usaha untukkepentingan mereka sendiri.^^ ,

Sepanjang berhubungan dengan produktanaman trasgenik yang dapat merugikan

konsumen, maka pihak-pihak terkait yangbertanggung jawab adalah tidak hanyaprodusen saja, melainkan sampai kepadarekanan, agen, distributor, serta jaringan-jaringan yang melaksanakan fungsipendistribusian dan pemasaran produkrekayasa genetik. Selanjutnya Undang-Undang Perlindungan Konsumen mengatursecara jelas masing-masing hakdan kewajibankonsumen maupun hak dan kewajiban pelakuusaha. Sampai sejauh mana hakdan kewajibanitu dapat diimplementasikan terhadap produkrekayasa genetik, hal itu masih perlu dikajidengan seksama.

Konsumen yang ada diIndonesia jumlahnyasaat ini diperkirakan 120 juta orang,berdasarkan ketentuan Undang-UndangPerlindungan Konsumen, hak-hak konsumenadalah:

1. hak atas kenyamanan, keamanan, dankeselamatan dalam mengkonsumsibarang/jasa;

2. hak untuk memllih barang/jasa sesuaidengan nilal tukar dan kondisi, sertajaminan yang dlberikan;-

3. hak atas informasi yang benar, jelas, danjujur mengenai kondisi danjami.nanbarang/jasa;

4. hak untuk didengar pendapat dankeluhannya atas barang/jasa yangdigunakan;

5. hak untuk rhendapatkah advokasi,perlindungan dan upaya penyelesaiansengketa perlindungan konsumen secarapatut;

2'Gunawan' Widjaja dan Ahmad Yani. 2000. Hukum TentangPerlindungan Konsumen. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Hlm.-4-10.

129

Page 13: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

6. hak untuk mendapatkan pembinaan danpendidikan konsumen;

7. hak untuk diperlakukan atau dilayanisecara benar dan jujur serta tidakdiskriminatif;

8. hak untuk mendapatkan kompensasi,ganti rugi/penggantian, jika barang/jasayangditerima tidak sesuaidenganperjanjianatau tidak sebagaimana mestlnya;

9. hak yang diatur dalam peraturanperundangan iainnya

Kesembilan hak konsumen tersebut di

atas, dimlliki oleh konsumen yangmemanfaatkanproduktanaman transgenik. Disamping itu beberapa ha! panting yang harusdipahami dan merupakan pengaturan yangrelatif baru dalam sistem hukum dan

perundangan di Indonesia, khususnyaperlindungan terhadap konsumen, adalahmengena;

1. klausula baku;2. pembuktlan terballk;3." class action-,4. Badan Perlindungan Konsumen Nasional

{BPKN): dan '5. Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen

(BPSK).

Persoalannya adalah apakah semua itusudah dianggap mencukupi untuk mellndungikonsumen dari pengaruh-pengaruh negatifyang ditlmbulkan oleh produk rekayasagenetik. Hal yang teblh penting pada saat inladalah pendekatan kehatl-hatian untukmencermati segala kemungklnan yang dapatditimbulkan oleh produk rekayasa genetik darisisl keamanannya untuk dikonsumsl.

Untuk menjamin keamanan produk hasilrekayasa genetik terhadap llngkunganmaupun terhadap kesehatan, sudah

selayaknya apabila produk-produk rekayasagenetik tersebut melewati proses pengujiansebelum dipasarkan kepada konsumen.Metode pengujian keamanan produk maupunpenelitian atas tanaman transgenik harussesuai dengan standar yang ditentukan olehbadan-badan pengawas kesehatan danpangan dunia, sepertl WHO maupun FAQ,sehingga dapat dijamin bahwa produkrekayasa genetik tersebut aman untukdikonsumsl. DI samping Itu, terhadap produkrekayasa genetik yang sudah dipasarkan dandikonsumsi oleh masyarakat perlu diberikaniabelisasi maupun rekomendasi terhadaptingkat keamanannya untuk dikonsumsl,sehingga konsumen dapat menentukanpiiihan, apakah akan mengkonsumsl produkrekayasa genetik atau tidak.

Hal yang lebih utama dari perlindunganhukum terhadap konsumen produk rekayasagenetik, selain ImplementasI dari perundang-undang dl bidang perlindungan konsumen,adalah menylapkan perangkat lunak, berupaperaturan yang mewajibkan untuk mengujitingkat keamanan produk rekayasa genetikdari tingkat hulu sampai hilir, maupunperangkat kerasnya, berupa lembaga-lembaga penilai ataupun laboratorium yangsecara ilmiah dapat membuktikan tingkatkeamanan produk rekayasa genetik untukdapat dikonsumsl secara aman oleh manusia.

Simpulan

Perkembangan ilmu pengetahuandibldang bioteknologi tidak dapat dihambatkarena adanya kontroversi aman atau tidaknyaproduk rekayasa genetik. Sudah selayaknyaapabila apllkasi dari bioteknologi dalambentuk rekayasa genetik digunakan untuk

130 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL 7. DESEMBER 2000: 118 - 132

Page 14: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

Anto IsmuBudianto. Perlindungan Hukum terhadap Konsumen...

memenuhi kebutuhan umat manusia di

bidang kesehatan, pertanian, peternakan,maupun industri. Meskipun rekayasa genetikdigunakan sebagai terobosan di bidangkesehatan maupun pertanian untukmemenuhi kebutuhan umat manusia yangsemakin meningkat, dan terlepas daripengaruh positip maupun negatifnya produkrekayasa genetik, sikap kehati-hatiansangatlah diperlukan untuk mencermatisegala kemungkinan yang dapat terjadi padakonsumen produk rekayasa genetik.

Sosialisasi aman atau tidaknya produkrekayasa genetik akan sangat membantupemahaman konsumen untuk dapatmenentukan pilihannya untuk mengkonsumsiatau tidak mengkonsumsi produk rekayasagenetik, yang saat sekarang ini sudah beredarsecara luas. Labelisasi produk rekayasagenetik akan membantu konsumen untukdapat menentukan pilihannya. Tidak kaiahpentingnya adalah implementasi dari peraturanyang sudah ada untuk melindungi tidak hanyakonsumen produk rekayasa genetik, tetapi jugapelaku usaha dari produk rekayasa genetik. •

Daftar Pustaka

Adiwilaga, Kartika. Isu Keamanan Pangan danLingkungan Tanaman Hasil RekayasaGenetika". Makalah pada Sem/narBioteknologi tentang Kesiapan Indonesia Memasuki Globalisasi

Produk Transgenik. Jakarta. 5September 2000

Djumhana, Muhammad. 1995. HukumDalam Perkembangan Bioteknologi.Bandung: Penerbit PI. Citra AdityaBakti.

Institute, The Panos. 1994. Genetic Engineers Target Third Worid Crops. Alihbahasa Vinera Zainuddin.KONPHALINDO.

Loedin, Inez H.S. "Transfer Gen PadaTanaman Dan Aplikasinya." Makalahpada Seminar Bioteknoiogi tentangKesiapan Indonesia MemasukiGlobalisasi Produk Transgenik.Jakarta. 5 September 2000

Mohamad, Kartono. "Simalakama TanamanTransgenik." Artikel dalam Tempo. 1Oktober 2000.

Rahardi, F. "Revolusi Hijau vs PertanianOrganik". Artikel dalam Kontan. No. 25Tahun IV, 20 Maret 2000.

Rahardjo, Satjipto. 1986. Ilmu Hukum.Bandung: Penerbit Alumni.

Rulianto, Agung. "Pertanian Kilat? Nanti Dulu."Artikel dalam Tempo. 24 September2000

Widjaja, Gunawan dan Ahmad Yani. 2000.Hukum Tentang PerlindunganKonsumen. Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama.

Kompas. 17 September 2000

, 2 November2000

, 4 November2000.

Kontan. No. 25 Tahun IV, 20 Maret 2000

Tempo. 1 Oktober 2000

, 24 September 2000.

United Nations Convention on Biological Diversity 1992

131

Page 15: Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Produk Rekayasa Genetik

Undang-Undang NomorStahun 1994'tentang Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999Pengesahan United Nations onBiologi- tentang Perlindungan Konsumen.cal Diversity (Konvensi PerserikatanBangsa-Bangsa tentang Keaneka-ragaman Hayati).

8 $ ®

132 JURNAL HUKUM. NO. 15 VOL 7. DESEMBER 2000: 118 - 132