PERIODISASI SASTRA INDONESIA
1. Zaman PeralihanZaman ini dikenal tokoh Abdullah bin
Abdulkadir Munsyi. Karyanya dianggap bercorak baru karena tidak
lagi berisi tentang istana danraja-raja, tetapi tentang kehidupan
manusia dan masyarakat yang nyata, misalnya Hikayat Abdullah
(otobiografi), Syair Perihal Singapura Dimakan Api, Kisah Pelayaran
Abdullah ke Negeri Jedah. Pembaharuan yang ia lakukan tidak hanya
dalam segi isi, tetapi juga bahasa. Ia tidak lagi menggunakan
bahasa Melayu yang kearab-araban.Ciri-ciri :a. individualis dan
tidak anonym lagib. progresif, tetapi masih tradisional dal;am
bentuk dan bahasanyac. menulis apa yang dilihat dan dirasakand.
sudah mulai masyarakat sentrise. temanya tentang kisah perjalanan,
biografi, adat- istiadat, dan didaktis Hasil karya sastra pada
zaman ini antara lain: Kisah Abdullah ke Malaka Utara Perjalanan
Abdullah ke Kelantan dan Tenggano dan Hikayat Abdullah Hikayat
Puspa Wiraja Hikayat Parang Punting Hikayat Langlang Buana Hikayat
Si Miskin Hikayat Berma Syahdan Hikayat Indera Putera . Hikayat
Syah Kobat Hikayat Koraisy Mengindera Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat Jaya Langkara Hikayat Nakhoda Muda Hikayat Ahmad Muhammad
Hikayat Syah Mardan Hikayat Isma Yatim Hikayat Puspa Wiraja
ANGKATAN BALAI PUSTAKA
Angkatan Balai Pustaka merupakan karya sastra di Indonesia yang
terbit sejak tahun 1920, yang dikeluarkan oleh penerbit Bali
Pustaka. Prosa (roman, novel,cerpen, dan drama) dan puisi mulai
menggantikan kedudukan mulai menggantikan kedudukan syair, pantun,
gurindam, hikayat, dan kazhanah sastra di Indonesia pada masa
iniBalai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh
buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan sastra melayu
rendah yang tidak menyoroti pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki
misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam 3 bahasa
yaitu bahasa Melayu tinggi, bahasa Jawa, dan bahasa Sunda, dan
dalam jumlah yang terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak, dan
bahasa Madura.Nur Sultan Iskandar dapat disebut sebagai raja
angkatan balai pustaka karna karya-karya tulisnya pada masa
tersebut. Apabila dilihat daerah asal kelahiran para pengarang,
dapat dikatakan bahwa novel-novel Indonesia yang terbit pada
angkatan ini adalah novel Sumatera dengan Minangkabau sebagai titik
pusatnya.Pada masa ini novel Siti Nurbaya, dan Salah Asuhan menjadi
karya cukup penting, keduanya mengkritik adat-istiadat dan tradisi
kolot yang membelenggu.
Ciri-ciri Periode Balai Pustaka a. Para penyairnya masih banyak
yang mempergunakan bentuk-bentuk puisi lama, pantun dan syair,
seperti terlihat pada karya Tulis Sutan Ati, Abas, Sutan Pamunjtak.
b. Bentuk puisi barat yang tidak terlalu terikat oleh
syarat-syarat, seperti puisi lama, mulai dipergunakan oleh para
penyair muda. Para penyair baru ini dipelopori oleh Moh. Yamin,
yang mempergunakan bentuk sonata dalam kesusastraan Indonesia. c.
Bentuk prosa yang memegang peranan pada masa kesusastraan angkatan
Balai Pustaka adalah Roman. Roman angkatan ini bertema perjuangan
atau perlawanan terhadap adat istiadat lama, misalnya kawin paksa.
d. Menggunakan bahasa Indonesia yang masih terpengaruh bahasa
melayu e. Persoalan yang diangkat persoalan adat kedaerahan dan
kawin paksa f. Cerita yang di angkat seputar romantisme Konsep
Pemikiran Periode Balai Pustaka 1. Agak dinamis. 2. Bercorak
pasif-romantik. Ini berarti bahwa cita-cita baru senantiasa
terkalahkan oleh adat lama yang membeku, sehingga merupakan
angan-angan belaka. Itulah sebabnya dalam mencapai cita-citanya,
pelaku utama senantiasa kandas, misalnya dimatikan oleh
pengarangnya. 3. Mempergunakan bahasa Melayu baru, yang tetap
dihiasi ungkapan-unngkapan klise serta uraian-uraian panjang.
Sastrawan Angkatan Balai Pustaka Tulis Sultan Sati Marah Roesli
Merari Siregar Abdoel Moeis Muhamad Yamin Djamaluddin Adinegoro
Merari Siregar (lahir di Sipirok, Sumatera Utara pada 13 Juli 1896
dan wafat di Kalianget, Madura, Jawa Timur pada 23 April 1941)
Novel Azab dan Sengsara karangannya merupakan roman yang pertama
diterbitkan oleh Balai Pustaka. Beberapa Novel karyanya antara lain
Adzab dan sengsara Binasa Karena Gadis Priangan Cinta Dan Hawa
Nafsu Marah Roesli (lahir di Padang, Sumatera Barat, 7 Agustus 1889
meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Januari 1968 pada umur 78
tahun) Keterkenalannya karena karyanya Siti Nurbaya (roman) yang
diterbitkan pada tahun 1920 sangat banyak dibicarakan orang, bahkan
sampai kini. Siti Nurbaya telah melegenda, wanita yang dipaksa
kawin oleh orang tuanya, dengan lelaki yang tidak diinginkannya.
Siti Nurbaya La Hami Anak Kemenakan Muhamad Yamin Dilahirkan di
Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Yamin memulai karier sebagai
seorang penulis pada dekade 1920-an semasa dunia sastra Indonesia
mengalami perkembangan. TANAH AIR (1922) Indonesia , Tumpah Darahku
( 1928 ) Kalau Dewi Tara Sudah Berkata Ken Arok dan Ken Dedes (
1934 ) Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera
Barat, 3 Juli 1883 meninggal di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959
pada umur 75 tahun) adalah seorang sastrawan dan wartawan
Indonesia. Salah Asuhan (1928) Pertemuan Jodoh (1933) Djamaluddin
Adinegoro (lahir di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat, 14 Agustus
1904 meninggal di Jakarta, 8 Januari 1967 pada umur 62 tahun)
adalah sastrawan Indonesia dan wartawan kawakan. Asmara jaya (1928)
Darah Muda (1927) Tulis Sultan Sati lahir pada tahun 1898 di
Bukittinggi dan meninggal paad zaman Jepang. Karya-karyanya terdiri
atas asli dan saduran, baik roman maupun syair. Sengsara Membawa
Nikmat (1928) Tak di sangka (1923) Tak Membalas Guna (1932)
Memutuskan Pertalian (1932) Siti Nurbaya (Karya Marah Rusli)-1922
Tema: Kasih tak sampai dan kawin paksa Tokoh: Sitti Nurbaya, Samsul
Bahri, Datuk Meringgih Sitti Nurbaya menceritakan cinta remaja
antara Samsulbahri dan Sitti Nurbaya, yang hendak menjalin cinta
tetapi terpisah ketika Samsu dipaksa pergi ke Batavia. Belum lama
kemudian, Nurbaya menawarkan diri untuk menikah dengan Datuk
Meringgih (yang kaya tapi kasar) sebagai cara untuk ayahnya hidup
bebas dari utang; Nurbaya kemudian dibunuh oleh Meringgih. Pada
akhir cerita Samsu, yang menjadi anggota tentara kolonial Belanda,
membunuh Meringgih dalam suatu revolusi lalu meninggal akibat
lukanya. Novel yang berjudul Azab dan Sengsara karya Merari Siregar
ini menceritakan kisah kehidupan seorang anak gadis bernama
Mariamin yang hidup sengsara karena harus mengurus ibunya yang
sakit-sakitan. Mariamin mempunyai kekasih yang berasal dari
keluarga kaya dan baik-baik yang bernama Aminuddin berjanji akan
menikahinya setelah dia mendapat pekerjaan tapi Aminuddin tidak
menikahinya karena ayahnya tidak setuju dengan hubungan mereka,
Aminuddin hanya meminta maaf lewat surat .2 tahun berlalu ,
mariamin pun menikah dengan pria yang tidak ia kenal bernama
kasibun yang setelah sekian lama mengidap penyakit yang dapat
menular pada pasangannya. Suatu ketika Aminuddin datang ke rumah
mariamin dan karena suaminya cemburu suaminya malah menyiksa dan
memukul Aminuddin, karena tidak tahan mariamin pun melaporkannya ke
polisi Sampai akhirnya mereka bercerai. Kesudahannya Mariamin
terpaksa Pulang ke negrinya membawa nama yang kurang baik, membawa
malu, menambah azab dan sengsara yang bersarang di rumah kecil yang
di pinggir sungai Sipirok. Hidup Mariamin sudah habis dan
kesengsaraannya di dunia sudah berkesudahan. Azab dan Sengsara
dunia ini sudah tinggal di atas bumi, berkubur dengan jazad badan
yang kasar itu. TANAH AIR Pada batasan bukit barisan Memandang Aku,
ke bawah memandang Tampaklah hutan rimba dan ngarai Lagipun sawah,
sungai yang permai Serta gerangan lihatlah pula Langit yang hijau
bertukar warna Oleh pucuk daun kelapa Itulah tanah, tanah airku
Sumatera namanya, tumpah darahku Sengsara Membawa Nikmat Roman
karya Tulis Sutan Sati ini berkisah tentang dua orang pemuda, Midun
dan Kacak yang saling bermusuhan. Midun anak miskin, berbudi baik,
sopan, sabar, dan taat menjalankan perintah agama Sementara Kacak
adalah anak seorang kaya, mamaknya menjadi penghulu Laras di daerah
itu sehingga tak heran jika Kacak menjadi sombong dan bangga dengan
kekayaan yang dimiliki oleh keluarganya. Karena Midun lebih disukai
orang, Kacak menjadi sangat iri. Pangkal dari permusuhan di antara
mereka, adalah karena Midun sangat disukai masyarakat sedangkan
Kacak tidak. Sebaliknya, Kacak justru beranggapan bahwa penyebab ia
tidak disukai dirinya oleh masyarakat adalah akibat hasutan Midun
kepada masyarakat supaya membenci dirinya Kacak selalu mencelakai
Ekstrover. Setelah menghabiskan beberapa hari di Padang, ia kembali
ke Batavia. Beberapa tahun kemudian, dia dipindahkan ke
Bukittinggi. Pada perjalanan ke sana, ia menghabiskan beberapa hari
di rumah pamannya di Padang, paman ingin Nurdin untuk menikahi
putrinya, yang menolak Nurdin nyenyak. Sementara pada pertemuan
untuk pendirian sekolah baru, Nurdin melihat Rukmini mendapatkan
disewa. Minggu berikutnya, di stasiun kereta api, ia memenuhi
Rukmini dan dua menjadi lebih dekat. Mereka menjadi lebih dekat
lagi ketika Nurdin memperlakukan ibu Rukmini, dan Nurdin memutuskan
untuk mengusulkan. Namun, ibu Nurdin tidak setuju dengan hubungan
mereka dan diam-diam memberitahu Rukmini bahwa Nurdin diatur untuk
menikahi sepupunya. Ketidakbenaran ini menyebabkan Rukmini menjadi
patah hati. Sementara itu, Harun duda jatuh untuk Rukmini dan
mencuri salah satu dari foto-fotonya. Ketika Nurdin memberinya
fisik, Harun menunjukkan Nurdin gambar dan mengatakan bahwa mereka
berada dalam suatu hubungan. Hal ini menyebabkan Nurdin untuk
meninggalkan Rukmini. Didera rasa bersalah, ibu Nurdin jatuh sakit.
Di ranjang, dia mengaku bahwa dia telah berbohong kepada Rukmini
tentang keterlibatan Nurdin. Sementara itu, Harun - yang telah
ditangkap karena Corrie de Bussee, gadis Indo-Belanda yang cantik,
lincah dan menjadi dambaan setiap pria yang mengenalnya. Corrie
berteman dengan Hanafi dari sejak kecil. Hanafi sendiri adalah
laki-laki muda asli Minangkabau, berpendidikan tinggi dan
berpandangan kebarat-baratan. Hanafi menyukai corrie tetapi corrie
tidak dan corrie pun pergi, dan akhirnya hanafi menikahi rapiah
pilihan kedua orang tuanya , rapiah wanita yang penyayang dan sabar
, dia sabar menghadapi perlakuan hanafi yang begitu ketus kepadanya
dengan lapang dada . Suatu hari Hanafi digigit anjing gila, maka
dia harus berobat ke Betawi agar sembuh. Di Betawi Hanafi
dipertemukan kembali dengan Corrie. Di Betawi, Hanafi menikah
dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan
Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun
Hanafi seperti itu Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan Ibu
Hanafi. Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia,
sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh
Hanafi. Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju
Semarang. Corrie sakit Kholera dan meninggal dunia. Hanafi sangat
menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian
Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui
ibunya, Hanafi pekerjaannya hanya termenung saja dan tidak terlalu
bergairah. Hanafi sakit, kata dokter dia minum sublimat dan
akhirnya dia meninggal dunia. Berbicara tentang pertentangan adat
dan kawin paksa.dominasi orang tua dalam perkawinan,Gaya
penceritaan terpengaruh oleh sastra Melayu yang mendayu-dayu, masih
menggunakan bahasa klise seperti peribahasa dan
pepatah-petitih,Karya-karya yang diterbitkan Balai Pustaka
diharuskan memenuhi Nota Rinkes yang berbunyi: didaktis, serta
netral agama dan politik.
Merari Siregar Azab dan Sengsara (1920) Binasa Karna Gadis
Priangan (1931) Cinta dan Hawa Nafsu Marah Roesli Siti Nurbaya
(1922) Laihami (1924) Anak dan Kemanakan (1956) Muhammad Yamin
Tanah Air (1922) Indonesia Tumpah Darahku (1928) Kalau Dewi Tara
Sudah Berkata Ken Arok dan Ken Dedes (1934) Nur Sultan Iskandar Apa
Dayaku Karna Aku Seorang Perempuan (1923) Cinta Yang Membawa Maut
(1926) Salah Pilih (1928) Tuba Dibalas Dengan Susu (1933)
Hulubalung Raja (1934) Katak Hendak Menjadi Lembu.
5. Lulis Sutan Suti Tak Disangka (1923) Sengsara Membawa Nikmat
(1928) Tak Membalas Guna (1932) Memutuskan Pertalian (1932) 6.
Djamaluddin Adinegoro Dara Muda (1927) Asmara Jaya (1928) Abas
Soetan Pamoentjak Pertemuan (1927) 7. Abdul Muis Salah Asuhan
(1928) Pertemuan Jodoh (1933) 8. Aman Datuk Madjoindo Menebus Dosa
(1932) Sicebol Merindukan Bulan (1934) Sampaikan Salamku Kepadanya
(1935)
4. PUJANGGA BARUPujangga Baru muncul sebagai reaksi atas
banyaknya sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka terhadap karya
tulis sastrawan pada masa tersebut, terutama terhadap karya sastra
yang menyangkut rasa nasionalisme dan kesadaran kebangsaan. Sastra
Pujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik, dan
elistik.Pada masa itu, terbit pula majalah pujangga baru yang
dipimpin oleh Sutan Takdir Alisyahbana, beserta Amir Hamzah dan
Armijn Pane. Karya sastra Indonesia setelah zaman Balai Pustaka
(tahun 19301942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisjahbana.
Karyanya layar terkembang, menjadi salah satu novel yang sering
diulas oleh para kritikus sastra Indonesia. Selain Layar
Terkembang, pada periode ini novel Tengelamnya Kapal Vander Wijck
dan Kalau Tak Untung menjadi karya penting sebelum perang.Pada masa
ini dua kelompok sastrawan Pujangga Baru yaitu :1. Kelompok Seni
Untuk Seni yang dimotori oleh Sanusi Pane dan Tengku Amir Hamzah.2.
Kelompok Seni Untuk Pembangunan Masyarakat yang dimotori oleh Sutan
Takdir Alisjahbana, Armijn Pane, dan Rustam Effendi. Ciri-ciri
Angkatan Pujangga Baru Menampilkan nasionalisme Indonesia memasuki
kehidupan modern menampakkan kebangkitan kaum muda Banyak
terpengaruh oleh Angkatan 1880 di Negeri Belanda sehingga
puisi-puisinya banyak yang berbentuk soneta Pada masa ini terjadi
polemik yang seru antartokoh-tokohnya Sutan Takdir Alisyahbana
berorientasi ke barat yang intelektualistik, individualistuik dan
materialistik, punya idealisme tinggi akan kemajuan iptek/sains dan
dunia Sanusi Pane berorientasi ke timur (India, Timur Tengah, Cina)
yang spiritualistik, mementingkan olah ruhani Armijn Pane, Amir
Hamzah, Kihajar Dewantara, yang lebih menginginkan adanya sintesis
barat yang sifistikated dan timur yang sufistik.
Penulis dan Karya Sastra Pujangga Baru1. Sutan Takdir
Alisjabana- Dian Tak Kunjung Padam (1932)- Tebaran Mega- kumpulan
sajak (1935)- Layar Terkembang (1936)- Anak Perawan di Sarang
Penyuman (1940)2. Hamka - Di Bawah Lindungan Kabah (1938)-
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1939)- Tuan direktur (1950)- Di
Dalam Lembah Kehidupan (1940)3. Armijn Pane- Jiwa Berjiwa Gamelan
Djiwa- kumpulan sajak (1960)- Djinak-djinak Merpati- sandiwara
(1950)- Kisah Antara Manusia (1953)4. Sanusi Pane- Pancaran Cinta
(1926)- Puspa mega (1927)- Sandhykala Ning Majapahit (1933)-
Kertajaya (1932)5. Tengku Amir Hamzah- Nyanyi Sunyi (1937)- Begawat
Gita (1933)- Setanggi Timur (1939)
5. ANGKATAN 1945Pengalaman hidup dan gejolak
sosial-politik-budaya telah mewarnai karya sastrawan Angkatan 45.
Karya sastra angkatan ini lebih realistik dibanding karya Angkatan
Pujangga Baru yang romantik-idealistik. Karya-karya sastra pada
angkatan ini banyak bercerita tentang perjuangan merebut
kemerdekaan seperti halnya puisi-puisi Chairil Anwar. Sastrawan
angkatan 45 memiliki konsep yang diberi judul Surat Kepercayaan
Gelanggang konsep ini menyatakan bahwa para sastrawan angkatan 45
ingin bebas berkarya sesuai alam kemerdekaan dan hati nurani.
Selain Tiga Menguak Takdir dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dan
Atheis dianggap sebagai karya pembaharuan prosa Indonesia.Ciri-ciri
Sastra Masa Masa Jepang dan Angkatan 45 Bicara tentang kegetiran
nasib di tengah penjajahan Jepang yang sangat menindas menampilkan
cita-cita merdeka dan perjuangan revolusi fisik berkelit dari
sensor penguasa, berkembang sastra simbolik Muncul
ungkapan-ungkapan yang singkat-padat-bernas (gaya Chairil Anwar
dalam puisi) kesederhanaan baru dengan kalimat pendek-pendek nan
lugas (gaya Idrus dalam prosa fiksi/sketsa).
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 19451. Chairil Anwar- Kerikil
Tajam (1949)- Deru Campur Debu (1949)2. Asrul Sani, bersama Rivai
Apin dan Chairil Anwar- Tiga Menguak Takdir (1950)3. Idrus- Dari
Ave Maria ke Djalan Lain ke Roma (1948)- Aki (1949)- Perempuan Dan
Kebangsaan4. Achdiat K. Mihardja- Atheis (1949)5. Trisno Sumardjo-
Katahati dan Perbuatan (1952)6. Utuy Tatang Sontani- Suling (drama)
(1948)- Tambera (1949)- Awal dan Mira drama satu babak (1962)7.
Suman Hs- Kasih ta Terlarai (1961)- Mentjari Pentjuri Anak Perawan
(1957)- Pertjobaan Setia (1940)
7. ANGKATAN 1966 1970-anAngkatan ini ditandai dengan terbitnya
Horison (majalah sastra) pimpinan Muchtar Lubis. Semangat
avant-garde sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra
pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra dengan
munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran,
arketip, dan absurd. Penerbitan Pustaka Jaya sangat banyak membantu
dalam menerbitkan karya-karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada
angkatan 1950-an yang juga termasuk dalam kelompok ini adalah
Montiggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur
Rusanto, Goenawan Mohamad, dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan
termasuk paus sastra Indonesia H.B. Jassin.Beberapa sastrawan pada
angkatan ini antara lain : Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta,
Arifin C.Noer, Darmanto Jatman, Arif Budiman, Goenawan Muhamad,
Budi Darma, Hamsat Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Kardjo,
Taufik Ismail, DLL.
Ciri ciri Sastra Angkatan 66 Menegakkan keadilan dan kebenaran
bnerdasarkan Pancasila dan UUD 45 menentang komunisme dan
kediktatoran bersama Orde Baru yang dikomandani Jendral Suharto
ikut menumbangkan Orde Lama, mengikis habis LEKRA dasn PKI Sastra
Angkatan 66 berobsesi menjadi Pancasilais sejati Penulis Dan Karya
Sastra Angkatan 19661. Taufik Ismail- Malu (Aku) Jadi Orang
Indonesia- Tirani dan Benteng- Buku Tamu Musim Perjuangan- Sajak
Ladang Jagung- Kenalkan- Saya Hewan- Puisi-puisi Langit2. Sutardji
Calzom Bachri- O - Amuk- Kapak3. Abdul Hadi WM- Meditasi (1976)-
Potret Panjung Pengunjung Pantai Sanur (1975)- Tergantung Pada
Angin (1977)4. Supardi Djoko Damono- Dukamu Abadi (1969)- Mata
Pisau (1974)5. Goenawan Muhamad- Perikesit (1969)- Interlude
(1971)- Potret Seorang Penyair Muda Sebagai Simalin Kundang (1972)-
Seks, Sastra, dan Kita (180)6. Umar Kayam- Seribu Kunang-kunang di
Manhattan- Sri Sumara dan Bawuk- Lebaran Di Karet- Pada Suatu Saat
di Bandar Sangging- Kelir Tanpa Batas- Para Priyayi- Jalan
Manikung7. Danarto- Godlob- Adam Makrifat- Berhala8. Nasjah Djamin-
Hilanglah Si Anak Hilang (1963)- Gairah Untuk Hidup dan Mati
(1968)9. Putu Wijaya- Bila Malam Bertambah Malam (1971) - Telegram
(1973) - Pabrik- Stasiun (1977) - Gres dan Bom
8. ANGKATAN 1980-1990
Karya sastra Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980,
ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita
yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra
Indonesia pada angkatan ini tersebar luas di berbagai majalah dan
penerbitan umum.Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan
dekade 1980-an antara lain adalah : Rami Sylado,Yudistria
Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Aji Darma, Pipiet Senja,
Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor
Hasby, Tarman Efendi Tarsyad, Noor Aini Cahaya Khairani, dan
Tajuddin Noor Ganie.Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan
wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan
beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Huriko, La
Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri
khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya
pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai
konflik dengan pemikiran timur.Mira W dan Marga T adalah dua
sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang
menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya tokoh utama pada novel
mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai
Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana
tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan
idealisme, karya-kaya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan
peran antagonisnya.Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an
ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah
novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial
Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh
generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang
lebih dan berat.Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita
Penulis Wanita yang dikomandoi Titie Said, antara lain: La Rose,
Lastri Fardanhi, Diah Hadaning, Yvonne De Fretes, dan Oka
Rusmini.
Ciri-Ciri karya sastra indonesia angkatan 1980-1990
sangat anti KKN dan praktik-praktik otoriter penuh kebebasan
ekspresi dan pemikiran, mengandung renungan religiusitas dan
nuansa-nuansa sufistik Menampilkan euforia menyuarakan hati nurani
dan akal sehat untuk pencerahan kehidupan multidimensional
menampilkan sanjak-sanjak peduli bangsa (istilah yang diusung
rubrik budaya Republika) dan karya-karya reformasi yang anti
penindasan gandrung keadilan, berbahasa kebenaran (sesuai Sumpah
Rakyat 1998) muncul pula fenomena kesetaraan gender yang mengarah
ke woman libs sebagaimana tercermin dalam karya-karya Ayu Utami
dari Komunitas Sastra/Teater Utan Kayu, Jenar Mahesa Ayu, Dewi
Lestari
Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980-19901. Ahmadun Yosi
Herfanda- Ladang Hijau (1980)- Sajak Penari (1990)- Sebelum Tertawa
Dilarang (1997)- Fragmen-fragmen Kekalahan (1997)- Sembahyang
Rerumputan (1997)2. Y.B Mangunwijaya- Burung-burung Manyar (1981)3.
Darman Moenir- Bako (1983)- Dendang (1988)4. Budi Darma - Olenka
(1983)- Rafilus (1988)5. Sundhunata - Anak Bajang Menggiring Angin
(1984)6. Arswendo Atmowilito- Canting (1986)
7. Hilman Hariwijaya- Lupus 28 novel (1986-2007)- Lupus Kecil 13
novel (1989-2003)- Olga Sepatu Roda (1992)- Lupus ABG 11 novel
(1995- 2005)8. Dorothea Rosa Herliany- Nyanyian Gaduh (1987)-
Matahari Yang Mengalir (1990)- Kepompong Sunyi (1993)- Nikah
Ilalang (1995)- Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)9. Gustaf Rizal -
Segi Empat Patah Sisi (1990)- Segitiga Lepas Kaki (1991)- Ben
(1992)- Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999)10. Remy Silado- Ca
Bau Kan (1999)- Kerudung Merah Kirmizi (2002)11. Afrizal Malna -
Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 (1987)- Yang Berdiam Dalam
Mikrofon (1990)- Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991)- Dinamika
Budaya dan Politik (1991)- Arsitektur Hujan (1995)- Pistol
Perdamaian (1996)- Kalung Dari Teman(1998)
9. ANGKATAN REFORMASISeiring terjadinya pergeseran kekuasaran
politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie lalu KH Abdulrahman
Wahid (Gusdur) dan Megawati Soekarno Putri, muncul wacana tentang
Sastrawan Angkatan Reformasi. Munculnya angkatan ini ditandai
dengan maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel
yang bertema sosial-politik, khususnya seputar Reformasi. Di rubik
sastra harian Repoblika misalnya, selama berbulan-bulan dibuka
rubik sajak-sajak peduli Bangsa atau sajak-sajak reformasi.
Berbagai pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi
juga didominasi sajak-sajak bertema sosial-politik.Sastrawan
angktan Reformasih merefleksikan keadaan sosial dan politik yang
terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde
Baru. Proses Reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak
melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra, puisi, cerpen dan
novel pada masa itu. Bahkan penyair-penyair yang semula jauh dari
tema-tema sosial-politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun
Yosi Herfanda, Acep zamzam Noer, dan Hartono Beny Hidayat dengan
media online: duniasastra.com-nya , juga ikut meramaikan suasana
dengan sajak-sajak sosial-politik mereka.
Ciri-ciri :
Bertemakan social-politik
Penuh kebebasan ekspresi dan pemikiran
Menampilkan sajak-sajak peduli bangsa
Religious dan nuansa sufistik
Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi1. Widji Thukul-
Puisi Pelo- Darman
Sastra ModernSastra baru atau sering disebut juga sastra modern
adalah sastra yang muncul dan berkembang setelah masa sastra lama.
Bisa dikatakan bahwa sastra modern dimulai ketika terjadi
perubahan-perubahan yang cukup mendasar terhadap sifat dan ciri
khas sastra yang digunakan masyarakat. Bisa dikatakan pula bahwa
lahirnya sastra modern adalah ketika mulai terjadi perubahan
penggunaan media yang digunakan yaitu dari media lisan yang
bersifat kuno menjadi menggunakan media tulisan yang lebih
modern.Berikut sifat dan ciri-ciri sastra modern:1. Tidak tetikat
oleh adat istiadat atau lebih fleksibel2. Berhubungan dengan
kondisi sosial masyarakat3. Mencerminkan kepribadian penerbitnya4.
Mencantumkan nama pengarangnya.5. Tidak rerikat dengan kaidah baku
dan menggunakan bahasa yang lebih bebas.Beberapa macam karya sastra
modern yang beredar di masyarakat yaitu: novel, cerpen, puisi,
drama dan roman.Untuk bahasan mengenai karakteristik dan
perkembangan sastra kontemporer di Indonedia dalam satu dasawarsa
ini akan dimuat dalam aktikel selanjutnya.
PERIODEISASI KARYA SASTRA ANGKATAN 1980
A. Sejarah Sastra Angkatan 80-anKelahiran sastra angkatan 80-an
diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh
kegiatan politik. Angkatan 80-an lahir pada masa pemerintahan
Soeharto era Orde Baru. Soeharto pada masa itu masih menduduki
suatu jabatan di militer dan sebagai presiden Republik Indonesia,
sehingga pemerintahannya sangat kokoh dengan perlindungan dari
militer. Era Orde Baru mempunyai ciri yaitu semua keputusan
berporos pada presiden dan hak bersuara sangat dibatasi. Ketika ada
sebuah karya yang sifatnya dianggap provokasi, mengancam,
melecehkan, menyinggung dan merugikan maka akan langsung
ditindaklanjuti oleh Soeharto dengan segera. Contohnya adalah
majalah Djaja yang terkenal waktu itu berhenti terbit, padahal
majalah tersebut memuat masalah-masalah budaya bangsa dan kesenian
Indonesia.Sebab-sebab di atas tersebut menjadi dasar tentang tema
yang dititikberatkan pada angkatan 80-an ini, yaitu tentang roman
percintaan dan kisah kehidupan pada masa itu yang sifatnya tidak
dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan
merugikan. Tema roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun
didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat
karena pada masa itu perekonomian di Indonesia sangat makmur
sebelum krisis moneter pertengahan tahun 1997.Kelahiran periode
80-an bersifat mendobrak keberadaan yang dilahirkan dari konsepsi
individual yang mengacu pada satu wawasan kelompok. Setelah
melewati ujian bertahun-tahun, kata bukanlah alat pengantar
pengertian, tetapi adalah pengertian itu sendiri. Kata bebas
menentukan diri sendiri, bebas dari penjajahan dan bebas dari
ide-ide.Konsep di atas telah menitikberatkan pada kata. Hal ini
sangat menarik dan membawa pada pemikiran yang lain dalam wawasan
yang estetik periode 80-an. Periode sebelumnya telah terjadi
pergeseran wawasan dan pergeseran estetik khususnya pada kata.
Dasar tersebut menyebabkan lahirnya periode 80-an menekankan pada
pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra.Periode 80-an ini
merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat
Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan
konstitusional. Kesusastraan itu adalah alat untuk mencurahkan
makna agar dapat ditumpahkan pada manusia secara utuh dan makna itu
hendaknya disalurkan agar mengalami proses mengembang dan mengempis
masuk ke dalam kehidupan serta mengembangkan hal-hal yang
sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia.Periode 80-an lahir dari
konsepsi improvisasi dalam penggarapan karya sastra menuju hasil
dan bobot maksimal serta baru dari konsep yang menentang pada satu
kehidupan. Para sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang
dituntut adanya keberanian dan kreativitas untuk berkarya. Banyak
karya sastra yang dijadikan drama drama radio. Pada periode 80-an
ini karya sastra film juga berkembang pesat. Perfilman Indonesia
banyak ditonton dan diminati oleh masyarakat dan para sutradara pun
aktif menciptakan film-film baru. Misal film yang bertemakan
percintaan remaja yaitu Gita Cinta SMA ini banyak mempunyai
penggemar baik dikalangan muda maupun tua.
B. Latar Belakang Munculnya Angkatan 80-anSastra 80-an berada di
tengah lingkungan yang masyarakatnya mengalami depolitisasi yang
nyaris total. Aktivitas-aktivitas politik mahasiswa ditertibkan dan
mahasiswa sepenuhnya dijadikan organ kampus yang dilepaskan dari
segala macam aktivitas politik. Mimbar bebas tidak lagi dibolehan
dan bahkan indoktrinasi berupa penataran P4 mulai menjadi bagian
integral dari kehidupan kampus.Politik stabilitas, security
approach, normalisasi kehidupan kampus, dan asas tunggal merupakan
lingkungan tempat para sastrawan era 80-an hidup. Majalah sastra
hanya ada Horison dan Basis. TIM sebagai pusat kesenian tidak
seleluasa dulu, baik dalam masalah dana maupun kegiatan.Karya
sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi
tersebut. Oleh karena itu, sastra yang muncul pun jadi tidak sesuai
dengan realitas sosial politik serta tidak menunjukkan kegelisahan
dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu.Globalisasi dengan
ekonomi sebagai panglima menempatkan pusat dunia tidak lagi pada
lembar-lembar diskursif sastrawi. Jargon-jargon politik yang
hiruk-pikuk dan menakutkan telah berlalu. Mereka digantikan oleh
jargon-jargon modisme yang meriah, kerlap-kerlip, dan tidak terasa
menakutkan. Ditambah lagi, terdapat ancaman pembredelan-pembredelan
terhadap karya sastra dan faktor-faktor keamanan lainnya.
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980,
ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita
yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra
Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah
dan penerbitan umum.Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan
dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira
Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja,
Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor
Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan
Tajuddin Noor Ganie.Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan
wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan
beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La
Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Satu di antara ciri
khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya
pengaruh dari budaya barat, tokoh utama biasanya mempunyai konflik
dengan pemikiran timur.Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan
wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi
ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel
mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai
Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana
tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan
idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan
peran antagonisnya.Namun, yang tak boleh dilupakan pada era 1980-an
ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah
novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial
Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh
generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang
lebih berat.Sastra popular atau yang lebih dikenal dengan sebutan
sastra pop, dianggap sebagai sastra yang esensinya lebih rendah
dari sastra non-pop. Sastra pop dianggap tidak memiliki keindahan
dari segi pemaknaan karena sekali baca seorang pembaca bisa
langsung mengetahui makna yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Tidak seperti sastra non-pop, sastra pop cenderung lebih
mengutamakan permintaan pasar daripada keindahan estetik yang
tersaji lewat penyampaian maupun makna yang tersirat di dalam karya
tersebut.Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita
Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La
Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka
Rusmini.
C. Karakteristik Sastra Angkatan 80-anSetiap angkatan sastra
mempunyai karakteristiknya masing-masing yang membedakan dengan
yang lain. Berikut adalah karakteristik sastra angkatan 1980:1.
puisi yang dihasilkan bercorak spritual religius, seperti karya
yang berjudul Kubakar Cintaku karya Emba Ainun Najib;2. sajak
cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme;3.
sastrawan menggunakan konsep improvisasi;4. karya sastra yang
dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial masyarakat
yang memuat kritik sosial, politik, dan budaya;5. menuntut hak
asasi manusia, seperti kebebasan;6. bahasa yang digunakan
realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis;7. terdapat
konsepsi pembebasan kata dari pengertian aslinya;8. mulai menguat
pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai
konflikdengan pemikiran timur;9. didominansi oleh roman
percintaan;10. novel yang dihasilkan mendapat pengaruh kuat dari
budaya barat yang tokoh utamanya mempunyai konflik dengan pemikiran
timur dan mengalahkan tokoh antagonisnya.
D. Tokoh-tokoh Angkatan 80-anSastra angkatan 80-an tidak
mempunyai informasi yang jelas tentang siapa pelopornya. Namun,
pada angkatan ini banyak sastrawan yang berperan penting dalam
perkembangannya, di antaranya adalah:1. Hilman HariwijayaHilman
Hariwijaya yang lahir di Jakarta, 25 Agustus1964. Hilman Hariwijaya
adalah seorang penulis Indonesia dan pelopor sastra aliran pop.
Namanya dikenal sejak menulis cerita pendek yang diberi judul Lupus
di majalah Hai dibulan Desember 1986, yang kemudian dibukukan
menjadi sebuah novel. Kini setelah ia tidak produktif lagi menulis
novel, laki-laki yang mengagumi sosok penulis Arswendo Atmowiloto
dan Astrid Lindgren ini merambah dunia pertelevisian dengan menulis
skenario dari sinetron Cinta Fitri (Season 2-3), Melati untuk
Marvel, dan lain-lain. Ia juga memroduseri film The Wall.
2. Marga TMarga T dikelompokkan sebagai sastrawan angkatan
1980-1990. Satrawati dan dokter ini lahir pada tanggal 27 Januari
1943 di Jakarta. Nama aslinya adalah Marga Tjoa dengan nama lengkap
Magaretha Harjamulia, Tjia Liang Tjoe. Semenjak sekolah wanita ini
sudah sering mengarang dan sering dimuat di majalah sekolah.
Pendidikan terakhir adalah Kedokteran di Universitas Trisakti.
Karya pendeknya yang pertama berjudul Kamar 27. Saat itu dia
berusia 21 tahun. Sedangkan bukunya yang pertama berjudul Rumahku
adalah Istanaku, yaitu cerita anak-anak yang diterbitkan pada tahun
19693. Nh. DiniNh. Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas
tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan
ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa
tulisan itu semacam pelampiasan hati. Sekalipun sejak kecil
kebiasaan bercerita sudah ditanamkan, sebagaimana yang dilakukan
ibunya kepadanya, ternyata Dini tidak ingin jadi tukang cerita. la
malah bercita-cita jadi sopir lokomotif atau masinis. Tapi ia tak
kesampaian mewujudkan obsesinya itu hanya karena tidak menemukan
sekolah bagi calon masinis kereta api.Kalau pada akhirnya ia
menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan
kadang-kadang ingin tahu kemampuannya. Misalnya sehabis membaca
sebuah karya, biasanya dia berpikir jika hanya begini saya pun
mampu membuatnya dan dalam kenyataannya ia memang mampu dengan
dukungan teknik menulis yang dikuasainya.4. Mira WidjajaBicara
tentang novel populer Tanah Air, tentunya nama Mira W tak bisa
begitu saja dilupakan. Ia dikenal sebagai penulis yang produktif
menghasilkan novel-novel bertema cinta nan romantis. Pengarang
bernama asli Mira Widjaja ini menjelma menjadi satu di antara
legenda novel terpopuler di Indonesia. Puluhan judul novel telah
membanjiri dunia novel populer, bahkan beberapa di antaranya sudah
dicetak ulang berkali-kali. 5. Ahmadun Yosi HerfandaAhmadun Yosi
Herfanda yang juga ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH
lahir di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, 17 Januari1958
adalah seorang penulis puisi, cerpen, dan esei dari Indonesia.
Ahmadun dikenal sebagai sastrawan Indonesia dan jurnalis yang
banyak menulis esei sastra dan sajak sufistik. Namun, penyair
Indonesia dari generasi 1980-an ini juga banyak menulis sajak-sajak
sosial-religius. Sementara, cerpen-cerpennya bergaya karikatural
dengan tema-tema kritik sosial. Ia juga banyak menulis esei
sastra.E. Karya-karya Angkatan 80-anTokoh angkatan 80-an dapat
dikenal melalui karya-karyanya yang apik. Beberapa dari karya
sastra tersebut pun menuai kesuksesan pada zamannya. Berikut adalah
beberapa karya sastra pada angkatan 80-an:1. Hilman
HariwijayaBerikut ini adalah beberapa buku ciptaan Hilman
Hariwijaya, di antaranya:a. LupusLupus adalah karakter tokoh
laki-laki yang diciptakan Hilman ditahun 1986 melalui cerpen di
majalah Hai. Dibukukan pada bulan November 1986. Diceritakan Lupus
berprofesi sebagai pelajar dan wartawan muda di majalah Hai. Ia
tinggal bersama Mami dan adiknya yang bernama Lulu. Hilman juga
merilis buku Lupus Kecil dan Lupus ABG sebagai wujud Lupus di masa
SD dan SMP, yang ditulis bersama Boim LeBon. Seri ini telah
menghasilkan 5 film layar lebar dan sinetron dari 52 buku yang ada,
dengan Ryan Hidayat, Oka Sugawa, Rico Karindra, Irgy Ahmad Fahrezy
dan Attar Syah yang berperan sebagai Lupus.b. OlgaOlga adalah
karakter tokoh wanita yang diciptakan Hilman pada tahun 1990 di
majalah Mode. Pertama kali dibukukan pada Juli 1990. Diceritakan
Olga sebagai pelajar yang bekerja sampingan sebagai penyiar radio
di Radio Ga Ga. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya, dan memiliki
sahabat, Wina. Seri ini telah dijadikan 1 judul film dan 3 musim
sinetron dengan Desy Ratnasari, Sarah Sechan, Melly Manuhutu, dan
Sissy Priscillia berperan sebagai Olga.c. LuluLulu adalah pemekaran
dari cerita Lupus, tokoh sang adik. Buku ini ditulis Hilman bersama
Boim LeBon dan Gusur Adhikarya.d. Keluarga HantuKeluarga Hantu
adalah seri keempat Hilman yang ditulis bersama Boim. Mengisahkan
tentang Luyut, anak hantu yang ingin mencoba bergaul dengan
manusia. Namun ditentang oleh Nates (ayah) dan Kanalitnuk (ibu).e.
VanyaVanya adalah seri kelima karya Hilman yang ditulis bersama A.
Mahendra pada tahun 1994. Dikisahkan Vanya adalah wanita Jakarta
yang kuliah di Bandung. Buku ini telah disinetronkan dan diperankan
oleh Astrid Tiar.
f. VladdVladd adalah seri keenam karya Hilman yang ditulis
bersama A. Mahendra. Dikisahkan Vladd adalah pelajar SD yang
genius.Selain buku, Hilman Hariwijaya juga menciptakan
sinematografi. Beberapa judulnya antara lain Topi-Topi Centil
(sebagai Lupus) tahun 1991, Tangkaplah Daku Kau Kujitak tahun 1989,
Makhluk Manis Dalam Bis tahun 1990, Anak Mami Sudah Besar tahun
1992, Lupus 5, Olga dan Sepatu Roda tahun 1990, Valentine Kasih
Sayang Bagimu tahun 1992, Dealova tahun 2005, The Wall tahun 2007,
Anak Ajaib tahun 2008, Suka Ma Suka tahun 2009, Rasa tahun 2009,
Cinta Fitri season 1-3, Melati untuk Marvel, Suci, Dan, Kisah Sedih
di Hari Minggu, Kisah Kasih di Sekolah, Khanza, Lupus Milenia,
Lupus, Satu Cincin Dua Cinta, Cerita Cinta, Vanya, Olga, Cinta 7
Susun 2013, Putri Nomor 1, dan Fortune Cookies sampai sekarang
tayang 17.00 RCTI.2. Marga TDaftar berikut ini memuat sebagian dari
karya Marga Tjoa:NomorJudulTahun Terbit
12345678910111213141516171819202122232425262728293031323334353637383940414243444546Sekuntum
Nozomi (buku satu hingga kelima)Dibakar Malu dan Rindu Dipalu
Kecewa dan Putus Asa Amulet dari Nubia Dicabik Benci dan Cinta
Didera Sesal dan Duka Matahari Tengah Malam Melodi Sebuah Rosetta
Dikejar Bayang-bayang Sepagi Itu Kita Berpisah Rintihan Pilu
Kalbuku Seribu Tahun Kumenanti Berkerudung Awan Mendung Sonata Masa
Lalu Bukan Impian Semusim Namamu Terukir di Hatiku Istana di Kaki
Langit Petromarin Waikiki Aloha: kumpulan satir Kobra Papageno:
Manusia Asap dari Pattaya Kobra Papageno: Rahasia Kuil Ular Di
Hatimu Aku Berlabuh (1988)Ketika Lonceng Berdentang: cerita misteri
Kishi: buku kedua trilogi Batas Masa Silam: Balada Sungai Musi
Oteba: buku ketiga trilogi Ranjau-ranjau Cinta Sekali dalam 100
tahun: kumpulan satir Tesa Sembilu Bermata Dua Setangkai
EdelweissUntukmu Nana Saskia: sebuah trilogi Bukit Gundaling
Rahasia Dokter Sabara Saga Merah Fatamorgana Monik: sekumpulan
cerpen Sebuah Ilusi Lagu Cinta: kumpulan cerpenSepotong Hati Tua
Bukan Impian Semusim Gema Sebuah Hati Badai Pasti Berlalu
KarmilaRumahku adalah Istanaku
2002-2006200320011999199819981998199619951994199219921992199119911991199019901990199019891988198619871987198719871988198819871987198719871984198419841984198219821979197719761976197419731969
Hingga kini Marga telah menerbitkan 128 cerita pendek dan 67
buku (untuk anak-anak, novel serta kumpulan cerpen). Satu di antara
karyanya yang melejit pada masanya adalah Badai Pasti Berlalu.
Badai Pasti Berlalu adalah sebuah novel berbahasa Indonesia karya
Marga T yang diterbitkan pada tahun 1974. Novel ini merupakan
serialisasi dari cerita bersambung yang dimuat di harian KOMPAS
dari 5 Juni1972 hingga 2 September 1972. Cerita bersambung tersebut
ternyata digemari pembaca dan juga menarik perhatian dunia sastra
Indonesia. Diterbitkan sebagai novel, Badai Pasti Berlalu laris
terjual mencapai 24.000 eksemplar.
3. Nh. DiniPeraih penghargaan SEA Write Award dibidang sastra
dari Pemerintah Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan
di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang pengarang
yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan
terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia digelari
pengarang sastra feminis. Pendiri Pondok Baca NH Dini di Sekayu,
Semarang ini sudah melahirkan puluhan karya.Beberapa karya
Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama NH
Dini, ini yang terkenal, di antaranya Pada Sebuah Kapal (1972), La
Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983),
Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), belum termasuk
karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita
kenangan. Hingga kini, ia telah menulis lebih dari 20 buku.
Kebanyakan di antara novel-novelnya itu bercerita tentang
wanita.
4. Mira WidjajaNovel Mira Widjaja yang paling terkenal berjudul
di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi yang diterbitkan pada tahun
1980. Ia terus menghasilkan karya, berkiblat pada penulis-penulis
seperti Nh. Dini, Agatha Christie, Y. B. Mangunwijaya dan Harold
Robbins. Mira, bersama dengan Marga T, dianggap sebagai pelopor
penulis keturunan Tionghoa di Indonesia, menjadi inspirasi bagi
penulis-penulis berikutnya seperti Clara Ng.Hingga tahun 1995, Mira
telah menerbitkan lebih dari 40 novel, kebanyakan di antaranya
telah diangkat menjadi film dan sinetron, termasuk Di Sini Cinta
Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, dan Permainan
Bulan Desember.5. Ahmadun Yosi HerfandaKarya-karya Ahmadun
dipublikasikan di berbagai media sastra dan antologi puisi yang
terbit di dalam dan luar negeri, antara lain, Horison, Ulumul
Qur'an, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana (Brunei),
antologi puisi Secreets Need Words (Ohio University, A.S., 2001),
Waves of Wonder (The International Library of Poetry, Maryland,
A.S., 2002), jurnal Indonesia and The Malay World (London, Inggris,
November 1998), The Poets Chant (The Literary Section, Committee of
The Istiqlal Festival II, Jakarta, 1995).Beberapa kali
sajak-sajaknya dibahas dalam "Sajak-Sajak Bulan Ini Radio Suara
Jerman" (Deutsche Welle). Cerpennya, Sebutir Kepala dan Seekor
Kucing, memenangkan satu di antara penghargaan dalam Sayembara
Cerpen Kincir Emas 1988 Radio Nederland (Belanda) dan dibukukan
dalam Paradoks Kilas Balik (Radio Nederland, 1989). Tahun 1997 ia
meraih penghargaan tertinggi dalam Peraduan Puisi Islam MABIMS
(forum informal Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan
Singapura). Beberapa buku karya Ahmadun yang telah terbit sejak
dasawarsa 1980-an, antara lain: a) Ladang Hijau (Eska Publishing,
1980), b) Sang Matahari (kumpulan puisi, bersama Ragil Suwarna
Pragolapati, Nusa Indah, Ende, 1984), c) Syair Istirah (bersama
Emha Ainun Nadjib dan Suminto A. Sayuti, Masyarakat Poetika
Indonesia, 1986).d) Sajak Penari (kumpulan puisi, Masyarakat
Poetika Indonesia, 1990),e) Sebelum Tertawa Dilarang (kumpulan
cerpen, Balai Pustaka, 1997),f) Fragmen-fragmen Kekalahan (kumpulan
sajak, Forum Sastra Bandung, 1997),g) Sembahyang Rumputan (kumpulan
puisi, Bentang Budaya, 1997),h) Ciuman Pertama untuk Tuhan
(kumpulan puisi, bilingual, Logung Pustaka, 2004),i) Sebutir Kepala
dan Seekor Kucing (kumpulan cerpen, Bening Publishing, 2004),j)
Badai Laut Biru (kumpulan cerpen, Senayan Abadi Publishing,
2004),k) The Warshipping Grass (kumpulan puisi bilingual, Bening
Publishing, 2005),l) Resonansi Indonesia (kumpulan sajak sosial,
Jakarta Publishing House, 2006),m) Koridor yang Terbelah (kumpulan
esei sastra, Jakarta Publishing House, 2006).n) Yang Muda yang
Membaca (buku esai panjang, Kemenegpora RI, 2009).o) Sajadah Kata
(kumpulan puisi, Pustaka Littera, 2013).
F. Kualitas Sastra Angkatan 80-anSetiap angkatan karya sastra
pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti padaa ngkatan
80-an.a. Kelebihan karya sastra angkatan 80-an:1) Memiliki wawasan
estetik yang luas;2) bertema tentang roman percintaan dan kisah
kehidupan ini pun didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup yang
indah bagi masyarakat sehingga memberi kesan kebahagiaan bagi
pembacanya;3) menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam
karya sastra;4) periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik
yang bergerak bersama masyarakat Indonesia untuk menuju
kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional;5) para
sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang dituntut adanya
keberanian dan kreativitas untuk berkarya;6) periode 80-an ini
karya sastra film juga berkembang pesat dan;7) karyasastraera
1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop.b. Kekurangan
karya sastra angkatan 80-an:1) Karya sastra angkatan 80-an diwarnai
dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh kegiatan
politik;2) karya sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi
proses depolitisasi;3) sastra yang muncul jadi tidak sesuai dengan
realitas sosial politik serta tidak menunjukkan kegelisahan dan
kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu.