Analisis Butir Soal Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari jawaban siswa. Tujuan penelaahan adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Di samping itu, tujuan analisis butir soal juga untuk membantu meningkatkan tes melalui revisi atau membuang soal yang tidak efektif. Dalam melaksanakan analisis butir soal, para penulis soal dapat menganalisis secara kualitatif, dalam kaitan dengan isi dan bentuknya, dan kuantitatif dalam kaitan dengan ciri-ciri statistiknya. Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk, sedangkan analisis kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan diskriminasi soal yang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya. Jadi, ada dua cara yang dapat digunakan dalam penelaahan butir soal yaitu penelaahan soal secara kualitatif dan kuantitatif. Kedua teknik ini masing- masing memiliki keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu teknik terbaik adalah menggunakan keduanya (penggabungan).
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Analisis Butir Soal
Kegiatan menganalisis butir soal merupakan suatu kegiatan yang harus
dilakukan untuk meningkatkan mutu soal yang telah ditulis. Kegiatan ini
merupakan proses pengumpulan, peringkasan, dan penggunaan informasi dari
jawaban siswa. Tujuan penelaahan adalah untuk mengkaji dan menelaah setiap
butir soal agar diperoleh soal yang bermutu sebelum soal digunakan. Di samping
itu, tujuan analisis butir soal juga untuk membantu meningkatkan tes melalui
revisi atau membuang soal yang tidak efektif.
Dalam melaksanakan analisis butir soal, para penulis soal dapat
menganalisis secara kualitatif, dalam kaitan dengan isi dan bentuknya, dan
kuantitatif dalam kaitan dengan ciri-ciri statistiknya.
Analisis kualitatif mencakup pertimbangan validitas isi dan konstruk,
sedangkan analisis kuantitatif mencakup pengukuran kesulitan butir soal dan
diskriminasi soal yang termasuk validitas soal dan reliabilitasnya.
Jadi, ada dua cara yang dapat digunakan dalam penelaahan butir soal yaitu
penelaahan soal secara kualitatif dan kuantitatif. Kedua teknik ini masing-masing
memiliki keunggulan dan kelemahan. Oleh karena itu teknik terbaik adalah
menggunakan keduanya (penggabungan).
Analisis Kuantitatif
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana soal dapat membedakan antara
peserta tes yang kemampuannya tinggi dalam hal yang didefinisikan oleh kriteria
dengan peserta tes yang kemampuannya rendah (melalui analisis statistik).
Analisis soal secara kuantitatif menekankan pada analisis karakteristik
internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris. Karakteristik internal
secara kuantitatif dimaksudkan meliputi parameter soal tingkat kesukaran, daya
pembeda, dan reliabilitas. Khusus soal-soal pilihan ganda, dua tambahan
parameter yaitu dilihat dari peluang untuk menebak atau menjawab soal dengan
benar dan berfungsi tidaknya pilihan jawaban, yaitu penyebaran semua alternatif
jawaban dari subyek-subyek yang dites.
Sebelum melakukan analisis soal terlebih dahulu menguji cobakan soal
kepada siswa, kemudian selanjutnya sebagai berikut:
1. Membuat tabel jawaban siswa .
2. Membuat skor dari jawaban siswa tersebut dengan memberikan skor 1
pada jawaban benar dan 0 pada jawaban yang salah atau tidak menjawab.
3. Mengurutkan jawaban tersebut dalam bentuk tabel.
4. Mencari kelas atas dan kelas bawah .
5. Menghitung daya beda pada setiap soal.
6. Menghitung indeks kesukaran setiap soal.
7. Mencari efek distraktor setiap soal.
8. Mencari realibilitas
Perhitungan Daya Beda
Cara menghitung daya beda atau indeks diskriminasi (D) suatu soal
digunakan rumus :
daya beda (D) = BA
J A
−BB
J B
Keterangan :
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar.
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar.
JA = jumlah peserta kelompok atas.
JB = jumlah peserta kelompok bawah.
Rentang daya beda
0,00-0,20 = jelek
0,21- 0,40 = cukup
0,41 – 0,70 = baik
0,71– 1,00 = baik sekali
-1,00 (daya beda negatif) 0,00 (daya beda rendah) 1.00 (daya beda
tinggi positif)
Butir soal 1
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1323
− 623
=0,56−0,26=0,30 (Cukup)
Butir soal 2
D = BA
J A
−BB
J B
D = 7
23− 3
23=0,30−0,13=0,17 (Jelek)
Butir soal 3
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1123
− 123
=0,47−0,04=0,43 (Baik)
Butir soal 4
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1723
− 723
=0,74−0,30=0,44 (Baik)
Butir soal 5
D = BA
J A
−BB
J B
D = 5
23− 1
23=0,22−0,04=0,18 (Jelek)
Butir soal 6
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1023
− 023
=0,43−0,00=0,43 (Baik)
Butir soal 7
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1523
− 723
=0,65−0,30=0,35 (Cukup)
Butir soal 8
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1023
− 323
=0,43−0,13=0,20 (Jelek)
Butir soal 9
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1223
− 623
=0,52−0,26=0,26 (Cukup)
Butir soal 10
D = BA
J A
−BB
J B
D = 9
23− 5
23=0,39−0,22=0,17 (Jelek)
Butir soal 11
D = BA
J A
−BB
J B
D = 9
23− 2
23=0,39−0,08=0,31 (Cukup)
Butir soal 12
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1723
− 023
=0,74−0,00=0,74 (Baik)
Butir soal 13
D = BA
J A
−BB
J B
D = 8
23− 3
23=0,34−0,13=0,21 (Cukup)
Butir soal 14
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1323
− 323
=0,56−0,13=0,43 (Baik)
Butir soal 15
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1523
− 123
=0,65−0,04=0,61 (Baik)
Butir soal 16
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1023
− 423
=0,43−0,17=0,26 (Cukup)
Butir soal 17
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1123
− 823
=0,47−0,34=0,13 (Jelek)
Butir soal 18
D = BA
J A
−BB
J B
D = 4
23− 1
23=0,17−0,04=0,13 (Jelek)
Butir soal 19
D = BA
J A
−BB
J B
D = 1223
− 323
=0,52−0,13=0,40 (Cukup)
Butir soal 20
D = BA
J A
−BB
J B
D = 9
23− 3
23=0,39−0,13=0,26 (Cukup)
Salah satu tujuan analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat
tidaknya suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang diukur sesuai
dengan perbedaan yang ada dalam kelompok itu. Indeks yang digunakan dalam
membedakan antara peserta tes yang berkemampuan rendah adalah indeks daya
pembeda (item discrimination). Indeks daya pembeda soal-soal yang ditetapkan
dari selisih proporsi yang menjawab dari masing-masing kelompok. Indeks ini
menunjukkan kesesuaian antara fungsi soal dengan fungsi tes secara keseluruhan.
Dengan demikian validitas soal ini sama dengan daya pembeda soal yaitu daya
dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta
tes yang berkemampuan rendah.
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda berkisar antara -1
sampai dengan +1. Tanda negatif menunjukkan bahwa peserta tes yang
kemampuannya rendah dapat menjawab benar sedangkan peserta tes yang
kemampuannya tinggi menjawab salah. Dengan demikian soal indeks daya
pembedanya negatif menunjukkan terbaliknya kualitas peserta.
Saat menentukan daya beda masing-masing item soal, criteria yang
digunakan adalah :
D > 0,20 : soal diterima
D 0,01 – 0,20 : soal diperbaiki
D ≤ 0 : soal ditolak
Tabel daya beda dan keterangannya
No Soal Db Keterangan
1 0,30 Soal diterima
2 0,17 Soal diperbaiki*
3 0,43 Soal diterima
4 0,44 Soal diterima
5 0,18 Soal diperbaiki*
6 0,43 Soal diterima
7 0,35 Soal diterima
8 0,20 Soal diperbaiki*
9 0,26 Soal diterima
10 0,17 Soal diperbaiki*
11 0,31 Soal diterima
12 0,74 Soal diterima
13 0,21 Soal diterima
14 0,43 Soal diterima
15 0,61 Soal diterima
16 0,26 Soal diterima
17 0,13 Soal diperbaiki*
18 0,13 Soal diperbaiki*
19 0,40 Soal diterima
20 0,26 Soal diterima
Perhitungan Indek kesukaran (P)
Cara menghitung tingkat kesukaran suatu soal dapat digunakan rumus
sebagai berikut :
Tingkat kesukaran (P) =
(J B)(J¿¿ s)¿
Keterangan :
JB = jumla hsiswa yangmenjawab soal benar
JS = jumlah siswa semua
Rentang tingkat kesukaran
0,00 - 0,30 = sukar
0,31 - 0,70 = sedang
0,71 - 1,00 = mudah
0,00 (sukar ) 1,00(mudah)
Butir soal 1
P = BJ s
P = 4185
=0,48 (Sedang)
Butir soal 2
P = BJ s
P = 1385
=0,15 (Sukar)
Butir soal 3
P = BJ s
P = 2385
=0,27 (Sukar)
Butir soal 4
P = BJ s
P = 4185
=0,48 (Sedang)
Butir soal 5
P = BJ s
P = 1785
=0,20 (Sukar)
Butir soal 6
P = BJ s
P = 2185
=0,28 (Sukar)
Butir soal 7
P = BJ s
P = 3785
=0,43 (Sedang)
Butir soal 8
P = BJ s
P = 3085
=0,35 (Sedang)
Butir soal 9
P = BJ s
P = 3285
=0,37 (Sedang)
Butir soal 10
P = BJ s
P = 3385
=0,38 (Sedang)
Butir soal 11
P = BJ s
P = 2385
=0,27 (Sukar)
Butir soal 12
P = BJ s
P = 2785
=0,32 (Sedang)
Butir soal 13
P = BJ s
P = 1785
=0,20 (Sukar)
Butir soal 14
P = BJ s
P = 2485
=0,28 (Sukar)
Butir soal 15
P = BJ s
P = 3785
=0,43 (Sedang)
Butir soal 16
P = BJ s
P = 2285
=0,23 (Sukar)
Butir soal 17
P = BJ s
P = 3785
=0,43 (Sedang)
Butir soal 18
P = BJ s
P = 7
85=0,08 (Sukar)
Butir soal 19
P = BJ s
P = 2385
=0,30 (Sukar)
Butir soal 20
P = BJ s
P = 2085
=0,22 (Sukar)
Ada beberapa alasan untuk menyatakan tingkat kesukaran soal. Bisa saja
tingkat kesukaran soal ditentukan oleh kedalaman soal, kompleksitas, atau hal-hal
lain yang berkaitan dengan kemampuan yang diukur oleh soal. Namun demikian,
ketika kita mengkaji lebih mendalam terhadap tingkat kesukaran soal, akan sulit
menentukan mengapa sebuah soal lebih sukar dibandingkan dengan soal yang
lain.
Proporsi jawaban benar (p), yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar
pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya
merupakan tingkat kesukaran yang paling umum digunakan.
Intinya, bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-
tama dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesukaran yang dimiliki
oleh masing-masing butir item tersebut. Butir-butir item tes hasil belajar dapat
dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut
tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran
item itu adalah sedang atau cukup. Angka yang dapat memberikan petunjuk
mengenai tingkat kesulitan item itu dikenal dengan istilah difficulty index (angka
indeks kesukaran item), yang dalam dunia evaluasi hasil belajar umumnya
dilambangkan dengan huruf P, yaitu singkatan dari kata proportion (proporsi =
proporsa).
Tabel Sebaran Jawaban Siswa
No
Soal
Pilihan JawabanDb Tk
A B C D E O
1 11 15 2 41* 16 0 0,30 0,48
2 13* 11 44 8 7 2 0,17 0,15
3 7 13 23* 31 8 3 0,43 0,27
4 14 41* 13 14 3 0 0,44 0,48
5 28 7 19 13 17* 1 0,18 0,20
6 8 23 24 21* 6 3 0,43 0,28
7 12 13 14 8 37* 1 0,35 0,43
8 15 30* 5 13 20 2 0,20 0,35
9 22 18 32* 7 6 0 0,26 0,37
10 16 33* 13 7 15 1 0,17 0,38
11 14 23* 12 19 16 1 0,31 0,27
12 7 12 25 27* 13 1 0,74 0,32
13 15 15 17 17* 20 1 0,21 0,20
14 20 24* 23 12 6 0 0,43 0,28
15 8 37* 16 10 14 0 0,61 0,43
16 22* 17 22 15 7 2 0,26 0,23
17 37* 11 3 22 11 1 0,13 0,43
18 38 7* 10 21 7 2 0,13 0,08
19 13 14 23* 12 6 14 0,40 0,30
20 9 33 2 21* 5 15 0,26 0,22
Rata-rata 20 23.5
Efek distraktor
5 % x Jumlah siswa = 5 % x 85 siswa = 4,25 (4 Siswa)
Pada saat membicarakan tes objektif bentuk multiple choice item tersebut
untuk setiap butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah dilengkapi
dengan beberapa kemungkinan jawab, atau yang sering dikenal dengan istilah
option atau alternatif.
Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara 3 sampai dengan 5
buah, dan dari kemungkinan-kemungkinan jawaban yang terpasang pada setiap
butir item itu, salah satu diantaranya adalah merupakan jawaban betul (kunci
jawaban), sedangkan sisanya adalah merupakan jawaban salah. Jawaban-jawaban
salah itulah yang biasa dikenal dengan istilah distractor (pengecoh).
Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu
menganalisis pola penyebaran jawaban item. Adapun yang dimaksud dengan pola
penyebaran jawaban item adalah suatu pola yang dapat menggambarkan
bagaimana testee menentukan pilihan jawabnya terhadap kemungkinan-
kemungkinan jawab yang telah dipasangkan pada setiap butir item.
Suatu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan alternatif
yang dipasang pada butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih oleh testee.
Dengan kata lain, testee menyatakan “blangko”. Pernyataan blangko ini sering
dikenal dengan istilah omiet dan biasa diberi lambang dengan huruf O.
Sebagai tindak lanjut atas hasil penganalisaan terhadap fungsi distraktor
tersebut maka distraktor yang sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik
dapat dipakai lagi pada tes-tes yang akan datang, sedangkan distraktor yang belum
dapat berfungsi dengan baik sebaiknya diperbaiki atau diganti dengan distraktor
yang lain.
a. Soal No 1
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
11 15 2 41* 16 0
Distraktor belum berfungsi dengan baik, karena pilihan jawaban C dipilih <
5% dari seluruh peserta tes.
b. Soal No 2
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
13* 11 44 8 7 2
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
c. Soal No 3
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
7 13 23* 31 8 3
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
d. Soal No 4
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
14 41* 13 14 3 0
Distraktor belum berfungsi dengan baik, karena pilihan jawaban E dipilih <
5% dari seluruh peserta tes.
e. Soal No 5
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
28 7 19 13 17* 1
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
f. Soal No 6
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
8 23 24 21* 6 3
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
g. Soal No 7
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
12 13 14 8 37* 1
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
h. Soal No 8
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
15 30* 5 13 20 2
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena pilihan jawaban C dipilih >
5% dari seluruh peserta tes.
i. Soal No 9
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
22 18 32* 7 6 0
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
j. Soal No 10
A B C D E O
16 33* 13 7 15 1
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
k. Soal No 11
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
14 23* 12 19 16 1
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
l. Soal No 12
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
7 12 25 27* 13 1
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
m. Soal No 13
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
15 15 17 17* 20 1
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
n. Soal No 14
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
20 24* 23 12 6 0
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
o. Soal No15
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
8 37* 16 10 14 0
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
p. Soal No 16
A B C D E O
22* 17 22 15 7 2
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
q. Soal No 17
A B C D E O
37* 11 3 22 11 1
Distraktor belum berfungsi dengan baik, karena pilihan jawaban C dipilih <
5% dari seluruh peserta tes.
r. Soal No 18
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
38 7* 10 21 7 2
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
s. Soal No 19
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
13 14 23* 12 6 14
Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing pilihan
jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
t. Soal No 20
Sebaran jawaban siswa :
A B C D E O
9 33 2 21* 5 15
Distraktor belum berfungsi dengan baik, karena pilihan jawaban C dipilih <
5% dari seluruh peserta tes
Mengkorelasikan data jumlah skor kedua belahan
No Siswa X Y
1 1 2
2 2 2
3 3 3
4 4 3
5 5 5
6 6 1
7 7 3
8 8 1
9 9 2
10 10 5
11 11 2
12 12 3
13 13 4
14 14 2
15 15 3
16 16 3
17 17 1
18 18 1
19 19 0
20 20 3
21 21 4
22 22 4
23 23 4
24 24 2
25 25 1
26 26 1
27 27 2
28 28 4
29 29 8
30 30 8
31 31 2
32 32 4
33 33 5
34 34 8
35 35 4
36 36 5
37 37 1
38 38 3
39 39 6
40 40 6
41 41 4
42 42 2
43 43 0
44 44 1
45 45 2
46 46 1
47 47 7
48 48 4
49 49 1
50 50 1
51 51 1
52 52 0
53 53 1
54 54 2
55 55 3
56 56 3
57 57 5
58 58 1
59 59 4
60 60 3
61 61 5
62 62 0
63 63 5
64 64 2
65 65 2
66 66 2
67 67 3
68 68 1
69 69 3
70 70 4
71 71 2
72 72 2
73 73 2
74 74 2
75 75 3
76 76 1
77 77 1
78 78 2
79 79 4
80 80 3
81 81 4
82 82 4
83 83 2
84 84 2
85 85 2
Keterangan :
X : jumlah skor butir soal awal
Y : jumlah skor butir soal akhir
Menghitung koefisien reliabilitas
No Siswa X Y X2 Y2 XY
1 1 2 36 4 12
2 2 2 25 4 10
3 3 3 25 9 15
4 4 3 9 9 9
5 5 5 9 25 15
6 6 1 9 1 3
7 7 3 36 9 18
8 8 1 9 1 3
9 9 2 25 2 10
10 10 5 9 25 15
11 11 2 4 4 4
12 12 3 25 9 15
13 13 4 9 16 12
14 14 2 16 2 8
15 15 3 25 3 15
16 16 3 4 6 6
17 17 1 1 1 1
18 18 1 16 1 4
19 19 0 16 0 0
20 20 3 9 9 9
21 21 4 16 16 16
22 22 4 25 16 20
23 23 4 16 16 16
24 24 2 1 4 2
25 25 1 4 1 2
26 26 1 4 1 2
27 27 2 16 4 8
28 28 4 9 16 12
29 29 8 25 64 40
30 30 8 25 64 40
31 31 2 36 4 12
32 32 4 9 14 12
33 33 5 16 25 20
34 34 8 49 64 56
35 35 4 16 16 16
36 36 5 9 25 15
37 37 1 25 1 5
38 38 3 1 9 3
39 39 6 16 36 24
40 40 6 25 36 30
41 41 4 9 16 12
42 42 2 1 4 2
43 43 0 4 0 0
44 44 1 4 1 2
45 45 2 0 4 0
46 46 1 4 1 2
47 47 7 4 49 14
48 48 4 9 16 12
49 49 1 16 1 4
50 50 1 4 1 2
51 51 1 9 1 3
52 52 0 16 0 0
53 53 1 1 1 1
54 54 2 25 4 10
55 55 3 36 9 18
56 56 3 25 9 15
57 57 5 36 25 30
58 58 1 4 1 2
59 59 4 4 16 16
60 60 3 5 9 15
61 61 5 16 25 25
62 62 0 9 0 0
63 63 5 1 25 5
64 64 2 16 4 8
65 65 2 1 4 2
66 66 2 16 4 8
67 67 3 2 9 6
68 68 1 25 1 5
69 69 3 16 9 12
70 70 4 9 16 6
71 71 2 25 4 10
72 72 2 1 4 2
73 73 2 4 4 4
74 74 2 16 4 8
75 75 3 4 9 6
76 76 1 9 1 3
77 77 1 4 1 2
78 78 2 1 4 2
79 79 4 36 16 24
80 80 3 16 9 12
81 81 4 16 16 16
82 82 4 1 16 4
83 83 2 4 4 4
84 84 2 4 4 4
85 85 2 16 4 8
Jumlah 3655 240 1144 937 881
Korelasi dilakukan menggunakan rumus :
r XY = N ∑ XY−(∑ X )(∑Y )
√{N ∑ X 2−¿¿¿¿
= (85 x881 )−(288 x 240)
√ {85 x1.144−2882 } x {85 x937−2402 }
= 74.885−69.120
√ {97.240−82.944 } x {79.654−57.600 }
= 5.765
√14.296 x 22.054
= 5765
√315.283 .984
= 5.765
17.756
= 0,32
Hasil korelasi skor belahan awal dan akhir (r XY) menggunakan rumus
korelasi product moment memberikan hasil koefisien korelasi sebesar 0,32. Angka
koefisien korelasi antara setengah instrumen (r 12
. 12) karena skor diperoleh dari hasi
pembelahan butir soal menjadi dua bagian. Koefisien reliabilitas instrument
merupakan koefisien reliabilitas penuh, sehingga koefisien reliabilitas setengah
instrument harus diubah menjadi koefisien reliabilitas penuh (r11). Untuk
mengubah koefisien reliabilitas setengah instrument menjadi koefisien reliabilitas
penuh dilakukan menggunakan rumus :
r11 =
2 x r 12
12
1+r 12
12
= 2 x 0,321+0,32
= 0,641,32
= 0,48 (Cukup)
Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas
0,81 < r 1,00 sangat tinggi
0,61 < r 0,80 tinggi
0,41 < r 0,60 cukup
0,21 < r 0,40 rendah
00 < r 0,21 sangat rendah
Analisis Kualitatif
Yaitu berupa penelaahan yang dimaksudkan untuk menganalisis soal
ditinjau dari segi teknis, isi, dan editorial. Analisis secara teknis dimaksudkan
sebagai penelaahan soal berdasarkan prinsip-prinsip pengukuran dan format
penulisan soal. Analisis secara isi dimaksudkan sebagai penelaahan khusus yang
berkaitan dengan kelayakan pengetahuan yang ditanyakan. Analisis secara
editorial dimaksudkan sebagai penelaahan yang khususnya berkaitan dengan
keseluruhan format dan keajegan editorial dari soal yang satu ke soal yang
lainnya.
Analisis kualitatif lainnya dapat juga dikategorikan dari segi materi,
konstruksi, dan bahasa. Analisis materi dimaksudkan sebagai penelaahan yang
berkaitan dengan substansi keilmuan yang ditanyakan dalam soal serta tingkat
kemampuan yang sesuai dengan soal. Analisis konstruksi dimaksudkan sebagai
penelaahan yang umumnya berkaitan dengan teknik penulisan soal. Analisis
bahasa dimaksudkan sebagai penelaahan soal yang berkaitan dengan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD.
1) Diketahui tiga macam konsep reduksi dan oksidasi sebagai berikut :
1. Pelepasan dan penerimaan elektron.
2. Penurunan dan pertambahan bilangan oksidasi
3. Pengikatan dan pelepasan oksigen
Urutan yang benar perkembangan konsep reaksi reduksi dan oksidasi tersebut
adalah…
A. 1-2-3 (11)
B. 2-1-3 (15)
C. 2-3-1 (2)
D. 3-1-2 (41*)
E. 1-3-2 (16)
Omiet (O) = 0
Daya beda (Db) = 0,30 (cukup)
Tingkat kesukaran (Tk) = 0,48 (sedang)
Efektifitas distraktor = Distraktor belum berfungsi dengan baik, karena
pilihan jawaban C dipilih < 5% dari seluruh peserta tes yaitu hanya dipilih
oleh 2 peserta tes.
Indikator :
Mengurutkan perkembangan konsep reaksi redoks apabila diketahui macam –
macam pengertian perkembangan konsep reaksi redoksnya.
A B C D E0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Jumlah Siswa
Db Tk0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Daya beda / Tingkat kesukaran
Analisis :
Soal nomor 1 merupakan soal yang dapat diterima karena memiliki daya beda
yang cukup yaitu 0,30 sehingga soal ini sudah dapat digunakan untuk
membedakan peserta tes kelas atas dan kelas bawah serta tingkat kesukaran
yang sedang yaitu 0,48. Namun menurut aturan efektifitas distraktor, pada
soal ini ada distraktor yang belum mencapai 5% minimum harus dipilih dari
seluruh peserta tes yaitu distraktor C. Sehingga distraktor tersebut harus
diganti karena tidak menarik untuk dipilih peserta tes. Menurut aturan
penyebaran pilihan jawaban juga pada soal ini kurang efektif, karena dari
lima (5) options yang disediakan sebaiknya 20% dari masing-masing options
tersebut dipilih dari seluruh peserta tes. Dari soal tersebut lebih dari 40% (41
siswa) cukup mudah memilih jawaban benar, jadi distraktor pada soal ini
kurang berfungsi terutama options C. Namun karena options jawaban pada
soal ini berupa urutan angka, jadi distraktornya tidak dapat diganti.
2) Pernyataan berikut yang kurang tepat tentang reaksi redoks adalah…
A. Oksidasi melibatkan penerimaan elektron (13*)
B. Reduksi melibatkan pelepasan elektron (11)
C. Oksidasi melibatkan kenaikan biloks (44)
D. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi (8)
E. Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi (7)
Omiet (O) = 2
Daya beda (Db) = 0,17 (jelek)
Tingkat kesukaran (Tk) = 0,15 (sukar)
Efektifitas distraktor = Distraktor sudah berfungsi dengan baik, karena
masing-masing pilihan jawaban dipilih > 5% dari seluruh peserta tes.
Indikator :
Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
A B C D E0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Jumlah Siswa
Db Tk0.135
0.14
0.145
0.15
0.155
0.16
0.165
0.17
0.175
Daya beda / Tingkat kesukaran
Analisis :
Soal nomor 2 merupakan soal yang harus diperbaiki karena memiliki daya
beda yang jelek yaitu 0,17 sehingga soal ini belum dapat digunakan untuk
membedakan peserta tes kelas atas dan kelas bawah serta tingkat kesukaran
yang sukar yaitu 0,15. Menurut aturan efektifitas distraktor, pada soal ini
distraktornya sudah berfungsi dengan baik, karena masing-masing dipilih >
5% dari seluruh peserta tes. Sehingga distraktor tersebut tidak perlu diganti
meskipun menurut aturan penyebaran pilihan jawaban juga pada soal ini
masih kurang efektif, karena dari lima (5) options yang disediakan sebaiknya
20% dari masing-masing options tersebut dipilih dari seluruh peserta tes. Dari
soal tersebut hanya 13 siswa (15%) yang memilih jawaban benar A dan ada
44 siswa (52%) yag memilih jawaban salah C. Kemungkina siswa yang
terjebak dengan distraktor C kurang menyimak redaksi soal yang menyatakan
kurang tepat tentang reaksi redoks.
Perbaikan Soal :
Pernyataan berikut ini adalah defenisi tentang reaksi redoks, kecuali…
A. Oksidasi melibatkan penerimaan elektron
B. Reduksi melibatkan pelepasan elektron
C. Oksidasi melibatkan kenaikan biloks
D. Reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi
E. Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi
3) Diantara reaksi berikut mana yang merupakan reaksi oksidasi berdasarkan