-
PERENCANAAN JEMBATAN BETON BERTULANG SEBAGAI AKSES
JALAN LINGKAR DESA PADA PROYEK PEMBANGUNAN
BENDUNGAN PIDEKSO WONOGIRI
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Strata I
pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Oleh:
VERNANDO BINTANG IVAK DALAM
D 100 160 094
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
-
ii
-
iii
iii
-
iv
iv
-
v
v
-
1
PERENCANAAN JEMBATAN BETON BERTULANG SEBAGAI AKSES
JALAN LINGKAR DESA PADA PROYEK PEMBANGUNAN
BENDUNGAN PIDEKSO WONOGIRI
Abstrak
Jembatan Pidekso terletak di Kabupaten Wonogiri, jembatan ini
dibangun karena
dampak dari Pembangunan Bendungan Pidekso Kabupaten Wonogiri.
Jembatan
Pidekso memegang peranan penting bagi warga sekitar Bendungan
Pidekso sebagai
jalan lingkar desa yang dapat digunakan sebagai penghubung antar
hunian
perumahan warga desa ke jalan lokal atau kolektor, terutama
permukiman warga
yang terisolasi setelah Bendungan Pidekso tergenang. Laporan
akhir ini
merencanakan Jembatan Pidekso menggunakan tipe jembatan gelagar
beton
bertulang balok-T dengan panjang bentang jembatan 20 meter
dengan lebar total 5
meter. Perencanaan kontruksi bangunan atas jembatan mencakup
perencanaan tiang
sandaran, trotoar, pelat lantai jembatan, gelagar memanjang,
gelagar melintang, dan
pelat injak. Perencanaan kontruksi bangunan bawah jembatan
mencakup abutment
dan fondasi tiang pancang. Perhitungan analisis pembebanan
jembatan
menggunakan acuan SNI 1725-2016 dengan analisis perhitungan
terhadap beban
gempa menggunakan acuan SNI 2833-2016. Perencanaan gelagar
memanjang
dianalisis dengan menggunakan software bantu SAP2000, dari
analisis didapatkan
hasil output momen terbesar pada kombinasi “kuat 1” sehingga
kombinasi tersebut
digunakan untuk menentukan jumlah tulangan pada gelagar
memanjang. Dalam
perencanaan kontruksi bangunan bawah jembatan, pada abutment
dilakukan
kontrol terhadap stabilitas terhadap guling dan geser pada
abutment jembatan
dengan hasil semua jenis kombinasi aman terhadap stabilitas
guling dan geser serta
untuk fondasi tiang pancang abutment jembatan dilakukan kontrol
terhadap daya
dukung tanah. Dari hasil analisis perhitungan didapatkan
kebutuhan tiang pancang
untuk abutment jembatan sebanyak 12 buah.
Kata Kunci : Abutment, Balok-T, Beton Bertulang, Jembatan, Tiang
Pancang.
Abstract
Pidekso Bridge is located in Wonogiri Regency. This bridge was
built because of
the impact of the Wonogiri Pidekso Dam Construction. The Pidekso
Bridge plays
a vital role for residents around the Pidekso Dam as a village
ring road that can be
used to link villagers' residential dwellings to local roads or
collectors, especially
settlements that are isolated after the Pidekso Dam has been
flooded. This final
report plans Pidekso Bridge uses a T-beam reinforced concrete
girder bridge with
a span length of 20 meters with a total width of 5 meters.
Building construction
planning upper the bridge includes backrests, walkways, bridge
floor plates,
longitudinal girders, transverse girders, and stampede. Building
construction
planning under the bridge includes abutments and pile
foundations. The calculation
of bridge loading analysis uses a reference SNI 1725-2016, with
the calculation
analysis towards the earthquake loads uses a reference SNI
2833-2016.
-
2
Longitudinal girder planning was analyzed using SAP2000
assistive software. The
result of the analysis showed that the biggest output moment is
on the “kuat 1”
combination which is used to determine the number of
reinforcement in the
longitudinal girder. In the building construction planning under
the bridge, the
abutment is controlled for the bolt and shear stability in the
bridge abutment with
the result that all types of combinations are safe for the bolt
and shear stability.
Also, the bridge abutment piles foundations are controlled for
the soil carrying
capacity. The analysis calculation results obtained the need for
piles of bridge
abutments of 12 pieces.
Keywords: Abutment, T-Beam, Reinforced Concrete, Bridge,
Pile.
1. PENDAHULUAN
Rencana Pembangunan Bendungan Pidekso Wonogiri adalah salah
satu
usaha untuk mengembangkan daerah Kabupaten Wonogiri yang
bertujuan untuk
meningkatkan sumber daya air dan untuk memenuhi kebutuhan air
bagi penduduk
sekitar, seperti pengadaan pengairan untuk irigasi, dan
pengadaan air bersih. Dalam
hal ini untuk mendukung pembangunan bendungan tersebut
diperlukan adanya
jalan akses masuk maupun jalan kerja ataupun jalan desa yang
berfungsi untuk
akses perkampungan yang terisolasi setelah bendungan tergenang.
Jalan akses yang
dibuat tidak terlepas dari adanya rintang/hambatan seperti
halnya jurang dan sungai,
maka diperlukan adanya penghubung berupa jembatan. Jembatan
adalah suatu
bangunan yang berperan menyambungkan suatu jalan yang terputus
oleh suatu
halangan/hambatan.
Jembatan merupakan bagian dari infrastuktur paling vital dalam
menunjang
kelancaran perjalanan/mobilitas transportasi jalur darat.
Jembatan Pidekso
merupakan jembatan yang dibangun karena dampak dari Pembangunan
Bendungan
Pidekso Wonogiri. Jembatan ini direncanakan menggunakan tipe
jembatan beton
bertulang balok-T.
Jembatan beton bertulang merupakan jembatan dengan material
utama
kontruksinya berasal dari beton bertulang konvensional, yaitu
beton dengan kuat
tekan kurang dari 40 MPa. Jembatan beton bertulang pada umumnya
cocok
diaplikasikan untuk jembatan bentang pendek karena dalam
pelaksanaannya yang
mudah dan relatif cepat. Jembatan beton bertulang juga efektif
dari segi efesiensi
biaya jika diterapkan pada jembatan bentang pendek, namun
menjadi tidak efesien
-
3
dari segi biaya jika diterapkan pada jembatan bentang menengah
dan bentang
panjang.
Jembatan Pidekso memegang peranan penting bagi warga sebagai
jalan
lingkar desa yang dapat digunakan sebagai penghubung antar
hunian perumahan
warga desa ke jalan lokal atau kolektor, terutama permukiman
warga yang terisolasi
setelah bendungan tergenang. Bangunan kontruksi atas jembatan
yang
direncanakan mencakup tiang sandaran, trotoar, pelat lantai
jembatan, gelagar
memanjang, gelagar melintang, dan pelat injak. Bangunan
kontruksi bawah
jembatan yang direncanakan mencakup abutment dan fondasi. Dalam
analisis
pembebanan jembatan digunakan SNI 1725-2016 dengan analisis
beban gempa
digunakan SNI 2833-2016. Kombinasi pembebanan digunakan seperti
pada
peraturan SNI 1725-2016 yang terdapat 11 macam kombinasi
dengan
mempertimbangkan keadaan batas, belum termasuk dengan beban
fatik. Kombinasi
beban yang harus ditinjau menurut SNI 1725-2016 dapat dilihat
Tabel 1.
Tabel 1. Koefisien faktor beban pada jenis kombinasi
Tujuan dari perencanaan Jembatan Pidekso yaitu untuk
merencanakan
jembatan sesuai peraturan pembebanan yang terbaru, yaitu SNI
1725-2016 dan
sebagai acuan dalam pembangunan Jembatan Pidekso. Tugas akhir
yang penulis
buat diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan alternatif
desain dalam
MS
MA
TA
PR
PL
SH
Kuat I γ p 1,80 1,00 - - 1,00 0,50/1,20 γ TG γ ES - - -
Kuat II γ p 1,40 1,00 - - 1,00 0,50/1,20 γ TG γ ES - - -
Kuat III γ p - 1,00 1,40 - 1,00 0,50/1,20 γ TG γ ES - - -
Kuat IV γ p - 1,00 - - 1,00 0,50/1,20 - - - - -
Kuat V γ p - 1,00 0,40 1,00 1,00 0,50/1,20 γ TG γ ES - - -
Ekstream I γ p 1,00 - - 1,00 - - - 1,00 - -
Ekstream II γ p 0,50 1,00 - - 1,00 - - - - 1,00 1,00
Daya Layan I 1,00 1,00 1,00 0,30 1,00 1,00 0,50/1,20 γ TG γ ES -
- -
Daya Layan II 1,00 1,30 1,00 - - 1,00 0,50/1,20 - - - - -
Daya Layan III 1,00 0,80 1,00 - - 1,00 0,50/1,20 γ TG γ ES - -
-
Daya Layan IV 1,00 - 1,00 0,70 - 1,00 0,50/1,20 - 1,00 - - -
Fatik (TD dan TR) - 0,75 - - - - - - - - - -
Gunakan
salah satu
EQ TC TV
EW S EW L BF EU n TG WSKeadaan Batas
TT
TD
TB
TR
TP
EU
https://www.sinonimkata.com/b-mencakup
-
4
pembangunan Jembatan Pidekso dan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan
dibidang struktur khususnya mengenai jembatan beton bertulang
tipe balok-T
dengan peraturan pembebanan menggunakan acuan SNI 1725-2016 ddan
peraturan
beban gempa menggunakan acuan SNI 2833-2016.
2. METODE PERENCANAAN
2.1 Data Perencanaan
a. Lokasi : Desa Pidekso, Kecamatan Giriwoyo,
Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah
b. Jenis jembatan : beton bertulang balok-T
c. Panjang bentang jembatan : 20,00 m
d. Lebar lalu-lintas : 4,00 m
e. Lebar trotoar : 2 x @ 0,50 m
f. Lebar total jembatan : 5,00 m
g. Tebal lantai jembatan : 0,20 m
h. Tebal trotoar : 0,25 m
i. Tebal lapisan aus : 0,05 m
j. Tebal air dari genangan hujan : 0,05 m
k. Jenis fondasi : tiang pancang
l. Menggunakan zona gempa dan data tanah Kabupaten Wonogiri
2.2 Tahap Perencanaan
Pengumpulan Data
1. Data Penyelidikan Tanah
2. Data Topografi
A
Mulai
-
5
Tidak Ok
Ok
Studi Literatur:
1. Buku – Buku yang Berkaitan
2. Peraturan – Peraturan yang Berkaitan
Preliminary Design
1. Tiang Sandaran
2. Trotoar
3. Pelat Lantai Kendaraan
4. Gelagar Memanjang
5. Gelagar Melintang
6. Pelat Injak
Perencanaan Struktur Atas
Hasil Perhitungan
A
Kontrol Dimensi,
Penulangan, dan
Lendutan
Perencanaan Struktur Bawah
1. Abutment
2. Wing wall
3. Fondasi
B
1
-
6
3
4
5
6
7
Gambar 1. Flowchart tahap perencanaan
7.1 Alat Bantu Perencanaan
a. Program Microsoft word 2019
Merupakan program komputer yang berperan dalam menunjang
penyusunan
laporan, flowchart, dan analisis perhitungan.
b. Program Microsoft excel 2019
Merupakan program komputer yang berperan dalam membuat tabel dan
untuk
membantu dalam perhitungan analisis.
c. Program AutoCad 2014
Merupakan program komputer yang berperan dalam menggambar
struktur
bangunan jembatan dengan detail dalam pemodelan gambar 2D.
d. Program Skecth Up 2020
Merupakan program komputer yang berperan dalam menggambar
struktur
bangunan jembatan dengan detail dalam pemodelan 3D.
e. Program SAP2000 v.14.2.2
Merupakan program komputer yang berperan dalam menganalisis
struktur
jembatan dengan akurat.
Tidak Ok
Ok
Hasil Perhitungan
Abutment dan Wing wall:
1. Kontrol Guling
2. Kontrol Geser
3. Kontrol Penulangan Kontrol Kekuatan
dan Stabilitas
Struktur Bawah
Fondasi Tiang Pancang:
A. Kontrol Jumlah
B. Kontrol Dimensi Penggambaran Hasil Perencanaan
Selesai
B 1
-
7
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Perencanaan Tiang Sandaran
Beban yang direncanakan pada tiang sandaran berupa gaya
horizontal sebesar
q = 0,75 kN/m direncanakan menggunakan mutu beton f’c 20 MPa dan
dimensi 15
cm x 15 cm setinggi 100 cm dari atas trotoar yang dilengkapi
dengan railing
berdiameter 3 inch. Dari hasil analisis perhitungan digunakan
tulangan lentur
menggunakan 4D10, dan tulangan geser 2 kaki Ø8–50 mm.
20
25
35
55
10
65 15
Ø8 - 50
4D 10
Ø8 - 50
4D 10Ø8 - 50
Pipa GSP Ø 3"
15
15 (a) Penulangan tiang sandaran (b) Potongan tiang sandaran
Gambar 2. Detail penulangan tiang sandaran
3.2 Perencanaan Trotoar
Trotoar jembatan yang terletak pada setiap tepi jembatan dengan
lebar 50 cm
dan tebal 25 cm direncanakan menggunakan mutu beton f’c 20 MPa.
Dari hasil
analisis perhitungan didapatkan tulangan lentur D13–150 mm dan
tulangan bagi
D13–300 mm.
Gambar 3. Detail penulangan trotoar
D13 - 150
D13 - 300
20
25
35
55
10
65 15
-
8
3.3 Perencanaan Pelat Lantai Jembatan
Pelat lantai jembatan dengan tebal 20 cm direncanakan
menggunakan mutu
beton f’c 30 MPa. Dari hasil analisis perhitungan pada daerah
tumpuan didapatkan
tulangan lentur D16-150 mm dan tulangan bagi D13-300. Sedangkan
pada daerah
lapangan didapatkan tulangan lentur D16-75 mm dan tulangan bagi
D13-300 mm.
Gambar 4. Denah penulangan pelat lantai jembatan
Gambar 5. Potongan melintang penulangan pelat lantai
jembatan
D13 -
300
D13 -
300
D13 -
300
D13 - 150D13 - 150
D13 - 300D16 - 75
17095
60
170 95
6060
2 %
D13 - 150
D13 - 300
D13 - 300D16 - 150
D13 - 150
D13 - 300
D16 - 150
D13 - 150
D13 - 150
D13 - 150
D13 - 150
D13 -
300
D13 -
300
D16 - 150
D16 - 150D16 - 150D16 - 150
D16 - 150
17095 170 95
D1
3 -
300
D1
3 -
300
D1
3 -
300
D13 - 150D13 - 150
D13 - 300D16 - 75
17095
60
170 95
6060
2 %
D13 - 150
D13 - 300
D13 - 300D16 - 150
D13 - 150
D13 - 300
D16 - 150
D13 - 150
D13 - 150
D13 - 150
D13 - 150
D1
3 -
300
D1
3 -
300
D16 - 150
D16 - 150D16 - 150D16 - 150
D16 - 150
17095 170 95
-
9
3.4 Perencanaan Gelagar Memanjang
Gelagar memanjang direncanakan dengan tipe balok-T yang menyatu
dengan
pelat lantai jembatan. Gelagar memanjang direncanakan berukuran
140 cm x 60 cm
dengan jarak antar balok gelagar memanjang 170 cm sejumlah 3
buah dan
direncanakan menggunakan mutu beton f’c 30 MPa. Dari hasil
analisis perhitungan
pada balok gelagar memanjang bagian segmen I didapatkan tulangan
lentur tarik
12D29, tulangan lentur tekan 4D29, dan tulangan geser 2 kaki
Ø13–200 mm.
Bagian segmen II didapatkan tulangan lentur tarik 12D29,
tulangan lentur tekan
4D29, dan tulangan geser 2 kaki Ø13–300 mm. Bagian segmen III
didapatkan
tulangan lentur tarik 12D29, tulangan lentur tekan 4D29, dan
tulangan geser 2 kaki
Ø13–450 mm. Bagian segmen IV didapatkan tulangan lentur tarik
15D29, tulangan
lentur tekan 5D29, dan tulangan geser 2 kaki Ø13–450 mm. Bagian
segmen V
didapatkan tulangan lentur tarik 18D29, tulangan lentur tekan
6D29, dan tulangan
geser 2 kaki Ø13–450 mm. Dengan menggunakan tulangan torsi
6D19.
Gambar 6. Detail penulangan gelagar memanjang
3.5 Perencanaan Gelagar Melintang
Gelagar melintang direncanakan berukuran 60 cm x 30 cm dan jarak
antar
balok gelagar melintang 400 cm sejumlah 6 buah dan direncanakan
menggunakan
mutu beton f’c 30 MPa. Dari hasil analisis perhitungan pada
balok gelagar
melintang didapatkan tulangan lentur tarik 3D16, tulangan lentur
tekan 2D16, dan
tulangan geser 2 kaki Ø8–250 mm. Dengan menggunakan tulangan
torsi 2D16.
12D 29 12D 29 12D 29 15D 29 18D 29
6D 295D 294D 294D 294D 29
Ø13 - 200 Ø13 - 300 Ø13 - 450 Ø13 - 450 Ø13 - 450
50 200 200 200 200 200
6D 19
140
1000
-
10
Gambar 7. Detail penulangan gelagar melintang
3.6 Perencanaan Pelat Injak
Pelat injak jembatan dengan tebal 20 cm direncanakan menggunakan
mutu
beton f’c 20 MPa. Dari hasil analisis perhitungan didapatkan
tulangan lentur D16-
100 mm dan tulangan bagi D13-300 mm.
Gambar 8. Detail penulangan pelat injak
3.7 Perencanaan Abutment Jembatan
Abutment jembatan memiliki tinggi total 578,5 cm dan lebar 600
cm dengan
direncanakan menggunakan mutu beton f’c 30 MPa. Abutment
jembatan terbagi
menjadi beberapa bagian struktur, diantaranya : pile cap, breast
wall, back wall
atas, back wall bawah, dan corbel. Abutment juga memiliki
bangunan pelengkap
berupa wing wall dengan tebal 50 cm.
Gambar 9. Penampang abutment
60 110 6011060
3D 16
2D 16
3D 16
2D 16
30
60
30
20
65 65
2D 16
Ø8 - 250 Ø8 - 250
20
15
35
300
35
2020260
D13 - 300 D16 - 100 3D 13
b1 b2 b3 b4 b5
h1
h2
h3
h4
h6
h7
h11
h10
h9
h8
h12
h13
b7 b9b8
h5
b6
b10
b11
bx
-
11
h1 = 0,600 m h10 = 0,300 m b6 = 0,730 m
h2 = 1,145 m h11 = 0,400 m b7 = 1,550 m
h3 = 0,700 m h12 = 0,400 m b8 = 1,000 m
h4 = 1,040 m h13 = 1,900 m b9 = 1,950 m
h5 = 1,000 m b1 = 0,200 m b10 = 2,300 m
h6 = 0,500 m b2 = 0,300 m b11 = 1,480 m
h7 = 0,800 m b3 = 0,200 m hw = 0,500 m
h8 = 1,235 m b4 = 1,030 m By = 6,000 m
h9 = 0,250 m b5 = 0,300 m Bx = 4,500 m
Tabel 2. Stabilitas guling arah X
P Mx Mpx
(kN) (kN.m) (kN.m)
1 5306,808 708,841 11940,319 16,84 > 2,0 (OK)
2 5087,928 463,367 11447,839 24,71 > 2,0 (OK)
3 4321,848 -395,792 9724,159 24,57 > 2,0 (OK)
4 4321,848 -395,792 9724,159 24,57 > 2,0 (OK)
5 4329,357 -397,293 9741,053 24,52 > 2,0 (OK)
6 4486,008 4144,695 10093,519 2,44 > 2,0 (OK)
7 4595,448 -100,559 10339,759 102,82 > 2,0 (OK)
8 3835,592 546,767 8630,082 15,78 > 2,0 (OK)
9 3992,243 732,375 8982,547 12,26 > 2,0 (OK)
10 3718,643 425,532 8366,947 19,66 > 2,0 (OK)
11 3280,883 -65,416 7381,987 112,85 > 2,0 (OK)
Kuat 2
No Kombinasi Beban SF Keterangan
Kuat 1
Daya Layan 2
Daya Layan 3
Daya Layan 4
Kuat 3
Kuat 4
Kuat 5
Ekstrem 1
Ekstrem 2
Daya Layan 1
Tabel 3. Stabilitas guling arah Y
P My Mpy
(kN) (kN.m) (kN.m)
1 5306,808 0,000 15920,425 - > 2,0 (OK)
2 5087,928 0,000 15263,785 - > 2,0 (OK)
3 4321,848 514,096 12965,545 25,22 > 2,0 (OK)
4 4321,848 0,000 12965,545 - > 2,0 (OK)
5 4329,357 229,010 12988,071 56,71 > 2,0 (OK)
6 4486,008 3374,043 13458,025 3,99 > 2,0 (OK)
7 4595,448 0,000 13786,345 - > 2,0 (OK)
8 3835,592 192,288 11506,776 59,84 > 2,0 (OK)
9 3992,243 0,000 11976,730 - > 2,0 (OK)
10 3718,643 0,000 11155,930 - > 2,0 (OK)
11 3280,883 257,048 9842,650 38,29 > 2,0 (OK)
Daya Layan 2
Daya Layan 3
Daya Layan 4
Kuat 3
Kuat 4
Kuat 5
Ekstrem 1
Ekstrem 2
Daya Layan 1
Kuat 2
No Kombinasi Beban SF Keterangan
Kuat 1
-
12
Tabel 4. Stabilitas geser arah X
Tx P H
(kN) (kN) (kN)
1 1135,941 5306,808 3998,967 3,52 > 1,5 (OK)
2 1085,941 5087,928 3834,029 3,53 > 1,5 (OK)
3 910,941 4321,848 3256,746 3,58 > 1,5 (OK)
4 910,941 4321,848 3256,746 3,58 > 1,5 (OK)
5 910,941 4329,357 3262,404 3,58 > 1,5 (OK)
6 1867,885 4486,008 3380,450 1,81 > 1,5 (OK)
7 970,741 4595,448 3462,919 3,57 > 1,5 (OK)
8 890,639 3835,592 2890,326 3,25 > 1,5 (OK)
9 928,139 3992,243 3008,371 3,24 > 1,5 (OK)
10 865,639 3718,643 2802,199 3,24 > 1,5 (OK)
11 765,639 3280,883 2472,323 3,23 > 1,5 (OK)
Daya Layan 2
Daya Layan 3
Daya Layan 4
Kuat 3
Kuat 4
Kuat 5
Ekstrem 1
Ekstrem 2
Daya Layan 1
Kuat 2
No Kombinasi Beban SF Keterangan
Kuat 1
Tabel 5. Stabilitas geser arah Y
Ty P H
(kN) (kN) (kN)
1 0,000 5306,808 3998,967 - > 1,5 (OK)
2 0,000 5087,928 3834,029 - > 1,5 (OK)
3 91,395 4321,848 3256,746 35,63 > 1,5 (OK)
4 0,000 4321,848 3256,746 - > 1,5 (OK)
5 40,713 4329,357 3262,404 80,13 > 1,5 (OK)
6 992,287 4486,008 3380,450 3,41 > 1,5 (OK)
7 0,000 4595,448 3462,919 - > 1,5 (OK)
8 34,185 3835,592 2890,326 84,55 > 1,5 (OK)
9 0,000 3992,243 3008,371 - > 1,5 (OK)
10 0,000 3718,643 2802,199 - > 1,5 (OK)
11 45,697 3280,883 2472,323 54,10 > 1,5 (OK)
Kuat 2
No Kombinasi Beban SF Keterangan
Kuat 1
Daya Layan 2
Daya Layan 3
Daya Layan 4
Kuat 3
Kuat 4
Kuat 5
Ekstrem 1
Ekstrem 2
Daya Layan 1
Dari hasil analisis perhitungan pada pile cap didapatkan
tulangan lentur D29-
150 mm, tulangan bagi D22-150 mm, dan tulangan geser 2 kaki
Ø10–450 mm. Pada
breast wall didapatkan tulangan lentur tarik dan tekan D22-100
mm dan tulangan
geser 2 kaki Ø8–300 mm. Pada back wall atas didapatkan tulangan
lentur D22-300
mm, tulangan bagi D16-300 mm, dan tulangan geser 2 kaki Ø8–100
mm. Pada back
wall bawah didapatkan tulangan lentur D22-200 mm, tulangan bagi
D16-200 mm,
dan tulangan geser 2 kaki Ø8–200 mm. Pada corbel didapatkan
tulangan lentur
D22-100 mm, tulangan bagi D16-100 mm, dan tulangan geser 2 kaki
Ø8–100 mm.
-
13
Wing wall dengan tebal 50 cm dengan arah vertikal didapatkan
tulangan lentur D22-
200 mm, tulangan bagi D16-200 mm, dan tulangan geser 2 kaki
Ø8–200 mm.
Sedangkan arah horizontal didapatkan tulangan lentur D22-200 mm,
tulangan bagi
D16-200 mm, dan tulangan geser 2 kaki Ø8–200 mm.
Gambar 10. Detail penulangan abutment
D22 - 200
D22 - 300
D16 - 200
D16 - 300
D22 - 100
D29 - 150
D29 - 150
Ø10 - 450 Ø10 - 450
D22 - 100
Ø8 - 300
Ø8 - 100
D22 - 100
D22 - 100
D22 - 100
D16 - 100
D22 - 100D22 - 100
D22 - 200
D22 - 150
D22 - 150
Ø8 -200
Ø8 -100
D16 -
200
D20 -
200
D22 - 200
D16 - 200
104
100
70
114,5
60
50
80
20 30 20 103 30230
148 155 195100
73
40
30
25
123,5
40
190
-
14
Gambar 11. Detail potongan A-A penulangan abutment
Gambar 12. Detail potongan B-B penulangan abutment
20 10
60 90 60
600
D22 - 150
D22 - 150
10
10
4D 16 D22 - 100
D22 - 100
D22 - 100
D22 - 100
D2
2 -
15
0
D2
2 -
15
0
D29 - 150
D10 - 450
D22 - 150
D22 - 150
30
40
40
190
50
80
10
300
130 170 170 130
600
D22 - 100
D29 - 150
90906010 45 104560
100
Ø8- 300
D22 - 100 D22 - 100
D22 - 100 D22 - 100
600
D22 - 100
-
15
Gambar 13. Detail potongan C-C penulangan abutment
3.8 Perencanaan Fondasi Jembatan
Fondasi abutment dari hasil analisis perhitungan digunakan tiang
pancang
sebanyak 12 buah sedalam 900 cm dengan diameter 60 cm.
Gambar 14. Denah tiang pancang yang dibutuhkan
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis perhitungan, maka diambil
dikesimpulan bahwa:
a. Jembatan dengan panjang bentang 20 m, lebar lalu-lintas 4 m,
dan lebar trotoar
2 x @ 0,5 m di setiap sisi tepi jembatan. Sehingga lebar total
jembatan 5 m.
50
498,5
D16 - 200
D16 - 200
D22 - 200
D22 - 200
Ø8 - 200
450
600
75150
75
150
75
150
75 150 150
-
16
b. Tiang sandaran jembatan dibuat setiap jarak 2 m, dengan
dimensi 0,15 m x 0,15
m dan tinggi 1 m dari atas trotoar.
c. Trotoar jembatan pada sisi kanan dan kiri jembatan sepanjang
bentang jembatan
dengan lebar 0,5 m dengan tebal 0,25 m.
d. Pelat lantai jembatan digunakan beton bertulang setebal 0,2 m
dengan dilapisi
permukaaan aus berupa aspal setebal 0,05 m.
e. Gelagar memanjang digunakan balok-T yang menjadi satu
kesatuan dengan
pelat lantai jembatan. Gelagar memanjang digunakan sebanyak 3
buah dengan
jarak antar gelagar memanjang sebesar 1,7 m dengan dimensi 1,4 m
x 0,6 m.
f. Gelagar melintang digunakan sebanyak 6 buah dengan jarak
antara gelagar
melintang sebesar 4 m dengan dimensi 0,6 m x 0,3 m.
g. Abutment jembatan digunakan tinggi total 5,785 m dengan lebar
6 m yang
menggunakan fondasi jenis tiang pancang dengan jumlah 12 buah
tiang panjang
diameter 0,6 m dengan sedalam 9 m.
DAFTAR PUSTAKA
Asroni, A. 2017. Teori dan Desain Balok Plat Beton Bertulang
Berdasarkan SNI
2847-2013. Muhammadiyah University Press. Surakarta.
Asroni, A. 2018. Teori dan Desain Kolom Fondasi dan Balok “T”
Berdasarkan
SNI 2847-2013. Muhammadiyah University Press. Surakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2004. Perencanaan Struktur Beton
Untuk Jembatan.
SNI T-12-2004. ICS. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2013. Persyaratan Beton Struktural
Untuk Struktur
Bangunan Gedung. SNI 2847-2013. ICS 91.0080.40. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2016. Pembebanan Untuk Jembatan.
SNI 1725-
2016. ICS 93.040. Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. 2016. Perencanaan Jembatan
Terhadap Beban
Gempa. SNI 2833-2016. ICS 91.120.25. Jakarta.
Hardiyatmo, H. C. 2018. Analisis dan Perancangan Fondasi 2.
Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Listyawan, dkk. 2017. Mekanika Tanah dan Rekayasa Pondasi.
Muhammadiyah
University Press. Surakarta.
-
17
Rochman, A. 2008. Buku Ajar Desain Jembatan Teori dan Contoh
Perencanaan. Jurusan Teknik Sipil. FT Universitas
Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Teng, W.C. 1962. Foundation design.USA. Prentice Hall Inc.