Top Banner
1 PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN PERUMAHAN MULAWARMAN RESIDENCE KOTA SAMARINDA PADA SEGMEN II Pembimbing I : Dr. Ir. Yayuk Sri Sundari.,MT Pembimbing II : Heri Purnomo,S.T.,MT Risnawati 13.11.1001.7311.342 Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Jl. Ir. H. Juanda No 80, Samarinda Ulu, Kalimantan Timur e-mail : [email protected] INTISARI Perencanaan kawasan perumahan mulawarman residence yang terletak di Jalan ringroad selatan, Kota samarinda. Dimana kawasan perumahan tersebut,akan diadakan perencanaan drainase dimana air tersebut akan dialirkan menuju folder atau waduk yang ada di sekitar perumahan tersebut. Adapun perumahan Green Mansion Residence didirikan di atas lahan kosong. Dengan adanya perubahan alih fungsi lahan menjadi pemukiman, maka daya resap air hujan pada lahan tersebut juga akan berubah. Tentunya hal ini akan berdampak pada besarnya limpasan air yang menuju saluran drainase. Oleh karena itu diperlukan perencanaan sistem drainase Green Mansion Residence yang berfungsi untuk mengorganisasi sistem instalasi air dan untuk mengendalikan erosi yang dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan. Dengan adanya drainase pada perumahan diharapkan untuk dapat meminimalisir terjadinya genangan yang terjadi akibat air hujan, serta didukung juga dari kondisi setempat seperi kemiringan lahan, kemiringan saluran dan material yang dipakai. Hal itu dapat mempengaruhi waktu pengaliran dan besarnya debit limpasan yang akan dibuang menuju saluran di luar kawasan. Hingga diketahui seberapa besarkah debit limpasan yang ada setelah terbangunnya kawasan perumahan? Untuk dapat menentukan fasilitas drainase yang akan digunakan seperti pintu air, pompa dan kolam tampung Kata kunci : Banjir, Drainase, Waktu konsentrasi, Intensitas hujan, Periode ulang, Debit Maksimum, Saluran Drainase Pengalih.
19

PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

1

PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN

PERUMAHAN MULAWARMAN RESIDENCE

KOTA SAMARINDA PADA SEGMEN II

Pembimbing I : Dr. Ir. Yayuk Sri

Sundari.,MT Pembimbing II : Heri

Purnomo,S.T.,MT

Risnawati 13.11.1001.7311.342

Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas 17 Agustus 1945

Samarinda

Jl. Ir. H. Juanda No 80, Samarinda Ulu,

Kalimantan Timur e-mail :

[email protected]

INTISARI

Perencanaan kawasan perumahan mulawarman residence yang terletak di

Jalan ringroad selatan, Kota samarinda. Dimana kawasan perumahan

tersebut,akan diadakan perencanaan drainase dimana air tersebut akan

dialirkan menuju folder atau waduk yang ada di sekitar perumahan tersebut.

Adapun perumahan Green Mansion Residence didirikan di atas lahan kosong.

Dengan adanya perubahan alih fungsi lahan menjadi pemukiman, maka daya

resap air hujan pada lahan tersebut juga akan berubah. Tentunya hal ini akan

berdampak pada besarnya limpasan air yang menuju saluran drainase. Oleh

karena itu diperlukan perencanaan sistem drainase Green Mansion Residence

yang berfungsi untuk mengorganisasi sistem instalasi air dan untuk

mengendalikan erosi yang dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan.

Dengan adanya drainase pada perumahan diharapkan untuk dapat

meminimalisir terjadinya genangan yang terjadi akibat air hujan, serta

didukung juga dari kondisi setempat seperi kemiringan lahan, kemiringan

saluran dan material yang dipakai. Hal itu dapat mempengaruhi waktu

pengaliran dan besarnya debit limpasan yang akan dibuang menuju saluran

di luar kawasan. Hingga diketahui seberapa besarkah debit limpasan yang

ada setelah terbangunnya kawasan perumahan? Untuk dapat menentukan

fasilitas drainase yang akan digunakan seperti pintu air, pompa dan kolam

tampung

Kata kunci : Banjir, Drainase, Waktu konsentrasi, Intensitas hujan,

Periode ulang, Debit Maksimum, Saluran Drainase Pengalih.

Page 2: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

2

PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN

PERUMAHAN MULAWARMAN RESIDENCE

KOTA SAMARINDA PADA SEGMEN II

Pembimbing I : Dr. Ir. Yayuk Sri

Sundari.,MT Pembimbing II : Heri

Purnomo,S.T.,MT

Risnawati 13.11.1001.7311.342

Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas 17 Agustus 1945

Samarinda

Jl. Ir. H. Juanda No 80,

Samarinda Ulu, Kalimantan

Timur e-mail :

[email protected]

ABSTRACT

Establishes residential area of Mulawarman Residence located in Jln. South

Ringroad, Kota Samarinda, Where the residential is surrounded

continued to Cantel channel located on the south side of residential area. The

Mulawarman Residence is established on vacant land that is still in the form

of paddy. With the change in land use to residential, then the absorbing power

of rainwater on the land will also change. Obviously this will impact on the

amount of runoff water to the drainage channel.

Therefore we need a drainage plan of Green Mansion Residence that serves to

organize installation of the water system and to control erosion that can cause

damages to buildings. With the drainage at residential is expected to be able

to minimize the occurrence of inundation caused by rainwater, and also

supported by the local conditions like land slope, channel slope and

material used. It can affect the time of flow and the amount of runoff

discharge to bedisposed toward the channel outside the region. Until

getting “how much runoff debit will be there after establishing residential

area?”. In order to determine the drainage facilities to be used as sluice

gates, pumps and pond capacity.

Keywords : flooding, drainage, time of concentration, intensity of rain,

repeated periods, debit Maximum, Drainage Channel Diversion.

Page 3: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Samarinda merupakan Ibukota

Provinsi Kalimantan Timur yang hingga kini

mengalami perkembangan yang pesat di

segala sektor. Pertumbuhan penduduk yang

pesat di kota meningkatkan pula kebutuhan

baru seperti pembangunan. Pembangunan

suatu area dengan cara penyisipan satu atau

lebih bangunan dengan fungsi-fungsi

penunjang tertentu pada suatu kawasan atau

lingkungan terbangun dengan

mempertimbangkan kontekstualitasnya

dengan bangunan dan lingkungan eksisting,

dengan maksud memperkuat atau

memperbaiki citra lingkungan dan kawasan

yang bersangkutan.

Salah satu pembangunan kota itu

adalah pembangunan perumahan. Perumahan

adalah kelompok rumah yang berfungsi

sebagai lingkungan tempat tinggal atau

lingkungan hunian yang dilengkapi dengan

prasarana dan sarana lingkungan (UU No.2

tahun 1992).

Salah satu pembangunan perumahan

yang ada di Kota Samarinda yaitu Perumahan

Mulawarman Residence yang berlokasi di

Jln. Ringroad Selatan, Samarinda Ulu dimana

pembangunan perumahan ini sudah

diresmikan dan sudah tahap pelaksanaan.

Perumahan tersebut merupakan perumahan

sebagai salah satu pertumbuhan fisik dalam

suatu wilayah yang merupakan kebutuhan

dasar manusia yang dapat berfungsi sebagai

saran produksi keluarga, merupakan titik

strategis dalam pembangunan manusia

seutuhnya, maka untuk menjamin kesehatan

dan kenyamanan penduduknya harus ada

sanitasi yang memadai.

Dengan pembangunan Perumahan

Mulawarman Residence tersebut, otomatis

akan mempengaruhi kondisi sistem drainase

di sekitar wilayah tersebut. Perubahan jumlah

limpasan air akan menjadi tolak ukur pertama

yang harus diperhatikan dan dikelola dengan

baik. Hal tersebut terjadi akibat terjadi

perubahan alih fungsi lahan menjadi daerah

pemukiman dan pusat kegiatan ekonomi

lainnya. Tentunya ini akan berdampak pada

besarnya limpasan air yang menuju saluran

drainase. Perkembangan ekonomi yang pesat

tersebut belum didukung sepenuhnya secara

maksimal oleh perkembangan peningkatan

kapasitas drainase, sehingga menjadi masalah

tersendiri dalam pengelolaan sistem drainase.

Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar

yang dirancang sebagai sistem guna

memenuhi kebutuhan masyarakat dan

merupakan komponen penting.

Salah satu upaya untuk mencegah

terjadinya dampak negatif terhadap drainase

seperti banjir di kawan perumahan

mulawarman residence yaitu dengan cara

merencanakan saluran sistem drainase yang

baik dan memadai agar tidak terjadi

genangan, maupun masalah pada saluran.

Hal ini yang melatar belakangi

pentingnya mengangkat topik “Perencanaan

dan Desain Sistem Saluran Drainase di

Kawasan Perumahan Mulawarman

Residence” ini adalah mendukung kehidupan

manusia yang hidup bermukim di perumahan

tersebut dengan nyaman, sehat dan dapat

berinteraksi satu dengan lainnya dalam

kehidupan sehari – hari.

1.2. Rumusan Masalah

1. Berapa debit rancangan saluran drainase

di Kawasan Perumahan Mulawarman

Residence pada segmen II pada periode 5

tahun?

2. Bagaimana desain dimensi penampang

saluran untuk sistem drainase di

kawasan Perumahan Mulawarman

Residence pada Segmen II?

1.3. Batasan Masalah.

1. Studi Perencanaan dilakukan di kawasan

pembangunan Perumahan Mulawarman

Residence Kota Samarinda Pada Segmen

II.

2. Saluran drainase yang dipantau sesuai

dengan site plan perencanaan

Perumahan Mulawarman Residence Kota

Samarinda.

3. Merencanakan dan menghitung dimensi

saluran drainase di Kawasan Perumahan

Mulawarman Residence Kota Samarinda

pada segmen II.

1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini untuk

merencanakan sistem saluran drainase di

Kawasan Perumahan Mulawarman Residence

pada segmen II.

1.4.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengatahui saluran

ekonomis untuk sistem drainase di

kawasan perumahan mulawarman

residence pada segmen II.

1.4.1 Maksud Penelitian

2. Untuk mengatahui desain dan

dimensi saluran di kawasan

perumahan mulawarman residence

pada segmen II.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Sebagai saran dan masukan pemerintah

kota samarinda untuk mencegah terjadinya

banjir pada Perumahan Mulawarman

Residence Pada Segmen II.

2. Dapat menganalisa kondisi saluran

eksisting rancangan di Perumahan

Mulawarman Residence Pada Segmen II.

Page 4: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

4

BAB II

DASAR TEORI

2.1. Pengertian Drainase

Drainase yang berasal dari kata kerja „to

drain‟ yang berarti mengeringkan atau

mengalirkan air, adalah terminologi yang

digunakan untuk menyatakan sistem-sistem

yang berkaitan dengan penganan masalah

kelebihan air, baik diatas maupun dibawah

permukaan tanah. Drainase adalah

lingkungan atau saluran air di permukaan

atau di bawah tanah, baik yang terbentuk

secara alami maupun dibuat oleh manusia.

Drainase secara umum didefinisikan

sebagai ilmu pengatahuan yang memepelajari

usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan

dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu.(H.A.

Halim Hasmar,2011)

Selain itu, drainase dapat juga diartikan

sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air

tanah. Jadi, drainase menyangkut tidak

hanya air permukaan tapi juga air tanah.

Sesuai dengan prinsip sebagai jalur

pembuangan maka pada waktu hujan, air

yang mengalir di permukaan diusahakan

secepatnya dibuang agar tidak menimbulkan

genangan yang dapat mengganggu aktivitas

dan bahkan dapat menimbulkan kerugian (R.

J. Kodoatie, 2005).

Sistem drainase secara umum dapat

didefinisikan sebagai serangkaian bangunan

air yang berfungsi untuk mengurangi dan

atau membuang kelebihan air dari suatu

kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat

difungsikan secara optimal.

Bangunan dari sistem drainase pada

umumnya terdiri dari saluran penerima

(interceptor drain), saluran pengumpul

(collector drain), saluran pembawa

(conveyor drain), saluran induk (main

drain), dan badan air penerima (receiving

waters).

Menurut R. J. Kodoatie sistem jaringan

drainase di dalam wilayah kota dibagi atas 2

(dua) bagian yaitu:

a. Sistem drainase mayor adalah sistem

saluran yang menampung dan

mengalirkan air dari suatu daerah

tangkapan air hujan (Catchment Area).

Biasanya sistem ini menampung aliran

yang berskala besar dan luas seperti

saluran drainase primer.

b. Sitem drainase minor adalah sistem

saluran dan bangunan pelengkap drainase

yang menampung dan mengalirkan air dari

daerah tangkapan hujan dimana sebagian

besar di dalam wilayah kota, contohnya

seperti saluran atau selokan air hujan di

sekitar bangunan. Dari segi

kontruksinya sistem ini dapat dibedakan

menjadi sistem saluran tertutup

dan sistem saluran terbuka.

2.1.1 Jenis-Jenis Drainase

Jenis drainase dapat

dikelompokkan sebagai berikut (Hadi

Hardjaja, dalam jurnal Kusumo 2009):

1. Drainase Menurut Sejarah

Terbentuknya

a) Drainase alamiah (natural

drainage) merupakan drainase

yang terbentuk secara alami dan

tidak terdapat bangunan-

bangunan penunjang, saluran ini

terbentuk oleh gerusan air yang

bergerak karena gravitasi yang

lambat laun membentuk jalan

air yang permanen seperti

sungai. Daerah-daerah dengan

drainase alamiah yang relatif

bagus akan membutuhkan

perlindungan yang lebih

sedikit daripada daerah-daerah

rendah yang tertindak sebagai

kolam penampung bagi aliran

dari daerah anak-anak sungai

yang luas.

b) Drainase buatan merupakan

drainase yang dibuat dengan

maksud dan tujuan tertentu

sehingga memerlukan

bangunan-bangunan khusus

seperti selokan pasangan batu,

gorong-gorong, dan pipa-pipa.

2. Drainase Menurut Letak

Bangunannya

a) Drainase permukaan tanah

(surface drainage) merupakan

saluran drainase yang berada di

atas permukaan tanah yang

berfungsi untuk mengalirkan

air limpasan permukaan.

Analisis alirannya merupakan

analisis open channel flow

(aliran saluran terbuka).

b) Drainase Bawah Permukaan

Tanah (Subsurface Drainage)

merupakan saluran drainase

yang bertujuan untuk

mengalirkan air limpasan

permukaan melalui media di

bawah permukaan tanah (pipa-

pipa) dikarenakan alasan- alasan

tertentu. Ini karena alasan

tuntutan artistik, tuntutan fungsi

permukaan tanah yang tidak

membolehkan adanya saluran

dipermukaan tanah seperti

lapangan sepak bola, lapangan

terbang, dan taman.

3. Drainase Menurut

Konstruksinya

a) Saluran Terbuka merupakan

saluran yang lebih cocok

untuk drainase air hujan yang

terletak di daerah yang

Page 5: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

5

mempunyai luasan yang cukup,

ataupun untuk drainase air

non-hujan yang tidak

membahayakan kesehatan atau

menganggu lingkungan.

b) Saluran Tertutup merupakan

saluran yang pada umumnya

sering di pakai untuk aliran air

kotor (air yang mengganggu

kesehatan atau lingkungan)

atau untuk saluran yang

terletak di tengah kota.

4. Drainase Menurut Sistem

Buangannya

Pada sistem pengumpulan air

buangan sesuai dengan fungsinya

maka pemilihan sistem buangan

dibedakan menjadi (Hadi Hardjaja,

dalam jurnal Kusumo 2009):

a) Sistem Terpisah (Separate

System) dimana air kotor dan

air hujan dilayani oleh sistem

saluran masing-masing secara

terpisah.

b) Sistem Tercampur (Combined

system) dimana air kotor dan

air hujan disalurkan melalui

satu saluran yang sama.

c) Sistem Kombinasi (Pscudo

Separate system) merupakan

perpaduan antara saluran air

buangan dan saluran air hujan

dimana pada waktu musim hujan

air buangan dan air hujan

tercampur dalam saluran air

buangan, sedangkan air hujan

berfungsi sebagai pengenceran

penggelontor. Kedua saluran ini

tidak bersatu tetapi dihubungkan

dengan sistem perpipaaan

interceptor.

2.1.2 Fungsi Drainase

Drainase memiliki banyak fungsi,

diantaranya (Moduto, dalam jurnal Ainal

Muttaqin 2011):

a. Mengerin gkan daerah becek dan

genangan air.

b. Mengendalikan akumulasi limpasan

air hujan yang berlebihan.

c. Mengendalikan erosi, kerusakan

jalan, dan kerusakan infrastruktur.

d. Mengelola kualitas air.

Adapun fungsi drainase menurut R. J.

Kodoatie adalah:

a. Membebaskan suatu wilayah

(terutama yang padat dari

permukiman) dari genangan air,

erosi, dan banjir.

b. Karena aliran lancar maka drainase

juga berfungsi memperkecil resiko

kesehatan lingkungan bebas dari

malaria (nyamuk) dan penyakit

lainnya.

c. Kegunaan tanah permukiman padat

akan menjadi lebih baik karena

terhindar dari kelembaban.

d. Dengan sistem yang baik tata guna

lahan dapat dioptimalkan dan juga

memperkecil kerusakan-kerusakan

struktur tanah untuk jalan

dan bangunan lainnya.

2.1.5 Drainase di Kawasan Perumahan

Perumahan kelompok rumah

yang berfungsi sebagai lingkungan tempat

tinggal atau lingkungan hunian yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana

lingkungan. Standar Nasional Indonesia

Tata cara perencanaan lingkungan

perumahan di perkotaan adalah panduan

(dokumen nasional) yang berfungsi

sebagai kerangka acuan untuk

perencanaan, perancangan, penaksiran

biaya dan kebutuhan ruang, serta

pelaksanaan pembangunan perumahan dan

permukiman.(SNI, 2004)

Lingkungan perumahan harus

dilengkapi jaringan drainase sesuai

ketentuan dan persyaratan teknis yang

diatur dalam peraturan/ perundangan yang

telah berlaku, terutama mengenai tata cara

perencanaan umum jaringan drainase

lingkungan perumahan di perkotaan. Salah

satu ketentuan yang berlaku adalah SNI

02-2406-1991 tentang Tata cara

perencanaan umum drainase perkotaan.

Sistem drainase pada perumahan

berfungsi untuk mengorganisasi sistem

instalasi air dan sebagai pengendali

keperluan air serta untuk mengontrol

kualitas air tanah. Drainase perumahan

direncanakan untuk mengendalikan erosi

yang dapat menyebabkan kerusakan pada

bangunan serta mengendalikan air hujan

yang berlebihan atau genangan air pada

rumah tinggal.

Sistem drainase permukiman

dapat diartikan sebagai suatu rangkaian

instalasi baik berupa instalasi air bersih

maupun instalasi air kotor. Dalam instalasi

saluran air bersih mencakup instalasi dari

sumur ke ground tank, instalasi dari PAM

ke ground tank. Ground Tank adalah bak

penampungan air dari PAM/sumur yang

akan didistribusikan ke dalam rumah.

Sedangkan untuk instalasi air

kotor dibagi menjadi dua kategori, yaitu

instalasi air kotor yang berakhir ke saluran

pembuangan (selokan) disebut Grey

Water dan instalasi air kotor yang berakhir

di septic tank disebut Black Water. Grey

Water dari dalam rumah dialirkan ke

selokan di lingkungan rumah dan berakhir

di sistem air limbah perkotaan. Black

Water dari rumah harus disalurkan se

septic tank untuk diendapkan dan diurai

Page 6: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

6

oleh bakteri. Pada drainase perumahan

yang perlu diperhatikan adalah sudut

kemiringan instalasi, 2% untuk saluran air

bersih dan 3% untuk saluran air

kotor/limbah supaya air dapat mengalir

dengan lancar. Saluran air limbah dibuat

lebih miring agar kotoran cepat keluar dari

saluran dan tidak menyebabkan

penyumbatan pada saluran tersebut.

Dalam saluran air kotor juga

diperlukan bak kontrol. Bak kontrol

merupakan sarana pengontrol pada saluran

air kotor yang difungsikan untuk

mengantisipasi apabila terdapat kotoran

yang nantinya dapat menyumbat saluran.

Letak bak kontrol biasanya berada di area

depan bangunan rumah tinggal. Mengingat

kebutuhan air dalam rumah tinggal tidak

sedikit, baik itu untuk mandi, mencuci,

masak, menyiram tanaman dan lain-lain.

Penggunaan pompa air kadang sangat

diperlukan. Akan tetapi penggunaannya

harus sesuai dengan fungsi dan

kebutuhannya.

Sebagai contoh, kenali sumber air

dan kedalaman sumur yang sudah anda

rencanakan. Kedalam sumur akan

berpengaruh pada tipe pompa yang akan

dipakai. Sehingga untuk mendapatkan

hasil yang optimal dan hemat energi, anda

harus cermat dalam mengidentifikasi

kedalaman sumur. Hal ini berhubungan

dengan daya hisap dan daya dorong pompa

yang dihasilkan oleh tipe pompa air yang

anda gunakan.

2.2 Analisa Hidrologi

Analisis hidrologi merupakan langkah

yang paling penting untuk merencanakan

drainase.Analisis ini perlu untuk dapat

menentukan besarnya aliran permukaan ataupun

pembuangan yang harus ditampung. Data

hidrologi mencakup antara lain luas daerah

drainase, besar, dan frekuensi dari intensitas

hujan rencana. Ukuran dari daerah tangkapan

air akan mempengaruhi aliran permukaan

sedangkan daerah aliran dapat ditentukan dari

peta topografi atau foto udara.

2.2.1 Analisis Curah Hujan Rencana

Hujan adalah nama umum dari

uap yang mengkondensasi dan jatuh ke

tanah dalam rangkaian siklus hidrologi.

Sedangkan curah hujan adalah besar

hujan yang terjadi pada suatu daerah

dalam jangka waktu tetentu yang diukur

dengan penakar hujan, dinyatakan dalam

mm. dalam perencanaan drainase

komponen yang paling pertama didata

adalah komponen curah hujan . hujan

rencana yang dimaksud adalah hujan

harian maksimum yang akan digunakan

untuk menghitung intensitas hujan,

kemudian intensitas ini digunakan untuk

mengestimasi debit rencana.

Untuk berbagai kepentingan

perancangan drainase tertentu data hujan

yang diperlukan tidak hanya data hujan

harian, tetapi juga distribusi jam-jaman

atau menitan. Hal ini akan membawa

konsekuen dalam pemilihan data, dan

dianjurkan untuk menggunakan data

hujan hasil pengukuran dengan alat ukur

otomatis. Dalam perencanaan saluran

drainase periode ulang yang

dipergunakan tergantung dari fungsi

saluran serta daerah tangkapan hujan

yang akan dikeringkan. Menurut

pengalaman, penggunaan periode ulang

untuk perencanaan (wesli,2008):

Saluran kwarter : peiode ulang 1

tahun

Saluran tersier :

peiode ulang 2 tahun

Saluran sekunder : peiode ulang 5

tahun

Saluran primer : peiode ulang

10 tahun

2.2.2 Periode Ulang dan Analisis Frekuensi

Periode ulang adalah waktu

perkiraan dimana hujan dengan suatu

besaran tertentu akan disamai atau

dilampaui. Besarnya debit hujan untuk

fasilitas drainase tergantung pada interval

kejadian atau periode ulang yang

dipakai. Dengan memilih debit dengan

periode ulang yang panj ang dan berarti

debit hujan besar, kemungkinan

terjadinya resiko kerusakan menjadi

menurun, namun biaya konstruksi untuk

menampung debit yang besar meningkat.

Sebaliknya debit dengan periode ulang

yang terlalu kecil dapat menurunkan

biaya konstruksi, tetapi meningkatkan

resiko kerusakan akibat banjir.

Sedangkan frekuensi hujan adalah

besarnya kemungkinan suatu besaran

hujan disamai atau dilampaui. Dalam

ilmu statistik dikenal beberapa macam

distribusi frekuensi dan empat jenis

distribusi yang banyak digunakan dalam

bidang hidrologi.

Dalam ilmu statistic dikenal

beberapa macam distribusi frekensi

uang banyak digunakan dalam bidang

hidrologi. Berikut ini dua jenis

distribusi frekuensi yang paling banyak

digunakan dalam bidang hidrologi:

Distribusi Log Person Tipe III

Distribusi Gumbel

2.2.3.1 Distribusi Log Person Type III

Distribusi Log-Person Tipe III

banyak digunakan dalam analisis

hidrologi, terutama dalam analisis data

maksimum (banjir) dan minimum

(debit minimum) dengan nilai ekstrem.

Page 7: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

7

Bentuk komulatif dari distribusi log-

person tipe III dengan nilain variatnya

X apabila digambarkan pada kertas

peluang logaritmik (logarithmic

probability paper) akan merupakan

model matematik persamaan garis

lurus.

Perhitungan curah hujan menurut

metode log-person tipe III, mempunyai

langkah-langkah dan persamaan

sebagai berikut:

1. Mengubah data curah hujan

harian maksimum tahun dalam

bentuk logaritma

2. Menghitung nilai rata-rata

logaritma dengan rumus:

Dengan : Log = Rerata

logaritma

n

= Banyaknya data

3. Menghitung esarnya simp-angan

baku (standar deviasi) dengan

rumus:

√∑

4. Menghitung koefisien

kemencengan dengan rumus:

Dimana:

G = koefisien

kemencengan

S = standar

deviasi

Log = niali rata

hitung variat

2.2.3.2 Distribusi Gumbel

Perhitungan curah hujan rencana

menurut metode Gumbel, mempunyai

perumusan sebagai berikut:

Dimana:

XT = curah hujan maksimum untuk periode

ulang T.

= curah hujan rata-rata (mm)

YT = variasi penguranganuntuk periode T.

Yn = variasi pengurangan karena jumlah

sampel n

Untuk menentukan distribusi yang tepat

dalam menghitung curah hujan rencana dengan

periode ulang t tahun, maka perlu diperhatikan

syarat-syarat dalam table 2.6.

Metode analisis hujan rancangan tersebut

pemilihannya sangat bergantung dari kesesuaian

parameter statistic dari data yang bersangkutan

sangat bergantung dari kesesuaian parameter statistic

dari dta yang bersangkutan atau dipilih berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan teknis lainnya. Untuk

menentukan metode yang sesuai, maka terlebih

dahulu harus dihitung besarnya parameter statistic

yaitu koefisien kemencengan (skewness) atau G, dan

koefisien kepuncakan (kurtosis) atau Ck.

Adapun dal;am studi ini, curah hujan

rancangan dihitung dengan menggunakan metode

log person tipe III, karena metode ini dapat dipakai

untuk semua sebaran data tanpa harus memenuhi

syarat koefisien kemencengan (skewness) dan

koefisien kepuncakan (kurtosis)

2.2.4 Uji Distribusi Data

Untuk menentukan kecocokan (the

goodness of fit test) distribusi frekuensi dari

sampel data terhadap fungsi distribusi peluang

yang diperkirakan dapat menggambarkan atau

mewakili distribusi frekuensi tersebut

diperlukan pengujian parameter. Pengujian

parameter yang akan di sajikan dalam masalah

ini menggunakan:

2.2.4.1 Uji Chi Square / Uji Chi-Kuadrat

Uji Chi-Kuadrat dimaksudkan untuk

menentukan apakah persamaan distribusi peluang

yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi

statistik sampel data analisis.

Pengambilan keputusan uji ini

menggunakan parameter X², oleh karena itu disebut

Chi-Kuadrat. Parameter X² dapat dihitung dengan

rumus :

Jumlah kelas distribusi dihitung dengan persamaan:

K = 1 + 3,322 x log n

Keterangan :

= Parameter uji chie kuadrat

G = Jumlah sub kelompok

G = Jumlah sub kelompok (minimal 4 data

pengamatan)

Oi = Jumlah nilai pengamatan pada sub

kelompok ke-i

Ei = jumlah nilai teoritis pada sub kelompok

ke-i

n = Banyaknya data

Parameter merupakan variable acak.

Peluang untuk mencapai nilai sama atau lebih

besar dari pada nilai Chi-Kuadrat yang sebenarnya (

X² ) dapat dilihat pada tabel 2.2.

Interprestasi hasilnya adalah :

1. Apabila peluang lebih besar dri 5% maka

persamaan distribusi teoritis yang digunakan

dapat diterima,

2. Apabila peluang lebih kecil dari 5% maka

persamaan distribusi teoritis yang digunakan

tidak dapat diterima,

3. Apabila peluang lebih kecil dari (1 – 5)% maka

tidak dapat diambil kesimpulan,dengan kata lain

perlu tambahan data.

Page 8: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

8

2.2.4.2 Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji Smirnov Kolmogorov digunakan untuk

membandingkan peluang yang paling maksimum

antara distribusi empiris dan distribusi teoritis yang

disebut Amaks-Prosedur, perhitungan uji smirnov

kolmogorov adalah sebagai berikut :

1. Data diurutkan dari kecil ke besar.

2. Menghitung peluang empiris (Pe) dengan

menggunakan rumus Weibull (Hadisusanto,

2011).

Dengan :

Pe = peluang empiris

m = nomor urut data

n = banyaknya data

3. Menghitung peluang teoritis (R) dengan

rumus

Pt = 1 – Pr

Dengan : Pr = Probabilitas yang terjadi

4. Menghitung simpangan maksimum (∆maks)

dengan rumus :

∆maks = │Pt - Pe│

Dengan :

∆maks = Selisih data probabilitas teoritis dan

empiris.

Pt = Peluang teoritis (Probabilitas).

Pe = Peluang empiris.

5. Menentukan nilai ∆tabel

Menyimpulkan hasil perhitungan, yaitu

apabila ∆maks < ∆tabel maka distribusi teoritis

yang digunakan untuk menentukan persamaan

distribusi dapat diterima, dan apabila ∆maks <

∆tabel maka distribusi teoritis yang digunakan

untuk menentukan persamaan distribusi tidak

dapat diterima (Suripin, 2004).

2.2.4 Intensitas Curah Hujan

Intensitas hujan adalah tinggi atau

kedalaman air hujan per satuan waktu. Sifat

umum hujan adalah makin singkat hujan

berlangsung, intensitasnya cenderung makin

tinggi dan makin besar periode ulangnya

makin tinggi pula intensitasya. Seandainya

data hujan yang diketahui hanya hujan

harian, maka oleh Mononobe dirumuskan

sebagai berikut:

Dengan:

I = Intensitas Curah Hujan selama time Of

Concentration (mm/jam)

T = Lamanya curah atau time of concentracy

(tc)

R24 = Curah hujan maksimum dalam 24 jam

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

intensitas curah hujan adalah:

a. Kala ulang

Kala ulang adalah periode jatuhnya hujan

pada intensitas hujan tertentu yang

digunakan sebagai dasar periode

perencenaan saluran.

b. Waktu Konsentrasi ( Tc )

Waktu konsentrasi (Tc) adalah waktu yang

diperlukan untuk mengalirkan air dari titik

yang paling jauh pada daerah aliran ke titik

control yang ditentukan di bagian hilir suatu

saluran.

Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan

membedakannya menjadi dua komponen,

yaitu:

(1) waktu yang diperlukan air untuk mengalir

di permukaan lahan sampai saluran

terdekat.

(2) Waktu perjalanan dari pertama masuk

saluran sampai titik keluaran, waktu

konsentrasi dapat dihitung dengan

menggunakan rumus (suripin,2004):

tc = To + Td

Keterangan :

tc = Waktu konsentrasi (jam)

Td = Waktu pengaliran dalam saluran (menit)

To = Waktu pengaliran pada permukaan

saluran (menit)

Lo = Jarak dari titik terjauh ke fasilitas saluran

(m)

L = Panjang saluran (m)

S = Kemiringan daerah

V = Kecepatan air rata-rata disalurkan

(m/dtk)

nd = Koefisien hambatan

2.2.6 Analisa Koefisien Pengaliran

Dengan :

C1,C2,C3 = Koefisien pengaliran yang sesuai

dengan tipe kondisi permukaan.

A1,A2,A3 =Luas daerah pengaliran yang

diperhitngkan sesuai dengan

kondisi

Ci = Koefisien pengaliran untuk bagian

daerah yang ditinjau dengan satu

jenis permukaan

Ai = Luas daerah pengaliran yang

diperhitungkan sesuai dengan

kondisi permukaan

2.2.7 Debit Banjir Rancangan

Debit banjir rancangan adalah debit banjir

terbesar yang munkin terjadi pada suatu daerah

dengan peluang kejadian tertentu. Debit banjir

rancangan untuk perencanaan suatu system jaringan

drainase diperhitungkan dari debit air hujan

Page 9: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

9

dan debit buangan penduduk denganperiode ulang T

(tahun).

2.2.7.1 Debit Air Rencana (Q)

Metode untuk memperkirakan laju aliran

permukaan puncak yang umum dipakai adalah

metode Rasional USSCS (1973). Metode ini sangat

simpel dan mudah pengunaannya. Metode ini masih

cukup akurat apabila diterapkan pada suaatu wilayah

perkotaan yang kecil sampai sedang. Persamaan

matematik metode rasional dinyatakan dalam bentuk

( Soewarno, 1995 ) :

Q = 0,278.C.I.A

Dengan :

Q = Debit banjir (m3/dtk)

C = Koefisien pengaliran

A = Luas DAS (km2)

I = Intensitas hujan (mm/jam)

2.3 Analisa Hidrolika

2.3.1 Kapasitas Saluran

Perhitungan dimensi saluran

digunakan rumus kontinuitas dan rumus

Manning, sebagai berikut :

Q = V. A

Dengan :

Q = Debit pengaliran (m3/dtk).

V = Kecepatan rata-rata (m/dtk).

A = Luas penampang basah

saluran (m2).

2.3.2 Kecepatan Aliran

Kecepatan aliran air merupakan

salah satu parameter penting dalam

mendesain dimensi saluran, dimana

kecepatan minimum yang diperbolehkan

tidak akan menimbulkan pengendapan dan

mencegah pertumbuhan tanaman dalam

saluran. Sedangkan kecepatan maksimum

yang diperbolehkan tidak akan

menimbulkan penggerusan pada bahan

saluran.

Dengan:

V = Kecepatan rata-rata (m/dtk).

n = Koefisien kekasaran Manning.

R = Jari-jari hidraulis (m).

S = Kemiringan dasar saluran.

2.3.3 Kemiringan Saluran Kemiringan saluran disesuaikan dengan

keadaan topografi dan energy yang diperlukan

untuk mengalirkan air secara gravitasi dan

kecepatan yang ditimbulkan harus sesuai dengan

kriteria yang telah ditentukan. Kemiringan

saluran samping jalan ditentukan berdasarkan

bahan yang digunakan, hubungan antara beban

yang digunakan dengan kemiringan saluran

samping jalan arah memanjang yang dikaitkan

dengan erosi aliran.

2.3.4. Tinggi Jagaan

Yang dimaksud tinggi jagaan adalah jarak

antara elevasi muka air (elevasi muka air pada

saat perencanaan) sampai puncak tanggul, yang

disediakan untuk perubahan elevasi penuh air

akibat angin dan penutupan pintu air di hulu

(bukan untuk tambahan debit).

Tinggi jagaan untuk saluran terbuka dengan

permukaan diperkeras ditentukan berdasarkan

pertimbangan; ukuran saluran, kecepatan aliran,

arah belokan saluran dan debit banjir. Tinggi

jagaan biasanya diambil antara 15 sampai 60 cm.

Tabel 2.16. memperlihatkan hubungan antara

tinggi jagaan dan debit aliran yang merupakan

standar Pusat Penelitian dan Pengembangan

Sumber Daya Air.

= √ , h

Dimana:

W = Tinggi jagaan

h = Tinggi basah saluran

(m)

2.3.5 Perhitungan Kekasaran saluran

Koefisien kekasaran saluran ditentukan oleh

bahan/material saluran, jenis sambungan,

material padat yang terangkut dan yang terhadap

dalam saluran, akar tumbuhan, aligment lapisan

penutup (pipa), umur saluran dan aliran lateral

yang mengganggu

2.3.5. Bentuk Saluran Yang Paling Ekonomis

Potongan melintang saluran yang paling

ekonomis adalah saluran yang dapat melewati

debit maksimum untuk luas penampang basah,

kekasaran, dan kemiringan dasar tertentu.

Luas penampang melintang, A, dan keliling

basah, P, saluran dengan penampang melintang

berbentuk trapesium dengan lebar dasar B,

kedalaman air h, dan kemiringan dinding 1 : m

(Gambar 2.1), dapat dirumuskan sebagai berikut:

(

√ )

√ √

2.2.3.1 Penampang Berbentuk Persegi Yang

Ekonomis

Persamaan untuk menghitung luas penampang basah

(A)

A = B x h

B = A / H

P = B + 2.h

P = (A / h) + 2.h

P minimum

(dP / dh) = (A / h2) + 2 = 0

A = 2.h2

Bh = 2h2 => B = 2.h => h = B /2

Jari-jari Hidraulik

R = A / P = (B.h / (B + 2h))

R = 2h2 / (2h + 2h) = h / 2

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Page 10: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

10

Secara administrasi lokasi kegiatan berada di

Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Lokasi

Penelitian tersebut berada pada daerah kawasan

Perumahan Mulawarman Residence di jln. Ringroad

selatan kel. Air putih kec. Samarinda Hulu Lokasi

disajikan pada Gambar 3.1.

3.2. Populasi Dan Sample

Dalam studi kawasan Perumahan

Mulawarman Residence Jln. Ringroad selatan, Kel.

Air Putih, Kec. Samarinda Ulu, Kota Samarinda ini

akan dierencanakan pembangunan drainase pada

segmen II yang terdpat lima cluster. Yakni cluster

anyelir, cluster sakura, cluster krisan, cluster

kamboja dan cluster teratai. Dan luasan keseluruhan

di segmen II tersebut yaitu seluas 238100 m².

3.3. Desain Penelitian

Dalam pembuatan untuk penelitian ilmiah

ini, maka langkah kerangka konseptual pada

penelitian dituangkan pada gambar dibawah ini :

Dari desain penelitian ini dapat dibuat alur kerja

(Flow Chart) seperti :

Gambar 3.4. Alur Flow Chart Desain Sistem

Drainase

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk yang melakukan penyusunan tugas

akhir ini, penulis mengumpulkan data-data yang

dipakai untuk melakukan analisa dan perhitungan

pada penelitian ini didapat dari beberapa sumber,

antara lain :

a. Pengumpulan data sekunder

Data sekunder diperoleh dari instansi terkait

yaitu dinas, Badan Metereologi,Klimatologi dan

Geofisika (Stasiun Metereologi Temindung

Samarinda) dan instansi terkait lainnya.

b. Pengumpulan Data Primer

Data Primer diperoleh dengan cara survey

langsung di lapangan (di Kawasan Perumahan

Mulawarman Residence). Seperti pengambilan

dokumentasi, survey batas daerah tangkapan air

dan luas total perencanaan.

3.5 Teknik Analisis Data

Tahap analisis merupakan tindak lanjut

setelah pengolahan data selesai dilakukan. Tujuan

dari tahap ini adalah untuk memahami dan

menganalisis hasil pengolahan secara mendalam,

terutama hal Untuk mengetahui desain, kapasitas,

dan dimensi drainase di Kawasan Perumahan

Mulawarman Residence Kota Samarinda.

3.6. Waktu Penelitian

Untuk menyelesaikan tugas akhir tentang

penelitian ini, penulis memprediksikan waktu dari

awal pengajuan judul selesainya penyusunan tugas

akhir ini dengan waktu yang di berikan selama 3

(tiga) bulan dari pihak fakultas teknik.

BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Analisa

. Dalam pengolahan data curah hujan

ini digunakan curah hujan harian makssimum

(mm) tiap tahunnya.

Tabel 4.1.Curah Hujan Harian Rata-Rata

Tahun 2002 sampai dengan Tahun 2016 (15 tahun)

No Tahun Curah Hujan

(X) mm

1 2002 66.3

2 2003 87.7

3 2004 118.2

4 2005 108

5 2006 132.1

6 2007 94.4

7 2008 73

8 2009 60.2

9 2010 86.5

10 2011 105.5

11 2012 79.6

12 2013 96

13 2014 102.5

14 2015 71

15 2016 128

(Sumber : BMKG Samarinda, 2016)

4.2. Analisa Hidrologi

4.2.1. Perhitungan Curah Hujan

Rancangan Menggunakan

Metode Log Person Type III

Page 11: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

11

Tabel 4.2. Perhitungan Curah Hujan Rencana Rata-Rata

dengan Metode Log Person Type III

No Tahun Curah Hujan

(X) mm Log X (log X - log Xrt) (log X - log Xrt)

2 (log X - log Xrt)

3 (log X - log Xrt)

4

1 2002 66.3 1.82151 -0.13995 0.01959 -0.0027412 0.0003836

2 2003 87.7 1.94300 -0.01847 0.00034 -0.0000063 0.0000001

3 2004 118.2 2.07262 0.11115 0.01235 0.0013732 0.0001526

4 2005 108 2.03342 0.07196 0.00518 0.0003726 0.0000268

5 2006 132.1 2.12090 0.15944 0.02542 0.0040529 0.0006462

6 2007 94.4 1.97497 0.01351 0.00018 0.0000025 0.0000000

7 2008 73 1.86332 -0.09814 0.00963 -0.0009453 0.0000928

8 2009 60.2 1.77960 -0.18187 0.03308 -0.0060156 0.0010941

9 2010 86.5 1.93702 -0.02445 0.00060 -0.0000146 0.0000004

10 2011 105.5 2.02325 0.06179 0.00382 0.0002359 0.0000146

11 2012 79.6 1.90091 -0.06055 0.00367 -0.0002220 0.0000134

12 2013 96 1.98227 0.02080 0.00043 0.0000090 0.0000002

13 2014 102.5 2.01072 0.04926 0.00243 0.0001195 0.0000059

14 2015 71 1.85126 -0.11021 0.01215 -0.0013386 0.0001475

15 2016 128 2.10721 0.14574 0.02124 0.0030958 0.0004512

(Sumber : Hasil Perhitungan)

Harga rata-rata (Rerata)

n

∑ Log X

Log = i=1_________

= 29,422 / 15 = 1,961

mm n

Harga Simpangan Baku (Standar Deviasi)

√∑

= (0,150)/(15 - 1)

0,5

= 0,104 mm

Koefisien Kemencengan (CS)

n

n∑ ( Log X – Log )3

G = i=1_____________________

= (-0,3034) /

(14.13.(0,104)3) = -0,150 mm

(n – 1) (n – 2)s3

Koefisien Kurtosis (Ck)

n

n2 ∑ ( Xi – )

4

Ck = _ i=1_____________________

= (0,628) /

(14x13x12(0,1044)) = 2,715 mm

(n – 1)(n – 2)(n – 3)s4

Koefisien Variasi (Cv)

= (0,104) / (1,961) = 0,053

Log X = Log X + (s log X) = Besaran

hujan pada x kala ulang

4.2.1.1 Menentukan hujan rencana untuk kala

ulang T

Menentukan factor frekuensi dengan tabel

nilai K untuk distribusi log person III

berdasarkan hubungan antara koefisien

kemencengan dan tahun periode ulang.

1. Menghitung logaritma hujan atau banjir

dengan periode ulang T dengan rumus :

Log XT = Log + K . S

Untuk kala ulang 2 tahun

Log XT = Log + K . S

Log XT = 1,961 + (-0,033) + 0,104

Log XT = 1,958

X2 = anti-log 1,958

= 90,792 m

Lanjutan hasil perhitungan hujan rencana

pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Perhitungan Hujan Rancangan

No Kala Ulang Hujan Rancangan (mm) Metode

Log Person Tipe III

Page 12: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

12

1 2 90.7924

2 5 111.3880

(Sumber : Hasil Perhitungan)

Page 13: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

4

4.2.1 Distribusi Frekuensi Hujan Rencana Dengan Metode Gumbel

No Tahun

Curah

Hujan (X)

mm

Xi (Xi - Xrt) (Xi - Xrt)2 (Xi - Xrt)

3 (Xi - Xrt)

4

A B C D E F G I

1 2009 60.200 60.200 -33.733 1137.938 -38386.434 1294902.386

2 2002 66.300 66.300 -27.633 763.601 -21100.844 583086.657

3 2015 71.000 71.000 -22.933 525.938 -12061.506 276610.546

4 2008 73.000 73.000 -20.933 438.204 -9173.080 192023.135

5 2012 79.600 79.600 -14.333 205.444 -2944.704 42207.420

6 2010 86.500 86.500 -7.433 55.254 -410.725 3053.054

7 2003 87.700 87.700 -6.233 38.854 -242.193 1509.668

8 2007 94.400 94.400 0.467 0.218 0.102 0.047

9 2013 96.000 96.000 2.067 4.271 8.827 18.242

10 2014 102.500 102.500 8.567 73.388 628.689 5385.766

11 2011 105.500 105.500 11.567 133.788 1547.479 17899.169

12 2005 108.000 108.000 14.067 197.871 2783.387 39152.977

13 2004 118.200 118.200 24.267 588.871 14289.939 346769.186

14 2016 128.000 128.000 34.067 1160.538 39535.654 1346847.934

15 2006 132.100 132.100 38.167 1456.694 55597.171 2121958.704

Jumlah

1409.000

6780.873 30071.761 6271424.891

Rata2

93.933

Sumber : Hasil perhitungan

Jumlah data (n) = 15

Harga rata-rata :

=

x 1409,00

= 93,933

Standar Deviasi (S)

[

]

[

]

= 22,008

Koefisien Variasi (Cv)

= 0,4585

Koefisien Kemencengan (Cs atau G)

Cs = 0,2325

Koefisien Kurtosis (Ck)

Dari tabel di dapat nilai Sn = 1,0206 (Soewarno,

jilid 1 hal.130)

Dari tabel di dapat nilai Yn = 0,5128 (Soewarno,

jilid 1 hal.129)

Jadi besarnya X dengan periode kala ulang 2

tahun dimana Ytr = 0,366 (tabel buku

suripin,2004) adalah

mm

Jadi besarnya X dengan periode kala ulang 5

tahun dimana Ytr = 1,500 (tabel buku

suripin,2004) adalah

Page 14: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

5

mm

Tabel 4.5 Pedoman Umum Penggunaan

Metode Distribusi Sebaran

NO JENIS

DISTRIBUSI SYARAT HASIL KETERANGAN

1 Gumbel

Cs ≈

1,139

Cs =

0,2325 Tidak Dapat

Diterima Ck ≈ ,4

Ck =

2,7541

2 Log Person

Type III Cs ≈

Cs = -

1,5000 Dapat Diterima

Cv =

0,0530

(Sumber : HasilPerhitungan)

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Perhitungan

Hujan Rancangan

No Periode

Ulang

Hujan Rancangan

(mm) Metode Log

Person Tipe III

Hujan

Rancangan (mm)

Metode Gumbel

1 2 90.79235461 90.76778252

2 5 111.3880 115.2296

(Sumber: Hasil Perhitungan)

Dari hasil perhitungan distribusi curah hujan

dengan menggunakan Metode Log Person Tipe III

dan Metode Gumbel diatas hujan rancangan yang

dipakai nilai yang distribusinya dapat deterima dan

nilai tersebut terdapat pada Metode

Log Person Tipe III.

4.3 Uji Kesesuaian Frekuensi / Uji

Kesesuaian Data

4.3.1 Smirnov Kolmogorof

\Dengan:

Adapun cara mencari harga kritis (∆tabel)

adalah sbb :

- Banyaknya data (n) = 15

- Taraf signifikan (α) = %

- Dengan n = 1 dan α = % dengan

melihat di Tabel 2.2. didapat harga

- kritis (∆tabel) adalah 0,41.

Tabel 4.7 Uji Smirnov Kolmogorof

No Tahun

Curah

Hujan

(X)

Log Xi

(mm)

P(X) =

m/(n+1) P(x<)

f(t)=(Xi-

Xrt)/S

P`(X) =

m/(n - 1) P'(x<)

Δmaks =

|P(x) - P'

(x)|

1 2 3 4 5

6 = 1 -

5 7 8

9 = nilai 1

- 8 10 = 6 - 9

1 2009 60.2 1.7796 0.0625 0.9375 -0.0083 0.0714 0.9286 0.0089

2 2002 66.3 1.8215 0.1250 0.8750 -0.0064 0.1429 0.8571 0.0179

3 2015 71 1.8513 0.1875 0.8125 -0.0050 0.2143 0.7857 0.0268

4 2008 73 1.8633 0.2500 0.7500 -0.0045 0.2857 0.7143 0.0357

5 2012 79.6 1.9009 0.3125 0.6875 -0.0028 0.3571 0.6429 0.0446

6 2010 86.5 1.9370 0.3750 0.6250 -0.0011 0.4286 0.5714 0.0536

7 2003 87.7 1.9430 0.4375 0.5625 -0.0008 0.5000 0.5000 0.0625

8 2007 94.4 1.9750 0.5000 0.5000 0.0006 0.5714 0.4286 0.0714

9 2013 96 1.9823 0.5625 0.4375 0.0009 0.6429 0.3571 0.0804

10 2014 102.5 2.0107 0.6250 0.3750 0.0022 0.7143 0.2857 0.0893

11 2011 105.5 2.0233 0.6875 0.3125 0.0028 0.7857 0.2143 0.0982

12 2005 108 2.0334 0.7500 0.2500 0.0033 0.8571 0.1429 0.1071

13 2004 118.2 2.0726 0.8125 0.1875 0.0051 0.9286 0.0714 0.1161

14 2016 128 2.1072 0.8750 0.1250 0.0066 1.0000 0.0000 0.1250

15 2006 132.1 2.1209 0.9375 0.0625 0.0072 1.0714 -0.0714 0.1339

Jumlah 1409.00 29.422

Rata - rata 93.933 1.961

(Sumber : Hasil Perhitungan)

Rekapitulasi Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji smirnov-kolmogorov test

Data = 15

Signifikan (%) = 5

Δkritis = 34 %

Δmaksimum = 13,39 %

Kesimpulan = Hipotesis dapat

diterima

Kesimpulan : Nilai ∆maks = 13,39 %<

dari ∆tabel = 34 % maka

data

dapat diterima dan memenuhi syarat.

4.3.2 Uji Chi Square / Uji Chi-Kuadrat

Uji ini ditetapkan untuk menguji

simpangan dalam arah vertical adapun

langkah-langkah perhitungannya adalah sbb :

1. Menentukan jumlah kelas distribusi (K)

n = 15

K = 1 + 3,322 x log n

= 1 + 3,322 x log 15

= 4,9 ≈

Penyelesaian :

1. n = 10

G = 1 + 3,22 Log n = 4,9

2. G = 5

R = 2

Dk = D - R – 1 = 2

Page 15: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

5

3. n = 15

G = 5

Ei = n/G = 3

4. X Max = 501

X Min = 64,5

G = 5

∆X = (Xmax - Xmin)/(G-1) = 109,13

5. X Min = 64,5

∆X = 109,13

X awal = Xmin - 1/2 ∆X = 9,94

6. Tingkat Kepercayaan = 95 %

Margin Error = 5 %

DK = 2

(χ2)kritis, = 5,991 %

Menentukan harga Chi Square kritis (χ2)kritis, dari

Tabel 2.1 nilai kritis uji chi kuadrat berdasarkan

hubungan derajat kepercayaan (α) dengan derajat

kebebasannya (dk). Dengan α = , dan dk = 2,

maka didapat harga Chi Square kritis (χ2)kritis sebesar

5,991.

Tabel 4.8 Uji Chi Square

NO NILAI BATAS

SUB KELOMPOK

JUMLAH

DATA (Oi-

EI)2

(Oi-

Ei)2/Ei

Oi Ei

1 P <= 50.71 0 3 9.8 3.133

2 50.71 <P< 69.69 2 3 1.3 0.410

3 69.69 <P< 88.68 5 3 3.484 1.112

4 88.68 <P< 107.66 4 3 0.8 0.240

5 P >= 107.66 4 3 0.8 0.240

Jumlah 15 20

5.135

(sumber : Hasil Perhitungan)

Harga Chi- Square = 5,333 %

Harga Chi – Square Kritis = 5,991 %

Interprestasi Hasil = Harga Chi – Square 5,333 % <

5,991 % Harga Chi Square

Kritis Persamaan distribusi teoritis dapat diterima

4.4 Intensitas Curah Hujan Intensitas curah hujan adalah jumlah hujan

yang dinyatakan dalam tinggi hujan dalam

satuan (mm) tiap satuan waktu (jam).

Adapun perhitungan intensitas curah hujan

berikut ini.

Saluran utama 1 kiri

Diketahui :

R24 = 90.7923 mm (periode 2 tahun)

Tc = 0.1180 jam

Ditanyakan:

I = …?

Penyelesaian:

(

)

(

)

130.862 mm/jam

Adapun hasil perhitungan selanjutnya

terdapat pada tabel berikut:

Grafik 4.1 Intensitas curah hujan periode 2 tahun

Grafik 4.2 Intensitas curah hujan periode 5 tahun

4.8 Koefisien Limpasan

Koefisien pengaliran merupakan

perbandingan antara jumlah air yang mengalir

di suatu daerah akibat turunnya hujan, dengan

jumlah yang turun di daerah tersebut.

Tabel 4.11 Koefisien Aliran

Ci Nilai Komposisi

C1 0,95 Atap

C2 0,70 Beton

C3 0,16 Rumput

Berikut ini perhitungan penjabaran pada koefisien

pengaliran untuk bagian daerah.

Saluran utama 1 kiri

Diketahui:

C1 = 0,95

C2 = 0,70

A2 = 4555 km2

A2 = 2168 km2

Ditanyakan :

Crata-rata = C1.A1 C2A2

A1 A2

Crata-rata =

((0,95x4555)+(0,70x2168))/(4555+2168)

= 0,306

Hasil Perhitungan Koefisien pengaliran selanjutnya

terdapat pada tabel berikut.

4.9 Perhitungan Debit Aliran

Metode untuk memperkirakan laju aliran

permukaan puncak yang umum dipakai adalah

metode Rasional USSCS (1973). Metode ini sangat

simpel dan mudah pengunaannya. Metode ini masih

cukup akurat apabila diterapkan pada suaatu wilayah

perkotaan yang kecil sampai sedang.

0.000

50.000

100.000

150.000

200.000

Intensitas Curah Hujan periode 2 tahun

intensitas curah hujan

0.000

200.000

400.000

Intensitas Curah Hujan periode 5 tahun

intensitas curah hujan

Page 16: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

6

Adapun hasil perhitungan debit limpasan selanjutnya

terdapat pada tabel berikut.

Grafik 4.2 Intensitas curah hujan periode 5 tahun

Grafik 4.2 Intensitas curah hujan periode 5 tahun

Grafik 4.2 Intensitas curah hujan periode 5 tahun

4.9 Perhitungan Dimensi Saluran yang Ekonomis

Dengan mengetahui debit aliran pada tiap

potongan saluran drainase maka dapat direncanakan

dimensi saluran yang ekonomis sebagai berikut

(dengan asumsi saluran berbentuk trapezium dan

persegi). Untuk saluran utama menggunakan saluran

berebentuk trapezium sedangkan saluran yang lain

menggunakan saluran yang berbentuk persegi.

Berikut ini merupakan perhitungan dimensi saluran

ekonomis.

Saluran utama 1 kiri

Trapesium

Diketahui:

Q = 0,1040

S = 0,0046

n = 0,013

Penyelesaian :

Q = A . V

Q = A . V

0,1040 = √ .

(

)

√ √

h = 0,23 m

menghitung lebar dasar saluran (B)

Menghitung tinggi jagaan (w)

Menghitung luas penampang basah (A)

Menghitung keliling basah saluran (P)

Menghitung jari-jari hidrolisis

Berikut ini lanjutan hasil perhitungan dimensi

saluran ekonomis untuk saluran utama

Tabel 4.35 Hasil perhitungan dimensi saluran

ekonomis pada saluran utama

0.0000

1.0000

2.0000

3.0000

4.0000

Debit Hujan Rancangan periode 2 tahun

Debit Rancangan

0.0000

1.0000

2.0000

3.0000

4.0000

Debit Hujan Rancangan periode 5 tahun

Debit Rancangan

0.00001.00002.00003.00004.00005.00006.00007.0000

Debit Hujan Rancangan Gabungan

debit rancangan periode 5 tahun

Debit Rancangan periode 2 tahun

Page 17: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

7

Nama Saluran Dimensi Saluran

M A

(m²)

P

(m)

R

(m)

T

(m) B(m) h(m) w(m) H(m)

Saluran Utama 1 kiri 0.26 0.23 0.34 0.57 0.58 0.09 0.79 0.11 0.38

Saluran Utama 1 kanan 0.30 0.26 0.36 0.62 0.58 0.12 0.90 0.13 0.43

Saluran utama 2 kiri 0.19 0.16 0.29 0.45 0.58 0.05 0.57 0.08 0.27

Saluran utama 2 kanan 0.19 0.16 0.29 0.45 0.58 0.05 0.57 0.08 0.27

Saluran utama 3 kiri 0.19 0.17 0.29 0.46 0.58 0.05 0.58 0.08 0.28

Saluran utama 3 kanan 0.37 0.32 0.40 0.72 0.58 0.18 1.11 0.16 0.53

Saluran utama 4 kiri 0.30 0.26 0.36 0.62 0.58 0.12 0.91 0.13 0.43

Saluran utama 4 kanan 0.20 0.17 0.30 0.47 0.58 0.05 0.60 0.09 0.29

Saluran utama 5 kiri 0.71 0.62 0.56 1.17 0.58 0.66 2.14 0.31 1.02

Saluran utama 5 kanan 0.86 0.75 0.61 1.36 0.58 0.97 2.59 0.37 1.24

Saluran utama 6 kiri 0.36 0.31 0.39 0.70 0.58 0.16 1.07 0.15 0.51

Saluran utama 6 kanan 0.42 0.36 0.43 0.79 0.58 0.23 1.25 0.18 0.60

\

B

h

w

Gambar 4.1 Penampang saluran

trapezium

Penampang persegi

Diketahui :

Q = 0,0825

S = 0,0083

n = 0,013

Penyelesaian :

Q = A . V

Q = A . V

0,1040 = .

(

)

h = 0,17 m

menghitung lebar dasar saluran (B)

Menghitung tinggi jagaan (w)

menghitung luas penampang basah (A)

Menghitung keliling basah saluran (P)

B

h

w

Gambar 4.2 Penampang saluran

persegi

5.1. Kesimpulan Dari perhitungan pada bab sebelumnya

dapat disimpulkan bahwa:

Periode ulang yang dipakai pada

kawasan Perumahan Mulawarman

Residence adalah 2, dan 5 tahun. Dan

bentuk saluran yang digunakan adalah

trapezium dan persegi dimana

trapezium digunakan pada saluran

utama sedangkan kotak digunakan

untuk saluran yang lain.

5.1.1 Debit Limpasan

Adapun hasil perhitungan debit

limpasan pada saluran utamaya itu

sebagai berikut:

Penampang trapezium

Page 18: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

Saluran utama 5 kanan = 3.5815 m3/detik

Penampang Persegi

Saluran Q2 kiri = 1.5380 m3/detik

5.1.2 Dimensi saluran ekonomis

Nilai dimensi saluran ekonomis pada

penampang trapezium yaitu sebagai berikut.

Penampang trapezium

Saluran utama 5 kanan

Lebar dasar bawah saluran (B) =

0,90 m

Tinggi basah saluran (h) = 0.80 m

Tinggi jagaan (w) = 0.70 m

Kemiringan saluran (m) = 0.58

Lebar atas saluran (T) = 1.30 m

Penampang Persegi

Saluran Q2 kiri

Lebar dasar bawah saluran (B) =

1.00 m

Tinggi basah saluran (h) = 0.50 m

Tinggi jagaan (w) = 0.50 m

Tinggi saluran (H) = 1.00 m

5.2. Saran 1. Untuk saluran penerima agar

lebih teliti bias dilakukan

analisis masing- masing

bagian saluaran.

2. Perlu adanya

pemeliharaan terhadap

saluran drainase

tersebut agar nantinya

saluran dapat bekerja

secara maksimal dan

tidak menimbulkan

Masalah kedepanya

DAFTAR PUSTAKA

Edisono, Sutarto, dkk, 1997. Drainase

Perkotaan, Gunadarma, Jakarta.

H.A. Halim Hasmar, 2011. Drainase

Terapan. Yogyakarta

Imam Subarkah, 1980. Hidrologi Untuk

Perencanaan Bangunan Air, Idea

Dharma, Bandung.

Dr. Ir. Nugroho Hadisusanto, 2011. Aplikasi

Hdrologi, Jogja Mediautama,

Yogyakarta.

Robert J. Kodoatie & Roestam Sjarief, 2005.

Pengelolaan Sumber Daya Air

Terpadu, Andi Offset, Yogyakarta.

Linsley, Ray K dan Franzini, Joseph B,

1979. Alih Bahasa : Ir.Djoko

Sasongko BIE, 1991. Teknik

Sumber Daya Air Jilid II, Erlangga.

Jakarta.

Dr. Ir. Suripin, M. Eng, 2004. Sistem

Drainase Perkotaan yang

Berkelanjutan, Andi Offset,

Yogyakarta.

Sosrodarsono Suyono dan Kensaku Takeda,

1999. Hidrologi untuk Pengairan,

Pradya Paramitha, Bandung.

Soewarno, 1995. Hidrologi : Aplikasi

Metode Statistik untuk Analisa

Data Jilid I dan II, Nova Offset,

Bandung.

Ven Te Chow, 1985. Alih Bahasa, E.V.

Nensi Rosalina, 1997. Hidrolika

Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta.

Kusumo, W. 2009.Penanganan Sistem

Drainase Kecamatan Jati

Kabupaten Kudus. Universitas

Diponegoro, Semarang

Data dari Badan Standar Nasional Indonesia

(SNI), Tahun 1994.

Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi,

dan Geofisika (BMKG) Kota

Samarinda, Tahun 2016.

Page 19: PERENCANAAN DAN DESAIN SALURAN DRAINASE KAWASAN …

66