Page 1
10
KINERJA SALURAN DRAINASE SEKUNDER DI JALAN KELAPA
DUA ENTROP KOTA JAYAPURA
Asep Huddiankuwera
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua
UNIYAP, Jl. DR. Sam Ratulangi No.11 Dok V Atas, Tlp (0967) 534012, 550355, Jayapura-Papua
Email : [email protected]
Abstrak
Drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air yang
berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan atau lahan, sehingga fungsi
kawasan atau lahan tidak terganggu.
Tujuan Penelitian dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan besar debit puncak hujan rencana (debit teoritis)
serta untuk mendapatkan kapasitas saluran rencana (debit lapangan/eksisting) pada Saluran Drainase Sekunder di
Jalan Kelapa Dua Entrop
Data curah hujan yang digunakan adalah data curah hujan harian maksimum tahunan yang diperoleh dari BMKG
Jayapura, data yang digunakan dalam analisis hidrologi ini adalah data 16 tahun yaitu dari tahun 2001 sampai
dengan tahun 2016. Perhitungan curah hujan dalam penelitian ini menggunakan metode Log Person Tipe III.
Untuk perhitungan debit rencana digunakan persamaan Rasional Method dengan kala ulang 5 tahun.
Dari hasil perhitungan kapasitas rata-rata saluran (Qe) diperoleh besar kapasitas saluran untuk Saluran Kiri (Kr)
adalah 0,231 m3/detik dan Saluran Kanan (Kn) adalah 0,218 m3/detik. Hasil perhitung debit air hujan rencana
dengan kala ulang 5 tahun diperoleh hasil untuk saluran kiri (Kr) dengan luas daerah tangkapan (A1) 1.917 km2
adalah 2,320 m3/detik sedang untuk saluran kanan dengan daerah tangkapan (A2) adalah sebesar 2,075
m3/detik. Untuk kedua saluran yang diteliti sudah tidak dapat menampung debit hujan rencana dengan kala
ulang 5 tahun.
Kata kunci : drainase, Log Person Type III, Analisis hidrologi, Rasional Method
Abstract
Drainage can generally be defined as a technical action to reduce excess water from rainwater, seepage, or
excess irrigation water from a region or land, so that the function of the area or land is not disturbed.
The purpose of this study is to obtain the peak discharge of the rainfall plan (theoretical discharge) as well as to
obtain the channel capacity of the plan (field debits / existing) on the Secondary Drainage Channel in Jalan
Kelapa Dua Entrop
Rainfall data used is the annual maximum daily rainfall data obtained from BMKG Jayapura, the data used in
this hydrological analysis is 16 years data from 2001 to 2016. Calculation of rainfall in this study using the
method of Log Person Type III . For the calculation of the debit of the plan used Rational Method equation with
a re-time of 5 years.
From the calculation of channel average capacity (Qe), the channel capacity for Left Channel (Kr) is 0,231 m3 /
sec and Right Channel (Kn) is 0,218 m3 / sec. The results of the rainfall flow rate of the plan with 5-year re-
rework obtained results for the left channel (Kr) with the catchment area (A1) 1,917 km2 is 2,320 m3 / sec while
the right channel with the catch area (A2) is 2.075 m3 / sec. For both the channels studied were not able to
accommodate the rainfall of the plan with a 5-year rework time.
Keywords: drainage, Log Person Type III, Hydrology Analysis, Rational Method
Jurnal Ilmiah Teknik dan Informatika Vol. 3, No. 1, Februari 2018
Page 2
11
1. Pendahuluan
Saluran drainase ruas Jalan Kelapa Dua Entrop
merupakan saluran primer yang berfungsi sebagai
pengumpul debit yang diperoleh dari saluran
drainase sekunder, sehingga beban saluran drainase
ruas Jalan Kelapa Dua Entrop menjadi besar,
disampung itu menurunnya kinerja dari saluran
drainase akibat dari penumpukan sedimen, vegetasi
liar pada saluran, sampah yang terbawa aliran air
(saat hujan) ataupun sampah yang dengan sengaja
dibuang oleh masyarakat di badan saluran
menyebabkan saluran-saluran menjadi tersumbat
(penyempitan saluran).
Perubahan tata guna lahan juga berpengaruh
pada daerah ini yang awalnya dipergunakan untuk
daerah pemukiman penduduk sekarang setelah
perkembangan pesat kota, daerah ini menjadi
kawasan perdagangan yang padat (terkhusus
pembangunan rumah toko yang menjamur).
Penyebab lainnya adalah kesadaran masayarakat
akan kebersihan lingkungan yaitu dengan sengaja
membuang sampah pada pinggir saluran dan badan
saluran. Sifat acuh tak acuh terhadap masalah inilah
yang menyebabkan permasalahan drainase menjadi
sangat kompleks, padahal masalah ini juga
berdampak pada masyarakat itu sendiri
Tujuan Penelitian dari penelitian ini adalah
untuk mendapatkan besar debit puncak hujan
rencana (debit teoritis) serta untuk mendapatkan
kapasitas saluran rencana (debit lapangan/eksisting)
pada Saluran Drainase Sekunder di Jalan Kelapa
Dua Entrop
2. Tinjauan Pustaka
2.1. Sistem Drainase
Sistem drainase dapat didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari
suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat
difungsikan secara optimal. Dirunut dari hulunya,
bangunan sistem drainase terdiri dari saluran
penerima (interseptor drain), saluran pengumpul
(collector drain), saluran pembawa (conveyor drain),
saluran induk (main drain) dan badan air penerima
(receiving waters) (Suripin dalam Adi Yusuf M.,
2006).
Sesuai fungsi dan sistem kerjanya, jenis saluran
dapat dibedakan menjadi (S.N, 1997) :
1. Interceptor drain (saluran tersier)
Saluran interceptor drain adalah saluran yang
berfungsi sebagai pencegah terjadinya pembebanan
aliran air dari suatu daerah terhadap daerah lain di
bawahnya. Saluran ini biasanya dibangun dan
diletakkan pada bagian yang relative sejajar dengan
garis kontur. Outlet dari saluran air ini biasanya
terdapat di saluran collector atau conveyor atau
langsung di drainase alam.
2. Collector drain (saluran sekunder)
Saluran collector adalah saluran yang berfungsi
sebagai pengumpul debit yang diperoleh dari
saluran drainase yang lebih kecil dan akhirya
dibuang ke saluran conveyor (pembawa).
3. Conveyor drain (saluran primer)
Saluran conveyor adalah saluran yang berfungsi
sebagai pembawa air buangan dari suatu daerah ke
lokasi pembuangan tanpa harus membahayakan
daerah yang dilalui. Letak saluran conveyor ini
dibagian terendah (lembah) dari suatu daerah
sehingga secara efektif dapat berfungsi sebagai
pengumpul dari anak cabang saluran yang ada.
2.2. Analisis Hidrologi
Dalam perhitungan debit air hujan diperlukan
analisis hidrologi untuk mengetahui besarnya
limpasan permukaan maksimum. Analisis hidrologi
bertujuan agar tidak terjadi perencanaan yang
berlebihan dari perencanaan yang sebenarnya
dengan resiko yang semakin besar biaya
konstruksinya atau sebaliknya yang berarti biaya
konstruksi murah namun membawa resiko
kegagalan yang lebih besar, baik struktural maupun
fungsional. Analisis hidrologi meliputi uji
abnormalitas, analisis frekwensi curah hujan, waktu
konsentrasi, kala ulang hujan, intensitas curah hujan,
koefisien pengaliran, luas daerah pengaliran dan
besar debit air hujan.
2.2.1. Analisis Frekwensi Curah Hujan
Rancangan
Analisis frekuensi adalah suatu analisis data
hidrologi dengan menggunakan statistika yang
bertujuan untuk memprediksi suatu besaran hujan
atau debit dengan kala ulang tertentu. Frekuensi
hujan adalah besarnya kemungkinan suatu besaran
hujan disamai atau dilampaui. Sedangkan kala ulang
(return period) diartikan sebagai waktu dimana
hujan atau debit dengan suatu besaran tertentu akan
disamai atau dilampaui sekali dalam jangka waktu
tersebut. Namun sebelum menggunakan macam
analisis frekuensi perlu dikaji persyaratannya.
Adapun pengujian sebaran data untuk dapat
menggunakan analisis frekuensi adalah dihitung
parameter-parameter statistik untuk dapat
menentukan macam analisis frekuensi.
2.2.2. Pemilihan Jenis Distribusi
Berdasarkan parameter data hujan maka dapat
diestimasi distribusi yang sesuai dengan curah hujan
tertentu. Ketentuan dalam pemilihan distribusi curah
hujan (Harto, 1986) seperti dalam tabel 2.1. Tabel 2.1. Parameter Pemilihan Distribusi Curah hujan
Jenis Distribusi Kriteria
Distribusi Normal Cs = 0,00 Ck = 3,00
Log Normal Cs = 3 (Cv)
Cs > 0,00
Gumbel Cs ≈ 1,1396 Ck = 5,4002
Log Pearson Tipe III Tidak sama dengan distribusi
lain, Cs ≠ 0
Jurnal Ilmiah Teknik dan Informatika Vol. 3, No. 1, Februari 2018
Sumber : Harto, 1986
Page 3
12
2.2.3. Uji Kesesuaian
Pengecekan terhadap penyimpangan distribusi
terpilih terhadap fungsi distribusi teoritik dapat
dilakukan dengan uji Chi-kuadrat (X2) dan uji
Smirnov-Kolmogorof. Pengujian kesesuaian
terhadap curah hujan ini dimaksudkan untuk
mengetahui kebenaran distribusi yang digunakan.
2.2.4. Distribusi Log Pearson Type III
Berdasarkan perhitungan parameter statistik,
dalam penelitian ini digunakan metode Log Pearso
Type III.
Langkah-langkah perhitungan hujan rancangan
metode Log Pearson Type III adalah sebagai berikut:
1. Mengubah data curah hujan harian maksimum
(X1, X2, Xn) dalam bentuk logaritma (log X1,
log X2,log Xn).
2. Menghitung nilai rata-rata dengan rumus:
n
Xi) (Log
1i
=
=
=
ni
XLog ................................. (1)
3. Menghitung Standar Deviasi dengan rumus
berikut :
1-n
)LogX - Xi (Log
s1i
2
=
=
=
ni
..................... (2)
4. Menghitung koefisien kemencengan dengan
rumus berikut:
3
ni
1i
3
(S1) 2) -n ( 1) -(n
)LogX-(LogXi
=
=
=Cs ......................(3)
5. Menghitung logaritma curah hujan periode ulang
T dengan rumus :
Log XT = XLog + K.s ......................(4)
6. Menghitung anti Log X dengan rumus berikut:
X = anti Log X ............................(5) dimana:
Log X = Logaritma curah hujan yang dicari
XLog = Logaritma rerata dari curah hujan
K = Konstanta logaritma Log Pearson Type III
S1 = Simpangan Baku
Cs = Koefisien kemencengan (Skewness)
n = Jumlah data
3. Hasil Dan Pembahasan
3.1. Perhitungan Kapasitas Saluran Eksisting
Dari hasil pengukuran lapangan pada saluran
eksisting diperoleh data sebagai berikut :
1) Daerah layanan drainase entrop 2,7 km2
2) Panjang saluran (L) = 700 m
3) Kemiringan saluran (S) = 0,03
4) Dimensi saluran :
a. Lebar atas (T) = 1,95 m
b. Lebar bawah (b) = 0,80 m
c. Kemiringan talud (z) = 1 : 1
c. Tinggi (h) = tabel berikut :
Saluran h1 h2 h2 h3 h4 h5 h6 h7
Kanan (m) 1.39 1.4 1.42 1.43 1.44 1.46 1.47 1.49
Kiri (m) 1.35 1.36 1.39 1.41 1.43 1.44 1.46 1.47
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
analisis hidrolika sebagai berikut :
Pada perhitungan kapasitas saluran eksisting tidak
memperhitungan tinggi jagaan untuk saluran.
Perhitungan Saluran Kanan (Kn) :
1. Luas Penampang (A)
A = (b + z.h1).h1
= (0,80 + 1. (1,39)) . 1,39
A = 3,004 m2
2. Keliling Basah Saluran (P)
P = b + 2.h1√1 + z2
= 0,80 + 2.(1,39)+ √1 + 12
P = 4,732 m
3. Jari-jari Hidrolis (R)
R = A/P = 3,004/4,732 = 0,643 m
4. Rumus Pengaliran (V)
Diambil nilai koefisien kekasaran (n) dari tabel
3.7 untuk tipe saluran dengan dasar beton dipoles
sedikit dengan tebing dari adukan batu dan
semen nilai maksimum yaitu 0,030 (dikarenakan
kondisi saluran sudah mengalami penggerusan).
V = 1/n x R2/3 x S1/2
= (1/0,030) x (0,643)2/3 x (0,03)1/2
= 0,069 m/dtk
5. Debit Lapangan (Q)
Q = A x V
= 3,044 x 0,069
= 0,210 m3/dtk
6. Kapasitas Rata-rata Saluran (Qe)
Debit lapangan pada setiap saluran dirata-ratakan
untuk memperoleh besar kapasitas saluran pada
kedua ruas saluran drainase. Saluran Kiri (Kr) Qe kanan = (Kn1 + Kn2 + Kn3 + Kn4 + Kn5 + Kn6 + Kn7)/7
= (0,210 + 0,215 + 0,225 + 0,230 + 0,236 + 0,0246
+ 0,252)/7
= 0,231 m3/detik
Saluran Kanan (Kn) Qe kiri = (Kr1 + Kr2 + Kr3 + Kr4 + Kr5 + Kr6 + Kr7)/7
= (0,191 + 0,196 + 0,210 + 0,220 + 0,230 + 0,236 +
0,246)/7
= 0,218 m3/detik
3.2. Analisis Hidrologi
3.2.1. Analisis Data Curah Hujan
Data curah hujan yang digunakan adalah data curah
hujan harian maksimum tahunan yang diperoleh dari
BMKG Jayapura. Jumlah data yang dipakai dalam
menganalisis hidrologi ini adalah 16 data, selama 16
tahun pengamatan, yaitu dari tahun 2001 sampai
dengan tahun 2016. Tabel 3.1 Data Curah Hujan Harian Rata-rata Maksimum
NO Tahun Pengamatan Curah Hujan (mm)
1 2001 143.00
2 2002 118.08
Jurnal Ilmiah Teknik dan Informatika Vol. 3, No. 1, Februari 2018
Page 4
13
3 2003 120.25
4 2004 101.43
5 2005 124.67
6 2006 202.98
7 2007 181.55
8 2008 156.58
9 2009 212.05
10 2010 163.19
11 2011 174.63
12 2012 158.40
13 2013 183.40
14 2014 153.20
15 2015 113.70
16 2016 139.40
Sumber : BMKG Jayapura
3.2.2. Analisis Frekuensi Curah Hujan
Rancangan
Dari hasil perhitungan curah hujan harian
maksimum, perlu diperkirakan besaran curah hujan
msksimum dengan kala ulang tertentu atau
kemungkinan terulangnya curah hujan maksimum,
untuk itu dilakukan analisis frekuensi.
1. Pengukuran Parameter Statistik Data Curah
Hujan
Penentuan curah hujan rancangan mengacu pada
jenis distribusi yang sesuai dengan sifat statistik
data. Perkiraan jenis distribusi yang paling sesuai
ditentukan dengan membandingkan parameter-
parameter statistik. Sebelumnya data curah hujan
maksimum diurutkan dari kecil ke besar.
Selanjutnya dilakukan perhitungan statistik untuk
(Xi-X), (Xi-X)2, (Xi-X)3,(Xi-X)4 terlebih dahulu,
dimana:
Xi = Besarnya curah hujan daerah (mm)
X = Rata-rata curah hujan maksimum daerah (mm)
Perhitungan statistik dapat dilihat pada tabel 4.2
Tabel 3.2 Perhitungan Statistik Curah Hujan No Xi (Xi - Ẍ) (Xi - Ẍ)2 (Xi - Ẍ)3 (Xi - Ẍ)4
1 101.43 -51.47 2649.55 -136382.12 7020098.98
2 113.70 -39.21 1537.20 -60268.95 2362969.65
3 118.08 -34.82 1212.69 -42230.54 1470625.68
4 120.25 -32.66 1066.49 -34828.29 1137390.45 5 124.67 -28.24 797.52 -22522.33 636039.96
6 139.40 -13.51 182.44 -2464.25 33284.83
7 143.00 -9.91 98.15 -972.38 9633.48 8 153.20 0.29 0.09 0.03 0.01
9 156.58 3.67 13.49 49.55 181.99
10 158.40 5.49 30.17 165.73 910.36 11 163.19 10.28 105.74 1087.30 11180.60
12 174.63 21.72 471.89 10250.72 222675.56
13 181.55 28.64 820.42 23499.13 673083.52 14 183.40 30.49 929.82 28352.86 864561.45
15 202.98 50.07 2507.30 125547.67 6286538.16
16 212.05 59.14 3497.88 206875.10 12235196.62
Jumlah 2446.51 0.00 15920.82 96159.23 32964371.30
Ẍ 152.91
Sumber: hasil perhitungan
Parameter Statistik yang dihitung antara lain:
1. Rata-rata (X)
= 1
16 × 2446,51
= 152,91
2. Standar Deviasi (S)
= [1
16−1 × 15920,82]¹/²
= 32,579
3. Koefisien Skewness (Cs)
= 16× 96159,23
(16−1)×(16−2)×32,579³
= 0,212
4. Koefisien Kurtosis (Ck)
= 16² ×32964371,30
(16−1)×(16−2)×(16−3)×32964371,30⁴
= 2,744
5. Koefisien Varians (Cv)
= 32,579
152,91
= 0,213
2. Pemilihan Jenis Distribusi
Ketentuan dalam pemilian distribusi curah hujan
didasarkan pada kriteria yang tercantum pada tabel
2.6 dengan melihat hasil perhitungan dari parameter
statistik yang telah dilakukan seperti yang tercantum
pada tabel 4.3
Tabel 3.3 Pemilihan Jenis Distribusi Curah Hujan Jenis Distribusi Kriteria Hasil Keterangan
Distribusi Normal Cs = 0,00
Ck = 3,00
Cs = 0,212
Ck = 2,744
Log Normal Cs = 3 (Cv)
Cs > 0,00 Cs = 0,212
Gumbel Cs ≈ 1,1396
Ck = 5,4002
Cs = 0,212
Ck = 2,744
Log Person Tipe III
Tidak sama
dengan distribusi
lain,
Cs ≠ 0
Cs = 0,212 Dipilih
Sumber: Harto, 1986 dan hasil perhitungan
Berdasarkan parameter data hujan maka dapat
diperkirakan distribusi curah hujan yang sesuai,
adapun distribusi yang sesuai dalam perhitungan ini
adalah metode Log Person Tipe III. Untuk
menguatkan perkiraan distribusi curah hujan yang
dipilih, maka dilakukan pengujian distribusi
menggunakan uji Chi-kuadrat dan uji Smirnov-
kolmogorof.
3. Pengujian Kesesuaian Distribusi Curah
Hujan
Pengujian kesesuaian distribusi digunakan untuk
menguji distribusi data apakah data memenuhi
syarat untuk digunakan dalam analisis lebih lanjut.
Pengujian kesesuaian distribusi dapat dilakukan
dengan 2 cara:
a) Uji Sebaran Chi-Kuadrat (Chi Square Test)
Pengujian kesesuaian distribusi dengan chi-kuadrat
dilakukan dengan menggunakan persamaan (2.17).
Jumlah kelas distribusi dihitung dengan rumus:
K = 1+ 3,322 log n
Dk= k-(P+1)
dimana:
X² = harga chi kuadrat
Ef = frekuensi yang diharapkan untuk kelas
Of = frekuensi yang diamati
Jurnal Ilmiah Teknik dan Informatika Vol. 3, No. 1, Februari 2018
Page 5
14
k = jumlah kelas distribusi
n = banyaknya data
Dk= derajat kebebasan
P = banyaknya parameter sebaran chi-kuadrat
(ditetapkan = 2)
Perhitungan:
Jumlah kelas (k) = 1 + 3,322 log n
= 1 + 3,322 log 16
= 4,94 ≈ diambil nilai 5 kelas
Derajat kebebasan (dk) = K-R+1 = 2
Untuk dk= 1, signifikan (α) = 5%, maka dari tabel
uji chi-kuadrat didapat harga X²t = 4,298
Ef = n/k
= 16/5
= 3,20
Dx = (Xmax-Xmin)/(k-1)
= (212,05-101,433)/(5-1)
= 27,654
Xawal = Xmin-(0,5× 𝐷𝑥)
= 101,050-(0,5× 27,654)
= 87,606
Tabel 3.4 Perhitungan uji Chi-Kuadrat
Kelas Interval of ef ef - of (ef-of)2/ef Dk=2;
5%
1 87.606 - 115.26 2 3.2 1.2 0.45
2 115.26 - 142.915 4 3.2 -0.8 0.2
3 142.915 - 170.569 5 3.2 -1.8 1.01
4 170.569 - 198.223 3 3.2 0.2 0.01
5 198.223 - 225.877 2 3.2 1.2 0.45
16 16 0 2.13 4,298
Sumber: hasil perhitungan
Berdasarkan tabel 3.4, didapat nilai chi kuadrat
hitung sebesar 2,13 sedangkan nilai chi kuadrat tabel
pada α = 5% dengan derajat kebebasan (Dk) = 2
adalah 4,298. Dengan demikian Xh2 < Xt
2 yaitu 2,13
< 4,298, maka pengujian kesesuaian penyebaran
Distribusi Log Person Tipe III dapat diterima.
b) Uji Sebaran Smirnof-Kolmogorof
Perhitungan uji kesesuaiansebaran dengan Smirnof-
Kolmogorof untuk metode Log Person Tipe III dapat
dilihat pada tabel 4.5 Tabel 3.5 Perhitungan Uji Smirnov-Kolmogorof
x m P(x)=
m/(n+1) P(x<) k P'(x) P'(x<) D
1 2 3 4 =
nilai 1-3 5 6
7 = nilai
1-6 8
101.433 1 0.0323 0.9677 -1.5800 0.0345 0.9655 0.0022
113.700 2 0.0645 1.9355 -1.2034 0.0690 1.9310 0.0044
118.083 3 0.0968 2.9032 -1.0689 0.1034 2.8966 0.0067
120.250 4 0.1290 3.8710 -1.0024 0.1379 3.8621 0.0089
124.667 5 0.1613 4.8387 -0.8668 0.1724 4.8276 0.0111
139.400 6 0.1935 5.8065 -0.4146 0.2069 5.7931 0.0133
143.000 7 0.2258 6.7742 -0.3041 0.2414 6.7586 0.0156
153.200 8 0.2581 7.7419 0.0090 0.2759 7.7241 0.0178
156.580 9 0.2903 8.7097 0.1127 0.3103 8.6897 0.0200
158.400 10 0.3226 9.6774 0.1686 0.3448 9.6552 0.0222
163.190 11 0.3548 10.6452 0.3156 0.3793 10.6207 0.0245
174.630 12 0.3871 11.6129 0.6668 0.4138 11.5862 0.0267
181.550 13 0.4194 12.5806 0.8792 0.4483 12.5517 0.0289
183.400 14 0.4516 13.5484 0.9360 0.4828 13.5172 0.0311
202.980 15 0.4839 14.5161 1.5370 0.5172 14.4828 0.0334
212.050 16 0.5161 15.4839 1.8154 0.5517 15.4483 0.0356 0,34
Sumber: hasil perhitungan
Dari perhitungan nilai D pada tabel 4.5. Diperoleh
Dmax = 0,0356 pada data peringkat n = 16. Dengan
melihat tabel nilai D kritis untuk uji Smirnov-
Kolmogorof dengan derajat kepercayaan α = 5%
pada n = 16 diperoleh nilai Dk = 0,34. Dengan
demikian karena nilai Dmax lebih kecil dari nilai
Dkritis (0,0356 < 0,34) maka distribusi yang
digunakan dapat diterima.
4. Curah Hujan Rencana
Curah hujan rancangan adalah besaran hujan dengan
periode tertentu yang diperoleh dari perhitungan
rata-rata curah hujan maksimum wilayah dan
dinyatakan dalam besaran milimeter (mm). Untuk
memperkirakan besaran hujan dengan kala ulang
tertentu dilakukan analisis distribusi frekuensi
dengan menggunakan cara statistik.
Perhitungan curah hujan rencana dalam penelitian
ini, menggunakan periode data 16 tahun yaitu
dimulai dari tahun 2001 - 2016. Dari perhitungan
parameter pemilihan distribusi curah hujan, untuk
menghitung curah hujan rancangan digunakan
metode Log Person Tipe III.
Hasil perhitungan statistik curah hujan rendana
periode tahun 2001 – 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Perhitungan Statistik Curah Hujan Rencana
Dengan Periode 2001–2016. No. Xi (Xi - Ẍ) (Xi - Ẍ)2 (Xi - Ẍ)3 (Xi - Ẍ)4
1 101.43 -51.47 2649.55 -136382.12 7020098.98
2 113.70 -39.21 1537.20 -60268.95 2362969.65
3 118.08 -34.82 1212.69 -42230.54 1470625.68 4 120.25 -32.66 1066.49 -34828.29 1137390.45
5 124.67 -28.24 797.52 -22522.33 636039.96
6 139.40 -13.51 182.44 -2464.25 33284.83
7 143.00 -9.91 98.15 -972.38 9633.48
8 153.20 0.29 0.09 0.03 0.01 9 156.58 3.67 13.49 49.55 181.99
10 158.40 5.49 30.17 165.73 910.36
11 163.19 10.28 105.74 1087.30 11180.60 12 174.63 21.72 471.89 10250.72 222675.56
13 181.55 28.64 820.42 23499.13 673083.52
14 183.40 30.49 929.82 28352.86 864561.45 15 202.98 50.07 2507.30 125547.67 6286538.16
16 212.05 59.14 3497.88 206875.10 12235196.62
Jumlah 2446.51 0.00 15920.82 96159.23 32964371.30
Ẍ 152.91
Sumber: hasil perhitungan
Persamaan Log Person Tipe III :
Log X= (𝐿𝑜𝑔 𝑋̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ + S × k
Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap :
Logaritma rata-rata curah hujan (𝐿𝑜𝑔 𝑋̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ ) = 0,307
Standar deviasi (S) = 0,177
Koefisien skewness (Cs) = 1,354
Nilai k = 0.72585 (diperoleh dari tabel harga k untuk
kala ulang 5 tahun distribusi Log Person Tipe III
dengan melihat nilai Cs)
Dengan demikian curah hujan rencana kala ulang 5
tahun periode 2001-2016 adalah:
Log X5 = 𝐿𝑜𝑔 𝑋̅̅ ̅̅ ̅̅ ̅̅ + S × k
Log X5 = 0,037 + 0,177 × 1,354
= 2,158
Log X5 = 2,158
X5 = 102,158
X5 = 143,941 mm (curah hujan rancangan kala ulang
5 tahun) Tabel 4.7 Hasil perhitungan curah hujan rencana dengan
periode 2001 – 2016
Jurnal Ilmiah Teknik dan Informatika Vol. 3, No. 1, Februari 2018
Page 6
15
Kala Ulang
Log Xrt S.Log X Cs k Log Pearson Tipe III
Y X (mm)
5 2.030 0.177 1.354 0.726 2.158 143.941
Sumber: hasil perhitungan
5. Besar debit air hujan
Dari hasil pengukuran dilapangan diperoleh data :
Luas daerah tangkapan hujan = 2.700 m2 (A1=1.917
m2 dan A2=783 m2)
Panjang aliran permukaan (Lo) A1 = 1.826 m dan
A2 = 567 m
Panjang saluran (Ld) = 700 m
Kemiringan daerah aliran (S) untuk A1 = 0,083 dan
A2 = 0,065
a) Waktu konsentrasi
1) Untuk saluran kiri (A1)
tc = to + td
to = 0,0195 (1.917/0,035)0,77
= 43,581 menit
td = 0,0195 (700/0,035)0,77
= 39,979 menit
Maka :
tc = to + td
= 43,581 + 39,979
= 83,560 menit
2) Untuk saluran kanan (A2)
tc = to + td
to = 0,0195 (783/0,035)0,77
= 43,581 menit
td = 0,0195 (700/0,035)0,77
= 39,979 menit
b) Intensitas curah hujan
1) Untuk saluran kiri
I = R24/24 x (24/ tc)2/3
= 134,941/24 x (24/ 83,560)2/3
= 0,544 mm/jam
2) Untuk saluran kanan
I = R24/24 x (24/ tc)2/3
= 134,941/24 x (24/39,979)2/3
= 1,191 mm/jam
c) Koefisien pengaliran
Daerah layanan saluran drainase merupakan daerah
pemukiman dan perdagangan, diambil nilai tengah
dengan C sebesar 0,8.
d) Besarnya debit air hujan
Perhitungan untuk saluran Kr dengan luas layanan
(A1) adalah 1.917 km2.
Q = 0,00278.C.I.A
= 0,00278 x 0,8 x 0.544 x 1.917
= 2,320 m3/detik
Perhitungan untuk saluran Kn dengan luas layanan
(A2) adalah 783 km2.
Q = 0,00278.C.I.A
= 0,00278 x 0,8 x 1,191 x 783
= 2,075 m3/detik
Dari perhitungan kapasitas rata-rata saluran
(Qe) sebelumnya diperoleh besar kapasitas saluran
untuk Saluran Kiri (Kr) adalah 0,231 m3/detik dan
Saluran Kanan (Kn) adalah 0,218 m3/detik,
sementara hasil perhitung debit air hujan rencana
dengan kala ulang 5 tahun diperoleh hasil untuk
saluran kiri (Kr) dengan luas daerah tangkapan (A1)
1.917 km2 adalah 2,320 m3/detik sedang untuk
saluran kanan dengan daerah tangkapan (A2) adalah
sebesar 2,075 m3/detik.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa untuk
kedua saluran yang diteliti sudah tidak dapat
menampung debit hujan rencana dengan kala ulang
5 tahun, berdasatrkan pengamatan di lapangan hal
ini antara lain disebabkan vegetasi liar di samping
dan di dalam saluran, sampah dan sedimen yang
menumpuk.
4. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari perhitungan kapasitas rata-rata saluran (Qe)
diperoleh besar kapasitas saluran untuk Saluran
Kiri (Kr) adalah 0,231 m3/detik dan Saluran
Kanan (Kn) adalah 0,218 m3/detik.
2. Hasil perhitung debit air hujan rencana dengan
kala ulang 5 tahun diperoleh hasil untuk saluran
kiri (Kr) dengan luas daerah tangkapan (A1)
1.917 km2 adalah 2,320 m3/detik sedang untuk
saluran kanan dengan daerah tangkapan (A2)
adalah sebesar 2,075 m3/detik.
3. Bahwa untuk kedua saluran yang diteliti sudah
tidak dapat menampung debit hujan rencana
dengan kala ulang 5 tahun,
Daftar Pustaka:
Asdak, C. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Buku Drainase Perkotaan ISBN: 979-8382-49-8
(Penerbit Gunadarma).
Robert J. Kodoatie. 2005. Pengantar Manajemen
Infrastruktur. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Bambang Triatmodjo, 2003, Hidrolika II, Beta
Offset, Yogyakarta
Bambang Triatmodjo, 2010, Hidrologi Terapan,
Beta Offset, Yogyakarta
Suharjono, 1948, Sistem Drainase Perkotaan
Rifta Andria Pratiwi, 2012, Tugas Akhir, Universitas
Negri Yogyakarta
Buku Drainase Perkotaan ISBN: 978-979-756-366-0
(Graha Ilmu, 2008, Wesli)
Djoko Sasongko, 1991, Teknik Sumber Daya Air
Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
I made Kaimana. 2011. Teknik Perhitungan Debit
Rencana Bangunan Air., Graha Ilmu.
Yogyakarta
Kodoatie ,Robert J 2013, Rekayasa dan Manajemen
Banjir Kota, Penerbit Andi,Yogyakarta
Kodoatie ,Robert. J 2012,Tata Ruang Air Tanah
Penertbit Andi, Yogyakarta
Purnama A, 2008. Pemetaan Kawasan Rawan
Banjir Di Daerah Aliran Sungai
Cisadane Menggunakan Sistem Informasi
Jurnal Ilmiah Teknik dan Informatika Vol. 3, No. 1, Februari 2018
Page 7
16
Geografis. (skripsi). Bogor: Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
S. Hindarko 2000 .Drainase Perkotaan .Penerbit
ESHA. Seri Lingkungan Hidup. Jakarta
Soemarto CD., 1995, Hidrologi Teknik, Penerbit
Erlangga, Jakarta.
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik
untuk Analisa Data Jilid 1. Nova. Bandung.
Sosrodarsono Suyono dan Tominaga Masateru.
1985. Perbaikan dan Pengaturan Sungai.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Sosrodarsono, Takeda. 2003. Hidrologi Untuk
Pengairan. Jakarta: Penerbit Pradya
Paramita.
Subarkah, Iman, 1980. Hidrologi Untuk
Perencanaan Bangunan Air. Penerbit Idea
Dharma, Bandung.
Suhardiman, 2012. Zonasi Tingkat Kerawanan
Banjir dengan Sistem Informasi Geografis
(SIG) pada Sub DAS Walanae Hilir.
(Skripsi). Makassar. Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
Suripin. 2004. Pengembangan Sistem Drainase yang
Berkelanjutan. ANDI, Yogyakarta.
Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang
Berkelanjutan. Andi Offset: Yogyakarta.
Suroso, Susanto A. Hery, 2006.Pengaruh
Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap
Debit Banjir Daerah Aliran Sungai
Banjaran.Jurnal Teknik Sipil, Vol.3,No.2.
Purwokerto. Jurusan teknik Sipil
Universitas Jenderal Sudirman
Triatmodjo Bambang.2008. Hidrologi Terapan, Beta
Offset, Yogyakarta
Wesli , 2008 ,Drainase Perkotaan. Graha Ilmu
Yogyakarta
Jurnal Ilmiah Teknik dan Informatika Vol. 3, No. 1, Februari 2018