Top Banner
126

Perempuan di Sektor Industri

Mar 31, 2016

Download

Documents

pusdatin puanri

Perempuan di Sektor Industri
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Perempuan di Sektor Industri
Page 2: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 1

JurnalSumber data dan Informasi Perempuan Riau

PPPPPendiriendiriendiriendiriendiriPUSDATIN PUANRI

PPPPPenanggung Jenanggung Jenanggung Jenanggung Jenanggung JawabawabawabawabawabDra. Hj. Septina Primawati, MM

PPPPPimpinan Rimpinan Rimpinan Rimpinan Rimpinan RedaksiedaksiedaksiedaksiedaksiRahmita B. Ningsih, SE, M.Hum

SSSSStaff Ptaff Ptaff Ptaff Ptaff PenyuntingenyuntingenyuntingenyuntingenyuntingSri Wahyuni,S.Pd, M.Si

Qomariah L Hamid, SE, M.SiLusan Marini P. Siregar, SE, M.Si

Rosyitah, S.PiNurul Qomariah S.Sos

PPPPPenyunting Ahli (Menyunting Ahli (Menyunting Ahli (Menyunting Ahli (Menyunting Ahli (Mitra Bitra Bitra Bitra Bitra Bestari)estari)estari)estari)estari)Dr. Evi Suryawati, M.Pd

Rahmita B Ningsih, SE, M.HumDr. Rita Anugerah, MAFIS, Ak

DDDDDesain & Layesain & Layesain & Layesain & Layesain & LayoutoutoutoutoutPoppy Nurmayanti, SE, M.Si

Yofika Pratiwi, SH

PPPPPublikasi / Publikasi / Publikasi / Publikasi / Publikasi / PemasaranemasaranemasaranemasaranemasaranBasyitah Helmi Burman, SE

Tasriani, S.AgMardiah Rubani, M.Si

T.Lely Taruli, B,sc.

TTTTTata Uata Uata Uata Uata UsahasahasahasahasahaIntan Hairani, S.I.Kom

Alamat RedaksiGedung Perempuan Jl. Diponegoro N0 36 A

Pekanbaru – RiauTelp : (0761) 859879 / (0761 ) 7658958

Website : www. Puanriau.org

PPPPPenerbitenerbitenerbitenerbitenerbitPUSDATIN PUANRI

Cetakan Pertama, Pekanbaru, Juni 2008

ISSN : 1907-7386ISSN : 1907-7386ISSN : 1907-7386ISSN : 1907-7386ISSN : 1907-7386Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak,

mengkopi sebagian atau keseluruhan tanpa seizinIsi tulisan tidak harus mencerminkan pandangan redaksi.

Jurnal

Page 3: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal2

Daftar Isi

Sekapur Sirih 4

Selayang Pandang 6

Hasil Penelitan

PERANAN KELOMPOK USAHA PENINGKATANPENDAPATAN KELUARGA (UP2K) DI KECAMATANENOK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR ......................... 9Sitti Rahma

KARAKTERISTIK USAHA KECIL DAN MIKRO (UMK)KECAMATAN SINGINGI KABUPATEN KUANTANSINGINGI............................................................................ 25Qomariah Lahamid

PEMETAAN PEREMPUAN DI SEKTOR INDUSTRI SE –PROVINSI RIAU ................................................................. 47Lapeti Sari dan Rahmita B Ningsih

Topik UtamaMEMBANGUN KEWIRAUSAHAAN, MENUMBUHKANUSAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM)PEREMPUAN MELALUI BERBAGAI SEKTOR INDUSTRIRUMAH TANGGA .............................................................. 63Gusti Simbolon

MENUJU PEREMPUAN MANDIRI(Kajian Tentang Perempuan di Sektor Industri Rumah Tangga) 75Mardhiah Rubani

Page 4: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 3

Daftar Isi

Jurnal mengundang anda menuliskan ide-ide kritis yangberkaitan dengan persoalan perempuan. Jumlah halaman 10-15 halamankuarto spasi 2, font style Georgia 12pt, dilengkapi dengan daftar referensi/pustaka dan biodata singkat penulis beserta foto berwarna 3x4 (1 lbr).Redaksi dapat menyingkat, mengubah maksud dan isinya.Dianjurkantulisan dikirim dalam bentuk file dalam disket. Tulisan yangtidak dimuat tidak akan dikembalikan.

ProfilMARTIJAH, PEMILIK INDUSTRI KECIL KUE BANGKITKEMBANG MELATI ........................................................... 91

OpiniKETIMPANGAN GENDER PEKERJA PEREMPUANElyan Sastraningsih ................................................................ 97

Ragam KhasanahCerpen DIANTARA DUA CINTA INDIRA........................ 107Karikatur ............................................................................... 74

Page 5: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal4

Sekapur Sirih

Penerbitan Jurnal yang “hanya” dua kali dalam setahun masihdirasakan berat bagi redaksi. Terutama dalam hal pengumpulan bahan

tulisan. Terkadang tulisan yang masuk terkesan hanya untuk memenuhiundangan menulis yang diberikan oleh tim redaksi. Sehingga ketikadilakukan proses edit, tim redaksi mengalami kesulitan. Ketika tulisan yang

masuk dikembalikan lagi kepada penulis untuk diperbaiki sesuai dengansaran dari reviewer, dapat dipastikan perbaikan tersebut tidak akan kembalilagi kemeja redaksi. Mengantisipasi hal itu, maka seringkali perbaikan yang

tidak prinsipil dilakukan oleh redaksi saja.

Dalam rapat redaksi pernah tercetus bahwa kemungkinan minimnyatulisan disebabkan Puanri memberikan tema dalam setiap kali penerbitan,sehingga memberi batasan ruang gerak kepada tulisan yang masuk karena

tidak semua orang memiliki wawasan sesuai dengan tema yang diusulkan.Namun ide untuk merubah penampilan jurnal tidak dapat dilaksanakanmengingat bahwa yang namanya jurnal tentulah harus mengusung tema

yang sesuai dengan visi dan misi jurnal tersebut.

Bersandarkan kepada keyakinan dan semangat awal dalampenerbitan jurnal ini, maka tim redaksi kembali menguatkan hati, bahwa

Jurnal Puanri tetap harus mempunyai satu tema berkaitan denganPemberdayaan Perempuan setiap kali terbitnya. Begitu banyak permasalahanyang dihadapi oleh perempuan.....tidak akan mengurangi jumlah atau

banyaknya tulisan yang akan masuk....demikian tim redaksi beranggapan.Hanya saja pemberitahuan atau publikasi dari jurnal perlu lebih diperluassehingga mengundang minat masyarakat untuk menulis lebih banyak dan

baik dari sebelumnya.

Page 6: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 5

Sekapur Sirih

Kerja keras dari semua tim redaksi untuk dapat menyajikan JurnalPuanri tepat waktu perlu diberikan apresiasi. Kepada seluruh penulis yangtelah berpartisipasi dalam penerbitan kali ini, Dra. Siti Rahmah, M.Si,

Qomariah Lahamid, SE, M.Si. Lapeti Sari, SE, M.Si, Ir. Gusti Simbolondan Mardiah Rubani, M.Si diucapkan terima kasih. Demikian juga kepadatim liputan profil, Nurul Qomariah dkk, terima kasih atas tulisan Ibu

Martijah pelaku usaha mikro yang gigih dan memberikan inspirasi kepadakita semua. Tak lupa ucapan terima kasih kepada pembuat karikatur, MutiaraRahmi Utami dan penulis cerpen Nurul Qomariah.

Tak ada gading yang tak retak. Tak ada kesempurnaan tanpa proses

ketidaksempurnaan, maka Tim Redaksi tetap bergiat untuk terusmenerbitkan Jurnal Puanri.

Salam

Pemimpin Redaksi Jurnal

Page 7: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal6

Selayang Pandang

PUSAT DATA DAN INFORMASI PEREMPUAN RIAU(PUSDATIN PUANRI)

Perempuan Riau kembali mengukir prestasi, dibuktikan olehkegiatan yang ditaja oleh Pusdatin Puanri di awal tahun 2010. Bermulasarasehan mengangkat nama Vivi Andasari, ST,M.Sc, PDEng yang tengah

meneliti masalah kanker melalui pendekatan matematika biologi. Bidangini sangat langka di Indonesia. Tak heran, gaung Vivi yang saat itu tengahmenuntut ilmu di Inggris pun terdengar ke tingkat nasional. Tepat tanggal

30 April 2010, Vivi Andasari menerima penghargaan Kartini Award dariIbu Negara Ani SBY di Jakarta. Pusdatin Puanri turut bangga.

Tak heran nama Pusdatin Puanri sebagai pusat data sampai pula ke

Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Timur yang khususmengagendakan kunjungan ke kantor Pusdatin Puanri sempena kedatanganrombongan tersebut yang langsung dipimpin oleh Ketua TP PKKKalimantan Timur Dra. Hj. Amelia Suharni Faroek tersebut ke Riau pada

bulan Maret 2010. Bagi Pusdatin Puanri kunjungan ini meninggalkancatatan positif untuk menularkan kegiatan serupa di Kalimantan Timur,karena Pusdatin Puanri mendapatkan label organisasi perempuan satu-

satunya dalam bidang pengolahan data terpilah di Indonesia.

Lelah berkutat dengan data dan kesibukan pekerjaan masing-masing,seluruh kru Pusdatin Puanri menyempatkan sedikit waktu senggangnya

untuk melakukan perjalanan ke kawasan wisata outbound Naang Treetop.Kebersamaan dan kekompakan pun semakin terjalin diantara pengurusPusdatin Puanri, apalagi seluruh permainan turut pula diikuti oleh Ketua

Umum Pusdatin Puanri, Dra Hj Septina Primawati Rusli, MM hingga acaraberakhir. Flying folk pun bukan hal yang menakutkan bagi perempuan-

Page 8: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 7

Selayang Pandang

perempuan yang biasanya berpenampilan feminis ini. Bahkan Ketua HarianPusdatin Puanri, Rahmita B. Ningsih SE, M.Hum tak melewatkan

kesempatan untuk mencoba semua permainan. Seru!

Rapat bulanan pun diikuti dengan penuh semangat, walaupunpekerjaan berat sudah membentang di depan mata. Kali ini pembahasantentang kegiatan besar yang akan dilaksanakan pada bulan Desember 2010,

yakni Women Expo yang berskala nasional. Rapat dilakukan di luar kebiasaan,panitia dibawa sedikit santai ke Restoran Kayu Manis oleh salah satupengurus yang berulang tahun, berharap dapat menimbulkan ide-ide kreatif.

Kembali ke rutinitas, pekerjaan berat pun terasa lebih ringan. TimPerempuan Pejuang Riau siap-siap untuk turun ke lapangan mencari jejakrekam dan tapak rujukan sang perempuan yang turut berjuang untuk

kemerdekaan tanah air tercinta Republik Indonesia untuk dibukukan danakan diluncurkan pada Bulan Desember 2010.

Sementara itu, tim Women Expo telah pula bergerak cepat untukmempersiapkan berbagai materi demi kelancaran dan berlangsungnya

kegiatan yang bertemakan Puanri Selamatkan Bumi dapat berjalan dengansukses. Berbagai aktivitas terus berlangsung, website Pusdatin Puanri diwww.pusdatin-puanri.org pun terus dibenahi demi menyajikan informasi

yang berharga bagi kemajuan kaum perempuan. Majulah perempuan Riau.

Page 9: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal8

Selayang Pandang

Page 10: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 9

PERANAN KEGIATAN KELOMPOK USAHA PENINGKATANPENDAPATAN KELUARGA (UP2K–PKK)

DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGADI KECAMATAN ENOK KABUPATEN INDRAGIRI HILIR.

Sitti Rahma1

Pendahuluan

Latar belakang terbentuknya program UP2K (Usaha PeningkatanPendapatan Keluarga) Pertama ; agar setiap keluarga memiliki tata kehidupandan penghidupan yang berkecukupan sandang dan pangan, memiliki

pengetahuan dan keterampilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kedua;rendahnya tingkat pendapatan keluarga merupakan hambatan dalampencapaian kesejahteraan keluarga. Ketiga; Salah satu cara untuk

meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan membina keluarga menujutata hidup ekonomis produktif. Kempat; untuk menumbuhkan kemampuanwiraswasta keluarga, sebagai usaha memperluas lapangan kerja. Program

ini dilakukan melalui peningkatan pemberdayaan keluarga dalam bidangusaha ekonomi produktif yang ditujukan bagi keluarga-keluarga yangberpenghasilan rendah dan telah memiliki kegiatan usaha yang tergabung

dalam kelompok dan berdasarkan hasil pengamatan benar-benarmembutuhkan penambahan dana usaha.

Berdasarkan latar belakang tersebut, sesuai dengan keputusan

Rakernas III PKK tahun 1988, disemua tingkatan kepengurusan TimPenggerak PKK dibentuk Kelompok Khusus UP2K. Tetapi sesuai dengan1 Dra. Hj. Sitti Rahma, M.Si Dosen Fak. Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUQA Pekanbaru,

POLTEKES PAYUNG NEGERI Pekanbaru, STAI Tembilahan.

Hasil Penelitian

Page 11: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal10

hasil kesepakatan Rakor PKK tahun 1989 tentang Peningkatan Tugas Pokja-pokja, maka program UP2K menjadi tugas Pokja II yang membidangi

bidang pendidikan dan keterampilan serta pengembangan kehidupanberkoperasi, kegiatannya Bina Keluarga Balita (BKB) serta UP2K – PKK.

Adapun kegiatan UP2K-PKK adalah salah satu upaya guna

membantu masyarakat Golongan Ekonomi Lemah (Golekmah) dalammeningkatkan pendapatan keluarga yang diperuntukan khususnya keluargaPra-KS, dalam konteks penulisan ini, keluarga Pra-KS yang dimaksud adalah

keluarga yang belum mampu memenuhi kebutuhan empat sehat limasempurna, karena itulah mereka diberikan bantuan dengan cara pemberianmodal bagi usaha kecil, baik bentuk usaha perorangan maupun kelompok

dengan penggerak utamanya adalah perempuan. Oleh sebab itulah dalamrangka meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM), pemerintahKabupaten Indragiri Hilir berupaya secara serius menghapus kemiskinan

melalui pemberian peluang usaha yang luas bagi masyarakat miskin.Sebagaimana diketahui Pemerintah Kecamatan Enok Kabupaten

Indragiri Hilir, telah banyak melakukan kegiatan untuk pengembangan

kelompok yang tergabung dalam UP2K – PKK. Kegiatan-kegiatan tersebutantara lain (1) memberikan bantuan fasilitas permodalan kepada kelompok(2) pembinaan dan pengembangan usaha kelompok UPPK – PKK melalui

kegiatan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibatdalam kegiatan tersebut, pembinaan kemitraan baik dalam hal permodalan,SDM, produksi, manajemen usaha, penerapan teknologi tepat guna, dan

pemasaran; (3) pembinaan jaringan usaha yang bertujuan untukmeningkatkan akses anggota kelompok ini dengan berbagai pihak; (4)pembinaan produksi agar kelompok ini menghasilkan produk, baik kuantitas

maupun kualitas, yang sesuai dengan permintaan pasar. Melalui kegiatan

Hasil Penelitian

Page 12: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 11

ini diharapkan kelompok yang cukup komprehensif dapat memberikandampak yang signifikan bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi dan

pendapatan keluarga di Kecamatan Enok Kabupaten Indragiri Hilir.Prospek pengembangan program UP2K-PKK diharapkan ke

depannya di Kecamatan Enok dan kota-kota lainnya sangat cerah. Karena

dapat memberikan harapan untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Olehkarena itu program UP2K-PKK harus sedini mungkin disosialisasikan baiksecara vertikal yakni melalui pemerintah bekerjasama dengan dinas-dinas

terkait seperti Dinas Perindustrian Perdagangan dalam memberikanpenyuluhan dan pembinaan. Perbankan dalam upaya memberikan pinjamankridit lunak. Maupun secara horizontal yakni sesama UP2K yang ada

ditingkat RW untuk dapat saling memberikan informasi dan motivasi dalamupaya meningkatkan pendapatan keluarga. Tentunya upaya ini agar dapatdipahami dan diapresiasikan dengan baik. Oleh karena itulah UP2K-PKK

perlu mendapat perhatian secara proporsional dari berbagai pihak yangmempunyai concern terhadap pengembangan usaha kecil. Hal inilahmendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana peranan kegiatan

kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga (UP2K–PKK) dalammeningkatkan pendapatan keluarga di Kecamatan Enok KabupatenIndragiri Hilir.

Program UP2K-PKK Dalam Mengentas Kemiskinan

Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga – PKK (UP2K-PKK)adalah suatu bentuk kegiatan usaha yang merupakan bagian dari pelaksanaan

10 Program Pokok PKK sebagai usaha bersama guna meningkatkanpendapatan keluarga untuk mencapai keluarga sejahtera dengan upaya

Hasil Penelitian

Page 13: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal12

memberdayakan kaum perempuan/ibu-ibu dibidang ekonomi sebagai upayapeningkatan penanggulangan kemiskinan guna membangun kemandirian

dan ketahanan keluarga serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dansejahtera. Adapun jenis-jenis usaha UP2K – PKK yang dilakukan yaituberupa :

1. Merupakan kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat2. Dapat dipasarkan dengan mudah3. Merupakan usaha yang berkelanjutan

Program UP2K-PKK ditujukan bagi keluarga yang tergolong miskin,

yaitu pada kategori keluarga prakesehatan dan KS I. Kemiskinan adalahsuatu keadaan, yaitu seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendirisesuai dengan taraf hidup kelompoknya dan tidak mampu memanfaatkan,

baik tenaga, mental maupun psikologisnya dalam upaya mempertahankanhidup kelompok tersebut (Soekanto, 1990). Sementara itu Mubyarto (1998)melihat kemiskinan, baik dari segi akses maupun kepemilikan sumber daya

dan kualitas mereka yang tergolong miskin. Kemiskinan adalah suatu situasiserba kekurangan dari penduduk yang disebabkan oleh terbatasnya modalyang dimiliki, rendahnya pengetahuan dan keterampilan, rendahya

produktivitas, rendahnya pendapatan, lemahnya nilai tukar hasil produksiorang miskin, dan rendahnya kesempatan berperan serta dalampembangunan. Kualitas penduduk miskin jika dihubungkan dengan

penghasilan yang diperoleh seperti lingkaran setan. Rendahnya kualitaspenduduk miskin yang dicerminkan oleh rendahnya pendidikan/keterampilan yang dimiliki menyebabkan penghasilan yang diterima juga

rendah.

Hasil Penelitian

Page 14: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 13

Ukuran Kemiskinan

Ukuran kemiskinan secara umum dibagi menjadi dua, yaitukemiskinan absolut dan kemiskinan relatif (Arsyad, 1997).

1. Kemiskinan Absolut

Kemiskinan absolut diartikan sebagai suatu keadaan, yaitu tingkatpendapatan seseorang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan

pokoknya, seperti sandang, pangan, pemukinan, kesehatan, dan pendidikan.Berbagai ukuran kemiskinan absolut telah disampaikan oleh para ahli yangbertujuan untuk dapat menghitung jumlah orang miskin di suatu wilayah.

Sajogyo memberikan batasan ukuran kemiskinan dengan menggunakanstandar 320 kg beras per kapita per tahun di daerah perdesaan dan 420 kgberas per kapita per tahun di daerah perkotaan (Sajogyo dalam Harwati,

2005).Jika seseorang yang tinggal di daerah perdesaan mengkonsumsi beras

kurang dari 320 kg per tahun, maka mereka tergolong miskin. Sebaliknya,

untuk wilayah perkotaan jika seseorang mengkonsumsi beras kurang dari420 kg per tahun, maka mereka tergolong miskin. Misalnya denganmengalikan harga beras per kg, maka akan dapat dihitung batas kemiskinan

tersebut dengan ekuivalen jumlah uang untuk konsumsi.

2. Kemiskinan Relatif

Untuk kemiskinan relatif ini ada dua ukuran yang dapat digunakan,

yaitu Gini Ratio, dan kriteria dari Bank Dunia. Jika nilai Gini Ratio

0,5-0,7, maka dikatakan terjadi ketidakmerataan yang tinggi, dan jika Gini

Ratio nilainya 0,20-0,36 maka dikatakan terjadi ketidakmerataan yang

Hasil Penelitian

Page 15: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal14

rendah (Todaro, 2000). Ukuran kemiskinan relatif dari kriteria Bank Duniamenggunakan persentase pendapatan yang diterima oleh penduduk yang

berpendapatan terendah.a. Jika 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah menerima

kurang dari 12 persen dari total pendapatan, maka terjadi distribusi

pendapatan yang sangat tidak merata.b. Jika 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah menerima 12—

17 persen dari total pendapatan, maka dikatakan ketidakmerataannya

dalam kategori sedang.c. Jika 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah menerima lebih

dari 17 persen dari total pendapatan, maka dikatakan ketidakmerataan

distribusi pendapatan dalam keadaan rendah.

Metode Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Enok KabupatenIndragiri Hilir dengan objek penelitian adalah kondisi kelompok UP2K-PKK dan peran program UP2K-PKK dalam meningkatkan pendapatan

keluarga. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang langsungdiperoleh dari responden anggota kelompok UP2K yang tersebar di seluruhKecamatan Enok berjumlah 23 kelompok usaha UP2K melalui wawancara

mendalam. Data yang diperoleh antara lain informasi mengenai jumlahanak, status perkawinan, penghasilan responden, dan penghasilan keluarga.Selain itu juga digunakan data sekunder dari berbagai instansi seperti data

Kecamatan Enok Dalam Angka, Kabupaten Indragiri Hilir Dalam Angka,data yang diperoleh dari BPS Provinsi.

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan

teknik sensus sampling dimana semua populasi dijadikan sampel.

Hasil Penelitian

Page 16: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 15

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara (interview), observasi, danwawancara mendalam (indepth interview). Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif yang didasarkan padainformasi yang diperoleh dari wawancara mendalam/indepth interview yangdilakukan dan analisis kuantitatif akan menggunakan metode statistik

deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk melihat sebaran data/kecenderungan semua variabel hasil penelitian, seperti rata-rata, median,dan modus.

HASIL PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat dari aspek umur,pendidikan, status perkawinan, pekerjaan dan penghasilan responden.Berikut ini akan disajikan hasil penelitian dari masing-masing karakteristikresponden tersebut.

1. UmurKarakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :Tabel 1

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Responden Persentase (%) 1 < 20 Tahun - - 2 20 – 29 Tahun 4 17,39 3 30 – 39 Tahun 13 56,52 4 40 – 49 Tahun 6 26 5 > 50 Tahun - -

Jumlah 23 100 Sumber: Data Olahan

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Umur Jumlah Responden Persentase (%)

Sumber: Data Olahan

Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

No Umur Jumlah Responden Persentase (%)

Sumber: Data Olahan

Hasil Penelitian

Page 17: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal16

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar berada di usiaproduktif yaitu berumur 30 – 39 tahun sebanyak 13 orang responden

(56,52%). Kemudian responden yang berumur 40 – 49 tahun sebanyak 6orang responden (26%) dan responden yang berumur 20 – 29 tahunsebanyak 4 orang responden (17,39%).

Maka dari data diketahui bahwa sebagian besar responden berusia30 – 39 tahun yang mencapai setengah dari total responden. Jikadigabungkan dua kelompok umur, yaitu 30 – 39 tahun dan 40 – 49 tahun,

maka sekitar 80 persen responden berada pada umur yang produktif.

2. Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihatpada tabel di bawah ini :

Dilihat dari segi pendidikan, sebagian besar responden berpendidikansekolah dasar (SD) yaitu sebanyak 12 orang responden (52,17%) dan yangpaling sedikit berpendidikan diploma. Kemudian yang berpendidikan SMP

sebanyak 7 orang responden (30,44%), yang berpendidikan SLTA sebanyak3 orang responden (13,04%) dan yang berpendidikan diploma sebanyak 1orang responden (4,35%).

Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Responden Persentase (%)

Sumber: Data Olahan

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Umur Jumlah Responden Persentase (%) 1 SD 12 52,17 2 SMP 7 30,44 3 SLTA 3 13,04 4 Diploma 1 4,35 5 Sarjana - -

Jumlah 23 100 Sumber: Datamber: Data Olahan ahan

Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

No Umur Jumlah Responden Persentase (%)

Sumber: Data Olahan

Hasil Penelitian

Page 18: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 17

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Umur Jumlah Responden Persentase (%) 1 Bekerja 8 34,78 2 Tidak Bekerja / Ibu

Rumah Tangga 11 47,83

3 Bekerja Sampingan 4 17,39 Jumlah 23 100

Sumber: Data Olahan

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

No Umur Jumlah Responden Persentase (%)

Sumber: Data Olahan

Tabel 6 Kegiatan Usaha Kelompok UP2K PKK

Sumber: Data Olahan

No Umur Jumlah Responden Persentase (%)

Maka dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa sebagian besarresponden berpendidikan Sekolah Dasar yang mencapai setengah dari total

responden yaitu 52,17%.

3. Status Perkawinan

Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan dapat dilihatpada tabel di bawah ini :

Dilihat dari segi status perkawinan, sebagian besar respondenberstatus kawin atau sudah berkeluarga. Dimana jumlah responden yangberstatus kawin sebanyak 22 orang responden (95,7%) dan hanya 1 orang

responden (4,3%) yang berstatus belum kawin.

4. Pekerjaan

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat padatabel di bawah ini :

Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Responden Persentase (%)

Sumber: Data Olahan

Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Umur Jumlah Responden Persentase (%)

Sumber: Data Olahan

Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

No Umur Jumlah Responden Persentase (%) 1 Kawin 22 95,7 2 Tidak Kawin 1 4,3

Jumlah 23 100 Sumber: Data Olahan ahan

Hasil Penelitian

Page 19: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal18

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Umur Jumlah Responden Persentase (%)

Sumber: Data Olahan

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis UsahaResponden Berdasarkan Jenis Usaha

No Umur Jumlah Responden Persentase (%) 1 Pertanian 7 30,43 2 Industri Pengolahan 6 26 3 Jasa 10 43,48

Jumlah 23 100 Sumber: Data Olahan

Tabel 6 Kegiatan Usaha Kelompok UP2K PKK

Sumber: Data Olahan

No Umur Jumlah Responden Persentase (%)

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang bekerjaberjumlah 8 orang responden (34,78%) , yang memiliki pekerjaan

sampingan sebanyak 11 orang responden (47,83%) dan yang tidak bekerjasebanyak 4 orang responden (17,39%).

Untuk berdasarkan lapangan pekerjaan utama yang dimiliki

responden yang bekerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Lapangan pekerjaan responden terdiri dari bekerja di bidangpertanian sebanyak 7 orang responden (30,43%), bidang industripengolahan sebanyak 6 orang responden (26%) dan bekerja di bidang jasa

sebanyak 10 orang responden (43,48%).Hasil penelitian menunjukkan bahwa cukup banyak responden yang

tidak memiliki pekerjaan, artinya mereka hanya sebagai ibu rumah tangga.

Sekitar 47,83 persen dari total responden tidak bekerja dan sisanya sekitar52,17 persen yang memiliki pekerjaan.

Dari responden yang bekerja sebagian besar, yaitu hampir

setengahnya bekerja di sektor jasa. Untuk sektor jasa ini didominasi olehusaha dagang. Selain itu, di sektor jasa ada juga yang bekerja sebagai buruh,Pegawai Negeri Sipil, dan pegawai kantor desa. Responden yang bekerja di

sektor pertanian sebagian besar bekerja di pertanian, yang diikuti oleh

Hasil Penelitian

Page 20: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 19

peternakan dan perkebunan. Untuk responden yang bekerja di industripengolahan khususnya mengerjakan anyaman.

Selain pekerjaan utama ada juga responden yang memiliki pekerjaanlain/sampingan. Dari total responden yang diteliti, hanya 17,39 persen yangmemiliki pekerjaan sampingan/pekerjaan lain. Pekerjaan sampingan mereka

sebagian besar adalah beternak, seperti ternak sapi. Selain itu, ada juga yangmemiliki pekerjaan sampingan perkebunan, anyaman, serta buruh.

B. Kegiatan Usaha Kelompok UP2K

Kelompok UP2K di Kecamatan Enok Kabupaten Indragiri Hilirberjumlah 23 kelompok dengan tenaga kerja dikelompoknya berkisar antara1 sampai 22 orang. Kegiatan usaha UP2K di Kecamatan Enok bergerak

dalam beberapa kegiatan usaha. pada tabel di bawah ini akan disajikanbeberapa kegiatan usaha yang dimiliki kelompok UP2K di Kecamatan Enok.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kegiatan usaha kelompokUP2K sebagian besar adalah berdagang yaitu sebanyak 12 responden, petani

sebanyak 4 responden, perkebunan sebanyak 2 responden, koperasi sebanyak4 responden dan yang bergerak sebagai penjahit sebanyak 1 responden.

Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Umur Jumlah Responden Persentase (%)

Sumber: Data Olahan

Tabel 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

No Umur Jumlah Responden Persentase (%)

Sumber: Data Olahan

Tabel 6 Kegiatan Usaha Kelompok UP2K a Kelompok UP2K PKK

Sumber: Data Olahan

No Umur Jumlah Responden Persentase (%) 1 Pertanian 4 17,39 2 Perkebunan 2 8,7 3 Perdagangan 12 52,17 4 Koperasi 4 17,39 5 Lainnya 1 4,35

Jumlah 23 100

Hasil Penelitian

Page 21: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal20

Sebagian besar kelompok UP2K di Kecamatan Enok menanganiusaha di bidang perdagangan. Kegiatan usaha di bidang perdagangan ini

mencakup home industry, perdagangan hasil-hasil keterampilan anyamanpandan dan kerajinan anggota kelompok UP2K.

C. Permodalan

Semua anggota kelompok UP2K pernah menerima bantuan modaldari pemerintah untuk usaha mereka. Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebanyak 10 orang responden menerima bantuan modal satu kali,dan sebanyak 13 responden menerima bantuan 2 – 3 kali.

Jumlah bantuan modal yang diterima juga bervariasi, berkisar antara

Rp. 150.000 – Rp. 1.000.000. Sebagian besar responden memperolehbantuan modal sebesar Rp. 500.000 yaitu sebanyak 8 responden, yangmemperoleh bantuan Rp. 150.000 sebanyak 7 orang responden, yang

memperoleh bantuan berkisar antara Rp. 200.000 – Rp. 300.000 sebanyak6 orang responden dan yang memperoleh bantuan antara Rp. 750.000 –Rp. 1.000.000 sebanyak 2 orang responden.

Dengan bantuan modal sebesar itu, usaha yang dapat diciptakanadalah usaha mikro / kecil dengan jangkauan produknya di sekitar wilayah/ lokal. Kelompok UP2K di Kecamatan Enok, selain memperoleh bantuan

modal dari provinsi, mereka juga ada yang mendapatkan bantuan danadari kabupaten.

Selanjutnya peranan bapak angkat juga mempunyai peranan penting

dalam meningkatkan kegiatan usaha kelompok UP2K di Kecamatan Enokini. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar respondenpernah memiliki bapak angkat. Sebanyak 15 responden menyatakan pernah

memiliki bapak angkat dan sisanya menyatakan tidak pernah.

Hasil Penelitian

Page 22: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 21

D. Pelatihan dan Pembinaan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua responden

pernah mengikuti pelatihan. Sebanyak 22 responden menyatakan pernahmengikuti pelatihan dan 1 responden yang menyatakan belum pernahmengikuti pelatihan.

Jenis pelatihan yang pernah diikuti para kelompok usaha UP2K initerdiri dari pelatihan administrasi, pengawetan ikan, pembuatan minyakkelapa, pembukuan, perkoperasian dan simpan pinjam. Jenis pelatihan yang

banyak diikuti oleh sebagian besar responden adalah simpan pinjam yaitusebanyak 6 responden.

Menurut sebagian besar responden, pelatihan / pembinaan yang

diikuti sudah sesuai dengan usaha yang mereka miliki. Sebanyak 16responden yang menyatakan sesuai dan sisanya menyatakan tidak sesuai.

E. Pemasaran Hasil Usaha

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar respondenmenyatakan pemasaran hasil usaha kelompok UP2K di Kecamatan Enokbaru meliputi wilayah lokal (di dalam desa yang bersangkutan) yaitu

sebanyak 13 responden dan 10 responden menyatakan sudah menjual hasilkegiatan usaha keluar desa yang bersangkutan. Kegiatan pemasaran hasilkegiatan UP2K menurut sebagian besar responden sudah lancar.

PPPPPeranan Keranan Keranan Keranan Keranan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kelompok Uelompok Uelompok Uelompok Uelompok Usaha Psaha Psaha Psaha Psaha Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Pendapatan Kendapatan Kendapatan Kendapatan Kendapatan Keluargaeluargaeluargaeluargaeluarga(UP2K–PKK) dalam M(UP2K–PKK) dalam M(UP2K–PKK) dalam M(UP2K–PKK) dalam M(UP2K–PKK) dalam Meningkatkan Peningkatkan Peningkatkan Peningkatkan Peningkatkan Pendapatan Kendapatan Kendapatan Kendapatan Kendapatan Keluarga di Keluarga di Keluarga di Keluarga di Keluarga di KecamatanecamatanecamatanecamatanecamatanEEEEEnok Kabupaten Inok Kabupaten Inok Kabupaten Inok Kabupaten Inok Kabupaten Indragiri Hndragiri Hndragiri Hndragiri Hndragiri Hilirilirilirilirilir

Gerakan PKK sebagai wadah aktivitas sosial kemasyarakatan bagi

keluarga, memiliki sejarah perjalanan yang panjang. Gerakan PKK dalammendukung proses pembangunan bangsa, ternyata telah menunjukkan

Hasil Penelitian

Page 23: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal22

keberhasilan yang mendapat pengakuan dan penghargaan dari lembaga-lembaga nasional maupun Internasional.

PKK wajib berperan aktif dalam upaya mendukung program-program pemerintah, melalui pelaksanaan seluruh program pokok PKKsesuai dengan situasi dan kebutuhan daerah. Seluruh anggota tim penggerak

PKK beserta kader PKK dapat berpartisipasi dalam upaya mendukungpeningkatan kesejahteraan keluarga melalui usaha peningkatan pendapatankeluarga (UP2K-PKK) kegiatan Posyandu, pelatihan ketrampilan,

penyuluhan KB, kesehatan reproduksi, penyalahgunaan narkoba danpenyuluhan tentang makanan bergizi daalam mendukung ketahanan pangankeluarga.

Tujuan dari pendirian kelompok UP2K adalah untuk meningkatkankesejahteraan keluarga melalui kenaikan pendapatan keluarga. Dari hasilpenelitian menunjukkan bahwa keseluruhan responden menyatakan hasil

kegiatan UP2K ini dapat meningkatkan pendapatan keluarga mereka.Menurut responden, sebelum masuk kelompok UP2K, penghasilan

responden adalah berkisar antara Rp. 100.000 – Rp. 500.000 sedangkan

penghasilan yang diperoleh dari kegiatan UP2K adalah Rp. 250.000 – Rp.1.500.000.

Maka dilihat dari perbandingan pendapatan yang diterima kelompok

usaha UP2K ini sebelum mengikuti kelompok UP2K dan sesudah mengikutikelompok UP2K, terlihat jelas bahwa UP2K (Usaha PeningkatanPendapatan Keluarga) ini sangat berperan penting dalam meningkatkan

pendapatan keluarga di Kecamatan Enok Kabupaten Indragiri Hilir.Selain itu, berdasarkan tanggapan dari seluruh responden

menyatakan bahwa kegiatan UP2K ini sangat berperan sekali dalam

meningkatkan pendapatan keluarga mereka. Hal ini terlihat dari perbedaan

Hasil Penelitian

Page 24: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 23

pendapatan yang diperoleh sebelum dengan sesudah menjadi anggotakelompok usaha UP2K serta banyaknya tenaga kerja yang diserap dalam

usaha UP2K ini.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :1. Kegiatan usaha kelompok UP2K-PKK (Usaha Peningkatan Pendapatan

Keluarga) sangat berperan dalam meningkatkan pendapatan keluarga

di Kecamatan Enok Kabupaten Inhil.2. Kegiatan usaha kelompok UP2K di Kecamatan Enok Kabupaten Inhil

bergerak dalam bidang keterampilan anyaman bambu, kerajinan,

pertanian, peternakan, koperasi dan simpan pinjam.3. Beberapa hambatan atau kendala yang dihadapi oleh para anggota

kelompok usaha UP2K di Kecamatan Enok Kabupaten Inhil adalah

kendala dalam memperluas cakupan daerah memasarkan produkmereka, kendala akan ketersediaan bahan baku dan masih kurangnyadana yang dimiliki.

Rekomendasi

Program UP2K-PKK ini jika dibina dengan baik akan berdampaksangat baik dalam upaya peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga

Pra-KS, oleh karena itulah peneliti menyaran dan merekomendasikan bagipara peneliti lain yang berminat untuk meneliti tentang program UP2K-PKK ini, hendaknya meneliti tentang evaluasi pelaksanaan program UP2K

PKK dan bagaimana peranan program UP2K PKK ini dalam meningkatkankondisi ekonomi desa setempat.

Hasil Penelitian

Page 25: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal24

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV Alfabeta

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Hasil Keputusan Rapat KerjaNasional V PKK Tanggal 16 s/d 18 April 1998, Jakarta.

Ginandjar Kartasasmita, “Pembangunan Untuk Rakyat MemadukanPertumbuhan dan Pemerataan”, Jakarta : Pustaka Cidesindo, 1996

H.A.R. Tilaar, “Pengembangan Sumber Daya Manusia dalam EraGlobalisasi”, Jakarta: Gramedia, 1997

Mohammad Jafar Hafsah, “Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi”, Jakarta:Pustaka Sinar Harapan, 1999

Yulfita Raharjo dan Ingrid Kolb-Hindarmanto,”Social Safety NetPengembangan, Konsep, dan Aplikasinya, Jakarta:Sabena Utama, 1998

Hasil Penelitian

Page 26: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 25

KARAKTERISTIK USAHA KECIL DAN MIKRO (UKM)KECAMATAN SINGINGI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

Qomariah Lahamid 1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendata jumlah pelaku Usaha Kecil Mikro(UKM), mengidentifikasi aspek-aspek kegiatan UKM, menggali potensi UKM yangsemuanya dipilah berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Singingi Kabupaten KuantanSingingi. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan observasi,wawancara dan kuisioner. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilik UKM lebih di dominasi olehkaum laki-laki (suami) tetapi tidak terlepas dari kontribusi besar kaum perempuan (istri).Dalam pelaksanakan UKM masih bersifat tradisional. UMK mempunyai potensi yangbaik bila dikelola secara efektif dan didukung oleh peran serta pemerintah dalam

memfasilitasi pengembangan UKM tersebut.

Pendahuluan

Terjadinya krisis ekonomi secara mendadak dan di luar perkiraan

tahun 1997-1998 merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunannasional. Inflasi meningkat dari 6% menjadi 78%. Akibatnya, kemiskinanmeningkat tajam. Antara tahun 1996 dan 1999 proporsi orang yang hidup

di bawah garis kemiskinan bertambah dari 18% menjadi 24% dari jumlahpenduduk. Pada saat yang sama, kondisi kemiskinan menjadi semakin parahkarena pendapatan kaum miskin secara keseluruhan menurun jauh di bawah

garis kemiskinan (UNDP Indonesia, 2001).1 Qomariah Lahamid, SE, M.Si Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

UIN SUSKA Riau

Hasil Penelitian

Page 27: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal26

Krisis ekonomi berdampak sangat buruk khususnya terhadapperempuan dan anak-anak. Akibatnya perempuan sebagai istri ikut

mengambil peran penting untuk melanjutkan keberlangsungan hidupkeluarganya dengan memperpanjang jam kerjanya dikarenakan laki-laki(suami) kehilangan pekerjaan. Salah satunya perempuan melibatkan diri

dalam industri kecil dan mikro (UKM)UKM memiliki kontribusi yang cukup penting di dalam

pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan di masa krisis

ekonomi merupakan bukti bahwa sektor UKM ini merupakan bagian darisektor usaha yang cukup tangguh. UKM selain diharapkan memilikikontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi diharapkan juga

memiliki kontribusi terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja sehinggadapat ikut menurunkan tingkat pengangguran dan menciptakan stabilitasekonomi makro nasional.

Begitu pula halnya masyarakat Kecamatan Singingi KabupatenKuantan Singingi yang dengan keadaan tersebut mencoba bertahan hidupdan membuka usaha-usaha mikro kecil. Kecamatan Singingi mempunyai

tingkat perkembangan UKM yang relatif tinggi dibandingkan denganbeberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi walaupuntelah mengalami pemekaran wilayah menjadi dua kecamatan sebelumnya.

Hal ini dikarenakan Kecamatan Singingi merupakan kecamatan tua dancukup mengalami perkembangan yang pesat. Hal inilah yang menjadi alasanbagi penulis memilih penelitian di Kecamatan Singingi, dengan kajian

bagaimanakah karakteristik dari UKM dan apa yang menjadi potensi dariUKM tersebut ditinjau dari aspek sumberdaya alam, sumber daya manusia,lokasi, produktivitas, pemasaran, bahkan hambatan UKM.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu mendata jumlah pelakuUKM, mengidentifikasi aspek-aspek kegiatan UKM, menggali potensi

Hasil Penelitian

Page 28: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 27

UKM yang semuanya dipilah berdasarkan jenis kelamin. Manfaat dari dataini dapat digunakan oleh stakeholder untuk mengambil kebijakan dalam

pengembangan dan kemajuan UKM kedepannya. Selain itu juga dapatmenjadi referensi bagi peneliti yang ingin meneliti hal serupa lebih lanjut.

TINJATINJATINJATINJATINJAUUUUUAN PUSTAN PUSTAN PUSTAN PUSTAN PUSTAKAAKAAKAAKAAKA

Dalam tinjauan pustaka ini akan menjelaskan hal-hal yangmendasari penelitian yang dilakukan. Selain mendefenisikan UKM itu

sendiri, juga membahas program pengembangan UKM dan bagaimanasebaiknya strategi pembiayaan UKM tersebut

Defenisi Usaha Kecil Menengah (UKM)

Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisiUsaha Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), Badan PusatStatistik (BPS), Keputusan Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994tanggal 27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008.

Dalam artikel UKM, definisi UKM yang disampaikan berbeda-bedaantara satu dengan yang lainnya. Menurut Kementrian Menteri NegaraKoperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang

dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalahentitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyakRp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan

memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementaraitu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negaraIndonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000

s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan. Badan Pusat

Hasil Penelitian

Page 29: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal28

Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuantitas tenagakerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga

kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usahayang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.

Bambang Ismawan (2002) menyatakan bahwa kita seringkali

memilah sektor usaha ke dalam UKM (Usaha Kecil dan Menengah) danUsaha Besar (konglomerat). Pemilahan ini berarti tersisihnya usaha mikrodari perhatian kita. Karena itu, istilah UKM diusulkan untuk diubah menjadi

Usaha Kecil dan Mikro. Ini diperlukan untuk memberikan penekanan yanglebih besar pada pengembangan usaha mikro yang sering disebut sebagaiekonomi rakyat. Sementara usaha menengah, sesuai dengan karakteristiknya,

lebih baik digabungkan dengan kelompok usaha besar, yaitu UsahaMenengah dan Besar (UMB).

Pentingnya usaha skala kecil dan menengah dalam suatu

perekonomian harus dapat dilihat lebih jauh sebagai manisfestasi dari pasarbebas di suatu Negara (Llyod, Technicon, 2004). Menurut PERMAC (2002)dalam makalah Bambang Ismawan, secara umum UKM/usaha kecil

mempunyai kebutuhan yang hampir sama yaitu, bantuan dan solusi akanmasalah internal yang dihadapi, bantuan peningkatan produktifitas danpersaingan usaha, akses yang mudah kepada penggunaan teknologi yang

efektif dan efisien, akses yang mudah kepada penggunaan manajemen bisnisyang lebih baik, akses yang mudah kepada pemasaran dan penggunaanteknik pemasaran yang lebih baik, peningkatan mutu SDM dan peningkatan

sumber-sumber daya dan input.

Hasil Penelitian

Page 30: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 29

Program Pengembangan

Program Pengembangan Usaha Kecil-Mikro, telah banyak dilakukanberbagai pihak, baik BUMN, lembaga donor, LSM, swasta dan pemerintah.

Bahkan dalam dokumen rencana pembangunan disebutkan bahwa usahakecil menjadi salah satu prioritas pembangunan. Meskipun secara umumkebijakan pemerintah terhadap usaha kecil telah ada, tetapi secara efektif

belum benar-benar dilakukan. Penelitian AKATIGA menemukan bahwaberbagai program pengembangan usaha kecil yang disalurkan pemerintahhampir tak dapat dirasakan efektifitasnya tidak efektifnya program karena

terbatas pada dukungan kredit dan adanya praktik-praktik penyimpangandalam penyaluran dana program.

Menurut Soenarno (2003) upaya-upaya menunjang penciptaan

usaha kecil menengah berbasis keluarga tersebut antara lain:1. Pembinaan kehidupan berkeluarga melalui program-program seperti

Keluarga Berencana (KB), Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK),

Karang Taruna, dan lain sebagainya.2. Akses yang terbuka terhadap peluang dunia usaha, termasuk di

dalamnya kemudahan untuk memperoleh modal lewat kredit. Hal ini

bisa dilakukan dengan memperkuat fungsi lembaga permodalan untukkegiatan usaha kecil dan menengah, termasuk di dalamnya kegiatanusaha berbasis keluarga.

3. Pemberian bantuan teknis maupun konsultasi pada usaha berbasiskeluarga.

4. Pemberdayaan lembaga masyarakat yang berorientasi pada usaha kecil

berbasis keluarga, seperti perkumpulan usaha, koperasi, unit simpan-pinjam, dan lain sebagainya.

Hasil Penelitian

Page 31: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal30

5. Penciptaan sentra-sentra usaha lokal untuk menciptakan pasar bagikomoditas-komoditas yang unggul di daerah.

Strategi Pembiayaan

Menurut Bambang Ismawan (2002) bahwa pembiayaan agribisnisuntuk UKM sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM)

yang ada, baik bank maupun non bank. LKM bank antara lain BRI UnitDesa dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Saat ini BRI Unit Desa memilikisekitar 4.000 unit yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia, sementara

BPR tercatat berjumlah 2.500 unit.Selanjutnya bambang Ismawan menjelaskan untuk kelompok UKM

ini, maka strategi pembiayaannya adalah melalui pola HBK (Hubungan

Bank dengan Kelompok Swadaya Masyarakat) yang telah dikenalkan olehBank Indonesia tahun 1988, dan terbukti berjalan baik. Program HBK inisangat menarik dan merupakan terobosan dimana bank melayani masyarakat

kecil (melalui kelompok) yang tidak memiliki jaminan fisik dan kelembagaanformal. Pihak bank diuntungkan dalam hal: a) mengurangi biaya transaksi,yang bila dilakukan sendiri-sendiri terlalu tinggi dan tidak sebanding dengan

nilai kredit yang diberikan; b) melalui sistem collateral substitute berupatanggung renteng dan adanya social pressure dalam kelompok memungkinkanterjaminnya keamanan kredit yang diberikan.

Bagi kelompok swadaya masyarakat (KSM) atau Kelompok Tani,adanya program HBK memungkinkan mereka berhubungan dengan bank,yang selama ini tidak ada akses ke sana. Melalui program HBK

dimungkinkan terjadinya kapitalisasi di perdesaan, apalagi dengandiberlakukannya sistem rasio tabungan: pinjaman sebesar 1 : 5. Dengandemikian telah membalikkan keadaan, keberadaan perbankan dianggap

Hasil Penelitian

Page 32: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 31

“menyedot” dana-dana dari desa ke kota. HBK merupakan langkah praktisyang terbaik dalam hal pelayanan keuangan mikro di Indonesia. Yang kini

harus dilakukan adalah memperluas cakupan HBK ke semua wilayahIndonesia, dan menjadi bagian strategis dalam pembiayaan agribisnis.

Aspek lokasi industri menurut Jayadinata (1992) dikelompokkan

kedalam industri berhaluan bahan, berhaluan pasar (market oriented) danberhaluan pekerja.1. Industri berhaluan bahan berlokasi di tempat bahan mentah.

2. Industri berhaluan pasar berlokasi di tempat pemasaran.3. Industri berhaluan pekerja berlokasi di tempat tenaga kerja, ialah dalam

pengerjaan barang industri yang memerlukan keahlian khusus.

Komponen lain yang perlu diperhatikan dalam aspek lokasi adalahinfrastruktur yang meliputi : jalan, listrik, telepon dan air.

Metode Penelitian

Pendataan dilakukan di seluruh desa yang ada di Kecamatan SingingiKabupaten Kuantan Singingi meliputi dua belas desa yang ada. Pendataandikhususkan kepada kelompok usaha yang dalam menghasilkan barang

menggunakan proses produksi. Dengan demikian, jumlah unit usaha mikrodan kecil yang ditemukan di kecamatan tersebut adalah sebanyak 162 unitterdiri dari usaha makanan, konveksi, kerajinan dan agribisnis yang

dilakukan berdasarkan jenis kelamin.Analisis data yaitu tahap pekerjaan yang merupakan penilaian

terhadap berbagai keadaan yang dilakukan berdasarkan prinsip – prinsip,

pendekatan, dan metode serta teknik yang dapat dipertanggungjawabkanbaik secara ilmiah. Analisis yang digunakan menggunakan metode deskriptifdengan menggunakan data primer. Klasifikasi jenis usaha industri UKM

Hasil Penelitian

Page 33: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal32

digunakan untuk mengetahui potensi dan permasalahan masing-masingkelompok, ditinjau dari aspek sumberdaya manusia, produktivitas, produksi,

pemasaran.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identitas Responden

Hasil dari pengambilan data menunjukkan bahwa pemilik UKMyang ada di Kecamatan Singingi didominasi oleh laki-laki (suami). Dalam

pelaksanaannya, perempuan (istri) terlibat dominan dalam usaha tersebutbaik sebagai pelaku ataupun pekerjanya.

Berdasarkan tabel 1, Pemilik UKM di Kecamatan Singingi lebih

didominasi oleh laki-laki. Dari hasil wawancara lapangan, pemilik banyakyang menyatakan bahwa usaha yang mereka lakukan melibatkan pasangan(istri) sehingga usaha ini lebih tepat disebut usaha rumah tangga (keluarga).

UKM yang paling dominan ada di kelurahan Sungai Sirih dan Muara

lembu yang merupakan daerah sentral kecamatan. Dari tabel tersebut jugadapat dilihat ada dua desa yang sama sekali tidak ada aktivitas usaha mikrodan kecil. Hal ini terjadi karena penduduk setempat lebih memilih bertani

karet dibandingkan membuka usaha. Mereka memiliki lahan yang dapatdikelola dan cukup memberikan keuntungan tanpa harus bersusahmendirikan UKM.

Dari survey dan pengolahan data yang dilakukan untuk kelompokumur didominasi kelompok umur 31-40 tahun, sedangkan tingkatpendidikan responden sebagian besar berpendidikan SMP. Pendidikan

adalah salah satu komponen dari indeks pembangunan manusia yangmempunyai peran penting dalam meningkatkan sumberdaya manusia danpertumbuhan ekonomi.

Hasil Penelitian

Page 34: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 33

TTTTTabel 1abel 1abel 1abel 1abel 1PPPPPemilik Uemilik Uemilik Uemilik Uemilik Usaha Msaha Msaha Msaha Msaha Mikrikrikrikrikro dan Ko dan Ko dan Ko dan Ko dan Kecil (UKM)ecil (UKM)ecil (UKM)ecil (UKM)ecil (UKM)

MMMMMenurenurenurenurenurut Kut Kut Kut Kut Kelurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Desa dan Jesa dan Jesa dan Jesa dan Jesa dan Jenis Kenis Kenis Kenis Kenis Kelaminelaminelaminelaminelamindi Kdi Kdi Kdi Kdi Kecamatan Secamatan Secamatan Secamatan Secamatan Singingi Kabupaten Kingingi Kabupaten Kingingi Kabupaten Kingingi Kabupaten Kingingi Kabupaten Kuantan Suantan Suantan Suantan Suantan Singingi ingingi ingingi ingingi ingingi TTTTTahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007

Identitas Usaha

Ada beberapa jenis usaha yang ditemukan pada usaha mikro dankecil di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuansing yaitu makanan, konveksi,

kerajinan, dan agribisnis. Di bawah ini tampak jumlah dan persentase setiapjenis usaha.

Tabel 2 menunjukan, sebagian besar jenis usaha yang dilakukan oleh

pemilik UKM yaitu industri kerajinan (meubel, pembuatan batako, pandaibesi dan anyaman tikar) yang dikelola oleh laki-laki. Untuk perempuanlebih memilih jenis usaha konveksi. Kedua jenis usaha ini merupakan produk

tahan lama sehingga pelaku industri dapat menjualnya dalam rentang waktuyang lama. Jenis industri makanan menjadi pilihan selanjutnya dengan jenis

Tabel 1 Pemilik Usaha Mikro dan Kecil (UKM)

Menurut Kelurahan/Desa dan Jenis Kelamin di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2007

No Kelurahan /Desa Jenis Kelamin Total

P L P+L

Jml % Jml % Jml %

1 Pangkalan Indarung 1 0,62 7 4,32 8 4,94

2 Pulau Padang

3 Muara Lembu 1 0,62 20 12,35 21 12,96

4 Logas 1 0,62 10 6,17 11 6,79

5 Sungai Bawang 12 7,41 12 7,41

6 Air Mas 9 5,56 9 5,56

7 Sumber Datar 14 8,64 14 8,64

8 Sungai Keranji 1 0,62 18 11,11 19 11,73

9 Pasir Emas 15 9,26 15 9,26

10 Sungai Sirih 23 14,20 23 14,20

11 Kebun Lado

12 Sungai Kuning 17 10,49 17 10,49

13 Petai Baru 13 8,02 13 8,02

Total 4 2,48 158 97,53 162 100,00

Tabel 2

Jenis Usaha UKM Menurut Kelurahan/Desa di Kec. Singingi Kab.Kuansing

Tahun 2007

N0 Kelurahan/ Desa

Jenis Usaha

Makanan Konveksi Kerajinan Agribisnis

P L P L P L P L

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

Hasil Penelitian

Page 35: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal34

makanan seperti pembuatan tempe dan tahu, keripik singkong, jajananpasar, dan kerupuk sagu.

TTTTTabel 2abel 2abel 2abel 2abel 2JJJJJenis Uenis Uenis Uenis Uenis Usaha UKMsaha UKMsaha UKMsaha UKMsaha UKM

MMMMMenurenurenurenurenurut Kut Kut Kut Kut Kelurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Desa di Kesa di Kesa di Kesa di Kesa di Kec. Sec. Sec. Sec. Sec. Singingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kab.K.K.K.K.Kuansing uansing uansing uansing uansing TTTTTahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007

Kemudian adalagi jenis usaha pembuatan gula aren, dan heler(penggilingan padi) yang menjadi usaha pilihan UKM. Jenis usaha initergolong agribisnis. Dari tiga jenis agribisnis tersebut, heler merupakan

jenis usaha yang paling dominan dipilih.

Tabel 1 Pemilik Usaha Mikro dan Kecil (UKM)

Menurut Kelurahan/Desa dan Jenis Kelamin di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2007

No Kelurahan /Desa Jenis Kelamin Total

P L P+L

Jml % Jml % Jml %

Tabel 2

Jenis Usaha UKM Menurut Kelurahan/Desa di Kec. Singingi Kab.Kuansing

Tahun 2007

N0 Kelurahan/ Desa

Jenis Usaha

Makanan Konveksi Kerajinan Agribisnis

P L P L P L P L

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

1

Pangkalan

Indarung 2 1,23 1 0,62 5 3,09

2 Pulau Padang 0,00

3 Muara Lembu 5 3,09 1 0,62 14 8,64 1 0,62

4 Logas 0,00 1 0,62 10 6,17

5 Sungai Bawang 5 3,09 3 1,85 3 1,85 1 0,62

6 Air Mas 4 2,47 4 2,47 1 0,62

7 Sumber Datar 6 3,70 4 2,47 3 1,85 1 0,62

8 Sungai Keranji 1 0,62 12 7,41 2 1,23 3 1,85 1 0,62

9 Pasir Emas 4 2,47 2 1,23 9 5,56

10 Sungai Sirih 10 6,17 2 1,23 11 6,79

11 Kebun Lado 0,00

12 Sungai Kuning 6 3,70 3 1,85 8 4,94

13 Petai Baru 5 3,09 2 1,23 6 3,70

Total 1 0,62 59 36,42 3 1,85 18 11,11 76 46,91 5 3,09

Hasil Penelitian

Page 36: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 35

Status Kepemilikan

Status kepemilikan usaha mikro dan kecil perlu dikemukakan, karenadianggap penting dapat berpengaruh kepada penentuan harga jual,

keuntungan yang diterima, bahkan pada akhirnya mempengaruhi terhadappendapatan yang diterima oleh pelaku usaha tersebut.

TTTTTabel 3abel 3abel 3abel 3abel 3SSSSStatus Ktatus Ktatus Ktatus Ktatus Kepemilikan UKMepemilikan UKMepemilikan UKMepemilikan UKMepemilikan UKM

MMMMMenurenurenurenurenurut Kut Kut Kut Kut Kelurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Desa di Kesa di Kesa di Kesa di Kesa di Kec. Sec. Sec. Sec. Sec. Singingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kab. K. K. K. K. Kuansing uansing uansing uansing uansing TTTTTahun 2007 ahun 2007 ahun 2007 ahun 2007 ahun 2007

Secara umum status kepemilikan UKM didominasi oleh usahamandiri. Usaha ini biasanya benar-benar usaha yang dilakukan sendiri dan

tidak melibatkan orang lain dalam keputusan-keputusan usaha. Jika usahatersebut berskala mikro, biasanya aktivitas produksi, pemasaran, sumberdaya manusia dan keuangan semuanya dikelola sendiri secara tradisional.

Tabel 3 Status Kepemilikan UKM

Menurut Kelurahan/Desa di Kec. Singingi Kab. Kuansing Tahun 2007

N0

Kelurahan /Desa

Status Kepemilikan

Mandiri Usaha Kaha Keluarga KUB

P L P L P L

P % L % P % L % P % L %

1 Pangkalan Indarung 1 0,62 4 2,47 3 1,85

2 Pulau Padang

3 Muara Lembu 16 9,88 1 0,62 4 2,47

4 Logas 1 0,62 10 6,17

5 Sungai Bawang 11 6,79 1 0,62

6 Air Mas 9 5,56

7 Sumber Datar 14 8,64

8 Sungai Keranji 1 0,62 18 11,11

9 Pasir Emas 12 7,41 3 1,85

10 Sungai Sirih 18 11,11 5 3,09

11 Kebun Lado

12 Sungai Kuning 12 7,41 5 3,09

13 Petai Baru 9 5,56 4 2,47

Total 3 1,85 133 82,10 1 0,62 25 15,43

Tabel 4 Lama Proses Produksi UKM

Menurut Kelurahan/Desa di Kec. Singingi Kab. Kuansing Tahun 2007

No Kelurahan /Desa

Lama Proses Produksi

<3 hari 1 mggu 1 bln

P L P L P L

Jml % Jml Jml % Jml Jml % Jml

Hasil Penelitian

Page 37: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal36

Lain pula halnya dengan usaha keluarga. Usaha ini dikelola bersama-sama dengan keluarga secara tradisional. Selain pemilik usaha adalah sebagai

pekerja, anggota keluarga yang tinggal satu atap juga terlibat dalam pekerjaantersebut. Aktivitas produksi, pemasaran, sumber daya manusia dan keuangandikelola secara bersama-sama. Sedangkan Kelompok Usaha Bersama (KUB)

merupakan sebuah wadah yang melibatkan beberapa/banyak orang di dalamusaha itu. Tidak ada satu jenis usaha pun yang tergabung dalam KUB.Padahal KUB lebih mendapat perhatian dari pemerintah. Sayangnya, masih

banyak yang terlibat dalam usaha mikro dan kecil ini belum membentukKUB sebagai wadah memajukan usahanya.

Aspek Produksi

Secara umum kegiatan produksi merupakan kegiatan yang dilakukanuntuk menambah nilai terhadap suatu barang dari bahan baku menjadibahan jadi. Pada aspek produksi ini akan menjelaskan tentang, berapa lama

proses produksi, biaya yang dikeluarkan dalam sekali proses produksi dankeuntungan yang diperoleh dalam sekali proses produksi.

Pada Tabel 4 menunjukkan, bahwa proses produksi yang paling

dominan yaitu di bawah tiga hari sebesar 54,30 persen. Seperti yang telahdisampaikan sebelumnya bahwa jenis usaha yang dominan yaitu kerajinandan makanan sehingga wajar saja lama proses produksi tidak lama. Terlebih

lagi bahan makanan yang mempunyai masa expired.

Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa beberapa pemilik UKMmenggunakan biaya relatif kecil dalam satu kali proses produksi. Pertama,

mereka tidak memiliki modal besar dalam proses produksi. Kedua, belumberani mengambil peluang, tantangan dan resiko terhadap usaha yang

Hasil Penelitian

Page 38: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 37

mereka lakukan. Faktor lain juga menunjukkan bahwa pemilik usaha mikro

dan kecil tidak menghitung nilai faktor-faktor produksi apabila diambildari kebun sendiri, sehingga keuntungan yang diperoleh juga kecil. Hal inidapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3 Status Kepemilikan UKM

Menurut Kelurahan/Desa di Kec. Singingi Kab. Kuansing Tahun 2007

N0

Kelurahan /Desa

Status Kepemilikan

Mandiri Usaha Keluarga KUB

P L P L P L

P % L % P % L % P % L %

Tabel 4 Lama Proses Produksi UKM

Menurut Kelurahan/Desa di Kec. Singingi Kab. Kuansing Tahun 2007

No Keluraharahan /Desa

Lama Pros Proses Prod Produksi

<3 hari<3 hari 1 mggu 1 bln

P L P L L P L

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

1 Pangkalan Indarung 1 0,62 2 1,23 5 3,09

2 Pulau Padang

3 Muara Lembu 1 0,62 7 4,32 11 6,79 2 1,23

4 Logas 9 5,56 1 0,62 1 0,62

5 Sungai Bawang 11 6,79 1 0,62

6 Air Mas 7 4,32 2 1,23

7 Sumber Datar 10 6,17 4 2,47

8 Sungai Keranji 1 0,62 18 11,1 0

9 Pasir Emas 4 2,47 11 6,79

10 Sungai Sirih 10 6,17 13 8,02

11 Kebun Lado 0

12 Sungai Kuning 8 4,94 9 5,56

13 Petai Baru 2 1,23 11 6,79

Total 3 1,85 88 54,3 1 0,62 68 42,00 2 1,23

TTTTTabel 4abel 4abel 4abel 4abel 4Lama PLama PLama PLama PLama Prrrrroses Poses Poses Poses Poses Prrrrroduksi UKModuksi UKModuksi UKModuksi UKModuksi UKM

MMMMMenurenurenurenurenurut Kut Kut Kut Kut Kelurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Desa di Kesa di Kesa di Kesa di Kesa di Kec. Sec. Sec. Sec. Sec. Singingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kab. K. K. K. K. Kuansing uansing uansing uansing uansing TTTTTahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007

Hasil Penelitian

Page 39: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal38

TTTTTabel 5abel 5abel 5abel 5abel 5KKKKKeuntungan per Peuntungan per Peuntungan per Peuntungan per Peuntungan per Prrrrroduksi UKModuksi UKModuksi UKModuksi UKModuksi UKM

MMMMMenurenurenurenurenurut Kut Kut Kut Kut Kelurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Desa di Kesa di Kesa di Kesa di Kesa di Kec. Sec. Sec. Sec. Sec. Singingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kab. K. K. K. K. Kuansing uansing uansing uansing uansing TTTTTahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007

Aspek Tenaga Kerja

Ada beberapa hal yang dilihat untuk jenis tenaga kerja, yaitu tenagakerja keluarga dan tenaga kerja bukan keluarga. Selanjutnya juga akan

ditampilkan tenaga kerja dengan status tetap, tidak tetap dan part time.Semakin besar usaha tersebut, semakin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan,semakin besar pula kemungkinan untuk melibatkan orang lain dalam

kegiatan usaha tersebut.Pada tabel dibawah ini, tampak UKM yang melibatkan tenaga kerja

ataupun tidak melibatkan tenaga kerja.

Tabel 5

Keuntungan per Produksi UKM Menurut Kelurahan/Desa di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuansing Tahun 2007

Keuntungan dalam 1x produksi

No Kelurahan /Desa <100.000 100.000 - 499.000 500.000-999.000 ≥1.000.000

P L P L P L P L

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

1 Pangkalan Indarung 4 2,47 1 0,62 2 1,23 1 0,62

2 Pulau Padang 0,00

3 Muara Lembu 4 2,47 10 6,17 1 0,62 5 3,09 1 0,62

4 Logas 0,00 9 5,56 1 0,62 1 0,62

5 Sungai Bawang 3 1,85 9 5,56

6 Air Mas 3 1,85 6 3,70

7 Sumber Datar 10 6,17 4 2,47

8 Sungai Keranji 14 8,64 4 2,47 1 0,62

9 Pasir Emas 5 3,09 10 6,17

10 Sungai Sirih 0,00 23 14,20

11 Kebun Lado 0,00 0,00

12 Sungai Kuning 2 1,23 14 8,64 1 0,62

13 Petai Baru 3 1,85 10 6,17

Total 44 27,16 103 63,58 3 1,85 9 5,56 1 0,62 2 1,23

Tabel 6 Penggunaan Tenaga Kerja UKM

Menurut Kelurahan/Desa di Kec. Singingi Kab. Kuansing tahun 2007

No Kelurahan /Desa

Penggunaan Tenaga Kerja

L+P

Ya Tidak

P L P L

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml

Hasil Penelitian

Page 40: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 39

TTTTTabel 6abel 6abel 6abel 6abel 6PPPPPenggunaan enggunaan enggunaan enggunaan enggunaan TTTTTenaga Kenaga Kenaga Kenaga Kenaga Kerja UKMerja UKMerja UKMerja UKMerja UKM

MMMMMenurenurenurenurenurut Kut Kut Kut Kut Kelurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Desa di Kesa di Kesa di Kesa di Kesa di Kec. Sec. Sec. Sec. Sec. Singingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kab. K. K. K. K. Kuansing uansing uansing uansing uansing TTTTTahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007

Mengamati data di atas, penggunaan tenaga kerja pada UKM cukup

besar Namun tenaga kerja ini banyak berasal dari keluarga mereka sendiri.Hal ini terjadi, karena tenaga kerja keluarga mau tidak mau harus membantuorang tua, suami, istri (pemilik usaha mikro) agar pekerjaan produksi tersebut

dapat diselesaikan tepat waktu.Melibatkan tenaga kerja keluarga ataupun kerabat dekat dengan

skill seadanya mengakibatkan output yang dihasilkan kurang berinovasi.

Apalagi keahlian tersebut diberikan secara turun temurun. Tenaga kerja

Tabel 5

Keuntungan per Produksi UKM Menurut Kelurahan/Desa di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuansing Tahun 2007

Keuntungan dalam 1x produksi

No Kelurahan /Desa <100.000 100.000 - 499.000 500.000-999.000 ≥1.000.000

P L P L P L P L

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

Tabel 6 Penggunaan Tenaga Kerja UKM

Menurut Kelurahan/Desa di Kec. Singingi Kab. Kuansing tahun 2007

No Kelurahan /Desa

Penggunaan Tenaga Kerja

L+P

Ya Tidak

P L P L

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml

1 Pangkalan Indarung 1 0,62 7 4,32 8

2 Pulau Padang

3 Muara Lembu 1 0,62 16 9,88 4 2,47 21

4 Logas 1 0,62 10 6,17 0 11

5 Sungai Bawang 7 4,32 5 3,09 12

6 Air Mas 7 4,32 2 1,23 9

7 Sumber Datar 11 6,79 3 1,85 14

8 Sungai Keranji 1 0,62 17 10,5 1 0,62 19

9 Pasir Emas 13 8,02 2 1,23 15

10 Sungai Sirih 23 14,2 23

11 Kebun Lado 0

12 Sungai Kuning 17 10,5 17

13 Petai Baru 13 8,02 13

Total 4 2,47 141 87,04 17 10,5 162

Hasil Penelitian

Page 41: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal40

tidak pernah mendapatkan pelatihan khusus untuk membuat produk lebihbaik, menarik, bersaing dan mempunyai daya jual tinggi.

Aspek Permodalan

Modal merupakan salah satu indikator yang terpenting dalam

membuka suatu usaha. Modal awal usaha dapat berupa modal sendiri, modalyang diperoleh pihak bank, dan modal dari pihak lain, seperti pemerintahdan lain-lain. Jumlah modal yang dibutuhkan dalam melakukan usaha

tergantung dari besar atau kecilnya usaha. Semakin besar suatu usaha, makasemakin besar pula modal yang dibutuhkan. Hasil wawancara menunjukkanbahwa sebagian besar modal awal usaha berasal dari modal sendiri dan jarang

melakukan penambahan modalDengan tidak ada penambahan modal, usaha tersebut dikategorikan

tidak berkembang karena masih menggunakan peralatan seadanya. Hal ini

mengakibatkan usaha sulit berkembang dan tidak menciptakan permintaan.Apabila ada penambahan modal, maka akan menciptakan kreativitas, inovasiataupun perubahan-perubahan dalam usahanya. Sebagian kecil ada juga

melakukan penambahan modal usaha memperolehnya dari kerabat dekat,saudara bahkan rentenir yang mengambil keuntungan sangat besar daripemilik UKM sehingga sering mengakibatkan kerugian pula bagi UKM.

Aspek Pemasaran

Untuk menggambarkan bagaimana kegiatan pemasaran yang

dilakukan oleh perempuan pemilik UKM tersebut, dapat dilihat daribeberapa hal yaitu, cara pemasaran yang dilakukan, daerah pemasaran,kegiatan promosi yang dilakukan, bagi hasil kepada pihak penjual perantara,

dan pemberian kemudahan kepada langganan.

Hasil Penelitian

Page 42: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 41

Pemasaran mencakup kegiatan yang dapat berguna dalammenciptakan, mengembangkan, mendistribusikan produk yang dihasilkansesuai dengan permintaan calon pembeli. Pemasaran juga merupakan suatu

kegiatan menyalurkan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kekonsumen sehingga manfaat dari barang tersebut dapat dirasakan olehkonsumen. Semakin luas daerah pemasarannya berarti semakin banyak

konsumen yang dapat dilayani.

TTTTTabel 7abel 7abel 7abel 7abel 7Cara PCara PCara PCara PCara Pemasaran Pemasaran Pemasaran Pemasaran Pemasaran Prrrrrodukodukodukodukoduk

MMMMMenurenurenurenurenurut Kut Kut Kut Kut Kelurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Desa di Kesa di Kesa di Kesa di Kesa di Kec. Sec. Sec. Sec. Sec. Singingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kab. K. K. K. K. Kuansing uansing uansing uansing uansing TTTTTahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007

Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar usaha mikro dan kecil

melakukan pemasarannya dengan langsung menjualnya ke konsumen. Halini dilakukan karena pelaku usaha tidak perlu mengeluarkan biaya lebihbesar untuk menjual produknya. Mereka beranggapan bila menjual melalui

Tabel 7 Cara Pemasaran produk

Menurut Kelurahan/Desa di Kec. Singingi Kab. Kuansing Tahun 2007

No Kelurahan /Desa

Cara Pemasaran Produk

Langsung Kng Ke Membuka Melalui

Konsumen Warung/toko Distributor

P L P L P L

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

1 Pangkalan Indarung 1 0,51 7 3,54

2 Pulau Padang

3 Muara Lembu 1 0,51 17 8,59 1 0,51 4 2,02

4 Logas 1 0,51 11 5,56 1 0,51

5 Sungai Bawang 12 6,06 2 1,01 1 0,51

6 Air Mas 9 4,55 2 1,01

7 Sumber Datar 14 7,07 5 2,53

8 Sungai Keranji 1 0,51 18 9,09 1 0,51 12 6,06

9 Pasir Emas 15 7,58

10 Sungai Sirih 21 10,61 1 0,51 4 2,02

11 Kebun Lado

12 Sungai Kuning 17 8,59 5 2,53

13 Petai Baru 13 6,57 1 0,51 1 0,51

Total 4 2,02 154 77,78 1 0,51 4 2,02 35 17,68

Tabel 8 Wilayah Pemasaran UKM

Menurut Kelurahan/Desa di Kec. Singingi Kab. Kuansing Tahun 2007

No Kelurahan /Desa

Wilayah Pemasaran

Daerah Setempat Kecamatan Kabupaten Provinsi

P P P

Hasil Penelitian

Page 43: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal42

warung/toko tentu keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibandingkanmenjual produk langsung ke konsumen. Pemasaran melalui distributor

cukup banyak juga menjadi pilihan pemasaran produk-produk mereka.Melalui distributor, produk lebih cepat sampai ke konsumen dan jangkauanpemasaran lebih jauh. Produk-produk yang dijual melalui distributor

sebagian besar industri makanan yang tahan lama seperti kripik.

TTTTTabel 8abel 8abel 8abel 8abel 8WWWWWilayah Pilayah Pilayah Pilayah Pilayah Pemasaran UKMemasaran UKMemasaran UKMemasaran UKMemasaran UKM

MMMMMenurenurenurenurenurut Kut Kut Kut Kut Kelurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Delurahan/Desa di Kesa di Kesa di Kesa di Kesa di Kec. Sec. Sec. Sec. Sec. Singingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kabingingi Kab. K. K. K. K. Kuansing uansing uansing uansing uansing TTTTTahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007ahun 2007

Kemudian untuk wilayah pemasaran, sebagian besar pemilik usaha

mikro memasarkan di desa/kelurahan itu sendiri (daerah setempat). Adabeberapa desa/kelurahan yang melakukan pemasaran ke kecamatan lainbahkan kabupaten dan provinsi. Namun wilayah pemasaran tersebut masih

relatif kecil jangkauannya dan belum melakukan promosi. Pemilik UKM

Tabel 7 Cara Pemasaran produk

Menurut Kelurahan/Desa di Kec. Singingi Kab. Kuansing Tahun 2007

No Kelurahan /Desa

Cara Pemasaran Produk

Langsung Ke Membuka Melalui

Konsumen Warung/toko Distributor

P P P

Tabel 8 Wilayah Pemasaran UKM

Menurut Kelurahan/Desa di Kec. Singingi Kab. Kuansing Tahun 2007

No Keluraharahan /Desa

Wilayah Pemasmasaran

Daerah Setempat Kecamatan Kabupaten Provinsi

P L P L P L P L

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

1 Pangkalan Indarung 1 0,62 7 4,32

2 Pulau Padang

3 Muara Lembu 1 0,62 12 7,41 7 4,32 1 0,62

4 Logas 1 0,62 3 1,85 6 3,70 1 0,62

5 Sungai Bawang 8 4,94 4 2,47

6 Air Mas 2 1,23 7 4,32

7 Sumber Datar 11 6,79 0,00 3 1,85

8 Sungai Keranji 1 0,62 14 8,64 4 2,47

9 Pasir Emas 15 9,26

10 Sungai Sirih 23 14,20

11 Kebun Lado

12 Sungai Kuning 14 8,64 1 0,62 1 0,62 1 0,62

13 Petai Baru 13 8,02 0,00

Total 4 2,47 122 75,31 29 17,90 5 3,09 2 1,23

Hasil Penelitian

Page 44: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 43

hanya membuka warung atau menginformasikannya melalui mulut ke mulut(wort of mouth) yang dilakukan oleh pelanggan mereka sendiri.

Pada dasarnya hampir seluruh UKM telah memanfaatkan

kesempatan yang ada seperti penggunaan sumber daya yang ada, pemenuhankebutuhan konsumen bahkan telah berusaha membuat konsumen loyalterhadap produk yang mereka ciptakan. Tetapi mereka belum mendapatkan

kesempatan seperti memperoleh training dari pemerintah ataupun lembaga-lembaga terkait, penambahan modal baik dalam bentuk pinjaman ataupunhibah dan kesempatan-kesempatan lainnya. Seluruh pemilik UKM tetap

ingin mempertahankan usaha tersebut. Artinya usaha tersebut memangbenar-benar dibutuhkan bagi mereka.

Kesimpulan

Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan usaha yang dimilikidikategorikan sebagai usaha mikro dan usaha kecil. Hal ini dilihat dari biayaproduksi, jumlah tenaga kerja yang dipergunakan, sumber modal awal,

besarnya keuntungan yang diperoleh, teknologi yang dipergunakan masihrendah, dan aspek pemasaran yang masih konvensional.

Berikut ini adalah kesimpulan dari penelitian ini:

1. Sebagian besar, UKM banyak dimiliki oleh laki-laki walaupun dalamkenyataannya perempuan sebagai pasangan mereka (pemilik UKM)dan anak terlibat cukup dominan melaksanakan aktivitas usaha tersebut

dengan jenis industri yang banyak dipilih yaitu industri kerajinan.2. Status kepemilikan usaha bersifat usaha mandiri dan tidak berbadan

hukum.

Hasil Penelitian

Page 45: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal44

3. Sebagian besar pemilik UKM melakukan kegiatan pemasarannya secaralangsung kepada konsumen. Sehingga maka cakupan daerah pemasaran

terbatas di dalam wilayah kecamatan.4. Sumber modal dari jenis usaha di seluruh kecamatan berasal dari modal

sendiri.

5. Prospek pengembangan usaha terlihat ada, apalagi pemilik sangattermotivasi mempertahankan usaha mereka.

RRRRRekomendasiekomendasiekomendasiekomendasiekomendasi

Upaya untuk pengembangan usaha mikro dan kecil di 13 kelurahan/desa Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi yang kamirekomendasikan adalah:

1. Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antaralain dengan mengusahakan ketentraman dan keamanan serta berusahamempermudah prosedur perijinan usaha agar lebih terlindungi.

2. Memberikan bantuan modal dengan memberikan suntikan dana berupapinjaman kredit lunak dengan persyaratan yang tidak memberatkan.

3. Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu antara UKM.

UKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnislainnya, baik dari dalam maupun dari luar negeri.

4. Pemilik UKM perlu mendapatkan pelatihan dan peningkatan mutu

pelatihan manajemen, entrepreneurship, administrasi sertaketerampilannya dalam pengembangan usaha. Di samping itu jugaperlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan..

5. Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalammengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya

Hasil Penelitian

Page 46: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 45

penumbuhkembangan UKM dan juga berfungsi mencari solusi dalamrangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yangdihadapi oleh UKM.

6. Perlu adanya kerja sama antara koordinasi yang serasi antara pemerintahdengan dunia usaha (UKM) untuk menginventarisir berbagai isu – isumutakhir yang terkait dengan perkembangan usaha.

Daftar Pustaka

Ahmed, Momtaz uddin, 2001, “ The Small and Medium Enterprises inBangladesh: An Overview The Current Status”, CPD/UPL Published

Bambang Ismawan, 2002, Pembiayaan Agribisnis, Jurnal Ekonomi Rakyat,http://ekonomirakyat.org/edisi_1/artikel_7.htm, diakses hari Rabu,12 Mei 2010

Beck, Thornsten, 2004, “SMEs, Growth, and Poverty : Do Pro-SMEsPolicies Work? “, World Bank Group Private Sector DevelopmentVice Presidency

Hafsah, Mohammad Jafar. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Kecil danMenengah (UKM). Infokop Nomor 25 Tahun XX.

Jayadinata, Johara T, (1992). Tata Guna Tanah dalam Perencanaan Pedesaan

Perkotaan dan Wilayah, Penerbit ITB, Bandung.

Kantor Camat, Kecamatan Singingi Tahun 2007

Kuncoro, M., 2002, Analisis Spasial dan Regional: Studi Aglomerasi danKluster Industri Indonesia. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Keberagaman Usaha Kecil dan Menengah, 2008, Usaha Kecil danMenengah, http://infoukm.wordpress.com/2008/08/11/keragaman-defenisi-ukm-di-indonesia/, diakses hari Rabu, 12 Mei 2010

Hasil Penelitian

Page 47: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal46

Maman Setiawan, Paper/Makalah Seminar Internasional SimposiumKebudayaan Indonesia-Malaysia ke-x (skim x), 2007

Penelitian AKATIGA, 2007, Program Pengembangan Usaha Kecil, JurnalAnalisis Sosial, Vol 12 No.1 Maret 2007

Statistik Usaha Kecil, Menengah, dan Besar periode 1997-2005,Departemen Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Soenarno. 2003. Strategi Pengembangan Usaha Mikro dalam UpayaMeningkatkan Kualitas Usaha Berbasis Keluarga. Seminar/Sarasehan Bisnis Hari Keluarga Nasional X, Lumajang.

UNDP Indonesia, 2001, http://undp.or.id/pubs/ihdr2001/ringkasan_eksekutif.asp, diakses hari Rabu, 12 Mei 2010

Hasil Penelitian

Page 48: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 47

PEMETAAN PEREMPUAN DI SEKTOR INDUSTRISE – PROVINSI RIAU

Lapeti Sari dan Rahmita B Ningsih1

Pendahuluan

Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kayaakan sumberdaya alam, baik itu sumberdaya energi maupun sumber alam

yang berkaitan dengan hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan. Dalamkaitannya tersebut, Provinsi Riau juga merupakan daerah yang penuh denganindustri baik dalam skala besar maupun industri kecil. Saat ini, sektor industri

merupakan sektor utama kedua setelah pertambangan dan penggalian dalamperekonomian di Riau.

Keberadaan industri di Provinsi Riau setiap tahun mengalami

peningkatan. Pada tahun 2005, jumlah perusahaan industri besar sebanyak163 buah yang tersebar di beberapa daerah kabupaten/kota yang ada diProvinsi Riau. Berdasarkan kepada kelompok industri, jumlah perusahaan

terbesar itu berada pada kelompok industri makanan, minuman dantembakau yaitu sebesar 81,37 persen. Keberadaan industri tersebutmemberikan dampak kepada keterlibatan perempuan dalam lapangan

pekerjaan diluar sektor pertanian khususnya pada negara-negaraberkembang.

1 Lapeti Sari, SE,M.Si dan Rahmita B Ningsih, SE, M.Hum, Dosen Fakultas EkonomiUniversitas Riau

Hasil Penelitian

Page 49: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal48

Pada tahun 1970-an, lapangan kerja yang paling dominan di negara-negara berkembang adalah sektor pertanian. Jumlah pekerja laki-laki dan

perempuan di sektor itu cukup berimbang. Dua puluh tahun kemudianperempuan yang bekerja disektor pertanian berkurang drastis. Tingkatpendidikan kaum perempuan pedesaan dan tidak terserapnya tenaga kerja

terdidik di pedesaan adalah dua faktor sosiologis yang menyumbangpenurunan mencolok jumlah pekerja perempuan di sektor pertanian. Faktorlainnya adalah luas lahan pertanian yang semakin sempit karena telah

dialihfungsikan atau dibagi-bagi untuk anak keturunan. Sektor lain diluarpertanian justru berkembang pesat, misalnya sektor industri.

Hal ini semakin terlihat jelas pada tahun 1990-an, dimana

keterlibatan kaum perempuan dalam pasar tenaga kerja non pertanianmeningkat cukup signifikan. Penyerapan tenaga kerja di sektor jasa danindustri rumah tangga yang didominasi kaum perempuan semakin

meningkat. Fenomena itu kerap disebut “ feminisasi “ sektor kerja yangpada tahun 1970-an, didominasi oleh laki-laki. Sementara peningkatanjumlah laki-laki dan perempuan yang bekerja di sektor industri relatif

berimbang.Selain feminisasi sektor jasa dan industri rumah tangga, hal lain

yang cukup mencolok adalah pergeseran atau lebih tepatnya perubahan

karakter pekerja di sektor pertanian. Pada tahun 1970-an, ketika lapangankerja disektor pertanian tampil dominan, kebanyakan pekerja di sektor iniadalah anggota keluarga yang mengerjakan unit-unit produksi pertanian,

artinya, mereka adalah pekerja yang tidak mendapat upah berupa uangkarena sebagian besar unit produksi tersebut untuk memenuhi kebutuhanhidup keluarga.

Hasil Penelitian

Page 50: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 49

Krisis moneter yang mendera Indonesia tahun 1997 secara sosiologismemberikan tekanan tersendiri bagi masyarakat pedesaan yang terus

menerus mencoba keluar dari sektor pertanian yang dianggap semakin tidakmenguntungkan, baik dari segi sosial ekonomi maupun budaya. Perlahantapi pasti kaum perempuan yang mempunyai pendidikan cukup baik

(tingkat SLTP atau SLTA) meninggalkan desanya menuju perkotaansehingga status mereka mengalami perubahan cukup drastis dari hanyapenggarap tanah, buruh tani, menjadi pekerja di kawasan perindustrian di

sekitar wilayah perkotaan.Keluarnya perempuan dari tempat asal mereka masing-masing untuk

menjadi pekerja industri di perkotaan harus dikaitkan dengan semakin

merosotnya daya dukung lahan pertanian dipedesaan dan ketertarikandengan gaya hidup lebih modern di perkotaan. Untuk Propinsi Riau,semenjak era otonomi dan tumbuhnya industri-industri di perkotaan

nampaknya juga menjadi daya tarik bagi perempuan untuk meninggalkankampungnya menuju perkotaan dan masuk dalam sektor industri.

Fenomena perempuan bekerja sebenarnya bukanlah barang baru

ditengah masyarakat kita. Sejak zaman purba ketika manusia masih mencaripenghidupan dengan cara berburu dan meramu, seorang istri sesungguhnyasudah bekerja. Sementara suaminya pergi berburu, di rumah ia bekerja

menyiapkan makanan dan mengelola hasil buruan untuk ditukarkan denganbahan lain yang dapat dikonsumsi keluarga. Karena sistem perekonomianyang berlaku pada masyarakat purba adalah sistem barter, maka pekerjaan

perempuan meski sepertinya masih berkutat di sektor domestik, namunsebenarnya mengandung nilai ekonomi yang sangat tinggi.

Hasil Penelitian

Page 51: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal50

Kemudian, ketika masyarakat berkembang menjadi masyarakatagraris hingga kemudian industri, keterlibatan perempuan pun sangat besar.

Bahkan dalam masyarakat berladang berbagai suku di dunia, yang banyakmenjaga ternak dan mengolah ladang dengan baik itu adalah perempuanbukan laki-laki. Hal ini jelas menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan

memang bukan baru-baru ini saja tetapi sudah sejak zaman dulu.Terlepas dari persoalan sektor yang digeluti perempuan, keterlibatan

perempuan disektor manapun selalu nampak dicirikan “ skala bawah” dari

pekerjaan perempuan. Perempuan di sektor pertanian pedesaan, mayoritasberada ditingkat buruh tani. Sementara perempuan di sektor industriperkotaan terutama terlibat sebagai buruh di industri tekstil, garmen, sepatu

dan elektronik. Masalah umum yang dihadapi perempuan di sektor publikadalah kecendrungan perempuan terpinggirkan pada jenis-jenis pekerjaanyang berupah rendah, kondisi kerja buruk dan tidak memiliki keamanan

kerja. Hal ini berlaku khususnya bagi perempuan berpendidikan menengahke bawah misalnya sebagai buruh pabrik di perkotaan atau buruh tani dipedesaan.

Kecendrungan perempuan terpinggirkan pada pekerjaan marginaltersebut semata-mata bukan hanya faktor pendidikan, tetapi dikalanganpara pengusaha sendiri terdapat upaya untuk mempekerjakan perempuan

pada sektor tertentu dan jenis pekerjaan tertentu karena upah perempuanlebih rendah daripada laki-laki.

IIIIIdentifikasi Mdentifikasi Mdentifikasi Mdentifikasi Mdentifikasi Masalahasalahasalahasalahasalah

Meskipun secara kuantitatif data yang berkaitan dengan jumlahindustri di Provinsi Riau diketahui jumlahnya dan dapat dikelompokkan

Hasil Penelitian

Page 52: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 51

dalam industri besar, menengah dan kecil, namun data secara rinci mengenaijumlah perempuan yang bekerja pada masing-masing industri belum

teridentifikasi dengan rinci.Sementara untuk melihat keterlibatan perempuan dalam sektor

industri tentu diperlukan data yang berkenaan dengan identitas mereka

seperti tingkat pendidikan, suku, jumlah tanggungan, lama kerja dansebagainya. Hal ini perlu dilakukan untuk mengidentifikasi apa-apa yangmenjadi permasalahan buruh perempuan di sektor industri. Minimnya

informasi mengenai data perempuan di sektor industri tersebut, menjadimasalah karena beberapa persoalan dan kebutuhan yang diperlukan olehburuh perempuan atau laki-laki adalah tidak sama. Oleh sebab itu perlu

dilakukan pendataan dan analisis terhadap perempuan di sektor industritersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di seluruh kabupaten/kota se provinsi Riauyang mempunyai industri baik industri makanan dan minuman, industrikayu dan barang-barang dari kayu, industri karet dan barang-barang dari

karet serta industri alat angkut dan industri lainnya yang mempekerjakanburuh atau tenaga kerja perempuan.Tujuan penelitian ini adalah untukmendapatkan gambaran mengenai kondisi dan profil perempuan di sektor

industri sekaligus dapat memberikan informasi kepada pemerintah danstakeholder yang berkepentingan sehingga dapat dijadikan dasar dalampengambilan kebijakan selanjutnya berkenaan dengan kondisi buruh atau

tenaga kerja perempuan di sektor industri

Hasil Penelitian

Page 53: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal52

Gambaran Umum Industri di Provinsi Riau

Dalam perekonomian di Provinsi Riau, sektor industri saat inimerupakan sektor utama kedua setelah sektor pertambangan dan penggalian,

Pada tahun 2005, jumlah perusahaan industri besar dan sedang di ProvinsiRiau sebanyak 163 perusahaan dan menyerap tenaga kerja sebanyak 62.484orang dengan pengeluaran untuk pekerja sebesar 1.037,73 milyar rupiah.

Berdasarkan data tahun 2005 terdapat sebanyak 162 industripengolahan yang ada di Provinsi Riau yang tersebar di 11 kabupaten/kota.Jumlah perusahaan yang terbanyak adalah pada kelompok industri makanan

dan minuman sebanyak 106 perusahaan, kelompok industri kayu, barang-barang dari kayu sebanyak 22 perusahaan, kelompok industri karet danbarang-barang dari karet dan barang plastik sebanyak 11 perusahaan,

kelompok industri alat angkutan sebanyak 8 perusahaan dan lain-lainnyaada sebanyak 15 industri yang terdiri dari industri kertas, industri penerbitan,industri kimia dan industri furnitur.

Tabel 1:Jumlah Industri Pengolahan Berdasarkan Kelompok Industri

dan Kabupaten/Kota, Tahun 2005

Sumber: BPS Provinsi Riau, 2005

No. Kabupaten/ Kota

Kelompok Industri Jumlah15 20 21 22 23 24 25 35 36

1. Kuansing 8 - - - - - 1 - - 92. Inhu 7 2 - - - - 3 1 - 133. Inhil 8 4 - - - - - - - 124. Pelelawan 11 - 2 - - - 1 - - 145. Siak 5 6 1 - - 1 - - - 136. Kampar 16 - - - - - 1 - 1 187. Rohul 11 - - - - - - - - 118. Bengkalis 3 4 - - - - 1 - - 89. Rohil 25 1 - - - - - 7 - 3310. Pekanbaru 4 4 - 5 - - 4 - 4 2111. Dumai 8 1 - - 1 - - - - 10 Jumlah 106 22 3 5 1 1 11 8 5 162

Hasil Penelitian

Page 54: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 53

Klasifikasi Industri

Industri dapat digolongkan berdasarkan sudut tinjauan atau beberapapendekatan. Di Indonesia industri digolongkan antara lain berdasarkan

kelompok komoditas, berdasarkan skala usaha dan berdasarkan hubunganarus produknya. Penggolongan yang paling universal adalah berdasarkan“standar baku Internasional klasifikasi industri (Internasional Standard of

Industrial classification/ISIC). Penggolongan menurut ISIC ini didasarkanatas pendekatan kelompok komoditas yang secara garis besar dibedakanmenjadi 9 golongan. Menurut Badan Pusat Statistik, penggolongan industri

berdasarkan standar baku Internasional Klasifikasi Industri adalahsebagaimana pada tabel berikut :

Tabel 2Pengolongan Industri

Sumber: BPS Provinsi Riau, Tahun 2005

Sedangkan untuk keperluan pengembangan sektor industri serta

berkaitan dengan administrasi Departemen Perindustrian dan Perdagangan,industri di Indonesia digolongkan atas hubungan arus produk menjadi:1. Industri Hulu, yang terdiri dari:

· Industri kimia dasar· Industri mesin, logam dasar dan elektronika

Kode Kelompok Industri15 Industri Makanan, minuman dan tembakau

20 Industri kayu, barang dari kayu, kecuali furniture dan anyaman

21 Industri kertas dan barang-barang dari kertas

22 Penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman

23 Industri batu bara,pengilangan minyak bumi

24 Industri kimia dan barang dari bahan kimia

25 Industri barang dari karet dan plastic

35 Alat angkutan selain kendaraan bermotor roda empat atau lebih

36 Furnitur dan indutri pengolahan

Hasil Penelitian

Page 55: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal54

2. Industri Hilir, yang terdiri dari:· Aneka industri

· Industri kecil

Menurut Luthan (1997), pengklasifikasian industri kedalam empatgolongan, antara lain:1. Industri besar, adalah industri yang menggunakan mesin, tenaga buruh

sebanyak 50 orang ke atas.2. Industri sedang, adalah industri yang menggunakan mesin, tenaga

buruh sebanyak 5 - 49 orang

3. Industri kecil, adalah industri yang menggunakan mesin, tenaga buruhsebanyak 1 – 4 orang.

4. Industri kerajinan rumah tangga, adalah suatu usaha pengubahan atau

pembentukan suatu barang menjadi barang lain yang nilainya lebihtinggi dan menggunakan buruh yang tidak dibayar.

Tenaga Kerja

Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik membedakan skalaindustri menjadi 4 lapisan berdasarkan jumlah tenaga kerja per unit usaha,

yaitu:1. Industri besar, pekerja 100 orang atau lebih2. Industri sedang, pekerja antara 20 – 99 orang

3. Industri kecil, pekerja antara 5 - 19 orang4. Industri/kerejinan rumah tangga, pekerja dibawah 5 orang.

Hasil Penelitian

Page 56: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 55

Dasar kriteria yang digunakan Bank Indonesia adalah berdasarkanbesar kecilnya kekayaan (assets) yang dimiliki. Kalsifikasinya berdasarkan

penetapan pada tahun 1990 adalah:1. Perusahaan besar: adalah perusahaan yang memiliki assets (tidak

termasuk nilai tanah dan bangunan) lebih besar dari Rp. 600 Juta.

2. Perusahaan kecil: adalah perusahaan yang memiliki assets (tidaktermasuk nilai tanah dan bangunan)l kecil dari Rp. 600 Juta.

Hasil dan Pembahasan

Dari hasil penelitian pada 102 industri yang ada di Provinsi Riauyang tersebar di 11 kabupaten/kota diperoleh informasi bahwa sebahagianbesar atau 81,37 persen adalah industri makanan, minuman dan tembakau,

sedangkan yang lainnya adalah industri barang-barang dari karet dan plastik,industri kayu, barang-barang dari kayu kecuali furniture dan anyaman, sertaindustri lainnya, yang jumlah nya tidak banyak.

Perempuan di Sektor Industri

Dari data yang diperoleh melalui perusahaan-perusahaan industri

yang tersebar di kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau diperolehinformasi tentang banyaknya perempuan yang terlibat di sektor industri.Dari 3.060 orang perempuan di sektor industri, sebanyak 57,38 persen

atau 1.756 orang perempuan terlibat di industri makanan, minuman dantembakau; 1.019 orang perempuan atau 33,30 persen terlibat di industrikayu, barang dari kayu kecuali furniture dan anyaman. Sedangkan 9,32

persen atau 285 perempuan tersebar pada berbagai industri lainnya, sepertiindustri penerbit dan percetakan, industri batu bara, industri barang darikaret/plastik dan industri furniture/pengolahan.

Hasil Penelitian

Page 57: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal56

Adapun data yang diperoleh dari 3.060 orang perempuan di sectorindustri, antara lainnya adalah data tentang kelompok umur, jenjang

pendidikan yang ditamatkan, status perkawinan, suku dan juga masa kerja.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

a. Kelompok Umur

Umur merupakan karakteristik penduduk yang sangat penting,karena umur dapat mempengaruhi struktur penduduk, kondisi sosialdan ekonomi. Dari segi ekonomi, umur penduduk akan mempengaruhi

keadaan perekonomian masyarakat karena terkait dengan usia produktif,jika sebagian besar penduduk berada pada usia produktif adakemungkinan perekonomian akan lebih baik.

Gambar 1:Perempuan di Sektor Industri Berdasarkan Kabupaten/Kota

dan Kelompok Umur

Sumber: Data Olahan Pusdatin Puanri, 2008

Hasil Penelitian

Page 58: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 57

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa perempuan di sektorindustri paling banyak berada pada kelompok umur 20 – 29 tahun

yakni sebesar 51,47 persen dan kelompok umur 30 – 39 tahun sebesar35,14 persen. Kelompok ini merupakan kelompok umur yang sangatproduktif dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan kelompok

umur yang paling kecil adalah <20 tahun. Jika diperhatikan untukmasing-masing kabupaten/kota kelompok umur 20 – 39 tahun jugayang paling berperan dalam melaksanakan tugas di bidang manajemen

dan administrasi.

b. Jenjang Pendidikan

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

meningkatkan sumberdaya manusia dan pertumbuhan ekonomi. Alasanyang penting adalah dalam hubungannya dengan kesempatan dalammemperoleh pekerjaan. Walaupun demikian, keberhasilan seseorangdalam menamatkan pendidikan sampai pendidikan tinggi belum tentu

merupakan jaminan untuk mendapatkan pekerjaan, apalagi bilapeningkatan penyediaan lapangan kerja tidak sebanding denganpeningkatan angkatan kerja terdidik, maka akan menyebabkan

terjadinya masalah terhadap penyediaan tenaga kerja yang berlebih darigolongan berpendidikan.

Hasil Penelitian

Page 59: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal58

Gambar 2:Perempuan di Sektor Industri Berdasarkan Kabupaten/Kota

dan Jenjang Pendidikan

Sumber: Data Olahan Pusdatin Puanri, 2008

Dari 3.060 orang perempuan yang terlibat di sektor industri,ternyata 67,19 persen atau sebanyak 2.056 orang perempuan hanya

memiliki pendidikan sekolah lanjutan tingkat atas dan 16,50 persenatau sebanyak 505 orang yang berpendidikan tinggi, yaitu tamatandari diploma dan sarjana. Hanya sebahagian kecil perempuan yang

berpendidikan menengah kebawah.

c. Status Perkawinan

Dalam kehidupan bermasyarakat, kita pastilah membutuhkan

status, yang antara lainnya adalah status perkawinan yang terdiri darikawin, belum/tidak kawin dan janda/duda. Bagi mereka yang telahmenikah/kawin, maka pekerjaan yang dilakukan dan pendapatan yang

diperoleh adalah untuk menambahan pendapatan keluarga, sehinggadapat membantu memenuhi perekonomian keluarganya dalammengatasi kehidupan berumah tangga.

Hasil Penelitian

Page 60: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 59

Gambar 3:Perempuan di Sektor Industri Berdasarkan Kabupaten/Kota

dan Status Perkawinan

Sumber: Data Olahan Pusdatin Puanri, 2008

Dari gambar di atas dapat diketahui, bahwa lebih dari lima puluhpersen perempuan yang terlibat di sektor industri untuk level

manajemen dan administrasi yakni 66,31 persen atau sebanyak 2.029orang perempuan berstatus telah menikah sebanyak 32,16 persen atausebanyak 984 orang perempuan yang belum menikah. Dan hanya

sebahagian kecil saja yang berstatus janda. Banyaknya perempuan yangterlibat di sektor industri atau ikut bekerja, hal ini dimungkinkan karenamereka ingin membantu suami dalam perekonomian keluarga, sehingga

kebutuhan keluarga terpenuhi.

d. Suku

Penduduk Indonesia khususnya penduduk Riau, terdiri dari

berbagai macam suku bangsa, yang antara lainnya adalah melayu,minang, batak, jawa dan lain sebagainya. Provinsi Riau yang terletak

Hasil Penelitian

Page 61: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal60

ditengah Pulau Sumatera, menyebabkan banyaknya penduduk dariprovinsi tentangga yang berdomisili di Provinsi Riau. Sehingga beraneka

ragam suku yang ada di Provinsi Riau.

Gambar 4 :Perempuan di Sektor Industri Berdasarkan Kabupaten/Kota dan Suku

Sumber: Data Olahan Pusdatin Puanri, 2008

Perempuan level manajemen dan administrasi di sektor industriyang paling dominan adalah bersuku Jawa, yakni sebanyak 23,95 persen

dan suku Melayu sebanyak 20,78 persen sedangkan yang paling sedikitadalah suku Minang, yakni sebanyak 17,71 persen. Tapi jika dilihatuntuk masing-masing kabupaten/kota terutama Kabupaten Indragiri

Hilir, yang paling dominan adalah lainnya. Dalam hal ini di KabupatenIndragiri Hilir yang paling banyak adalah suku Banjar dan Bugis.

e. Masa Kerja

Masa kerja akan menunjukkan betah tidaknya seseorang bekerjapada sebuah instansi atau pada sebuah perusahaan. Jika sebuah

Hasil Penelitian

Page 62: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 61

perusahaan mempunyai sistem kerja yang baik dan benar, maka

karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut akan dapat bertahanlama dengan masa kerja yang cukup lama, tapi sebaliknya jika sistemkerjanya tidak baik, maka akan banyak yang keluar masuk di perusahaan

tersebut.Gambar 5:

Perempuan di Sektor Industri Berdasarkan Kabupaten/Kotadan Masa Kerja

Sumber: Data Olahan Pusdatin Puanri, 2008

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa masa kerja

perempuan level manajemen dan administrasi di sektor industri cukupbervariasi persentasenya, dari masing-masing kelompoknya. Kelompokmasa kerja yang paling tinggi adalah masa kerja di bawah 3 tahun,

yakni 28,92 persen, sedangkan yang paling rendah adalah masa kerjaantara 3-6 tahun, yakni sebesar 21,57 persen.

Hasil Penelitian

Page 63: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal62

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yg dilakukan diperoleh gambaran bahwa:keterlibatan perempuan di sektor industri yang paling banyak pada kelompokumur 20 – 29 tahun dengan pendidikan tertinggi SLTA (Sekolah Lanjutan

Tingkat Atas), yang pada umumnya berasal atau kebanyakan bersuku Jawadengan status pada sudah pada menikah

Daftar Pustaka

BPS, 2005. Riau dalam Angka

Fadel Muhammad, 1992. Industrialisasi dan Wiraswasta, MasyarakatIndustri Belah Ketupat, PT. Gramedia, Jakarta

Luthan, Julian, 1997. Beberapa Aspek Ketenagakerjaan Perusahaan Kecildi Indonesia, Manajemen dan Usahawan, Majalah Industri, Jakarta

Sutojo Heru, 1993. Pokok-pokok Kebijakan Pemerintah dalam Pembinaandan Pengembangan Indutri, Bulletin Koperasi, Jakarta

Todaro, Michael P, 1995. Ekonomi untuk Negara Berkembang, SuatuPengantar Tentang Prinsip-Prinsip; Masalah dan KebijaksanaanPembangunan, Penerbit Bumi Aksara dan Long Man, Jakarta

Wiryo Sumanto, 1992. Pengembangan Industri, Departemen Perindustrian,Jakarta

Hasil Penelitian

Page 64: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 63

MEMBANGUN KEWIRAUSAHAAN PEREMPUANMELALUI BERBAGAI SEKTOR INDUSTRI RUMAH TANGGA

Gusti Simbolon1

Menumbuhkan Kewirausahaan

Akhir-akhir ini istilah krisis menjadi kata yang paling banyak muncul

di sekitar kita, baik di media cetak ataupun media elektronik. Sedemikianseringnya diperbincangkan menjadikan kata krisis, hal yang menakutkandan menguras energi. Bagi sebagian orang tidak demikian untuk sekelompok

orang lainnya. Kata krisis tidak bermakna apapun sebab menurut merekasetiap haripun mereka dalam keadaan tidak menentu. Artinya, persepsiseseorang terhadap krisis sangat dipengaruhi oleh variabel daya nalarnya,

wawasan, pengetahuan, pengalaman masa lalu, kompetensi dan ekspektasimasing-masing.

Banyak kalangan memperkirakan dampak krisis finansial yang

melanda Amerika Serikat (AS) akan menjalar ke seluruh dunia, karenaglobalisasi telah menghubungkan simpul-simpul perekonomian antarnegara. Hal yang pasti, krisis itu telah melemahkan daya beli masyarakat

AS, yang selama ini menjadi pasar terbesar dunia dan pada gilirannya dayabeli masyarakat globalpun ikut tertekan. Indikasi dampak krisis ini jugadirasakan oleh Indonesia. Industri kayu olahan dan furniture menderita

1 Ir. Gusti Simbolon Kepala Bidang dan Penyuluhan Dinas Koperasi UMKM Kota Pekanbaru

Topik Utama

Page 65: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal64

penurunan ekspor akibat pembangunan perumahan di AS melesu. Demikianjuga untuk industri tekstil dan produk tekstil.

Dampak krisis berpengaruh kepada industri tekstil dan produk tekstilyang notabene banyak digeluti oleh kaum perempuan. Dampak tersebutterkait dengan menurunnya jumlah produksi dan terjadinya pemutusan

hubungan kerja. Pengangguran dan kemiskinan akibat pemutusan kerjatentunya akan bertambah.

Kemiskinan dan dampaknya yang dialami dan dirasakan oleh

perempuan memerlukan upaya-upaya strategi untuk mengatasinya dengansecara terus menerus melakukan upaya pengentasan kemiskinan danmenciptakan lapangan pekerjaaan baru sehingga angka kemiskinan dapat

dikurangi. Upaya tersebut diantaranya dapat dilakukan melaluipengembangan kewirausahaan dikalangan kaum perempuan, atau dengankata lain bagaimana meningkatkan pendapatan kelompok usaha perempuan

tersebut sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Peningkatanpendapatan ini dilakukan antara lain dengan mengembangkan usahaproduktif yang dilaksanakan oleh kaum perempuan, khususnya yang

berskala mikro dan kecil.Perempuan merupakan aset pembangunan dan sosok yang potensial

untuk pemberdayaan ekonomi. Secara nasional, di sektor ekonomi,

perempuan Indonesia merupakan separuh dari sumber daya manusia (SDM)Indonesia dan memiliki potensi terbesar dalam pengelolaan UMKM

Data Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Usaha

Menengah RI menyebutkan bahwa sekitar 40% unit usaha dikelola olehperempuan. Dalam kegiatan sektor informal, terutama di segmen usahamikro selalu tidak bisa lepas dari kontribusi kaum perempuan. Selain sangat

signifikan jumlahnya, perempuan juga mampu berperan dalam

Topik Utama

Page 66: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 65

menggerakkan ekonomi, yang bermakna dukungan untuk ekonomi keluargayang dirasakan bahwa usaha mikro dan kecil memberi peluang kepada

mereka.Tidak mengherankan jika peningkatan dan pemberdayaan ekonomi

perempuan kini banyak dilakukan dengan berbagai model dan pendekatan.

Kementerian Koperasi & UKM telah merealisasikannya melalui programResponsive Gender, PERKASA (Pemberdayaan Keluarga Sehat dan Sejahtera),KRISTA (Kredit Usaha Rumah Tangga). Kredit yang disalurkan dengan

menggunakan dana APBN ini mendapat respon positif. Masyarakat yangdapat mengakses kredit ini adalah para perempuan wirausaha yang memilikiusaha skala mikro maupun kecil baik perorangan, berkelompok ataupun

anggota koperasi.

Jenis-Jenis Industri Rumah Tangga dan Pengolahan

Kaum perempuan mampu berperan menggerakkan ekonomi melaluiusaha rumah tangga yang tersebar dalam berbagai sektor indutri RumahTangga dalam skala mikro kecil, seperti:

1. Industri Pengawetan dan Pengolahan Ikan

Pengawetan dan pengolahan ikan dimaksudkan untukmemberikan nilai tambah produk secara ekonomis. Pengawetan padaikan dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:

a. Pengawetan suhu rendahb. Pengawetan dengan cara mengurangi kadar air dalam bahanc. Pengawetan dengan menggunakan zat anti septik

d. Pengawetan dengan penghampaan

Topik Utama

Page 67: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal66

Pengolahan ikan dapat berbentuk abon ikan, kerupuk ikan

ataupun tepung ikan, sedangkan produk-produk fermentasi denganmenggunakan kadar garam tinggi menghasilkan kecap ikan, pedabekasang dan terasi. Ikan asin merupakan salah satu produk dari proses

pengawetan ikan. Di Indonesia pembuatan ikan asin menempati urutantertinggi dibandingkan proses pengawetan ikan lainnya. Sebagai sumbergizi, ikan asin merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok yang

ditentukan pemerintah.Sebagai informasi, dengan menggunakan teknologi sederhana

serta biaya murah, produk ikan asap dari Citayem, Bogor bisa merambah

manca negara (Muthia Ginting, Bisnis Indonesia). Ini terjadi karenaproses pengawetan melalui pengasapan mampu bertahan sampai 1 (satu)tahun.

Penduduk manca negara yang sudah merasakan kenikmatanikan asap ini antara lain Jepang, Uzbekistan, Malaysia dan Belanda.Ikan yang bisa diawetkan terdiri dari ikan air tawar seperti Patin, Lele,

Bawal dan Nila. Ikan laut yang juga favorit adalah Tuna, Kakap Merah,Cakalang Susu dan Layur.

Topik Utama

Metode asap awetkan ikan hingga setahun

Page 68: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 67

Kaum perempuandapat berperan dalam

pengembangan usaha ini.Disamping sebagai salah satusumber gizi juga dapat

menekan pengeluaran para IbuRumah Tangga karenaharganya relatif murah. Dalam

pengembangan usaha ini,tenaga kerja untukmengelolanya tidaklah

membutuhkan banyakkaryawan dan prosesnyasederhana sehingga mudah

dilakukan oleh kaum Ibu,mengingat bahan utamapengasapan adalah kayu bakar.

Setelah proses pengasapan laludimasukkan kedalam plastik, sebelum lebih dahulu dilakukan prosespemakuman kemudian dimasukkan kedalam ruang pendinginan. Ikan

asap diyakini mampu mencerdaskan orang yang menkonsumsinya.

2. Industri Garmen

Fashion yang meliputi 4 (empat) aspek yaitu konveksi, taylor,butik dan adibusana sering menjadi pilihan oleh kaum perempuan.

Cepat menangkap peluang akan mengantarkan sukses bagi wirausahatersebut. Industri yang membuat busana laki-laki dan perempuan yangdihiasi bordir menjadi trend masyarakat dan tengah digandrungi.

Topik Utama

Metode asap awetkan ikanhingga setahun

Page 69: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal68

Sejak tahun 2000 ketertarikan masyarakat pada bordir sepertimewabah. Penyuka bordir tidak hanya terbatas pada perempuan, tetapi

juga kalangan pria, baik untuk anak-anak, remaja, dewasa maupunmasyarakat yang sudah berumur. Motifnya yang beraneka ragammenjadikan bordir tidak hanya menjadi monopoli kaum hawa.

Disukainya bordir menyebabkan pasar mengikuti selera konsumen.Untuk bisa terus memajukan usaha, pelaku usaha harus secara

cermat melihat perubahan minat masyarakat. Seperti halnya bordir yang

diminati masyarakat saat ini cendrung berubah dalam dua bulan sekali.Pengerjaan bordir di masa lalu yang membutuhkan waktu lama sertakecermatan yang tinggi untuk menyelesaikan satu pola bordir di atas

busana. Saat ini telah ada mesin yang membantu proses pengerjaanmenjadi lebih cepat. Memang harga satu mesin bordir dengan sistemkomputerisasi relatif cukup mahal, yaitu berkisar diatas Rp. 100 juta

untuk mesin yang memiliki sejumlah jarum pembordir yang bisasekaligus bekerja ketika diinstruksikan program. Dalam satu harinyadengan satu mesin bordir bisa menyelesaikan pola hiasan yang terdapat

Topik Utama

Mesin bordir modern dengan sistem komputerisasi

Page 70: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 69

dalam 180 keping pakaian (Linda, T, Bisnis Indonesia). Disamping itu

kelebihan mesin bisa bertahan sampai puluhan tahun lamanya. Dengandemikian diharapkan hal ini dapat menjadi inspirasi bagi kaumperempuan untuk menekuni industri garmen. Ketekunan dan kegigihan

akan mengantarkan mereka pada kesuksesan.Saat ini kalau mendatangi toko pakaian muslim hampir

seluruhnya dipastikan memiliki bordir. Busana muslim bordir yang

dibuat “konveksi” bisa dijual di pasar dengan harga Rp. 75.000,- s/dRp. 150.000,-. per satuannya. Berbeda dengan baju muslim denganbordir yang dijual di butik-butik. Harga bisa mencapai Rp 500.000,-

perhelai. Mahalnya harga perhelai tersebut tentu saja jumlah yangdiproduksi terbatas dengan bahan yang berkualitas.

3. Industri Makanan Ringan

Salah satu peluang bisnis jenis panganan yang enak di lidahdan dilirik adalah buah Sukun, yang banyak dipasarkan dalam bentuk

Topik Utama

Aneka hasil kerajinan bordir

Page 71: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal70

keripik. Nilai gizi buah Sukun tidak kalah degan bahan pangan lainseperti beras, jagung, ubi kayu dan kentang. Di luar negeri Sukun lebih

dikenal sebagai “roti”, bahkan ketika Ratu Elizabeth II mencicipipenganan dari Sukun, beliau mengatakan bahwa ini adalah roti terlezatyang pernah dicipipinya. Buah Sukun segar juga bisa langsung

dimanfaatkan dengan cara direbus maupun dibakar, atau dimasak sepertikentang. Agar dapat disimpan lebih lama sebagai bahan pangan, buahSukun dapat diolah menjadi gaplek Sukun, tepung Sukun, pati Sukun,

atau tape Sukun. Selain lezat kandungan zat di dalam buahnya, Sukunberguna bagi kesehatan. Secara tradisional masyarakat Indonesiamenggunakan daun Sukun untuk pengobatan penyakit hati, hepatitis,

jantung, ginjal disamping sakit gigi dan gatal-gatal.Dengan adanya bahan-bahan dasar tersebut yang mudah

didapati maka aneka penganan dengan bahan baku buah Sukun dapat

dibuat dan dinikmati setiap saat. Hal ini tentu saja bisa dijadikanpeluang bisnis bagi kaum perempuan.

Sentra pembuat makanan ringan dari bahan Sukun antara lain

terdapat di Malang-Jawa Timur yang didominasi kaum perempuan,tentu saja hal ini bisa juga dipromosikan di Riau umumnya dan

Topik Utama

Berbagai olahan Sukun yang nilai gizinya tidak kalah dengan bahan pangan lainseperti beras, jagung, gandum dan lain-lain

Page 72: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 71

khususnya Pekanbaru supaya masyarakat dan pelaku UMKMperempuan lebih tertarik untuk pengembangan buah Sukun menjadi

berbagai macam panganan.Dalam catatan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah di

Kota Pekanbaru, berbagai makanan khas diproduksi oleh kaum

perempuan seperti Bolu Kemojo (Ibu Hj. Dinawati S.Ag,Ibu Rosmaini), Kue Bangkit (Ibu Hj. Rahimah), Amplang Tenggiri(Ibu Hj. Syarifah Rohana), Keripik Bayam (Ibu Gustimar) dan Pastel

Abon Ikan (Ibu Desnawati). Masih terdapat berbagai produk unggulanlainnya yang dihasilkan oleh Pelaku UMKM perempuan KotaPekanbaru.

4. Industri Kerajinan Kreatif

Perkembangan industri kreatif, banyak dimotori kaum muda,menambah pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja. Kita banyakmemiliki banyak sumberdaya kreatif. Kemampuan kreativitas itu harus

dipupuk dan jangan pudar. Kemampuan itulah yang membuat UMKMIndonesia bangkit dengan cepat saat krisis 1998.

Berawal dari banyaknya bahan baku yang tersedia berasal dari

limbah industri yang menjadi tumpukan sampah telah berhasil memacusemangat wirausaha kaum perempuan untuk berkreasi di berbagai sektorindustri yang mudah dijamah. Seperti potongan benang bordir, kain,

benang dapat diolah menjadi handuk, selimut, keset, karpet, tirai dantaplak meja. Koran dan kalender bekas juga menghasilkan tas, dompetdan sandal yang semuanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Dari

bahan baku eceng gondok, juga dihasilkan guci, vas, lampu, tas besar/kecil, tempat tisu, kotak perhiasan, bingkai foto, kotak ponsel, hiasandinding, tempat pulpen, bunga, meja rias, karpet dan aneka kursi.

Topik Utama

Page 73: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal72

Aneka kerajinan berbasis eceng gondok

Berdasarkan hasil kajian beberapa pakar pada rumah tangga yang

berpendapatan rendah, perempuan memberikan kontribusi lebih darisepertiga atau lebih untuk pendapatan rumah tangga. Karena itu tidakberlebihan jika kini sektor informal banyak disebut memiliki kedudukan

penting sebagai sumber penghidupan bagi sebagian besar masyarakat.Hal ini juga seiring dengan obsesi Rhenald Kasali, seorang PakarManajemen Universitas Indonesia dan juga motivator yang ingin

mengubah cara berpikir masyarakat dari birokrat menjadienterpreneurship.

Secara sederhana kewirausahaan adalah proses kreatifitas dan

inovasi yang memiliki kebebabsan waktu dan finansial dalammenghasilkan nilai tambah bagi produk yang bermanfaat untukmasyarakat dan mendatangkan keuntungan bagi wirausaha. Dari

pengertian sederhana tersebut, jelas bahwa kewirausahaan tidakdiperuntukkan untuk individu berbakat saja, tetapi juga dapat dipelajarioleh siapa saja yang memiliki keinginan. Seorang wirausahawan

memiliki kesempatan 4 (empat) kali lebih besar untuk menjadi milyuner.

Topik Utama

Page 74: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 73

Topik Utama

Fakta membuktikan banyak wirausahawan sukses berawal dari usahakecil juga ikut mentasbihkan kewirausahaan sebagai pilihan tepat bagiindividu yang tertantang menciptakan lapangan pekerjaan, bukan

pencari kerja.Secara nasional, Indonesia membutuhkan lebih banyak

perempuan wirausaha untuk membangun ekonomi Indonesia

memasuki era pasar bebas tahun ini. Lha Kalau pemerintah tidakmembantu usaha mikro kecil yang dikelola oleh kaum perempuan,siapa lagi yang mau peduli karena industri kecil banyak menyerap tenaga

kerja perempuan dan mereka mampu bertahan di tengah krisis ekonomi.Berharap tulisan ini dapat menginspirasi pemberdayaan

perempuan agar dapat berperan lebih signifikan lagi dalam kesejahteraan

keluarga dan secara umum dalam pengentasan kemiskinan, penciptaanlapangan kerja serta menumbuhkembangkan wirausaha yangberkeunggulan.

Daftar Pustaka

Ginting Mulya ; 2009 tantangan UMKM di tengah krisis, bisnis Indonesiaedisi November 2009, Jakarta.

Kementrian KUKM, 2008, UU Republik Indonesia N0 20 tahun 2008tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengha, Jakarta

Rachbini, Didik J; 2009. Kriss Rambah Sektor Riil, www.raderbanten.com

Page 75: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal74

Topik Utama

Page 76: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 75

Topik Utama

MENUJU PEREMPUAN MANDIRI(Kajian Tentang Perempuan di Sektor Industri Rumah Tangga )

Mardhiah Rubani, M.Si

Pendahuluan

Pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga sangat penting bagikelangsungan hidup berkeluarga. Kedudukan perempuan mempengaruhi

peranan yang dapat dilakukannya, sebaliknya kedudukan perempuan dapatdipengaruhi oleh peranannya dalam upaya memperbaiki keadaan rumahtangga. Ketika tekanan ekonomi di depan mata, misalnya adanya kebutuhan

yang tidak dapat tercukupi hanya dari penghasilan suami, sementara tidakada peluang kerja lain yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki, apayang mampu dilakukan perempuan? Industri rumah tangga adalah salah

satu alternatif yang bisa menjawab persoalan perempuan yang harus bekerjatanpa meninggalkan kerja rumah tangga sehari-haru. Industri rumah tanggamerupakan kegiatan ekonomi yang berada di sekitar rumah. Perempuan

bisa menjadi pekerja rumahan untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.Perempuan melalui entrepreneurship bukan saja bisa mandiri, bahkan bisamembantu keluarganya dan masyarakat sekeliling.

Dampak krisis global terasa mengguncang perekonomian dankeuangan masyarakat luas. Puluhan juta keluarga menjadi semakin cemasdan kondisi mengkhawatirkan. Keluarga-keluarga yang baru saja mulai

Page 77: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal76

memasuki posisi lebih baik harus kembali terancam terpuruk, terlebih lagiterhadap keluarga-keluarga lain yang masih lemah perekonomian keuangan

dihadapkan dengan terpaan krisis ekonomi tersebut.Kondisi tersebut dan juga ketergantungan hidup pada pihak laki-

laki yang tidak memadai sebagai pencari nafkah tunggal dalam keluarga,

mendorong kaum perempuan untuk menawarkan dirinya berpartisipasimendapatkan penghasilan tambahan dalam keluarga. Perempuan sebagaitenaga kerja umumnya dianggap bukan sebagai pencari nafkah utama

(secondary workers), walaupun penghasilan yang diperoleh sering sangatmembantu bahkan merupakan penunjang utama ekonomi rumah tangga.

Namun demikian, meningkatnya peran perempuan dalam ekonomi

keluarga jangan sampai berdampak buruk terhadap harmonisnya rumahtangga. Karena beberapa data juga menyebutkan bahwa tingginya tingkatperceraian dan konflik dalam keluarga, dipicu oleh makin mandirinya

perempuan secara ekonomi.Dalam kehidupan rumah tangga, umumnya suami-istri secara

bersama memegang peranan dalam membina kesejahteraan rumah tangga,

baik secara spiritual maupun secara fisik. Usaha membina kesejahteraanrumah tangga mencakup pendidikan anak dan kegiatan dalam organisasimasyarakat. Pendidikan anak dan kegiatan dalam organisasi masyarakat ini

dibedakan dari kegiatan mencari nafkah yang pada dasarnya dimaksudkanuntuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Secara tradisionalkewajiban mencari nafkah dibebankan kepada suami sebagai kepala rumah

tangga, sedangkan penghasilan istri yang bekerja dianggap sebagai penambahpenghasilan rumah tangga.

Tantangan besar bagi kaum ibu, terutama ibu rumah tangga. Ibu

rumah tangga sebagai pengelola manajeman keluarga harus berpikir keras

Topik Utama

Page 78: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 77

Topik Utama

mencari berbagai terobosan demi menyelamatkan kondisi ekonomi keluarga.Mampukah kaum ibu dan perempuan Indonesia menunjukkan

kemandiriannya, dan membuktikan diri mampu mengurangi dampak krisisglobal ini dengan inovasi dan kreativitasnya?

Kedudukan dan Partisipasi Perempuan Memasuki Dunia Kerja

Berbagai kecenderungan perempuan selama beberapa tahun terakhirini, ditandai makin meningkatnya angka partisipasi angkatan kerjaperempuan, yang didominasi oleh mereka yang berusia relatif muda.

Kenaikan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan sebagian disebabkanoleh bertambahnya kemiskinan dan merebaknya pengangguran.

Selama dua dekade terakhir ini diperkirakan jumlah tenaga kerja

perempuan terserap di sektor industri sebagai buruh mengalami kenaikansekitar 4,3% setiap tahunnya. Peningkatan itu terjadi paling-tidak karenadua faktor: Pertama, karena sektor industri, seperti industri konfeksi,

makanan dan minuman, untuk sebagian menuntut ketelitian, ketekunandan sifat-sifat lain yang umumnya merupakan ciri kaum perempuan. Kedua,karena tenaga kerja perempuan dipandang lebih penurut dan murah

sehingga secara ekonomis lebih menguntungkan bagi pengusaha(repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17015/5/Chapter%20I.pdf).

Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pasar kerja bukanlah

terjadi secara kebetulan, karena peranan perempuan dalam pasar tenagakerja secara tradisional sebenarnya cukup besar. Terutama di daerahperdesaan dan khususnya sektor pertanian.

Peningkatan persentase perempuan kerja disebabkan oleh dua faktorutama, yaitu peningkatan dari sisi penawaran dan sisi pemintaan, dari sisi

Page 79: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal78

Topik Utama

penawaran peningkatan tersebut disebabkan antara lain oleh semakinmembaiknya tingkat pendidikan perempuan. Hal tersebut didorong pula

oleh kondisi makin besarnya penerimaan sosial atas perempuan yang bekerjadi luar rumah. Kedua, dari sisi permintaan, perkembangan perekonomian(dari sisi produksi) memerlukan tenaga kerja perempuan, seperti halnya

industri tekstil dan garmen. Sedangkan fenomena lain yang makinmendorong masuknya perempuan ke lapangan kerja adalah karena makintingginya biaya hidup bila hanya ditopang oleh satu penyangga pendapatan

keluarga (one earner household).Nampaknya sebagian besar masyarakat Indonesia sepakat bahwa

peranan perempuan atau perempuan tidak bisa dipisahkan dengan peran

dan kedudukan mereka dalam keluarga. Mengingat di masa lalu, perempuanlebih banyak terkungkung dalam peran sebagai pendamping suami danpengasuh anak. Namun seiring dengan kemajuan ekonomi dan

meningkatnya pendidikan perempuan maka banyak ibu rumah tanggadewasa ini yang tidak hanya berfungsi sebagai manajer rumah tangga, tetapijuga ikut berkarya di luar rumah.

Peran perempuan sebagai sosok sentral dalam kehidupan keluarga,utamanya dalam mengasuh, membesarkan dan mendidik anak-anaknya sulitdigantikan oleh siapapun. Karenanya pandangan bahwa di tangan para ibu

lah masa depan bangsa dipertaruhkan tidaklah berlebihan. Di sisi lain,semakin banyaknya kaum ibu yang berperan ganda, yakni mengurusrumahtangga sekaligus sebagai pencari nafkah keluarga merupakan realitas

lain yang tidak dapat dipungkiri. Banyak alasan yang mendorong merekaterjun sebagai pencari nafkah mulai dari pengisi waktu luang sampai karenamenggantikan peran suami yang terpaksa menganggur akibat PHK.

Page 80: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 79

Topik Utama

Kedudukan dan partisipasi perempuan untuk memasuki dunia kerjaberkaitan dengan keluarga sebagai organisasi mengambil keputusan dan

yang akan mengatur:1) suami perlu penghasilan tambahan di samping pekerjaan pokok;2) keputusan ibu untuk bekerja di luar rumah untuk dapat menambah

pendapatan yang diterima keluarga sehingga kemampuan untukmensekolahkan anak lebih terjamin;

3) keputusan agar anak yang lebih besar untuk bekerja sehingga dapat

membantu keluarga untuk membantu saudara yang lain (Pajaman1985:45).

Sementara itu Loekmono (1985:84) mengungkapkan bahwa motifkerja perempuan dapat diklasifikasikan dalam tiga hal, yaitu:

1) keharusan ekonomi, bagi perempuan yang tidak menikah untukmemenuhi kebutuhan hidup, sementara bagi perempuan yang sudahmenikah untuk meningkatkan ekonomi keluarga;

2) ingin mempunyai dan membina karier. Ini terdapat pada perempuanyang meskipun kondisi ekonomi tidak memerlukan, ia ingin tetapbekerja demi karier. Di antara mereka banyak juga yang ingin

berkeluarga. Ada yang bermotifkan ingin menggunakan keahlian;3) kesadaran bahwa yang tidak perlu bekerja karena alasan ekonomi, masuk

dalam angkatan kerja: di antaranya istri-istri pejabat. Mereka bekerja

sebagai sukarelawan.Jalur kewirausahaan, antara lain, merupakan jalur yang banyak

dipilih kaum ibu untuk mewujudkan peran ekonominya tadi. Sebagian

mereka memulai usahanya karena sekadar coba-coba dan ternyata suksesdalam usahanya. Namun, tidak sedikit pula yang merasakan bahwa usahanyatidak berkembang secara optimal akibat berbagai kendala yang sulit mereka

atasi.

Page 81: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal80

Topik Utama

Peran perempuan wirausaha dalam percaturan bisnis tidak bisadianggap enteng. Mereka pun mampu memberikan kontribusi terhadapperekonomian bangsa terutama dalam peningkatan ekonomi keluarga,

penciptaan lapangan kerja maupun sebagai pembayar pajak. Kenyataannyamakin banyak perempuan memasuki dunia kerja dan bisnis. Dan disaatperekonomian sedang sakit, perempuan ternyata lebih mampu bertahan

dan punya peluang lebih luas. Banyak perempuan lebih tanggap berbuatketika pendapatan dari suaminya terganggu akibat PHK (pemutusanhubungan kerja).

Penting sekali kaum perempuan serius dalam menekuni danmengembangkan dunia entrepreneurship sebagai upaya mewujudkankemandiriannya. Melalui usaha yang ditekuni dan dikelolanya baik secara

individu maupun kelompok, sehingga tujuan kemandirian itu bisa tercapai,dapat membantu keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kaum perempuanjangan terlalu menggantungkan pada apa yang selalu didapatkan suami.

Dengan kemandirian perempuan itu, dia lebih leluasa untuk mengatur secarakeuangannya itu untuk kebutuhan anak-anaknya, dan sebagainya. Tetapidari itu semua, yang paling penting sekali dengan adanya perempuan banyak

melakukan kewirausahaan, lama-lama dia mau tidak mau, suka tidak sukaakan jadi mandiri. Kalau perempuan berwirausaha itu dilakukan ataskeinginan sendiri, dan bukan diminta oleh orang lain, berarti dia ingin

mewujudkan impiannya itu. Dalam mewujudkan impiannya itu, diamencari akal, sehingga impiannya itu tercapai. Di situlah lama-lamakemandirian itu muncul, tumbuh dan berkembang, akhirnya menjadi lebih

percaya diri karena telah mempunyai kemampuan membangunkemandiriannya, sudah bisa mewujudkan impiannya.

Page 82: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 81

Topik Utama

Tumbuhnya spirit kewirausahaan tersebut merupakan refleksi darisemangat kreatif kaum perempuan untuk terlibat dalam kepemilikan bisnis

jangka panjang, penciptaan kesempatan kerja dan perbaikan ekonomikeluarga. Hal ini juga merupakan bukti bahwa mereka memiliki komitmendan integritas untuk peduli pada pemberdayaan ekonomi, pengembangan

kewirausahaan dan inovasi tanpa melupakan lingkungan sosialnya.Dalam GBHN Tahun 1983 dinyatakan ada kesempatan hak dan

kewajiban yang sama bagi laki-laki dan perempuan untuk berprestasi dalam

segala kegiatan pembangunan. Pada Undang-undang Pasal 1 No. 13 tahun2003 tentang “tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukanpekerjaan guna menghasilkan jasa atau barang baik untuk memenuhi

kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat” (Dalam Undang-undangNo. 13 Tahun 2003).

Kemudian pasal 2 mengatakan “Dalam menjalankan undang-

undang ini serta peraturan-peraturan pelaksanaannya tidak boleh diadakandiskriminasi”. Asas non diskriminasi ini penting bagi kita sebab dengandemikian dalam menjalankan undang-undang tersebut beserta peraturan-

peraturan pelaksanaannya juga tidak boleh diadakan diskriminasi antaratanaga kerja laki-laki dan perempuan (Harmoko, 1984: 369). Hal ini telahmemberikan dan mendorong peningkatan jumlah tenaga kerja perempuan

dalam angkatan kerja.Di dalam industri, faktor tenaga kerja, modal dan keahlian sangat

mendukung proses pengembangan dan kemajuan. Pada tingkat masyarakat

yang lebih rendah, motif untuk bekerja antara lain: kebiasaan bekerjasebelumnya yaitu adanya keinginan untuk mendapatkan kesejahteraan hidupdan kebutuhan ekonomi keluarga. Keterlibatan perempuan dalam lapangan

pekerjaan sendiri ini, perempuan tersebut memperoleh dua keuntungan

Page 83: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal82

Topik Utama

sekaligus, yaitu mendapatkan penghasilan tambahan dan pengalaman kerjayang dapat membantu suaminya meningkatkan perekonomian keluarga.

Selain itu masih banyak keuntungan yang dapat diperoleh seorang pekerjaperempuan dalam industri rumah tangga.

Industri rumah tangga adalah salah satu alternatif yang bisa

menjawab persoalan perempuan yang harus bekerja tanpa meninggalkankerja rumah tangga sehari-hari. Industri rumah tangga merupakan kegiatanekonomi yang berada di sekitar rumah. Perempuan bisa menjadi pekerja

rumahan untuk diri sendiri maupun untuk orang lain (Abdullah, 2003:223).

Peranan Tenaga Kerja Perempuan

Dalam ketetapan MPR No. IV/ MPR tahun 1999 tentang GBHNmengenai kedudukan dan peranan perempuan adalah sebagai berikut.1) Meningkatkan peranan dan kedudukan perempuan dalam kehidupan

berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional yang diemban olehlembaga yang mampu memperjuangkan terwujudnya kesetaraan dankeadilan gender.

2) Meningkatkan kualitas dan peranan kemandirian organisasi perempuanyang tetap mempertahankan nilai kesatuan dan persatuan serta nilaihistoris perjuangan kaum perempuan, dalam rangka melanjutkan usaha

pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat.(Direktorat Jendral MPR RI 1999:74).

Hampir seperlima perempuan di berbagai negara berkembang

bekerja sebagai buruh di sektor industri, sedangkan perempuan yangmempunyai usaha sendiri dan membantu keluarga mencapai sepertigasampai setengah dari semua tenaga kerja dalam industri. Dikatakan pula

Page 84: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 83

Topik Utama

banyaknya perempuan yang bekerja sebagai buruh di sektor industri adalahkarena berkembangnya industri itu sendiri (Hamalik, 2000:285).

Dengan semakin meningkatnya industrialisasi tidak sedikit

perempuan yang memasuki pasar tenaga kerja, mereka memasuki duniakerja dalam masyarakat secara tidak langsung menyangkut kedudukanperempuan dari yang semula hanya sebagai ibu rumah tangga yang kurang

diperhitungkan sebagai pencari nafkah keluarga, dengan bekerja diharapkanmampu untuk mengangkat kedudukan mereka dalam masyarakat.Kesejahteraan akan meningkat seiring dengan adanya kenaikan pendapatan

keluarga.Faktor ekonomi juga menjadi salah satu faktor yang cukup penting

yang dapat menjadikan seorang wanita mencari pekerjaan di luar rumah

(di industri rumah tangga). Tanpa keterlibatan wanita berperan dalammencukupi atau menambah penghasilan bagi keluarganya dengan bekerjadi sektor industri atau yang lainnya, niscaya kehidupan keluarga terasa berat.

Oleh sebab itu aktivitas mereka di luar rumah bukan lagi menjadi perdebatanserius di kalangan keluarga maupun lingkungan sekitar. Umumnya pihaklaki-laki atau suami memberikan toleransi, meskipun sering dengan

persyaratan yakni, minimal perannya sebagai wanita atau ibu rumah tanggatidak diabaikan atau tetap menjadi prioritas yang utama.

Bergesernya perubahan atau tepatnya nilai-nilai sosial budaya yang

berkembang di masyarakat menjadikan wanita memiliki tanggungjawabtidak hanya pada sektor domestik tetapi juga pada sektor publik. Hal inidipertajam dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja wanita yang kemudian

memunculkan peran ganda bagi wanita itu sendiri. Peran ini mau tidakmau menyebabkan wanita memiliki jam kerja yang lebih lama, membantuekonomi keluarga dan ikut menggerakkan kehidupan perekonomian daerah

yang bersangkutan.

Page 85: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal84

Topik Utama

Pada akhirnya wanita memiliki peran yang cukup signifikan dalammemenuhi kebutuhan keluarganya, selanjutnya keterlibatannya telah

mengindikasikan adanya kesetaraan gender untuk masalah pencapaiansemakin terbuka luas diperbolehkannya wanita bekerja di luar rumah. Akantetapi karena wanita umumnya lebih bertanggungjawab terhadap urusan

rumah tangga, sehingga segala sesuatu yang dilakukan wanita di sektor publikdianggap sebagai tambahan alias tidak untuk diperhitungkan. Di satu sisimemberikan konstribusi positif dalam membantu ekonomi keluarga, sisi

lainnya harus tetap tunduk pada tugas-tugasnya sebagai ibu dan istrisekaligus.

Kedudukan perempuan mempengaruhi peranan yang dapat

dilakukannya, sebaliknya kedudukan perempuan dapat dipengaruhi olehperanannya dalam upaya memperbaiki keadaan rumah tangga. Pemenuhankebutuhan ekonomi keluarga sangat penting bagi kelangsungan hidup

berkeluarga. Kebutuhan tersebut adalah kebutuhan pokok yang harusdipenuhi setiap orang yang menginginkan berkeluarga, dan dapat jugasebagai modal pendidikan Keluarga Berencana bagi generasi muda. Peran

dan status perempuan dewasa ini dipengaruhi oleh sejarah masa lampau,kultur, ideologi dan praktik hidup sehari-hari. Keadaan sekarang masihdalam transisi dari kehidupan masa lampau menuju cita-cita untuk

memperlakukan perempuan secara adil. Peran baru yang dicita-citakanseperti adanya kesempatan untuk ikut mengambil bagian dalam“menentukan hidup” masyarakat perempuan dan masyarakat luas pada

umumnya. Keberhasilan cita-cita tersebut sangat bergantung padaperjuangan perempuan.

Keterlibatan perempuan dalam industri rumah tangga menurut

Abdullah (2003: 226) dipengaruhi oleh beberapa faktor:

Page 86: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 85

Topik Utama

1) Pertama, tekanan ekonomi, misalnya adanya kebutuhan yang tidakdapat tercukupi hanya dari penghasilan suami sehingga istri ikutmembantu mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga.

2) Kedua, lingkungan keluarga yang sangat mendukung dalam bekerja,misalnya: mereka terbiasa membantu orang-orang di sekitarnya yangmengusahakan industri rumah tangga.

3) Ketiga, tidak ada peluang kerja lain yang sesuai dengan keterampilannya

Industri rumah tangga pada umumnya merupakan usaha keluarga(family business) yang menekankan pada penggunaan tenaga kerja keluarga.Industri rumah tangga umumnya adalah usaha mandiri, modalnya berasal

dari modal sendiri. Sifat industri sekala kecil ini adalah lokasinya tersebardan jumlahnya banyak sekali. Kemampuan tenaga kerjanya pun terbatas.Misalnya dalam hal disain dan macam produk, sehingga yang muncul adalah

kualitas yang tidak seragam. Ketika permintaan tinggi tidak diimbangidengan hasil yang berkualitas, maka barang yang tidak berkualitas itutersendat pemasarannya.

Industri rumah tangga menjadi wahana penting bagi perempuanuntuk berperan ganda, mengerjakan tugas domestik dan mencari nafkah.Pada umumnya perempuan mempunyai lima kegiatan yaitu:

1. kegiatan sehari-hari berkaitan dengan rumah tangga,2. kegiatan mencari nafkah pada industri rumah tangga,3. kegiatan mencari nafkah pada kesempatan lain,

4. kegiatan sosial dan masyarakat,5. kegiatan individual dan istirahat.

Pembangunan industri kecil dan industri rumah tangga ditujukan

dan diarahkan untuk memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

Page 87: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal86

Topik Utama

Dengan demikian, akan dapat menumbuhkan kemandirian berusaha sertameningkatkan pendapatan pengusaha kecil dan pengrajin, karena industrikecil cukup potensial keberadaannya sebagai warisan budaya pada setiap

suku bangsa di Indonesia. Berkaitan dengan itu, keberadaan industri kecildi setiap daerah berbeda-beda sesuai dengan sumber daya yang ada dalammasyarakat.

Di beberapa daerah (Provinsi Riau misalnya) ada beragam industrirumah tangga yang mempunyai peluang besar antara lain :1. Industri Kerajinan (khususnya kerajinan tangan). Kita lihat Asesoris

kaum perempuan di pasar sangat beraneka macam, mulai dari bahanmahal seperti emas, permata, sampai dengan bahan-bahan relatif murah dan mudah di dapat seperti kerang-kerangan, batu-batuan dan

sebagainya, adalah hasil dari kerajinan tangan. Bila dikaitkan dengankegiatan pariwisata maka industri kerajinan tangan yang memiliki cirikhas akan menjadi barang-barang buah tangan (souvenir) apalagi ciri

khas itu adalah khas daerah.2. Industri Makanan Ringan. Ubi Kayu diolah menjadi makanan yang

enak. Ini adalah suatu bukti dan contoh; dengan kreatifitas, ubi dapat

dijadikan bermacam-macam keripik; ada yang, pedas, manis, asin, dansebagainya.

3. Industri Pakaian Jadi atau fashion. Contohnya Baju koko atau baju

kurung melayu dengan kreatifitas pemaduan batik Riau.

Peningkatan kapasitas perempuan selain ditujukan agar mampumenjadi pekerja dan pengusaha untuk ekonomi rumah tangga, jugadiharapkan dapat mendukung peran perempuan sebagai pembangun

karakter (character building), sebagai pendorong berkembangnya karakter

Page 88: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 87

Topik Utama

(character enabler) dan sebagai pembentuk karakter ke depan (character

engineer) dalam mengantarkan dan menyiapkan generasi penerus untukmampu menapak masa depannya dengan tantangan yang jauh lebih beratdari keadaan sekarang.

Bagaimanapun juga bekerja tidak mengubah status perempuansebagai ibu rumah tangga dan tidak berarti mengurangi tanggung jawabistri terhadap pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Ketika ibu sedang mencari

nafkah, tidak ada anggota yang dapat menggantikan tugas-tugasrumahtangganya walau ada suami (misal anak masih kecil atau anak-anaksekolah). Ibu akan menunda dulu kegiatan rumahtangganya sampai usai

mencari nafkah. Atau sebaliknya, kegiatan rumah tangga dia selesaikansebelum kegiatan mencari nafkah dimulai, sehingga ibu harus bangun lebihpagi. (Abdullah 2003: 231).

Dari pihak tenaga kerja perempuan yang paling penting adalahmembangkitkan rasa percaya diri dan memiliki persepsi bahwa industri

Gambar: Kegiatan Perempuan Di Sektor Industri Rumah Tangga

Page 89: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal88

Topik Utama

rumah tangga benar-benar merupakan usaha produktif yang memberikanjaminan bagi ekonomi rumah tangga Semuanya ini diperlukan kesiapandari berbagai pihak mulai dari perempuan sebagai individu, ibu rumah

tangga, masyarakat di sekelilingnya, institusi dan dinas-dinas terkait sertaberbagai pihak yang lain tanpa terkecuali.

Sifat industri rumah tangga tersebut di atas sekaligus menjawab

dilema perempuan dalam berperan ganda yaitu antara tugas mencari nafkahdan tugas serta tanggung jawab atas kegiatan rumah tangga sehari-hari.Artinya perempuan bisa menjadi pekerja rumahan (home based worker)

untuk diri sendiri (self imployed) maupun untuk orang lain (buruh/karyawan) (Abdullah, 2003: 224).

Kesimpulan

Kedudukan dan partisipasi perempuan untuk memasuki dunia kerjaberkaitan dengan keluarga sebagai salah satu sumber (selain suami) yangdapat menambah pendapatan yang diterima keluarga sehingga kemampuan

untuk mensekolahkan anak lebih terjamin serta perekonomian rumah tanggalebih memadai.

Bagaimanapun juga bekerja tidak mengubah status perempuan

sebagai ibu rumah tangga dan tidak berarti mengurangi tanggung jawabistri terhadap pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Industri rumah tanggamenjadi wahana penting bagi perempuan untuk berperan ganda,

mengerjakan tugas domestik dan mencari nafkah. Industri rumah tanggamerupakan salah satu alternatif yang bisa menjawab persoalan perempuanyang harus bekerja tanpa meninggalkan kerja rumah tangga sehari-haru.

Page 90: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 89

Topik Utama

Kapasitas perempuan selain ditujukan agar mampu menjadi pekerjadan pengusaha untuk ekonomi rumah tangga, juga diharapkan dapatmendukung peran perempuan sebagai pembangun karakter (character

building), sebagai pendorong berkembangnya karakter (character enabler)dan sebagai pembentuk karakter ke depan (character engineer) dalammengantarkan dan menyiapkan generasi yang lebih bermutu.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Irwan. 2003. Sangkan Paran Gender. Yogyakaarta: Pustaka Pelajar

Direktorat Jendral MPR. 1999. Ketetapan-ketetapan MPR hasil sidang RITahun 1999. Jakarta

Hamalik, Oemar. 2000. Pengembangan SDM (Menejemen KepelatihanKetenagakerjaan) Pendekatan Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara

Harmoko. 1994. Perjuangan Wanita Indonesia 10 Windu Setelah Kartini1904-1984. Jakarta: Departemen Penerangan RI

Loekmono, Lobby. 1985. Menyiapkan dan Memandu Karier. Salatiga: PusatBimbingan Universitas Kristen Satya Wacana

—— 2003. UU RI No 13 Tentang Ketenagakerjaan. Jakarta: Sinar Grafika

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17015/5/Chapter%20I.pdf)

Page 91: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal90

Page 92: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 91

MARTIJAH, PEMILIK INDUSTRI KECILKUE BANGKIT KEMBANG MELATI

Tetap Produktif di Usia Senja

Siapa yang tak kenal kue bangkit. Kue khas Riau yang kering danrenyah ini sering dijadikan oleh-oleh atau sajian saat Lebaran. Kue bangkitKembang Melati yang beralamat Jalan Kembang Sari/ Letkol Hasan Basri

No 2 B Kelurahan Cinta Raja, Kecamatan Sail, Pekanbaru, merupakansalah satu merek yang eksis hingga sekarang.

Industri kecil ini dijalankan oleh Martijah. Di usianya yang sudah

senja, menjelang 71 tahun tak menjadi kendala bagi istri H Abidun iniuntuk tetap produktif. Hingga saat ini, ibu dengan empat anak tersebuttetap terjun menjalankan bisnisnya, mulai dari manajemen, pemasaran dan

memantau pekerja. Bahkan Martijah juga aktif memberikan bimbingandan pelatihan bagi siapa saja yang mau belajar.

Profil

Page 93: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal92

Meski tergolong sibuk, perempuan yang memperingati ulang tahunpada setiap tanggal 7 Agustus ini tidak mengabaikan keluarga. Kini putera-

puterinya telah dewasa dan menjalani kehidupan sendiri. Dari empatanaknya yaitu, Atik Purnamawati, Sugeng Pribadi, Toto Warto, dan WiwikWidiarti, tiga di antaranya berhasil meraih gelar sarjana. Berikut petikan

wawancara Jurnal Puanri dengan Ibu Martijah pada Kamis tanggal22 Juli 2010.Jurnal Puanri : Bagaimana awal mula ibu mendirikan usaha ini?

Martijah : Sejak dulu saya aktif mengikuti kegiatan PKK di kelurahan,bahkan pernah jadi bendahara. Pada waktu itu perwakilan dari PKKKecamatan Sail yaitu Ibu Murniati dikirim ke Jakarta sebagai motivator.

Pulang dari Jakarta, kami bermusyawarah dengan bimbingan dari DinasPerindustrian dan Perdagangan untuk menentukan usaha apa yang akandibuat untuk industri kecil di Kecamatan Sail ini. Dari hasil perundingan

tersebut, tercapailah kata sepakat membuat kue bangkit. Sekitar tahun 1986mulai kita jalankan.Jurnal Puanri : Kenapa dipilih kue bangkit?

Martijah : Kue bangkit ini asli Riau dan turun temurun diwariskan darinenek moyang. Kue ini juga selalu disajikan pada hari raya, jadi harusdilestarikan. Selain itu kue bangkit tahan lama sampai berbulan-bulan. Kalau

bolu kemojo kan hanya tahan beberapa hari. Jadi kita putuskan bersamamemilih industri rumah tangga membuat kue bangkit. Pada waktu itukelompok kita ada 20 orang, lebih malah, ibu dipilih jadi ketuanya.

Jurnal Puanri : Bagaimana prosesnya ?Martijah : Waktu itu kita belajar dulu dan hasilnya kami beli sendiri. Resepkue bangkit didapat langsung dari Selat Panjang. Kemudian kami

membentuk KUB (Kelompok Usaha Bersama) yang diberi nama Kembang

Profil

Page 94: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 93

Melati dan dibina oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan sekaligusberlatih di sana. Ketika itu kami juga dapat sumbangan Rp 300 ribu satu

kelompok dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan tapi tidak diberikandalam bentuk uang, berupa alat dan bahan. Dari pelatihan dan binaantersebut, hasil produksi mulai dipasarkan di terminal dekat Pasar Cik Puan.

Namun memang belum banyak pembeli, karena kemasan yang diberikanDinas Perindustrian dan Perdagangan dari kotak, sehingga kuenya tidakterlihat dan kurang peminat.

Jurnal Puanri : Apa yang dilakukan saat kue bangkit tersebut tidak laku?Martijah : Ini memang bisa dibilang pengorbanan bagi KUB kami, kuebangkit yang tidak habis itu, ya dijual kepada anggota KUB. Waktu itu

toko belum banyak. Lama-lama kita pikir, bagaimana supaya bisa lebihbanyak yang laku. Lalu kita coba kemasan kita buat dari bahan plastikseperti sekarang ini. Dari situlah perlahan tapi pasti pembeli mulai banyak.

Mungkin karena kuenya bisa terlihat.Jurnal Puanri : Berapa keuntungan waktu itu?Martijah : Waktu itu keuntungan ada, biar sedikit kita bagi pada sesama

anggota. Lama-lama tiap anggota ada juga yang pecah bikin usaha sendiri.Jadi, karena pesanan semakin banyak sekitar tahun 1990-an, produksidilakukan di masing-masing rumah anggota. Kemudian kuenya dikumpul

di sini. Sekarang anggota kelompok sudah banyak yang meninggal. Sesudah itusistemnya saya ubah. Saya bagikan setiap anggota untuk menjadi pemasok

toko, tapi dengan cara dilotre. Setelah itu ya cari sendiri pemasaran. Sekarangsudah sendiri-sendiri. Saya mandiri mengembangkan usaha sejak tahun2003. Cuma kalau ada yang mau nitip di sini ya tidak apa-apa.

Profil

Page 95: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal94

Jurnal Puanri : Sekarang berapa jumlah pegawai ibu?Martijah : Enam karyawan, anak-anak saya juga dilibatkan.

Jurnal Puanri: Apa kiatnya sampai sekarang produk ibu bisa bertahan danmasih diminati?Martijah : Kita kembangkan inovasi dan variasi rasa. Dulu hanya ada rasa

jeruk purut. Sekarang sudah ada lebih dari 10 rasa, di antaranya durian,kelapa, kacang, vanila, cokelat, jahe, pandan, sagu, mocca. Yang palingdisukai durian dan jeruk purut, tapi kalau orang Jakarta sukanya rasa jahe.

Jurnal Puanri : Ke kota mana saja produk Ibu dipasarkan?Martijah : Kabupaten dan kota yang ada di Riau, seperti Pasir Pangaraiyan,Dumai, Duri, juga luar Riau seperti Jakarta.

Jurnal Puanri : Kesulitan apa yang pernah Ibu alami?Martijah : Ya, mungkin kemasan. Karena kalau kita kirim ke Jakarta kuenyabisa hancur. Kue bangkit ini kan rapuh, apalagi kemasannya kurang

mendukung jadi kalau dikirim jauh bisa hancur. Saya kepingin kemasannyakaleng seperti biskuit tapi kita belum sampai teknologinya ke situ.Jurnal Puanri : Berapa produksi sehari?

Martijah : Kita buat setiap hari habis bahan 25 kilogram tepung, sekitarsatu sak. Dapat kue matangnya 100 bungkus. Di sini kita jual Rp 15 ribuper bungkus. Semua rasa harganya sama.Tapi kalau harga di luar, ya terserah

yang ngambil.Jurnal Puanri : Kendala apa yang ibu rasakan selama menjalankan usahaini?

Martijah : Sekarang ini agak merosot pembelinya. Keuntungan semakinberkurang. Larisnya sekitar tahun 2008. Setelah 2008 ke sini sepi. Mungkinkarena ekonomi. Pelanggan biasanya dari perusahaan dan daerah-daerah

penghasil sawit. Setelah harga sawit anjlok, pesanan turun. Waktu tahun

Profil

Page 96: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 95

2008 itu dari daerah perkebunan sawit menjelang hari raya pesanan bisasampai 800 bungkus. Setelah harga sawit turun, pesanan berkurang sampai

setengahnya. Larisnya kue pada waktu lebaran dan saat liburan sekolah,biasanya dibeli untuk oleh-oleh.Jurnal Puanri : Apakah ibu pernah kesulitan modal?

Martijah : Alhamdulillah, kalau modal tidak terlalu jadi masalah karenaterus dapat pinjaman. Mula-mula dulu dari BRI, BNI, PT Pos , Jamsostek,dan lainnya. Sekarang dari Bank Danamon.

Jurnal Puanri : Apa impian atau keinginan ibu khususnya untuk usaha ini?Martijah : Saya pinginnya di workshop ini bukan hanya kue bangkit aja,tapi juga kue-kue lain, bukan hanya satu macam saja. Seperti keripik-keripik.

Terus maunya anak yang megang.Jurnal Puanri : Kalau boleh tahu, omzetnya berapa?Martijah : Biasanya sebulan hasil produksi kue 1.500 kilogram , sekarang

paling banyak 1.000 kilogram. Kalau omzet, beberapa tahun lalu bisamencapai sekitar Rp 30 jutaan sampai Rp 35 jutaan sebulan. Sekarangmenurun, hanya sekitar Rp 20 jutaan lebih.

Jurnal Puanri : Penghargaan apa saja yang pernah diperoleh?Martijah : Pada tahun 1995 pernah dapat Upakarti dari Presiden. Kemudiandari Gubernur Riau penghargaan Adikarya kalau nggak salah tahun 2005,

dan penghargaan produk unggulan Riau.Jurnal Puanri : Apa upaya ibu dalam mengembangkan kue bangkit ini?Martijah : Saya tidak pernah merahasiakan atau menyembunykan resep

dan terus berbagi dengan siapa saja. Sampai sekarang, saya aktif melatihuntuk yang mau belajar. Minggu ini saja ada 20 orang dari Aspari maubelajar membuat kue bangkit di sini, terus dari ibu-ibu PKK kecamatan

juga ke sini.

Profil

Page 97: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal96

Saya juga sering memberikan pelatihan dan pembicara jika diundang.

Banyak juga mahasiswa magang, dan mahasiswa yang mau menyusunskripsi, khususnya jurusan Ekonomi dan Pertanian juga yang mengambildata di sini.

Jurnal Puanri : Apa saran atau tips yang bisa Ibu bagi kepada yang maumendirikan usaha sejenis?Martijah : Paling penting kemauan kuat, kesabaran, dan terus

mengembangkan kreatifitas. (nurul qomariah)

Profil

Page 98: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 97

KETIMPANGAN GENDER PEKERJA PEREMPUAN

Elyan Sastraningsih1

PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan sebuah upaya multi dimensional untukmengubah keadaan tertentu menuju kondisi yang lebih baik. Perubahan

itu harus disertai peningkatan harkat dan martabat manusia tanpa pandangbulu. Setiap orang dari lapisan manapun berhak mendapatkan manfaat daripembangunan. Bila salah satu mengalami ketertinggalan, maka

pembangunan dianggap tidak sukses. Keadaan ini juga menggejala dandialami oleh para pekerja baik laki-laki maupun perempuan. Para pekerjatersebut umumnya juga didorong oleh ekspektasi ekonomi melalui

peningkatan pendapatan.Fenomena perempuan bekerja bukanlah hal baru. Sejak zaman purba

ketika manusia masih mencari penghidupan dengan cara berburu dan

meramu, seorang istri sesungguhnya telah bekerja. Sementara suaminyapergi berburu, di rumah ia bekerja menyiapkan makanan dan mengelolahasil buruan untuk ditukarkan dengan barang lain yang dapat dikonsumsi

keluarga. Karena sistem perekonomian yang berlaku adalah sistem barter,maka pekerjaan perempuan meski sepertinya masih berkutat di sektordomestik namun sebenarnya mengandung nilai ekonomi yang sangat tinggi.

Opini

Page 99: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal98

Kemudian, ketika masyarakat berkembang menjadi masyarakatagraris hingga kemudian industri, keterlibatan perempuan pun sangat besar.Bahkan dalam masyarakat berladang berbagai suku didunia, yang banyak

menjaga ternak dan mengelola ladang dengan baik itu adalah perempuanbukan laki-laki. Hal ini jelas menunjukkan bahwa keterlibatan perempuandi dunia kerja yang menghasilkan nilai ekonomi bukan baru-baru ini saja

tetapi sudah sejak zaman dulu.Meski bukan fenomena baru, namun masalah perempuan bekerja

nampaknya masih terus menjadi perdebatan sampai sekarang.

Bagaimanapun, masyarakat masih memandang keluarga yang ideal adalahsuami bekerja di luar rumah dan isteri di rumah mengerjakan berbagaipekerjaan rumah. Hanya seiring dengan perkembangan zaman, tentu saja

peran tersebut tidak semestinya dibakukan, terlebih kondisi ekonomi yangmembuat kita tidak bisa menutup mata bahwa bahwa kadang-kadangisteripun dituntut untuk harus mampu juga berperan sebagai pencari nafkah.

Keadaan inilah yang saat ini sedang menggejala dan dialami oleh para pekerjabaik laki-laki maupun perempuan, mereka umumnya di dorong olehekspektasi ekonomi untuk meningkatkan pendapatan.

Seperti yang telah disinggung diatas, berkaitan dengan masalahperempuan bekerja di sektor produktif yaitu dengan bekerja di luar rumahuntuk mencari nafkah, sudah lazim ditemui di berbagai kelompok

masyarakat. Sejarah menunjukkan bahwa bahwa perempuan dan kerjapublik sebenarnya bukan hal baru bagi perempuan Indonesia terutamamereka yang berada pada strata menengah ke bawah. Di Pedesaan,

perempuan pada strata ini mendominasi sektor pertanian, sementara diperkotaan sektor industri tertentu di dominasi oleh perempuan. Di luarkonteks desa-kota, sektor perdagangan juga banyak melibatkan perempuan.

Opini

Page 100: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 99

Data Sensus penduduk tahun 2000 menunjukkan bahwa sektor pertanianadalah sektor yang terbesar menyerap tenaga kerja perempuan yaitu 49,2

%, diikuti oleh sektor perdagangan 20,6 % dan sektor industri manufaktur14,2 %.

Peningkatan persentase pekerja perempuan disebabkan oleh dua

faktor utama, yaitu peningkatan dari sisi penawaran dan permintaan(TjiptoherijantoTjiptoherijantoTjiptoherijantoTjiptoherijantoTjiptoherijanto, 1997). Pertama, dari sisi penawaran peningkatan tersebutdisebabkan antara lain oleh semakin membaiknya tingkat pendidikan

perempuan dan disertai pula oleh menurunnya angka kelahiran. Hal tersebutdidorong pula oleh kondisi makin besarnya penerimaan sosial atasperempuan bekerja. Kedua, dari sisi permintaan, perkembangan

perekonomian (dari sisi produksi) memerlukan tenaga kerja perempuan.Sedangkan fenomena lain yang makin mendorong masuknya perempuanke sektor produktif adalah karena makin tingginya biaya hidup bila hanya

ditopang oleh satu penyangga pendapatan keluarga (one earned household).Fenomena ini mulai muncul ke permukaan dan terlihat jelas terutama padakeluarga yang berada di daerah perkotaan.

ANTARA KERJA PRODUKTIF DAN REPRODUKTIF

Definisi dan makna kerja dibedakan menjadi dua bentuk kerja, yaitukerja produksi dan kerja reproduksi. Kedua kerja ini berperan penting dalam

proses kehidupan manusia. Kerja produktif berfungsi memenuhi kebutuhandasar manusia seperti sandang, pangan, dan papan. Kerja reproduktif adalah“kerja memproduksi manusia”, bukan hanya sebatas masalah reproduksi

biologis perempuan, hamil, melahirkan, namun mencakup juga pengasuhan,perawatan sehari-hari manusia, baik fisik dan mental. Kesemuanya berperan

Opini

Page 101: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal100

penting dalam melahirkan dan memampukan untuk berfungsi sebagaimanamestinya dalam struktur sosial masyarakat. Kerja reproduktif juga kerja

yang pada prosesnya menjaga kelangsungan proses produksi, sepertipekerjaan rumahtangga. Bila tidak ada yang mengerjakan pekerjaanrumahtangga seperti memasak atau mencuci maka tidak mungkin akan

didapatkan makanan dan kenyamanan bagi anggota rumahtangga. Tetapisering kali pekerjaan reproduktif tidak dianggap sebagai pekerjaan olehmasyarakat dan juga pemerintah, padahal secara fisik ini jelas sebuah kerja.

Dalam sistem kapitalisme saat ini, terdapat kecendrungan kuat untukmemisahkan kerja produksi dan reproduksi, dimana kedua pekerjaantersebut dilakukan dan siapa yang melakukan. Kerja produktif dianggap

tanggung jawab laki-laki, biasanya dikerjakan di luar rumah. Sedangkankerja reproduktif dianggap tanggung jawab perempuan dan biasanyadikerjakan di dalam rumah. Atas nama tradisi dan kodrat perempuan

dipandang sewajarnya bertanggung jawab dalam arena domestik. Institusipendidikan, agama dan media massa, mendukung pula pandangan ini.Jarang yang mempertanyakan secara terbuka “kodrat” tersebut. Lebih jarang

lagi yang memperhitungkan nilai ekonomi pekerjaan rumah tangga.Sayangnya, keterlibatan perempuan dalam kerja produktif tidak

mengurangi beban tanggung jawabnya di sektor reproduktif. Dengan kata

lain, tidak membuat laki-laki untuk berkontribusi lebih besar dalam kerjareproduksi. Kerja reproduktif perempuan tidak pernah diperhitungkandalam data perekonomian dan statistik. Sebenarnya di banyak tempat, terjadi

“perendahan” terhadap kerja reproduksi biologis perempuan, meskipunperempuan telah mencurahkan begitu banyak waktu dan energi.

Opini

Page 102: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 101

DISKRIMINASI KERJA PEREMPUAN

Berbagai kecendrungan terjadi beberapa tahun terakhir ini, yaitumakin meningkatnya angka partisipasi angkatan kerja perempuan, yang

didominasi oleh mereka yang berusia relatif muda. Kenaikan angkapartisipasi angkatan kerja perempuan sebagian disebabkan olehbertambahnya kemiskinan dan merebaknya pengangguran. Seperti banyak

dikaji para ahli, di lingkungan keluarga semakin mereka dihimpitkemiskinan, semakin berat tekanan yang mengharuskan mereka mencaripekerjaan produktif sekalipun dengan imbalan yang sangat rendah.

Walaupun di sektor publik (produktif ) seringkali sistem yang adatidak mendukung perempuan bekerja untuk dapat melakukan kerjareproduktif secara optimal sekaligus. Jam kerja panjang, ketiadaan sarana

penitipan anak di tempat kerja, dan kesulitan perempuan bekerja untukmenitipkan anak, dan kesulitan perempuan bekerja untuk menyusuianaknya, adalah beberapa contoh nyata. Meskipun cuti melahirkan telah

diberlakukan secara luas, masih ada pengusaha yang merasa rugi memberikancuti melahirkan kepada karyawan perempuan. Diskriminasi terselubungdilakukan guna menghindari pemberian cuti tersebut, antara lain dengan

referensi tidak tertulis mengutamakan merekrut karyawan laki-laki ataukaryawan perempuan lajang.

Situasi di sektor publik sering pula tidak ramah keluarga, baik

terhadap karyawan perempuan maupun laki-laki. Memberikan cutimelahirkan dianggap pemborosan dan ineffisiensi. Berkomitmen tinggiterhadap anak dan keluarga dianggap tidak kompatibel dengan dunia kerja.

Masalah lain yang dihadapi perempuan di sektor produktif adalahkecendrungan perempuan terpinggirkan pada jenis pekerjaan yang berupahrendah, kondisi kerja buruk dan tidak memiliki keamanan kerja. Hal ini

Opini

Page 103: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal102

berlaku khususnya bagi perempuan berpendidikan menengah kebawah.Untuk kasus kota, sebagai buruh pabrik. sementara untuk kasus pedesaan

seperti buruh tani. Perlu digaris bawahi disini bahwa kecendrunganperempuan terpinggirkan pada pekerjaan marginal tersebut tidak semata-mata disebabkan faktor pendidikan. Dari pengusaha sendiri terdapat

preferensi untuk memperkerjakan perempuan pada sektor tertentu dan jenispekerjaan tertentu karena upah perempuan lebih rendah dari upah pekerjalaki-laki.

Selama dua dekade terakhir ini diperkirakan jumlah tenaga kerjaperempuan yang terserap di sektor industri sebagai buruh mengalamikenaikan sekitar 4,3 % setiap tahunnya. Menurut PPPPPudjiwati Sudjiwati Sudjiwati Sudjiwati Sudjiwati Sayayayayayogjoogjoogjoogjoogjo

(1989), peningkatan itu terjadi paling tidak karena dua faktor : PPPPPererererertamatamatamatamatama,karena sektor industri, seperti industri rokok, tekstil, konfeksi dan industrimakanan serta minuman untuk sebagian menuntut ketelitian, ketekunan

dan sifat-sifat lain yang umumnya merupakan ciri kaum perempuan. KKKKKeduaeduaeduaeduaedua,karena tenaga kerja perempuan dipandang lebih penurut dan murahsehingga secara ekonomis lebih menguntungkan bagi pengusaha.

EEEEElson dan Plson dan Plson dan Plson dan Plson dan Pearsonearsonearsonearsonearson (1984) menyatakan bahwa penggunaan tenagakerja wanita untuk jenis-jenis pekerjaan tertentu sesungguhnya adalahstrategi pengusaha untuk mendapatkan tenaga kerja yang murah. Kedua

ahli tersebut dengan tegas menyatakan tidak benar apabila pembagian kerjatimbul karena kaum perempuan dianggap paling cocok untuk pekerjaantertentu. Dalam kenyataannya, hal itu hanya sekedar mitos belaka atau

sengaja “dimitoskan”.Di pihak perusahaan sendiri cenderung mencari tenaga kerja

perempuan yang berusia muda dengan pertimbangan dapat menekan

pengeluaran. Sebagaimana hasil penelitian dari MMMMMatheratheratheratherather (1982), bahwa

Opini

Page 104: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 103

banyak perusahaan mencari tenaga kerja yang berumur 13-20 tahun dengantujuan menekan pengeluaran. Disamping dapat memberi upah murah,

pengusaha juga merasa lebih dapat menghemat uang perusahaan karenatidak perlu memberi tunjangan sosial akibat tidak adanya tanggungankeluarga. Hal ini berbeda bila perusahaan memperkerjakan tenaga kerja

laki-laki yang selain lebih mahal juga memiliki anggota keluarga yang harusdiberi tunjangan, seperti tunjangan isteri dan tunjangan anak.

MMMMManninganninganninganninganning (1980) mengemukakan dua keuntungan yang diperoleh

pengusaha bila mereka mempekerjakan perempuan. PPPPPererererertamatamatamatamatama. Kaumperempuan lebih telaten dan lebih penurut sehingga tidak banyakmenimbulkan kesulitan dalam menerapkan langkah kebijaksanaan

perusahaan. KKKKKeduaeduaeduaeduaedua, tenaga kerja perempuan sangat banyak dari segi upahrelatif lebih murah, sehingga dapat menekan biaya produksi.

Untuk mengatasi sikap pengusaha yang cendrung mengeksploitasi

buruh perempuan khususnya dan buruh secara keseluruhan pada umumnya,pemerintah tidak begitu saja menutup mata. Melalui Menteri Tenaga Kerja,pemerintah mencoba untuk mencegah perusahaan yang nakal, antara lain

melalui PP No. 5 Tahun 1989 yang menetapkan sanksi hukum bagiperusahaan yang melanggar ketentuan Upah Minimal.

Tetapi sanksi yang diberikan relatif ringan yaitu ancaman denda

hanya 100.000 rupiah, dan sanksi hukuman yang diancamkan juga hanya3 bulan penjara, maka dapat diduga pihak perusahaan tidak merasa terbebanidan bukan menjadi persoalan yang serius dengan adanya sanksi dan denda

tersebut. Sehingga hadirnya Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1989 itudalam kenyataannya tidak berjalan terlalu efektif. Ancaman denda yangterlalu kecil dan sanksi hukuman kurungan tidak sebanding dengan

keuntungan yang bakal diperoleh jika mereka melanggarnya.

Opini

Page 105: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal104

Saat ini yang menjadi persoalan adalah pemenuhan tuntutankenaikan upah itu acap kali masih dilakukan secara karitas dan dalam banyak

hal juga terpaksa. Banyak kasus membuktikan bahwa kenaikan tingkatupah yang dilakukan dan perhatian yang diberikan atas nasib pekerjaperempuan bukan dilakukan atas dasar pertimbangan bahwa hal tersebut

merupakan hak para pekerja perempuan. Banyak perusahaan melakukankenaikan upah dan memperlakukan pekerja perempuan lebih manusiawisetelah didesak barbagai pihak, baik pihak pekerja sendiri, pemerintah

maupun pers atau setelah dilakukan kalkulasi bahwa kenaikan upah itumemang dari segi ekonomis dapat dipenuhi

Oleh karena itu, tidak kalah pentingnya adalah bagaimana

menaikkan kekuatan tawar menawar (bargaining power) kepada para pekerjaperempuan serta mengubah persepsi pengusaha, dari sekedar memanfaatkanpekerja sebagai sarana produksi menjadi kesadaran untuk lebih

memanusiakan pekerja dan memperlakukan mereka sebagai mitra kerja,bukan komponen produksi. Dengan menaikkan kekuatan tawar menawarpekerja perempuan dan menghargai mereka sebagai mitra kerja, niscaya

dimasa mendatang masalah ketenagakerjaan dapat terselesaikan secara lebiharif dan bijaksana.

PENUTUP

Bergesernya perubahan atau tepatnya nilai-nilai sosial budaya yangberkembang di masyarakat menjadikan perempuan memiliki tanggungjawab tidak hanya di sektor reproduktif (domestik) tetapi juga pada sektor

produktif (publik). Hal ini dipertajam dengan meningkatnya jumlah tenagakerja perempuan. Hal ini tentu saja menimbulkan peran ganda (double

Opini

Page 106: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 105

burden) bagi perempuan itu sendiri. Peran ini mau tidak mau menyebabkanperempuan memiliki jam kerja yang lebih lama, karena disamping perannyasebagai pekerja juga harus menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sehari-

hari.Pada akhirnya pekerja perempuan memiliki peran yang cukup

signifikan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, selanjutnya keterlibatan

perempuan dalam dunia publik telah mengidentifikasikan dan menandaiadanya kesetaraan gender untuk masalah pencapaian semakin terbuka luasdiperbolehkannya perempuan bekerja di luar rumah. Akan tetapi karena

perempuan umumnya lebih bertanggungjawab terhadap urusan rumahtangga, sehingga segala sesuatu yang dilakukan perempuan di sektorproduktif/publik dianggap sebagai tambahan alias tidak untuk

diperhitungkan. Padahal dengan peran gandanya tersebut telah memberikanbeban besar baginya sebagai suatu resiko/tantangan. Disatu sisi memberikankontribusi positif dalam membantu ekonomi keluarga, sisi lainnya harus

tetap tunduk pada tugas-tugasnya sebagai ibu dan istri sekaligus.Sebenarnya beberapa pekerjaan rumah tangga dapat dengan mudah

dilakukan oleh laki-laki, sebagai salah satu cara meringankan bebannya.

Tetapi karena kehidupan sosial budayalah yang kurang mendukung/memungkinkan pekerjaan domestik sebagian diambil alih suami. Sekalilagi ini bisa dikatakan bahwa perempuan memiliki ketidakberdayaan dalam

mendapatkan kesetaraan. Perempuan cenderung mengalah pada laki-laki/suami. Disamping itu juga perempuan sendiri yang tidak memandang bahwakegiatan ekonomi sebagai tanggungjawabnya. Dari sini jelaslah bahwa baik

laki-laki maupun perempuan sendiri secara sama-sama secara aktifmemunculkan ketimpangan gender.

Opini

Page 107: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal106

SUMBER BACAAN

Dedi Haryadi, Indrasari Tjandraningsih, Indraswari, dan Juni Thamrin,1994, Tinjauan Kebijakan Pengupahan Buruh di Indonesia, Jakarta,AKATIGA,

Sajogjo, Pudjiwati, 1989, Peran Wanita Dalam Perkembangan Desa, Jakarta,CV. Rajawali.

Swara Rahima, 2010, Perempuan Bekerja, Dilema Tak Berujung?, KementrianPemberdayaan Perempuan, Jakarta.

Tjiptoherijanto, Prijono 1997, Migran Nakerwan, Makalah disampaikanpada serial diskusi yang ke VII dengan tema “ PermasalahanPerempuan Pekerja Migran Indonesia”, Jakarta, 5 Maret 1997.

Opini

Page 108: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 107

DIANTARA DUA CINTA INDIRA

Kebisuan mencekam di antara Gavin dan Indira, setelah sebelumnyakeduanya saling bersitegang mempertahankan argumentasi masing-masing.

Gavin menginginkan hubungan kasih mereka segera diakhiri, sementaraIndira yang tak sanggup berpisah dengan Gavin berteguh tidak ingin putus.

“ Kamu boleh memaki aku bajingan, keparat kalau itu bisa membuat

kamu merasa lebih baik. Ini harus diakhiri, tak bisa dipertahankan lagi, “ucap Gavin memecah kesunyian.

“ Aku tidak berhak memaki kamu, dan jikapun kulakukan, hal itu

tak akan mengubah keadaan, buat apa, “ jawab Indira lirih.Gavin menghela nafas, sekilas ia pandangi wajah cantik Indira yang

menunduk di sampingnya. Menyembunyikan butiran bening yang mulai

mengalir di sudut mata gadis itu.“ Oke, aku salah, aku minta maaf, bukan karena ada wanita lain aku

menginginkan kita putus. Tapi aku merasa hubungan kita tak punya masa

depan, dan aku merasa tidak adil kalau tetap mengikat kamu,” tutur Gavinmelunak

“ Kamu pikir hanya dengan minta maaf segalanya bisa selesai. Apakah

akan mudah buat aku untuk membina hubungan baru setelah kamuperlakukan aku seperti ini, kamu pikir aku nggak punya perasaan?” ucapIndira terbata-bata menahan isak tangis. Meski Gavin mengatakan tidak

ada pihak ketiga, Indira yakin ada sosok lain yang mengisi relung hati Gavinmenggantikan posisinya. Rasa sakit menghunjam dada Indira.

Ragam KhasanahCerpen

Page 109: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal108

“ Kamu jangan egois dong ! Ini juga sulit buat aku, kenyataannyamemang seperti ini, lagipula apa sih yang pernah aku perbuat pada kamu.

Selama kita pacaran apa pernah aku sentuh tubuh kamu, nggak kan!” bentakGavin.

Mendengar ungkapan Gavin menyebut-nyebut hubungan fisik yang

tak pernah mereka lakukan, amarah Indira tidak dapat terbendung lagi.Dadanya bergemuruh, penuh sesak dipenuhi berbagai macam perasaan sakityang tak terperikan. Jadi selama ini Gavin hanya menilai hubungan mereka

dengan sentuhan fisik semata. Gavin memang tak pernah punya perasaanterhadapnya, sementara ia sangat mencintai pria itu.

Tak ada kata-kata yang mampu melukiskan perasaan Indira saat

itu. Emosinya meluap, darahnya menggelegak. Akibatnya ucapan yang akandikeluarkan Indira tersendat di tenggorokan, tak sanggup terucap di bibirnya.Hatinya bagai diiris sembilu, tertusuk ribuan pedang tajam. Tanpa menoleh

ke arah Gavin, Indira bangkit dan berjalan meninggalkan pria itu tanpasepatah kata pun.

*******

Berakhirnya hubungan yang dibinanya bersama Gavin, membuatIndira limbung, hatinya hancur membentuk serpihan-serpihan kecil yangentah dengan apa disatukannya kembali. Indira belum pernah merasakan

jatuh cinta sebelum bertemu Gavin, namun cinta yang dirasakannya sangatmendalam harus berakhir tragis begitu saja. Padahal dulu Gavin yangmemulai, Gavin yang meninabobokannya dengan nyanyian cinta hingga

membuat Indira terlena. Namun Gavin pula yang mencampakkannya.Menghancurkan hatinya, meluluh lantakkan perasaannya. Luka hatinyaterlalu dalam. Perasaan sakit yang dialaminya sangat tak tertahankan. Indira

tak menyangka betapa menyakitkan mengalami kegagalan cinta.

Ragam Khasanah

Page 110: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 109

Barulah Indira menyadari, kenapa selama ini Gavin selalu tidakpunya waktu untuknya. Ternyata Indira hanya menjadi target buruan yang

jika telah tertembak akan ditinggalkan begitu saja. Ia hanya menjadi sasaranacak dan pembuktian bahwa Gavin adalah lelaki yang penuh pesona danmampu menaklukkan wanita mana saja, kebetulan wanita itu adalah Indira.

Hanya saja Indira terlambat menyadari hal itu, sangat terlambat hinggacinta yang dirasakannya terlanjur tumbuh dan berkembang, dan ketikasemuanya harus berakhir, dia tidak siap menerima kenyataan itu. Segala

logika dan akal sehat yang selama ini digunakannya hilang entah ke mana.Memang benar cinta membutakan segalanya.

Peristiwa itu mempengaruhi kinerjanya. Indira yang bekerja di bagian

qualiti control berkali-kali melakukan kesalahan, sehingga diberi suratperingatan. Ketika Indira melakukan kesalahan untuk kesekian kalinya, diadipanggil menghadap Dito, managernya yang terkenal killer.

“Aduh, Dira kamu gimana, sih. Berdoa aja deh, moga-moga si killernggak memecat kamu,” ucap Feny, temannya.

“Entahlah Fen, doain aku, ya,” ucap Indira lemah. Dia sudah pasrah.

Atasannya, Pak Dito memang terkenal tak punya perasaan. Orangnya sangatpendiam, dingin dan tak pernah menampakkan emosi selama Indiramengenalnya. Semua anak buahnya mengkeret ketakutan jika si killer ,

begitu julukan yang diberi teman-temannya, memanggil mereka. Takterkecuali Indira. Hatinya cemas bukan kepalang. Dengan lesu diketuknyapintu ruangan bosnya itu.

“ Masuk,” jawab si empunya ruangan.“ Duduk,” ucap si killer pada Indira yang pucat pasi.Sebenarnya, Dito agak kasihan bercampur geli melihat gadis cantik

itu sepucat mayat. Sudah lama sebenarnya, Dito menaruh rasa pada Indira,

Ragam Khasanah

Page 111: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal110

tapi rasa itu dipendamnya karena bagaimanapun Indira adalah bawahannyadan menurut selentingan yang didengarnya gadis itu sudah punya kekasih.

Dito pantang merebut milik orang lain.“ Kamu tahu kenapa saya memanggil kamu?” tanya Dito dengan

suara kaku.

“ Iya, pak,” ucap gadis itu dengan gemetar tanpa berani menatapbosnya.

“ Jangan menunduk, tatap saya dan jelaskan apa kesalahan kamu,”

ujar Dito dengan suara tegas bermaksud mempermainkan ketakutan gadisitu.

Perlahan Indira mendongak menatap Dito. Mata beningnya yang

sepolos tatapan bayi memandang wajah Dito. Sejenak Dito terpesonamelihat kecantikan di depannya. Betapa mulus wajah gadis itu, betapamancung hidungnya, betapa ranum bibirnya, membuat Dito ingin

mengecupnya. Tak ingin tergoda Dito kembali menggertak Indira.“ Ayo, ngomong. Selama ini saya tahu kamu tidak pernah berbuat

kesalahan seperti itu. Kenapa, jelaskan pada saya,” ucapnya.

“ Maaf, pak. Saya memang sedang memiliki masalah pribadi. Sayamohon, jangan dipecat, pak!”

“ Saya akan pertimbangkan, tapi saya harus tahu apa masalah pribadi

itu,” tantang Dito.Indira kembali menunduk dan terdiam beberapa saat.“ Masalahnya sangat pribadi pak, saya malu mau cerita. Tapi saya

berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama,” ucap Indira.“ Kamu ngomong dulu, baru saya akan putuskan,” ucap Dito.“ Sa..ya bar..ru.. pu..tus,” kata Indira terbata.

Ragam Khasanah

Page 112: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 111

Mendengar alasan gadis itu, spontan Dito tertawa terbahak. Diatak dapat menutupi rasa geli sekaligus senangnya mendengar kabar itu.

Mendengar suara tawa Dito, Indira malu dan emosi.“ Mengapa bapak tertawa?” ujarnya dengan nada bertanya.“ Memangnya, saya nggak boleh ketawa?” ucap Dito yang masih

terdengar geli.“ Mungkin buat bapak itu lucu, tapi buat saya ini bencana, pak.”“ Jadi kalau putus, kenapa. Seharusnya kamu jangan bodoh

menangisi lelaki tak berguna itu. Ngapain kamu bersedih dan mengacaukanhidup kamu,”ucap Dito berlagak menasehati.

“ Bapak nggak tahu perasaan saya. Saya tak sanggup hidup tanpa

dia, impian saya untuk menikah dengan dia hancur,”ucap Indira, tanpasadar mencurahkan isi hatinya.

“ Siapa bilang kamu tak sanggup hidup tanpa dia. Kamu ingin

menikah, tak perlu dengan lelaki itu. Sama saya juga bisa, dan akan kitabuktikan kalau kamu akan tetap hidup meski tanpa dia,” tutur Dito.

“ Bapak jangan main-main,” ujar Indira heran

“ Saya serius, Nanti malam juga saya akan ke rumah kamu untukmelamar kepada orangtua kamu, kalau perlu besok kita langsung nikah,”ujar Dito tegas.

Indira terperangah, tak percaya dengan ucapan atasannya. Diabengong dan menganggap itu hanya gurauan saja.

“ Kalau gitu, saya permisi dulu, pak “ ucap gadis itu.

“ Tunggu saya nanti malam, ya,” ujar Dito.**************

Ragam Khasanah

Page 113: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal112

Indira tak mengira, bahwa Dito benar-benar datang ke rumahnyamalam itu. Setelah berbasa-basi sejenak, dia langsung melontarkan lamaran

di depan ayah Indira. Tentu saja orangtua Indira tak kalah kagetnya. Tapimereka tak bisa berkata banyak dan hanya menyerahkan keputusan padaIndira.

Tiba-tiba segalanya berjalan bagai mimpi. Indira bersanding dipelaminan dengan Dito tiga minggu setelah malam itu. Indira menganggapperkawinannya ini gara-gara hatinya yang sedang terguncang, jadi pikirannya

juga labil dan menerima semuanya. Sementara Dito juga masih tak percaya,gadis cantik yang selalu mengisi hatinya sejak pertama ia melihat Indira,akhirnya menjadi istrinya. Sempat terbersit di hati Dito, Dira sudah tak

suci, makanya dia begitu saja menerima tawaran Dito untuk menjadi istrinya.Tapi Dito tak perduli, selama gadis itu jadi miliknya, dia akan menerimaapapun kondisi Indira.

Pada malam pertama, keduanya masih serba salah dan bersikapcanggung satu sama lain. Indira hanya duduk tegang di pinggir tempattidur.

“ Jangan tegang gitu, ah, aku bukan monster yang mengerikan,”ucap Dito mencoba mencairkan suasana sambil duduk di sisi Indira.

Indira hanya tersenyum sambil menatap lelaki yang kini jadi

suaminya itu. Melihat tatapan mata bening Indira, Dito seakan terkunci didalamnya. Perlahan dia mengelus pipi istrinya itu. Bukan hanya pipi,tangannya menyentuh dahi, dagu dan berakhir di bibir istrinya. Dito tak

sanggup menahan perasaannya dan kemudian mengecup lembut bibirranum itu.

Rupanya itu tak cukup memuaskan gelora yang ada di dalam

tubuhnya. Masih dengan lembut Dito mencium rambut mata, hidung, pipi,

Ragam Khasanah

Page 114: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 113

leher, dan tangannya juga mengelus pundak dan bahu istrinya. Tak perluwaktu lama menyalakan api asmara di antara mereka. Apa yang dilakukan

Dito menyulut gairah Indira. Bahkan dia berpartisipasi membakar suasana.Keduanya larut dalam lautan kemesraan yang mereka ciptakan.

Pengalaman asmara yang pertama itu membuat Indira tak percaya.

Dia menikmati walau awalnya terasa sakit. Padahal Indira melakukan bukandengan orang yang dicintainya. Atau benarkah dia tak mencintai Dito yangkini menjadi suaminya. Berbagai perasaan berkecamuk di dalam dadanya.

Tak berbeda dengan Dito, perasaannya begitu takjub dengan geloraasmara yang baru saja berakhir. Gadis cantik itu miliknya dan ini bukanmimpi. Sangkanya dia bukan yang pertama untuk Indira, mengingat gadis

itu berpacaran cukup lama dengan mantan kekasihnya. Ternyata dia keliru,gadis itu mempersembahkan mahkota yang paling berharga hanya untuknya.Perasaan bahagia dan cinta semakin membuncah di hati Dito.

Perlahan namun pasti keduanya mulai saling memahami danmenikmati kehidupan baru mereka, meski masih tak terucap kata cintadari bibir masing-masing. Kata cinta itu tersimpan rapi di relung hati

keduanya.*******

Dengan langkah terburu-buru Indira berjalan cepat di pusat

perbelanjaan itu. Setelah menikah dengan Dito, dia pindah pekerjaan danjaraknya cukup jauh dari rumah. Sepulang kerja tadi, Indira menyempatkandiri berbelanja untuk makan malam mereka. Tak disangkanya, kini Indira

begitu menikmati kehidupannya sebagai istri.Akibat tergesa-gesa, Indira tidak memperhatikan sekeliling, dan

terkejut saat menabrak seseorang yang berjalan dari arah berlawanan hingga

orang tersebut jatuh. Spontan Indira membantu memunguti barang

Ragam Khasanah

Page 115: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal114

belanjaan orang yang ditabraknya. Saat akan diserahkan kepada pemiliknya,Indira gemetar, ternyata orang yang ditabraknya adalah Gavin. Gavinnya,

lelaki yang begitu pernah dicintainya dan tak bisa pergi dari sudut hatiIndira meski, dia suah berkali-kali mengusirnya.

“ Ga..vin!” serunya kaget.

“ Dira!” ucap Gavin tak kalah kagetnya.Pertemuan itu mengguncangkan hati Indira. Gavin tak banyak

berubah. Masih gagah dan tampan seperti dulu.

“ Gimana, kabar kamu?” tanya Gavin yang takjub melihat mantankekasihnya itu. Indira semakin segar dan cantik.

“ Baik, kamu gimana?”

“ Ya, beginilah.”Keduanya memutuskan untuk ngobrol sejenak di cafe terdekat.

Meski pernah sangat membenci dan kecewa dengan sikap Gavin, Indira

tak memungkiri, bayangan pria itu masih menghantuinya.“ Kamu tinggal di mana sekarang?” tanya Indira berbasa-basi.“ Aku pindah ke Singapura, dapat kerjaan yang lebih bagus di sana.

Ke sini cuma beberapa hari urusan bisnis,” jawab Gavin sambil menyebutkanhotel berbintang tempatnya menginap.

“Kamu tambah cantik,” ujar Gavin sambil menatap Indira dengan

kagum.Wajah Indira bersemu merah. Kenangannya akan kasih mereka

menyeruak. Indira hampir lupa dia sudah bersuami. Ketika ingatan itu

muncul, Indira salah tingkah dan segera pamit harus pulang. Sebelumberanjak, Gavin menangkap tangan Indira. Diremasnya dengan lembuttangan perempuan itu sambil dibisikkan dia akan menghubungi Indira dan

berjanji untuk bertemu lagi.********

Ragam Khasanah

Page 116: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 115

Setelah pertemuan itu, Gavin selalu menelepon atau sekadarmengirim SMS menunjukkan perhatiannya. Dia merayu danmembangkitkan kenangan akan kisah kasih mereka. Hati Indira kembali

berbunga, dia tak memungkiri masih ada rasa cinta di hatinya untuk Gavin.Indira menyembunyikan perjumpaan tak sengaja dengan Gavin dari Ditosuaminya. Ketika sedang asyik bekerja menjelang weaktu istirahat makan

siang, Gavin menelepon mengajak Indira bertemu di hotel tempatnyamenginap. Besok Gavin harus kembali ke Singapura dan membujuk Indirauntuk pertemuan terakhir mereka, dan Indira menyanggupi. Seusai telepon

Gavin, handphone Indira berbunyi dari Dito suaminya.“ Kita makan siang bareng, yuk. Ntar langsung ketemu aja di restoran

langganan kita,” ajak Dito.

“ Maaf, Dito, aku nggak bisa, lagi banyak kerjaan, besok-besok aja,ya. Kan, ntar kita juga ketemu di rumah. Oh ya aku juga pulang agakterlambat nanti,” tutur Indira beralasan.

“ Oke, deh, nggak apa-apa. Sampai ketemu nanti,” tutup Dito.Terbersit rasa bersalah di hati Indira. Dito sangat baik padanya meski

kurang romantis dan terlalu kaku. Tak seperti Gavin yang sangat dipujanya.

Teringat Gavin, Indira langsung ingin pergi ke hotel lelaki itu. Rasanya taksabar, dadanya bergetar persis seperti dahulu saat Gavin masih jadikekasihnya. Pesona Gavin ternyata masih mampu mengusiknya. Indira juga

merasa bersalah pada Gavin karena sampai detik ini, dia belummengungkapkan statusnya yang sudah menjadi istri orang.

Tiba di hotel Gavin, pria itu sudah menyambutnya di lobi. Setelah

melihat Indira, dia langsung mengajak makan di dalam kamar saja, karenabanyak yang harus dibicarakan secara pribadi. Mulanya Indira menolak,tapi hatinya tak mampu melawan pesona Gavin.

Ragam Khasanah

Page 117: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal116

Berada dalam ruang tertutup bersama lelaki yang disukainya,membuat dada Indira bergetar. Gavin menatapnya dengan pandanganberlumur kemesraan.

“ I ndira,” ucap Gavin sambil membelai pipi wanita itu.Indira semakin gemetar mendengar namanya disebut dengan

kekaguman. Dia tak bisa bergerak saat Gavin memeluk tubuhnya dan

menciumnya. Mulanya, Indira menyangka getaran di dalam hatinya akansemakin kencang. Mulanya, Indira mengira dia akan menikmati cumbuanGavin. Ternyata tubuhnya bereaksi lain. Tidak ada getar-getar nikmat seperti

yang dirasakannya dengan Dito, suaminya. Terkejut dengan perasaannya,Indira menghindar dari Gavin.

“ Maaf Gav, aku nggak bisa,” ujarnya lirih.

“ Kenapa Dira?”“ Gav, aku udah menikah dan aku mencintai suamiku. Awalnya

aku mengira masih ada rasa cinta untukmu, ternyata aku salah. Rasa itu

sudah hilang tak berbekas, maafkan aku.”Gavin terkejut dengan pengakuan Indira.“ Oke, aku mengerti. Tapi kamu nggak membenci aku lagi, kan?”

“ Nggak, Gavin. Kita masih bisa berteman,” ucap Indira sambilmembuka pintu dan ke luar dari kamar hotel Gavin. Dia tak sabar inginsegera pulang dan bertemu dengan Dito suaminya.

“ Oh, Dito maafin aku. Ternyata aku sayang dan cinta sama kamu.Mulai saat ini aku nggak akan menyimpan rasa ini,” ucap Indira berjanjidalam hatinya.

*******

Ragam Khasanah

Page 118: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 117

Indira menunggu suaminya dengan hati berdebar. Banyak hal yang

ingin disampaikannya pada Dito. Perasaannya semakin tak terkendali saatmelihat mobil suaminya memasuki halaman. Dengan tergesa diamenyambut suaminya di teras. Dito tersenyum melihat istrinya berdiri

menyambutnya.“ Tumben,” ujar Dito“ Emang nggak boleh, ya menunggu suami sendiri,” tutur Indira

merajuk.“ Ih, siapa bilang nggak boleh, yuk,” ujarnya menuntun sang istri

masuk ke kamar.

“ Ada apa sih. Kamu agak berbeda hari ini,” tanya Dito sambilmembuka kemejanya untuk berganti dengan kaos oblong kesukaannya.

“ Kamu nggak marah kalau aku cerita,” jawab Indira.

“ Cerita aja dulu.”“ Aku ketemua Gavin,” ujar Indira.Sejenak gerakan Dito terhenti. Dia tak jadi memasang kaosnya.

Ditatapnya mata Indira dengan kerisauan. Indira balas menatap dengansenyum mesra tersungging di bibirnya.

“ Jangan khawatir. Ternyata rasa cinta yang pernah aku rasakan

untuknya sudah luntur tak berbekas. Saat bersamanya aku malah teringatkamu, aku sayang dan cinta sama kamu. Aku nggak sanggup menyimpanrasa ini dari kamu,” tutur Indira sambil mendekat ke arah Dito.

Dito semakin tercengang mendengar pengakuan Indira. Rasa bahagiamemenuhi hatinya.

“ Oh, Indira, aku juga sudah lama cinta sama kamu. Kamu pikir

ngapain aku ngajak kamu nikah kalau aku nggak sayang kamu,” ucap Ditotak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.

Ragam Khasanah

Page 119: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal118

Dito memeluk tubuh Indira erat. Setelah berbulan-bulan berumahtangga, baru kali ini mereka benar-benar terbuka satu dengan yang lain.Indira membalas pelukan pujaan hatinya. Kepalanya bersandar di dada

bidang suaminya, mendengar detak jantung Dito yang berdegup kencangmenyenandungkan namanya. (nur. (nur. (nur. (nur. (nurul qomariah)ul qomariah)ul qomariah)ul qomariah)ul qomariah)

the end

Ragam Khasanah

Page 120: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 119

PEDOMAN PENULISAN JURNAL PUANRIPUSAT DATA DAN INFORMASI PEREMPUAN RIAU

( PUSDATIN PUANRI )

1. Naskah atau artikel bisa berupa hasil penelitian lapangan, perpustakaan, baikberupa karya ilmiah maupun artikel popular lainnya yang belum dan tidak pernahdipublikasikan dalam media cetak lain.

2. Setiap kutipan dalam sebuah artikel harus dicantumkan sumber kutipannyadalam sebuah bodynote.

3. Naskah ditulis dengan sistematika sebagai berikut :a. Judulb. Nama Penulisc. Pendahuluan(Mendiskripsikan Permasalahan yang melatarbelakangi

diangkatnya tema yang ditulis )d. Pembahasan (dijabarkan dalam sub-sub judul)e. Kesimpulan / Penutupf. Daftar Pustaka

4. Naskah dapat juga disertakan dengan gambar atau dokumentasi sebagaipendukung isi dari tulisan.

5. Penyusunan daftar pustaka sesuai dengan daftar abjad (nama penulis) secaraalpabet.

6. Naskah diketik dengan mengunakan komputer, ukuran berjarak 2 spasi, minimal10 halaman maksimal 30 halaman, jenis font Georgia dan disertakan filenyadalam sebuah disket berikut juga daftar biografis penulis yang dilampiri denganfoto berwarna ukuran 3x4 (1 lbr).

7. Naskah disusun dalam bahasa Indonesia sesuai dengan Ejaan YangDisempurnakan (EYD).

8. Dewan redaksi berhak mengubah teks artikel yang hendak diterbitkan tanpapemberi tahuan kepada penulis, dengan tidak merubah isi.

9. Dewan redaksi tidak bertanggung jawab atas isi dari artikel yang dimuat dantanggung jawab sepenuhnya dilimpahkan kepada penulis yang bersangkutan.

10. Naskah yang sudah diterima menjadi inventaris PUSDATIN PUANRI.11. Naskah dapat dikirim via E-mail ([email protected] /

jurnalpuanri@pusdatin-puanri )

Pemimpin Redaksi

Rahmita B.NRahmita B.NRahmita B.NRahmita B.NRahmita B.Ningsih,SE.M.Hingsih,SE.M.Hingsih,SE.M.Hingsih,SE.M.Hingsih,SE.M.Humumumumum

Page 121: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal120

Page 122: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 121

Page 123: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal122

Page 124: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal 123

Page 125: Perempuan di Sektor Industri

Jurnal124

Page 126: Perempuan di Sektor Industri