Top Banner
1 TEORI EKONOMI MAKRO “PEREKONOMIAN DUA SEKTOR” DISUSUN OLEH : 1. Rosa Amalia Susanti (108694211) 2. Adilla Sarah Erangga (108694226) 3. Patricia Satyawidya (108694232) S1 Akuntansi 2010 AA JURUSAN S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2011
23

PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.docx

Oct 11, 2015

Download

Documents

Virra Maharani
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

TEORI EKONOMI MAKROPEREKONOMIAN DUA SEKTOR

DISUSUN OLEH :1. Rosa Amalia Susanti (108694211)1. Adilla Sarah Erangga(108694226)1. Patricia Satyawidya(108694232)

S1 Akuntansi 2010 AA

JURUSAN S1 AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI SURABAYA2011

KATA PENGANTARTiada kata yang paling baik selain mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT. Hanya dengan limpahan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro yang membahas tentang Perekonomian Dua Sektor. Proses penyusunannya sempat mengalami beberapa kendala. Namun, berkat kesungguhan dan kerja keras serta dorongan dari berbagai pihak, kendala-kendala tersebut dapat diatasi.Makalah ini disusun dengan harapan agar bisa membantu para mahasiswa mempelajari, memahami, dan mendalami Teori Ekonomi Makro khususnya dalam bidang Perekonomian Dua Sektor.Tim penyusun telah berusaha menyajikan materi makalah ini sebaik-baiknya, tetapi kesalahan dan kekurangan pasti ada. Memang benar kata orang bijak bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Yang sempurna adalah kesempurnaan itu sendiri. Atas dasar kenyataan tersebut saran dan kritik yang bersifat membangun agar hasil dari tugas ini menjadi lebih baik sangat diharapkan dan diterima Tim Penyusun dengan tangan terbuka. Akhirnya, semoga tugas ini bermanfaat dan dapat menambah khasanah perbukuan dan keilmuan. Amin.

Surabaya, 14 September 2011

Tim Penyusun

DAFTAR ISIKata Pengantar ........................................................................................................................ 2Daftar Isi ................................................................................................................................. 3Pengertian Ekonomi Dua Sektor ............................................................................................. 4Hubungan Antara Konsumsi dan Pendapatan ........................................................................ 5Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan ................................................................................. 7Investasi (Penanaman Modal) ................................................................................................ 11Perhitungan Keseimbangan Pendapatan Nasional Dalam Perekonomian Dua Sektor .......... 18Daftar Pustaka ........................................................................................................................ 20Lampiran ................................................................................................................................ 21

A. Pengertian Ekonomi Dua SektorPerekonomian dua sektor adalah perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Ini berarti dalam perekonomian itu dimisalkan tidak terdapat kegiatan pemerintah maupun perdagangan luar negeri. Aliran-aliran pendapatan dalam Perekonomian dua sektor mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :a. Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki rumah tangga. Faktor-faktor produksi tersebut memperoleh pendapatan berupa gaji dan upah, sewa, bunga, dan untung.b. Sebagian besar pendapatan yamg diterima rumah tangga akan digunakan untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan.c. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan ditabung dalam institusi-institusi keuangan.d. Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah tangga yang dikumpulkan oleh institusi-institusi keuangan.Dalam perekonomian dua sektor menangkap interaksi antara pengeluaran konsumsi dan pengeluaran investasi diinduksi otonom. Model ini biasanya digunakan untuk menggambarkan cara kerja dasar dari ekonomi Keynesian, termasuk keseimbangan, ketidakseimbangan, dan multiplier. Model dua sektor Keynesian adalah representasi sederhana dari prinsip-prinsip kunci dari ekonomi Keynesian . Hal ini umumnya disebut sebagai dasar atau sektor swasta Model Keynes karena menangkap esensi dasar ekonomi Keynesian dan hanya mencakup dua sektor swasta - rumah tangga dan bisnis atau perusahaan.Sektor Swasta Untuk mendapatkan pertimbangan sektor swasta, yang merupakan kombinasi dari sektor rumah tangga dan sektor bisnis atau perusahaan , dua sektor domestik yang terlibat dalam pertukaran pasar sukarela dan mengalokasikan sumber daya melalui keputusan individu. Sektor swasta harus kontras dengan sektor publik , atau sektor pemerintah, yang merupakan sektor yang kekuatan keputusan alokasi sumber daya paksa pada sisa ekonomi melalui undang-undang, aturan, dan peraturan. Perbedaan antara sektor swasta dan publik sangat penting dalam ekonomi Keynesian. Hal ini terutama disebabkan oleh pandangan Keynesian bahwa sektor swasta (terutama sektor perusahaan) adalah sumber ketidakstabilan siklus bisnis, dan bahwa kebijakan stabilisasi oleh sektor publik adalah cara yang disarankan untuk menstabilkan perekonomian. Sektor swasta, seperti disebutkan di atas, berisi sektor rumah tangga dan bisnis. Sektor Rumah Tangga : Sektor rumah tangga mencakup semua orang dalam perekonomian yang mengkonsumsi barang dan jasa. Ini adalah seluruh penduduk ekonomi. Sektor rumah tangga bertanggung jawab untuk pengeluaran konsumsi pada produk domestik bruto . Sektor Bisnis atau perusahaan : Sektor bisnis berisi, swasta mencari keuntungan perusahaan dalam perekonomian yang menggabungkan sumber daya yang langka ke dalam produksi keinginan-dan-kebutuhan barang dan jasa yang memuaskan. Sektor bisnis bertanggung jawab untuk pengeluaran investasi pada produk domestik bruto. B. Hubungan Antara Konsumsi Dan Pendapatan

Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga (secara seunit kecil atau dalam keseluruhan ekonomi). Yang terpenting adalah pendapatan rumah tangga.Tabel yang menggambarkan hubungan di antara konsumsi rumah tangga dan pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatannya yang berubah-ubah. Misalnya, seperti dapat dilihat dalam tabel 4.1, pada waktu pendapatan seseorang adalah Rp.500 ribu konsumsinya adalah Rp.500 ribu, pada waktu pendapatanya Rp.900 ribu konsumsinya Rp. 800 ribu, tabel 4.1 secara terperincih menunjukan hubungan di antara tingkat pendapatan disposebel dengan pengeluaran konsumsi dan tabungan rumah tangga.

TABEL 4.1Daftar konsumsi dan tabungan rumah tangga(dalam ribuan rupiah)

Pendapatandisposebel (Yd)(1)Pengeluaran konsumsi (C)

(2)Tabungan (S)

(3)

01002003004005006007008009001000125200275350425500575650725800875-125-100-75-50-250255075100125

1. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan.Pada waktu pendapatan disposebel adalah (Yd= 0 ), pengeluaran konsumsi adalah Rp.125 ribu. Ini berarti rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya.2. Kenaikan pendapatan menaikan pengeluaran konsumsi.Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi dari pada pertambahan konsumsi.3. Pada pendapatan yang tinggi rumahtangga menabung.Disebabkan pertambah pendapatan selalu lebih besar dari pertumbuhan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga tidak mengorek tabungan lagi. ia akan mampu menabung sebagian dari pendapatanya.

Kecondongan Mengkonsumsi Dan MenabungUntuk memahami dengan lebih baik sifat hubungan diantara pendapatan diposebel dengan konsumsi, dan pendapatan disposebel dengan tabungan perlulah diterangkan dua konsep penting berikut :

i.Kecondongan konsumsiii.Kecondongan menabungDefinisi Kecondongan MengkonsumsiKonsep kecondongan mengkonsumsi perlu dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu : kecondongan mengkonsumsi marginal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata. Definisi dan arti konsep ini adalah :i.Kecondongan mengkonsumsi marginal,atau secara ringkasnya dinyatakan sebagai MPC ( marginal propersity to consume ) dapat didefinisikan sebagai perbandingan diantara pertambahan konsumsi yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposebel yang diperoleh,ii.Kecondongan mengkonsumsi rata-rata,atau secara ringkas dinyatakan sebagai APC (average propersity to consume), dapat didefinisikan sebagai perbandingan diantara tingkat pengeluaran konsumsi dengan tingkat pendapatan disposebel pada saat konsumsi itu dilakukan.

Definisi Kecondongan Menabung Marginal.Konsep kecondongan menabung juga perlu dibedakan menjadi 2 istilah yaitu kecondongan menabung marginal dan kecondongan menabung rata-rata. Definisinya masing-masing adalah :i.Kecondongan menabung marginal,MPS (marginal propersity to save), merupakan perbandingan diantara pertambahan tabungan dengan pertambahan pendapatan disposebel.ii.Kecondongan menabung rata-rata,APS (average propersity to save) menunjukan perbandingan diantara tabungan dengan pendapatan disposebel.

C. Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Fungsi KonsumsiFungsi konsumsi adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat konsumsi rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam suatu perekonomian.Persamaannya C = a + bYKeterangan :C = tingkat konsumsia = konsumsi rumah tangga secara nasional pada saat pendapatan nasional 0b = kecondongan konsumsi marginalY = tingkat pendapatan nasionalKecenderungan Mengkonsumsi (Propensity to Consume)Kecenderungan mengonsumsi dibedakan menjadi dua yaitu :- Kecenderungan mengonsumsi marginal- Kecenderungan mengonsumsi rata-rataKecenderungan mengonsumsi marginal yaitu perbandingan antara pertambagan (AC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disporsabel (AY).MPC= C/Yddimana :MPC = Marginal Propensity to concume (kecondongan mengosumsi marginal)C = pertambahan konsumsiYd = pertambahan pendapatanKecenderungan Mengonsumsi Rata-rata (Average Propensity to Consume) adalah perbandingan antara tingkat konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan diposabel serta konsumsi itu dilakukan (Yd).APC= C/Yd Dimana :APC = konsumsi rata-rataC = tingkat konsumsiYd = besarnya pendapatan disposabelApabila ada campur tangan pemerintah secara matematis pendapatan siap pakai dapat dinyatakan sebagai berikut :Yd = Y Tx + Tr Dimana :Yd = Disposable Income,Y = Pendapatan Nasional Tx = Pajak Tr = TransferFungsi TabunganFungsi tabungan (s) adalah suatu fungsi yang menggambarkan hubungan antara tingkat tabungan rumah tangga dengan pendapatan nasional dalam perekonomian. Secara matematis, fungsi tabungan dapat dinyatakan sebagai berikut :S = f ( Y )Karena tabungan nasional merupakan bagian dari pendapatan nasional yang tidak digunakan untuk konsumsi nasional, maka fungsi tabungan tersebut sebenarnya diperoleh dari :S = Y C= Y ( a + bY )= Y a bY, sehingga S = - a + ( 1 b ) YDimana : a = tabungan otonom b= kecondongan konsumsi marginal Y= tingkat pendapatan nasional1 b = MPSMPS = 1 b, karena b = MPC, maka MPS + MPC = 1Keterangan :S = besarnya tabungan (save)A = konnsumsi yang harus dipenuhi pada saat pendapatan nol1-b = marginal prospensity to saveY = pendapatan nasional

Y = CGrafik Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan

Fungsi Tabungan(-)(+)Pendapatan nasional(triliun rupiah)1000800600240400200-200Tabungan (triliun rupiah)-900200BAC180240Fungsi KonsumsiPendapatan nasional(triliun rupiah)Konsumsi(triliun rupiah)1000400600020090200400600800

60S

E

D

D. Investasi (Penanaman Modal)Jenis Investasi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi InvestasiInvestasi adalah pengeluaran penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.Jenis-jenis investasi yaitu :1. Tabungan dan DepositoMemiliki tabungan di bank adalah cara investasi yang paling sederhana, praktis dan mudah, didukung dengan likuiditas dan kemudahan pengambilan sewaktu-waktu, bank juga relatif sangan aman, karena hingga kini simpanan di bank dijamin oleh pemerintah. Deposito sendiri mirip dengan tabungan namun dengan jangka waktu tertentu, bunga yang ditawarkan di deposito relatif lebih tinggi dari bunga tabungan, namun bila deposito diambil sebelum jangka waktunya maka akan dikenakan penalty.2. ObligasiObligasi adalah surat hutang dengan jangka waktu tertentu. Imbalan dari obligasi adalah modal pokok investasi plus kupon bunga. Pembayaran kupon bunga dilakukan secara berkala, misalnya 3 bulan atau 6 bulan atau tahunan. Pembayaran poko investasi sendiri dilakukan saat obligasi jatuh tempo, yaitu tanggal dimana obligasi habis masa berlakunya.3. SahamSaham merupakan bukti kepemilikan (ekuitas) bukan surat utang. Membeli saham berarti memiliki sebagian dari perusahaan, artinya juga anda berbagi resiko dengan emiten (penerbit saham). Bila emiten mendapat laba, sebagian akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden.Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi : Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh, Suku bunga, Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan, Keamajuan teknologi, Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya, Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.Diantara 6 faktor tersebut ada dua faktor yang sangat penting dari faktor-faktor lainnya yaitu keuntungan yang diramalkan dan suku bunga. Ramalan mengenai keuntunganmasa depan (i) akan memberikan gambaran kepada para pengusaha mengenai jenis-jenis investasi yang mempunyai prospek yang baikuntuk dilaksanakan, dan (ii) besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mewujudkan tambahan barang-barang modal yang diperlukan. Sedangkan suku bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan member keuntungan kepada para pengusaha dan dapet dilaksanakan. Para pengusaha hanya akan melaksanakan keinginan untuk menanam modal apabila tingkat pengembalian modal dari investasi yang dilakukan, yaitu presentasi keuntungan yang akan diperoleh sebelum dikurangi bunga uang yang dibayar, lebih besar dari bunga.Oleh karena itu dalam analisis makroekonomi, analisis mengenai investasi lebih dilaksanakan kepada menunjukkan peranan suku bunga dalam menentukan tingkat investasi dan akibat perubahan suku bunga ke atas investasi dan pendapatan nasional.Tingkat Pengembalian Modala. Menghitung Nilai SekarangSuatu kegiatan investasi dapat dikatakan memperoleh keuntungan apabila nilai sekarang pendapatan di masa depan adalah lebih besar daripada nilai sekarang modal yang diinvestasikan. Nilai sekarang pendapatan di masa depan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

NS = Y1 + Y2 + Y3+ + Yn (1+i) (1+i)2 (1+i)3 (1+i)n

Dalam persamaan diatas: NS: nilai sekarang pendapatan yang diperoleh di antara tahun 1 sehingga tahun n, apabila dimisalkan investasi tersebut didepresasikan pada tahun n. Y1,Y2,Y3,,Yn: pendapatan netto (keuntngan) yang diperoleh perusahaan antara tahun 1 hingga tahun n. i: suku bunga.Dengan memisalkan nilai sekarang modal yang diinvestasikan adalah M, penanaman modal tersebut dikatakan menguntungkan apabila NS lebih besar dari M.

b. Perhitungan Tingkat Pengembalian Modal

M = Y1 + Y2 + Y3+ + Yn (1+R) (1+R)2 (1+R)3 (1+R)n

Dalam persamaan di atas: M: nilai modal yang diinvestasikan Y1,Y2,Y3,,Yn: pendapatan netto (keuntngan) yang diperoleh perusahaan antara tahun 1 hingga tahun n. R: tingkat pengembalian modal.

Dalam persamaan di atas yang akan dihitung adalah R karena M dan Y1 hingga hingga Yn sudah diketahui nilainya. Suatu investasi dipandang menguntungkan apabila nilai R lebih besar daripada suku bunga.

Pendekatan Penentuan InvestasiSemua kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu.Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (primary motif) yang membedakan antara kegiatan investasi (invesment) dan kegiatan menabung (saving) yang motif dan tujuan utamanya adalah tujuan proteksi atau perlindungan dan untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Secara umum ada beberapa kriteria mendasar yang biasanya menjadi pegangan bagi seorang investor untuk memutuskan apakah suatu investasi layak dilakukan atau tidak. Hal hal tersebut adalah :a. Tingkat keuntungan investasi yang diharapkanDapat diukur dengan berbagai metode yang tersedia salah satu metode yang paling umum adalah dengan mengukur tingkat pengembalian investasi atau dikenal dengan istilahReturn On Invesment( ROI ) yang tidak hanya memperhitungkan laba terhadap modal tetapi juga memperhitungkan periode waktu pengembalian investasi.b. Tingkat resiko investasi yang akan dihadapiSelain sangat peduli terhadap prospek perolehan keuntungan / laba suatu kegiatan investasi , Investor umumnya juga sangat peduli terhadap kemungkinan risiko yang bakal dihadapinya dalam melakukan kegiatan investasi tersebut.c. Tingkat likuiditas suatu investasiAspek likuiditas merupakan aspoek utama berikutnya yang umumnya menjadi focus perhatian utama para Investor dalam melakukan suatu kegiatan investasi. Ukuran likuiditas tersebut pada hakekatnya mengacu pada dua aspek dasar yaitu :1) Pertama adalah seberapa cepat suatu investasi mulai menghasilkan keuntungan dana tunai ( seberapa cepatpenerimaan dana hasil investasi didapatkan kembali )2) Kedua adalah seberapa cepat suatu investasi dapat dikonversikan kembali menjadi dana tunai apabila munculkebutuhan dana tunai secara mendadak.d. Tingkat kompleksitas / kerumitan suatu investasiTingkat komleksitas dari suatu kegiatan investasi juga merupakan salah satu pertimbangan dasar yang umumnya menjadi fokus perhatian Investor, semakin rumit suatu kegiatan investasi maka semakin tidak menarik kegiatan investasi tersebut.e. Tingkat kesulitan memulai kegiatan investasi (Entry barier)Setiap kegiatan investasi memiliki hambatan hambatan tertentu yang merintangi seorang calon Investor untuk dapat memulai suatu kegiatan investasi tersebut. f. Tingkat familiaritas suatu kegiatan investasiFaktor ini dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting yang dapat mempengaruhi keputusan akhir untuk menerima ataupun menolak suatu usulan rencana investasi yang diajukan. Faktor terakhir ini sebenarnya dapat diatasi dengan mengupayakan akses informasi yang seluas luasnya terhadap kegiatan investasi bersangkutan.Pada kenyataannya seorang Investor dalam memutuskan atau menentukan apakah suatu investasi layak atau tidak layak dilakukan dipengaruhi berbagai pertimbangan lain selain faktor faktor diatas, pertimbangan ini sangat beragam dan meliputi mulai dari pertimbangan teknis dan berbagai segi hingga pertimbangan yang bersifat subjektif semata mata.Fungsi InvestasiFungsi investasi adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara tingkat investasi dengan pendapatan nasional. Dalam hubungannya dengan pendapatan nasional, investasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:a. Investasi Otonom(Autonomous Investment)Investasi otonom adalah investasi yang tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan dalam pendapatan nasional maupun tingkat bunga. Jadi, tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Perhatikan kurva berikut!

apabila suku bunga tinggi, jumlah investasi akan berkurang, sebaliknya suku bunga yang rendah akan mendorong lebih banyak investasi. Akibat dari perubahan suku bunga kepada investasi digambarkan oleh kurva l1dan l2.Apabila suku bunga adalah rojumlah investasi lo. Misalkan suku bunga turun ke r2, maka mengakibatkan pertambahan investasi menjadi l2,sebaliknya apabila suku bunga naik menjadi rl,Pendapatanmaka akan mengakibatkan investasi turun, yaitu menjadi l1.

b. Investasi Terpengaruh(Induced Investment)Investasi terpengaruh adalah investasi yang didorong oleh adanya perubahan pendapatan nasional. Jika pendapatan nasional naik investasi juga akan naik, jika pendapat nasional turun maka investasi juga menurun. Peningkatan pendapatan nasional diikuti kenaikan investasi karena kenaikan pendapatan nasional akan membawa serta kenaikan konsumsi, sehingga produksi dan investasi juga bertambah.Keseimbangan dalam perekonomian terjadi apabila:1)Y = C + I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi ditambah investasi.2)I = S, yaitu investasi sama dengan tabungan.Perhatikan kurva berikut!

Pada keadaan seimbang seperti pada kurva di samping dipenuhi syarat keseimbangan yaitu pendapatan sama dengan pengeluaran (C + I). Atau tabungan (S) sama dengan pengeluaran investasi sektor swasta (I). Sedangkan Y = E merupakan syarat keseimbangan perekonomian, yaitu pendapatan sama dengan pengeluaran.

Marginal Efficiency of Capital (MEC)Marginal efficiency of capital (MEC) dapat didefenisikan sebagai tingkat diskonto yang menyamakan present value dari penghasilan dengan harga barang modal. Menurut pendekatan ini, suatu proyek investasi akan dilaksanakan apabila MEC lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku dipasar. Dari MEC dapat diperoleh efisiensi marjinal investasi (MEI) yang memperlihatkan hubungan antara investasi dengan tingkat bunga pasar. Berdasarkan konsep MEI ini, dengan stok kapital tertentu, investasi bersih (net investment) berhubungan negatif dengan tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah investasi dan sebaliknya. Investasi akan dilakukan oleh investor bila MEC yang diharapkan masih lebih besar atau tinggi dari tingkat bunga yang berlaku. Jadi jelas pertimbangan Keynes untuk terlaksananya investasi adalah faktor efisiensi marjinal (MEC) dari investasi itu sendiri. Efisiensi marjinal dari modal atau investasi sangat tergantung pada perkiraan-perkiraan dan pertimbangan investor terhadap perkembangan situasi perkonomian pada masa yang akan datang. Hubungan antara MEC, investasi dan tingkat bunga dapat dilihat dari MEC yang menurun, dimana garis ini memperlihatkan jumlah investasi yang terlaksana pada tingkat bunga yang berlaku.

Tingkat Pengembalian ModalA

R0

B

R1

CR2

MEC

I2I1I0

Investasi/Modal (Yang Diperlukan)

Kurva MEC ditunjukkan tiga buah titik A, B, C. Titik A menggambarkan bahea tingkat pengembalian modal adalah R0 dan investasi adalah I0. Ini berarti titik A menggambarkan bahwa dalam perekonomian dapat dilakukan kegiatan investasi yang akan menghasilkan tingkat pengembalian modal sebanyak R0 ataulebih tinggi, dan untuk mewujudkan investasi tersebut modal yang diperlukan adalah sebanyak I0. Titik B dan C juga memberikan gambaran yang sama. Titik B menggambarkan wujud kesempatan untuk menginvestasi dengan tingkat pengembalian modal R1 atau lebih, dan modal yang diperlukan adalah I1 dan titik C menggambarkan, untuk mewujudkan usaha yang menghasilkan tingkat pengembalian modal sebnyak R2 atau lebih, diperlukan modal sebanyak I2.

E. Perhitungan Keseimbangan Pendapatan Nasional Dalam Perekonomian Dua Sektor

Kesimbangan pendapatan nasional ekonomi dua sektorAdalah keadaan yang berlaku dalam ekonomi dua sektor di mana pengeluaran agregat sama dengan penawaran agregat. Kesamaan ini akan menentukan tingkat kegiatan ekonomi Negara yang dicapai, pemdapatan nasional, dan kesempatan kerja dan pengangguran. Dalam formula syarat tersebut adalah : (i) Y= C+I dan (ii) S=I.

Perubahan Keseimbangan Pendapatan NasionalUntuk memperoleh analisis mengenai multiplier, seterusnya dalam bagian ini akan ditunjukkan pengaruh kenaikan investasi yang bernilai Rp 20 triliun ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Pada mulanya fungsi konsumsi adalah C = 90 + 0,75Y dan I = 120. Telah ditunjukkan bahwa pengeluaran agregat tersebut mewujudkan pendapatan nasional sebanyak Rp 840 triliun.Kenaikan investasi sebanyak Rp 20 triliun menyebabkan tingkat investasi yang baru adalah I1 = 120 + 20 = 140. Maka pada tingkat keseimbangan yang baru pendapatan nasional adalah Rp 920 triliun, yaitu seperti yang dibuktikan oleh perhitungan berikut :Y1 = C + I1Y1 = 90 + 0,75Y1 + 1400,25Y1 = 230Y1 = 920Cara lain untuk menentukan pendapatan nasional pada keseimbangan yang baru adalah dengan cara menambahkan pertambahan pendapatan nasional (sebagai akibat pertambahan investasi) kepada pendapatan nasional yang asal. Pertambahan nasional adalah :

Dengan demikian pendapatan nasional yang baru adalah : Y1 = Y + + Rp 80 triliun = Rp 920 triliun.

Daftar Pustaka

a. Sukirno, Sadono. 2006. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.b. Wijaya, Faried. 1992. Ekonomi Mika Makro. Yogyakarta: BPFE.c. Two Sector Keynesian Model. Diakses pada tanggal 13 November 2011 dari http://www.amosweb.com/cgi-bin/awb_nav.pl?s=wpd&c=dsp&k=two-sector+Keynesian+modeld. Konsumsi, Tabungan, dan Investasi. Diakses pada tanggal 14 November 2011 dari psb-psma.org/forum/forum.../3512-konsumsi-tabungan-dan-investasie. Keseimbangan Pendapatan Nasional. 2011. Diakses pada tanggal 14 November 2011 dari http://dmanagerial.blogspot.com/2011/06/keseimbangan-pendapatan-nasional-dalam.htmlf. Mankiw, Gregory, 2010, Macroeconomics,New York, Worth Publishers.g. Boyes, William & Michael Melvin, 2011, Macroeconomics, USA, South-Western Cengage Learning.h. Mankiw, Gregory, 2012, Principles Of Economics, USA, South-Western Cengage Learning.i. Nellis, Joseph G. & David Parker, 2004, Principles of Macroeconomics, England, Pearson Education.j. Karel. E Case & Ray. E Fair, 2012, Principles of Macroeconomics, USA, Pearson Education.

LAMPIRAN Consumption

Investment

23