LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASARPercobaan 2BEBERAPA REAKSI
KIMIA
Disusun olehNama : Cinderi Maura RestuNPM : 10060312009Shift /
kelompok : 1 / 2Tanggal Praktikum : 15 Oktober 2012Tanggal Laporan
: 29 Oktober 2012Asisten : Garnita.R,S.Farm
LABORATORIUM KIMIA TERPADU APROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS ISLAM
BANDUNG2012
Percobaan 2Beberapa reaksi kimia1. Tujuan :Untuk memahami dan
mengerti tentang prinsip beberapa jenis reaksi kimia, serta bisa
menggunakan konsep dasar stoikiometri reaksi untuk menentukan
komposisi dari suatu senyawa hidrat.2. Prinsip :Beberapa reaksi
kimia memiliki prinsip, yaitu : 1. Adanya perubahan warna 2.
Timbulnya gas 3. Naiknya suhu/turunnya suhu 4. Adanya endapan3.
Metode/teori dasar :Perubahan yang terjadi pada reaksi kimia dapat
berupa perubahan warna, timbulnya gas, naiknya suhu/turunnya suhu,
dan terbentuk zat lain berupa endapan. Tidak setiap pencampuran dua
zat kimia membentuk reaksi secara langsung.Senyawa hidrat merupakan
suatu senyawa tertentu yang terbentuk dari serbuk kristal yang
mengandung sejumlah molekul air. Contohnya : molekul air yang
terdapat dalam senyawa CaSO4 tidak terikat dengan sangat kuat dan
dapat dibebaskan dengan memanaskan kristal. Kristal yang kering
dapat menyerap air kembali dengan jumlah air yang diserap oleh
kristal mencapai 2x lipat dari CaSO4. Senyawa hidrat memiliki
perbandingan jumlah air dan kristal dengan suhu perbandingan
tertentu. Proses dehidrasi (lepasnya air) dari senyawa hidrat tidak
jarang bisa diamati dengan berubahnya warna kristal. Misalnya jika
memanaskan senyawa hidrat CuSO4.5H2O. Ketika semua air lepas dari
kristal, warna kristal berubah dari biru menjadi putih. Dan jika
didiamkan di udara terbuka, kristal menjadi biru kembali karena
menyerap air dari udara.Senyawa hidrat kalsium sulfat :
CaSO4.2H2O.Pada tahun 1808, Joseph Louis Gay-Lussac akhirnya
mengetahui bahwa karakteristik gas selalu sama. Berdasarkan hal ini
dan teori atom dari John Dalton, Joseph Proust akhirnya
mengembangkan hukum perbandingan tetap yang nantinya menjadi konsep
awal dari stoikiometri dan persamaan reaksi. Stoikiometri
didasarkan juga pada hukum-hukum dasar kimia lain, yaitu hukum
kekekalan massa, dan hukum perbandingan berganda.Jenis-jenis reaksi
kimia :1. Reaksi redoksOksidasi adalah suatu kenaikan bilangan
oksidasi, dan berhubungan dengan kehilangan elektron. Sementara
reduksi adalah suatu penurunan bilangan oksidasi dan berhubungan
dengan penerimaan elektron.Oksidator adalah spesies yang
mengoksidasi bahan lain, mengandung atom yang tereduksi, dan
memperoleh elekron. Reduktor adalah spesies yang mereduksi bahan
lain, mengandung atom yang teroksidasi, dan kehilangan elektron.2.
Reaksi penggabunganReaksi penggabungan adalah reaksi dari dua atau
lebih substansi yang bergabung untuk membentuk senyawa. Reaksi
penggabungan melibatkan : penggabungan dua unsur untuk membentuk
suatu senyawa, penggabungan unsur dan senyawa untuk membentuk suatu
senyawa baru yang tunggal, dan penggabungan dua senyawa untuk
membentuk suatu senyawa baru yang tunggal.3. Reaksi
dekomposisiReaksi dekomposisi adalah reaksi dari senyawa yang
menghasilkan dua atau lebih substansi. Reaksi dekomposisi
melibatkan : suatu senyawa yang menghasilkan dua unsur, suatu
senyawa yang menghasilkan unsur dan senyawa, dan suatu senyawa yang
menghasilkan dua senyawa.4. Reaksi pergantianReaksi pergantian
adalah reaksi yang dimana satu unsur dari suatu senyawa digantikan
oleh unsur lain. Reaksi ini melibatkan : logam lebih aktif ditambah
garam dari logam kurang aktif menghasilkan logam kurang aktif
ditambah garam dari logam lebih aktif, dan logam lebih aktif
ditambah asam nonpengoksida menghasilkan hidrogen ditambah garam
dari asam.5. Reaksi metatesisReaksi metatesis adalah dimana reaksi
antara dua senyawa dalam larutan aquo, ion-ion positif dan ion-ion
negatif muncul untuk mengganti pasangannya untuk membentuk dua
senyawa baru, dengan tidak merubah bilangan oksidasinya. Dalam
reaksi metatesis terdapat tiga tipe :a. Reaksi asam basa
(netralisasi)Merupakan reaksi asam dengan logam hidroksida yang
menghasilkan garam dan air. Hampir semua reaksi netralisasi, gaya
geraknya adalah penggabungan H+ (aq) dari asam dan OH- (aq) dari
basa (atau basa tambah air) untuk membentuk molekul air. Persamaan
reaksi ionik bersih untuk semua reaksi asam kuat dengan basa kuat
membentuk garam larut dan air. Reaksi antara asam lemah dengan basa
kuat juga menghasilkan garam dan air, tetapi ada perbedaan yang
signifikan dalam persamaan reaksi yang setimbang karena asam hanya
terionisasi sedikit. Reaksi asam monoprotik lemah dengan basa kuat
akan membentuk garam larut.b. Reaksi pengendapanDalam reaksi
pengendapan, padatan yang tak larut membentuk endapan. Gaya gerak
reaksi pengendapan adalah tarik menarik yang kuat antara kation dan
anion, yang memindahkan ion-ion dari larutan dengan pembentukan
endapan.c. Reaksi pembentukan gasReaksi pembentukan gas yaitu
dimana pembentukan gas tak larut atau agak larut yang memberikan
suatu gaya gerak. Gas umum yang sangat larut dalam air adalah
HCl(g) dan NH3(g). Sementara semua gas lainnya, cukup tak larut
sebagai gaya yang mendorong suatu reaksi agar berlanjut jika
gas-gas itu terbentuk sebagai suatu produk reaksi. 4. Prosedur
Percobaan :I. Percobaan pertama :a. Telah disediakan 3 buah tabung
reaksi yang bersih dan kering, 1, 2, dan 3.b. Kedalam tabung 1,
dimasukkan larutan HCl 0,1 M sebanyak 10 tetes. Kedalam tabung 2,
dimasukkan larutan CH3COOH 0,1 M. Dan kedalam tabung 3, dimasukkan
NaOH 0,1 M.c. Ditambahkan 1 tetes indikator kedalam masing-masing
tabung.d. Diamati perubahan yang terjadi pada masing-masing
tabung.e. Ditambahkan 10 tetes NaOH 0,1 M kedalam tabung 1 dan
tabung 2.f. Diamati perubahan yang terjadi pada masing-masing
tabung.II. Percobaan kedua :a. Kedalam sebuah tabung reaksi,
dimasukkan 1 ml larutan H2C2O4.b. Kemudian kedalam tabung reaksi
tersebut ditambahkan 2 tetes H2SO4 2 M.c. Tabung reaksi kemudian
dikocok dan diamati perubahannya yang terjadi.d. Ditambahkan KMnO4
0,05 M tetes demi tetes kedalam tabung reaksi tersebut dan sambil
dikocok hingga warna larutan yang terbentuk tidak menghilang.e.
Percobaan tadi diulangi dengan mengganti H2C2O4 dengan Fe2+.f.
Kemudian dibandingkan laju hilangnya warna ungu diantara kedua
percobaan yang telah dilakukan tadi.III. Percobaan ketiga :a.
Direaksikan larutan NaCl 0,1 M sebanyak 1 ml dengan AgNO3 0,1 M
sebanyak 5 tetes didalam sebuah tabung reaksi.b. Kemudian diamati
perubahan yang terjadi pada campuran 2 larutan didalam tabung
tersebut.IV. Percobaan keempat :a. Direaksikan larutan BaCl2 0,1 M
sebanyak 1 ml dengan larutan K2CrO4 0,1 M sebanyak 1 ml didalam
sebuah tabung reaksi.b. Kemudian diamati perubahan yang terjadi
pada campuran 2 larutan didalam tabung tersebut.V. Percobaan kelima
:a. Telah disediakan 4 buah tabung reaksi, A, B, C, dan D.b. Tabung
A dan B kemudian diisi dengan larutan K2CrO4 0,1 M sebanyak 1 ml.c.
Sedangkan tabung C dan D diisi dengan larutan K2Cr2O7 0,1 M
sebanyak 1 ml.d. Kedalam tabung A dan C ditambahkan larutan HCl 0,1
M sebanyak 10 tetes.e. Tabung A dan tabung C kemudian dikocok.f.
Sedangkan kedalam tabung B dan D dimasukkan larutan NaOH 1 M
sebanyak 10 tetes.g. Tabung B dan tabung D kemudian dikocok.h.
Kemudian dibandingkan apa yang terjadi pada setiap tabung
tersebut.VI. Percobaan keenama. Disediakan 2 buah tabung reaksi, A
dan B.b. Kedalam tabung A dan B tersebut kemudian dimasukkan
larutan Al2(SO4)3 0,1 M sebanyak 1 ml.c. Kedalam tabung A,
ditambahkan larutan NaOH 1 M sebanyak 5 tetes.d. Kemudian diamati
perubahan yang terjadi pada larutan yang ada didalam tabung
tersebut.e. Ditambahkan lagi kedalam tabung A tersebut larutan NaOH
tetes demi tetes.f. Diamati kembali perubahan yang terjadi pada
larutan yang ada didalam tabung tersebut.g. Sedangkan kedalam
tabung B, ditambahkan larutan NH4OH 1 M sebanyak 5 tetes.h. Diamati
larutan yang ada didalam tabung B tersebut.i. Ditambahkan lagi
kedalamnya larutan NaOH tetes demi tetes.j. Terakhir, kembali
diamati larutan yang ada didalam tabung B tersebut. Dilihat
perubahannya apa-apa saja.VII. Percobaan ketujuh :a. Telah
disiapkan tabung reaksi, pipa kaca penyalur gas, dan kertas
lakmus.b. Kedalam tabung reaksi, dimasukkan larutan (NH4)2SO4
sebanyak 5 ml.c. Kemudian, kedalam tabung tersebut ditambahkan lagi
larutan NaOH 1 M sebanyak 5 tetes.d. Kemudian, dengan segera telah
dihubungkan tabung tersebut dengan pipa kaca penyalur gas yang
dibagian ujungnya telah ditempelkan kertas lakmus.e. Diamati
perubahan yang terjadi pada kertas lakmus tersebut.VIII. Percobaan
kedelapan :a. Telah disiapkan tabung reaksi, pipa kaca penyalur
gas, dan gelas kimia 100 ml.b. Kedalam gelas kimia, dimasukkan
dengan larutan Ba(OH)2 sebanyak 5 ml.c. Kedalam tabung, dimasukkan
CaCo3 sebanyak 1 sendok saja, dan ditambahkan dengan segera larutan
HCl 1 M sebanyak 5 tetes.d. Dengan segera, dihubungkanlah antara
tabung dengan pipa kaca yang dibagian ujungnya telah terendam dalam
larutan yang ada didalam gelas kimia.e. Kemudian, diamatilah
perubahan yang telah terjadi pada percobaan ini.5. Alat dan bahan
:Alat yang diperlukan :1. 3 buah tabung reaksi atau lebih2. Pipa
kaca penyalur gas3. Kertas lakmus4. Gelas kimia 100 mlBahan yang
diperlukan :1. Indikator (phenolptalein)2. Larutan HCl 0,1 M3.
Larutan CH3COOH 0,1 M4. Larutan NaOH 0,1 M5. Larutan H2C2O4 1 ml6.
Larutan H2SO4 2 M7. Larutan KMnO4 0,05 M8. Larutan Fe2+9. Larutan
NaCl 0,1 M10. Larutan AgNO3 0,1 M11. Larutan BaCl2 0,1 M12. Larutan
K2CrO4 0,1 M13. Larutan K2Cr2O7 0,1 M14. Larutan HCl 1 M15. Larutan
NaOH 1 M16. Larutan Al2(SO4)3 0,1 M17. Larutan NH4OH 1 M18. Larutan
(NH4)2SO419. Larutan Ba(OH)220. Larutan CaCO36. Hasil Pengamatan
:I. Percobaan Pertama : a. Pencampuran 10 tetes HCl 0,1 M,
indikator, dan 10 tetes NaOH 0,1 M.
Setelah HCl (berwarna bening) direaksikan dengan indikator
(phenolptalein, berwarna bening), tidak ada perubahan yang terjadi
pada warna campuran kedua larutan tersebut. Warna campuran kedua
larutan tetap berwarna bening. Tetapi setelah campuran kedua
larutan tersebut ditambahkan dengan NaOH (berwarna bening),
warnanya berubah dari bening menjadi putih. Pada reaksi ini, tidak
terjadi endapan.b. Pencampuran 10 tetes CH3COOH 0,1 M, indikator,
dan 10 tetes NaOH 0,1 M.
Setelah CH3COOH (berwarna bening) direaksikan dengan indikator
(phenolptalein, berwarna bening), tidak ada perubahan warna yang
terjadi. Warnanya tetap berwarna bening. Tetapi setelah kedua
larutan tersebut ditambahkan dengan NaOH (berwarna bening),
warnanya berubah dari bening menjadi pink, tetapi lama-kelamaan
warna pink tersebut memudar. Pada reaksi ini, tidak terjadi
endapan.c. Pencampuran 10 tetes NaOH 0,1 M, indikator, dan 10 tetes
NaOH 0,1 M.Setelah NaOH (berwarna bening) direaksikan dengan
indikator (phenolptalein, berwarna bening), ada perubahan warna
yang terjadi. Warnanya berubah dari bening menjadi pink. Setelah
ditambahkan dengan NaOH (berwarna bening), warnanya tetap pink,
tetapi warna pinknya lebih bertahan lama. Pada reaksi ini tidak
terbentuk adanya endapan.II. Percobaan Kedua :a. Pencampuran 1 ml
H2C2O4, 2 tetes H2SO4, dan beberapa tetes KMnO4.
Setelah H2C2O4 (berwarna bening) direaksikan dengan H2SO4
(berwarna bening) kemudian dikocok, ada perubahan warna yang
terjadi. Warnanya berubah dari bening menjadi putih kecokelatan.
Setelah ditambahkan lagi tetes demi tetes KMnO4 (berwarna ungu) dan
sambil dikocok, warnanya berubah menjadi kuning.b. Pencampuran 1 ml
Fe2+, 2 tetes H2SO4, dan beberapa tetes KMnO4.
Setelah Fe2+ (berwarna putih) direaksikan dengan H2SO4 (berwarna
bening) kemudian dikocok, akan menghasilkan warna putih
kekuning-kuningan. Tetapi setelah ditambahkan lagi dengan KMnO4,
warnanya berubah menjadi kuning pucat.III. Percobaan Ketiga
:Pencampuran 1 ml NaCl 0,1 M dengan 5 tetes AgNO3 0,1 M.
Setelah NaCl (berwarna bening) direaksikan dengan AgNO3
(berwarna putih), ada perubahan warna yang terjadi. Warnanya
berubah menjadi putih. Pada reaksi ini terbentuk adanya endapan
berwarna putih.IV. Percobaan Keempat :Pencampuran 1 ml BaCl2 0,1 M
dengan 1 ml K2CrO4 0,1 M.
Setelah BaCl2 (berwarna bening) direaksikan dengan K2CrO4
(berwarna kuning terang), ada perubahan warna yang terjadi.
Warnanya berubah menjadi kuning pucat. Pada reaksi ini terbentuk
adanya endapan yang berwarna putih.V. Percobaan Kelima :a. Pada
tabung A, pencampuran 1 ml K2CrO4 0,1 M dan 10 tetes HCl 1 M.
Setelah K2CrO4 (berwarna kuning) direaksikan dengan HCl
(berwarna bening), terdapat perubahan warna yang terjadi. Warnanya
berubah menjadi orange.b. Pada tabung B, pencampuran 1 ml K2CrO4
0,1 M dan 10 tetes NaOH 1 M.
Setelah K2CrO4 (berwarna kuning) direaksikan dengan NaOH
(berwarna bening), warnanya tidak berubah. Warnanya tetap kuning.c.
Pada tabung C, pencampuran 1 ml K2Cr2O7 0,1 M dan 10 tetes HCl 1
M.
Setelah K2Cr2O7 (berwarna orange) direaksikan dengan HCl
(berwarna bening), warnanya tidak berubah. Warnanya tetap orange.d.
Pada tabung D, pencampuran 1 ml K2Cr2O7 0,1 M dan 10 tetes NaOH 1
M.
Setelah K2Cr2O7 (berwarna orange) direaksikan dengan NaOH
(berwana bening), terdapat perubahan warna yang terjadi. Warnanya
berubah menjadi warna kuning. VI. Percobaan Keenam :a. Pada tabung
A, pencampuran 1 ml Al2(SO4)3, 5 tetes NaOH 1 M, dan beberapa tetes
NaOH lagi.
Setelah Al2(SO4)3 (berwarna bening) direaksikan dengan NaOH
(berwarna bening), ada perubahan warna yang terjadi. Warnanya
menjadi agak keruh. Tetapi setelah ditambahkan lagi tetes demi
tetes NaOH, warnanya yang semula agak keruh, berubah kembali
seperti warna awal yaitu bening.b. Pada tabung B, pencampuran 1 ml
Al2(SO4)3, 5 tetes NH4OH 1 M, dan beberapa tetes NH4OH lagi.Setelah
Al2(SO4)3 (berwarna bening) direaksikan dengan NH4OH (berwarna
bening), ada perubahan warna yang terjadi. Warnanya menjadi lebih
keruh daripada larutan yang terdapat didalam tabung A. Setelah
ditambahkan lagi tetes demi tetes NH4OH, warnanya menjadi tambah
keruh lagi.VII. Percobaan Ketujuh :Pencampuran 5 ml (NH4)2SO4 dan
NaOH 1 M, serta terdapat pipa kaca penyalur gas dan kertas
lakmus.
Setelah (NH4)2SO4 (berwarna bening) dicampurkan dengan NaOH
(berwarna bening), tidak ada perubahan warna yang terjadi. Warnanya
tetap bening, tetapi timbul adanya gas. Ketika pipa kaca dimasukkan
kedalam tabung yang salah satu ujungnya ditempelkan pada kertas
lakmus, kertas lakmusnya lantas berubah warna. Warna kertas lakmus
yang semula merah menjadi biru.VIII. Percobaan Kedelapan
:Pencampuran 1 sendok CaCO3 dan 5 tetes HCl 1 M, serta terdapat
pipa kaca penyalur gas dan gelas kimia 100 ml.
Pada saat CaCO3 (berwarna bening) dicampurkan dengan HCl 1 M
(berwarna bening), terjadi endapan didalam tabung. Endapannya
berwarna putih. Tabung reaksi tersebut kemudian disambungkan dengan
gelas kimia yang sudah diisi dengan Ba(OH)2 dengan menggunakan pipa
kaca. Kemudian terdapat gelembung-gelembung gas didalam gelas kimia
tadi.7. PembahasanLarutan HCl 0,1 M (berwarna bening, bersifat asam
kuat) jika ditambahkan 1 tetes indikator (phenolptalein), akan
tetap berwarna bening. Karena indikatornya mempunyai sifat tidak
berpengaruh atau tidak berwarna dalam suasana asam atau alkali
lemah, tetapi berpengaruh dalam suasana basa. Intinya, indikator
ini akan bereaksi dalam suasana basa menghasilkan warna merah atau
pink. Sehingga tidak ada perubahan warna yang terjadi. HCl jika
ditambahkan indikator ditambahkan lagi dengan NaOH, akan berwarna
putih. Karena NaOH bersifat basa kuat yang persamaan reaksinya
dengan HCl yang bersifat asam kuat yang akan membentuk garam larut
dan air (ini berdasarkan teori asam basa). CH3COOH (berwarna
bening, dan bersifat asam lemah) ditambahkan indikator akan tetap
berwarna bening. Karena sifat indikatornya tadi yang hanya akan
bereaksi jika dalam suasana basa. CH3COOH ditambahkan indikator dan
ditambahkan lagi NaOH (berwarna bening dan bersifat basa kuat),
akan berwarna pink, tapi lama-kelamaan warna pinknya akan memudar.
Ini dikarenakan reaksi antara asam lemah dengan basa kuat akan
menghasilkan garam dan air, tetapi terdapat perbedaan yang
signifikan dalam persamaan reaksi yang setimbang karena asam hanya
terionisasi sedikit. NaOH ditambahkan dengan indikator, akan
berwarna pink. Karena sifat indikatornya ini hanya akan bereaksi
dalam suasana basa atau alkali kuat. NaOH ditambah indikator,
ditambahkan lagi dengan NaOH akan berwarna pink. Warna pinknya
bertahan lama. Karena, NaOH bersifat basa kuat yang akan merangsang
terjadinya reaksi dengan indikator ini. Sehingga warna yang
dihasilkannya menjadi tahan lama. Pada percobaan ini telah terjadi
reaksi asam basa.H2C2O4 (berwarna bening) ditambahkan dengan H2SO4
(berwarna bening dan bersifat asam kuat) akan bereaksi menghasilkan
warna putih kecokelatan setelah dikocok. H2C2O4 ditambahkan H2SO4
dan ditambahkan lagi dengan KMnO4 (berwarna ungu) sambil dikocok,
akan menghasilkan warna putih kekuning-kuningan. Tetapi,
lama-kelamaan akan menjadi warna kuning. Terjadinya perubahan warna
ini membutuhkan waktu. Ini dikarenakan campuran larutan tadi
mengalami peningkatan bilangan oksidasi. Fe2+ (berwarna putih)
ditambahkan dengan H2SO4 akan menghasilkan warna putih
kekuning-kuningan. Fe2+ ditambah H2SO4 ditambahkan lagi dengan
KMnO4 akan menghasilkan warna kuning pucat. Ini terjadi karena Fe2+
mempunyai sifat redukor yang lebih kuat daripada KMnO4. Sehingga
pada percobaan ini terjadi reaksi redoks (reduksi oksidasi). Yang
dimana KMnO4 bersifat oksidator (mereduksi) dan Fe2+ bersifat
reduktor (mengoksidasi).NaCl 0,1 M (berwarna bening) ditambahkan
dengan AgNO3 0,1 M (berwarna putih), akan menghasilkan warna putih
dan adanya endapan berwarna putih. Adanya endapan dikarenakan AgCl
yang membentuknya, terjadi ikatan antara Ag dan Cl. Pada percobaan
ini terjadi reaksi pengendapan. Terbentuknya endapan ini juga
dikarenakan adanya gaya tarik-menarik yang kuat antara kation dan
anion yang memindahkan ion-ion dari larutan.BaCl2 0,1 M (berwarna
bening) direaksikan dengan K2CrO4 (berwarna kuning terang), akan
menghasilkan warna kuning pucat dan terbentuklah endapan berwarna
putih. Endapan ini dibentuk oleh BaCrO4 karena terikatnya Ba dengan
CrO4. Pada percobaan ini terjadi reaksi pengendapan. Adanya gaya
tarik-menarik antara kation dan anionlah yang menyebabkan
terjadinya reaksi pengendapan itu sendiri.K2CrO4 0,1 M (berwarna
kuning) ditambah dengan HCl 1 M (berwarna bening), akan
menghasilkan warna orange. Warna orange ini muncul karena dalam
suasana asam K2CrO4 akan bereaksi dan menghasilkan warna orange.
K2CrO4 0,1 M ditambah dengan NaOH 1 M (berwarna bening) akan
menghasilkan warna kuning. Warna kuning ini tidak berubah karena
dalam suasana basa K2CrO4 tidak dapat bereaksi. Sehingga, tidak
terjadi perubahan warna. K2Cr2O7 0,1 M (berwarna orange) ditambah
dengan HCl 0,1 M, akan menghasilkan warna orange. Warna orange ini
tidak berubah karena dalam suasana asam K2Cr2O7 tidak dapat
bereaksi. Sehingga tdak terjadi perubahan warna. K2Cr2O7 ditambah
dengan NaOH, akan menghasilkan warna kuning. Warna kuning ini
muncul karena dalam suasana basa K2Cr2O7 akan bereaksi dan
menghasilkan warna orange. Pada percobaan ini terjadi reaksi
kesetimbangan antara masing-masing larutan yang direaksi.Al2(SO4)3
0,1 M (berwarna bening) dicampurkan dengan NaOH 1 M (berwarna
bening), akan menghasilkan warna yang agak keruh. Pada reaksi ini
terbentuk adanya pengendapan. Lalu ditambahkan lagi dengan NaOH
tetes demi tetes. Warnanya kembali seperti semula, yaitu bening.
Ini dikarenakan spesi basanya yaitu NaOH yang bersifat larut dalam
air memiliki volume yang lebih banyak daripada spesi padatan yang
tidak larut dalam air, yaitu Al2(SO4)3. Sehingga pada percobaan ini
terjadi reaksi pengedapan. Al2(SO4)3 ditambahkan dengan NH4OH 0,1
M, akan menghasilkan warna yang keruh juga. Lalu ditambahkan lagi
dengan NH4OH tetes demi tetes. Warna yang ditimbulkan semakin
keruh. Perubahan warna ini terjadi karena adanya penambahan larutan
NH4OH yang tak larut dalam air. Sehingga menyebabkan larutan
tersebut semakin keruh. Apabila suatu larutan yang larut dalam air
ditambahkan atau direaksikan dengan larutan yang tak larut dalam
air, maka akan menimbulkan adanya endapan pada dasar larutan. Ini
disebabkan kation dan anion dari larutan tersebut saling berikatan
kuat satu sama lain, sehingga memindahkan ion-ion larutannya ke
dasar larutan.Garam (NH4)2SO4 (berwarna bening) ditambahkan dengan
NaOH (berwarna bening), warna yang dihasilkannya tetap yaitu
bening, tetapi menghasilkan gas. Saat pipa kaca dimasukkan kedalam
tabung reaksinya yang dimana salah satu ujung dari pipanya
ditempelkan ke kertas lakmus berwarna merah, kertas lakmus lalu
berubah warna menjadi biru. Ini dikarenakan campuran dari (NH4)2SO4
dan NaOH menghasilkan gas yang bisa merubah kertas lakmus yang
berwarna merah menjadi warna biru. Gas yang dihasilkannya bersifat
basa. Perubahan warna dari merah menjadi biru, tidak memerlukan
waktu yang lama. Tetapi setelah menjadi biru, lama-kelamaan
warnanya akan kembali seperti semula lagi yaitu merah. Pada
percobaan ini terjadi reaksi asam basa dan reaksi pembentukan gas
yang bersifat basa.CaCO3 (berwarna bening) ditambahkan dengan HCl 1
M (berwarna bening), menghasilkan endapan berwarna putiih. Terjadi
endapan dikarenakan pada campuran kedua larutan itu memiliki spesi
yang tak larut dalam air. Sehingga memungkinkan terbentuknya
endapan. Campuran kedua larutan tadi disambungkan dengan gelas
kimia yang telah berisi Ba(OH)2 dengan menggunakan pipa kaca.
Didalam gelas kimia tersebut kemudian terdapat gelembung-gelembung
gas yang dihasilkan oleh HCl(g). CaCO3 dan Ba(OH)2 berfungsi
sebagai gaya yang mendorong reaksi tersebut agar berlanjut jika HCl
terbentuk menjadi suatu produk reaksi. HCl sangatlah mudah larut
dalam air. Sehingga pada percobaan ini, terjadi reaksi pengendapan
dan pembentukan gas.8. Jawaban PertanyaanTuliskan persamaan reaksi
dari setiap percobaan yang telah dilakukan !1. Percobaan pertamaa.
Pada tabung 1 : HCl + NaOH NaCl + H2Ob. Pada tabung 2 : CH3COOH +
NaOH CH3COONa + H2Oc. Pada tabung 3 : NaOH + NaOH Tidak terjadi
reaksi. Karena larutannya sejenis (homogen), sehingga tidak
memungkinkan terjadinya suatu reaksi.2. Percobaan keduaa. Pada
tabung 1 : H2C2O4 + H2SO4 + 2KMnO4 2HMnO4 + H2C2O4 + K2SO4b. Pada
tabung 2 : Fe2+ + H2SO4 + 2KMnO4 Fe(MnO4)2 + K2SO4 + H23. Percobaan
ketigaNaCl + AgNO3 NaNO3 + AgCl4. Percobaan keempatBaCl2 + K2CrO4
BaCrO4 + 2KCl5. Percobaan kelimaa. Pada tabung A : K2CrO4 + 2HCl
2KCl + H2CrO4b. Pada tabung B : K2CrO4 + 2NaOH Na2CrO4 + 2KOHc.
Pada tabung C : K2Cr2O7 + 2HCl 2KCl + H2Cr2O7d. Pada tabung D :
K2Cr2O7 + 2NaOH 2KOH + Na2Cr2O76. Percobaan keenama. Al2(SO4)3 +
6NaOH 2Al(OH)3 + 3Na2SO4b. Al2(SO4)3 + 6(NH4)OH 2Al(OH)3 +
3(NH4)2SO47. Percobaan ketujuh(NH4)2SO4 + 2NaOH 2(NH4)OH + Na2SO48.
Percobaan kedelapanBa(OH)2 + CaCO3 + 2HCl BaCO3 + Ca(Cl)2 + 2OH +
H29. Kesimpulan/saranKesimpulan : Dari percobaan yang telah
dilakukan, akhirnya dapat diketahui tentang prinsip beberapa jenis
reaksi kimia, dapat menggunakan konsep dasar stoikiometri reaksi
untuk mementukan komposisi dari suatu senyawa hidrat, dan dapat
mengetahui jenis-jenis reaksi kimia itu apa-apa saja beserta
tanda-tanda reaksinya.Saran : Sebelum menggunakan alat-alat gelas
untuk keperluan percobaan yang ada di laboratorium, alat-alat
tersebut harus sudah kering dan bersih. Apabila alat-alat gelas
tersebut masih dalam keadaan kotor, harus dicuci dulu dan langsung
dikeringkan. Keadaan alat-alat gelas ini harus kering dan bersih
karena bisa mempengaruhi jalannya reaksi. Dalam menggunakan
bahan-bahan yang berupa larutan kimia, haruslah hati-hati. Karena
bila ceroboh, bisa melukai diri sendiri dan orang lain.10. Daftar
PustakaMartoharsono, S. 1994. Biokimia jilid I. Cetakan I.
Universitas Indonesia. Press.Jakarta.Djupripadmawinata, et al.
(1981).Pengelolaan LaboratoriumIPA-II(Lanjutan). Jakarta :
P3G.Grover, Fred and Wallace, Peter. (1979).Laboratory Organization
and Management. London : Butterworths.Moh. Amien. (1984).Buku
Pedoman Praktikum Dan Manual Laboratorium Pendidikan IPA Umum
(General Science). Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.Sarosa Purwadi dan Tobing, R.L., eds. Moedjiadi et al.
(1981).Pengelolan Laboratorium IPA. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.Soendjojo Dirdjosoemarto dan Iswojo PIA.
(1985).Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.Tim Didaktik Metodik Kurikulum IKIP
Surabaya., 1995.Pengantar Didaktik Kurikulum PBM. Penerbit: Raja
Grafindo Persada. Jakarta.Tina Agustina., 1996.Percobaan Sains
Sederhana dengan BahanSehari-hari.Penerbit: Angkasa. Bandung.Tim
Asisten Laboratorium Kimia Farmasi. 2012. Buku Penuntun Praktikum
Kimia Dasar Farmasi. Universitas Islam Bandung. Bandung.