PERCOBAAN 9 I. TITRIMETRI DAN PENGENDALIAN pH II. Hari/ Tanggal III. Tujuan:1. Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang mengandung asam 2. Menstandarlisasi larutan penitrasi 3. Menstandardisasi larutan naoh 4. Menggambarkan kurva titrasi 5. Menentukan tetapan kesetimbangan asam lemah 6. Menjelaskan pentingnya pengendalian ph terutama pada sistem fisiologi tubuh 7. Menguraikan cara mempertahankan ph dalam berbagai macam penggunaan 8. mengenal dengan baik beberapa larutan bufer dari sistem tertentu dan bagaimana mereka berfungsi IV. Pertanyaan Prapraktek 1. Apa yang di maksud dengan (a) Asam ,(b) Basa, (c) Tittik Ekuivalen, dan (d) Indikator
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERCOBAAN 9
I. TITRIMETRI DAN PENGENDALIAN pH
II. Hari/ Tanggal
III. Tujuan:1. Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh yang
mengandung asam
2. Menstandarlisasi larutan penitrasi
3. Menstandardisasi larutan naoh
4. Menggambarkan kurva titrasi
5. Menentukan tetapan kesetimbangan asam lemah
6. Menjelaskan pentingnya pengendalian ph terutama pada sistem fisiologi tubuh
7. Menguraikan cara mempertahankan ph dalam berbagai macam penggunaan
8. mengenal dengan baik beberapa larutan bufer dari sistem tertentu dan bagaimana
mereka berfungsi
IV. Pertanyaan Prapraktek
1. Apa yang di maksud dengan (a) Asam ,(b) Basa, (c) Tittik Ekuivalen, dan (d) Indikator
Asam : senyawa yang mempunyai rasa asam, mengubah warna lakmus biru
menjadi merah.
Basa : Senyawa yang mempunyai rasa pahit dan mengubah warna lakmus dari
merah menjadi biru.
Titik Ekuivalen : Titik yang terjadi antara larutan asam dan basa di mana larutan
asam dapat bereaksi dengan senyawa jumlah larutan basa.
Indikator : Suatu zat yang di gunakan sebagai petunjuk untuk membedakan
larutan asam dan basa.
2. Jelaskan perbedaan titik akhir titrasi dengan titik ekuivalen.
Titik akhir titrasi: Titik dalam suatu titrasi yang mana suatu indikator berubah warna.
Titik Ekuivalen: Ketika zat yang di titrasi tepat bereaksi dengan zat penetralan.
3. Sebanyak 0,774 9 kalium hidrogen sitrat di masuk ke dalam erlenmeyer dan di larutkan
dengan air suling, kemudian di titrasi dengan larutan naoh. bila terpakai 33,60 ml, berapa
molaritas naoh tersebut?
Diketahui : KHC6H6o7 + NaOH NaKC6H6O 2
Vol NaOH = 33,6 ml= 0,0336
Dit : M NaOH?
Mol KHC6H6o7 = 0,7742/230 = 3,36.10-3
mol NaOH = Mol KHC6H6o7 = 3,36.10-3 mol
M NaOH = moll
= 3,36.10−3
0,0336
= 0.1 M
4. Jelaskan apa yang di maksud dengan:
Kurva titrasi asam basa: Gambar yang menyatakan hitungan ph dengan volume liter.
Titik Ekuivalen: Titik di mana asam telah bereaksi sempurna
Standarisasi: Proses untuk menentukan konsentrasi suatu larutan yang di tentukan
dengan teliti.
Larutan standar primer: larutan yang di ketahui konsentrasinya.
pH: Logaritma Negatif H+ atau menyatakan konsentrasi negatif H+ dalam laruutan
pH Meter: Alat yang di gunakan untuk mengukur pH larutan
5. Hitung massa kalium hidrogenftalat (khp) unttuk menetralisasi 25 ml naoh 0,1 m dan tulis
persamaan reaksinya.
V NaOH = 25 ml
M NaOH = 0,1M
KHC8H4D4 + NaOH NaKC8H4D4 + H2O
0,0025 mol 0.0025 0,0025
mol NaOH = m.V
= 0,1 x 0,025
= 0,025 mol
Masa kalium Hidrogen Fosfat = mol x mr
= 0.0025 x 204 = 0,51gr
6. Bagaimana membuat 50 ml larutan Hcl dengan pH 1 dari larutan Hcl 1m?
pH = 1
[H+] = 10-1 m
v Hcl = 50 ml
V1 . m1 = v2. m2
v1 .1 = 50 . 10-1 = 5ml
v1 = 5ml
v2 = 50 ml
v air = v2-v1= 45 ml
Cara membuat larutan 5ml HCl 1m + 45 ml air suling
7. Apakah larutan Bufer itu?
Larutan bufer (larutan pennnnnyangga) adalah larutan yang dapat mempertahankan harga
ph walaupun di lakukan penambahan larutan asam/basa ke dalam larutan tersebut.
mengapa larutan bufer itu penting?
Karena dapat mempertahankan pH larutan dalam daerah pH tertentu sebab
mengandung ion garam kesetimbangan asam lemah/ basa kedalam larutan tersebut
8. Berilah definisi untuk asam lemah dan basa lemah.
Asam lemah:ion H+ nya lebih besar di bandingkan air sehingga menggeser kan
kesetimbangan air ke kiri akibatnya (H+) dan air makin kecil terhadap yang berasal dari
asam lemah.
Basa lemah: (OH-) dan air dapast di abaikan karena sangat kecil di bandingkan yang dari
Pada praktikum kali ini yang berjudul trimetri dan pengendalian pH kami banyak melakukan standarisasi . suatu larutan perlu di standarisasi seperti halnya NAOH karena merupakan larutan primer. Maksudnya larutan yang sudah memiliki konsentrasi tetap . pembuatan standarisasi untuk larutan standsar primer harus memiliki syarat:
a. Mudah diperoleh dalam bentuk murnib. Harus stabilc. Zat mudah di keringkan , tidak dihigoskopis tidak menyerap uap aird. Masaa ekuivalen besar
A. Standarisasi dengan larutan HCL
Tujuan standarisasi dengan larutan HCL adalah untuk mengetahui benar atau tidaknya tekanan dalam membuat NAOH 0,1 M . standarisasi dihentikan hingga larutan berubah warna menjadi pink. Pada percobaan ini dibutuhkan zat berubah larutan NAOH dan larutan HCL standar dengan menambahkan tiga tetes indikator fenolftelain . percobaan ini dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan (percobaan)
Ulangan 1
Volume larutan HCL = 25 ml Molaritas larutan HCL 0,1 M Mol HCL yang terpakai = M.V
Pada percobaan selanjutnya yaitu untuk melakukan standarisasi dengan meenggunakan 0,35 gr kalium hidrogen ftalat (khp) yang ditambahkan dengan 3 tetes indikator fenolftelain (pp) dan kemudian di titrasi dengan larutan NaOH hingga terbentuk warna merah muda percobaan ini dilakukan dengan 2 kali pengulangan
Ulangan 1
massa khp = 0,55 gr mol khp = gr/mr mol NaOH yang dibutuhkan 0,0026 M volume NaOH yang terpakai = 0,1 M molaritas larutan NaOH = 0,1 M
ulangan 2
massa khp = 0,55 gr mol khp = 0,0017 mol mol NaOH yang dibutuhkan 0,00026 M volume NaOH yang terpakai = molaritas larutan NaOH =
C. Menentukan % asam asetat dalam cuka
Pada percobaan ini digunakan tiga erlenmeyer 250 ml . yang ditambahkan 20 ml air suling kedalamnya lalu ditetesi 3 tetes indikator pp dan selanjutnya dititrasi dengan larutan standar NaOH sampai terbentuk warna merah jambu, percobaan ini juga dilakukan sebanyak 2 kali
Ulangan 1
Volume cuka = 1 ml Rapatan cuka = 1,008 g/m Massa cuka = 1,008 g Volume NaOH awal = 100 ml Volume NaOH akhir = 44,5 ml Volume NaOH terpakai = 55,5 ml Molaritas larutan NaOH = 0,1 M Mol NaOH ditambahkan = 5,55 mol Mol asam asetat = 5,55 mol %massa asam asetat dalam contoj
Massa asam asetat x 100% /massa cuka = 0,325%
Ulangan II
Volume cuka = 1 ml Rapatan cuka = 1,008 g/m Massa cuka = 1,008 g Volume NaOH awal = 50 ml Volume NaOH terpakai = 48,6 ml Molaritas larutan NaOH = 0,1 M Mol NaOH ditambahkan = 48,6 mol Mol asam asetat = 4,86 mol Bobot asam asetat = 291,6 %massa asam asetat dalam contoh
Massa asam asetat x 100% /massa cuka = 0,325%
D. Potensiometri
Percobaan selanjutnya adalah potensiometri dimana pada percobaan ini digunakan seperangkat pH dan kalibrasi dengan larutan bufer ber pH 5 . kemudian larutan khp 5,1 gr dengan air suling dan encerkan dalam labu ukur 250 ml sampai tanda tera. Selanjutnya larutan NaOH 0,1 M dimasukkan kedalam buret. Catat pH yang terbaca pada skala pH sebelum penambahan NaOH dan setelah penambahan larutan NaOH sebanyak 10, 20, 30, 40, 45, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 55 dan 60 ml
Dari percobaan ini telah diperoleh hasilnya sehingga dari hasil tersebut dapat dibuat grafikya sebagai berikut.
Penentuan larutan bukan bufer
Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan 3 tabung , tabung 1 diisi dengan 1 ml air suling , tabung 2 dengan 1 ml larutan HCL 0,0001 M . dan tabung 3 dengan 1 ml larutan NaOH 0,0001 M . kemudian dibentuk pH larutan dengan indikator universal. Berdasarkan hasil percobaan didapat pH air = 7 pH NaOH = 10 dan pH HCL = 4 selanjutnya , untuk menentukan pH larutan bukan bufer setelah ditambahkan asam . ambil tiga buah tabung reaksi yang bersih kemudian pada tabung 1 di isi dengan 1ml air suling. Tabung 2 dengan 1 ml larutan HCL 0,0001 M an tabung 3 dengan 1 ml larutan NaOH 0,0001 M. Kemudian ditambahkan 1 tetes HCL 1 M. Kedalam masing-masing tabung sehingga berdasarkan percobaan diperoleh pH air= 1 pH NaOH =2 dan pH HCL = 2 setelah itu diulangi percobaan tadi dengan mengganti HCL dengan NaOH sehingga diperoleh pH air = 10 pH HCL= 11
Larutan Bufer
Penentuan pH larutan bufer dilakukan dengan cara campurkan 5 ml asam asetat CH3COOH 1 M dengan 5 ml natrium asetat NaC2 H2O2 1 M dalam tabung reaksi . dan berdasarkan percobaan didapatlah pH = 3 untuk campuran 5 ml NH4OH 1 M dengan 5 ml NH4CL 1 M dalam tabung reaksi diperoleh pH sebesar 3.
Penentuan pH larutan bufer setelah penambahan asam dilakukan dengan cara ambil dua tabung reaksi yang bersih tabung 1 dan tabung 2 diisikan dengan 2 ml larutan bufer dan teteskan 1 tetes larutan HCL 1 M , selanjutnya diperoleh molnya 3 , selanjutnya untuk meneteskan dengan NaOH sehingga diperoleh pH=3 .
X DISKUSI
Dalam menyiapkan berbagai zat dalam percobaan ini terdapat beberapa kesulitan atau kesalahan yang kami lakukan contohnya pada saat menimbah NaOH karena kurangnya ketelitian dalam meletakan zat ataupun , dalam mengamati angka yang ditunjukan oleh timbangan, pada menstandarisasi larutan NaOH juga terdapat beberapa kesalahan , diantaranya yaitu pada saat penstandaran hingga mencapai angka nol. Kesalahn yang terjadi disebabkan kurang telitinya praktikan dalam mengamati.
Dalam percobaan ini kami menitrasi HCL dengan NaOH . ketika HCL ditetesi NaOH , terjadi cukup lama untuk larutan berubah warna dikarenakan kami memakai 50 ml HCL , sehingga praktikum berjalan cukup lama namun untungnya tidak banyak terjadi kesalahan-kesalahan yang fatal lainnya , untuk praktik menentukan persentase asam asetat dalam cuka, potensiometri, larutan bukan buffer dan larutan buffer tidak dilakukan oleh kelompok kami percobaan tersebut dilakukan oleh kelompok lain . sehingga kami hanya memperoleh data hasil percobaan
Pertanyaan Pasca Praktek
1. Apakah hasil standarisasi larutan NaOH menggunakan larutan HCL dengan KHP memberikan hasil yang sama ?Jawab: Tidak, karena HCL yang adalah asam kuat sedangkan KHP adalah asam lemah sehingga hasilnya berbeda.
2. Komentrasi hasil analisis asam asetat dalam contoh cuka yang anda kerjakan Jawab :analisis asam asetat dalam contoh yang kami gunakan , semakin besar % massa asam asetat makin lebih banyak lagi larutan NaOH yang dibutuhkan untuk menstandarisasi
3. Agar titrasi untuk contoh kedua dan ketiga berjalan dengan cepat , tindakan apa yang anda lakukan ?Jawab :Terus menggoyang Erlenmeyer dan memperbesar larutan NaOH yang keluar dari keran tapi tetap teliti agar NaOH yang keluar tidak melebihi titik akhir titrasi.
4. Agar titik akhir titrasi mendekati titik ekuivalen , bagaimana caranya?Jawab Memperlambat / memperkecil larutan NaOH yang keluar dari biuret serta tetap menggoyangkan Erlenmeyer pengamatannya apabila , larutan telah berubah menjadi ungu muda maka titrasi dihentikan dan saat warna akan berubah kita harus hati-hati dan bersiap-bersiap agar NaOH yang yang keluar sesuai dengan titik ekuivalen
5. Mengapa indicator begitu penting dalam titrasi ?
JawabKarena indicator dapat melakukan titrasi dengan cepat dan mudah terlihat perubahan warna
6. Jika alat pada bagian B titrasinya berlebihan dengan NaOH , apabila kekeliruan dalam KHC8H4O4 pada bagian B atau asam asetat pada cuka menghasilkan hasil yang positif atau negative? JawabPositif karena bobot asam asetat pada cuka akan bertambah banyak sehingga % asam asetat dalam cuka akan menjadi sedikit.
1. Suatu contoh larutan yang mengandung asam dapat diketahui dengan uji titrasi2. Dapat menstandarisasi larutan penitrasi3. Dapat menstandarisasi larutan NaOH 4. Dapat menggambarkan kurva titrasi 5. Tetapan kesetimbangan asam lemah dapat diketahui 6. Pengendalian pH sangat penting terutama pada system fisiologi tubuh7. pH dapat di pertahankan dalam berbagai macam penggunaan 8. ada beberapa larutan buffer dan fungsinya
XII DAFTAR PUSTAKA
Hendayana . 1994. Dasar 2 Ilmu Kimia. Jakarta : Aksara Baru