Top Banner
PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA YANG BEKERJA DAN MAHASISWA YANG TIDAK BEKERJA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Antonius Nandiwardana 149114168 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70

PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

Oct 20, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA

YANG BEKERJA DAN MAHASISWA YANG TIDAK BEKERJA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Antonius Nandiwardana

149114168

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

iv

HALAMAN MOTTO

HELP YOURSELF FIRST, THEN OTHERS

(anonymous)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan teruntuk:

Diriku sendiri yang sudah bekerja keras untuk menyelesaikan tugas akhir,

orangtua dan adik tercinta yang selalu mendukung perjalananku serta semua orang

yang sudah ikut berperan dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

vii

PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA

YANG BEKERJA DAN MAHASISWA YANG TIDAK BEKERJA

Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Antonius Nandiwardana

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tingkat resiliensi antara

mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja. Hipotesis penelitian menyatakan

bahwa mahasiswa yang bekerja memiliki resiliensi yang lebih tinggi daripada

mahasiswa yang tidak bekerja. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif

komparatif. Responden pada penelitian terdiri dari 160 responden yang terdiri dari

80 mahasiswa yang bekerja dan 80 mahasiswa yang tidak bekerja dengan rentang

umur 18-25 tahun. Penelitian ini menggunakan sebuah alat ukur yaitu Skala Adult

Resilience Scale yang terdiri dari 19 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,893.

Data penelitian dianalisis dengan two-independent sample t-test Mann Whitney

dan memperoleh hasil sebesar 0,025 (p < 0,05). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada perbedaan yang signifikan yaitu mahasiswa yang bekerja memiliki

tingkat resiliensi yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak bekerja.

Kata kunci: Resiliensi, Mahasiswa yang bekerja, Mahasiswa yang tidak bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

viii

THE DIFFERENCES OF RESILIENCE LEVEL BETWEEN STUDENTS

WORKING AND STUDENTS NOT WORKING

Department of Psychology Faculty of Psychology

Sanata Dharma University

Antonius Nandiwardana

ABSTRACT

This study aims to look at differences in the level of resilience between

working and non-working students. The research hypothesis states that students

who work have higher resilience than students who do not work. The type of

research used is comparative quantitative. Respondents in the study consisted of

160 respondents consisting of 80 students working and 80 students not working

with an age range of 18-25 years. This study uses a measuring instrument namely

the Adult Resilience Scale which consists of 19 items with a reliability coefficient

0,893. The research data were analyzed with Mann Whitney's two-independent

sample t-test and obtained a result of 0.025 (p <0.05). The results showed that

there were significant differences, namely students who worked had higher levels

of resilience compared to students who did not work.

Keywords: Resilience, Students working, Students not working

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan

penyertaannya kepada penulis sehingga dapat merampungkan skripsi. Tujuan

penulisan skripsi adalah untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar

sarjana dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari dalam proses pembuatan skripsi, penulis telah

mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dalam bentuk materi, doa,

bimbingan, sharing, dan banyak hal lainnya. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi

dan dosen pembimbing skripsi. Penulis mengucapkan terima kasih

sebesar-besarnya telah membimbing saya dengan penuh kesabaran dan

cinta sehingga saya belajar banyak dari proses pembuatan skripsi.

2. Ibu Monica Eviandaru Madyaningrum M.Psych., Ph.D. beserta jajaran

staf Fakultas Psikologi, yang telah banyak berkontribusi dalam

menyiapkan kegiatan perkuliahan serta melayani segala administrasi

hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi.

3. Ibu Dr. Tjipto Susana, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Akademik,

yang banyak membantu, membimbing, dan menyemangati diri saya

selama berada menjalani perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

xi

4. Semua Staff Sekretariat Fakultas Psikologi Sanata Dharma, yang telah

melayani dengan ramah dan sabar dalam setiap pengurusan

administrasi selama saya kuliah.

5. Semua responden penelitian yang ikut berpartisipasi sejak

pengambilan try out hingga pengambilan data.

6. Sahabat-sahabat saya di kampus, Adit, Galih, Valen, Sandro, Dandy

yang bersama-sama berjuang menyelesaikan tugas akhir serta saling

mendukung dan berbagi keluh kesah.

7. Sahabat-sahabat Jemaat Allah, Greg, Sinta, Edo, Babul, Michael,

Ageng, yang selalu menerima keluh kesahku dalam mengerjakan

skripsi dan terus menguatkanku untuk berjuang.

8. Teman-teman EEC Sanata Dharma, yang telah memberi dukungan dan

selalu mengingatkan untuk segera lulus.

9. Teman-teman bimbingan, Vanio, Arin, Gita, Rara, Yus, yang selalu

menguatkan, berbagi informasi, hingga berjuang bersama

menyelesaikan tugas akhir ini

10. Para peziarah, Pakde, Hoho, Deo, Gita, Vanio yang mengingatkan saya

untuk selalu berjuang dan memasrahkan diri kepada yang kuasa-Nya.

11. Teman-teman penggiat skripsi di Lembaga Bahasa, Tom, Sintami, Edi

yang mau bersama-sama berjuang menyelesaikan skripsi.

12. Teman-teman SMA Kolese De Britto Angkatan 2014, terima kasih

atas dukungannya dan tegurannya ketika saya mulai merasa tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

xii

bersemangat dan putus asa, kalian membakar semangatku kembali

untuk berjuang.

13. Keluargaku tercinta, Mama, Papa, Adik, yang selalu menyayangiku,

tak pernah lupa mengingatkanku untuk mengerjakan skripsi serta

dukungan doa dan materil.

14. Teman-teman ra tahu buka line, Cesa, Eta, Keket, Asty, Efan, Ruth

yang selalu mendorong dan memberi dukungan untuk segera

menyelesaikan skripsi.

15. Orang-orang di sekitarku yang peduli padaku terima kasih atas

perhatian dan doanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN MOTO ........................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi

ABSTRAK ....................................................................................................... vii

ABSTRACT ....................................................................................................... viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 7

1. Manfaat Teoretis .................................................................... 7

2. Manfaat Praktis ...................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 8

A. Resiliensi ..................................................................................... 8

1. Definisi Resiliensi ................................................................. 8

2. Aspek-Aspek Resiliensi ........................................................ 9

3. Karakteristik Individu yang Resilien .................................... 11

4. Faktor yang Memengaruhi Resiliensi ................................... 12

B. Masa Perkembangan Dewasa Awal ............................................ 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

xiv

1. Pengertian Dewasa Awal ...................................................... 15

2. Karakteristik Dewasa Awal .................................................. 15

3. Tugas Perkembangan Dewasa Awal (Mahasiswa) ............... 17

C. Mahasiswa .................................................................................. 18

1. Pengertian Mahasiswa .......................................................... 18

2. Pengertian Mahasiswa Bekerja ............................................. 19

D. Dinamika Perbedaan Resiliensi Mahasiswa yang bekerja dan

Tidak bekerja ............................................................................. 20

E. Skema Penelitian ......................................................................... 23

F. Hipotesis ..................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 25

A. Jenis Penelitian ........................................................................... 25

B. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 25

1. Variabel Bebas ....................................................................... 25

2. Variabel Tergantung............................................................... 25

C. Definisi Operasional ................................................................... 25

1. Resiliensi ............................................................................... 25

2. Status Bekerja Mahasiswa .................................................... 26

D. Subjek Penelitian ........................................................................ 26

E. Metode Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data .......... 27

F. Pemeriksaan Validitas & Reliabilitas Alat Ukur ........................ 28

G. Metode Analisis Data .................................................................. 28

1. Uji Normalitas ....................................................................... 28

2. Uji Homogenitas ................................................................... 29

3. Uji Hipotesis ......................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 30

A. Deskripsi Subjek Penelitian ........................................................ 30

B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 31

C. Deskripsi Data Penelitian ............................................................ 31

D. Hasil Analisis Data ..................................................................... 32

1. Uji Asumsi Penelitian ........................................................... 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

xv

a. Uji Normalitas ................................................................... 32

b. Uji Homogenitas ............................................................... 33

c. Uji Hipotesis ..................................................................... 34

d. Analisis Tambahan ........................................................... 35

E. Pembahasan ................................................................................ 36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 40

A. Kesimpulan ................................................................................. 40

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 40

C. Saran ........................................................................................... 41

1. Bagi Mahasiswa ..................................................................... 41

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ....................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 42

LAMPIRAN ..................................................................................................... 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Persebaran Item Skala Adult Resilience Scale ................................ 27

Tabel 2. Deskripsi Responden Penelitian...................................................... 30

Tabel 3. Data Penelitian ................................................................................ 31

Table 4. Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 33

Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas .................................................................... 34

Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 34

Tabel 7. Uji Beda Resiliensi Ditinjau dari Jenis Kelamin Mahasiswa ........ 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Skema Dinamika Perbedaan Resiliensi Mahasiswa yang Bekerja dan

Mahasiswa yang Tidak Bekerja ....................................................................... 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Penelitian ......................................................................... 48

Lampiran 2. Reliabilitas Skala ....................................................................... 54

Lampiran 3. Data Empiris .............................................................................. 55

Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas ................................................................. 55

Lampiran 5. Hasil Uji Homogenitas ............................................................. 56

Lampiran 6. Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 56

Lampiran 7. Hasil Uji Tambahan .................................................................. 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa dewasa adalah salah satu masa perkembangan yang penting bagi

manusia. Individu yang baru saja memasuki fase ini akan mengalami

penyesuaian dengan peran sosial, tanggung jawab, dan masalah-masalah yang

berbeda dari fase sebelumnya (Wood, Crapnell, Lau, Bennett, Lotstein, Ferris,

& Kuo, 2018). Salah satu kelompok yang sedang memasuki fase dewasa adalah

mahasiswa. Dalam transisi menuju kedewasaan, masyakarat punya harapan

bahwa mahasiswa sebagai orang dewasa mampu menyelesaikan masalah

sehari-hari (Berk, 2007; Gray, 2015).

Kendati diasumsikan mampu menyelesaikan masalah sehari-hari, pada

kenyataannya banyak ditemui mahasiswa yang kurang tangguh dalam

menyelesaikan masalah sehari-hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Rosenbaum dan Weatherford (2017) bahwa mahasiswa zaman sekarang kurang

tangguh dalam menyelesaikan masalah sehari-hari. Gray (2015) menjelaskan

bahwa mahasiswa cenderung mudah mengeluh dengan persoalan hidup yang

dialami. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan reaksi yang tidak adaptif ketika

mahasiswa menghadapi masalah asmara, masalah sehari-hari, hingga masalah

akademis (Rosenbaum & Weatherford, 2017). Survey yang dilakukan di

Bandung pada sebuah perguruan tinggi dengan sampel 441 mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

2

menunjukkan bahwa 30% mahasiswa mengalami depresi, 20% berpikir

melakukan bunuh diri, dan 6% telah melakukan percobaan bunuh diri akibat

kurang baiknya kemampuan menghadapi masalah (Susanti, 2019; Herdiana,

2019).

Fenomena pada paragraf sebelumnya menunjukkan kualitas mahasiswa

yang kurang baik dalam merespon dan menyesuaikan diri untuk berfungsi

normal lagi setelah mengalami keterpurukan (Rosenbaum & Weatherford,

2017; Webb & Rosenbaum, 2018). Kemampuan dalam menyesuaikan diri dan

bertahan dalam keterpurukan sehingga mampu berfungsi normal kembali

disebut resiliensi (Rutter, 1987; Taormina, 2015). Rosenbaum dan Weatherford

(2017) menjelaskan, fenomena mahasiswa dengan resiliensi yang buruk

disebabkan karena mereka kurang mengalami peristiwa yang menimbulkan

stress. Maksud dari kurangnya mengalami peristiwa yang menimbulkan stress

adalah segala sesuatu dapat diperoleh dengan mudah dan tanpa usaha lebih. Hal

ini berkaitan dengan lingkungan mereka yang mendukung. Proses serba instan,

komunikasi instan, dan orang tua yang cenderung menyingkirkan tantangan

yang akan dihadapi anaknya sehingga kurangnya menemui pengalaman yang

menimbulkan stress.

Resiliensi dapat menjadi salah satu kekuatan diri seseorang untuk

membantu menyesuaikan diri dengan stressor dan mendorong makna serta

tujuan hidupnya (Loprinzi, Prasad, Schroeder, & Sood, 2011). Banyak manfaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

3

yang didapat ketika mahasiswa mampu menjadi resilien. Watson, Ermis-

Demirtas, Karaman, Freeman, Kumaran, dan Streeter (2018) menyatakan,

resiliensi membantu mahasiswa baru dalam masa penyesuaian diri dengan

lingkungan dan tuntutan di perguruan tinggi. Leary dan DeRosier (2012)

menemukan jika resiliensi mendorong mahasiswa untuk mengatasi masalah

yang dihadapi dalam menjalani kehidupan perkuliahan. Sehubungan dengan

itu, ketika mahasiswa mampu menjadi resilien, mereka akan menunjukkan

dampak positif pada nilai akademis mereka (Hartley, 2011).

Penelitian terdahulu sudah melakukan pemeriksaan tentang faktor-

faktor yang mampu memengaruhi resiliensi terutama bagi mahasiswa (Banyard

& Cantor, 2004; Leary & DeRosier, 2012; Chung, Turnbull, & Chur-Hansen,

2017; Gómez-Molinero, Zayas, Ruíz-González, & Guil, 2018). Gómez-

Molinero, Zayas, Ruíz-González, dan Guil (2018) melaporkan optimisme

sebagai atribut psikologis yang mampu menjadi faktor protektif bagi resiliensi.

Selain itu, kemampuan kognitif seseorang dalam merespon dan

menginterpretasikan suatu masalah dapat menjadi prediktor bagi resiliensi,

karena hal tersebut menggambarkan kemampuan kognitif individu untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi (Leary & DeRosier, 2012). Locus of

control seseorang dalam meyakini kemampuan dirinya untuk mengontrol nasib

yang dialami berhubungan juga dengan resiliensi yang akan muncul (Banyard

& Cantor, 2004). Terdapat faktor lain yang mampu memacu resiliensi yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

4

dengan mencari aktivitas yang dapat memperkaya pengalaman. Salah satu

caranya adalah dengan bekerja ketika kuliah (Saleebey, 1996; Richardson,

2002; Eppler, Carsen Plenti, Harju dalam Chung, Turnbull, & Chur-Hansen,

2017).

Dari berbagai macam faktor yang memengaruhi resiliensi, penelitian

akan difokuskan pada faktor pengalaman ketika kuliah terutama bekerja.

Umumnya, motivasi mahasiswa bekerja didasari pemenuhan kebutuhan

perkuliahan dan mendapatkan pengalaman (Curtis dan Williams, 2002).

Menurut Rosenbaum dan Weatherford (2017) kurangnya intensitas mahasiswa

bertemu dengan pengalaman yang menekan memengaruhi resiliensi

mahasiswa. Maka dari itu, faktor pengalaman bekerja ketika kuliah akan diteliti

karena kuliah sambil bekerja dapat meningkatkan intensitas mahasiswa untuk

bertemu dengan masalah (Rolfe, 2002; Santrock, 2012; Lingard, 2015).

Pengalaman bekerja tersebut menyebabkan mahasiswa mengalami proses

terpuruk dan bangkit untuk menyelesaikan masalah sehingga mereka memiliki

kemampuan baru dalam menghadapi permasalahan dan menunjukkan resiliensi

yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak bekerja (Chung, Turnbull, &

Chur-Hansen, 2017). Dengan demikian, penelitian kali ini ingin menguji

apakah kegiatan di luar studi seperti bekerja berguna untuk meningkatkan

resiliensi mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

5

Penelitian yang membahas tentang resiliensi mahasiswa sudah pernah

dilakukan sebelumnya (Banyard & Cantor, 2004; Galatzer-Levy, Burton, &

Bonanno, 2012; Anasuri & Anthony, 2018; Kim & Lee, 2018). Mayoritas

penelitian difokuskan pada atribut psikologis dan demografis yang dapat

memengaruhi resiliensi mahasiswa seperti gender, kemampuan kognitif,

optimisme, locus of control, dan coping stress (Banyard & Cantor, 2004;

Galatzer-Levy, Burton, & Bonanno, 2012; Anasuri & Anthony, 2018; Kim &

Lee, 2018). Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor-

faktor psikologis seperti gender (Anasuri & Anthony, 2018), kemampuan

kognitif serta optimisme (Kim & Lee, 2018), locus of control (Banyard &

Cantor, 2004) dan coping stress (Galatzer-Levy, Burton, & Bonanno, 2012)

mampu menjadi prediktor bagi resiliensi mahasiswa. Menariknya, dari

banyaknya penelitian tersebut, peneliti mendapatkan hanya sedikit yang

meneliti resiliensi melalui sudut pandang dari kegiatan di luar studi yang

dijalani mahasiswa. Penelitian Chung, dkk, (2017) menjelaskan mekanisme

resiliensi melalui perspektif tersebut sehingga dalam hasil penelitiannya

ditemukan bahwa mahasiswa yang bekerja memiliki resiliensi lebih tinggi

dibandingkan mahasiswa reguler.

Berdasarkan ulasan dari hasil-hasil penelitian tersebut, peneliti

menyimpulkan bahwa masih perlunya meneliti faktor pengalaman dalam

memengaruhi resiliensi mahasiswa. Alasan penelitian kali ini dilakukan juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

6

diperkuat oleh pendapat Masten (2011) bahwa tujuan utama penelitian

resiliensi adalah untuk memahami resiliensi lebih dalam dan membantu

menemukan faktor yang dapat meningkatkan resiliensi. Oleh karena itu,

penelitian ini akan membandingkan resiliensi antara mahasiswa yang bekerja

dan yang tidak bekerja, dengan tujuan memahami resiliensi lebih lanjut serta

menegaskan pengaruh berkegiatan di luar studi terutama bekerja dalam

meningkatkan resiliensi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya (Banyard &

Cantor, 2004; Galatzer-Levy, Burton, & Bonanno, 2012; Anasuri & Anthony,

2018; Kim & Lee, 2018) adalah penelitian kali ini akan membandingkan

resiliensi mahasiswa berdasarkan status bekerja mereka. Penelitian sebelumnya

membandingkan mahasiswa reguler dengan mahasiswa yang memiliki rentang

umur lebih tua dengan status sebagai orangtua, menikah, dan memiliki

pekerjaan (Chung, dkk, 2017). Selain itu, beberapa penelitian sebelumnya

membandingkan resiliensi mahasiswa berdasarkan perbedaan demografis

(lokasi studi, gender) (Anasuri & Anthony, 2018) dan waktu sebelum bekerja

(pra-kelulusan) dan saat bekerja (pasca-kelulusan) (Kim & Lee, 2018).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang yang telah disampaikan, penulis

merumuskan masalah penelitian yang akan diteliti adalah “Apakah ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

7

perbedaan tingkat resiliensi antara mahasiswa yang bekerja dan mahasiswa

yang tidak bekerja?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan resiliensi pada

kalangan mahasiswa yang bekerja dan mahasiswa yang tidak bekerja.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memperkaya hasil-

hasil penelitian terkait resiliensi di ranah universitas sehingga mampu

membantu mengembangkan ilmu psikologi terutama pada bidang psikologi

klinis.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak

universitas dan mahasiswa. Bagi universitas, mereka dapat memahami

gejala yang terjadi dan dapat membuat intervensi atau program yang tepat

untuk memfasilitasi dan mendukung mahasiswa menjadi individu yang

resilien. Bagi mahasiswa, mereka dapat menemukan kegiatan yang dapat

mengembangkan diri untuk menjadi pribadi yang resilien ketika

menghadapi permasalahan dalam proses perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Resiliensi

1. Definisi Resiliensi

Resiliensi berasal dari bahasa Latin yaitu “re-silire” yang artinya

melompat kembali (Deveson, 2003). Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan

bahwa resiliensi memiliki makna rebound, sping back (memantul kembali), dan

memiliki elastisitas, fleksibilitas, dan recuperability (pemulihan kembali)

(Taormina, 2015). Resiliensi dianggap sebagai sebuah proses dinamis yang

memelihara penyesuaian diri yang positif dan strategi coping yang efektif

dalam menghadapi situasi yang malang atau sengsara (Luthar, dalam Allen,

Haley, Harris, Fowler, & Pruthi, 2011). Proses resiliensi dapat bekerja ketika

seseorang mengalami pengalaman keterpurukan dan mampu menghadapi serta

menyesuaikan diri terhadap pengalaman tersebut (Rutter, 1987).

Taormina (2015) menemukan bahwa resiliensi berkaitan secara spesifik

dengan kemampuan seseorang untuk bertahan dan pulih kembali dari kesulitan

atau keterpurukan hidup. Resiliensi merupakan konstruk dari berbagai macam

dimensi terkait tekad serta kemampuan dalam bertahan, menyesuaikan diri, dan

memulihkan diri ketika berada pada kondisi malang (Taormina, 2015).

Resiliensi merupakan fenomena multidimensional dengan konteks yang

spesifik dan mencakup berbagai perubahan dalam perkembangannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

9

(Zimmerman & Arunkumar dalam Hendriani, 2018). Secara lebih rinci,

resiliensi dianggap sebagai variabel yang multidimensional yang terdiri dari

determination, endurance, adaptability, dan recuperability (Taormina, 2015).

Berdasarkan pengertian-pengertian resiliensi yang sudah disampaikan,

peneliti menyimpulkan bahwa resiliensi adalah sebuah kemampuan untuk

menyesuaikan diri dan bangkit kembali dari pengalaman serta kondisi yang

terpuruk sehingga mampu berfungsi normal kembali.

2. Aspek-Aspek Resiliensi

Taormina (2015), menjelaskan bahwa resiliensi memiliki empat aspek yaitu

determination, endurance, adapability, recuperability.

a. Determination

Determination didefinisikan sebagai kemauan dan keteguhan yang

dimiliki seseorang dalam mencapai suatu tujuan dan keputusan untuk

bertahan. Keteguhan dan kemauan seseorang akan membantu individu dalam

menghadapi pengalaman terpuruknya. Mekanisme dari aspek ini terjadi ketika

individu memiliki keteguhan yang kuat, mereka akan cenderung menunjukkan

kemauan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Biasanya individu

yang memiliki keteguhan yang tinggi akan memandang masalah sebagai

tantangan yang harus dikuasai (Bandura, 1986). Komponen ini mewakili

dimensi resiliensi seseorang dalam hal kognitif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

10

b. Endurance

Endurance didefinisikan sebagai kekuatan dan ketabahan pribadi dalam

bertahan pada situasi sulit tanpa menyerah dengan keadaan. Ketika individu

mampu bertahan dan tidak menyerah dalam menghadapi pengalaman terpuruk

akan meningkatkan kesempatan untuk sukses menyelesaikan masalah.

Pengalaman tersebut akan menjadi faktor protektif resiliensi individu tersebut

jika mengalami pengalaman yang serupa (Rutter, 1987). Komponen ini bisa

masuk dalam kategori fisik dan kognitif.

c. Adaptability

Adaptability didefinisikan sebagai kapasitas untuk mampu menjadi

fleksibel, banyak akal, dan dapat mengatasi lingkungan yang sulit serta dapat

mengatur diri sehingga dapat menyesuaikan diri dengan kondisi. Aspek ini

lebih bersifat kognitif daripada fisik karena seseorang dapat membuat upaya

secara sadar untuk merubah pemikiran dan/atau perilaku seseorang.

Sebaliknya, seseorang tidak dapat dengan mudah mengubah fisik seseorang

untuk masuk dengan situasi yang baru. Perubahan pemikiran dan perilaku

seseorang adalah bentuk penyesuaian diri dengan peristiwa buruk yang

dialami individu. Hal ini memengaruhi resiliensi seseorang sehingga mampu

memiliki perspektif yang positif dalam memandang masalah yang dialami

(Bonano, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

11

d. Recuperability

Recuperability didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam

recovery secara fisik maupun kognitif dalam kondisi sulit dan mampu kembali

ke posisi normal. Aspek tersebut biasanya adalah yang dibayangkan secara

umum oleh seseorang tentang resiliensi. Secara kognitif, recuperability adalah

kemampuan seseorang untuk kembali ke posisi normal dengan pemaknaan

positif (tantangan) atau pemaknaan negatif (ancaman) terhadap masalah

sehingga memengaruhi proses recovery seseorang dalam sebuah

permasalahan. Recuperability tidak hanya bekerja secara kognitif namun

secara fisik. Indikator yang menunjukkan recovery secara fisik dapat ditinjau

dari kesehatan kardiovaskularnya (Tugade & Frederickson, 2004).

3. Karakteristik Individu yang Resilien

Menurut Wolin dan Wolin (dalam Kartika, 2012), terdapat tujuh

karakteristik yang menunjukkan orang yang resilien. Karakteristik ini yang

menunjukkan ciri khas dari orang yang resilien yaitu:

a. Memiliki kemampuan untuk mampu bertanya kepada diri sendiri secara

jujur sehingga dapat memahami diri sendiri dan orang lain. (Insight)

b. Mampu mandiri, memiliki kemampuan dalam memutuskan untuk

mengambil jarak dari masalah secara psikologis maupun fisik. Kemampuan

ini memerlukan kejujuran pada diri sendiri serta kepedulian terhadap orang

lain. (Kemandirian)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

12

c. Memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan secara baik dan jujur

sehingga dapat saling mendukung dan memperkuat kualitas hidup.

(Hubungan)

d. Memiliki kemampuan untuk bersikap proaktif dalam menyelesaikan

masalah dan mau belajar mengembangkan diri untuk menghadapi masalah.

(Inisiatif)

e. Memiliki kemampuan untuk mampu menghasilkan berbagai pemikiran

untuk menyelesaikan masalah. (Kreativitas)

f. Memiliki kemampuan untuk menertawakan diri sendiri dan menertawakan

sekitar. Bentuk wujud menemukan kebahagiaan dan melihat permasalahan

lebih ringan. (Humor)

g. Memiliki keyakinan terhadap nilai-nilai yang berguna dalam menjalankan

hidup yang lebih baik. (Moralitas)

4. Faktor yang Memengaruhi Resiliensi

Resiliensi sebagai kemampuan untuk mampu mengatasi keterpurukan

dalam kehidupan dapat dipengaruhi hal-hal di luar atribut tersebut. Berikut

merupakan rangkuman faktor-faktor yang dapat memengaruhi mekanisme

resiliensi individu.

1. Kemampuan coping

Kemampuan coping dianggap mampu memengaruhi resiliensi

seseorang terutama mahasiswa. Proses coping seseorang dengan masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

13

yang dihadapi membantu individu untuk mengalihkan perhatian dari stress

yang dialami sehingga individu lebih mampu menyesuaikan diri dalam

menghadapi permasalahan yang terjadi (Galatzer-Levy, Burton, &

Bonanno, 2012). Coping juga mampu membantu seseorang untuk memiliki

pendekatan yang positif terhadap masalah, meregulasi emosi,

memanfaatkan dukungan sosial, dan mengelola sumber coping lainnya.

(Graber, Pichon, Carabine, 2015).

2. Locus of Control

Locus of Control mampu menjadi prediktor bagi resiliensi. Individu

yang memiliki kepercayaan bahwa hal yang terjadi pada hidupnya diatur

oleh diri sendiri dan bagaimana ia meresponnya cenderung akan lebih

resilien dibandingkan dengan mereka yang memercayai bahwa nasib

mereka ditentukan oleh kekuatan di luar diri mereka (Banyard & Cantor,

2004).

3. Regulasi Emosi

Regulasi emosi punya hubungan positif dengan resiliensi. Regulasi

emosi berperan dalam resiliensi ketika seseorang mampu menahan diri

untuk tidak memunculkan reaksi emosi sehingga mampu bertahan dalam

menghadapi masalah (Widuri, 2012).

4. Optimisme

Optimisme dapat menjadi prediktor bagi resiliensi seseorang. Perasaan

dan harapan positif terhadap masa depan yang dimiliki seseorang mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

14

membantu individu dalam menyikapi permasalahan secara positif (Gómez-

Molinero, Zayas, Ruíz-González, & Guil, 2018). Selain itu, dengan

memiliki optimisme seseorang cenderung tidak mudah menyerah dalam

menghadapi permasalahan sehingga memiliki kesempatan lebih besar

untuk menjadi resilien (Kim & Lee, 2018)

5. Gender

Banyard dan Cantor (2004) menemukan bahwa proses resiliensi

perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki. Hal ini disebabkan

perempuan memiliki sumber daya yang lebih banyak sehingga ketika

mengalami permasalahan, mereka lebih mudah menyesuaikan diri atau

menjadi resilien.

6. Life Responsibility

Life responsibility atau tanggung jawab hidup seperti menjadi orang tua

atau memiliki pekerjaan dalam konteks studi universitas memengaruhi

tingkat resiliensi seseorang. Individu mengembangkan kemampuan untuk

coping dan menyelesaikan masalah sehingga lebih matang dalam

menghadapi permasalahan (Chung, dkk, 2017).

7. Dukungan Sosial

Dukungan sosial menjadi faktor krusial lainnya bagi resiliensi.

Terpenuhinya dukungan sosial dari keluarga atau teman akan menjadi

sumber daya bagi seseorang ketika menghadapi permasalahan sehingga

memiliki kesempatan untuk menjadi resilien (Banyard & Cantor, 2004;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

15

Pidgeon, Rowe, Magyar, & Stapleton, 2014). Kurangnya dukungan sosial

biasanya mengarahkan seseorang pada post-traumatic stress dan respon

negatif dalam menghadapi kesulitan sehingga menjadi kurang resilien.

Bentuk dukungan sosial dapat berwujud masukan, kehadiran di saat sulit,

diperhatikan, dan dukungan nyata. Dukungan dapat diberikan oleh mentor,

orang yang dipercaya, pasangan, dan teman yang supportif (Graber, dkk,

2015).

B. Masa Perkembangan Dewasa Awal

1. Pengertian Dewasa Awal

Mahasiswa adalah individu yang sedang mengalami masa transisi untuk

menjadi dewasa yang utuh atau disebut dewasa awal. Masa dewasa awal identik

dengan masa eksplorasi kemudian menentukan pilihan karier, penetapan

identitas, dan gaya hidup yang dijalani (Santrock, 2012). Rentang umum untuk

dapat dianggap sebagai dewasa awal kurang lebih adalah 18-25 tahun (Arnett,

2000).

2. Karakteristik Dewasa Awal

Menurut Arnett (2000), dewasa awal memiliki lima karakteristik kunci,

yaitu:

a. Eksplorasi Identitas Terutama Cinta dan Pekerjaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

16

Fase ini memungkinkan individu untuk bereksplorasi tentang dunia dan

dirinya. Individu akan mengeksplorasi cinta dengan intensi menjalin

hubungan lebih dalam dan serius. Selain itu, individu juga akan

mengeksplorasi hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Motivasi

eksplorasi tersebut berkaitan dengan kesiapan mereka untuk bekerja

setelah lulus kuliah.

b. Instability

Ketidakstabilan akan menjadi situasi yang dialami individu pada

fase ini. Mereka berada pada transisi dari remaja menuju dewasa

seutuhnya. Transisi ini akan membuat banyak perubahan di hidup

mereka sehingga mereka akan mengalami ketidakstabilan dalam rangka

mempersiapkan kehidupan dewasa mereka.

c. Self-focused

Karakteristik individu pada fase ini akan lebih bersifat

individualistik. Mereka akan bertanggung jawab atas kehidupannya

sendiri dan memutuskan segala sesuatu secara independen.

d. Feeling in Between

Individu dewasa awal biasanya berada pada kebingungan karena

memandang dirinya bukan sebagai remaja atau orang dewasa secara

utuh. Individu dewasa awal akan merasa berada ditengah-tengah kedua

masa perkembangan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

17

e. The Ages of Possibilities

Hal ini menjelaskan bahwa pada momen ini individu memiliki

kesempatan untuk merubah hidupnya, ini juga berkaitan dengan

karakter ketidakstabilan.

3. Tugas Perkembangan Dewasa Awal (Mahasiswa)

Mengemban tugas perkembangan dewasa awal, mahasiswa sebagai

civitas perguruan tinggi memiliki tugas-tugas perkembangan yang lebih

spesifik. Chickering (1969 dalam Long, 2012) menjabarkan mengenai tugas

perkembangan mahasiswa yang terdiri dari tujuh tingkatan sebagai berikut:

1. Mengembangkan kompetensi adalah vektor pertama dari pengembangan

identitas. Selama vektor ini, siswa memperoleh berbagai keterampilan

kognitif, psikososial, dan teknis baru ketika mereka menghadapi

tantangan akademik baru, lingkungan hidup, keragaman, dan teknologi.

Siswa mengembangkan kompetensi baru, sehingga mereka merasa

percaya diri ketika mereka menguasai keterampilan baru.

2. Mengelola emosi, siswa mengembangkan kemampuan untuk mengenali

kesesuaian emosi dan reaksi tertentu dalam konteks yang berbeda.

Mereka mampu mengendalikan dan mengekspresikan emosi yang sesuai.

3. Bergerak melalui otonomi, siswa mencapai otonomi dengan belajar untuk

menyelesaikan masalah sendiri. Mereka menyadari bahwa tujuan mereka

harus dicapai sebagian besar melalui tindakan dan keputusan mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

18

sendiri daripada melalui ketergantungan pada orang tua, teman sebaya,

dan lainnya.

4. Mengembangkan hubungan interpersonal yang matang, siswa

mengembangkan penghargaan untuk orang lain berdasarkan kualitas

yang mereka miliki. Ini mengarahkan siswa untuk mengembangkan

toleransi terhadap perbedaan dan kapasitas untuk keintiman.

5. Pembentukan identitas, siswa membangun rasa identitas yang aman dan

nyaman dalam hal penampilan fisik, jenis kelamin, ras, dan orientasi

seksual. Mereka sadar bahwa identitas mereka terdiri dari berbagai

dimensi dan bagaimana identitas mereka diintegrasikan dengan

masyarakat, budaya, dan sejarah yang lebih luas.

6. Pengembangan tujuan, siswa mengembangkan serangkaian tujuan karir

yang jelas, aspirasi pribadi, dan komitmen untuk keluarga, teman, dan

diri.

7. Pengembangan integritas, siswa berkembang dari pemikiran "hitam dan

putih" tentang masalah moral dan etika yang kompleks menjadi mengakui

perspektif orang lain sebagai hal yang valid. Perilaku siswa selaras

dengan nilai-nilai dan tujuan yang telah mereka buat sebelumnya.

C. Mahasiswa

1. Pengertian Mahasiswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.web.id), mahasiswa adalah

orang yang belajar di perguruan tinggi. Sesuai Undang-Undang Republik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

19

Indonesia Nomor 12 tahun 2012 yang mengatur tentang pendidikan tinggi, Pasal

1 ayat 15 menyatakan bahwa mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang

Pendidikan Tinggi. Kemudian pada Pasal 13 ayat 1 juga menjelaskan bahwa

mahasiswa sebagai anggota Sivitas Akademika diposisikan sebagai insan dewasa

yang memiliki kesadaran sendiri dalam mengembangkan potensi diri di Perguruan

Tinggi untuk menjadi intelektual, ilmuwan, praktisi, dan/atau profesional. Hartaji

(2012) mengutarakan bahwa mahasiswa adalah individu yang menjalani studi di

dalam lembaga Pendidikan Perguruan tinggi yang terdiri dari akademi, politeknik,

sekolah tinggi, institut, dan universitas.

2. Pengertian Mahasiswa Bekerja

Mahasiswa bekerja adalah mahasiswa yang menjalani kuliah pada

umumnya sambil bekerja. Perbedaan dengan mahasiswa kebanyakan muncul pada

status yang dimiliki mahasiswa yang bekerja. Mahasiswa bekerja merupakan

mahasiswa yang menggunakan periode waktu tertentu di luar jam perkuliahan

untuk bekerja (Curtis & Williams, 2002). Alasan yang mendasari mahasiswa untuk

bekerja di luar jam kuliah adalah kebutuhan finansial dan kebutuhan meningkatkan

pengalaman kerja (Choy, 2002; Lingard, 2015). Dengan bekerja, mahasiswa

menganggap bahwa pengalaman kerja mampu meningkatkan promosi diri ketika

melamar kerja (Curtis & Williams, 2002).

Mahasiswa yang bekerja memiliki beberapa karakteristik yang berbeda

dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja. Pada umumnya, mahasiswa

yang bekerja memiliki keterikatan dengan suatu pekerjaan di luar kewajiban studi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

20

di universitas (Creed, French, dan Hood, 2015). Sebagai kompensasi dari

pekerjaan yang telah dilakukan, mahasiswa akan mendapatkan upah. (Torres,

Grossh, Dadashova, 2011). Keterikatan mahasiswa dengan pekerjaan akan

menurunkan aktivitas yang berkaitan dengan studi. Mahasiswa yang bekerja akan

mengurangi dan membatasi jadwal kelas, menurunkan intensitas belajar, dan

memiliki keterikatan yang rendah dengan komunitas kampus (Torres, Grossh,

Dadashova, 2011; Choy, 2012).

D. Dinamika Perbedaan Resiliensi Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja

Mahasiswa adalah anggota (civitas academica) perguruan tinggi yang

diposisikan sebagai insan dewasa dengan kesadaran sendiri. Proses pengembangan

potensi diri di perguruan tinggi bertujuan membentuk mereka menjadi intelektual,

ilmuwan, praktisi, dan professional. Mahasiswa, dalam teori perkembangan

tergolong sebagai masa dewasa awal. Rentang umur seseorang dalam menempuh

pendidikan tinggi ialah 18-22 tahun. Individu dalam rentang umur tersebut sedang

mengalami transisi dari masa remaja menuju dewasa. Tantangan dan masalah akan

dialami oleh individu pada fase dewasa awal, termasuk mahasiswa. Pada fase ini

masalah akan bersifat unik dan bermacam-macam, sehingga diperlukan

penyesuaian diri yang tepat untuk bertahan atau disebut resiliensi. Dengan

demikian, mereka mampu mencapai fungsi yang optimal (Anasuri & Anthony,

2018).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

21

Resiliensi adalah kemampuan seseorang untuk bertahan dan pulih kembali

dari kesulitan-kesulitan. Kemampuan ini terdiri dari beberapa aspek yang

membangun yaitu determination, adaptability, endurance, dan recupability

(Taormina, 2015). Determination didefinisikan sebagai kemauan dan keteguhan

yang dimiliki seseorang dalam mencapai suatu tujuan dan keputusan untuk

bertahan. Endurance didefinisikan sebagai kekuatan dan ketabahan pribadi dalam

bertahan pada situasi sulit tanpa menyerah dengan keadaan. Adaptability

didefinisikan sebagai kapasitas untuk mampu menjadi fleksibel, banyak akal, dan

dapat mengatasi lingkungan yang sulit serta dapat mengatur diri sehingga dapat

menyesuaikan diri dengan kondisi. Sedangkan, recuperability didefinisikan

sebagai kemampuan seseorang dalam recovery secara fisik maupun kognitif dalam

kondisi sulit dan mampu kembali ke posisi normal.

Perbedaan resiliensi yang dimiliki mahasiswa yang bekerja dengan

mahasiswa tidak bekerja dapat dijelaskan melalui aspek-aspek dalam resiliensi

tersebut. Berkaitan dengan aspek adaptasi, Holdsworth, Turner dan Scott-Young

(2018) berpendapat mahasiswa yang memiliki pengalaman bekerja akan lebih

mudah beradaptasi dengan permasalahan yang dihadapi di perkuliahan. Mereka

lebih mampu beradaptasi disebabkan mereka sudah punya pengalaman bekerja

dengan individu dari berbagai macam umur, pengalaman, dan latar belakang.

Mahasiswa yang bekerja memiliki perspektif yang baru dan lebih luas sehingga

ketika mengalami pengalaman negatif, mereka mampu menyesuaikan diri dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

22

mengatur emosi dan strategi penyelesaian masalah yang lebih matang. Pengalaman

bekerja tersebut juga tidak hanya berpengaruh pada aspek adaptasi namun juga

endurance atau ketahanan mereka. Mahasiswa yang bekerja menjadi lebih percaya

diri dan lebih tidak mudah menyerah terhadap permasalahan yang dihadapi.

Perbedaan mahasiswa bekerja dengan mahasiswa tidak bekerja juga muncul

pada aspek determination. Dengan bekerja, mahasiswa dituntut untuk memiliki

tujuan dan motivasi yang jelas atas keputusan mereka untuk menjalani studi sambil

bekerja. Tujuan dan motivasi yang jelas tersebut membuat mereka lebih mampu

bertahan dan berjuang walau pada situasi yang sulit supaya tujuan mereka tercapai

(Holdsworth, Turner & Scott-Young, 2018). Aspek-aspek resiliensi tersebut yang

menguatkan mahasiswa bekerja untuk menjadi resilien dan mampu menentukan

nilai, kesuksesan, dan pengalaman belajar pada masa mendatang (Holdsworth,

Turner & Scott-Young, 2018).

Secara umum dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang bekerja memiliki

kekuatan resiliensi lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak bekerja karena

memiliki pengalaman dan perspektif yang lebih luas. Pengalaman dan perspektif

tersebut memengaruhi kepercayaan diri dan kemampuan menyelesaikan masalah

sehingga emosi mereka juga lebih stabil ketika berhadapan dengan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

23

E. Skema Penelitian

C. Hipotesis

Mahasiswa yang tidak bekerja

(tanpa pengalaman di luar kampus)

Mahasiswa yang bekerja

Aktivitas belajar lebih tinggi

Prioritas waktu digunakan untuk

studi

Peran utama adalah pelajar

Tuntutan hanya dari bidang

akademis

Aktivitas belajar lebih rendah

Perlu menyeimbangkan waktu

kuliah dan bekerja

Memiliki peran ganda sebagai

pelajar dan pekerja

Tuntutan dari tempat kerja dan

akademis

Fokus menjalani Pendidikan Menjalani Pendidikan sambil

bekerja

Kurang mendapatkan pengalaman

menghadapi masalah

Lebih kaya pengalaman dalam

menghadapi masalah

Resiliensi rendah Resiliensi tinggi

Mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

24

F. Hipotesis

Hipotesis yang penulis ajukan pada penelitian ini adalah ada perbedaan

resiliensi di antara mahasiswa yang tidak bekerja dan mahasiswa yang bekerja. Secara

spesifik, kemampuan resiliensi mahasiswa yang bekerja lebih tinggi dibandingkan

mahasiswa yang tidak bekerja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif komparatif.

Penelitian tersebut bersifat membandingkan, sehingga membutuhkan subjek

lebih dari satu dan dalam waktu yang berbeda (Siregar, 2014).

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

tergantung (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel).

Variabel tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Variabel bebas : status kerja mahasiswa

2. Variabel tergantung : resiliensi

C. Definisi Operasional Penelitian

1. Resiliensi

Resiliensi merupakan kemampuan seseorang dalam menjalani proses

penyesuaian diri terhadap kondisi yang menyebabkan individu mengalami

penderitaan dan kesengsaraan. Resiliensi akan diukur menggunakan skala

resiliensi milik Taormina (2015) yang mencakup aspek-aspek

determination, endurance, adaptability, dan recuperability. Tingkat

resiliensi mampu dilihat dari skor yang didapatkan pada hasil skala.

Semakin tinggi skor yang didapatkan semakin tinggi tingkat resiliensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

26

individu dan semakin rendah skor yang didapatkan semakin rendah tingkat

resiliensi individu.

2. Status Bekerja Mahasiswa

Mahasiswa akan digolongkan menjadi mahasiswa yang bekerja dan

tidak bekerja. Status bekerja atau tidak bekerja dapat diketahui melalui

pengisian skala pada bagian demografis.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa yang tidak bekerja dan mahasiswa

yang bekerja. Berikut kriteria yang digunakan sebagai pemilihan subjek

penelitian:

1. Berstatus sebagai mahasiswa aktif di Yogyakarta

2. Umur 18-25 tahun

3. Angkatan 2015-2018

4. Bekerja part-time atau(dan) yang tidak bekerja

Kriteria-kriteria tersebut muncul karena beberapa alasan spesifik.

Mahasiswa yang dipilih adalah mahasiswa aktif di Yogyakarta karena kota ini

adalah kota pelajar dan peneliti berdomisili di Yogyakarta. Rentang umur 18-

25 tahun muncul mengikuti kategorisasi rentang umur dewasa awal (Arnett

2000). Kemudian, rentang angkatan masuk kuliah tahun 2015-2018 muncul

dengan pertimbangan angkatan tersebut masih aktif kuliah (saat pengambilan

data). Dalam konteks perguruan tinggi dan perkuliahan reguler, status bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

27

dikerucutkan kepada pekerjaan part-time dikarenakan jenis ini lebih dominan

di kalangan mahasiswa.

E. Metode Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

penyebaran kuesioner. Kuesioner yang telah disebarkan akan dikumpulkan

kembali untuk diolah sebagai keperluan penelitian. Alat pengumpulan data

akan menggunakan satu buah skala yaitu Adult Resilience Scale yang

diadaptasi. Skala Adult Resilience Scale disusun oleh Taormina (2015) yang

terdiri dari empat aspek resiliensi yaitu determination, endurance, adaptability,

dan recuperability. Skala ini berjumlah 20 aitem yang mewakili keempat aspek

resiliensi. Namun, setelah diadaptasi dan di uji coba kepada subjek penelitian,

skala Adult Resilience Scale direvisi menjadi 19 aitem karena terdapat poin

pernyataan yang tidak reliabel.

Tabel 1.

Persebaran aitem skala Adult Resilience Scale

Aspek Nomer Item Jumlah Item

Determination 2, 3, 4, 5 4 (21,07%)

Endurance 6, 7, 8, 9, 10 5 (26,31%)

Adaptability 11, 12, 13, 14, 15 5 (26,31%)

Recuperability 16, 17, 18, 19, 20 5 (26,31%)

Total 19 (100%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

28

F. Pemeriksaan Validitas & Reliabilitas Alat Ukur

Pemeriksaan validitas adalah hal wajib dalam penyusunan alat ukur

penelitian. Usaha tersebut memiliki tujuan untuk melihat bagaimana suatu tes

bisa menghasilkan pengukuran atribut psikologis yang sesuai atau tidak sesuai

dengan tujuan tes tersebut disusun (Supratiknya, 2014). Dengan langkah

pemeriksaan validitas, alat ukur diharapkan mampu memberikan

pertanggungjawaban terhadap hasil penggunaannya.

Pemeriksaan reliabilitas merupakan langkah untuk menguji ketepatan

pengukuran dalam sebuah tes. Hal tersebut dapat diukur dengan dua ciri tes

yaitu konsistensi internal yang menguji konsistensi antar bagian dalam tes dan

stabilitas yaitu konsistensi antar waktu dan hasil tes (Supratiknya, 2014).

G. Metode Analisis Data

Langkah berikutnya setelah mendapatkan data, penulis akan melakukan

uji asumsi terdahulu terhadap data penilitian. Uji asumsi yang akan digunakan

oleh peneliti adalah uji normalitas dan uji homogenitas (Silalahi, 2018).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian terhadap data penelitian untuk

mengukur persebaran data apakah dari populasi yang sebarannya

normal. Untuk menguji normalitas data dapat dilakukan dengan cara

analisis Kolmogorov-Smirnov (Santoso, 2010). Peneliti menggunakan

SPPS 20.0 for Windows sebagai alat bantu untuk menganalisis data.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

29

Data dapat dianggap memiliki sebaran data yang normal jika (p) > 0,05,

namun jika (p) < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa persebaran data

tidak normal. Apabila persebaran data normal dapat dilakukan uji

parametris sedangkan jika persebaran data tidak normal dapat dilakukan

uji non-parametris.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas diperlukan untuk memeriksa perbedaan varians

diantara kedua sampel subjek penelitian (Santoso, 2010). Dalam rangka

memeriksa perbedaan tersebut, digunakan metode Levene Test. Data

dianggap memiliki varians yang sama jika memiliki nilai (p) > 0,05

sedangkan, bila nilai (p) < 0,05 maka kedua sampel memiliki varians

yang berbeda (Santoso, 2010).

3. Uji Hipotesis

Pada pengujian hipotesis perbedaan resiliensi antara mahasiswa

bekerja dan tidak bekerja, akan diukur menggunakan metode Uji T

ketika menghasilkan persebaran data yang normal. Uji T merupakan

metode analisis yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel

satu dengan yang lain. Namun, jika persebaran data yang dihasilkan

tidak normal maka uji hipotesis akan menggunakan Whitney U Test

(Santoso, 2010).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berstatus sebagai

mahasiswa aktif yang berjumlah 160 orang yang terdiri dari 80 laki-laki dan 80

perempuan. Mahasiswa tersebut akan dikategorikan menjadi mahasiswa yang bekerja

atau tidak bekerja. Diketahui bahwa data yang terkumpul terdiri dari 80 mahasiswa

bekerja dan 80 mahasiswa yang tidak bekerja. Secara lebih lanjut, subjek juga terbagi

dari rentang umur 18-25 tahun. Berikut tabel deskripsi responden penelitian.

Tabel 2.

Deskripsi Responden Penelitian

Keterangan Jumlah Total

Usia

Responden

18 – 21 tahun 111

160

22 – 25 tahun 49

Jenis

Kelamin

Laki-laki 80

160

Perempuan 80

Status Bekerja Laki-laki 40

160

Perempuan 40

Tidak Bekerja Laki-laki 40

Perempuan 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

31

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2019 hingga 20 Agustus 2019

dengan menyebarkan skala penelitian secara daring menggunakan googleform kepada

mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja sesuai kriteria yang sudah ditentukan.

Penyebaran skala secara daring dimaksudkan memudahkan peneliti untuk

mendapatkan data secara lebih luas. Skala resiliensi terdiri dari 19 aitem yang

sebelumnya sudah melalui tahap ujicoba dan sudah layak untuk disebarkan.

Peneliti menargetkan untuk mendapatkan responden sejumlah 160 orang yang

terdiri dari 80 orang mahasiswa tidak bekerja dan 80 orang mahasiswa yang bekerja.

Pada akhir penelitian, total jumlah data yang terkumpul adalah 160 orang yang terdiri

dari 80 orang mahasiswa tidak bekerja dan 80 orang mahasiswa yang bekerja.

C. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian resiliensi mahasiswa bekerja dan tidak bekerja diuji

dengan metode One Sample T-Test menggunakan bantuan SPSS 20.0 for Windows

yang dapat dilihat dari tabel 3.

Tabel 3.

Data Penelitian

Statistik Mahasiswa Bekerja Mahasiswa Tidak Bekerja

Teoritik Empiris Teoritik Empiris

Xmin 19 66 19 57

Xmax 95 95 95 95

Mean 58 78,61 58 75,86

Signifikansi One

Sample T-Test

0,00 0,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

32

Berdasarkan hasil perhitungan statistika data dari subjek penelitian, data terbagi

menjadi dua bagian yaitu skor teoritis dan skor empiris. Skor teoritis adalah skor dari

alat ukur sedangkan skor empiris adalah skor dari hasil penelitian. Pada penelitian ini

didapatkan skor rerata teoritis adalah 58 dengan perhitungan manual. Kemudian, hasil

data yang diolah menggunakan SPSS menunjukkan bahwa mahasiswa bekerja

memiliki mean sebesar 78,61 sedangkan mahasiswa tidak bekerja memiliki mean

sebesar 75,86. Kedua subjek memiliki mean empiris yang lebih besar dibandingkan

dengan mean teoritik.

Hasil analisis uji one sample T- Test pada mahasiswa bekerja dan mahasiswa

tidak bekerja menunjukkan bahwa kedua subjek sama-sama memiliki perbedaan yang

signifikan antara mean teoritis dan mean empiris. Nilai signifikansi mean teoritis dan

mean empiris mahasiswa bekerja adalah 0,00 kemudian nilai signifikansi mean teoritis

dan mean empiris mahasiswa tidak bekerja adalah 0,00. Dengan adanya hasil analisis

uji one sample T-Test dapat disimpulkan bahwa resiliensi mahasiswa yang bekerja dan

tidak bekerja tergolong tinggi.

D. Hasil Analisis Data

1. Uji Asumsi Penelitian

a. Uji Normalitas

Pengujian asumsi yang pertama kali dilakukan adalah uji normalitas.

Data yang telah terkumpul diuji normalitas persebaran datanya. Penelitian

ini menggunakan metode analisis Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

33

SPSS 20 for Windows. Data dapat dianggap memiliki sebaran data

yang normal jika (p) > 0,05, namun jika (p) < 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa persebaran data tidak normal. Berikut hasil analisis uji normalitas

data penelitian:

Tabel 4.

Hasil Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov

Statistik df Sig.

Mahasiswa

bekerja

0,162 80 0,000

Mahasiswa tidak

bekerja

0,098 80 0,054

Berdasarkan penyajian tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai (p)

dari mahasiswa yang bekerja adalah 0,00, sehingga nilai signifikansi (p) <

0,05 maka distribusi data tidak normal. Sedangkan mahasiswa yang tidak

bekerja memiliki nilai (p) sebesar 0,054 yang menunjukkan bahwa (p) >

0,05 maka distribusi data normal. Apabila salah satu subjek memiliki

distribusi data yang tidak normal, maka data dari kedua subjek penelitian

tersebut dianggap memiliki distribusi data yang tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Pengujian asumsi selanjutnya adalah uji homogenitas. Uji

homogenitas bermaksud melihat perbedaan varians diantara sampel

penelitian. Untuk melakukan uji homogenitas dilakukan metode analisis

Levene Test. Jika nilai signifikansi (p) > 0,05 maka data dianggap berasal

dari populasi yang memiliki variansi sama. Sedangkan bila nilai (p) < 0,05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

34

maka data dianggap berasal dari populasi yang memiliki varians berbeda.

Berikut merupakan tabel hasil analisis Levene Test:

Tabel 5.

Hasil Uji Homogenitas

Levene Statistic

F 2,489

Sig. 0,117

Tabel di atas, menunjukkan bahwa data penelitian ini memiliki

signifikansi (p) senilai 0,117 yang memenuhi syarat (p) > 0,05 sehingga

dapat dikatakan data berasal dari populasi yang memiliki varians yang

sama.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis akan melihat apakah terdapat perbedaan yang

signifikan antara resiliensi mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja.

Sebelumnya, persebaran data menunjukkan ketidaknormalan, sehingga

akan menggunakan analisis non-parametrik yaitu Mann-Whitney U Test.

Jika nilai (p) < 0,05 maka hipotesis diterima, namun jika nilai (p) > 0,05

maka hipotesis tidak diterima.

Tabel 6.

Hasil Uji Hipotesis

Mann-Whitney U

Test

Asymp. Sig.

(2-tailed)

Kesimpulan

Resiliensi 2543.5 0,025 < 0,05 Ada Perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

35

Berdasarkan tabel di atas, dapat diinterpretasikan bahwa nilai (p)

adalah 0,025 yang berarti nilai (p) < 0,05 maka hipotesis diterima. Dengan

kata lain, terdapat perbedaan resiliensi diantara mahasiswa yang bekerja

dan tidak bekerja yang secara spesifik mahasiswa yang bekerja memiliki

resiliensi yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak bekerja.

d. Analisis Tambahan (Perbedaan antar jenis kelamin)

1. Uji beda Mann-Whitney U ditinjau dari jenis kelamin

Pengujian perbedaan resiliensi jenis kelamin mahasiswa akan

menggunakan metode analisis Mann-Whitney U dengan bantuan SPSS

for Windows 20. Uji beda akan terdiri dari tiga kelompok yaitu

mahasiswa bekerja, mahasiswa tidak bekerja, dan mahasiswa secara

keseluruhan. Peneliti menemukan jika ketiga kelompok tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan diantara jenis kelamin laki-

laki dan perempuan. Berikut tabel yang menunjukkan hasil uji beda.

Tabel 7.

Uji Beda Resiliensi Ditinjau dari Jenis Kelamin Mahasiswa

Mann-Whitney U

Test

Asymp. Sig. (2-

tailed)

Kesimpulan

Resiliensi antar jenis

kelamin pada mahasiswa

bekerja

680 0,247 > 0,05 Tidak ada

perbedaan

Resiliensi antar jenis

kelamin pada mahasiswa

tidak bekerja

768,5 0,761 > 0,05 Tidak ada

perbedaan

Resiliensi antar jenis

kelamin pada mahasiswa 2864,5 0,252 > 0,05

Tidak ada

perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

36

E. Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah melihat perbedaan tingkat resiliensi pada

mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja. Hasil penelitian menunjukkan hipotesis

penelitian dapat diterima yaitu resiliensi diantara mahasiswa bekerja dan tidak

bekerja memiliki perbedaan yang signifikan. Hipotesis penelitian secara lebih

spesifik juga membuktikan dimana mahasiswa yang bekerja memiliki resiliensi

lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak bekerja.

Mean empirik kedua subjek mahasiswa pada penelitian menunjukkan angka

yang lebih tinggi dibanding mean teoritis. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa

bekerja dan tidak bekerja memiliki resiliensi yang tinggi. Penemuan tersebut

membantah pernyataan yang menganggap mahasiswa kurang resilien (Rosenbaum

& Weatherford, 2017; Webb & Rosenbaum, 2018). Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa mahasiswa memiliki

resiliensi yang tinggi (Anasuri & Anthony, 2018; Coşkun, Garipağaoğlu, & Tosun,

2014).

Menurut Chickering (1969 dalam Long, 2012), mahasiswa sedang berkembang

ke arah pematangan diri. Masa ini adalah proses mengembangkan identitas diri

sehingga mereka akan memiliki kompetensi-kompetensi baru ketika mengalami

pengalaman baru dan tantangan hidup. Coşkun, Garipağaoğlu, dan Tosun (2014)

turut menjelaskan mahasiswa memiliki resiliensi tinggi turut didukung pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

37

menyelesaikan masalah pada fase sebelumnya sehingga tetap mampu

menyesuaikan diri pada masalah dan tantangan yang baru.

Penemuan yang paling disoroti pada penelitian ini adalah resiliensi mahasiswa

bekerja. Fenomena mahasiswa yang bekerja menunjukkan kegiatan di luar studi

menguatkan resiliensi mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian Chung, Turnbull,

dan Chur-Hansen (2017) yang menjelaskan bahwa mahasiswa yang memiliki

tanggung jawab lain seperti halnya bekerja memiliki resiliensi lebih tinggi

dibandingkan mahasiswa reguler. Walaupun begitu, hasil penelitian ini bertolak

belakang dengan hasil temuan Munro dan Pooley (2009) yang menemukan bahwa

tidak ada perbedaan yang signifikan diantara resiliensi mahasiswa yang berlatar

belakang pernah bekerja dengan mahasiswa regular.

Resiliensi mahasiswa bekerja lebih tinggi dapat dijelaskan secara logis. Rutter

(1987) menjelaskan situasi/pengalaman yang negatif dapat menjadi faktor protektif

ketika seseorang sukses menyesuaikan diri/coping dengan pengalaman tersebut.

Pernyataan tersebut menjelaskan ketika mahasiswa bekerja memiliki tanggung

jawab dan tuntutan yang lebih besar daripada mahasiswa pada umumnya

(Taniguchi & Kaufman, 2005), mereka mampu menyesuaikan diri dengan

tanggung jawab dan tuntutan tersebut, kondisi yang lebih stressful tersebut malah

mengembangkan diri mereka untuk resilien dan menjadi faktor protektif mereka.

Penjelasan lain juga mendukung pernyataan Rutter (1987), jika mahasiswa

yang memiliki peran di luar pelajar dianggap cenderung lebih dewasa. Mereka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

38

mengembangkan kemampuan untuk mendukung resiliensi mereka seperti regulasi

emosi dan kemampuan menyelesaikan masalah (Saleebey, 1996; Richardson,

2002; Eppler, Carsen Plenti, Harju, 1997 dalam Chung, dkk, 2017). Regulasi emosi

dan kemampuan penyelesaian masalah tersebutlah yang menjadi faktor penting

yang dapat meningkatkan resiliensi (Kim & Lee, 2018). Kemampuan mengatur

emosi berhubungan dengan aspek adaptability dalam resiliensi. Widuri (2012)

menjelaskan individu yang memiliki regulasi emosi yang baik membantu mereka

menahan diri untuk memunculkan reaksi emosi yang berlebih atau mampu

mengontrol emosi mereka, sehingga mereka mampu bertahan, gigih dan

menyesuaikan diri dalam menghadapi permasalahan.

Penelitian ini memberi implikasi untuk membuktikan bahwa resiliensi

dipengaruhi oleh konteks, dalam hal ini konteks yang ditekankan adalah kegiatan

di luar studi. Menurut Ungar dan Liebenberg (2011 dalam Anasuri & Anthony,

2018) konteks merupakan faktor yang mampu memengaruhi resiliensi seseorang.

Penelitian ini sesuai dengan pernyataan tersebut dengan hasil bahwa bekerja

mampu memengaruhi resiliensi pada mahasiswa sehingga resiliensi mahasiswa

yang bekerja lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak bekerja. Hasil tersebut

juga sejalan dengan penelitian Randolph, Fraser, dan Orthner (2004) yang

menemukan siswa yang memiliki kerentanan untuk drop out di sekolah malah

cenderung akan lebih resilien dan mampu menyelesaikan studinya ketika mengikuti

ekstrakurikuler di sekolahnya. Kedepannya hasil penelitian ini dapat menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

39

implikasi supaya mahasiswa dapat mengikuti kegiatan-kegiatan di luar studi untuk

meningkatkan resiliensi mereka dalam kesulitan yang dialami.

Sebagai analisa tambahan terkait hasil penelitian, variabel gender dan jenis

kelamin menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan diantara laki-laki dan

perempuan. Ballenger-Browning dan Johnson (2010) menjelaskan gender adalah

variabel yang inkonsisten dalam meprediksi resiliensi. Hal itu memang terbukti dari

hasil-hasil penelitian terdahulu yang menghasilkan jawaban yang berbeda-beda.

Penelitian yang disusun oleh Newsome, Vaske, Gehring, dan Boisvert (2016)

menjelaskan bahwa laki-laki cenderung lebih rentan terhadap masalah-masalah

dibandingkan perempuan dan disimpulkan pada penelitian tersebut wanita lebih

resilien daripada laki-laki. Bertolak belakang dengan penelitian itu, Cassidy (2015)

serta Munro dan Pooley (2009) mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan yang

signifikan pada tingkatan resiliensi ditinjau dari jenis kelaminnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan resiliensi

yang signifikan diantara mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja. Kedua

kelompok memiliki resiliensi yang dianggap tinggi akan tetapi mahasiswa yang

bekerja memiliki resiliensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa

yang tidak bekerja. Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa jenis kelamin

tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam memprediksi resiliensi.

B. KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan kurang memperhatikan waktu pengambilan

data. Pengambilan data dilakukan ketika masa libur studi universitas di

Yogyakarta sehingga banyak mahasiswa yang tidak beraktivitas di kampus

sehingga kurangnya menemui pengalaman terpuruk karena studi, kemudian

mahasiswa yang bekerja melebihi jumlah jam kerja pada umumnya yaitu 40

jam/minggu. Selain itu, penelitian ini juga kurang memperhatikan budaya di

setiap lingkungan kerja yang memiliki perbedaan masing-masing sehingga

dapat memengaruhi penelitian. Peneliti juga tidak mengumpulkan data lainnya

yang mampu mendukung hasil penelitian seperti periode waktu yang sudah

ditempuh mahasiswa dalam bekerja, motivasi bekerja, dan jenis pekerjaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

41

dijalani. Keterbatasan tersebut memengaruhi hasil dari penelitian yang

dilakukan.

C. SARAN

1. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan melakukan kegiatan di luar

studi seperti bekerja, mahasiswa mengembangkan kemampuan yang

mendukung resiliensi dan menambah pengalaman hidup mahasiswa.

Walaupun begitu, kegiatan di luar studi tidak terbatas pada bekerja namun

juga pada kegiatan lain seperti kegiatan ekstrakurikuler, berorganisasi,

berkompetisi, dan kegiatan lainnya.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperbaiki keterbatasan-

keterbatasan dalam penelitian ini sehingga dapat mendalami dan

menemukan hal-hal baru terkait resiliensi mahasiswa. Kondisi dan waktu

pengambilan data pada bulan aktif studi perlu diperhatikan sehingga

mahasiswa akan berhadapan lebih intens dengan persoalan akademis.

Kemudian, periode waktu yang sudah ditempuh mahasiswa dalam bekerja,

motivasi bekerja, dan jenis pekerjaan dapat diteliti lebih lanjut

pengaruhnya terhadap resiliensi mahasiswa. Selain itu, peneliti selanjutnya

dapat memeriksa pengaruh aktivitas selain bekerja yang dapat membantu

mempromosikan resiliensi mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

42

DAFTAR PUSTAKA

Anasuri, S., & Anthony, K. (2018). Resilience levels among college students: A

comparative study from two southern states in the USA. Journal of

Humanities and Social Science, 23(1-3), 52-73.

Ballenger-Browning, K., & Johnson, D. C. (2010). Key facts on resilience.

Naval Center for Combat & Operational Stress Control, 56, 1-9.

Banyard, V. L., & Cantor, E. N. (2004). Adjustment to college among trauma

survivors: An exploratory study of resilience. Journal of College Student

Development, 45(2), 207-221.

Berk, L. E. (2012). Development Through the Lifespan Edisi Kelima dari Dewasa

Awal Sampai Menjelang Ajal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Cassidy, S. (2015). Resilience building in students: the role of academic self-

efficacy. Frontiers in Psychology, 6, 1781.

Choy, S. (2002). Nontraditional Undergraduates: Findings from the Condition of

Education 2002. NCES 2002-012. National Center for Education Statistics.

Chung, E., Turnbull, D., & Chur-Hansen, A. (2017). Differences in resilience

between ‘traditional’ and ‘non-traditional’university students. Active

Learning in Higher Education, 18(1), 77-87.

Coşkun, Y. D., Garipağaoğlu, Ç., & Tosun, Ü. (2014). Analysis of the relationship

between the resiliency level and problemsolving skills of university

students. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 114, 673-680.

Creed, P. A., French, J., & Hood, M. (2015). Working while studying at university:

The relationship between work benefits and demands and engagement and

well-being. Journal of Vocational Behavior, 86, 48-57.

Curtis, S., & Williams, J. (2002). The reluctant workforce: undergraduates’ part-

time employment. Education+ Training, 44(1), 5-10.

Deverson, Anne. (2003). Resilience. Australia: Allen & Unwin.

Galatzer-Levy, I. R., Burton, C. L., & Bonanno, G. A. (2012). Coping flexibility,

potentially traumatic life events, and resilience: A prospective study of

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

43

college student adjustment. Journal of Social and Clinical Psychology,

31(6), 542-567.

Gómez-Molinero, R., Zayas, A., Ruíz-González, P., & Guil, R. (2018). Optimism

and resilience among university students. International Journal of

Developmental and Educational Psychology. Revista INFAD de

Psicología., 1(1), 147-154.

Graber, R., Pichon, F., & Carabine, E. (2015). Psychological resilience. London:

Overseas Development Institute.

Haktanir, A., Watson, J. C., Ermis-Demirtas, H., Karaman, M. A., Freeman, P. D.,

Kumaran, A., & Streeter, A. (2018). Resilience, Academic Self-Concept,

and College Adjustment Among First-Year Students. Journal of College

Student Retention: Research, Theory & Practice, 0(0), 1-18.

Hartaji, D. A. (2012). Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa yang Berkuliah dengan

Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma

Hartley, M. T. (2010). Increasing resilience: Strategies for reducing dropout rates

for college students with psychiatric disabilities. American Journal of

Psychiatric Rehabilitation, 13(4), 295-315.

Hendriani, W. (2018). Resiliensi Psikologis: Sebuah Pengantar. Kencana: Jakarta

Timur.

Herdiana, I (2019, Desember 8) Mengapa Mahasiswa Mudah Depresi dan Rentan

Bunuh Diri? Era.id. Didapat dari https://www.era.id/read/5KUdQk-

mengapa-mahasiswa-mudah-depresi-dan-rentan-bunuh-diri

Holdsworth, S., Turner, M., & Scott-Young, C. M. (2018). … Not drowning,

waving. Resilience and university: a student perspective. Studies in higher

education, 43(11), 1837-1853.

Kartika, D. A. (2012). Resiliensi pada Single mother Pasca Perceraian. Jurnal

Psikologi: Universitas Gunadarma.

kbbi.web.id

Kim, S. R., & Lee, S. M. (2018). Resilient college students in school-to-work

transition. International Journal of Stress Management, 25(2), 195.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

44

Leary, K. A., & DeRosier, M. E. (2012). Factors promoting positive adaptation and

resilience during the transition to college. Psychology, 3(12), 1215.

Long, D. (2012). Theories and models of student development.

Loprinzi, C. E., Prasad, K., Schroeder, D. R., & Sood, A. (2011). Stress

management and resilience training (SMART) program to decrease stress

and enhance resilience among breast cancer survivors: A pilot randomized

clinical trial. Clinical Breast Cancer, 11(6), 364-368.

Munro, B., and Pooley, J. A. (2009). Differences in resilience and university

adjustment between school leaver and mature entry university

students. Aust. Commun. Psychol. 21, 50–61.

Newsome, J., Vaske, J. C., Gehring, K. S., & Boisvert, D. L. (2016). Sex differences

in sources of resilience and vulnerability to risk for delinquency. Journal of

Youth and Adolescence, 45(4), 730-745.

Peter Gray P,h.D (Gray, 2015, 22 September Declining Student Resilience: A

Serious Problem for Colleges)

https://www.psychologytoday.com/us/blog/freedom-

learn/201509/declining-student-resilience-serious-problem-colleges

Rosenbaum & Weatherford. (2017). Resilience in college students, Journal of

College Student Psychotherapy, 31(2), 91-92, DOI:

10.1080/87568225.2017.1297640

Rutter, M. (1987). Psychosocial resilience and protective mechanisms. American

journal of orthopsychiatry, 57(3), 316-331.

Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku.Yogyakarta:

Penerbit USD.

Santrock, J. W. (2012). Life-span development. Brown & Benchmark Publishers.

Săvescu, R., Stoe, A. M., & Rotaru, M. (2017). Stress among working college

students Case Study: Faculty of Engineering Sibiu, Romania. In Balkan

Region Conference on Engineering and Business Education 3(1), 399-404

De Gruyter Open.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perhitungan

Manual dan SPSS. Jakarta: Prenada Media Group.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

45

Silalahi, U. (2017). Metodologi Analisis Data dan Interpretasi Hasil untuk

Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: Refika Aditama

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis, Yogyakarta: Penerbit Universitas

Sanata Dharma.

Susanti, R (2019, Oktober 12) 20 Persen Mahasiswa di Bandung Berpikir Serius

untuk Bunuh Diri... kompas.com. Didapat dari

https://bandung.kompas.com/read/2019/10/12/19563181/20-persen-

mahasiswa-di-bandung-berpikir-serius-untuk-bunuh-diri?page=all

Taniguchi, H., & Kaufman, G. (2005). Degree completion among nontraditional

college students. Social Science Quarterly, 86(4), 912-927.

Taormina, R. J. (2015). Adult personal resilience: A new theory, new measure, and

practical implications. Psychological Thought, 8(1), 35-46.

Torres, V., Gross, J. P., & Dadashova, A. (2010). Traditional-age students

becoming at-risk: Does working threaten college students' academic

success?. Journal of College Student Retention: Research, Theory &

Practice, 12(1), 51-68.

Tugade, M. M., & Fredrickson, B. L. (2004). Resilient individuals use positive

emotions to bounce back from negative emotional experiences. Journal of

Personality and Social Psychology, 86(2), 320.

Tugade, M. M., Fredrickson, B. L., & Feldman Barrett, L. (2004). Psychological

resilience and positive emotional granularity: Examining the benefits of

positive emotions on coping and health. Journal of Personality, 72(6), 1161-

1190.

Watanabe, L. E. (2005). The effects of college student employment on academic

achievement. The Pegasus Review: UCF Undergraduate Research Journal

(URJ), 1(1), 8.

Webb, R. E., & Rosenbaum, P. (2019). Resilience and thinking perpendicularly: A

meditation or morning jog. Journal of College Student Psychotherapy,

33(1), 75-88. doi:10.1080/87568225.2018.1449687

Wood, D., Crapnell, T., Lau, L., Bennett, A., Lotstein, D., Ferris, M., & Kuo, A.

(2018). Emerging adulthood as a critical stage in the life course.

In Handbook of life course health development (pp. 123-143). Springer,

Cham.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

46

Widuri, Erlina Listyanti. (2012). Regulasi emosi dan resiliensi pada mahasiswa

tahun pertama. Humanitas (Jurnal Psikologi Indonesia) 9(2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

48

Lampiran 1

Skala Penelitian

Salam sejahtera,

Saya Antonius Nandiwardana mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta. Saat ini saya sedang dalam proses pengambilan data dalam

rangka menyelesaikan tugas akhir. Saya membutuhkan informasi dari anda untuk

melengkapi data yang dibutuhkan. Oleh karena itu, saya meminta kesediaan anda

untuk mengisi kuisioner di bawah ini.

Jika anda merupakan:

1. Berstatus sebagai mahasiswa aktif

2. Berusia 18-25 tahun

3. Angkatan tahun 2015-2018

4. Berkuliah di Yogyakarta

Identitas dan semua informasi yang anda berikan akan dirahasiakan dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas perhatian dan bantuannya, saya mengucapkan terima kasih.

Nama/Inisial:

Usia:

18 tahun

19 tahun

20 tahun

21 tahun

22 tahun

23 tahun

24 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

49

Jenis Kelamin:

Laki-laki

Perempuan

Asal Universitas:

______________

Apakah anda bekerja part-time?

Ya

Tidak

Nomer Handphone:

________________

Apa alasan mendasar anda bekerja part-time?

Berapa rata-rata total jam kerja anda dalam seminggu? (dalam jam)

Jawaban yang anda berikan tidak ada yang BENAR atau SALAH sehingga berikan

jawaban anda yang benar-benar mencerminkan diri anda.

1. Saya menekuni hal-hal yang telah saya putuskan, meskipun mengalami kesulitan-

kesulitan

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

25 tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

50

2. Mempunyai tekad adalah bagian penting dari karakter saya

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

3. Saya terus berusaha untuk hal-hal yang saya inginkan sampai saya mencapainya

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4. Saya tergolong sebagai orang yang gigih dalam situasi sulit

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5. Saya bisa melewati masa-masa sulit

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

6. Saya dapat bertahan pada situasi sulit

Sangat Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

51

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

7. Saya bisa menanggung masalah-masalah dalam kehidupan saya

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

8. Saya dapat bertahan bahkan pada momen yang paling sulit

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

9. Saya bisa bertahan bahkan ketika saya disakiti

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

10. Saya memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi sulit

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

52

11. Saya bisa menyesuaikan diri agar sesuai dengan berbagai macam keadaan

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

12. Saya dapat menemukan cara untuk beradaptasi dengan kondisi yang tidak terduga

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

13. Saya mampu menyesuaikan diri dengan masalah yang menghadang saya

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

14. Saya sangat fleksibel ketika lingkungan saya berubah

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

15. Saya memulihkan diri bahkan dari hal-hal yang menyakitkan bagi saya

Sangat Setuju

Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

53

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

16. Saya dapat pulih kembali dari segala kemalangan yang terjadi pada saya

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

17. eSaya dapat bangkit kembali dari segala jenis kesulitan

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

18. Saya selalu melanjutkan hidup saya terlepas dari kemunduran yang dialami

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

19. Saya dapat pulih dari semua jenis masalah

Sangat Setuju

Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

54

Lampiran 2

Reliabilitas Skala

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

,893 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item1 74,78 59,212 ,155 ,896

item2 74,90 57,630 ,415 ,891

item3 74,95 55,408 ,551 ,887

item4 74,86 56,601 ,404 ,891

item5 75,14 55,141 ,560 ,887

item6 74,92 53,914 ,551 ,887

item7 74,97 53,649 ,568 ,886

item8 75,03 54,349 ,638 ,884

item9 75,09 53,382 ,652 ,884

item10 75,11 53,698 ,551 ,887

item11 75,16 55,635 ,424 ,891

item12 75,04 54,558 ,576 ,886

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

55

item13 75,17 54,941 ,537 ,887

item14 75,04 55,138 ,659 ,885

item15 75,25 54,608 ,450 ,890

item16 75,13 54,833 ,539 ,887

item17 75,06 54,636 ,496 ,889

item18 75,00 53,880 ,629 ,884

item19 74,80 57,140 ,448 ,890

item20 75,23 54,538 ,478 ,889

Lampiran 3. Data Empiris

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

Parttime 80 29 66 95 78.61 .810 7.242 52.443

Nonparttime 80 38 57 95 75.86 .978 8.748 76.525

Valid N (listwise) 80

Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

part time .162 80 .000 .921 80 .000

non part time .098 80 .054 .976 80 .128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERBEDAAN TINGKAT RESILIENSI ANTARA MAHASISWA …

56

Lampiran 5. Hasil Uji Homogenitas

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of

Means

F Sig. t df

data

Equal variances assumed 2.751 .099 2.101 160

Equal variances not

assumed

2.101 154.165

Lampiran 6. Uji Mann Whitney-U (Perbedaan resiliensi mahasiswa bekerja dan

tidak bekerja)

Lampiran 7. Uji Mann Whitney-U (Perbedaan resiliensi antar jenis kelamin)

Test Statisticsa

Data

Mann-Whitney U 2543.500

Wilcoxon W 5783.500

Z -2.243

Asymp. Sig. (2-tailed) .025

a. Grouping Variable: A

Test Statisticsa

Data

Mann-Whitney U 680.00

Asymp. Sig. (2-tailed) .0247

a. Grouping Variable: A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI