PERBEDAAN TINGKAT MOTIVASI KERJA ANTARA PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI BADAN LAWAYAN UMUM DAERAH (BLUD) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Oleh: ATIKA HARYANTI F100150109 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERBEDAAN TINGKAT MOTIVASI KERJA ANTARA
PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI BADAN
LAWAYAN UMUM DAERAH (BLUD)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
pada Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi
Oleh:
ATIKA HARYANTI
F100150109
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
1
PERBEDAAN TINGKAT MOTIVASI KERJA ANTARA PEGAWAI
NEGERI SIPIL DENGAN PEGAWAI BADAN LAWAYAN UMUM
DAERAH (BLUD)
Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat motivasi kerja
antara Pegawai Negeri Sipil dengan pegawai BLUD (Badan Layanan Umum
Daerah) di rumah sakit. Peneliti mengajukan hipotesis bahwa terdapat perbedaan
tingkat motivasi kerja antara Pegawai Negeri Sipil dengan pegawai Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD). Sampel yang diambil adalah 200 pegawai yang
terdiri dari 100 Pegawai Negeri Sipil dan 100 pegawai BLUD. Metode
pengumpulan data menggunakan penelitian kuantitatif dengan alat ukur skala
motivasi kerja dengan teknik pengambilan sampel cluster random sampling.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Mann-Whitney Test. Berdasarkan
analisis data tersebut diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan tingkat motivasi
kerja antara Pegawai Negeri Sipil dengan pegawai BLUD. Hal tersebut
didasarkan pada hasil signifikansi 2 tailed yaitu 0.013 (p<0.05) yang dilihat dari
hasil rerata (mean) pada motivasi kerja PNS sebesar 51.92 dan pegawai BLUD
sebesar 50.47, dengan begitu tingkat motivasi kerja Pegawai Negeri Sipil lebih
tinggi dibandingkan dengan pegawai BLUD.
Kata kunci: pegawai, PNS, BLUD, motivasi kerja
Abstract
This study aims to determine the differences in the level of motivation of work
between Civil Servants and employees of the BLUD (Regional Public Service
Agency) in a hospital. The researcher hypothesized that there were differences in
the level of motivation of work between Civil Servants and employees of the
Regional Public Service Agency (BLUD). The sample taken was 200 employees
consisting of 100 Civil Servants and 100 BLUD employees. he method of data
collection uses quantitative research with a work motivation scale measurement
tool with cluster random sampling. This study uses Mann-Whitney Test data
analysis techniques. Based on the analysis of the data obtained results that there
are differences in the level of motivation of work between Civil Servants and
BLUD employees. This is based on the results of 2 tailed significance, namely 0,
013 (p <0.05) which is seen from the mean results on PNS work motivation of
51.92 and BLUD employees of 50.47, thus the level of motivation of the work of
Public Servants Civil society is higher than BLUD employees.
Keywords: employee, PNS, BLUD, work motivation
2
1. PENDAHULUAN
Bagi sebuah perusahaan ataupun instansi, sumber daya manusia adalah komponen
penting dalam mewujudkan visi dan misinya. Pada instansi pemerintahan negara
pegawai merupakan salah satu yang memiliki peran penting. Salah satu pegawai
di intansi daerah salah satunya adalah PNS. Menurut UU No 3 Tahun 2011 Pasal
1 Pegawai Negeri Sipil disingkat PNS adalah “Warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan”.
Berdasarkan UU RI Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN kepanjangan dari Aparatur Sipil Negara adalah profesi bagi
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah. Namun selain PNS ada juga pegawai BLUD.
BLUD adalah kepanjangan dari Badan Layanan Umum Daerah. Pegawai BLUD
biasanya terdapat di instansi rumah sakit milik daerah. Selanjutnya menurut
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2015 menyebutkan bahwa
Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah satuan kerja
perangkat daari erah atau unit kerja pada satuan kerja perangkat daerah di
lingkungan pemerintahan saerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatan didasarkan pada prinsip
efisiensi dan produktivitas
Pegawai merupakan sumber yang paling efektif dalam mencapai tujuan
organisasi. Pegawai memiliki kecenderungan untuk memanfaatkan modal
organisasi secara efisien dan meningkatkan produktivitas dan profitabilitas
organisasi namun pegawai yang mampu dan berbakat yang memang dibutuhkan
demi mencapai tujuan strategis perusahaan (Fiaz, Su, Ikram, & Saqib, 2017).
Bakat dari seorang pegawai akan terlihat dari bagaimana mereka berperilaku
dalam bekerja dan menyelesaikan tugas-tugasnya. Kenyataan di lapangan
menunjukkan bahwa perilaku pegawai ketika memulai pekerjaan, mengerjakan
hingga menyelesaikan pekerjaan itu juga merupakan wujud dari motivasi.
3
Motivasi kerja itu sendiri merupakan suatu kekuatan atau dorongan yang
bersumber dari diri maupun dari luar yang menjadi inisiator dari perilaku atau
tindakan yang berkaitan dengan tugas pekerjaan, dan juga sebagai yang
memutuskan bentuk, arah, intensitas dan kelanjutan dari tugas pekerjaannya
tersebut (Sadeghi & Sdraddin, 2018). Setiap pegawai juga memiliki tipe yang
berbeda-beda dalam melakukan pekerjaannya. Motivasi merupakan hal yang akan
memengaruhi kinerja mereka. Secara langsung maupun tidak langsung, motivasi
kerja berbanding lurus dengan kinerja pegawai sehingga motivasi kerja yang baik
maka akan di ikuti kinerja yang baik pula, selain itu pada umunya sebuah
organisasi maupun instansi berusaha untuk mencapai maksud dan tujuan mereka
melalui karyawan yang ada di sebuah perusahaan. Hal tersebut dikarenakan
motivasi merupakan salah satu fungsi yang paling penting dari manajemen untuk
memotivasi karyawan atau pegawai dan mengarahkan karyawan maupun pegawai
ke arah tujuan serta sasaran organisasi (Sotirofski, 2018).
Motivasi kerja sendiri merupakan sesuatu yang menimbulkan semangat
atau dorongan untuk melakukan pekerjaan (Waluyo, 2013). Selain itu menurut
Danim (2004) motivasi juga dapat didefinisikan sebagai suatu kekuatan dorongan,
kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi yang dapat memberikan
dorongan kepada seseorang atau kelompok yang bertujuan untuk berprestasi
sesuai apa yang diinginkan. Menurut Waluyo (2013) dapat dikatakan bahwa
motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan kerja.
Teori motivasi menurut Maslow atau yang biasa disebut dengan hierarki
kebutuhan Maslow ( Maslow’s Hierarchy of Needs) mengatakan bahwa
kebutuhan manusia terdiri dari lima tingkatan yaitu kebutuhan fisiologis,
kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan esteem, dan kebutuhan
untuk aktualisasi diri (Danim, 2004). Teori motivasi lainnya yaitu menurut Mc
Clelland yang menyebutkan bahwa pemahaman tentang motivasi akan semakin
mendalam apabila disadari orang mempunyai tiga jenis kebutuhan yaitu Need for
Achievements (motif berprestasi), Need for Power (motif kekuasaan) dan Need for
Affiliation (motif bersahabat). Menurut motif berprestasi seseorang berusaha
berbuat sesuatu yaitu dalam penyelesaian tugas berusaha untuk lebih baik
4
dibandingakan dengan orang lain. Motif berkuasa memiliki maksud bahwa
biasanya seseorang biasanya menyukai kondisi persaingan dan orientasi status
serta akan lebih memberikan perhatian pada hal-hal yang memungkinkannya
memperbesar pengaruhnya pada orang lain. Motif bersahabat pada umumnya
tercermin pada keinginan untuk bersahabat dalam interaksi seseorang dengan
orang lain dalam organisasi (Siagian, 2012). Berdasarkan teori Patton
menyebutkan juga bahwa terdapat beberapa alat motivator yaitu ada tuntutan akan
dunia kerja, posisi, kepemimpinan, persaingan, ketakutan, dan uang.
Beberapa waktu terakhir banyak kasus-kasus yang menunjukkan
penurunan motivasi para Pegawai Negeri Sipil. Seperti dikutip dari laman berita
yang menyatakan bahwa terdapat 1.081 orang dari 67.259 PNS di Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta masuk kerja melebihi jam yang telah ditentukan
(Priyasmoro, 2018). Syamsuddin (dalam Priyasmoro, 2018) menjelaskan bahwa
akan ada akibat dari keterlambatan yang dilakukan yaitu Tunjangan Kinerja
Daerah (TKD) PNS yang terlambat akan dipotong berdasarkan interval
keterlambatan yang sudah di catat pada absen pegawai. Pemotongan TKD secara
total tersebut akan benar-benar dilakukan apabila para pegawai tersebut tidak
masuk atau membolos. Hal tersebut biasanya terjadi setelah libur lebaran Idul Fitri
berakhir.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(PANRB) Asman Abnur juga mengungkap kinerja para PNS yang buruk. Para
PNS tidak mengikuti aturan yaitu dengan pulang kerja pukul 11.00 WIB yang
padahal seharusnya mereka pulang pada pukul 16.00 WIB. Hal tersebut juga
ditemukan di tempat lain. Setelah para pegawai melaksanakan sholat Jumat
mereka tidak kembali ke kantor. Hal tersebutlah yang membuat para pegawai di
Indonesia tidak maju (Deny, 2016).
Beberapa fenomena selain yang disebutkan mengenai motivasi kerja
tersebut, terdapat faktor lain yang memengaruhi motivasi adalah kompensasi.
Kompensasi diberikan sebagai fungsi yang strategik SDM yang akan berimbas
secara signifikan pada fungsi-fungsi SDM lainnya (Aprilia Murty &
Hudiwinarsih, 2012). Apabila jumlah dan ketepatan pemberian kompensasi sesuai