Top Banner
PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VII SMP PIRI I YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling OLEH: KIKI PUSPA DAMAYANTI 001114058 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i
77

PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

Dec 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR MATEMATIKA

ANTARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VII SMP PIRI I

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

OLEH:

KIKI PUSPA DAMAYANTI

001114058

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

i

Page 2: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …
Page 3: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …
Page 4: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Saya melakukan sesuatu dengan cara terbaik yang saya ketahui, cara terbaik sebisa

saya, cara terbaik yang saya mengerti, entah itu berhasil seluruhnya, setengahnya atau

tidak sama sekali namun saya telah mengerjakannya dengan sungguh-sungguh dan

saya mencoba untuk terus begitu sampai akhir.

(Aku disetiap mimpi yang kadang kesampaian dan kadang gagal)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Papa dan Mama Tercinta

Suamiku Eko Budy Karuniawan

Bidadari kecilku Zafira Nurul Farah

iv

Page 5: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …
Page 6: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

ABSTRAK

PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA PUTERA DAN PUTERI KELAS VII SMP PIRI I

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007

Kiki Puspa Damayanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bidang bimbingan belajar dengan

menggunakan metode survey. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai perbedaan tingkat kesulitan cara belajar matematika. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dengan populasi penelitian berjumlah 97 siswa. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tingkat kesulitan belajar matematika yang disusun oleh peneliti dengan memodifikasi kuesioner milik Sisilia Sia.

Masalah pertama yang diteliti adalah bagaimanakah tingkat kesulitan cara belajar matematika antara siswa putera dan puteri kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007? Masalah kedua adalah apakah ada perbedaan tingkat kesulitan cara belajar matematika antara siswa putera dan puteri kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007? Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Teknik statistik dengan dasar kategorisasi dan tabulasi skor-skor dalam kuesioner tingkat kesulitan kegiatan belajar dalam mata pelajaran matematika. (2) Teknik statistik Chi-Kuadrat untuk menguji hipotesis dengan taraf signifikasi 5%.

Hasil penelitian ini adalah (1) jumlah siswa putri yang mengalami tingkat kesulitan rendah cara belajar matematika lebih banyak (53%) dari pada jumlah siswa putra yang mengalami tingkat kesulitan tinggi cara belajar matematika (47%). (2) Tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat kesulitan cara belajar siswa putra dan putri dalam mata pelajaran matematika

vi

Page 7: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

ABSTRACT

THE DIFFERENCES OF DIFFICULTY LEVEL OF LEARNING IN

MATHEMATIC SUBJECT BETWEEN MALE AND FEMALE STUDENTS IN THE SEVENTH GRADE OF SMP PIRI I YOGYAKARTA IN THE

ACADEMIC YEAR 2006/2007

Kiki Puspa Damayanti

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

This was a descriptive research in educational guidance by using survey method. This research aimed to get a clear image of the differences of difficulty level in learning Mathematic. The subject of this research was the seventh grade of SMP PIRI I Yogyakarta in the academic year 2006/2007 with 97 students as the population. The instrument used in this research was questionnaire on the level of difficulty in learning Mathematic composed by the researcher by modifying the questionnaire of Sisilia Sia.

The first problem researched was, how is the difficulty level in learning Mathematic between male and female students in the seventh grade of SMP PIRI I Yogyakarta in the academic year 2006/2007? The second problem, are there any differences of difficulty level in learning Mathematic between male and female students in the seventh grade students of SMP PIRI I Yogyakarta based on genders in the academic year 2006/2007? The data analysis techniques which were used in this research were (1) Statistical technique based on categorization and scores tabulation in the questionnaire of the students’ level of difficulty in learning Mathematic. (2) Statistical technique to count the reliability and validity of the questionnaire. (3) Chi-Square technique to test the hypothesis in significance level of 5%.

The results of this research were (1) The number of female students who were in the low level of difficulty in learning Mathematic was larger than (53%) them are who were in the higher level of difficulty in learning Mathematic (47%). (2)There was no significant differences of difficulty level in learning mathematic.

vii

Page 8: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas segala rahmat Allah SWT yang telah membimbing

dan menuntun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan di program

studi Bimbingan dan Konseling.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat berjalan dengan baik berkat

bantuan, perhatian dan kasih sayang, dukungan dan bimbingan dari berbagai

pihah. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya.

Secara khusus ucapan terima kasih ini penulis haturkan kepada :

1. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma.

2. Dra. C.L. Milburga CB, M.Ed., Dosen Pembimbing yang dengan penuh

perhatian dan kesabaran dalam membimbing, mengarahkan, dan membantu

penulis hingga mampu menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Bagus Hendratno. S.Pd., Kepala Sekolah SMP PIRI I Yogyakarta yang

telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.

4. Bapak Purwiyadi, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah SMP PIRI I Yogyakarta yang

telah banyak membantu penulis dalam pembagian waktu dan jadwal

penelitian

viii

Page 9: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

5. Bapak Jumal Hasan, S.Pd., Koordinator Bimbingan dan Konseling SMP PIRI

I Yogyakarta yang telah banyak membantu memberikan informasi dan

pengalamannya.

6. Adik-adikku terkasih di SMP PIRI I Yogyakarta. Banyak cerita dan

pengalaman indah bersama kalian semua.

7. Papa dan mama Tercinta yang telah memberikan semangat dan dukungan.

8. Eko Budy Karuniawan suamiku tersayang yang tidak pernah bosan

mengingatkan dan memberikan semangat.

9. Bidadari kecilku Zafira Nurul Farah yang selalu berdoa untuk Mama agar

cepat selesai.

10. Tante Dinda dan Om Anton yang banyak membantu untuk menggendong Fira

11. Mbak Didy dan Ona yang tidak pernah lelah membantu dan selalu

memberikan semangat.

12. Teman-teman almamaterku di Prodi BK angkatan 2000, terimakasih untuk

kebersamaan, keceriaan, dan kebahagiaan selama kuliah.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang berguna dari

berbagai pihak. Akhir kata, penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini berguna

bagi siapa saja yang berminat dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

Penulis

ix

Page 10: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

ABSTRACT ........................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................viii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah................................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 5

E. Batasan Operasional dan Variabel.......................................................... 6

F. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................................. 8

A. Belajar dan Ciri-ciri Belajar ................................................................. 8

1. Belajar Matematika ............................................................................ 8

2. Ciri-ciri Belajar .................................................................................. 9

B. Pengertian Belajar Matematika ........................................................... 12

C. Pendekatan Cara Belajar Matematika .................................................. 13

D. Kesulitan Belajar .................................................................................. 18

1. Definisi Kesulitan Belajar ................................................................ 18

2. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar .................................................. 19

viii

Page 11: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

3. Gejala Kesulitan Belajar................................................................... 21

4. Karakteristik Kesulitan Belajar ........................................................ 21

5. Kesulitan Belajar Matematika.......................................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................. 24

A. Jenis Penelitian..................................................................................... 24

B. Alat Pengumpulan Data ....................................................................... 24

1. Kuesioner Tingkat Kesulitan Belajar ............................................. 25

C. Populasi Penelitian............................................................................... 27

D. Prosedur Pengumpulan Data................................................................ 28

1. Uji Coba Kuesioner Kesulitan Belajar Matematika ....................... 28

2. Pengumpulan Data Penelitian ........................................................ 28

E. Teknik Analisis Data............................................................................ 29

1. Perhitungan Realibilitas Hasil Uji Coba dan Penelitian ................ 30

2. Perhitungan Validitas Hasil Uji Coba dan Penelitian .................... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................... 35

A. Hasil Penelitian..................................................................................... 35

1. Masalah Penelitian ........................................................................... 35

2. Sampel Penelitian ............................................................................ 36

3. Tingkat Kesulitan Cara Belajar Matematika Antara Siswa Putera

Dan Puteri ......................................................................................... 36

4. Tingkat Kesulitan Cara Belajar Matematika Antara Siswa Putera

Dan Puteri ......................................................................................... 37

5. Penegasan Hipotesis Statistik dan Hipotesis Nol............................. 38

B. Pembahasan Hasil Penelitian................................................................ 40

BAB V PENUTUP............................................................................................... 42

A. Kesimpulan........................................................................................... 42

1. Gambaran Umum ............................................................................. 42

2. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................ 42

B. Saran ..................................................................................................... 43

ix

Page 12: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39

LAMPIRAN......................................................................................................... 41

x

Page 13: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Indikator Kuesioner Tingkat Kesulitan Cara Belajar Dalam

Mata Pelajaran Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri

kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta........................................................ 20

Tabel 2. Sebaran Responden kuesioner Kesulitan Belajar Matematika ............. 23

Tabel 3. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian ................................................... 23

Tabel 4. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas dan Validitas suatu Tes ................... 27

Tabel 5. Koefisien Korelasi Reliabilitas dan Validitas Uji Coba Kuesioner

Kesulitan Belajar Matematika .............................................................. 27

Tabel 6. Data Sampel Penelitian SMP PIRI I Yogyakarta kelas VII tahun

Ajaran 2006/2007 ................................................................................ 32

Tabel 7. Perbedaan Tingkat Kesulitan Cara Belajar Matematika

Antara Siswa Putera dan Puteri kelas VII ........................................... 33

Tabel 8. Tingkat Kesulitan Kegiatan Belajar dalam Mata Pelajaran

Matematika Para Siswa kelas VII berdasarkan Jenis Kelamin ............ 34

xiii

Page 14: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Kesulitan Belajar Matematika....................................... 41

Lampiran 2. Hasil Tabulasi Data Uji Coba Kuesioner Kesulitan Cara

Belajar Matematika Antara Siswa Putera

dan Puteri Kelas VII....................................................................... 52

Lampiran 3. Hasil Tabulasi Data Penelitian Kuesioner Kesulitan Cara

Belajar Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri Siswa

Kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta

tahun ajaran 2006/2007 .................................................................. 61

Lampiran 4. Data Hasil Uji Coba Kuesioner Kesulitan Cara Belajar

Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri Kelas VII

SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007........................... 73

Lampiran 5. Data Hasil Penelitian Kuesioner Kesulitan Cara Belajar

Matematika siswa Kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta

tahun ajaran 2006/2007 .................................................................. 75

Lampiran 6. Kategori Skor-skor Hasil Penelitian Kesulitan

Belajar Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri

Kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta................................................. 78

Lampiran 7. Surat Ijin Uji Coba dan Penelitian dari Prodi

Bimbingan Konseling dan Surat Keterangan

dari SMP PIRI I Yogyakarta .......................................................... 80

xiv

Page 15: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan keadaan sosial budaya

yang berlangsung pesat telah membawa banyak perubahan pada setiap

individu. Penyesuaian diri terhadap perubahan menuntut individu untuk terus

belajar. Melalui belajar terjadi perubahan-perubahan dimana individu

mengalami perkembangan yang membawa penyempurnaan pada dirinya.

Supaya perkembangannya berlangsung utuh dan optimal, individu perlu

mendapat pendidikan. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa dengan tujuan ia

memperoleh pengetahuan baru, keterampilan baru, sikap baru. Kegiatan

belajar siswa itu terikat pada pendidikan sekolah yang ditempuh.

Belajar merupakan suatu hal yang selalu aktual dan dihadapi oleh setiap

orang. Belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, baik di sekolah

maupun di luar sekolah. Dengan belajar seseorang mengalami perubahan

tingkah laku melalui pengalaman dan latihan.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

merupakan unsur yang sangat pokok. Kegiatan belajar bagi setiap siswa di

sekolah tidak selamanya dapat berlangsung secara baik; kadang-kadang

lancar, kadang-kadang tidak.

1

Page 16: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

2

Pada umumnya belajar bukan merupakan hal yang serba mudah bagi

setup siswa, melainkan dapat juga timbul kesulitan. Salah satu hal yang dapat

menunjukkan kesulitan belajar bagi para siswa ialah rendahnya nilai rapor

pads akhir semester, misalnya untuk mata pelajaran IPA, Matematika, atau

Bahasa Inggris nilai rata-rata siswa hanya 5 atau bahkan kurang.

Ada siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan belajar

dan ada siswa yang tidak mengalami kesulitan belajar. Siswa yang mengalami

kesulitan maupun siswa yang tidak mengalami kesulitan dalam melakukan

kegiatan belajar berharap akan memperoleh pengetahuan baru, keterampilan

baru, dan sikap baru; selain itu ada pula perbedaan tingkat kesulitan belajar

siswa, sebab kemampuan siswa yang satu berbeda dengan siswa yang lain.

Definisi kesulitan belajar ada bermacam-macam. Pembahasan

bermacam-macam definisi tersebut di atas, memberikan gambaran adanya

keperluan sebagai berikut (Janet Leanner, 1995): (1) Kesulitan belajar telah

datang dari berbagai disiplin ilmu. Permasalahan diterima dan disetujui secara

luas dari seorang berkesulitan belajar, telah diidentifikasi oleh banyak disiplin

ilmu, profesi, organisasi, dan bangsa-bangsa di dunia. (2) Sasaran dari

penemuan salah satu definisi tentang kesulitan belajar yang dapat diterima

oleh semua ahli mungkin tidak mudah. Hakikat dari permasalahan kesulitan

belajar sangat tinggi individualitasnya dan solusi penerapannya harus luwes

dan adaptif. Beberapa sekolah mengusulkan perlu adanya beberapa tips

kesulitan belajar dan perbedaan beberapa definisi yang diperlukan untuk

masing-masing tips; (3) Tampaknya diperlukan definisi kesulitan belajar.

Page 17: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

3

Perbedaan definisi diinginkan oleh berbagai profesi, tingkat umur, populasi,

dan tingkat kesulitan belajar.

Kesulitan belajar menunjuk pada suatu keadaan yang menandakan siswa

tidak lancar melakukan kegiatan belajar. Keadaan dapat menjadi sebab hasil

belajar yang diperoleh siswa rendah. Kesulitan belajar dapat dipengaruhi

kemampuan memahami yang rendah dari siswa; siswa tidak mempunyai

waktu sebab terlalu sibuk; siswa malas, siswa menderita penyakit kronis dan

lain-lain. Pembahasan selanjutnya Dipusatkan pada kesulitan kegiatan belajar

siswa dalam mata pelajaran matematika.

Matematika merupakan salah satu dasar yang sangat penting dalam

upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Hudoyo (1980) mengatakan

matematika adalah salah satu cara untuk mengemukakan jawaban terhadap

masalah yang dihadapi oleh manusia; suatu cara menggunakan informasi;

menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran. Menggunakan

pengetahuan tentang menghitung; dan yang paling penting adalah memikirkan

dalam diri manusia itu sendiri. Dalam melihat dan mengamati hubungan-

hubungan.

Kesulitan belajar dapat diatasi dengan cara memberi bimbingan belajar

baik secara individu maupun kelompok kepada siswa. Seorang pembimbing

dapat mengajar siswa untuk memahami dirinya sendiri, dengan memahami

diri sendiri siswa diharapkan dapat mengetahui kesulitan belajar yang

dialaminya. Setelah siswa dibantu mengetahui penyebab kesulitan belajar

Page 18: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

4

seorang pembimbing yang membantu menemukan cara yang tepat untuk

siswa.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai kesulitan cara belajar matematika yang dialami oleh siswa SMP

PIRI I Yogyakarta. Ada tiga alasan mengapa peneliti tertarik untuk

mempelajari masalah kesulitan belajar siswa. Pertama, peneliti pernah

melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMP tersebut. Selama

ber-PPL peneliti memperoleh pengalaman bahwa siswa sering mengeluh

mengenai kesulitan belajarnya. Kedua, dari pengalaman pribadi peneliti yang

menemukan kesulitan belajar matematika ketika duduk di bangku SMP.

Ketiga, dari pembicaraan dengan guru pembimbing, peneliti memperoleh

informasi bahwa pihak sekolah ingin mengetahui kesulitan belajar siswa

dengan lebih jelas.

Pembimbing juga mengadakan layanan konseling bagi siswa yang

benar-benar membutuhkan layanan konseling untuk mengatasi kesulitan

belajarnya. Guru pembimbing berperan mendampingi dan memberikan

layanan bimbingan konseling baik secara individu atau kelompok dan

penguasaan cara-cara belajar. Siswa yang sudah mengetahui penyebab

kesulitan kegiatan belajar yang dialamainya serta mengetahui cara-cara belajar

yang tepat diharapkan dapat mengembangkan keterampilan belajar

matematika.

Page 19: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

5

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah tingkat kesulitan cara belajar pada siswa Kelas VII SMP

PIRI I dalam mata pelajaran matematika?

2. Apakah ada perbedaan tingkat kesulitan cara belajar antara siswa putra

dan putri Kelas VII SMP PIRI I dalam mata pelajaran matematika?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan memperoleh:

1. Gambaran tentang tingkat kesulitan cara belajar di sekolah dalam mata

pelajaran matematika.

2. Gambaran perbedaan tingkat kesulitan cara belajar dalam mata pelajaran

matematika antara siswa putra dan putri.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Guru pembimbing

Guru pembimbing memperoleh gambaran secara umum

mengenai kesulitan cara belajar yang dialami oleh siswa dan

gambaran mengenai topik bimbingan yang cocok untuk membantu

siswa mengatasi kesulitan cara belajar.

Page 20: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

6

2. Guru Bidang Studi

Mendapat informasi atau masukan dari guru pembimbing

mengenai hal-hal yang diperlukan dalam menciptakan situasi dan

kondisi belajar yang menguntungkan bagi siswa.

3. Peneliti

Peneliti sendiri sebagai calon guru pembimbing dapat

mengetahui kesulitan-kesulitan belajar siswa, sehingga dapat

menjadi bekal bila kelak terjun dalam dunia pendidikan,

khususnya sebagai guru pembimbing di sekolah.

E. Batasan Operasional

Berikut ini dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam

penelitian ini :

1. Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran keadaan dengan kata-kata

secara jelas dan terperinci.

2. Belajar siswa di sekolah adalah suatu kegiatan siswa mempelajari dan

mengolah bahan pelajaran, pembimbingan, pelatihan, sehingga siswa

mengalami perubahan dalam tingkah laku.

3. Matematika

Matematika merupakan bidang studi eksakta yang mencakup kegiatan

berpikir logis, mengenal pola hubungan dan generalisasi pengalaman.

Page 21: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

7

4. Kesulitan cara belajar siswa

Kesulitan cara belajar siswa berarti menunjuk pada suatu keadaan yang

menandakan siswa tidak lancar melakukan kegiatan belajar.

5. Tingkat kesulitan cara belajar siswa dalam mata pelajaran matematika

merupakan suatu keadaan yang dialami siswa, sehingga ia tidak lancar

melakukan kegiatan belajar. Tingkat kesulitan belajar siswa dalam mata

pelajaran matematika mencakup kegiatan berpikir logis, mengenal pola

hubungan dan generalisasi pengalaman.

6. Jenis kelamin siswa adalah putra dan putri.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian adalah “Ada perbedaan signifikan tingkat kesulitan

cara belajar dalam mata pelajaran matematika berdasarkan jenis kelamin siswa

kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.”

Page 22: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan cara belajar dan ciri-ciri belajar, pelajaran

matematika, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar, gejala kesulitan belajar dan

kesulitan belajar

A. Belajar dan Ciri-ciri Belajar

1. Belajar

Ada banyak definisi tentang belajar. Berikut ini dikemukakan

beberapa definisi belajar menurut beberapa ahli.

a. Ernest (Usman dan Setiawati, 1993: 7) mendefinisikan belajar

sebagai ”suatu proses ditimbulkannya atau diubahnya suatu kegiatan

karena mereaksi suatu keadaan”.

b. James (Ahmadi dan Widodo, 1991: 119) mendefinisikan belajar

sebagai ”suatu proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah

melalui latihan dan pengalaman”.

c. Winkel (1996: 53) mendefinisikan belajar sebagai : ”suatu aktivitas

mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan sikap. Perubahan itu bersifat relatif

konstan dan berbekas”.

Berdasarkan definisi belajar yang telah dikemukakan di atas,

dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

8

Page 23: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

9

laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini bukan

disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisiologis atau proses

kematangan. Perubahan yang berlangsung karena belajar dapat berupa

perubahan dalam kebiasaan, kecakapan/keterampilan atau dalam aspek

pemahaman, pengetahuan dan sikap. Kecakapan/keterampilan merupakan

kemampuan yang telah dikuasai oleh seseorang pada suatu saat, seperti

berbicara, menulis, memecahkan soal-soal dan lain-lain. Keterampilan

adalah kemampuan melakukan sesuatu dengan cepat, tepat dan mudah.

2. Ciri-ciri Belajar

Winkel (1996: 53 - 55) mengatakan bahwa tidak setiap perubahan

yang dialami individu merupakan hasil dari proses belajar. Perubahan

hasil belajar itu meliputi hal-hal yang bersifat internal seperti pemahaman

dan sikap, serta mencakup hal-hal yang bersifat eksternal seperti

keterampilan motorik dan berbicara dalam bahasa asing. Senada dengan

apa yang dikatakan oleh Winkel di atas, Ahmadi (1991: 121 - 123)

mengungkapkan bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar di

sekolah mempunyai ciri-ciri, yaitu : perubahan terjadi secara sadar,

bersifat kontinyu dan fungsional, bersifat positif dan aktif, bersifat

menetap, bertujuan dan terarah, mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Berikut ini dijelaskan beberapa ciri belajar yang dialami siswa di sekolah:

Page 24: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

10

a. Terjadi perubahan yang proses dan hasilnya bisa disadari

maupun tidak disadari

Individu yang belajar dengan sengaja biasanya menyadari

perubahan yang terjadi dalam dirinya. Maka pada siswa

berlangsunglah banyak perubahan yang disadari, tetapi tidak selalu

semua perubahan disadari penuh. Misalnya siswa menyadari atau

merasakan adanya pengetahuan yang bertambah, pemikiran yang

semakin luas berkembang.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinyu dan fungsional

Perubahan yang terjadi dalam diri siswa berlangsung terus-

menerus. Suatu perubahan, terutama perubahan positif yang terjadi,

akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.

Misalnya siswa belajar meringkas, siswa mengalami perubahan dari

tidak dapat meringkas menjadi dapat meringkas. Perubahan tersebut

berlangsung terus hingga kecakapan meringkas menjadi lebih baik.

c. Perubahan terjadi sesuai dengan banyaknya usaha belajar yang

dilakukan

Perubahan dalam perbuatan belajar senantiasa bertambah dan

tertuju untuk perolehan sesuatu yang lebih baik dari yang

sebelumnya. Makin banyak usaha belajar dilakukan, makin banyak

perubahan terjadi. Proses belajar juga bersifat aktif, artinya perubahan

itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu

sendiri dan bukan hanya karena suatu proses kematangan.

Page 25: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

11

d. Perubahan dalam belajar bersifat menetap

Tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat relatif

menetap, artinya selama hasil belajar yang diperoleh tidak dihapus

dan diganti dengan hasil yang baru. Misalnya kecakapan siswa dalam

berhitung tidak akan hilang begitu saja, melainkan tetap dimiliki dan

akan berkembang apabila terus digunakan.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah

Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan

dicapai, misalnya siswa yang belajar mengarang, sebelumnya sudah

menetapkan tujuan apa yang ingin dicapai yaitu supaya hasil

karangannya bagus dan dapat dibaca oleh banyak orang. Jadi

perbuatan belajar yang dilakukan senantiasa terarah pada suatu

perubahan yang akhirnya terwujud dalam tingkah laku dan biasanya

disertai intensi untuk mencapai suatu tujuan.

f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Siswa yang telah belajar biasanya akan mengalami perubahan

dalam sikap, pengetahuan, pemahaman dan keterampilan yang

semuanya akhirnya harus terungkap dalam suatu perbuatan yang

membuktikan bahwa hasil sudah tercapai. Misalnya seseorang yang

telah belajar menulis akan terampil menulis. Orang tersebut juga

mengalami perubahan lainnya seperti pemahaman tentang cara-cara

menulis, alat-alat yang digunakan untuk menulis, keinginan untuk

Page 26: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

12

memiliki alat tulis yang lebih bagus, dan sebagainya. Jadi, aspek yang

satu berhubungan erat dengan aspek lainnya.

B. Pengertian Belajar Matematika

Belajar matematika merupakan salah satu dasar yang amat penting dalam

upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Matematika merupakan bidang studi

yang dipelajari oleh semua siswa dari SD sampai SMA bahkan juga di

perguruan tinggi. Mata pelajaran matematika merupakan ilmu terstruktur yang

penuh dengan simbol-simbol. Dengan demikian mata pelajaran matematika

dapat dikatakan sebagai bahasa simbol dan masing-masing simbol mempunyai

makna tertentu. Dalam mempelajari mata pelajaran matematika, siswa berlatih

membaca uraian-uraian atau kalimat-kalimat yang dinyatakan dalam simbol-

simbol bilangan, gambar, dan grafik sehingga dapat memahami makna yang

terkandung di dalamnya. Pemahaman akan simbol matematika nampak dalam

penyusunan kembali dalam bahasa siswa sendiri.

Menurut Paling (1982:2), ide manusia tentang matematika berbeda-beda,

tergantung pada pengalaman dan pengetahuan masing-masing. Ada yang

mengatakan bahwa matematika hanya perhitungan yang mencakup tambah,

kurang, kali, dan bagi; tetapi ada pula yang melibatkan topik-topik seperti

aljabar, geometri, dan trigonometri. Banyak pula yang beranggapan bahwa

matematika mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan berpikir logis.

Selanjutnya, Paling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara

untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu

Page 27: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

13

cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan

ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling

penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan

menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan pendapat Paling tersebut

dapat disimpulkan bahwa untuk menemukan jawaban atas tiap masalah yang

dihadapinya, manusia akan menggunakan (1) informasi yang berkaitan

dengan masalah yang dihadapi; (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk, dan

ukuran; (3) kemampuan untuk menghitung; dan (4) kemampuan untuk

mengingat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Ada banyak alasan tentang perlunya siswa belajar matematika. Cornelius

(1982:38) mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika karena

matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana

untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-

pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk

mengembangkan kreativitas, dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran

terhadap perkembangan budaya.

C. Pendekatan Cara Belajar Matematika

Ada beberapa pendekatan dalam pengajaran matmatika, masing-masing

didasarkan atas teori belajar yang berbeda. Ada empat pendekatan yang paling

berpengaruh dalam pengajaran matematika, (1)urutan belajar yang bersifat

perkembangan (development learning sequences), (2) belajar tuntas (matery

Page 28: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

14

learning), (3) strategi belajar (learning strategies), dan (4) pemecahan

masalah (problem solving).

Pendekatan urutan belajar yang bersifat perkembangan menekankan pada

pengukuran kesiapan belajar siswa, penyediaan pengalaman dasar, dan

pengajaran keterampilan matematika prasyarat. Pendekatan ini banyak

dipengaruhi teori perkembangan kognitif Piaget. Mengingat kemampuan

kognitif dan segala sesuatu yang terkait dengan berpikir berbeda-beda untuk

tiap tahap perkembangan, maka guru harus menyesuaikan bahan pelajaran

dengan tahap perkembangan anak. Ini berarti bahwa tidak ada manfaatnya

mengajarkan konsep atau keterampilan matematika sebelum anak mencapai

tahap perkembangan tersebut karena tidak akan berhasil.

Teori ini juga menjelaskan perlunya pengajaran matematika dimulai dari

benda atau peristiwa konkret, menuju ke semi konkret, baru akhirnya ke yang

abstrak.

Pendekatan belajar tuntas menekankan pada pengajaran matematika

melalui pembelajaran langsung (direct instruction) dan terstruktur. Adapun

langkah-langkah pendekatan belajar tuntas dalam bidang studi matematika

adalah sebagai berikut :

(1) Menentukan sasaran atau tujuan pembelajaran khusus. Sasaran tersebut

harus dapat diukur dan diamati. Sebagai contoh, ”Siswa dapat menuliskan

jawaban terhadap 25 soal perkalian 1 sampai 7 dalam waktu 10 menit

dengan 90% benar.”

(2) Menguraikan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

Page 29: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

15

(3) Menentukan langkah-langkah yang sudah dikuasai oleh siswa. Misalnya,

siswa telah mampu menyelesaikan soal-soal perkalian 1 hingga 5 dengan

mudah, dan dapat menyelesaikan soal-soal perkalian 6 dan 7 secara

lambat.

(4) Mengurutkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh,

jika siswa telah dapat menyelesaikan soal-soal perkalian 1 sampai 5

dengan mudah dan perkalian 6 sampai 7 secara lambat, maka

pembelajaran yang diperlukan hanya melatih kecepatan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal perkalian 6 dan 7.

Program matematika yang didasarkan atas pendekatan belajar tuntas

memiliki struktur bertaraf tinggi, diurutkan secara sistematis, dan memerlukan

pembelajaran yang sangat langsung. Mengingat sifat matematika yang

berurutan maka pendekatan belajar tuntas sangat sesuai dengan kurikulum

matematika.

Pendekatan strategi belajar memusatkan pada pengajaran bagaimana

belajar matematika (how to learn mathematics). Pendekatan ini membantu

siswa untuk mengembangkan strategi belajar metakognitif yang mengarahkan

proses mereka dalam belajar matematika. Siswa diajak belajar memantau

pikiran sendiri dan didorong untuk mengatakan kepada diri sendiri,

mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri, sebagai suatu metode untuk

meningkatkan berpikir dan memproses informasi. Sebagai contoh, siswa

bertanya ”Apa yang hilang?” atau ”Apakah harus menjumlah atau

mengurangkan?” Atau siswa dapat memberi komentar, ”Oh, saya pernah

Page 30: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

16

mengerjakan soal semacam ini pada waktu yang lalu, tetapi keliru” atau

mengatakan ”Saya harus menggambarkan ini pada kertas supaya saya dapat

melihat apa yang hilang.” Banyak anak berkesulitan belajar yang memiliki

kekurangan dalam strategi belajar kognitif yang sangat diperlukan untuk

belajar matematika. Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran matematika

yang menggunakan strategi ini.

Pendekatan pemecahan masalah menekankan pada pengajaran untuk

berpikir tentang cara memecahkan masalah dan pemrosesan informasi

matematika. Dalam menghadapi masalah matematika, khususnya soal cerita,

siswa harus melakukan analisis dan interpretasi informasi sebagai landasan

untuk menentukan pilihan dan keputusan. Dalam memecahkan masalah

matematika, siswa harus menguasai cara mengaplikasikan konsep-konsep dan

menggunakan keterampilan komputasi dalam berbagai situasi baru yang

berbeda-beda. Pemecahan masalah sering melibatkan beberapa langkah.

Sebagai contoh, dalam mengukur luas selembar papan, siswa harus

memahami konsep bujur sangkar dan sisi-sisi sejajar; dan memiliki

keterampilan dalam mengukur, menjumlah, dan mengalikan. Dalam

pendekatan pemecahan masalah, Fleischaer, Nuzum, dan Marcola seperti

dikutip oleh Lerner (1988: 439) menyarankan agar siswa diperbolehkan

menggunakan kalkulator. Penggunaan kalkulator dimaksudkan agar siswa

dapat memusatkan perhatiannya pada pemecahan masalah, dan tidak terpusat

pada komputasi. Dalam melaksanakan pendekatan ini, siswa diberi kartu saran

Page 31: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

17

guna membantu siswa dalam memecahkan masalah matematika yang berisi

langkah-langkah sebagai berikut :

(1) Baca : Apa yang ditanyakan?

(2) Baca kembali : Informasi apa yang diperlukan?

(3) Pikirkan :

a. meletakkan bersama = menambah,

b. memisahkan = mengurang,

c. apakah saya memerlukan semua informasi tersebut?

d. apakah ini soal matematika dua-langkah?

(4) Pemecahan masalah : Tulis persamaan tersebut!

(5) Periksa : Hitung kembali dan bandingkan!

Kennedy seperti dikutip oleh Lovitt (1989: 279) menyarankan empat

langkah proses pemecahan masalah matematika, yaitu:

(1) memahami masalah;

(2) merencanakan pemecahan masalah;

(3) melaksanakan pemecahan masalah; dan

(4) memeriksa kembali.

Dalam menyelesaikan soal-soal cerita banyak anak yang mengalami

banyak kesulitan. Kesulitan tersebut tampaknya terkait dengan pengajaran

yang menuntut anak membuat kalimat matematika tanpa lebih dahulu

memberikan petunjuk tentang langkah-langkah. yang harus ditempuh. Sebagai

contoh, dapat dikemukakan sebagai berikut :

Page 32: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

18

Ibu membeli 10 butir telur yang harganya Rp 100,00 tiap butir dan 2

kg gula yang harganya Rp 1.000,00 tiap kg. Ibu membayar barang-

barang tersebut dengan uang Rp 10.000,00.

Berapa uang kembali yang diterima oleh Ibu?

Kalimat matematika : 10.000 - 10 X 100 + 2 X 1.000 = 7000

Bagi anak berkesulitan belajar, dan bahkan juga bagi anak yang tidak

berkesulitan belajar, menyelesaikan soal cerita semacam itu bukan pekerjaan

yang mudah. Di samping itu, anak juga tidak terlatih untuk menyelesaikan

masalah matematika secara lebih sistematis. Oleh karena itu, pendekatan

pemecahan masalah dengan langkah-langkah yang telah dikemukakan

tampaknya lebih baik untuk digunakan baik bagi anak berkesulitan belajar

maupun yang tidak berkesulitan belajar.

D. Kesulitan Belajar

1. Definisi kesulitan belajar

Definisi kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The

United States Office of Education (USOE) pada tahun 1977 yang dikenal

dengan Public Law (PL) 94 – 142, yang hampir identik dengan definisi

yang dikemukakan oleh The National Advisory Committee on

Handicapped Children pada tahun 1967. Definisi tersebut seperti dikutip

Hallahan, Kauffman, dan Llyod (1985:14) seperti berikut.

Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan

Page 33: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

19

mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya, atau ekonomi.

Ahmadi dan Widodo (1991: 76) mendefinisikan kesulitan belajar sebagai

“keadaan yang dialami anak didik atau siswa yang membuatnya tidak

dapat belajar sebagaimana mestinya”. Dalam buku pendidikan bagi anak

berkesulitan belajar. Abdurahman 1999 menyebutkan antara lain kesulitan

belajar akademik menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian

prestasi akademis yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan.

Kegagalan tersebut antara lain keterampilan dalam mata pelajaran

matematika maupun mata pelajaran lainnya.

2. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Muhibbin Syah (2003 : 181) menyebutkan bahwa Fenomena

kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya

kinerja akademik atau prestasi belajarnya. Namun, kesulitan belajar juga

dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku (misbehavior)

siswa seperti kesukaan berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman,

berkelahi, sering tidak masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah.

Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan

belajar terdiri atas dua macam, yakni:

Page 34: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

20

1) Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul

dari dalam diri siswa sendiri, yang meliputi gangguan atau

kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yakni:

a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya

kapasitas intelektual/intelegensi siswa;

b. Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya

emosi dan sikap;

c. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti

terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan

telinga).

2) Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang

datang dari luar diri siswa, yang meliputi semua situasi dan kondisi

lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa.

Faktor lingkungan ini meliputi:

a. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan

antara ayah dan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

b. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya wilayah

perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer

group) yang nakal.

c. Lingkungan sekolah, contohnya kondisi dan letak gedung sekolah

yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru dan alat-alat belajar

yang berkualitas rendah.

Page 35: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

21

3. Gejala Kesulitan Belajar

Siswa yang mengalami kesulitan belajar menurut Ahmadi dan Widodo

(1991: 88) menunjuk beberapa gejala yaitu:

a. Siswa menunjukkan hasil belajar yang rendah

b. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang

dilakukan

c. Sering tertinggal dalam melakukan tugas pembelajaran

d. Menunjukkan tingkah laku yang bersumber pada sikap yang kurang

wajar seperti acuh, berpura-pura dan iri hati.

e. Menunjukkan perilaku yang bersumber pada reaksi emosional yang

kurang wajar seperti murung, mudah tersinggung, mudah marah, dan

kurang gembira.

f. Menunjukkan tingkah yang bersumber pada sikap menentang dengan

aturan, tidak teratur dalam belajar, tidak mau bekerja sama, dan

mengasingkan diri.

4. Karakteristik Kesulitan Belajar

Cecil D. Mercer (1983) menyebutkan bahwa Karakteristik kesulitan

belajar tampak pada (1) gangguan perhatian adalah hiperaktif, pengalihan

perhatian; (2) kegagalan untuk mengembangkan dan memobilisasi strategi

untuk belajar, mengorganisasi belajar, kerangka belajar aktif, dan fungsi-

fungsi metakognitif; (3) lemah dalam kemampuan gerak antara koordinasi

gerakan baik dan kasar, kegagalan umum dan canggung, persoalan-

Page 36: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

22

persoalan spasial; (4) permasalahan-permasalahan persepsi antara lain,

pembedaan stimulus pendengaran, dan penglihatan; (5) kesulitan bahasa

lisan, pendengaran berbicara daftar kata, kemampuan linguistik; (6)

kesulitan membaca antara lain pengkodean, keterampilan dasar membaca,

membaca komprehensif; (7) kesulitan menulis bahasa, antara lain

mengeja, tulisan tangan, mengarang; (8) kesulitan matematika, antara lain

pemikiran kuantitatif, berhitung, waktu, ruang, dan menghitung fakta; (9)

tingkah laku sosial yang tidak pantas antara lain persepsi sosial, tingkah

laku emosi, penegakan saling hubungan.

5. Kesulitan Belajar Matematika

Kesulitan belajar siswa menunjuk pada suatu keadaan yang

menandakan siswa tidak lancar dalam kegiatan belajar. Belajar matematika

dikatakan sulit oleh siswa karena siswa kurang sering mengerjakan

latihan-latihan yang diberikan guru dan tidak mempelajari ulang bahan

yang telah diterima di sekolah.

Proses belajar menjadi lancar jika belajar itu sendiri dilakukan

secara kontinu dan banyak latihan soal. Latihan soal matematika baik

jumlah soal, maupun variasi bentuk soal sehingga akan memperluas

pandangannya terhadap berbagai masalah matematika. Semakin banyak

bentuk soal dan jenis soal matematika yang pernah diselesaikan semakin

mudah jika sewaktu-waktu menghadapi soal-soal yang serupa.

Page 37: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

23

Matematika dianggap sebagai suatu pelajaran yang sukar,

dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Adanya anggapan seperti

itu membuat situasi yang kurang menguntungkan bagi perkembangan

matematika, karena siswa tidak antusias dalam mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Siswa menjadi tidak bersemangat untuk mempelajari

matematika secara lebih mendalam. Keadaan ini sangat memprihatinkan,

karena secara tidak langsung berpengaruh pada hasil belajar siswa dalam

mata pelajaran matematika sehingga nilai yang mereka peroleh rendah. Di

samping itu, kondisi ini menghambat siswa dalam memahami materi-

materi matematika, sebab dasar-dasar matematika yang dipelajari pada

pendidikan dasar sangat diperlukan untuk jenjang pendidikan selanjutnya.

Page 38: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pembahasan dalam bab ini mengenai jenis penelitian, alat pengumpulan

data, populasi dan sampel terbatas, prosedur pengumpulan data dan, teknik

analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. “Penelitian deskriptif

dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada suatu

penelitian dilakukan.“ (Furchan, 1982: 415). Sukardi (2003: 157) mengartikan

penelitian deskriptif sebagai “metode penelitan yang berusaha

menggambarkan dan mengintepretasikan objek sesuai dengan apa adanya”.

Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang bagaimanakah tingkat

kesulitan belajar matematika yang dialami oleh siswa-siswi SMP PIRI I

Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

B. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

kuesioner kesulitan belajar matematika yang disusun sendiri oleh peneliti

dengan memodifikasi alat kuisioner Sisilia Sia (1998: 27). Kuisioner adalah

sekumpulan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subjek penelitian

(Furchan, 1982:249). Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner

langsung tertutup, artinya responden menjawab pertanyaan yang berhubungan

24

Page 39: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

25

dengan dirinya dan sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal

memilih jawaban yang tersedia dan sesuai dengan dirinya dengan memberikan

tanda check (√) (Arikunto, 2002:129). Instrumen kesulitan belajar berisi 72

item pertanyaan terbagi menjadi dua faktor penyebab kesulitan belajar, yaitu

item nomer 1 sampai nomor 50 berisi faktor internal atau faktor di dalam

pribadi diri siswa dan nomor item nomer 51 sampai dengan 72 berisi faktor

eksternal atau faktor di luar pribadi diri siswa.

Kuesoner terdiri dari beberapa bagian yaitu: pertama berisi identitas dan

petunjuk pengisian, bagian kedua berisi tentang pertanyaan-pertanyaan.

Kuesioner kegiatan belajar matematika siswa merupakan penjabaran dari

teori yang tersaji dalam bab II digambarkan pada tabel 1.

Tabel. 1 Indikator Kuesioner Tingkat Kesulitan Cara Belajar Matematika

Siswa Kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007

No. Aspek Indikator Nomor item Jumlah

1 Pribadi

siswa

(internal)

a. Kognisi

1) Intelegensi dan daya

kreatif

2) Bakat

3) Organisasi kognitif

4) Kemampuan berhitung

5) Gaya belajar

6) Teknik studi

1,2,3,4,5,6

7,8,9,10

11,12,13,14

21,22,23,24

15,16,17,18,19,20

25,26,27,28

6

4

4

4

6

4

Page 40: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

26

b. Afeksi

1) Temperamen

2) Perasaan

3) Sikap

4) Minat

c. Kemampuan motorik

29,30,31,32

33,34

35,36,37,38,39,40

41,42,43,44

45,46,47,48,49,50

4

2

6

4

6

2 Diluar diri

siswa

(eksternal)

a. Lingkungan keluarga

1) Ketidakharmonisan

hubungan orang tua

2) Rendahnya kehidupan

ekonomi keluarga

b. Lingkungan

perkampungan/masyarakat

1) Perkampungan kumuh

(slum area)

2) Teman sepermainan

yang nakal (peer group)

c. Lingkungan sekolah

1) Letak gedung sekolah

2) Kondisi guru

3) Alat-alat belajar

51,52,53,54

55,56,57,58

59,60

61,62,63,64,65

66,67

68,69,70

71,72

4

4

2

5

2

3

2

Total Item 72

Page 41: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

27

Kuesioner ini memakai skala Likert. Skala Likert adalah suatu intsrumen

pengukuran sikap yang terdiri dari daftar pernyataan (Hamalik, 2003: 150).

Skala ini memiliki alternatif jawaban masing-masing yaitu, selalu, sering

kali, kadang-kadang, tidak pernah. Untuk memberi skor pada skala Likert,

jawaban diberi bobot disamakan dengan nilai kuantitatif 4,3,2,1 untuk empat

jawaban positif dan 1,2,3,4 untuk pernyataan negatif (Sukardi, 2003:147).

Skor untuk alternatif jawaban selalu memperoleh skor 4; untuk jawaban

seringkali memperoleh skor 3; untuk jawaban kadang-kadang memperoleh

skor 2; untuk jawaban tidak pernah mendapat skor 1. Skoring untuk

pernyataan negatif alternatif jawaban selalu memperoleh skor 1; untuk

jawaban sering kali memperoleh skor 2; untuk jawaban kadang-kadang

memperoleh skor 3; untuk jawaban tidak pernah memperoleh skor 4.

Ada 4 pertanyaan negatif yaitu nomer 24, 26, 41 dan 42.

C. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII C, VIID, VIIE, SMP PIRI I

Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 108 siswa. Dasar

pertimbangan yang digunakan dalam penentuan populasi yakni siswa kelas

VII dianggap cukup mengalami kesulitan cara belajar Matematika karena

adanya perbedaan jenis mata pelajaran dari SD ke SMP. Sebaran responden

kesulitan cara belajar Matematika disajikan pada tabel 2.

Page 42: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

28

Tabel 2. Sebaran Responden Kuesioner Kesulitan Belajar Matematika

Kelas Jumlah Siswa VII A 35 VII B 35 VII C 30 VII D 33 VII E 34 Total 167

D. Pengumpulan Data

1. Uji Coba Kuesioner Kesulitan Cara Belajar Matematika

Kuesioner kesulitan cara belajar Matematika diuji coba kepada 70

siswa kelas VIIA dan VIIB SMP PIRI I Yogyakarta. Uji coba kuesioner

kesulitan belajar Matematika dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 24

Mei 2007. Pengambilan kelas untuk ujicoba kuesioner dilakukan sesuai

dengan jam bimbingan dan konseling sehingga tidak mengganggu mata

pelajaran di sekolah. Hasil uji coba diolah untuk mengetahui reliabilitas

dan validitas kuesioner kegiatan belajar Matematika.

2. Pengumpulan Data Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada hari senin tanggal

18 Juni 2007 dan hari Jumat tanggal 22 Juni 2007 dengan perincian

sebagai berikut :

Tabel 3. Jadwal Pengumpulan Data Penelitian

Kelas Tanggal

Pengisian Data

Waktu

Pengumpulan Data

Jumlah Siswa

yang Hadir

VII C 18 Juni 2007 10.00 – 10.40 30 siswa

VII D 22 Juni 2007 07.00 – 07.35 33 siswa

VII E 18 Juni 2007 10.45 – 11.20 34 siswa

Page 43: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

29

E. Teknik Analisis Data

1. Reliabilitas dan Validitas Kuesioner Belajar Matematika Siswa.

( )( )( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑

∑ ∑∑−−

−=

2222 YYNXXN

YXXYNrxy

xy

xytt

rrr

=12

a. Reliabilitas adalah keajegan hasil pengukuran suatu alat ukur

(Furchan,1982). Perhitungan reliabilita kuesioner cara belajar siswa

matematika dengan cara :

Langkah I : menghitung koefisien korelasi skor item gasal dan skor

item genap dengan teknik korelasi Product-Moment dari Pearson

dengan rumus:

Keterangan

rxy : korelasi skor-skor belahan ganjil-genap.

N : Jumlah subjek

X : belahan ganjil

Y : belahan genap

XY : hasil perkalian antara nilai X dan nilai Y

Langkah II : menghitung reliabilitas skor item gasal dan skor item

genap kuesioner belajar matematika dengan rumus Spearman-Brown:

Keterangan:

ttr = Koefisien reliabilitas alat ukur.

xyr = Koefisien korelasi item-item belahan gasal-genap

Page 44: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

30

}

1) Perhitungan reliabilitas hasil uji coba Kuesioner Belajar Matematika

{ }{ 22 )6433(.70)6433(598973.70)6433)(6433(597398.70

−−

−=xyr

{ }{ }413834894194141041383489419281104138348941817860

−−−

=xyr

)557921).(544621(434371

=xyr

3038554929434371

=xyr

5512309434371

=xyr

79,0=xyr

0,79 10,79 2

=ttr

79,158,1

=ttr

88,0=ttr

2) Perhitungan reliabilitas hasil penelitian Kuesioner Belajar

Matematika

{ }{ }22 )9704(981872.97)9571(956339.97

)9704)(9571(967321.97

−−

−=xyr

{ }{ }941676169524158491604041927648839287698493830137

−−−

=xyr

1073968.1160842953153

=xyr

Page 45: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

31

12467071953153

=xyr

1116560953153

=xyr

85,0=xyr

0,85 10,85 2

=ttr

85,17,1

=ttr

92,0=ttr

ttt r=∞r

∞r

2. Validitas adalah ketepatan pengukuran kemampuan yang hendak diukur.

Koefisien validitas dihitung dengan rumus :

Keterangan:

= Koefisien validitas

a) Perhitungan validitas hasil uji coba kuesioner kegiatan belajar

matematika adalah :

88,0=∞tr

94,0=∞tr

b) Perhitungan validitas hasil penelitian kuesioner kegiatan belajar

matematika adalah :

92,0=∞tr

96,0=∞tr

Page 46: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

32

Garrett (1967: 176) mengemukakan suatu deskripsi tentang

penafsiran koefisien korelasi sebagai berikut :

Tabel 4. Klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas suatu tes

Koefisien korelasi klasifikasi

± 0,70- ± 1,00

± 0,40- ± 0,70

± 0,20- ± 0,40

0,00- ± 0,20

Tinggi – sangat tinggi

Cukup

Rendah

Tidak ada atau sangat rendah

Hasil uji coba dan penelitian ini menunjukkan bahwa koefisien

reliabilitas dan koefisien validitas penelitian Kuesioner Kegiatan Belajar

Matematika sebagai berikut :

Tabel 5. Koefisien korelasi reliabilitas dan validitas hasil uji coba dan

penelitian kuesioner kesulitan cara belajar matematika

Koefisien Uji Coba Penelitian

Reliabilitas 0,88 0,92

Validitas 0,94 0,96

Jadi reliabilitas dan validitas Kuesioner Kegiatan Belajar Matematika

termasuk dalam klasifikasi tinggi dan konsisten.

3. Perhitungan Mean / Rata-Rata Hitung digunakan untuk mengetahui nilai

rata-rata yang diperoleh setiap kelompok subjek. Mean adalah jumlah

Page 47: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

33

semua nilai dalam suatu sebaran dibagi dengan jumlah kasus (Furchan,

1982 : 157). Rumus mencari mean adalah sebagai berikut :

M = NSkor∑

= 97

19275

= 198,71 dibulatkan = 199

Keterangan rumus :

M = Rata-rata hitung skor-skor siswa

ΣX = Jumlah skor-skor siswa

N = Jumlah siswa

Skor ≥ M termasuk kategori tinggi dan, skor < M termasuk kategori

rendah

( )( )( )( )( )dbcadcba

bcadN++++

−=

22χ

4. Uji Hipotesis : Chi-Kuadrat

Chi-Kuadrat adalah suatu teknik statistik yang memungkinkan

peneliti menilai probabilitas perbedaan frekuensi yang nyata dengan

frekuensi yang diharapkan dalam kategori-kategori tertentu sebagai akibat

kesalahan sampling (Hadi,1966). Rumus Chi-Kuadrat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

Keterangan rumus :

χ2 = Chi-Kuadrat

Page 48: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

34

N = Jumlah siswa

a, b, c, dan d = Frekuensi dalam tiap sel dalam tabel 2x2

Angka derajat kebebasan adalah jumlah pengamatan yang dapat

berubah-ubah di sekitar parameter konstant (Furchan,1982). Rumus

derajat kebebasan adalah :

Df = (C-1) (R-1)

= 1 x 1

= 1

Keterangan rumus :

Df = Jumlah derajat bebas

C = Jumlah kolom

R = Jumlah baris

Jika , maka Ho ditolak. Jika , maka Ho

diterima. Taraf Signifikansi 5% dengan Df = 1. Nilai .

. Jadi hipotesis nol diterima. Berarti tidak ada

perbedaan yang sungguh-sungguh antara tingkat kesulitan belajar para

siswa SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

22tabemp χχ > 22

tabemp χχ <

841,32 =tabχ

841,341,2 22 =<= tabemp χχ

Page 49: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan dalam bab ini mengenai hasil penelitian dan pembahasan

hasil penelitian.

A. Hasil Penelitian

1. Masalah Penelitian

Masalah penelitian ini mengenai bagaimana perbedaan tingkat

kesulitan cara belajar matematika siswa putera dan puteri SMP kelas VII,

serta apakah ada perbedaan tingkat kesulitan cara belajar matematika

antara siswa puteri dan puteri kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta tahun

ajaran 2006/2007.

Tingkat kesulitan cara belajar matematika digolongkan dalam dua

kategori yaitu kategori tinggi (T) dan kategori rendah (R). Para siswa

yang memperoleh skor kuesioner tingkat kesulitan cara belajar sama atau

diatas mean (skor ≥ M). Sedangkan para siswa yang termasuk tingkat

kesulitan kategori rendah (R) adalah para siswa yang memperoleh skor

kuesioner tingkat kesulitan cara belajar dibawah mean (skor < M).

Deskripsi kesulitan cara belajar adalah gambaran tentang kesulitan

cara belajar. Penelitian ini mengenai kesulitan cara belajar dalam mata

pelajaran Matematika. Hal-hal yang akan dibahas adalah sampel

penelitian, tingkat kesulitan cara belajar siswa dalam mata pelajaran

35

Page 50: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

36

Matematika secara keseluruhan, perbedaan tingkat kesulitan cara belajar

antara siswa putra dan putri dalam mata pelajaran Matematika.

2. Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah populasi terbatas, menurut rencana ada

100 siswa yang terlibat dalam penelitian namun karena ada siswa yang

tidak masuk pada saat penelitian, maka siswa yang terlibat dalam

penelitian menjadi 97 siswa. Jadi sampel penelitian dengan jumlah 97

siswa disajikan dalam tabel 5 berikut.

Tabel 5. Data sampel penelitian SMP PIRI I Yogyakarta Kelas VII

Tahun Ajaran 2006/2007.

Jumlah Sampel

Penelitian

Jumlah Siswa yang hadir

pada saat Penelitian Kelas

Putra Putri Jumlah Putra Putri Jumlah

VII C 19 13 32 18 12 30

VII D 16 17 33 16 17 33

VII E 20 15 35 19 15 35

Total 55 45 100 53 44 97

3. Tingkat Kesulitan Cara belajar dalam mata pelajaran Matematika

Nilai rata-rata hitung tingkat kesulitan cara belajar dalam mata

pelajaran Matematika sebesar 199. Skor 199 ke atas termasuk kategori

kesulitan tinggi dalam cara belajar mata pelajaran Matematika, dan skor

dibawah 199 termasuk kategori kesulitan cara belajar tinggi dalam mata

pelajaran Matematika. Jumlah siswa yang mengalami kesulitan cara

belajar dalam mata pelajaran Matematika disajikan dalam tabel berikut :

Page 51: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

37

Tabel 6. Tingkat kesulitan Cara belajar dalam mata pelajaran

Matematika SMP PIRI I Yogyakarta Kelas VII Tahun

ajaran 2006/2007.

Kesulitan Cara Belajar

Matematika

Rendah Tinggi

Total

51 (53%) 46 (47%) N = 97 (100%)

Keterangan :

N : Jumlah Siswa

Berdasarkan data ini disimpulkan bahwa jumlah siswa yang

mengalami kesulitan rendah dalam cara belajar mata pelajaran

Matematika lebih banyak dari pada jumlah siswa yang mengalami

kesulitan tinggi dalam cara belajar mata pelajaran Matematika.

4. Tingkat kesulitan cara belajar Matematika antara siswa putra dan

putri

Kesulitan cara belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika baik

kategori tinggi maupun kategori rendah dibedakan berdasarkan jenis

kelamin siswa. Data hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 7.

Tabel 7. Tingkat kesulitan cara belajar dalam mata pelajaran Matematika para siswa kelas VII berdasarkan jenis kelamin. SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

Kesulitan cara belajar

Jenis kelamin Rendah Tinggi Total

Putera 23 (45%) 28 (61%) 51 (53%)

Page 52: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

38

Puteri 28 (55%) 18 (39%) 46 (47%)

Total 51 (100%) 46 (100%) 97 (100%)

Berdasarkan data di atas disimpulkan bahwa jumlah siswa putra

yang mengalami kesulitan tinggi dalam cara belajar mata pelajaran

Matematika lebih banyak dari pada jumlah siswa putra yang mengalami

tingkat kesulitan rendah dalam cara belajar mata pelajaran Matematika.

Jumlah siswa putri yang mengalami kesulitan rendah dalam cara belajar

mata pelajaran Matematika lebih banyak daripada jumlah siswa putri

yang mengalami kesulitan tinggi dalam cara belajar mata pelajaran

Matematika.

5. Penegasan Hipotesis Statistik dan Hipotesis Nol

Hipotesis Penelitian: Ada perbedaan cara belajar siswa putra dan putri

dalam mata pelajaran Matematika.

Hipotesis statistik: Ada perbedaan jumlah siswa dalam tingkat kesulitan

cara belajar dalam mata pelajaran Matematika berdasarkan jenis kelamin.

Hipotesis Nol: Tidak ada perbedaan jumlah siswa yang signifikan dalam

tingkat kesulitan cara belajar dalam mata pelajaran Matematika

berdasarkan jenis kelamin.

Page 53: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

39

Tabel 8. Tingkat kesulitan cara belajar dalam Mata Pelajaran Matematika kelas VII berdasarkan jenis kelamin SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

Kesulitan cara belajar

Jenis kelamin Rendah Tinggi Total

Putera a. 23 ( 45%)

b. 28 (61%)

a+b 51 (53%)

Puteri c. 28 (55%)

d. 18 (39%)

c+d 46 (47%)

Total a+c 51 (100%)

b+ d 46 (100%)

N = 97 (100%)

Perhitungan perbedaan frekuensi dengan menggunakan rumus Chi–

Kuadrat, yaitu :

))()()(()( 2

2

dbcadcbacbadN

++++−

Keterangan rumus :

2χ = Chi-Kuadrat

N = Jumlah seluruh subjek

a = Jumlah pada kolom 1 baris 1

b = Jumlah pada kolom 2 baris 2

c = Jumlah pada kolom 1 baris 2

d = Jumlah pada kolom 2 baris 2

)1828)(2823)(1828)(2823()28.2818.23(97 2

2

++++−

)46)(51)(46)(51()370.(97 2

2 =χ

5503712136900.972 =χ

Page 54: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

40

5503712132793002 =χ

41,22 =χ

Hasil perhitungan nilai Chi-kuadrat sebesar 2,41 dengan df = l atas dasar

taraf signifikansi 5% lebih kecil dari pada nilai = 3,841. Berarti tidak

ada perbedaan jumlah siswa dalam tingkat kesulitan cara belajar mata

pelajaran Matematika berdasarkan jenis kelamin. Hipotesis nol diterima

dan hipotesis penelitian ditolak.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini adalah (1) secara keseluruhan jumlah siswa yang

mengalami tingkat kesulitan rendah dalam cara belajar Matematika lebih

banyak daripada jumlah siswa yang mengalami tingkat kesulitan tinggi dan

(2) jumlah siswa putra yang mengalami tingkat kesulitan cara belajar tinggi

dalam cara belajar Matematika lebih banyak daripada jumlah siswa putra yang

mengalami kesulitan rendah dalam cara belajar Matematika serta (3) jumlah

siswa putri yang mengalami tingkat kesulitan rendah dalam cara belajar

Matematika lebih banyak daripada jumlah siswa putri yang mengalami tingkat

kesulitan tinggi dalam cara belajar Matematika.

Siswa melakukan cara belajar merupakan usaha sendiri dengan

kemampuan sendiri, termasuk sikap siswa dalam belajar, dan bukan

ditentukan oleh jenis kelamin. Ada siswa yang melakukan cara belajar dengan

baik yaitu teliti, trampil, dan belajar secara kontinyu. Ada juga siswa yang

melakukan cara belajar dengan kurang baik yaitu siswa tidak teratur dalam

Page 55: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

41

belajar, belajar kalau ada ulangan, malas membaca dan lain-lain. Dalam cara

belajar siswa terampil menggunakan sumber belajar antara lain guru dengan

cara melaksanakan tugas dari guru, memperhatikan penjelasan guru, bertanya

pada guru dan teman bila mengalami kesulitan; sumber belajar lain berupa

bahan cetak seperti buku pelajaran, majalah, surat kabar; sumber belajar yang

lain yaitu masyarakat.

Siswa yang melaksanakan cara belajar dengan baik kemungkinan kecil

mengalami kesulitan dalam cara belajar, sebaliknya siswa yang kurang baik

melakukan cara belajar kemungkinan besar mengalami kesulitan dalam cara

belajar. Ada siswa yang mengalami kesulitan dalam cara belajar walaupun

hanya sebagian kecil, dan siswa yang mengalami kesulitan ini perlu

mendapatkan perhatian dari guru mata pelajaran maupun dari guru

pembimbing. Adanya bimbingan belajar untuk dapat membantu siswa yang

sedang mengalami kesulitan dalam cara belajar.

Page 56: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini memuat kesimpulan dan saran mengenai pelayanan

bimbingan belajar di SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007.

A. Kesimpulan

Hasil penelitian mengenai kesulitan kegiatan belajar dalam mata

pelajaran Matematika kelas VII SMP PIRI I Yogyakarta tahun ajaran

2006/2007 adalah sebagai berikut :

1. Gambaran umum

a. Jumlah siswa yang mengalami tingkat kesulitan rendah lebih banyak

daripada jumlah siswa mengalami tingkat kesulitan tinggi dalam cara

belajar mata pelajaran Matematika.

b. Tingkat kesulitan cara belajar siswa dalam mata pelajaran

Matematika secara signifikan tidak bergantung pada jenis kelamin

siswa.

2. Hasil pengujian hipotesis

Tidak ada perbedaan tingkat kesulitan cara belajar dalam mata

pelajaran Matematika antara siswa putra dan siswa putri. Cara belajar itu

bergantung pada masing-masing individu. Siswa yang melaksanakan cara

belajar dengan baik akan lebih kecil kemungkinan mengalami kesulitan,

42

Page 57: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

43

sedangkan siswa yang kurang melaksanakan kegiatan belajar dengan baik

kemungkinan besar mengalami kesulitan dalam belajar.

Layanan bimbingan belajar secara individual maupun kelompok

bagi siswa yang mengalami kesulitan/hambatan dalam kegiatan belajar

bertujuan agar siswa akan segera dapat mengatasi kesulitan/hambatan

dalam kegiatan belajar baik di sekolah maupun di rumah.

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat kesulitan cara belajar

siswa dalam mata pelajaran Matematika dikemukakan beberapa saran yang

berikut :

1. Kegiatan sekolah, khususnya kegiatan bimbingan dan konseling terus

dikembangkan dengan kerjasama yang baik antara guru pembimbing

dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan staf-staf pengajar yang

lain, demi perkembangan siswa.

2. Kegiatan belajar para siswa SMP PIRI I, umumnya baik dan perlu

dikembangkan,

3. Siswa diharapkan untuk terus meningkatkan motivasi belajar secara

kontinyu dan banyak latihan soal matematika, baik jumlah soal maupun

variasi bentuk soal sehingga akan memperluas pandangan terhadap

berbagai masalah matematika.

Page 58: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

46

Lampiran 1

KUESIONER KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

Para siswa yang terkasih,

Pada kesempatan ini kami memohon bantuan Anda untuk mengisi kuesioner

yang kami sebarkan.

Adapun tujuan Kuesioner ini adalah mengumpulkan informasi dari Anda

berkaitan dengan kesulitan belajar dalam mata pelajaran matematika

selama semester ini. Jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi

nilai rapor Anda. Oleh karena itu, kami mengharapkan Anda bersedia

menjawab kuesioner ini sesuai dengan yang benar-benar Anda alami

Terima kasih atas kesediaan Anda mengisi kuesioner ini dengan baik

Identitas diri

Kelas : …………………………….

Jenis Kelamin : Pria / Wanita

Petunjuk

1. Jawablah tiap pernyataan dengan cara berilah tanda cek (v) pada

kolom yang sesuai dengan keadaan Anda.

Maksud tiap pernyataan:

Selalu : Selalu Anda alami

Sering kali : Berkali-kali Anda alami

Kadang-kadang : Sekali-sekali Anda alami

Tidak pernah : Tidak pernah Anda alami

2. Pernyataan hendaknya dijawab semua.

Page 59: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

47

No. Pernyataan Selalu Sering

kali

Kadang-

kadang

Tidak

pernah

1 Apakah Anda belajar matematika di

rumah menurut jadwal belajar yang Anda

susun?

2 Apakah Anda menggunakan buku catatan

matematika dalam mempelaiari

matematika ?

3 Jika Anda membaca topik tertentu dalam

buku pelajaran matematika apakah Anda

membaca alinea demi alinea?

4 Jika Anda membaca buku pelajaran

matematika apakah Anda membaca dari

awal sampai akhir ?

5 Jika Anda membaca buku pelajaran

matematika apakah Anda membaca

lompat-lompat tidak sesuai dengan pokok

bahasan yang diberikan guru di kelas?

6 Apakah Anda membaca kembali catatan

pelajaran matematika yang diperoleh di

sekolah?

7 Apakah Anda berusaha membaca kembali

Page 60: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

48

catatan pelajaran matematika yang belum

dikuasai ?

8 Apakah Anda menyusun pertanyaan pada

waktu membaca pokok bahasan tertentu

dan kemudian menjawabnya ?

9 Apakah Anda membaca terlebih dahulu

pokok bahasan tertentu dalam buku

pelajaran matematika yang diterangkan

oleh guru di kelas ?

10 Apakah Anda membaca juga berbagai

buku matematika di perpustakaan selain

yang diterangkan guru di kelas?

11 Jika Anda mempelajari mata pelajaran

matematika apakah Anda berusaha

meringkas sesuai dengan topiknya ?

12 Apakah Anda meringkas mata pelajaran

matematika tersebut sesuai dengan apa

yang tertulis dalam buku cetak pelajaran

matematika ?

13 Apakah Anda berusaha meringkas topik

tersebut dengan kata-kata sendiri secara

singkat ?

14 Apakah Anda berusaha membuat

Page 61: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

49

ringkasan pada topik tertentu yang dirasa

sulit untuk dipelajari menjelang ulangan?

15 Apakah Anda selalu mencatat pelajaran

matematika yang diterangkan oleh guru di

kelas?

16 Apakah Anda berusaha membuat catatan

pelajaran matematika teratur dan rapi?

17 Apakah Anda membuat catatan - catatan

penting dipinggir halaman buku catatan

matematika Anda ?

18 Apakah Anda mencatat dalam buku

catatan pelajaran matematika keterangan-

keterangan penting yang diberikan guru

di kelas?

19 Apakah Anda memberi garis bawah pada

kata /ungkapan penting pada buku catatan

pelajaran matematika Anda?

20 Apakah anda memberi garis bawah pada

kata / ungkapan penting pada buku

catatan pelajaran matematika yang

meragukan anda?

21 Apakah Anda selalu mempelajari

Page 62: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

50

matematika dengan cara mengerjakan

latihan-latihan yang ada pada buku cetak

pelajaran matematika?

22 Apakah Anda berusaha mempelajari

matematika dengan cara mengerjakan

tugas / pekerjaan rumah yang diberikan

guru?

23 Apakah Anda berusaha mempelajari

matematika dengan cara mengerjakan

latihan soal yang diberikan oleh guru

pada waktu di kelas?

24 Apakah Anda mengerjakan latihan soal

matematika yang diberikan guru di kelas

bersama teman?

25 Apakah Anda selalu mengerjakan

pekerjaan rumah matematika tepat pada

waktunya?

26 Apakah Anda mengerjakan tugas /

pekerjaan rumah matematika

menggunakan kalkulator?

27 Apakah Anda berusaha menyelesaikan

tugas pekerjaan rumah matematika yang

sukar?

Page 63: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

51

28 Apakah Anda berusaha mencari

kemungkinan lain untuk menyelesaikan

tugas matematika yang dirasa sulit?

29 Apakah Anda selalu mengerjakan tugas

matematika dengan teliti?

30 Apakah Anda dalam mengerjakan tugas

matematika yang diberikan di sekolah

selalu merasa pasti bahwa Anda tahu

maksudnya dengan jelas?

31 Apakah Anda berusaha menghafal rumus

matematika pada topik tertentu dengan

cara mencatat di kartu belajar?

32 Apakah Anda selalu memahami

penggunaan rumus dalam mengerjakan

tugas matematika yang diberikan guru?

33 Apakah Anda melakukan belajar

matematika bersama teman secara

teratur?

34 Apakah Anda selalu memperhatikan

uraian pelajaran matematika yang di

sampaikan oleh guru di kelas dari awal

sampai akhir?

35 Apakah Anda banyak memberi perhatian

Page 64: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

52

terhadap pokok bahasan dalam pelajaran

matematika yang dirasa sulit pada waktu

Anda mencoba memahami bahan

pelajaran yang yang diajarkan di kelas?

36 Apakah Anda memperhatikan detail-

detail yang dikemukakan oleh guru di

kelas dalam setiap pokok bahasan

matematika?

37 Apakah Anda berusaha menangkap

gagasan pokok dari pelajaran matematika

yang diajarkan oleh guru di kelas?

38 Apakah Anda memperhatikan

penggunaan rumus matematika pada

waktu guru menerangkan latihan-latihan

soal yang ada di buku cetak pelajaran

matematika?

39 Apakah Anda berusaha memperhatikan

dan memahami maksud tabel, grafik dan

gambar pada buku cetak pelajaran

matematika?

40 Apakah Anda mendengarkan penuh

perhatian petunjuk tugas matematika yang

diberikan guru di kelas?

Page 65: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

53

41 Apakah bila Anda mengerjakan tugas

matematika melihat pekerjaan teman

42 Apakah Anda selalu belajar semalam

suntuk menjelang ulangan matematika?

43 Apakah Anda berusaha mengingat

kembali bahan pelajaran matematika yang

telah dipelajari?

44 Apakah Anda mempersiapkan diri

menghadapi ulangan matematika dengan

menjawab soal-soal latihan dari buku

cetak pelajaran matematika?

45 Apakah Anda di rumah membuat garis

besar bahan pelajaran matematika

sehingga mudah dipelajari menjelang

ulangan?

46 Apakah Anda bertanya kepada guru di

kelas ketika sulit memahami tugas

matematika yang diberikan?

47 Apakah Anda berusaha bertanya kepada

teman ketika Anda menghadapi

kesulitan pada waktu Anda mengerjakan

tugas pekerjaan rumah matematika yang

ada di buku cetak pelajaran matematika?

Page 66: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

54

48 Apakah Anda berusaha berperan aktif

dalam diskusi menyelesaikan soal

matematika yang diberikan guru di kelas?

49 Apakah Anda menjawab pertanyaan lisan

dalam pelajaran matematika yang

diberikan guru di kelas?

50 Apakah Anda dapat mengingat dan

menceritakan dengan kata-kata sendiri

pokok bahasan tertentu dalam mata

pelajaran matematika?

51 Apakah Anda selalu melaksanakan tugas

yang diberikan orang tua dirumah?

52 Apakah Anda mengerjakan pekerjaan

rumah matematika dibantu oleh orang

tua?

53 Apakah Anda selalu memberi tahu orang

tua setiap ada pekerjaan rumah

matematika?

54 Apakah Anda membeli buku-buku yang

ditentukan oleh sekolah?

55 Apakah Anda membayar uang SPP secara

teratur

Page 67: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

55

56 Apakah Anda mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler les matematika di luar

sekolah?

57 Apakah setiap awal semester Anda selalu

dibelikan buku dan alat tulis oleh orang

tua?

58 Apakah Anda mengikuti kegiatan study

banding mata pelajaran matematika yang

diadakan oleh sekolah?

59 Apakah Anda mengerjakan tugas

matematika dirumah?

60 Apakah Anda mampu menyelesaikan

soal-soal latihan matematika dengan

cepat?

61 Apakah Anda mampu mengerjakan soal

matematika tanpa menggunakan

kalkulator?

62 Apakah Anda menerima adanya

kelompok pintar matematika yang

berkuasa di kelas?

63 Apakah Anda mampu menerima teman

yang tidak pandai matematika dikelas?

64 Apakah Anda mengikuti kelompok

Page 68: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

56

belajar matematikatertentu?

65 Apakah Anda membangun hubungan baik

dengan teman kelas?

66 Apakah Anda mampu mengingat kembali

pelajaran matematika dengan cepat?

67 Apakah Anda mampu menghafal rumus

matematika yang dijelaskan guru?

68 Apakah Anda menerima sikap guru

matematika yang mengajar dengan

serius?

69 Apakah Anda menerima sikap guru

matematika yang pilih kasih terhadap

siswanya dikelas?

70 Apakah Anda mengerti bahasa yang

digunakan guru matematika dalam

mengajar?

71 Apakah Anda memanfaatkan fasilitas

buku-buku pelajaran matematika yang

ada di perpustakaan?

72 Apakah Anda memanfaatkan fasilitas

yang ada dilaboratorium?

Page 69: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

78

Lampiran 4

Data Hasil Uji Coba Kuesioner Kesulitan Cara Belajar Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri Kelas VII SMP PIRI I

Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

No Siswa X Y X2 Y2 XY 1 77 97 5929 9409 7469 2 89 88 7921 7744 7832 3 90 79 8100 6241 7110 4 84 85 7056 7225 7140 5 91 88 8281 7744 8008 6 97 79 9409 6241 7663 7 98 87 9604 7569 8526 8 93 92 8649 8464 8556 9 81 84 6561 7056 6804

10 94 101 8836 10201 9494 11 91 91 8281 8281 8281 12 107 101 11449 10201 10807 13 108 105 11664 11025 11340 14 111 99 12321 9801 10989 15 92 87 8464 7569 8004 16 102 105 10404 11025 10710 17 99 98 9801 9604 9702 18 92 96 8464 9216 8832 19 97 86 9409 7396 8342 20 84 87 7056 7569 7308 21 104 99 10816 9801 10296 22 92 96 8464 9216 8832 23 91 90 8281 8100 8190 24 79 81 6241 6561 6399 25 97 108 9409 11664 10476 26 112 106 12544 11236 11872 27 102 93 10404 8649 9486 28 90 73 8100 5329 6570 29 95 92 9025 8464 8740 30 87 88 7569 7744 7656 31 88 100 7744 10000 8800 32 98 97 9604 9409 9506 33 89 86 7921 7396 7654 34 92 99 8464 9801 9108 35 99 97 9801 9409 9603 36 80 76 6400 5776 6080 37 80 81 6400 6561 6480 38 95 103 9025 10609 9785 39 76 74 5776 5476 5624 40 103 106 10609 11236 10918 41 98 94 9604 8836 9212

Page 70: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

79

42 80 79 6400 6241 6320 43 77 74 5929 5476 5698 44 76 69 5776 4761 5244 45 89 101 7921 10201 8989 46 96 97 9216 9409 9312 47 87 93 7569 8649 8091 48 83 79 6889 6241 6557 49 76 75 5776 5625 5700 50 96 84 9216 7056 8064 51 76 77 5776 5929 5852 52 81 88 6561 7744 7128 53 80 94 6400 8836 7520 54 108 111 11664 12321 11988 55 99 103 9801 10609 10197 56 102 103 10404 10609 10506 57 89 92 7921 8464 8188 58 105 101 11025 10201 10605 59 70 70 4900 4900 4900 60 103 107 10609 11449 11021 61 79 86 6241 7396 6794 62 97 100 9409 10000 9700 63 88 89 7744 7921 7832 64 75 80 5625 6400 6000 65 81 86 6561 7396 6966 66 85 93 7225 8649 7905 67 113 106 12769 11236 11978 68 104 103 10816 10609 10712 69 101 110 10201 12100 11110 70 113 109 12769 11881 12317

Total 6433 6433 598973 599163 597398

Page 71: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

80

Lampiran 5

Data Hasil Penelitian Kuesioner Kesulitan Cara Belajar Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri Kelas VII SMP PIRI I

Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

No Jenis Kelamin

X (Gasal) Y (Genap) X2 Y2 XY

1 L 98 105 9604 11025 102902 L 105 110 11025 12100 115503 L 97 101 9409 10201 97974 L 94 96 8836 9216 90245 L 92 93 8464 8649 85566 L 106 100 11236 10000 106007 L 119 121 14161 14641 143998 L 100 94 10000 8836 94009 L 99 104 9801 10816 10296

10 L 91 95 8281 9025 864511 L 89 97 7921 9409 863312 L 105 105 11025 11025 1102513 L 98 99 9604 9801 970214 L 107 107 11449 11449 1144915 L 115 110 13225 12100 1265016 L 108 114 11664 12996 1231217 L 81 83 6561 6889 672318 L 110 111 12100 12321 1221019 L 94 90 8836 8100 846020 L 93 92 8649 8464 855621 L 104 96 10816 9216 998422 L 122 127 14884 16129 1549423 L 117 127 13689 16129 1485924 L 89 102 7921 10404 907825 L 94 98 8836 9604 921226 L 106 111 11236 12321 1176627 L 97 103 9409 10609 999128 L 115 102 13225 10404 1173029 L 94 100 8836 10000 940030 L 105 110 11025 12100 1155031 L 85 80 7225 6400 680032 L 104 105 10816 11025 1092033 L 117 118 13689 13924 1380634 L 88 99 7744 9801 871235 L 111 105 12321 11025 1165536 L 98 100 9604 10000 9800

Page 72: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

81

37 L 92 96 8464 9216 883238 L 113 115 12769 13225 1299539 L 113 104 12769 10816 1175240 L 89 91 7921 8281 809941 L 95 97 9025 9409 921542 L 93 85 8649 7225 790543 L 100 111 10000 12321 1110044 L 96 103 9216 10609 988845 L 98 95 9604 9025 931046 L 106 114 11236 12996 1208447 L 112 106 12544 11236 1187248 L 88 92 7744 8464 809649 L 92 102 8464 10404 938450 L 102 108 10404 11664 1101651 L 97 109 9409 11881 1057352 P 104 107 10816 11449 1112853 P 84 82 7056 6724 688854 P 65 76 4225 5776 494055 P 82 83 6724 6889 680656 P 79 87 6241 7569 687357 P 105 110 11025 12100 1155058 P 101 98 10201 9604 989859 P 80 80 6400 6400 640060 P 88 88 7744 7744 774461 P 72 79 5184 6241 568862 P 92 99 8464 9801 910863 P 84 80 7056 6400 672064 P 84 82 7056 6724 688865 P 107 107 11449 11449 1144966 P 98 99 9604 9801 970267 P 99 96 9801 9216 950468 P 99 99 9801 9801 980169 P 97 95 9409 9025 921570 P 108 111 11664 12321 1198871 P 110 111 12100 12321 1221072 P 99 100 9801 10000 990073 P 81 87 6561 7569 704774 P 91 88 8281 7744 800875 P 88 94 7744 8836 827276 P 82 90 6724 8100 738077 P 116 110 13456 12100 1276078 P 98 90 9604 8100 882079 P 93 97 8649 9409 902180 P 111 114 12321 12996 12654

Page 73: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

82

81 P 106 90 11236 8100 954082 P 102 97 10404 9409 989483 P 87 101 7569 10201 878784 P 97 90 9409 8100 873085 P 95 98 9025 9604 931086 P 97 94 9409 8836 911887 P 110 111 12100 12321 1221088 P 93 93 8649 8649 864989 P 100 106 10000 11236 1060090 P 98 88 9604 7744 862491 P 99 101 9801 10201 999992 P 113 114 12769 12996 1288293 P 114 115 12996 13225 1311094 P 111 111 12321 12321 1232195 P 117 112 13689 12544 1310496 P 86 99 7396 9801 851497 P 116 107 13456 11449 12412

Total 9571 9704 956339 981872 967321

Page 74: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

83

Lampiran 6

Kategori Skor-Skor Hasil Penelitian Kesulitan Cara Belajar Matematika Antara Siswa Putera dan Puteri Kelas VII SMP PIRI I

Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007

No Siswa

Siswa Putra Kategori

No Siswa

Siswa Putri Kategori

1 203 T 52 211 T 2 215 T 53 166 R 3 198 R 54 141 R 4 190 R 55 165 R 5 185 R 56 166 R 6 206 T 57 215 T 7 240 T 58 199 T 8 194 R 59 160 R 9 203 T 60 176 R

10 186 R 61 151 R 11 186 R 62 191 R 12 210 T 63 164 R 13 197 R 64 166 R 14 214 T 65 214 T 15 225 T 66 197 R 16 222 T 67 195 R 17 164 R 68 198 R 18 221 T 69 192 R 19 184 R 70 219 T 20 185 R 71 221 T 21 200 T 72 199 T 22 249 T 73 168 R 23 244 T 74 179 R 24 191 R 75 182 R 25 192 R 76 172 R 26 217 T 77 226 T 27 200 T 78 188 R 28 217 T 79 190 R 29 194 R 80 225 T 30 215 T 81 196 R 31 165 R 82 199 T 32 209 T 83 188 R 33 235 T 84 187 R

Page 75: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

84

34 187 R 85 193 R 35 216 T 86 191 R 36 198 R 87 221 T 37 188 R 88 186 R 38 228 T 89 206 T 39 217 T 90 186 R 40 180 R 91 200 T 41 192 R 92 227 T 42 178 R 93 229 T 43 211 T 94 222 T 44 199 T 95 229 T 45 193 R 96 185 R 46 220 T 97 223 T 47 218 T 48 180 R 49 194 R 50 210 T 51 206 T

Page 76: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

85

LAMPIRAN 7

Page 77: PERBEDAAN TINGKAT KESULITAN CARA BELAJAR …

86