Perbedaan Persepsi Mengenai Fasilitas dan Tarif Studi Kasus pada Konsumen Hotel Borobudur Jl. Magelang km 6,3 Jombor, Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Oleh: Christopher Widyalistyanto NIM : 052214107 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010
138
Embed
Perbedaan Persepsi Mengenai Fasilitas dan Tarif · dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Fasilitas dan Tarif
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Perbedaan Persepsi Mengenai Fasilitas dan Tarif Studi Kasus pada Konsumen Hotel Borobudur Jl. Magelang km 6,3 Jombor,
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Christopher Widyalistyanto NIM : 052214107
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2010
i
Perbedaan Persepsi Mengenai Fasilitas dan Tarif Studi Kasus pada Konsumen Hotel Borobudur Jl. Magelang km 6,3 Jombor,
Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Christopher Widyalistyanto NIM : 052214107
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2010
ii
9- 6- 2010
8- 6- 2010
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kita tidak tahu siapa diri kita sampai kita melihat apa yang bisa kita lakukan
-Martha Grimes
Jangan pernah menyepelekan kekuatan impian dan pengaruh dari semangat
manusia. Kita semua sama dalam hal ini: Potensi keagungan berada di dalam
diri kita masing-masing - Wilma Rudolph
Karya-karya besar bukan dilakukan oleh kekuatan, tetapi keteguhan. Tidak
ada yang lebih tinggi dari kenikmatan melampaui kesulitan, dari satu sukses ke
sukses lainnya, membangun keinginan-keinginan baru dan melihatnya terwujud
- Dr. Samuel Johnson
Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut Wuri Handayani
- Ki Hajar Dewantara
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria,
kedua orang tuaku dan saudara-saudaraku,
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis tidak memuat atau
bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juni 2010
Penulis
Christopher Widyalistyanto
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Christopher Widyalistyanto
Nomor Mahasiswa : 052214107
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan pada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PERBEDAAN PERSEPSI MENGENAI FASILITAS DAN TARIF Studi Kasus Pada Hotel Borobudur Jl. Magelang km 6,3 Jombor,
D.I.Yogyakarta
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis yanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan loyalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya tulis dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal Juli 2010
Christopher Widyalistyanto
vii
ABSTRAK
Perbedaan Persepsi Fasilitas dan Tarif
Studi Kasus pada Konsumen Hotel Borobudur Jalan Magelang km. 6,3 Jombor
Sleman – Yogyakarta
Christopher Widyalistyanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan tingkat
hunian Hotel Borobudur dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai fasilitas dan tarif terhadap tingkat hunian hotel ditinjau dari kamar yang disediakan. Tingkat hunian hotel yang dimaksud adalah tingkat hunian Hotel Borobudur Yogyakarta.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 70 orang responden dan populasinya adalah pengunjung serta manajer Hotel Borobudur Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, observasi, dan tinjauan pustaka. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Februari 2010. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis varians satu jalan kruskal wallis.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa : (1) Tingkat hunian Hotel Borobudur selalu naik setiap tahunnya, (2) Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai fasilitas jika ditinjau dari kamar yang disediakan, (3) Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai tarif jika ditinjau dari kamar yang disediakan.
viii
ABSTRACT
Differences of Perception About Facilities and Room Rate A Case Study in Borobudur Hotel Consumer
Sleman,Yogyakarta
Christopher Widyalistyanto Sanata Dharma University
Yogyakarta 2010
This study aims to determine find out the development of Borobudur Hotel
occupancy rates and to determine whether there are differences of perception about the facilities and tariff of the hotel occupancy rate in terms of available rooms. Hotel occupancy rate in question is the level of occupancy of Borobudur Hotel Yogyakarta.
Kind of research is a case study with a total sample of respondents as many as
70 people were visitors to the population as well as manager of the Hotel Borobudur in Yogyakarta. Data collection techniques used were questionnaires, interviews, observation, and review of the literature. This research was conducted in January-February 2010. The data analysis technique used was One Way Analysis of Variance of Kruskal Wallis.
Results of analysis of data shows that: (1) Borobudur Hotel occupancy rate
always increased every year, (2) There were no differences in perceptions about the facilities viewed from the room provided, (3) There were no differences in perceptions about the room rate viewed from the room provided.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Persepsi Fasilitas dan Tarif Terhadap Tingkat Hunian
Hotel. (Studi Kasus Pada Konsumen Hotel Borobudur, Jalan Magelang km 6,3
Jombor, Yogyakarta)”.
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini baik
dalam penelitian maupun dalam penulisan laporan ini, terutama kepada:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria untuk cinta, keselamatan dan berkah
Jenis penelitian adalah causal comparative research. Alat analisis data yang digunakan adalah regresi .
Variabel-variabel biaya bauran promosi mempunyai pengaruh signifikan terhadap tingkat hunian kamar, (jika variabel-variabel biaya bauran promosi tersebut meningkat, maka tingkat hunian kamar akan meningkat juga seiring peningkatan biaya-biaya bauran promosi).
2 “Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Hunian”, oleh Pratiwi, Nuri dan Wahyuddin, tahun 2005.
Dependent variabel: tingkat hunian kamar Independent variabel: harga, kepuasan, promosi, fasilitas dan kualitas pelayanan
Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Alat analisis data menggunakan regresi.
Dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa ada pengaruh positif variabel kepuasan, promosi, fasilitas dan kualitas pelayanan terhadap tingkat hunian hotel (setiap terjadi peningkatan kepuasan, promosi, fasilitas dan kualitas pelayanan akan berpengaruh terhadap peningkatan tingkat hunian hotel), selain itu didapatkan bahwa ada pengaruh negatif variabel harga terhadap tingkat hunian hotel (setiap terjadi peningkatan pada harga kamar
48
hotel, akan berpengaruh terhadap penurunan tingkat hunian hotel).
3 “Tinjauan Tingkat Hunian Hotel”, oleh Vicky Hanggara, tahun 2006.
Dependent variabel: tingkat hunian Independent variabel: no show, cancellation, understay, walk in, overstay.
Metode yang dilakukan adalah metode deskriptif.
Tidak tercapainya tingkat hunian kamar yang ditetapkan dipengaruhi adanya faktor penambah dan pengurang tingkat hunian kamar yang terdiri dari: No show, Cancellation, Understay, Walk In dan Overstay. Dan dari beberapa faktor tersebut yang paling mempengaruhi tingkat hunian adalah no show.
4 “Pengaruh Faktor-faktor Bauran Promosi terhadap Peningkatan Jumlah Hunian Kamar”, oleh Tiancoba, tahun 2005.
Dependent variabel: Peningkatan Jumlah Hunian Kamar Independent variebel: iklan dan promosi penjualan
Alat analisis yang digunakan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan dan promosi penjualan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah hunian kamar, tetapi secara simultan iklan dan promosi penjualan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan jumlah hunian kamar.
49
5
“Teori dan Aplikasi Model Intervensi Fungsi Pulse pada Tingkat Hunian Hotel”, oleh Suhartono, tahun 2006.
Dependent variabel: Tingkat hunian hotel. Independent variabel: intervensi fungsi pulse.
Statistik yang digunakan adalah model intervensi.
Secara kuantitatif berdasarkan model intervensi, menunjukkan bahwa ada tiga periode waktu yang berbeda akibat bom Bali terhadap penurunan tingkat hunian kamar pada hotel berbintang lima. Periode pertama pada bulan Oktober, periode kedua pada November, dan periode ketiga mulai Desember 2002 sampai terakhir pengamatan pada September 2003, di mana penurunan tingkat hunian tertinggi terjadi pada November 2002, tetapi mulai meningkat pada periode ketiga.
Tabel 2.1. Ringkasan Penelitian Sebelumnya
50
L. Kerangka Teoritis
Kerangka berpikir adalah keterikatan variabel penelitian yang
dikaji dan dibangun oleh peneliti untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan penelitian berdasarkan hasil tinjauan pustaka (Adiputra,
et al, 2004: 18). Dalam penelitian ini variabel-variabel itu adalah lokasi,
fasilitas, dan tarif yang mempengaruhi tingkat hunian hotel.
Dilihat dari fungsi utamanya, produk utama yang dijual oleh usaha
perhotelan adalah sewa kamar atau jasa penginapan. Sejalan dengan
perkembangan tersebut maka jika sebelumnya produk atau jasa utama
sebuah hotel yang menjadi kebutuhan utama wisatawan adalah kamar atau
penginapan, sekarang sudah mengalami perkembangan. Konsumen
mengharapkan sesuatu yang bukan hanya sekedar kamar menginap, namun
mereka lebih mengharapkan hal lain seperti pelayanan, kondisi lingkungan
yang menyenangkan, sopan santun dan rasa hormat dari seluruh
karyawannya. Konsumen akan memilih lokasi hotel yang strategis sesuai
maksud dan tujuan mereka datang ke suatu tempat; selain itu persaingan
yang tinggi antar hotel menuntut sebuah hotel untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi tamu, karyawan-karyawan yang ramah,
kedisiplinan kerja yang tinggi dan selalu berusaha memuaskan para tamu;
serta fasilitas yang meliputi perencanaan ruangan, perlengkapan dan
peralatan lainnya diharapkan dapat menarik tamu lebih banyak untuk
menginap di hotel tersebut; dan hotel perlu mencermati strategi penetapan
harga untuk mencapai tingkat hunian kamar yang tinggi. Selaras dengan
51
kerangka berpikir di atas, maka pengaruh fasilitas dan tarif terhadap
tingkat hunian hotel dapat digambarkan seperti pada gambar II.1. Dalam
penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan
pengaruh fasilitas dan tarif terhadap tingkat hunian hotel.
Gambar II.1. Kerangka teoritis
M. Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui
data yang terkumpul (Sugiyono, 1999:156). Dari rumusan masalah, maka
penulis menyusun hipotesis sebagai berikut: terdapat perbedaan persepsi
fasilitas dan tarif ditinjau dari jenis kamar yang disediakan.
Fasilitas - Perencanaan
ruangan - Perlengkapan - Peralatan
penunjang
Tarif - Harga yang
ditawarkan - Diskon
Tingkat Hunian Hotel
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu jenis
penelitian yang dilakukan terhadap obyek tertentu secara langsung kepada
konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut, sehingga
kesimpulan yang diambil terbatas pada obyek yang diteliti saja dan berlaku
pada waktu tertentu ( Adiputra, et al, 2004: 18).
B. Tempat dan waktu Penelitian
1 Penelitian ini dilakukan di Hotel Borobudur, yang terletak di Jalan
Magelang km 6,3 Jombor, Yogyakarta.
2 Waktu penelitiannya adalah pada bulan Januari - Februari 2010.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1 Subjek Penelitian
Subjek yang di teliti dalam kasus ini adalah para tamu yang
menginap di Hotel Borobudur, serta brand manager Hotel
Borobudur.
2 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini fasilitas dan tarif serta tingkat hunian
Hotel Borobudur Yogyakarta..
53
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas ( independent variable ) merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2009:4). Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel bebas adalah:
a. Fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada, sebelum
suatu jasa ditawarkan kepada konsumen (Tjiptono, 2004:19).
b. Tarif adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen
untuk memperoleh produk (Swastha, 2002:147).
2. Variabel terikat ( dependent variable ) merupakan variabel yang
dipengaruhi, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:4).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat hunian hotel.
Tingkat hunian merupakan suatu keadaan sampai sejauh mana
jumlah kamar terjual, jika diperbandingkan dengan seluruh jumlah
kamar yang mampu untuk dijual (Ihs-Indonesia, 2009).
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Populasi berhubungan
dengan data, bukan faktor manusianya. Kalau setiap manusia memberikan
suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan
banyaknya manusia (Zuriah, 2006: 116). Populasi dalam penelitian ini
adalah konsumen Hotel Borobudur Yogyakarta pada Bulan Januari-
54
Februari 2010.
Sampel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu (Zuriah, 2006: 119). Sampel
dalam penelitian ini adalah konsumen yang menginap di Hotel Borobudur
Yogyakarta. Teknik penarikan sampel dengan jumlah populasi yang
diketahui menggunakan rumus (Zuriah, 2006:131):
12
−−
××
×=N
nNn
qpZd
Keterangan:
d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang
diinginkan, biasanya 0,05 atau 0,01.
Z = Standar deviasi normal, biasanya ditentukan pada 1,95 atau 2,0
yang sesuai dengan derajat kemaknaan 95%.
p = Proporsi untuk sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada
populasi. Apabila tidak diketahui proporsi tersebut, maka p = 0,05.
q = 1,0 – p
N = Besarnya populasi
n = Besarnya sampel
Jadi dengan penyimpangan sebesar 0,05 dengan proporsi yang tidak
diketahui dan jumlah populasi sebanyak 3694, maka:
( )13694
369495,005,095,105,0 2
−−
××
×=n
n
n = 70,74
55
Dengan demikian peneliti membulatkan menjadi 70 responden
untuk memudahkan penelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
teknik sampling, yaitu non random sampling dengan teknik purposive
convenience sampling, menurut Zuriah (2006: 141), purposive sampling
berorientasi pada pemilihan sampel di mana sampel yang akan dipilih
perlu diketahui dulu karakteristiknya, sedangkan convenience sampling
mengarah pada penarikan sampel sebenarnya atau seadanya. Individu-
individu yang ada dalam suatu kelompok yang diambil sekenanya tersebut
memang ada dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian. Dalam
penelitian ini, kuesioner disebarkan langsung oleh peneliti di lapangan
sehingga dapat memperoleh responden yang sesuai dengan karakteristik
yang peneliti butuhkan yaitu berusia di atas 17 tahun, dan bersedia mengisi
kuesioner.
F. Sumber Data
1. Data Primer : yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau
suatu organisasi, langsung menuju objeknya ( Adiputra, et al, 2004: 20).
2. Data Sekunder : yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi,
berupa publikasi, dan merupakan data yang sudah dikumpulkan oleh pihak
lain ( Adiputra, et al, 2004: 20).
56
G. Metode Pengumpulan Data
1. Metode kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data dengan menyerahkan
atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden.
Responden adalah orang yang memberikan tanggapan atas-atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan (Hasan, 2002:83).
Pihak-pihak yang bersangkutan adalah tamu yang menggunakan
fasilitas dan pelayanan dari Hotel Borobudur.
2. Metode observasi
Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan
pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan
dengan organisasi, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris (Hasan,
2002:86).
3. Metode wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan
mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada
responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam
(Hasan, 2002:85). Wawancara juga dapat merupakan kegiatan
dengan melakukan tanya jawab langsung dari orang yang
mengetahui tentang objek penelitian atau terlibat secara langsung
di perusahaan. Dalam hal ini diadakan tanya jawab dengan brand
manager Hotel Borobudur.
57
4. Tinjauan Pustaka
Studi pustaka di mana seorang peneliti mendalami,
mencermati, menelaah dan mengidentifikasikan pengetahuan yang
ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku referensi atau
hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitiannya, disebut
mengkaji bahan pustaka atau studi kepustakaan (Hasan, 2002:45).
Bagi penulis, studi pustaka diambil sebagai pendukung untuk
penulisan ini juga mengadakan penelitian kepustakaan yaitu
mendapatkan data dari penelitian yang dilakukan orang lain,
mempelajari berbagai kepustakaan, buku-buku literatur kuliah, dan
artikel dari majalah, serta internet yang berhubungan dengan objek
pembahasan.
H. Teknik Pengukuran Data
Dalam melakukan pengukuran untuk mendapatkan data, penulis
membagikan kuesioner kepada responden untuk diisi. Kuesioner berisikan
daftar pertanyaan di mana di dalamnya dibagi menjadi dua bagian
berdasarkan variabel penelitian yaitu: fasilitas dan tarif.
Pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Adapun
skala yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2009:25):
58
1. Mengenai fasilitas dan tarif.
Kode Keterangan Skor
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
2. Mengenai tingkat hunian hotel (Ihs-Indonesia, 2009):
Tingkat Hunian Kamar = %100xdiarYangTerseJumlahKama
irYangDiHunJumlahKama
I. Teknik Pengujian Instrumen
1 Uji Validitas
Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian yang
sebenarnya, perlu dilakukan pengujian kuesioner terlebih dahulu.
Pelaksanaan kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui kesahihan
butir (validitas). Untuk pengujian validitas instrumen, digunakan
teknik korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut
(Sugiyono, 2009:356):
( )( )( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑
∑∑∑−−
−=
2222iiii
iiiii
YYnXXn
YXXn Yr
59
Keterangan:
: Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)
X : Skor item bernomer ganjil
Y : Skor item bernomer genap
n : Banyaknya sampel uji coba
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya
adalah sebagai berikut :
a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
2 Uji keandalan ( Reliabilitas )
Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila
dilakukan uji secara berulang-ulang pada kelompok yang sama
akan menghasilkan data yang sama. Pengujian reliabilitas
dianalisis dengan rumus Spearman Brown, untuk keperluan itu
maka butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen genap.
Selanjutnya skor data tiap kelompok itu disusun tersendiri.
Kelompok ganjil dan skor butirnya dijumlahkan sehingga
menghasilkan skor total, begitu juga dengan kelompok genap,
selanjutnya antara kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya.
60
Setelah dihitung maka akan didapat koefisien korelasi. Koefisien
korelasi ini selanjutnya dianalisis dengan rumus Spearman Brown
menurut Sugiyono (2009:359):
b
bi r
rr
+=
12
Keterangan :
= reliabilitas internal seluruh instrumen
= korelasi product moment antara belahan pertama dan
kedua.
Kriteria pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
a. Jika r hitung ≥ r tabel maka pernyataan dinyatakan reliabel.
b. Jika r hitung < r tabel maka penrnyataan dinyatakan tidak reliabel.
J. Teknik Analisis Data
Analisis data secara kuantitatif (Analisis Varian Satu Jalan
Kruskal Wallis)
Teknik ini digunakan untuk menghitung hipotesis k sampel yang
berpasangan bila datanya berbentuk ordinal. Bila dalam pengukuran ditemukan
data berbentuk interval atau rasio, maka perlu diubah dulu kedalam data
ordinal. Rumus yang digunakan untuk pengujian adalah (Sugiyono, 2009:218):
( ) ( )131
121
2
+−+
= ∑=
Nn
RNN
Hk
j j
j
61
Keterangan :
N = banyak baris dalam tabel
k = banyak kolom
Rj = jumlah rangking dalam kolom
Hipotesis :
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau menerima Ho adalah
jika harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari harga Chi Kuadrat tabel maka
Ho diterima.
Ho : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai fasilitas dan tarif ditinjau
dari kamar yang disediakan.
Ha : Terdapat perbedaan persepsi mengenai fasilitas dan tarif ditinjau dari
kamar yang disediakan.
62
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Hotel Borobudur
Hotel Borobudur berdiri pada tahun 1986, tetapi baru mendapatkan
surat ijin usahanya pada tahun 1993 dengan sertifikat hak milik atas nama
Hj. Siti Lestari ( Ny. KH. Syaiful Mudjab) yang juga merupakan pemilik
CV. Gunung Jati yang terletak di jalan HOS. Cokroaminoto, Yogyakarta.
Hotel Borobudur terdiri dari lima sertifikat yaitu: A, B, C, D dan E. Hotel
Borobudur terletak di jalan Magelang km 6,3 Jombor Kidul, Sinduadi
Mlati, Sleman, Yogyakarta, dengan luas tanah 6167 m 2 dan luas bangunan
2128 m 2 , yang terdiri dari beberapa bangunan lantai 1, lantai 2, dan lantai
3.
B. Struktur organisasi Hotel Borobudur
Dalam keorganisasiannya, Hotel Borobudur dijalankan atas
pengawasan seorang general manager yang bertanggung jawab kepada
pemilik, yaitu Hj. Siti Lestari (yang juga pemillik usaha CV. Gunung Jati)
dan membawahi bagian-bagian di bawahnya, seperti executive asistance
manager, Front Office (FO) Supervisor, Sales and Marketing (S&M),
Accounting, Food and Baverage (FB) Supervisor, Chief Engineering,
House Keeping (HK) Supervisor, serta Chief Security. Beberapa bagian
tersebut juga mengawasi orang yang bekerja di bawahnya. Seperti
63
Receptionist bertanggung jawab terhadap FO Supervisor, Pelayan dan
Koki bertanggung jawab kepada FB Supervisor, Teknisi bertanggung
jawab kepada Chief Engineering, Room Boy dan Petugas laundry
bertanggung jawab kepada HK Supervisor, Security bertanggung jawab
kepada Chief Security. Struktur organisasi Hotel Borobudur dapat dilihat
pada gambar IV.1.
64
STRUKTUR ORGANISASI HOTEL BOROBUDUR YOGYAKARTA
Gambar IV.1 bagan struktur organisasi Hotel Borobudur.
CV. GUNUNG JATI
AGUNG SASONGKO GENERAL MANAGER
MAULANA YUSUF EXC. ASST. MGR
EKSAN FO SPV
RINI, SE S & M
WIJI ACCOUNTING
WAHYU FB SPV
BASRONI CHIEV ENG
WAITER/S
COOK
RECEPTIONIST
RATIMIN HK SPV
AGUS CHIEV SEC
TECHNICIAN
ROOM BOY
LAUNDRY
SECURITY
65
C. Personalia Perusahaan
Untuk melaksanakan kegiatannya, Hotel Borobudur
memperkaryakan karyawan. Karyawan yang dimiliki Hotel Borobudur
sekarang berjumlah 30 orang yang terdiri dari:
- 1 orang general manager - 1 orang excecutive asistance manager
- 1 orang accounting - 1 orang FO SPV
- 1 orang S & M - 1 orang FB SPV
- 1 orang chief Eng - 1 orang HK SPV
- 1 orang chief Sec - 3 orang receptionist
- 3 orang cook - 3 orang waiter/s
- 2 orang techician - 4 orang room boy
- 3 orang di bagian laundry - 3 orang security
Dalam menjalin hubungan dengan karyawannya, pihak hotel
melakukan pengembangan kualitas karyawan dengan memberi
kesempatan kepada karyawan untuk mengikuti training yang ditawarkan
melalui kerja sama bersama hotel lainnya.
D. Produk dan Fasilitas
Ada beberapa jenis kamar yang ditawarkan oleh Hotel Borobudur,
antara lain jenis standard (7 kamar), deluxe (8 kamar), superior (7 kamar),
66
moderate (6 kamar), ambassador (7 kamar), dan executive ambassador (2
kamar). Berikut adalah jenis kamar beserta harga dan fasilitas yang
ditawarkan oleh Hotel Borobudur:
Jenis kamar Harga (Rp) Fasilitas
Standard 80.000 Fan
Deluxe 95.000 Fan
*Superior 150.000 Fan, TV
*Moderate 200.000 AC, TV
*Ambassador 270.000 AC, TV, Air panas
*Exc. Ambassador
300.000 AC, TV, Air panas, Spring Bed, I-Phone
*sudah termasuk 2 x makan untuk dua orang.
Selain itu, Hotel Borobudur juga menawarkan ruangan dengan harga paket
yang berbeda, yaitu:
Paket yang ditawarkan
Ruangan Harga (rp) Fasilitas
Paket meeting Stupa room (min 10 pax)
70.000/pax - 1x makan siang
- 1x cofee break
- Meeting room (AC)
- OHP projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak &
67
Pelayanan
80.000/pax - 1x makan siang
- 2x coffe break
- Meeting room (AC)
- OHP projector+screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
Mendut Room (min 20 Pax)
45.000/pax - 1x makan siang
- 1x cofee break
- Meeting room ( non AC)
- OHP projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
55.000/pax - 1x makan siang
- 1x cofee break
- Meeting room ( non AC)
- OHP Projector
68
+ screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
Paket Fullboard Stupa Room (min 10 Pax)
220.000/pax - Kamar AC untuk 2 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1x makan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (AC)
- OHP projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/Spanduk
- Pajak & Pelayanan
180.000/pax - Kamar AC untuk 4 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1x makan malam
- 2x coffe break
69
- Meeting room (AC)
- OHP projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/Spanduk
- Pajak & Pelayanan
165.000/pax - Kamar non AC untuk 2 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1x makan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (AC)
- OHP Projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
140.000/pax - Kamar non AC untuk 4 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
70
- 1x makan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (AC)
- OHP Projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
Mendut Room (min 20 Pax)
210.000/pax - Kamar AC untuk 2 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1x makan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (non AC)
- OHP Projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
140.000/pax - Kamar AC
71
untuk 4 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1xmakan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (non AC)
- OHP Projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
160.000/pax - Kamar non AC untuk 2 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1x makan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (non AC)
- OHP Projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak &
72
Pelayanan
130.000/pax - Kamar non AC untuk 4 orang
- 1x makan pagi
- 1x makan siang
- 1x makan malam
- 2x coffe break
- Meeting room (non AC)
- OHP Projector + screen
- White board
- Sound
- Back drop/spanduk
- Pajak & Pelayanan
Fasilitas yang ada di Hotel Borobudur (kelas melati 2):
- 40 kamar tidur
- Satu ruang pertemuan kapasitas 200 orang (theatre)
- Satu ruang restoran kapasitas 40 orang
- Satu ruang cafe kapasitas 100 orang
- Satu ruang pijat refleksi kapasitas 3 bed
- Satu ruang tunggu Joglosemar Executive Shuttle Bus
- Satu ruang mushola kapasitas 30 orang
- Satu ruang dapur
73
- Satu ruang laundry
- Free hot spot
- IB MONEX 24 jam
- Terima pembayaran dengan Credit Card ( Visa & Master Card)
- Lapangan bulu tangkis dan tenis meja
- Area parkir luas
- Tiap kamar dilengkapi dengan TV kabel
74
BAB V
ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis menganalisis data yang diperoleh selama
penelitian. Data diperoleh dari mengedarkan kuesioner kepada konsumen yang
menginap di Hotel Borobudur dan dari manajer atau yang berkepentingan
mengenai tingkat hunian Hotel Borobudur. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana perkembangan tingkat hunian Hotel Borobudur,
serta apakah terdapat perbedaan persepsi fasilitas dan tarif ditinjau dari kamar
yang disediakan. Responden yang diteliti dan menjadi sampel berjumlah 70 orang.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis persentase yang
digunakan untuk menganalisis tingkat hunian hotel, serta Analisis Varian Satu
Jalan Kruskal Wallis yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan persepsi fasilitas dan tarif ditinjau dari kamar yang disediakan.
A. Identitas Responden
Penelitian dilakukan di Hotel Borobudur, Jalan Magelang km 6,3
Jombor, Yogyakarta, di mana peneliti menyebar kuesioner kepada
konsumen yang menginap di Hotel Borobudur. Sampel diambil dengan
cara non probabilitas dengan teknik purposive convenience sampling.
Sampel yang didapatkan sebanyak 70 orang, penyebaran kuesioner
dilakukan peneliti ketika melihat konsumen berada di lingkungan Hotel
Borobudur yang memenuhi kriteria yang sudah peneliti tetapkan.
75
Untuk memperoleh gambaran tentang jenis kelamin, usia, pekerjaan,
pengeluaran rata-rata per bulan, frekuensi lamanya menginap, serta tujuan
responden, penulis akan menyajikan data sebagai berikut:
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari 70 responden yang diteliti, jika ditinjau dari jenis
serta 4 responden (5,7%) menyewa kamar executive ambassador.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden yang diteliti menyewa kamar deluxe. Kelompok data
kamar yang disewa dapat dilihat dalam tabel V.6.
80
Tabel V.6. Kelompok Data Kamar Yang Disewa
Kamar yang disewa Jumlah (orang) Persentase (%)
Standard
Deluxe
Superior
Moderate
Ambassador
Exc. Ambassador
15
27
6
12
6
4
21,4
38,6
8,6
17,1
8,6
5,7
Jumlah 70 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
7. Berdasarkan Tujuan
Dari 70 responden yang diteliti, jika ditinjau tujuannya
diperoleh : 22 responden (31,4%) tujuannya dalam rangka
pekerjaan, 22 responden (31,4%) tujuannya dalam rangka bisnis
atau dagang , 17 responden (24,3%) tujuannya dalam rangka
wisata, 9 responden (12,9%) tujuannya lain-lain, serta tidak ada
responden (0%) dalam rangka studi. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang diteliti
tujuannya dalam rangka pekerjaan dan bisnis atau dagang.
Kelompok data tujuan responden dapat dilihat dalam tabel V.7.
81
Tabel V.7. Kelompok Data Tujuan Responden
Tujuan Jumlah (orang) Persentase (%)
Wisata
Bisnis atau dagang
Studi
Pekerjaan
Lain-lain
17
20
0
20
9
24,3
31,4
0
31,4
12,9
Jumlah 70 100
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
B. Analisis Validitas dan Reliabilitas
1. Analisis Validitas
Dari hasil uji validitas terhadap item-item pernyataan
dengan sampel sebanyak 70 dan taraf signifikan 5% dengan
menggunakan SPSS 12, menunjukkan semua item pernyataan
mengenai variabel fasilitas dan tarif dinyatakan valid atau sahih,
hal ini dapat dillihat dari beberapa tabel di bawah.
a. Variabel Fasilitas
Berikut ini tabel analisis uji validitas untuk variabel fasilitas, sebagai
berikut:
82
Tabel V.8. Uji Validitas Variabel Fasilitas
No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0,587 0,159 Valid/Sahih
2 0,681 0,159 Valid/Sahih
3 0,745 0,159 Valid/Sahih
4 0,483 0,159 Valid/Sahih
5 0,276 0,159 Valid/Sahih
6 0,602 0,159 Valid/Sahih
7 0,702 0,159 Valid/Sahih
8 0,388 0,159 Valid/Sahih
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Berdasarkan tabel V.8. bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan
yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel fasilitas memilliki
nilai Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ). Maka dapat
disimpulkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel fasilitas
dinyatakan valid/sahih.
b. Variabel Tarif
Berikut ini tabel analisis uji validitas untuk variabel tarif, sebagai
berikut:
83
Tabel V.9. Uji Validitas Variabel Tarif
No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0,887 0,159 Valid/Sahih
2 0,861 0,159 Valid/Sahih
3 0,908 0,159 Valid/Sahih
4 0,762 0,159 Valid/Sahih
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Berdasarkan tabel V.9. bisa dilihat bahwa dari semua butir pernyataan
yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel tarif memiliki nilai
Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ). Maka dapat
disimpulkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel tarif dinyatakan
valid/sahih.
2. Analisis Reliabilitas
Pengujian reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh
mana suatu pengukuran dapat dipercaya. Pengukuran yang
mempunyai reliabilitas yang tinggi disebut sebagai pengukuran
yang reliabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel bila r hitung lebih
besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ). Berikut ini merupakan tabel
analisis uji reliabilitas semua variabel mengenai fasilitas dan tarif
dengan menggunakan SPSS 12.
84
Tabel V.10. Uji Reliabilitas Variabel Fasilitas dan Tarif
Simbol Variabel R hitung R tabel
X1 Fasilitas 0,661 0,159
X2 Tarif 0,872 0,159
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Berdasarkan tabel V.10. diperoleh r hitung untuk variabel fasilitas
(X1) sebesar 0,661 , dan untuk variabel tarif (X2) sebesar 0,872. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel sebesar 0,159.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan
dalam kuesioner ini dapat digunakan karena reliabel.
C. Analisis Tingkat Hunian Hotel Borobudur
Untuk menjawab rumusan masalah yang pertama berikut ini
merupakan data tingkat hunian Hotel Borobudur antara tahun 2006 –
2009:
Tabel V.11. Tingkat Hunian Hotel Borobudur Tahun 2006
MONTH
STD
(1)
DLX
(2)
SPR
(3)
MDR
(4)
AMB
(5)
EXC. AMB
(6)
TTL. OCC (7)
AVL. ROOM
(8)
AV. OCC (9)
JAN 183 104 141 49 127 36 640 1240 51.61%
FEB 176 60 55 36 109 39 475 1120 42.41%
MAR 202 71 33 66 169 36 577 1240 46.53%
APR 187 75 99 62 129 32 584 1200 48.67%
MEI 189 130 135 72 157 36 719 1240 57.98%
JUN 171 136 96 58 154 35 650 1200 54.17%
JUL 235 169 70 72 175 40 761 1240 61.37%
85
AGSTS 237 164 132 75 144 41 793 1240 63.95%
SEPT 180 156 133 111 137 38 755 1200 62.92%
OKT 163 97 68 61 130 27 546 1240 44.03%
NOV 215 145 11 48 143 40 602 1200 50.17%
DES 221 166 64 102 163 45 761 1200 63.42%
TOTAL 2359 1473 1037 812 1737 445 7863 14560
% ROOM 30% 18.7% 13.2% 10.3% 22.1% 5.7%
% TOTAL 54.00%
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Keterangan:
STD* : Standard MDR* : Moderate
DLX* : Deluxe AMB* : Ambassador
SPR* : Superior EXC. AMB* : Executive ambassador
TTL. OCC : Total Occupancy AVL. ROOM : Available Room
AV. OCC : Average Occupancy
% ROOM : Persentase kamar dalam satu tahun
% TOTAL : Total persentase dalam satu tahun
* Jenis kamar yang disediakan
Di mana :
TTL. OCC = 1+2+3+4+5+6
AVL. ROOM = Jumlah kamar yang tersedia (40 kamar) x jumlah hari dalam setiap bulan
AV. OCC (%) = (7) / (8) x 100 %
TOTAL = jumlah masing-masing kolom dalam satu tahun
% ROOM = Total ((1,2,3,4,5,6) / 7 ) x 100 %
% TOTAL = Total ( 7 / 8) x 100%
Dari data tingkat hunian tahun 2006 didapatkan rata-rata tingkat hunian
sebesar 54% dari total kamar yang tersedia di mana jenis kamar yang paling
86
banyak digunakan oleh konsumen adalah jenis kamar Standard (30%) dan
Ambassador (22,1%), dan yang paling jarang digunakan konsumen adalah jenis
kamar Exc. Ambassador dengan total rata-rata adalah 5,7 %. Sedangkan tingkat
hunian yang paling tinggi terjadi pada bulan Juli, Agustus, September, dan
Desember dengan tingkat hunian di atas 60%, Bulan Agustus merupakan periode
tercapainya tingkat hunian tertinggi di mana tingkat hunian pada bulan itu
mencapai 63,95%.
Tabel V.12. Tingkat Hunian Hotel Borobudur Tahun 2007
MONTH STD
(1)
DLX
(2)
SPR
(3)
MDR
(4)
AMB
(5)
EXC. AMB
(6)
TTL. OCC (7)
AVL. ROOM
(8)
AV. OCC (9)
JAN 202 142 140 77 173 42 776 1240 62.58%
FEB 187 128 87 59 142 32 635 1120 56.70%
MAR 204 122 64 57 183 46 676 1240 54.52%
APR 189 94 54 74 157 40 608 1200 50.67%
MEI 226 131 39 0 280 52 728 1240 58.71%
JUN 195 148 152 0 281 45 821 1200 68.42%
JUL 244 202 129 0 294 55 924 1240 74.52%
AGSTS 231 220 125 0 267 54 897 1240 72.34%
SEPT 179 152 100 0 220 37 688 1200 57.33%
OKT 168 98 88 0 224 33 611 1240 49.27%
NOV 192 128 172 0 320 51 863 1240 69.60%
DES 217 189 117 0 335 53 911 1240 73.47%
TOTAL 2434 1754 1267 267 2867 540 9138 14640
% ROOM 26,6% 19.2% 13.9% 2.9% 31.5% 5.9%
% TOTAL 62.42%
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
87
Keterangan:
STD* : Standard MDR* : Moderate
DLX* : Deluxe AMB* : Ambassador
SPR* : Superior EXC. AMB* : Executive ambassador
TTL. OCC : Total Occupancy AVL. ROOM : Available Room
AV. OCC : Average Occupancy
% ROOM : Persentase kamar dalam satu tahun
% TOTAL : Total persentase dalam satu tahun
* Jenis kamar yang disediakan
Di mana :
TTL. OCC = 1+2+3+4+5+6
AVL. ROOM = Jumlah kamar yang tersedia (40 kamar) x jumlah hari dalam setiap bulan
AV. OCC (%) = (7) / (8) x 100 %
TOTAL = jumlah masing-masing kolom dalam satu tahun
% ROOM = Total ((1,2,3,4,5,6) / 7 ) x 100 %
% TOTAL = Total ( 7 / 8) x 100%
Dari data tingkat hunian tahun 2007 didapatkan rata-rata tingkat hunian
sebesar 62,42% dari total kamar yang tersedia atau meningkat 8,42% dari tahun
sebelumnya (2006) di mana jenis kamar yang paling banyak digunakan oleh
konsumen adalah jenis kamar Ambassador (31,5%) dan Standard (26,6%) dan
yang paling jarang digunakan konsumen adalah jenis kamar Moderate dengan
total rata-rata adalah 2,9 %. Sedangkan tingkat hunian yang paling tinggi terjadi
pada bulan Juli, Agustus, dan Desember dengan tingkat hunian di atas 70%, Bulan
Juli merupakan periode tercapainya tingkat hunian tertinggi di mana tingkat
hunian pada bulan itu mencapai 74,52%.
88
Tabel V.13. Tingkat Hunian Hotel Borobudur Tahun 2008
MONTH STD
(1)
DLX
(2)
SPR
(3)
MDR
(4)
AMB
(5)
EXC. AMB
(6)
TTL. OCC (7)
AVL. ROOM (8)
AV. OCC (9)
JAN 149 77 78 81 127 37 549 1240 44.27%
FEB 141 82 57 111 138 50 579 1160 49.91%
MAR 181 120 116 144 159 38 758 1240 61.13%
APR 173 167 103 137 161 48 789 1200 65.75%
MEI 192 177 181 164 195 38 947 1240 76.37%
JUN 199 151 160 165 186 52 913 1200 76.08%
JUL 189 194 164 176 178 45 946 1240 76.29%
AGSTS 202 223 179 184 189 44 1021 1240 82.34%
SEPT 141 163 102 146 138 28 718 1200 59.83%
OKT 209 186 166 165 189 36 951 1240 76.69%
NOV 212 195 177 134 155 33 906 1200 75.50%
DES 201 184 153 134 135 36 843 1240 67.68%
TOTAL 2189 1919 1636 1741 1950 485 9920 14640
% ROOM 22.1% 19.3% 16.5% 17.6% 19.7% 4.9%
% TOTAL 67.68%
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Keterangan:
STD* : Standard MDR* : Moderate
DLX* : Deluxe AMB* : Ambassador
SPR* : Superior EXC. AMB* : Executive ambassador
TTL. OCC : Total Occupancy AVL. ROOM : Available Room
AV. OCC : Average Occupancy
% ROOM : Persentase kamar dalam satu tahun
% TOTAL : Total persentase dalam satu tahun
* Jenis kamar yang disediakan
89
Di mana :
TTL. OCC = 1+2+3+4+5+6
AVL. ROOM = Jumlah kamar yang tersedia (40 kamar) x jumlah hari dalam setiap bulan
AV. OCC (%) = (7) / (8) x 100 %
TOTAL = jumlah masing-masing kolom dalam satu tahun
% ROOM = Total ((1,2,3,4,5,6) / 7 ) x 100 %
% TOTAL = Total ( 7 / 8) x 100%
Dari data tingkat hunian tahun 2008 didapatkan rata-rata tingkat hunian
sebesar 67,68% dari total kamar yang tersedia atau meningkat 5,26% dari tahun
sebelumnya (2007) di mana jenis kamar yang paling banyak digunakan oleh
konsumen adalah jenis kamar Standard (22,1%) dan Ambassador (19,7%) dan
yang paling jarang digunakan konsumen adalah jenis kamar Exc. Ambassador
dengan total rata-rata adalah 4,9 %. Sedangkan tingkat hunian yang paling tinggi
terjadi pada bulan Mei, Juni, Juli, Agustus, Oktober dan November dengan tingkat
hunian di atas 75%, Bulan Agustus merupakan periode tercapainya tingkat hunian
tertinggi di mana tingkat hunian pada bulan itu mencapai 82,34%.
Tabel V.14. Tingkat Hunian Hotel Borobudur Tahun 2009
MONTH STD
(1)
DLX
(2)
SPR
(3)
MDR
(4)
AMB
(5)
EXC. AMB
(6)
TTL. OCC (7)
AVL. ROOM (8)
AV. OCC (9)
JAN 193 208 147 122 133 40 843 1240 67.98%
FEB 154 190 143 138 133 30 788 1160 67.93%
MAR 195 208 164 167 154 42 930 1240 75.00%
APR 200 168 136 124 153 32 813 1200 67.75%
MEI 215 243 136 146 175 35 950 1240 76.61%
JUN 207 240 166 146 148 30 937 1200 78.08%
JUL 245 282 178 166 201 47 1119 1240 90.24%
90
AGSTS 245 243 181 140 152 32 993 1240 80.08%
SEPT 221 217 140 143 134 46 901 1200 75.08%
OKT 247 299 193 174 185 42 1140 1240 91.94%
NOV 236 285 191 166 175 48 1101 1200 91.75%
DES 234 307 194 182 194 50 1161 1240 93.63%
TOTAL 2592 2890 1969 1814 1937 474 11676 14640
% ROOM 22.2% 24.8% 16.9% 15.5% 16.6% 4.1%
% TOTAL 79.67%
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Keterangan:
STD* : Standard MDR* : Moderate
DLX* : Deluxe AMB* : Ambassador
SPR* : Superior EXC. AMB* : Executive ambassador
TTL. OCC : Total Occupancy AVL. ROOM : Available Room
AV. OCC : Average Occupancy
% ROOM : Persentase kamar dalam satu tahun
% TOTAL : Total persentase dalam satu tahun
* Jenis kamar yang disediakan
Di mana :
TTL. OCC = 1+2+3+4+5+6
AVL. ROOM = Jumlah kamar yang tersedia (40 kamar) x jumlah hari dalam setiap bulan
AV. OCC (%) = (7) / (8) x 100 %
TOTAL = jumlah masing-masing kolom dalam satu tahun
% ROOM = Total ((1,2,3,4,5,6) / 7 ) x 100 %
% TOTAL = Total ( 7 / 8) x 100%
91
Dari data tingkat hunian tahun 2009 didapatkan rata-rata tingkat hunian
tahun 2009 sebesar 79,67% dari total kamar yang tersedia atau meningkat 11,99%
dari tahun sebelumnya (2008) di mana jenis kamar yang paling banyak digunakan
oleh konsumen adalah jenis kamar Deluxe (24,8%) dan Standard (22,2%) dan
yang paling jarang digunakan konsumen adalah jenis kamar Exc. Ambassador
dengan total rata-rata adalah 4,1 %. Sedangkan tingkat hunian yang paling tinggi
terjadi pada bulan Juli, Oktober, November, dan Desember dengan tingkat hunian
di atas 90%, Bulan Desember merupakan periode tercapainya tingkat hunian
tertinggi di mana tingkat hunian pada bulan itu mencapai 93,63%.
D. Analisis Varian Satu Jalan Kruskal Wallis
Untuk menjawab hipotesis pada rumusan masalah yang kedua berikut ini
adalah distribusi hasil Uji Analisis Varians Satu Jalan Kruskal Wallis mengenai
variabel fasillitas dan tarif ditinjau dari kamar yang disediakan:
a. Variabel Fasilitas
Berikut ini tabel analisis Uji Kruskal Wallis untuk variabel fasilitas
adalah sebagai berikut:
Tabel V.15. Ranking Fasilitas Berdasarkan Jenis Kamar
Room Rank Rank Square Kamar I 551,5 20185,47966Kamar II 947 33123,81114Kamar III 252 10584Kamar IV 361 10860,08333Kamar V 251 10500,16667Kamar VI 125,5 3937,5625
R square = 89191,1033Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
92
( ) ( )131
121
2
+−+
= ∑=
Nn
RNN
Hk
j j
j
( ) [ ] ( )17031033,8919117070
12+−
+=H
H = 0,00241449 (89191,1033) – 213
H = 2,343
Dengan perhitungan SPSS 12, didapatkan hasil:
Tabel V.16. Uji Kruskal Wallis Variabel Fasilitas
fasilitas Chi-Square 2,343
Df 5 Asymp. Sig. ,800
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
Harga H hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi
Kuadrat tabel dengan dk= k-1; 6 – 1 = 5. Bila taraf kesalahan 5 % (0,05),
maka harga Chi Kuadrat tabel 11,07. Harga H hitung tersebut ternyata lebih
kecil dari H table (2,343 < 11,07), karena harga H hitung lebih kecil dari H
tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti tidak terdapat perbedaan
persepsi mengenai fasilitas jika ditinjau dari kamar yang disediakan, berarti
konsumen yang menginap di Hotel Borobudur dengan jenis kamar yang
berbeda mempunyai persepsi yang sama mengenai perencanaan ruangan
(seperti penataan ruangan yang baik, sirkulasi udara yang berjalan baik,
sistem pembuangan air yang berjalan dengan baik), perlengkapan yang
93
disediakan (seperti adanya hiasan, pajangan, atau lukisan) dan peralatan
penunjang (seperti kipas angin atau AC yang berfungsi) untuk masing-masing
kamar.
b. Variabel Tarif
Berikut ini tabel analisis Uji Kruskal Wallis untuk variabel tarif adalah
sebagai berikut:
Tabel V.17. Ranking Tarif Berdasarkan Jenis Kamar Room Rank Rank Square Kamar I 616 25401,0468Kamar II 845,5 26580,3658Kamar III 231 8893,4Kamar IV 423,5 14946,02Kamar V 220 8066,66Kamar VI 154 5926R square = 89813,4926
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
( ) ( )131
121
2
+−+
= ∑=
Nn
RNN
Hk
j j
j
( ) [ ] ( )17034926,8981317070
12+−
+=H
H = 0,00241449 (89813,4926) – 213
H = 3,85378
Dengan perhitungan SPSS 12, didapatkan hasil:
Tabel V.18. Uji Kruskal Wallis Variabel Tarif
tarif Chi-Square 3,854
Df 5 Asymp. Sig. ,571
Sumber: Data primer yang diolah, 2010.
94
Harga H hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga Chi
Kuadrat table dengan dk= k-1; 6 – 1 = 5. Bila taraf kesalahan 5 % (0,05),
maka harga Chi Kuadrat table 11,07. Harga H hitung tersebut ternyata lebih
kecil dari H table (3,854 < 11,07), karena harga H hitung lebih kecil dari H
tabel maka, maka Ha ditolak dan Ho diterima, yang berarti tidak terdapat
perbedaan persepsi mengenai tarif jika ditinjau dari kamar yang disediakan,
berarti konsumen yang menginap di Hotel Borobudur dengan jenis kamar
yang berbeda mempunyai persepsi yang sama mengenai harga yang
ditawarkan (seperti tarif yang sesuai dengan fasilitas, pelayanan), dan adanya
diskon yang diberikan (seperti tarif yang lebih murah dibanding hotel sejenis,
adanya potongan harga yang diberikan) masing-masing kamar.
95
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data mengenai perkembangan tingkat hunian
Hotel Borobudur dan analisis Varians Satu Jalan Kruskal Wallis untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai fasilitas dan tarif
ditinjau dari kamar yang disediakan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari analisis persentase data tingkat hunian Hotel Borobudur tahun
2006 – 2009, diketahui bahwa tingkat hunian hotel selalu
mengalami kenaikan setiap tahunnya, pada tahun 2007 tingkat
hunian naik 8,42% dari tahun sebelumnya, pada tahun 2008 tingkat
hunian juga naik sebesar 5,26% dari tahun 2007, dan pada tahun
2009 terjadi lonjakan yang sangat tinggi dibanding tahun-tahun
sebelumnya yaitu naik sebesar 11,99%, dimana jenis kamar yang
paling sering digunakan adalah jenis kamar standard untuk setiap
tahunnya.
2. Berdasarkan hasil analisis Varians Satu Jalan Kruskal Wallis untuk
variabel fasilitas diperoleh nilai H hitung (2,343) < H tabel (11,07),
maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai
fasilitas jika ditinjau dari kamar yang disediakan. Konsumen Hotel
Borobudur mempunyai persepsi yang tidak berbeda mengenai
penataan ruangan, sirkulasi udara, perlengkapan yang disediakan,
96
maupun peralatan penunjang (seperti kipas angin atau AC) di
masing-masing kamar.
3. Berdasarkan hasil analisis Varians Satu Jalan Kruskal Wallis untuk
variable tarif diperoleh nilai H hitung (3,854) < H tabel (11,07),
maka disimpulkan tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai tarif
jika ditinjau dari kamar yang disediakan. Konsumen Hotel
Borobudur mempunyai persepsi yang tidak berbeda mengenai tarif
yang ditawarkan (sesuai dengan fasilitas dan pelayanan) untuk
masing-masing kamar, dan diskon yang diberikan untuk masing-
masing kamar.
B. Saran
Setelah menganalisa data variabel fasilitas dan tarif serta data
mengenai tingkat hunian hotel Borobudur, maka pihak manajemen
pemasaran dapat memperhatikan hal-hal berikut ini untuk dijadikan
bahan pertimbangan dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan,
yaitu:
1. Bagi pihak Hotel Borobudur, keberadaan lokasi hotel dalam hal
kestrategisan tempat yang dekat dengan Terminal Jombor, pusat
jalan yaitu Ring Road Utara dan Jalan Raya Magelang yang
memudahkan akses menuju dan keluar hotel, serta beberapa tempat
wisata yang tidak terlalu jauh merupakan faktor pendukung yang
harus dimanfaatkan untuk menarik konsumen. Sebaiknya pihak
97
hotel melakukan suatu kerja sama dengan tour agency untuk
program-program wisata dan liburan, atau studi tour sehingga
dapat meningkatkan tingkat hunian hotel.
2. Hasil data yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa
butir pernyataan mengenai pemilihan warna interior ruangan
memiliki skor yang paling rendah, sehingga peneliti menyarankan
dalam pemilihan warna interior ruangan sebaiknya pihak hotel
memberi nuansa kamar yang rileks dengan warna-warna yang
teduh (tidak terlalu cerah ataupun mencolok), sehingga konsumen
merasa lebih nyaman.
3. Hasil data yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa
butir pernyataan mengenai sistem pembuangan air dan adanya
hiasan dalam kamar memiliki skor yang paling tinggi, sehingga
peneliti menyarankan sebaiknya kebersihan dalam sistem
pembuangan air yang berjalan baik dan lancar harus tetap
dipertahankan dan terkontrol, selain itu pemberian hiasan seperti
bunga dan adanya akuarium memberikan kesan asri di dalam hotel
dan harus dijaga kebersihannya.
4. Hasil data yang diperoleh dari responden menunjukkan bahwa
butir pernyataan mengenai adanya pemberian diskon memiliki skor
paling tinggi, sehingga peneliti menyarankan sebaiknya pihak hotel
tetap mempertahankan penetapan diskon yang ada saat ini, selain
itu harus selalu memperhatikan faktor kualitas dalam pelayanan
dan fasilitas dengan harga yang sebanding.
98
C. Keterbatasan
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menyadari dan
merasakan bahwa penulisan skripsi ini masih banyak menemui hambatan
serta kekurangan dan kelemahannya. Hal ini disebabkan karena beberapa
faktor, yaitu:
1. Faktor internal
Keterbatasan peneliti dalam hal kemampuan dan pengalaman,
karena peneliti masih dalam taraf belajar dan baru pertama kali
mengadakan penelitian, sehingga peneliti tidak dapat
mengungkapkan semua fakta yang ada dalam penelitian ini dengan
tepat. Dengan demikian, kesimpulan yang diambil hanya berlaku
terbatas pada perolehan data. Selain itu peneliti juga menyadari
keterbatasan akan waktu serta biaya dalam melakukan penelitian.
2. Faktor eksternal
Keterbatasan kemampuan responden untuk membagi waktu dalam
mengisi atau memahami isi pernyataan serta kejujuran untuk
menjawab kuesioner yang diberikan peneliti. Oleh karena itu
kemungkinan kesalahan jawaban bisa saja terjadi, sehingga analisis
yang dihasilkan kurang akurat. Selain itu keterbatasan penelitian
dalam hal minimnya data perusahaan yang didapatkan, misalnya:
mengenai pemasaran, personalia, penggajian dan lain sebagainya.
99
DAFTAR PUSTAKA
Adiputra, Panji Hendarso, dan Adriza. 2004. Metodologi Penelitian Bidang Sosial dan Bisnis. Yayasan Gayatri: Denpasar.
Arison. 2008. Visit Indonesia Year 2008 (Optimisme Vs Realita):
http://arison001.blogspot.com/2008/03/visit-indonesia-year-2008-optimisme-vs.html. Diakses tanggal 17 Oktober 2009.
02/pengertian-pariwisata.html. Diakses tanggal 21 Oktober 2009. Boyd, Walker, and Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran, Edisi kedua Jilid
pertama. Erlangga: Jakarta. Business News. 2004. Gairah Wisata Daerah. PT. Businessnews: Jakarta. Dewi, Putri L. 2005. Pengaruh Bauran Promosi dalam Meningkatkan Tingkat
Okupansi Hotel: http://jurnalskripsi.com/pengaruh-bauran-promosi-dalam-meningkatkan-tingkat-okupansi-hotel-santika-malang-pdf.htm. Diakses tanggal 14 Oktober 2009.
Gaduk, Tarsisius R. Seriawan. 2004. Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap
Fasilitas Jasa Hotel. FE USD: Yogyakarta. Hamengku Buwono X. 2009. Pariwisata Lintas Batas Berbasis Komunitas.
http://www.mertinusantara.com/berita.php?id_berita=36. Diakses tanggal 24 Oktober 2009.
Hanggara, Vicky. 2006. Tinjauan Tingkat Hunian Kamar: www.ihs-
indonesia.com. Diakses tanggal 16 Oktober 2009. Hasan, M.Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Erlangga: Jakarta. Hata. 2007. Rencana Strategis Pengembangan Pariwisata di Kota Blitar
(Sepenggal Teori Tentang Pariwisata): http://mas-hata.blogspot.com/2007/11/tentang-pariwisata.html. Diakses tanggal 24 Oktober 2009.
Ihs-Indonesia. 2009. Pengertian Tingkat Hunian Kamar: www.ihs-indonesia.com.
Diakses tanggal 17 Mei 2009. Inan. 2008. Ilmu Pariwisata: http://inan56.wordpress.com/2008/09/17/ilmu
pariwisata . html. Diakses tanggal 24 Oktober 2009.
100
Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran, Edisi kesebelas Jilid pertama. PT. Indeks: Jakarta.
Kotler, Philip dan Amstrong. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi sembilan Jilid
pertama. PT. Indeks: Jakarta. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi kesebelas Jilid kedua. PT.
Indeks: Jakarta. Lina. 2004. Formulasi Strategi Pemasaran Untuk Keunggulan Bersaing. FE
blogspot. com /2009/07/ jenis-jenis hotel.html. Diakses tanggal 17 Oktober 2009.
Pratiwi, Nuri dan Wahyuddin. 2005. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap
Tingkat Hunian Hotel. Jurnal Daya Saing, 6(2). Pp. 11-21. ISSN 1411-3422. FE UMS: Surakarta.
Rangkuti, Freddy. 1999. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Suhartono. 2006. Teori dan Aplikasi Model Intervensi Fungsi Pulse pada Tingkat
Hunian Hotel Bintang Lima di Bali. Jurnal Time Series Model Intervensi PresentationTranscript:http://www.slideshare.net/guest35d07b/jurnal-time-series-model-intervensi. Diakses tanggal 24 Oktober 2009.
Yogyakarta. Tiancoba. 2008. Pengaruh Faktor-Faktor Bauran Promosi Terhadap Peningkatan
Jumlah Hunian Kamar. http://www.vibiznews.com/jurnal-perkotaan-pengaruh-faktor-bauran-promosi-terhadap-peningkatkan-jumlah-hunian-kamar-pdf.htm. Diakses tanggal 20 Oktober 2009.
Tjiptono, Fandy. 2004. Pemasaran Jasa. Bayu Media: Malang. Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data Dengan SPSS, Edisi Ketiga.
Graha Ilmu: Yogyakarta. Yoeti, H. Oka. 2001. Strategi Pemasaran Hotel. PT. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
LAMPIRAN 1 :
SURAT IZIN
PENELITIAN
LAMPIRAN 2 :
KUESIONER
KUESIONER Lamp : 1 Berkas Kuesioner Hal : Kuesioner Penelitian Yogyakarta,…. Januari Kepada Yth : Konsumen Hotel Borobudur Yogyakarta Dengan hormat, Dengan ini Saya Nama : Christopher Widyalistyanto NIM : 05 224 107
Mahasiswa Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharm Yogyakarta sedang menyusun skripsi dengan judul “ Perbedaan Persepsi Mengenai Fasilitas dan Tarif: Studi kasus pada Konsumen Hotel Borobudur, Jl. Magelang km 6,3 Jombor, Yogyakarta”. Saya mohon bantuan anda untuk menjawab pernyataan-pernyataan yang tersusun dalam kuesioner ini, untuk menggambarkan apa yang anda lihat dan rasakan selama menginap di Hotel Borobudur.
Kesungguhan anda dalam mengisi setiap butir pernyataan sesuai dengan
keadaan anda yang sebenarnya sangat diharapkan. Petunjuk cara pengisian akan saya jelaskan di awal setiap kuesioner ini. Atas perhatian dan kerjasamanya, diucapkan terima kasih. Hormat Saya, Christopher Widyalistyanto
BAGIAN I IDENTITAS RESPONDEN
Berilah tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan anda sebenarnya:
1. Nama responden : ……………………………….. (boleh tidak diisi)
2. Jenis kelamin:
a. Pria
b. Wanita
3. Usia Anda:
a. <21 tahun
b. 21-29 tahun
c. 30-38 tahun
d. 39-47 tahun
e. > 47 tahun
4. Profesi Anda:
a. Pelajar/Mahasiswa
b. Pengusaha
c. Pegawai Negeri
d. Pegawai Swasta
e. Lain-lain (sebutkan)…..
5. Pengeluaran rata-rata Anda per bulan (Rp):
a. <1.000.000,-
b. 1.000.000,- - 1.499.000,-
c. 1.500.000,- - 1.999.000,-
d. 2.000.000,- - 2.499.000,-
e. >2.499.000,-
6. Frekuensi Anda menginap di Hotel Borobudur dalam setiap kunjungan:
a. 1 hari
b. 2 hari
c. 3 hari
d. 4 hari
e. >4 hari
7. Kamar yang Anda gunakan:
a. Standard
b. Deluxe
c. Superior
d. Moderate
e. Ambassador
f. Exc. Ambassador
8. Maksud Anda menginap di Hotel Borobudur
a. Wisata
b. Bisnis/dagang
c. Studi
d. Pekerjaan
e. Lain-lain (sebutkan)……….
BAGIAN II Untuk pernyataan bagian II telah disediakan lima alternatif jawaban. Anda dimohon untuk memilih alternatif jawaban dengan memberi tanda (√) atau (X) pada kolom yang telah tersedia sesuai dengan keadaan Anda sebenarnya. Keterangan: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral
A. Pernyataan mengenai fasilitas hotel No Pernyataan SS S N TS STS 1 Penempatan peralatan dan
perlengkapan hotel tertata dengan rapi.
2 Penataan ruangan membuat Anda merasa nyaman.
3 Pemilihan warna interior ruangan membuat Anda merasa nyaman.
4 Sirkulasi udara berjalan baik. 5 System pembuangan air berjalan
lancar.
6 Dalam ruangan kamar terdapat hiasan seperti lukidsn, bunga, akuarium, dan lain sebagainya.
7 Perlengkapan dan dekorasi ruangan antic, indah, dan menarik.
8 Kipas angin /AC berfungsi dengan baik.
B. Pernyataan mengenai tarif hotel
No Pernyataan SS S N TS STS 1 Tarif yang ditawarkan sesuai
dengan fasilitas yang diberikan.
2 Tarif yang ditawarkan sesuai dengan pelayanan yang diberikan.
3 Tarif yang ditawarkan lebih murah dibanding hotel kelas melati 2 lainnya.
4 Adanya potongan harga membuat Anda memilih untuk menginap di Hotel Borobudur.