PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 1V SDN TUGU UTARA 11 PAGI JAKARTA UTARA SKRIPSI Oleh SRI MULYANI 0701045290 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2011
126
Embed
PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI ... PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 1V SDN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
8
PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
SISWA KELAS 1V SDN TUGU UTARA 11 PAGI JAKARTA UTARA
SKRIPSI
Oleh SRI MULYANI
0701045290
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA
2011
PERBEDAAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA
SISWA KELAS 1V SDN TUGU UTARA 11 PAGI JAKARTA UTARA
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh SRI MULYANI
0701045290
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA 2011
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : SRI MULYANI
NIM : 0701045290
Fakultas : FKIP
Program Studi : S1-PGSD
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya
sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila terbukti secara meyakinkan saya melakukan plagiat, saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di FKIP UHAMKA.
Jakarta, Juli 2011
Yang membuat pernyataan,
Sri mulyani
i
ii
iii
LEMBAR PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan kepada kedua orang
tuaku yang sudah merawat dan membesarkan aku
dengan penuh kasih sayang yang tulus dan doa yang
selalu engkau panjatkan untuk setiap langkahku, serta
kepada Adik-adikku tercinta yang selalu memotivasi
aku dalam menjalani segala masalah di dalam hidup
ini.
iv
MOTTO
"Kerjakanlah Pekerjaan Yang Membawa Berkah Bagimu Dan
Orang Yang Kamu Cintai"
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan lahir batin sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya dan
sesuai dengan rencana. Shalawat serta salam semoga tercurah pada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutNya yang sholeh dan
sholehah.
Skripsi ini yang berjudul “Perbedaan Penggunaan Strategi
Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek
Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa kelas IV SDN Tugu Utara11 Pagi Jakarta
Utara” .Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA
(UHAMKA).
Skripsi ini disusun sebagai langkah awal untuk penulisan skripsi.Dalam
penyusunan skripsi ini tentu penulis, mengalami berbagai hambatan. Namun,
berkat petunjuk, bimbingan, dan dorongan dari semua pihak, maka skripsi ini
dapat diselesaikan tepat waktu.
Melalui Penulisan ini penulis dengan tulus ingin mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. H. Sukardi, M.Pd, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
vi
2. Drs. H. Kusmajid Abdullah, M.Pd, sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Prof. DR.
HAMKA.
3. Dra. Rahmiati, M.Psi, sebagai sekretaris Program Studi Ilmu Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA.
4. Drs. Chairil Iba, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan
arahan dan bimbingan pada penulis dalam menyusun skripsi ini.
5. Drs. Engkus Kusnadi, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seganap Dosen serta Staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Guru
Sekolah Dasar yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis
selama ini.
7. Kedua Orang Tuaku Bapak Idi Sardi dan Ibu Hartini tersayang yang telah
memberikan dukungan moril dan doa tanpa henti. Terimakasih untuk
kesabaran dan keikhlasannya selama ini dalam merawat dan membesarkan
aku. Maaf atas segala ucapan maupun perbuatan yang tergores.
Lampiran 12 Skor Hasil Belajar IPA Siswa Kelas (Kelas Eksperimen)...... 81
Lampiran 13 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen.... 82
Lampiran 14 Perhitungan Uji Normalitas Skor Tes Hasil Belajar
IPA Kelas Eksperimen ........................................................... 86
Lampiran 15 Skor hasil belajar IPA siswa kelas IVB (Kelas Kontrol) ....... 87
Lampiran 16 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas Ekspositori ...................................................... 88
xiv
Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Skor Tes Hasil Belajar IPA
Kelas Kontrol ........................................................................ 92
Lampiran 18 Uji Homogenitas Di Kelas IV A dan Kelas IV B .................... 94
Lampiran 19 Analisis Data Dengan Uji t ..................................................... 96
Lampiran 20 Nilai-Nilai R Product Moment ............................................. 100
Lampiran 21 Luas Di Bawah Lengkungan Normal Standar Dari O Ke Z... 101
Lampiran 22 Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors ............................................. 102
Lampiran 23 nilai Presentil Distribusi F ..................................................... 103
Lampiran 24 Nilai-Nilai Distribsi t .............................................................. 106
Lampiran 25 Izin Surat Riset ......................................................................... 107
Lampiran 26 Surat Keterangan Telah Mengadakan riset............................... 108
Lampiran 27 Riwayat Hidup ......................................................................... 109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan merupakan bagian yang paling penting strategis
dalam membentuk kepribadian suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,dan
pelatihan agar mereka sebagai penerus memiliki pengetahuan serta
keterampilan sehingga dimasa yang akan datang mampu berperan secara aktif
dalam melanjutkan pembangunan bangsa dan negara. “Pendidikan menurut
kamus besar bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan”.1 Dalam kamus besar bahasa indonesia
bahwa dijelaskan pendidikan bertujuan untuk mendewasakan manusia melalui
sebuah pengalaman-pengalamannya, melalui pengajaran dan pelatihan, itulah
pentingnya sebuah pendidikan, terutama di zaman sekarang ini yang terus
berkembang, yang memerlukan kualitas sumber daya manusia yang handal.
Kualitas sumber daya manusia, jelas di tentukan oleh sejauh mana
memberikan kejelasan bagi penyelenggara pendidikan untuk dapat
semaksimal mungkin mewujudkan arah dan tujuan dalam proses pembelajaran
yang tepat guna sehingga peserta didik diharapkan tidak hanya dapat
menguasai ilmu pengetahuan yang dipelajarinya saja, namun mereka juga
1 Muhibbin Syah 2010 Psikologi Pendidikan Bandung : Radika.hlm.10.
2
mampu bersinergi dengan tuntutan perkembangan peradaban. Terutama dilihat
dari aspek pendidikan yaitu semua berawal dari tenaga pendidik yang dituntut
untuk menjadi tenaga profesional.
“Menurut Degeng, guru sebagai komponen penting dari tenaga
kependidikan, memiliki tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa”.2 Guru
harus mampu menterjemahkan tujuan pembelajaran yang tertulis menjadi
situasi pembelajaran yang efektif dan menarik dengan memperhatikan tahap-
tahap perkembangan peserta didik. Sehingga proses keegiatan beelajar
mengajar yang dilaksanakan oleh guru dan siswa menjadi pembelajaran yang
bermakna bagi siswa.
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan di
buat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik
untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan
pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar
yang dilakukan peserta didik.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran
yang sangat penting, SAINS merupakan proses pembelajaran dengan
pemberian pengalaman langsung untuk memahami alam sekitar.
"IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling
2 Made Wena.2009.Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer.Jakarta: Bumi
Aksara.Hlm 2
3
berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu keasatuan yang utuh, sedang berlakunya umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimen yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten." 3 Pembelajaran IPA bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, IPAjuga mampu mengembangkan keterampilan
proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
Kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi
yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi pembelajaran yang
memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk merencanakan aktivitas
belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya
menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.
Dalam kenyataan sehari-hari sering kita jumpai sejumlah guru yang
belum memiliki kemampuan untuk melakukan sebuah inovasi dan strategi
pembelajaran dengan baik. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang
termotivasi dalam proses pembelajaran. Tidak jarang pula guru hanya
melakukan komunikasi satu arah yang membuat kadar belajar aktif siswa
rendah.
3 Usman Samatowa 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar.
Jakarta: Depdikbud. Hlm. 3.
4
Pada pelaksanaan proses pendidikan, memiliki banyak permasalahan
yang perlu diperhatikan. Salah satu permasalahan pembelajaran di sekolah
adalah lemahnya proses belajar mengajar di sekolah, guru dihadapkan pada
masalah pemilihan strategi pembelajaran. Oleh karena itu tidak semua strategi
pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran, hal tersebut disebabkan
kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam menerima materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru di kelas. Banyak guru IPA dalam pembelajarannya
masih kurang bervariasi dalam menggunakan metode dan strategi
pembelajaran sehingga menyebabkan anak tidak mengerti akan materi yang
disampaikan oleh guru. Hal inilah yang menyebabkan mata pelajaran IPA
kurang diminati oleh peserta didik, sehingga hasil belajar IPA siswa kurang
baik.
Maka dari itu, untuk menanggulangi hal tersebut dan membuat proses
pembelajaran IPA menjadi menarik, menyenangkan dan mendapat perhatian
dari peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru dapat
menerapakan dan mengembangkan strategi pembelajaran konstektual dan
strategi pembelajaran berbasis proyek/tugas untuk pembelajaran IPA di
sekolah.
Oleh karena itu, dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian di sekolah tersebut dengan
judul penelitian “Perbedaan Penggunaan Strategi Pembelajaran konstektual
dengan Strategi Pembelajaran berbasis proyek Terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa SDN Tugu Utara 11 Pagi”.
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut
1. Apakah strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sudah tepat?
2. Mengapa hasil belajar IPA siswa rendah ?
3. Apakah strategi pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa?
4. Apakah strategi pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa?
5. Apakah terdapat perbedaan antara strategi pembelajaran konstektual
dengan strategi pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar IPA
siswa?
C. Pembatasan Masalah
Setelah memperhatikan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
juga karena keterbatasan penulis dalam waktu, sarana dan prasarana, serta
pengetahuan menulis, maka untuk penelitian ini di batasi pada perbedaan
antara strategi pembelajaran konstektual dengan strategi pembelajaran
berbasis proyek terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Tugu Utara 11
Pagi
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah
dipaparkan di atas, maka diperlukannya rumusan masalah sehingga akan
mempermudah dalam pembahasan. Oleh karena itu rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut “Apakah terdapat perbedaan penggunaan strategi
pembelajran konstektual dengan strategi pembelajaran berbasis proyek terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Tugu Utara 11 Pagi Jakarta Utara?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang ada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan
strategi pembelajaran konstektual dengan strategi pembelajaran berbasis
proyek.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar, oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan memiliki
kegunaan sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti serta
melatih keterampilan menulis dan kemampuan menganalisis suatu masalah
pendidikan sebagai wujud untuk mengimplementasi ilmu yang telah
didapat selama kuliah.
2. Sebagai informasi dan masukan bagi guru dalam pemilihan strategi
pembelajaran yang tepat guna, efektif dan menarik sehingga dalam proses
7
penyampaian materi pelajaran dikelas akan lebih inovatif dan terciptanya
komunikasi multi arah.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk memilih strategi dalam
pembelajaran IPA di SD.
4. Sebagai salah satu rujukan bagi kepala sekolah, guru dan siswa dalam
implementasi menggunakan strategi pembelajaran kontekstual dan strategi
pembelajaran berbasis proyek
5. Sebagai referensi atau bahan acuan bagi pembaca yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut.
6. Terakhir untuk memperkaya khasanah pengetahuan/pendidikan khususnya
di Sekolah Dasar
8
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar diambil dari kata ajar yang artinya petunjuk yang diberikan
agar dipahami. Belajar sendiri dalam kamus bahasa Indonesia adalah usaha
untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membentuk peserta
didik agar dapat belajar dengan baik.
Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat Learnimg is a change in organism due to experience which can affect the organism’s behavior. Artinya, “belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut “4 Jadi dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme
Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang
luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya
kependidikan. Menurut Gage dalam Sumantri belajar adalah sebagai suatu
proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari
4 Muhibbin Syah. 2010.Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda. hlm. 88.
8
9
pengalaman.5 Henry E. Garret dalam Sumantri berpendapat bahwa belajar
merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan
maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan
cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu.6
“Wittig dalam bukunya Psychologi of Learning mendefinisikan
”belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala
macam/keseluruhan tingkah laku suatu organism sebagai hasil
pengalaman”.7 Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar
yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku. Selain itu
dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan
harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja
perubahan itu bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab
masuknya kesan-kesan baru. Oleh karena itu, perubahan sebagai hasil dari
proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang.
“Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan
oleh peserta didik atau murid.”8
5 Saiful Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. hlm.
Menurut Corey yang dikutip oleh Sagala menjelaskan bahwa
pembelajaran adalah “suatu proses dimana lingkungan seseorang sengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.”9
Sedangkan menurut Mulyasa “Pembelajaran merupakan suatu proses yang
kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan”10.
Berdasarkan difinisi diatas saya menyimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses dimana lingnkungan seseoranng yang berisi suatu aturan-
aturan didalamnya dan adanya interaksi maka terjadilah tujuan yang ingin dicapai
serta menghasilkan sebuah perubahan ( sifat, tingkah laku, cara berfikir).
Menurut Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.11
Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru
dan tenaga lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, spidol,
fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan
terdiri dari ruang kelas, perlengkapan terdiri dari ruangan kelas,
perlengkapan audio visual. Prosedur meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.
Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah proses komunikasi dua arah, interaksi belajar-mengajar yang pada
9Syaiful Sagala. Ibid., hlm. 62. 10Enco Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda
Karya. hlm. 69. 11http://id.wikipedia.org.wiki/pembelajaran-hakikat-belajar.html,.Diakses tanggal 25
Maret 2010.
11
dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik
melakukan kegiatan belajar. Yang meliputi unsur manusiawi, material,
fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi antara siswa sebagai pihak
yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai
subjek pokoknya.
Dalam pembelajaran guru harus memahami hakekat materi pelajaran
yang diajarkannya sebagai suatu pelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran
yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan
perencanaan pengajaran yang matang oleh guru. Belajar merupakan
tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak
terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh
sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari siswa berupa keadaan alam, benda-
benda, makhluk hidup, atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar. Kegiatan
balajar mengajar melibatkan beberapa komponen, yaitu peserta didik, guru
(pendidik), tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, metode mengajar, dan
evaluasi.
Tujuan belajar penting bagi guru dan siswa. Sebelum proses belajar
mengajar, guru harus merumuskan tujuan intruksional khusus atau sasaran
belajar siswa. Rumusan tersebut disesuaikan dengan perilaku yang
hendaknya dapat dilakukan siswa.
12
Tujuan belajar yang sewajarnya dapat diwujudkan guru dalam
kegiatan belajar anak didiknya di sekolah dasar, yakni :
a. Menjadikan anak-anak senang, bergembira dan riang dalam belajar.
b. Memperbaiki berpikir kreatif anak-anak, sifat keingintahuan, kerjasama, harga diri dan rasa percaya diri sendiri, khususnya dalam menghadapi kehidupan akademik.
c. Mengembangkan sikap positif anak-anak dalam belajar. d. Mengembangkan afeksi dan kepekaan terhadap peristiwa-
peristiwa yang terjadi dilingkungannya, khususnya perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial dan teknologi.12
Tujuan belajar merupakan komponen sistem pengajaran yang sangat
penting. Semua komponen pengajaran lainnya seperti pemilihan materi atau
bahan pengajaran, kegiatan guru dan peserta didik, pemilihan sumber
belajar yang akan dipakai, serta penyusunan tes, akan bertolak dari tujuan
belajar yang hendak dicapai peserta didik dalam proses pengajaran. Karena itu
kesadaran tentang tujuan-tujuan belajar di atas, semestinya direfleksikan guru-
guru sekolah dasar dalam kerangka membantu peserta didik meletakan dasar-
dasar kehidupan kearah perkembangan sikap, keterampilan dan daya cipta
yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan serta perkembangan mereka selanjutnya.
Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku dan tingkah laku
yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar,
seperti : perubahan yang secara psikologi akan tampil dalam tingkah laku
yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya,
motorik dan gaya hidupnya.
12Mulyani Sumantri dan Johar Permana. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Hlm. 21.
13
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar merupakan ukuran untuk
mengetahui seberapa jauh pelajaran dapat diserap oleh siswa. Menurut
Degeng yang dikutip oleh Wena “Hasil belajar adalah semua efek yang
dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan strategi
pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda.”13
“Menurut Bloom dalam Suprijono, hasil belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai).”14
“Menurut Juliah dalam Jihad, hasil belajar adalah segala sesuatu
yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
dilakukannya.”15 Sedangkan “menurut Hamalik dalam Jihad, hasil-hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan
sikap-sikap, serta apersepsi dan abilitas.”16
“Menurut pandangan Biggs dan Telfer mengungkapkan hasil belajar adalah berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
13 Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara. hlm 6 14 Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar. hlm 6-7 15 Asep Jihad dan Abdul Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi
Presindo. hlm.15. 16 Asep Jihad dan Abdul Haris. Ibid.
14
tindakan belajar dan tindakan mengajar dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.”17
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu perubahan perilaku siswa secara nyata atau pencapaian
bentuk tingkah laku yang cenderung menetap pada ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik setelah dilakukannya proses belajar mengajar yang sesuai
dengan tujuan pengajaran.
3. Hakikat IPA
Pembelajaran Sains membahas tentang gejala – gejala alam yang
disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Pembelajaran Sains berupaya
membangkitkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang
penuh dengan rahasia yang tak habis – habisnya.
IPA adalah salah satu subyek yang harus dipelajari dengan
melakukan dan berbuat. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan konsep
pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait
dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA merupakan proses belajar
yang dibangun guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir siswa
melalui percobaan-percobaan berdasarkan kejadian atau peristiwa dan
urutan melakukan suatu kegiatan yang sering kali menggunakan alat peraga,
media pembelajaran, serta dapat meningkatkan penguasaaan yang baik terhadap
materi pelajaran.
17 Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
hlm 3.
15
“Purnell’s dalam Srini M. Iskandar mengemukakan pendapatnya
tentang IPA, yaitu IPA adalah pengetahuan manusia yang luas didapatkan
dengan bantuan aturan-aturan, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesa-
hipotesa.”18
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sangat berperan dalam proses
pendidikan dan juga perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya
untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang
alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan
masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan alam sudah jelas artinya adalah pengetahuan tentang
alam semesta dengan segala isinya. Adapun pengetahuan itu sendiri artinya
segala sesuatu yang diketahui oleh manusia. Jadi secara singkat Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif
tentang alam semesta dengan segala isinya.
“Menurut Webster dalam Srini M. Iskandar IPA adalah pengetahuan
tentang alam dan gejalanya-gejalanya.”19 Hal senada diungkapkan Carin
dan Sun bahwa “Sains (IPA) adalah suatu sistem untuk memahami alam
semesta melalui observasi dan eksperimen terkontrol”.20 “Dalam Kamus
18 Srini M. Iskandar. 1996. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud.
hlm. 2. 19 Srini M. Iskandar. Ibid. 20 Muslichach Asy’ari. 2006. Penerapan Pendekatan Sains Teknologi masyarakat
dalam pembelajaran sains di SD. Jakarta: Depdiknas. hlm 7.
16
Besar Bahasa Indonesia sains (IPA) diartikan sebagai ilmu yang dapat diuji
atau dibuktikan kebenaranya atau berdasarkan kenyataan.”21
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA
adalah pengetahuan yang dimiliki manusia tentang alam dan gejala-gejala
yang terjadi di dalamnya yang didapatkan lewat serangkaian proses yang
sistematik melalui observasi dan eksperimen yang dapat diuji dan dibuktikan
kebenarannya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai disiplin ilmu yang
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta,
konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu penemuan.
Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik
untuk mempelajari diri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkan di kehidupan sehari-hari.
4. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu garis haluan
bertindak untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.22 Sementara itu
“Menurut Wina Senjaya, mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.”23
21Alwi Hasan dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III. Jakarta: Balai
Pustaka. hlm. 978. 22 Taufik. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Inti Prima. Hlm 1 23 Taufik. Ibid. Hlm 13
17
Strategi pembelajaran merupakan pendekatan dalam kegiatan dengan
mengintregrasikan urutan kegiatan, cara mengorganisasikan materi
pelajaran, peralatan dan bahan serta waktu yang digunakan dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan
secara efektif dan efisien.24
Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan
keberhasilan dalam mencapai tujuan. Menurut J. R. David yang dikutip oleh
Sanjaya “Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan,
method, or series of activities designed to achieves a particulareducational
goal.”25 Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Menurut Relgeluth,1983: Degeng, 1989, Strategi pembelajaran
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu ;
1) Strategi pengorganisasian merupakan cara untuk menata isi suatu bidang study dan kegiatan ini berhubungan dengan tindakan pemiliha isi / materi, penataan isi, pembuatan diagram format dan sejenisnya.
2) Strategi penyampaian adalah cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa dan / atau untuk menerima serta merespon masukan dari siswa.
3) Strategi pengelolaan adalah cara untuk menata interaksi antara siswa dan variable strategi pembelajaran lainnya, dan berhubungan dengan penjadwalan pembuatan catatan, kemajuan belajar dan motivasi.”26
24 Asep Jihad dan Abdul Haris.Op. Cit. hlm 24. 25 Sanjaya Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan . Jakarta: Kencana. Hlm 126 26 Made Wena,Op.Cit, hlm. 5-6
18
Strategi pembelajaran adalah sutu rencana yang harus dipersiapkan
semaksimal mungkin oleh guru sebelum memulai proses belajar mengajar,
strategi yang baik hendaknya harus di organisasikan, di perhatikan cara
penyampaiannya dan pengelolaannya sebaik-baiknya agar proses
pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebih bermakna sehingga materi
yang diajarkan dapat diserap dengan baik.
Menurut Kemp “Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dilain pihak Dick & Carey menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.”27
Dalam pendidikan sangat diperlukan dalam pemilihan strategi yang
tepat, karena strategi tersebut salah satu faktor dalam keberhasilan kegiatan
belajar mengajar, apabila strategi itu tepat maka belajar siswa akan lebih
kreatif, dan meningkatkan daya nalar siswa.
Dari berbagai pengertian para ahli mengenai strategi pembelajaran,
maka dapat disimpulkan, bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
perencanaan yang harus dibuat dan direncanakan semenarik mungkin agar
peserta didik dalam proses pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga
tujuan pembelajaran akan tercapai dengan hasil yang baik.
5. Strategi Kontekstual
Di sekolah SDN Tugu Utara 11 pagi, dalam pembelajaran IPA
kurang meningkatkan kemandirian serta daya nalar siswa kurang
dimanfaatkan, karena pemilihan strategi yang kurang tepat, maka akan di
27 Made Wena, Op.Cit
19
teliti dengan strategi kontekstual yaitu “strategi yang memerlukan konsep
belajar serta mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Berarti dalam strategi ini siswa
sangat berperan penting dalam pembelajaran, serta pembelajaran tersebut
bias diterapakan di kehidupan sehari-hari”.28
CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga
dalam kehidupan mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka. “29
Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami.
Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antar materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antar pengalaman belajar disekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini samgat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemulan dengan kehidupan nyata, bukan hanya bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memotivasi siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memehami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai prilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran dalam kontek CTL bukan untuk ditumpuk
28 Nurhadi. Kurikulum 2004. Pertanyaan dan jawaban. Jakarta: Grasindo. Hlm 103 29 Wina sanjaya 2009.Strategi pembelajaran Berorientasi standar proses pendidikan
. jakarta : kencana . Hlm 235
20
diotak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata. 30
Sehubungan dengan hal itu, terdapat lima karakteristik penting
dalam proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan CTL.
1) Dalam CTL, pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), artinya apa yang akan dipelajari tidak terlapas dari pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
2) Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh pengetahuan baru (acquiring knowledge). Pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya.
3) Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge) artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.
4) Memperaktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge), artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan prilaku siswa.
5) Melakukan refleksi (reflacting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurna strategi.31
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas, asas-asas ini yang melandasi plaksanaan Proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL, ketujuh asas CTL adalah: (1) konstruktivisme, (2) bertanya, (3) menemukan, (4) masyarakat belajar,(5) permodelan, (6) Refleksi (7) penilaian Nyata. 32
Menurut Johnson (2002) ada 7 komponen utama system
pembelajaran kontekstual:
a. Melakukan hubungan yang bermakna. b. Melakukan kegiatan-kegiatan yang signifikan.
c. Belajar yang diatur sendiri. d. Bekerja sama. e. Berfikir kritis dan kreatif. f. Mencapai standar yang tinggi. g. Menggunakan penilaian otentik.33
Berdasarkan pendapat dari para ahli maka dapat disimpulkan strategi
pembelajaran kontekstual adalah strategi pembelajaran yang mengkaikan
suatu materi pembelajaran dengan kehidupan nyata dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Staregi Project Based Learning
Guru harus berubah untuk menjadikan mengajar IPA sebagai seni,
pembelajaran harus didesain sedemikian sehingga siswa dapat belajar secara
menyenangkan. Pada prinsipnya semua pendekatan ini membantu guru
mengaitkan antara materi yag diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong mereka membuat keterkaitan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Belajar harus dialami, baru dapat diperoleh maknanya, bermain
menjadi inspirasi untuk menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan.
Kedekatan siswa belajar dengan alam akan melahirkan manusia-manusia
pembelajar yang memiliki kearifan lokal. Proses pembelajaran berlangsung
alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan
transfer pengetahuan dari guru ke siswa, strategi pembelajaran lebih
dipentingkan dari pada hasil, di mana siswa belajar mengkonstruksi,
33 Nurhadi Op.Cit. Hlm104
22
menemukan, bereksperimen sendiri terhadap desain pembelajaran yang
diberikan guru.
Project Based Learning bermakna sebagai pembelajaran berbasis
proyek. Definisi secara lebih komperehensif tentang Project Based Learning
menurut The George Lucas Educational Foundation (2005) adalah sebagai
berikut :
a. Project-based learning is curriculum fueled and standards based. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi dalam kurikulumnya. Melalui Project Based Learning, dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (aguiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah displin yang sedang dikajinya (The George Lucas Educational Foundation: 2005).
b. Project-based learning asks a question or poses a problem that each student can answer. Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question). Mengingat bahwa masingmasing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda, maka Project Based Learning memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun (The George Lucas Educational Foundation: 2005).
c. Project-based learning asks students to investigate issues and topics addressing real-world problems while integrating subjects across the curriculum. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antar berbagai subjek materi. Melalui jalan ini, peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu,Project Based Learning merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik (The George Lucas Educational Foundation: 2005).
23
d. Project-based learning is a method that fosters abstract, intellectual tasks to explore complex issues. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna. (The George Lucas Educational Foundation: 2005).Global SchoolNet (2000) melaporkan hasil penelitian the AutoDesk Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. 34
Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Project Based
Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, b. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada
peserta didik, c. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan, d. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk
mengakses danmengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
e. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu, f. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang
sudah g. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, h. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan
perubahan (Global SchoolNet, 2000).35
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat dikatakan
bahwa pendekatan Project Based Learning dikembangkan berdasarkan
faham filsafat konstruktivisme dalam pembelajaran. Konstruktivisme
mengembangkan atmosfer pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk
menyusun sendiri pengetahuannya, dan memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek
34 Http//www.jurnal project based learning/diakses pada tanggal 30 januari 2011.php 35 jurnal project based learning Ibid
24
secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat
dipresentasikan kepada orang lain.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, terdapat kaitan
erat antara penggunaan strategi pembelajaran dengan hasil belajar yang dicapai
siswa. Dalam pembelajaran IPA di SD kelas V pendidik harus bisa memilih
strategi pembelajaran, metode atau teori belajar yang tepat agar siswa tidak jenuh
dalam belajarnya dan dapat meningkatkan hasil belajar IPA mereka yang
sebelumnya rendah pada mata pelajaran ini.
Maka dari itu dalam pengajaran IPA akan digunakan strategi
pembelajaran kontekstual dan strategi pembelajaran project based learning,
untuk membedakan strategi mana yang lebih memaksimalkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar.
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat perbedaan antara strategi pembelajaran kontekstual
dengan strategi pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar IPA
siswa kelas IV
H1 : Ada perbedaan. antara strategi pembelajaran kontekstual dengan
strategi pembelajaran berbasis proyek terhadap hasil belajar IPA siswa
kelas IV
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada :
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan SDN Tugu Utara 11 Pagi.Jl.Komplek
UKA Rt008 Rw08 Tugu Utara Tanjung Priuk Jakarta Utara 14320
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei – Juni, pada siswa
kelas IV.SDN Tugu Utara11 Pagi. Tanjung Priuk Jakarta Utara 14320
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah ”Quasi Eksperimen yakni
desain yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen”.36 Pada penelitian ini ingin melihat ada tidaknya
pengaruh startegi kontekstual dan strategi project based learning terhadap
hasil belajar IPA.
Pada penelitian ini subjek peneliti dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen yaitu kelompok siswa yang diberikan perlakuan dengan
36 Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung:Alfabeta.Hlm 114.
25
26
kontekstual, dan kelompok kontrol adalah kelompok siswa yang diberikan
perlakuan dengan menggunakan project based learning. Kelas IVA sebagai
kelompok eksperimen, yaitu kelas siswa yang menerima pelajaran dengan
menggunakan kontekstual, sedangkan kelas IVB sebagai kelompok kontrol
yaitu menerima pelajaran dengan menggunakan project based learning.
Pengumpulan data menggunakan metode tes tertulis dengan instrumen
soal tes, yaitu untuk mengukur hasil belajar siswa. Karena pada penelitian ini
diberikan perlakuan yang berbeda terhadap ke dua kelompok, yaitu perlakuan
pembelajaran dengan Strategi pembelajaran kontektual pada kelas eksperimen
dan pembelajaran dengan strategi pembelajaran project based learning pada
kontrol.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya37.
Populasi menunjuk pada keseluruhan jumlah orang yang di
observasi. Populasi yang menjadi target dalam penelitian ini seluruh siswa
di SDN Tugu Utara 11 Pagi Jakarta Utara, dan yang menjadi populasi
terjangkau adalah siswa kelas IV yang terdiri dari kelas IV-A sebanyak 30
37 Sugiyono Ibid. hlm.117
27
orang siswa dan kelas IV-B sebanyak 30 orang siswa. Total populasi
terjangkau sebanyak 60 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi.38 Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik sempel jenuh, di mana semua anggota
populasi akan dipilih sebagai anggota sampel.
Dalam penelitian ini populasi terjangkau berjumlah 60 orang, Kelas
IV-A 30 siswa dipilih sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas siswa yang
diberikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran kontekstual,
sedangkan kelas IV-B 30 siswa sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang
diberikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran project based
learning.
D. Definisi Operasional
Strategi pembelajaran kontekstual strategi pembelajaran yang
menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi
kehidupan nyata sehingga dalam kehidupan mendorong siswa untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan mereka, strategi yang memerlukan konsep
belajar serta mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang
diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Berarti dalam strategi ini siswa sangat
berperan penting dalam pembelajaran, serta pembelajaran tersebut bias
diterapakan di kehidupan sehari-hari
38Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. hlm. 6.
28
Strategi pembelajaran bebasis proyek adalah merupakan model pembellajaran
yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran dikelas
dengan melibatkan kerja proyek. Project based learning merupakan pendekatan
pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan
pada akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada
orang lain.
Hasil belajar adalah pengukuran untuk mengetahui peningkatan dan
penguasaan serta memberikan gambaran pencapaian program pengajaran
secara menyeluruh yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari
penggunaan strategi pembelajaran.
Hasil belajar adalah berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa
memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindakan belajar dan tindakan mengajar dari sisi guru tindakan
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui tes obyektif yang berbentuk
pilihan ganda yang terdiri kelas eksperimen yang menggunakan strategi
pembelajaran kontekstual dan kelas kontrol menggunakan strategi project
based learning . Tes ini disusun dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah
30 soal dengan 4 pilihan jawaban.
29
F. Uji Coba Instrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk mengambil data, maka perlu
diuji cobakan terlebih dahulu. Adapun tujuan dari uji coba instrumen yaitu
untuk mengetahui apakah instrumen layak digunakan sebagai alat untuk
mengambil data atau tidak.
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu
valid dan reliabel. Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah tes, tes
untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa setelah siswa
memperoleh pengajaran. Sebelum pengambilan data terlebih dahulu dilakukan uji
coba instrumen tes untuk mengetahui validitas dan reliabilitas butir soal.
1. Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Validitas instrumen didefinisikan
sejauh mana instrumen itu merekam atau mengukur apa yang dimaksud
untuk direkam atau diukur.39 Agar penelitian ini dapat menghasilkan data
yang valid, maka instrumen penelitiannya pun harus valid. Untuk
mengetahui valid tidaknya instrumen suatu penelitian yang digunakan
pada penelitian ini, penulis akan melakukan uji validitas isi dari soal yang
dibuat, yaitu validitas yang menunjukan bahwa soal tes tersebut dapat
mengukur tujuan pembelajaran khusus tertentu sesuai dengan materi isi
pelajaran yang diberikan.
Validitas instrumen dilakukan dengan rumus korelasi biserial.
dan thitung (4,51> ttabel = 2,7436) yang menyebabkan H1 diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPA siswa
yang sangat signifikan dengan menggunakan strategi pembelajaran
Kontekstual dan strategi pembelajaran Berbasis Proyek. SDN Tugu Utara 11
Pagi Jakarta Utara.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka peneliti
mengajukan beberapa saran sebagaiberikut :
1. Diharapkan kepada guru IPA membuat dan mengembangkan rencana
pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran yang dapat menarik
minatsiswa dalam belajar IPA.
2. Diharapkan kepada guru IPA meningkatkan kemampuan dan
keterampilan dalam bentuk penguasaan raga strategi pembelajaran dan
ragam media guna membangkitkan minat dan motivasi, serta perhatian
siswa dalam pelajaran IPA, sehingga belajar IPA menjadi lebih menarik dan
menyenangkan.
3. Mengingat hasil penelitian ini masih sangat sederhana, apa yang didapat
dari hasil penelitian ini bukan merupakan hasila khir, tentu segala
keterbatasan yang ada dalam penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi
untuk penelitian lebih lanjut, dengan memperhatikan kemungkinan adanya
variabel-variabel lain yang turut mempengaruhi pembelajaran dengan
menggunakan strategi kontekstual dan strategi pembelajaran berbasis proyek.
46
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Alwi Hasan dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III. Jakarta: Balai
Pustaka. Asep Jihad dan Abdul Haris.2008.Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Enco Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda
Karya. Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi
Aksara. Muhibbin syah. 2010.Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Nurhadi. Kurikulum 2004. Pertanyaan dan jawaban. Jakarta: Grasindo. S. Nasution, Metode Reseach (Penelitian Ilmiah), (Jakarta, Bumi Aksara, 1995) Saiful Sagala. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta. Sanjaya Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan . Jakarta: Kencana. Sugiyono.2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung:Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Taufik. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Inti Prima. Wina sanjaya 2009.strategi pembelajaran Berorientasi standar proses pendidikan .
jakarta : kencana http://id.wikipedia.org.wiki/pembelajaran-hakikat-belajar.html,. Diakses tanggal
1. Buku Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar kelas
IV. Halaman 89-97. Arya Duta.
2. Buku Sains untuk kelas IV Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah. Halaman 96-97. Arya Duta.
3. Buku Jelajah Kecerdasan Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas IV
Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Halaman 109-118. Qnia
Multiple Intelligences Approach.
53
X. Penilaian
a. Bentuk Penilaian : Tertulis
b. Jenis Penilaian : Tes (Essay)
c. Soal
1. Gaya adalah . . . .
2. Bola dilemparkan ke atas kemudian jatuh ke bawah. Hal ini
menunjukkan adanya gaya . . . .
3. Gaya yang digunakan pada saat menimba air adalah . . . .
4. Gaya dapat mengakibatkan benda diam menjadi . . . .
5. Kelereng yang disentilkan ke depan akan . . . .
` Jakarta, 21 juni2011
Guru Kelas IV, Peneliti, (Basuki S,Pd) (Sri Mulyani)
Mengetahui,
Kepala Sekolah
(Mahfud sidik M.Pd)
Kriteria penilaian : Jumlah benarx 2 = 10
54
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : IVA/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu
benda.
II. Kompetensi Dasar
Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan
tarikan) dapat mengubah gerak dan bentuk benda.
III. Indikator
1. Mengidentifikasi bahwa gaya dapat mengubah arah gerak sebuahbenda
dan dapat menyebabkan perubahan kecepatan suatu benda.
2. Mengidentifikasi bahwa gaya dapat mengubah bentuk suatu benda.
3. Mengidentifikasi peristiwa teraapung, melayang dan tenggelam.
IV. Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi bahwa gaya dapat mengubah arah
gerak sebuah benda dan dapat menyebabkan perubahan kecepatan
suatu benda.
2. Siswa mampu mengidentifikasi bahwa gaya dapat mengubah bentuk
suatu benda.
3. Siswa mampu mengidentifikasi peristiwa teraapung, melayang dan
tenggelam
55
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline), Tekun (diligence), Tanggung jawab (responsibility), kerja sama ( cooperatioion), Ketelitian (carefulness), Percaya diri (confidence), Keberanian (bravery)
V. Materi Pokok
Dorongan dan tarikan dapat menyebabkan benda bergerak.Ada
gerak yang semakin cepat, semakin lambat, berganti arah, dan berhenti.
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menjumpai perubahan
bentuk karena diberi gaya. Misalnya, pada saat kita melihat pengrajin
yang sedang membentuk tanah liat menjadi sebuah guci dan genting.
Gaya yang terdapat di dalam air ada 3, yaitu terapung, melayang
dan tenggelam.Benda terapung berada pada permukaan air, benda
melayang berada diantara permukaan air dan dasar air dan benda
tenggelam berada pada dasar air.
Faktor-faktor yang mempengaruhi gaya terapung dan
tenggelamnya suatu benda bila dimasukkan ke dalam air adalah jenis
benda dan kepadatan suatu benda. Benda yang tenggelam menjadi
melayang atau benda terapung menjadi melayang. Hal ini terjadi apabila
benda sama dengan berat air.
VI. Langkah- langkah pembelajaran
a. Kegiatan awal
1) Mengkondisikan kelas ( membersihkan sampah, merapihkan
bangku dan meja belajar).
2) Mengkondisikan siswa (berdoa & presensi).
3) Apersepsi
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a) Guru memberikan pertanyaan kepaada siswa mengapa gerobak
bias bergerak? Dan mengapa jarum tenggelam didalam air?.
56
b) Siswa mengungkapkan informasi (pengetahuan) yang
dimilikinya melalui jawaban dari pertanyaan guru.
c) Siswa menyebutkan macam-macam gaya.
Elaborasi
d) Guru membagi siswa kedalam kelompok, 1 kelompok terdiri
dari 5 orang.
e) Setiap kelompok menyiapkan alat–alat percoobaan (Bangku,
4. Buku Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk Sekolah Dasar
kelas IV. Halaman 89-97. Arya Duta.
5. Buku Sains untuk kelas IV Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah. Halaman 96-97. Arya Duta.
6. Buku Jelajah Kecerdasan Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas
IV Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Halaman 109-118.
Qnia Multiple Intelligences Approach.
X. Penilaian
a. Bentuk Penilaian : Tertulis
b. Jenis Penilaian : Tes (Essay)
58
c. Soal
1. Gaya adalah . . . .
2. Bola dilemparkan ke atas kemudian jatuh ke bawah. Hal ini
menunjukkan adanya gaya . . . .
3. Gaya yang digunakan pada saat menimba air adalah . . . .
4. Gaya dapat mengakibatkan benda diam menjadi . . . .
5. Kelereng yang disentilkan ke depan akan . . . .
Jakarta, 21 Juni 2011
Guru Kelas V, Peneliti,
(Nanang Sigit S.Pd) (Sri Mulyani)
Mengetahui,
Kepala Sekolah
(Mahfud Sidik M.Pd)
Kriteria penilaian : Jumlah benarx 2 = 10
59
Lampiran 3
KISI-KISI PENULISAN NASKAH SOAL
Jenis Sekolah : Sekolah Dasar
Alokasi Waktu : 90 menit.
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Penulis : Sri mulyani
No. Indikator Materi
Pokok Nomor Soal Jumlah Soal Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. Menyebutkan
berbagai gerak benda akibat gaya dorongan dan tarikan
1,3,6,11,12,17, 23 7
PG
2. Menujukan gaya dapat mempengaruhi gerak benda
4,7,8,16,21,22, 24 7
PG
3. Mendemonstrasikan cara menggunakan gaya.
9,13,14,18,20,25,30 7
PG
4. Menyebutkan contoh-contoh perubahan bentuk benda akibat gaya.
5,10,28,27 4
PG
5. Menunjukan gaya dapat mempengaruhi bentuk benda.
GAYA
2,15,19,26,29 5
PG
Jumlah 30
60
Lampiran 4
SOAL INSTRUMEN UJI VALIDITAS Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : IV/2 (Dua)
Alokasi waktu : 90 Menit
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c atau d di jawaban yang benar!
1. Tarikan pada dorongan merupakan macam dari ….… a. Daya c. Energi b. Gaya d. Kerja
2. Membuat mainan dari plastisin (lilin) gaya yang diberikan mengubah
…….. plastisin a. Ukuran c. Berat b. Warna d. Bentuk
3. Alat ukur gaya dinamakan ………..
a. Dinomometer c. Kilometer b. Termometer d. Amperemeter
4. Perubahan dibawah ini disebabkan karena gaya, kecuali . . . .
a.warna benda c. kecepatan benda b. bentuk benda d. kedudukan benda
5. Setiap benda yang ada dipermukaan bumi akan ditarik oleh bumi, gaya tarik bumi disebut juga dengan gaya ………… a. Listrik c. Apung b. Gravitasi d. Magnet
6. Benda dapat bergerak karena mendapat …
a. Tenaga c. Gaya b. Daya d. Energi
7. Di dalam air, batu akan terasa lebih ringan karena adanya gaya ……….
a. Gaya apung c. Gaya tarik b. Gaya dorong d. Gaya gravitasi
61
8. Salah satu contoh gaya yang dapat menggerakan benda diam adalah ……. a. Mengerem roda sepada b. Mengkap bola yang melambung c. Mendorong meja d. Menekan plastisin
9. Balon yang berbentuk bulat kemudian ditiup berubah menjadi panjang. Hal ini disebabkan karena adanya gaya … a. Gravitasi c. Dorong b. Gesek d. Pegas
10. Di bawah ini yang merupakan contoh benda yang dapat berubah
bentuk karena adanya gaya adalah . . . . a. Bola yang dilempar c. mobil mogok yang didorong b. kereta kuda yang ditarik d. plastisin
11. Gaya dapat mengubah …….. benda dan ……. Benda
a. Bentuk dan gerak c. Jarak dan gerak b. Waktu dan jarak d. Waktu dan gerak
12. Benda dibawah ini bergerak, karena … oleh kuda
a. didorong b. diangkat c. ditarik d. dipukul
13. Gaya yang ditimbulkan oleh karet gelang yang direntangkan adalah . . .
a. gaya pegas c. gaya magnet b. gaya gesek d. gaya mesin
14. Salah satu contoh gaya dapat membuat benda menjadi diam adalah …
a. mendorong meja b. menangkap bola yang melambung c. mendorong mobil yang mogok d. menekan plastisin
15. Sepeda yang berjalan, bila ditambah gaya dari belakang akan …
a. melambat c. berhenti b. lebih cepat d. berbelok
62
16. Kegiatan di rumah yang melakukan dorongan dan tarikan adalah … a. menyapu lantai b. mengangkat barang c. mencuci piring d. membuka dan menutup jendela
17. Becak bergerak dengan cara …
a. didorong b. ditarik c. dikayuh d. dipukul
18. Yang termasuk dorongan pada kegiatan berikut adalah … a. Membuka laci c. meniup balon b. Menggendong tas d. membuka jaket
19. Gaya yang ditimbulkan akibat dua buah permukaan yang saling
bersentuhan adalah … a. gaya gesekkan c. gaya magnet b. gaya berat d. gaya dorong
20. Gaya berikut yang berkaitan dengan gaya mesin adalah . . . .
a. kereta api c. becak b. gerobak d. sepeda
21. Ayah mengerem mobil, mobilpun berhenti karena adanya gaya…
a. gesek c. tarik b. gravitasi d. dorong
22. Tanah liat dapat dibuat guci atau genting, karena gaya dapat mengubah .
. . . a. bentuk benda c. warna tanah b. jenis tanah d. fungsi tanah
23. Ketika bermain layang-layang dapat terbang karena adanya gaya …
a. gravitasi c. magnet b. dorongan angin d. apung
24. Kelereng lebih cepat bergerak di atas lantai daripada di atas …
a. kaca c. marmer b. tanah d. cermin
63
25. Gaya gesek ditentukan oleh …
a. halus kasarnya permukaan benda b. berat ringannya benda c. besar kecilnya benda d. jauh dekatnya gesekan
26. Berikut contoh benda yang tenggelam di dalam air adalah …
a. daun, gambus, bambu b. kayu, pelampung, bamboo c. rakit, gabus, perahu d. batu, paku, jarum
27. Para pemain ski salju dapat meluncur karena adanya gaya …
a.gravitasi c.dorong b.gesek d.magnet
28. Mengangkat beban di dalam air … dibanding di luar air. a. lebih berat c. seimbang b. lebih ringan d. sama
29. Buah kelapa jatuh kebawah dari pohonnya akibat pengaruh …
a. gaya gesekan c. gaya gravitasi b. gaya magnet d. gravitasi dorong
30. Kelereng disentilkan ke depan dan ditangkap oleh tangan temanmu,
gerakkan yang terjadi pada kelereng adalah . . . . a. kelereng bergerak ke depan semakin cepat b. kelereng bergerak ke depan semakin lambat c. kelereng bergerak ke depan semakin cepat dan memantul d. kelereng bergerak ke depan dengan cepat, lalu langsung berhenti