Top Banner
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE BALL THROW DAN HEAVY BAG THRUST TERHADAP KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP STEP PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Skripsi O le h: JOKO APRIYANTO NIM. K.4605029 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
73

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

May 30, 2019

Download

Documents

phamnhan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE BALL

THROW DAN HEAVY BAG THRUST TERHADAP KEMAMPUAN

LEMPAR LEMBING GAYA HOP STEP PADA SISWA PUTRA

KELAS VIII SMP NEGERI 1 TULUNG

KABUPATEN KLATEN TAHUN

PELAJARAN 2009/2010

Skripsi

Ole h:

JOKO APRIYANTO

NIM. K.460 5029

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

201 0

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

ii

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE BALL

THROW DAN HEAVY BAG THRUST TERHADAP KEMAMPUAN

LEMPAR LEMBING GAYA HOP STEP PADA SISWA PUTRA

KELAS VIII SMP NEGERI 1 TULUNG

KABUPATEN KLATEN TAHUN

PELAJARAN 2009/2010

Ole h:

JOKO APRIYANTO

NIM. K.46 05029

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat me ndapatkan ge lar Sarjana Pe ndidikan Program Studi Pe ndidikan Jasmani Ke se hatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Ke se hatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

S U R A K A R T A 201 0

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

iii

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes Tri Winarti Rahayu, S.Pd., M.Or. NIP. 19490505 198503 1 001 NIP . 19760129 200312 2 001

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

iv

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Pada hari : Jum’at

Tanggal : 7 Mei 2010

Tim Penguji Skripsi :

(Nama Terang) (Tanda Tangan)

Ketua : Drs. H. Sunardi, M.Kes

Sekretaris : Djoko Nugroho, SPd. M.Or

Anggota I : Drs. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes

Anggota II : Tri Winarti Rahayu S.Pd. M.Or

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727198702 1 001

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

v

ABSTRAK

Joko Apriyanto. PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE BALL THROW DAN HEAVY BAG THRUST TERHADAP KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP STEP PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TULUNG KAB UPATEN KLATEN. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2010.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan pengaruh

latihan pliometrik medecine ba ll throw dan heavy bag thru st terhadap kemampuan

lempar lembing gaya hop step pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung

Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010. (2) Latihan yang lebih baik

pengaruhnya antara latihan pliometrik medecine ball throw dan heavy ba g thrust

terhadap kemampuan lempar lembing gaya hop step pada siswa putra kelas VIII

SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi dalam penelitian

ini siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun

pelajaran 2009/2010 berjumlah 130 siswa yang terbagi dalam enam kelas. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional random sampling .

Sampel diambil 30% dari populasi tiap kelasnya, sehingga besarnya sampel yang

digunakan sebanyak 40 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan tes dan

pengukuran kemampuan lempar lembing gaya hop step dari Tamsir Riyadi (1985:

170). Teknik analisis data yang digunakan dengan uji t pada taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Ada

perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik medecine ball throw dan heavy bag

thrust terhadap kemampuan lempar lembing gaya hop step pada siswa putra kelas

VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010, dengan

nilai perhitungan thit sebesar 1.777 dan ttabel sebesar 1,72 pada taraf signifikasi

5%. (2) Latihan pliometrik medecine ball throw lebih baik pengaruhnya terhadap

peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop step pada siswa putra kelas

VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010.

Kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan latihan pliometrik medicine

ball throw) memiliki peningkatan sebesar 27.25643%. Sedangkan kelompok 2

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

vi

(kelompok yang mendapat perlakuan latihan pliometri heavy ba g thrust) memiliki

peningkatan sebesar 8.25929%.

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

vii

MOTTO

• Allah meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang

diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

(Terjemahan Q.S. Al Mujadalah:11)

• Tidak ada simpanan yang lebih berguna daripada ilmu, tidak ada sesuatu yang

lebih terhormat daripada adab dan tidak akan kawan yang lebih bagus

daripada akal.

(Al Imam Al Mawardi)

• Hadapi semua ini dengan tenang, sabar, semngat, iklas, serta selalu tawakal

lepada ALLAH SWT.

( Penulis )

• Jangan jadikan mimpi sebagai harapan tapi jadikanlah mimpi sebagai masa

depan.

( Penulis )

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipe rsembahkan kepada:

Bapak dan Ibu tercinta

Kakak dan Adik tersayang

Teman-teman Angkatan 2005

Sahabat – Sahabatku

Almamater

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

ix

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

x

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan

penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi

berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Sebelas Maret.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan

Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Sebelas Maret.

4. Drs. H. Wahyu sulistyo, M.Kes. dan Ibu Tri Winarti Rahayu, S.Pd. M.Or.

sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan

bimbingan dalam penyusunan skripsi ini

5. Ayah, Ibu dan adik,kakakku tercinta atas dukungan material dan spiritual.

6. Kepala SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten yang telah memberikan ijin

untuk mengadakan penelitian.

7. Siswa putra kelas putra kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten

tahun pelajaran 2009/2010 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.

8. Teman-teman satu angkatan Penjaskesrek JPOK UNS 2005

9. Sobat Iwan, Fajar, Agung, Rifai, Erwan, Mahar, Agil, Panji, Irbi, lilik,

mangun, bram, supri atas segala bantuan

10. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang

Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat

bermanfaat.

Surakarta, April 2010

Penulis

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

xi

DAFTAR ISI

Halaman JUDUL ................................…………………………………………………

PENGAJUAN ...............................………………………………………….

PERSETUJUAN .........................…………………………………………..

PENGESAHAN ..............................…………………………………………

ABSTRAK .................……………………………………………………….

MOTTO .....................……………………………………………………….

PERSEMBAHAN .............................………………………………………..

KATA PENGANTAR ..................................………………………………..

DAFTAR ISI ......................................……………………………………….

DAFTAR GAMBAR ...................................………………………………..

DAFTAR TABEL ....................………………………………………………

DAFTAR LAMPIRAN ...............................…………………………………

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah …………………………………………

B. Identifikasi Masalah ..……………………………………………

C. Pembatasan Masalah ...................……………………………….

D. Perumusan Masalah ......………………………………………….

E. Tujuan Penelitian .....……………………………………………

F. Manfaat Penelitian .....…………………………………………..

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………….

A. Tinjauan Pustaka ...………………………………………………

1. Latihan………………………………………………………..

a. Hakikat Latihan………………………………………….

b. Prinsip-Prinsip Latihan…………………………………..

c. Komponen-Komponen Latihan………………………….

2. Latihan Pliometrik……………………………………………

a. Hakikat Latihan Pliometrik………………………………

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

ix

x

xiii

xiv

xv

1

1

5

5

6

6

7

8

8

8

8

9

13

15

15

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

xii

b. Pedoman Pelaksanaan Latihan Pliometrik………………

c. Pengaruh Latihan Fisik (Pliometrik)…………………….

3. Lempar Lembing……………………………………………..

a. Biomekanika Gerakan Lempar Lembing…………………

b. Lempar Lembing Gaya Hop Step…………………………

c. Teknik Lempar Lembing Gaya Hop Step……………….

4. Latihan Pliometrik Medecine Ball Throw…………………….

a. Pelaksanaan Latihan P liometrik Medecine Ball Throw….

b. Pengaruh Latihan Pliometrik Medecine Ball Throw

terhadap Peningkatan Power Otot Lengan dan Gerakan

Lempar Lembing…………………………………………

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan P liometrik Medecine

Ball Throw terhadap Peningkatan Power Otot Lengan

dan Gerakan Lempar Lembing …………………………

5. Latihan Pliometrik Heavy Bag Thrust………………………..

a. Pelaksanaan Latihan P liometrik Heavy Bag Thrust………

b. Pengaruh Latihan Pliometrik Heavy Bag Thrust terhadap

Peningkatan Power Otot Lengan dan Gerakan Lempar

Lembing …………………………………………………

c. Kelebihan dan Kelemahan Latihan P liometrik Heavy

Bag Thrust terhadap Peningkatan Power Otot Lengan

dan Gerakan Lempar Lembing…………………………...

B. Kerangka Pemikiran .......…………………………………………

C. Perumusan Hipotesis……………………………………………..

BAB III METODE PENELITIAN .............…………………………………

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....………………………………..

B. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………………

C. Variabel Penelitian………………………………………………

D. Populasi dan Sampel Penelitian…………………………………

E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………

F. Teknik Analisis Data ............……………………………………

17

19

22

23

25

26

32

32

33

33

34

34

35

35

36

38

39

39

39

40

40

41

41

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN ...................……………………………….

A. Deskripsi Data ...............……………………………………….

B. Mencari Reliabilitas…………………………………………….

C. P engujian Persyaratan Analisis…………………………………

1. Uji Normalitas……………………………………………….

2. Uji Homogenitas……………………………………………

D. Hasil Analisis Data………………………………………………

1. Uji Perbedaan Sebelum Diberi Perlakuan………………….

2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan……………………

E. Pengujian Hipotesis……………………………………………...

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........………. …………

A. Simpulan..................……………………………………………

B. Implikasi ....................…………………………………………

C. Saran .........................…………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA .............................……………………………………

LAMPIRAN.........................…………………………………………………

44

44

44

45

45

46

47

47

47

50

52

52

52

53

54

57

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Posisi Lempar dengan Poros-Poros yang Penting dalam

Lempar Lembing…………………………………………….

Gambar 2. Cara Memegang Lembing……………………………………

Gambar 3. Cara Melakukan Awalan Lempar Lembing Gaya Hop S tep

Gambar 4. Sikap Badan akan Melemparkan Lembing………………….

Gambar 5. Cara Melemparkan Lembing……………………………….

Gambar 6. Latihan P liometrik Medecine Ball Throw…………………..

Gambar 7. Latihan P liometrik Heavy Bag Thrust………………………

Gambar 8. Tes Lempar Lembing Gaya Hop Step………………………

24

28

29

30

31

32

35

76

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Deskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan

Lempar Lembing Gaya Hop Step pada Kelompok 1 dan

Kelompok 2…………………………………………………..

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes

Akhir…………………………………………………………

Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas…………………………………..

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data……………………….

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji HomogenitasData…………………….

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1

dan Kelompok 2……………………………………………….

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes

Akhir pada Kelompok 1……………………………………….

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes

Akhir pada Kelompok 2……………………………………….

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir antara

Kelompok 1 dan Kelompok 2…………………………………

Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan

Peningkatan Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step

antara Kelompok 1 dan Kelompok 2………………………….

44

44

45

45

46

47

48

48

49

49

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Data Tes Awal Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop

Step………………………………………………………..

Lampiran 2. Uji Reliabilitas Data Tes Awal Kemampuan Lempar

Lembing Gaya Hop Step………………………………….

Lampiran 3. Kelompok Sampel Penelitian……………………………..

Lampiran 4. Uji Normalitas Data Tes Awal Kemampuan Lempar

Lembing Gaya Hop Step Kelompok 1…………………….

Lampiran 5. Uji Normalitas Data Tes Awal Kemampuan Lempar

Lembing Gaya Hop Step Kelompok 2…………………….

Lampiran 6. Uji Homogenitas Data Tes Awal Kemampuan Lempar

Lembing Gaya Hop Step…………………………………

Lampiran 7. Data Tes Akhir Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop

Step……………………………………………………….

Lampiran 8. Uji Reliabilitas Data Tes Akhir Kemampuan Lempar

Lembing Gaya Hop S tep…………………………………

Lampiran 9. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Lempar Lembing

Gaya Hop Step Kelompok 1……………………………..

Lampiran 10. Rekapitulasi Data Tes Kemampuan Lempar Lembing

Gaya Hop Step Kelompok 2……………………………..

Lampiran 11. Uji Perbedaan Data Tes Awal antara Kelompok 1 dan 2…

Lampiran 12. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan tes Akhir Kelompok 1

Lampiran 13. Uji Perbedaan Data Tes Awal dan tes Akhir Kelompok 2

Lampiran 14. Uji Perbedaan Data Tes Akhir pada Kelompok 1 dan 2…

Lampiran 15. Menghitung Peningkatan Kemampuan Lempar Lembing

Gaya Hop Step dalam Persen pada Kelompok 1 dan

Kelompok 2………………………………………………

Lampiran 16. Petunjuk Tes dan Pengukuran Lempar Lembing Gaya

Hop Step………………………………………………….

58

59

61

62

63

64

65

66

68

69

70

71

72

73

74

75

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

xvii

Lampiran 17. Program Latihan P liometrik medicine ball trot………….

Lampiran 18.Program latihan pliometril heavy bag thru st………………

Lampiran 19. Jadwal tretmen Pliometrik Medicine ball trow dan

heavy bag trusht ..............................................................

Lampiran 20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian .............................

77

78

79

80

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Be lakang Masalah

Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah

dilakukan oleh manusia sejak jaman purba. Dapat dikatakan bahwa, sejak adanya

manusia di muka bumi atletik sudah ada, karena gerakan-gerakan yang terdapat

dalam cabang olahraga atletik, seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar

adalah gerakan yang dilakukan oleh manusia di dalam kehidupan sehari-hari.

Cabang olahraga atletik dikenal sejak jaman penjajahan Belanda, namun

kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Hal ini karena olahraga atletik hanya

dilakukan di lingkungan sekolah dan kemiliteran Belanda (Yudha M. Saputra,

2001: 4). Seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman, cabang olahraga

atletik mengalami perkembangan yang cukup pesat. Atletik dijadikan induk dari

semua cabang olahraga dan dijadikan salah satu mata pelajaran wajib dalam

pendidikan jasmani. Menurut Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman

(1999/2000: 1) bahwa, “Atletik merupakan salah satu mata pelajaran wajib di

sekolah-sekolah, karena atletik merupakan mother atau ibu dari semua cabang

olahraga”.

Cabang olahraga atletik merupakan salah satu bagian pelajaran dari

pendidikan jasmani yang wajib diajarkan di sekolah-sekolah termasuk Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Salah satu nomor cabang olahraga atletik yang

diajarkan siswa sekolah yaitu lempar lembing. Melempar atau lempar merupakan

salah satu aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak siswa yaitu bertindak

melakukan suatu bentuk gerakan dengan anggota badannya secara lebih terampil.

Seperti dikemukakan Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001: 99-100) bahwa,

“Melempar pada prinsipnya adalah kemampuan memindahkan suatu objek (peluru

dan atau sejenisnya) melalui udara dengan menggunakan tangan”. Nomor lempar

yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) menurut

Kurikulum Penjas salah satu di antaranya lempar lembing. Lempar lembing

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

2

terbagi menjadi dua macam gaya yaitu gaya ho p step atau langkah jingkat dan

gaya cross step atau langkah silang.

Lempar lembing gaya hop step merupakan salah satu gaya lempar lembing

yang diajarkan kepada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), karena gaya ini

lebih mudah dan sederhana dibandingkan gaya cross step atau gaya langkah

silang. Disebut gaya hop step atau gaya jingkat, karena gerakan sebelum lembing

dilemparkan diawali dengan gerakan langkah jingkat.

Ditinjau dari gerakan melemparkan lembing, lengan merupakan bagian

tubuh yang dominan untuk melemparkan lembing sejauh-jauhnya. Pada saat

melemparkan lembing, otot-otot lengan dikerahkan secara maksimal dan pada

akhir gerakan melempar diakhiri lecutan pergelangan tangan. Untuk melemparkan

lembing sejauh-jauhnya, maka harus mengerahkan power otot lengan dengan

teknik yang benar. Tamsir Riyadi (1985: 133) menyatakan, “Unsur-unsur yang

diperlukan dalam lempar lembing di antaranya daya ledak, kekuatan, kecepatan,

koordinasi, kelincahan dan lain-ain”. Sedangkan Harsono (1988: 200)

berpendapat, “Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga dimana atlet

harus mengerahkan tenaga yang eksplosif seperti nomor-nomor atletik dan juga

pada cabang-cabang olahraga yang mengharuskan atlet menolak dengan kaki

seperti pada nomor-nomor lompat dalam atletik, sprint, voli dan lain-lain”.

Power otot lengan merupakan bagian penting dalam gerakan lempar

lembing. Upaya meningkatkan kemampuan power otot lengan harus dilakukan

latihan secara sistematis dan kontinyu. Radcliffe & Farentinos (1985, Chu, 1992)

dalam penelitian Sarwono (1994: 2) menyatakan, “Pliometrik merupakan salah

satu cara atau metode yang sangat baik untuk meningkatkan explosive power”.

Secara umum latihan pliometrik memiliki aplikasi yang sangat luas dalam

kegiatan olahraga, dan secara khusus latihan pliometrik sangat bermanfaat untuk

meningkatkan power. Latihan pliometrik pada prinsipnya didasarkan pra-

peregangan otot yang terlibat pada saat tahap penyelesaian atas respon untuk

penyerapan kejutan dari ketegangan yang dilakukan otot sewaktu bekerja. Sebagai

metode latihan fisik latihan pliometrik dapat dibedakan menjadi tiga kelompok

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

3

latihan yaitu: latihan untuk anggota gerak bawah, latihan untuk batang tubuh, dan

latihan untuk anggota gerak atas.

Berdasarkan bagian-bagian latihan dari pliometrik tersebut, latihan

pliometrik untuk meningkatkan power otot lengan yaitu, latihan pliometrik tubuh

bagian atas. Menurut M. Furqon H. & Muchsin Doewes (2001: 63-67) bentuk

latihan pliometrik yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya ledak tubuh

bagian atas yaitu:

1) Press terdiri dari: (a) Medecine ball chest pass. (b) Heavy ba g thrust

2) Swings terdiri dari: (a) Dumbbell arm swings (b) Heavy ba g strok e

3) Throws (lemparan) bentuk latihannya yaitu medecine ball throw.

Latihan pliometrik tubuh bagian atas pada prinsipnya terdiri tiga macam.

Dari bentuk-bentuk latihan pliometrik tubuh bagian atas tersebut dapat diterapkan

ke dalam berbagai macam cabang olahraga khususnya yang membutuhkan kinerja

dari otot-otot tubuh bagian atas secara maksimal dan ekplosif. Bentuk latihan

pliometrik yang akan dikaji dan diteliti untuk meningkatkan power otot lengan

yaitu, medecine ball throw dan heavy bag thrust. Dari kedua bentuk latihan

pliometrik tersebut belum diketahui bentuk latihan mana yang lebih baik

pengaruhnya terhadap peningkatan power otot lengan, sehingga dapat membantu

pencapaian prestasi lempar lembing gaya hop step. Untuk mengetahui hal tersebut

maka perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam baik secara teori maupun

praktek melalui penelitian eksperimen.

Latihan pliometrik medecine ball throw dan heavy bag thrust

dieksperimenkan pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten

Klaten tahun pelajaran 2009/2010. Ditinjau pelaksanaan pembelajaran pendidikan

jasmani di SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten termasuk cabang olahraga

atletik khususnya lempar lembing gaya hop step berjalan dengan baik. Namun

kemampuan lempar lembing gaya hop step para siswa masih rendah dan perlu

ditingkatkan.

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

4

Berdasarkan kurikulum penjas bahwa, setiap satu materi pembelajaran

penjas diberi alokasi waktu 2 X 40 menit dengan satu kali tatap muka, atau dua

kali tatap muka. Dari waktu yang disediakan tersebut belum dapat digunakan

meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya ho p step, jika tidak ditunjang

atau ditambah latihan di luar jam pelajaran sekolah. Memberikan latihan di luar

jam pelajaran sekolah merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

kemampuan lempar lembing gaya hop step. Selama ini belum pernah dilakukan

latihan di luar jam pelajaran sekolah pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1

Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010, khususnya latihan untuk

meningkatkan power otot lengan. Melalui latihan di luar jam pelajaran sekolah

dapat ditingkatkan faktor-faktor yang dapat mendukung pencapaian prestasi

lempar lembing gaya hop step . Dengan memberikan latihan power otot lengan,

maka dapat mendukung pencapaian prestasi lempar lembing gaya hop step lebih

maksimal. Jika siswa memiliki kemampuan lempar lembing gaya ho p step yang

baik, maka dapat dijadikan duta dari sekolah untuk mengikuti event-event seperti

POPDA, sehingga mempunyai peluang mencapai prestasi yang semaksimal

mungkin. Namun selama ini belum pernah siswa dari SMP Negeri 1 Tulung

Kabupaten Klaten mengikuti perlombaan atletik khususnya lempar lembing pada

event P OPDA.

Upaya meningkatkan kemampuan power otot lengan siswa putra kelas

VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010, dapat

diberikan latihan pliometrik medecine ball throw dan heavy bag thrust. Latihan

pliometrik medecine ball throw dan heavy bag thrust merupakan bentuk latihan

untuk meningkatkan power otot lengan, namun belum diketahui latihan pliometrik

mana yang lebih baik pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan lempar

lembing gaya hop step . Untuk mengetahui latihan pliometrik mana yang lebih

baik pengaruhnya antara latihan pliometrik medecine ba ll throw dan heavy bag

thrust, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, “Perbedaan Pengaruh

Latihan Pliometrik Medecine Ball Throw dan Heavy Bag Thrust terhadap

Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step pada Siswa Putra Kelas VIII SMP

Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2009/2010”.

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

5

B. Ide ntifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kemampuan lempar lembing gaya hop step siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010 masih rendah.

2. Siswa dari SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten belum pernah memiliki

prestasi lempar lembing pada event POPDA.

3. Pengaruh latihan pliometrik medecine ball throw dan heavy bag thrust

terhadap peningkatan kemampuan lempar lembing gaya ho p step belum

diketahui.

4. Perlu diterapkan latihan pliometrik yang tepat untuk meningkatkan

kemampuan lempar lembing gaya ho p step siswa putra kelas VIII SMP Negeri

1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010.

C. Pe mbatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian, maka perlu dibatasi

agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh latihan pliometrik medecine ball throw dan heavy bag thrust

terhadap peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop step .

2. Kemampuan lempar lembing gaya hop step siswa putra kelas VIII SMP

Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010.

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

6

D. Pe rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah di atas, masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh latihan pliometrik medecine ball throw dan heavy

bag thrust terhadap kemampuan lempar lembing gaya hop step pada siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran

2009/2010?

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara pliometrik medecine ball throw

dan heavy bag thrust terhadap kemampuan lempar lembing gaya hop step

pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun

pelajaran 2009/2010?

E. Tujuan Pe nelitian

Berdasarkan permasalah yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini

mempunyai tujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh latihan pliometrik medecine ball throw dan heavy bag

thrust terhadap kemampuan lempar lembing gaya hop step pada siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran

2009/2010.

2. Latihan yang lebih baik pengaruhnya antara latihan pliometrik medecine ball

throw dan heavy bag thrust terhadap kemampuan lempar lembing gaya hop

step pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten

tahun pelajaran 2009/2010.

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

7

F. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan

memiliki manfaat antara lain:

1. Bagi siswa yang dijadikan sampel penelitian dapat meningkatkan power otot

lengan dan penguasaan teknik lempar lembing gaya hop step , sehingga dapat

mendukung hasil lemparan menjadi lebih baik

2. Bagi guru Penjaskes dan siswa SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten dapat

menambah pengetahuan dalam ilmu olahraga pada umumnya dan metode

latihan lempar lembing gaya hop step untuk mendukung pencapaian prestasi

lempar lembing gaya hop step .

3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang karya ilmiah untuk

dikembangkan lebih lanjut.

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1 . Latihan

a. Hakikat Latihan

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratur guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan utama latihan dalam olahraga

prestasi adalah untuk mengembangkan kemampuan biomotorik ke standart yang

paling tinggi, atau dalam arti fisiologis atlet berusaha mencapai tujuan perbaikan

sistem organisme dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi atau penampilan

olahraganya. Berkaitan dengan latihan A. Hamidsyah Noer (1996: 6) menyatakan,

“Latihan suatu proses yang sistematis dan kontinyu dari berlatih atau bekerja yang

dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian

menambah jumlah beban latihan untuk mencapai tujuan”. Menurut Yusuf

Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:145) bahwa, “Latihan adalah proses yang

sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari

kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”. Menurut Yusuf

Adisasmita dan Aip Syarifuddin (1996: 145) bahwa, “Latihan adalah proses yang

sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari

kian menambah jumlah beban latihan serta intensitas latihannya”. Menurut

Bompa (1990: 3) bahwa, “Latihan merupakan aktivitas olahraga yang sistematik

dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara progresif dan indicidual yang

mengarah pada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk mencapai

sasaran yang telah ditentukan”. Hal senada dikemukakan Russel R. Pate., Bruce

Mc. Clenaghan & Robert Rotella (1993: 317) bahwa, “Latihan dapat didefinisikan

sebagai peran serta yang sistematis dalam latihan yang bertujuan untuk

meningkatkan kapasitas fungsional fisik dan daya tahan latihan”.

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

9

Berdasarkan pengertian latihan yang diungkapkan para ahli tersebut pada

prinsipnya mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat disimpulkan

bahwa, latihan (training ) merupakan proses kerja atau berlatih yang sistematis dan

kontinyu, dilakukan secara berulang-ulang dengan beban latihan yang semakin

meningkat. Dalam pelaksanaan latihan dapat dilakukan dengan berbagai metode

atau cara seperti metode kontinyu, metode interval, metode bagian, metode

keseluruhan dan lain sebagainya.

b. Prinsip -Prinsip Latihan

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan secara teratrur guna

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan latihan maka harus

berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Menurut Sudjarwo (1993:

21) bahwa, “Prinsip-prinsip latihan digunakan agar pemberian dosis latihan dapat

dilaksanakan secara tepat dan tidak merusak atlet”.

Prinsip latihan merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan

dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Agar tujuan latihan dapat dicapai

secara optimal, hendaknya diterapkan prinsip-prinsip latihan yang baik dan tepat.

Menurut Sudjarwo (1993: 21-23) prinsip-prinsip latihan di antaranya: “(1) Prinsip

individu, (2) Prinsip penambahan beban, (3) Prinsip interval, (4) Prinsip

penekanan beban (stress), (5) Prinsip makanan baik dan, (6) Prinsip latihan

sepanjang tahun”.

Prinsip-prinsip latihan tersebut sangat penting untuk diperhatikan dalam

latihan. Prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan meliputi prinsip individu,

prinsip penambahan beban, prinsip interval, prinsip penekanan beban (stress),

prinsip makanan baik dan, prinsip latihan sepanjang tahun. Tujuan latihan dapat

tercapai dengan baik, jika prinsip-prinsip latihan tersebut dilaksanakan dengan

baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip latihan dapat diuraikan

sebagai berikut:

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

10

1) Prinsip Individu

Manfaat latihan akan lebih berarti, jika di dalam pelaksanaan latihan

didasarkan pada karakteristik atau kondisi atlet yang dilatih. Perbedaan antara

atlet yang satu dengan yang lainnya tentunya tingkat kemampuan dasar serta

prestasinya juga berbeda. Oleh karena perbedaan individu harus diperhatikan

dalam pelaksanaan latihan. Sadoso Sumosardjuno (1994: 13) menyatakan,

"Meskipun sejumlah atlet dapat diberi program pemantapan kondisi fisik yang

sama, tetapi kecepatan kemajuan dan perkembangannya tidak sama". Menurut

Andi Suhendro (1999: 3.15) bahwa, “Prinsip individual merupakan salah satu

syarat dalam melakukan olahraga kontemporer. Prinsip ini harus diterapkan

kepada setiap atlet, sekali atlet tersebut memiliki prestasi yang sama. Konsep

latihan ini harus disusun dengan kekhususan yang dimiliki setiap individu agar

tujuan latihan dapat tercapai”.

Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan yang diterapkan

direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi setiap atlet.

Sudjarwo (1993: 21) menyatakan, “Pemberian beban latihan harus selalu

mengingat kemampuan dan kondisi masing-masing atlet. Faktor-faktor individu

yang harus mendapat perhatian misalnya tingkat ketangkasan atlet, umur atau

lamanya berlatih, kesehatan dan kesegaran jasmani serta psychologis”.

2) Prinsip Penambahan B eban (Over Load Principle)

Prinsip beban lebih merupakan dasar dan harus dipahami seorang pelatih

dan atlet. Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang mendasar untuk

memperoleh peningkatan kemampuan kerja. Kemampuan seseorang dapat

meningkat jika mendapat rangsangan berupa beban latihan yang cukup berat,

yaitu di atas dari beban latihan yang biasa diterimanya. Andi Suhendro (1999: 3.7)

menyatakan, “Seorang atlet tidak akan meningkat prestasinya apabila dalam

latihan mengabaikan prinsip beban lebih”. Sedangkan Rusli Lutan dkk. (1992: 95)

berpendapat:

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

11

Setiap bentuk latihan untuk keterampilan teknik, taktik, fisik dan mental sekalipun harus berpedoman pada prinsip beban lebih. Kalau beban latihan terlalu ringan, artinya di bawah kemampuannya, maka berapa lama pun atlet berlatih, betapa sering pun dia berlatih atau sampai bagaimana capek pun dia mengulang-ulang latihan itu, prestasinya tidak akan meningkat. Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan, prinsip beban lebih

bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh. Pembebanan

latihan yang lebih berat dari sebelumnya akan merangsang tubuh untuk

beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat.

Kemampuan tubuh yang meningkat mempunyai peluang untuk mencapai prestasi

yang lebih baik.

Salah satu hal yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan beban

latihan harus tetap berada di atas ambang rangsang latihan. Beban latihan yang

terlalu berat tidak akan meningkatkan kemampuan atlet, tetapi justru sebaliknya

yaitu kemunduran kemampuan kondisi fisik atau dapat mengakibatkan atlet

menjadi sakit.

3) Prinsip Interval

Interval atau istirahat merupakan bagian penting dalam latihan. Hal ini

dimaksudkan untuk menjaga kondisi atlet. Berkaitan dengan prinsip interval

Sudjarwo (1993: 22) menyatakan, “Latihan secara interval adalah merupakan

serentetan latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu(interval). Faktor

istirahat (interval haruslah diperhatikan setelah jasmani melakukan kerja berat

akibat latihan.”

Istirahat atau interval merupakan factor yang harus diperhatikan dalam

latihan. Kelelahan akibat dari latihan harus diberi istirahat. Dengan istirahat akan

memulihkan kondisi atlet, sehingga untuk melakukan latihan berikutnya

kondisinya akan lebih baik.

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

12

1) Prinsip Pe nekanan Beban (Stress)

Pemberian beban latihan pada suatu saat harus dilaksanakan dengan

tekanan yang berat atau bahkan dapat dikatakan membuat atalet stress. Penekanan

beban latihan harus sampai menimbulkan kelelahan secara sungguh-sungguh, baik

kelelahan local maupun kelelahan total jasmani dan rokhani atlet. Dengan waktu

tertentu serta beban latihan dengan intensitas maksimal akan berakibat timbulnya

kelelahan local yaitu otot-otot tertentu atau pun fungsi organisme. Kelelahan total

disebabkan adanay beban latihan dengan volume yang besar, serta intensitasnya

maksimal dengan waktu yang cukup lama. Prinsip penekanan beban (stress)

diberikan guna meningkatkan kemampuan organisme, penggemblengan mental

yang sangat diperlukan untuk menghadapi pertandingan-pertandingan.

5) Prinsip Makanan Baik

Makanan yang sehat dan baik sangat penting bagi seorang atlet. Makanan

yang dikonsumsi atlet harus sesuai dengan tenaga yang diperlukan dalam latihan.

Untuk menentukan jenis makanan yang harus dikonsumsi seorang atlet harus

bekerjasama dengan ahli gizi. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Untuk seorang

atlet diperlukan 25-35% lemak, 15% putih telur, 50-60% hidrat arang dan vitamin

serta meniral lainnya”. Pentingnya peranan makanan yang baik untuk seorang

atlet, maka harus diperhatikan agar kondisi atlet tetap terjaga, sehingga akan

mendukung pencapaian prestasi yang maksimal.

6) Prinsip Latihan Sepanjang Tahun

Pencapaian prestasi yang tinggi dibutuhkan latihan yang teratur dan

terprogram. Sudjarwo (1993: 23) menyatakan, “Kembali kepada sistematis dari

latihan yang diberikan secara teratur dan ajeg serta dilaksanakan sepanjang tahun

tanpa berseling. Hal ini bukan berarti tidak ada istirahat sama sekali, ingat akan

prinsip interval”.

Sistematis suatu latihan sepanjang tahun akan diketahui melalui periode-

periode latihan. Oleh karena itu, latihan sepanjang tahun harus dijabarkan dalam

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

13

periode-periode latihan. Melalui penjabaran dalam periode-periode latihan, maka

tujuan kan lebih fokus, sehingga prestasi yang tinggi dapat dicapai.

c. Komponen-Kompone n Latihan

Aktivitas fisik yang dilakukan seseorang berpengaruh terhadap kondisi

fisiologis, anatomis, biokimia dan psikologis. Efisiensi dari suatu kegiatan

merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jumlah

pengulangan (volume), beban dan kecepatannya intensitas, serta frekuensi

penampilan (densitas). Menurut Depdiknas. (2000: 105) bahwa, “Dalam proses

latihan yang efisien dan efektifitas dipengaruhi: (1) volume latihan, (2) intensitas

latihan, (3) densitas latihan dan (4) kompleksitas latihan”.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan akan mencapai hasil yang

efektif dan waktunya lebih efisien jika komponen-komponen latihan diperhatikan

dengan baik dan benar. Komponen-komponen latihan meliputi volume latihan,

intensitas latihan, densitas latihan dan kompleksitas latihan. Untuk lebih jelasnya

komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut :

1) Volume Latihan

Volume latihan merupakan syarat yang sangat penting untuk mencapai

kemampuan fisik yang yang lebih baik. Menurut Andi Suhendro (1999: 3.17)

bahwa, “Volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau kuantitas

derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditujukan dengan jumlah repetisi, seri

atau set dan panjang jarak yang ditempuh”. Sedangkan Depdiknas (2000: 106)

menyatakan, “Unsur-unsur latihan meliputi: (1) waktu atau lama latihan, (2) jarak

tempuh atau berat beban yang diangkut setiap waktu dan (3) jumlah ulangan

latihan atau unsur teknik yang dilakukan dalam waktu tertentu”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, volume latihan

mencerminkan kuantitas atau banyaknya latihan yang dilakukan pada saat latihan.

Untuk meningkatkan kemampuan fisik, maka volume latihan harus ditingkatkan

secara berangsur-angsur (progresif). Peningkatan beban latihan harus disesuaikan

dengan perkembangan yang dicapai. Hal ini karena, semakin tinggi kemampuan

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

14

seseorang makin besar volume latihannya, karena terdapat korelasi antara volume

latihan dan prestasi.

2) Inte nsitas Latihan

Intensitas latihan merupakan komponen kualitas latihan yang mengacu

pada jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu unit waktu tertentu. Semakin

banyak kerja yang dilakukan, semakin tinggi intensitasnya. Suharno HP . (1993:

31) menyatakan, “Intensitas adalah takaran yang menunjukkan kadar atau

tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani baik dalam latihan

maupun pertandingan”.

Intensitas latihan tercermin dari kuatnya stimuli (rangsangan) syaraf dalam

latihan. Kuatnya rangsangan tergantung dari beban, kecepatan gerakan dan variasi

interval atau istirahat antar ulangan. Antara intensitas latihan dan volume latihan

sulit untuk dipisahkan, karena latihan selalu mengkaitkan antara kuantitas dan

kualitas latihan. Untuk mencapai hasil latihan yang baik, maka intensitas latihan

yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Intensitas suatu

latihan yang tidak memadai atau terlalu rendah, maka pengaruh latihan yang

ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. Sebaliknya bila intensitas

latihan terlalu tinggi dapat menimbulkan cidera.

3) Densitas Latihan

Densitas merupakan frekuensi (kekerapan) dala melakukan serangkaian

stimuli (rangsangan) harus dilakukan dalam setiap unit waktu dalam latihan.

Dalam hal ini Andi Suhendro (1999: 3.24) menyatakan, “Density merupakan

ukuran yang menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang dilakukan”.

Densitas menunjukkan hubungan yang dicerminkan dalam waktu antara

aktifitas dan pemulihan (recovery) dalam latihan. Ketepatan densitas dinilai

berdasarkan perimbangan antara aktivitas dan pemulihan. Perimbangan ini

berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan seseorang. Lama waktu isntirahat

atau interval antar aktivitas tergantung pada berbagai faktor antar alain: intensitas

latihan, status kemampuan peserta, fase latihan, serta kemampuan spesifik yang

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

15

ditingkatkan. Berkaitan dengan densitas latihan Depdiknas (2000: 107)

berpendapat:

4) Komple ksitas Latihan

Kompleksitas dikaitan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan

dalam latihan. Hal ini sesuai penapat Depdiknas (2000: 108) bahwa,

“Kompleksitas latihan menunjukkann tingkat keragaman unsur yang dilakukan

dalam latihan”. Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi,

dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan.

Keterampilan teknik yang rumit atau sulit, mungkin akan menimbulkan

permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap otot,

khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan

lemah. Suatu gambaran kelompok individual terhadap keterampilan yang

kompleks, dapat membedakan dengan cepat mana yang memiliki koordinasi yang

baik dan yang jelek. Seperti dikemukakan Astrand dan Rodahl dalam Bompa

(1990: 28) “Semakin sulit bentuk latihan semakin besar juga perbedaan individual

serta efisiensi mekanismenya”.

2. Latihan Pliometrik

a. Hakikat Latihan Pliome trik

Latihan pliometrik merupakan salah satu metode yang sangat baik untuk

meningkatkan eksplosif power (Radcliffe & Farentinos (1985: 1). Metode latihan

pliometrik populer pada akhir tahun 1970-an dan permulaan tahun 1980-an.

Secara umum latihan pliometrik memiliki aplikasi yang sangat luas dalam

kegiatan olahraga, dan secara khusus latihan pliometrik sangat bermanfaat untuk

meningkatkan power, baik siklik maupun asiklik.

Dasar pemikiran yang melatar belakangi latihan pliometrik bahwa,

ketegangan otot maksimal akan meningkat ketika otot aktif diregangkan secara

cepat. Latihan pliometrik digunakan untuk melatih aspek gerak otot ekstrim

Latihan sangat baik untuk menghasilkan power yang diperlukan dalam gerakan-

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

16

gerakan yang bersifat eksplosif, sebab pliometrik dapat mempertemukan celah

pemisah antara kekuatan dan power (Jarver dalam Pyke, 1991:144). Ide dasar

latihan pliometrik adalah untuk merangsang berbagai perubahan pada sistem saraf

otot dan untuk meningkatkan kemampuan kelompok otot agar dapat merespon

dengan cepat dan kuat dalam panjang otot. Perbaikan kontrol motorik dan

peningkatan eksplosif power nampaknya berkaitan dengan pliometrik, yang

memiliki kaitan langsung dengan perubahan susunan saraf otot dan jalur sendor

motorik yang kompleks. Berkaitan dengan pliometrik Radcliffe & Farentinos

(1985: 3-7) menyatakan, “Latihan pliometrik adalah suatu latihan yang memiliki

ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat kuat yang merupakan respon dari

pembebanan atau regangan yang cepat dari otot-otot yang terlibat atau disebut

juga reflek regang atau reflek miotatik atau reflek muscle spidle. Menurut Chu A.

Donald (1992: 1-3) bahwa, “Latihan pliometrik adalah latihan yang

memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan maksimal dalam waktu sesingkat

mungkin”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, latihan

pliometrik adalah bentuk kombinasi latihan isometrik dan isontonik (eksentrik-

konsentrik) dengan pembebanan dinamik. Pola gerakan pliometrik sebagian besar

mengikuti konsep power chain (rantai power) yang sebagian besar melibatkan

otot pinggul dan tungkai. Gerakan kelompok otot pinggul dan tungkai merupakan

pusat power yang memiliki keterlibatan yang besar dalam semua gerakan

olahraga.

Dalam kegiatan olahraga, kerja atlet mungkin dikaitkan dengan tiga jenis

kontraksi otot, yakni konsentrik (memendek), isometrik (tetap), dan eksentrik

(memanjang). Lokomosi gerak manusia jarang melibatkan tipe-tipe gerak otot

yang hanya melulu konsentrik, eksentrik atau isometrik saja. Hal ini disebabkan

karena segmen-segmen tubuh secara periodik sewaktu-waktu berbenturan seperti

dalam lari, lompat, loncat atau karena sesuatu kekuatan eksternal sebagai akibat

gravitasi, sehingga otot memanjang Menurut Komi yang dikutip Sarwono &

Ismaryati (1999:39) “Kombinasi gerak eksentrik dan konsentrik merupakan fungsi

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

17

gerak otot alami yang disebut Stretch-Shortening Cycle atau SSC. SSC

merupakan suatu cara ekonomis yang menyebabkan otot menjadi lebih bertenaga.

b. Pedoman Pelaksanaan Latihan Pliometrik

Latihan pliometrik sebagai metode latihan fisik untuk mengembangkan

kualitas fisik, sehingga latihan pliometrik mengikuti prinsip-prinsip dasar

latihan secara umum, juga mengikuti prinsip khusus latihan pliometrik. Menurut

M. Furqon dan Muchsin Doewes (2002: 17-23) pedoman pelaksanaan latihan

pliometrik yang harus perhatian antara lain:

1) Pemanasan dan pendinginan (Warm up and warm down) Karena latihan pliometrik membutuhkan kelenturan dan kelincahan, maka semua latihan harus diikuti dengan periode pemanasan dan pendinginan yang tepat dan memadai. Jogging , lari, peregangan dan kalistenis sederhana merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan sebelum dan sesudah latihan.

2) Intensitas tinggi Intensitas merupakan faktor penting dalam latihan pliometrik.

Kecepatan pelaksanaan dengan kerja maksimal sangat penting untuk memperoleh efek latihan yang optimal. Kecepatan peregangan otot lebih penting dari pada besarnya peregangan. Respon refleks yang dicapai makin besar jika otot diberi beban yang cepat. Karena latihan-latihan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh (intensif), maka penting untuk diberikan kesempatan beristirahat yang cukup diantara serangkaian latihan yang terus menerus.

3) Beban lebih yang progresif Program latihan pliometrik harus diberikan beban lebih yang resisif,

temporal, dan spatial. Beban lebih memaksa otot-otot bekerja pada intensitas yang tinggi. Beban lebih yang tepat ditentukan dengan mengontrol ketinggian turun atau jatuhnya atlet, beban yang digunakan dan jarak tempuh. Beban lebih yang tidak tepat dapat mengganggu keefektifan latihan atau bahkan menyebabkan cidera. Jadi, dengan menggunakan beban yang melampaui tututan beban lebih yang resisif dari gerakan-gerakan pliometrik tertentu dapat meningkatkan kekuatan, tetapi tidak selalu meningkatkan power eksplosif. Beban lebih resisif pada kebanyakan latihan pliometrik adalah berupa gaya momentum dan gravitasi dengan menggunakan beban, seperti bola medesin, dumbell, atau sekedar berat tubuh.

4) Memaksimalkan gaya/meminimalkan waktu Baik gaya maupun kecepatan gerak sangat penting dalam latihan

pliometrik. Dalam berbagai hal, titik beratnya adalah kecepatan dimana suatu aksi tertentu dapat dilakukan. Misalnya, nomor lompat tinggi, sasaran utama adalah menggunakan gaya maksimum selama

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

18

gerak menolak untuk melompat. Semakin cepat rangkaian aksi yang dilakukan, maka makin besar gaya yang dihasilkan dan makin tinggi lompatan yang dicapai.

5) Lakukan sejumlah ulangan Biasanya banyaknya ulangan atau repitisi berkisar antara 8 sampai 10 kali, dengan semakin sedikit ulangan untuk rangkaian yang lebih berat dan lebih banyak ulangan untuk latihan-latihan yang lebih ringan. Banyaknya set tampaknya juga beragam. Kebanyakan latihan pliometrik termasuk salah satu dari dua kategori, yaitu latihan respon tunggal (sing le response drill) dan latihan respon ganda (multiple response drill). Latihan respon tunggal (sing le renpon se drill) adalah usaha tunggal yang sungguh-sungguh yang digunakan pada waktu mulai melompat (take off), pada permulaan gerak yang berat, dan pelepasan (release). Latihan respon ganda (multiple renponse drill) juga berat, tetapi lebih menekankan pada stamina dan kecepatan keseluruhan dengan melibatkan beberapa usaha secara berturut-turut.

6) Istirahat yang cukup Periode istirahat di sela-sela set biasanya sudah memadai untuk sistem

neuromuskular yang mendapat tekanan karena latihan pliometrik untuk pulih kembali. Periode istirahat yang cukup juga penting untuk pemulihan yang semestinya untuk otot, ligamen, dan tendon. Latihan pliometrik 2-3 hari per minggu tampaknya dapat memberikan hasil optimal. Yang penting, jangan mendahului pliometrik, terutama latihan-latihan lompat dan gerakan-gerakan kaki lainnya, dengan latihan berat pada tubuh bagian bawah. Otot, tendon, ligamen yang telah lelah sebelumnya dalam mengalami tekanan yang berlebihan dengan adanya beban resisif yang tinggi yang dibebankan pada otot, tendon dan ligamen tersebut selama latihan pliometrik.

7) Bangun landasan yang kuat terlebih dahulu Karena dasar atau landasan kekuatan penting dan bermanfaat dalam

pliometrik, maka suatu program latihan beban harus dirancang untuk mendukung dan bukannya menghambat power eksplosif. Mewujudkan landasan kekuatan sebelum latihan pliometrik tidak perlu berlebihan.

8) Program latihan individualisasi Untuk memperoleh hasil terbaik, maka program latihan harus dibuat berdasarkan atas kemampuan masing-masing individu. Hal ini atas dasar pada perbedaan kemampuan masing-masing individu. Program latihan yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu akan memperoleh hasil yang optimal. Untuk memperoleh hasil terbaik, anda tentunya menginginkan agar program latihan pliometrik dapat diindividualisasikan, berarti anda harus tahu apa yang dapat dilakukan oleh setiap atlet dan seberapa banyak latihan yang dapat membawa manfaat.

Pedoman-pedoman tersebut merupakan bagian yang penting dan harus

diperhatikan dalam latihan pliometrik. Pedoman-pedoman tersebut mempunyai

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

19

tujuan dan manfaat khusus dalam meningkatkan power, sehingga akan

memperoleh hasil yang optimal.

c. Pengaruh Latihan Fisik (Pliometrik)

Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan terukur dengan dosis

latihan dan waktu yang cukup menyebabkan perubahan fisiologis yang mengarah

pada kemampuan yang menghasilkan energi yang lebih besar dan memperbaiki

penampilan fisik. Menurut Fox, Bowers dan Fos (1988) yang dikutip Sarwono

(1994: 24) menyatakan bahwa perubahan fisiologis yang terjadi akibat latihan

fisik diklasifikasikan menjadi tiga macam perubahan yaitu:

1) Perubahan yang terjadi pada tingkat jaringan, yaitu perubahan yang berhubungan dengan biokimia.

2) Perubahan yang terjadi pada sitemik yaitu perubahan pada sistem sirkulasi-respirasi dan sistem pengakutan oksigen.

3) Perubahan lain yang terjadi pada kompisisi tubuh, kadar kolesterol darah dan trigliseril, perubahan tekanan darah, dan perubahan yang berkenaan aklimatisasi panas.

Perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi menunjukkan bahwa tidak

semua pengaruh latihan dapat diharapkan dari program latihan tunggal. Pengaruh

latihan adalah khusus, yakni sesuai dengan program latihan yang digunakan,

apakah itu program latihan aerobik atau anaerobik. Pengaruh latihan anaerobik

secara khusus akan dikemukakan disini, hal ini karena bentuk latihan dalam

penelitian ini menggunakan program latihan anaerobik.

1) Perubahan-Perubahan Biokimia

Menurut Soekarman (1987: 83) bahwa perubahan yang terjadi pada

biokimia akibat latihan anaerobik dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu: “(1)

perubahan-perubahan dalam serabut otot, (2) perubahan-perubahan dalam sistem

anaerobik dan (3) perubahan aerobik”.

a) Perubahan-Perubahan dalam Serabut Otot

Akibat latihan akan terlihat hipertropi otot, karena di dalam tubuh terdapat

dua macam otot yaitu otot lambat (slow twich fiber) dan otot cepat (fast twich

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

20

fiber), maka dengan sendirinya juga terjadi perubahan pada kedua macam otot

tersebut. Soekarman (1987: 82) menyatakan bahwa, “Hipertropi itu tergantung

dari macam latihannya. Untuk ketahanan, yang akan menjadi besar adalah otot

lambat, sedangkan untuk kecepatan, maka yang menjadi hipertropi adalah otot

cepat”. Sedangkan perubahan-perubahan hipertropi akibat latihan menurut hasil

penelitian Sarwono (1994: 25) meliputi: “(1) peningkatan diameter miofibril, (2)

peningkatan jumlah miofibril, (3) peningkatan protein k on traktil, (4) peningkatan

jumlah kap iler dan (5) peningkatan kekuatan jaringan ikat, tendon , ligamen”.

b) Perubahan-Perubahan dalam Sistem Anaerobik

Perubahan-perubahan dalam otot akibat latihan meliputi peningkatan

kapasitas atau kemampuan dari: (1) peningkatan kapasitas pho spagen , (2)

peningkatan glik olisis anaerobik (Soekarman, 1987: 83).

Peningkatan kapasitas pho spag en disebabkan oleh banyaknya persediaan

ATP PC dan oleh lebih aktifnya sistem enzim yang perlu dalam sistem ATP-PC.

Terhadap peningkatan ATP-PC dari 3,8 mM/kg menjadi 4,8 mM/kg otot atau

sebesar 25%. Pada anak-anak, peningkatan itu lebih besar yaitu 40%. Peningkatan

enzim-enzim meliputi peningkatan penguraian ATP, maupun pembentukan

kembali ATP. Penguraian ATP dipercepat oleh enzim ATP-ase, sedangkan

pembentukan kembali dipercepat oleh enzim miokinase kreatin kinase.

Menurut Fox, Bowers dan Foss (1988) dalam penelitian Sarwono (1994:

27) perubahan biokimia yang terjadi dalam sistem anaerobik meliputi perubahan-

perubahan : “(1) peningkatan cadangan ATP dan PC dalam otot, (2) peningkatan

aktivitas enzim-enzim anaerobik dan aerobik (3) peningaktan aktivitas enzim

glikolitik”.

c) Perubahan-Perubahan dalam Siste m Aerobik

Menurut Soekarman (1987: 83-84) perubahan aerob meliputi (1)

peningkatan mioglobin, (2) peningkatan oksidasi karbohidrat, (3) peningkatan

oksidasi lemak”. Pendapat lain dikemukakan Fox (1988) dalam Sarwono (1994:

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

21

27) bahwa “Peningkatan dalam enzim-enzim aerobik tampak setelah latihan

anaerobik. Tampak pula pada konsumsi oksigen maksimal (VO2-max)nya”.

2) Perubahan-Perubahan pada Sistem Kardiorespiratori

Latihan fisik yang dilakukan secara baik dan teratur akan meningkatkan

kapasitas total paru-paru dan volume jantung, sehingga kondisi atau kesegaran

jasmani atlet akan menigkat. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan

yang diberikan terhadap tubuh. Menurut A. Hamidsyah Noer (1996: 21) adaptasi

atlet yang baik dapat ditandai dengan adanya perubahan secara fisiologis sebagai

berikut “(1) Frekuensi denyut nadi berkurang dan tensi darah turun waktu

istirahat, (2) Pengembangan otot jantung (delatasi), (3) Hemoglobin (Hb) dan

glikogen dalam otot bertambah (4) Frekuensi pernapasan turun dan kapasitas vital

bertambah”.

Latihan yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan kemampuan

kerja jantung dan pernapasan, sehingga akan meningkatkan kesegaran jasmani

atlet secara umum. Kesegaran jasmani yang baik maka akan membantu

penampilannya dalam usaha mencapai prestasi olahraga secara maksimal.

3) Perubahan-Perubahan Lain yang Te rjadi dalam Latihan

Di samping perubahan biokimia dan perubahan kardiorespitarori, latihan

juga menghasilkan perubahan-perubahan lain yang penting seperti: “(1)

perubahan dalam komposisi tubuh, (2) perubahan dalam kadar kolesterol dan

trigliserida, (3) perubahan dalam tekanan darah, (4) perubahan dalam aklimatisasi

panans dan (5) perubahan dalam jaringan-jaringan penghubung (Fox, Bowers dan

Foss, 1988:37)”. Pendapat lain dikemukakan Soekarman (1987: 86) perubahan

lain akibat latihan antara lain:

1) Tulang. Perubahan tulang tergantung dari intensitas latihan. 2) Tendon dan ligamen. Terdapat kenaikan kekuatan dari tendon dan

ligamen. Di samping itu terdapat penebalan ligamen maupun tendon. 3) Tulang rawan dan persendian. Terdapat penebalan tulang rawan di

persendian-persendian. 4) Terdapat penurunan tekanan distole maupun sistole. Hal ini sangat

penting untuk mencegah timbulnya gangguan jantung peredaran darah.

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

22

5) Kadar HDL (High Density Lipop rotein) meningkat, sedangkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) menurun. Peningkatan HDL merupakan pencegahan terhadap timbulnua kelainan jantung koroner.

Latihan secara baik dan teratur merupakan langkah untuk mempertahankan

perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Tanpa melakukan latihan

secara teratur, maka akan terjadi kemunduran yang cepat. Lebih lanjut Soekarman

(1987: 87) menyatakan, “VO2 max akan mundur sesudah istirahat 7 hari.

Besarnya kemunduran 6-7%. Jumlah Hb total juga akan mundur dalam seminggu

istirahat. Karena cepatnya kemunduran itu, maka harus dilakukan latihan untuk

mempertahankannya”.

3. Lempar Lembing

Lempar lembing merupakan salah satu nomor lempar pada cabang

olahraga atletik. Lempar lembing merupakan suatu bentuk gerakan melemparkan

lembing dengan berat tertentu yang terbuat dari kayu, bambu atau metal yang

dilakukan dengan satu tangan untuk mencapai jarak sejauh-jaunya, sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Lembing terbuat dari kayu atau metal, berbentuk panjang

dan bulat yang pada ujungnya dipasang mata lembing yang runcing.

Lempar lembing merupakan salah satu nomor lempar yang lebih mudah

jika dibandingkan dengan nomor lempar lainnya. Lempar lembing merupakan

gerakan alamiah yang dapat dilakukan oleh setiap orang. Sedangkan faktor

kesulitannya terletak pada bentuknya lembing yang panjang, sehingga perlu

memperhatikan teknik lempar lembing yang baik dan benar. Berdasarkan gaya

lempar lembing, Tamsir Riyadi (1985: 137) menyatakan bahwa:

Sampai saat ini hanya ada dua macam gaya dalam lempar lembing yang banyak dipakai yaitu gaya lankah jingkat/ho p step dan gaya langkah silang/cross step . Di samping itu sebenarnya ada pula gaya berputar, tetapi gaya ini tidak boleh dipakai karena gerakan melempar lebih cenderung berubah menjadi gerakan melontar.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pada umumnya ada tiga macam

gaya lempar lembing. Tetapi gaya lempar lembing yang digunakan sampai

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

23

sekarang ada dua macam yaitu gaya langkah jingkat atau jengket dan langkah

silang.

a. Biomekanika Ge rakan Le mpar Lembing

Dari sudut pandang biomekanika lempar lembing termasuk dalam

keterampilan melemparkan objek untuk mencapai jarak horisontal yang maksimal.

Setiap benda yang dilemparkan ke udara membuat sudut dengan bidang

horisontal, ia akan mengalami suatu lintasan ke udara membuat sudut dengan

lintasan berbentuk parabola terjadi oleh karena ada gaya tarik bumi (gravitasi)

yang bekerja pada benda yang melayang di udara.

Lempar lembing merupakan salah satu contoh yang paling baik di dalam

olahraga untuk membuktikan prinsip bahwa, gaya yang efektif merupakan jumlah

dari gaya dari setiap anggota badan jika digunakan dalam satu arah dalam urutan

yang benar, dan dari gaya-gaya jajaran genjang. Pelempar dapat mengembangkan

gaya di dalam lari, di dalam jingkat dan di dalam ayunan tangan, tetapi akan

kehilangan gaya-gaya ini jika gaya terakhir tidak diarahkan tepat dalam garis

lemparan yang dikehendaki. Jika gaya tidak dikerahkan dengan benar, lembing

akan cenderung bergetar di dalam perjalanannya. Lagi pula dalam mengatur arah

dari beberapa gaya itu sudut lemparan adalah penting. Sudut lemparan sebesar

kira-kira 450 akan menghasilkan jarak yang terjauh, sedangkan cara memegang

lembing tidak merupakan hal yang penting. Faktor yang penting adalah

kemampuan untuk berlari cepat. Jonath U. Haag Krempel R. (1988: 84)

menyatakan bahwa, unsur-unsur biomekanika yang terpenting dalam posisi

lempar yaitu:

1) Mata melihat dengan mantap pada titik fiktif lurus ke depan (1). 2) Poros lembing (3) dan poros bahu (2) sejajar, dengan lengan atas pada

perpanjangan poros bahu. 3) Sikap badan yang membungkuk ke belakang (4), menguntungkan

dalam menggunakan tenaga. 4) Langkah terakhir yang lebih panjang menyebabkan penurunan titik

berat badan, dan langkah pinggul (5) hampir sejajar dengan poros bahu (2).

5) Terdapat kontak dengan tanah yang baik pada kedua kaki (6), kaki kiri (kaki pengerem) terletak 0 sampai 30 derajat di sebelah kiri arah lemparan dengan tapak sepenuhnya di atas tanah, dan kaki kanan yang

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

24

ditempatkan 10 sampai 45 derajak keluar, memperpanjang jalan percepatan lembing dan mencegah tubuh merosok ke bawah pada pinggul.

Berikut ini disajikan gambar unsur-unsur biomekanika yang terpenting

pada posisi lempar sebagai berikut:

Gambar 1. Posisi Lempar dengan Poros-Poros yang Penting dalam Lempar Lembing (Jonath U. Haag & Krempel R., 1988: 84)

Pada saat pelempar mendekati garis lemparan dalam kecepatan penuh, ia

harus manapakkan kaki lemparnya dengan kuat untuk keperluan tolakan. Ini

dikerjakan dengan berjingkat yang dapat memberikan kesempatan untuk

membawa lembing dalam posisi lemparan. Kebanyakan pelempar menggunakan

gaya jingkat, namun lemparan-lemparan yang terbaik adalah hasil dari gaya

langkah silang yang sekarang digunakan oleh pelempar-pelempar Finlandia.

Dengan cara yang manapun, pada saat kaki lempar diletakkan, badan

dicondongkan ke belakang dengan titik berat badan di belakang telapak kaki.

Badan diliukkan supaya dapat menambah gaya tolak dalam melempar. Pada saat

kaki lempar menyentuh tanah, suatu gerakan badan ke depan dengan gaya

melentur dimulai.

Tangan ditarik jauh ke belakang untuk mendapatakan jumlah maksimum

jarak dari mana dapat dikembangkan gaya. Pada saat badan bergerak ke depan,

tangan bergerak seperti gerakan seorang pitcher, kecuali bahwa tidak mungkin

membuat gerakan pergelangan tangan dan lengan yang sama seperti pitcher base

ball karena massa lembing yang lebih besar.

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

25

Badan meninggalkan tanah pada saat lembing hampir lepas dari tangan.

Momentum yang dikembangkan dari tolakan sudah cukup untuk mengimbangi

reaksi dari pelepasan lembing. Pada saat lembing dilepaskan, telapak tangan dan

lengan bawah harus bergerak mengikuti sesuai dengan arah lemparan untuk

menghindari kemungkinan perubahan arah gaya. Sebagai hasil momentum lempar

yang sangat besar, badan terbawa ke depan. Kakinya dibalik dan pelempar harus

merendahkan diri untuk membawa titik berat badan dekat dengan tanah agar

mendapatkan keseimbangan dan menahan gerak maju untuk mencegah jatuhnya

badan.

b. Lempar Le mbing Gaya Hop Step

Sampai saat ini gaya lempar lembing yang populer dan masih digunakan

dalam perlombaan yaitu, gaya hop step atau langkah jingkat dan gaya langkah

silang atau cross step . Baik gaya hop step maupun gaya cross step pada dasarnya

berakhir dalam posisi dan cara melempar secara ortodox, tetapi justru cara

ortodo x inilah yang sekarang boleh dipakai dalam perlombaan.

Lempar lembing gaya hop step merupakan gerakan melemparkan lembing

atau sikap lempar didahului dengan gerakan jengket (hop ). Gaya hop step lebih

sederhana dan mudah dilakukan jika dibandingkan dengan gaya langkah silang

atau cross step. Soegito, Bambang Wijanarko dan Ismaryati (1993: 217)

menyatakan “Gaya jingkat (hop step) banyak disukai oleh pemula, sebab gerakan

persiapan sederhana sekali. Cukup satu kali berjingkat pada kaki kanan dan

lembing sudah dapat dilemparkan".

Penggunaan gaya dalam lempar lembing pada prinsipnya bertujuan agar

lembing dapat terlempar sejauh-jauhnya. Dikatakan gaya ho p step atau jengket

karena sebelum lembing dilemparkan diawali dengan langkah jengket. Seperti

dikemukakan Tamsir Riyadi (1985: 138) bahwa, “Lempar lembing langkah

jingkat adalah saat akan mengambil posisi/sikap lempar didahului dengan gerakan

jengket (hop)”.

Gaya hop step atau jengket merupakan gaya lempar lembing yang mudah

dan cukup sederhana jika dibandingkan dengan gaya langkah silang. Hal sesuai

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

26

pendapat Soegito, Bambang Wijanarko dan Ismaryati (1993: 217) menyatakan

“Gaya jengket (hop step) banyak disukai oleh pemula, sebab gerakan persiapan

sederhana sekali. Cukup satu kali berjengket pada kaki kanan dan lembing sudah

dapat dilemparkan". Untuk dapat melemparkan lembing sejauh-jauhnya, harus

menguasai teknik lempar lembing yang baik dan benar.

c. Teknik Le mpar Lembing Gaya Hop Step

Peningkatan prestasi dalam olahraga menuntut adanya perbaikan dan

pengembangan unsur teknik. Teknik adalah suatu cara untuk mencapai tujuan

tertentu. Teknik dapat diartikan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam

melakukan praktek sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam

suatu cabang olahraga.

Teknik lempar lembing telah mengalami perkembangan dari teknik yang

diciptakan oleh bangsa Swedia sebelum perang dunia I, kemudian bangsa

Finlandia, bangsa Polandia, dan Uni Soviet setelah tahun 1945 dan kemudian

bangsa Finlandia kembali mengembangkan teknik baru. Namun teknik yang

diterima sebagai paradigma baru yaitu saat persiapan melemparkan lembing harus

ditarik atau didorong lurus ke belakang untuk meluruskan sumbu bahu dan

membuat lengkung punggung yang diperlukan untuk melempar dengan baik, titik

pusat busur harus sedekat mungkin dengan lembing.

Ditinjau dari pelaksanaan gerakan lempar lembing, teknik lempar lembing

terdiri beberapa bagian yang dalam pelaksanaanya harus dirangkaikan secara baik

dan harmonis. Menurut Aip Syarifuddin (1992: 160) teknik lempar lembing yang

harus dipahami dan dikuasai meliputi: “(1) Cara memegang lembing, (2) Cara

mengambil awalan, (3) Sikap badan pada waktu akan melemparkan lembing, (4)

Cara melemparkan lembing, (5) Gerakan lanjutan dan sikap badan setelah

melemparkan lembing”

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik lempar lembing terdiri dari

lima tahapan yaitu: cara memegang lembing, cara mengambil awalan, sikap badan

pada waktu akan melemparkan lembing, cara melemparkan lembing dan gerakan

lanjut. Untuk mencapai lemparan yang sejauh-jauhnya, maka teknik-teknik

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

27

tersebut harus dikuasai dan dikerahkan pada teknik yang benar. Untuk lebih

jelasnya teknik pelaksanaan lempar lembing gaya jengket atau hop step diuraikan

secara singkat sebagai berikut:

1) Cara Me megang Le mbing

Lembing terdiri atas tiga bagian diantaranya pegangan lembing. Tali yang

dililitkan di tengah-tengah yang lebarnya 150-60 mm untuk putra dan 140-150

mm untuk putri. Berdasarkan keadaan lembing dan sesuai peraturannya, lembing

harus dipegang pada bagian pegangan yaitu, pada tali yang melilit di badan

lembing. Menurut Jonath U. Haag Krempel R. (1988: 80) teknik memegang

lembing yaitu: “lembing dipegang di sisi belakang lilitan, sehingga dimungkinkan

pengalihan tenaga yang menguntungkan di belakang titik berat, selain itu jari

mempunyai tempat pegangan lebih baik”.

Cara memegang lembing bukan merupakan keharusan, tetapi atlet bebas

menentukan pilihannya yang sesuai dan cocok, sehingga akan membantu daya

lempar yang lebih maksimal. Menurut Dadang Masnun (1999: 11.11) bahwa,

“Memegang lembing pada ujung belakang ikatan talinya. Hal ini memungkinkan

tenaga yang dipindahkan ke lembing berada di belakang pusat lembing dan jari-

jari mendapat hambatan/perlawanan dari lembing sehingga tidak meluncur saat

melempar”. Sedangkan cara memegang lembing menurut Soegito, Bambang

Wijanarko dan Ismaryati (1993: 204) mengelompokkan cara memegang menjadi

tiga macam yaitu: “(1) Pegangan cara Amerika, (2) Pegangan cara Finlandia (3)

Cara menjepit”.

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar cara memegang lembing sebagai

berikut:

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

28

Gambar 2. Cara Memegang Lembing (Soegito dkk. 1993: 205)

2) Cara Mengambil Awalan

Di dalam perlombaan lempar lembing, lemparan selalu dilakukan dengan

awalan. Awalan dalam lempar lembing sangat penting yaitu untuk memadukan

antara gerak awalan dengan mengambil sikap lempar serta dilanjutkan gerak

lempar. Menurut Aip Syarifuddin (1992: 166) cara mengambil awalan lempar

lembing gaya jengket (hop step ) sebagai berikut:

a) Pada waktu kaki kanan menginjak atau sampai pada tanda yang kedua, kaki kanan tersebut langsung melakukan gerakan jingkat ke depan. Pada saat kaki kanan mendarat, lembing diturunkan dibawa ke belakang.

b) Sambil melangkahkan kaki kiri jauh ke depan lurus, badan diputar ke arah lemparan (ke kiri), tangan kanan dibegkokkan, kaki diputar ke luar, dan lengan semakin diluruskan kencang ke belakang, hingga badan miring ke samping kanan rendah.

c) Bersamaan dengan kaki kiri menginjak tanah, badan diputar ke arah lemparan (ke kiri), tangan kanan (pergelangan tangan) diputar ke dalam dan dengan membengkokkan siku lembing dibawa ke atas kepala, pinggul, pinggang dan perut dorong ke depan serong ke atas, siku kiri ditarik ke belakang hingga dada terbuka menghadap ke arah lemparan. Pada saat itu pula lembing dilemparkan sekuat-kuatnya ke atas depan (parabola) dibantu dengan kekuatan tolakan kaki kanan dan lonjakan badan ke atas ke depan, pandangan mengikuti arah jalannya lembing.

Awalan lempar lembing dapat dilakukan dengan baik jika dibantu dengan

menggunakan tanda atau chermark . Tanda (cherkmark ) mempunyai peran penting

untuk keberhasilan melakukan awalan terutama untuk membuat gerakan langkah

jengket. Dengan menggunakan tanda maka akan mampu melakukan gerakan

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

29

jengket dengan tepat untuk membuat posisi lempar, sehingga lemparan dapat

dilakukan dengan baik. Seperti dikemukakan Soegito, Bambang Wijanarko dan

Ismaryati (1993: 209) bahwa, “Semua pelempar yang baik selalu menggunakan

tanda bagi awalannya. Hanya dengan tanda-tanda ini dapat diharapkan, bahwa

awalan akan berlangsung menurut kehendak pelempar”.

Berikut ini disajikan ilustrasi bagan awalan lempar lembing gaya hop step

sebagai berikut:

Gambar 3. Cara Melakukan Awalan Lempar Lembing Gaya Hop Step (Aip Syarifuddin, 1992: 167)

3) Sikap Badan Waktu akan Me le mparkan Le mbing

Sikap badan pada waktu akan melempar dilakukan setelah pelempar

melakukan langkah jengket. Adapun sikap badan akan pada waktu akan

melemparkan lembing menurut Aip Syarifuddin (1992: 161) sebagai berikut:

Badan menyamping ke arah lemparan, kaki kiri ke depan lurus (lemas), kaki kanan di belakang dengan lutut dibengkokkan ke depan serong ke samping kanan. Berat badan berada pada kaki kanan, badan agak dicondongkan ke samping kanan. Tangan kanan memegang lembing dengan lurus ke belakang, mata lembing berada di samping kepala kira-kira dekat dengan sudut mata. Pandangan menghadap ke arah lemparan. Berikut ini disajikan ilustrasi gambar sikap badan waktu akan

melemparkan lembing sebagai berikut:

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

30

Gambar 4. Sikap Badan akan Melemparkan Lembing (Aip Syarifuddin, 1992: 162)

4) Cara Me le mparkan Lembing

Cara melemparkan lembing merupakan gerak lanjutan dari sikap badan

akan melemparkan lembing. Sikap badan akan melemparkan lembing dan gerakan

melemparkan lembiung harus dikoordinasikan dengan baik agar lemparan dapat

dilakukan dengan baik dan benar. Lebih lanjut Aip Syarifuddin (1992: 162)

menyatakan cara melemparkan atau melepaskan lembing sebagai berikut:

Dari sikap badan akan melemparkan lembing, kemudian pada waktu lembing akan dilemparkan secepatnya pinggul, pinggang dan perut didorong ke depan serong atas. Bersamaan dengan itu badan diputar ke depan ke arah lemparan dengan dada dibuka, dagu diangkat, hingga seluruh badan benar-benar menghadap ke arah lemparan. Pada saat yang bersamaan badan menghadap ke arah lemparan, secepat mungkin tangan kanan yang memegang lembing diputar ke dalam sambil siku dibengkokkan, lembing dibawake atas kepala, terus dilemparkan sekuat-kuatnya ke depan atas. Berikut ini disajikan ilustrasi gambar sikap badan saat melemparkan

lembing sebagai berikut:

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

31

Gambar 5. Cara Melemparkan Lembing (Aip Syarifuddin, 1992: 166)

5) Gerakan Lanjutan dan Sikap Badan Se te lah Me le mpar

Gerak lanjut dan sikap akhir dari lempar lembing harus dilakukan dengan

benar dengan tetap menjaga keseimbangan agar badan atau bagian tubuh tidak

menyentuh sektor lemparan. Untuk memperoleh lemparan yang jauh, selain

mengerahkan kekuatan maksimal dari otot-otot lengan, juga dibantu kekuatan

tenaga seluruh badan. Untuk memperoleh kekuatan tersebut yaitu dengan jalan

menolakkan kaki kanan dan melonjakkan seluruh badan ke atas ke depan.

Gerakan inilah yang dinamakan dengan gerakan lanjutan (followthrough).

Sikap akhir atau gerak lanjut lempar lembing menurut Agus Mukholid (2004:

112) sebagai berikut:

a) Setelah lembing lepas dari tangan, segera kaki kanan mendarat, kaki kiri diangkat lurus ke belakang lemas.

b) Tangan kiri ke belakang dan tangan kanan dengan siku agak dibengkokkan berada di depan badan (tidak kaku) untuk membantu menjaga keseimbangan.

c) Badan dibungkukkan ke depan dan pandangan mengikuti gerak jalannya lembing sampai jatuh di tanah.

Hal terpenting dan harus diperhatikan dari sikap akhir dan gerak lanjut

lempar lembing yaitu menjaga keseimbangan, gerakan harus dilakukan dengan

harmonis, pandangan mengikuti gerak jalannya lembing. Untuk memperoleh

lemparan yang maksimal, maka teknik-teknik lempar lembing harus dikuasai

dengan baik dan benar.

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

32

4. Latihan Pliome trik Medecine Ball Throw

a. Pelaksanaan Latihan Pliometrik Medecine Ball Throw

Latihan pliometrik medecine ball throw merupakan bentuk latihan untuk

meningkatkan power tubuh bagian atas. Sebagai besar olahraga membutuhkan

power tubuh bagian atas seperti gerakan lempar lembing gaya hop step. Pada

latihan pliometrik medicine ball throw menggunakan bola medicine seberat 9-16

pon. Latihan pliometrik medecine ball throw melibatkan otot-otot bahu, lengan

dada dan togok dalam suatu gerakan yang spesifik untuk gerak lempar, tetapi juga

dapat diterapkan untuk ski, bola basket, gulan dan bola voli. Pelaksanaan latihan

pliometrik medecine ball throw menurut M. Furqon H. dan Muchsin Doewes

(2002: 67) sebagai berikut:

1) Posisi awal: Ambillah posisi berlutut dengan kedua lutut kira-kira selebar abhu. Peganglah bola dengan erat di samping dan sedikit ke belakang, menempatkannya di belakang kepala dengan kedua lengan ditekuk.

2) Pelaksanaan: Perlahan-lahan miring dengan bola ditempatkan di belakang kepala sewaktu terbentuk momentum karena gerakan ini, segeralah mengecek dengan menekuk togok ke depan. Ikutilah dengan melemparkan bola sejauh mungkin. Konsentrasikan pada mendorong lengan ke depan dari bahu dan dada. Lakukan dalam 3-6 set dengan 10 sampai 20 lemparan dan istirahat kira-kira 2 menit di antara set.

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar gerakan latihan pliometri medecine

ball throw sebagai berikut:

Gambar 6. Latihan Pliometrik Medecine Ball Throw (M. Furqon H. & Muchsin Doewes, 2002: 67)

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

33

b. Pe ngaruh Latihan Pliometrik Medecine Ball Throw terhadap

Pe ningkatan Powe r Oto t Le ngan dan Gerakan Lempar Le mbing

Latihan pliometrik medecine ba ll throw merupakan latihan yang bertujuan

untuk meningkatkan anggota tubuh bagian atas, khususnya power otot lengan.

Bola medicine merupakan sarana atau alat yang digunakan dalam latihan

pliometrik medecine ball throw. Latihan pliometrik ini dilakukan dengan

melemparkan bola medesin dengan kedua tangan yang dilakukan secara maksimal

dan eksplosif. Dengan melakukan lemparan secara maksimal dengan

menggunakan kedua tangan, sehingga akan terbentuk power otot lengan yang

berimbang antara tangan kanan dan tangan kiri. Gerakan sebelum melemparkan

bola medesin dengan cara menggerakkan bola di belakang kepala secara

maksimal, sehingga otot-otot lengan dan tubuh bagian atas memanjang secara

maksimal sangat berperan dalam gerakan lempar lembing. R. Imam Hidayat

(2002: 73) menyatakan, “Beberapa contoh yang diterapkan dalam bidang olahraga

mislanya memanfaatkan kemampuan kerja otot secara max/ sub max dengan

memanjangkan otot lebih dahulu (daripada istirahat) yaitu, kalau kita melempar

bola, melempar lembing atau cakram dan seterusnya mulailah dengan meluruskan

lebih dahulu hingga otot biceps dan brachialis teregang secara max/sub max”.

Berdasarkan gerakan latihan pliometrik medecine ba ll throw

menunjukkan, selain dapat mengembangkan power otot lengan, latihan pliometrik

medecine ball throw memiliki keterkaitan dengan gerakan lempar lembing.

Gerakan dengan memanjangkan otot-otot lengan dan otot-otot tubuh bagian atas

ke belakang sangat dibutuhkan dalam gerakan lempar lembing. Dan gerakan

membungkkukkan badan setelah bola lepas (terlempar) juga sangat mendukung

gerakan followthroug h (gerak lanjut) dalam lempar lembing.

c. Kelebihan dan Ke le mahan Latihan Pliometrik Medecine Ball Throw

terhadap Pe ningkatan Powe r Otot Lengan dan Ge rakan Lempar Lembing

Latihan P liometrik dengan menggunakan medicine ba ll throw mempunyai

kelebihan antara lain : meningkatkan power otot lengan yang berimbang antara

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

34

lengan kanan dan lengan kiri. Disamping itu latihan pliometrik medicine ball

throw gerakan menyerupai gerakan pada saat akan melemparkan lembing.

Sedangkan kelemahan latihan pliometrik medicine ball throw adalah

kurang efektifnya gerakan yang dilakukan karena memnggunakan kedua lengan,

dimana gerakan pada lempar lembing hanya menggunakan salah satu lengan saja.

5. Latihan Pliometrik Heavy Bag Thrust

a. Pelaksanaan Latihan Pliometrik Heavy Bag Thrust

Latihan pliometrik heavy bag thrust pada prinsipnya bertujuan untuk

meningkatkan power anggota gerak atas khususnya power otot lengan. Latihan

pliometrik heavy bag thrust menggunakan sansak yang digantungkan dengan tali.

Latihan pliometrik heavy bag thrust melibatkan otot-otot triceps, pectoralis,

deltoid, biceps (lengan) trapezeus, perut, obliques external, serta extensor pinggul.

Latihan pliometrik heavy bag thru st sangat sesuai untuk gerakan-gerakan

melempar.

Pelaksanaan latihan pliometrik heavy bag thrust menurut M. Furqon H.

dan Muchsin Doewes (2002: 64) sebagai berikut:

1) Posisi awal: Menghadap ke sansak dengan kedua tungkai pada posisi setengah terbuka, kaki yang berada di samping/dekat sansak ditarik ke belakang. Letakkan tangan bagian dalam setinggi dada pada sansak dengan jari-jari menunjuk ke atas, siku harus dekat dengan tubuh dan lengan harus ditekuk penuh.

2) Pelaksanaan: Kedua kaki diam dan dengan menggunakan togok, doronglah sansak sejauh dari tubuh secepat mungkin, lengan dan bahu terjulur penuh. Tangkaplah pantulan sansak dengan tangan terbuka dan pecahkan momentumnya dengan menggunakan togok, lengan dan bahu. Doronglah sansak ke depan lagi sebelum mencapai posisi awal. Jaga agar posisi tubuh tetap sama selam latihan. Geserlah posisi dan ulangi dengan menitik beratkan kecepatan dan keeksplosifan. Lakukan dalam 3-6 set dengan 10-20 dorongan dan istirahat kira-kira 2 menit di antara set.

Berikut ini disajikan ilustrasi gambar latihan pliometri heavy bag thrust

sebagai berikut:

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

35

Gambar 7. Latihan P liometrik Heavy Bag Thrust (M. Furqon H. & Muchsin Doewes, 2002: 64)

b. Pe ngaruh Latihan Pliome trik Heavy Bag Thrust terhadap Pe ningkatan

Powe r Otot Le ngan dan Gerakan Lempar Lembing

Latihan pliometrik heavy bag thrust bertujuan untuk mengembangkan

power otot lengan. Gerakan mendorong sansak dengan kuat dan eksplosif yang

dilakukan secara berulang-ulang dapat membentuk power otot lengan secara

maksimal. Namun berkembangnya power otot lengan antara tangan kanan dan

tangan kiri tidak berimbang. Hal ini karena, kekuatan otot lengan antara tangan

kanan dan tangan kiri tidak sama. Besar kemungkinan atlet atau siswa tidak

mampu menahan pantulan sansak, sehingga untuk mendorong sansak secara

berulang-ulang tidak dapat dilakukan secara optimal.

c. Kelebihan dan Ke lemahan Latihan Pliometrik Heavy Bag Thrust terhadap

Pe ningkatan Powe r Otot Le ngan dan Gerakan Lempar Lembing

Latihan pliometrik heavy bag thrust mempunyai kelebihan antara lain :

meningkat kan power otot lengan dimana power otot lengan ini sangat dibutuhkan

dalam lempar lembing. Sedangkan kelemahan latihan pliometrik heavy bag thrust

adalah gerakannya kurang sesuai dengan gerakan lempar lembing. Karena ditinjau

dari gerakan latihan pliometrik heavy bag thrust yaitu, mendorong ke depan,

sehingga gerakan ini lebih cenderung untuk gerakan seperti tolak peluru. M.

Furqon H. & Muchsin Doewes (2002: 64) menyatakan, “Latihan pliometrik heavy

bag thrust sangat sesuai untuk atlet-atlet lempar cakram, tolak peluru, angkat berat

serta pemain sepakbola dan bola basket”.

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

36

B . Ke rangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas dapat diajukan

kerangka pemikiran sebagai berikut:

Latihan pliometrik medecine ba ll throw dan heavy bag thrust masing-

masing bertujuan untuk meningkatkan power otot lengan. Dari kedua bentuk

latihan pliometrik tersebut dalam pelaksanaannya memiliki karakteristik yang

berbeda. Latihan pliometrik medecine ball throw menggunakan sarana bola

medesin, pelaksanannya yaitu dengan melemparkan bola medesin menggunakan

kedua tangan yang dilakukan secara maksimal dan eksplosif. Dengan melakukan

lemparan secara maksimal menggunakan kedua tangan, maka akan terbentuk

power otot lengan yang berimbang antara tangan kanan dan tangan kiri. Selain itu,

latihan pliometrik medecine ball throw memiliki keterkaitan dengan gerakan

lempar lembing, karena pada latihan pliometrik medecine ball throw dilakukan

dengan memanjangkan otot-otot lengan dan otot-otot tubuh bagian atas. Gerakan

pada latihan pliometrik medecine ball thro w tersebut dibutuhkan dalam gerakan

lempar lembing. Dan gerakan membungkkukkan badan setelah bola lepas

(terlempar) juga sangat mendukung gerakan followthroug h (gerak lanjut) dalam

lempar lembing.

Sedangkan latihan pliometrik heavy bag thrust dilakukan dengan cara

mendorong sansak dengan kuat dan eksplosif yang dilakukan secara berulang-

ulang. Latihan pliometrik heavy bag thrust dilakukan antara tangan kanan dan

tangan kiri, namun power otot lengan antara tangan kanan dan tangan kiri tidak

berimbang. Kekuatan otot lengan antara tangan kanan dan tangan kiri tidak sama.

Latihan pliometrik heavy bag thrust yaitu, mendorong ke depan sehingga gerakan

ini lebih cenderung untuk gerakan seperti tolak peluru. Namun demikian latihan

pliometrik heavy bag thrust dapat juga digunakan untuk lempar lembing, karena

mengembangkan power otot lengan, dimana power otot lengan ini sangat

dibutuhkan dalam gerakan lempar lembing. Dengan demikian diduga, latihan

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

37

pliometrik medecine ball throw dan heavy bag thrust memiliki perbedaan

pengaruh terhadap peningkatan lempar lembing gaya hop step .

Berdasarkan karakteristik dari latihan pliometrik medecine ba ll throw dan

heavy ba g thrust menunjukkan, latihan pliometrik medecine ba ll thow lebih baik

pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop step .

Hal ini karena, latihan pliometrik medecine ba ll throw dapat mengembangkan

power otot lengan yang berimbang antara tangan kanan dan tangan kiri. Selain itu,

gerakan latihan pliometrik medecine ball throw memiliki keterkaitan dengan

gerakan lempar lembing. Gerakan memanjangkan otot-otot lengan dan otot-otot

tubuh bagian atas pada saat akan melemparkan bola, menyerupai gerakan seperti

gerakan akan melemparkan lembing. Dengan memanjangkan otot-otot lengan dan

otot-otot tubuh bagian atas dapat memaksimalkan lemparan menjadi lebih

maksimal. Sedangkan latihan pliometrik heavy bag thrust gerakannya cenderung

mendorong ke depan. Latihan pliometrik heavy bag thrust dilakukan dengan

menggunakan tangan kanan dan tangan kiri, pelaksanannya dengan menahan

pantulan atau ayunan sansak dan mendorongnya kembali. Hal ini akan berdampak

gerakkan mendorong ke depan tidak dapat dilakukan secara kontinyu yang

diakibatkan ayunan dari sansak, terlebih lagi tangan kiri (tidak kidal) akan

merasakan berat untuk mendorong sansak secara berulang-ulang. Latihan

pliometrik heavy bag thrust memiliki keterkaitan dengan gerakan tolak peluru,

karena gerakannya mendorong ke depan. Dengan demikian diduga, latihan

pliometrik medecine ball throw memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap

peningkatan lempar lembing gaya ho p step.

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

38

C. Perumusan Hipote sis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran di atas, dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik medecine ba ll throw dan

heavy bag thrust terhadap kemampuan lempar lembing gaya hop step pada

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun

pelajaran 2009/2010.

2. Latihan pliometrik medecine ball throw lebih baik pengaruhnya terhadap

peningkatan kemampuan lempar lembing gaya ho p step pada siswa putra kelas

VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010.

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Te mpat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Pe ne litian

Penelitian ini dilaksanakan di lapangan olahraga SMP Negeri 1 Tulung

Kabupaten Klaten.

2. Waktu Pene litian

Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan (enam minggu)

dengan tiga kali latihan dalam satu minggu. Penelitian dilaksanakan pada 15

Januari 2010 sampai dengan 5 Maret 2010.

B. Jenis dan Rancangan Pe ne litian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dasar

penggunaan penelitian eksperimen yaitu kegiatan percobaan yang diawali dengan

memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna

mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Sedangkan rancangan yang

digunakan yaitu Pretest-Posttest Design. Menurut Sugiyanto (1995: 21) gambar

rancangan penelitian eksperimen sebagai berikut:

KE 1 Treatment A P osttest

S Pretest MSOP

KE 2 Treatment B Posttest Keterangan : S = Subjek Pretest = Tes awal kemampuan lempar lembing gaya ho p step MSOP = Matched Subject Ordinal Pairing KE1 = Kelompok 1 (K1) KE2 = Kelompok 2 (K2)

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

40

Treatment A = Latihan pliometrik medecine ba ll throw Treatment B = Latihan pliometrik heavy bag thrust Posttest = Tes akhir kemampuan lempar lembing gaya hop step

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada hasil tes kemampuan

lempar lembing gaya hop step pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangking,

kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam

kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2). Dengan demikian kedua kelompok

tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang sama. Apabila pada

akhirnya terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan

yang diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordina l

pairing.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independen) dan satu

variabel terikat (dependen) yaitu:

1) Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini yaitu: Latihan pliometrik

medecine ball throw dan latihan pliometrik heavy ba g thrust.

2) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan lempar lembing gaya hop step .

D. Populasi dan Sampe l Pe ne litian

1 . Populasi

Populasi dalam penelitian ini putra kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung

Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010 berjumlah 130 siswa yang terbagi

dalam enam kelas.

2. Te knik Pengambilan Sampe l

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah prop orsiona l rand om

sampling . Sampel diambil 30% dari populasi tiap kelasnya. Hal ini sesuai

pendapat Suharsimi Arikunto (1998: 120) bahwa, “Untuk sekedar ancer-ancer

maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

41

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya

besar dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih…”. Populasi siswa

putra kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran

2009/2010 setiap kelasnya sebagai berikut :

No Kelas Populasi Sampel 1 VIII-A 22 X 30% = 6.6 7 2 VIII-B 23 X 30% = 6.9 7 3 VIII-C 23 X 35% = 6.9 7

4 VIII-D 22 X 30% = 6.6 7 5 VIII-E 19 X 30% = 5.7 6 6 VIII-F 21 X 30% = 6.0 6 Jumlah 130 40

Berdasarkan teknik pengambilan sampel propo rsional random sampling

didapatkan sampel penelitian sebanyak 40 orang.

E. Teknik Pe ngumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes

dan pengukuran kemampuan lempar lembing gaya hop step dari Tamsir Riyadi

(1985: 170). Pentunjuk pelaksanaan tes terlampir.

F. Te knik Analisis Data

1. Mencari Reliabilitas

Untuk mengetahui tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam

penelitian, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas dari

Mulyono B. (2001: 42) dengan rumus sebagai berikut :

MSA – MSW

R = MSA

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas

MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok

MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

42

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkh uji prasyarat dalam

penelitian ini sebagai berikut:

a) Uji Normalitas

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitan ini adalah uji

normalitas. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode

Lilliefors dari Sudjana (2002: 466). Prosedur pengujian normalitas tersebut

sebagai berikut:

a) Pengamatan x1, x2,.....xn dijadikan bilangan baku z1, z2,...... zn dengan

menggunakan rumus :

Xi - X zi = S Keterangan : Xi = Dari variabel masing-masing sampel X = Rata-rata S = Simpangan baku

b) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z≤zi).

c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2,......zn yang lebih kecil atau sama dengan

zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi).

banyaknya z1, z2,......zn yang ≤zi maka S(zi) = n d) Hitung selisih F(zi) - S(zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya.

e) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

Sebutlah harga terbesar ini Lo.

b) Uji Homogenitas

Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang

lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (2004: 312)

rumusnya uji homogenitas sebagai berikut :

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

43

SD2bs Fdbvb:dbvk = SD2kt Keterangan :

Fdbvb : dbvk = Derajat kebebasan KE1 dan KE2

SD2bs = Standart deviasi KE1

SD2kt = Standart deviasi KE2

3. Uji Perbedaan

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari

Sutrisno Hadi (1995: 457) sebagai berikut:

∑Md t = ∑ d2

N (N-1) Keterangan :

t = Nilai uji perbedaan

Md = Mean perbedaan dari pasangan

∑d2 = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan

N = Jumlah pasangan

Untuk menghitung prosentase peningkatan kemampuan lempar lembing

gaya hop step antara tes awal dan tes akhir menggunakan rumus sebagai berikut:

Mean different

Prosentase peningkatan = X 100%

Mean different

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Tujuan penelitian dapat dicapai dengan pengambilan data pada sampel

yang telah ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal secara

keseluruhan, kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok dan dilakukan tes

akhir pada masing-masing kelompok. Data tersebut kemudian dianalisis dengan

statistik, seperti terlihat pada lampiran. Rangkuman hasil analisis data secara

keseluruhan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Diskripsi Data Tes Awal dan Tes Akhir Kemampuan Lempar Lembing

Gaya Hop S tep pada Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok Tes N Max Min Mean SD

Kelompok 1 Awal 20 21.12 11.23 15.62 3.54

Akhir 20 24.25 13.05 19.87 3.19

Kelompok 2 Awal 20 22.45 9.37 15.64 3.34

Akhir 20 25.40 12.44 16.94 3.59

B. Mencari Re liabilitas

Hasil uji reliabilitas tes awal kemampuan lempar lembing gaya hop step

dalam penelitian sebagai berikut :

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir

Tes Reliabilitas Kategori

Tes awal lempar lembing gaya ho p step 0.8613 Tinggi

Tes akhir lempar lembing gaya hop step 0.8305 Tinggi

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

45

Untuk mengartikan kategori koefisien reliabilita tes tersebut

menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip

Mulyono B.(1992: 15) sebagai berikut:

Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas

Kate gori Validita Reliabilita Obyektivita

Tinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak signifikan

0,80 – 1,0

0,70 – 0,79

0,50 – 0,69

0,30 – 0,49

0,00 – 0,29

0,90 – 1,0

0,80 – 0,89

0,60 – 0,79

0,40 – 0,59

0,00 – 0,39

0,95 – 1,0

0,85 – 0,94

0,70 – 0,84

0,50 – 0,69

0,00 – 0,49

C. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan

analisis. Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas

dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data

tes awal kemampuan lempar lembing gaya hop step . Uji normalitas data dalam

penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang

dilakukan terhadap hasil tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 adalah

sebagai berikut:

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Ke lompok N Me an SD L hitung Lt 5%

K1 20 15.62 3.54 0.1194 0.258

K2 20 15.64 3.34 0.1170 0.258

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

46

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 (K1)

diperoleh nilai Lhitung = 0,1194. Nilai tersebut lebih kecil dari angka batas

penolakan pada taraf signifikan 5% yaitu 0,258. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data pada kelompok 1 (K1) termasuk berdistribusi normal.

Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 2 (K2)

diperoleh nilai Lhitung = 0,1170, ternyata juga lebih kecil dari angka batas

penolakan hipotesis nol pada taraf signifikan 5% yaitu 0,258. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 (K2) termasuk berdistribusi

normal.

2. Uji Homoge nitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari

kedua kelompok. Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka

apabila nantinya kedua kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut

disebabkan perbedaan rata-rata kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara

kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

Ke lompok N SD2 Fhitung Ft 5%

K 1 20 11.934 1.123 2,15

K 2 20 10.629

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai

Fhitung= 1.123. Sedangkan dengan db =19 lawan 19, angka Ft 5%= 2,15, ternyata

nilai Fhitung 1.123 lebih kecil dari Ft 5%= 2,15. Karena Fhitung < Ftabel 5%, maka

hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok 1

(K1) dan kelompok 2 (K2) memiliki varians yang homogen.

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

47

D. Hasil Analisis Data

1. Uji Perbedaan sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian diuji

perbedaanya terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan

anggota pada kedua kelompok tersebut. Sebelum diberi perlakuan berangkat dari

keadaan yang sama atau tidak. Hasil uji perbedaan antara kelompok 1 dan

kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal pada Kelompok 1 dan

Kelompok 2.

Kelompok N Mean t Ttabel 5%

K1 20 15.62 0.028 1,72

K2 20 15.64

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan analisis statistik

t-test antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 0.028 dan ttabel

dengan N = 20, db = 20 – 1 = 19 pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,72. Hal ini

menunjukkan thitung < ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan, H0 diterima. Hal

ini artinya, antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak ada

perbedaan yang signifikan pada awalnya.

2. Uji Pe rbedaan sesudah Diberi Perlakuan

Setelah dilakukan perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan latiahn

pliometrik medecine ball throw dan kelompok2 diberi latihan pliometrik heavy

bag thrust, kemudian dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan

dalam penelitian ini hasilnya sebagai berikut:

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

48

a. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 yaitu:

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada

Kelompok 1

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%

Te s awal 20 15.62 9.396 1.72

Tes akhir 20 19.87

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test

kelompok 1 antara hasil tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 9.396 dan

ttabel dengan N = 20, db = 20 – 1 = 19 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar

1,72. Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel , sehingga dapat disimpulkan H0

ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan, antara tes awal dan tes akhir

pada kelompok 1 terdapat perbedaan yang signifikan.

b. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 yaitu:

Tabel 8. Rangkuman Hasil Ujian Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir pada

Kelompok 2.

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%

Te s awal 20 15.64 7.360 1,72

Tes akhir 20 16.94

Berdasarkan pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test

kelompok 2 antara hasil tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 7.487, dan

ttabel dengan N = 20, db = 20 – 1 = 19 pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,72. Hal

ini menunjukkan thitung > ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak.

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes akhir pada

kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

49

c. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu :

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Hasil Tes Akhir antara Kelompok 1 dan

Kelompok 2

Kelompok N Mean thitung ttabel 5%

K1 20 19.87 1.777 1,72

K2 20 16.94

Berdasarkan pengujian perbedaan dengan analisis statistik t-test hasil tes

akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 1.777, dan ttabel

dengan N = 20, db = 20 – 1 = 19 pada taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1,72.

Hal ini menunjukkan thitung > ttabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0

ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan hasil tes akhir antara kelompok 1

dan kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.

d. Perbedaan Prosentase Peningkatan

Kelompok mana yang memiliki prosentase peningkatan yang lebih baik

dapat diketahui melalui penghitungan perbedaan prosentase peningkatan tiap-tiap

kelompok. Adapun nilai perbedaan peningkatan kemampuan lempar lembing gaya

hop step dalam persen antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:

Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan

Kemampuan Lempar Lembing GayaHop Step antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok N Mean

Pretest Mean

Posttest Mean

Different Prosentase

Peningkatan

Kelompok 1 20 15.62 19.87 4.26 27.25643%

Kelompok 2 20 15.64 16.94 1.29 8.25929%

Berdasarkan hasil pengitungan prosentase peningkatan kemampuan

lempar lembing gaya hop step diketahui bahwa kelompok 1 memiliki

peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop step sebesar 27.25643%.

Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan lempar lembing gaya

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

50

hop step sebesar 8.25929%. Dengan demikian dapat disimpulkan, kelompok 1

memiliki prosentase peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop step yang

lebih besar dari pada kelompok 2.

E. Pe ngujian Hipotesis

1. Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik Medecine Ball Throw dan Heavy

Bag Thrust terhadap Ke mampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan sebelum diberi perlakuan,

diperoleh nilai t antara tes awal pada kelompok 1 dan kelompok 2 = 0.028

sedangkan ttabel = 1,72. Ternyata thit < ttabel, yang berarti hipotesis nol diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan, kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi

perlakuan dalam keadaan seimbang atau tidak terdapat perbedaan kemampuan

kemampuan lempar lembing gaya hop step. Hal ini artinya, antara kelompok 1

dan 2 berangkat dari titik tolak kemampuan lempar lembing gaya hopstep yang

sama. Apabila setelah diberi perlakuan terdapat perbedaan, hal ini karena adanya

perbedaan perlakuan yang diberikan.

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada

kelompok 1 diperoleh nilai sebesar = 9.396 sedangkan ttabel = 1,72. Ternyata thitung

> ttabel 5%, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan,

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada

kelompok 1. Hal ini artinya, kelompok 1 memiliki peningkatan kemampuan

lempar lembing gaya hop step yang disebabkan oleh perlakuan yang diberikan

yaitu latihan pliometrik medicine ball throw .

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dan tes akhir pada

kelompok 2 diperoleh nilai sebesar = 7.360, sedangkan ttabel = 1,72. Ternyata thitung

> ttabel, yang berarti hipotesis nol ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir pada

kelompok 2. Hal ini artinya, kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan

kemampuan lempar lembing gaya hop step yang disebabkan oleh perlakuan yang

diberikan, yaitu latihan pliometrik heavy bag thrust.

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

51

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir

antara kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil thitung sebesar 1.777, sedangkan

ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,72. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan, terdapat perbedaan yang signifikan antara tes akhir pada kelompok 1

dan tes akhir kelompok 2. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada

perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik medecine ball throw dan heavy bag

thrust terhadap kemampuan lempar lembing gaya hop step pada siswa putra kelas

VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2009/2010, dapat

diterima kebenarannya.

2. Latihan Pliometrik Medecine Ball Throw Lebih Baik Pengaruhnya

terhadap Peningkatan Kemampuan Lempar Le mbing Gaya Hop Step

Berdasarkan hasil penghitungan prosentase peningkatan kemampuan

lempar lembing gaya hopstep diketahui, kelompok 1 memiliki nilai prosentase

peningkatan kemampuan lempar lembing gaya ho psetp sebesar 27.25643%

Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan kemampuan lempar lembing gaya

hop step sebesar 8.25929%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan,

kelompok 1 memiliki prosentase peningkatan kemampuan lempar lembing gaya

hop step yang lebih besar dari pada pada kelompok 2. Dengan demikian hipotesis

yang menyatakan, latihan pliometrik medecine ball throw lebih baing

pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop step

pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun

pelajaran 2009/2010 dapat diterima kebenarannya.

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

52

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,

ternyata hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh

simpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh antara latihan pliometrik medecine ba ll throw dan

heavy bag thrust terhadap kemampuan lempar lembing gaya hop step pada

siswa putra kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun

pelajaran 2009/2010, dengan nilai perhitungan thit sebesar 1.777 dan ttabel

sebesar 1,72 pada taraf signifikasi 5%.

2. Latihan pliometrik medecine ball throw lebih baik pengaruhnya terhadap

peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop step pada siswa putra

kelas VIII SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten tahun pelajaran

2009/2010. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan latihan

pliometrik medicine ball throw) memiliki peningkatan sebesar 27.25643%.

Sedangkan kelompok 2 (kelompok yang mendapat perlakuan latihan pliometri

heavy bag thrust ) memiliki peningkatan sebesar 8.25929%.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, latihan pliometrik

medicine ball throw memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan

kemampuan lempar lembing gaya ho p step.

Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah, setiap bentuk latihan

memiliki efektivitas yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan lempar

lembing gaya hop step. Oleh karena itu, dalam memberikan latihan yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya ho p step harus

menerapkan bentuk latihan yang tepat. Latihan Medicine ball thro w lebih baik

pengauhnya untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop step . Hal

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

53

ini dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk memilih bentuk latihan yang sesuai

untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop step .

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang

ditimbulkan, maka kepada guru Penjaskes di SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten

Klaten dan para pelatih disarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Upaya meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop step , harus

diterapkan bentuk latihan yang tepat, sehingga akan diperoleh hasil latihan

yang maksimal.

2. Untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop step dapat

diterapkan bentuk latihan pliometrik medecine ball thro w dan heavy bag

thrust.

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

54

DAFTR PUSTAKA

A. Hamidsyah Noer. 1996. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Depdikbud. Surakarta: UNS Press.

Aip Syarifuddin. 1996. Atletik. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan

Tenaga Kependidikan. Andi Suhendro. 1999. Dasar – Dasar Kepelatihan Jakarta Universitas Terbuka. Agus Mukholid. 2004. Pendidikan Jasmani , Jakarta Yudistira Bompa, O. Tudor. 1990. Periodization Theory and Methodology of Training. Kendall /

Hant : Departement of Physical Education York University. Toronto. Ontario.

Canada. Chu Donald A. 1992. Jumping Into Plyometrics. California: Leisure Press Champaign,

Illions. Dadang Masnun. 1999. Atletik, Lari Gawang, Lompat Jingkat, Lompat Tinggi, Lempar

Cakram, Lempar Lembing. Jakarata: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Depdiknas. 2000. Pedoman dan Modul Pelatihan Kesehatan Olahraga bagi Pelatih

Olahragawan Pelajar. Jakarta: Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Fox, E.L., Bowers, RW., Foss, M.L. 1988. The Psysiological Basis of Physical Education

and Athletics. Philadelphia : WB. Sounders Company. Harsono 1988. Coaching Dan Aspek – Aspek Psikologis Dalam Coaching Jakarta

Dedikbud, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Jonath, U., Haag, E., Krempel, R., 1988. Atletik II. Alih bahasa Suparmo. Jakarta: PT.

Rosda Jaya Putra. M. Furqon H. & Muchsin Doewes. 2002. Plaiometrik untuk Meningkatkan Power.

Surakrta: Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Mulyono B. 2001. Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Surakarta: UNS

Press 1992. Tes dan pengukuran.Surakarta : UNS Press.

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

55

Pate, Russell R; Clanaghan, Bruce Mc & Rotella, Robert. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Pyke, F.S. 1991. Better Coaching. Australia: Australian Coaching Council Incorporated. Radcliffe James C. & Farentinos Robert C. 1985. Paliometrik Untuk Meningkatkan

Power. Alih Bahasa. M. Furqon H. & Mucshin Doewes. Surakarta: Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Rusli Lutan dkk. 1992. Manusia dan Olahraga. Bandung: ITP dan FPOK/IKIP Bandung. Sadoso Sumosardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga. Jakarta:

PT. Gramedia. Sarwono dkk. 1994. Perbedaan Pengaruh Latihan Pliometrik Loncat Jongkok dan

Loncat Mengangkat Lutut Terhadap Kemampuan Daya Ledak Anggota Gerak Bawah. Surakarta : FKIP UNS.

Sarwono dan Ismaryati. 1999. Laporan Penelitian Aplikasi Penelitian Energi Elastik Otot

Pada Pengukuran Power Otot Tungkai. Surakarta: FKIP UNS Press. Soegito, Bambang Wijanarko dan Ismaryati. 1993. Materi Pokok Pendidikan Atletik.

Jakarta: Depdikbud. Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II dan pendidikan Kependudukan. Bagian Proyek Penataran Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD Setara D-II.

Soekarman. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta : Inti Dayu

Press. Suharsimi Ari Kunto. 1998. Prsedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta

PT.Rineka cipta. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press. Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian Surakarta: UNS Press. Suharno HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Sutrisno Hadi. 2004. Statistik Jilid 3. Yogyakarta: Andi Offset. 1995. Metodologi Research Jilid IV. Yogyakarta: Andi Offset. Tamsir Riyadi. 1985. Petunjuk Atletik. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK MEDECINE …/Perbedaan... · Atletik merupakan cabang olahraga tertua di dunia. Gerakan atletik telah dilakukan oleh manusia sejak jaman purba.

56

Toho Cholik Mutohir. dan Rusli Lutan. 2001. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: CV. Maulana.

Yoyo Bahagia, Ucup Yusuf dan Adang Suherman. 1999/2000. Atletik. Jakarta:

Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Yudha M. Saputra, 2001 Dasar – Dasar Keterampilan Atletik Pendekatan Bermain Untuk

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, Dediknas Derektorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah, Kerjasama Dengana Direktorat Jendral Olah Raga.

Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta:

Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pendidikan Tingkat Akademik.