Top Banner
PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN ROKOK ELEKTRIK DITINJAU DARI PENGETAHUAN TENTANG INFORMASI BAHAYA MEROKOK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SKRIPSI Disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Alex Syadzali 1511414072 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019
64

PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

Feb 02, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN ROKOK

ELEKTRIK DITINJAU DARI PENGETAHUAN TENTANG

INFORMASI BAHAYA MEROKOK PADA MAHASISWA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SKRIPSI

Disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Alex Syadzali

1511414072

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 2: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

i

PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN ROKOK

ELEKTRIK DITINJAU DARI PENGETAHUAN TENTANG

INFORMASI BAHAYA MEROKOK PADA MAHASISWA

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SKRIPSI

Disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Alex Syadzali

1511414072

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

Page 3: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

ii

Page 4: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

iii

Page 5: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto:

- Sehat itu berkah, sakit itu musibah.

- Jika kau benar menginginkan sesuatu, kau akan menemukan caranya. Namun

jika tak serius, kau hanya akan menemukan alasan (Jim Rohn).

- Tiada orang yang gagal selama kau tidak berhenti. Selama kau masih mau

berusaha dan mencoba, maka keberhasilan adalah sebuah kemungkinan

(Anonim).

- Tetaplah berpikiran positif, optimis, jangan pesimis. Karena apa yang kita

pikirkan akan menjadi cerminan dari diri kita yang sebenarnya (Penulis).

Peruntukan:

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Ibu, ayah, kakak dan adik tercinta

Page 6: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabil‟alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang telah diberikan selama menjalani proses

pembuatan skripsi yang berjudul “Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Ditinjau dari Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok Pada

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang” sampai dengan selesai.

Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar

Sarjana Psikologi di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak, maka pada kesempatan ini ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang.

2. Drs. Sugeng Hariyadi, S.Psi., M.S. Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

3. Moh. Iqbal Mabruri, S.Psi., M.Si. Dosen Wali Rombel 2 Jurusan Psikologi

Angkatan 2014.

4. Nuke Martiarini, S.Psi., M.A. Dosen Pembimbing dengan sabar memberikan

bimbingan untuk terselesaikannya skripsi ini.

5. Luthfi Fathan Dahriyanto, S.Psi., M.A. Dosen Penguji I, yang telah

memberikan masukan dan penilaian terhadap skripsi penulis.

6. Sugiariyanti, S.Psi., M.A. Dosen Penguji II, yang telah memberikan masukan

dan penilaian terhadap skripsi penulis.

Page 7: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

vi

7. Kedua orang tua, kakak dan adek saya tercinta yang selalu memberikan doa,

nasihat, cinta, kasih sayang, dan semangat yang tidak pernah putus kepada

penulis.

8. Semua dosen Psikologi FIP UNNES, yang telah memberikan ilmu

pengetahuan kepada penulis hingga saat ini.

9. Teman-temanku Faisol, Zulfikar, Erpin, Aan, Robani, Fany, Adel, Dhika,

Niken, Eka, Reni, Erna, Monica dan seluruh teman-teman Psikologi Angkatan

2014, yang selalu saling mengingatkan, memberikan semangat, mendukung,

dan mengingatkan arti sebuah perjuangan.

10. Para responden smoker Unnes yang telah bersedia membantu peneliti dalam

penelitian.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini, yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Semoga segala kebaikan dan keikhlasan mendapat balasan dan rahmat

Allah SWT. Akhir kata semoga karya ini bermanfaat.

Semarang, 14 Januari 2019

Penulis

Page 8: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

vii

ABSTRAK

Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Ditinjau Dari Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok Pada Mahasiswa

Universitas Negeri Semarang. Skripsi. Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Nuke Martiarini, S.Psi.,

M.A.

Kata Kunci : Intensi, rokok elektrik, bahaya merokok

Intensi beralih menggunakan rokok elektrik adalah niat yang dimiliki

individu untuk beralih dari perokok tembakau menjadi pengguna rokok elektrik.

Salah satu faktor yang berkaitan dengan intensi beralih menggunakan rokok

elektrik adalah pengetahuan tentang informasi bahaya merokok. Pengetahuan

tentang informasi bahaya merokok adalah sejauhmana individu mengetahui

informasi mengenai bahaya maupun penyakit yang dapat ditimbulkan dari rokok

tembakau yang di dalamnya mengandung bahan-bahan berbahaya bagi tubuh

mereka. Pengelompokkan pengetahuan tentang informasi bahaya merokok

berdasarkan kelompok yang mengetahui informasi bahaya merokok dan

kelompok yang kurang mengetahui informasi bahaya merokok. Penelitian ini

bertujuan untuk 1) mengetahui gambaran intensi beralih menggunakan rokok

elektrik, 2) mengetahui gambaran pengetahuan tentang informasi bahaya

merokok, dan 3) mengetahui perbedaan intensi beralih menggunakan rokok

elektrik ditinjau dari pengetahuan tentang informasi bahaya merokok.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian kuantitatif

dengan pendekatan komparatif. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa

Universitas Negeri Semarang yang menggunakan rokok tembakau dan

mengetahui rokok elektrik sejumlah 118 responden. Teknik pengambilan sampel

menggunakan sampling insidental. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah

skala intensi beralih menggunakan rokok elektrik sebanyak 32 aitem dan tes

pengetahuan tentang informasi bahaya merokok sebanyak 30 aitem.

Hasil penelitian ini adalah 1) gambaran intensi beralih menggunakan

rokok elektrik berada pada kategori sedang dan komponen yang paling

berkontribusi tinggi adalah attitude toward behavior (sikap terhadap perilaku), 2)

gambaran pengetahuan tentang informasi bahaya merokok pada kelompok

mahasiswa yang mengetahui informasi bahaya merokok lebih banyak

dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang kurang mengetahui informasi

bahaya merokok, dan 3) Ada perbedaan intensi beralih menggunakan rokok

elektrik yang signifikan ditinjau dari pengetahuan tentang informasi bahaya

merokok pada mahasiswa Universitas Negeri Semarang.

Page 9: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

PERNYATAAN .................................................................................................. ii

PENGESAHAN .................................................................................................. iii

MOTTO DAN PERUNTUKAN ......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

ABSTRAK .......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

BAB

1. PENDAHULUAN........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 15

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 16

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 16

2. LANDASAN TEORI ...................................................................................... 17

2.1 Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik .............................................. 17

2.1.1 Pengertian Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik......................... 17

2.1.2 Komponen-Komponen Pembentuk Intensi ................................................ 20

2.1.3 Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Intensi.......................... 23

2.1.4 Keterkaitan Intensi dan Perilaku ................................................................ 24

Page 10: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

ix

2.2 Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok ....................................... 26

2.2.1 Pengertian Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok .................. 26

2.2.2 Tingkatan Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok ................... 30

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Tentang Informasi

Bahaya Merokok ........................................................................................ 32

2.3 Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau dari

Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok ....................................... 32

2.4 Hipotesis ........................................................................................................ 34

3. METODE PENELITIAN ................................................................................ 35

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 35

3.2 Desain Penelitian ........................................................................................... 35

3.3 Variabel Penelitian ........................................................................................ 36

3.3.1 Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................. 36

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................................... 37

3.3.2.1 Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik ........................................ 37

3.3.2.2 Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok................................. 37

3.3.2.3 Hubungan Antar Variabel Penelitian ..................................................... 38

3.4 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 38

3.4.1 Populasi ...................................................................................................... 38

3.4.2 Sampel ........................................................................................................ 38

3.5 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 39

3.5.1 Skala Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik ................................. 39

3.5.2 Tes Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok ............................. 41

3.6 Uji Coba Penelitian ....................................................................................... 42

Page 11: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

x

3.7 Validitas dan Reliabilitas .............................................................................. 42

3.7.1 Validitas ..................................................................................................... 42

3.7.2 Reliabilitas.................................................................................................. 45

3.8 Metode Analisis Data .................................................................................... 46

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 48

4.1 Persiapan Penelitan ....................................................................................... 48

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian ....................................................................... 48

4.1.2 Penentuan Subjek Penelitian ...................................................................... 49

4.2 Pelaksanaan Penelitian .................................................................................. 50

4.2.1 Penyusunan Instrumen ............................................................................... 50

4.2.2 Pengumpulan Data ..................................................................................... 52

4.2.3 Tabulasi Data ............................................................................................. 53

4.2.4 Pemberian Skoring ..................................................................................... 53

4.2.5 Validitas dan Reliabilitas ........................................................................... 54

4.2.5.1 Validitas .................................................................................................. 54

4.2.5.2 Reliabilitas............................................................................................... 55

4.3 Hasil Penelitian ............................................................................................. 55

4.3.1 Data Demografi .......................................................................................... 56

4.3.2 Analisis Deskriptif ..................................................................................... 57

4.3.2.1 Gambaran Umum Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik .......... 57

4.3.2.2 Gambaran Spesifik Berdasarkan Komponen Intensi Beralih

Menggunakan Rokok Elektrik ................................................................. 59

4.3.2.2.1 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Komponen Attitude Toward Behavior ............................ 59

Page 12: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

xi

4.3.2.2.2 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Komponen Subjective Norm ........................................... 62

4.3.2.2.2 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Komponen Perceived Behavioral Control...................... 64

4.3.2.3 Gambaran Umum Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya

Merokok................................................................................................... 68

4.3.2.4 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok ........... 71

4.3.2.4.1 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Pada Kelompok Mahasiswa yang Mengetahui Informasi Bahaya

Merokok................................................................................................ 71

4.3.2.4.2 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Pada Kelompok Mahasiswa yang Kurang Mengetahui Informasi

Bahaya Merokok .................................................................................. 74

4.3.2.5 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................................... 77

4.3.2.5.1 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Pada Jenis Kelamin Laki-Laki ............................................................. 77

4.3.2.5.2 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Pada Jenis Kelamin Perempuan .......................................................... 79

4.3.2.6 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Frekuensi Merokok ............................................................ 82

4.3.2.6.1 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Frekuensi Merokok Setiap Hari ..................................... 82

4.3.2.6.2 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Frekuensi Merokok Pada Saat Tertentu ......................... 85

4.3.2.7 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok ....................................................... 88

4.3.2.7.1 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak TK..................................... 88

4.3.2.7.2 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak SD..................................... 90

Page 13: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

xii

4.3.2.7.3 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak SMP .................................. 93

4.3.2.7.4 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak SMA .................................. 95

4.3.2.7.5 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak Kuliah............................... 98

4.3.2.8 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok ...................................................................... 102

4.3.2.8.1 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Sangat Berat (Lebih dari 31

Batang/Hari) ........................................................................................ 102

4.3.2.8.2 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Berat (21- 30 Batang/Hari)...................... 104

4.3.2.8.3 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Sedang (11- 21 Batang/Hari) ................... 106

4.3.2.8.4 Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Ringan (Kurang dari 10 Batang/Hari) .... 108

4.3.3 Analisis Inferensial..................................................................................... 111

4.3.3.1 Uji Hipotesis............................................................................................ 112

4.4 Pembahasan ................................................................................................... 114

4.4.1 Pembahasan Analisis Deskriptif ................................................................ 114

4.4.1.1 Pembahasan Analisis Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik .................................................................................................... 114

4.4.1.2 Pembahasan Analisis Deskriptif Pengetahuan Tentang Informasi

Bahaya Merokok ..................................................................................... 115

4.4.1.3 Pembahasan Analisis Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................... 117

4.4.1.4 Pembahasan Analisis Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Frekuensi Merokok .............................................. 117

Page 14: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

xiii

4.4.1.5 Pembahasan Analisis Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Waktu Mulai Merokok ......................................... 118

4.4.1.6 Pembahasan Analisis Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Tipe Perokok ........................................................ 118

4.4.2 Pembahasan Analisis Inferensial Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Ditinjau dari Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya

Merokok ..................................................................................................... 119

4.5 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 126

5. PENUTUP ....................................................................................................... 128

5.1 Simpulan ....................................................................................................... 128

5.1 Saran .............................................................................................................. 128

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 131

Page 15: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Data Studi Pendahuluan Pengguna Rokok Elektrik ...................................... 7

1.2 Data Studi Pendahuluan Pengguna Rokok Tembakau .................................. 8

3.1 Blue Print Skala Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik .................. 40

3.2 Skoring Aitem Skala Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik ........... 41

3.3 Blue Print Tes Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok ............... 41

3.4 Skoring Aitem Tes Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok........ 42

3.5 Hasil Uji Coba Skala Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik ........... 44

3.6 Sebaran Baru Aitem Skala Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik .. 45

3.7 Reliability Statistic Skala Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik .... 46

4.1 Jumlah Subjek Berdasarkan Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya

Merokok ........................................................................................................ 56

4.2 Jumlah Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin .................................................. 56

4.3 Jumlah Subjek Berdasarkan Frekuensi Merokok .......................................... 56

4.4 Jumlah Subjek Berdasarkan Waktu Mulai Merokok .................................... 57

4.5 Jumlah Subjek Berdasarkan Tipe Perokok ................................................... 57

4.6 Statistik Deskriptif Gambaran Umum Intensi Beralih Menggunakan

Rokok Elektrik .............................................................................................. 58

4.7 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik ................... 59

4.8 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Komponen Attitude Toward Behavior ..................................... 60

4.9 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Komponen Attitude Toward Behavior ..................................... 61

Page 16: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

xv

4.10 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Komponen Subjective Norm ................................................. 62

4.11 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Komponen Subjective Norm ................................................. 63

4.12 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Komponen Perceived Behavioral Control ............................ 65

4.13 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Komponen Perceived Behavioral Control ............................ 66

4.14 Ringkasan Gambaran Spesifik Berdasarkan Komponen Intensi Beralih

Menggunakan Rokok Elektrik ................................................................... 67

4.15 Statistik Deskriptif Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok ..... 68

4.16 Kriteria Interval Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok .......... 69

4.17 Pengelompokan Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok .......... 70

4.18 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Pada

Kelompok Mahasiswa yang Mengetahui Informasi Bahaya Merokok ...... 72

4.19 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Pada

Kelompok Mahasiswa yang Mengetahui Informasi Bahaya Merokok ...... 73

4.20 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Pada

Kelompok Mahasiswa yang Kurang Mengetahui Informasi Bahaya

Merokok ..................................................................................................... 74

4.21 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Pada

Kelompok Mahasiswa yang Kurang Mengetahui Informasi Bahaya

Merokok ..................................................................................................... 75

4.22 Ringkasan Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya

Merokok ..................................................................................................... 76

4.23 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Pada

Jenis Kelamin Laki-Laki ............................................................................ 77

4.24 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Pada

Jenis Kelamin Laki-Laki ............................................................................ 78

Page 17: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

xvi

4.25 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Pada

Jenis Kelamin Perempuan .......................................................................... 80

4.26 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Pada

Jenis Kelamin Perempuan .......................................................................... 81

4.27 Ringkasan Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................................... 82

4.28 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Frekuensi Merokok Setiap Hari ............................................ 83

4.29 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Frekuensi Merokok Setiap Hari ............................................ 84

4.30 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Frekuensi Merokok Pada Saat Tertentu ................................ 85

4.31 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Frekuensi Merokok Pada Saat Tertentu ................................ 86

4.32 Ringkasan Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Frekuensi Merokok ................................................. 87

4.33 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak TK .......................................... 88

4.34 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak TK .......................................... 89

4.35 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak SD .......................................... 91

4.36 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak SD .......................................... 92

4.37 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak SMP ....................................... 93

4.38 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak SMP ....................................... 94

4.39 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak SMA ...................................... 96

Page 18: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

xvii

4.40 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak SMA ...................................... 97

4.41 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak Kuliah .................................... 98

4.42 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak Kuliah .................................... 99

4.43 Ringkasan Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Waktu Mulai Merokok ............................................ 101

4.44 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Sangat Berat.................................................... 102

4.45 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Sangat Berat.................................................... 103

4.46 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Berat ............................................................... 104

4.47 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Berat ............................................................... 105

4.48 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Sedang ............................................................ 106

4.49 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Sedang ............................................................ 107

4.50 Statistik Deskriptif Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Ringan............................................................. 109

4.51 Kriteria Interval Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Ringan............................................................. 110

4.52 Ringkasan Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Tipe Perokok ........................................................... 111

4.53 Hasil Uji Hipotesis ...................................................................................... 113

Page 19: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Theory Planned Behavior Ajzen ................................................................... 21

2.2 Proses Terbentuknya Intensi ......................................................................... 24

2.3 Kerangka Berfikir Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Ditinjau dari Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok .... 34

3.1 Hubungan antar Variabel Penelitian ............................................................. 38

4.1 Diagram Gambaran Umum Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik .......................................................................................................... 59

4.2 Diagram Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Komponen Attitude Toward Behavior ....................... 62

4.3 Diagram Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Komponen Subjective Norm....................................... 64

4.4 Diagram Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Komponen Perceived Behavioral Control ................. 66

4.5 Diagram Ringkasan Gambaran Spesifik Berdasarkan Komponen

Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik .............................................. 67

4.6 Diagram Kategori Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok ......... 70

4.7 Diagram Gambaran Umum Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya

Merokok ....................................................................................................... 71

4.8 Diagram Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Pada Kelompok Mahasiswa yang Mengetahui Informasi

Bahaya Merokok ........................................................................................... 73

4.9 Diagram Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Pada Kelompok Mahasiswa yang Kurang Mengetahui Informasi

Bahaya Merokok ........................................................................................... 76

4.10 Diagram Ringkasan Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan

Rokok Elektrik Berdasarkan Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya

Merokok Merokok ..................................................................................... 77

Page 20: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

xix

4.11 Diagram Gambaran Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Pada

Jenis Kelamin Laki-Laki ............................................................................ 79

4.12 Diagram Gambaran Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Pada

Jenis Kelamin Perempuan .......................................................................... 81

4.13 Diagram Ringkasan Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan

Rokok Elektrik Berdasarkan Jenis Kelamin .............................................. 82

4.14 Diagram Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Frekuensi Merokok Setiap Hari .............................. 85

4.15 Diagram Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Berdasarkan Frekuensi Merokok Pada Saat Tertentu .................. 87

4.16 Diagram Ringkasan Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan

Rokok Elektrik Berdasarkan Frekuensi Merokok ...................................... 88

4.17 Diagram Gambaran Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak TK .......................................... 90

4.18 Diagram Gambaran Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak SD .......................................... 93

4.19 Diagram Gambaran Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak SMP ....................................... 95

4.20 Diagram Gambaran Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak SMA ...................................... 98

4.21 Diagram Gambaran Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Waktu Mulai Merokok Sejak Kuliah .................................... 100

4.22 Diagram Ringkasan Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan

Rokok Elektrik Berdasarkan Waktu Mulai Merokok ................................ 101

4.23 Diagram Gambaran Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Sangat Berat.................................................... 104

4.24 Diagram Gambaran Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Berat ............................................................... 106

4.25 Diagram Gambaran Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Sedang ............................................................ 108

Page 21: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

xx

4.26 Diagram Gambaran Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Berdasarkan Tipe Perokok Ringan............................................................. 110

4.27 Diagram Ringkasan Gambaran Spesifik Intensi Beralih Menggunakan

Rokok Elektrik Berdasarkan Tipe Perokok................................................ 111

Page 22: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner Studi Pendahuluan ......................................................................... 136

2. Instrumen Penelitian........................................................................................ 140

3. Data Demografi ............................................................................................... 155

4. Tabulasi Data Skala......................................................................................... 158

5. Tabulasi Data Tes ............................................................................................ 170

6. Tabulasi Data Penelitian ................................................................................. 177

7. Hasil Statistika Perhitungan ............................................................................ 181

Page 23: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali ditemui orang merokok dimana-

mana, baik di kantor, di kampus, di pasar ataupun di tempat umum lainnya atau

bahkan di kalangan rumah tangga sendiri. Merokok merupakan perilaku yang telah

umum dijumpai. Perokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta kelompok

umur yang berbeda. Merokok merupakan masalah yang belum dapat diselesaikan

hingga saat ini. Berbagai dampak dan bahaya merokok sebenarnya sudah

dipublikasikan kepada masyarakat, namun kebiasaan merokok masyarakat masih

sulit untuk dihentikan. Bahaya merokok bukan saja pada perokok tetapi juga

berdampak pada orang-orang di sekelilingnya.

Berdasarkan Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

menunjukkan terjadinya peningkatan prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas yaitu

27 % (Susenas 1995), 31,5 % (SKRT 2001), 34,4% (Susenas 2004), 34,7%

(Riskesdas 2007), dan 36,3% (Riskesdas 2013). Walaupun proporsi perokok wanita

lebih rendah dibandingkan pria, namun terjadi juga peningkatan sebanyak 5 kali

lipat dari 1,7% pada Tahun 1995 menjadi 6,7% pada Tahun 2013

(www.depkes.go.id diunduh pada 29 April 2018).

Tiap tahunnya jumlah perokok di Indonesia semakin meningkat.

Berdasarkan riset Atlas Tobacco, Indonesia menduduki rangking satu dengan

jumlah perokok tertinggi di dunia. Jumlah perokok di Indonesia mencapai 90 juta

Page 24: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

2

jiwa. Indonesia sendiri menempati urutan tertinggi prevalensi merokok bagi laki-

laki di ASEAN yakni sebesar 67,4%. Di Indonesia, merokok merenggut nyawa

setidaknya 244.000 jiwa setiap tahunnya. Merokok menyebabkan sekitar 21%

kematian laki-laki dewasa dan 8% kematian perempuan dewasa setiap tahunnya.

Sehingga dapat dikatakan 50% dari orang yang terkena akibat rokok mengalami

kematian dini. Kemudian di Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan

jumlah kematian penyakit kardiovaskular tertinggi. Sedangkan menurut World

Health Organization, rokok menjadi penyebab utama tingginya angka kematian

penyakit kardiovaskular setelah tekanan darah tinggi (www.cnnindonesia.com

diunduh pada 29 April 2018).

Banyak perokok yang merasakan manfaat atau efek psikologis dari rokok.

Perokok merasakan peningkatan konsentrasi, mood, kemampuan belajar,

mengurangi stress dan lelah, serta kemampuan memecahkan masalah saat

menghisap sebatang rokok. Perasaan positif tersebut akhirnya membuat perokok

terus memiliki keinginan untuk merokok (Sukendro, 2007:88).

Walaupun rokok mampu memberikan efek ketenangan, rokok juga

memiliki pengaruh buruk terhadap kesehatan tubuh seseorang. Dalam asap rokok

terdapat 4000 zat kimia, diantaranya nikotin, tar, karbon monoksida dan hydrogen

sianida. Rokok dapat menyebabkan impotensi, kanker, gangguan jantung, serta

gangguan kehamilan pada wanita (Sukendro, 2007:80).

Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan berbagai macam penyakit

seperti kanker paru-paru, penyakit tenggorokan, jantung, emfisema, pendarahan

otak, termasuk impotensi akibat buntunya arteri pada penis (Hutapea, 2013:58).

Page 25: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

3

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merokok pada remaja

yaitu, sikap permisif orang tua terhadap perilaku merokok remaja, lingkungan

teman sebaya, dan kepuasan psikologis (Komasari, 2000). Sedangkan menurut

Alamsyah (dalam Indra, Hasneli & Utami, 2015), faktor yang mempengaruhi

seseorang merokok antara lain zat nikotin yang membuat seseorang ketagihan,

faktor teman, dan faktor psikologis yang merasa lebih fokus dalam mengerjakan

hal atau suka memainkan asap.

Kemudian terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi seseorang

merokok seperti merokok karena coba-coba, merokok di saat stress, merokok saat

ingin bersantai, merokok karena membantu melepaskan dari masalah, merokok

karena memberikan kepercayaan diri (Kadar, Respati & Irasanti, 2017).

Berdasarkan manfaat atau efek psikologis dan faktor-faktor tersebut

diketahui bahwa berhenti merokok bukan hal yang mudah. Banyak cara yang dapat

dilakukan dalam usaha berhenti merokok, seperti berkomitmen, menggantikan

rokok dengan permen, mengalihkan rokok dengan beraktivitas dan menghindari

rokok (Wulandari & Santoso, 2012).

Seperti diketahui, rokok elektrik atau biasa dikenal dengan Electronic

Nicotine Delivery System (ENDS), vape, vaporizer atau e-cigarette tengah

digandrungi oleh sebagian besar masyarakat. Saat ini, menggunakan rokok elektrik

merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan sebagai pengganti rokok,

karena rokok ini mengandung nikotin, propylene glycol, glycerol dan perasa

(Garner & Stevens, 2014).

Page 26: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

4

Hasil survei yang dilakukan oleh Global Adult Tobacco di Indonesia pada

tahun 2011 menyebutkan bahwa kesadaran terhadap keberadaan rokok elektrik

mencapai 10,9%, tetapi hanya 0,3% yang telah menggunakan rokok elektrik. Laki-

laki lebih banyak mendengar tentang rokok elektrik yaitu 16,8% dibandingkan

dengan perempuan yaitu 5,1%, lalu berdasarkan usia kesadaran tentang keberadaan

rokok elektrik pada usia 15-24 tahun lebih besar yaitu 14,4% dibandingkan dengan

pada usia 25-44 tahun yaitu 12,4%. Kesadaran tentang keberadaan rokok elektrik

pada masyarakat Indonesia lebih banyak pada masyarakat yang tinggal di daerah

perkotaan yaitu sebesar 15,3%. Selain itu, kesadaran tentang keberadaan rokok

elektrik pada masyarakat Indonesia lebih banyak pada masyarakat dengan tingkat

pendidikan perguruan tinggi yaitu sebesar 29,4%. (Bam, et al., 2014).

Berdasarkan penelitian terkait Kajian Keamanan dan Resiko Rokok Elektrik

di Indonesia oleh Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP Indonesia) bersama

tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, menyimpulkan

bahwa rokok elektrik merupakan alternatif pengganti rokok yang memiliki resiko

jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan rokok konvensional

(www.jpnn.com diunduh pada 10 Desember 2017).

Rokok elektrik jauh lebih tidak berbahaya daripada rokok, karena rokok

elektrik tidak mengandung tembakau, yang menyebabkan kerusakan akibat

merokok. Namun, biasanya mengandung nikotin, yang membuat kecanduan tetapi

tidak menyebabkan kanker. Bagi sebagian orang, rokok elektrik bisa menjadi

pilihan untuk membantu berhenti merokok tembakau (www.cancerresearchuk.org

diunduh pada 16 Januari 2019).

Page 27: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

5

Pada penelitian yang dilakukan oleh Foulds, Veldheer & Berg pada Tahun

2011 dengan judul “Electronic Cigarettes (E-Cigs): Views of Aficionados and

Clinical⁄Public Health Perspectives” menyebutkan bahwa sebagian besar

responden dalam penelitian tersebut menggunakan rokok elektrik sebagai cara

untuk berhenti merokok dan karena mereka memiliki anggapan bahwa rokok

elektrik jauh lebih tidak berbahaya bagi kesehatan mereka daripada rokok

tembakau.

Lalu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Biener & Hargraves pada

Tahun 2015 dengan judul ”A Longitudinal Study of Electronic Cigarette Use

Among a Population-Based Sample of Adult Smokers: Association With Smoking

Cessation and Motivation to Quit” menyimpulkan bahwa penggunaan rokok

elektrik setiap hari selama satu bulan mempunyai tingkat asosiasi yang tinggi pada

keberhasilan berhenti menggunakan rokok tembakau.

Kemudian penelitian yang telah dilakukan oleh Etter pada Tahun 2010

dengan judul “Electronic Cigarettes: a Survey of Users” menyebutkan bahwa para

responden merasakan efek positif ketika menggunakan rokok elektrik yaitu batuk

berkurang, pernapasan menjadi lebih baik, kebugaran fisik menjadi lebih baik,

racun yang terkandung dalam rokok elektrik lebih sedikit dibandingkan dengan

rokok tembakau, responden juga lebih bisa menikmati cita rasa rokok dan sensasi

inhalasi. Sedangkan efek samping yang dirasakan yaitu kekeringan pada rongga

mulut dan tenggorokan setelah menggunakan rokok elektrik tersebut. Para

responden menggunakan rokok elektrik terutama untuk berhenti merokok, dan

mungkin membantu untuk mengurangi konsumsi rokok tembakau, namun beberapa

Page 28: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

6

responden khawatir tentang potensi toksisitas yang ada pada cairan rokok elektrik

karena belum banyaknya penelitian yang dipublikasikan tentang rokok elektrik,

terutama pada khasiat dan toksisitas atau tingkat racun yang terkandung dalam

perangkat rokok elektrik. Meskipun mereka merasakan lebih banyak efek positif

ketika menggunakan rokok elektrik dibandingkan dengan rokok tembakau.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Lorensia, Yudiarso, &

Herwansyah (2017) menunjukkan hasil bahwa partisipan menganggap rokok

elektrik efektif membantu dalam proses smoking cessation. Rokok eletrik terbukti

mengurangi frekuensi penggunaan rokok tembakau dan menyebabkan berhenti

merokok. Sedangkan sebagian besar responden tidak mengalami efek samping dan

efek yang dilaporkan adalah tenggorokan terasa kering dan batuk.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Atmojo (2017) menunjukkan hasil

bahwa secara umum pengambilan keputusan perokok tembakau yang beralih ke

rokok elektrik dipengaruhi oleh 2 faktor, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor

internal yaitu persepsi dan pengetahuan mengenai rokok tembakau, sedangkan

faktor eksternal yaitu lingkungan, terutama teman.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Indra, Hasneli & Utami (2015)

menyimpulkan bahwa perokok tembakau yang telah beralih menggunakan rokok

elektrik memperoleh suatu kepuasan psikologis selama menggunakan vape, yang

disebabkan oleh banyaknya rasa yang dapat dihasilkan liquid dan faktor kognitif,

yang menganggap bahwa vape lebih aman dibanding rokok tembakau, dan juga

faktor emosi, yang merasa senang dan nyaman selama menggunakan vape

dikarenakan bertambahnya teman sosialisasi sesama pengguna vape.

Page 29: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

7

Sampai saat ini, memang belum ada kajian lebih lanjut tentang efek samping

atau dampak negatif dari rokok elektrik bagi kesehatan manusia dalam jangka

panjang. Namun hal ini tidak membuat beberapa perokok tembakau merasa tidak

tertarik dengan adanya rokok elektrik tersebut. Karena mereka merasa bahwa rokok

elektrik lebih aman digunakan daripada rokok tembakau yang jelas-jelas telah

diketahui dampak negatifnya bagi kesehatan manusia, baik itu perokok aktif

maupun perokok pasif atau orang yang berada di sekitar perokok aktif.

Studi pendahuluan yang telah dilakukan kepada 18 pengguna rokok elektrik

didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data Studi Pendahuluan Pengguna Rokok Elektrik

Keterangan Jumlah

Riwayat

Penggunaan

Rokok Tembakau

Sebelumnya tidak pernah

menggunakan rokok tembakau

27,8%

Sebelumnya pernah

menggunakan rokok tembakau

72,2%

Usia 18-19 Tahun 11,1%

20-21 Tahun 44,4%

22-23 Tahun 27,8%

24-25 Tahun 5,6%

>25 Tahun 11,1%

Jenis Kelamin Pria 88,9%

Wanita 11,1%

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebanyak 72,7% para pengguna

rokok elektrik pernah menggunakan rokok tembakau, artinya mereka telah dapat

beralih dari menggunakan rokok tembakau menjadi menggunakan rokok elektrik.

Kemudian pengguna rokok elektrik mayoritas berada pada usia 20-21 tahun dengan

presentase 44,4% dan didominasi oleh kaum laki-laki dengan persentase 88,9%.

Seluruh pengguna rokok elektrik tersebut mengetahui bahaya dari rokok tembakau

dan sebanyak 88,9% merasa bahwa rokok elektrik lebih baik daripada rokok

Page 30: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

8

tembakau. Hal ini dikarenakan mereka beranggapan bahwa rokok elektrik lebih

aman digunakan bagi kesehatan, lebih hemat dalam pengeluaran bulanan, lebih

enak digunakan karena ada berbagai varian rasanya, dan sebagai alternatif untuk

berhenti mengkonsumsi rokok tembakau.

Sedangkan studi pendahuluan yang dilakukan kepada 18 pengguna rokok

tembakau didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 1.2 Data Studi Pendahuluan Pengguna Rokok Tembakau

Keterangan Jumlah

Riwayat

Penggunaan

Rokok Tembakau

Hanya menggunakan rokok

tembakau

72,2%

Menggunakan rokok tembakau

sekaligus rokok elektrik

27,8%

Usia 18-19 Tahun 27,8%

20-21 Tahun 50%

22-23 Tahun 16,7%

24-25 Tahun 5,5%

>25 Tahun 0%

Jenis Kelamin Laki-laki 100%

Perempuan 0%

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 72,2% pengguna rokok

tembakau dan 27,8% menggunakan rokok tembakau sekaligus rokok elektrik.

Seluruhnya merupakan berjenis kelamin laki-laki dan mayoritas berusia 20-21

tahun dengan persentase 50%. Seluruh responden mengetahui bahaya dari rokok

tembakau dan mengetahui tentang rokok elektrik. Namun hanya sebesar 66,7%

yang merasa bahwa rokok elektrik lebih baik dari rokok tembakau. Lalu seluruh

responden memiliki keinginan untuk mengurangi maupun berhenti untuk

mengkonsumsi rokok tembakau dan sebanyak 55,6% memiliki keinginan untuk

beralih menggunakan rokok elektrik. Hal ini dikarenakan mereka memiliki

Page 31: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

9

keinginan untuk hidup sehat dan berhemat dengan cara mengurangi ataupun

berhenti mengkonsumsi rokok tembakau.

Dari hasil temuan studi pendahuluan tersebut, ditemukan perokok tembakau

yang memiliki keinginan dan niatan untuk mengurangi maupun berhenti

mengkonsumsi rokok tembakau dengan cara beralih menggunakan rokok elektrik

atau e-cigarette sebagai alternatif pengganti rokok tembakau. Keinginan atau niatan

yang dimiliki oleh para perokok tembakau ini dalam istilah psikologi disebut

dengan intensi. Keinginan dan niatan untuk beralih menggunakan rokok elektrik

tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pengetahuan tentang bahaya

merokok tembakau dan sikap terhadap rokok. Apabila keinginan dan niatan tersebut

juga diperkuat oleh adanya norma subjektif, yaitu keyakinan mengenai apa yang

orang lain inginkan terhadap perbuatan untuk beralih menggunakan rokok elektrik,

maka individu tersebut bukan hanya sekedar memiliki keinginan atau niatan saja

tetapi juga individu tersebut akan berbuat untuk beralih menggunakan rokok

elektrik.

Menurut Muchtar (dalam Sandek & Astuti, 2007) keberhasilan seseorang

dalam mengurangi maupun berhenti mengkonsumsi rokok tembakau dengan cara

beralih menggunakan rokok elektrik ditentukan oleh besarnya niat (intensi) yang

dimilikinya, jadi tanpa adanya intensi yang besar, sebesar apapun usaha yang

dilakukannya maka akan sia-sia.

Fishbein & Ajzen (dalam Wijaya, 2007) menyatakan bahwa intensi

merupakan komponen dalam diri individu yang mengacu pada keinginan untuk

melakukan tingkah laku tertentu, intensi didefinisikan sebagai dimensi probabilitas

Page 32: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

10

subjektif individu dalam kaitan antara diri dan perilaku. Banyak teori dari health

behavior yang menyebutkan bahwa intensi memiliki kemampuan yang paling baik

dalam meramalkan perbuatan yang akan dilakukan oleh individu (Setiawan &

Setyorini, 2015).

Menurut Fishbein & Ajzen (dalam Wijaya, Nurhadi & Kuncoro, 2015),

terbentuknya intensi dapat diterangkan dengan teori perilaku terencana yang

mengasumsikan manusia selalu mempunyai tujuan dalam berperilaku. Teori

perilaku terencana atau biasa dikenal dengan theory of planned behavior (TPB)

adalah teori yang digunakan untuk mengukur behavioral intention dengan predictor

behavior yang menggambarkan hubungan antara keyakinan (beliefs), sikap

(attitudes), perilaku (behavior) dan perceived behavior control (Riyanti, 2015).

Perceived behavior control atau persepsi terhadap kontrol perilaku merupakan

penilaian terhadap kemampuan atau ketidakmampuan untuk menampilkan

perilaku, atau penilaian seseorang mengenai seberapa mudah atau seberapa sulit

untuk menampilkan perilaku (Meilinda, 2013).

Dalam teori perilaku terencana Ajzen (dalam Indrawani, Mailani &

Nilawati, 2014), intensi untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku

dibentuk oleh tiga fungsi determinan, yaitu sikap terhadap perilaku (attitude toward

a behavior), norma subjektif (subjective norm), dan persepsi terhadap kontrol

perilaku (perceived behavior control).

Ajzen menjelaskan bahwa intensitas intensi dipengaruhi oleh adanya

evaluasi terhadap konsekuensi atribut yang diharapkan atau konsekuensi atribut

yang tidak diharapkan. Adanya evaluasi positif bahwa rokok elektrik dapat

Page 33: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

11

membantu berhenti atau mengurangi konsumsi rokok tembakau dan lebih aman

digunakan daripada rokok tembakau maka individu tersebut akan lebih berani untuk

mencoba mewujudkan niatnya beralih menggunakan rokok elektrik. Sebaliknya

apabila individu tersebut mempunyai evaluasi penilaian negatif terhadap rokok

elektrik seperti adanya prasangka akan efek negatif pemakaian rokok elektrik akibat

ketidakjelasan informasi di masyarakat mengenai rokok elektrik maka individu

tersebut kurang berani mencoba untuk mewujudkan niatnya beralih menggunakan

rokok elektrik (Siwi & Meiyanto, 2002).

Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan observasi dan wawancara

terhadap mahasiswa yang pernah merokok dan kemudian dapat beralih

menggunakan rokok elektrik sampai sekarang. Peneliti melakukan wawancara awal

dan memperoleh gambaran bagaimana perokok tembakau dapat beralih menjadi

pengguna rokok elektrik sebagai berikut :

Jadi dulu itu saya itu perokok berat mas, sehari bisa sampai habis

sebungkus rokok. Saya kenal rokok mulai sejak SD. Nah kuliah ini

dengan pergaulan yang semakin luas, saya mulai kenal dengan

namanya vape mas. Dari situ saya mulai tanya-tanya ke teman tentang

vape. dan saya tau dari media bahwa vape itu digunakan sebagai

alternatif bagi perokok. Setau saya kan rokok itu berbahaya to mas, bisa

menyebabkan serangan jantung kanker dan lain-lain. Jadi kenapa saya

nggak menggunakan vape aja ya? Yang jelas lebih aman dan

menyehatkan daripada rokok tembakau. Hingga saya mulai benar-

benar berniat untuk berhenti merokok. Saya terlalu candu dengan rokok

mas dan saya makin khawatir akan kesehatan saya apabila terus-

terusan merokok. Kemudian saya tertarik untuk menggunakan vape,

jadi saya mencoba menggunakan vape untuk selingan rokok. Tapi

setelah saya sering ngevape itu ngerokok tembakau seperti ampang

mas, gaada rasanya gitu. dari situ saya mulai menggunakan vape terus

tanpa mengkonsumsi rokok tembakau. Sampai saat ini pun saya tidak

merokok tembakau mas dan saya mulai merasakan manfaatnya.

(Subjek 1. Laki-laki. 21 Tahun. 09-12-2017)

Page 34: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

12

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa intensi atau keinginan

untuk beralih menggunakan rokok elektrik juga diprediksi terkait dengan

pengetahuan bahwa rokok tembakau lebih berbahaya daripada rokok elektrik, atau

dalam hal ini pengetahuan tentang informasi bahaya merokok. Pengetahuan tentang

informasi bahaya merokok merupakan sejauhmana seseorang mampu mengetahui

tentang informasi bahaya yang dapat diakibatkan dari merokok. Pengetahuan yang

memadai tentang bahaya merokok diharapkan membuat orang yang belum

merokok tetap tidak merokok dan para perokok yang sudah terlanjur bisa

mengurangi maupun menghentikan kebiasaan merokoknya dengan cara beralih

menggunakan rokok elektrik sebagai alternatif penganti rokok tembakau (Putri

dalam Nuradita & Mariyam, 2013).

Menurut Pakaya (2013), pengetahuan tentang bahaya merokok juga dapat

diartikan sebagai sejauhmana seseorang mampu memahami bahaya yang dapat

diakibatkan oleh rokok yang dihasilkan oleh tumbuhan tembakau yang didalamnya

mengandung bahan-bahan berbahaya seperti zat nikotin, tar, karbon monoksida,

dan nikotin yang berbahaya bagi tubuh mereka.

Menurut Notoatmodjo (dalam Muniroh, Martini, Soedirham, & Andrias,

2006), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat

menjadikan seseorang memiliki kesadaran sehingga seseorang akan berperilaku

sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, perubahan perilaku yang dilandasi

pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif bersifat langgeng karena didasari

oleh kesadaran mereka sendiri bukan paksaan (Dirgahayu, 2015).

Page 35: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

13

Suatu pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, banyaknya

informasi yang diperoleh, keadaan lingkungan, pengalaman, usia, dan status

ekonomi seseorang (Agusta, Ismail & Firdausy, 2015). Sedangkan menurut

Afriyani (dalam Zuliyani, 2016), pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu usia, jenis kelamin, sumber informasi, paparan informasi dan lingkungan.

Menurut Rosid (dalam Ma’ruf, 2015), pengetahuan yang dimiliki oleh

seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu: 1) Pengalaman, diperoleh dari

pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat

memperluas pengetahuan seseorang; 2) Keyakinan, biasanya keyakinan diperoleh

secara turun-temurun dan tanpa ada pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini

biasanya mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik yang sifatnya positif maupun

negatif; 3) Fasilitas, sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang, misalnya radio, TV, majalah, buku, dan lain-lain; 4) Sosial

budaya, kebudayaan setempat dan kebiasaan di dalam keluarga dapat

mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental secara langsung atau

tidak langsung turut memperkaya kehidupan seseorang, setiap pengetahuan

mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa atau ontologi, bagaimana atau

epistologi, dan untuk apa atau aksiologi (Rajaratenam, Martini & Lipoeto, 2014).

Pengetahuan dapat memberikan pengaruh yang sejalan dengan perilaku yang

ditimbulkan. Semakin baik pengetahuan yang dimiliki maka perilaku yang

ditimbulkan juga semakin baik, begitu pula sebaliknya semakin kurang

Page 36: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

14

pengetahuan yang dimiliki maka perilaku yang ditimbulkan juga mengarah ke

negatif (Wijaya, Agustini & Tisna, 2014).

Anderson, et al., (dalam Widodo, 2006) menjelaskan bahwa pengetahuan

yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan dari proses kognitif

yang sederhana ke proses kognitif yang lebih kompleks, yaitu menghafal

(remember), memahami (understand), mengaplikasikan (applying), menganalisis

(analyzing), mengevaluasi (evaluate), dan membuat (create).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam terbentuknya

perilaku seseorang dan intensi merupakan predisposisi dari perilaku. Dalam

pengelompokannya, pengetahuan tentang informasi bahaya merokok dalam

penelitian ini dapat dilihat dalam dua kelompok, yaitu kelompok yang mengetahui

informasi bahaya merokok dan kelompok yang kurang mengetahui informasi

bahaya merokok.

Kelompok yang mengetahui informasi bahaya merokok adalah mereka yang

telah memiliki pengetahuan tentang informasi mengenai kandungan racun dan

bahaya maupun penyakit yang dapat ditimbulkan dari rokok tembakau. Perokok

tembakau yang berada pada kelompok yang mengetahui informasi bahaya merokok

kemungkinan memiliki intensi untuk beralih menggunakan rokok elektrik

cenderung sedang hingga tinggi.

Sedangkan kelompok yang kurang mengetahui informasi bahaya merokok

adalah mereka yang belum sepenuhnya memiliki pengetahuan tentang informasi

mengenai kandungan racun dan bahaya maupun penyakit yang dapat ditimbulkan

dari rokok tembakau. Perokok tembakau yang berada pada kelompok yang kurang

Page 37: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

15

mengetahui informasi bahaya merokok kemungkinan memiliki intensi untuk

beralih menggunakan rokok elektrik cenderung rendah.

Berdasarkan peristiwa atau fenomena tersebut di atas, dapat diketahui

bahwa ini merupakan suatu fenomena yang baru dan membuat peneliti semakin

tertarik dan merasa penting untuk meneliti apakah ada perbedaan intensi beralih

menggunakan rokok elektrik ditinjau dari pengetahuan tentang informasi bahaya

merokok. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

berupa pengetahuan dan pemahaman mengenai perbedaan intensi beralih

menggunakan rokok elektrik ditinjau dari pengetahuan tentang informasi bahaya

merokok. Sehingga, berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul “Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Ditinjau dari Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok Pada Mahasiswa

Universitas Negeri Semarang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan deskripsi dari latar belakang masalah diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana gambaran intensi beralih menggunakan rokok elektrik pada

mahasiswa Universitas Negeri Semarang ?

1.2.2 Bagaimana gambaran pengetahuan tentang informasi bahaya merokok pada

mahasiswa Universitas Negeri Semarang ?

1.2.3 Apakah ada perbedaan intensi beralih menggunakan rokok elektrik ditinjau

dari pengetahuan tentang informasi bahaya merokok pada mahasiswa

Universitas Negeri Semarang ?

Page 38: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

16

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitiannya adalah

sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengetahui gambaran intensi beralih menggunakan rokok elektrik

pada mahasiswa Universitas Negeri Semarang

1.3.2 Untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang informasi bahaya

merokok pada mahasiswa Universitas Negeri Semarang

1.3.3 Untuk mengetahui perbedaan intensi beralih menggunakan rokok elektrik

ditinjau dari pengetahuan tentang informasi bahaya merokok pada

mahasiswa Universitas Negeri Semarang

1.4 Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

pemikiran mengenai perbedaan intensi beralih menggunakan rokok elektrik ditinjau

dari pengetahuan tentang informasi bahaya merokok.

Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberi masukan mengenai

bagaimana perbedaan intensi beralih menggunakan rokok elektrik ditinjau dari

pengetahuan tentang informasi bahaya merokok dan intervensi yang dapat

dilakukan dalam upaya pengurangan maupun upaya untuk berhenti mengkonsumsi

rokok tembakau. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan kepada masyarakat luas mengenai bahaya merokok serta masukan

untuk Pemerintah agar memberikan regulasi yang jelas untuk rokok elektrik

sehingga dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi tingkat perokok di Indonesia.

Page 39: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

17

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

2.1.1 Pengertian Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik

Intensi berasal dari bahasa latin “intention” yang berarti usaha, upaya,

perhatian, kehendak, jadi intensi secara sederhana adalah niat seseorang untuk

melakukan perilaku tertentu. Menurut Djamaludin Ancok (dalam Indrawani,

Mailani & Nilawati, 2014), intensi merupakan niat individu untuk melakukan

perilaku tertentu. Niat untuk melakukan perilaku berkaitan dengan pengetahuan

(belief) tentang perilaku yang akan dilakukan dan sikap (attitude) terhadap perilaku

tersebut, serta perilaku itu sendiri sebagai wujud nyata dari niatnya.

Bandura (dalam Wijaya, 2007) menyatakan bahwa intensi merupakan suatu

kebulatan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu atau menghasilkan suatu

keadaan tertentu di masa depan. Menurut Setyani (dalam Riyanti, 2015), intensi

adalah niat atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku demi

tercapainya suatu tujuan yang didasarkan pada sikap dan keyakinannya maupun

keyakinan dan sikap orang lain untuk melakukan suatu perilaku tertentu.

Ajzen dan Fishbein (dalam Indrawani, Mailani & Nilawati, 2014)

berpendapat bahwa intensi untuk berperilaku merupakan determinan terdekat

dengan perilaku yang dimaksud dan merupakan prediktor tunggal terbaik bagi

perilaku yang akan dilakukan. Kemudian mereka menyebutkan dalam teori perilaku

beralasan bahwa intensi memiliki dua fungsi determinan, yaitu sikap terhadap

perilaku dan norma subjektif. Lalu teori ini mengalami perkembangan menjadi teori

Page 40: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

18

perilaku terencana, dengan membentuk tiga fungsi determinan yaitu sikap terhadap

perilaku, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa intensi adalah niat

seseorang untuk melakukan perbuatan atau memunculkan suatu perilaku tertentu.

Rokok elektrik pertama kali dikenalkan oleh perusahaan Cina Ruyan pada

tahun 2004. Rokok elektrik adalah cara menghirup uap nikotin, berpotensi

menghilangkan kebutuhan untuk menggunakan tembakau asap.

Sedangkan rokok elektrik atau vape atau e-cigarette adalah alat sederhana

yang dapat menyalurkan nikotin melalui sistem kerja baterai ke dalam tubuh

manusia, nikotin dalam berbagai macam dosis dihisap oleh pengguna melalui

tabung, kebanyakan rokok elektrik terdiri dari beberapa konten seperti, sebuah

baterai lithium yang dapat diisi ulang, sebuah atomizer yang memanaskan cairan

atau liquid sehingga tercipta uap, dan sebuah tabung (Salmon, 2009).

Rokok elektrik generasi pertama mirip dengan rokok kecil dengan baterai

berkapasitas rendah dan elemen pemanas yang dikelilingi oleh busa-direndam

cairan (cartomizer). Sedangkan rokok elektrik generasi kedua biasanya memiliki

baterai berkapasitas lebih tinggi, atomizers lebih besar, pengaturan tangki isi ulang

(clearomizer), dan biasanya menghasilkan uap yang lebih banyak, lebih tebal dan

juga lebih konsisten (Adriaens, Gucht, Declerck & Baeyens, 2014).

Rokok elektrik (e-cigarette) adalah suatu alat yang termasuk kedalam salah

satu tipe rokok yang diciptakan untuk mengubah nikotin menjadi asap bukan

berbentuk rokok seperti rokok pada umumnya. World Health Organization (WHO)

mengistilahkan rokok elektrik sebagai Electronic Nicotine Delivery System (ENDS)

Page 41: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

19

karena menghasilkan nikotin kedalam bentuk uap yang dihirup oleh penggunanya

(BPOM, 2015).

Rokok elektrik adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk

menghantarkan nikotin tanpa asap tembakau dengan cara memanaskan larutan

nikotin, perasa, propylene glycol dan vegetable glycerine (Hajek, Etter, Benowitz,

Eissenberg & McRobbie, 2014). Garner (dalam Indra, Hasneli & Utami, 2015)

menyebutkan bahwa rokok elektrik atau lebih terkenal dengan nama vaporizer

merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti rokok

tembakau, karena rokok elektrik ini tidak mengandung tar dan karbon monoksida

seperti yang terkandung di rokok tembakau, tetapi tetap mengandung senyawa

nikotin yang dapat diturunkan dosisnya hingga dosis 0 miligram.

Rokok elektrik digunakan dengan cara menghirup uap yang dihasilkan dari

pembakaran nikotin, propylene glycol dan glycerin (Dockrell, Morrison, Bauld &

McNeill, 2013). Sedangkan menurut Tanuwihardja & Susanto (2012), cara

penggunaan rokok elektrik seperti merokok biasa, saat dihisap lampu indikator

merah pada ujung rokok elektrik akan menyala layaknya api pada ujung rokok, lalu

hisapan tersebut membuat chip dalam rokok elektrik mengaktifkan baterai yang

akan memanaskan larutan nikotin dan menghasilkan uap yang akan dihisap oleh

pengguna.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rokok elektrik adalah

suatu alat pengganti rokok tembakau yang dapat memanaskan larutan nikotin yang

dapat disesuaikan dosisnya (tidak mengandung tar dan karbon monoksida) menjadi

uap yang dapat dihisap oleh penggunanya.

Page 42: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

20

Berdasarkan pengertian intensi dan pengertian rokok elektrik di atas, dapat

disimpulkan bahwa intensi beralih menggunakan rokok elektrik adalah niat yang

dimiliki individu untuk beralih dari perokok tembakau menjadi pengguna rokok

elektrik yang merupakan suatu alat pengganti rokok tembakau yang dapat

memanaskan larutan nikotin yang dapat disesuaikan dosisnya (tidak mengandung

tar dan karbon monoksida) menjadi uap yang dapat dihisap oleh penggunanya.

2.1.2 Komponen-komponen Pembentuk Intensi

Theory of reasoned action oleh Fishbein dan Ajzen menyebutkan bahwa

komponen terbentuknya intensi ada dua, yaitu attitude toward behavior (sikap

terhadap perilaku) dan subjective norm (norma subjektif) yang merupakan sumber

motivasi bagi individu dalam menampilkan suatu perilaku, sudah cukup untuk

meramalkan suatu perilaku. Kemudian Ajzen menyempurnakan teori tindakan

beralasan (theory of reasoned action) menjadi teori perilaku berencana (theory of

planned behavior) dengan menambahkan variabel baru yang memberi perhatian

pada konsep kontrol berperilaku yang dirasakan seseorang dalam situasi

pengambilan keputusan berperilaku seperti apakah individu akan mampu untuk

melakukan suatu perbuatan atau adakah faktor eksternal yang dapat menghambat

individu dalam melakukan suatu perbuatan (Setiawan & Setyorini, 2015).

Pada dasarnya theory of planned behavior tidak berlawanan dengan theory

of reasoned action. Keduanya mempunyai persamaan mendasar yaitu menjadikan

intensi sebagai faktor sentral dalam teori pembentukan perilaku. Theory of planned

behavior merupakan pengembangan dari theory of reasoned action. Menurut Ajzen

(dalam Semin & Fiedler, 1996:23) theory of planned behavior menjelaskan bahwa

Page 43: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

21

terdapat tiga komponen pembentuk intensi yaitu attitude toward behavior (sikap

terhadap perilaku), subjective norm (norma subjektif), dan perceived behavioral

control (persepsi terhadap kontrol perilaku). Ketiga komponen tersebut akan saling

mempengaruhi satu sama lain yang kemudian akan membentuk intensi. Ketiga

komponen tersebut antara lain:

Gambar 2.1 Theory Planned Behavior Ajzen

2.1.2.1 Attitude toward behavior (sikap terhadap perilaku)

Sikap adalah kecenderungan yang dipelajari untuk merespon terhadap suatu

objek dalam bentuk kesukaan atau ketidaksukaan. Sedangkan, sikap terhadap

perilaku adalah evaluasi positif atau negatif individu dalam melakukan suatu

perilaku yang diinginkan (Setiawan & Setyorini, 2015).

Attitude toward behavior dibentuk oleh dua hal yang mendasar, yaitu

behavioral beliefs dan outcome evaluation pada individu. Behavioral beliefs adalah

Attitude

toward

behavior

Subjective

norm

Perceived

behavioral

control

Intensi Perilaku

Page 44: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

22

keyakinan tentang akibat atau konsekuensi positif dan/atau negatif dari perilaku

yang dimunculkan oleh individu yang bersangkutan. Sedangkan outcome

evaluation adalah hasil evaluasi individu terhadap masing-masing akibat atau

konsekuensi yang ditimbulkan dari perilakunya tersebut.

2.1.2.2 Subjective norm (norma subjektif)

Subjective norm merupakan kepercayaan individu mengenai tuntutan dan

keinginan dari orang-orang yang dianggap penting oleh individu (significant

others), tuntutan tersebut berupa perilaku yang sebaiknya dilakukan dan tidak

dilakukan oleh individu (Setiawan & Setyorini, 2015).

Subjective norm mengacu pada kepercayaan individu untuk memunculkan

perilakunya atau tidak menurut pandangan dari orang lain. Norma ini

mencerminkan tingkatan penerimaan sosial atas perilaku individu yang akan

dimunculkan atau tidak.

Subjective norm dibentuk oleh dua hal yang mendasar, yaitu normatives

beliefs dan motivation to comply pada diri individu. Normatives beliefs merupakan

keyakinan individu bahwa orang lain mengharapkan seorang individu untuk

berperilaku tertentu. Sedangkan motivations to comply adalah kecenderungan

individu untuk menampilkan apa yang menjadi keinginan dan pengharapan orang

lain.

2.1.2.3 Perceived behavioral control (persepsi terhadap kontrol perilaku)

Persepsi terhadap kontrol perilaku adalah persepsi individu mengenai

mudah atau sulitnya dalam menampilkan suatu perilaku dan merupakan refleksi

Page 45: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

23

dari pengalaman masa lalu dan bentuk antisipasi dari suatu hambatan (Setiawan &

Setyorini, 2015).

Menurut Ajzen (dalam Indrawani, Mailani & Nilawati, 2014), perceived

behavioral control dibentuk oleh dua faktor, yaitu control belief dan perceived

power control. Control belief adalah faktor pendukung atau penghambat untuk

melakukan suatu perilaku. Sedangkan perceived power control adalah kekuatan

perasaan akan setiap faktor pendukung atau penghambat dalam melakukan suatu

perilaku.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensi terbagi menjadi

tiga komponen utama, yaitu attitude toward behavior (sikap terhadap perilaku),

subjective norm (norma subjektif), dan perceived behavioral control (persepsi

terhadap kontrol perilaku).

2.1.3 Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Intensi

Faktor-faktor yang melatarbelakangi terbentuknya intensi dibagi menjadi 3

katagori yaitu individu, sosial, dan informasi (Iskandar, 2017).

a) Individu, yaitu meliputi kepribadian, kecerdasan, mood, emosi, stereotip, sikap

secara umum, dan pengalaman.

b) Sosial, yaitu meliputi pendidikan, umur, jenis kelamin, pendapatan, agama,

ras, etnik, dan budaya.

c) Informasi, yaitu meliputi pengetahuan, media, dan intervensi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kemunculan intensi

dilatarbelakangi oleh 3 kategori faktor, yaitu faktor individu, faktor sosial, dan

faktor informasi.

Page 46: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

24

2.1.4 Keterkaitan Intensi dan Perilaku

Sebagaimana diketahui bahwa intensi merupakan prediktor bagi perilaku

seseorang yang akan dilakukan. Intensi tidak dapat muncul dengan sendirinya,

tetapi melalui proses dari ketiga aspek intensi yang secara berkesinambungan

membentuk intensi dalam diri individu. Proses terbentuknya intensi dapat dilihat

melalui gambar berikut ini:

Gambar 2.2 Proses Terbentuknya Intensi

Niat untuk berperilaku ditentukan oleh tiga hal, yaitu sikap terhadap

perilaku (attitude toward behavior) itu sendiri, norma subjektif (subjective norm)

tentang perilaku tersebut dan kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived

Attitude toward

behavior

Subjective

norm

Perceived

behavioral

control.

Behavioral intention

Behavioral

belief

Outcomes evaluation

Normative

belief

Motivations

to comply

Control

beliefs

Perceived

power control

Faktor-faktor yang

melatarbelakangi

munculnya intensi

Individu yaitu

kepribadian,

kecerdasan, mood,

emosi, stereotip,

sikap secara

umum,

pengalaman

Sosial yaitu

pendidikan, umur,

jenis kelamin,

pendapatan,

agama, ras, etnik,

budaya

Informasi yaitu

pengetahuan,

media, intervensi

Page 47: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

25

behavioral control). Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh dua hal, yaitu

kepercayaan tentang akibat atau konsekuensi dari perilaku (behavioral belief) dan

evaluasi terhadap akibat atau konsekuensi tersebut (outcome evaluation). Norma

subjektif juga ditentukan oleh dua hal, yaitu kepercayaan bahwa orang lain berharap

untuk melakukan suatu perilaku (normative belief) dan kecenderungan untuk

menampilkan pengharapan orang lain tersebut (motivation to comply).

Intensi untuk berperilaku tidak dengan sendirinya menjadi perilaku, karena

masih tergantung pada faktor lain, yaitu kontrol perilaku yang dipersepsikan oleh

orang yang bersangkutan mengenai mudah atau sulitnya menampilkan perilakunya.

Persepsi terhadap kontrol perilaku ditentukan oleh dua hal, yaitu faktor pendukung

atau penghambat untuk melakukan suatu perilaku (control belief) dan kekuatan

perasaan akan setiap faktor tersebut (perceived power control).

Orang yang berniat mengurangi atau berhenti untuk mengkonsumsi rokok

dengan beralih menggunakan rokok elektrik bisa jadi berperilaku atau tidak

berperilaku karena adanya pengaruh sugesti, pengetahuan, dukungan dari orang

lain, biaya dan sebagainya. Maka Ajzen dalam theory of reasoned action diperbarui

menjadi theory of planned behavior dengan menambah satu faktor yaitu persepsi

terhadap kontrol perilaku.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intensi memiliki kaitan

dengan perilaku, dimana intensi menjadi prediktor bagi perilaku yang akan

dilakukan oleh seseorang, yang mana intensi ini terbentuk melalui tiga komponen

yang saling berkesinambungan yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan

persepsi terhadap kontrol perilaku.

Page 48: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

26

2.2 Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok

2.2.1 Pengertian Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, indera pendengaran, indera

penciuman, indra perasa, dan indera peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang atau overt behavior

(Notoatmodjo, 2010:50). Pengetahuan dapat menjadikan seseorang memiliki

kesadaran sehingga seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimiliki, perubahan perilaku yang dilandasi pengetahuan, kesadaran dan sikap yang

positif bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran mereka sendiri bukan

paksaan (Dirgahayu, 2015).

Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan dapat

menimbulkan kanker (karsinogen). Sukendro (2007:82) menyatakan bahwa

kandungan pada rokok antara lain :

1) Tar

Tar merupakan kumpulan dari berbagai zat kimia yang berasal dari daun

tembakau maupun yang ditambahkan dalam proses pertanian dan industri rokok.

Tar adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang terbentuk selama pemanasan

tembakau, zat ini terdapat dalam asap rokok dan tergolong dalam zat karsinogen.

Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok inilah yang berhubungan dengan

risiko timbulnya kanker. Kholasoh (2007:25) mengungkapkan bahwa zat

Page 49: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

27

karsinogen ini disimpan di tenggorokan dalam selaput lendir, yang biasa digunakan

untuk mengaspal jalan.

2) Nikotin

Nikotin merupakan zat alkolid toksis yang terdapat dalam tembakau. Dalam

sebatang rokok umumnya berisi 1-3 mg nikotin. Nikotin diserap melalui paru-paru

dan masuk ke dalam otak dengan cepat dalam waktu kurang lebih 10 detik. Dapat

melewati barrier di otak dan diedarkan ke seluruh bagian otak, kemudian beredar

ke seluruh bagian tubuh. Setelah dalam waktu kurang lebih 15-20 menit pada waktu

penghisapan terakhir, efek bifasik dari nikotin pada dosis rendah menyebabkan

rangsangan ganglionik yang eksitasi. Tetapi pada dosis yang tinggi dapat

menyebabkan blokade ganglionik setelah eksitasi sepintas. Kholasoh (2007:24)

mengungkapkan bahwa nikotin dapat menimbulkan efek kecanduan, menimbulkan

perasaan senang, mengurangi rasa cemas, tegang, dan sakit. Namun di sisi lain,

nikotin merupakan racun yang dapat menagkal atau menghilangkan pengaruh

berbagai macam obat, seperti antibiotic, kuinin (obat malaria), teofilin (obat pereda

sesak napas), benzodiazepine (sejenis obat tidur yang berdosis sangat tinggi).

Nikotin juga menghasilkan hormon adrenalin yang membuat denyut jantung

bekerja lebih cepat karena membutuhkan lebih banyak oksigen. Selain itu, nikotin

juga dapat mempercepat pembekuan darah sehingga beresiko tinggi terhadap

serangan jantung.

3) Karbon Monoksida

Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berwarna. Dalam

asap biasanya rokok mengandung 2-6% karbon monoksida. Karbon monoksida

Page 50: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

28

yang ada pada paru-paru dapat menyebabkan sel darah merah kekurangan oksigen

sehingga sel tubuh kekurangan oksigen, karena karbon monoksida mempunyai

daya pengikat (afinitas) dengan hemoglobin sekitar 200 kali lebih kuat dari pada

daya ikat oksigen, dalam waktu paruh 4-7 jam sebanyak 10% dari hemoglobin dapat

terisi oleh karbon monoksida dalam bentuk COHb (Carboly Hemoglobin).

Pengurangan oksigen dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan

pembuluh darah akan terganggu karena menyempit dan mengeras. Apabila

menyerang pembuluh darah jantung maka akan terjadi serangan jantung. Kholasoh

(2007:25) mengungkapkan bahwa kadar gas karbon monoksida (CO) dalam darah

seorang bukan perokok adalah kurang dari 1% sedangkan dalam darah seorang

perokok bisa mencapai 4-15%.

Dalam setiap bungkus rokok sudah tertera beberapa penyakit yang dapat

diakibatkan oleh rokok, seperti kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan

kehamilan dan janin. Hasil penelitian yang dilakukan oleh United State Surgeon

General, AS, menunjukkan ada 10 tipe kanker yang disebabkan oleh rokok. Selain

itu wanita perokok akan meninggal 14,5 tahun lebih muda dibandingkan wanita

yang tidak merokok, sedangkan pria perokok akan meninggal 13,2 tahun lebih

muda dibandingkan dengan pria yang tidak merokok. Sukendro (2007:84)

mengklasifikasikan penyakit yang mengancam perokok antara lain :

1) Mata; perokok beresiko tiga kali lebih tinggi menderita katarak yang dapat

menyebabkan kebutaan daripada orang yang tidak merokok.

Page 51: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

29

2) Mulut, tenggorokan, pita suara, dan esophagus; Rokok dapat mengakibatkan

kanker mulut, tenggorokan, pita suara, dan esophagus. Selain itu juga dapat

mengakibatkan penyakit gusi, pilek, dan kerongkongan kering.

3) Gigi; perokok beresiko sepuluh kali lebih tinggi menderita periodontitis (gusi

terbakar yang mengarah ke infeksi) yang nantinya akan merusak jaringan halus

dan tulang pada gigi daripada orang yang tidak merokok.

4) Paru-paru; wanita perokok tiga belas kali lebih besar kemungkinan terkena

kanker paru-paru, sedangkan pria dua puluh tiga kali lebih besar daripada orang

yang tidak merokok. Selain itu juga dapat menyebabkan pneumonia, bronchitis,

asma, batuk kronis dan bengek.

5) Jantung; merokok dapat mengakibatkan gagal jantung, serangan jantung,

hipertensi, dan stroke.

6) Perut; merokok dapat mengakibatkan kanker perut dan kanker lambung.

7) Ginjal; merokok dapat mengakibatkan gangguan maupun kanker pada ginjal.

8) Pankreas; merokok dapat mengakibatkan kanker maupun gangguan pada

pankreas.

9) Kantung kemih; merokok dapat mengakibatkan kanker kantung kemih.

10) Leher rahim; merokok dapat mengakibatkan gangguan maupun kanker pada

leher rahim.

11) Kehamilan; merokok dapat mengakibatkan kemandulan, bobot tubuh

berkurang, kelahiran bayi secara premature hingga keguguran.

12) Tulang; merokok dapat mengakibatkan kerapuhan pada tulang.

13) Darah; merokok dapat mengakibatkan leukemia atau kanker darah.

Page 52: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

30

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang

informasi bahaya merokok adalah sejauhmana individu mengetahui informasi

mengenai bahaya maupun penyakit yang dapat ditimbulkan dari rokok tembakau

yang di dalamnya mengandung bahan-bahan berbahaya bagi tubuh mereka.

2.2.2 Tingkatan Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok

Anderson, et al., (dalam Widodo, 2005) menjelaskan bahwa pengetahuan

yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan dari proses kognitif

yang sederhana ke proses kognitif yang lebih kompleks antara lain :

1). Menghafal (remember)

Menghafal (remember) yaitu menarik kembali informasi yang tersimpan

dari memori jangka panjang. Tingkatan ini merupakan proses kognitif yang paling

sederhana. Pada tingkatan ini, perokok tembakau dapat mengenali dan mengingat

kandungan racun dan bahayanya bagi kesehatannya.

2). Memahami (understand)

Memahami (understand), yaitu mengkonstruk makna atau pengertian

berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan

yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran individu. Pada tingkatan

ini, perokok tembakau dapat menafsirkan, memberikan contoh,

mengklasifikasikan, meringkas, menarik inferensi, membandingkan, dan

menjelaskan mengenai kandungan dan bahaya dari rokok tembakau.

3). Mengaplikasikan (applying)

Mengaplikasikan (applying), yaitu mencakup penggunaan suatu prosedur

guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Pada tingkatan ini, perokok

Page 53: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

31

tembakau dapat menjalankan dan mengimplementasikan mengenai kandungan dan

bahaya dari rokok tembakau.

4). Menganalisis (analyzing)

Menganalisis (analyzing), yaitu menguraikan suatu permasalahan atau

obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar

unsur-unsur tersebut. Pada tingkatan ini, perokok tembakau dapat menguraikan,

mengorganisir dan menemukan pesan tersirat dari kandungan dan bahaya rokok

tembakau.

5). Mengevaluasi (evaluate)

Mengevaluasi (evaluate), yaitu membuat suatu pertimbangan berdasarkan

kriteria dan standar yang ada. Pada tingkatan ini, perokok tembakau dapat

memeriksa dan mengkritik atas kandungan dan bahaya dari rokok tembakau.

6). Membuat (create)

Membuat (create), yaitu menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu

bentuk kesatuan. Tingkatan ini merupakan proses kognitif yang paling kompleks.

Pada tingkatan ini, perokok tembakau dapat menghipotesiskan, merencanakan, dan

menghasilkan atau menjalankan sesuatu yang baru dari hasil proses kognitif

sebelumnya, yaitu mengenai pengetahuannya tentang informasi bahaya merokok.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tingkatan pengetahuan

tentang informasi bahaya merokok meliputi menghafal (remember), memahami

(understand), mengaplikasikan (applying), menganalisis (analyzing), mengevaluasi

(evaluate), dan membuat (create).

Page 54: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

32

2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Tentang Informasi

Bahaya Merokok

Menurut Agusta, Ismail & Firdausy (2015), suatu pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal berikut, antara lain: a).

Tingkat pendidikan; b). Banyaknya informasi yang diperoleh; c). Keadaan

lingkungan; d). Pengalaman; e). Usia; dan f). Status ekonomi.

Sedangkan menurut Afriyani (dalam Zuliyani, 2016), pengetahuan yang

dimiliki oleh seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: a). Usia; b). Jenis

kelamin; c). Sumber informasi; d). Paparan informasi; dan e). Lingkungan.

Kemudian menurut Wawan (dalam Dirgahayu, 2015), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang adalah sebagai berikut:

a). Pendidikan; b). Umur; c). Lingkungan; dan d). Sosial budaya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang

bahaya merokok dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, sumber informasi, paparan dan banyaknya informasi yang diperoleh,

keadaan lingkungan, pengalaman, status ekonomi, dan sosial budaya.

2.3 Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau dari

Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok

Intensi beralih menggunakan rokok elektrik adalah niat yang dimiliki

individu untuk beralih dari perokok tembakau menjadi pengguna rokok elektrik

yang merupakan suatu alat pengganti rokok tembakau yang dapat memanaskan

larutan nikotin yang dapat disesuaikan dosisnya (tidak mengandung tar dan karbon

monoksida) menjadi uap yang dapat dihisap oleh penggunanya.

Page 55: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

33

Niat yang dimiliki individu untuk beralih menggunakan rokok elektrik

berkaitan dengan pengetahuan tentang informasi bahaya merokok yang

dimilikinya. Pengetahuan tentang informasi bahaya merokok adalah sejauhmana

individu mengetahui informasi mengenai bahaya maupun penyakit yang dapat

ditimbulkan dari rokok tembakau yang di dalamnya mengandung bahan-bahan

berbahaya bagi tubuh mereka. Pengelompokkan berdasarkan kelompok yang

mengetahui informasi bahaya merokok dan kelompok yang kurang mengetahui

informasi bahaya merokok.

Pengetahuan tentang informasi bahaya merokok yang dimiliki oleh individu

berbeda-beda dan hal tersebut diperkirakan berkaitan dengan tinggi rendahnya

intensi untuk beralih menggunakan rokok elektrik. Mahasiswa perokok tembakau

yang berada pada kelompok yang mengetahui informasi bahaya merokok,

cenderung memiliki intensi untuk beralih menggunakan rokok elektrik sedang

hingga tinggi. Sedangkan mahasiswa perokok tembakau yang berada pada

kelompok yang kurang mengetahui informasi bahaya merokok, cenderung

memiliki intensi untuk beralih menggunakan rokok elektrik rendah. Berikut ini

adalah gambarannya :

Page 56: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

34

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok

Elektrik Ditinjau dari Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Merokok

2.4 Hipotesis

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah adanya

perbedaan intensi beralih menggunakan rokok elektrik ditinjau dari pengetahuan

tentang informasi bahaya merokok pada mahasiswa Universitas Negeri Semarang.

Pengetahuan Tentang Informasi Bahaya Rokok Tembakau

1. Kanker 7. Pneumonia

2. Serangan jantung 8. Bronchitis

3. Impotensi 9. Asma

4. Gangguan kehamilan dan janin 10. Batuk Kronis

5. Katarak 11. Hipertensi

6. Periodontitis (gusi terbakar) 12. Stroke

Perokok mencari informasi tentang bahaya

rokok tembakau dalam jangka panjang

Intensi

Tinggi

Intensi

Sedang

Intensi

Rendah

Kurang

Mengetahui

hu

Keuntungan Rokok Elektrik

1. Lebih aman

2. Batuk berkurang

3. Racun lebih sedikit

4. Lebih hemat

5. Lebih sehat

6. Lebih enak karena banyak

varian rasanya

7. Efek samping lebih sedikit

Mengetahui

Page 57: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

128

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Gambaran intensi beralih menggunakan rokok elektrik pada mahasiswa

Universitas Negeri Semarang berada pada kategori sedang dan komponen yang

paling berkontribusi tinggi adalah attitude toward behavior (sikap terhadap

perilaku).

2. Gambaran pengetahuan tentang informasi bahaya merokok pada kelompok

mahasiswa yang mengetahui informasi bahaya merokok lebih banyak

dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang kurang mengetahui informasi

bahaya merokok.

3. Ada perbedaan intensi beralih menggunakan rokok elektrik yang signifikan

ditinjau dari pengetahuan tentang informasi bahaya merokok pada mahasiswa

Universitas Negeri Semarang.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan kesimpulan, peneliti

mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Subjek Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensi beralih menggunakan rokok

elektrik berada pada kategori sedang dan komponen tertingginya yaitu attitude

toward behavior (sikap terhadap perilaku). Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa

yang merokok tembakau telah menyetujui bahwa rokok elektrik merupakan

Page 58: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

129

alternatif pengganti rokok tembakau yang relatif lebih aman digunakan dengan

tingkat resiko bahaya atau penyakit yang lebih rendah, memiliki berbagai pilihan

rasa dan asap yang berbau lebih enak daripada rokok tembakau. Untuk itu, peneliti

berharap agar subjek dapat meningkatkan intensinya untuk beralih dari

menggunakan rokok tembakau ke rokok elektrik.

2. Bagi Instansi

Saran bagi instansi atau dalam hal ini pihak kampus Universitas Negeri

Semarang diharapkan hasil penelitian dapat memberikan saran dan pertimbangan

untuk tindakan pencegahan dan penindakan bagi mahasiswa yang merokok di

lingkungan kampus. Selain itu diharapkan agar membuat kampanye tentang bahaya

merokok secara terus menerus dan up to date. Tidak hanya memaparkan bahaya

merokok kepada perokok aktif, tetapi memberikan kampanye kepada lingkungan

sekitar yaitu perokok pasif agar mendukung mahasiswa perokok aktif berhenti

merokok atau jika belum mampu berhenti merokok bisa beralih menggunakan

rokok elektrik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian sejenis dengan

menggali faktor lain sebagai variabel. Memodifikasi alat ukur yang lebih bisa

menggali sehingga subjek dapat memberikan jawaban sesuai dengan kondisi yang

sebenarnya, serta menggali lebih dalam lagi mengenai fenomena baru yang peneliti

temukan yaitu terdapat beberapa perokok aktif yang tidak merokok setiap hari atau

merokok hanya pada saat tertentu saja, namun sekali merokok bisa menghabiskan

Page 59: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

130

banyak batang rokok pada saat tertentu tersebut, atau dalam istilah psikologi disebut

dengan social smoking.

Page 60: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

131

DAFTAR PUSTAKA

Adriaens, K., Gucht, D. V., Declerck, P., & Baeyens, F. (2014). Effectiveness of

The Electronic Cigarette: An Eight-Weeks Flemish Study With Six-Month

Follow-Up on Smoking Reduction, Craving and Experienced Benefits and

Complaints. International Journal of Environmental Research and Public

Health, 11220-11248.

Agusta, M. V., Ismail, A., & Firdausy, M. D. (2015). Hubungan Pengetahuan

Kesehatan Gigi dengan Kondisi Oral Hygiene Anak Tunarungu Usia

Sekolah (Studi Pada Anak Tunarungu Usia 7-12 Tahun di SLB Kota

Semarang). Medali Jurnal, 64-68.

Akmal, D., Widjanarko, B., & Nugraha, P. (2017). Sikap Mempengaruhi Niat

Berhenti Merokok Pada Remaja SMA di Kota Bima. Jurnal Promosi

Kesehatan Indonesia, 78-91.

Aldino, A. P. (2017, Maret 06). Rokok: Jerat Kematian dan Kemiskinan. Retrieved

from CNN Indonesia: http://www.cnnindonesia.com

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Atmojo, W. S. (2017). Pengambilan Keputusan Perokok Tembakau yang Beralih

ke Rokok Elektrik. Skripsi, Universitas Negeri Surakarta.

Azwar, S. (2015). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi

Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2016). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2016). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2017). Metode Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bam, T. S., Bellew, W., Berezhnova, I., Jackson-Morris, A., Jones, A., Latif, E., . .

. Wisotzky, M. (2014). Position Statement on Electronic Cigarette or

Electronic Nicotine Delivery Systems. The International journal of

Tuberculosis and Lung Disease, 5-7.

Berry, K. M., Reynolds, L. M., Collins, J. M., Siegel, M. B., Fetterman, J. L.,

Hamburg, N. M., . . . Stokes, A. (2018). E-Cigarette Initiation and

Associated Changes in Smoking Cessation and Reduction: The Population

Assessment of Tobacco and Health Study, 2013–2015. Tobacco Control, 1-

7.

Page 61: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

132

Biener, L., & Hargraves, J. L. (2015). A Longitudinal Study of Electronic Cigarette

Use Among a Population-Based Sample of Adult Smokers: Association

With Smoking Cessation and Motivation to Quit. Nicotine & Tobacco

Research, 127-133.

BPOM. (2015). Bahaya Rokok Elektronik. InfoPOM, 1-11.

Dirgahayu, N. P. (2015). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah

Gonilan Kartasura Sukoharjo. Skripsi, Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Dockrell, M., Morrison, R., Bauld, L., & McNeill, A. (2013). E-Cigarettes:

Prevalence and Attitudes in Great Britain. Nicotine & Tobacco Research,

1737-1744.

Etter, J.-F. (2010). Electronic Cigarettes: a Survey of Users. BMC Public Health,

1-7.

Foulds, J., Veldheer, S., & Berg, A. (2011). Electronic Cigarette (E-Cigs): Views

of Aficionados and Clinical/Public Health Perspective. The International

Journal of Clinical Practice, 1037-1042.

Garner, C., & Stevens, R. (2014). A Brief Description of History, Operation and

Regulation. E-Cigarette Task Force, 1-12.

Hajek, P., Etter, J.-F., Benowitz, N., Eissenberg, T., & McRobbie, H. (2014).

Electronic Cigarettes: Review of Use, Content, Safety, Effects on Smokers

and Potential for Harm and Benefit. Society for the Study of Addiction,

1801-1810.

Hutagalung, I. (2016). Disonansi Kognitif Pada Perilaku Seks Pranikah. Jurnal

Komunikasi, 71-80.

Hutapea, R. (2013). Why Rokok? Tembakau dan Peradaban Manusia. Jakarta: Bee

Media Indonesia.

Indartik. (2009). Perilaku Merokok Pada Santri di Pesantren Roudlotul Falah di

Desa Sidorejo Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang. INTUISI, 1-5.

Indonesia, K. K. (2015, Juni 08). Rokok Illegal Merugikan Bangsa dan Negara.

Retrieved from Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:

http://www.depkes.go.id

Indra, M. F., Hasneli, Y., & Utami, S. (2015). Gambaran Psikologis Perokok

Tembakau yang Beralih Menggunakan Rokok Elektrik (Vaporizer). JOM

Vol 2 No 2, 1285-1291.

Page 62: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

133

Indrawani, S. N., Mailani, L., & Nilawati, N. (2014). Intensi Berhenti Merokok:

Peran Sikap Terhadap Peringatan Pada Bungkus Rokok dan Perceived

Behavioral Control. Psikologia, 65-73.

Iskandar, L. (2017). Hubungan antara Kepuasan Hubungan Romantis dengan

Intensi Berselingkuh Pada Mahasiswa. Skripsi, Universitas Sanata Dharma.

Jpnn.com. (2016, November 15). Hasil Penelitian Indonesia Simpulkan Rokok

Elektrik Aman Digunakan. Retrieved from JPNN.COM:

http://www.jpnn.com

Kadar, J. T., Respati, T., & Irasanti, S. N. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan

Bahaya Merokok dengan Perilaku Merokok Mahasiswa Laki-Laki di

Fakultas Kedokteran. Bandung Meeting on Global Medicine & Health, 60-

67.

Kholasoh, S. (2007). Terima Kasih untuk Rokokmu. Surakarta: CV. Mediatama.

Komasari, D. (2000). Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja.

Jurnal Psikologi, 37-47.

Kumalasari, I. (2014). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Intensi Berhenti Merokok

Pada Santri Putra di Kabupaten Kudus. Laporan Penelitian, Universitas

Padjajaran.

Lorensia, A., Yudiarso, A., & Herwansyah, F. R. (2017). Persepsi, Efektifitas dan

Keamanan Penggunaan Rokok Elektrik (E-Cigarette) oleh Perokok Aktif

Sebagai Terapi Dalam Smoking Cessation: Mixed Methods dengan

Pendekatan Studi Kuantitatif dan Kualitatif . Journal of Tropical Pharmacy

and Chemistry, 66-78.

Ma’ruf, A. (2015). Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Pada Siswa

Kelas V SD Negeri Pucung Lor 02 Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap

Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.

McNeill, A., Brose, L. S., Calder, R., Bauld, L., & Robson, D. (2018). Evidence

Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018. Public Health

England, 1-243.

Meilinda, E. (2013). Hubungan antara Penerimaan Diri dan Konformitas Terhadap

Intensi Merokok Pada Remaja di SMK Istiqomah Muhammadiyah 4

Samarinda. E-Journal Psikologi, 9-22.

Muniroh, L., Martini, S., Soedirham, O., & Andrias, D. R. (2006). Analisis

Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Guru Sekolah Dasar Negeri di Surabaya

Tentang Masalah Kecacingan. The Indonesian Journal of Public Health,

66-72.

Page 63: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

134

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nuradita, E., & Mariyam. (2013). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap

Pengetahuan Tentang Bahaya Rokok Pada Remaja di SMP Negeri 3

Kendal. Jurnal Keperawatan Anak, 44-48.

Pakaya, S. (2013). Hubungan Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok dengan

Perilaku Merokok Pada Siswa SMP Negeri 1 Bulawa. Skripsi, Universitas

Negeri Gorontalo.

Rahmah, L., Sabrian, F., & Karim, D. (2015). Faktor Pendukung dan Penghambat

Intensi Remaja Berhenti Merokok. JOM Vol 2 No 2, 1195-1204.

Rahmawati, A. (2016). Hubungan Perceived Risk dan Intensi Berhenti Merokok

Pada Mahasiswa. Skripsi, Universitas Negeri Semarang.

Rajaratenam, S. G., Martini, R. D., & Lipoeto, N. I. (2014). Hubungan Tingkat

Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pencegahan Osteoporosis Pada

Wanita Usila di Kelurahan Jati. Jurnal Kesehatan Andalas, 225-228.

Riyanti. (2015). Intensi Mencontek Ditinjau dari Theory of Planned Behavior.

Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 249-267.

Salmon, M. (2009). The Facts About Electronic Cigarettes. Washington D.C:

Electronic Cigarette Association.

Sandek, R., & Astuti, K. (2007). Hubungan antara Sikap Terhadap Perilaku

Merokok dan Kontrol Diri dengan Intensi Berhenti Merokok. Jurnal

Insight, 1-8.

Semin, G. R., & Fiedler, K. (1996). Applied Social Psychology. London: SAGE

Publication Ltd.

Setiawan, Y., & Setyorini, R. (2015). Pengaruh Sikap, Norma Subjektif dan

Perceived Behavior Control (PBC) Terhadap Intensi Membeli Produk

Makanan Berlabel Halal Pada Masyarakat Desa Cipeujeuh Kabupaten

Bandung. E-Proceeding of Management, 2088-2095.

Siwi, A. A., & Meiyanto, S. (2002). Intensi Membeli Kosmetika Pemutih Kulit

Ditinjau dari Kelengkapan Informasi Produk Pada Label Kemasan. Jurnal

Psikologi, 61-72.

Stephens, W. E. (2018). Comparing The Cancer Potencies of Emissions From

Vapourised Nicotine Products Including E-Cigarettes With Those of

Tobacco Smoke. Tobacco Control, 10-17.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Page 64: PERBEDAAN INTENSI BERALIH MENGGUNAKAN …lib.unnes.ac.id/33636/1/1511414072_Optimized.pdfvii ABSTRAK Syadzali, A. 2019. Perbedaan Intensi Beralih Menggunakan Rokok Elektrik Ditinjau

135

Sukendro, S. (2007). Filosofi Rokok. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Tanuwihardja, R. K., & Susanto, A. D. (2012). Rokok Elektronik (Electronic

Cigarette). Jurnal Respir Indo, 53-61.

UK, C. R. (2018, Desember 28). Cancer Research UK. Retrieved from Cancer

Research UK: www.cancerresearchuk.org

Widodo, A. (2005). Taksonomi Tujuan Pembelajaran. Didaktis, 61-69.

Widodo, A. (2006). Revisi Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal.

Buletin Puspendik, 18-29.

Wijaya, I. M., Agustini, N. N., & Tisna, G. D. (2014). Pengetahuan, Sikap dan

Aktivitas Remaja SMA dalam Kesehatan Reproduksi di Kecamatan

Buleleng. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 33-42.

Wijaya, T. (2007). Hubungan Adversity Intelligence dengan Intensi Berwirausaha

(Studi Empiris Pada Siswa SMKN 7 Yogyakarta). Jurnal Managemen dan

Kewirausahaan, 117-127.

Wijaya, T., Nurhadi, & Kuncoro, A. M. (2015). Intensi Berwirausaha Mahasiswa:

Perspektif Pengambilan Risiko. Jurnal Siasat Bisnis, 109-123.

Wulandari, C. I., & Santoso, A. (2012). Pengalaman Menghentikan Kebiasaan

Merokok Pada Mantan Perokok. Jurnal Nursing Studies, 36-42.

Zuliyani. (2016). Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya Rokok

di SMP 2 Sanden Bantul Yogyakarta. Skripsi, Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.