Page 1
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSI PEMBELIAN PRODUK HALAL DI INDONESIA
Afif Setya Ramadhan, Evony Silvino Violita
Departemen Manajemen Program Studi Bisnis Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Indonesia, 16424
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini membahas menggenai faktor-faktor (Halal Awarenesss, Persepsi Pribadi dan Sosial, Pemasaran Halal, Sertifikat Halal, Kepercayaan Religius, Pengetahuan) yang mempengaruhi intensi pembelian produk Halal pada rentang usia 17 hingga 30 tahun. Metode penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dengan alat ukur kuisioner. Hasil data primer diolah menggunakan metode SEM-PLS. Temuan hasil dari penelitian menunjukan Faktor-faktor yang ada mempengaruhi intensi pembelian sebesar 72,6 persen. Dari enam variabel yang ada tiga variabel tidak signifikan mempengaruhi intensi pembelian Kata kunci: Halal; Intensi Pembelian; Indonesia
Factors Affecting the Intention of Purchasing Halal in Indonesia
Abstract This study discusses the factors (Halal Awarenesss, Personal and Social Perceptions, Halal Marketing, Halal Certificates, Religious Faith, Knowledge) that affect the intention of purchasing Halal products at the age of 18 to 30 years. This research method using quantitative technique with questionnaire measuring instrument. The result of primary data is processed using SEM-PLS method. Findings of research results 3 factors are significantly affecting intention to purchase halal product Keyword: Halal; Intention to purchase; Indonesia Pendahuluan
Intensi pembelian telah dijadikan konsep yang sering digunakan untuk memprediksi
keinginan konsumen dalam membeli suatu produk (Jamieson & Bass, 1989). Dengan
mengetahui intensi konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat memberikan
dorongan berkembangnya pasar dari produk tersebut. Peningkatan gaya hidup Halal terutama
terhadap makanan mendorong perkembangan penerapan konsep Halal dalam produk-produk
yang ada di pasaran (Afendi, Azizan, & Darami, 2014). Penerapan konsep Halal
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 2
diimplementasikan kepada produk-produk yang ada untuk menggambarkan bahwa suatu
produk telah memenuhi kesesuaian dengan hukum syariah Islam(Yunos, Mahmood, &
Mansor, 2014). Saat ini penerapan Halal terutama pada makanan tidak hanya menggenai
dibolehkannya atau dilarangnya makanan terebut. Halal saat ini merepresentasikan bahwa
suatu produk makanan higienis, bersih dan kualitas yang terjaga baik. Industri yang menganut
penerapan Halal awalnya hanya terkenal pada sektor makanan saja namun saat ini mulai
berkembang kearah sektor lain seperti industri pariwisata dan kosmetik(El-Gohary,
2016),(Abd Rahman, Asrarhaghighi, & Ab Rahman, 2015). Konsep Halal juga diterapkan
pada produk-produk selain makanan. Konsep Halal pada produk selain makanan
melambangkan suatu produk tersebut merupakan produk yang baik, aman dan cocok untuk
keluarga. Adanya hal tersebut mendorong produk Halal tidak hanya dikonsumsi umat muslim
saja (Mathew, Abdullah, & Ismail, 2014).
Untuk dapat mendorong perkembangan sektor halal diperlukan harmonisasi dari setiap
stakeholder (Yunos et al., 2014). Salah satu stakeholder yang penting untuk dianalisa adalah
konsumen. Pemahaman mengenai konsumen produk Halal menjadi salah satu bidang
penelitian yang penting untuk memberikan pemahaman bagi produsen maupun regulator atau
pemerintah. Beberapa penelitian dilakukan untuk menunjukan gambaran intensi pembelian
produk Halal. Penelitian-penelitian sebelumnya yang telah ada memberikan berbagai macam
faktor-faktor yang dapat dianalisa untuk memprediksi intensi konsumen dalam membeli
produk Halal.
Penggunaan teori-teori mengenai perilaku konsumen juga digunakan untuk memprediksi pola
intensi pembelian pada konsumen produk Halal (Lada, Tanakinjal, & Amin, 2009), (Alam &
Sayuti, 2011). Faktor-faktor yang digunakan untuk menganalisa intensi pembelian produk
Halal terus berkembang. Beberapa faktor yang sering digunakan antara lain, faktor religiusitas
(Mukhtar & Mohsin Butt, 2012), kesadaran akan produk Halal atau Halal Awareness,
marketing, harga, kualitas, brand, sertifikasi Halal (Aziz & Chok, 2013), (Hussin, Hashim,
Yusof, & Alias, 2013) serta pengetahuan akan Halal (Abd Rahman et al., 2015) menjadi
faktor-faktor yang sering digunakan dalam penelitian mengenai intensi Halal.
Penelitian ini berfokus untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi intensi konsumen
untuk membeli produk Halal. Fokus responden yang digunakan merupakan masyarakat
Indonesia yang berada pada rentang usia 17 tahun hingga 30 tahun. Dengan adanya bonus
demografi (rasio penduduk usia produktif dibandingkan penduduk non-produktif) yang akan
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 3
dialami Indonesia maka generasi pada usia tersebut menarik untuk dianalisa karena akan
menjadi komponen terbesar dalam piramida penduduk Indonesia (Antaranews, n.d.; Badan
Pusat Statistik Indonesia, 2013). Jumlah nya yang menunjukan komposisi terbesar dalam
piramida penduduk memberikan potensi generasi tersebut menjadi konsumen yang potensial
dalam target pasar. Generasi dalam usia rentang 17 tahun hingga 30 tahun memiliki masa
konsumsi terhadap produk halal dimasa depan yang panjang. Adanya hal tersebut memicu
perlu adanya penelitian menggenai pola intensi pembelian terhadap produk halal pada rentang
usia tersebut.Potensi masa konsumsi yang panjang tersebut juga didukung dengan
berdasarkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia yang diprediksi akan meningkat pada
tahun 2020 hingga 2035 menjadi 72,2 tahun (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2013).
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Awan et al., 2015 tidak memasukan variabel
pengetahuan Halal menjadi variabel yang dapat dianalisa apakah mempengaruhi intensi
pembelian produk halal. Pada penelitian ini ditambahkan variabel pengetahuan sebagai
independen variabel yang mempengaruhi intensi pembelian. Pengetahuan berbeda dengan
Awareness atau kesadaran (Abd Rahman et al., 2015). Pengetauan merupakan informasi atau
fakta yang didapat melalui pengalaman maupun pendidikan (Oxford, n.d.-b). Penelitian ini
juga dilakukan di Indonesia dimana penelitian sebelumnya dilakukan di Pakistan. Perbedaan
letak geografis dan kondisi sosial dapat memberikan hasil yang berbeda dan pemahaman yang
baru walaupun menggunakan variabel pengukur yang sama. Adanya perbedaan tersebut
memicu perbedaan pola intensi pembelian konsumen yang ada. Penelitian ini juga hanya
menggunakan responden dengan umur 17 hingga 30 tahun. Berbeda dengan penelitian
sebelumnya yang tidak menggunakan batas usia bagi responden.
Penelitian ini menjadi penting untuk memberikan gambaran faktor-faktor yang
mempengaruhi intensi pembelian produk Halal pada rentang usia 17 hingga 30 tahun.
Konsumen pada usia 17 hingga 30 tahun akan menjadi konsumen untuk beberapa tahun ke
depan dan menempati jumlah populasi terbanyak, sehingga mengetahui intensi pembelian
mereka menjadi penting untuk dapat menggembangkan pasar. Selain untuk mengembankan
pasar hasil dari penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi produsen dan regulator untuk
menentukan langkah yang tepat dalam menggambil keputusan berkaitan dengan produk Halal
terutama produk makanan halal.
Berdasarkan latar belakang yang ada maka penelitian ini akan melakukan analisis terhadap
faktor-faktor yang ada dalam mempengaruhi intensi pembelian terhadap produk Halal.
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 4
Faktor-faktor tersebut adalah Halal Awarenesss, Persepsi Pribadi dan Sosial, Pengetahuan
Halal, Sertifikat Halal, Pemasaran Produk Halal dan Kepercayaan Religius. Dari faktor-faktor
tersebut maka penelitian ini ingin mencari jawaban apakah semua faktor-faktor tersebut
mempengaruhi intensi pembelian produk halal bagi konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah faktor-faktor yang ada dapat secara signifikan
mempengaruhi intensi pembelian generasi muda di Indonesia. Penelitian ini juga ingin
mengetahui variabel-variabel apa saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap intensi
pembelian.
Tinjauan Teoritis
• Halal dan Haram
Halal dalam Al-quran diartikan dengan diperbolehkan, diizinkan atau bisa dilakukan.
Konsep Halal dan haram dalam Islam bertujuan untuk membawa maslahah atau
kebaikan dalam kehidupan manusia baik dunia maupun akhirat. Sesuatu yang
diharamkan dalam Islam merupakan hal yang membawa kita menuju kerugian atau
kejahatan (mafsadah) (Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi, 1993). Aspek-aspek
dalam pengaturan Halal tidak hanya terbatas pada makanan dan minuman atau
bermuamalah sesama manusia saja (Zawanah, Munir, & Muhaimin, 2008).
• Intensi Pembelian
Intensi pemebelian merupakan indikator yang sering digunakan untuk
mendeskripsikan keingginan konsumen untuk membeli suatu barang (Brown, Pope, &
Voges, 2003). Intensi pada pembelian menggambarkan kemauan konsumen untuk
membeli dan menggunakan produk tersebut secara berkelanjutan. Intensi pembelian
menggambarkan kemauan seseorang untuk menerima dan mau mengorbankan hal lain
untuk mendapatkan barang tersebut (Mathew et al., 2014). Penggunaan intensi
pembelian lebih dapat menggambarkan keinginan per-individu dibandingkan dengan
indikator kebiasaan (Hung et al., 2011).
Penggunaan intensi pembelian telah banyak digunakan dalam menggambarkan
konsumen produk Halal. Intensi pembelian dipengerahui oleh teori tindakan beralasan
(Lada et al., 2009). Penggunaan teori perilaku terencana untuk menggambarkan
intensi pembelian produk makanan Halal(Alam & Sayuti, 2011). Penggunaan
indikator intensi pembelian untuk menggambarkan konsumen non-muslim pada
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 5
produk Halal(Azam, 2016; Aziz & Chok, 2013; Mathew et al., 2014). Intensi
pembelian terus digunakan untuk menggambarkan konsumen dengan menambahakan
variabel-variabel lain untuk mempertajam analisa (Abd-Rahman, Asrarhaghighi, & Ab
Rahman, 2015; Awan et al., 2015; Mukhtar & Mohsin Butt, 2012)
• Halal Awareness
Konsep Awareness telah ada dalam Al-Quran dan sunnah untuk memberikan panduan
bagi manusia dalam kehidupannya. Awarenessadalah pengetahuan atau persepsi pada
suatu hal (Oxford, n.d.-a). Awarenessadalah kemampuan melihat, merasakan dan
sadar akan suatu hal yang terjadi. Awareness dianggap penting untuk menggambarkan
intensi pembelian (Aziz & Chok, 2013). Kata Awareness pada Halal menggambarkan
dimana sesorang memiliki ketertarikan atau pengalaman dan mengetahui
perkembangan Halal dari berbagai sektor. Awareness proses mencari informasi
mengenai sesuatu untuk mengetahui dan menghindari risiko yang ada. Halal
Awareness dalam Islam merupakan proses meningkatkan kesadaran mengenai sesuatu
yang dilarang dan diperbolehkan dalam Islam (Ambali & Bakar, 2014). Peningkatan
Awareness dapat dilihat melalui meningkat nya pendapatan dari sektor Halal yang ada
(Hillard, 2013).
• Persepsi Pribadi Sosial
Persepsi Pribadi dan Sosial merupakan penggabungan variabel-variable yang ada
dalam Theory of Planned Behaviour. Pada penelitian berjudul Factors affecting Halal
purchase intention – evidence from Pakistan’s Halal foodsector (Awan et al., 2015)
menggambungkan semua indikator pada Theory of Planned Behaviour yaitu sikap,
norma subjektif dan kontrol perilaku yang dirasakan. Penggabungan ini
diimplementasikan kedalam pertanyaan penelitian yang bertujuan mengetahui persepsi
pribadi dan kondisi lingkungan sosial dan kepercayaan yang diperoleh dari lingkungan
sosialnya.
• Pemasaran Halal
Untuk menunjang berjalan nya sebuah bisnis diperlukan marketing untuk
mengenalkan produk pada pasar. Kegiatan marketing yang dilakukan dalam Islam
harus sejalan dengan tujuan mencapai maslahat. Nilai-nilai religius dalam Islam dapat
digunakan untuk konsep marketing yang sesuai dengan Islam. Konsep marketing
dalam Islam seperti pelayanan konsumen yang baik dan kejujuran dalam marketing
telah diterapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam kegiatan bisnis nya (Arham,
2010). Kegiatan marketing Halal diperbolehkan selama tidak menggandung objek
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 6
yang dilarang seperti alkohol, perjudian. Kebohongan pemasaran dilarang dalam Islam
seperti menggambarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan keadaannya memberikan
testimoni palsu atau berlebihan yang disengaja untuk meningkatkan citra produk
(Hussnain, 2011)
• Sertifikasi Halal
Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI) sertifikasi Halal adalah fatwa tertulis yang
dikeluarkan untuk menyatakan Halalnya suatu produk dan memberikan kepastian
kepada konsumen. Sertifikasi Halal ada untuk meyakinkan konsumen tentang
kesusaian dengan syariat Islam pada suatu produk. Keberadaan sertifikasi Halal untuk
mendorong kesadaran masyarakat terutama umat muslim terhadap barang yang
dikonsumsi nya (LPPOM MUI, 2014). Sertifikasi Halal ada untuk memberikan
kepastian atau menghilangkan keraguan (syubhat) pada konsumen. Sertifikasi Halal
menggambarkan bahwa suatu produk telah melewati tahap pemeriksaan yang ketat.
Sertifikasi Halal memastikan bahwa bahan-bahan atau prosedur operasi standar yang
digunakan sudah sesuai dengan syariah(Ab Talib, Md. Sawari, Abdul Hamid, & Ai
Chin, 2016). Sertifikasi Halal tidak hanya memastikan produk yang Halal kepada
konsumen namun juga mendorong produsen untuk sesuai dengan standar Halal yang
ada (Arif & Ahmad, 2011). Adanya sertifikasi Halal mendorong pertumbuhan
maqashid syariah dari sisi produsen maupun konsumen (Affan, 2003). Sertifikasi
Halal dianggap dapat mendorong penjualan dengan mempengaruhi intensi konsumen
(Abdul, Ismail, Mustapha, & Kusuma, 2013). Permintaan terhadap sertifikasi Halal
mendorong pertumbuhan intensi pembelian konsumen. Sertifikasi Halal berpengaruh
terhadap intensi pembelian konsumen (Awan et al., 2015).
• Kepercayaan Religius
Religius menggambarkan kondisi seseorang dalam mempercayai aturan agama.
Kepercayaan tersebut tergambarkan dari kebiasaan orang tersebut berperilaku sehari-
hari (Johnson, Jang, Larson, & Li, 2001). Kepercayaan religius atau nilai-nilai agama
menjadi faktor penting yang mempengaruhi pembelian produk pada suatu individu.
Nilai-nilai spiritual yang dianut mempengaruhi gaya hidup dan intensi pembelian
suatu produk (Essoo & Dibb, 2004). Peran dari faktor religius perlu diteliti untuk
mendapatkan gambaran mengenai pengaruh religiusitas dalam pembelian. Hal ini
perlu diteliti lebih dalam untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas menggenai
religiusitas konsumen(Mukhtar & Mohsin Butt, 2012).
• Pengetahuan Halal
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 7
Informasi ataupun kemampuan yang didapatkan dari proses belajar maupun
pengalaman. Pengetahuan juga dapat dianggap sebagai pemahaman terhadap suatu
subjek (Oxford, n.d.-b). Pengetahuan pada konsep Halal menggambarkan bagaimana
seseorang memahami hukum Islam mengenai Halal dan haram dan perkembangan
yang berkaitan dengan produk Halal dan haram (Abd Rahman et al., 2015).
Pengetahuan Halal pada konsumen perlu didorong untuk meningkatkan pembelian
produk Halal (Hamdan, Issa, Abu, & Jusoff, 2013).
Beberapa penelitian mengenai Halal menggunakan pengetahuan untuk menganalisa
intensi pembelian produk Halal (Abd Rahman et al., 2015; Aziz & Chok, 2013).
Pengetahuan akan Halal mempengaruhi keputusan untuk membeli produk Halal yang
ada (Hamdan et al., 2013). Responden yang memiliki pengetahuan akan Halal yang
baik akan memiliki intensi pembelian yang tinggi terhadap produk Halal (Khalek,
2015).
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Kuantitatif adalah metode dimana
peneliti menggunakan logika positifisme, penelitian yang digunakan untuk membuktikan
hyphotesis dari teori yang telah ada (Golafshani, 2003). Penelitian kualitatif berusaha
menggunakan alat pengukuran yang sesuai untuk menjawab fenomena yang diteliti oleh
peneliti (Donald R & Pamela S, 2014). Pendekatan kuantitatif yang digunakan merupakan
pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel
yang ada. Desain dari pendekatan ini ditujukan untuk menggambarkan fenomena yang akan
ditetliti (Baltimore County Public Schools, 2015).
Responden penelitian ini merupakan individu yang beraga Islam dengan rentang usia 17
hingga 30 tahun. Peneliti menggunakan rentang usia tersebut karena menempati jumlah
urutan rentang usia yang tinggi pada survei penduduk indonesia (Badan Pusat Statistik
Indonesia, 2013). Usia 17 tahun hingga 30 tahun merupakan usia yang akan menjadi
konsumen-konsumen produk Halal beberapa tahun ke depan sehingga peneliti jadikan sebagai
objek penelitian. Objek penelitian terbatas hanya pada umat Islam untuk memberikan
gambaran yang jelas mengenai tujuan penelitian yang ingin dicapai.
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 8
Gambar 1 Rerangka Penelitian Sumber: Olahan Data Peneliti
Hipotesis Penelitian: 1. H1: Halal Awareness berpengaruh terhadap intensi pembelian produk Halal
2. H2: Persepsi Pribadi dan Sosial berpengaruh terhadap intensi pembelian produk
Halal
3. H3: Pemasaran Halal berpengaruh terhadap intensi pembelian produk Halal
4. H4: Sertifikasi Halal berpengaruh terhadap intensi pembelian produk Halal
5. H5: Kepercayaan Religius berpengaruh terhadap intensi pembelian produk Halal
6. H6: Pengetahuan Halal berpengaruh terhadap intensi pembelian produk Halal
Gambar 2 Alur Pengolahan Data Sumber: Hasil Olahan Data
Alur pengolahan data yang dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian adalah melakukan
Pre-Test terhadap 30 data responden pertama unutk melakukan uji validitas dan realibilitas
setelah memenuhi prasyarat uji tersebut maka selanjutnya dilakukan uji Main-Test dengan
menggunakan metode SEM. Pada penelitian ini peneliti menggunakan Variance-based SEM
atau PLS-SEM. Penggunaan PLS-SEM untuk menganalisis data yang ada karena sifatnya
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 9
yang dapat melakukan penelitian confirmatory dan exploratory analisis serta jumlah sampel
yang dibutuhkan pada PLS tidak terlalu banyak. PLS-SEM juga sesuai untuk menggambarkan
penelitian dengan jumlah teori yang belum terlalu banyak dan bentuk model yang belum
dapat dipastikan. (Geven, Straub, & Bodreau, 2000). Untuk melakukan analisis dengan
metode SEM peneliti harus melakukan analisis model. Analisis tersebut terbagi menjadi dua
yaitu model pengukuran (outer model) dan model struktural (struktural model). Model
struktural digunakan untuk menganalisis hubungan antara independen dan dependen variabel
yang ada sedangkan model pengukuran digunakan untuk mengukur indikator-indikator yang
ada terhadap variabel nya, dan dapat digunakan untuk mengukur validitas konstruk (Wong,
2013).
Hasil Penelitian
Analisis Model Pengukuran (Outer Model) dan Model Struktural (Inner Model)
Analisis model pengukuran merupakan analisis yang dibutuhkan untuk mengukur ketepatan
indikator-indikator yang ada terhadap variabel nya. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis
variabel yang ada dalam penelitian yaitu Halal Awarenesss, Persepsi Pribadi dan Sosial,
Pemasaran Halal, Sertifikasi Halal dan Intensi. Untuk menganalisi model pengukuran yang
tepat maka dilihat dari beberapa indikator.
Tabel 1 Hasil penghitung outer model realibilitas dan validitas
Variabel Laten Indikator Loadings Indicator
Reliability Composite Realibilty
Average Variance Extracted
Halal Awarenesss
HA_1 0,7734 0,5981 0,8868 0,5665 HA_2 0,7508 0,5637 HA_3 0,7570 0,5730 HA_4 0,7376 0,5441 HA_5 0,7435 0,5528 HA_6 0,7531 0,5672
Persepsi Pribadi dan Sosial
PPS_1 0,7318 0,5355 0,8557 0,5479 PPS_3 0,5251 0,2757* PPS_5 0,7699 0,5927 PPS_6 0,8337 0,6951 PPS_7 0,8003 0,6405
Pemasaran Halal
PH_1 0,7976 0,6362 0,8006 0,5055 PH_2 0,5576 0,3109* PH_3 0,6805 0,4631 PH_4 0,7824 0,6121
Sertifikasi Halal
SH_1 0,6130 0,3758* 0,8538 0,5963 SH_2 0,7884 0,6216 SH_3 0,7991 0,6386
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 10
SH_4 0,8533 0,7281 Kepercayaan Religius
KR_1 0,8084 0,6535 0,8574
0,5541 KR_2 0,4806* 0,2310*
KR_3 0,8028 0,6445 KR_4 0,8518 0,7256 KR_5 0,7182 0,5158
Pengetahuan Halal
P_1 0,8246 0,6800 0,8949 0,6334 P_2 0,8637 0,7460 P_3 0,8789 0,7725 P_4 0,7656 0,5861 P_5 0,6184 0,3824*
Intensi I_1 0,8778 0,7705 0,9156 0,6861 I_2 0,6978 0,4869 I_3 0,8040 0,6464 I_4 0,9161 0,8392 I_5 0,8291 0,6874
Indikator-indikator yang memiliki nilai Indicator Reliability rendah atau dibawah 0,4
dianggap tidak memenuhi kriteria realibilitas indikator tersebut. Untuk membuktikan apakah
indikator tersebut dapat diterima atau tidak maka harus menghapus sebuah indikator dari
variabel yang ada dan harus memenuhi asumsi jika indikator tersebut dihilangkan maka akan
meningkatkan AVE dan Composite Realibility variabel tersebut (Joseph F. Hair et al., 2014).
Tabel 2 Hasil penghitung outer model realibilitas dan validitas setelah treatment
Variabel AVE CR Hasil Kesimpulan PPS 0,6289 0,8711 Meningkat Hapus Indikator PH 0,5823 0,8058 Meningkat Hapus Indikator SH 0,6968 0,8732 Meningkat Hapus Indikator KR 0,6504 0,8811 Meningkat Hapus Indikator P 0,7206 0,9112 Meningkat Hapus Indikator
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 11
Gambar 3 Hasil Pengolahan Data
Sumber: Pengolahan Data SmartPLS
Koefisien R2 pada model kita digambarkan pada angka dalam variabel laten intensi. R2 kita
memiliki 0,726 yang dapat diinterpretasikan bahwa keenam variabel laten yang lain Halal
Awareness, Persepsi Pribadi dan Sosial, Pemasaran Halal, Sertifikasi Halal, Kepercayaan
Religius dan Pengetahuan Halal dapat menjelaskan varian pada variabel intensi sebesar
72,6%. Angka diantara independen dan dependen variabel merupakan besaran pengaruh
antara independen dan dependen variabel. Pengaruh terhadap variabel dependen dapat
dikategorikan signifikan secara statistik jika lebih dari 10% atau 0,1. Variabel Halal
Awarenesss hanya mempengaruhi sebesar 0,077 atau 7,7% sehingga dapat dikategorikan tidak
signifikan dalam mempengaruhi intensi pembelian. Persepsi Pribadi dan Sosial memiliki nilai
0,239 atau 23,9% masuk kedalam kategori signifikan. Pemasaran Halal memiliki nilai 0,011
atau 1,1% sehingga masuk kedalam kategori tidak signifikan. Sertifikasi Halal memiliki nilai
0,217 atau 21,7% sehingga dapat dikategorikan signifikan secara statistik dalam
mempengaruhi intensi. Kepercayaan Religius memiliki nilai 0,356 atau 35,6% sehingga dapat
disimpulkan mempengaruhi signifikan secara statistik. Pengetahuan Halal memiliki nilai
0,098 atau 9,8% belum mempengaruhi secara signifikan terhadap intensi pembelian.
Untuk memastikan apakah variabel yang ada dalam model dapat mempengaruhi intensi secara
signifikan maka perlu dilakukan t-test. Critical t-test yang diterima pada tingkat kepercayaan
95% adalah 1,96.
Tabel 3 Hasil T-test
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 12
Dari Hasil tabel T-test dengan tingkat kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sebesara 95% maka Variabel yang ditema adalah KR, SH dan PPS. Hasil ini sesuai dengan
analisi model struktural dimana variabel yang dianggap mempengaruhi ketika memiliki nilai
minimal 10% atau 0,100.
Pembahasan Hasil dari pengolahan data menunjukan tidak semua variabel berpengaruh terhadap dependen
variabel yaitu intensi pembelian. Variabel yang mempengaruhi intensi pembelian dengan
level kepercayaan yang digunakan dalam penelitan ini sebesar 95% yaitu Kepercayaan
Religiusitas, Sertifikasi Halal, dan Persepsi Pribadi dan Sosial. Kepercayaan religius
mempengaruhi 35,6% terhadap variabel dependen memiliki nilai pengaruh paling tinggi
diantara variabel lainnya. Variabel kedua yang memiliki pengaruh tertinggi adalah variabel
Persepsi Pribadi dan Sosial sebesar 23,9% selanjutnya diikuti variabel Sertifikasi Halal
21,7%. Variabel yang tidak mempengaruhi terhadap dependen variabel Intensi Pembelian
adalah Pemasaran Halal, Halal Awareness, dan Pengetahuan Halal. Nilai pengaruh terendah
berada pada Pemasaran halal dengan persentase 1,1% dikuti oleh Halal Awareness 7,7% dan
Pengetahua Halal 9,8%.
Variabel Pemasaran Halal menjadi yang terendah didukung dengan hasil analisa crosstab atau
memandingkan variabel-variabel yang ada pada masing-masing kategori demografi,
mayoritas menunjukan nilai rata-rata terendah berada pada variabel pemasaran halal. Hasil
rata-rata terendah statistik deskriptif juga menunjukan nilai variabel Pemasaran Halal
Rumus I=HA+KR+P+PH+PPS+SH
Variabel Ekspetasi Nilai T HA + 1,1531 KR + 3,9118* P + 1,7090*** PH + 0,2500 PPS + 2,9259* SH + 2,5700** R2 = 0,726 Sig =10%*** (1,65), 5%** (1,96), 1%* (2,58) HA = Halal Awareness, KR = Kepercayaan Religius, P = Pengetahuan Halal, PH =
Pemasaran Halal, PPS = Persepsi Pribadi Sosial, SH = Sertifikai Halal
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 13
merupakan yang terendah. Hal ini menggambarkan indikator-indikator yang digunakan untuk
menggambarkan Pemasaran Halal tidak dianggap penting oleh responden. Hasil nya yang
rendah juga mendukung paling rendahnya nilai pengaruh dan nilai t-statistic terhadap variabel
dependen. Rendahnya nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Pemasaran Halal tidak
mempengaruhi variabel dependen.
Dua variabel lain yang menunjukan tidak mempengaruhi dependen variabel adalah
Pengetahuan Halal dan Halal Awareness. Kedua nilai variabel tersebut secara statistik
deskriptif melebihi nilai statistik deskriptif variabel Sertifikasi Halal. Hal ini dipicu dengan
pengurangan indikator-indikator yang memiliki nilai tidak memenuhi syarat. Adanya
pengurangan indikator-indikator tersebut membuat Sertifikasi Halal memiliki pengaruh yang
signifikan dibandingkan dengan Halal Awareness dan Pengetahuan Halal. Nilai rata-rata pada
setiap kelompok demografi jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengeluaran perbula dan usia
tidak terlalu mempengaruhi perbedaan pola rata-rata pada setiap variabel nya. Perbedaan rata-
rata pada setiap kelompok demografi juga tidak terlalu besar, urutan rata-rata tertinggi pada
variabel-variabel yang ada juga tidak berbeda jauh. Hasil ini mendukung bahwa nilai-nilai
variabel yang memiliki statistik deskriptif kecil dan tidak signifikan terhadap variabel
dependen intensi pembelian, tidak berbeda terhadap antar kelompok demografi.
Ketiga variabel yang mempengaruhi intensi pembelian halal didukung dengan nilai rata-rata
statistik deskriptif yang tinggi dan menempati urutan teratas dalam analisis crosstab kecuali
untuk variabel sertifikasi halal yang dilakukan penanganan khusus untuk dapat diolah secara
statistik. Variabel Kepercayaan Religius menunjukan nilai tertinggi diantara variabel lainnya.
Hasil ini menandakan nilai-nilai agama yang dianut responden sangat mempengaruhi intensi
pembelian. Lingkungan sosial juga mempengaruhi intensi pembelian responden ditunjukkan
dengan besarnya variabel PPS dalam mempangurhi intensi pembelian. Sertifikasi Halal
mempengaruhi responden dalam intensi pembelian produk halal. Adanya Sertifikasi Halal
dalam suatu produk menjadi penting untuk dipertimbangkan karena hasil menunjukan bahwa
sertifikasi halal mempengaruhi intensi pembelian. Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya maka
dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan membuat kesimpulan. Dari hasil
analisis model yang mengacu pada jurnal (Awan et al., 2015) ketika model tersebut
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 14
diterapkan pada negara Pakistan memberikan hasil bahwa setiap variabel-variabel yang ada
memberikan pengaruh signifikan terhadap dependen variabel. Hasil tersebut berkebalikan
dengan penelitian ini dengan penggunaan model yang sama. Penelitian ini menggunakan
model yang sama untuk diterapkan di Indonesia dengan sasaran penduduk muda berusia 17
hingga 30 tahun. Hasil olahan data penelitian ini menunjukan terdapat 2 variabel tidak
signifikan yang didapat dari model jurnal (Awan et al., 2015) dan 1 dari jurnal (Abd Rahman
et al., 2015). Variabel dari jurnal pertama (Awan,2015) adalah Halal Awareness dan
Pemasaran Halal, sedangkan dari jurnal kedua (Abd Rahman,2015) adalah variabel
pengetahuan.
Hasil statisitk deskriptif crosstab dan juga uji pengaruh menggambarkan masyarakat
Indonesia pada rentang 17 hingga 30 tahun masih menganggap kesadaran dan pengetahuan
akan halal tidak mempengaruhi intensi mereka dalam membeli produk halal. Pemasaran yang
dilakukan untuk memasarkan produk halal juga tidak dianggap mempengaruhi keputusan
pembelian bagi penduduk muslim berusia 17 hingga 30 tahun. Hal yang paling mendasari
dalam pembelian produk halal mereka adalah kepercayaan akan agama yang dianut yaitu
Islam dan juga pandangan pribadi serta lingkungan sosial mereka terhadap produk halal.
Perbedaan jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengeluaran perbulan dan usia tidak terlalu
mempengaruhi perbedaan rata-rata pada faktor yang mempengaruhi intensi pembelian produk
halal. Mayoritas perbandingan antar demografi menunjukan urutan rerata dari terendah hingga
terbesar yang tidak berubah.
Nilai pengaruh yang rendah pada halal awareness dan pengetahuan halal menunjukan tingkat
kesadaran dan pengetahuan halal responden terhadap halal. masih tergolong rendah. Salah
satu pendorong hal tersebut adalah sifat masyarakat Indonesia yang menerima segala hal
dianggap telah halal dan tidak merasa mempedulikan perlu untuk memastikan apakah produk
tersebut halal. Tingkat pemasaran halal yang memiliki pengaruh yang rendah dapat
diakibatkan karena kurangnya pemasaran yang dikhususkan untuk halal dan kuragnya
pengetahuan masyarakat terhadap adanya iklan khusus produk yang terkategori halal.
Hasil dari pengolahan data menunjukan bahwa responden memiliki intensi pembelian produk
berdasarkan keyakinan bahwa dalam islam harus mengkonsumsi produk-produk yang tidak
dilarang dalam Islam. Kemauan untuk memiliki intensi pembelian produk halal juga
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di Indonesia dimana mudah untuk menemukan produk
terkategori halal dan masyarakat memiliki pandangan yang baik untuk produk halal. Dengan
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 15
rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat maka diperlukan sertifikasi halal
untuk mempermudah konsumen dalam mengkonsumsi barang yang dikonsumsi nya.
Perbedaan hasil penelitian yang terdahulu dengan yang saya lakukan dipicu dari berbagai hal.
Responden penelitian sebelumnya tidak hanya berusia 17 hingga 30 tahun sehingga memiliki
cara pandang berbeda dengan responden saat ini. Negara yang dijangkau dalam penelitian
juga memiliki perbedaan karakteristik masyarakatnya.
Implikasi
- Tingkat awareness dan pengetahuan yang rendah dapat membahayakan konsumen
dalam mengkonsumsi suatu produk apakah produk tersebut benar-benar halal atau
tidak. Karena hal tersebut maka konsumen tidak terbiasa memastikan apakah produk
yang ada benar-benar halal. Dampak Untuk menanggulangi hal tersebut maka
dibutuhkan sertifikasi halal pada semua produk untuk memastikan kehalalan dari
setiap produk yang ada dipasar
- Pemasaran Halal yang rendah menunjukan kurangnya kepedulian masyarakat atau
karena kurangnya pemasaran yang dikhususkan untuk produk halal. Rendahnya
tingkat pengaruh pemasaran halal terhadap produk halal perlu ditingkatkan agar dapat
meningkatkan kesadaran pada konsumen menggenai produk halal
Keterbatasan dan Saran Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang diharapkan dapat diatasi pada
penelitian selanjutnya.
1. Berfokus pada pemahaman hanya pada satu generasi usia. Diharpakan pada penelitian
kedepan dapat menganalisa generasi usia lain untuk mendapatkan pemahaman pada
generasi lainnya.
2. Kurangnya pengujian pada masing-masing variabel. Diharapkan pada penelitian
kedepan dapat menguji ketepatan penggunaan variabel-variabel yang ada untuk
dimasukan dalam penelitian.
3. Jumlah responden yang masih tergolong sedikit dibandingkan dengan jumlah populasi
yang tersaji dalam data BPS. Diharapkan pada penelitian selanjutnya menemukan
metode yang tepat untuk dapat menjaring responden lebih baik.
Daftar Pustaka
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 16
Ab Talib, M. S., Md. Sawari, S. S., Abdul Hamid, A. B., & Ai Chin, T. (2016). Emerging
Halal food market: an Institutional Theory of Halal certificate implementation.
Management Research Review, 39(9), 987–997. https://doi.org/10.1108/MRR-06-2015-
0147
Abd-Rahman, A., Asrarhaghighi, E., & Ab Rahman, S. (2015). Consumers and Halal
cosmetic products- knowledge, religiosity, attitude and intention. Journal of Islamic
Marketing, 6(1), 148–163. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1108/JEIM-07-2014-0077
Abd Rahman, A., Asrarhaghighi, E., & Ab Rahman, S. (2015). Consumers and Halal
cosmetic products: knowledge, religiosity, attitude and intention. Journal of Islamic
Marketing, 6(1), 148–163. https://doi.org/10.1108/JIMA-09-2013-0068
Abdul, M., Ismail, H., Mustapha, M., & Kusuma, H. (2013). Indonesian small medium
enterprises ( SMEs ) and perceptions on Halal food certification. African Journal of
Business Management, 7(16), 1492–1500. https://doi.org/10.5897/AJBM11.2926
Afendi, N. A., Azizan, F. L., & Darami, A. I. (2014). Determinants of Halal Purchase
Intention: Case in Perlis. International Journal of Business and Social Research, 4(5),
118–123. Retrieved from
http://thejournalofbusiness.org/index.php/site/article/view/495/412
Affan, M. Y. (2003). Stikerisasi Label Halal Pada Produk Makanan dan Minuman.
Universitas Indonesia.
Alam, S. S., & Sayuti, N. M. (2011). Applying the Theory of Planned Behavior (TPB) in
<IT>halal</IT> food purchasing. International Journal of Commerce and Management,
21(1), 8–20. https://doi.org/10.1108/10569211111111676
Ambali, A. R., & Bakar, A. N. (2014). People’s Awareness on Halal Foods and Products:
Potential Issues for Policy-makers. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 121, 3–
25. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1104
Antaranews. (n.d.). BKKBN: Indonesia Mendapat Bonus Demografi pada 2020 - Cetak
ANTARA News. Retrieved July 1, 2017, from
http://www.antaranews.com/print/145637/bkkbn-indonesia-mendapat-bonus-demografi-
pada-2020
Arham, M. (2010). Islamic perspectives on marketing. Journal of Islamic Marketing, 1(1711),
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 17
149–164. https://doi.org/10.1108/17590831011055888
Arif, S., & Ahmad, R. (2011). Food quality standards in developing quality human capital: An
Islamic perspective. African Journal of Business Management, 5(31), 12242–12248.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.5897/AJBM10.1692
Awan, H. M., Siddiquei, A. N., Haider, Z., Sarkis, J., Sarkis, J., Alon, a, & Dwyer, P. (2015).
Factors affecting Halal purchase intention-evidence from Pakistan’s Halal food sector.
Management Research Review, 38(6). https://doi.org/10.1108/MRR-01-2014-0022
Azam, A. (2016). An empirical study on non-Muslim’s packaged halal food manufacturers:
Saudi Arabian consumers’ purchase intention. Journal of Islamic Marketing, 7(4), 441–
460. https://doi.org/10.1108/JIMA-12-2014-0084
Aziz, Y. A., & Chok, N. V. (2013). The Role of Halal Awareness, Halal Certification, and
Marketing Components in Determining Halal Purchase Intention Among Non-Muslims
in Malaysia: A Structural Equation Modeling Approach. Journal of International Food
& Agribusiness Marketing, 25(1), 1–23. https://doi.org/10.1080/08974438.2013.723997
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia Indonesia Population
Projection 2010-2035. Badan Pusat Statistik Indonesia.
Baltimore County Public Schools. (2015). Key Elements of a Research Proposal -
Quantitative Design. Retrieved July 2, 2017, from
https://www.bcps.org/offices/lis/researchcourse/develop_quantitative.html
Brown, M., Pope, N., & Voges, K. (2003). Buying or browsing? An exploration of shopping
orientations and online purchase intention. European Journal of Marketing, 37(11/12),
1666–1684. https://doi.org/10.1108/03090560310495401
Donald R, C., & Pamela S, S. (2014). BUSINESS RESEARCH METHODS (12th ed.). New
York: McGraw-Hill/Irwin.
El-Gohary, H. (2016). Halal tourism, is it really Halal? Tourism Management Perspectives.
https://doi.org/10.1016/j.tmp.2015.12.013
Essoo, N., & Dibb, S. (2004). Religious Influences on Shopping Behaviour: An Exploratory
Study. Journal of Marketing Management, 20(7–8), 683–712.
https://doi.org/10.1362/0267257041838728
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 18
Geven, D., Straub, D. W., & Bodreau, M. C. (2000). STRUCTURAL EQUATION
MODELING AND REGRESSION: GUIDELINES FOR RESEARCH PRACTICE.
Communications of the Association for Information Systems, 4.
Golafshani, N. (2003). Understanding reliability and validity in qualitative research. The
Qualitative Report, 8(4), 597–607. https://doi.org/10.3367/UFNr.0180.201012c.1305
Hamdan, H., Issa, Z. M., Abu, N., & Jusoff, K. (2013). Purchasing Decisions among Muslim
Consumers of Processed Halal Food Products. Journal of Food Products Marketing,
19(1), 54–61. https://doi.org/10.1080/10454446.2013.724365
Hillard, F. (2013). the Next Billion The Market Opportunity of the Muslim World.
Hung, K., Huiling Chen, A., Peng, N., Hackley, C., Amy Tiwsakul, R., & Chou, C. (2011).
Antecedents of luxury brand purchase intention. Journal of Product & Brand
Management, 20(6), 457–467. https://doi.org/10.1108/10610421111166603
Hussin, S. R., Hashim, H., Yusof, R. N., & Alias, N. N. (2013). Relationship between product
factors, advertising, and purchase intention of Halal cosmetic. Pertanika Journal of
Social Science and Humanities, 21(SPEC. ISSUE), 85–100.
Hussnain, S. (2011). What Is Islamic Marketing. Global Journal of Management and
Business …, 11(11), 100–103. Retrieved from
https://globaljournals.org/GJMBR_Volume11/10.What-Is-Islamic-Marketing.pdf
Jamieson, L. F., & Bass, F. M. (1989). Adjusting Stated Intention Measures to Predict Trial
Purchase of New Products: A Comparison of Models and Methods. Journal of
Marketing Research (JMR), 26(3), 336–345. https://doi.org/10.2307/3172905
Johnson, B. R., Jang, S. J., Larson, D. B., & Li, S. De. (2001). Does Adolescent Religious
Commitment Matter? A Reexamination of the Effects of Religiosity on Delinquency.
Journal of Research in Crime Nd Delinquency, 38(1), 22–44. https://doi.org/0803973233
Khalek, A. A. (2015). a Study on the Factors Influencing Young Muslims ’ Behavioral
Intention in Consuming Halal Food in Malaysia. Jurnal Syariah, 23(1), 79–102.
Lada, S., Tanakinjal, G. H., & Amin, H. (2009). Predicting intention to choose halal products
using theory of reasoned action. International Journal of Islamic and Middle Eastern
Finance and Management, 2(1), 66–76. https://doi.org/10.1108/17538390910946276
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 19
LPPOM MUI. (2014). Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika MUI.
Retrieved May 30, 2017, from
http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/go_to_section/55/1360/page/1
Mathew, V. N., Abdullah, A. M. R. B. A., & Ismail, S. N. B. M. (2014). Acceptance on Halal
Food among Non-Muslim Consumers. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 121,
262–271. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1127
Mukhtar, A., & Mohsin Butt, M. (2012). Intention to choose Halal products: the role of
religiosity. Journal of Islamic Marketing, 3(2), 108–120.
https://doi.org/10.1108/17590831211232519
Oxford. (n.d.-a). awareness - definition of awareness in English | Oxford Dictionaries.
Retrieved July 1, 2017, from https://en.oxforddictionaries.com/definition/awareness
Oxford. (n.d.-b). knowledge - definition of knowledge in English | Oxford Dictionaries.
Retrieved July 1, 2017, from https://en.oxforddictionaries.com/definition/knowledge
Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi. (1993). Halal dan Haram Dalam Islam. (H. M. Hamidy,
Ed.). Surabay: bina ilmu.
Wong, K. K.-K. (2013). Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM)
Techniques Using SmartPLS. Marketing Bulletin, 24(1), 1–32.
https://doi.org/10.1108/EBR-10-2013-0128
Yunos, R. M., Mahmood, C. F. C., & Mansor, N. H. A. (2014). Understanding Mechanisms
to Promote Halal Industry-The Stakeholders’ Views. Procedia - Social and Behavioral
Sciences, 130, 160–166. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.04.020
Zawanah, Munir, & Muhaimin, A. (2008). HALAL: ANTARA TUNTUTAN AGAMA DAN
STRATEGI EKONOMI1.
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 20
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017
Page 21
Faktor-faktor ..., Afif Setya Ramadhan, FEB UI, 2017