-
1Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit Pada Bank
KonvensionalDan Sistem Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah
OlehAmelia Ika Pratiwi, SE.,MSA.,CA
Abstraksi
This study aimed to analyze the ratio of PT. BRI (Persero) Tbk,
and PT. BRISyariah are focused on lending and financing, using the
descriptive approach.The data used are primary data and secondary
data on the PT. BRI (Persero) Tbkand PT. BRI Syariah. Based on the
results of research studies that have beendiscussed, it can be
concluded that the ratio of lending procedures at PT. BRI(Persero)
Tbk and PT BRI Syariah, murabaha financing. BRI Syariah can be
seenclearly in the agreement (contract) credit, which in the credit
agreement on thePT. BRI (Persero) Tbk. not limited by halal and
haram (free of contract in anycase), while the PT. BRI Syariah
murabaha contract should be limited by thethings that are good (not
free of contract) must be in accordance with Islamiclaw.In the
provision of credit at PT. BRI (Persero) Tbk.Keyword: Credit,
Murabahah Financing
1. Latar BelakangPerbankan menurut UU No. 10 Tahun 1998 adalah
segala sesuatu yang
berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara danproses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Keberadaan bank merupakan halyang penting dalam dunia usaha.
Keterkaitan antara dunia usaha dengan lembagakeuangan bank memang
tidak bisa dilepaskan apalagi dalam pengertian investasidan kredit.
Dimana kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
berdasarkanpersetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lainyang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktutertentu dengan pemberian bunga (Kasmir,
2008).
Bank konvensional di Indonesia masih mengandalkan pendapatan
daripenyaluran kredit, bahkan penyaluran kredit tersebut menjadi
penggerakperekonomian di Indonesia. Sebagaimana umumnya Negara
berkembang, sumberutama investasi dan modal kerja di Indonesia
masih didominasi oleh penyalurankredit perbankan
(Margono,2008).
Fungsi utama perbankan yaitu menghimpun dana dari masyarakat
sebagaipemilik dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Salah
satu sumberpendapatan bank yang paling utama adalah dari penyaluran
kredit, baik untukkredit investasi, modal kerja, maupun konsumsi.
Dalam menjalankan fungsi banktersebut sebagian kalangan masyarakat
memandang bahwa dengan sistemkonvensional ada hal-hal yang tidak
sesuai dengan keyakinan masyarakatIndonesia yang mayoritas beragama
Islam khususnya yang menolak adanyapenetapan imbalan dan penetapan
beban yang dikenal dengan "bunga" dantermasuk riba.
-
2Dalam hal riba Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkansisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang
yang beriman. Maka jikakamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa
riba) maka ketahuilah, bahwa Allahdan Rasul-Nya akan memerangimu.
Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilanriba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula)dianiaya. (Q.S Al-
Baqarah: 278-279).
Sistem ekonomi syariah sejalan dengan UU No. 10 Tahun 1998
tentangPerubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang
harusdisempurnakan berdasarkan prinsip kehati-hatian. Itulah yang
menjadi dasardiberlakukannya dua sistem (dual banking syistem)
dalam perbankan yangdilakukan secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah, dan khususbagi bank syariah hanya
menggunakan prinsip syariah.
Pembiayaan dalam syariah Islam ada dua yaitu mudharabah
danmusyarakah. Mudharabah adalah suatu perjanjian pembiayaan antara
bankdengan debitur, dimana bank menyediakan 100% pembiayaan bagi
usaha kegiatantertentu dari debitur. Sedangkan musyarakah adalah
suatu perjanjian pembiayaandimana bank menyediakan sebagian dari
pembiayaan bagi usaha tertentu,sebagian lagi disediakan oleh
debitur. Perbedaan mendasar pemberian kredit ataupembiayaan antara
bank konvensional dengan bank syariah yaitu, Bank syariahtidak
menggunakan sistem bunga sebagai dasar untuk menentukan imbalan
yangakan diterima atas jasa pembiayaan yang diberikan, demikian
pula imbalan yangakan diberikan kepada nasabah atas dana yang
dititipkan kepada bank. Sedangkandalam bank konvensional penentuan
imbalan didalam penyaluran dana kepadamasyarakat dihitung dalam
bentuk bunga yang dinyatakan dalam persentasetertentu. Dalam bank
konvensional, hubungan antara pihak bank dan nasabahmenjadi tidak
seimbang, karena bank selalu berada pada posisi tawar yang
lebihtinggi daripada nasabah.
Berdasarkan perbedaan sistem tersebut, maka penelitian ini
mengkajitentang perbandingan antara bank konvensional dan bank
syariah khususya dalampenyaluran dananya atau yang biasa dikenal
dengan kredit atau pembiayaan.Objek dalam penelitian ini adalah PT.
Bank Rakyat Indonesia, merupakan salahsatu bank umum milik
pemerintah yang terbesar di Indonesia. Berdasarkan latarbelakang
yang telah peneliti uraikan diatas maka peneliti mengangkat judul
:Analisis Perbandingan Sistem Pemberian Kredit PT. BRI (Persero),
Tbk.dan Sistem Pembiayaan PT. BRI Syariah.
2. Tinjauan Pustaka2.1 Pengertian Bank
Bank merupakan lembaga intermediatory yang berfungsi
menyalurkanuang dari unit surplus kepada unit defisit. Pengertian
bank menurut Kasmir(2008:25) Bank adalah lembaga keuangan yang
kegiatan usahanya adalah
-
3menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana
tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10
November1998 tentang perbankan Bank adalah badan usaha yang
menghimpun danadari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepadamasyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk
lainnya dalam rangkameningkatkan taraf hidup rakyat banyak.2.2
Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
Menurut Ismail (2011:38) perbedaan antara bank konvensional
danbank syariah adalah sebagai berikut:1. Investasi, bank syariah
dalam menyalurkan dananya kepada pihak
pengguna dana, sangat selektif dan hanya boleh menyalurkan
dananyadalam investasi halal. Sebaliknya bank konvensional
tidakmempertimbangkan jenis investasinya akan tetapi penyaluran
dananyadilakukan untuk perusahaan yang menguntungkan, meskipun
menurutsyariah Islam tergolong produk yang tidak halal.
2. Return, return yang diberikan oleh bank syariah kepada pihak
investordihitung dengan menggunakan sistem bagi hasil, sehingga
adil bagi keduapihak. Dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga,
bila bank syariahmemperoleh pendapatan besar maka nasabah investor
juga akan menerimabagi hasil yang besar, dan sebaliknya bila hasil
bank syariah kecil makabagi hasil yang dibagikan kepada nasabah
investor juga akan menurun.Dari sisi pembiayaan, bila nasabah
mendapat keuntungan besar maka banksyariah juga akan mendapat bagi
hasil yang besar, dan sebaliknya bilahasil yang diperoleh nasabah
kecil maka bank syariah akan mendapat bagihasil yang kecil juga.
Sebaliknya, dalam bank konvensional return yangdiberikan maupun
yang diterima dihitung berdasarkan bunga. Bungadihitung dengan
mengalikan antara persentase bunga dengan pokokpinjaman atau pokok
penempatan dana, sehingga hasilnya tetap.
3. Perjanjian, merupakan perjanjian yang dibuat antara bank
syariah dannasabah investor maupun pengguna dana sesuai dengan
kesepakatanberdasarkan prinsip syariah. Dalam perjanjian telah
dituangkan tentangbentuk return yang akan diterapkan sesuai akad
yang diperjanjikan.Sedangkan perjanjian yang dilaksanakan antara
bank konvensional dannasabah adalah menggunakan dasar hukum
positif.
4. Orientasi, orientasi bank syariah dalam memberikan
pembiayaannyaadalah falah dan profit oriented. Bank syariah
memberikan pembiayaansemata-mata tidak hanya berdasarkan keuntungan
yang diperoleh ataspembiayaan yang telah diberikan akan tetapi juga
mempertimbangkanpada kemakmuran masyarakat. Sedangkan bank
konvensional akanmemberikan kredit kepada nasabah bila usaha
nasabah menguntungkan.
5. Hubungan bank dengan nasabah, bank bukan sebagai kreditor
tetapisebagai mitra kerja dalam usaha bersama antara bank syariah
dan debitur.Kedua pihak memiliki kedudukan yang sama. Sehingga
hasil usaha ataskerja sama yang dilakukan oleh nasabah pengguna
dana, akan dibagihasilkan dengan bank syariah dengan nisbah yang
telah disepakati bersamadan tertuang dalam akad.
-
46. Dewan pengawas, meliputi: Komisaris, Bank Indonesia, Bapepam
(untukbank syariah yang telah go public) dan dewan pengawas
syariah. Dewanpengawas syariah mempunyai tugas mengawasi jalannya
operasional banksyariah supaya tidak terjadi penyimpangan atas
produk dan jasa yangditawarkan oleh bank syariah sesuai dengan
produk dan jasa bank syariahyang telah disahkan oleh Dewan Syariah
Nasional (DSN).
7. Penyelesaian sengketa, permasalahan yang muncul di bank
syariah akandiselesaikan dengan musyawarah. Namun apabila
musyawarah tidak dapatmenyelesaikan masalah, maka permasalahan
antara bank syariah dannasabah akan diselesaikan oleh pengadilan
dalam lingkungan peradilanagama. Sedangkan bank konvensional akan
menyelesaikan sengketamelalui negosiasi atau melalui pengadilan
negeri setempat.
2.3 KreditKredit berasal dari bahasa Yunanai, yaitu credere yang
berarti
kepercayaan, atau dari bahasa Latin, yaitu creditum yang berarti
kebenaran.Menurut Kasmir (2008:96) Kredit adalah suatu penyediaan
uang ataupuntagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan ataukesepakatan pinjam meminjam antara pihak lain yang
mewajibkan pihakpeminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu denganpemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil
usaha.
Menurut Undang-Undang Republika Indonesia No. 10 Tahun 1998 bab1
pasal 1 ayat 11 tentang perbankan, kredit adalah penyediaan uang
atautagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan ataukesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan
pihak lain yangmewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktutertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan.2.4 Murabahah
Menurut Ismail (2011:138) murabahah adalah akad jual beli
atasbarang tertentu, dimana penjual menyebutkan harga pembelian
barang kepadapembeli kemudian menjual kepada pihak pembeli dengan
mensyaratkankeuntungan yang diharapkan sesuai jumlah tertentu.
Menurut Ismail (2011:139), Adapun prosedur atau skemapembiayaan
murabahah yaitu dapat dijelaskan pada gambar berikut:
Gambar 2.1Skema Proses Murabahah
-
52.5 Kerangka Konseptual
3. Metedologi Penelitian3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah deskriptif. Menurut
Indriantorodan Supomo (2009:26) Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuanuntuk melakukan pengukuran yang cermat dan
sistematis terhadap peristiwatertentu dengan cara menafsirkan data
yang telah ada atau mendeskripsikanfakta yang terjadi.3.2 Jenis dan
Sumber Data1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif. MenurutIndriantoro (1999:30) data kualitatif adalah
analisis yang dilakukan dalambentuk uraian atau penjelasan atas
dasar kualitatif yang terkait dengan datalainnya untuk mendapatkan
kejelasan terhadap suatu kebenaran ataumemperoleh gambaran baru,
menguatkan gambaran yang sudah ada, atausebaliknya.
PT. BRI (Persero), Tbk. PT. BRI Syariah
Prosedur PemberianKredit
(Modal Kerja & investasi)Prosedur Pemberian
Pembiayaan Murabahah(Modal kerja & investasi)
Perbandingan
Kesimpulan
Analisis:1. Pengajuan berkas2. Penyelidikan berkas3. Wawancara
I4. On the spot5. Wawancara II6. Keputusan kredit7.
Penandatanganan
akad kredit8. Penyaluran atau
pencairan kredit
Analisis:1. Negosiasi &
persyaratan2. Akad jual beli3. Beli barang4. Kirim barang5.
Terima barang &
dokumen6. Bayar
-
62. Sumber Dataa. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah berupa data-data
hasilwawancara langsung dengan pihak-pihak yang berhubungan
langsung denganpemberian kredit yaitu Deksman (Customer service)
dan Mantri (Accountofficer) pada PT. BRI (Persero), Tbk. dan
pemberian pembiayaan yaituAccount Officer dan Financing
administration pada BRI Syariah.b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah sejarah perusahaan,
visi danmisi, struktur organisasi, data serta dokumen-dokumen dalam
pemberian kreditseperti: Surat Perjanjian Kredit (SPK), Surat
Pengakuan Hutang (SPH),Kwitansi pencairan, Akad murabahah.3.3
Metode Analisa Data
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah
analisisnon statistik. Metode ini cocok digunakan pada jenis
penelitian deskriptifyang bertujuan untuk menggambarkan suatu
fonemena dengan caramendeskripsikan fokus penelitian yang akan
diteliti. Adapun metode yangdigunakan dalam analisis ini
adalah:
1. Analisis prosedur pemberian kredit menurut Kasmir
(2008:115)a. Pengajuan berkas, dalam hal ni pemohon kredit
mengajukan kredit
dengan dilampiri berkas permohonan kredit.b. Penyelidikan berkas
pinjaman, bertujuan untuk mengetahui apakah
berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah
benar.c. Wawancara I, merupakan penyidikan kepada calon peminjam
dengan
langsung berhadapan dengan calon peminjam untuk
mengetahuikeinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.
d. On the spot, merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan
denganmeninjau objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.
e. Wawancara II, merupakan kegiatan perbaikan berkas jika
mungkin adakekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the
spotlapangan.
f. Keputusan kredit, yaitu untuk menentukan apakah kredit akan
diberikanatau ditolak.
g. Penandatanganan akad kredit, merupakan kelanjutan
diputuskannyakredit.
h. Penyaluran kredit, adalah pencairan atau pengambilan uang
sebagairealisasi dari pemberian kredit.
2. Analisis prosedur pemberian pembiayaan murabahah menurut
Ismail(2011:139)a. Negosiasi & persyaratan, bank dan nasabah
melakukan negosiasi
tentang rencana transaksi jual beli yang akan dilaksanakan.b.
Akad jual beli, bank melakukan akad jual beli dengan nasabah,
dimana
bank syariah sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli.c. Beli
barang, atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah
dan
nasabah maka bank syariah membeli barang dari supplier.d. Kirim
barang, Supplier mengirimkan barang kepada nasabah atas
perintah bank.
-
7e. Terima barang & dokumen, nasabah menerima barang dari
supplier danmenerima dokumen kepemilikan barang tersebut.
f. Bayar, setelah menerima barang dan dokumen, maka
nasabahmelakukan pembayaran kepada bank.
3. Berdasarkan analisis tersebut selanjutnya akan dilakukan
perbandinganantara prosedur pemberian kredit dan prosedur
pembiayaan murabahahpada PT. Bank Rakyat Indonesia.
4. Hasil dan Pembahasan4.1 Analisis Perbandingan Sistem
Pemberian Kredit Bank Konvensional
dan Sistem Pembiayaan Murabahah Bank Syariaha. Analisis
Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit Bank
Konvensional dan Prosedur Pembiayaan Murabahah BankSyariah.
Penelitian ini telah melakukan perbandingan dalammenganalisa
prosedur pemberian kredit dan pembiayaan murabahahantara bank
konvensional dan bank syariah studi kasus pada PT. BRI.Hasil dari
perbandingan tersebut selanjutnya akan dianalisis dandibahas guna
mengetahui perbandingan prosedur pemberian kreditdan pembiayaan
murabahah pada PT. BRI. Analisis perbandinganprosedur pemberian
kredit dan murabahah pada PT. BRI dilakukandengan cara
membandingkan dikaitkan dengan teori-teori yangmendukung sehubungan
dengan prosedur pemberian kredit bankkonvensional dan prosedur
pembiayaan murabahah bank syariah.Hasil perbandingan prosedur
pemberian kredit BRI Konvensional danpembiayaan murabahah BRI
Syariah akan disajikan dalam analisisdan pembahasan yang akan
dirangkum dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1Analisis Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit dan
Pembiayaan Murabahah Serta Akad dan Perjanjian Kredit padaPT.
Bank Rakyat Indonesia
No BRI Konvensional BRI Syariah1. Dalam menilai kelayakan
calon
nasabah bank lebih menekankanpenilaian terhadap
aspekjaminan.
Dalam menilai kelayakan calonnasabah bank lebih
menekankanpenilaian terhadap karakter calonnasabah.
2. Perjanjian kredit BRIkonvensional tidak dibatasi olehhalal
dan haram (bebasberkontrak dalam hal apa saja).
Akad Murabahah BRI Syariahharus dibatasi oleh hal-hal yanghalal
dan baik (tidak bebasberkontrak) harus sesuai syariatIslam.
3. Perjanjian Kredit bank BRIKonvensional memakai prinsipbunga
dalam persentase pastiyang telah ditetapkan oleh bank.
Akad Murabahah BRI Syariahtidak memakai bunga melainkanmemakai
margin keuntungan yangpenetapannya ada kesepakatanbersama antara
bank dengannasabah.
-
84. BRI Konvensional tidak diawasioleh Dewan Pengawas
Syariah,hanya komite pemutus kredityaitu bagian analisis
kredit(account officer) dan kepala unit.
BRI Syariah diawasi oleh DewanPengawas Syariah dalammemutuskan
akad murabahah,agar sesuai dengan prinsip syariahdan tidak keluar
dari tuntunansyariah, dan juga diketahui olehkomite pemutus kredit
danpimpinan cabang.
5. Perjanjian kredit BRIKonvensional tertuang jumlahkredit, suku
bunga, jangkawaktu, cara pembayaran, dendaketerlambatan
angsuran,jaminan, asuransi, dll
Akad murabahah BRI Syariahtertuang jumlah pembiayaan,margin
keuntungan, jangka waktu,cara pembayaran, dendaketerlambatan
angsuran, jaminan,asuransi syariah, uang muka, dll
6. Penandatanganan PerjanjianKredit oleh BRI Konvensionalyakni
pihak pertama dan pihakkedua. Pihak pertama oleh bankBRI
(penandatanganandilakukanoleh kepala unit) dan pihakkedua oleh
nasabah.
Penandatanganan AkadMurabahah oleh BRI Syariahyaitu pihak
pertama BRI Syariah(pimpinan cabang dan sertadiketahui oleh Dewan
PengawasSyariah) dan pihak kedua olehnasabah.
7. Didalam pemberian kredit BRIKonvensional, pihak
bankmemberikan uang kepadanasabahnya.
Didalam pemberian pembiayaanmurabahah BRI Syariah, pihakbank
memberikan barang kepadanasabahnya dan bukan uang.
Sumber : PT. Bank Rakyat IndonesiaDidalam menilai kelayakan
calon nasabah sebelum diberikan
fasilitas kredit atau pembiayaan pada bank BRI Konvensional
lebihmenekankan penilaian terhadap aspek jaminan yang lengkap,
dimanajaminan harus bisa mengcover seluruh pinjaman yang akan
diberikansedangkan pada BRI Syariah lebih mengutamakan pada
kepercayaan,dimana penilaian ditekankan pada aspek karakter calon
nasabah,apabila nasabah memiliki karakter yang baik atau akhlak
yang baikmaka ia akan berusaha sebaik mungkin untuk bisa membayar
angsuransesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya,
namun pihakbank juga tidak mengabaikan resiko yang bisa
terjadi.
Perjanjian atau Akad kredit pada bank BRI Konvensional
tidakdibatasi masalah halal atau haram, dan para nasabah bebas
berkontrakkredit untuk keperluan apa saja sedangkan Perjanjian atau
Akadpembiayaan murabahah BRI Syariah harus benar dan jelas
kemanaarah kredit ditujukan dan harus menjurus kearah yang halal
dan tidakmenyimpang dari syariat Islam, seperti untuk pembiayaan
grosirrokok, kafe dangdut, bisnis bola sodok, bisnis kolam renang
umum,bisnis diskotik, bisnis hiburan malam dan bisnis-bisnis yang
dilarangdidalam agama dan syariat Islam.
Didalam bank BRI konvensional memakai sistem keuntunganbunga
maka terdapat unsur riba, bunga berbunga, sedangkan didalam
-
9bank BRI syariah tidak terdapat unsur riba dan tidak memakai
bungamelainkan memakai margin keuntungan yang diperoleh dari
transaksijual beli antara bank dan nasabah. Dari sistem keuntungan
yangditerapkan oleh BRI Konvensional maka dari pendapatan bunga
itulahyang ditentang dalam ajaran syariat Islam, sedangkan
sistemkeuntungan yang diambil dari bank syariah yakni dari
pendapatanmargin. Sesuai dengan Landasan syariah yang menyebutkan
bahwa:
...Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkanriba... (Al-Baqarah : 275).
Pada BRI Konvensional, suku bunganya sudah ditetapkan olehbank
dalam persentase pasti, dan pemberian bunga akan disesuaikandengan
jumlah pinjaman yang diminta oleh nasabah, baik untuk
kreditinvestasi maupun kredit modal kerja. Sedangkan didalam
pembiayaanmurabahah pada BRI Syariah penentuan besarnya margin
keuntungandari pembiayaan yang akan diberikan harus ada kesepakatan
bersamaantara bank dengan nasabah.
Didalam BRI konvensional tidak terdapat Dewan PengawasSyariah,
sedangkan dilingkungan BRI syariah harus terdapat DewanPengawas
Syariah, karena untuk mengawasi jalannya operasional bankuntuk
selalu murni dalam syariah dan tidak menyimpang dari
aturannorma-norma yang berlaku didalam tuntunan umat Islam.
Pada BRI Konvensional bunga sebagai Objek atau Komoditi,bank
memberikan kredit modal kerja atau investasi dengan carameminjamkan
atau memberikan pinjaman sejumlah uang tertentu yangdibutuhkan
nasabah untuk mendanai seluruh kebutuhan yangdiperlukannya,
sedangkan pada BRI Syariah barang sebagai objek,bank memberikan
pembiayaan murabahah investasi atau murabahahmodal kerja tidak
dengan memberikan uang kepada nasabah melainkanbarang atau objeknya
dengan sistem jual beli barang atas barang yangdiinginkan nasabah
sesuai spesifikasi.
b. Analisis Perhitungan Suku Bunga dan Margin serta
PembayaranAngsuran pada BRI Konvensional dan BRI Syariah
1) Perhitungan kredit didalam manajemen bank BRI
Konvensionalmenggunakan sistem Flat Rate, dan dapat dilihat pada
tabel berikutini.
Tabel 4.2Perhitungan Kredit pada PT. BRI Tbk
Perhitungan Angsuran Kredit PT BRI TbkKebutuhan Investasi Rp.
12.000.000Jangka waktu 12 BulanSuku Bunga 1,93% Flat
Pokok Pinjaman Rp. 1.000.000
Bunga Rp. 231.600Angsuran Per Bulan Rp. 1.231.600
Tetap/Fixed
Sumber: PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
-
10
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumlah plafon
kreditRp.12.000.000,- dengan jangka waktu 1 tahun (12 bulan) dan
sukubunga yang berlaku saat itu adalah 1,93 % perbln (23,16%
perthn)flat. Pokok pinjaman sebesar Rp. 1.000.000,- diperoleh dari
jumlahplafon : jangka waktu (Rp.12.000.000,- : 12 bulan), Bunga
sebesarRp. 231.600,- diperoleh dari (bunga x pinjaman/plafon) : 12
bulanyaitu, (23,16% x Rp. 12.000.000,-) : 12 bulan. Jadi
angsuranperbulan yaitu Rp. 1.000.000,- + Rp. 231.600,- = Rp.
1.231.600,-.(tetap selama 1 tahun/ 12 bulan).
2) Sedangkan pada Bank BRI Syariah menerapkan prinsip
margin(keuntungan yang disepakati antara Bank dengan Nasabah,
akibatdari transaksi jual-beli murabahah) baik murabahah
investasimaupun modal kerja. Berikut ini disajikan tabel
angsuranmurabahah.
Tabel 4.3Perhitungan Pembiayaan Murabahah BRI Syariah
Perhitungan Angsuran Murabahah PT BRI SyariahKebutuhan Investasi
Rp. 12.000.000Uang Muka Rp. 4.000.000Pembiayaan Bank Rp.
8.000.000Jangka Waktu 12 BulanEkspektasi Margin 2 % Flat
Harga Beli Bank Rp. 8.000.000Margin Bank Rp. 1.920.000Harga Jual
Bank Rp. 9.920,000
Angsuran Per Bulan Rp. 826.666.67 Tetap / fixedSumber : PT Bank
Rakyat Indonesia Syariah
Dari tabel diatas dapat dilihat, kebutuhan investasi sebesarRp.
12.000.000, dan nasabah menyediakan uang muka sebesarRp.4.000.000,-
maka pihak bank BRI syariah membiayaiRp.8.000.000,- untuk jangka
waktu 1 tahun (12 bulan) denganmargin kesepakatan 2% perbln (24%
perthn). Harga Beli bankyaitu sebesar Rp. 8.000.000,- dengan Margin
keuntungan bankyaitu 2% x 8.000.000,- x 12 bulan = 1.920.000,-.
Jadi Harga Jual(HJ) bank yaitu = HB (Harga Beli) + M (Margin).
Harga Jual (HJ)= 8.000.000,- + 1.920.000,- = 9.920.000,-. Kemudian
angsuranperbulan HJ (Harga Jual) : JW (Jangka Waktu) = 9.920.000,-
:12bulan = 826.666.67 perbln (tetap selama 1 tahun atau 12
bulan).
3) Pada tabel 4.8 dibawah ini, pada kolom bank BRI
konvensionaldapat dilihat bahwa total angsuran kredit perbulannya
yakni Rp.1.231.600 bersifat tetap (fixed) artinya tidak akan
berubah,meskipun terjadi kenaikan atau penurunan tingkat suku bunga
yangditetapkan oleh BI, pembayaran angsuran tetap sampai
denganjangka waktu pelunasan. Sedangkan pada bank BRI
Syariah,angsuran pembiayaan perbulannya pada kolom BRI Syariah
yakniRp.826.666,67 dimana didalam pembiayaan murabahah baik
untukinvestasi maupun modal kerja, nasabah harus menyediakan
uang
-
11
muka sebagai tanda keseriusan nasabah untuk bisa
memperolehpembiayaan murabahah. Angsuran perbulan akan tetap atau
fixedsampai akhir pembiayaan sesuai dengan kesepakatan yang
telahditetapkan di akad. Didalam pembiayaan murabahah ini
nasabahtidak mendapat uang tetapi barang atau objek murabahah.
Pihakbank syariah memberikan barang bukan uang.
Tabel 4.4Perhitungan Bunga dan Margin pada BRI Konvensional
dan BRI SyariahBRI Konvensional BRI Syariah
Kredit Konvensional Pembiayaan MurabahahBunga
1,93%/bln(23.16%/tahun) flat Margin 2%/bln (24%/tahun) flatJangka
Waktu 1 Tahun (12 Bln) Jangka Waktu 1 Tahun (12 Bln)Pinjaman Rp.
12.000.000,- Pinjaman Rp. 12.000.000,- , Uang
Muka Rp. 4.000.000,-Angsuran Pokok =Rp.12.000.000,- :12 Bln =
Rp. 1.000.000,- perbln
Angsuran Pokok =Rp 8.000.000,-:12 Bln = Rp. 666.666,67
perbln
Bunga = (23.16 % x 12.000.000) :12bln = Rp. 231.600,- perbln
Margin = (24% x 8.000.000) : 12bln= Rp.160.000,- perbln
Angsuran perbln = Rp.1.231.600,- Angsuran perbln = Rp.
826.666,67Angsuran tetap, meskipun terjadikenaikan atau penurunan
tingkatsuku bunga BI.
Angsuran tetap sampai akhirpembiayaan, sesuai dengankesepakatan
diakad.
Sumber : Data diolah dari PT. Bank Rakyat IndonesiaBerdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahwa perhitungan
suku bunga atau margin pada BRI Konvensional maupun BRISyariah
tidak ada perbedaan karena sama-sama menggunakanmetode perhitungan
flate rate, dimana pembebanan bunga ataumargin setiap bulan tetap
dari jumlah pinjamannya, demikian pulapokok pinjaman setiap bulan
sama sampai kredit tersebut lunas.
4) Didalam BRI Konvensional apabila nasabah tidak
dapatmengembalikan angsuran tepat pada waktunya, maka bank
secaraotomatis memberlakukan bunga tidak hanya terhadap cicilan
yangmasih harus dibayar, tetapi juga terhadap bunga bulan
sebelumnya(bunga berbunga) artinya nasabah akan dikenakan tambahan
bungaatas keterlambatan pembayaran yaitu sebesar 50% x suku
bungapada saat itu x tunggakan (pokok+bunga), tambahan bunga
tersebutakan dikenakan apabila nasabah terlambat membayar lebih
dari 7hari masa kerja bank.
5) Sedangkan pada BRI Syariah apabila nasabah tidak
dapatmengembalikan angsuran tepat pada waktunya, maka nasabah
akandiberikan denda yang besarnya sesuai kesepakatan bersama
antarabank dengan nasabah. Itu dilakukan agar nasabah disiplin
dalammembayar angsuran. Denda tidak diberikan dalam
bentukpersentase namun diberikan dalam bentuk nominal. Denda
akandihitung perhari sejak keterlambatan pembayaran angsuran.
-
12
5. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti
bahas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa perbandingan prosedur pemberian kredit pada PT.
BRI(Persero), Tbk dan pembiayaan murabahah pada PT. BRI Syariah
dapat terlihatjelas didalam perjanjian (akad) kreditnya, dimana
didalam perjanjian kredit padaPT. BRI (Persero), Tbk. tidak
dibatasi oleh halal dan haram (bebas berkontrakdalam hal apa saja),
sedangkan pada PT. BRI Syariah akad murabahah harusdibatasi oleh
hal-hal yang baik (tidak bebas berkontrak) harus sesuai
dengansyariat Islam.
Didalam pemberian kredit pada PT. BRI (Persero), Tbk.
Bankmemberikan kredit dengan cara memberikan pinjaman sejumlah uang
tertentuyang dibutuhkan nasabah sedangkan pada PT. BRI Syariah,
bank memberikanpembiayaan murabahah tidak dengan memberikan uang
kepada nasabahmelainkan barang yang menjadi objek murabahah. Selain
itu pemberian kreditpada PT. BRI (Persero), Tbk. memakai sistem
bunga dalam persentase pasti yangtelah ditetapkan sebelumnya dan
dihitung dengan menggunakan metode flat rate,sedangkan pada PT. BRI
Syariah menggunakan margin keuntungan yangpenentuan besarnya margin
ada kesepakan bersama antara bank dengan nasabah,dan persentase
margin tidak akan berubah sampai akhir kontrak.
Daftar PustakaAmuaz, Perbedaan Karakteristik Bank Syariah dan
Bank Konvensional, 2008.Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2011.Rachdian , Perbedaan Antara Bank Syariah
Dan Bank Konvensional, 2011.